Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

74
Kerdja – Upahan dan Kapital

description

Tulisan berikut ini terbit sebagai suatu seri tadjuk rentjana dalam Neue Rheinische Zeitung1) dari tanggal 4 April 1849 seterusnja. Tulisan itu berdasarkan tjeramah² jang diutjapkan oleh Marx pada tahun 1847 dimuka Perkumpulan Buruh Djerman di Brussel. Tulisan sebagaimana jang telah tertjetak ini tetap merupakan sebagian; perkataan pada achir nomor 269: "Akan disambung," tetap tak terpenuhi disebabkan oleh kedjadian² jang pada waktu itu datang menjesak susul-menjusul: serbuan terhadap Hongaria oleh Rusia, pemberontakan² di Dresden, Iserlohn, Elberfeld, Palatindan Baden, jang menjebabkan diberangusnja suratkabar inisendiri (19 Mei 1849). Naskah sambungannja tak diketemukandiantara surat² peninggalan Marx setelah dia wafat.

Transcript of Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

Page 1: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

Kerdja –Upahan dan

Kapital

Page 2: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

NOT FOR SALEThis PDF file was created for educational,scholarly, and Internet archival use ONLY.With utmost respect & courtesy to theauthor, NO money or profit will ever bemade from this text or it’s distribution.

Re-Desain: ECONARCH Classic-Series

Page 3: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

Marx, Karl.1849. Kerja Upahan dan Kapital. Neue Rheinische Zeitung, 5-8, dan 11 April 1849.

Diterdjemahkan dari Bahasa Inggris, Penerbitan Foreign Languages Publishing House, Moskow 1954. Teks bahasa Inggris diselenggarakan berdasarkan edisi bahasa Djerman th. 1891, jang diberi kata pengantar dan disusun oleh Friedrich Engels.

Tjeramah² jang oleh Marx pada 14-30 Desember 1847.

Aslinja diterbitkan dalam Neue Rheinische Zeitung 5-8 dan 11 April 1849.

Diterbitkan sebagai brosur tersendiri, dengan kata pengantar dan disusun oleh Engels di Berlin pada tahun 1891.

Terdjemahan ke bahasa Indonesia oleh S. Maun.

Penerbit: Jajasan "Pembaruan" Djakarta

Page 4: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

Kata Pengantar

Tulisan berikut ini terbit sebagai suatu seri

tadjukrentjana dalam Neue Rheinische Zeitung1) dari

tanggal 4 April 1849 seterusnja. Tulisan itu berdasarkan

tjeramah² jang diutjapkan oleh Marx pada tahun 1847 dimuka

Perkumpulan Buruh Djerman di Brussel. Tulisan sebagaimana

jang telah tertjetak ini tetap merupakan sebagian; perkataan

pada achir nomor 269: "Akan disambung," tetap tak terpenuhi

disebabkan oleh kedjadian² jang pada waktu itu datang

menjesak susul-menjusul: serbuan terhadap Hongaria oleh

Rusia, pemberontakan² di Dresden, Iserlohn, Elberfeld, Palatin

dan Baden, jang menjebabkan diberangusnja suratkabar ini

sendiri (19 Mei 1849). Naskah sambungannja tak diketemukan

diantara surat² peninggalan Marx setelah dia wafat.

Kerdja-upahan dan Kapital telah terbit dalam sedjumlah

edisi sebagai penerbitan jang tersendiri dalam bentuk brosur,

jang terachir diterbitkan dalam tahun 1884, oleh Koperasi

Pertjetakan Swiss, Hottingen-Zurich. Edisi² jang diterbitkan

hingga kini memegang teguh redaksi persis menurut aslinja.

Tetapi. Edisi baru jang sekarang ini harus diedarkan tidak

kurang dari 10.000 eksemplar sebagai suatu brosur

propaganda, dan dengan demikian maka tak dapat tidak timbul

i

Page 5: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

masalah pada saja apakah dalam keadaan² ini Marx sendiri

akan menjetudjui suatu reproduksi aslinja dengan tiada

perubahan.

Dalam tahun empatpuluhan, Marx masih belum

menjelesaikan kritiknja terhadap ekonomi politik. Kritik ini baru

selesai mendjelang achir tahun limapuluhan. Karena itu,

tulisan²nja jang terbit sebelum bab pertama dari Sumbangan

kepada Kritik tentang Ekonomi Politik (1859) dalam

beberapa hal berbeda dengan jang ditulis sesudah tahun 1859,

dan berisi pernjataan² dan kalimat² seluruhnja jang, dilihat dari

sudut tulisan² kemudian, tampaknja kurang kena dan bahkan

tidak tepat. Sudah barang tentu dalam edisi² biasa jang

diperuntukan bagi umum, pendirian jang terdahulu itu

mempunjai djuga tempatnja, sebagai bagian dari

perkembangan pikiran penulisnja, dan baik penulis maupun

umum mempunjai hak jang tak dapat dibantah atas reproduksi

tulisan² jang terdahulu ini dengan tak diubah. Dan saja tak

akan ada niat samasekali untuk mengubah sepatah katapun

daripadanja.

Lain soalnja bilamana edisi baru itu praktis

diperuntukkan se-mata² untuk propaganda dikalangan kaum

buruh. Dalam hal jang demikian itu sudah tentu Marx akan

menjelaraskan penguraian lama jang bertanggal tahun 1849

dengan pendiriannja jang baru. Dan saja merasa jakin

ii

Page 6: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

bertindak sebagaimana jang akan diperbuatnja dalam

mengusahakan untuk edisi ini beberapa perubahan dan

tambahan jang diperlukan guna mentjapai tudjuan ini dalam

semua hal jang penting². Karena itu, sebelumnja saja katakan

kepada pembatja: ini bukanlah brosur seperti jang ditulis Marx

pada tahun 1849 tetapi kira² seperti jang akan ditulisnja pada

tahun 1891. Lagipula, naskah jang sebenarnja, telah diedarkan

dalam sedemikian banjak eksemplar sehingga akan mentjukupi

sampai saja dapat mentjetaknja lagi, dengan tak di-ubah²,

dalam edisi jang lengkap kelak.

Perubahan² saja semuanja berkisar pada satu hal.

Menurut aslinja, buruh mendjual kerdjanja kepada kapitalis

untuk mendapatkan upah; menurut naskah jang sekarang ini

dia mendjual tenagakerdjanja. Dan untuk perubahan ini saja

merasa wadjib memberikan pendjelasan itu kepada kaum

buruh agar supaja mereka dapat mengerti bahwa ini bukanlah

soal main sunglap dengan kata² belaka melainkan salahsatu

dari hal jang terpenting dalam seluruh ekonomi politik. Saja

merasa wadjib memberikan pendjelasan itu kepada kaum

burdjuis, supaja mereka dapat mejakinkan diri betapa sangat

lebih unggulnja kaum buruh jang tak terdidik itu, jang orang

dengan mudah dapat membuat mereka memahamkan analisa²

ekonomi jang paling sukar itu, daripada "orang² terpeladjar"

iii

Page 7: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

kita djuga sombong jang baginja soal² jang berseluk-beluk itu

tetap tinggal tak terpetjahkan seumur-hidupnja.

Ekonomi politik klasik2) mengoper dari praktek industri,

konsepsi tuanpabrik jang berlaku sekarang, jaitu bahwa dia

membeli dan membajar kerdja kaum buruhnja. Konsepsi ini

tjukup sekali bagi keperluan² dagang, pembukuan dan

perhitungan² harga tuanpabrik. Tetapi, setjara naif dioperkan

keekonomi politik, disitu konsepsi ini menimbulkan kesalahan²

dan keruwetan² jang benar² adjaib.

Ilmu ekonomi melihat kenjataan bahwa harga semua

barangdagangan, diantaranja djuga harga barangdagangan

jang dinamakan "kerdja", senantiasa berubah; bahwa harga²

itu naik turun sebagai akibat dari keadaan jang sangat ber-

matjam², jang kerapkali tidak mempunjai hubungan apapun

dengan produksi barangdagangan itu sendiri, sehingga harga

tampaknja, biasanja, ditentukan oleh kebetulan belaka.

Kemudian, segera setelah ekonomi politik muntjul sebagai

suatu ilmu,3) salahsatu dari tugasnja jang pertama jalah

mentjari hukum jang tersembunji dibelakang kebetulan ini jang

kelihatannja mengatur harga barangdagangan dan jang,

sesungguhnja, mengatur djustru kebetulan ini. Didalam harga²

barangdagangan, jang senantiasa bergojang dan berajun,

sebentar naik sebentar turun, ekonomi politik mentjari titik

pusat jang tetap disekitar mana berkisar gojangan dan ajunan

iv

Page 8: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

itu. Pendeknja, ekonomi politik mulai dari harga

barangdagangan untuk mentjari nilai barangdagangan sebagai

hukum jang menguasai harga, nilai dengan mana semua

kegojangan dalam harga harus didjelaskan dan jang kepadanja

semuanja itu achirnja harus dikembalikan.

Ilmu ekonomi klasik kemudian berpendapat bahwa nilai

barangdagangan ditentukan oleh kerdja jang terkandung

didalamnja, jang diperlukan untuk pembuatannja. Dengan

pendjelasan ini ia merasa puas. Dan kita djuga dapat berhenti

disini untuk sementara waktu. Saja hanja hendak

mengingatkan pembatja, untuk menghindari kesalahpahaman,

bahwa pendjelasan ini pada masakini sudah mendjadi

samasekali tidak mentjukupi lagi. Marx adalah orang jang per-

tama² mengadakan penjelidikan setjara mendalam mengenai

sifat-pentjipta-nilai daripada kerdja dan dalam mengadakan

penjelidikan itu telah menemukan bahwa tidak semua kerdja

jang kelihatannja, atau bahkan jang sesungguhnja, diperlukan

bagi pembuatan suatu barangdagangan menambahkan

padanja dalam segala keadaan nilai sebesar jang sesuai

dengan banjaknja kerdja jang dipergunakan. Karena itu, djika

kita sekarang berkata begitu sadja dengan ahli² ekonomi

seperti Ricardo bahwa nilai sebuah barangdagangan ditentukan

oleh kerdja jang diperlukan untuk pembuatannja itu, kita dalam

mengatakan itu senantiasa memasukkan didalamnja sjarat²

v

Page 9: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

jang diadakan oleh Marx. Untuk disini tjukuplah sekian;

selandjutnja bisa didapat dalam buku Marx Sumbangan

kepada Kritik tentang Ekonomi Politik tahun 1859 dan

djilid pertama Kapital.

Tetapi segera setelah ahli² ekonomi mengenakan

ketentuan nilai oleh kerdja ini pada barangdagangan "kerdja",

mereka terdjerumus kedalam kontradiksi demi kontradiksi.

Bagaimanakah nilai "kerdja" itu ditentukan? Oleh kerdja jang

diperlukan jang terkandung didalam barangdagangan. Tetapi

berapa banjak kerdja jang terkandung didalam kerdja seorang

buruh selama sehari, seminggu, sebulan, setahun? Kerdja

sehari, seminggu, sebulan, setahun. Djika memang kerdja

mendjadi ukuran bagi semua nilai, maka tentulah kita dapat

menjatakan "nilai kerdja" hanja dengan kerdja sadja. Tetapi

kita samasekali tidak tahu apa² tentang nilai kerdja sedjam,

djika kita hanja tahu abhwa nilai itu sama dengan kerdja

sedjam. Ini tidak membawa kita seudjung rambutpun lebih

dekat pada tudjuan; kita tetap bergerak dalam satu lingkaran.

Oleh karena itu, ilmu ekonomi klasik mentjoba haluan

lain. Dikatakannja: Nilai sebuah barangdagangan adalah sama

dengan biaja produksinja. Tetapi apakah biaja produksi itu

kerdja itu? Untuk mendjawab pertanjaan ini para ahli ekonomi

harus sedikit mengarut logika. Bukannja menjelidiki biaja

produksi kerdja itu sendiri, jang sajangnja tak dapat

vi

Page 10: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

ditentukan, mereka terus menjelidiki biaja produksi buruh. Dan

ini dapat ditentukan. Ia ber-ubah² menurut waktu dan

keadaan, tetapi bagi suatu keadaan masjarakat tertentu, ia

djuga tertentu, se-tidak²nja didalam batas² jang agak sempit.

Kita kini hidup dibawah kekuasaan produksi kapitalis, dimana

suatu klas penduduk jang besar, jang semakin bertambah

banjak, dapat hidup hanja djika ia bekerdja buat pemilik alat²

produksi-perkakas², mesin², bahan² mentah, dan bahan²

keperluan hidup-untuk upah. Atas dasar tjara produksi ini biaja

produksi buruh terdiri dari djumlah bahan² keperluan hidup-

atau harga bahan² keperluan hidup itu menurut uang-jang

rata² diperlukan untuk membuat dia sanggup bekerdja,

mendjaga dia tetap sanggup bekerdja, dan untuk

menggantinja dengan buruh baru, setelah dia pergi karena usia

tua, sakit, atau mati-artinja untuk mengembangbiakkan klas

buruh dalam djumlah² jang diperlukan. Marilah kita andaikan

bahwa harga menurut uang dari bahan² keperluan hidup itu

rata² tiga mark sehari.

Karena itu, buruh kita menerima upah tiga mark sehari

dari sikapitalis jang mempekerdjakan dia. Untuk ini, sikapitalis

menjuruh dia bekerdja, katakan sadja, duabelas djam sehari,

dengan perhitungan kira² sebagai berikut:

Marilah kita umpamakan bahwa buruh kita itu-seorang

tukangmesin-harus membuat sebagian dari suatu mesin jang

vii

Page 11: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

dapat diselesaikannja dalam satu hari. Bahan² mentahnja-besi

dan tembaga dalam bentuk jang disiapkan lebih dahulu sebagai

jang diperlukan-berharga duapuluh mark. Pemakaian batubara

untuk mesin uap, keausan mesin itu djuga, keausan

mesinbubut dan perkakas² lainnja jang dipergunakan oleh

buruh kita, bila dihitung untuk satu hari dan untuk andil buruh

itu dalam penggunaan perkakas² itu, mempunjai nilai satu

mark. Upah untuk sehari, menurut perumpamaan kita itu, tiga

mark. Semuanja mendjadi duapuluhempat mark untuk bagian

mesin kita itu. Tapi sikapitalis memperhitungkan bahwa ia akan

memperoleh kembali, rata², duapuluhtudjuh mark dari para

langganannja, atau lebih banjak tiga mark dari pengeluarannja.

