Jurnal Fix
description
Transcript of Jurnal Fix
THE EFFECT OF KINESIOTAPING THERAPY AUGMENTED WITH
PELVIC TILTING EXERCISE ON LOW BACK PAIN
IN PRIMIGRAVIDAS DURING THE THIRD TRIMESTER
SEMINAR AKHIR DEPARTEMEN
Untuk memenuhi tugas Departemen Maternitas yang dibimbing oleh
Ns. Fransiska Imavike, S.Kep. MN dan Ns. Ike Luvia, S.Kep
Disusun oleh:
KELOMPOK 7B
1. Erwina Rusmawati
2. Youshian Elmy
3. Defi Destyaweny
4. Fenti Diah Hariyanti
5. Prilly Priskyilia
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
THE EFFECT OF KINESIOTAPING THERAPY AUGMENTED WITH
PELVIC TILTING EXERCISE ON LOW BACK PAIN
IN PRIMIGRAVIDAS DURING THE THIRD TRIMESTER
SEMINAR AKHIR DEPARTEMEN
Untuk memenuhi tugas Departemen Maternitas yang dibimbing oleh
Ns. Fransiska Imavike, S.Kep. MN dan Ns. Ike Luvia S.Kep.
Disusun oleh:
KELOMPOK 7B
1. Erwina Rusmawati
2. Youshian Elmy
3. Defi Destyaweny
4. Fenti Diah Hariyanti
5. Prilly Priskyilia
Malang, 01 Juli 2015
Mengetahui,
Pembimbing Akademik, Pembimbing Klinik,
( Ns. Fransiska Imavike F., S.Kep. M.Nurs) ( Luluk Ernawati, Amd. Keb )
NIP. 197902242006042001 NIP. 197409212005012006
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Nyeri pinggang belakang pada kehamilan sangat umum terjadi. Sekitar
50-80% wanita mengalami nyeri pinggang belakang selama kehamilan dan
sebanyak 9% menyatakan bahwa mereka benar-benar terganggu, dimana
ketidaknyamanan ini umumnya pada bulan-bulan akhir kehamilan. Beberapa
ras nyeri mulai dari nyeri sedang berhubungan dengan aktivitaas spesifik
terhadap nyeri pinggang akut yang dapat berubah menjadi kronik. Penelitian
menunjukkan bahwa nyeri pinggang pada kehamilan biasanay terjadi pada
kehamilan usia 5 sampai 7 bulan. Pada beberapa kasus, nyeri pinggang bisa
mulai lebih awal yakni pada 8 sampai 12 minggu kehamilan. Wanita yang
sebelumnya telah memiliki masalah pinggang beresiko tinggi mengalami nyeri
pinggang bahkan pada awal kehamilan (Omar dan Sabbour, 2011).
Nyeri pinggang sangat umum dilaporkan saat kehamilan. Berbagai
penjelasan patofisiologi yang mengarah kepada nyeri pinggang pada periode
antenatal telah didukung , termasuk peningkatan beban pada pinggang
sebagai hasil dari kenaikan berat badan selama kehamilan dan berat janin;
perubahan hormon pada wanita hamil, yang merubah stabilitas tulang belakang
dan sendi sakroiliaka begitu juga pada jaringan penghubung, trauma mikro
pada sendi sakroiliaka dihasilkan dari batang otot ekstensor menekan
keseimbangan fleksi karena pertumbuhan janin.
Kinesio Taping saat ini direkomendasika oleh fisioterapis sebagai metode
pendukung rehabilitasi dan modulasi beberapa proses fisiologis. Hal ini
digunakan pada kedokteran ortopedik dan kedokteran olahraga. Metode sensori
ini mendukung fungsi sendi dengan memberi efek pada fungsi otot,
meningkatkan aktivitas sistem limfatik dan mekanisme analgesik endogen serta
memperbaiki mikrosirkulasi.
Memplester sendi dapat meningkatkan mekanisme stabilitas sendi secara
langsung dan dapat meningkatkan sinyal proprioseptif yang penting untuk
regulasi tonus otot dan membantu memastikan kestabilan sendi. Tehnik kinesio
taping mengurangi spasme otot baik akut maupun kronik, edema dan nyeri.
Memiringkan pinggang efektif terutama untuk mengurangi nyeri
pinggang. Menarik lutut, meluruskan kaki ke atas, menggulung, meluruskan kaki
ke samping dan latihan Kegel juga sukses mengurangi nyeri pinggang pada
wanita hamil. Aerobik air merupakan strategi lain yang direkomendasikan yang
menunjukkan pengurangan nyeri.
Berdasarkan hal di atas kami memilih jurnal ini untuk di kritisi sehingga
dapat mengambil manfaat dari aplikasi kinesio taping ditambah dengan latihan
panggul untuk mengurangi nyeri pinggang pada kehamilan trimester ketiga.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Bagaimana efek aplikasi terapi kinesio taping ditambah dengan latihan
panggul untuk mengurangi nyeri pinggang pada kehamilan trimester ketiga?
1.3 TUJUAN
Untuk mengetahui efek aplikasi terapi kinesio taping ditambah dengan latihan
panggul untuk mengurangi nyeri pinggang pada kehamilan trimester ketiga.
1.4 MANFAAT
1.4.1 Manfaat Teori
- Dapat digunakan sebagai acuan untuk memberikan asuhan keperawatan
pada ibu hamil yang komprehensif.
- Dapat digunakan sebagai acuan dasar penelitian lebih lanjut.
1.4.2 Manfaat Praktis
- Dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk upaya preventif dan
promotif dalam pelayanan kesehatan pada ibu hamil dan janinnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KEHAMILAN
2.1.1 Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah penyatuan sperma dari laki-laki dan ovum dari
perempuan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung
dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam tiga triwulan yaitu
triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan
ke-4 sampai ke-6, triwulan ketiga dari bulan ke- 7 sampai ke-9 (Adriaansz,
Wiknjosastro dan Waspodo, 2007).
Kehamilan didefinisikan sebagai persatuan antara sebuah telur dan
ebuah sperma, yang menandai awal suatu peristiwa yang terpisah, tetapi ada
suatu rangkaian kejadian yang mengelilinginya. Kejadian-kejadian itu ialah
pembentukan gamet (telur dan sperma), ovulasi (pelepasan telur),
penggabungan gamet dan implantasi embrio di dalam uterus. Hanya jika semua
peristiwa ini berlangsung baik, maka proses perkembangan embrio dan janin
dapat dimulai (Bobak, 2005).
Kehamilan merupakan suatu peristiwa bertemunya sel telur dan sel
sperma di pars ampularis dan bernidasi pada lapisan desidua endometrium
rahim selama beberapa waktu dan bertumbuh serta berkembang menjadi bayi
(Prawirohardjo, 2008).
Hamil didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa
dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Federasi Obstetri
Ginekologi Internasional, 2008). Kehamilan adalah pertumbuhan dan
perkembangan janin intra uteri mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai
permulaan persalinan (Manuaba, 2008).
2.1.2 Perubahan-perubahan yang Terjadi Selama Kehamilan
TRIMESTER I
Trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuain.
Penyesuain terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung.
Perubahan Fisik pada Trimester I
Menurut Kurnia (2009), perubahan fisik pada trimester I adalah :
1. Pembesaran Payudara
Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi peningkatan
hormon kehamilan yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan untuk
mempersiapkan pemberian nutrisi pada jaringan payudara sebagai persiapan
menyusui.
2. Sering buang air kecil
Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini dikarenakan rahim
yang membesar dan menekan kandung kencing. Keadaan ini akan
menghilang pada trimester II dan akan muncul kembali pada akhir
kehamilan, karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
3. Konstipasi
Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena peningkatan
hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus
bekerja kurang efisien. Adapun keuntungan dari keadaan ini adalah
memungkinkan penyerapan nutrisi yang lebih baik saat hamil.
