JURNAL EKONOMI PENGARUH SRATEGI DIVERSIFIKASI DAN …
Transcript of JURNAL EKONOMI PENGARUH SRATEGI DIVERSIFIKASI DAN …
JURNAL EKONOMI Volume 25, Nomor 3 September 2017
138
PENGARUH SRATEGI DIVERSIFIKASI DAN LEVERAGE TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN DIMODERASI OLEH CORPORATE
GOVERNANCE (STUDI PADA PERUSAHAAN KELOMPOK LQ 45
DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013- 2015)
Yenni Elmar, Amries Rusli Tanjung dan Novita Indrawati
Program Studi Magister Akuntansi Pasca Sarjana Universitas Riau
Fakultas Ekonomi Universitas Riau
ABSTRAK
The objectives of this research are to analyze and examine the effect of the
diversification strategy and leverage on the firm value with corporate governance
as a moderating variable. Business diversification is measured using the
Herfindahl Index and leverage measured by using a Debt to Equity Ratio. The
firm's value is measured using Tobin's Q ratio and corporate governance is
measured by the Corporate Governance Score by IICD assessment for research
carried out using the reference ASEAN Corporate Governance Scorcard relevant
to the implementation of MEA in Indonesia. This study uses non-financial
companies group LQ 45 listed in Indonesia Stock Exchange during 2013 to 2015
as a sample. The data analysis technique used is Moderated Regression Analysis
(MRA). The results of this study indicate that the diversification strategy and
leverage a negative effect on the value of the company. However, corporate
governance moderates the relationship between diversification strategy and
corporate value and can suppress the negative effects of diversification so that
diversification becomes positive effect on firm value. While leverage relationships
to firm value can not be moderated by corporate governance.
Kata Kunci : Diversification strategy, leverage, firm value, corporate
governance.
PENDAHULUAN
Perusahaan memiliki tujuan memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham.
Tujuan ini dapat dicapai dengan meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan
tercermin dari harga saham. Nilai perusahaan antara lain dipengaruhi oleh
besarnya tingkat pengembalian (return) yang diharapkan oleh investor baik
berupa dividen maupun capital gains.
JURNAL EKONOMI Volume 25, Nomor 3 September 2017
139
Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan yang sering
dikaitkan dengan harga saham. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator
pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Investasi
memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan
datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai perusahaan.
Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi (Brealey et al.,
2007:46).
Dari analisis harga saham enam bulan sebelum dan setelah diberlakukan
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dapat disimpulkan bahwa MEA
memberikan efek yang tidak sama pada emiten kelompok LQ 45, hal ini
menunjukkan bahwa faktor fundamental atau faktor internal perusahaan lebih
mempengaruhi harga saham, dimana setiap perusahaan memberikan reaksi yang
berbeda setelah penerapan MEA tergantung dari kesiapan perusahaan dalam
menghadapi kendala yang dihadapi dalam kompetisi perdagangan bebas ini.
Salah satu kendala yang akan dihadapi setelah pemberlakuan MEA adalah skala
usaha. Skala usaha yang lebih besar akan dapat membentuk kekuatan yang
bersinergi dalam menghadapi kendala yang dihadapi. Pendapat ini didukung oleh
Market Power Theory yang memandang bahwa perusahaan membangun
keunggulannya melalui kekuatan pasar. Strategi diversifikasi menjadi respon
perusahaan atas berbagai kesempatan yang ditawarkan oleh pasar melalui segmen,
produk dan teknologi yang dimilikinya (Galvan et al., 2014).