Darimanakah asalnja tiga mark jang dikantongi

sikapitalis itu? Menurut pernjataan ilmu ekonomi klasik,

barangdagangan, rata², didjual menurut nilainja, jaitu,

menurut harga jang sesuai dengan djumlah kerdja-perlu jang

terkandung didalam barangdagangan² itu. Harga rata² dari

bagian mesin kita itu-duapuluhtudjuh mark-djadi akan sama

dengan nilainja, jaitu sama dengan kerdja jang terwudjud

didalamnja. Tetapi dari duapuluhtudjuh mark ini, duapuluhsatu

mark adalah nilai² jang sudah ada sebelum tukangmesin kita

itu mulai bekerdja. Duapuluh mark sudah terkandung dalam

bahan² mentah, satu mark dalam batubara jang dipakai selama

pekerdjaan, atau dalam mesin dan perkakas jang telah

viii

Page 12: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

dipergunakan dalam proses dan jang efisiensinja dikurangi

dengan nilai sebesar itu. Tinggallah enam mark jang telah

ditambahkan pada nilai bahan² mentah. Tetapi menurut

persangkaan para ahli ekonomi kita sendiri, enam mark ini

dapat timbul hanja dari kerdja jang ditambahkan pada bahan²

mentah oleh buruh kita. Djadi kerdjanja selama duabelas djam

telah mentjiptakan nilai baru sebanjak enam mark. Karena itu,

nilai dari kerdjanja selama duabelas djam, sama dengan enam

mark. Dengan begitu pada achirnja kita telah menemukan

apakah "nilai kerdja" itu.

"Nanti dulu!" teriak tukangmesin kita. "Enam mark? Tapi

saja menerima hanja tiga mark! Kapitalis saja bersumpah demi

segala jang sutji bahwa nilai kerdja saja selama duabelas djam

hanja tiga mark, dan kalau saja menuntut enam, dia

mentertawakan saja. Bagaimana pendjelasannja?"

Kalau dulu kita terdjerumus dalam lingkaran jang tak

berudjung pangkal dengan nilai kerdja kita, kini kita sungguh²

tertjengkam dalam suatu kontradiksi jang tak-terpetjahkan.

Kita mentjari nilai kerdja dan kita mendapatkan lebih daripada

jang dapat kita gunakan. Bagi buruh, nilai kerdja selama

duabelas djam jalah tiga mark, bagi sikapitalis enam mark, dari

enam mark ini tiga mark dibajarkan oleh sikapitalis kepada

siburuh sebagai upah dan tiga mark dikantonginja sendiri.

ix

Page 13: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

Kalau begitu kerdja bukannja mempunjai satu tetapi dua nilai

dan lagi nilai² jang sangat berbeda!

Kontradiksi itu mendjadi lebih² lagi gilanja serenta nilai²

jang dinjatakan dengan uang itu kita kembalikan mendjadi

waktu-kerdja. Selama duabelas djam kerdja tertjipta nilai baru

sebanjak enam mark. Dari itu, dalam enam djam tertjipta tiga

mark-djumlah jang diterima oleh buruh untuk duabelas djam

kerdja. Untuk duabelas djam kerdja buruh menerima sebagai

nilai setaranja hasil kerdja enam djam. Karena itu, atau kerdja

mempunjai dua nilai, jang satu dua kali sebesar jang lain, atau

duabelas sama dengan enam! Ke-dua²nja omongkosong

belaka.

Bagaimanapun djuga berputarbelit semau kita, kita tidak

dapat keluar dari kontradiksi ini, selama kita berbitjara tentang

djual-beli kerdja dan nilai kerdja. Dan inipun terdjadi pada para

ahli ekonomi. Tjabang terachir dari ilmu ekonomi klasik,

mazhab Ricardo, telah kandas terutama karena tak-

terpetjahkannja kontradiksi ini. Ilmu ekonomi klasik telah

masuk kedjalan buntu. Orang jang menemukan djalan keluar

dari djalan buntu ini jalah Karl Marx.

Jang telah dianggap oleh ahli² ekonomi sebagai biaja

produksi "kerdja" bukanlah biaja produksi kerdja melainkan

biaja produksi buruh jang hidup itu sendiri. Dan jang didjual

x

Page 14: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

oleh buruh ini kepada sikapitalis bukanlah kerdjanja. "Serenta

kerdjanja itu betul² dimulai," kata Marx, "maka kerdja itu

sudah bukan mendjadi miliknja lagi; karena itu tidak dapat

didjual lagi olehnja." Paling banter, dia dapat mendjual bakal

kerdjanja, jaitu berdjandji melakukan sedjumlah kerdja

tertentu dalam suatu djangka waktu tertentu. Tetapi, dengan

demikian, dia tidak mendjual kerdja (ini harus lebih dulu

dilaksanakan) melainkan menjediakan tenagakerdjanja kepada

sikapitalis untuk suatu djangka waktu tertentu (dalam hal

kerdja djam²an) atau untuk tudjuan suatu hasil tertentu

(dalam hak kerdja potongan) dengan mendapatkan

pembajaran tertentu: ia menjewakan, atau mendjual,

tenagakerdjanja. Tetapi tenagakerdja ini berpaut dengan

dirinja dan tidak dapat dipisahkan daripadanja. Karena itu,

biaja produksi tenagakerdja itu sama dengan biaja produksi

dirinja; apa jang dinamakan oleh para ahli ekonomi biaja

produksi kerdja sesungguhnja biaja produksi siburuh dan

dengan itu djuga biaja produksi tenagakerdjanja. Dan dengan

demikian dapatlah kita kembali dari biaja produksi

tenagakerdja kenilai tenagakerdja dan menentukan djumlah

kerdja-perlu sosial jang dibutuhkan untuk memproduksi

tenagakerdja jang berkwalitet tertentu, sebagaimana dilakukan

oleh Marx dalam bab tentang pendjualbelian tenagakerdja.

(Kapital bab IV, 3)4)

xi

Page 15: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

Sekarang apakah jang terdjadi setelah buruh mendjual

tenagakerdjanja kepada sikapitalis, jaitu menjediakan

tenagakerdjanja kepada sikapitalis dengan mendapatkan upah

dalam pertukaran--upah-harian atau upah-potongan-jang telah

disetudjui sebelumnja? Kapitalis membawa buruh kedalam

bengkel atau pabriknja, tempat semua barang jang diperlukan

untuk bekerdja-bahan² mentah, bahan² tambahan (batubara,

tjat, dsb.), perkakas², mesin²-telah tersedia. Disini buruh mulai

membanting tulang. Upahnja sehari mungkin, seperti diatas,

tiga mark-dan dalam hubungan ini tak ada perbedaan

sedikitpun apakah itu diterimanja sebagai upah-harian atau

upah-potongan. Disini djuga kita umpamakan lagi bahwa

dengan kerdjanja dalam duabelas djam buruh menambah nilai

baru enam mark pada bahan² mentah jang telah diperlukan,

nilai baru mana direalisasi oleh sikapitalis pada pendjualan

baranghasil kerdja jang sudah djadi. Dari sini tiga mark

dibajarkannja kepada siburuh, jang tiga mark lagi diambilnja

untuk dirinja sendiri. Djika sekarang, buruh mentjiptakan nilai

enam mark dalam duabelas djam, maka dalam enam djam dia

mentjiptakan tiga mark. Karenanja, setelah ia bekerdja enam

djam untuk sikapitalis, dia telah membajar kembali kepada

sikapitalis nilai-imbangan tiga mark jang terkandung dalam

upahnja. Setelah kerdja enam djam mereka keduanja balui, tak

ada jang berhutang satu pfennigpun kepada jang lainnja.

xii

Page 16: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

"Nanti dulu!" teriak sikapitalis sekarang. "Saja telah

menjewa buruh selama sehari suntuk, selama duabelas djam.

Tetapi enam djam hanjalah setengah hari. Maka itu teruslah

bekerdja sampai habis jang enam djam lagi-baru sesudah itu

kita akan balui!" Dan, dalam kenjataannja, buruh harus

memenuhi kontraknja jang dibuatnja "dengan sukarela," dan

menurut kontrak ini ia telah berdjandji sendiri akan bekerdja

selama duabelas djam penuh untuk memperoleh hasil kerdja

jang makan enam djam kerdja.

Sama halnja djuga dengan upah-potongan. Marilah kita

umpamakan bahwa buruh kita membuat duabelas potong dari

satu barangdagangan dalam duabelas djam. Masing² potong

itu makan biaja dua mark untuk bahan mentah dan keausan

dan didjual dengan dua setengah mark. Kemudian, sikapitalis,

menurut perumpamaan jang sama seperti diatas, akan

memberikan kepada buruh duapuluhlima pfennig untuk setiap

potong: sehingga mendjadi tiga mark untuk duabelas potong

(1 mark = 100 pfennig-Red,JP), untuk memperoleh djumlah ini

buruh memerlukan duabelas djam. Sikapitalis menerima

tigapuluh mark untuk duabelas potong; memotong

duapuluhempat mark untuk bahan² mentah dan keausan dan

tinggal enam mark, dan dari djumlah ini ia membajar tiga mark

kepada siburuh sebagai upah dan mengantongi tiga mark.

Djadi sama sadja seperti diatas. Dalam hal ini djuga buruh

xiii

Page 17: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

bekerdja enam djam untuk dirinja sendiri, jaitu, guna

penggantian upahnja (setengah djam dalam tiap² djam selama

duabelas djam) dan enam djam untuk sikapitalis.

Kesukaran jang mengandaskan ahli² ekonomi jang

terbaik, selama mereka berpangkal pada nilai "kerdja," hilang-

lenjap serenta kita berpangkal pada nilai "tenagakerdja"

sebagai gantinja. Dalam masjarakat kapitalis zaman kita

sekarang ini tenagakerdja adalah suatu barangdagangan, suatu

barangdagangan seperti setiap barangdagangan lainnja,

namun suatu barangdagangan jang istimewa sekali. Jaitu, ia

mempunjai sifat istimewa sebagai suatu daja jang mentjiptakan

nilai, suatu sumber nilai, dan sesungguhnja, dengan perlakuan

jang sepantasnja ia merupakan suatu sumber akan nilai jang

lebih banjak daripada jang dimilikinja sendiri. Dengan keadaan

produksi seperti sekarang ini, tenagakerdja manusia tidak

hanja menghasilkan dalam sehari nilai jang lebih besar

daripada jang dimilikinja dan biajanja sendiri; dengan setiap

penemuan ilmiah baru, dengan setiap penemuan teknik baru,

kelebihan hasilnja setiap hari diatas biajanja setiap hari

bertambah besar, dan karenanja bagian dari hari-kerdja

dimana buruh bekerdja untuk menghasilkan penggantian upah-

hariannja berkurang; akibatnja, pada pihak lain, bagian dari

hari-kerdja dimana ia harus menghadiahkan kerdjanja kepada

sikapitalis tanpa dibajar itu bertambah besar.

xiv

Page 18: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

Dan inilah susunan ekonomi seluruh masjarakat kita

dewasa ini: hanja klas buruh7 sendirilah jang menghasilkan

semua nilai. Sebab nilai hanjalah suatu pernjataan jang lain

bagi kerdja, jaitu pernjataan dengan mana dalam masjarakat

kapitalis kita dewasa ini dimaksudkan djumlah kerdja-perlu

sosial jang terkandung dalam barangdagangan tertentu. Akan

tetapi, nilai² jang dihasilkan kaum buruh ini bukan kepunjaan

kaum buruh. Nilai² itu adalah kepunjaan para pemilik bahan²

mentah, mesin², perkakas², dan dana-tjadangan jang

memungkinkan pemilik² ini membeli tenagakerdja klas buruh.

Oleh karena itu, dari seluruh djumlah baranghasil jang

dihasilkan olehnja, klas buruh menerima kembali hanja

sebagian sadja bagi dirinja sendiri. Dan sebagaimana baru

sadja kita lihat, bagian lainnja, jang diambil oleh klas kapitalis

untuk dirinja sendiri dan paling² harus membaginja dengan

klas pemilik tanah, bertambah besar dengan setiap penemuan

dan pendapatan baru, sedang bagian jang terbagi kepada klas

buruh (dihitung per kepala) hanja bertambah sangat lambat

dan tak seberapa atau samasekali tidak, dan bahkan dalam

keadaan tertentu mungkin merosot.

Tetapi penemuan² dan pendapatan² jang silih-berganti

dengan semakin tjepat, produktivitet kerdja manusia jang naik

dari hari kehari sampai pada batas jang belum pernah terdengar

dulu, achirnja menimbulkan suatu konflik jang mengakibatkan

xv

Page 19: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

ekonomi kapitalis dewasa ini mesti binasa. Pada satu pihak

kekajaan jang tak-terhingga dan kelimpahan baranghasil² jang

tak terbelikan oleh para pembeli; pada pihak lain, massa banjak

dari masjarakat jang diproletarkan, jang mendjadi buruh-upahan,

dan djustru karena itulah dibikin tak mampu memiliki kelimpahan

baranghasil² ini bagi dirinja sendiri. Pembagian masjarakat

mendjadi klas ketjil jang luarbatas kajanja dan klas besar dari

kaum pekerdja-upahan jang tak bermilik menimbulkan suatu

masjarakat jang tertjekik karena kelimpahannja sendiri, sedang

majoritet jang besar dari anggota²nja hampir, atau bahkan

samasekali tidak terlindung dari kemiskinan jang luarbiasa.