4. Morning Sickness (mual dan muntah)
Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual dimulai sejak
awal kehamilan, namun pada beberapa ibu hamil hal ini dapat berlanjut
hingga akhir kehamilan. Mual muntah diusia muda disebut morning sickness
tetapi kenyataannya mual muntah ini dapat terjadi setiap saat. Menurut
Varney (2006) pada trimester I kehamilan seorang ibu akan menjadi seorang
yang ambivalen (bigung) karena belum terbiasa dengan perubahan berupa
mual muntah yang mereka alami. Hal ini menyebabkan ibu hamil menjadi
kesal atau sedih karena tidak lagi dapat makan sesuai dengan keinginan
mereka sehingga mempengaruhi pola makan ibu menjadi tidak teratur hingga
keluhan mual muntah yang mereka alami berkelanjutan hingga akhir
kehamilan.
5. Merasa lelah
Hal ini terjadi karena tubuh bekerja secara aktif untuk menyesuaikan secara
fisik dan emosional untuk kehamilan. Juga peningkatan hormonal yang dapat
mempengaruhi pola tidur.
6. Sakit Kepala
Sakit kepala yang lebih sering dialami oleh pada ibu hamil pada awal
kehamilan karena adanya peningkatan tuntutan darah ke tubuh sehingga
ketika akan mengubah posisi dari duduk / tidur ke posisi yang lain (berdiri)
tiba-tiba, sistem sirkulasi darah merasa sulit beradaptasi. Sakit kepala /
pusing yang lebih sering daripada biasanya dapat disebabkan oleh faktor
fisik maupun emosional. Pola makan yang berubah, perasaan tegang dan
depresi juga dapat menyebabkan sakit kepala.
7. Kram Perut
Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat menstruasi di
bagian perut bawah atau rasa sakit seperti ditusuk yang timbul hanya
beberapa menit dan tidak menetap adalah normal. Hal ini sering terjadi
karena adanya perubahan hormonal dan juga karena adanya pertumbuhan
dan pembesaran dari rahim dimana otot dan ligamen merenggang untuk
menyokong rahim.
8. Meludah
Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus menerus dianggap
normal sebab hal ini termasuk gejala morning sickness.
9. Peningkatan Berat Badan
Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa kesulitan memasang
kancing / rok celana panjangnya, hal ini bukan berarti ada peningkatan berat
badan yang banyak tapi karena rahim telah berkembang dan memerlukan
ruang juga, dan ini semua karena pengaruh hormon estrogen yang
menyebabkan pembesaran rahim dan hormon progresteron yang
menyebabkan tubuh menahan air.
Perubahan Psikologis pada Trimester I (Periode Penyesuaian)
Menurut Sulistyawati (2009), perubahan psikologis pada trimester I
adalah :
1. Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan
kehamilannya. Sebagian wanita merasa sedih tentang kenyataan bahwa ia
hamil.
2. Kurang lebih 80% wanita mengalami penolakan, kecemasan dan kesedihan.
Bahkan kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja.
3. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian
dengan seksama.
4. Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seseorang
yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau bahkan
merahasiakannya.
5. Beberapa wanita yang telah merencanakan kehamilan atau berusaha keras
untuk hamil, merasa senang sekaligus tidak percaya bahwa dirinya telah
hamil dan mencari tanda bukti kehamilan pada setiap tubuhnya.
6. Hasrat seksual pada trimester pertama sangat bervariasi. Ada beberapa
wanita mengalami peningkatan hasrat seksual, tetapi secara umum
merupakan waktu terjadinnya penurunan libido. Libido secara umum sangat
dipengaruhi oleh keletihan, nausea, depresi, payudara membesar dan nyeri,
kecemasan, kekhawatiran dan masalah lain yang merupakan hal normal
terjadi pada trimester pertama (Varney, 2007).
TRIMESTER II
Pada trimester II ibu merasakan adanya perubahan pada bentuk tubuh
yang semakin membesar sehingga ibu merasa tidak menarik lagi dan merasa
suami tidak memperhatikan lagi. Ibu merasakan lebih tenang dibandingkan
dengan timester I karena nafsu makan sudah mulai timbul dan tidak mengalami
mual muntah sehingga ibu lebih bersemangat. Pada TM II biasanya ibu lebih
bisa menyesuaikan diri dengan kehamilan selama trisemester ini dan ibu mulai
merasakan gerakan janinnya pertama kali.
Perubahan Fisik pada Trimester II
Menurut Kurnia (2009), perubahan fisik pada trimester II adalah :
1. Perut semakin membesar
Setelah usia kehamilan 12 minggu, rahim akan membesar dannmelewati
rongga panggul. Pembesaran rahim akan tumbuh sekitar 1 cm setiap
minggu. Pada kehamilan 20 minggu, bagian teratas rahim sejajar dengan
puser (umbilicus). Setiap individu akan berbeda-beda tapi pada kebanyakan
wanita, perutnya akan mulai membesar pada kehamilan 16 minggu.
2. Sendawa dan buang angin
Sendawa dan buang angin akan sering terjadi pada ibu hamil hal ini sudah
biasa dan normal karena akibat adanya perenggangan usus selama
kehamilan. Akibat dari hal tersebut perut ibu hamil akan terasa kembung dan
tidak nyaman.
3. Pelupa
Pada beberapa ibu hamil akan menjadi sedikit pelupa selama kehamilannya.
Ada beberapa teori tentang hal ini, diantaranya adalah karena tubuh ibu
hamil terus bekerja berlebihan untuk perkembangan bayinya sehingga
menimbulkan blok pikiran.
4. Rasa panas di perut
Rasa panas diperut adalah keluhan yang paling sering terjadi selama
kehamilan, karena meningkatnya tekanan akibat rahim yang membesar dan
juga pengaruh hormonal yang menyebabkan rileksasi otot saluran cerna
sehingga mendorong asam lambung kearah atas.
5. Pertumbuhan rambut dan kuku
Perubahan hormonal juga menyebabkan kuku bertumbuh lebih cepat dan
rambut tumbuh lebih banyak dan kadang di tempat yang tidak diinginkan,
seperti dii wajah atau di perut. Tapi, tidak perlu khawatir dengan rambut yang
tumbuh tak semestinya ini, karena akan hilang setelah bayi lahir.
6. Sakit perut bagian bawah
Pada kehamilan 18-24 minggu, ibu hamil akan merasa nyeri di perut bagian
bawah seperti ditusuk atau tertarik ke satu atau dua sisi. Hal ini karena
perenggangan ligamentum dan otot untuk menahan rahim yang semakin
membesar.
7. Pusing
Pusing menjadi keluhan yang sering terjadi selama kehamilan trimester
kedua, karena ketika rahim membesar akan menekan pembuluh darah besar
sehingga menyebabkan tekanan darah menurun.
8. Hidung dan Gusi berdarah
Hal ini juga terjadi karena peningkatan aliran darah selama masa kehamilan.
Kadang juga mengalami sumbatan di hidung. Ini disebabkan karena adanya
perubahan hormonal.
9. Perubahan kulit
Ibu hamil akan mengalami perubahan pada kulit. Perubahan tersebut bisa
berbentuk garis kecoklatan yang dimulai dari puser (umbilicus) sampai ke
tulang pubis yang disebut linea nigra. Sedangkan kecoklatan pada wajah
disebut chloasma atau topeng kehamilan. Hal ini dapat menjadi petunjuk
sang ibu kurang asam folat. Strecth mark terjadi karena peregangan kulit
yang berlebihan, biasanya pada paha atas, dan payudara. Akibat
peregangan kulit ini dapat menimbulkan rasa gatal, sedapat mungkin jangan
menggaruknya. Strecth mark tidak dapat dicegah, tetapi dapat diobati setelah
persalinan.
10. Payudara
Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang
kekuningan yang disebut kolostrum. Putting dan sekitarnya akan semakin
berwarna gelap dan besar. Bintik--bintik kecil akan timbul disekitar putting,
dan itu adalah kelenjar kulit.
11. Kram pada kaki
Kram otot ini timbul karena sirkulasi darah yang lebih lambat saat kehamilan.
Atasi dengan menaikkan kaki ke atas dan minum kalsium yang cukup. Jika
terkena kram kaki ketika duduk atau saat tidur, cobalah menggerak-gerakkan
jari-jari kaki ke arah atas.
