Jurnal Fairuz Angger Wibowo C2A607061

29
1 ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN MERGER DAN AKUISISI (Studi Pada Perusahaan yang Melakukan Merger dan Merger dan akuisisi, periode 2004-2010) Fairuz Angger Wibowo Drs. H. Mohammad Kholiq Mahfud, M.Si ABSTRACT This study aims to analyze the differences in firm performance before and after mergers and acquisitions on corporate merger and acquisition activity. Corporate performance is measured by using financial ratio: Net Profit Margin (NPM), Return On investment (ROI), Return On Equity (ROE), Debt Ratio, Total Assets Turnover (TATO), Current Ratio (CR) and Earning Per Share (EPS). Quantitative method is used in this research, take the data of public company which had conducted mergers and acquisitions in Indonesia Stock Exchange (IDX) and announce its activity in the period 2004-2010, and analyzed using non statistic parametric is used to analyze data. Wilcoxon signed ranks test and Manova are used to answer hypothesis. The results from this research show that study in 7 financial ratio, NPM, ROI, ROE, EPS, TATO, CR and Debt. On the acquirer does not show significant differences in the comparison before and after the acquisition. But the companies that have merged ROI ratios, EPS and Debt there are significant differences before and after the merger. Key words: Mergers dan acquisitions, financial performace, quantitative, wilcoxon signed ranks test, manova.

Transcript of Jurnal Fairuz Angger Wibowo C2A607061

Page 1: Jurnal Fairuz Angger Wibowo C2A607061

1

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN

PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH

MERGER DAN MERGER DAN AKUISISI

(Studi Pada Perusahaan yang Melakukan Merger dan Merger

dan akuisisi, periode 2004-2010)

Fairuz Angger Wibowo

Drs. H. Mohammad Kholiq Mahfud, M.Si

ABSTRACT

This study aims to analyze the differences in firm performance before and after

mergers and acquisitions on corporate merger and acquisition activity. Corporate

performance is measured by using financial ratio: Net Profit Margin (NPM), Return On

investment (ROI), Return On Equity (ROE), Debt Ratio, Total Assets Turnover (TATO),

Current Ratio (CR) and Earning Per Share (EPS).

Quantitative method is used in this research, take the data of public company which

had conducted mergers and acquisitions in Indonesia Stock Exchange (IDX) and announce

its activity in the period 2004-2010, and analyzed using non statistic parametric is used to

analyze data. Wilcoxon signed ranks test and Manova are used to answer hypothesis.

The results from this research show that study in 7 financial ratio, NPM, ROI, ROE,

EPS, TATO, CR and Debt. On the acquirer does not show significant differences in the

comparison before and after the acquisition. But the companies that have merged ROI ratios,

EPS and Debt there are significant differences before and after the merger.

Key words: Mergers dan acquisitions, financial performace, quantitative, wilcoxon signed

ranks test, manova.

Page 2: Jurnal Fairuz Angger Wibowo C2A607061

2

I. PENDAHULUAN

Adanya globalisasi dan persaingan bebas menuntut setiap perusahaan untuk selalu

mengembangkan strateginya agar dapat bertahan hidup, berkembang dan berdaya saing.

Strategi bersaing merupakan usaha untuk mengembangkan (membesarkan) perusahaan sesuai

dengan ukuran besaran yang disepakati untuk mencapai tujuan jangka panjang perusahaan

atau disebut juga strategi pertumbuhan. Strategi ini dapat dilaksanakan melalui memperluas

kegiatan perusahaan yang sudah ada, misalnya dengan cara menambahkan kapasitas produk,

membangun perusahaan baru ataupun dengan cara membeli perusahaan lain.

Apabila perusahaan memperluas usahanya dengan cara menambah kapasitas produksi

atau mendirikan perusahaan baru, maka cara ini disebut dengan ekspansi. Sedangkan cara

lain yakni dengan menggabungkan perusahaan lain disebut dengan merger atau merger dan

akuisisi. Merger dan merger dan akuisisi adalah strategi pertumbuhan yang cepat untuk

mengakses pasar baru untuk produk baru tanpa harus membangun dari awal.

Sementara itu penggabungan dengan cara lain adalah dengan cara merger dan

akuisisi. Merger dan akuisisi merupakan pengambil-alihan (take over) sebagian atau

keseluruhan saham perusahaan lain sehingga perusahaan pengambil-alih mempunyai hak

kontrol atas perusahaan target. Merger dan akuisisi ini dapat dilakukan terhadap anak

perusahaan yang semula sudah go publik dan disebut dengan merger dan akuisisi internal,

atau merger dan akuisisi terhadap perusahaan lain dan disebut dengan merger dan akuisisi

eksternal.

Perusahaan-perusahaan besar di Indonesia telah banyak melakukan Merger dan

Merger dan akuisisi, terlebih pada masa-masa krisis ekonomi yang mengakibatkan

banyaknya perusahaan-perusahaan yang bangkrut. Bahkan saat ini pasar berkembang dimana

yang kegiatannya bukan berupa jual beli barang, tetapi jual beli perusahaan (kepemilikan)

dalam perusahaan. Pasar ini biasa disebut dengan Market for Corporate Control (Nurhayati,

2009).

Abdul Moin (2003) menyatakan bahwa merger dan merger dan akuisisi bisa didekati

dari perspektif yaitu keuangan perusahaan (corporate finance) dan dari manajemen startegi

(strategic management). Dari sisi keuangan perusahaan, merger dan akusisi adalah salah satu

bentuk keputusan investasi jangka panjang (penganggaran modal/ capital budgeting) yang

harus diinvestigasi dan dianalisis dari aspek kelayakan bisninsnya. Sementara itu dari

perspektif manajemen strategi, merger dan merger dan akuisisi adalah alternatif strategi

pertumbuhan melalui jalur eksternal untuk mencapai tujuan perusahaan.

Page 3: Jurnal Fairuz Angger Wibowo C2A607061

3

Kegiatan merger dan merger dan akuisisi di Indonesia telah berlangsung pada tahun

1970, yang dilakukan oleh bank-bank dengan harapan agar dapat memperkuat struktur modal

dan memperoleh keringanan pajak . Perkembangan merger dan akusisi tersebut terus

berlangsung sampai sekarang. Apabila pada saat kondisi krisis, dimana banyak perusahaan

yang mengalami kesulitan dalam pendanaan modalnya. Kecenderungan yang terjadi di

Indonesia, pola merger dan akuisisi lebih banyak dilaksanaan. Hal ini disebabkan karena

pemilik perusahaan lebih merasa nyaman dengan kepemilikan saham secara pribadi dalam

jumlah besar.

Alasan perusahaan memilih merger dan merger dan akuisisi sebagai strateginya

adalah karena merger dan merger dan akuisisi dianggap jalan cepat untuk mewujudkan tujuan

perusahaan dimana perusahaan tidak perlu memulai dari awal suatu bisnis baru. Merger dan

merger dan akuisisi juga dianggap dapat menciptakan sinergi yaitu nilai keseluruhan

perusahaaan setelah merger dan merger dan akuisisi yang lebih besar daripada penjumlahan

nilai masingmasing perusahaan sebelum merger dan merger dan akuisisi. Selain itu

keuntungan lebih banyak diberikan melalui merger dan merger dan akuisisi kepada

perusahaan antara lain peningkatan kemampuan dalam pemasaran, riset, skill manajerial,

transfer teknologi, dan efisiensi berupa penurunan biaya produksi.

