Kasyf el Fikr Volume 1, Nomor 2, Desember 2014 fileIslam itu dilaksanakan, misalkan bahasa Inggris,...
Transcript of Kasyf el Fikr Volume 1, Nomor 2, Desember 2014 fileIslam itu dilaksanakan, misalkan bahasa Inggris,...
Kasyf el Fikr Volume 1, Nomor 2, Desember 2014
1
PERAN BAHASA ASING DALAM MENCAPAI TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
Ulin Nuha1
Abstract
This writing is aimed to describe the meaning of Islamic education and the
meaning of foreign language. It is also aimed to describe the roles of the foreign language,
especially English in achieving the goals of Islamic education.The goals are the maturity
of Islamic spiritual behavior, the maturity of Islamic socialbehavior, the maturity of
knowledge or their intellectual maturity, and thematurity of skill. One of the important
rolesof the foreign language in achieving the goals is as a means of the Islamic propaganda
to the whole people in the world.
Key words: Islamic education, foreign language, and the goals of Islamic education
A. Pendahuluan
Pendidikan Islam merupakan dasar manusia untuk mengawali kehidupan serta
sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia dari aspek-aspek rohaniah
dan jasmaniah menuju ke arah kedewasaan atau kematangan sesuai dengan nilai-nilai
ajaran Islam yang berlangsung secara bertahap. Kedewasaan atau kematangan tersebut
berujung pada optimalisasi perkembangan dan pertumbuhan melalui proses demi proses
kearah tujuan akhir pendidikan Islam, yaitu menjadi manusia yang sempurna (insan kamil)
yang berarti sempurna dalam segala hal, sekalipun diyakini baru hanya Nabi Muhammad
SAW yang telah mencapai kualitasnya.2
Dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, pendidikan Islam yang
merupakan pendidikan rahmatan lil alamin tersebut dilaksanakan melalui tahapan-tahapan
dan berjenjang baik dalam bentuk pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun
pendidikan tinggi dengan melibatkan unsur-unsur pendidikan serta menggunakan sarana
dan prasarana yang dibutuhkan. Di antara unsur-unsur pendidikan tersebut adalah adanya
interaksi antara pendidik dan peserta didik dan isi atau materi didik. Interaksi antara
pendidik dan peserta didik bisa terjadi melalui sarana komunikasi yang disebut dengan
bahasa, sedangkan isi materi pendidikan juga tertuang melalui bahasa, yang keduanya bisa
dalam bentuk bahasa isyarat, lisan, maupun tulisan.
1 Penulis adalah Dosen Tetap Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus 2 Muslim Usa dan Aden Wijdan SZ., Pemikiran Islam dalam Peradaban Industrial, Aditya Media,
Yogyakarta, 1997, hlm. 32.
Kasyf el Fikr Volume 1, Nomor 2, Desember 2014
2
Bahasa, di samping sebagai sarana komunikasi, juga memiliki peran yang sangat
penting dalam urusan kehidupan manusia baik yang terkait dengan pengembangan ilmu
pengetahuan, pendidikan, teknologi, ekonomi sosial, maupun permasalahan umat manusia
yang lain. Dengan berbahasa, manusia dapat mengungkapkan perasaan untuk memperoleh
sesuatu, menyampaikan informasi, berinteraksi dengan orang lain, dan mengontrol
perilaku orang lain serta menciptakan dunia imajinatif.
Era globalisasi yang ditandai dengan arus komunikasi yang begitu dahsyat
menuntut manusia pengambil kebijakan di bidang bahasa bekerja lebih keras untuk lebih
menyempurnakan dan meningkatkan semua sektor yang berhubungan dengan masalah
pembinaan bahasa. Globalisasi memang tidak dapat dihindari. Akulturasi bahasa nasional
dengan bahasa dunia pun menjadi lebih terasa perannya. Menguasai bahasa dunia dinilai
sangat penting agar dapat bertahan di era modern ini, termasuk mempertahankan dunia
pendidikan Islam.
Adanya berbagai macam bahasa yang berbeda di dunia ini menuntut manusia
untuk dapat menguasainya, setidaknya satu atau lebih bahasa lain yang bukan bahasa
aslinya. Dengan kata lain, di samping bahasanya sendiri manusia juga butuh bahasa lain
atau bahasa yang asing baginya yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi yang
lebih luas serta untuk berinteraksi dengan urusan kehidupan dalam komunitas yang
berbeda. Penguasaan bahasa asing ini dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan
kemampuan yang telah dimilikinya termasuk pengetahuan dan wawasan tentang
pendidikan Islam.
Bahasa asing merupakan bahasa yang bukan bahasa asli dari tempat pendidikan
Islam itu dilaksanakan, misalkan bahasa Inggris, Arab, Perancis, Cina, dan sebagainya.