12. Sedikit Pembengkakan
Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, dan hampir 40%
wanita hamil mengalaminya. Hal ini karena perubahan hormon yang
menyebabkan tubuh menahan cairan. Pada trimester kedua akan tampak
sedikit pembengkakan pada wajah dan terutama terlihat pada kaki bagian
bawah dan pergelangan kaki. Pembengkakan akan terlihat lebih jelas pada
posisi duduk atau berdiri yang terlalu lama.
Perubahan Psikologis pada Trimester II (Periode Kesehatan Yang Baik)
Menurut Sulistyawati (2009), perubahan psikologis pada trimester II
adalah :
1. Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang
tinggi
2. Ibu sudah bisa menerima kehamilannya
3. Merasakan gerakan anak
4. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran
5. Libido meningkat
6. Menuntut perhatian dan cinta
7. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya
8. Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang
lain yang baru menjadi ibu
9. Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan
persiapan untuk peran baru
TRIMESTER III
Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin. Kehamilan trimester III yaitu periode 3 bulan terakhir kehamilan
yang dimulai pada minggu ke-28 sampai minggu ke-40. Pada wanita hamil
trimester III akan mengalami perubahan Fisiologis dan psikologis yang disebut
sebagai periode penantian. Menanti kehadiran bayinya sebagai bagian dari
dirinya, wanita hamil tidak sabar untuk segera melihat bayinya. Saat ini juga
merupakan waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai
orang tua seperti terpusatnya perhatian pada kelahiran bayi.
Perubahan Fisik pada Trimester III
Menurut Kurnia (2009), perubahan fisik pada trimester III adalah :
1. Sakit bagian tubuh belakang
Sakit pada bagian tubuh belakang (punggung-pinggang), karena
meningkatnya beban berat dari bayi dalam kandungan yang dapat
mempengaruhi postur tubuh sehingga menyebabkan tekanan ke arah tulang
belakang.
Nyeri punggung bawah tepatnya pada lumbosakral yang diakibatkan
terjadinya pergeseran pusat gravitasi dan postur tubuh ibu hamil, yang
semakin berat seiring semakin membesarnya uterus. Pengaruh sikap tubuh
lordosis, membungkuk berlebihan, jalan tanpa istirahat, mengangkat beban
berat terutama dalam kondisi lelah.
2. Payudara
Keluarnya cairan dari payudara, yaitu colostrum, merupakan makanan bayi
pertama yang kaya akan protein. Biasanya, pada trimester ini, ibu hamil
akan merasakan hal itu, yakni keluarnya colostrum.
3. Uterus
Uterus mulai menekan kearah tulang belakang, menekan vena kava dan
aorta sehingga aliran darah tertekan. Pada akhir kehamilan sering terjadi
kontraksi uterus yang disebut his palsu (braxton hicks). Braxton-Hicks atau
kontraksi palsu ini berupa rasa sakit di bagian perut yang ringan, tidak
teratur, dan akan hilang bila ibu hamil duduk atau istirahat. Itmus uteri
menjadi bagian korpus dan berkembang menjadi segmen bawah rahim yang
lebih lebar dan tipis, servik menjadi lunak sekali dan lebih mudah dimasuki
dengan satu jari pada akhir kehamilan.
4. Konstipasi
Konstipasi diduga akibat penurunan peristaltik yang disebabkan relaksasi
otot polos pada usus besar ketika terjadi penurunan jumlah progesterone.
Akibat pembesaran uterus atau bagian presentasi menyebabkan
pergeseran dan tekanan pada usus dan penurunan motilitas pada saluran
gastrointestinal. Dan bisa juga akibat efek mengkonsumsi zat besi.
Konstipasi dapat memacu hemoroid.
5. Pernafasan
Sirlukasi Darah dan Sistem Respirasi Volume darah meningkat 25% dengan
puncak pada kehamilan 32 minggu diikuti pompa jantung meningkat 30%.
Karena adanya perubahan hormonal yang memengaruhi aliran darah ke
paru-paru, pada kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu hamil akan merasa
susah bernapas. Ini juga didukung oleh adanya tekanan rahim yang
membesar yang berada di bawah diafragma (yang membatasi perut dan
dada). Setelah kepala bayi turun kerongga panggul ini biasanya 2-3 minggu
sebelum persalinan pada ibu yang baru pertama kali hamil akan merasakan
lega dan bernapas lebih mudah, dan rasa panas diperut biasanya juga ikut
hilang, karena berkurangnya tekanan bagian tubuh bayi dibawah
diafragma / tulang iga ibu.
6. Perubahan Kardiovaskuler.
Volume darah total ibu hamil meningkat 30-50%, yaitu kombinasi antara
plasma 75% dan sel darah merah 33% dari nilai sebelum hamil.
Peningkatan volume darah mengalami puncaknya pada pertenahan
kehamilan dan berakhir pada usia kehamilan 32 minggu, setelah itu relative
stabil.
7. Postur dan posisi ibu hamil mepengaruhi tekanan arteri dan tekanan vena.
Posisi terlentang pada akhir kehamilan, uterus yang besar dan berat dapat
menekan aliran balik vena sehingga pengisian dan curah jantung menurun.
Terdapat penurunan tekanan darah normal pada ibu hamil yaitu tekanan
sistolik menurun 8 hingga 10 poin, sedangkan tekanan diastolic mengalami
penurunan sekitar 12 poin. Pada kehamilan juga terjadi peningkatan aliran
darah ke kulit sehingga memungkinkan penyebaran panas yang dihasilkan
dari metabolisme.
8. Metabolisme
Perubahan metabolisme seperti terjadi kenaikan metabolisme basal sebesar
15-20% dari semula, terutama pada trimester ketiga, penurunan
keseimbangan asam basa dari 155 mEq per liter menjadi 145 mEq per liter
akibat hemodelusi darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan janin.
Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin, perkembangan organ kehamilan, dan persiapan
laktasi. Dalam makanan diperlukan protein tinggi sekitar 0,5 g/kg berat
badan atau sebutir telur ayam sehari. Kebutuhan kalori didapat dari
karbohidrat, lemak dan protein. Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil
seperti : kalsium 1,5 gram setiap hari dan 30-40 gram untuk pembentukan
tulang janin, Fosfor rata-rata 2 gram dalam sehari, Zat besi 800 mg atau 30-
50 mg per hari dan air yang cukup.
9. Nyeri Ligemen
Ligament teres uteri melekat di sisi-sisi tepat dibawah uterus. Secara
anatomis memiliki kemampuan memanjang saat uterus meninggi dan
masuk kedalam abdomen. Nyeri ligamentum teres uteri diduga akibat
peregangan dan penekanan berat uterus yang meningkat pesat pada
ligament. Ketidak nyamanan ini merupakan salah satu yang harus
ditoleransi oleh ibu hamil.
10. Traktus urinarius (sering kencing)
Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan makin
menekan kandungan kencing ibu hamil. Frekwensi berkemih pada trimester
ketiga sering dialami pada kehamilan primi setelah terjadi lightening. Efek
lightening adalah bagian presentasi akan menurun masuk ke dalam panggul
dan menimbulkan tekanan langsung pada kandung kemih, sehingga
merangsang keinginan untuk berkemih. Terjadi perubahan pola berkemih
dari diurnal menjadi nokturia karena edema dependen yang terakumulasi
sepanjang hari diekskresi. Dan cara mengatasinya dengan menjelaskan
mengapa hal tersebut bisa terjadi dan menyarankan untuk mengurangi
asupan cairan mnjelang tidur sehingga tidak mengganggu kenyamanan tidur
malam.
11. Masalah tidur
Setelah perut besar, bayi akan sering menendang di malam hari sehingga
merasa kesulitan untuk tidur nyenyak.
12. Varises
Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan
daerah panggul dan vena di kaki, yang mengakibatkan vena menonjol, dan
dapat juga terjadi di daerah vulva vagina. Pada akhir kehamilan, kepala bayi
juga akan menekan vena daerah panggul yang akan memperburuk varises.