Berbagai penelitian telah meneliti dampak implementasi strategi diversifikasi
terhadap kinerja dan nilai perusahaan. Beberapa penelitian (Setiawan, 2015;
Galvan et al., 2014; Yuliani et al., 2012; Bohl dan Pal, 2006; Villalonga, 2004)
melihat bahwa strategi diversifikasi yang diterapkan perusahaan meningkatkan
kinerja dan nilai perusahaan. Semakin besar perusahaan maka semakin tinggi
diversifikasi, karena penambahan lini usaha (diversifikasi) memberikan manfaat
bagi manajer (Pandya and Rao, 1998). Namun demikian, terdapat pula beberapa
penelitian (Maramis, 2008; Harto, 2005; Berger dan Ofek,1995) yang melihat
bahwa strategi diversifikasi tidak berpengaruh bahkan menurunkan nilai
perusahaan sehingga memberikan efek diskon terhadap kinerja dan nilai
perusahaan. Sedangkan dalam beberapa penelitian lainnya (Wisnuwardana dan
Dianty, 2015; Galvan at al, 2014; Christiningrum, 2014) melihat bahwa strategi
diversifikasi meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan sampai mencapai titik
optimal tertentu dan penambahan jumlah segmen usaha setelah mencapai titik
optimal tertentu akan menimbulkan efek diskon pada nilai perusahaan.
JURNAL EKONOMI Volume 25, Nomor 3 September 2017
140
Untuk membiayai investasi dan operasionalisasi perusahaan, dibutuhkan sumber
dana. Pada dasarnya ada tiga sumber dana utama yaitu laba yang ditahan, utang
dan saham. Penggunaan utang (leverage) berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan (Altan dan Arkan, 2011; Maramis, 2008; Harto, 2005). Semakin tinggi
leverage maka semakin tinggi utang sehingga semakin tinggi nilai perusahaan
karena pembiayaan dengan utang akan diperhitungkan dengan sebaik-baiknya. Itu
berarti perusahaan akan menggunakan utang secara efektif dan efisien.
Adanya hasil yang tidak konsisten dari penelitian-penelitian sebelumnya
mengenai pengaruh strategi diversifikasi dan leverage terhadap nilai perusahaan
menyebabkan isu ini masih menjadi topik yang penting untuk diteliti. Peneliti
menambahkan Corporate Governance menjadi variabel moderasi untuk melihat
apakah dengan adanya implementasi good corporate governance dapat
memoderasi hubungan tersebut.
Nilai Perusahaan
Harga saham mencerminkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan juga dipengaruhi
oleh besarnya tingkat pengembalian (return) yang diharapkan oleh investor baik
berupa dividen maupun capital gains. Dalam penelitian ini kita akan melihat nilai
perusahaan sebagai persepsi investor terhadap nilai keberhasilan perusahaan
terkait dengan harga sahamnya. Harga saham yang tinggi membuat nilai
perusahaan juga tinggi, meningkatkan kepercayaan pasar tidak hanya terhadap
kinerja perusahaan tetapi juga terhadap prospek perusahaan di masa depan.
Parameter yang digunakan untuk nilai perusahaan adalah Tobin’s Q ratio.
Strategi Diversifikasi
Diversifikasi merupakan pilihan strategis yang digunakan oleh banyak manajer
untuk meningkatkan kinerja perusahaan (Pandya dan Rao, 1998). Diversifikasi
merupakan salah satu strategi yang dipergunakan perusahaan untuk bersaing.
Bentuk dari implementasi strategi ini adalah munculnya perusahaan-perusahaan
multi segmen. Diversifikasi dengan lini bisnis perusahaan yang sejalan dengan
bisnis inti disebut related business dan lini bisnis yang jauh berbeda dari bisnis
inti perusahaan disebut unrelated business (Mohindru et al., 2007) dalam
Wisnuwadhana dan Diyanty (2015). Berbagai penelitian (Williamson dan
Markides, 1994; Harto, 2005) meneliti alasan mengapa suatu perusahaan
melakukan diversifikasi. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat tiga alasan
mengapa suatu perusahaan melakukan diversifikasi. Alasan pertama dilihat dari
pandangan kekuatan pasar (market power theory) menyatakan bahwa strategi
diversifikasi dapat meningkatkan pangsa pasar dan mengurangi kompetisi,
sehingga berdampak positif terhadap kinerja perusahaan.
