Jurnal Reading IUFD obsgyn kudus private

download Jurnal Reading IUFD obsgyn kudus private

of 12

description

obsgyn koass

Transcript of Jurnal Reading IUFD obsgyn kudus private

Dinda valupi 406138079

Kepaniteraan Obstetrik dan GinekologiChristine 40614804510

Jurnal Reading Induction Of Labor Using Misoprostol With Or Without Mifepristone In Intrauterine Death

Disusun oleh :

Christine 406148045Pembimbing :

dr. Hari Purwanto, Sp.OGdr. Anurudha BS, Sp.OG

Bagian Kepaniteraan Ilmu Obstetrik dan GinekologiPeriode 31 Agustus 2015 - 7 November 2015

Rumah Sakit Umum Daerah Kudus

dr.Loekmono Hadi Kudus

Pengenalan Metode Induksi Persalinan Dengan Misoprostol Bersama Ataupun Tanpa Misepristone Dalam Kasus Kematian Janin Dalam KandunganABSTRAK

Pembuka : Pengeluaran janin secepatnya pada kasus kematian janin dalam rahim biasanya diminta tanpa adanya alasan medis tertentu untuk itu. Jadi diperlukan metode yang efisien dan aman untuk menginduksi persalinan. Tujuan dari pembelajaran ini adalah untuk mengetahui apakah pengobatan awal dengan mifepristone diikuti dengan induksi persalinan dengan misoprotol pada kasus kematian janin dalam kandungan lebih efisien.

Metode : Kami melakukan percobaan acak yang terkontrol pada 100 pasien di B.P. Koirala , Institute of Health Sciences, Nepal sejak bulan Juni 2011 sampai Mei 2013. Wanita kelompok A menerima 200mg misepristone dosis tunggal, kemudian dilakukan induksi persalinan dengan misoprostol 200mg pervaginal dalam 24jam berikutnya. Wanita dalam kelompok B dilakukan induksi persalinan hanya dengan misoprostol pervaginal. Pada setiap kelompok, diberikan 5 dosis misoprostol dalam 4 jam. Apabila siklus pertama gagal, pemberian dosis kedua misoprostol dimulai setelah 12 jam. Tujuan utama adalah untuk menilai waktu sejak dilakukannya induksi sampai terjadinya persalinan dan persalinan pervaginam dalam 24 jam. Tujuan lainnya adalah untuk mengetahui kebutuhan oksitosin dan komplikasinya.

Hasil : Usia ibu, persamaan, dan masa kehamilan dapat dibandingkan pada setiap kelompok. Jumlah dosis misoprostol yang diperlukan pada kelompok A jauh lebih sedikit dibandingkan pada kelompok B. Mann Whitney U test menunjukkan, wanita pada kelompok A memiliki onset persalinan yang jauh lebih awal, meskipun total induksi dengan interval persalinan tidak signifikan. Pada kelompok A, 85,7% melahirkan dalam 24 jam dengan dosis pertama misoprostol sementara pada kelompok B 70% melahirkan dalam 24 jam (P=0.07). Lebih banyak wanita dalam kelompok B yang memerlukan oksitosin.

Kesimpulan : Pengobatan awal dengan mifepristone sebelum dilakukannya induksi persalinan pada kasus kematian janin dalam rahim terbukti efektif dan aman. Itu terbukti mempercepat durasi antara induksi sampai mulainya persalinan.

PEMBUKA

Penanganan kasus kematian janin dalam kandungan (IUFD) memiliki dilema dan seringkali bergantung pada pengalaman konsultan dan berlawanan dengan kepustakaan yang ada. Persalinan pada kasus IUFD seringkali perlu diinduksi untuk kepentingan medis. Menginduksi persalinan pada wanita dengan serviks yang belum matang sering berhubungan dengan terjadinya kegagalan induksi persalinan dan resiko lebih tinggi untuk dilakukan persalinan secara sesar. Dalam 2 dekade terakhir, prostaglandin menjadi alternatif untuk menginduksi persalinan pada wanita dengan kasus IUFD. Analog prostaglandin, seperti misoprostol, telah dipelajari secara luas dan terbukti aman dan efektif dalam proses induksi abortus pada kehamilan di trimester kedua.

Antiprogestin (termasuk misepristone) sudah dikembangkan untuk melawan kerja dari progesteron, dan sudah memiliki peran dalam dunia medis untuk terminasi kehamilan pada awal ataupun pertengahan kehamilan.3, 4 Bagaimanapun, masih banyak informasi yang tersedia dari percobaan klinis untuk mendukung kegunaan antiprogestin dalam menginduksi persalinan pada akhir usia gestasi. Beberapa observasi dan pembelajaran non-komparatif sudah menyatakan bahwa penggunaan kombinasi misepristone dan misoprostol bisa memperpendek waktu antara induksi dan persalinan sampai 7-10 jam pada kasus IUFD.5-7 Baru-baru ini RCOG memberikan rekomendasi level D untuk penggunaan kombinasi miseprostone dan preparat prostaglandin sebagai tatalaksana pertama untuk menginduksi persalinan pada kasus IUFD.8Terdapat sedikit sekali penelitian acak mengenai penggunaan kombinasi misepristone-misoprostol dan hanya penggunaan misoprostol dalam penanganan IUFD. Pedoman dari RCOG juga mengungkapkan pentingnya penelitian berkualitas untuk menentukan metode yang aman dan efektif untuk induksi persalinan dan dosis misoprostol optimal berdasarkan usia kehamilan.8Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan penggunaan kombinasi mifepristone dan misoprostol terhadap penggunaan misoprostol dalam induksi persalinan dalam kasus IUFD.METODE

Penelitian acak prospektif ini dilaksanakan di Departement of Obstetrics and Gynecology, B. P. Koirala Institute of Health Science, Nepal sejak Juni 2011 sampai May 2013 setelah mendapat persetujuan dari dewan peninjau etika institusi terkait.