Varises juga dipengaruhi faktor keturunan.
13. Bengkak
Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan meningkatkan
tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki ibu hamil, dan kadang
membuat tangan membengkak. Ini disebut edema, yang disebabkan oleh
perubahan hormonal yang menyebabkan retensi cairan.
14. Kram pada kaki
Kram kaki ini timbul karena sirkulasi darah yang menurun, atau karena
kekurangan kalsium.
15. Cairan vagina
Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal. Cairan
biasanya jernih. Pada awal kehamilan, cairan ini biasanya agak kental,
sedangkan pada saat mendekati persalinan cairan tersebut akan lebih cair.
Perubahan Psikologis pada Trimester III
Menurut Sulistyawati (2009), perubahan psikologis pada trimester III
adalah :
1. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya canggung, jelek, aneh,
dan tidak menarik. Pada saat ini ibu memerlukan dukungan yang kuat dan
konsisten dari suami dan keluarga.
2. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
3. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,
khawatir akan keselamatannya.
4. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
5. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya. Perpisahan terhadap
janin dalam kandungan yang tidak dapat dihindari, perasaan kehilangan
karena uterusnya akan menjadi kosong secara tiba-tiba
6. Merasa kehilangan perhatian, ibu mengalami proses duka lain ketika ibu
mengantisipasi hilangnya perhatian dan hak istimewa khusus yang
dirasakan selama hamil.
7. Perasaan mudah terluka (sensitif).
8. Libido menurun. Pada pertengahan trimester ke tiga, hasrat seksual ibu
menurun, dan perlu adanya komunikasi jujur yang dengan suaminya
terutama dalam menentukan posisi dan kenyamanan dalam hubungan
seksual.
Pertumbuhan dan perkemgangan janin pada trimester III, diantaranya
ada akhir bulan ke-7 (minggu ke-28), pertumbuhan rambut dan kuku yang
semakin memanjang, gerakan mata membuka dan menutup, gerakan
menghisap semakin kuat, panjang badan 23 cm dan berat 1000 gram. Minggu
ke-29 sampai ke-32 (bulan kedelapan), tubuh janin sudah terisi lemak dan
verniks kaseosa menutupi permukaan tubuh bayi termasuk rambut lanugo.
Kuku kaki mulai tumbuh sedangkan kuku tanga sudah mencapi ujungnya. Janin
sudah punya kendali gerak pernafasan yang berirama dan temperature tubuh.
Mata telah terbuka dan reflek cahaya terhadap pupul muncul diakhir bulan.
Ukuran panjang rata-rata 28 cm, berat 3,75 pon. Minggu ke-33 sampai ke-36
(bulan kesembilan), kulit halus tanpa kerutan di akhir bulan, kuku jari kaki
mencapai ujungnya, biasanya testis sebelah kiri turun ke skrotum. Ukuran rata-
rata panjang 31,7 cm, berat 2500 gram. Minggi ke-37 sampai ke-40 (bulan
kesepuluh), pertumbuhan dan perkembangan utuh telah tercapai. Dada dan
kelenjar payudara menonjol pada kedua jenis kelamin. Kedua testis telah
masuk ke skrotum pada akhir bulan ini, lanugo telah menghilang pada hamper
seluruh tubuh, kuku mulai mengeras melebihi ujung tanganberi dan kaki, warna
bervariasi dari putih, merah muda, merah muda kebiruan akibat fungsi melanin
sebagai bemberi warna kulit saat terpajan cahaya. Ukuran panjang rata-rata 36
cm, berat 7,5 pon.
2.2 KINESIO TAPING
2.2.1 Definisi Kinesio Taping
Kinesiotaping adalah pita khusus yang tipis, elastic, dan dapat ditarik hingga
100 persen dari panjang aslinya sehingga cukup dikatakan elastic dibanding dengan
taping yang konvensional. Hal ini memungkinkan pergerakan yang maksimal dari
otot dan sendi, adanya tarikan pada kulit oleh pita perekat (taping) bertujuan untuk
meningkatkan ruang antara kulit dan otot, sehingga mengurangi tekanan local dan
membantu meningkatkan sirkulasi dan drainase limfatik, akibat dari proses tersebut
dapat pengurangan nyeri, mengurangi oedema, dan mengurangi spasme otot (Kase
et al., 2003).
Kinesiotaping dikembangkan oleh Dr. Kenzo Kase pada tahun 1970-an.
Pada awal penggunaannya Kinesiotaping banyak digunakan untuk dunia olahraga.
Kinesiotaping dibuat menyerupai kulit, ketebalannya menyerupai epidermis kulit
manusia dan dapat diregangkan hingga 140% dari panjang normal sebelum
diaplikasikan ke kulit, sehingga memberikan ketegangan yang kuat saat
diaplikasikan pada kulit (Prentice , 2011; Thelen et al., 2008).
Kinesiotaping terdiri dari polimer elastic yang dibungkus serat katun 100%.
Serat katun memungkinkan untuk terjadinya penguapan kelembapan tubuh dan
cepat kering. Tidak terdapat lateks di dalam Kinesiotaping, perekat ini 100% acrylic
(Kase et al., 2003).
2.2.2 Pengaruh fisiologis kinesiotaping
Kinesiotaping ini merangsang beberapa proses fisiologis tubuh seperti
meningkatkan fungsi otot, menurunkan tonus otot, melancarkan sistem limfatik, dan
mekanisme analgesic endogen serta meningkatkan mikrosirkulasi. Kinesiotaping
memiliki pengaruh recoil yang dapat mengangkat kulit dan memberikan ruang
pemisah antara kulit dan otot, serta meningkatkan respon propioseptif melalui kulit
untuk menormalisasikan tonus otot, mengurangi nyeri, mengkoreksi posisi jaringan,
dan merangsan mechanoreseptor di kulit (Slupik et al., 2007; Akbas et al., 2011;
Prentice, 2011).
2.2.3 Pengaruh neuromuscular Kinesiotaping
Kinesiotaping melalui reseptor di cutaneus dapat memberikan rangsangan
pada sistem neuromuskuler dalam mengaktivasi kinerja saraf dan otot saat
melakukan suatu gerak fungsional (Yasukawa et al., 2006). Kinesiotaping juga akan
memfasilitasi mechanoreseptor untuk mengarahkan gerakan yang sesuai dan
memberikan rasa nyaman pada area yang dipasangkan (Kase et al., 2003).
2.2.4 Aplikasi dan manfaat Kinesiotaping
Kinesiotaping memiliki 4 fungsi utama yaitu:
1. Supporting muscle
Kinesiotaping dapat meningkatkan kemampuan otot yang lemah,
mengurangi nyeri dan rasa lelah, dan menjaga otot dari keadaan kram,
ketegangan dan kontraksi yang berlebihan.
2. Melancarkan sistem sirkulasi
Kinesiotaping dapat meningkatkan sirkulasi darah dan sistem limfatik,
juga mengurangi pembengkakan yang terjadi pada jaringan.
3. Mengaktifkan sistem analgesik endogen
Kinesiotaping dapat memfasilitasi tubuh untuk melakukan Self healing
dan memproduksi zat analgesik sehingga dapat mengurangi nyeri.
4. Memperbaiki masalah persendian
Tujuan dari Kinesiotaping adalah memperbaiki Range of motion dan
menyesuaikan posisi sendi yang salah yang dihasilkan dari otot yang
tegang.
Aplikasi Kinesiotaping cukup tiga hari karena sesuai dengan penelitian Slupik
et al. (2007) , bahwa berdasarkan data electromyography (EMG) pengaruh puncak
dari Kinesiotaping setelah 24 jam akan memfasilitasi motor unit untuk dapat
melakukan kontraksi, dan akan menurun setelah 72 jam pemakaian.
Metode Kinesiotaping dikembangkan berdasarkan struktur jaringan otot
sebagai penggerak utama tubuh manusia. Pemasangan Kinesiotaping diawali
dengan mengukur lembar Kinesiotaping mulai 2 inci dibawah origo atau 2 inci diatas
insersio otot. Pemasangan diharuskan menyesuaikan bentuk anatomis tubuh
manusia. Dasar pemasangan Kinesiotaping selalu diawali dan diakhiri dan diakhiri
tanpa adanya tegangan dari Kinesiotaping. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir
rasa kurang nyaman dari aplikasi Kinesiotaping (Kase et al., 2003).