Keadaan seperti ini dari hari kehari mendjadi lebih gila dan-

mendjadi lebih tidak perlu. Keadaan ini harus dilenjapkan, ia

dapat dilenjapkan. Susunan masjarakat baru adalah mungkin

dimana perbedaan² klas dewasa ini akan lenjap dan dimana-

barangkali setelah satu periode peralihan jang pendek jang

membawa beberapa penderitaan, tetapi bagaimanapun djuga

mempunjai nilai moral jang tinggi-melalui penggunaan dan

perluasan setjara berentjana atas tenaga² produktif raksasa jang

telah ada dari semua anggota masjarakat, dan dengan

kewadjiban bekerdja jang serbasama, maka alat² penghidupan,

untuk menikmati hidup, untuk pengembangan dan penggunaan

semua ketjakapan djasmani dan rochani, akan tersedia dalam

ukuran jang sama dan dengan semakin penuh. Dan bahwa kaum

buruh mendjadi semakin gigih untuk mentjapai susunan

xvi

Page 20: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

masjarakat baru ini akan didemonstrasikan dikedua tepi lautan

pada Hari Satu Mei, esok hari, dan pada hari Minggu, 3 Mei.5)

Friedrich EngelsLondon, 30 April, 1891

KETERANGAN

1) Neue Rheinische Zeitung (Suratkabar Rhein Baru): Terbit dikota Koeln dari tgl. 1 Djuni 1848 sampai 19 Mei 1849, Karl Marx adalah redaktur-kepalanja.

2) Dalam buku Kapital Marx berkata:

"……. Dengan ekonomi politik klasik, saja artikan ekonomi jang, sedjak zaman W. Petty, menjelidiki hubungan-hubungan produksi jang sesungguhnja didalam masjarakat burdjuis ….." (Djilid I, penerbitan Moskow 1954 dalam bahasa Inggris, hlm. 81)

Wakil² terpenting dari ekonomi politik klasik di Inggris ialah Adam Smith dan David Ricardo.

3) "Walaupun ia per-tama² mengambil bentuk dalam pikiran² beberapa orang zeni pada achir abad tudjuhbelas, namun ekonomi politik dalam arti sempit, dalam perumusannja setjara positif oleh kaum fisiokrat dan Adam Smith, pada hakekatnja adalah anak abad delapanbelas….." (F. Engels, Anti-Duhring, penerbitan Moskow 1954 dlm bahasa Inggris, hlm. 209).

4) Karl Marx, Kapital, Djilid I, penerbitan Moskow 1954 dlm bahasa Inggris, Bab VI, hlm. 167-176.

5) Serikatburuh² Inggris biasa merajakan Hariraja Satu Mei pada hari Minggu pertama sesudah tgl. 1 Mei, jang pada th. 1891 djatuh pada tgl. 3 Mei.

xvii

Page 21: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

Karl MarxKERJA-UPAHAN DAN KAPITAL

Diterdjemahkan dari Bahasa Inggris, Penerbitan Foreign Languages Publishing House, Moskow 1954. Teks bahasa Inggris diselenggarakan berdasarkan edisi bahasa Djerman th. 1891, jang diberi kata pengantar dan disusun oleh Friedrich Engels. Tjeramah² jang oleh Marx pada 14-30 Desember 1847. Aslinja diterbitkan dalam Neue Rheinische Zeitung 5-8 dan 11 April 1849. Diterbitkan sebagai brosur tersendiri, dengan kata pengantar dan disusun oleh Engels di Berlin pada tahun 1891. Terdjemahan ke bahasa Indonesia oleh S. Maun. Penerbit Jajasan "Pembaruan" Djakarta.

Page 22: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

I

Dari berbagai pihak kami telah ditegur bahwa kami tidak

mendjadikan hubungan² ekonomi jang merupakan dasar

materiil dari perdjuangan² klas dan perdjuangan nasional

dewasa ini. Kami sengadja menjinggung hubungan² ini hanja

dimana hubungan² itu langsung menondjolkan diri kedepan

dalam bentrokan politik.

Soalnja jalah, per-tama², mengusut perdjuangan klas

dalam sedjarah jang sedang berdjalan, dan membuktikan

berdasarkan pengalaman dengan bahan² sedjarah jang sudah

ada dan jang baru ditjiptakan setiap harinja, bahwa bersamaan

dengan penaklukan atas klas buruh jang telah ditempa oleh

Februari dan Maret,1) lawan²nja djuga dikalahkan-kaum

republiken burdjuis di Perantjis dan klas² burdjuis dan petani

jang sedang berdjuang melawan absolitisme feodal diseluruh

daratan Eropa; bahwa kemenangan "Republik djudjur" di

Perantjis bersamaan itu pula merupakan keruntuhan bangsa²

jang menjambut Revolusi Februari dengan peperangan

kemerdekaan jang heroik; achirnja, bahwa Eropa, dengan

kalahnja kaum buruh revolusioner, telah djatuh kembali

kedalam perbudakannja jang lama jang berlipat-dua,

perbudakan Inggris-Rusia. Perdjuangan Djuni di Paris,

djatuhnja Wina, tragi-komidi Berlin pada bulan November

2

Page 23: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

1848, usaha² jang nekat di Polandia, Italia dan Hongaria,

pelaparan Irlandia supaja tunduk-inilah faktor² utama jang

mentjirikan perdjuangan klas di Eropa antara burdjuasi dan

klas buruh, dan dengan mana kami membuktikan bahwa setiap

pergolakan revolusioner, betapapun djuga djauh tudjuannja

nampaknja dari perdjuangan klas, mesti gagal sebelum klas

buruh revolusioner menang, bahwa setiap perubahan sosial

tetap merupakan utopi sebelum revolusi proletar dan kontra-

revolusi feodal mengadu anggar didalam suatu perang dunia.

Dalam uraian kita, sebagaimana dalam kenjataannja, Belgia

dan Swiss adalah lukisan gaja tragi-komis jang mirip karikatur

didalam tablo sedjarah jang besar, jang satu mendjadi model

negara monarki burdjuis, lainnja model negara republik

burdjuis, ke-dua²nja adalah negara² jang mengchajalkan diri

bebas dari perdjuangan klas djuga bebas dari revolusi Eropa.

Sekarang, sesudah para pembatja kami melihat

perdjuangan klas berkembang dalam bentuk² politik jang

besar²an dalam tahun 1848, tibalah saatnja untuk

mempersoalkan lebih dalam tentang hubungan² ekonomi itu

sendiri jang mendjadi dasar hidup burdjuasi dan kekuasaan

klasnja, serta djuga dasar perbudakan atas kaum buruh.

Kami akan menguraikan dalam tiga bagian besar: 1)

hubungan kerdja-upahan dan kapital, perbudakan atas buruh,

penguasaan oleh si kapitalis; 2) kehantjuran jang tak dapat

3

Page 24: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

dielakkan daripada klas² burdjuis menengah dan apa jang

dinamakan pangkat tani dibawah sistim dewasa ini; 3)

penaklukan perdagangan dan penghisapan atas klas² burdjuis

dari berbagai bangsa Eropa oleh radjalela pasar dunia--Inggris.

Kami akan berusaha membuat uraian kami sesederhana

dan sepopuler mungkin dan tidak akan menganggap sudah

adanja pengertian jang elementerpun tentang ekonomi politik.

Kami harapkan agar dimengerti oleh kaum buruh. Lagipula, di

Djerman terdapat ketidaktahuan dan kekatjauan pengertian

jang paling mentjolokmata mengenai hubungan² ekonomi jang

paling sederhana, dari pembela² resmi atas keadaan jang ada

sampai kepada dukun² adjaib sosialis dan zeni² politik jang

tidak diakui jang di Djerman jang ter-petjah² itu lebih

melimpah daripada pangeran² berdaulat.

Sekarang, karenanja, soal jang pertama: Apakah upah

itu? Bagaimana upah itu ditentukan?

Bila buruh ditanja: "Berapakah upahmu?" seorang akan

mendjawab: "Saja mendapat satu mark sehari dari madjikan

saja," lainnja, "saja mendapat dua mark" dan demikian

seterusnja. Sesuai dengan lapangan² pekerdjaan jang ber-

beda² jang mereka djalankan, mereka akan menjebut ber-

bagai² djumlah uang jang mereka terima dari madjikannja

masing² untuk pelaksanaan suatu pekerdjaan tertentu,

4

Page 25: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

umpamanja penenunan satu meter kain lenan atau pen-set-an

huruf suatu lembaran tjetak. Walaupun berbagai matjam

pernjataannja, mereka semua akan setudju pada satu soal:

bahwa upah adalah djumlah uang jang dibajar oleh kapitalis

untuk waktu kerdja jang tertentu atau untuk hasil kerdja

tertentu.

Karena itu, sikapitalis tampaknja membeli kerdja mereka

dengan uang. Mereka mendjual kerdjanja kepada kapitalis

untuk uang. Tapi ini hanja nampaknja sadja. Dalam

kenjataannja apa jang mereka djual kepada sikapitalis untuk

uang adalah tenagakerdja mereka. Kapitalis membeli

tenagakerdja ini untuk sehari, seminggu, sebulan dst. Dan

setelah ia membeli ini, ia menggunakannja dengan menjuruh

buruh bekerdja selama waktu jang sudah ditentukan. Untuk

djumlah jang itu djuga, dengan mana sikapitalis membeli

tenagakerdja mereka, umpamanja dua mark, ia akan dapat

membeli dua pon gula atau sedjumlah tertentu

barangdagangan lainnja. Dua mark, jang dipakainja untuk

membeli dua pon gula, adalah harga dua pon gula. Dua mark,

jang dipakai kapitalis untuk membeli penggunaan tenagakerdja

selama duabelas djam adalah harga dari duabelas djam kerdja.

Oleh karena itu, tenagakerdja adalah barangdagangan, tidak

lebih atau kurang, daripada gula. Jang pertama diukur dengan

djam, jang kedua dengan timbangan.

5

Page 26: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

Buruh menukarkan barangdagangan mereka,

tenagakerdja, dengan barangdagangan kapitalis, dengan uang,

dan pertukaran ini dilakukan dalam perbandingan jang

tertentu. Sekian uang untuk penggunaan tenagakerdja sekian

lama. Untuk duabelas djam menenun, dua mark. Dan

bukankah dua mark itu mewakili semua barangdagangan

lainnja jang dapat saja beli untuk dua mark? Oleh karena itu,

buruh sesungguhnja telah menukar barangdagangannja,

tenagakerdja, dengan barangdagangan lain jang segala

matjam dan itupun dalam perbandingan tertentu. Dengan

memberikan kepada buruh dua mark, kapitalis telah

memberikannja daging sekian, pakaian sekian, bahan² bakar,

penerangan dll. sekian, sebagai penukar kerdjanja sendiri. Oleh

sebab itu, dua mark menjatakan perbandingan pertukaran

tenagakerdja dengan barangdagangan² lainnja, nilai-tukar

tenagakerdjanja. Nilai-tukar suatu barangdagangan, dihitung

dengan uang, adalah jang dinamakan harga barangdagangan

itu. Upah hanjalah suatu nama chsus untuk harga

tenagakerdja, umumnja dinamakan harga kerdja, untuk harga

barangdagangan istimewa ini jang tidak mempunjai tempat

penjimpanan lain daripada darahdaging manusia.

Marilah kita ambil seorang buruh, umpamanja, seorang

penenun. Sikapitalis memberikan dia perkakas tenun dan

benang. Penenun mulai bekerdja dan benangnja diubah

6

Page 27: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

mendjadi kain lenan itu miliknja dan mendjualnja, katakan

sadja, untuk duapuluh mark. Sekarang apakah penenun itu

suatu bagian didalam kain lenan, didalam duapuluh mark,

didalam baranghasil kerdjanja? Samasekali tidak. Djauh

sebelum kain lenan itu terdjual, mungkin djauh sebelum

penenunannja selesai, penenun telah menerima upahnja.

Djadi, sikapitalis bukan membajar upah ini dengan uang jang

akan diterimanja dari kain lenan, tetapi dengan uang jang telah

ada dalam persediaan. Tepat sebagaimana perkakas tenun dan

bebang bukanlah baranghasil dari penenun, jang kepadanja

perkakas tenun dan benang itu diberikan oleh madjikannja,

demikian djuga halnja dengan barangdagangan² jang diterima

sipenenun sebagai penukar barangdagangannja, tenagakerdja.

Ada kemungkinan bahwa madjikan tidak mendapatkan pembeli

samasekali bagi kain lenanja. Ada kemungkinan bahwa dia

dengan pendjualannja bahkan tak mendapatkan djumlah upah

itu. Ada kemungkinan bahwa ia mendjual kain lenan dengan

sangat menguntungkan dalam perbandingan dengan upah

penenun. Semua itu tak ada sangkutpautnja dengan penenun.

Sikapitalis membeli tenagakerdja penenun dengan sebagian

dari kekajaannja jang sudah ada, dari kapitalnja, tepat

sebagaimana ia telah membeli bahan mentah--benang-dan

perkakas kerdja--perkakas tenun-dengan bagian lain dari

kekajaannja. Setelah ia mengadakan pembelian ini, dan

7

Page 28: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

pembelian ini meliputi djuga tenagakerdja jang perlu untuk

memproduksi kain lenan, ia berproduksi hanja dengan bahan²

mentah dan perkakas² kerdja jang sudah miliknja. Sebab

bukankah dalam jang achir ini, sekarang termasuk djuga,

penenun kita jang baik, jang andilnja dalam baranghasil

ataupun harga baranghasil adalah sama sedikitnja dengan andil

perkakas tenun.

Oleh karena itu, upah bukanlah andil siburuh dalam

barangdagangan jang dihasilkannja. Upah adalah sebagian dari

barangdagangan² jang telah ada, dengan mana sikapitalis

membeli untuk dirinja sendiri sedjumlah tertentu tenagakerdja

jang produktif.

Djadi, tenagakerdja adalah barangdagangan jang oleh

pemiliknja, buruh-upahan, didjual kepada kapital. Mengapa ia

mendjualnja? Untuk dapat hidup.

Tetapi kegiatan tenagakerdja, kerdja, adalah kegiatan-

hidup buruh itu sendiri, manifestasi hidupnja sendiri. Dan

kegiatan-hidup ini didjualnja kepada orang lain untuk

mendjamin bahan² keperluan hidup jang perlu. Djadi baginja

kegiatan-hidupnja hanja suatu alat untuk memungkinkan ia

hidup. Ia bekerdja untuk hidup. Bahkan ia tidak menganggap

kerdja sebagai bagian daripada hidupnja, kerdja itu lebih

banjak suatu pengorbanan hidupnja. Itu suatu

8

Page 29: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

barangdagangan jang telah dialihkannja kepada oranglain.

