Jurnal Fix

53
THE EFFECT OF KINESIOTAPING THERAPY AUGMENTED WITH PELVIC TILTING EXERCISE ON LOW BACK PAIN IN PRIMIGRAVIDAS DURING THE THIRD TRIMESTER SEMINAR AKHIR DEPARTEMEN Untuk memenuhi tugas Departemen Maternitas yang dibimbing oleh Ns. Fransiska Imavike, S.Kep. MN dan Ns. Ike Luvia, S.Kep Disusun oleh: KELOMPOK 7B 1. Erwina Rusmawati 2. Youshian Elmy 3. Defi Destyaweny 4. Fenti Diah Hariyanti 5. Prilly Priskyilia PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

description

Jurnal Fix

Transcript of Jurnal Fix

Page 1: Jurnal Fix

THE EFFECT OF KINESIOTAPING THERAPY AUGMENTED WITH

PELVIC TILTING EXERCISE ON LOW BACK PAIN

IN PRIMIGRAVIDAS DURING THE THIRD TRIMESTER

SEMINAR AKHIR DEPARTEMEN

Untuk memenuhi tugas Departemen Maternitas yang dibimbing oleh

Ns. Fransiska Imavike, S.Kep. MN dan Ns. Ike Luvia, S.Kep

Disusun oleh:

KELOMPOK 7B

1. Erwina Rusmawati

2. Youshian Elmy

3. Defi Destyaweny

4. Fenti Diah Hariyanti

5. Prilly Priskyilia

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

Page 2: Jurnal Fix

THE EFFECT OF KINESIOTAPING THERAPY AUGMENTED WITH

PELVIC TILTING EXERCISE ON LOW BACK PAIN

IN PRIMIGRAVIDAS DURING THE THIRD TRIMESTER

SEMINAR AKHIR DEPARTEMEN

Untuk memenuhi tugas Departemen Maternitas yang dibimbing oleh

Ns. Fransiska Imavike, S.Kep. MN dan Ns. Ike Luvia S.Kep.

Disusun oleh:

KELOMPOK 7B

1. Erwina Rusmawati

2. Youshian Elmy

3. Defi Destyaweny

4. Fenti Diah Hariyanti

5. Prilly Priskyilia

Malang, 01 Juli 2015

Mengetahui,

Pembimbing Akademik, Pembimbing Klinik,

( Ns. Fransiska Imavike F., S.Kep. M.Nurs) ( Luluk Ernawati, Amd. Keb )

NIP. 197902242006042001 NIP. 197409212005012006

Page 3: Jurnal Fix

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Nyeri pinggang belakang pada kehamilan sangat umum terjadi. Sekitar

50-80% wanita mengalami nyeri pinggang belakang selama kehamilan dan

sebanyak 9% menyatakan bahwa mereka benar-benar terganggu, dimana

ketidaknyamanan ini umumnya pada bulan-bulan akhir kehamilan. Beberapa

ras nyeri mulai dari nyeri sedang berhubungan dengan aktivitaas spesifik

terhadap nyeri pinggang akut yang dapat berubah menjadi kronik. Penelitian

menunjukkan bahwa nyeri pinggang pada kehamilan biasanay terjadi pada

kehamilan usia 5 sampai 7 bulan. Pada beberapa kasus, nyeri pinggang bisa

mulai lebih awal yakni pada 8 sampai 12 minggu kehamilan. Wanita yang

sebelumnya telah memiliki masalah pinggang beresiko tinggi mengalami nyeri

pinggang bahkan pada awal kehamilan (Omar dan Sabbour, 2011).

Nyeri pinggang sangat umum dilaporkan saat kehamilan. Berbagai

penjelasan patofisiologi yang mengarah kepada nyeri pinggang pada periode

antenatal telah didukung , termasuk peningkatan beban pada pinggang

sebagai hasil dari kenaikan berat badan selama kehamilan dan berat janin;

perubahan hormon pada wanita hamil, yang merubah stabilitas tulang belakang

dan sendi sakroiliaka begitu juga pada jaringan penghubung, trauma mikro

pada sendi sakroiliaka dihasilkan dari batang otot ekstensor menekan

keseimbangan fleksi karena pertumbuhan janin.

Kinesio Taping saat ini direkomendasika oleh fisioterapis sebagai metode

pendukung rehabilitasi dan modulasi beberapa proses fisiologis. Hal ini

digunakan pada kedokteran ortopedik dan kedokteran olahraga. Metode sensori

ini mendukung fungsi sendi dengan memberi efek pada fungsi otot,

meningkatkan aktivitas sistem limfatik dan mekanisme analgesik endogen serta

memperbaiki mikrosirkulasi.

Memplester sendi dapat meningkatkan mekanisme stabilitas sendi secara

langsung dan dapat meningkatkan sinyal proprioseptif yang penting untuk

regulasi tonus otot dan membantu memastikan kestabilan sendi. Tehnik kinesio

taping mengurangi spasme otot baik akut maupun kronik, edema dan nyeri.

Page 4: Jurnal Fix

Memiringkan pinggang efektif terutama untuk mengurangi nyeri

pinggang. Menarik lutut, meluruskan kaki ke atas, menggulung, meluruskan kaki

ke samping dan latihan Kegel juga sukses mengurangi nyeri pinggang pada

wanita hamil. Aerobik air merupakan strategi lain yang direkomendasikan yang

menunjukkan pengurangan nyeri.

Berdasarkan hal di atas kami memilih jurnal ini untuk di kritisi sehingga

dapat mengambil manfaat dari aplikasi kinesio taping ditambah dengan latihan

panggul untuk mengurangi nyeri pinggang pada kehamilan trimester ketiga.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Bagaimana efek aplikasi terapi kinesio taping ditambah dengan latihan

panggul untuk mengurangi nyeri pinggang pada kehamilan trimester ketiga?

1.3 TUJUAN

Untuk mengetahui efek aplikasi terapi kinesio taping ditambah dengan latihan

panggul untuk mengurangi nyeri pinggang pada kehamilan trimester ketiga.

1.4 MANFAAT

1.4.1 Manfaat Teori

- Dapat digunakan sebagai acuan untuk memberikan asuhan keperawatan

pada ibu hamil yang komprehensif.

- Dapat digunakan sebagai acuan dasar penelitian lebih lanjut.

1.4.2 Manfaat Praktis

- Dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk upaya preventif dan

promotif dalam pelayanan kesehatan pada ibu hamil dan janinnya.

Page 5: Jurnal Fix

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KEHAMILAN

2.1.1 Definisi Kehamilan

Kehamilan adalah penyatuan sperma dari laki-laki dan ovum dari

perempuan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung

dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam tiga triwulan yaitu

triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan

ke-4 sampai ke-6, triwulan ketiga dari bulan ke- 7 sampai ke-9 (Adriaansz,

Wiknjosastro dan Waspodo, 2007).

Kehamilan didefinisikan sebagai persatuan antara sebuah telur dan

ebuah sperma, yang menandai awal suatu peristiwa yang terpisah, tetapi ada

suatu rangkaian kejadian yang mengelilinginya. Kejadian-kejadian itu ialah

pembentukan gamet (telur dan sperma), ovulasi (pelepasan telur),

penggabungan gamet dan implantasi embrio di dalam uterus. Hanya jika semua

peristiwa ini berlangsung baik, maka proses perkembangan embrio dan janin

dapat dimulai (Bobak, 2005).

Kehamilan merupakan suatu peristiwa bertemunya sel telur dan sel

sperma di pars ampularis dan bernidasi pada lapisan desidua endometrium

rahim selama beberapa waktu dan bertumbuh serta berkembang menjadi bayi

(Prawirohardjo, 2008).

Hamil didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa

dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Federasi Obstetri

Ginekologi Internasional, 2008). Kehamilan adalah pertumbuhan dan

perkembangan janin intra uteri mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai

permulaan persalinan (Manuaba, 2008).

2.1.2 Perubahan-perubahan yang Terjadi Selama Kehamilan

TRIMESTER I

Trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuain.

Penyesuain terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung.

Page 6: Jurnal Fix

Perubahan Fisik pada Trimester I

Menurut Kurnia (2009), perubahan fisik pada trimester I adalah :

1. Pembesaran Payudara

Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi peningkatan

hormon kehamilan yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan untuk

mempersiapkan pemberian nutrisi pada jaringan payudara sebagai persiapan

menyusui.