JURNAL EKONOMI Volume 25, Nomor 3 September 2017
141
Alasan kedua dilihat dari pandangan sumber daya (resource based view) yang
menyatakan bahwa diversifikasi dilakukan karena adanya kelebihan sumber daya
yang ingin dimanfaatkan. Alasan ketiga dilihat dari pandangan keagenan (agency
view) yang melihat bahwa diversifikasi merupakan salah satu alat yang dapat
dipergunakan untuk meningkatkan laba. Sesuai dengan PSAK No. 05 (Revisi
2015), perusahaan yang memiliki berbagai segmen usaha dan geografis wajib
melakukan pengungkapan jika masing-masing segmen memenuhi kriteria
persyaratan penjualan, aktiva dan laba usaha yang memenuhi syarat tertentu.
Temuan penelitian-penelitian terdahulu belum menunjukkan hasil yang konsisten
mengenai hubungan diversifikasi terhadap nilai perusahaan. Penelitian (Yuliani et
al., 2012; Bohl dan Pal, 2006; Villalonga, 2004) melihat bahwa strategi
diversifikasi yang diterapkan perusahaan meningkatkan nilai perusahaan. Hasil
penelitian lainnya menyatakan bahwa strategi diversifikasi berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan sampai titik tertentu dan setelahnya akan menimbulkan
efek diskon (Galvan et al, 2014). Sebaliknya penelitian lainnya menemukan
bahwa strategi diversifikasi berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan
(Suherman et al., 2012; Harto, 2005). Penelitian lainnya menyatakan, semakin
besar perusahaan maka semakin tinggi diversifikasi, karena penambahan lini
usaha (diversifikasi) memberikan manfaat bagi manajer (Pandya and Rao, 1998).
Dalam penelitian ini kita akan mengukur diversifikasi dengan menggunakan
Indeks Herfindal. Semakin indeks mendekati ke angka satu, maka penjualan
perusahaan akan terkonsentrasi pada segmen tertentu. Berdasarkan uraian
tersebut, maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah :
H1 : Strategi diversifikasi usaha berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Leverage
Perusahaan membutuhkan modal dalam bentuk utang atau ekuitas untuk
pertumbuhannya. Keputusan pendanaan yang dilakukan perusahaan untuk
menggunakan utang (leverage) dalam membiayai investasi diharapkan dapat
meningkatkan nilai perusahaan, sehingga dapat memberikan kemakmuran pada
pemegang sahamnya (Brigham dan Houston, 2011:153).
Berdasarkan packing order theory perusahaan lebih menyukai pendanaan internal
daripada pendanaan eksternal. Sedangkan trade-off theory menyatakan bahwa
struktur modal yang optimal adalah keseimbangan antara penghematan pajak dan
biaya utang, karena biaya dan manfaat dari utang akan saling membatalkan. Utang
yang optimal diperoleh ketika bunga pajak perisai mencapai batas biaya kesulitan
keuangan. Kita mungkin mengharapkan perusahaan untuk mencapai nilai
optimum pada kondisi utang yang optimal.
JURNAL EKONOMI Volume 25, Nomor 3 September 2017
142
Ketika nilai utang melebihi biaya kesulitan keuangan yang optimal atau
melebihinya, utang akan berdampak negatif terhadap nilai perusahaan
(Hermuningsih, 2013). Berdasarkan teori struktur modal, jika struktur modal
melebihi optimal, maka setiap tambahan utang akan mengurangi nilai perusahaan.
Keputusan struktur modal tergantung pada manajemen perusahaan, dan proporsi
pembiayaan utang mewakili leverage perusahaan. Struktur permodalan harus
menjadi kunci untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kinerja perusahaan.
Hasil penelitian (Bernadi dan Muid, 2014; Altan dan Arkan, 2011; Maramis,
2008; Harto, 2005) menyimpulkan leverage berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Semakin tinggi leverage maka semakin tinggi utang sehingga
semakin tinggi nilai perusahaan karena pembiayaan dengan utang akan
diperhitungkan dengan sebaik-baiknya. Itu berarti perusahaan akan menggunakan
utang secara efisien. Dalam penelitian ini untuk mengukur Leverage perusahaan
digunakan Debt to Equity Ratio (DER) yang menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dengan menggunakan modal yang
ada. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian
ini adalah : H2 : Leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Corporate Governance
Perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya akan dipengaruhi oleh suatu
kerangka tata kelola (corporate governance framework). Kerangka tersebut dalam
bentuk hukum dan regulasi, anggaran dasar, kode etik, perjanjian-perjanjian yang
dibuat dengan kreditur, karyawan, konsumen, dan lain sebagainya. Agar
perusahaan mempunyai kelangsungan jangka panjang, shareholders dan
stakeholders perlu mempertimbangkan tata kelola yang baik (good corporate
governance) (Indra Surya dan Ivan Yustiavandana, 2006:7).