Namun, bahasa asing yang mendominasi dalam pendidikan di dunia ini adalah bahasa
Inggris.Bahasa yang paling banyak digunakan di bumi ini adalah Bahasa Inggris dengan
penutur mencapai 500 juta jiwa. Bahasa ini banyak diadopsi menjadi bahasa resmi di
beberapa negara dan organisasi international. Tercatat ada 53 negara dan 10 organisasi
internasioanal yang memakai bahasa Inggris sebagai bahasa resmi. Selain itu, hampir
semua negara di dunia menerapkan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua setelah bahasa
nasionalnya masing-masing.3 Sedangkan bahasa Arab merupakan bahasa utama yang
digunakan dalam landasan dasar pendidikan Islam. Oleh karena, yang dimaksud dengan
bahasa asing dalam tulisan ini terutama adalah bahasa Inggris.
Bahasa asing, khususnya bahasa Inggris merupakan bagian integral yang tidak
dapat dipisahkan dari proses kegiatan pendidikan. Hal tersebut ditegaskan dan dikuatkan oleh
pemerintah dengan memasukkan bahasa Inggris ke dalam kurikulum pendidikan nasional yang
menjadi dasar acuan pendidikan Islam. Pemerintah secara khusus memberikan perhatian pada
3Pentingnya Bahasa untuk Menguasai Pengetahuan, http://www.asal-usul.com/2010/06/10-bahasa-
paling-banyak-digunakan-dunia.html.
Kasyf el Fikr Volume 1, Nomor 2, Desember 2014
3
pembelajaran bahasa Inggris dengan memberlakukan kurikulum 2004 melalui kurikulum
muatan lokal, yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, Peraturan Menteri Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi dan Peraturan Menteri Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompentensi
Kelulusan.Dan yang terbaru adalah Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32 Tahun 2013
tentang Standar Nasional Pendidikan dengan menggunakan (KI) Kompetensi Inti sebagai
ganti dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikanyang menggunakan (SK) Standar Kompetensi.4
Adanya bahasa asing yang dimasukkan dalam kurikulum nasional tersebut
merupakan salah satu bagian dari usaha mencapai keberhasilan pendidikan
nasionalsebagaimana yang tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.5
Jadi bahasa asing merupakansalah satu bagian usaha untuk mendapatkan keberhasilan
pencapaian tujuan pendidikan nasional dengan nilai nilai mulia, berakhlak, berilmu, kreatif
dan memiliki karakter yang dikembangkan dalam bentuk sikap spiritual maupun
sosialyang sejalan dengan tujuan pendidikan Islam. Berdasarkan uraian tersebut, penulis
ingin menganalisis lebih jauh tentangperan bahasa asing dalam mencapai tujuan
pendidikan Islam.
B. Pendidikan Islam
1. Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan merupakan suatu proses pendewasaan atau proses generasi muda untuk
dapat menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan
efisien. Pendidikan lebih daripada pengajaran, karena pengajaran sebagai suatu proses
transfer ilmu belaka, namun pada hakekatnya pendidikan mencakup kegiatan mendidik,
mengajar, dan juga melatih. Kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai suatu usaha untuk
mentransformasikan nilai-nilai. Dalam pelaksanaannya, ketiga kegiatan tersebut harus
berjalan secara serempak dan terpadu, berkelanjutan, serta serasi dengan perkembangan
anak didik beserta lingkungannya. Nilai-nilai yang ditransformasikan mencakup nilai-nilai
4 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas PP No 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan. 5 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(SISDIKNAS), CV Nuansa Mulia, Bandung.
Kasyf el Fikr Volume 1, Nomor 2, Desember 2014
4
keagamaan, nilai-nilai budaya, nilai-nilai pengetahuan dan teknologi, serta nilai-nilai
keterampilan. Nilai-nilai yang ditanamkan tersebut dalam rangka mempertahankan,
mengembangkan, dan bahkan mengubah mengubah kebudayaan yang dimiliki masyarakat
jika perlu.6
Seorang ahli paedagogik dari Belanda, Langeveld, mengemukakan tentang batasan
pengertian pendidikan, yaitu bahwa pendidikan adalah suatu bimbingan yang diberikan
oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai tujuan, yaitu
kedewasaan. Bimbingan tersebut memiliki tiga aspek yang terkait dengan pendidikan,
yaitu bimbingan sebagai suatu proses, orang dewasa sebagai pendidik dan anak sebagai
peserta didik atau manusia yang belum dewasa, dan yang terakhir adalah tujuan
pendidikan. Dengan menggunakan istilah bimbingan, secara filosofis dapat dihayati bahwa
pendidikan itu merupakan suatu usaha yang disadari, bukan suatu usaha yang
serampangan begitu saja, harus dipertimbangkan segala akibat dari perbuatan-perbuatan
mendidik tersebut.7
Pengertian pendidikan yang dikemukakan dalam GBHN 1973 juga sejalan dengan
pendapat Langeveld, bahwa pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha sadar untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan peserta didik di dalam dan di luar sekolah
dan berlangsung seumur hidup.