Merger dan akusisi masih sering dipandang sebagai keputusan kontroversial karena

memiliki dampak yang sangat dramatis dan kompleks. Banyak pihak yang dirugikan,

sekaligus diuntungkan, dari peristiwa merger dan merger dan akuisisi. Dampak yang

merugikan bisa kita lihat dari sisi karyawan karena kebijakan ini sering disertai dengan

pemutusan hubungan kerja (PHK) yang jumlahnya barangkali sangat banyak. Berbagai

bentuk rekayasa dilakukan melalui merger dan merger dan akuisisi. Misalnya media ini

digunakan untuk menghindari pajak, menggelembungkan nilai asset perusahaan, menggusur

manajemen perusahaan yang dimerger dan akuisisi, atau memperbesar kompensasi para

eksekutif sendiri.

Selain itu keputusan merger dan akusisi tidak terlepas dari permasalahan, diantaranya

biaya untuk melaksanakan merger dan merger dan akuisisi sangat mahal, dan hasilnya belum

tentu pasti sesuai dengan yang diharapkan. Pelaksanaan akusisi juga dapat memberikan

pengaruh negative terhadap posisi keuangan dari perusahaan pengakusisi (acquiring

company) apabila strukturisasi dari merger dan akuisisi melibatkan cara pembayaran dengan

kas atau melalui pinjaman.

Pada kegiatan merger dan merger dan akuisisi ada dua hal yang patut

dipertimbangkan yaitu nilai yang dihasilkan dari kegiatan merger dan merger dan akuisisi

Page 4: Jurnal Fairuz Angger Wibowo C2A607061

4

(M&A) dan siapakah pihak-pihak yang paling diuntungkan dari kegiatan tersebut. Dengan

adanya merger dan merger dan akuisisi diharapkan akan menghasilkan sinergi sehingga nilai

perusahaan akan meningkat.

Merger dan merger dan akuisisi manajer harus memperhitungkan kinerja dari

perusahaan yang akan dimerger dan akuisisinya. Karena dari kinerja perusahaan dapat

menilai pantas tidaknya calon perusahaan yang dimerger dan akuisisi. Perhitungan kinerja

tersebut dilakukan dengan melihat rasio-rasio keuangan. Dalam Moin (2003) mengatakan

bahwa dapat menggunakan return on assets dan return on equity dalam perhitungan rasio

profitabilitas, perhitungan rasio likuiditas dengan current ratio, rasio aktivitas dengan

menggunakan total asset turn over serta rasio pasar menggunakan earning per share.

Beberapa penelitian yang meneliti tentang perbedaan kinerja perusahaan sebelum

dengan setelah merger dan merger dan akuisisi dilakukan, namun hasil tidak selalu

signifikan. Seperti yang dilakukan oleh Nurdin D (1996) yang melakukan penelitian terhadap

perusahaan yg melakukan merger dan akuisisi. Hasil penelitian menunjukan ada perbedaan

rasio keuangan yang dipakainya yaitu rasio Likuiditas, Rentabilitas, Solvabilitas dan rasio

tingkat pengembalian atas total aktiva dalam rentan waktu 3 tahun.

Dyaksa (2006) yang menunjukan adanya perbedaan yang signifikan untuk rasio

keuangan EPS, NPM, ROE, dan ROA untuk pengujian 1 tahun sebelum dan 1 tahun setelah

merger dan merger dan akuisisi; rasio keuangan ROE untuk pengujian 1 tahun sebelum dan 2

tahun setelah merger dan merger dan akuisisi.

Sarah & Maksum (2009) melakukan penelitian yang menyatakan pada perusahaan

pengmerger dan akuisisi tidak ada perbedaan kinerja keuangan pada rasio Likuiditas,

Aktivitas, Leverage dan Profitabilitas. Tetapi pada perusahaan dimerger dan akuisisi terdapat

perbedaan yang signifikan pada rasio Likuiditas dan Aktivitas.

Hasil negatif juga dikemukakan oleh Payamta dan Setiawan (2004) dan Widjanarko

(2006) yang meneliti kinerja keuangan perusahaan yang melakukan merger dan merger dan

akuisisi dari rasio-rasio keuangan. Dari hasil penelitiannya menunjukkan rasio-rasio

keuangan dua tahun sebelum dan sesudah peristiwa merger dan merger dan akuisisi tidak

mengalami perubahan yang signifikan.

Perbedaan penelitian yang dihasilkan oleh Dyaksa (2006) dan Nurdin (1996) yang

menunjukan adanya sinergi setelah melakukan merger dan merger dan akuisisi yang dilihat

dari kinerja keuangan (yang diproksikan oleh rasio keuangan). Penelitian yang berlawan

dengan Payamta & Sholikah (2001), Payamta dan Setiawan (2004) dan Widjanarko (2006)

yang menyatakan tidak ada sinergi setelah dilakukannya merger dan merger dan akuisisi.

Page 5: Jurnal Fairuz Angger Wibowo C2A607061

5

Perbedaan penelitian (research gap) yang telah dipaparkan diatas dapat dijadikan

permasalahan dalam penelitian ini, tetapi selain dari research gap yang ada permasalahan

juga dapat dilihat dari kinerja perusahaan yang beritahukan melalui rasio-rasio keuangan

pada perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang melakukan merger dan merger dan

akuisisi dari tahun 2004-2010, yang mana terdapat 19 perusahaan yang masuk dalam kriteria

penelitian ini. 10 perusahaan yang melakukan merger dan 9 perusahan yang melakukan

merger dan akuisisi.

Melihat dari beberapa penelitian terdahulu serta pandangan teori motivasi dari

kegiatan merger dan merger dan akuisisi tersebut yang menghasilkan perbedaan antara teori

dan kenyataan pada data empiris dari rata-rata kinerja perusahaan yang melakukan merger

dan merger dan akuisisi, maka dihasilkan pertanyaan dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah Net Profit Margin berbeda antara sebelum dan sesudah merger dan

merger dan akuisisi?

2. Apakah Return on investment berbeda antara sebelum dan sesudah merger dan

merger dan akuisisi?

3. Apakah Return on Equity berbeda antara sebelum dan sesudah merger dan

merger dan akuisisi?

4. Apakah Earning Per Share berbeda antara sebelum dan sesudah merger dan

akusisi?

5. Apakah Total Assets Turn Over berbeda antara sebelum dan sesudah merger

dan merger dan akuisisi?

6. Apakah Current Ratio berbeda antara sebelum dan sesudah merger dan merger

dan akuisisi?

7. Apakah Debt Ratio berbeda antara sebelum dan sesudah merger dan merger

dan akuisisi?

8. Apakah Tingkat kinerja perusahaan berbeda antara sebelum dan sesudah

merger dan merger dan akuisisi?

II. TINJAUAN PUSTAKA

Penggabungan usaha merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan

kelangsungan hidup dan mengembangkan perusahaan. Ikatan akuntan Indonesia dalam

pernyataan standar akuntansi keuangan Indonesia Nomor 12 (PSAK No.22) mendefinisikan

penggabungan badan usaha sebagai bentuk penyatuan dua atau lebih perusahaan yang

terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan perusahaan

Page 6: Jurnal Fairuz Angger Wibowo C2A607061

6

lain atuapun memperoleh kendali atas aktiva dan operasi perusahaan lain (IAI, 2004). Jenis

penggabungan usaha dapat dibedakan menjadi dua yaitu merger dan akuisisi dan penyatuan

pemilikan (Merger).