Aplikasi Kinesiotaping dapat dilakukan dengan beberapa teknik, dapat
dilakukan secara tunggal ataupun kombinasi tergantung kondisi dan tujuan
pemasangan. Teknik-teknik aplikasi Kinesiotaping antara lain:
1. Mechanichal correction
Hal yang harus diperhatikan pada koreksi mekanik ini adalah posisi jaringan
harus dalam keadaan bebas, dan bukan membuat jaringan atau sendi berada
dalam posisi terfiksasi. Kinesiotaping diaplikasikan untuk memberikan stimulus
pada mechanoreseptor pada jaringan atau sendi. Teknik ini dapat digunakan
untuk membantu posisi dari otot, fascia, atau sendi untuk menstimulasi
mechanoreseptor sehingga akan membantu tubuh beradaptasi dengan stimulus
tersebut
2. Fascia correction
Fascia correction ini diaplikasikan untuk membuat fascia pada posisi yang benar,
dan menjaga fascia untuk tidak kembali ke posisi yang tidak diinginkan. Teknik
ini dimaksudkan untuk mengurai keterbatasan fascia secara perlahan melalui
gerakan kulit dan kemampuan elastisitas dari Kinesiotaping itu sendiri.
3. Space correction
Space corection ini diaplikasikan untuk membuat ruang lebih langsung di area
nyeri, inflamasi, atau oedem. Ruang yang meningkat akan menurunkan tekanan
dengan cara mengkerutkan kulit pada area cidera. Hasil dari penurunan tekanan
akan menurunkan tingkat iritasi receptor kimia dan akan menurunkan nyeri.
4. Ligament/ tendon correction
Ligamen/ tendon correction ini diaplikasikan untuk membuat peningkatan pada
daerah ligamen atau tendon yang dihasilkan dari peningkatan stimulasi
mechanoreceptor. Stimulus ini dipercaya akan dirasakan sebagai propioceptive
stimulation yang akan diinterpretasikan oleh otak sebagai tegangan jaringan
yang normal.
5. Functional correction
Functional correction digunakan ketika membantu keterbatasan gerak melalui
stimulasi sensoris. Kinesiotaping diaplikasikan dengan tanpa tarikan selama
gerak aktif. Tegangan yang muncul dipercaya akan memberikan stimulasi pada
mechanoreceptor. Persepsi stimulasi dipercaya diinterpretasikan sebagai
stimulasi propioceptif yang bertindak sebagai penanda pada posisi akhir gerakan
6. Lymphatic correction
Lymphatic corection digunakan untuk membantu mengurangi bengkak dengan
cara mengarahkan cairan menuju nodus lympatik yang lebih longgar.
7. Hal yang perlu dipahami pada aplikasi Kinesiotaping adalah derajad dari
penguluran pada area target. Ada beberapa pembagian penguluran sesuai
dengan teknik aplikasi yang diberikan:
Full : 100%
Berat : 75%
Sedang : 50%
Ringan/ Paper off : 15-25%
Sangat ringan : 0-15%
Tidak diulur
Otot terus-menerus memanjang dan kontraksi dalam kisaran normal, namun
ketika otot memanjang berlebihan dan berkontraksi berlebihan, seperti saat
mengangkat jumlah berat yang berlebihan, otot tidak dapat pulih dan menjadi
meradang. Ketika otot meradang, bengkak atau kaku karena kelelahan, ruang
antara kulit dan otot tertekan, sehingga terjadi penyempitan pada aliran kelenjar
limpatik. Tekanan juga berpengaruh pada reseptor nyeri di bawah kulit, yang pada
selanjutnnya memberi sinyal ketidaknyamanan ke otak sehingga mengalami rasa
sakit. jenis ini dikenal sebagai nyeri myalgia, atau nyeri otot (Kase, 2005).
Efek lifting pada Kinesio Taping berpengaruh terhadap sistem limfatik. Ketika
terjadi inflamasi, sistem limfatik pada superficial dan deep limfatic vessels akan
penuh. Dengan adanya efek lifting pada Kinesio Taping akan membantu aliran
limfatik menjadi normal, sehingga terjadi penurunan tingkat inflammasi (Kase, 2005).
2.2.5 Teknik pemasangan Kinesio taping
1. Aplikasi dasar kinesiotaping untuk grup otot erektor spine dengan Y strip,
penanganan bilateral: dimulai dengan menempatkan spine pasien pada
posisi netral. Pasangkan pangkal dari strip Y pada regio sacroilliac joint,
minimal 2 inchi dibawah nyeri.
2. Untuk aplikasi dari ekor strip Y bagian kanan, intruksikan pasien untuk
melakukan gerakan fleksi dan rotasi pada sisi yang berlawanan.
Pasangkan ekor strip dengan tarikan ringan (15-25%) Atau papper-
tension. Kira-kira 2 inchi yang terakhir, tempelkan ekor dengan tanpa
tarikan. Untuk aplikasi ekor strip bagian kiri sama dengan bagian kanan.
BAB III
ISI JURNAL
3.1 METODE PENELITIAN
3.1.1 Subjek
Dalam jurnal ini, subjek dipilih dari klinik obstetric rawat jalan di Rumah
Sakit Kasr El-Aini, Fakultas Kesehatan, Universitas Kairo. Peneliti
menggunakan subjek 60 primigravida yang berada pada trimester III dengan
nyeri pinggang. Subjek penelitian ini berada pada rentang usia 25-35 tahun
dengan usia kehamilan antara 29-37 minggu, serta indeks massa tubuhnya
tidak melebihi 40 Kg / m2. Subjek dipilih oleh dokter kandungan setelah
menjalani pemeriksaan lengkap dan menyetujui untuk mengisi inform consent
sebelum mengikuti penelitian.
3.1.2 Teknik Sampling
Dalam jurnal ini peneliti menggunakan kriteria inklusi dan eklusi untuk
menentukan subjek yang akan diteliti.
Kriteria Inklusi:
- Subjek tidak memiliki riwayat operasi pinggang sebelumnya
- Tidak mengalami cedera pinggang yang serius saat penelitian (prolaps,
spondylolithesis)
- Tidak memiliki masalah medis yang berisiko untuk mengakhiri kehamilan
- Tidak menghadiri kelas antenatal
- Tidak memiliki cedera serviks, thoraks, maupun tulang belakang
Kriteria Eksklusi:
- Subjek dengan riwayat operasi pinggang sebelumnya
- Cedera pinggang yang serius selama penelitian (prolaps, spondylolithesis)
- Luka serviks, thoraks, dan atau tulang belakang
- Menghadiri kelas antenatal
- Subjek yang dikeluarkan dari penelitian
Subjek yang telah terpilih kemudian akan dibagi secara acak menjadi 2
kelompok. Grup A sebagai kelompok control terdiri dari 30 primigravida yang
mengalami nyeri pinggang selama kehamilan akan mendapatkan latihan
memiringkan panggul dan diinstruksikan tentang nyeri pinggang selama
kehamilan. Subjek dievaluasi sebelum penelitian dan setelah 2 minggu. Grup B
sebagai kelompok perlakuan terdiri dari 30 pimigravida yang mengalami nyeri
pinggang selama kehamilan akan menerima latihan memiringkan panggul dan
instruksi tentang nyeri pinggang selama kehamilan ditambah teknik
kinesiotaping untuk mengatasi nyeri pinggang selama kehamilan selama 2
minggu. Masing-masing intervensi diberikan selama 3 hari dengan jeda 1 hari
istirahat di antara 2 intervensi tersebut. Subjek dievaluasi sebelum penelitian
dan setelah 2 minggu.
3.1.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di klinik obstetric rawat jalan Rumah Sakit
Kasr El-Aini, Fakultas Kesehatan, Universitas Kairo selama 2 minggu.
