JURNAL PSL UAS

21
Perilaku, Wilayah Jelajah, Jelajah Harian, Relung Ekologi dan Teritori monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) ABSTRACT Although long-tailed monkey (Macaca fasicularis) is one of mammals animals. The main objectives of the preliminary research were to understand homerange, niche, teritorial and habitat type of long-tailed monkey inhabiting Bogor Agricultary University Dramaga. And other result is behavior of this species. This species was mostly found near river and at tall trees. Keywords : monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), jelajah harian, wilayah jelajah, wilayah teritori, relung ekologi, perilaku PENDAHULUAN Negara Indonesia mempunyai keanekaragaman satwa liar yang tinggi dan tersebar di beberapa tipe habitat. Bermacam-macam jenis satwa liar ini merupakan sumber daya alam yang dimanfaatkan untuk banyak kepentingan manusia. Primata merupakan hewan pertama yang berharga bagi manusia sebagai hewan kesayangan dan juga tercatat sebagai hewan tertua yang digunakan untuk subyek penelitian ilmiah. Salah satu diantaranya yang sering digunakan dalam

Transcript of JURNAL PSL UAS

Page 1: JURNAL PSL UAS

Perilaku, Wilayah Jelajah, Jelajah Harian, Relung Ekologi

dan Teritori monyet ekor panjang (Macaca fascicularis)

ABSTRACT

Although long-tailed monkey (Macaca fasicularis) is one of mammals animals. The main objectives of the preliminary research were to understand homerange, niche, teritorial and habitat type of long-tailed monkey inhabiting Bogor Agricultary University Dramaga. And other result is behavior of this species. This species was mostly found near river and at tall trees.

Keywords : monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), jelajah harian, wilayah jelajah, wilayah teritori, relung ekologi, perilaku

PENDAHULUAN

Negara Indonesia mempunyai

keanekaragaman satwa liar yang tinggi

dan tersebar di beberapa tipe habitat.

Bermacam-macam jenis satwa liar ini

merupakan sumber daya alam yang

dimanfaatkan untuk banyak

kepentingan manusia. Primata

merupakan hewan pertama yang

berharga bagi manusia sebagai hewan

kesayangan dan juga tercatat sebagai

hewan tertua yang digunakan untuk

subyek penelitian ilmiah. Salah satu

diantaranya yang sering digunakan

dalam penelitian ilmiah adalah monyet

ekor panjang (Macaca fascicularis) dari

genus Macaca (Bennet, 1995). Di

Indonesia, monyet ini dapat ditemukan

di Kalimantan, Sumatera, Jawa,

Sulawesi dan pulau-pulau kecil lainnya

(Napier dan Napier, 1985).

Menurut Alikodra (1990)

perilaku adalah kebiasaan–kebiasaan

satwaliar dalam aktivitas hariannya

seperti sifat kelompok, waktu aktif,

wilayah pergerakan, cara mencari

makan, cara membuat sarang, hubungan

sosial, tingkah laku bersuara, interaksi

dengan spesies lainnya, cara kawin dan

melahirkan anak.

Wilayah jelajah (homerange)

merupakan daerah yang dikunjungi

satwaliar secara tetap karena dapat

mensuplai pakan, minuman serta

mempunyai fungsi sebagai tempat

berlindung, bersembunyi, tempat tidur

Page 2: JURNAL PSL UAS

dan tempat kawin. kawin. Daerah

jelajah adalah suatu daerah dimana

satwa tertentu pernah dilihat dan

bergerak pindah dalam kurun waktu

tertentu.

Jelajah harian adalah jarak yang

ditempuh monyet ekor panjang, sejak

meninggalkan sarang tidur (pagi)

sampai kembali ke sarang tidur (sore)

dalam sehari.

Teritori adalah tempat yang khas

yang selalu dipertahankan dengan aktif

misalnya tempat tidur untuk primata,

tempat beristirahat untuk binatang

pengerat dan tempat bersarang untuk

burung (Alikodra 1990).

Relung (ekologi) adalah posisi

unik yang ditempati oleh suatu spesies

tertentu berdasarkan daerah fisik yang

ditempati dan peranan yang dilakukan

di dalam komunitasnya. Relung ekologi

adalah jumlah total semua penggunaan

sumber biotik dan abiotik oleh

organisme di lingkungannya

Pengamatan ini dilakukan untuk

mengetahui wilayah jelajah, jelajah

harian, wilayah teritori, relung ekologi

(niche), dan perilaku (Macaca

fascicularis) di kampus IPB Darmaga.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan enam kali

pengamatan di wilayah kampus IPB

Darmaga. Penentuan wilayah jelajah

harian, relung ekologi serta teritori

Macaca fascicularis dilakukan

berdasarkan penjumpaan visual di

lokasi survey selama dua jam dengan

asumsi setiap individu yang teramati

adalah individu yang berbeda. Survey

dilakukan dengan memasuki kawasan

secara langsung. Perjalanan dari satu

plot pengamatan ke plot lainnya

lumayan jauh. Alat yang digunakan

selama pengamatan adalah binocular

dan kamera handphone.