Tokoh sosiologi Perancis, Emile Durkheim (1858-1917), memberikan batasan
tentang pendidikan sebagai fakta sosial yang memiliki tiga ciri utama, yaitu pertama
bahwa pendidikan berada di luar individu, fakta sosial bersifat relatif langsung karena ia
sudah ada sebelum individu lahir dan tetap ada biarpun individu meninggal, contoh
bahasa, agama, dan adat istiadat. Yang kedua yaitu, memiliki daya paksa pada individu
untuk melaksanakannya dan mentaatinya. Setiap orang merasa wajib menggunakan agar
dapat berkomunikasi dengan orang lain atau adat istiadat tertentu. Ketiga, fakta sosial itu
tersebar di kalangan masyarakat dan menjadi milik masyarakat. Durkheim berpendapat
bahwa masyarakatlah yang membentuk manusia sehingga menjadi mahluk sosial dan
melakukan proses sosialisasi yang berlangsung seumur hidup.8
Proses sosialisasi inilah yang disebut pendidikan yang merupakan proses
homogenisasi sosial dengan tujuan menyiapkan tiap individu agar menjadi warga
masyarakat yang baik. Tujuan pendidikan adalah melahirkan dan mengembangkan
jasmani dan rohani, sikap dan intelgensi setiap individu agarsesuai dengan tuntutan politis
masyarakat secara keseluruhan dan lingkungan khusus tempat dirinya akan hidup. Dengan
6 Achmad Munib, Pengantar Ilmu Pendidikan, PT. UNNES Press, Semarang, 2009, hlm. 29 7 Ibid. h. 26. 8 Retno Sriningsih Satmoko, Landasan Kependidikan; Pengantar ke Arah Ilmu Pendidikan Pancasila,
IKIP Semarang Press, Semarang, 1999, hlm. 161.
Kasyf el Fikr Volume 1, Nomor 2, Desember 2014
5
demikian, pendidikan merupakan sarana penyiapan individu agar hidup bermasyarakat
yang disiapkan oleh masyarakat itu sendiri.
Pengertian pendidikan secara umum yang dihubungkan dengan Islam (sebagai
suatu sistem keagamaan) menimbulkan pengertian-pengertian baru, yang secara implisit
menjelaskan karakteristik-karakteristik yang dimilikinya. Pengertian pendidikan dengan
seluruh totalitasnya dalam konteks Islam inheren dengan konotasi istilah at-tarbiyah
(pengetahuan tentang ar-rabb), at-ta’lim (ilmu teoritik, kreativitas, komitmen tinggi dalam
mengembangkan ilmu, serta sikap hidup yang menjunjung tinggi nilai-nilai ilmiah), dan
at-ta’dib (integrasi ilmu dan amal) yang harus dipahami secara bersama-sama. Ketiga
istilah ini mengandung makna yang mendalam menyangkut manusia dan masyarakat serta
lingkungan yang dalam hubungannya dengan Tuhan saling berkaitan satu sama lain. Jadi
pendidikan Islam merupakan suatu pendidikan yang bersifat universal dengan karakter dan
nilai-nilai ajaran Islam.
Para ahli pendidikan Islam telah mencoba memformulasi pengertian pendidikan
Islam secara bervariatif, di antara pengertian-pengertian tersebut adalah:9
1. Al-Syaibany mengemukakan bahwa pendidikan agama Islam adalah proses
mengubah tingkah laku individu peserta didik pada kehidupan pribadi, masyarakat
dan alam sekitarnya. Proses tersebut dilakukan dengan cara pendidikan dan
pengajaran sebagai sesuatu aktivitas asasi dan profesi di antara sekian banyak profesi
asasi dalam masyarakat.
2. Muhammad fadhil al-Jamaly mendefenisikan pendidikan Islam sebagai upaya
pengembangan, mendorong serta mengajak peserta didik hidup lebih dinamis dengan
berdasarkan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia. Dengan proses
tersebut, diharapkan akan terbentuk pribadi peserta didik yang lebih sempurna, baik
yang berkaitan dengan potensi akal, perasaan maupun perbuatanya.
3. Ahmad D. Marimba mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan atau
pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani
peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama (insan kamil).
4. Ahmad Tafsir mendefenisikan pendidikan Islam sebagai bimbingan yang diberikan
oleh seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.
Athiyah Al-Abrasy juga menegaskan bahwa pendidikan Islam adalah
mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air,
tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya, pola pikirnya teratur dengan rapi,
perasaannya halus, profesional dalam bekerja dan manis tutur sapanya.10
9 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Persfektif Islam, PT. Remaja Rosdakarya, 2005, hlm. 45. 10Abd. Rahman Abdullah, Aktualisasi konsep dasar Pendidikan Islam (rekonsstruksi pemikiran
tinjauan filsafat pendidikan Islam) Cet. I. Yogyakarta: UII Press.2002, hlm. 34-36.
Kasyf el Fikr Volume 1, Nomor 2, Desember 2014
6
Dari berbagi pengertian pendidikan Islam tersebut dapat disimpulkan bahwa
pendidikan Islam adalah upaya yang dilakukan secara sadar terhadap pengembangan
peseta didik menuju kearah terbentuknya manusia yang sempurna sesuai dengan nilai-nilai
ajaran Islam.