2. Sering buang air kecil

Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini dikarenakan rahim

yang membesar dan menekan kandung kencing. Keadaan ini akan

menghilang pada trimester II dan akan muncul kembali pada akhir

kehamilan, karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.

3. Konstipasi

Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena peningkatan

hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus

bekerja kurang efisien. Adapun keuntungan dari keadaan ini adalah

memungkinkan penyerapan nutrisi yang lebih baik saat hamil.

4. Morning Sickness (mual dan muntah)

Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual dimulai sejak

awal kehamilan, namun pada beberapa ibu hamil hal ini dapat berlanjut

hingga akhir kehamilan. Mual muntah diusia muda disebut morning sickness

tetapi kenyataannya mual muntah ini dapat terjadi setiap saat. Menurut

Varney (2006) pada trimester I kehamilan seorang ibu akan menjadi seorang

yang ambivalen (bigung) karena belum terbiasa dengan perubahan berupa

mual muntah yang mereka alami. Hal ini menyebabkan ibu hamil menjadi

kesal atau sedih karena tidak lagi dapat makan sesuai dengan keinginan

mereka sehingga mempengaruhi pola makan ibu menjadi tidak teratur hingga

keluhan mual muntah yang mereka alami berkelanjutan hingga akhir

kehamilan.

5. Merasa lelah

Hal ini terjadi karena tubuh bekerja secara aktif untuk menyesuaikan secara

fisik dan emosional untuk kehamilan. Juga peningkatan hormonal yang dapat

mempengaruhi pola tidur.

Page 7: Jurnal Fix

6. Sakit Kepala

Sakit kepala yang lebih sering dialami oleh pada ibu hamil pada awal

kehamilan karena adanya peningkatan tuntutan darah ke tubuh sehingga

ketika akan mengubah posisi dari duduk / tidur ke posisi yang lain (berdiri)

tiba-tiba, sistem sirkulasi darah merasa sulit beradaptasi. Sakit kepala /

pusing yang lebih sering daripada biasanya dapat disebabkan oleh faktor

fisik maupun emosional. Pola makan yang berubah, perasaan tegang dan

depresi juga dapat menyebabkan sakit kepala.

7. Kram Perut

Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat menstruasi di

bagian perut bawah atau rasa sakit seperti ditusuk yang timbul hanya

beberapa menit dan tidak menetap adalah normal. Hal ini sering terjadi

karena adanya perubahan hormonal dan juga karena adanya pertumbuhan

dan pembesaran dari rahim dimana otot dan ligamen merenggang untuk

menyokong rahim.

8. Meludah

Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus menerus dianggap

normal sebab hal ini termasuk gejala morning sickness.

9. Peningkatan Berat Badan

Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa kesulitan memasang

kancing / rok celana panjangnya, hal ini bukan berarti ada peningkatan berat

badan yang banyak tapi karena rahim telah berkembang dan memerlukan

ruang juga, dan ini semua karena pengaruh hormon estrogen yang

menyebabkan pembesaran rahim dan hormon progresteron yang

menyebabkan tubuh menahan air.

Perubahan Psikologis pada Trimester I (Periode Penyesuaian)

Menurut Sulistyawati (2009), perubahan psikologis pada trimester I

adalah :

1. Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan

kehamilannya. Sebagian wanita merasa sedih tentang kenyataan bahwa ia

hamil.

Page 8: Jurnal Fix

2. Kurang lebih 80% wanita mengalami penolakan, kecemasan dan kesedihan.

Bahkan kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja.

3. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian

dengan seksama.

4. Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seseorang

yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau bahkan

merahasiakannya.

5. Beberapa wanita yang telah merencanakan kehamilan atau berusaha keras

untuk hamil, merasa senang sekaligus tidak percaya bahwa dirinya telah

hamil dan mencari tanda bukti kehamilan pada setiap tubuhnya.

6. Hasrat seksual pada trimester pertama sangat bervariasi. Ada beberapa

wanita mengalami peningkatan hasrat seksual, tetapi secara umum

merupakan waktu terjadinnya penurunan libido. Libido secara umum sangat

dipengaruhi oleh keletihan, nausea, depresi, payudara membesar dan nyeri,

kecemasan, kekhawatiran dan masalah lain yang merupakan hal normal

terjadi pada trimester pertama (Varney, 2007).

TRIMESTER II

Pada trimester II ibu merasakan adanya perubahan pada bentuk tubuh

yang semakin membesar sehingga ibu merasa tidak menarik lagi dan merasa

suami tidak memperhatikan lagi. Ibu merasakan lebih tenang dibandingkan

dengan timester I karena nafsu makan sudah mulai timbul dan tidak mengalami

mual muntah sehingga ibu lebih bersemangat. Pada TM II biasanya ibu lebih

bisa menyesuaikan diri dengan kehamilan selama trisemester ini dan ibu mulai

merasakan gerakan janinnya pertama kali.

Perubahan Fisik pada Trimester II

Menurut Kurnia (2009), perubahan fisik pada trimester II adalah :

1. Perut semakin membesar

Setelah usia kehamilan 12 minggu, rahim akan membesar dannmelewati

rongga panggul. Pembesaran rahim akan tumbuh sekitar 1 cm setiap

minggu. Pada kehamilan 20 minggu, bagian teratas rahim sejajar dengan

puser (umbilicus). Setiap individu akan berbeda-beda tapi pada kebanyakan

wanita, perutnya akan mulai membesar pada kehamilan 16 minggu.

Page 9: Jurnal Fix

2. Sendawa dan buang angin

Sendawa dan buang angin akan sering terjadi pada ibu hamil hal ini sudah

biasa dan normal karena akibat adanya perenggangan usus selama

kehamilan. Akibat dari hal tersebut perut ibu hamil akan terasa kembung dan

tidak nyaman.

3. Pelupa

Pada beberapa ibu hamil akan menjadi sedikit pelupa selama kehamilannya.

Ada beberapa teori tentang hal ini, diantaranya adalah karena tubuh ibu

hamil terus bekerja berlebihan untuk perkembangan bayinya sehingga

menimbulkan blok pikiran.

4. Rasa panas di perut

Rasa panas diperut adalah keluhan yang paling sering terjadi selama

kehamilan, karena meningkatnya tekanan akibat rahim yang membesar dan

juga pengaruh hormonal yang menyebabkan rileksasi otot saluran cerna

sehingga mendorong asam lambung kearah atas.

5. Pertumbuhan rambut dan kuku

Perubahan hormonal juga menyebabkan kuku bertumbuh lebih cepat dan

rambut tumbuh lebih banyak dan kadang di tempat yang tidak diinginkan,

seperti dii wajah atau di perut. Tapi, tidak perlu khawatir dengan rambut yang

tumbuh tak semestinya ini, karena akan hilang setelah bayi lahir.

6. Sakit perut bagian bawah

Pada kehamilan 18-24 minggu, ibu hamil akan merasa nyeri di perut bagian

bawah seperti ditusuk atau tertarik ke satu atau dua sisi. Hal ini karena

perenggangan ligamentum dan otot untuk menahan rahim yang semakin

membesar.

7. Pusing

Pusing menjadi keluhan yang sering terjadi selama kehamilan trimester

kedua, karena ketika rahim membesar akan menekan pembuluh darah besar

sehingga menyebabkan tekanan darah menurun.

8. Hidung dan Gusi berdarah

Hal ini juga terjadi karena peningkatan aliran darah selama masa kehamilan.

Kadang juga mengalami sumbatan di hidung. Ini disebabkan karena adanya

perubahan hormonal.

Page 10: Jurnal Fix

9. Perubahan kulit

Ibu hamil akan mengalami perubahan pada kulit. Perubahan tersebut bisa

berbentuk garis kecoklatan yang dimulai dari puser (umbilicus) sampai ke

tulang pubis yang disebut linea nigra. Sedangkan kecoklatan pada wajah

disebut chloasma atau topeng kehamilan. Hal ini dapat menjadi petunjuk

sang ibu kurang asam folat. Strecth mark terjadi karena peregangan kulit

yang berlebihan, biasanya pada paha atas, dan payudara. Akibat

peregangan kulit ini dapat menimbulkan rasa gatal, sedapat mungkin jangan

menggaruknya. Strecth mark tidak dapat dicegah, tetapi dapat diobati setelah

persalinan.