Pengamatan perilaku makan,

perilaku seksual dan jenis makanannya

dilakukan secara visualisasi langsung.

Untuk mendokumentasikan perilaku,

pengamat menggunakan kamera

handphone.

Luas wilayah jelajah ditentukan

dengan metode Minimum Convex

Polygon yang terdapat dalam software

ArcView. Metode ini menghubungkan

titik-titik koordinat terluar tempat

bekantan beraktivitas.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengamatan dilakukan hanya

pada satu zona yaitu di zona 3, di

Page 3: JURNAL PSL UAS

arboretum hutan bambu samping

rektorat karena persebaran monyet ekor

panjang di kampus IPB Darmaga hanya

ada pada zona ini saja dan merupakan

habitatnya. Pengamatan dilakukan

sebanyak 6 kali, dimulai pukul 08.00

selama dua jam. Pada saat pengamatan,

jarak antara objek dengan pengamat

yaitu sekitar 10m. Monyet ekor panjang

pertama terlihat sedang makan diatas

pohon. Ketinggian tempat monyet

hinggap pada pohon bambu dari tanah

adalah 5 m. Kelompok monyet yang

terlihat sekitar 7-8 ekor. Pengamatan

pendahuluan dilakukan terhadap

perilaku agresif macaca dengan

menggunakan metode focal animal

sampling.

Wilayah Jelajah dan Jelajah Harian

(Homerange)

Wilayah jelajah adalah daerah

tempat tinggal suatu binatang yang

tidak dipertahankan terhadap masuknya

binatang lain (spesies yang sama)

kedalam daerah itu. Wilayah jelajah

merupakan total area yang digunakan

oleh

sekelompok binatang didalam

melaksankan aktivitasnya selama

periode tertentu. Menurut Kappeler

(1981) indikasi untuk membatasi

wilayah jelajah adalah dengan melihat

jalur yang dipilih setiap kelompok

selama penjelajahan. Berdasarkan hasil

pengamatan, monyet ekor panjang

memiliki daerah wilayah jelajah di

sekitar arboretum hutan bambu rektorat.

Luas wilayah jelajah kelompok Macaca

fascicularis adalah 200 m2. Wilayah

jelajah relatif tidak luas disebabkan oleh

keragaman jenis makanan yang rendah,

populasi yang rendah serta habitat yang

tidak terlalu besar.

Kelompok monyet di lokasi ini

memulai aktivitas ± jam 08.00 dan

langsung bergerak ke arah pohon

sumber pakan. Aktivitas pertama yang

diamati yaitu makan di pohon bambu,

dengan memakan pucuk-pucuk daun

bambunya. Beberapa jam kemudian

bergerak ke pohon yang dikira aman

untuk kelompok tersebut untuk istirahat

digunakan monyet ekor panjang ini

untuk memberikan waktu yang optimal

dalam mencerna makanan dalam waktu

istirahat yang cukup panjang. Pada saat

siang menjelang sore hari, kelompok

tersebut kembali aktif mencari makan

kemudian kembali ke sarang pada sore

hari.

Page 4: JURNAL PSL UAS

Jarak tempuh aktivitas Macaca

fascicularis dalam sehari rata-rata 50-70

m per setiap pengamatan. Jelajah harian

dipengaruhi oleh tingginya gangguan

aktivitas manusia di sekitar wilayah

jelajah tersebut.

Wilayah Teritori

Luasan teritori

Wilayah teritori Macaca

fascicularis yaitu wilayah yang

dipertahankan dengan aktif hingga tidak

ada hewan lainnya yang beraktivitas di

sekitar wilayah tersebut. seperti tempat

tidur, tempat ketersediaan pakan, tempat

kawin, dan sumber air. Luas wilayah

teritori diperkirakan sekitar 3-4m2.

Macaca jantan dominan berperilaku

agresif untuk melindungi kelompoknya

dan untuk mempertahankan sumber

makanannya, macaca induk berperilaku

agresif untuk melindungi anaknya, dan

macaca jantan pradewasa berperilaku

agresif untuk menjaga wilayah

teritorinya.