2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam
Dalam studi-studi pendidikan, sebutan “pendidikan Islam” pada umumnya
dipahami sebagai suatu ciri khas, yaitu jenis pendidikan yang berlatar belakang
keagamaan.Sebagai pendidikan yang dilatar belakangi keagamaan, landasan dasar
pendidikan tersebut tidak bisa lepas dari landasan keagamaan yang terkait.Oleh karena
itu,dasar pendidikan Islam sesuai dengan dasar agam Islam yang diyakini sebagai way of
life yaitu Qur’an dan Sunnah.Penetapan Qur’an dan Sunnah sebagai dasar pendidikan Islam
bukan hanya dipandang sebagai kebenaran yang didasarkan pada keimanan semata.Namun
justru karena kebenaran yang terdapat dalam kedua dasar tersebut dapat diterima oleh
nalar manusia dan dibolehkan dalam sejarah atau pengalaman kemanusiaan.
Qur’an telah menjelaskan bahwa tujuan hidup manusiaadalah untuk menciptakan
pribadi-pribadi hamba Allah yang selalu bertakwa kepadaNya, dan dapat mencapai
kehidupan yang berbahagia di dunia dan akhirat.11 Tujuan pendidikan Islam juga tidak
terlepas dari tujuan hidup manusia yaitu untuk mencapai kebahagian yang seimbang
anatara dunia dan akherat sebagaimana yang ada dalam ayat-ayat Qur’an tersebut.
Dapat dikatan juga bahwa tujuan pendidikan Islam adalah untuk mencapai
keseimbangan pertumbuhan kepribadian manusia secara menyeluruh yang dilakukan
melalui latihan jiwa, akal pikiran, diri manusia yang rasional, perasaan dan indra. Oleh
karena itu, pendidikan hendaknya mencakup pengembangan seluruh aspek fitrah peserta
didik, aspek spiritual, intelektual, imajinasi, fisik, ilmiah dan bahasa, baik secara
individual maupun kolektif, dan mendorong semua aspek tersebut berkembang ke arah
kebaikan dan kesempurnaan. Tujuan terakhir pendidikan Islam terletak pada perwujudan
ketundukan yang sempurna kepada Allah SWT, baik secara pribadi,komunitas, maupun
seluruh umat manusia.
Menurut al Syaibani12, tujuan pendidikan Islam adalah :
1. Tujuan yang berkaitan dengan individu, mencakup perubahan yang berupa pengetahuan,
tingkah laku masyarakat, tingkah laku jasmani dan rohani dan kemampuan-kemampuan
yang harus dimiliki untuk hidup di dunia dan di akhirat.
2. Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat, mencakup tingkah laku masyarakat, tingkah
laku individu dalam masyarakat, perubahan kehidupan masyarakat, memperkaya
pengalaman masyarakat.
11 Qur’an, S. Al-Dzariat: 56; S. Ali Imran: 102. 12 Omar Al-Syaibani, Falsafah Pendidikan Islam.Terj. Hasan Langgulung. Shah Alam: Hizbi, 1991,
hlm. 19.
Kasyf el Fikr Volume 1, Nomor 2, Desember 2014
7
3. Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu,
sebagai seni, sebagai profesi, dan sebagai kegiatan masyarakat.
Berdasarkan uraian tentang pengertian dan tujuan pendidikan Islam tersebut di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa secara garis besar, arah dan tujuan pendidikan Islam
adalah mencapai kedewasaan atau kematangan sikap spiritual dan kepribadian Islam,
kematangan intelektual dan kematangan keterampilan atau berkarya. Indikator kedewasaan
adalah adanya kemandirian, adanya tanggung jawab, dan adanya pengetahuan serta
mampu untuk melaksanakannya.13 Dalam kurikulum pendidikan 2013, tujuan
pembelajaran dalam pendidikan Islam dirumuskan dalam bentuk kompetensi pokok yang
disebut dengan Kompetensi Inti, yaitu kompetensi sikap spiritual dan sosial, kompetensi
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan.14
C. Bahasa Asing
1. Pengertian Bahasa Asing
Sudah merupakan suatu kenyataan bahwa di dalam kehidupan ini,manusia
mempergunakan bahasa sebagai sarana komunikasi. Bahasa adalah milik manusia.Bahasa
adalah salah satu ciri pembeda utama umat manusia dengan makhluk hidup lainnya.
Bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia yang berupa lambang bunyi suara yang
dengannya, suatu anggota masyarakat dapat berinteraksi, bertukar pikiran, ide, dan
bekerjasama.