10. Payudara

Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang

kekuningan yang disebut kolostrum. Putting dan sekitarnya akan semakin

berwarna gelap dan besar. Bintik--bintik kecil akan timbul disekitar putting,

dan itu adalah kelenjar kulit.

11. Kram pada kaki

Kram otot ini timbul karena sirkulasi darah yang lebih lambat saat kehamilan.

Atasi dengan menaikkan kaki ke atas dan minum kalsium yang cukup. Jika

terkena kram kaki ketika duduk atau saat tidur, cobalah menggerak-gerakkan

jari-jari kaki ke arah atas.

12. Sedikit Pembengkakan

Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, dan hampir 40%

wanita hamil mengalaminya. Hal ini karena perubahan hormon yang

menyebabkan tubuh menahan cairan. Pada trimester kedua akan tampak

sedikit pembengkakan pada wajah dan terutama terlihat pada kaki bagian

bawah dan pergelangan kaki. Pembengkakan akan terlihat lebih jelas pada

posisi duduk atau berdiri yang terlalu lama.

Perubahan Psikologis pada Trimester II (Periode Kesehatan Yang Baik)

Menurut Sulistyawati (2009), perubahan psikologis pada trimester II

adalah :

1. Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang

tinggi

Page 11: Jurnal Fix

2. Ibu sudah bisa menerima kehamilannya

3. Merasakan gerakan anak

4. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran

5. Libido meningkat

6. Menuntut perhatian dan cinta

7. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya

8. Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang

lain yang baru menjadi ibu

9. Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan

persiapan untuk peran baru

TRIMESTER III

Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai

lahirnya janin. Kehamilan trimester III yaitu periode 3 bulan terakhir kehamilan

yang dimulai pada minggu ke-28 sampai minggu ke-40. Pada wanita hamil

trimester III akan mengalami perubahan Fisiologis dan psikologis yang disebut

sebagai periode penantian. Menanti kehadiran bayinya sebagai bagian dari

dirinya, wanita hamil tidak sabar untuk segera melihat bayinya. Saat ini juga

merupakan waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai

orang tua seperti terpusatnya perhatian pada kelahiran bayi.

Perubahan Fisik pada Trimester III

Menurut Kurnia (2009), perubahan fisik pada trimester III adalah :

1. Sakit bagian tubuh belakang

Sakit pada bagian tubuh belakang (punggung-pinggang), karena

meningkatnya beban berat dari bayi dalam kandungan yang dapat

mempengaruhi postur tubuh sehingga menyebabkan tekanan ke arah tulang

belakang.

Nyeri punggung bawah tepatnya pada lumbosakral yang diakibatkan

terjadinya pergeseran pusat gravitasi dan postur tubuh ibu hamil, yang

semakin berat seiring semakin membesarnya uterus. Pengaruh sikap tubuh

lordosis, membungkuk berlebihan, jalan tanpa istirahat, mengangkat beban

berat terutama dalam kondisi lelah.

2. Payudara

Page 12: Jurnal Fix

Keluarnya cairan dari payudara, yaitu colostrum, merupakan makanan bayi

pertama yang kaya akan protein. Biasanya, pada trimester ini, ibu hamil

akan merasakan hal itu, yakni keluarnya colostrum.

3. Uterus

Uterus mulai menekan kearah tulang belakang, menekan vena kava dan

aorta sehingga aliran darah tertekan. Pada akhir kehamilan sering terjadi

kontraksi uterus yang disebut his palsu (braxton hicks). Braxton-Hicks atau

kontraksi palsu ini berupa rasa sakit di bagian perut yang ringan, tidak

teratur, dan akan hilang bila ibu hamil duduk atau istirahat. Itmus uteri

menjadi bagian korpus dan berkembang menjadi segmen bawah rahim yang

lebih lebar dan tipis, servik menjadi lunak sekali dan lebih mudah dimasuki

dengan satu jari pada akhir kehamilan.

4. Konstipasi

Konstipasi diduga akibat penurunan peristaltik yang disebabkan relaksasi

otot polos pada usus besar ketika terjadi penurunan jumlah progesterone.

Akibat pembesaran uterus atau bagian presentasi menyebabkan

pergeseran dan tekanan pada usus dan penurunan motilitas pada saluran

gastrointestinal. Dan bisa juga akibat efek mengkonsumsi zat besi.

Konstipasi dapat memacu hemoroid.

5. Pernafasan

Sirlukasi Darah dan Sistem Respirasi Volume darah meningkat 25% dengan

puncak pada kehamilan 32 minggu diikuti pompa jantung meningkat 30%.

Karena adanya perubahan hormonal yang memengaruhi aliran darah ke

paru-paru, pada kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu hamil akan merasa

susah bernapas. Ini juga didukung oleh adanya tekanan rahim yang

membesar yang berada di bawah diafragma (yang membatasi perut dan

dada). Setelah kepala bayi turun kerongga panggul ini biasanya 2-3 minggu

sebelum persalinan pada ibu yang baru pertama kali hamil akan merasakan

lega dan bernapas lebih mudah, dan rasa panas diperut biasanya juga ikut

hilang, karena berkurangnya tekanan bagian tubuh bayi dibawah

diafragma / tulang iga ibu.

6. Perubahan Kardiovaskuler.

Page 13: Jurnal Fix

Volume darah total ibu hamil meningkat 30-50%, yaitu kombinasi antara

plasma 75% dan sel darah merah 33% dari nilai sebelum hamil.

Peningkatan volume darah mengalami puncaknya pada pertenahan

kehamilan dan berakhir pada usia kehamilan 32 minggu, setelah itu relative

stabil.

7. Postur dan posisi ibu hamil mepengaruhi tekanan arteri dan tekanan vena.

Posisi terlentang pada akhir kehamilan, uterus yang besar dan berat dapat

menekan aliran balik vena sehingga pengisian dan curah jantung menurun.

Terdapat penurunan tekanan darah normal pada ibu hamil yaitu tekanan

sistolik menurun 8 hingga 10 poin, sedangkan tekanan diastolic mengalami

penurunan sekitar 12 poin. Pada kehamilan juga terjadi peningkatan aliran

darah ke kulit sehingga memungkinkan penyebaran panas yang dihasilkan

dari metabolisme.

8. Metabolisme

Perubahan metabolisme seperti terjadi kenaikan metabolisme basal sebesar

15-20% dari semula, terutama pada trimester ketiga, penurunan

keseimbangan asam basa dari 155 mEq per liter menjadi 145 mEq per liter

akibat hemodelusi darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan janin.

Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan dan

perkembangan janin, perkembangan organ kehamilan, dan persiapan

laktasi. Dalam makanan diperlukan protein tinggi sekitar 0,5 g/kg berat

badan atau sebutir telur ayam sehari. Kebutuhan kalori didapat dari

karbohidrat, lemak dan protein. Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil

seperti : kalsium 1,5 gram setiap hari dan 30-40 gram untuk pembentukan

tulang janin, Fosfor rata-rata 2 gram dalam sehari, Zat besi 800 mg atau 30-

50 mg per hari dan air yang cukup.

9. Nyeri Ligemen

Ligament teres uteri melekat di sisi-sisi tepat dibawah uterus. Secara

anatomis memiliki kemampuan memanjang saat uterus meninggi dan

masuk kedalam abdomen. Nyeri ligamentum teres uteri diduga akibat

peregangan dan penekanan berat uterus yang meningkat pesat pada

ligament. Ketidak nyamanan ini merupakan salah satu yang harus

ditoleransi oleh ibu hamil.

Page 14: Jurnal Fix

10. Traktus urinarius (sering kencing)

Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan makin

menekan kandungan kencing ibu hamil. Frekwensi berkemih pada trimester

ketiga sering dialami pada kehamilan primi setelah terjadi lightening. Efek

lightening adalah bagian presentasi akan menurun masuk ke dalam panggul

dan menimbulkan tekanan langsung pada kandung kemih, sehingga

merangsang keinginan untuk berkemih. Terjadi perubahan pola berkemih

dari diurnal menjadi nokturia karena edema dependen yang terakumulasi

sepanjang hari diekskresi. Dan cara mengatasinya dengan menjelaskan

mengapa hal tersebut bisa terjadi dan menyarankan untuk mengurangi

asupan cairan mnjelang tidur sehingga tidak mengganggu kenyamanan tidur

malam.