Pengertian penggabungan usaha (business combination) secara umum adalah

penyatuan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu

perusahaan menyatu dengan perusahaan lain atau memperoleh kendali atas aktiva dan operasi

perusahaan lain. Penggabungan usaha dapat berupa pembelian saham suatu perusahaan oleh

perusahaan lain, atau pembelian aktiva neto suatu perusahaan. Secara teori penggabungan

usaha dapat berupa merger, merger dan akuisisi, dan konsolidasi. Merger adalah kombinasi

dari dua atau lebih perusahaan, dengan salah satu nama perusahaan yang bergabung tetap

digunakan sedangkan yang lainnya dihilangkan. Sementara itu, merger dan akuisisi

didefinisikan sebagai pembelian seluruh atau sebagian kepimilikan suatu perusahaan, yang

dapat dilakukan melalui merger atau tender offer (Foster, 1986).

Klasifikasi Merger

Jika berdasarkan aktivitas ekonomi maka merger dapat diklasifikasikan dalam lima

tipe (Moin, 2003):

a. Merger Horisontal :

Merger horisontal adalah merger antara dua atau lebih perusahaan yang bergerak

dalam industri yang sama. Sebelum terjadi merger perusahaan-perusahaan ini bersaing satu

sama lain dalam pasar/industri yang sama.

b. Merger Vertikal :

Merger vertikal adalah integrasi yang melibatkan perusahaan-perusahaan yang

bergerak dalam tahapan-tahapan proses produksi atau operasi. Merger dan akuisisi tipe ini

dilakukan jika perusahaan yang berada pada industri hulu memasuki industri hilir atau

sebaliknya.

c. Merger Konglomerat :

Merger konglomerat adalah merger dua atau lebih perusahaan yang masing-masing

bergerak dalam industri yang tidak terkait. Merger dan akuisisi konglomerat terjadi apabila

sebuah perusahaan berusaha mendiversifikasi bidang bisnisnya dengan memasuki bidang

bisnis yang berbeda sama sekali dengan bisnis semula.

Page 7: Jurnal Fairuz Angger Wibowo C2A607061

7

d. Merger Ekstensi Pasar :

Merger ekstensi pasar adalah merger yang dilakukan oleh dua atau lebih perusahaan

untuk secara bersama-sama memperluas area pasar. Tujuan merger dan akuisisi ini terutama

untuk memperkuat jaringan pemasaran bagi produk masing-masing perusahaan.

e. Merger Ekstensi Produk :

Merger ekstensi produk adalah merger yang dilakukan oleh dua atau lebih perusahaan

untuk memperluas lini produk masing-masing perusahaan. Setelah merger perusahaan akan

menawarkan lebih banyak jenis dan lini produk sehingga akan menjangkau konsumen yang

lebih luas.

Manfaat dan risiko Merger dan Akuisisi

Dalam banyak literature manajemen ditemukan bahwa dalam melakukan aktivitas

merger dan akuisisi terdapat beberapa beberapa manfaat yang mungkin dihasilkan dari proses

merger dan akuisisi menurut David (2009) antara lain :

1. Meningkatkan efisiensi melalui sinergi yang tercipta diantara perusahaan yang

dimerger atau diakuisisi.

2. Memperluas portfolio jasa yang ditawarkan yang akan berakibat pada

bertambahnya sumber pendapatan bagi perusahaan.

3. Memperkuat daya saing perusahaan, dan lain sebagainya.

Namun selain manfaat yang mungkin dihasilkan, menurut David (2009) perlu juga

diperhatikan kemungkinan risiko yang akan muncul sebagai hasil dari merger dan akuisisi,

yaitu:

1. Seluruh kewajiban masing-masing perusahaan akan menjadi tanggungan

perusahaan hasil merger atau akuisisi, termasuk kewajiban pembayaran dan

penyerahan produk kepada vendor yang masih terhutang.

2. Beban operasional, terutama dalam jangka pendek, akan semakin meningkat

sebagai akibat dari proses penggabungan usaha.

3. Perbedaan budaya (corporate culture), sistem dan prosedur yang diterapkan

dimasing-masing perusahaan selama ini akan memerlukan penyesuaian dengan

waktu yang relatif lama, dan sebagainya.

Page 8: Jurnal Fairuz Angger Wibowo C2A607061

8

Kelebihan dan Kekurangan Merger dan Akuisisi

Alasan mengapa perusahaan melakukan merger dan akuisisi adalah ada “manfaat

lebih” yang diperoleh darinya, meskipun asumsi ini tidak semuanya terbukti. Secara spesifik,

keunggulan dan manfaat merger dan akuisisi antara lain adalah (Moin, 2003) :

Kelebihan Merger

Pengambilalihan melalui merger lebih sederhana dan lebih murah dibanding

pengambilalihan yang lain.

Kekurangan Merger

Dibandingkan akuisisi, merger memiliki beberapa kekurangan, yaitu harus ada

persetujuan dari para pemegang saham masing-masing perusahaan, sedangkan untuk

mendapatkan persetujuan tersebut diperlukan waktu yang lama.

Kelebihan Akuisisi

Keuntungan-keuntungan akuisisi saham dan akuisisi aset adalah sebagai berikut:

a Akuisisi Saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara

pemegang saham sehingga jika pemegang saham tidak menyukai tawaran

Bidding firm, mereka dapat menahan sahamnya dan tidak menjual kepada

pihak Bidding firm.

b Dalam Akusisi Saham, perusahaan yang membeli dapat berurusan langsung

dengan pemegang saham perusahaan yang dibeli dengan melakukan tender

offer sehingga tidak diperlukan persetujuan manajemen perusahaan.

c Karena tidak memerlukan persetujuan manajemen dan komisaris perusahaan,

akuisisi saham dapat digunakan untuk pengambilalihan perusahaan yang tidak

bersahabat (hostile takeover).

d Akuisisi Aset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak memerlukan

mayoritas suara pemegang saham seperti pada akuisisi saham sehingga tidak

ada halangan bagi pemegang saham minoritas jika mereka tidak menyetujui

akuisisi.

Kekurangan Akuisisi

Kerugian-kerugian akuisisi saham dan akuisisi aset sebagai berikut :

a Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak menyetujui

pengambilalihan tersebut, maka akuisisi akan batal. Pada umumnya anggaran

dasar perusahaan menentukan paling sedikit dua per tiga (sekitar 67%) suara

setuju pada akuisisi agar akuisisi terjadi.

Page 9: Jurnal Fairuz Angger Wibowo C2A607061

9

b Apabila perusahaan mengambil alih seluruh saham yang dibeli maka terjadi

merger.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi keberhasilan Merger dan Akusisi

Keberhasilan atau kegagalan suatu merger dan akuisisi sangat bergantung pada

ketepatan analisis dan penelitian yang menyeluruh terhadap faktor-faktor penyelaras atau

kompatibilitas antara organisasi yang akan bergabung. Hitt (2002) mengemukakan beberapa

konsep penting yang mengarah pada keberhasilan atau kegagalan dalam merger dan akuisisi

diantaranya uji tuntas (due diligance), pembiayaan, sumber-sumber daya komplementer,

akuisisi bersahabat/tidak bersahabat, penciptan sinergi pembelajaran organisasional dan fokus

pada bisnis inti.

Faktor-faktor yang dianggap memberi kontribusi terhadap keberhasilan merger dan

akuisisi yaitu :

1. Melakukan audit sebelum merger dan akuisisi.

2. Perusahaan target dalam keadaan baik.

3. Memiliki pengalaman merger dan akuisisi sebelumnya.

4. Perusahaan target relatif kecil.

5. Melakukan merger dan akuisisi yang bersahabat.

Alasan perusahaan melakukan merger dan akuisisi

Menurut Mudrajad (2001), ada beberapa alasan perusahaan melakukan merger, antara

lain :

1. Economies of Scale

Dengan melakukan merger dan akuisisi, perusahaan dapat mencapai skala

operasi yang ekonomis. Yang dimaksud dengan skala yang ekonomis adalah

skala operasi dengan biaya rata-rata terendah. Skala ekonomis dapat dicapai

dengan cara horizontal, vertical dan conglomerate.