Ada beberapa pengertian atau definisi bahasa yang antaranya disampaikan oleh
Finnochiaro (1974), yaitu bahwa bahasa adalah sistem simbol vokal yang arbitrer yang
memungkinkan semua orang dalam suatu kebudayaan tertentu, atau orang lain yang
mempelajari sistem kebudayaan itu, berkomunikasi atau berinteraksi). Hal yang hampir
senada juga diungkapkan oleh Wardhaugh (1978), yaitu: ‘Language is a system of
arbitrary vocal symbols used for human communication.” Pendapat yang tidak jauh
berbeda juga dikemukakan oleh salah satu pakar bahasa, Gorys Keraf (1987) bahwa
bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat yang berupa lambang bunyi
suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.15
Bedasarkan definisi-definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahawa bahasa
adalah sistem simbol yang tidak hanya merupakan urutan bunyi-bunyi secara empiris,
melainkan juga memiliki makna secara non empiris. Jadi definisi bahasa adalah sistem
simbol yang memilik makna, merupakan alat komunkasi, serta merupakan
13 A. Munib, Op.cit. hlm. 30. 14 Kementerian Agama RI, Fikih; Buku Guru. Direktorat Jendral Pendidikan Islam, Jakarta, 2014,
hlm.1. 15 Ulin Nuha, Pengajaran bahasa Asing dengan Pendekatan Interaktif. Ideas Press, Yogyakarta, 2009,
hlm. 5.
Kasyf el Fikr Volume 1, Nomor 2, Desember 2014
8
pengejawantahan pikiran manusia dalam kehidupan sehari-hari untuk saling berinteraksi
dalam rangka mendapatkan informasi.
Salah satu masalah kebahasaan yang perumusan dan dasar penggarapannya perlu
diperhatikan adalah kedudukan dan fungsi bahasa yang bersangkutan. Fungsi bahasa
adalah nilai pemakaian bahasa yang dirumuskan sebagai tugas pemakaian bahasa itu
dalam kedudukan yang diberikan kepadanya. Sedangkan kedudukan bahasa adalah status
relatif bahasa sebagai sistem lambang nilai budaya, yang dirumuskan atas dasar nilai sosial
yang dihubungkan dengan bahasa yang bersangkutan.16 Dari sudut pandang kedudukan
tersebut, bahasa dapat dikategorikan sebagi berikut:
1. Bahasa ibu atau mother tongue
2. Bahasa daerah
3. Bahasa nasional, dan
4. Bahasa asing
Bahasa asing adalah bahasa yang tidak digunakan di dalam dan oleh masyarakat
setempat. Tertulis dalam Wilkipedia17 bahasa bahwa “A foreign language is a languagenot
spoken by the people of a certain place”. Bahasa asing ini merupakan bahasa yang tak
dikenal oleh masyarakat itu sebelumnya. Misalnya, ada orang lain datang ke suatu tempat
kemudian dia menggunakan bahasa yang tidak dikenal oleh masyarakat di tempat itu,
maka itulah yang disebut bahasa asing.Yang dimaksud bahasa asing yang dibahas dalam
tulisan ini adalah bahasa Inggris karena bahasa tersebut disamping bukan bahasa asli bagi
masyarakat Indonesia tetapi memiliki kontribusi yang sangat besar dalam dunia ilmu
pengetahuan dan dalam dunia pendidikan termasuk pendidikan Islam.
2. Fungsi Bahasa Asing
Sebagai alat komunikasi, bahasa dipakai untukberinteraksi yaitu mentransfer ilmu
pengetahuan, menyampaikan informasi, menghubungkan perbedaan, persamaan serta
berbagai dialektika perabadan mulai dari zaman kuno hingga sekarang. Demikian juga
dalam proses pendidikan, bahasa merupakan kunci utama dalam proses interaksi antara
pendidik dan peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, termasuk
pendidikan Islam. Tanpa bahasa seolah-olah dunia ini terasa gelap gulita karena tidak akan
ada komunikasi, interaksi, ataupun informasi yang dapat dirasakan dan didapatkan oleh
masyarakat.
Di samping sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan sebuah bentuk budaya
dasar yang menunjukkan kecerdasan personal seseorang (linguistic intellegency) yang
dihasilkan oleh manusia dan untuk memanusiakan manusia pada setiap generasi dalam
suatu masyarakat bahasa. Bahasa dikatakan sebagai budaya dasar karena menjadi alat
utama pembentuk berbagai wujud dan jenis budaya lain. Dengan demikian, perbedaan
16 Retmono, Pengajaran Bahasa Asing. PT. UNNES Press, Semarang, 2009, hlm.12. 17 http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggris
Kasyf el Fikr Volume 1, Nomor 2, Desember 2014
9
bahasa menjadi penanda permukaan adanya perbedaan sistem dan pola budaya. Lebih
lanjut dapat dikatakan pula bahwa perbedaan sistem dan pola budaya menjadi penanda
perbedaan karakteristik, sifat, atau watak suatu masyarakat bahasa. Secara singkat ingin
dikatakan bahwa tidak ada dua bahasa atau dua budaya yang sama di muka bumi ini.18
Manusia sudah menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi antarsesamanya sejak
berabad-abad silam.Bahasa hadir sejalan dengan sejarah sosial komunitas-komunitas
masyarakat atau bangsa. Pemahaman bahasa sebagai fungsi sosial menjadi hal pokok
manusia untuk mengadakan interaksi sosial dengan sesamanya termasuk dalam kegiatan
pendidikan.