11. Masalah tidur

Setelah perut besar, bayi akan sering menendang di malam hari sehingga

merasa kesulitan untuk tidur nyenyak.

12. Varises

Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan

daerah panggul dan vena di kaki, yang mengakibatkan vena menonjol, dan

dapat juga terjadi di daerah vulva vagina. Pada akhir kehamilan, kepala bayi

juga akan menekan vena daerah panggul yang akan memperburuk varises.

Varises juga dipengaruhi faktor keturunan.

13. Bengkak

Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan meningkatkan

tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki ibu hamil, dan kadang

membuat tangan membengkak. Ini disebut edema, yang disebabkan oleh

perubahan hormonal yang menyebabkan retensi cairan.

14. Kram pada kaki

Kram kaki ini timbul karena sirkulasi darah yang menurun, atau karena

kekurangan kalsium.

15. Cairan vagina

Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal. Cairan

biasanya jernih. Pada awal kehamilan, cairan ini biasanya agak kental,

sedangkan pada saat mendekati persalinan cairan tersebut akan lebih cair.

Page 15: Jurnal Fix

Perubahan Psikologis pada Trimester III

Menurut Sulistyawati (2009), perubahan psikologis pada trimester III

adalah :

1. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya canggung, jelek, aneh,

dan tidak menarik. Pada saat ini ibu memerlukan dukungan yang kuat dan

konsisten dari suami dan keluarga.

2. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.

3. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,

khawatir akan keselamatannya.

4. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang

mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.

5. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya. Perpisahan terhadap

janin dalam kandungan yang tidak dapat dihindari, perasaan kehilangan

karena uterusnya akan menjadi kosong secara tiba-tiba

6. Merasa kehilangan perhatian, ibu mengalami proses duka lain ketika ibu

mengantisipasi hilangnya perhatian dan hak istimewa khusus yang

dirasakan selama hamil.

7. Perasaan mudah terluka (sensitif).

8. Libido menurun. Pada pertengahan trimester ke tiga, hasrat seksual ibu

menurun, dan perlu adanya komunikasi jujur yang dengan suaminya

terutama dalam menentukan posisi dan kenyamanan dalam hubungan

seksual.

Pertumbuhan dan perkemgangan janin pada trimester III, diantaranya

ada akhir bulan ke-7 (minggu ke-28), pertumbuhan rambut dan kuku yang

semakin memanjang, gerakan mata membuka dan menutup, gerakan

menghisap semakin kuat, panjang badan 23 cm dan berat 1000 gram. Minggu

ke-29 sampai ke-32 (bulan kedelapan), tubuh janin sudah terisi lemak dan

verniks kaseosa menutupi permukaan tubuh bayi termasuk rambut lanugo.

Kuku kaki mulai tumbuh sedangkan kuku tanga sudah mencapi ujungnya. Janin

sudah punya kendali gerak pernafasan yang berirama dan temperature tubuh.

Mata telah terbuka dan reflek cahaya terhadap pupul muncul diakhir bulan.

Ukuran panjang rata-rata 28 cm, berat 3,75 pon. Minggu ke-33 sampai ke-36

Page 16: Jurnal Fix

(bulan kesembilan), kulit halus tanpa kerutan di akhir bulan, kuku jari kaki

mencapai ujungnya, biasanya testis sebelah kiri turun ke skrotum. Ukuran rata-

rata panjang 31,7 cm, berat 2500 gram. Minggi ke-37 sampai ke-40 (bulan

kesepuluh), pertumbuhan dan perkembangan utuh telah tercapai. Dada dan

kelenjar payudara menonjol pada kedua jenis kelamin. Kedua testis telah

masuk ke skrotum pada akhir bulan ini, lanugo telah menghilang pada hamper

seluruh tubuh, kuku mulai mengeras melebihi ujung tanganberi dan kaki, warna

bervariasi dari putih, merah muda, merah muda kebiruan akibat fungsi melanin

sebagai bemberi warna kulit saat terpajan cahaya. Ukuran panjang rata-rata 36

cm, berat 7,5 pon.

2.2 KINESIO TAPING

2.2.1 Definisi Kinesio Taping

Kinesiotaping adalah pita khusus yang tipis, elastic, dan dapat ditarik hingga

100 persen dari panjang aslinya sehingga cukup dikatakan elastic dibanding dengan

taping yang konvensional. Hal ini memungkinkan pergerakan yang maksimal dari

otot dan sendi, adanya tarikan pada kulit oleh pita perekat (taping) bertujuan untuk

meningkatkan ruang antara kulit dan otot, sehingga mengurangi tekanan local dan

membantu meningkatkan sirkulasi dan drainase limfatik, akibat dari proses tersebut

dapat pengurangan nyeri, mengurangi oedema, dan mengurangi spasme otot (Kase

et al., 2003).

Page 17: Jurnal Fix

Kinesiotaping dikembangkan oleh Dr. Kenzo Kase pada tahun 1970-an.

Pada awal penggunaannya Kinesiotaping banyak digunakan untuk dunia olahraga.

Kinesiotaping dibuat menyerupai kulit, ketebalannya menyerupai epidermis kulit

manusia dan dapat diregangkan hingga 140% dari panjang normal sebelum

diaplikasikan ke kulit, sehingga memberikan ketegangan yang kuat saat

diaplikasikan pada kulit (Prentice , 2011; Thelen et al., 2008).

Kinesiotaping terdiri dari polimer elastic yang dibungkus serat katun 100%.

Serat katun memungkinkan untuk terjadinya penguapan kelembapan tubuh dan

cepat kering. Tidak terdapat lateks di dalam Kinesiotaping, perekat ini 100% acrylic

(Kase et al., 2003).

2.2.2 Pengaruh fisiologis kinesiotaping

Kinesiotaping ini merangsang beberapa proses fisiologis tubuh seperti

meningkatkan fungsi otot, menurunkan tonus otot, melancarkan sistem limfatik, dan

mekanisme analgesic endogen serta meningkatkan mikrosirkulasi. Kinesiotaping

memiliki pengaruh recoil yang dapat mengangkat kulit dan memberikan ruang

pemisah antara kulit dan otot, serta meningkatkan respon propioseptif melalui kulit

untuk menormalisasikan tonus otot, mengurangi nyeri, mengkoreksi posisi jaringan,

dan merangsan mechanoreseptor di kulit (Slupik et al., 2007; Akbas et al., 2011;

Prentice, 2011).

2.2.3 Pengaruh neuromuscular Kinesiotaping

Kinesiotaping melalui reseptor di cutaneus dapat memberikan rangsangan

pada sistem neuromuskuler dalam mengaktivasi kinerja saraf dan otot saat

melakukan suatu gerak fungsional (Yasukawa et al., 2006). Kinesiotaping juga akan

memfasilitasi mechanoreseptor untuk mengarahkan gerakan yang sesuai dan

memberikan rasa nyaman pada area yang dipasangkan (Kase et al., 2003).

2.2.4 Aplikasi dan manfaat Kinesiotaping

Kinesiotaping memiliki 4 fungsi utama yaitu:

1. Supporting muscle

Page 18: Jurnal Fix

Kinesiotaping dapat meningkatkan kemampuan otot yang lemah,

mengurangi nyeri dan rasa lelah, dan menjaga otot dari keadaan kram,

ketegangan dan kontraksi yang berlebihan.

2. Melancarkan sistem sirkulasi

Kinesiotaping dapat meningkatkan sirkulasi darah dan sistem limfatik,

juga mengurangi pembengkakan yang terjadi pada jaringan.

3. Mengaktifkan sistem analgesik endogen

Kinesiotaping dapat memfasilitasi tubuh untuk melakukan Self healing

dan memproduksi zat analgesik sehingga dapat mengurangi nyeri.

4. Memperbaiki masalah persendian

Tujuan dari Kinesiotaping adalah memperbaiki Range of motion dan

menyesuaikan posisi sendi yang salah yang dihasilkan dari otot yang

tegang.

Aplikasi Kinesiotaping cukup tiga hari karena sesuai dengan penelitian Slupik

et al. (2007) , bahwa berdasarkan data electromyography (EMG) pengaruh puncak

dari Kinesiotaping setelah 24 jam akan memfasilitasi motor unit untuk dapat

melakukan kontraksi, dan akan menurun setelah 72 jam pemakaian.