Gambar 1. Peta kampus IPB yang menunjukkan wilayah jelajah dan jelajah harian

Macaca fascicularis.

Relung Ekologi (Niche)

Relung ekologi dapat

didefinisikan sebagai jumlah total

semua penggunaan sumber biotik dan

abiotik oleh organisme di

lingkungannya. Salah satu cara untuk

Page 5: JURNAL PSL UAS

menangkap konsep itu adalah melalui

analogi yang dibuat oleh ahli ekologi

Eugene Odum.

Gambar 2. Pohon bambu

merupakan niche Macaca fascicularis

Relung suatu populasi monyet

ekor panjang misalnya, terdiri dari

banyak variabel, antara lain kisaran

suhu yang dapat ia tolerir, ukuran pohon

dimana ia bertengger, waktu siang hari

ketika ia aktif, serta ukuran dan jenis

daun bambu yang ia makan. Relung

ekologi Macaca fascicularis meliputi

pohon bambu yang dijadikan sumber

pakan, tempat bermain, serta tempat

istirahat, sungai yang terdapat di

perbatasan di belakang rektorat yang

dijadikan sebagai sumber air. Pohon

bambu yang ada di hutan tersebut

memiliki ketinggian rata-rata 10m.

Makanan

Monyet ekor panjang

menggunakan vegetasi sebagai sumber

pakan, tempat berlindung, tempat

bermain, memelihara anak, dan

berkembang biak. Kondisi habitat yang

dibutuhkan oleh satwa ini yaitu

menghasilkan sumer pakan yang cukup

untuk mendapatkan energi dan tempat

yang layak untuk melakukan aktivitas

hariannya. Menurut Hadinoto (1993),

kebutuhan pakan monyet ekor panjang

setiap ekor perhari sebanyak 4% dari

bobot tubuhnya, serta memerlukan air

untuk minum sebanyak 1 liter per ekor

setiap harinya. Untuk memperoleh air

dalam memenuhi kebutuhannya, selain

minum dari sumber air, Macaca

fascicularis memanfaatkan embun yang

menempel pada dedaunan dan air yang

menggenang pada batang-batang pohon

(Alikodra 1990).

Karena Macaca fascicularis

adalah hewan pemakan tumbuhan, jadi

diperkirakan Macaca fascicularis

berada di lokasi tersebut karena

tersedianya sumber air dan makanan.

Dan pada pengamatan kali ini, Macaca

fascicularis teramati sedang memakan

daun bambu muda.

Perilaku

Page 6: JURNAL PSL UAS

Macaca fascicularis ini hidup

berrkelompok, dimana bisa mencapai

hingga 30 ekor dalam tiap kelompok.

Biasanya dalam setiap kelompok ada

seekor adult male yang menjadi

pemimpin dan mendominasi anggota

yang lain. Hirarki dalam komunitasnya

ditentukan oleh beberapa faktor seperti

usia, ukuran tubuh dan keahlian

berkelahi.

Dari perilaku makan, Macaca

fascicularis mencari makan secara

berkelompok. Macaca fascicularis

berpindah dari satu pohon ke pohon

yang lain dengan melompat dan

berayun. Macaca fascicularis yang

masih kecil lebih aktif bergerak dari

pada yang sudah dewasa. Sedangkan

perilaku seksual Macaca fascicularis

sangat tidak baik untuk ditiru, karena

dalam satu kelompok itu hanya ada satu

pejantan. Jadi betina harus menuggu

giliran karena hanya ada satu pejantan

saja.

Macaca fascicularis

menunjukkan perilaku investigatif, yaitu

memeriksa lingkungan. Monyet ini

senang berpindah tempat melalui pohon

yang ada di arboretum bambu ini.

Setiap pindah, monyet ekor panjang ini

selalu melihat sekeliling lingkungan

tersebut.

Macaca fascicularis aktif saat

matahari mulai terlihat (sekitar pukul

08.30-09.30) kemudian kembali

kesarang dan muncul kembali saat

siang.

makanmainkawinberpindah tempat

Perilaku yang ditunjukan oleh

Macaca fascicularis selama pengamatan

yaitu 40 % berpindah tempat dari satu

pohon ke pohon yang lain, 30 % makan

pucuk-pucuk bambu, 20% Macaca

dewasa bermain dengan anak-anaknya

dan 10% Macaca betina menghampiri

Macaca jantan dan melakukan kawin.

KESIMPULAN

Luas wilayah jelajah kelompok

Macaca fascicularis adalah 200

m2 di wilayah Arboretum Hutan

Bambu samping Rektorat dengan

jarak tempuh aktivitas Macaca

fascicularis dalam sehari adalah

50-70m setiap pengamatan.