Karena itu, baranghasil kegiatannja djuga, bukanlah tudjuan

dari kegiatannja. Jang dihasilkannja untuk dirinja sendiri

bukanlah sutera jang ditenunnja, bukanlah emas jang digalinja

dari tambang, bukanlah istana jang dibangunkannja. Jang

dihasilkannja untuk dirinja sendiri sendiri jalah upah, dan

sutera, emas, istana baginja mendjadikan dirinja sedjumlah

tertentu bahan² keperluan hidup, barangkali mendjadi djas

katun, beberapa mata-uang tembaga dan pondokan dalam

bilik-bawahtanah. Dan buruh, jang selama duabelas djam

menenun, memintal, membor, membubut, membangun,

menjekop, menghantjurkan batu, mengangkut muatan dsb.

-apakah ia menganggap duabelas djam menenun, memintal,

membor, membubut, membangun, menjekop, menghantjurkan

batu sebagai manifestasi hidupnja, sebagai kehidupan?

Sebaliknja, baginja kehidupan mulai dimana kegiatan ini berhenti,

dimedja, dirumah-minum umum, ditempat tidur. Duabelas djam

kerdja, pada pihak lain, baginja tak mempunjai arti menenun,

memintal, membor, dsb., tetapi arti mendapat nafkah, jang

membawa dia kemedja, kerumah-minum umum, ketempat tidur.

Bila ulat-sutera harus memintal agar dapat meneruskan hidupnja

sebagai ulat, maka ia akan mendjadi buruh-upahan jang

sempurna. Tenagakerdja tidak selalu barangdagangan. Kerdja

tidak selalu kerdja-upahan, jaitu kerdja bebas. Budak tidak

mendjual tenagakerdjanja kepada sipemilik-budak, seperti djuga

9

Page 30: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

lembu tidak mendjual djasa²nja kepada petani. Budak, bersama

dengan tenagakerdjanja, betul² didjual untuk se-lama²nja kepada

pemiliknja. Ia barangdagangan jang dapat pindah dari tangan

pemilik jang satu ketangan pemilik jang lain. Ia sendiri

barangdagangan tetapi tenagakerdja bukanlah barangdagangan

dia. Hamba mendjual hanja sebagian dari tenagakerdjanja. Ia

tidak menerima upah dari pemilik tanah; malahan pemilik tanah

menerima upeti daripadanja.

Hamba termasuk tanah dan memberikan buah-hasil tanah

itu kepada pemilik tanah. Buruh bebas, pada pihak lain, mendjual

dirinja sendiri, memang, mendjual dirinja sendiri sepotong². Ia

melélangkan delapan, sepuluh, duabelas, limabelas djam dari

hidupnja hari demi hari, kepada penawar jang tertinggi, kepada

pemilik bahan² mentah, perkakas² kerdja dan bahan² keperluan

hidup, jaitu, kepada kapitalis. Buruh tidak dimiliki oleh satu

pemilik ataupun termasuk tanah, tetapi delapan, sepuluh,

duabelas, limabelas djam dari hidupnja se-hari² mendjadi milik

orang jang membelinja. Buruh meninggalkan kapitalis jang

kepadanja ia menjewakan dirinja itu kapankun ia mau, dan

kapitalis melepaskan dia kapanpun ia menganggap perlu, selekas

ia tidak mendapatkan laba apapun lagi daripada buruh, atau tidak

mendapat laba jang diharapkannja. Tetapi buruh, jang satu²nja

sumber penghidupannja adalah pendjualan tenagakerdjanja, tak

dapat meninggalkan seluruh klas kaum pembeli, jaitu klas

kapitalis, tanpa meninggalkan kehidupannja. Dia bukannja dimiliki

10

Page 31: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

oleh kapitalis ini atau itu tetapi oleh klas kapitalis dan lagipula

mendjadi urusannja untuk membikin dirinja laku, jaitu untuk

mendapatkan pembeli didalam klas kapitalis itu.

Sekarang, sebelum menjelami lebih dalam hubungan

antara kapital dan kerdja-upahan, kita akan menguraikan setjara

singkat hubungan² jang paling umum jang mendjadi

pertimbangan dalam menentukan upah.

Upah, seperti telah kita lihat, adalah harga suatu

barangdagangan tertentu, tenagakerdja. Oleh sebab itu, upah

ditentukan oleh hukum² jang sama dengan jang menentukan

harga setiap barangdagangan lainnja. Maka masalahnja jalah,

bagaimana harga suatu barangdagangan ditentukan?

II

Oleh apakah harga suatu barangdagangan ditentukan?

Oleh persaingan antara pembeli dan pendjual, oleh

hubungan permintaan dengan persediaan, tuntutan dengan

penawaran. Persaingan, dengan mana harga suatu

barangdagangan ditentukan, jalah bersegi-tiga.

Barangdagangan jang sama ditawarkan oleh berbagai

pendjual. Dengan barang² jang mutunja sama, maka siapa

jang mendjual paling murah sudah tentu mendesak lainnja

11

Page 32: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

keluar dari lapangan dan mendjamin pendjualan terbesar bagi

dirinja sendiri. Djadi, para pendjual saling memperebut

satusamalain, pendjualan, pasar. Mereka masing² ingin

mendjual, mendjual se-banjak²nja dan, kalau dapat, mendjual

sendirian, dengan mengutjilkan pendjual² lainnja. Karenanja,

jang satu mendjual lebih murah daripada jang lain. Akibatnja,

persaingan terdjadi diantara para pendjual, hal ini menekan

kebawah harga barangdagangan² jang mereka tawarkan.

Tetapi persaingan djuga terdjadi diantara para pembeli,

dan hal ini sebaliknja menjebabkan barangdagangan² jang

ditawarkan itu meningkat harganja.

Achirnja, persaingan terdjadi antara pembeli dengan

pendjual; jang pertama ingin membeli semurah mungkin, jang

kedua ingin mendjual semahal mungkin. Hasil dari persaingan

antara pendjual dengan pembeli ini akan tergantung pada

bagaimana perhubungan antara kedua pihak jang bersaing

jang tersebut diatas, jaitu apakah persaingan lebih berat

didalam tentara pembeli atau didalam tentara pendjual.

Industri membawa kemedan dua tentara jang berlawanan satu

sama lain, jang masing²nja melakukan pertempuran djuga

didalam barisannja sendiri, diantara pasukan²nja sendiri.

Tentara jang pasukan²nja paling sedikit pukul-memukul

satusamalain, memperoleh kemenangan atas tentara jang

berlawanan.

12

Page 33: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

Marilah kita umpamakan ada 100 bal kapas dipasar dan

pada waktu itu djuga ada pembeli² untuk 1000 bal kapas.

Dalam hal ini, maka permintaan sepuluh kali lipat besarnja

daripada penawaran. Perdaingan akan sangat sengit diantara

para pembeli, masing² dari mereka mau mendapatkan satu,

dan kalau dapat semua, dari seratus bal itu bagi dirinja sendiri.

Tjontoh ini bukannja perumpamaan jang sembarangan. Dalam

sedjarah perdagangan, kita pernah mengalami periode²

kegagalan panen kapas, sewaktu beberapa orang kapitalis

sadja setjara persekutuan berusaha membeli, bukan seratus

bal, tetapi seluruh persediaan kapas dunia. Karena itu, dalam

tjontoh tersebut, seorang pembeli akan berusaha menghalau

lainnja dari lapangan dengan menawarkan harga jang relatif

lebih tinggi bagi tiap² bal kapas. Para pendjual kapas, jang

melihat bahwa pasukan² tentara musuh sedang mendjalankan

perdjuangan se-sengit²nja diantara mereka sendiri dan bahwa

pendjualan keseratus bal mereka semuanja sudah pasti

samasekali, akan sangat ber-hati² untuk tidak petjah diantara

mereka sendiri dan menekan kebawah harga kapas pada saat

lawan² mereka bersaing satusamalain untuk menaikkan harga

itu. Djadi, perdamaian dengan tiba² terwudjud didalam tentara

pendjual. Mereka menghadapi pembeli bagaikan satu orang,

berpeluk tangan setjara berfilsafat, dan permintaan² mereka

akan tak kenal batas, kalau penawaran² dari pembeli² jang

13

Page 34: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

paling berkeras dan bernafsupun tidak mempunjai batas²nja

jang sangat tertentu.

Oleh sebab itu, djika persediaan suatu barangdagangan

lebih rendah daripada permintaan akan barangdagangan itu,

maka hanja terdjadi persaingan sedikit, atau samasekali tidak,

diantara para pendjual. Sebanding dengan berkurangnja

persaingan ini, maka persaingan bertambah diantara para

pembeli. Akibatnja jalah kenaikan jang sedikit atau banjak agak

besar dalam harga² barangdagangan.

Sudah diketahui umum bahwa lebih kerap terdjadi hal

jang sebaliknja dengan akibat jang sebaliknja. Kelebihan besar

persediaan atas permintaan; persaingan se-sengit²nja diantara

para pendjual; kekurangan pembeli; pendjualan barang²

dengan harga bantingan.

Tetapi apakah artinja naik atau turunnja harga; apakah

artinja harga jang tinggi dan jang rendah? Sebutir pasir adalah

tinggi bila diteropong melalui mikroskop, dan menara adalah

rendah bila dibanding dengan gunung. Dan djika harga

ditentukan oleh hubungan antara penawaran dan permintaan,

maka apakah jang menentukan hubungan antara penawaran

dan permintaan?

Marilah kita berpaling kepada burdjuasi pertama jang

kita djumpai. Ia tidak akan berpikir sekedjappun, tetapi

14

Page 35: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

bagaikan Iskandar Zulkarnain jang kedua, akan memotong

simpul metafisis ini dengan daftar perkalian. Djika produksi

barang² jang saja djual itu telah makan biaja 100 mark,

demikian ia akan memberitahu kita, dan djika saja

mendapatkan 110 mark dari pendjualan barang² ini, dalam

waktu setahun tentu-maka itulah laba jang sehat, djudjur dan

sah. Tetapi djika saja mendapat dalam pertukaran 120 atau

130 mark, itulah laba jang tinggi; dan djika saja mendapat

sebanjak 200 mark, itu akan merupakan suatu laba jang

luarbiasa, jang sangat besar. Maka apakah jang bagi burdjuasi

mendjadi ukuran untuk laba? Biaja produksi

barangdagangannja. Djika ia dalam pertukaran

barangdagangan ini menerima sedjumlah barangdagangan lain

jang biaja produksinja lebih sedikit, dia rugi. Djika ia dalam

pertukaran barangdagangan menerima sedjumlah

barangdagangan lain jang produksinja telah makan biaja lebih

banjak, ia mendapat untung. Dan ia menghitung naik atau

turunnja laba menurut berapa deradjat nilai-tukar

barangdagangannja itu berada diatas atau dibawah nol--biaya

produksi.

Djadi kita telah melihat bagaimana hubungan jang ber-

ubah² dari penawaran dan permintaan mengakibatkan harga

kadang² naik, kadang² turun. Djika harga suatu

barangdagangan naik banjak karena penawaran tidak tjukup

15

Page 36: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

atau karena permintaan bertambah dengan tidak sepadan,

maka harga salah suatu barangdagangan lain harus turun

setjara sebanding, sebab harga barangdagangan hanja

menjatakan dalam uang perbandingan pertukaran

barangdagangan lain dengan barangdagangan itu. Djika,

misalnja, harga daripada satu meter kain sutera telah

meningkat dari lima mark mendjadi enam mark, harga perak

dalam perbandingan dengan kain sutera telah turun, dan

demikian djuga harga semua barangdagangan lainnja jang

masih tetap pada harganja jang lama telah turun dalam

perbandingan dengan sutera. Orang harus memberikan

barangdagangan² itu dalam djumlah lebih besar untuk

ditukarkan dengan djumlah sutera jang sama. Akibat apakah

jang akan terdjadi dari kenaikan harga barangdagangan itu?

Sedjumlah besar kapital akan ditjeburkan kedalam tjabang

industri jang berkembang subur itu dan pengaliran kapital ini

kedalam lingkungan industri jang diuntungkan itu akan terus

berlangsung sampai ia menghasilkan laba jang biasa atau,

malahan sampai harga baranghasil²nja, karena produksi

berlebihan, merosot, merosot kebawah biaja produksi.

Sebaliknja, djika harga suatu barangdagangan turun

dibawah biaja produksinja, kapital akan ditarik keluar dari

produksi barangdagangan ini. Ketjuali dalam tjabang industri

jang sudah mendjadi usang dan, karena itu, harus lenjap,

16

Page 37: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

produksi barangdagangan sematjam itu, artinja, persediaannja,

akan terus berkurang disebabkan pelarian kapital ini, sampai ia

sesuai dengan permintaan, dan karenanja harganja setaraf lagi

dengan biaja produksinja atau, malahan sampai penawaran

merosot kebawah permintaan, artinja, sampai harganja naik

lagi keatas biaja produksinja, sebab harga jang berlaku dari

suatu barangdagangan senantiasa berada diatas atau dibawah

biaja produksinja.

Kita melihat bagaimana kapital terus-menerus berpindah

masuk dan keluar, keluar dari lingkungan satu industri masuk

kedalam lingkungan industri lain. Harga tinggi mengakibatkan

perpindahan masuk jang terlalu besar dan harga rendah

mengakibatkan perpindahan keluar jang terlalu besar.

Kita dapat memperlihatkan dari pangkal pandangan

jang lain lagi, bagaimana tidak hanja penawaran tetapi djuga

permintaan ditentukan oleh biaja produksi. Tetapi ini akan

membawa kita terlalu djauh menjimpang dari pokok persoalan

kita.

Kita baru sadja melihat bagaimana naik-turun

penawaran dan permintaan terus-menerus membawa harga

suatu barangdagangan kembali kebiaja produksi. Harga

sesungguhnja dari suatu barangdagangan, memang benar

senantiasa diatas atau dibawah biaja produksinja; tetapi naik

17

Page 38: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

dan turun itu saling mengimbangkan satusamalain, sehingga

didalam satu djangka-waktu tertentu, dengan dihitung bersama

pasang dan surutnja industri, maka barangdagangan² ditukar

satusamalain sesuai dengan biaja produksinja, oleh karena itu

harganja ditentukan oleh biaja produksinja.