Teori Keagenan menjelaskan pola hubungan antara pemilik perusahaan dengan
manajer perusahaan (Jensen dan Meckling, 1976). Penerapan mekanisme tata
kelola perusahaan yang baik, akan membatasi kecenderungan diversifikasi
berlebihan oleh manajemen dan meminimalisasi agency cost atas direksi dan
manajemen. Pendapat ini didukung oleh penelitian Sunarwijaya (2011) yang
menyimpulkan bahwa corporate governance merupakan variabel pemoderasi
positif antara kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Di dunia internasional,
penerapan good corporate governance sudah merupakan suatu syarat utama
dalam perjanjian pemberian kredit. Seringkali perusahaan yang telah
mengimplementasikan prinsip-prinsip good corporate governance mempunyai
kemungkinan besar untuk memperoleh bantuan kredit bagi usahanya
(Sulistiyowati et al., 2010).
JURNAL EKONOMI Volume 25, Nomor 3 September 2017
143
Dalam penelitian ini akan memakai Skor Corporate Governance berdasarkan
penilaian IICD karena riset yang dilakukan menggunakan acuan ASEAN
Corporate Governance Scorcard yang relevan dengan pemberlakuan MEA di
Indonesia, dengan memberikan skor 1 sampai 6 untuk masing-masing perusahaan
yang masuk dalam sampel penelitian. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis
yang akan diuji dalam penelitian ini adalah :
H3 : Strategi diversifikasi berpengaruh terhadap nilai dimoderasi oleh
corporate governance.
METODE PENELITIAN
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan tercatat dalam kelompok Indeks LQ
45 periode Agustus 2015 - Januari 2016 yang diterbitkan pada Pebruari 2016.
Periode penelitian adalah tahun 2013 sampai 2015, digunakan agar penelitian ini
dapat melihat perkembangan masing-masing perusahaan selama tahun amatan.
Pemilihan sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan
Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan berdasarkan
kriteria. Kriteria yang dipakai adalah perusahaan non keuangan yang termasuk
dalam kelompok Indeks LQ 45 periode Agustus 2015 - Januari 2016 dan
dilaporkan pada Pebruari 2016 di Bursa Efek Indonesia, mempublikasikan laporan
keuangan lengkap, serta memberikan informasi tentang diversifikasi usaha berupa
laporan segmen dan tidak pernah memiliki ekuitas negatif selama periode
penelitian.
JURNAL EKONOMI Volume 25, Nomor 3 September 2017
144
Pengukuran Variabel
Tabel 3.1 : Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Defenisi Definisi Operasional
Pengukuran Penilaian Skala
Nilai Perusahaan
Merupakan harga yang
dianggap layak sehingga
investor bersedia untuk
membayarnya.
Tobin’s Q Rasio
TA
DEMVQ
)(
Nilai perusahaan yang tinggi akan lebih
diminati para investor
Rasio
Diversifikasi Usaha
Merupakan tingkat
pengembangan yang dilakukan perusahaan melalui jumlah
perusahaan yang dikelola
maupun tingkat segmen usaha yang dimiliki, minimal dua
segmen usaha
Indeks Herfindahl
H=
Semakin indeks
herfindahl mendekati
angka satu, maka penjualan perusahaan
akan terkonsentrasi
pada segmen tertentu
Rasio
Leverage
Merupakan kemampuan
perusahaan untuk menggunakan aktiva atau dana
yang mempunyai beban tetap
untuk memperbesar tingkat penghasilan bagi pemilik
perusahaan
Debt to Equity Rasio
asTotalEkuit
ibanTotalKewajDER
DER yang tinggi
menunjukkan pinjaman
tersebut memiliki resiko tidak terbayar
oleh perusahaan.