Metode Kinesiotaping dikembangkan berdasarkan struktur jaringan otot

sebagai penggerak utama tubuh manusia. Pemasangan Kinesiotaping diawali

dengan mengukur lembar Kinesiotaping mulai 2 inci dibawah origo atau 2 inci diatas

insersio otot. Pemasangan diharuskan menyesuaikan bentuk anatomis tubuh

manusia. Dasar pemasangan Kinesiotaping selalu diawali dan diakhiri dan diakhiri

tanpa adanya tegangan dari Kinesiotaping. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir

rasa kurang nyaman dari aplikasi Kinesiotaping (Kase et al., 2003).

Aplikasi Kinesiotaping dapat dilakukan dengan beberapa teknik, dapat

dilakukan secara tunggal ataupun kombinasi tergantung kondisi dan tujuan

pemasangan. Teknik-teknik aplikasi Kinesiotaping antara lain:

1. Mechanichal correction

Hal yang harus diperhatikan pada koreksi mekanik ini adalah posisi jaringan

harus dalam keadaan bebas, dan bukan membuat jaringan atau sendi berada

dalam posisi terfiksasi. Kinesiotaping diaplikasikan untuk memberikan stimulus

pada mechanoreseptor pada jaringan atau sendi. Teknik ini dapat digunakan

Page 19: Jurnal Fix

untuk membantu posisi dari otot, fascia, atau sendi untuk menstimulasi

mechanoreseptor sehingga akan membantu tubuh beradaptasi dengan stimulus

tersebut

2. Fascia correction

Fascia correction ini diaplikasikan untuk membuat fascia pada posisi yang benar,

dan menjaga fascia untuk tidak kembali ke posisi yang tidak diinginkan. Teknik

ini dimaksudkan untuk mengurai keterbatasan fascia secara perlahan melalui

gerakan kulit dan kemampuan elastisitas dari Kinesiotaping itu sendiri.

3. Space correction

Space corection ini diaplikasikan untuk membuat ruang lebih langsung di area

nyeri, inflamasi, atau oedem. Ruang yang meningkat akan menurunkan tekanan

dengan cara mengkerutkan kulit pada area cidera. Hasil dari penurunan tekanan

akan menurunkan tingkat iritasi receptor kimia dan akan menurunkan nyeri.

4. Ligament/ tendon correction

Ligamen/ tendon correction ini diaplikasikan untuk membuat peningkatan pada

daerah ligamen atau tendon yang dihasilkan dari peningkatan stimulasi

mechanoreceptor. Stimulus ini dipercaya akan dirasakan sebagai propioceptive

stimulation yang akan diinterpretasikan oleh otak sebagai tegangan jaringan

yang normal.

5. Functional correction

Functional correction digunakan ketika membantu keterbatasan gerak melalui

stimulasi sensoris. Kinesiotaping diaplikasikan dengan tanpa tarikan selama

gerak aktif. Tegangan yang muncul dipercaya akan memberikan stimulasi pada

mechanoreceptor. Persepsi stimulasi dipercaya diinterpretasikan sebagai

stimulasi propioceptif yang bertindak sebagai penanda pada posisi akhir gerakan

6. Lymphatic correction

Lymphatic corection digunakan untuk membantu mengurangi bengkak dengan

cara mengarahkan cairan menuju nodus lympatik yang lebih longgar.

7. Hal yang perlu dipahami pada aplikasi Kinesiotaping adalah derajad dari

penguluran pada area target. Ada beberapa pembagian penguluran sesuai

dengan teknik aplikasi yang diberikan:

Full : 100%

Berat : 75%

Page 20: Jurnal Fix

Sedang : 50%

Ringan/ Paper off : 15-25%

Sangat ringan : 0-15%

Tidak diulur

Otot terus-menerus memanjang dan kontraksi dalam kisaran normal, namun

ketika otot memanjang berlebihan dan berkontraksi berlebihan, seperti saat

mengangkat jumlah berat yang berlebihan, otot tidak dapat pulih dan menjadi

meradang. Ketika otot meradang, bengkak atau kaku karena kelelahan, ruang

antara kulit dan otot tertekan, sehingga terjadi penyempitan pada aliran kelenjar

limpatik. Tekanan juga berpengaruh pada reseptor nyeri di bawah kulit, yang pada

selanjutnnya memberi sinyal ketidaknyamanan ke otak sehingga mengalami rasa

sakit. jenis ini dikenal sebagai nyeri myalgia, atau nyeri otot (Kase, 2005).

Efek lifting pada Kinesio Taping berpengaruh terhadap sistem limfatik. Ketika

terjadi inflamasi, sistem limfatik pada superficial dan deep limfatic vessels akan

penuh. Dengan adanya efek lifting pada Kinesio Taping akan membantu aliran

limfatik menjadi normal, sehingga terjadi penurunan tingkat inflammasi (Kase, 2005).

2.2.5 Teknik pemasangan Kinesio taping

1. Aplikasi dasar kinesiotaping untuk grup otot erektor spine dengan Y strip,

penanganan bilateral: dimulai dengan menempatkan spine pasien pada

posisi netral. Pasangkan pangkal dari strip Y pada regio sacroilliac joint,

minimal 2 inchi dibawah nyeri.

2. Untuk aplikasi dari ekor strip Y bagian kanan, intruksikan pasien untuk

melakukan gerakan fleksi dan rotasi pada sisi yang berlawanan.

Pasangkan ekor strip dengan tarikan ringan (15-25%) Atau papper-

Page 21: Jurnal Fix

tension. Kira-kira 2 inchi yang terakhir, tempelkan ekor dengan tanpa

tarikan. Untuk aplikasi ekor strip bagian kiri sama dengan bagian kanan.

Page 22: Jurnal Fix

BAB III

ISI JURNAL

3.1 METODE PENELITIAN

3.1.1 Subjek

Dalam jurnal ini, subjek dipilih dari klinik obstetric rawat jalan di Rumah

Sakit Kasr El-Aini, Fakultas Kesehatan, Universitas Kairo. Peneliti

menggunakan subjek 60 primigravida yang berada pada trimester III dengan

nyeri pinggang. Subjek penelitian ini berada pada rentang usia 25-35 tahun

dengan usia kehamilan antara 29-37 minggu, serta indeks massa tubuhnya

tidak melebihi 40 Kg / m2. Subjek dipilih oleh dokter kandungan setelah

menjalani pemeriksaan lengkap dan menyetujui untuk mengisi inform consent

sebelum mengikuti penelitian.

3.1.2 Teknik Sampling

Dalam jurnal ini peneliti menggunakan kriteria inklusi dan eklusi untuk

menentukan subjek yang akan diteliti.

Kriteria Inklusi:

- Subjek tidak memiliki riwayat operasi pinggang sebelumnya

- Tidak mengalami cedera pinggang yang serius saat penelitian (prolaps,

spondylolithesis)

- Tidak memiliki masalah medis yang berisiko untuk mengakhiri kehamilan

- Tidak menghadiri kelas antenatal

- Tidak memiliki cedera serviks, thoraks, maupun tulang belakang

Kriteria Eksklusi:

- Subjek dengan riwayat operasi pinggang sebelumnya

- Cedera pinggang yang serius selama penelitian (prolaps, spondylolithesis)

- Luka serviks, thoraks, dan atau tulang belakang

- Menghadiri kelas antenatal

- Subjek yang dikeluarkan dari penelitian

Subjek yang telah terpilih kemudian akan dibagi secara acak menjadi 2

kelompok. Grup A sebagai kelompok control terdiri dari 30 primigravida yang

mengalami nyeri pinggang selama kehamilan akan mendapatkan latihan

Page 23: Jurnal Fix

memiringkan panggul dan diinstruksikan tentang nyeri pinggang selama

kehamilan. Subjek dievaluasi sebelum penelitian dan setelah 2 minggu. Grup B

sebagai kelompok perlakuan terdiri dari 30 pimigravida yang mengalami nyeri

pinggang selama kehamilan akan menerima latihan memiringkan panggul dan

instruksi tentang nyeri pinggang selama kehamilan ditambah teknik

kinesiotaping untuk mengatasi nyeri pinggang selama kehamilan selama 2

minggu. Masing-masing intervensi diberikan selama 3 hari dengan jeda 1 hari

istirahat di antara 2 intervensi tersebut. Subjek dievaluasi sebelum penelitian

dan setelah 2 minggu.