2. Memperbaiki Manajemen

Beberapa perusahaan dikelola dengan cara yang kurang efisien, akibatnya

profitabilitasnya menjadi rendah. Kurangnya motivasi untuk mencapai profit

yang tinggi, kurangnya keberanian untuk mengambil Risiko sering

mengakibatkan perusahaan kalah dalam persaingan yang semakin sengit.

Dengan melakukan merger maka perusahaan dapat mempertahankan

Page 10: Jurnal Fairuz Angger Wibowo C2A607061

10

karyawannya hanya pada tingkat yang memang benar-benar diperlukan. Tidak

jarang perusahaan memperoleh manajer yang profesional dengan cara merger.

3. Penghematan Pajak

Sering perusahaan mempunyai potensi memperoleh penghematan pajak, tetapi

karena perusahaan tidak pernah dapat memperoleh laba maka tidak dapat

memanfaatkannya. Untuk itu lebih baik menggabungkan perusahaan lain yang

memperoleh laba dengan maksud agar pajak yang dibayarkan oleh perusahaan

yang profitable dapat lebih kecil.

4. Meningkatkan Corporate Growth Rate

Melalui merger ataupun akuisisi perusahaan dapat meningkatkan

pertumbuhannya. Hal ini dimungkinkan karena penguasaan jaringan

pemasaran yang lebih luas, manajemen yang lebih baik dan efisiensi yang

lebih tinggi.

Adapun beberapa alasan perusahaan melakukan akuisisi antara lain :

1. Meningkatkan Market Power

Akuisisi dimaksudkan untuk mengurangi keseimbangan kompetisi industri.

2. Mengatasi Halangan Masuk

Akuisisi mengatasi halangan masuk yang terlalu mahal yang bisa membuat

memulai usaha baru tidak menarik secara ekonomis.

3. Biaya dan Risiko Pengembangan Produk Baru yang Lebih Rendah

Membeli bisnis yang sudah mapan mengurangi risiko memulai bisnis baru.

4. Meningkatkan Kecepatan ke Pasar

5. Diversifikasi

Cara yang cepat untuk pindah ke dalam bisnis di mana perusahaan kurang

pengalaman dalam industry.

6. Membentuk Kembali Cakupan Kompetisi

Perusahaan bisa memakai akuisisi untuk mencegah ketergantungan hanya

terhadap satu atau beberapa produk atau pasar saja.

Jenis rasio yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari rasio Likuiditas, Aktivitas,

Solvabilitas, Pasar dan Profitabilitas.

Page 11: Jurnal Fairuz Angger Wibowo C2A607061

11

1. Rasio Likuiditas. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban finansial yang jatuh tempo dalam jangka pendek. Ukuran likuiditas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah current ratio.

2. Rasio Aktivitas. Rasio aktivitas dihitung dari perbandingan antara tingkat penjualan

dengan berbagai elemen aktiva. Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan

mengelola aktivanya. Rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

total asset turn over.

3. Rasio Solvabilitas. Rasio Solvabilitas dilihat dari kondisi keuangan yang digunakan

untuk menunjukkan besarnya hutang perusahaan dibanding dengan asset yang

dimiliki perusahaan. Semakin besar rasio ini mencerminkan bahwa perusahaan

memiliki kewajiban yang semakin besar. Variabel solvabilitas yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu Debt Ratio.

4. Rasio Profitabilitas. Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba. Rasio ini membantu perusahaan dalam mengontrol

penerimaannya. Rasio-rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini terdiri

dari net profit margin, return on investment dan return on equity.

5. Rasio Pasar. Rasio pasar mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku. Sudut

pandang rasio ini lebih banyak berdasar pada sudut investor (atau calon investor),

meskipun pihak manajemen juga berkepentingan terhadap rasio-rasio ini. Rasio pasar

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Earning Per Share (EPS).

Atas dasar pertimbangan dari teori pengaruh merger dan merger dan akuisisi terhadap

kinerja keuangan dimana setelah merger dan merger dan akuisisi ukuran perusahaan dengan

sendirinya bertambah besar karena aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan digabung

bersama. Dasar logik dari pengukuran berdasarkan akuntansi adalah bahwa jika ukuran

bertambah besar ditambah dengan sinergi yang dihasilkan dari gabungan aktivitas-aktivitas

yang simultan maka laba perusahaan juga semakin meningkat. Oleh karena itu kinerja pasca

merger dan merger dan akuisisi seharusnya semakin baik dibandingkan dengan sebelum

merger dan merger dan akuisisi.

Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian diatas maka hipotesis yang dapat diajukan

sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian ini adalah :

H1 : Net Profit Margin berbeda antara sebelum dan sesudah merger dan merger dan

akuisisi.

Page 12: Jurnal Fairuz Angger Wibowo C2A607061

12

H2 : Return on investment berbeda antara sebelum dan sesudah merger dan merger

dan akuisisi.

H3 : Return on Equity berbeda antara sebelum dan sesudah merger dan merger dan

akuisisi.

H4 : Earning Per Share berbeda antara sebelum dan sesudah merger dan akusisi.

H5 : Total Assets Turn Over berbeda antara sebelum dan sesudah merger dan merger

dan akuisisi.

H6 : Current Ratio berbeda antara sebelum dan sesudah merger dan merger dan

akuisisi.

H7 : Debt Ratio berbeda antara sebelum dan sesudah merger dan merger dan akuisisi.

H8 : Tingkat kinerja perusahaan berbeda antara sebelum dan sesudah merger dan

merger dan akuisisi.

III. METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Sampel penelitian diambil setelah memenuhi beberapa kriteria yang berlaku bagi

penerapan definisi operasional variabel. Tekhnik pengambilan sampel diambil dengan

tekhnik purposive sampling yaitu pemilihan pengambilan sampel dengan berdasarkan pada

kriteria-kriteria tertentu. Adapun kriteria-kriteria yang digunakan dalam penelitian ini

mencakup :

1. Perusahaan publik terdaftar di BEI.

2. Perusahaan tidak termasuk jenis lembaga keuangan.

3. Tersedia laporan keuangan untuk 1 tahun sebelum dan 3 tahun sesudah

aktivitas Merger dan merger dan akuisisi.

4. Tanggal dilakukan Merger dan merger dan akuisisi diketahui dengan jelas.

Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut dapat diperoleh sampel sebanyak 19 perusahaan.

Diantaranya 10 perusahaan melakukan aktivitas merger dan 9 perusahaan melakukan

aktivitas merger dan akuisisi.

Page 13: Jurnal Fairuz Angger Wibowo C2A607061

13

Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini menganalisis secara empiris tentang pengukuran kinerja keuangan

perusahaan sebelum dan sesudah merger dan akusisi. Oleh karena itu, perlu dilakukan

pengujian atas hipotesis-hipotesis yang telah diajukan. Pada dasarnya variabel dalam

penelitian ini adalah kinerja keuangan. Secara spesifik, kinerja keuangan disini difokuskan

terhadap kinerja keuangan perusahaan yang melakukan merger dan merger dan akuisisi

(Munawir, 2002). Kinerja keuangan perusahaan diukur dengan indikator rasio keuangan,

yaitu :

Tabel 3.1

Definisi Variabel

No Variabel Definisi Pengukuran

1 Net Profit Margin (NPM) Mengukur seberapa

banyak laba bersih

setelah pajak dan bunga

yang dapat dihasilkan

dari penjualan atau

pendapatan.

