Kebijakan keluarga norwegia fitri m

27
Family Policies and Fertility: A Reflection on Trends and Possible Connections Marit Rønsen Fitri Meliani (I251120181) PROGRAM ILMU KELUARGA DAN PERKEMBANGAN ANAK DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013

Transcript of Kebijakan keluarga norwegia fitri m

Page 1: Kebijakan keluarga norwegia fitri m

Family Policies and Fertility: A Reflection on Trends and Possible

Connections

Marit Rønsen

Fitri Meliani (I251120181)

PROGRAM ILMU KELUARGA DAN PERKEMBANGAN ANAKDEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIAINSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013

Page 2: Kebijakan keluarga norwegia fitri m

Norwegia• Negara monarki

konstitusional dengan sistem pemerintahan demokratis parlemen.

• Raja memiliki kekuatan politik yang terbatas, namun menjadi simbol penting sebagai kepala negara dan wakil resmi masyarakat dan industri Norwegia.

• Memiliki luas 385.199 km², dengan populasi 5.038.100 jiwa (13 jiwa/ km²) dan terdiri dari 19 negara bagian.

Page 3: Kebijakan keluarga norwegia fitri m

Fakta tentang Norwegia• Sepuluh tahun terakhir, beberapa kali menduduki peringkat sebagai

negara terbaik untuk ditinggali (UNDP, 2009).• Menurut PBB, Norwegia adalah negara dengan kualitas hidup terbaik

di dunia.• World Economic Forum’s Global Gender Gap Report menempatkan

Norwegia sebagai negara pemimpin dalam mengurangi kesenjangan pria-wanita (saat ini 40% wanita dapat menempati kursi pemerintahan).

• Tingkat kemiskinan relatif rendah dibandingkan negara OECD lain.• Memiliki kekayaan sumber daya alam (minyak bumi dan perikanan)

terbesar di Eropa, sehingga menjadi pengekspor minyak terbesar di Eropa (sedangkan 80% kebutuhan listrik negara dari pembangkit air).

• GDP per kapita $54.200 (peringkat 8 dunia pada 2011).

• IPM sebesar 0,963, dengan angka kecakapan menulis dan membaca 100%.• Rata-rata penduduk dewasa menyelesaikan tingkat pendidikan upper-

secondary. Pendidikan gratis dan wajib 10 tahun, yaitu terdiri dari primary, lower secondary dan upper secondary).

• Rata-rata harapan hidup untuk laki-laki 76 tahun; wanita 5 tahun lebih lama.

• Organisasi nirlaba Save the Children Norwegia menduduki peringkat pertama sebagai tempat terbaik untuk melahirkan dan menjadi seorang ibu (karena pekerja kesehatannya satu banding satu dengan jumlah kelahiran bayi).

Page 4: Kebijakan keluarga norwegia fitri m

• Tujuan: melihat adanya kemungkinan hubungan antara fertilitas dengan kebijakan keluarga di Norwegia.

Pembahasan:1.Perbandingan trend fertilitas Norwegia dengan negara Nordik lainnya, juga Spanyol dan Jepang.

2.Komponen-komponen fertilitas.3.Overview kebijakan keluarga di Norwegia dan keterkaitannya dengan fertilitas.

Pendahuluan

Page 5: Kebijakan keluarga norwegia fitri m

Fertilitas di Norwegia• Pada pidatonya di tahun baru 2001, Mantan Perdana

Menteri Norwegia, Jens Stoltenberg, melakukan pidato di televisi pada Tahun Baru 2001, mengucapkan selamat kepada orangtua Norwegia, khususnya ibu, karena telah melahirkan begitu banyak anak-anak di tahun sebelumnya (2000).

• Hal ini karena dibandingkan dengan negara Barat lainnya, hanya di Norwegia para wanita bisa memiliki anak lebih banyak.

• Di saat yang sama, wanita juga mendapatkan pendidikan yang tinggi dan menjadi bagian dalam ketenagakerjaan.

• Menurut Mr Stoltenberg, “Kesuburan tinggi dapat dianggap sebagai rasa optimisme mengenai masa depan dan mencerminkan ‘kualitas’ masyarakat kita”.