3.1.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di klinik obstetric rawat jalan Rumah Sakit

Kasr El-Aini, Fakultas Kesehatan, Universitas Kairo selama 2 minggu.

3.1.4 Material (Instrumen Penelitian)

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Skala berat dan tinggi badan untuk menghitung indeks massa tubuh

(BMI) yang dihitung sebelum penelitian.

2. Visual Analog Scale digunakan untuk laporan intensitas nyeri yang

valid dan merekam tingkat intensitas nyeri. VAS terdiri dari skala nol

(tidak sakit) dan 10 (sangat sakit).

3. Kuisioner Oswestry yang terdiri dari 10 pertanyaan pilihan ganda

tentang nyeri pinggang. Pasien memilih satu kalimat dari enam yang

menggambarkan rasa sakitnya. Skor yang lebih tinggi menunjukkan

kesakitan dan ketidakmampuan. Hal tersebut digunakan untuk

mengukur ketidakmampuan fungsional.

4. Flexible Rule (Flexicurve) merupakan sejenis penggaris plastic yang

lentur dan dapat ditekuk di satu sisi saja serta mempertahankan

bentuk sisi yang satunya untuk menentukan derajat lordosis.

5. Cotton dan alcohol digunakan untuk membersihkan kulit sebelum

pengaplikasian kinesiotaping.

6. Kinesio Tape merupakan pita perekat elastis yang digunakan da;am

metode kinesiotaping. Kinesia tape telah dirancang untuk

Page 24: Jurnal Fix

memungkinkan peregangan sebesar 55-60%. Derajat peregangan

tersebut telah disesuaikan mendekati elastisitas kulit manusia.

Namun pita tersebut tidak dirancang untuk peregangan horizontal.

3.1.5 Prosedur Penelitian

1. Prosedur Evaluasi

a. Pengkajian tentang Riwayat Subjek Penelitian

Riwayat subjek secara detail dikaji pada kedua kelompok untuk

memastikan bahwa penyebab nyeri pinggang hanyalah kehamilan,

bukan gangguan otot ataupun saraf sebelum kehamilan.

b. Antropometri

Berat dan tinggi badan diukur untuk menghitung indeks massa tubuh

(BMI) dengan rumus berat badan/tinggi badan2.

c. Pengkajian Nyeri

Nyeri diukur menggunakan VAS (Visual Analog Scale) pada kedua

kelompok sebelum dan sesudah penelitian.

d. Ketidakmampuan Fungsional

Ketidakmampuan fungsional diukur menggunakan Kuisioner Oswestry

yang terdiri dari 10 pertanyaan pilihan ganda. Kuisioner tersebut

merupakan alat yang sudah valid dan reliabel. Hasil pengisian kuisioner

dikelompokkan berdasarkan skorenya, yaitu : ketidakmampuan minimal

(0-20%), ketidakmampuan moderat (20-40%), ketidakmampuan yang

parah (40-60%), lumpuh/cacat (60-80%), dan subjek yang bed rest total

(80-100%).

e. Derajat Lengkung Tulang Belakang (lumbar)

Menggunakan Flexicurve untuk menentukan tingkat lordosis pada

lumbal sebelum dan sesudah penelitian pada kedua kelompok.

2. Prosedur Pemberian Intervensi

a. Latihan Pinggul

Subjek pada kedua kelompok mendapatkan latihan memiringkan

pinggul dari beberapa posisi yang berbeda. Instruksi yang diberikan

Page 25: Jurnal Fix

terkait nyeri pinggang selama kehamilan terdiri dari duduk, berdiri,

mengangkat, dan berbaring yang dijelaskan sebagai berikut:

- Latihan pinggul langkah pertama

Berbaring telentang dengan lutut ditekuk dan kaki datar di tempat

tidur. Tarik perut dan miringkan pinggul ke atas, serta pungung

bawah mendatar. Pertahankan posisi tersebut selama 2-3 detik

kemudian lemaskan setengah secara perlahan. Tujuan pergerakan

ini agar pelan dan lembut.

- Latihan pinggul langkah kedua

Berlutut pada posisi merangkak. Tarik perut kea rah tulang belakang

dan miringkan pinggul sehingga punggung menjadi melingkar.

Pertahakankan posisi ini selama 2-3 detik dan lemaskan perlahan.

Latihan ini bisa dilakukan saat berlutut, duduk atau berdiri serta

kedua kelompok diinstruksikan untuk latihan ≥ 2 kali perhari dan

melakukan setiap latihan 10 kali pengu;angan selama 2 minggu berturut-

turut.

b. Instruksi terkait nyeri pinggang selama kehamilan:

- Duduk

Ibu hamil diinstruksikan untuk memilih kursi yang nyaman sehingga

mendukung pinggang dan paha dan menempatkan berat badan

yang sama pada masing-masing pantat dan paha yang didukung

sepenuhnya, setidaknya 2/3 dari panjangnya, tidak lebih dari

lebarnya 2 jari dari lipat paha,dan horizontal dan kakinya didukung

penuh serta datar pada permukaan pendukungnya.

- Berbaring

Perempuan disarankan bisa memakai bantal atau ektra matras untuk

tidak hanya menambah kenyamanan tapi juga memfasilitasi kualitas

posisi yang dapat mencegah gejala. Kenyamanan saat berbaring

telentang dapat ditingkatkan dengan menambah bantal di bawah

paha dan dengan tiga atau empat bantal atau ganjalan pengangkat

kepala dan bahu yang cukup untuk menghindari hipotensi saat

telentang.

Page 26: Jurnal Fix

Berbaring menyamping dengan bantal di bawah lengan atas dan

lutut biasanya disarankan sebagai posisi yang nyaman pada

kehamilan tetapi tidak disarankan untuk wanita hamil yang

mengalami nyeri pinggang. Sebaliknya, berbaring dengan kaki atas

disokong oleh kaki bawah tapi dibatasi oleh bantal merupakan posisi

yang direkomendasikan untuk kenyamanan.

- Berdiri

Subjek diinstruksikan bahwa posisi harus setinggi mungkin dengan

perut dan bokong diselipkan. Wanita membayangkan sedang ditarik

dari atas dan belakang kepala dengan berat tersebar merata di

kedua kaki dengan kaki agak terpisah. Subjek disarankan untuk

menghindari berdiri untuk waktu yang lama dan menghindari

penggunaan sepatu hak tinggi. Pundak dilemaskan dan diturunkan

untuk mencegah nyeri dada.

- Aktivitas rumah tangga

Subjek disarankan bawha banyak tugas seperti setrika, menyiapkan

makanan dapat dilakukan dengan posisi duduk bukan berdiri.

Permukaan kerja pada tempat tinggi bisa menggunakan kursi yang

tinggi untuk menghindari posisi membungkuk dan sakit pinggang

ulangan dan menata tempat tidur atau membersihkan kamar mandi

dalam posisi berlutut untuk mencegah ketegangan lumbal.

- Berjalan

Subjek diinformasikan bahwa berjalan diperbolehkan untuk aktivitas

sehari-hari, namun berjalan terlalu lama bisa menyebabkan nyeri.

- Mengangkat

Subjek disarankan untuk mengangkat dengan beban yang diletakkan

dekat dengan pusat massanya dan angkat berat harus dihindari.

Setiap membawa beban harus menjaga postur tubuh yang baik.

Mengangkat benda dekat dengan lutut ditekuk dan punggung lurus

dan menggunakan otot paha bukan otot pinggang. Setiap gerakan

memutar saat mengangkat beban, berbahaya sehingga dilarang.

Hindari mengangkat beban pada pagi hari atau setelah duduk dalam

waktu yang lama.

Page 27: Jurnal Fix

c. Teknik kinesiotaping

Subjek hanya pada kelompok B yang menerima intervensi ini.

Dengan pasien pasien berdidi dan posisi fleksi maksimum tulang

belakang. Alcohol digunakan untuk membersihkan kulit sebelum aplikasi

kinesio tape ini. Kinesio bilateral “I” strip untuk otot tulang belakang.