Net Income

Total Operating

Revenue

2 Return on Investment

(ROI)

Mengukur keuntungan

yang dihasilkan dari

seluruh aktiva yang

dimiliki perusahaan.

Net Profit

Total Asset

3 Return on Equity (ROE)

Mengukur seberapa

besar keuntungan bersih

yang tersedia bagi

pemegang saham.

Total Income

Total Equity

4 Debt to Assets Ratio

(Debt Rasio)

Mengukur kemampuan

pemilik perusahaan

dengan assets yang

dimiliki.

Total Debt

Total Assets

Page 14: Jurnal Fairuz Angger Wibowo C2A607061

14

5 Total Asset Turnover

(TATO)

Mengukur seberapa

efektif aktiva

perusahaan mampu

menghasilkan

pendapatan operasional.

Total Operating

Margin

Total Asset

6 Current Ratio (CR)

Menunjukan seberapa

besar kemampuan

perusahaan melunasi

hutang lancar.

Current Asset

Current Liabilities

7 Earning per Share (EPS)

Menunjukan bagian

laba yang dinikmati

oleh pemegang saham.

Net Income

Number of

Outstanding Stock

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

dokumentasi, yaitu dengan cara mencatat atau mendokumentasikan data yang tercantum pada

Indonesian Capital Market Directory (ICMD) untuk tahun 2004 – 2010 yang dilakukan

dengan mengambil data laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam

ICMD tahun 2004 – 2010.

Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dalam pengumpulan

data sekunder diperlukan adanya pemeriksaan ketelitan. Sumber data Laporan Keuangan dan

harga saham perusahaan sampel berasal dari Database Pojok BEI Fakultas Ekonomi

Universitas Diponegoro. Sumber data lainnya berasal dari sumber bacaan seperti buku-buku,

jurnal, dan data dari internet.

Metode Analisis Data

Analisis rasio keuangan digunakan untuk menganalisis keputusan merger dan merger dan

akuisisi terhadap kondisi keuangan rasio-rasio tersebut dibandingkan dengan rasio sebelum

merger dan merger dan akuisisi. Langkah pertama yang dilakukan adalah menghitung masing-

masing rasio keuangan yang sudah ditetapkan sebagai variabel penelitian. Hasil perhitungan

rasio-rasio ini selanjutnya digunakan sebagai data dalam pengujian statistik.

Page 15: Jurnal Fairuz Angger Wibowo C2A607061

15

Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis ini menggunakan uji statistic non parametric. Berdasarkan

parameternya statistik dibagi menjadi dua, yakni statistik Parametrik dan Non Parametrik,

keduanya berbeda satu dengan yang lain dan memiliki kelebihan dan kekurangan. Statistik

non parametrik adalah bagian dari statistik yang parameter populasinya tidak mengikuti suatu

distribusi tertentu atau memiliki distribusi yang bebas persyaratan dan variannya tidak perlu

homogen. Kemudian menurut payamta (1998) didasarkan kelebihan yang ada dibandingkan

dengan uji t beda dua sampel paired sampel t-test, karena alat uji statistic tersebut akan

memberikan hasil yang tepat untuk dua populasi yang berditribusi kelanjutan, tidak

memerlukan pengujian asumsi normalitas dan lebih konservatif untuk dua populasi yang

berdistribusi diskrit. Uji non parametric yang digunakan adalah:

Wilcoxon Signed Ranks Test

Uji peringkat tanda wilcoxon digunakan untuk mengevaluasi perlakuan (treatment)

tertentu pada dua pengamatan,antara sebelum dan sesudah adanya perlakuan tertentu.

Uji ini menguji hipotesis H1 sampai H9, dengan mengunakan tingkat signifikasi

α=5%, maka jika prob < taraf signifikansi yang telah ditetapkan α=5%, maka variabel

independen tersebut berpengaruh siginifikam terhadap variabel dependen, berarti

terdapat perbedaan yang secara statistik signifikan masing-masing rasio keuangan

antaraa sebelum dan sesudah merger dan merger dan akuisisi. Dengan demikian

langkah-langkah pengujiannya dilakukan sebagai berikut:

1. Merumuskan Hipotesis

2. Menentukan daerah kritis dengan α=5%

3. Menghitung dengan menggunakan software spss

4. Membandingkan antara probabilitas dan taraf siginifikansi yang

telah ditetapkan (5%)

Uji Manova

Uji Manova mempunyai pengertian sebagai suatu teknik statistik yang digunakan

untuk menghitung pengujian signifikansi perbedaan rata-rata secara bersamaan antara

kelompok untuk dua atau lebih variabel tergantung. Teknik ini bermanfaat untuk

menganalisis variabel-variabel tergantung lebih dari dua yang berskala interval atau rasio.

Untuk mengetahui signifikansi perubahan kinerja perusahaan secara simultan dari

semua rasio keuangan anatar sebelum dan sesudah merger dan merger dan akuisisi. Dengan

Page 16: Jurnal Fairuz Angger Wibowo C2A607061

16

menggunakan tingkat sig α=5%, jika prob < taraf signifikansi yang ditetapkan (α=5%) maka

secara simultan variabel independen tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen, berarti terdapat perbedaan yang secara simultan siginifikan antara kinerja

keuangan berdasarkan keseluruhan rasio keuangan sebelum dan setelah merger dan merger

dan akuisisi.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Analisis

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji apakah merger dan merger dan

akuisisi dapat meningkatkan kinerja perusahaan yang melakukan aktivitas merger dan merger

dan akuisisi, dan sejauh mana merger dan merger dan akuisisi tersebut dapat mempengaruhi

kinerja perusahaan. Hasil pengujian dibagi menjadi 2 bagian yaitu pengujian untuk perbedaan

masing-masing variabel pada 1 tahun hingga 3 tahun sesudah merger dan merger dan akuisisi

dengan variabel pada sesudah merger dan akuisisi dan juga menguji perbedaan kinerja

keuangan pada 1 tahun sebelum merger dan akuisisi dengan rata-rata kinerja selama 3 tahun

sesudah merger dan merger dan akuisisi. Karena jumlah data yang sedikit (kurang dari 30)

maka pengujian dilakukan dengan menggunakan statistic non parametric Wilcoxon Rank

Signed Test. Selain itu pengujian juga dilakukan dengan menggunakan uji Manova untuk

menguji efek merger dan akusisi terhadap 7 ukuran kinerja tersebut secara bersama-sama.

Uji Wilcoxon Signed Rank Test

1. Perbedaan kinerja NPM sebelum dan sesudah merger dan akuisisi

Hasil pengujian perbedaan NPM pada sebelum dan sesudah merger dan akuisisi

selama 3 tahun maupun rata-ratanya ditunjukkan sebagai berikut :

Page 17: Jurnal Fairuz Angger Wibowo C2A607061

17

Tabel 4.1

Uji beda NPM sebelum – sesudah merger dan akuisisi

Sebelum Sesudah Negatif

Rank

Positif

Rank

Ties Z sig Ket

akuisisi

T-1 T+1 5 3 1 -0.140 0.889 Tidak berbeda

T-1 T+2 6 2 1 -0.983 0.326 Tidak berbeda

T-1 T+3 6 3 0 -0.952 0.341 Tidak berbeda

T-1 Rata-rata 3 th 5 4 0 -0.415 0.678 Tidak berbeda

Merger

T-1 T+1 5 5 0 -0.614 0.539 Tidak berbeda

T-1 T+2 3 7 0 -1.530 0.129 Tidak berbeda

T-1 T+3 4 6 0 -0.562 0.574 Tidak berbeda

T-1 Rata-rata 3 th 2 8 0 -1.632 0.103 Tidak berbeda

Hasil tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

Berdasarkan hasil pengujian perbedaan NPM pada 1 tahun sebelum dengan 3 tahun

sesudah merger dan akuisisi baik untuk masing-masing periode maupun rata-rata selama 3

tahun menunjukkan bahwa tidak satupun nilai NPM pada periode sesudah merger dan

akuisisi memiliki perbedaan yang signifikan dengan NPM pada periode 1 tahun sebelum

merger dan akuisisi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi dari semua pengujian yang

berada di atas 0,05.