Page 6: Kebijakan keluarga norwegia fitri m

Trend Fertilitas Negara-negara Nordik

Page 7: Kebijakan keluarga norwegia fitri m

Perbandingan dengan Spanyol dan Jepang

Page 8: Kebijakan keluarga norwegia fitri m

Komponen Fertilitas di Norwegia

Page 9: Kebijakan keluarga norwegia fitri m

Faktor penyebab:• Tersedianya berbagai macam kontrasepsi dan kemudahan

akses aborsi menjadikan wanita masa kini lebih bebas memilih kapan melahirkan dan berapa banyak anak yang ingin dimiliki.

• Pada waktu yang sama, semakin luas akses pendidikan dan partisipasi dalam ketenagakerjaan bagi wanita meningkatkan kemandirian wanita dalam hal finansial.

• Berkembangnya persamaan gender. • Bentuk keluarga baru, seperti cohabitation, tanpa

menikah secara formal.

Penundaan memiliki anak terlihat berbeda pada setiap cohort-nya. Dalam hal ini, pendidikan menjadi faktor penentu yang penting.

Delayed Childbearing

Page 10: Kebijakan keluarga norwegia fitri m

Grafik Kelahiran Anak Pertama

Page 11: Kebijakan keluarga norwegia fitri m

Grafik Kelahiran Anak Pertama Berdasarkan

Pendidikan Ibu

Page 12: Kebijakan keluarga norwegia fitri m

Peningkatan Level Pendidikan Wanita pada 1935-1965

Page 13: Kebijakan keluarga norwegia fitri m

• Peningkatan delayed childbearing terlihat dari mulai tahun 1950-an, dimana 10% wanita tetap childlessness.

• Namun terlihat dalam grafik, adanya penurunan childlessness pada wanita dengan pendidikan paling tinggi. Hal ini dikarenakan mulai adanya program kebijakan keluarga, dimana wanita bisa mengkombinasikan pekerjaan dan mengasuh anak.

• Dengan adanya kebijakan keluarga, wanita dengan level pendidikan tertinggi memiliki alasan yang sama dengan wanita di level pendidikan di bawahnya untuk memilih memiliki atau tidak memiliki anak.

• Pada wanita dengan pekerjaan perawat dan guru, tingkat childlessness sangat rendah, karena dua pekerjaan ini family-oriented sekaligus work-oriented. Selain itu, luasnya kesempatan kerja dan waktu kerja yang fleksibel menjadikan situasi kondusif untuk mereka memiliki anak.

Increasing childlessness

Page 14: Kebijakan keluarga norwegia fitri m

Grafik Childlessness Berdasarkan Level Pendidikan

Wanita

Page 15: Kebijakan keluarga norwegia fitri m

• Di Norwegia, sangat umum bagi ibu dengan satu anak untuk melahirkan anak lagi.

• Hampir 80% ibu memiliki 2 anak.

• Penurunan terjadi secara drastis setelah Perang Dunia.

Variasi Jumlah Anak

Page 16: Kebijakan keluarga norwegia fitri m

Grafik Variasi Jumlah Anak

Page 17: Kebijakan keluarga norwegia fitri m

• Pendidikan berperan penting dalam hal timing menjadi ibu dan proporsi childlessness.

• Sebelum perang dunia ke-II, variasi jumlah anak berdasarkan level pendidikan cenderung jauh.

• Namun pasca PD II, variasi ini cenderung mendekat pada setiap level pendidikan menuju angka 2, yaitu kecenderungan memilih untuk memiliki 2 anak.

• Pada wanita dengan level pendidikan tinggi, justru meningkat, karena ada kecenderungan untuk memiliki anak lebih dari satu (Lappegard, 1999).

• Menurut beberapa penelitian mengenai data kependudukan Norwegia dari tahun ke tahun, kecenderungan memiliki 2-3 anak ini memperlihatkan kesuksesan kebijakan keluarga di Norwegia.

Penurunan Kesenjangan Pendidikan

Page 18: Kebijakan keluarga norwegia fitri m

Grafik Variasi Jumlah Anak Berdasarkan Level Pendidikan

Page 19: Kebijakan keluarga norwegia fitri m

• Berakar dari kebijakan sosial yang banyak diarahkan untuk kepentingan keluarga.