Page 7: JURNAL PSL UAS

Wilayah teritori Macaca

fascicularis meliputi sumber

makanan, sumber air, tempat

kawin. Macaca jantan dominan

berperilaku agresif untuk

melindungi kelompoknya dan

untuk mempertahankan sumber

makanannya, macaca induk

berperilaku agresif untuk

melindungi anaknya, dan

macaca jantan pradewasa

berperilaku agresif untuk

menjaga wilayah teritori.

Relung ekologi Macaca

fascicularis meliputi pohon

bambu yang dijadikan sumber

pakan, tempat bermain, serta

tempat istirahat, sungai yang

terdapat di perbatasan di

belakang rektorat yang

dijadikan sebagai sumber air.

Perilaku Macaca fascicularis

yang teramati yaitu perilaku

ingestif (makan dan minum),

berpindah-pindah tempat dari

satu pohon ke pohon lainnya

dan kawin.

Daftar Pustaka

Alikodra HS. 1990. Studi ekologi

bekantan (Nasalis larvatus) di

Hutan Lindung Bukit

Soeharto Kalimantan Timur.

Laporan penelitian kerjasama

Depdikbud dan JICA.

Bennet, B. T., R. C. Abee, and R.

Henrickson. 1995. Nonhuman

Primates in Biomedical

Research Biology ang

Management. Academic Press.

New York.

Hadinoto. 1993. Studi perilaku dan

populasi monyet ekor panjang

(Macaca fascicularis Raffles,

1821) [Skripsi]. Jurusan

Konservasi Sumberdaya Hutan

Fakultas Kehutanan Institut

Pertanian Bogor. Bogor

Napier, J. R. and P. H. Napier. 1985.

The Natural History of the

Primates. The MIT Press,

Cambridge, Massachusetts.

Kappeler M. 1981. The Gibbon In

Java. Edinburg: The Edinburg

University Pr.

Lampiran

Page 8: JURNAL PSL UAS

Etogram Macaca fascicularis

Macaca fasicularis

Hari/tanggal : Sabtu/ 24 April 2010

Waktu : 08.35 WIB- 09.20 WIB

Tempat : Arboretum bambu Rektorat

Waktu Kegiatan Keterangan08.35 Monyet 1 terlihat keluar dan

memperhatikan sekelilingInduk monyet

08.37 Menggaruki badannya sambil menguap

08.38 Monyet 2 keluar Induk monyet08.38 Berjalan di bambu08.40 Pindah ke batang bambu

lain08.48 Monyet turun dari bambu08.49 Bermain dengan anaknya Anak yang besar 2 ekor dan

yang masih kecil 2 ekor08.49 Induk monyet 1 naik ke

bambu08.50 Induk monyet 2 menyusul

anaknya ke atas bambu08.52 Anak monyet mengoyang-

goyang bambu08.52 Induk monyet 1 turun dari

bambu08.54 Induk monyet 2 makan

pucuk bambu08.55 Anak monyet 1 makan daun

pucuk bambu08.55 Induk monyet 1 pindah ke

bambu lain08.57 Monyet lainnya mengikuti08.57 Monyet pindah-pindah ke

2-3 batang bambu.09.05 Monyet melihat sekeliling09.05 Muncul monyet ke 3 yang

besar09.06 Monyet baru naik ke bambu09.07 Induk monyet 1 hilang09.08 Anak monyet 1 makan

pucuk daun bambu

Page 9: JURNAL PSL UAS

09.09 Semua monyet makan pucuk

09.09 Induk monyet 2 naik ke bambu

09.10 Monyet lain ikut ke atas09.12 Monyet melihat sekeliling09.14 Induk monyet 2 pindah ke

bambu lain dan hilang09.15 Monyet 3 dan anak monyet

menggoyangkan pohon09.15 Monyet 3 menguap09.20 Semua monyet pergi dan

hilang

Hari/tanggal : Minggu/2 Mei 2010

Waktu : 08.19 WIB- 08.55 WIB

Tempat : Arboretum bambu Rektorat

Waktu Kegiatan Keterangan08.19 Monyet terlihat08.20 Menghilang08.22 Muncul lagi 3 ekor08.23 Monyet berpindah antar

bambu08.24 Menggoyang-goyangkan

bambu dengan keras08.27 Datang monyet baru08.28 Berjalan di bambu dan

berpindah bambu08.29 Duduk sambil menggaruk

kepala08.30 Melihat ke arah pengamat08.31 Garuk-garuk lagi08.34 Naik ke bambu lain dan