2. Perbedaan kinerja ROI sebelum dan sesudah merger dan akuisisi

Hasil pengujian perbedaan ROI pada sebelum dan sesudah merger dan akuisisi

selama 3 tahun maupun rata-ratanya ditunjukkan sebagai berikut :

Page 18: Jurnal Fairuz Angger Wibowo C2A607061

18

Tabel 4.1

Uji beda ROI sebelum – sesudah merger dan akuisisi

Sebelum Sesudah Negatif

Rank

Positif

Rank

Ties Z Sig Ket

Akuisisi

T-1 T+1 5 4 0 -0.415 0.678 Tidak berbeda

T-1 T+2 6 3 0 -0.415 0.678 Tidak berbeda

T-1 T+3 6 3 0 -1.007 0.314 Tidak berbeda

T-1 Rata-rata 3 th 2 7 0 -0.889 0.374 Tidak berbeda

Merger

T-1 T+1 3 7 0 -1.886 0.059* Berbeda

T-1 T+2 4 6 0 -1.682 0.093* Berbeda

T-1 T+3 4 6 0 -0.764 0.445 Tidak berbeda

T-1 Rata-rata 3 th 2 8 0 -1.784 0.074* Berbeda

Keterangan :

* signifikan pada 10%

Hasil tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

Berdasarkan hasil pengujian perbedaan ROI pada 1 tahun sebelum akuisisi dengan 3

tahun sesudah akuisisi baik untuk masing-masing periode maupun rata-rata selama 3 tahun

menunjukkan bahwa tidak satupun nilai ROI pada periode sesudah akuisisi memiliki

perbedaan yang signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi dari semua

pengujian yang berada di atas 0,05. Tetapi, pada perusahaan yang melakukan merger terdapat

perbedaan yang signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi dari ketiga pengujian

yang berada di bawah 0,10 (10%). Dengan demikian, hal ini menunjukkan bahwa merger

dapat mengubah ROI menjadi lebih baik dalam jangka 1 tahun maupun dalam jangka 3 tahun

sesudah merger.

3. Perbedaan kinerja ROE sebelum dan sesudah merger dan akuisisi

Hasil pengujian perbedaan ROE pada sebelum dan sesudah merger dan akuisisi

selama 3 tahun maupun rata-ratanya ditunjukkan sebagai berikut :

Page 19: Jurnal Fairuz Angger Wibowo C2A607061

19

Tabel 4.3

Uji beda ROE sebelum – sesudah merger dan akuisisi

Sebelum Sesudah Negatif

Rank

Positif

Rank

Ties Z Sig Ket

Akuisisi

T-1 T+1 4 5 0 -0.415 0.678 Tidak berbeda

T-1 T+2 5 4 0 -0.652 0.512 Tidak berbeda

T-1 T+3 4 5 0 -0.178 0.859 Tidak berbeda

T-1 Rata-rata 3 th 5 4 0 -0.178 0.859 Tidak berbeda

Merger

T-1 T+1 3 7 0 -0.968 0.333 Tidak berbeda

T-1 T+2 4 6 0 -0.408 0.683 Tidak berbeda

T-1 T+3 7 3 0 -0.968 0.333 Tidak berbeda

T-1 Rata-rata 3 th 6 4 0 -0.051 0.959 Tidak berbeda

Hasil tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

Berdasarkan hasil pengujian perbedaan ROE pada 1 tahun sebelum merger dan

akuisisi dengan 3 tahun sesudah merger dan akuisisi baik untuk masing-masing periode

maupun rata-rata selama 3 tahun menunjukkan bahwa tidak satupun nilai ROE pada periode

sesudah merger dan akuisisi memiliki perbedaan yang signifikan dengan ROI pada periode 1

tahun sebelum merger dan akuisisi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi dari semua

pengujian yang berada di atas 0,05.

4. Perbedaan kinerja EPS sebelum dan sesudah merger dan akuisisi

Hasil pengujian perbedaan EPS pada sebelum dan sesudah merger dan akuisisi

selama 3 tahun maupun rata-ratanya ditunjukkan sebagai berikut :

Page 20: Jurnal Fairuz Angger Wibowo C2A607061

20

Tabel 4.4

Uji beda EPS sebelum – sesudah merger dan akuisisi

Sebelum Sesudah Negatif

Rank

Positif

Rank

Ties Z Sig Ket

Akuisisi

T-1 T+1 4 5 0 -1.481 0.139 Tidak berbeda

T-1 T+2 4 5 0 -0.533 0.594 Tidak berbeda

T-1 T+3 3 6 0 -0.889 0.374 Tidak berbeda

T-1 Rata-rata 3 th 3 6 0 -1.007 0.314 Tidak berbeda

Merger

T-1 T+1 2 8 0 -1.734 0.083* Berbeda

T-1 T+2 1 9 0 -2.397 0.013** Berbeda

T-1 T+3 1 9 0 -2.191 0.028** Berbeda

T-1 Rata-rata 3 th 1 9 0 -2.191 0.028** Berbeda

Keterangan :

* signifikan pada 10%

** signifikan pada 5%

Hasil tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

Berdasarkan hasil pengujian perbedaan EPS pada 1 tahun sebelum akuisisi dengan 3

tahun sesudah akuisisi baik untuk masing-masing periode maupun rata-rata selama 3 tahun

menunjukkan bahwa tidak satupun nilai EPS pada periode sesudah akuisisi memiliki

perbedaan yang signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi dari semua

pengujian yang berada di atas 0,05. Tetapi, pada perusahaan yang melakukan merger terdapat

perbedaan yang signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi dari ketiga pengujian

yang berada di bawah 0,05 (5%) atau 0,10 (10%). Dengan demikian, hal ini menunjukkan

bahwa merger dapat mengubah EPS menjadi lebih baik dalam jangka 1 tahun maupun dalam

jangka 3 tahun sesudah merger.

5. Perbedaan kinerja TATO sebelum dan sesudah merger dan akuisisi

Hasil pengujian perbedaan TATO pada sebelum dan sesudah merger dan akuisisi

selama 3 tahun maupun rata-ratanya ditunjukkan sebagai berikut :

Page 21: Jurnal Fairuz Angger Wibowo C2A607061

21

Tabel 4.5

Uji beda TATO sebelum – sesudah merger dan akuisisi

Sebelum Sesudah Negatif

Rank

Positif

Rank

Ties Z Sig Ket

Akuisisi

T-1 T+1 3 6 0 -1.186 0.236 Tidak berbeda

T-1 T+2 5 4 0 -0.534 0.594 Tidak berbeda

T-1 T+3 4 5 0 -0.533 0.594 Tidak berbeda

T-1 Rata-rata 3 th 3 6 0 -1.007 0.314 Tidak berbeda

Merger

T-1 T+1 4 5 1 -0.533 0.594 Tidak berbeda

T-1 T+2 6 4 0 -0.663 0.507 Tidak berbeda

T-1 T+3 5 4 1 -0.654 0.513 Tidak berbeda

T-1 Rata-rata 3 th 5 5 0 -0.459 0.646 Tidak berbeda

Hasil tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

Berdasarkan hasil pengujian perbedaan TATO pada 1 tahun sebelum merger dan

akuisisi dengan 3 tahun sesudah merger dan akuisisi baik untuk masing-masing periode

maupun rata-rata selama 3 tahun menunjukkan bahwa tidak satupun nilai TATO pada periode

sesudah merger dan akuisisi memiliki perbedaan yang signifikan dengan TATO pada periode

1 tahun sebelum hingga 3 tahun sesudah merger dan akuisisi. Hal ini ditunjukkan dengan

nilai signifikansi dari semua pengujian yang berada di atas 0,05.