• Tidak semata-mata dimotivasi oleh pro-natalist, namun lebih kepada ideologi kesetaraan gender dan peduli terhadap well-being anak dan keluarga.

• Fokus kebijakan keluarga di Norwegia adalah:- Orang tua- Anak-anak

• Pembayaran cuti yang berkaitan dengan kelahiran

digaransi oleh the National Insurance Act (sejak 1956).

Program Kebijakan Keluarga

Page 20: Kebijakan keluarga norwegia fitri m

Program Kebijakan Keluarga

Page 21: Kebijakan keluarga norwegia fitri m

1. In-cash:o Cuti ibu: Ibu setidaknya telah bekerja 6 bulan sebelum

melahirkan utk mendapatkan kompensasi, yaitu 52 minggu dengan kompensasi 80% (1987), atau 42 minggu dengan kompensasi 100% (1993) tax-free cash payment at birth antara €4,700 atau $6,700 (2002).

o Jika ibu tidak masuk dalam kualifikasi di atas krn belum bekerja minimal 6 bulan, maka hanya akan mendapat kompensasi NOK 32.138 atau €3900 (2002).

o Cuti ayah: daddy quota, 4 minggu setelah melahirkan (Amandemen 1993). Pada 1996, 80% ayah telah menggunakan program ini, khususnya pada ayah yg tdk mau berbagi parental leave dengan ibu.

o Kedua orang tua dapat memperpanjang cuti tanpa bayaran selama 1 tahun, dan dengan garansi tidak akan kehilangan pekerjaan.

*Ket: Parental leave dapat dibagi baergantian antara ayah dan ibu. Pada 3 minggu sebelum sampai 6 minggu sesudah melahirkan dikhususkan untuk ibu saja.

Mode of Delivery

Page 22: Kebijakan keluarga norwegia fitri m

2. In-kind:o Subsidi day care swasta: orang tua membayar 44,5%.o Subsidi day care umum: orang tua membayar 28,8%.o Ada diskon untuk siblings (adik-kakak)o Bagi orang tua yang tidak menggunakan jasa day care

full-time (32 jam per minggu) akan mendapat kompensasi sebesar NOK 3.657 (€450).

o Normalnya, di kota besar, orang tua menghabiskan $704 atau €440 per bulan untuk membayar day care. Dengan subsidi, menjadi $448 atau €280 per bulan.

o Jaminan bagi anak 0-12 bulan yang masih dalam pengasuhan orang tua sebesar 66%

o Jaminan bagi anak 1-2 tahun sebesar 41%o Jaminan bagi anak 3-5 tahun sebesar 83%

Sumber: - Ministry of Children and Family Affairs- Statistics Norway

Mode of Delivery

Page 23: Kebijakan keluarga norwegia fitri m

Sumber: Lappegard, 2008

Page 24: Kebijakan keluarga norwegia fitri m

Sumber: Lappegard, 2008

Page 25: Kebijakan keluarga norwegia fitri m

• Dengan perspektif memiliki kesetaraan yang sama dengan laki-laki dalam berpartisipasi di masyarakat, wanita di Norwegia saat ini mendapat akses pendidikan tinggi dan dalam pasar kerja,

• Berdasarkan perjalanan negara Nordik, anak-anak selalu akan menjadi bagian dari rencana wanita dan laki-laki jika negara siap memberikan tanggung jawab dan dukungan penuh dalam hal biaya.

• Dua isu kebijakan di Norwegia mencakup:1. Memungkinkan wanita mengasuh anak dan tetap bekerja2. Mendorong kesetaraan gender dan keterlibatan ayah yang lebih besar dalam pengasuhan anak.

• Beberapa bukti penelitian memperlihatkan bahwa program perpanjangan cuti orangtua dapat meningkatkan fertilitas.

• Penyediaan day-care adalah instrumen kunci sebagai mediasi kehidupan keluarga dan pekerjaan di negara-negara barat.

Kesimpulan

Page 26: Kebijakan keluarga norwegia fitri m

Gudvangen, Norway

Page 27: Kebijakan keluarga norwegia fitri m

TerimaKasih

Takk