mencari makan08.37 Menghilang08.38 Berjalan di bambu dan

meloncat08.43 Menghilang08.44 Duduk di bambu sambil

menggoyangkan ekornya

Page 10: JURNAL PSL UAS

08.45 Garuk-garuk08.46 Diam dan melihat sekeliling08.47 Menggaruk badan monyet

lainnya dan makan pucuk bambu

08.48 Mencakar-cakar bambu08.49 Makan dan menggoyangkan

bambu08.50 Turun kebambu lain,

memetik daun lalu menggendong anakya di perut dan berpindah ke bambu lain

08.51 Makan dan anaknya berjalan sendiri

08.55 menghilang

Page 11: JURNAL PSL UAS

Hari/tanggal : Selasa/ 4 Mei 2010

Waktu : 08.35 WIB- 09.20 WIB

Tempat : Arboretum bambu Rektorat

Waktu Kegiatan Keterangan08.40 Ada dua monyet di bambu08.41 Monyet makan pucuk bambu08.45 Naik ke atas bambu08.50 Garuk-garuk08.52 Melihat ke arah pengamat08.53 Pindah ke bambu lain yang

agak jauh08.54 Goyang-goyang bambu

dengan keras08.55 Muncul 3 monyet lain08.56 Semuanya goyang-goyang

bambu08.57 Naik lagi ke atas bambu08.59 Garuk-garuk dan berjalan di

bambu09.01 Terlihat anak monyet09.01 Induknya mengikuti di

belakang09.03 Pindah ke bambu yang lain

dan lebih atas09.04 Makan pucuk daun bambu09.09 Jalan-jalan di bambu09.12 Mencari pucuk bambu lagi09.14 Dua monyet pertama pergi09.15 Yang lain mengikuti sambil

menggoyangkan pohon09.20 menghilang

Page 12: JURNAL PSL UAS

Hari/tanggal : Jumat/14 Mei 2010

Waktu : 08.10 WIB- 08.40 WIB

Tempat : Arboretum bambu Rektorat

Waktu Kegiatan Keterangan08.10 Monyet 1 pindah-pindah

pohon08.15 3 monyet lain datang08.16 Pindah dari pohon ke bambu08.17 Diam dan melihat ke

sekeliling08.19 Naik turun bambu lalu duduk08.23 Monet-monyet ke atas bambu

lalu makan pucuk bambu08.26 Monyet 1 pergi08.27 2 monyet jalan-jalan di

bambu08.28 2 monyet garuk-garuk08.30 Diam, menguap dan melihat-

lihat08.32 Monyet 1 datang lagi dan

menggoyangkan bambu Membuat kegaduhan

08.33 Semua monyet menggoyangkan bambu

08.36 Semua monyet pindah ke bambu lain

08.38 Berhenti sebentar lalu meloncat lagi

08.40 Semua monyet tak terlihat lagi

Hanya terdengar suaranya

Page 13: JURNAL PSL UAS

Hari/tanggal : Jumat/30 Mei2010

Waktu : 09.10 WIB- 09.25 WIB

Tempat : Arboretum bambu Rektorat

Waktu Kegiatan Keterangan09.10 6 monyet jalan-jalan dan

menggaruk09.11 Mengamati sekeliling09.12 1 monyet besar(jantan)

mendekati monyet betina09.13 Monyet-monyet berpindah

bambu09.15 Monyet jantan dan betina

pindah dan tak terlalu terlihat lagi

09.17 3 monyet lain ada yang garuk-garuk dan loncat-loncat

09.20 2 monyet pergi, loncat dengan cepat

09.22 dan 2 monyet lainnya mengikuti

09.25 Monyet tak teramati lagi

Page 14: JURNAL PSL UAS

Hari/tanggal : Sabtu/31 Mei 2010

Waktu : 08.50 WIB- 09.30 WIB

Tempat : Arboretum bambu Rektorat

Waktu Kegiatan Keterangan08.50 1 monyet sedang menguap,

jalan-jalan sambil melihat-lihat

08.59 Monyet lainnya terlihat di bambu yang jauh dari monyet 1

09.01 Monyet 1 mencari makan09.02 Asik makan daun09.05 Jalan-jalan, pindah bambu

dan makan lagi09.10 Naik ke bambu yang lebih

atas lalu makan lagi09.13 Naik turun bambu09.15 Monyet lain berisik dan

mengoyangkan bambu09.16 Monyet 1 bergabung dengan

monyet lain09.18 Semua monyet

menggoyangkan bambu09.20 Ada yang turun, jalan-jalan,

dan ada yang saling menggaruk

09.30 Monyet yang paling besar pergi di ikuti yang lainnya