6. Perbedaan kinerja CR sebelum dan sesudah merger dan akuisisi

Hasil pengujian perbedaan CR pada sebelum dan sesudah merger dan akuisisi

selama 3 tahun maupun rata-ratanya ditunjukkan sebagai berikut :

Page 22: Jurnal Fairuz Angger Wibowo C2A607061

22

Tabel 4.6

Uji beda CR sebelum – sesudah merger dan akuisisi

Sebelum Sesudah Negatif

Rank

Positif

Rank

Ties Z Sig Ket

Akuisisi

T-1 T+1 6 3 0 -0.533 0.594 Tidak berbeda

T-1 T+2 5 4 0 -1.126 0.260 Tidak berbeda

T-1 T+3 5 4 0 -1.008 0.314 Tidak berbeda

T-1 Rata-rata 3 th 5 4 0 -0.889 0.374 Tidak berbeda

Merger

T-1 T+1 4 6 0 -1.174 0.240 Tidak berbeda

T-1 T+2 3 7 0 -1.172 0.241 Tidak berbeda

T-1 T+3 2 8 0 -1.376 0.169 Tidak berbeda

T-1 Rata-rata 3 th 3 7 0 -1.580 0.114 Tidak berbeda

Hasil tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

Berdasarkan hasil pengujian perbedaan CR pada 1 tahun sebelum merger dan akuisisi

dengan 3 tahun sesudah merger dan akuisisi baik untuk masing-masing periode maupun rata-

rata selama 3 tahun menunjukkan bahwa tidak satupun nilai CR pada periode sesudah merger

dan akuisisi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi dari semua pengujian yang berada

di atas 0,05.

7. Perbedaan kinerja Debt rasio sebelum dan sesudah merger dan akuisisi

Hasil pengujian perbedaan CR pada sebelum dan sesudah merger dan akuisisi

selama 3 tahun maupun rata-ratanya ditunjukkan sebagai berikut :

Page 23: Jurnal Fairuz Angger Wibowo C2A607061

23

Tabel 4.7

Uji beda CR sebelum – sesudah merger dan akuisisi

Sebelum Sesudah Negatif

Rank

Positif

Rank

Ties Z Sig Ket

Akuisisi

T-1 T+1 4 3 2 -0.254 0.799 Tidak berbeda

T-1 T+2 3 4 2 -0.423 0.672 Tidak berbeda

T-1 T+3 4 3 2 -0.085 0.933 Tidak berbeda

T-1 Rata-rata 3 th 4 4 1 -0.493 0.622 Tidak berbeda

Merger

T-1 T+1 7 2 1 -2.192 0.028** Berbeda

T-1 T+2 8 2 0 -1.989 0.047** Berbeda

T-1 T+3 8 2 0 -1.584 0.113 Tidak berbeda

T-1 Rata-rata 3 th 8 2 0 -1.887 0.059* Berbeda

Keterangan :

* signifikan pada 10%

** signifikan pada 5%

Hasil tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

Berdasarkan hasil pengujian perbedaan Debt rasio pada 1 tahun sebelum akuisisi

dengan 3 tahun sesudah akuisisi baik untuk masing-masing periode maupun rata-rata selama

3 tahun menunjukkan bahwa tidak satupun nilai Debt rasio pada periode sesudah akuisisi

memiliki perbedaan yang signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi dari semua

pengujian yang berada di atas 0,05. Tetapi, pada perusahaan yang melakukan merger terdapat

perbedaan yang signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi dari ketiga pengujian

yang berada di bawah 0,05 (5%) atau 0,10 (10%). Dengan demikian, hal ini menunjukkan

bahwa merger dapat mengubah Debt rasio menjadi lebih baik dalam jangka 1 tahun maupun

dalam jangka 3 tahun sesudah merger.

Uji Manova

Uji manova dilakukan untuk melihat ada tidaknya perbedaan kinerja 7 rasio keuangan

secara bersama-sama pada sebelum merger dan akuisisi dan sesudah merger dan akuisisi.

Pengujian perbedaan kinerja 7 rasio secara bersama diperoleh sebagai berikut :

Page 24: Jurnal Fairuz Angger Wibowo C2A607061

24

Tabel 4.8

Perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi

Sebelum Sesudah F sig Ket

Akuisisi

T-1 T+1 0.954 0.510 Tidak Berbeda

T-1 T+2 0.324 0.926 Tidak Berbeda

T-1 T+3 0.289 0.943 Tidak Berbeda

T-1 Rata-rata 3 th 0.237 0.973 Tidak Berbeda

Merger

T-1 T+1 1.219 0.364 Tidak Berbeda

T-1 T+2 0.676 0.690 Tidak Berbeda

T-1 T+3 0.873 0.554 Tidak Berbeda

T-1 Rata-rata 3 th 1.483 0.200 Tidak Berbeda

Tingkat kinerja 7 rasio keuangan pada sebelum dan sesudah merger dan akuisisi (1 –

3 tahun maupun rata-rata selama 3 tahun) menunjukkan tidak adanya perbedaan yang

signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi yang semuanya berada di atas 0,05.

Dengan demikian secara umum menunjukkan bahwa merger dan akuisisi yang dilakukan

belum dapat meningkatkan kinerja perusahaan yang dimerger dan akuisisi hingga 3 tahun

sesudah merger dan akuisisi.

V. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan analisis statistik, maka

selanjutnya dapat disimpulkan sebaghai berikut :

1. Dari hasil pengujian NPM, ROI, ROE, EPS, TATO, CR dan tidak mengalami perubahan

yang signifikan pada perusahaan yang melakukan aktivitas merger dan akuisisi.

2. Pada Rasio ROI, EPS dan Debt Rasio mengalami perubahan yang signifikan pada

perusahaan yang melakukan aktivitas merger.

3. Secara bersama-sama 7 rasio keuangan tidak memiliki perbedaan yang signifikan pada

sebelum dan sesudah merger dan merger dan akuisisi. Hal ini menunjukkan bahwa secara

Page 25: Jurnal Fairuz Angger Wibowo C2A607061

25

umum merger dan merger dan akuisisi belum dapat menaikkan kinerja perusahaan selama

3 tahun.

5.2. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini terletak pada penggunaan periode waktu selama tiga

tahun saja dan ukuran sampel yang masih relatif sedikit

5.3. Saran

Saran-saran yang diberikan berkaitan dengan hasil penelitian maupun keterbatasan

penelitian adalah sebagai berikut :

1. Saran bagi Akademisi

Dengan ditemukannya hasil penelitian yang menunjukkan bahwa variabel Return On

Invesment (ROI), Earning Per Share (EPS) dan Debt ratio mempunyai pengaruh yang

signifikan pada perusahaan yang melakukan merger, maka hendaknya para akademisi

mempertimbangkan variabel Return On Invesment (ROI), Earning Per Share (EPS)

dan Debt rasio dalam referensi pengambilan keputusan penelitian mengenai

perusahaan yang melakukan merger. Selain itu, dari penelitian ini tidak ditemukan

pengaruh yang signifikan pada perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi.