Penentuan harga oleh biaja produksi ini djangan

dipahami menurut pengertian para ahli ekonomi. Para ahli

ekonomi mengatakan bahwa harga rata² barangdagangan²

sama dengan biaja produksi; bahwa ini adalah hukum. Gerakan

anarkis, jang didalamnja naik diimbangi oleh turun dan turun

oleh naik, dianggap oleh mereka sebagai kebetulan. Dengan

hak jang sama sepenuhnja orang dapat menganggap turun-

naik ini sebagai hukum dan penentuan oleh biaja produksi itu

sebagai kebetulan, sebagaimana memang dianggap oleh ahli²

ekonomi lain. Tetapi se-mata² turun-naik inilah, jang djika

dilihat dari lebih dekat, membawakan pembinasaan² jang

paling dahsjat dan, seperti gempa bumi, menjebabkan

masjarakat burdjuis gontjang hingga dasar²nja--se-mata²

dalam proses turun-naik inilah harga ditentukan oleh biaja

produksi. Gerakan ketaktertiban ini dalam keseluruhannja

adalah ketertibannja. Dalam proses anarki keindustrian ini,

didalam gerakan dalam lingkaran ini, maka persaingan, boleh

dikatakan mengimbangi satu ekses dengan djalan ekses lain.

18

Page 39: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

Oleh karena itu kita lihat, bahwa harga suatu

barangdagangan ditentukan oleh biaja produksinja dengan

djalan demikian hingga periode² dimana harga

barangdagangan ini naik keatas biaja produksinja diimbangi

dengan periode² dimana harga itu merosot kebawah biaja

produksi, dan sebaliknja. Sudah tentu, ini tidak berlaku bagi

baranghasil² industri jang chusus, ter-sendiri², tetapi hanja

untuk seluruh tjabang industri. Karenanja ini djuga tidak

berlaku bagi pengusaha industri sendiri², tetapi hanja bagi

seluruh klas pengusaha industri.

Penentuan harga oleh biaja produksi adalah sama

dengan penentuan harga oleh waktu kerdja jang diperlukan

untuk pembuatan suatu barangdagangan, karena biaja

produksi terdiri dari 1) bahan² mentah dan penjusutan-harga

perkakas², jaitu, terdiri dari baranghasil² industri jang

pembuatannja telah makan sedjumlah harikerdja tertentu dan

jang karena itu, mewakili sedjumlah waktu kerdja tertentu, dan

2) dari kerdja langsung, jang ukurannja djustru waktu.

Hukum² umum jang sama jang mengatur harga

barangdagangan² pada umumnja, sudah tentu mengatur djuga

upah, harga kerdja.

Upah akan naik dan turun sesuai dengan hubungan

penawaran dan permintaan, sesuai dengan perubahan jang

19

Page 40: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

terdjadi dalam persaingan antara pembeli tenagakerdja, jaitu

kaum kapitalis, dengan pendjual tenagakerdja, jaitu kaum

buruh. Turun-naiknja upah pada umumnja bersesuaian dengan

turun-naiknja harga² barangdagangan. Tetapi didalam turun-

naik ini harga kerdja akan ditentukan oleh biaja produksi, oleh

waktu kerdja jang diperlukan untuk menghasilkan

barangdagangan ini--tenagakerdja.

Maka apakah biaja produksi tenagakerdja itu?

Itu adalah biaja jang diperlukan untuk memelihara

buruh sebagai seorang buruh dan memadjukannja mendjadi

seorang buruh.

Maka makin pendek masa latihan jang diperlukan untuk

sesuatu pekerdjaan, makin sedikit biaja produksi daripada

buruh dan makin rendah harga kerdjanja, jaitu upahnja.

Didalam tjabang² industri tempat masa-magang hampir tidak

diperlukan samasekali dan dimana adanja djasmani buruh itu

sadja sudah mentjukupi, biaja jang diperlukan untuk produksi

buruh itu hampir se-mata² terbatas pada barangdagangan²

jang diperlukan untuk memungkinkan dia hidup dan dapat

bekerdja. Karenanja, harga kerdjanja, akan ditentukan oleh

harga bahan² keperluan hidup seperlunja.

Tetapi masih ada djuga pertimbangan lain. Tuan-pabrik

dalam menghitung biaja produksinja dan, sesuai dengan itu,

20

Page 41: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

harga baranghasil² memperhitungkan pengausan perkakas²

kerdja. Djika, misalnja, suatu mesin baginja berharga 1000

mark dan akan aus dalam waktu sepuluh tahun, maka dia akan

menambahkan 100 mark tiap² tahunnja pada harga

barangdagangan², supaja dapat mengganti mesin² jang sudah

aus itu dengan mesin baru pada achir sepuluh tahun. Dengan

tjara jang sama, dalam menghitung biaja produksi

tenagakerdja jang sederhana, harus dimasukkan biaja

reproduksi jang memungkinkan ras buruh berbiak dan buruh

jang sudah aus diganti dengan jang baru. Djadi penjusutan-

harga buruh diperhitungkan dengan tjara jang sama seperti

penjusutan-harga mesin².

Oleh sebab itu, biaja produksi tenagakerdja jang

sederhana, adalah sebesar biaja hidup dan reproduksi daripada

buruh. Harga biaja hidup dan reproduksi ini membentuk upah.

Upah jang ditentukan demikian ini dinamakan upah minimum.

Upah minimum ini, seperti penentuan harga barangdagangan

oleh biaja produksi pada umumnja, tidak berlaku bagi orang

seorang sendiri², tetapi bagi seluruh djenisnja. Buruh

seorang², djutaan buruh, tidak mendapat tjukup untuk dapat

hidup dan membiakkan diri; tetapi upah segenap klas buruh,

didalam turun-naiknja, menjamaratakan diri ketaraf minimum

ini.

21

Page 42: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

Sekarang setelah kita sampai pada suatu pengertian

tentang hukum² jang paling umum jang mengatur upah seperti

harga setiap barangdagangan lainnja, kita dapat lebih chusus

menjelam kedalam pokok persoalan kita.

III

Kapital terdiri dari segala matjam bahan² mentah,

perkakas² kerdja dan bahan² keperluan hidup jang digunakan

untuk menghasilkan bahan mentah jang baru, perkakas kerdja

baru dan bahan² keperluan hidup jang baru. Semua bagian-

susunan dari kapital ini adalah tjiptaan kerdja, baranghasil²

kerdja, kerdja jang telah diakumulasi. Kerdja jang telah

diakumulasi jang mendjadi alat untuk produksi baru adalah

kapital.

Demikianlah kata para ahli ekonomi.

Apakah seorang budak Negro itu? Seorang dari djenis

bangsa jang hitam. Pendjelasan jang satu sama dengan jang

lainnja.

Seorang Negro adalah seorang Negro. Hanja dalam

hubungan² tertentu ia mendjadi budak. Mesin-pemintal kapas

adalah mesin untuk memintal kapas. Hanja dalam hubungan²

tertentu ia mendjadi kapital. Lepas dari hubungan² ini ia bukan

22

Page 43: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

kapital sebagaimana djuga emas itu sendiri bukanlah uang atau

gula bukanlah harga gula.

Dalam produksi, manusia bukan sadja mempengaruhi

alam tetapi djuga manusia sesamanja. Mereka berproduksi,

mereka memasuki perhubungan dan pertalian timbal-balik jang

tertentu, dan hanja didalam perhubungan dan pertalian

kemasjarakatan inilah dilakukan pengaruh mereka atas alam,

dilakukan produksi.

Hubungan² kemasjarakatan ini, jang dimasuki oleh

penghasil² satusamalain, didalam mereka menukarkan

kegiatan² mereka dan ikutserta dalam seluruh aktivitet

produksi, sudah tentu akan ber-ubah² menurut watak alat²

produksi. Dengan pendapatan suatu alat perang baru,

sendjata-api, maka seluruh organisasi ntern tentara terpaksa

harus diubah; perhubungan² jang didalamnja orang² dapat

mendjadi suatu tentara dan bertindak sebagai suatu tentara

diubah dan hubungan² berbagai tentara satusamalain sudah

berubah djuga.

Djadi hubungan² kemasjarakatan jang didalamnja orang

masing² berporoduksi, hubungan² produksi sosial, berubah,

diubah dengan perubahan dan perkembangan alat² produksi

materiil, tenaga² produktif. Hubungan² produksi dalam

keseluruhannja merupakan apa jang dinamakan hubungan²

23

Page 44: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

sosial, masjarakat dan chususnja, suatu masjarakat pada

tingkat tertentu perkembangan sedjarah, suatu masjarakat

dengan watak chusus jang mentjirikan. Masjarakat kuno,

masjarakat feodal, masjarakat bordjuis, adalah keseluruhan²

hubungan produksi sematjam ini, jang masing²nja bersamaan

waktu itu djuga menandakan suatu tingkat chusus

perkembangan dalam sedjarah umatmanusia.

Kapital adalah djuga suatu hubungan produksi sosial. Ia

adalah suatu hubungan produksi burdjuis, suatu hubungan

produksi dari masjarakat burdjuis. Bukankah bahan² keperluan

hidup, perkakas² kerdja, bahan² mentah jang mendjadikan

kapital itu diproduksi dan diakumulasi dalam sjarat² sosial

tertentu, didalam hubungan² sosial tertentu? Bukankah mereka

digunakan untuk produksi baru didalam sjarat² sosial tertentu,

didalam hubungan² sosial tertentu? Dan bukankah djustru

watak sosial jang tertentu ini jang mengubah baranghasil² jang

digunakan untuk produksi baru itu mendjadi kapital?

Kapital terdiri, tidak hanja dari bahan² keperluan hidup,

perkakas² kerdja dan bahan² mentah, tidak hanja dari

baranghasil² meteriil; ia terdiri sebanjak itu djuga dari nilai²-

tukar. Semua baranghasil jang mendjadikannja itu adalah

barangdagangan. Oleh karena itu, kapital tidak hanja djumlah

dari baranghasil materiil; ia adalah djumlah dari

barangdagangan², dari nilai²-tukar, dari besaran² sosial.

24

Page 45: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

Kapital tetap sama, biar kita ganti wol dengan kapas,

gandum dengan beras atau kereta-api dengan kapal-uap, asal

sadja kapas, beras, kapal-uap--tubuh kapital--mempunjai nilai-

tukar jang sama, harga jang sama dengan wol, gandum,

kereta-api, jang tadinja mendjelmakan kapital itu.

Tubuh kapital dapat berubah terus-menerus sedangkan

kapital itu tidak mengalami perubahan sedikitpun.

Tetapi, sedang semua kapital adalah djumlah dari

barangdagangan², jaitu, dari nilai²-tukar, namun tidak setiap

djumlah dari barangdagangan², dari nilai²-tukar, adalah

kapital.

Setiap djumlah nilai²-tukar adalah suatu nilai-tukar.

Setiap nilai-tukar sendiri² adalah djumlah dari nilai²-tukar.

Umpamanja rumah jang seharga 1000 mark adalah nilai-tukar

1000 mark. Sehelai kertas jang seharga satu pfennig adalah

djumlah dari nilai²-tukar 100 seperatus pfennig. Baranghasil²

jang dapat ditukar dengan baranghasil² lain jalah

barangdagangan. Perbandingan tertentu dalam mana mereka

dapat ditukar merupakan nilai-tukarnja atau, dinjatakan

dengan uang, harganja. Banjaknja baranghasil² ini tak dapat

mengubah apapun dalam sifat bahwa barang² itu mendjadi

barangdagangan atau merupakan suatu nilai-tukar atau

mempunjai harga tertentu. Biar sebatang pohon itu besar atau

25

Page 46: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

ketjil ia adalah sebatang pohon. Biar kita menukar besi dengan

baranghasil lain per ons atau per sentenar, apakah ini

menimbulkan perbedaan wataknja sebagai barangdagangan,

sebagai nilai-tukar? Ia adalah barangdagangan jang nilainja

lebih besar atau lebih ketjil, jang harganja lebih tinggi atau

lebih rendah, tergantung pada kwantitetnja.

Maka, bagaimanakah, sedjumlah barangdagangan,

sedjumlah nilai-tukar, mendjadi kapital?

Dengan memelihara dan memperlipatgandakan diri

sebagai kekuatan kemasjarakatan jang berdiri sendiri, jaitu,

sebagai suatu kekuatan dari sebagian dari masjarakat, dengan

djalan penukarannja dengan tenagakerdja jang langsung, jang

hidup. Adanja suatu klas jang tidak memiliki apa² ketjuali

kesanggupannja untuk bekerdja adalah sjarat pendahuluan

jang diperlukan bagi kapital.

Hanjalah penguasaan atas kerdja jang langsung, jang

hidup, oleh kerdja jang telah diakumulasi, jang lampau, jang

telah diperbendakan itulah mengubah kerdja jang sudah

diakumulasi mendjadi kapital.

Kapital bukannja terdiri dari hal bahwa kerdja jang telah

diakumulasi itu mengabdi kepada kerdja hidup sebagai alat

untuk produksi baru. Ia terdiri dari hal bahwa kerdja hidup

mengabdi kepada kerdja jang sudah diakumulasi sebagai alat

26

Page 47: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

untuk mempertahankan dan melipatgandakan nilai-tukar kerdja

jang diakumulasi.

Apakah jang terdjadi dalam pertukaran antara kapitalis

dan buruh-upahan?

Buruh menerima bahan² keperluan hidup sebagai

penukar tenagakerdjanja, tetapi sikapitalis menerima, sebagai

penukar bahan² keperluan hidupnja, kerdja, aktivitet produktif

buruh, daja-tjipta jang dengan itu buruh tidak hanja mengganti

apa jang dipakainja tetapi memberikan kepada kerdja jang

sudah diakumulasi suatu nilai jang lebih besar daripada jang

dimilikinja dulu. Buruh menerima dari sikapitalis sebagian dari

bahan² keperluan hidup jang sudah tersedia. Apa gunanja

bahan² keperluan hidup ini baginja? Untuk konsumsi segera.

Akan tetapi, selekas bahan keperluan hidup itu sudah saja

pakai, bahan² itu lenjap se-lama²nja dari saja, ketjuali djika

saja menggunakan waktu selama saja dapat hidup dengan

bahan itu untuk menghasilkan bahan² keperluan hidup jang

baru, agar selama konsumsi itu mentjiptakan nilai² baru

dengan kerdja saja sebagai ganti nilai² jang lenjap dalam

konsumsi. Tetapi djustru tenaga reproduksi jang mulia ini jang

diserahkan oleh buruh kepada kapitalis sebagai penukar

bahan² keperluan hidup jang diterimanja. Oleh karenanja, ia

telah kehilangan tenaga itu bagi dirinja.