Menurt Gorys Keraf19, ditinjau dari dasar dan motif pertumbuhannya, bahasa
berfungsi sebagai:
(1) alat untuk menyatakan ekspresi diri,
(2) alat komunikasi,
(3) alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial, dan
(4) alat untuk mengadakan kontrol sosial.
Empat fungsi yang diungkapkan Keraf diatas, di antaranya menunjukkan bahwa
ada unsur yang bisa dikatagorikan sebagai lingkungan pendidikan, yaitu
masyarakat.Baikdi daerah yang terisolir atau daerah yang jauh dari pusat kota maupun di
daerah perkotaan, masyarakat merupakan bagian dari lingkungan pendidikan. Keberadaan
masyarakat sangat dibutuhkan bagi keberlangsungan pendidikan. Jadi bahasa juga sangat
dibutuhkan dalam keberlangsungan proses pendidikan.
Nababan20 mencoba membedakan tujuan atau fungsi suatu bahasa menjadi 4
golongan sebagai berikut: (1) Fungsi kebudayaan; (2) Fungsi kemasyarakatan; (3) Fungsi
perorangan; (4) Fungsi pendidikan.
Fungsi bahasa dari perspektif pengajaran, menurut Van Ek21 dibedakan menjadi 6
fungsi sebagai berikut:
1. memberikan dan mencari tahu informasi faktual,
2. mengungkap dan mencari tahu sikap intelektual,
3. mengungkap dan mencari tahu sikap emosional,
4. mengungkap dan mencari tahu sikap moral,
5. suasi, dan sosialisasi.
Dalam kedudukannya sebagai bahasa asing, misalnya bahasa Inggris, berfungs sebagai;
1. alat perhubungan antarbangsa,
18 William F. Mackey, Ilmu Bahasa: Pengantar (seri ILDEP). Yayasan Kanisius, Yogyakarta, 1987,
hlm. 21. 19 Gorys Keraf, Bahasa Indonesia Ditinjau dari Sejarahnya dan Pemakaian yang Baik dan Benar,
1987, hlm. 3. 20 Nababan, Sosiolnguistik: Suatu Pengantar, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1993, hlm.3. 21 Van Ek, Histoty of Foregin Language Education, 1975.
Kasyf el Fikr Volume 1, Nomor 2, Desember 2014
10
2. alat pembantu pengemabangan bahasa Indonesia menjadi bahasa modern,dan
3. alat pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi modern untuk pembangunan
nasional.
D. Pembahasan
Kegiatan pendidikan Islam dengan kurikulum 2013 yang diimplementasikan dalam
kegiatan pembelajaran menggunakan paradigma belajar yang baru yaitu dengan
pendekatan saintifik yang dirumuskan dalam istilah PAIKEM22, yaitu pembelajaran aktif,
inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Agar tujuan pendidikan Islam tersebut benar-
benar bisa tercapai, maka pendekatan pembelajarannya membutuhkan minat dan motivasi
tinggi dari peserta didik serta adanya kesiapan yang penuh dari seorang pendidikan dalam
melaksanakan pembelajaran, baik yang terkait dengan pemilihan strategi pembelajaran,
pemilihan media belajar, maupun penguasaan dan eksplorasi wawasan pengetahuan yang
sangat memadai.
Minat dan motivasi tinggi dari peserta didik serta adanya kesiapan yang penuh dari
seorang pendidikan dalam melaksanakan pembelajaranakan lebih sempurna jika
dilengkapi dengan penguasaan bahasa yang matang baik bahasa lokal (bahasa nasional)
maupun bahasa asing (Inggris). Bahasa memainkan peran penting dalam kehidupan
manusia. Di sampingsebagaialat komunikasi, bahasa juga merupakan simbol sosial
kemanusiaan. Dengan menggunakan bahasa seseorang bisa menggali informasi, membuat
pernyataan, menyampaikan fakta dan pengetahuan, menjelaskan atau melaporkan sesuatu,
dan menjaga hubungan sosial antara para pengguna bahasa. Hal ini menunjukkan bahwa
dengan menggunakan bahasa, orang dapat menemukan pengetahuan, menyampaikan
pengetahuan, dan mengimplementasikan pengetahuan dalam bentuk perilaku.
1. Peran Bahasa Asing dalam Dimensi Sikap Spiritual dan Sosial
Tujuan pendidikan Islam dalam dimensi sikap spiritual dan sosial adalah agar
peserta didik memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak
mulia, berilmu dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia. Indikasi kompetensi sikap spiritual adalah menghayati dan mengamalkan
agama Islam sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. Sedangkan indikasi kompetensi sikap
social adalah menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikapsebagai bagian dari solusi atasberbagai permasalahan
dalamberinteraksi secara efektif denganlingkungan sosial dan alamserta dalam
menempatkan dirisebagai cerminan bangsa dalampergaulan dunia. Tujuan pendidikan
22 Kementerian Agama RI, opcit. hlm. 9.
Kasyf el Fikr Volume 1, Nomor 2, Desember 2014
11
Islam tersebut tidak hanya diarah untuk kepentingan suatu bangsa atau negara tertentu
tetapi diarah kepentingan seluruh bangsa dan negara seluruh dunia bahkan untuk
kepentingan semua umat di dunia. Pendidikan Islam sebagai pendidikan yang diarahkan
untuk rahmatan lilalamin.