Setiap subjek diinstruksikan untuk melenturkan pinggangnya dan

kemudian terapis akan memberikan kinesio tape dengan dasar tape

ditempelkan tanpa ketegangan lalu ke ketegangan rendah sampai

maksimal. Saat ujung dari sekitar satu hingga dua inchi akhir hentingan

penengangan dan di akhir ujung sampai tidak ada tegangan lagi.

Kemudian tape yang sudah dipasang digosok untuk memberikan

perekatan lem sebelum berpindah dari posisinya tersebut. Tape ini

digunakan selama 3 hari kemudian dilepas untuk satu ahri dan dipasang

lagi untuk 3 hari berikutnya selama 2 minggu. Untuk mempermudah saat

melepas sebaiknya dalam kondisi lembab dan dilepas dari atas ke

bawah.

3.2 HASIL PENELITIAN

Evaluasi sebelum perlakuan mengindikasikan bahwa tidak ada

perbedaan signifikan pada seluruh parameter pengukuran antara kedua grup

seperti pada tabel 1 dan 2 berikut :

Page 28: Jurnal Fix

1. Skor Pengkajian Nyeri

Tingkat keparahan dari nyeri pinggang diukur dengan skala analog visual

seperti dilaporkan oleh wanita mengalami penurunan yang sangat signifikan

setelah akhir dari 2 minggu terapi pada tiap grup. Sedangkan perbandingan

antara kedua grup, skor setelah terapi menunjukkan bahwa grup B

mengalami penurunan nyeri yang sangat signifikan jika dibandingkan

dengan grup A.

2. Ketidakmampuan fungsional

Nilai rata-rata skor ketidakmampuan kuisioner Oswestry yang ditampilkan

pada tabel menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikansetelah

2 minggu pemberian terapi pada grup A. Bagaimanapun , terdapat

penurunan yang signifikan pada grup B jika dibandingkan dengan grup A

setelah 14 hari terapi.

3. Derajat Lengkung Lumbar

Derajat lordosis lumbar setelah terapi pad grup A menunjukkan peningkatan

yang signifikan dan setelah terapi grup B juga menunjukkan peningkatan

signifikan. Namun bila dibandingkan antar grup A dan grup B, grup A

menunjukkan peningkatan derajat lengkung lumbar yang jauh lebih

signifikan daripada grup B setelah terapi.

Page 29: Jurnal Fix

3.3 DISKUSI

Intensitas nyeri, refleksi pada pengkajian nyeri, nyeri berhubungan

dengan aktifitas fisik dan penurunan derajat lengkung lumbar ditemukan secara

signifikan menurun selama periode penelitian pada pasien yang menerima

kinesiotaping dibandingkan pada grup kontrol.

Alasan untuk perbaikan pada penelitian ini mungkin berkaitan dengan

mekanisme fisiologis yang mana kinesiotaping diasumsikan memiliki

keuntungan terapeutik yakni:

1. Mengumpulkan fasia untuk meluruskan jaringan pada posisi yang di

inginkan

2. Mengangkat kulit di area inflamasi, nyeri dan edema

3. Meningkatkan stimulasi dari mekanoreseptor, baik untuk menstimulasi

maupun membatasi pergerakan

4. Memberikan stimulus posisional pada kulit

5. Menurunkan tekanan dari saluran limfatik yang memberikan jalan untuk

mengeluarkan eksudat

Mekanisme fisiologis ini tinggal teori karena penelitain yang sangat

terbatas untuk mendukung konsep ini. Terdapat dua teori yang menuntun

pemahaman dari temuan ini. Teori yang pertama adalah bahwa kinesio taping

meningkatkan sirkulasi darah pada area yang diplaster, dan perubahan

fisiologis ini mungkin berpengaruh pada otot dan fungsi fasia otot setelah

aplikasi kinesiotape. Sebagai teori tambahan bahwa kinesio taping

menstimulasi mekanoreseptor kutan pada area plester dan stimulasi

iniberpengaruh pada ROM. Namun, beberapa penelitian melaporkan hasil yang

kontradiksi. Morrissey melaporkan bahwa ketika plester di aplikasikan pada otot

yang aktif, mengurangi panjang otot dan hal ini merubah tekanan panjang kurva

ke kiri saat istirahat. Alexander berpendapat bahwa eksitabilitas dari saraf

motorik menurun dengan plester yang dipasang searah dengan saraf otot,

sedangkan Tobin dan Robinson melaporkan bahwa plester otot dengan pola

silang menghasilkan reduksi aktivitas otot yang nyata.

Berlawanan dengan hal di atas, Chen, Cools dan Fu melaporkan bahwa

mengaplikasikan plester pada kulit tidak memiliki efek terhadap eksitabilitas otot

pada orang yang sehat. Mungkin jawaban sederhana yang diberikan oleh

Page 30: Jurnal Fix

Cowan yang menyatakan bahwa ketika orang dewasa yang sehat tidak memilki

nyeri, reduksi kekuatan otot tidak mengambil tempat, dan tidak ada perubahan

pada kekuatan otot. Hipotesis dari Alexander memberikan dasar dari penjelasan

ini.

Saraf alfa motorik yang menginervasi otot skeletal dan saraf gamma

motorik yang menginervasi poros otot tidak diaktifkan secara sendiri-sendiri

namun diaktifkan secara simultan. Fenomena ini disebut dengan koaktifasi alfa-

gamma. Tidak seperti serat otot skeletal, ketika serat poros otot berkontraksi,

sensitisasi dari grup Ia dan II serat saraf aferen tidak berkurang tapi diatur pada

kondisi eksitasi berkesinambungan. Hasilnya bahwa eksitabilitas saraf motorik

tidak berkurang ataupun bertambah namun tetap berkesinambungan pada level

yang sama.

Demikian, jika otot skeletal di bawah kulit benar-benar memendek karen

plester, maka tidak akan ada perubahan pada latensi, amplitude atau velositas

konduksi saraf dari saraf motorik melalui input berkelanjutan saraf aferen dari

bundel serat otot. Kinesio taping tidak meningkatkan maupun menurunkan

velositas konduksi saraf motorik. Stimulasi kulit leh kinesiotaping mungkin tidak

cukup untuk memberikan perubahan pada aktivitas otot. Juga harus

diperhatikan bahwa penelitian Morrissey serta Tobin dan Robinson memakai

plester sport yang non elastik dan Plester McConnell, dimana adanya

kemungkinan perbedaan derajat stimulasi taktil.

3.4 KESIMPULAN

Pada hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemakaian

kinesiotaping ditambah dengan latihan memiringkan pinggul merupakan metode

terapi yang efektif untuk nyeri pinggang pada kehamilan trimester ketiga.

Page 31: Jurnal Fix

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 PERBANDINGAN JURNAL

No Judul Jurnal Peneliti Tahun Isi Jurnal1 Perbandingan Pemberiaan

Back Exercise Dan Back Exercise Disertai Pemberiaan Kinesio Taping Terhadap Penurunan Nyeri Punggung Bawah (Npb) Pada Ibu Dengan Kehamilan Trimester 3

Eko Prabowo 2012 Terdapat perbedaan hasil pemberian back exercise tanpa kinesio tapping dan dengan kinesiotapping pada bumil trimester ke III.

2 Pengaruh Kinesio Taping Dan Core Stability Terhadap Penurunan Nyeri Dan Peningkatan Lingkup Gerak Sendi Kasus Nyeri Punggung Bawah

Suryo Nugroho 2013 Ada pengaruh kinesio taping dan core stability terhadap penurunan nyeri dan penigkatan lingkup grak sendi kasus Nyeri Pungung Bawah

3 Perbandingan kinesio taping dan stretchingterhadap penurunan nyeri pada sindroma nyeri servikal

Ranggih Ade Atmaja

2012 Ada beda pengaruh antara kinesio taping dan stretching terhadap penurunannyeri sindroma nyeri servikal

Page 32: Jurnal Fix

4.2 KEKURANGAN DAN KELEBIHAN

Kekurangan

1. Penggunaan bahasa yang berbelit-belit sehingga susah untuk dipahami

2. Penjelasan yang diulang-ulang sehingga isinya sedikit membingungkan

3. Metode penelitian kurang detail antara kelompok A dan B

4. Penyajian data kurang komunikatif

5. Kinesio taping efektif tetapi kurang aplikatif untuk masyarakat dengan

ekonomi menengah ke bawah.