27

Page 48: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

Marilah kita ambil suatu tjontoh: seorang tani-penjewa

memberikan buruh-hariannja lima pitjis sehari. Untuk lima pitjis

ini buruh bekerdja sepandjang hari diladang petani dan dengan

begitu mendjamin sipetani mendapat penghasilan sebesar

sepuluh pitjis. Petani tidak hanja mendapat ganti nilai jang

harus diberikannja kepada buruh-harian; dia menggadaikan

nilai itu. Oleh karena itu, ia telah menggunakan, telah

memakai, lima pitjis jang telah diberikannja kepada buruh

setjara jang berubah, jang produktif. Ia telah membeli dengan

lima pitjis djustru kerdja dan tenaga buruh itu jang

menghasilkan hasil pertanian jang nilainja dualipat dan

membuat sepuluh pitjis dari lima. Buruh-harian, pada pihak

lain, menerima sebagai ganti tenaga-produktifnja, jang hasil-

kerdjanja telah diberikannja kepada petani, lima pitjis jang

ditukarkannja dengan bahan² keperluan hidup dan bahan² ini

dihabiskannja tjepat atau lambat. Oleh karena itu, lima pitjis

ini, telah dipakai setjara dua, reproduktif buat kapital, karena

mereka telah ditukar dengan tenagakerdja,2) jang

menghasilkan sepuluh pitjis, dan tidak produktif buat buruh,

karena lima pitjis itu telah ditukar dengan bahan² keperluan

hidup jang lenjap untuk se-lama²nja dan jang nilainja hanja

dapat didapatkannja kembali dengan mengulangi pertukaran

jang sama dengan petani. Djadi kapital bersjaratkan pada

kerdja-upahan; kerdja-upahan bersjaratkan pada kapital.

28

Page 49: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

Mereka dengan timbal-balik mensjaratkan hidupnja satusamalain;

mereka dengan timbal-balik melahirkan satusamalain.

Apakah buruh dalam pabrik kapas hanja menghasilkan

tekstil katun? Tidak, dia menghasilkan kapital. Ia menghasilkan

nilai² jang digunakan lagi untuk memerintah kerdjanja dan

dengan djalan itu mentjiptakan nilai² baru.

Kapital hanja dapat bertambah dengan menukarkan dirinja

dengan tenagakerdja, dengan menghidupkan kerdja-upahan.

Tenagakerdja buruh-upahan hanja dapat ditukar dengan kapital

dengan djalan menambah kapital, dengan memperkokoh

kekuasaan jang memperbudak dia. Karenanja, bertambahnja

kapital adalah bertambahnja proletariat, jaitu bertambahnja klas

buruh.

Karena itu, kepentingan sikapitalis dan kepentingan buruh,

adalah satu dan sama, demikian dinjatakan oleh burdjuasi dan

ahli ekonomi mereka. Memang! Buruh binasa djika kapital tidak

mempekerdjakannja. Kapital binasa djika ia tidak menghisap

tenagakerdja, dan untuk menghisap itu, ia mesti membelinja.

Makin tjepat kapital jang ditudjukan untuk produksi, jaitu kapital

produktif, bertambah, makin makmur karenanja, industri, makin

banjak burdjuasi memperkaja dirinja dan makin baik djalan

perusahaannja, maka makin banjak kaum buruh jang diperlukan

kaum kapitalis, makin mahal kaum buruh mendjual dirinja sendiri.

29

Page 50: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

Oleh karena itu, sjarat perlu untuk keadaan buruh jang

agak baik jalah pertumbuhan kapital produktif jang se-tjepat²nja.

Tetapi apa pertumbuhan kapital produktif itu?

Pertumbuhan kekuasaan kerdja jang telah diakumulasi atas kerdja

hidup. Pertumbuhan penguasaan burdjuasi atas klas buruh. Djika

kerdja-upahan menghasilkan kekajaan orang lain jang menguasai

dirinja, kekuasaan jang bermusuhan dengan dirinja, kapital, maka

alat² pekerdjaan, jaitu, bahan² keperluan hidup, mengalir kembali

kepadanja dari kekuasaan jang bermusuhan ini, dengan sjarat

bahwa ia membuat dirinja sekali lagi mendjadi sebagian dari

kapital, mendjadi tuas jang melempar kapital kembali kedalam

suatu gerakan pertumbuhan jang dipertjepat.

Mengatakan bahwa kepentingan kapital dan kepentingan

buruh adalah satu dan sama, hanja berarti mengatakan bahwa

kapital dan kerdja-upahan adalah dua segi dari hubungan jang

satu dan sama. Jang satu mensjaratkan jang lain tepat

sebagaimana lintah-darat dan pemboros saling mensjaratkan

satusamalain.

Selama buruh-upahan adalah buruh-upahan maka

nasibnja tergantung pada kapital. Itu adalah kesamaan

kepentingan jang banjak di-pudji² antara buruh dan kapital.

30

Page 51: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

IV

Djika kapital tumbuh, massa kerdja-upahan tumbuh,

djumlah buruh-upahan tumbuh; pendeknja, penguasaan

kapital meluas atas djumlah orang jang lebih besar. Marilah

kita andaikan suatu keadaan jang paling baik: bila kapital

produktif tumbuh, permintaan akan kerdja bertambah;

akibatnja harga kerdja, upah, naik.

Sebuah rumah mungkin besar atau ketjil; selama

rumah² disekitarnja sama ketjilnja ia memuaskan semua

tuntutan sosial akan perumahan. Tetapi tjobalah muntjulkan

sebuah istana disamping rumah jang ketjil, maka rumah itu

akan mengerut dari rumah ketjil mendjadi gubug. Kini rumah

ketjil itu memperlihatkan bahwa pemiliknja hanja mempunjai

permintaan jang sedikit atau samasekali tidak ada; dan

bagaimanapun ia akan mendjulang tinggi dalam pertumbuhan

peradaban, djika istana disebelahnja mendjulang dalam ukuran

jang sama atau bahkan lebih besar, maka penghuni rumah

jang dalam perbandingan ketjil ini akan merasa makin tidak

enak, tak puas dan terdjepit diantara empat temboknja.

Kenaikan upah jang njata bersjarat pada pertumbuhan

tjepat kapital produktif. Pertumbuhan tjepat kapital produktif

mengakibatkan pertumbuhan jang sama tjepatnja dalam

kekajaan, kemewahan, kebutuhan² sosial, kenikmatan² sosial.

31

Page 52: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

Djadi walaupun kenikmatan buruh telah meningkat, namun

kepuasan sosial jang dipenuhinja telah berkurang dalam

perbandingan dengan kenikmatan kaum kapitalis jang

meningkat, jang tak dapat ditjapai oleh buruh, dalam

perbandingan dengan keadaan perkembangan masjarakat

pada umumnja. Keinginan² dan kesukaan² kita lahir dari

masjarakat; oleh sebab itu kita mengukurnja menurut

masjarakat dan bukannja menurut benda² pemuaskannja.

Karena keinginan² dan kesukaan² itu bersifat sosial, maka

mereka bersifat relatif.

Pada umumnja, upah ditentukan bukan hanja oleh

djumlah barangdagangan jang dapat saja menukarkan upah

itu. Upah mengandung berbagai hubungan.

Jang diterima oleh kaum buruh untuk tenagakerdja

mereka jalah, per-tama², sedjumlah uang tertentu. Apakah

upah ditentukan hanja oleh harga dalam uang ini?

Dalam abad keenambelas, emas dan perak jang beredar

di Eropa bertambah sebagai akibat dari penemuan tambang² di

Amerika jang lebih kaja serta lebih mudah dikerdjakan. Karena

itu nilai emas dan perak merosot dalam hubungannja dengan

barangdagangan lainnja. Kaum buruh menerima djumlah mata-

uang perak jang sama bagi tenagakerdjanja sebagaimana

semula. Harga dalam uang dari kerdja mereka tetap sama,

32

Page 53: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

namun upah mereka telah turun, karena dalam pertukaran

untuk djumlah perak jang sama mereka menerima djumlah

barangdagangan lain jang lebih sedikit. Ini adalah salahsatu

keadaan jang memadjukan pertumbuhan kapital dan

meningkatnja burdjuasi dalam abad keenambelas.

Marilah kita ambil suatu kedjadian jang lain. Pada

musimdingin tahun 1847 sebagai akibat panenan jang gagal,

harga bahan² keperluan hidup jang paling perlu, padi²an,

daging, mentega, kedju, dll., meningkat setjara besar²an.

Andaikan kaum buruh menerima djumlah uang jang sama bagi

tenagakerdja mereka sebagaimana semula. Bukankah upah

mereka telah turun? Sudah tentu. Karena untuk uang jang

sama mereka menerima dalam pertukaran roti, daging, dsb.

jang kurang. Upah mereka telah merosot bukannja karena nilai

perak telah berkurang, tetapi karena nilai bahan² keperluan

hidup telah bertambah besar.

Andaikan, achirnja, harga dalam uang dari kerdja itu

tetap sama sedangkan harga semua barang² pertanian dan

pabrik telah turun karena digunakannja mesin² baru, karena

musim jang sangat baik dan sebagainja. Dengan uang jang

sama buruh sekarang dapat membeli lebih banjak

barangdagangan² dari segala matjam. Upah mereka karena

itu, telah meningkat djustru karena nilai uang dari upah

mereka tidak berubah.

33

Page 54: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

Djadi, harga uang dari kerdja, upah nominal, tidak sama

dengan upah riil, jaitu dengan djumlah barangdagangan jang

sebenarnja didapat dalam pertukaran dengan upah. Karena itu

bila kita berbitjara tentang naik atau turun upah kita harus

ingat tidak hanja akan harga kerdja dalam bentuk uang, upah

nominal.

Tetapi baik upah nominal, jaitu, sedjumlah uang jang

untuk itu buruh mendjual dirinja kepada kaum kapitalis,

maupun upah riil, jaitu djumlah barangdagangan jang dapat

dibelinja dengan uang itu, tidak menghabiskan hubungan² jang

terkandung didalam upah.

Upah, terutama ditentukan djuga oleh hubungannja

dengan keuntungan, dengan laba sikapitalis-upah dalam

perbandingan, upah relatif.

Upah riil menjatakan harga kerdja dalam hubungan

dengan harga barangdagangan lainnja; upah relatif, pada

pihak lain, menjatakan andil kerdja langsung dalam nilai baru

jang telah ditjiptakannja itu dalam hubungan dengan andil jang

djatuh pada kerdja jang telah diakumulasi, pada kapital.

Telah kita katakan diatas, halaman 14:3) "Upah bukanlah

andil siburuh dalam barangdagangan jang dihasilkannja. Upah

adalah sebagian dari barangdagangan² jang telah ada, dengan

mana sikapitalis membeli untuk dirinja sendiri sedjumlah

34

Page 55: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

tertentu tenagakerdja jang produktif." Tetapi sikapitalis harus

mendapat kembali upah ini dari harga dengan mana ia

mendjual baranghasil jang diproduksi oleh buruh; ia harus

mendapatnja kembali dengan sedemikian rupa, sehingga

baginja bersisa, pada galibnja, suatu kelebihan diatas biaja

produksi jang dikeluarkannja, suatu laba. Bagi kapitalis, harga

pendjualan barangdagangan jang dihasilkan oleh buruh dibagi

mendjadi tiga bagian: pertama, penggantian harga bahan²

mentah jang dibajarnja lebih dahulu bersama dengan

penggantian penjusutan-harga perkakas, mesin² dan alat²

kerdja lainnja jang djuga sudah dibajarnja lebih dulu; kedua,

penggantian upah jang dibajar lebih dulu olehnja, dan ketiga,

kelebihan jang bersisa, laba sikapitalis. Sedangkan bagian

pertama hanja mengganti nilai² jang telah ada semulanja,

sudahlah djelas bahwa baik pengganti upah dan djuga laba-

kelebihan dari sikapitalis, pada umumnja, diambil dari nilai

baru jang ditjiptakan oleh kerdja buruh dan ditambahkan pada

bahan² mentah. Dan dalam arti ini, untuk membandingkannja

satusamalain, kita dapat menganggap baik upah maupun laba

sebagai bagian² didalam baranghasil buruh.

Upah riil bisa tetap sama, bahkan ia mungkin

meningkat, namun upah relatif mungkin menurun. Marilah kita

andaikan umpamanja, semua bahan² keperluan hidup telah

turun harganja dengan duapertiga, sedang upah harian, hanja

35

Page 56: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

turun sepertiga, artinja, misalnja, dari tiga mark mendjadi dua

mark. Walaupun buruh dengan dua mark ini dapat menguasai

sedjumlah barangdagangan jang lebih besar daripada dulu

dengan tiga mark, tetapi upahnja telah turun dalam hubungan

dengan laba kapitalis. Laba kapitalis (umpamanja, tuanpabrik)

telah bertambah satu mark; jaitu, untuk djumlah lebih ketjil

nilai²-tukar jang dibajarnja kepada buruh, buruh harus

menghasilkan sedjumlah lebih besar nilai²-tukar daripada dulu.

Andil kapital telah naik dibanding dengan andil kerdja.

Pembagian kekajaan sosial antara kapital dan kerdja mendjadi

lebih² tak sama. Dengan kapital jang sama, kapitalis

menguasai djumlah kerdja jang lebih besar. Kekuasaan

kapitalis atas klas buruh telah bertambah besar, kedudukan

sosial buruh telah mendjadi lebih buruk, telah ditekan setapak

lebih rendah lagi dibawah kedudukan kapitalis.

Maka, apakah hukum umum jang menentukan naik-

turunnja upah dan laba dalam hubungan timbal-baliknja?

Upah dan laba berbanding balik satusamalain. Andil

kapital, laba, naik dalam perbandingan jang sama dengan

turunnja andil kerdja, upah, dan sebaliknja. Laba naik sebanjak

turunnja upah; laba turun sebanjak naiknja upah.