Sikap spiritual yang dimaksudkan dalam pendidikan Islam adalah terbentuknya
manusia yang memiliki keimanan yang kuat serta mampu menjaga bahkan menyebarkan
keimanan tersebut kepada masyarakatdi seluruh dunia. Penyebaran informasi tentang
keimanan terhadap masyarakat dunia tidak bisa dilakukan hanya dengan menggunakan
sarana komunikasi bahasa lokal atau bahasa Indonesia tetapi harus menggunakan sarana
komunikasi tingkat internasional, yaitu dengan menggunakan bahasa asing atau bahasa
Inggris. Dengan bahasa Inggris, pelaku pendidikan juga dapat bertukar informasi tentang
keimanan dan teologi melalui materi perbandingan agama Islam dengan agama laindi
dunia. Dengan kata lain, pelaku pendidikan bisa berdakwah secara langsusng ataupun
dengan menggunakan tulisan-tulisan seperti artikel ataupun menyusun buku dalam bahasa
Inggris berisikan keimanan dan kajian Islam, kemudian mempublikasikan ke dalam media
sosial ataupun elektronik, seperti internet, tv, dan sebagainya. Dan telah terbukti bahwa
peran internet dan tv sangatlah efektif dalam menyebarkan informasi. Sedangkan bahasa
yang sering digunakan dalam internet dan tv secara internasional adalah bahasa Inggris.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peran bahasa Inggris itu sangat penting dalam
menjadikan manusia agar memiliki sikap spiritual sebagaimana yang diharapkan dalam
tujuan pendidikan Islam.
Melalui bahasa asing, khususnya bahasa Inggris, pembentukan sikap sosial bisa
diperoleh. Pembelajaran bahasa Inggris yang baik tidak hanya mengembangkan
kemampuan kognitif namun juga menanamkan nilai pada diri peserta didik.Nilai-nilai
pendidikan sikap dan karakter bangsa pada mata pelajaran bahasa Inggris adalah
bersahabat/komunikatif, peduli sosial, rasa ingin tahu, demokratis, mandiri, kerja keras,
disiplin, dan senang membaca. Nilai-nilai pendidikan sikap dan karakter bangsa dapat
ditanamkan pada diri peserta didik dengan pembelajaran bahasa Inggris secara
kontekstual.Konsep constructivism, inquiry, dan questioning relevan dengan nilai-nilai
mandiri, kerja, dan rasa ingin tahu. Sedangkan, nilai-nilai bersahabat/ komunikatif, peduli
sosial, disiplin, gemar membaca, dan demokratis dapat ditanamkan dengan konsep
learning community, modeling, reflection, dan authentic assessment. Prosedur
pembelajaran bahasa Inggris yang berkarakter adalah membuat peserta didik
mengkonstruksi pengetahuan bahasa Inggris secara aktif, memperoleh pengetahuan
melalui pengalaman, berdiskusi dalam kelompok, dan bekerja dalam kelompok. Dengan
demikian, penguasaan bahasa Ingggris seseorang akan sangat membantu dalam
pembentukan sikap sosial peserta didik sebagaiman yang diharapkan oleh pendidikan
Kasyf el Fikr Volume 1, Nomor 2, Desember 2014
12
Islam, yaitu bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
2. Peran Bahasa Asing dalam Dimensi Pengetahuan
Tujuan pendidikan Islam dalam dimensi pengetahuan adalah untuk menjadikan
peserta didik dapat memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan
kemanusian, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak
fenomena dan kejadian. Indikasi kompetensi pengetahuan adalah memahami, menerapkan,
menganalisis pengetahuanfaktual, konseptual, procedural berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan,kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkanpengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk menyelesaikan masalah.
Perolehan ilmu pengetahuan yang luas dalam pembelajaran tidak cukup hanya
mengandalkan penguasaan bahasa local saja tetapi perlu penguasaan bahasa asing atau
Inggris.Di era globalisasi sekarang, sebagian besar referensi ilmu pengetahuan yang
bersifat faktual, konseptual, prosedurall maupun meta kognitif menggunakan bahasa
Inggris. Dengan bahasa Inggris, peserta didik dapat menguasai semua refensi-referensi
ilmu pengetahuan dunia dan dapatmemiliki wawasan ilmu pengetahuan yang luas,
sehingga dapat menghasilkan pendidikan Islam yang memiliki pemikiran yang maju,
konstruktif, dan kontekstual.