6. Belum ada standar lama pemakaian kinesio taping yang paling efektif.

Kelebihan

1. Ide penelitian yang kreatif karena belum ada pengaplikasian kinesio taping

untuk kehamilan sebelumnya.

2. Penelitian ini memberikan terobosan baru untuk penelitian selanjutnya

4.3 APLIKASI JURNAL DI INDONESIA

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pokdi Nyersi PERDOSSI

(Persatuan Dokter Syaraf Seluruh Indonesia), pada tahun 2002 ditemukan

prevalensi penderita nyeri punggung bawah sebanyak 15,6%. Angka ini berada

pada urutan kedua tertinggi sesuadah migraine dan sefalgia yang mencapai

34,8% (Johannes, 2010). Sekitar 75% hingga 80% setiap manusia pernah

mengalami nyeri punggung bagian bawah. Pada wanita hamil, sebanyak 50%

pasti mengalami nyeri punggung bawah dan sekitar 10% wanita hamil

mengalami nyeri punggung bawah kronis yang dimulai ketika dia hamil

(McClammy, 2007).

Nyeri punggung bagian bawah bila tidak ditangani akan mengurangi

kenyamanan dan mengganggu aktivitas ibu hamil. Selama ini di Indonesia cara

yang digunakan untuk mengurangi nyeri punggung bagian bawah pada ibu hamil

adalah dengan melakukan yoga. Penelitian yang dilakukan oleh Winddowson

(2004) menunjukkan dengan melakukan latihan fisik berupa yoga dan back

exercise pada trimester III, terbukti dapat menurunkan kualitas nyeri punggung

bagian bawah pada wanita hamil. Pengaruh dari latihan yoga ini dapat

membantu meningkatkan aliran darah dan penurunan hormone stress.

Page 33: Jurnal Fix

Fungsi utama dari kenesio tape adalah untuk memberikan elastisitas lebih

kuat dan menjadi pelindung otot-otot yang cedera. Di Indonesia, kinesiao tape

digunakan dalam penanganan cedera muskuloskletal pada atlet.. Namun, sejak

tahun 2002 banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui manfaat kinesio

tape untuk mengurangi nyeri punggung bagian bawah pada ibu hamil. Penelitian

yang dilakukan oleh Eko Prabowo (2012) menyebutkan terdapat perbedaan

antara pemberian back exercise yang disertai penggunaan kinesio tape dan

tidak pada kehamilan trimester III. Pemberian kinesio tape terbukti dapat

menurunkan intensitas dan kualitas nyeri punggung bagian bawah pada

kehamilan trimester III.

Sebagai tenaga kesehatan, perawat dapat memberikan edukasi mengenai

back exercise yang disertai dengan penggunaan kinesio tape pada ibu hamil

yang mengalami nyeri punggung bagian bawah. Edukasi yang tepat mengenai

gerakan back exercise dan penggunaan kinesiotapping yang tepat diharapkan

dapat membantu ibu hamil mengatasi rasa nyeri punggung bagian bawah secara

mandiri. Penggunaan kinesio taping sendiri tidak memiliki efek samping, namun

pemasangan yang tidak tepat dapat membuat pengguna kinesio taping tidak

mendapatkan efek terapi dari kinesiotapping.

Page 34: Jurnal Fix

DAFTAR PUSTAKA

Adriaansz, Wiknjosastro dan Waspodo. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Akuthota V, Nadler SF. 2004. Core strengthening. Arch Phys Med Rehabil;85 (3 Suppl 1) :86-92.

Arokoski, J,P. Valta, O. Airaksinen, and Kankaanpaa. Back and Abdominal Muscle Function During Stabilitazion Exercise. Areh. Phys. Med. Rehabil 82:1089 1089. 2001.

Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas (Maternity Nursing). Jakarta : EGC.

Budiono, Sugeng AM, dkk. 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan KK. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Chang, W. R et al. 2003. Predictors of whole‐body vibration levels among urban taxi drivers ergonomics. 46(11):1075‐90.

Dep Kes RI. 2003. Modul Pelatihan bagi Fasilitator Kesehatan Kerja. Jakarta.

Federasi Obstetri Ginekologi Internasional. 2008. London.

Hicks, G.E., Fritz J.M., Delitto A. and McGill S. M. 2005. Preliminary Development of a Prediction Role for Determining which patient’s with Low Back Pain will respond to a Stabilization Exercise Program. Physical and Medical Rehabilitation. 86:1753-62.

Kase, Kenzo DC. 2005. Illustrated Kinesio Taping Fourth Edition. Tokyo : Ken`i-Kai.

Kase, Kenzo DC. 2005. Illustrated Kinesio Taping Fourth Edition. Tokyo : Ken`i-Kai.

Kase, Kenzo dkk. 2003. Clinical Therapeutic Applications of the Kinesio Taping Method 2nd Edition .Tokyo: Ken Ikai.

Kibler et al. 2006. The Role Of Core Stability in Athletic Function. Sport Medicine;36 (3): 189-198.

Kurnia, Nova. 2009. Menghindari Gangguan Saat Melahirkan & Panduan Lengkap Mengurut Bayi. Yogjakarta : Panji Pustaka.

MacDonald, D.A., Mosely, G.L. and Hodges, P.W. 2006. The Lumbar Multifidus: Does the Evidence Support Clinical Beliefs?. Manual Therapy. 11: 254-263.

Maher, Salmond & Pellino. 2002. Low back Pain Syndroma. Philadelphia: FA Davis Company.

Manuaba, I.B.G., I.A. Chandranita Manuaba, dan I.B.G Fajar Manuaba. 2008. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: ECG.

Pai, Sundaram, 2004. Low back pain: An economic assessment in the United States. Orthopedic Clinics of North America 35: 1–5.

Paliyama , J. M, 2003. Perbandingan efek terapi arus intervensi dengan TENS dalam pengurangan nyeri punggung bawah musculoskeletal. FK Undip Semarang , Semarang 103.

Page 35: Jurnal Fix

Piller, Neil. 2006. Lymphoedema and Chronic Swelling. Tokyo : Ken Ikai.

Prabowo, Eko (2012) Perbandingan Pemberiaan Back Exercise Dan Back Exercise Disertai Pemberiaan Kinesio Taping Terhadap Penurunan Nyeri Punggung Bawah (Npb) Pada Ibu Dengan Kehamilan Trimester 3. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Rachmawati , L.D.A, 2009.Hubungan Sikap Kerja Duduk Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Pekerja Rental Komputer Di Pabelan Kartasura. Skripsi, UMS, Surakarta.

Rogers, R.G. 2006. Research-Based Rehabilitation of The Lower Back. Strength And Conditioning Journal. Diambil pada tanggal dari www.proquest.com/pqdauto

Sadeli, H.A., Tjahjono, B. 2001. Nyeri Punggung Bawah. Dalam: KRT Meliala, L., Suryamiharja, A., Purba, J.S. (eds). Nyeri Neuropatik Patofisiologi dan Penatalaksanaan. Kelompok Studi Nyeri PERDOSSI. Hal. 145-167.

Samara, Diana. 2004. Lama dan Sikap Duduk Sebagai Faktor Resiko Terjadinya Nyeri Punggung Bawah.Skripsi, Universitas Trisakti, Jakarta.

Stevens, V. K., Vleeming, A., Bouche, K.G., Mahieu, N.N, Vanderstraeten, G.G. and Danneels, LA. 2006. Electromyographic Activity of Trunk and Hip Muscles During Stabilization Exercises in 4 Point Kneeling in Healthy Volunteers. European Spine Journal. 16(5): 711-718.

Stevens, V.K., Coorevits, P.L., Bouche, K.G., Mahieh, N.N., Vanderstraeten, G.G. and Danneels, L.A. 2006. The Influence of Specific Training on Trunk Muscle Recruitment Patterns in Healthy Subjects During Stabilization Exercises. Manual Therapy. 7: 1-9.

Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jogjakarta : CV. Andi Offset.

Suma’mur.P.K. 1996. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Toko Gunung Agung.

Varney, H. 2007. Buku Ajaran Asuhan Kebidanan. Jakata: EGC.

Widdowson, R. 2004. Yoga for pregnancy. London: Heron quays Dockland

Yoshida, Ayako & Kahanov, Leamor , 2007. The Effect of Kinesio Taping on Lower Trunk Range of Motions. Research in Sports Medicine: An International Journal. 15:2, 103-112.