Keberatannja, mungkin akan diadjukan bahwa kaum

kapitalis bisa mendapatkan laba dari pertukaran baranghasil²

36

Page 57: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

setjara menguntungkan dengan kapitalis lainnja, dengan

memperbanjak permintaan akan barangdagangannja, baik

sebagai hasil pembukaan pasar² baru, atau sebagai hasil

pertambahan sementara dalam permintaan di-pasar² lama,

dsb.; bahwa laba kapitalis dapat, karena itu, meningkat dengan

merugikan kaum kapitalis lainnja, dengan tak tergantung pada

naik-turunnja upah, pada nilai-tukar tenagakerdja; atau bahwa

laba sikapitalis mungkin djuga meningkat disebabkan perbaikan

perkakas kerdja, penggunaan baru kekuatan alam, dll.

Per-tama², haruslah diakui bahwa akibatnja tetap sama

walaupun ia ditimbulkan dari djalan jang berlawanan. Memang,

laba tidak naik karena upah telah turun, tetapi upah turun

karena laba telah naik. Dengan djumlah kerdja orang lain jang

sama, kapitalis telah memperoleh djumlah lebih besar nilai²-

tukar, tanpa membajar lebih banjak bagi kerdja untuk itu; djadi

artinja, kerdja dibajar lebih sedikit djika dibanding dengan laba

bersih jang dihasilkan kerdja itu bagi kapitalis.

Lagipula, kita peringatkan, bahwa walaupun terdjadi

kegojangan² harga barangdagangan², harga rata² setiap

barangdagangan, perbandingan pertukarannja dengan

barangdagangan lain, ditentukan oleh biaja produksinja.

Karena itu rugi-merugikan didalam klas kapitalis mesti

mempertimbangkan satusamalainnja. Perbaikan mesin²,

penggunaan baru kekuatan alam untuk mengabdi produksi,

37

Page 58: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

memberi kemungkinan mentjiptakan djumlah baranghasil jang

lebih besar dalam suatu djangkawaktu tertentu dengan

djumlah kerdja dan kapital jang sama, tetapi se-kali² bukanlah

djumlah nilai²-tukar jang lebih besar. Djika dengan

penggunaan mesin-pemintal, saja dapat dalam satu djam

menghasilkan benang duakali lebih banjak daripada sebelum

penemuan mesin itu, andaikan, seratus pon dan bukan lagi

limapuluh, maka lama-kelamaan untuk seratus pon ini dalam

pertukaran saja tidak akan menerima barangdagangan lebih

daripada dahulu untuk limapuluh pon, sebab biaja produksi

telah turun separuh, atau sebab saja dapat menghasilkan

baranghasil duakali lipat dengan biaja jang sama.

Achirnja, biar dalam perbandingan jang bagaimanapun

djuga klas kapitalis, burdjuasi, baik dari satu negeri ataupun

dari pasar seluruh dunia, membagi laba bersih daripada

produksi diantara mereka sendiri, djumlah total laba bersih ini

senantiasa terdiri hanja dari djumlah, jang, pada umumnja,

sudah ditambahkan oleh kerdja langsung pada kerdja jang

diakumulasi. Karena itu, djumlah keseluruhan ini bertambah

dalam perbandingan sebagaimana kerdja memperbesar kapital,

jaitu dalam perbandingan sebagaimana laba naik djika

dibanding dengan upah.

Karena itu, tampaklah bahwa sekalipun kita tetap

didalam hubungan kapital dengan kerdja-upahan, kepentingan

38

Page 59: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

kapital dan kepentingan kerdja-upahan setjara langsung

bertentangan.

Pertambahan tjepat kapital berarti pertambahan tjepat

laba. Laba dapat bertambah dengan tjepat hanja djika harga

kerdja, djika upah relatif, turun dengan sama tjepatnja. Upah

relatif dapat turun walaupun upah riil naik bersamaan dengan

upah nominal, dengan nilai uang daripada kerdja, tetapi bila tidak

naik dalam perbandingan jang sama dengan laba. Djika

umpamanja, pada saat perusahaan berdjalan baik, upah naik

dengan lima persen, dan pada pihak lain laba naik dengan

tigapuluh persen, maka upah dalam perbandingan, upah relatif,

tidak bertambah melainkan berkurang.

Djadi djika pendapatan buruh bertambah bersama dengan

pertumbuhan tjepat kapital, maka djurang sosial jang

memisahkan buruh dari kapitalis bertambah besar pada waktu itu

djuga, dan begitu pula kekuasaan kapital atas kerdja,

tergantungnja kerdja pada kapital bertambah pada waktu itu

djuga.

Mengatakan bahwa buruh mempunjai kepentingan akan

pertumbuhan tjepat kapital hanja berarti bahwa makin tjepat

kaum buruh memperbanjak kekajaan oranglain, makin banjak

remah² jang akan djatuh padanja, makin besar djumlah buruh

jang dapat dipekerdjakan dan dihidupkan, dan makin banjak

dapat diperbanjak massa budak jang bergantung pada kapital.

39

Page 60: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

Djadi kita telah melihat bahwa:

Bahkan keadaan jang paling menguntungkanpun bagi klas

buruh, pertumbuhan se-tjepat²nja daripada kapital, biar

bagaimanapun djuga keadaan itu dapat memperbaiki kehidupan

materiil buruh, ia tidak menghilangkan antagonisme antara

kepentingan buruh dengan kepentingan burdjuasi, kepentingan

kaum kapitalis. Laba dan upah tetap berbanding balik sebagai

sediakala.

Djika kapital tumbuh dengan tjepat, upah dapat naik; laba

kapitalis lebih tjepat dengan tak terbandingkan. Kedudukan

materiil buruh telah diperbaiki, tetapi atas ongkos kedudukan

sosialnja. Djurang sosial jang memisahkan dia dari kapitalis telah

diperluas.

Achirnja:

Mengatakan bahwa sjarat jang paling menguntungkan

bagi kerdja-upahan adalah pertumbuhan se-tjepat²nja daripada

kapital produktif, hanja berarti bahwa semakin tjepat klas buruh

memperbanjak dan memperbesar kekuasaan jang bermusuhan

dengan dia, kekajaan jang tidak mendjadi miliknja dan menguasai

dia, maka semakin menguntungkanlah sjarat² dimana ia

diperkenankan bekerdja lagi untuk memperbanjak kekajaan

burdjuasi, untuk memperbesar kekuasaan kapital, puas dengan

menempa bagi dirinja rantai emas dengan mana burdjuasi

menjeret dia dibelakang dirinja.

40

Page 61: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

V

Apakah pertumbuhan kapital produktif dan kenaikan

upah benar² tak dapat dipisahkan sebagaimana jang

dinjatakan oleh para ahli ekonomi bordjuis? Kita tidak boleh

pertjaja begitu sadja akan kata² mereka. Bahkan kita tidak

boleh mempertjajai mereka bila mereka mengatakan bahwa

semakin gemuk kapital, maka akan semakin baik budaknja

dipupuk. Kaum bordjuis terlampau pandai; ia berhitung terlalu

baik untuk dapat memiliki prasangka² tuan-feodal jang

memperagakan kilau-kemilau pengiring²nja. Sjaraf² hidup

burdjuasi memaksanja untuk berhitung.

Karena itu, kita harus meneliti lebih dalam:

Bagaimanakah bertumbuhan kapital produktif mempengaruhi

upah?

Djika, pada umumnja, kapital produktif masjarakat

burdjuis bertambah, maka terdjadilah akumulasi kerdja jang

lebih berlipatganda. Kapital² bertambah djumlahnja dan

luasnja. Pertambahan djumlah kapital² memperbesar

persaingan diantara kaum kapitalis. Keluasan jang makin

bertambah daripada kapital² itu menjediakan alat² untuk

membawa tentara [armada-EC] kerdja jang lebih kuat dengan

perkakas² perang jang lebih raksasa kedalam medan

pertempuran industri.

41

Page 62: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

Satu kapitalis dapat menghalau kapitalis lain dari

lapangan dan merebut kapitalnja hanja dengan mendjual lebih

murah. Agar dapat mendjual lebih murah tanpa

membangkrutkan dirinja, dia mesti berproduksi lebih murah,

jaitu, meningkatkan daja-produksi kerdja sebanjak mungkin.

Tetapi daja-produksi kerdja ditingkatkan, per-tama², oleh

suatu pembagian kerdja jang lebih besar, dengan penggunaan

setjara lebih umum dan perbaikan terus-menerus atas mesin².

Makin besar tentara [armada-EC] kerdja jang diantara mereka

itu kerdja dibagi, makin raksasa keluasan penggunaan mesin,

maka makin berkuranglah biaja produksi setjara sebanding,

makin bermanfaat kerdja itu. Karena itu, perlombaan umum

timbul diantara kaum kapitalis untuk memperbanjak pembagian

kerdja dan mesin², dan mempergunakannja dalam ukuran jang

sebesar mungkin.

Djika, sekarang, dengan pembagian kerdja jang lebih

besar, dengan penggunaan mesin² baru dan perbaikan mesin²

itu, dengan penggunaan kekuatan² alam setjara lebih

menguntungkan dan lebih luas, seorang kapitalis menemukan

alat² untuk memproduksi dengan djumlah kerdja jang sama

atau dengan kerdja jang diakumulasi jang sama, suatu djumlah

baranghasil, barangdagangan, jang lebih besar daripada

saingan²nja, djika ia dapat, umpamanja, menghasilkan genap

satu meter lenan dalam waktu kerdja jang sama dimana

42

Page 63: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

saingan²nja menenun setengah meter, bagaimanakah kapitalis

ini lalu akan bekerdja?

Ia dapat terus mendjual setengah meter lenan dengan

harga pasar jang lama; namun ini bukan djalan untuk

menghalau lawannja dari lapangan dan memperbesar

pendjualannja sendiri. Tetapi dalam ukuran jang sama dengan

bertambah luasnja produksinja, kebutuhannja untuk mendjual

bertambah djuga. Alat² produksi jang lebih kuat dan lebih

mahal jang telah dihidupkannja itu memungkinkan dia,

memang, mendjual barangdagangannja lebih murah, akan

tetapi pada waktu itu djuga mereka memaksa dia mendjual

lebih banjak barangdagangan, merebut pasar jang djauh lebih

besar untuk barangdagangannja; karena itu, kapitalis kita ini

akan mendjual setengah meter lenannja lebih murah daripada

saingannja.

Akan tetapi, sikapitalis tak akan mendjual seluruh satu

meter semurah saingannja mendjual setengah meter,

walaupun produksi seluruh satu meter ini bagi dia tidak makan

biaja lebih banjak daripada setengah meter bagi jang lain.

Kalau tidak demikian, ia tidak akan mendapatkan untung

tambahan apapun melainkan hanja mendapatkan kembali biaja

produksi dalam pertukaran. Pendapatannja jang mungkin lebih

besar akan diperoleh dari kenjataan bahwa ia telah

menggerakkan kapital jang lebih besar, tetapi bukan karena ia

43

Page 64: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

telah membikin lebih banjak untung dari kapitalnja daripada

orang² lain. Lagipula, ia mentjapai maksud jang hendak

ditjapainja itu, djika ia menetapkan harga barang²nja hanja

sedikit persen lebih rendah daripada harga barang²

saingan²nja. Ia menghalau mereka dari lapangan, merenggut

dari mereka sedikit²nja sebagian dari pendjualan mereka,

dengan mendjual dibawah harga mereka. Dan, achirnja,

perlulah diingat bahwa harga jang berlaku senantiasa berada

diatas atau dibawah biaja produksi, sesuai dengan apakah

pendjualan barangdagangan itu terdjadi dalam suatu musim

industri jang baik atau tidak baik. Persentase jang sikapitalis,

jang telah menggunakan alat² produksi baru dan lebih

bermanfaat, mendjual diatas biaja produksinja jang

sesungguhnja akan ber-ubah² tergantung pada apakah harga

pasar dari satu meter lenan berada dibawah atau diatas biaja

produksi jang biasa berlaku sampai saat itu.

Tetapi, posisi istimewa kapitalis kita ini tidak langgeng;

kapitalis² lain jang bersaing menggunakan mesin² jang sama,

pembagian kerdja jang sama, menggunakan mesin² itu dalam

ukuran jang sama atau lebih besar, dan penggunaan ini akan

mendjadi demikian umum sehingga harga lenan diturunkan

bukan hanja dibawah biaja produksinja jang lama, tetapi

dibawah biaja produksinja jang baru.

44

Page 65: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

Djadi, kaum kapitalis ternjata berada dalam posisi jang

sama dalam hubungan satu terhadap jang lain seperti sebelum

digunakannja alat² produksi jang baru, dan djika mereka

dengan alat² ini dapat menjediakan produksi sebanjak duakali

lipat dengan harga jang sama, mereka kini dipaksa

menjediakan hasil jang dualipat itu dibawah harga jang lama.

Diatas dasar biaja produksi jang baru ini, permainan jang sama

mulai lagi. Pembagian kerdja jang lebih banjak, mesin² lebih

banjak, perluasan ukuran eksploitasi mesin² dan pembagian

kerdja. Dan persaingan lagi menimbulkan kontra-aksi jang

sama terhadap hasil ini.

Kita lihat bagaimana dengan djalan ini tjara produksi

dan alat² produksi terus-menerus diubah, direvolusionerkan,

bagaimana pembagian kerdja mesti diikuti oleh pembagian

kerdja jang lebih besar, penggunaan mesin² oleh penggunaan

mesin² setjara lebih besar lagi, kerdja pada ukuran jang luas

oleh kerdja pada ukuran jang lebih luas lagi.

Itulah hukum jang ber-kali² melempar produksi burdjuis

keluar dari djalannja jang lama dan memaksa kapital

memperhebat tenaga² produktif kerdja, sebab ia telah

memperhebat tenaga² itu, ia-lah hukum jang tidak

memperkenankan kapital berhenti dan terus-menerus berbisik

pada telinganja: "Teruslah! Teruslah!"