Pendidikan Islam yang maju membutuhkan teknologi moderen, seni, dan budaya
yang maju pula.Di jaman modern sekarang, yang menjadi media komunikasi internasional
utama atau bahasa komunikasi internasional utama dalamteknologi, seni, dan budaya
tersebut adalah bahasa Ingggris.Oleh karena itu, penguasaan bahasa Inggris merupakan
suatu keniscayaan yang harus dikuasai oleh pelaku pendidikan jika benar-benar ingin
mendapatkan tujuan pendidikan Islam yang lebih sempurna.
3. Peran Bahasa Asing dalam Dimensi Keterampilan
Tujuan pendidikan Islam dalam dimensi keterampilan yaitu agar peserta didik
memiliki kemampuan berfikir dan bertindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak
dan konkrek sebagai pengembangan dari sesuatu yang telah dipelajari secara mandiri.
Indikasi kompetensi keterampilan adalah mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkaitdengan pengembangan dari yang dipelajari dalam proses
pendidikan secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa pendidikan Islam adalah pendidikan
untuk rahmatan lilalamin. Keterampilan yang diharapkan dari pendidikan Islam ini
keterampilan yang bersifat universal.Keterampilan tersebut tidak cukup hanya bisa
Kasyf el Fikr Volume 1, Nomor 2, Desember 2014
13
disajikan atau diimplementasikan di lingkungan tertentu atau di lingkungan tempat
pendidikan itu terjadi, tetapi juga harus bisa disajikan di lingkungan yang berbeda dan
bahkan asing bagi pelaku pendidikan itu sendiri. Contoh, keterampilan seorang pelaku
pendidikan Islam dalam menciptakan karya-karya ilmiahnya yang berbentuk buku tidak
cukup hanya menggunakan bahasa pengantar local saja, tapi perlu adanya penggunaan
bahasa asing atau Inggris, sehingga karya-karyanya tersebut bisa memberikan manfaat
untuk semua umat di dunia tidak hanya untuk lingkungan local saja. Dalam hal ini, bahasa
Inggris bisa menjadi sarana penyebaran hasil karya pendidikan Islam ke semua umat
manusia di dunia. Dengan demikian, maka tujuan pendidikan islam benar-benar bisa
tercapai lebih sempurna, yaitu memberikan manfaat kepada umat seluruh dunia.
E. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa peran bahasa
asing khususnya bahasa Inggris sangatlah penting dalam mencapai tujuan pendidikan
Islam. Dengan bahasa Inggris tujuan pendidikan Islam akan dapat tercapai secara lebih
sempurna dan lebih lengkap karena benar-benar dapat membentuk insan kamil. Adapun
peran bahasa asing khususnya bahasa Inggris adalah:
1. sebagai sarana dakwah tentang keimanan dan keislaman ke semua umat manusia di
dunia,
2. sebagai sarana membentuk sikap sosial,
3. sebagai sarana pengembangan wawasan ilmu penggetahun,
4. sebagai sarana pengembangan wawasan teknologi, seni dan budaya,dan
5. sebagai sarana penyajian karya-karya ilmiah untuk semua umat manusia di dunia.
DAFTAR PUSTAKA
Abd. Rahman Abdullah, Aktualisasi Konsep dasar Pendidikan Islam (rekonstruksi
pemikiran tinjauan filsafat pendidikan Islam) Cet. I., UII Press, Yogyakarta,
2002.
Achmad Munib, Pengantar Ilmu Pendidikan, PT UNNES Press, Semarang, 2009.
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Persfektif Islam, PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2005.
Gorys Keraf, Bahasa Indonesia Ditinjau dari Sejarahnya dan Pemakaian yang Baik dan
Benar, 1987..
http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggris
Kasyf el Fikr Volume 1, Nomor 2, Desember 2014
14
Kementerian Agama RI, Fikih; Buku Guru, Direktorat Jendral Pendidikan Islam, Jakarta,
2014.
Muslim Usa dan Aden Wijdan SZ., Pemikiran Islam dalam Peradaban Industrial, Aditya
Media, Yogyakarta, 1997.
Nababan, Sosiolnguistik: Suatu Pengantar, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1993.
Omar Al-Syaibani, Falsafah Pendidikan Islam. Terj. Hasan Langgulung. Shah Alam:
Hizbi, 1991.
Pentingnya Bahasa untuk Menguasai Pengetahuan, http://www.asal-usul.com/2010/06/10-
bahasa-paling-banyak-digunakan-dunia.html.
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas PP No 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Qur’an, S. Al-Dzariat: 56; S. Ali Imran: 102
Retmono, Pengajaran Bahasa Asing. PT UNNES Press, Semarang, 2009.
Retno Sriningsih Satmoko, Landasan Kependidikan; Pengantar ke Arah Ilmu Pendidikan
Pancasila, IKIP Semarang Press, Semarang, 1999.
Ulin Nuha, Pengajaran Bahasa Asing dengan Pendekatan Interaktif. Ideas Press,
Yogyakarta, 2009.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional(SISDIKNAS). CV Nuansa Mulia, Bandung.
Van Ek, Histoty of Foregin Language Education, 1975.
William F. Mackey, Ilmu Bahasa: Pengantar (seri ILDEP), Yayasan Kanisius,
Yogyakarta, 1987.