3.1.4 Material (Instrumen Penelitian)
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Skala berat dan tinggi badan untuk menghitung indeks massa tubuh
(BMI) yang dihitung sebelum penelitian.
2. Visual Analog Scale digunakan untuk laporan intensitas nyeri yang
valid dan merekam tingkat intensitas nyeri. VAS terdiri dari skala nol
(tidak sakit) dan 10 (sangat sakit).
3. Kuisioner Oswestry yang terdiri dari 10 pertanyaan pilihan ganda
tentang nyeri pinggang. Pasien memilih satu kalimat dari enam yang
menggambarkan rasa sakitnya. Skor yang lebih tinggi menunjukkan
kesakitan dan ketidakmampuan. Hal tersebut digunakan untuk
mengukur ketidakmampuan fungsional.
4. Flexible Rule (Flexicurve) merupakan sejenis penggaris plastic yang
lentur dan dapat ditekuk di satu sisi saja serta mempertahankan
bentuk sisi yang satunya untuk menentukan derajat lordosis.
5. Cotton dan alcohol digunakan untuk membersihkan kulit sebelum
pengaplikasian kinesiotaping.
6. Kinesio Tape merupakan pita perekat elastis yang digunakan da;am
metode kinesiotaping. Kinesia tape telah dirancang untuk
memungkinkan peregangan sebesar 55-60%. Derajat peregangan
tersebut telah disesuaikan mendekati elastisitas kulit manusia.
Namun pita tersebut tidak dirancang untuk peregangan horizontal.
3.1.5 Prosedur Penelitian
1. Prosedur Evaluasi
a. Pengkajian tentang Riwayat Subjek Penelitian
Riwayat subjek secara detail dikaji pada kedua kelompok untuk
memastikan bahwa penyebab nyeri pinggang hanyalah kehamilan,
bukan gangguan otot ataupun saraf sebelum kehamilan.
b. Antropometri
Berat dan tinggi badan diukur untuk menghitung indeks massa tubuh
(BMI) dengan rumus berat badan/tinggi badan2.
c. Pengkajian Nyeri
Nyeri diukur menggunakan VAS (Visual Analog Scale) pada kedua
kelompok sebelum dan sesudah penelitian.
d. Ketidakmampuan Fungsional
Ketidakmampuan fungsional diukur menggunakan Kuisioner Oswestry
yang terdiri dari 10 pertanyaan pilihan ganda. Kuisioner tersebut
merupakan alat yang sudah valid dan reliabel. Hasil pengisian kuisioner
dikelompokkan berdasarkan skorenya, yaitu : ketidakmampuan minimal
(0-20%), ketidakmampuan moderat (20-40%), ketidakmampuan yang
parah (40-60%), lumpuh/cacat (60-80%), dan subjek yang bed rest total
(80-100%).
e. Derajat Lengkung Tulang Belakang (lumbar)
Menggunakan Flexicurve untuk menentukan tingkat lordosis pada
lumbal sebelum dan sesudah penelitian pada kedua kelompok.
2. Prosedur Pemberian Intervensi
a. Latihan Pinggul
Subjek pada kedua kelompok mendapatkan latihan memiringkan
pinggul dari beberapa posisi yang berbeda. Instruksi yang diberikan
terkait nyeri pinggang selama kehamilan terdiri dari duduk, berdiri,
mengangkat, dan berbaring yang dijelaskan sebagai berikut:
- Latihan pinggul langkah pertama
Berbaring telentang dengan lutut ditekuk dan kaki datar di tempat
tidur. Tarik perut dan miringkan pinggul ke atas, serta pungung
bawah mendatar. Pertahankan posisi tersebut selama 2-3 detik
kemudian lemaskan setengah secara perlahan. Tujuan pergerakan
ini agar pelan dan lembut.
- Latihan pinggul langkah kedua
Berlutut pada posisi merangkak. Tarik perut kea rah tulang belakang
dan miringkan pinggul sehingga punggung menjadi melingkar.
Pertahakankan posisi ini selama 2-3 detik dan lemaskan perlahan.
Latihan ini bisa dilakukan saat berlutut, duduk atau berdiri serta
kedua kelompok diinstruksikan untuk latihan ≥ 2 kali perhari dan
melakukan setiap latihan 10 kali pengu;angan selama 2 minggu berturut-
turut.
b. Instruksi terkait nyeri pinggang selama kehamilan:
- Duduk
Ibu hamil diinstruksikan untuk memilih kursi yang nyaman sehingga
mendukung pinggang dan paha dan menempatkan berat badan
yang sama pada masing-masing pantat dan paha yang didukung
sepenuhnya, setidaknya 2/3 dari panjangnya, tidak lebih dari
lebarnya 2 jari dari lipat paha,dan horizontal dan kakinya didukung
penuh serta datar pada permukaan pendukungnya.
- Berbaring
Perempuan disarankan bisa memakai bantal atau ektra matras untuk
tidak hanya menambah kenyamanan tapi juga memfasilitasi kualitas
posisi yang dapat mencegah gejala. Kenyamanan saat berbaring
telentang dapat ditingkatkan dengan menambah bantal di bawah
paha dan dengan tiga atau empat bantal atau ganjalan pengangkat
kepala dan bahu yang cukup untuk menghindari hipotensi saat
telentang.
Berbaring menyamping dengan bantal di bawah lengan atas dan
lutut biasanya disarankan sebagai posisi yang nyaman pada
kehamilan tetapi tidak disarankan untuk wanita hamil yang
mengalami nyeri pinggang. Sebaliknya, berbaring dengan kaki atas
disokong oleh kaki bawah tapi dibatasi oleh bantal merupakan posisi
yang direkomendasikan untuk kenyamanan.
- Berdiri
Subjek diinstruksikan bahwa posisi harus setinggi mungkin dengan
perut dan bokong diselipkan. Wanita membayangkan sedang ditarik
dari atas dan belakang kepala dengan berat tersebar merata di
kedua kaki dengan kaki agak terpisah. Subjek disarankan untuk
menghindari berdiri untuk waktu yang lama dan menghindari
penggunaan sepatu hak tinggi. Pundak dilemaskan dan diturunkan
untuk mencegah nyeri dada.
- Aktivitas rumah tangga
Subjek disarankan bawha banyak tugas seperti setrika, menyiapkan
makanan dapat dilakukan dengan posisi duduk bukan berdiri.
Permukaan kerja pada tempat tinggi bisa menggunakan kursi yang
tinggi untuk menghindari posisi membungkuk dan sakit pinggang
ulangan dan menata tempat tidur atau membersihkan kamar mandi
dalam posisi berlutut untuk mencegah ketegangan lumbal.
- Berjalan
Subjek diinformasikan bahwa berjalan diperbolehkan untuk aktivitas
sehari-hari, namun berjalan terlalu lama bisa menyebabkan nyeri.
- Mengangkat
Subjek disarankan untuk mengangkat dengan beban yang diletakkan
dekat dengan pusat massanya dan angkat berat harus dihindari.
Setiap membawa beban harus menjaga postur tubuh yang baik.
Mengangkat benda dekat dengan lutut ditekuk dan punggung lurus
dan menggunakan otot paha bukan otot pinggang. Setiap gerakan
memutar saat mengangkat beban, berbahaya sehingga dilarang.
Hindari mengangkat beban pada pagi hari atau setelah duduk dalam
waktu yang lama.
c. Teknik kinesiotaping
Subjek hanya pada kelompok B yang menerima intervensi ini.
Dengan pasien pasien berdidi dan posisi fleksi maksimum tulang
belakang. Alcohol digunakan untuk membersihkan kulit sebelum aplikasi
kinesio tape ini. Kinesio bilateral “I” strip untuk otot tulang belakang.
Setiap subjek diinstruksikan untuk melenturkan pinggangnya dan
kemudian terapis akan memberikan kinesio tape dengan dasar tape
ditempelkan tanpa ketegangan lalu ke ketegangan rendah sampai
maksimal. Saat ujung dari sekitar satu hingga dua inchi akhir hentingan
penengangan dan di akhir ujung sampai tidak ada tegangan lagi.