Namun, hasil ini tetap bermanfaat bagi akademisi sebagai bahan referensi dalam

mempelajari teori mengenai kegiatan merger dan merger dan akuisisi.

2. Saran bagi Penelitian Selanjutnya

a. Periode penelitian sebaiknya diperpanjang, mengingat para investor lebih melihat

prediksi jangka panjang dibanding prediksi jangka waktu yang relatif pendek.

b. Perlunya menambah pada sampel penelitian.

c. Bagi penelitian di masa mendatang hendaknya melakukan pengukuran kinerja

keuangan dengan variabel rasio keuangan yang lain atau metode lain, sehingga

dapat meningkatkan kualitas hasil penelitian

3. Saran bagi perusahaan

Bagi perusahaan yang akan melakukan kegiatan merger dan merger dan akuisisi

sebaiknya melakukan persiapan yang baik sebelum memutuskan untuk melakukan

merger dan merger dan akuisisi. Seperti melihat kondisi perusahaan, baik dari

Page 26: Jurnal Fairuz Angger Wibowo C2A607061

26

manajemen perusahaan maupun financial perusahaan dan juga melihat kondisi

ekonomi nasional apakah dalam keadaan baik atau buruk bagi perusahaan. Karena

berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, bahwa merger dan merger dan

akuisisi tidak menunjukan perbedaan yang signifikan terhadap semua kinerja

keuangan perusahaan. Sehingga pihak manajemen perusahaan harus benar-benar

memperhitungkan apakah dengan melakukan merger dan merger dan akuisisi sesuai

dengan tujuan perusahaan.

4. Saran bagi Investor

Bagi investor sebaiknya lebih berhati-hati dalam menginvestasikan dananya pada

perusahaan yang melakukan merger dan merger dan akuisisi karena kegiatan merger

dan merger dan akuisisi tidak selalu membawa dampak yang baik bagi perusahaan.

Pada penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan

yang signifikan pada rasio NPM, ROI, ROE, EPS. TATO, CR dan Debt Rasio pada

perusahaan yang melakukan aktivitas merger dan akuisisi. Tetapi pada perusahaan

yang melakukan aktivitas merger, pada rasio EPS menunjukkan perbedaan yang

signifikan, sehingga bagi para investor tidak perlu ragu untuk menginvestasikan

sebagian hartanya pada perusahaan yang melakukan merger dan merger dan akuisisi.

Page 27: Jurnal Fairuz Angger Wibowo C2A607061

27

DAFTAR PUSTAKA

David, Fred R. 2009. “Manajemen Strategis”. Jakarta: Salemba Empat.

Dyaksa Widyaputra. 2006. ”Analisis Perbandingan Kinerja Perusahaan & Abnormal Return

Saham Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi”, Tesis Program Pasca Sarjana

Magister Manajemen Universitas Diponegoro (tidak dipublikasikan), Semarang.

Estanol, B., Albert and Seldeslachts Jo, 2004, “Merger Failures”, University Autonoma de

Barcelona, Barcelona, Spanyol.

Foster, G, 1986,”Financial Statement Analysis”, Englewood cliffs, NJ; Practice Hall, Second

Edition.

Ghozali, Imam. 2006. “Statistik Non-Parametrik”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Semarang.

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit

Universitas Diponegoro, Semarang.

Hitt, M. A. 2002. “Merger dan Akuisisi: Panduan Bagi Para Pemegang Saham Untuk Meaih

Laba”, Terjemahan, Cetakan Pertama, Erlangga, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. “Standar Akuntansi Keuangan”. Jakarta: Salemba Empat.

Kuncoro, Mudrajad. 2001. “Metode Kuantitatif, Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan

Ekonomi”, Yogyakarta : UPP AMP YKPN.

Moin, Abdul. 2003. “Merger, Akuisisi dan Divestasi”. Ekonisia, Jilid 1, Yogyakarta.

Munawir. 2001. “Analisis Laporan Keuangan”. Liberty. Yogyakarta.

Nurdin. Djayani. 1996. ”Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi Pada

Perusahaan Go Publik di Indonesia”, Jurnal Siasat Bisnis, Hlm. 54-61, Perpustakaan

Magister Manajemen Universitas Diponegoro, Semarang.

Page 28: Jurnal Fairuz Angger Wibowo C2A607061

28

Prasetio, Januar Eko. 2007. “Dampak Merger dan Akuisisi Terhadap Cash Flow Operasi”,

Jurnal Ekonomi dan Bisnis: Vol.5 No.2, Perpustakaan Ekonomi Universitas

Diponegoro, Semarang.

Payamta & Setiawan, 2004, ”Analisis Pengaruh Merger dan Akuisisi Terhadap Kinerja

Perusahaan Publik di Indonesia”, Jurnal Riset akuntansi Indonesia, Vol.7, No.3.

Perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang.

Payamta & Sholikah, 2001, ”Pengaruh Merger dan Akuisisi Terhadap Kinerja Perusahaan

Perbankan Publik di Indonesia”, Jurnal Bisnis dan Manajemen: Vol. 1 (1), November,

Hlm.17-41. Perpustakaan Magister Manajemen Universitas Diponegoro. Semarang.

Ronnie H. Rusli, 1992, “Konsolidasi atau Akuisisi Yang Terjadi Di Dalam Kelompok Bisnis

Di Indonesia”, Usahawan, No.8 TH XXI Agustus, Jakarta.

Ruddy Koesnadi, 1991, “Unsur-Unsur dalam Merger dan Akuisisi di Indonesia”, Usahawan,

No.3 Maret, Jakarta.

Santoso, Kanto, 1992, “Praktek, Manfaat, Dampak Akuisisi Ditinjau dari Perusahaan Publik

dan Pemegang Saham”. Artikel dalam Makalah Seminar ”Akuisisi dan Dampak

Globalisasi Terhadap Pasar Modal Indonesia”. Jakarta

Sarah & Maksum. 2009. “Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Merger dan

Akuisisi Pada Perusahaan Yang Terdapat di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatra Utara.

Sobirin, Achmad, 2001. Merger dan Akuisisi: Sebuah Perkawinan Paradoksal. Jurnal Siasat

Bisnis, Vol 1, 2001.

Sudarsanam, P.S (terj.) (1999). “The Essence of Mergers and Acquisitions”. Jilid 1. Edisi 1.

Yogyakarta.

Sudarman, Ari. 1992. ”Teori Ekonomi Mikro”. Edisi Ketiga, BPFE. Yogyakarta.

Page 29: Jurnal Fairuz Angger Wibowo C2A607061

29

Sugeng & Sari. 2005. “Analisis Perbedaan Tingkat Return Saham dan Rasio Keuangan

Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi (Studi kasusu pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta)”. Jurnal Akuntansi & Auditing:

Vol. 2. Perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.

Sumarsih. 2005. “Pengaruh Jangka Panjang Merger dan Akusisi Setelah Krisis Moneter

terhadap Pemegang Saham dan Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Ilmiah ASSET: Vol. 7.

Perpustakaan Magister Manajemen Universitas Diponegoro, Semarang.

Widjanarko, Hendro. 2006. “Pengaruh Merger dan Akuisisi terhadap Kinerja Perusahaan

Manufaktur Tahun 1998-2002”. Utilitas: Vol. 14. Perpustakaan Magister Manajemen

Universitas Diponegoro, Semarang.