Kriteria untuk IUFD adalah usia kehamilan 20 minggu atau 500g. Usia kehamilan ditentukan berdasarkan riwayat siklus menstruasi yang dapat dipercaya dan/atau konfirmasi dengan menggunakan USG yang dilakukan pada awal kehamilan. Wanita inpartu saat sampai di RS, uterus dengan luka, dan dengan indikasi apapun untuk terminasi segera tidak diikut sertakan. Seluruh wanita yang memenuhi persyaratan diminta untuk memberikan persetujuan dan didaftarkan secara terurut.Riwayat lengkap, maupun pemeriksaan fisik dan obstetrik sudah dilaksanakan. Diagnosis dari IUFD dikonfirmasi dengan USG. Investigasi akhir diselesaikan sesuai dengan protokol RS. Seluruh wanita yang memenuhi syarat secara acak diberikan induksi dengan misoprostol, baik 24 jam setelah pemberian mifepristone ataupun induksi langsung dengan misoprostol. Amplop buram diberi nomor secara urut sesuai dengan tabel acak yang dibuat dengan komputer. Pada saat pasien memberi persetujuan untuk mengikuti penelitian, amplop langsung diberikan dan dibuka untuk menentukan kelompok pasien.

Kelompok A: Mifepristone diikuti induksi dengan Misoprostol

Kelompok B: induksi dengan Misoprostol

Wanita di kelompok A diberikan 200mg mifepriston oral, yang akan diikuti induksi dengan misoprostol tablet yang diberikan lewat vagina ke fornix posterior, setelah interval 24 jam. Wanita di kelompok B diinduksi dengan misoprostol tablet yang diberikan lewat vagina ke fornix posterior.Pada kedua kelompok, setelah pemberian dosis pertama, misoprostol diberikan lagi secara vaginal per 4 jam sampai mereka masuk tahap inpartu atau melahirkan fetus yang terjadi lebih awal. Dosis misoprostol diberikan sesuai dengan usia kehamilan. Untuk wanita dengan usia kehamilan antara 20-28 minggu, diberikan 100g misoprostol dan untuk wanita dengan usia kehamilan lebih dari 28 minggu diberikan 50g misoprostol. Jika percobaan induksi pertama gagal, setelah interval 12 jam, percobaan induksi kedua dimulai dengan misoprostol pervaginam dengan dosis yang sama. Untuk mencegah efek merugikan untuk setiap kelompok, pengobatan lebih lanjut diberikan sesuai kebijakan dokter.Waktu keikut sertaan, data ibu dan usia kehamilan, paritas (jumlah melahirkan), persalinan sebelumnya, komplikasi kehamilan, dan status serviks sudah dikumpulkan. Penilaian serviks diberikan berdasarkan skor Bishop.9 Dilakukan analisa mengenai informasi metode induksi, dosis misoprostol, kemajuan persalinan, penggunaan oksitosin, dan metode persalinan dicatat. Lama rawat inap, komplikasi untuk ibu, seperti ruptur uteri, transfusi darah, histerekromi, endometritis, dan pemasukan ke bagian ICU. Data tambahan yang dikumpulkan termasuk kebutuhan analgetik, evakuasi retensi plasenta, dan komplikasi persalinan. Evakuasi uterin total dikonfirmasi secara klinis dengan mengobservasi sisa-sisa hasil konsepsi: fetus dan plasenta. Dilakukan pemeriksaan fisik dan USG untuk memastikan evakuasi sudah total. Induksi dikatakan berhasil jika terjadi persalinan dalam 24 jam setelah pemberian dosis pertama misoprostol.Hasil utama yang didapat adalah waktu induksi sampai persalinan yang merefleksikan waktu interval antara dosis awal misoprostol dan persalinan fetus. Hasil lainnya yang didapat adalah jumlah dan total dosis misoprostol yang diperlukan, kebutuhan dan durasi penggunaan oksitosin dan komplikasi seperti pengeluaran plasenta secara manual, kontraksi uterus berlebihan, stimulasi uterus berlebihan, perdarahan, dan koagulopati. Kami juga memantau efek merugikan seperti mual, muntah, diare dan hipertermia.Data dianalisa dengan menggunakan SPSS versi 17 untuk Windows Stastical Package. Pembandingan variabel secara numerik diselesaikan dengan sampel t-test independen dan tes Mann Whitney U yang benar. Pembandingan variabel secara kategoris diselesaikan dengan tes Chi-square dan tes Fisher Exact. Variabel terdistribusi digunakan sebagai hasil tengah dengan deviasi standar dan rentang nilai. Interval antara induksi dan persalinan biasanya tidak terdistribusi, metode hence non-parametric digunakan sebagai pembanding. Perbedaan dianggap signifikan jika P