Kemudian tape yang sudah dipasang digosok untuk memberikan
perekatan lem sebelum berpindah dari posisinya tersebut. Tape ini
digunakan selama 3 hari kemudian dilepas untuk satu ahri dan dipasang
lagi untuk 3 hari berikutnya selama 2 minggu. Untuk mempermudah saat
melepas sebaiknya dalam kondisi lembab dan dilepas dari atas ke
bawah.
3.2 HASIL PENELITIAN
Evaluasi sebelum perlakuan mengindikasikan bahwa tidak ada
perbedaan signifikan pada seluruh parameter pengukuran antara kedua grup
seperti pada tabel 1 dan 2 berikut :
1. Skor Pengkajian Nyeri
Tingkat keparahan dari nyeri pinggang diukur dengan skala analog visual
seperti dilaporkan oleh wanita mengalami penurunan yang sangat signifikan
setelah akhir dari 2 minggu terapi pada tiap grup. Sedangkan perbandingan
antara kedua grup, skor setelah terapi menunjukkan bahwa grup B
mengalami penurunan nyeri yang sangat signifikan jika dibandingkan
dengan grup A.
2. Ketidakmampuan fungsional
Nilai rata-rata skor ketidakmampuan kuisioner Oswestry yang ditampilkan
pada tabel menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikansetelah
2 minggu pemberian terapi pada grup A. Bagaimanapun , terdapat
penurunan yang signifikan pada grup B jika dibandingkan dengan grup A
setelah 14 hari terapi.
3. Derajat Lengkung Lumbar
Derajat lordosis lumbar setelah terapi pad grup A menunjukkan peningkatan
yang signifikan dan setelah terapi grup B juga menunjukkan peningkatan
signifikan. Namun bila dibandingkan antar grup A dan grup B, grup A
menunjukkan peningkatan derajat lengkung lumbar yang jauh lebih
signifikan daripada grup B setelah terapi.
3.3 DISKUSI
Intensitas nyeri, refleksi pada pengkajian nyeri, nyeri berhubungan
dengan aktifitas fisik dan penurunan derajat lengkung lumbar ditemukan secara
signifikan menurun selama periode penelitian pada pasien yang menerima
kinesiotaping dibandingkan pada grup kontrol.
Alasan untuk perbaikan pada penelitian ini mungkin berkaitan dengan
mekanisme fisiologis yang mana kinesiotaping diasumsikan memiliki
keuntungan terapeutik yakni:
1. Mengumpulkan fasia untuk meluruskan jaringan pada posisi yang di
inginkan
2. Mengangkat kulit di area inflamasi, nyeri dan edema
3. Meningkatkan stimulasi dari mekanoreseptor, baik untuk menstimulasi
maupun membatasi pergerakan
4. Memberikan stimulus posisional pada kulit
5. Menurunkan tekanan dari saluran limfatik yang memberikan jalan untuk
mengeluarkan eksudat
Mekanisme fisiologis ini tinggal teori karena penelitain yang sangat
terbatas untuk mendukung konsep ini. Terdapat dua teori yang menuntun
pemahaman dari temuan ini. Teori yang pertama adalah bahwa kinesio taping
meningkatkan sirkulasi darah pada area yang diplaster, dan perubahan
fisiologis ini mungkin berpengaruh pada otot dan fungsi fasia otot setelah
aplikasi kinesiotape. Sebagai teori tambahan bahwa kinesio taping
menstimulasi mekanoreseptor kutan pada area plester dan stimulasi
iniberpengaruh pada ROM. Namun, beberapa penelitian melaporkan hasil yang
kontradiksi. Morrissey melaporkan bahwa ketika plester di aplikasikan pada otot
yang aktif, mengurangi panjang otot dan hal ini merubah tekanan panjang kurva
ke kiri saat istirahat. Alexander berpendapat bahwa eksitabilitas dari saraf
motorik menurun dengan plester yang dipasang searah dengan saraf otot,
sedangkan Tobin dan Robinson melaporkan bahwa plester otot dengan pola
silang menghasilkan reduksi aktivitas otot yang nyata.
Berlawanan dengan hal di atas, Chen, Cools dan Fu melaporkan bahwa
mengaplikasikan plester pada kulit tidak memiliki efek terhadap eksitabilitas otot
pada orang yang sehat. Mungkin jawaban sederhana yang diberikan oleh
Cowan yang menyatakan bahwa ketika orang dewasa yang sehat tidak memilki
nyeri, reduksi kekuatan otot tidak mengambil tempat, dan tidak ada perubahan
pada kekuatan otot. Hipotesis dari Alexander memberikan dasar dari penjelasan
ini.
Saraf alfa motorik yang menginervasi otot skeletal dan saraf gamma
motorik yang menginervasi poros otot tidak diaktifkan secara sendiri-sendiri
namun diaktifkan secara simultan. Fenomena ini disebut dengan koaktifasi alfa-
gamma. Tidak seperti serat otot skeletal, ketika serat poros otot berkontraksi,
sensitisasi dari grup Ia dan II serat saraf aferen tidak berkurang tapi diatur pada
kondisi eksitasi berkesinambungan. Hasilnya bahwa eksitabilitas saraf motorik
tidak berkurang ataupun bertambah namun tetap berkesinambungan pada level
yang sama.
Demikian, jika otot skeletal di bawah kulit benar-benar memendek karen
plester, maka tidak akan ada perubahan pada latensi, amplitude atau velositas
konduksi saraf dari saraf motorik melalui input berkelanjutan saraf aferen dari
bundel serat otot. Kinesio taping tidak meningkatkan maupun menurunkan
velositas konduksi saraf motorik. Stimulasi kulit leh kinesiotaping mungkin tidak
cukup untuk memberikan perubahan pada aktivitas otot. Juga harus
diperhatikan bahwa penelitian Morrissey serta Tobin dan Robinson memakai
plester sport yang non elastik dan Plester McConnell, dimana adanya
kemungkinan perbedaan derajat stimulasi taktil.
3.4 KESIMPULAN
Pada hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemakaian
kinesiotaping ditambah dengan latihan memiringkan pinggul merupakan metode
terapi yang efektif untuk nyeri pinggang pada kehamilan trimester ketiga.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 PERBANDINGAN JURNAL
No Judul Jurnal Peneliti Tahun Isi Jurnal1 Perbandingan Pemberiaan
Back Exercise Dan Back Exercise Disertai Pemberiaan Kinesio Taping Terhadap Penurunan Nyeri Punggung Bawah (Npb) Pada Ibu Dengan Kehamilan Trimester 3
Eko Prabowo 2012 Terdapat perbedaan hasil pemberian back exercise tanpa kinesio tapping dan dengan kinesiotapping pada bumil trimester ke III.
2 Pengaruh Kinesio Taping Dan Core Stability Terhadap Penurunan Nyeri Dan Peningkatan Lingkup Gerak Sendi Kasus Nyeri Punggung Bawah
Suryo Nugroho 2013 Ada pengaruh kinesio taping dan core stability terhadap penurunan nyeri dan penigkatan lingkup grak sendi kasus Nyeri Pungung Bawah
3 Perbandingan kinesio taping dan stretchingterhadap penurunan nyeri pada sindroma nyeri servikal
Ranggih Ade Atmaja
2012 Ada beda pengaruh antara kinesio taping dan stretching terhadap penurunannyeri sindroma nyeri servikal
4.2 KEKURANGAN DAN KELEBIHAN
Kekurangan
1. Penggunaan bahasa yang berbelit-belit sehingga susah untuk dipahami
2. Penjelasan yang diulang-ulang sehingga isinya sedikit membingungkan
3. Metode penelitian kurang detail antara kelompok A dan B
4. Penyajian data kurang komunikatif
5. Kinesio taping efektif tetapi kurang aplikatif untuk masyarakat dengan
ekonomi menengah ke bawah.
6. Belum ada standar lama pemakaian kinesio taping yang paling efektif.
Kelebihan
1. Ide penelitian yang kreatif karena belum ada pengaplikasian kinesio taping
untuk kehamilan sebelumnya.