45

Page 66: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

Hukum ini tak lain daripada hukum jang, didalam

kegojangan² periode² perdagangan, mesti menjamaratakan

harga suatu barangdagangan dengan biaja produksinja. Betapa

kuatpun alat² produksi jang dibawa seorang kapitalis kedalam

lapangan, persaingan akan membuat alat² produksi ini

mendjadi umum dan sedjak saat ia telah mendjadikan alat²

produksi itu umum, maka satu²nja hasil dari bertambah

manfaat kapitalnja itu jalah bahwa ia sekarang harus

menjediakan dengan harga jang sama sepuluh, duapuluh,

seratus kali sebanjak dahulu. Tetapi karena ia harus mendjual

mungkin seribu kali sebanjak dulu agar dapat mengimbangi

harga pendjualan jang lebih rendah dengan djumlah

pendjualan baranghasil jang lebih besar, sebab sekarang

diperlukan pendjualan jang lebih luas, bukan hanja untuk

mendapat laba lebih banjak tetapi untuk mengganti biaja

produksi-perkakas produksi itu sendiri, seperti jang kita

ketahui, mendjadi makin mahal-dan sebab pendjualan massal

ini mendjadi masalah hidup dan mati tidak sadja bagi dia tetapi

djuga bagi lawannja, maka perdjuangan jang lama mulai lagi

dengan semakin kerasnja, semakin bermanfaat alat² produksi

jang sudah ditemukan itu. Oleh karena itu pembagian kerdja

dan penggunaan mesin² akan berdjalan lagi dalam ukuran

lebih besar jang tak ada bandingnja.

46

Page 67: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

Bagaimanapun djuga kekuatan alat² produksi jang

digunakan, persaingan berusaha merampas dari kapital buah²

emas kekuatan ini dengan membawa kembali harga

barangdagangan kebiaja produksi, dengan begitu membuat

produksi jang lebih murah-penjediaan djumlah baranghasil jang

semakin banjak dengan harga total jang sama-suatu hukum

perintah dalam ukuran jang sama sebagaimana produksi dapat

dimurahkan, jaitu, semakin banjak jang dapat dihasilkan dengan

djumlah kerdja jang sama. Djadi sikapitalis dengan usahanja

sendiri tak akan memenangkan apapun ketjuali kewadjiban untuk

menjediakan lebih banjak dalam waktu kerdja jang sama,

pendeknja, sjarat² jang lebih sulit untuk membesarkan nilai

kapitalnja. Karena itu, seraja persaingan terus-menerus

mengedjar dia dengan hukumnja tentang biaja produksi dan

setiap sendjata jang ditempa kapitalis menentang lawannja

kembali menentang dia sendiri, sikapitalis terus-menerus

berusaha memperdaja persaingan dengan menggunakan setjara

tak henti²nja mesin² baru, jang memang lebih mahal tetapi

menghasilkan lebih murah, dan menggantikan pembagian kerdja

jang lama dengan pembagian kerdja baru, dan dengan tak

menunggu sampai persaingan membuat jang baru itu mendjadi

usang.

Djika sekarang kita bajangkan pada diri kita keributan jang

seperti demam ini terdjadi pada waktu jang sama diseluruh pasar

dunia, maka akan dapat dimengerti bagaimana pertumbuhan,

47

Page 68: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

akumulasi dan konsentrasi kapital mengakibatkan suatu

pembagian kerdja jang tidak putus², dan penggunaan mesin²

baru serta penjempurnaan mesin jang lama dengan ter-gopoh²

serta pada ukuran jang lebih raksasa lagi.

Tetapi bagaimanakah keadaan² ini, jang tidak dapat

dipisahkan dari pertumbuhan kapital produktif, mempengaruhi

penentuan upah?

Pembagian kerdja jang makin besar memungkinkan

seorang buruh mengerdjakan pekerdjaan dari lima, sepuluh,

duapuluh orang; karena itu memperlipatgandakan persaingan

diantara kaum buruh dengan lima kali, sepuluh kali dan duapuluh

kali lipat. Kaum buruh tidak hanja bersaing karena seorang

mendjual dirinja lebih murah daripada lainnja; mbersaing karena

satu orang mengerdjakan pekerdjaan lima, sepuluh, duapuluh

buruh; dan pembagian kerdja jang mulai digunakan oleh kapital

dan terus-menerus ditingkatkannja memaksa kaum buruh

bersaing dengan sesamanja menurut tjara itu.

Selandjutnja, seraja pembagian kerdja meningkat, kerdja

disederhanakan. Ketjakapan chusus daripada buruh mendjadi

tidak berharga. Ia diubah mendjadi tenaga produktif sederhana

jang sama-nada jang tak perlu menggunakan ketekunan djasmani

atau rochani jang hebat. Kerdjanja mendjadi kerdja jang tiap

orang dapat mengerdjakan. Karena itu, saingan² mengerumuninja

dari segala sudut, dan disamping itu kita mengingatkan pembatja

48

Page 69: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

bahwa makin sederhana dan mudah dipeladjarinja kerdja, makin

rendah biaja produksi jang diperlukan untuk menguasai kerdja itu,

makin merosotnja upah, sebab, seperti harga setiap

barangdagangan lain, ia ditentukan oleh biaja produksi.

Karena itu, seraja kerdja mendjadi makin tak memuaskan,

makin mendjidjikkan, persaingan bertambah dan upah berkurang.

Buruh berusaha mempertahankan djumlah upahnja dengan

bekerdja lebih banjak, baik dengan menambah djam kerdjanja,

ataupun dengan memproduksi lebih banjak dalam satu djamnja.

Didorong oleh kekurangan, maka ia memperbesar lagi pengaruh

djelek daripada pembagian kerdja. Akibatnja jalah semakin banjak

ia bekerdja, semakin sedikit upah jang diterimanja, dan alasannja

sederhana sadja jalah bahwa ia bersaing sedemikian luas dengan

teman²nja buruh, dan karenanja, membuat mereka mendjadi

sedemikian banjak pesaing jang menawarkan dirinja djustru

dengan sjarat² sedjelek jang ditawarkannja sendiri, dan karena

itu, dalam tingkat terachir ia bersaing dengan dirinja sendiri,

dengan dirinja sendiri sebagai anggota dari klas buruh.

Mesin² membawa akibat jang sama dalam ukuran jang

djauh lebih besar, dengan menggantikan buruh ahli dengan tidak

ahli, laki² dengan wanita, orang dewasa dengan anak². Mesin

membnawa akibat jang sama, ditempat ia mulai digunakan setjara

baru, dengan melemparkan buruh kerdjatangan ke-djalan² setjara

besar²an, dan ditempat ia dikembangkan, diperbaiki dan diganti

dengan mesin² jang lebih produktif, dengan melepas buruh

49

Page 70: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

setjara sekelompok² ketjil. Kita telah melukiskan diatas, dalam

garis² besar, tentang perang keindustrian dari kaum kapitalis

diantara mereka sendiri; perang ini mempunjai keistimewaannja

bahwa pertempuran²nja dimenangkan bukan dengan penarikan

melainkan lebih dengan pelepasan tentara [armada-EC] kerdja.

Djendral²nja, kaum kapitalis, bersaing satusamalain siapakah jang

dapat melepas serdadu industri jang terbanjak.

Para ahli ekonomi memang memberitahukan kita, bahwa

buruh jang mendjadi berlebihan karena mesin, mendapatkan

tjabang² pekerdjaan jang baru.

Mereka tak berani menjatakan setjara langsung bahwa

buruh itu djuga jang sudah dipetjat mendapatkan tempat didalam

tjabang² kerdja jang baru. Kenjataan² sesungguhnja hanja

menjatakan bahwa alat² pekerdjaan jang baru akan terbuka bagi

bagian² lain dari klas buruh, umpamanja, bagi bagian dari

generasi muda kaum buruh jang telah siap memasuki tjabang

industri jang telah binasa itu. Ini, sudah tentu, hiburan jang besar

bagi buruh jang ditjabut warisannja. Kaum kapitalis jang sangat

terhormat tidak pernah kekurangan akan darah dan daging baru

jang akan dihisap, dan akan membiarkan jang mati mengubur

orang² mati mereka. Inilah suatu hiburan jang diberikan burdjuasi

lebih banjak kepada dirinja sendiri daripada jang mereka berikan

kepada kaum buruh. Andaikan seluruh klas buruh-upahan

dilenjapkan oleh mesin², betapa mengerikan hal ini bagi kapital

jang, tanpa kerdja-upahan, tak lagi mendjadi kapital!

50

Page 71: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

Tetapi, marilah kita umpamakan, bahwa buruh jang

langsung dilempar dari pekerdjaan mereka oleh mesin², pada

menunggu pekerdjaan ini, mendapatkan djabatan baru. Apakah

orang mengira bahwa ini akan dibajar setinggi pekerdjaan jang

telah hilang? Itu akan bertentangan dengan semua hukum

ekonomi. Kita telah melihat bagaimana industri modern

senantiasa mengakibatkan suatu keperdjaan jang lebih pelik dan

tinggi dengan pekerdjaan jang lebih sederhana dan rendah.

Maka bagaimanakah suatu massa buruh jang telah

dilemparkan dari suatu tjabang industri oleh mesin bisa

mendapatkan tempat ditjabang lain djika tidak dibajar lebih

rendah dan lebih djelek?

Buruh jang bekerdja dalam pembuatan mesin² itu sendiri

dinjatakan sebagai suatu keketjualian. Segera setelah lebih banjak

mesin² diperlukan dan dipergunakan dalam industri, katanja,

mesti ada penambahan mesin², karenanja djuga pembuatan

mesin² dan djuga pekerdjaan buruh didalam pabrik² pembuatan

mesin; dan kaum buruh jang bekerdja dalam tjabang ini dikatakan

kaum ahli, bahkan terdidik.

Sedjak tahun 1849, pernjataan ini jang bahkan sebelumnja

hanja setengah benar, kehilangan segala kemiripan akan

kebenaran, karena mesin² jang semakin ber-matjam² telah

digunakan dalam pabrik pembuatan mesin, tidak lebih dan tidak

kurang daripada dalam pembuatan benang kapas, dan kaum

51

Page 72: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

buruh jang dipekerdjakan dalam pabrik² mesin jang dihadapkan

dengan mesin² jang tinggi penjempurnaannja, hanja dapat

mendjalankan peranan mesin² jang tinggi ketidaksempurnaannja.

Tetapi sebagai ganti orang telah dipetjat oleh karena

mesin, pabrik mempekerdjakan mungkin tiga anak dan satu

wanita! Dan bukanlah upah satu orang laki² harus mentjukupi

untuk tiga anak dan seorang wanita? Bukankah upah minimum

harus mentjukupi untuk memelihara dan membiakkan rasnja?

Maka, apakah jang dibuktikan oleh kata² jang disukai burdjuasi

ini? Tidak lain daripada bahwa sekarang dihabiskan hidup buruh

empat kali lebih banjak daripada dulu untuk memperoleh nafkah

bagi satu keluarga buruh.

Marilah kita simpulkan: Makin banjak kapital produktif

tumbuh, makin banjak pembagian kerdja dan penggunaan mesin²

diperluas. Makin banjak pembagian kerdja dan penggunaan

mesin² diperluas, makin diperluaslah persaingan diantara buruh

dan makin susutlah upah mereka.

Lagipula, klas buruh mendapatkan tjalon-tjalon dari

lapisan² atasan masjarakat djuga; suatu massa pengusaha

industri ketjil dan rentenir ketjil dilemparkan kebawah kedalam

barisan² buruh, dan tidak mempunjai pekerdjaan baik apapun

ketjuali dengan mendesak mengulurkan tangannja disamping

kaum buruh. Djadi hutan tangan jang diangkat tinggi menuntut

pekerdjaan itu makin lebat seraja tangan² itu sendiri makin kurus.

52

Page 73: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

Djelaslah bahwa sipengusaha industri ketjil tidak dapat

hidup terus dalam perlombaan, jang salahsatu sjaratnja jang

pertama jalah menghasilkan dengan ukuran jang semakin besar,

artinja, djustru mendjadi seorang pengusaha jang besar dan

bukan jang ketjil.

Bahwa bunga atas kapital berkurang dalam ukuran jang

sama sebagaimana massa dari djumlah kapital bertambah,

sebagaimana kapital tumbuh; bahwa, karena itu, rentenir ketjil

tak dapat lagi hidup dari bunganja tetapi harus menerdjunkan

dirinja kedalam industri dan akibatnja, membantu memperbesar

barisan² pengusaha industri ketjil dan dengan demikian tjalon²

untuk proletariat-semua ini sudah tentu tidak perlu pendjelasan

lebih landjut.

Achrnja, karena kaum kapitalis dipaksa oleh gerakan jang

tergambar diatas, untuk mengeksploitasi alat² produksi raksasa

jang sudah ada dalam ukuran jang lebih besar dan untuk

menggerakkan semua tuas kredit guna tudjuan ini, terdjadilah

pertambahan jang bersesuaian dalam gempa² industri, dan dalam

gempa² itu dunia perdagangan hanja dapat mempertahankan

dirinja dengan mengorbankan sebagian dari kekajaan, dari

baranghasil dan bahkan dari tenaga² produktif kepada dewa² dari

duniabawah-pendek kata, krisis² bertambah. Krisis mendjadi

makin kerap dan makin hebat sudah dari sebab ini sadja bahwa

seraja djumlah produksi, dan karenanja kebutuhan akan pasar²

jang diperluas, bertambah, pasar dunia mendjadi makin susut,

53

Page 74: Karl Marx ; Kerja-Upahan Dan Kapital

makin sedikit pasar² baru jang tinggal tersedia bagi penghisapan,

karena setiap krisis jang terdahulu telah menundukkan kepada

perdagangan dunia, suatu pasar jang hingga saat itu belum

direbut atau hanja dihisap sepintaslalu. Tetapi kapital tidak hidup

hanja dari kerdja. Bagaikan seorang tuanbesar jang ningrat dan

djuga biadab, ia menjeret bersama dirinja kedalam kuburan

majat² budaknja, korban ratusan buruh jang binasa dalam krisis².

Djadi kita lihat: djika kapital tumbuh dengan tjelat, persaingan

diantara kaum buruh tumbuh dengan djauh lebih tjepat, artinja

alat² pekerdjaan, bahan² keperluan hidup klas buruh berkurang

makin banjak dalam perbandingannja, dan meskipun demikian,

pertumbuhan tjepat kapital adalah sjarat jang paling

menguntungkan bagi kerdja-upahan.

KETERANGAN

1) Jang dimaksud jalah Revolusi 23-24 Februari 1848 di Paris, 13 Maret di Wina, dan 18 Maret di Berlin.

2) Istilah "tenagakerdja" tidak ditambahkan disini oleh Engels, tetapi sudah ada didalam teks jang diterbitkan oleh Marx dalam Neue Rheinische Zeitung.

3) Lihat hlm. 21-22 dari brosur ini.

ooo0ooo

54