2. Penelitian ini memberikan terobosan baru untuk penelitian selanjutnya
4.3 APLIKASI JURNAL DI INDONESIA
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pokdi Nyersi PERDOSSI
(Persatuan Dokter Syaraf Seluruh Indonesia), pada tahun 2002 ditemukan
prevalensi penderita nyeri punggung bawah sebanyak 15,6%. Angka ini berada
pada urutan kedua tertinggi sesuadah migraine dan sefalgia yang mencapai
34,8% (Johannes, 2010). Sekitar 75% hingga 80% setiap manusia pernah
mengalami nyeri punggung bagian bawah. Pada wanita hamil, sebanyak 50%
pasti mengalami nyeri punggung bawah dan sekitar 10% wanita hamil
mengalami nyeri punggung bawah kronis yang dimulai ketika dia hamil
(McClammy, 2007).
Nyeri punggung bagian bawah bila tidak ditangani akan mengurangi
kenyamanan dan mengganggu aktivitas ibu hamil. Selama ini di Indonesia cara
yang digunakan untuk mengurangi nyeri punggung bagian bawah pada ibu hamil
adalah dengan melakukan yoga. Penelitian yang dilakukan oleh Winddowson
(2004) menunjukkan dengan melakukan latihan fisik berupa yoga dan back
exercise pada trimester III, terbukti dapat menurunkan kualitas nyeri punggung
bagian bawah pada wanita hamil. Pengaruh dari latihan yoga ini dapat
membantu meningkatkan aliran darah dan penurunan hormone stress.
Fungsi utama dari kenesio tape adalah untuk memberikan elastisitas lebih
kuat dan menjadi pelindung otot-otot yang cedera. Di Indonesia, kinesiao tape
digunakan dalam penanganan cedera muskuloskletal pada atlet.. Namun, sejak
tahun 2002 banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui manfaat kinesio
tape untuk mengurangi nyeri punggung bagian bawah pada ibu hamil. Penelitian
yang dilakukan oleh Eko Prabowo (2012) menyebutkan terdapat perbedaan
antara pemberian back exercise yang disertai penggunaan kinesio tape dan
tidak pada kehamilan trimester III. Pemberian kinesio tape terbukti dapat
menurunkan intensitas dan kualitas nyeri punggung bagian bawah pada
kehamilan trimester III.
Sebagai tenaga kesehatan, perawat dapat memberikan edukasi mengenai
back exercise yang disertai dengan penggunaan kinesio tape pada ibu hamil
yang mengalami nyeri punggung bagian bawah. Edukasi yang tepat mengenai
gerakan back exercise dan penggunaan kinesiotapping yang tepat diharapkan
dapat membantu ibu hamil mengatasi rasa nyeri punggung bagian bawah secara
mandiri. Penggunaan kinesio taping sendiri tidak memiliki efek samping, namun
pemasangan yang tidak tepat dapat membuat pengguna kinesio taping tidak
mendapatkan efek terapi dari kinesiotapping.
DAFTAR PUSTAKA
Adriaansz, Wiknjosastro dan Waspodo. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Akuthota V, Nadler SF. 2004. Core strengthening. Arch Phys Med Rehabil;85 (3 Suppl 1) :86-92.
Arokoski, J,P. Valta, O. Airaksinen, and Kankaanpaa. Back and Abdominal Muscle Function During Stabilitazion Exercise. Areh. Phys. Med. Rehabil 82:1089 1089. 2001.
Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas (Maternity Nursing). Jakarta : EGC.
Budiono, Sugeng AM, dkk. 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan KK. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Chang, W. R et al. 2003. Predictors of whole‐body vibration levels among urban taxi drivers ergonomics. 46(11):1075‐90.
Dep Kes RI. 2003. Modul Pelatihan bagi Fasilitator Kesehatan Kerja. Jakarta.
Federasi Obstetri Ginekologi Internasional. 2008. London.
Hicks, G.E., Fritz J.M., Delitto A. and McGill S. M. 2005. Preliminary Development of a Prediction Role for Determining which patient’s with Low Back Pain will respond to a Stabilization Exercise Program. Physical and Medical Rehabilitation. 86:1753-62.
Kase, Kenzo DC. 2005. Illustrated Kinesio Taping Fourth Edition. Tokyo : Ken`i-Kai.
Kase, Kenzo DC. 2005. Illustrated Kinesio Taping Fourth Edition. Tokyo : Ken`i-Kai.
Kase, Kenzo dkk. 2003. Clinical Therapeutic Applications of the Kinesio Taping Method 2nd Edition .Tokyo: Ken Ikai.
Kibler et al. 2006. The Role Of Core Stability in Athletic Function. Sport Medicine;36 (3): 189-198.
Kurnia, Nova. 2009. Menghindari Gangguan Saat Melahirkan & Panduan Lengkap Mengurut Bayi. Yogjakarta : Panji Pustaka.
MacDonald, D.A., Mosely, G.L. and Hodges, P.W. 2006. The Lumbar Multifidus: Does the Evidence Support Clinical Beliefs?. Manual Therapy. 11: 254-263.
Maher, Salmond & Pellino. 2002. Low back Pain Syndroma. Philadelphia: FA Davis Company.
Manuaba, I.B.G., I.A. Chandranita Manuaba, dan I.B.G Fajar Manuaba. 2008. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: ECG.
Pai, Sundaram, 2004. Low back pain: An economic assessment in the United States. Orthopedic Clinics of North America 35: 1–5.
Paliyama , J. M, 2003. Perbandingan efek terapi arus intervensi dengan TENS dalam pengurangan nyeri punggung bawah musculoskeletal. FK Undip Semarang , Semarang 103.
Piller, Neil. 2006. Lymphoedema and Chronic Swelling. Tokyo : Ken Ikai.
Prabowo, Eko (2012) Perbandingan Pemberiaan Back Exercise Dan Back Exercise Disertai Pemberiaan Kinesio Taping Terhadap Penurunan Nyeri Punggung Bawah (Npb) Pada Ibu Dengan Kehamilan Trimester 3. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Rachmawati , L.D.A, 2009.Hubungan Sikap Kerja Duduk Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Pekerja Rental Komputer Di Pabelan Kartasura. Skripsi, UMS, Surakarta.
Rogers, R.G. 2006. Research-Based Rehabilitation of The Lower Back. Strength And Conditioning Journal. Diambil pada tanggal dari www.proquest.com/pqdauto
Sadeli, H.A., Tjahjono, B. 2001. Nyeri Punggung Bawah. Dalam: KRT Meliala, L., Suryamiharja, A., Purba, J.S. (eds). Nyeri Neuropatik Patofisiologi dan Penatalaksanaan. Kelompok Studi Nyeri PERDOSSI. Hal. 145-167.
Samara, Diana. 2004. Lama dan Sikap Duduk Sebagai Faktor Resiko Terjadinya Nyeri Punggung Bawah.Skripsi, Universitas Trisakti, Jakarta.
Stevens, V. K., Vleeming, A., Bouche, K.G., Mahieu, N.N, Vanderstraeten, G.G. and Danneels, LA. 2006. Electromyographic Activity of Trunk and Hip Muscles During Stabilization Exercises in 4 Point Kneeling in Healthy Volunteers. European Spine Journal. 16(5): 711-718.
Stevens, V.K., Coorevits, P.L., Bouche, K.G., Mahieh, N.N., Vanderstraeten, G.G. and Danneels, L.A. 2006. The Influence of Specific Training on Trunk Muscle Recruitment Patterns in Healthy Subjects During Stabilization Exercises. Manual Therapy. 7: 1-9.
Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jogjakarta : CV. Andi Offset.
Suma’mur.P.K. 1996. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Toko Gunung Agung.
Varney, H. 2007. Buku Ajaran Asuhan Kebidanan. Jakata: EGC.
Widdowson, R. 2004. Yoga for pregnancy. London: Heron quays Dockland
Yoshida, Ayako & Kahanov, Leamor , 2007. The Effect of Kinesio Taping on Lower Trunk Range of Motions. Research in Sports Medicine: An International Journal. 15:2, 103-112.