Rasio
Corporate
Governance
Merupakan tata kelola
perusahaan yang mengacu
pada prinsip-prinsip CG yang
dikembangkan oleh
Organization fo Economic Corporation and Development
(OECD)
Top 50 emiten dengan
Skor Corporate Governance tertinggi
berdasarkan penilaian
IICD Tahun 2013-2015
Top 1 - 10 = 1
Top 11 - 20 = 2
Top 21 - 30 = 3
Top 31 - 40 = 4 Top 41 - 50 = 5
Selain Top 50 = 6
Interval
Dalam penelitian ini uji hipotesis menggunakan alat uji analisis regresi berganda
dengan metode Moderating Regression Analysis (MRA). MRA menggunakan uji
interaksi yang merupakan aplikasi khusus regresi berganda linier dimana dalam
persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih
variabel independen) (Ghozali, 2005:150).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil uji normalitas data awal terdapat 3 data outlier yang dibuang, sehingga dari
114 jumlah data perusahaan yang dijadikan sampel berdasarkan purposive
sampling yang terdiri dari 38 perusahaan dalam rentang waktu 3 tahun (2013 -
2015), menjadi 111 data perusahaan yang terdiri dari 37 perusahaan yang akan
dianalisis lebih lanjut. Dari tabel 4.1 di bawah ini dapat dilihat karakteristik
perusahaan sampel yang akan dianalisislebih lanjut dan dapat disimpulkan bahwa
sebanyak 81% perusahaan merupakan perusahaan multi segmen.
JURNAL EKONOMI Volume 25, Nomor 3 September 2017
145
Rata-rata nilai perusahaan pada segmen tunggal lebih baik dari pada perusahaan
multi segmen. Sedangkan rata-rata leverage, pada perusahaan multi segmen lebih
tinggi dari pada perusahaan segmen tunggal. Kenaikan leverage pada perusahaan
multi segmen sebanding dengan kenaikan nilai perusahaan, sedangkan pada
segmen tunggal kenaikan leverage tidak selalu dibarengi oleh kenaikan nilai
perusahaan.
Tabel 4.1 : Karakteristik Perusahaan Sampel
Dari seluruh sampel 56,8% perusahaan sudah menerapkan good corporate
governance dan masuk dalam top 50 emiten dengan corporate governance terbaik
hasil penilaian IICD. Implemetasi good corporate governance pada perusahaan
multi segmen lebih baik, yaitu sebesar 57,8% sedangkan perusahaan segmen
tunggal sebesar 38,1%. Dilihat dari rata-rata skor perusahaan multi segmen lebih
baik dengan nilai skor 4,46 sementara perusahaan segmen tunggal 5, sementara
itu nilai perusahaan multi segmen lebih rendah dari perusahaan segmen tunggal
Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan penerapan corporate governance
perusahaan kelompok LQ 45 belum bagus. Sehingga implementasi good
corporate governance belum efektif mempengaruhi kenaikan nilai perusahaan,
karena perusahaan segmen tunggal yang menerapkan corporate governance lebih
buruk memiliki nilai perusahaan lebih baik daripada perusahaan multi segmen.
Strategi Diversifikasi Usaha dan Leverage Berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
Pengujian hipotesis ditujukan untuk menguji pengaruh hubungan stategi
diversifikasi usaha dan leverage tehadap nilai perusahaan dengan melihat
hubungan antara rasio indeks hefindahl dan debt to equity ratio (DER) terhadap
rasio tobin’s q selama 3 tahun.
N
Mean Diversifikasi Mean Leverage Mean
CG
Mean Nilai
Perusahaan
2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 201
5
Segmen Tunggal 7 1 1 1 0,72 0,99 1,13 5 3,56 4,27 3,34
Multi Segmen 30 0,63 0,63 0,62 1,48 1,60 1,53 4,46 2,08 2,20 1,74
Total 37 0,70 0,70 0,69 1,34 1,49 1,45 4,56 2,72 2,99 2,48
JURNAL EKONOMI Volume 25, Nomor 3 September 2017
146
Tabel 4.2 : Hasil Regresi Model Pertama
Y₁ it = a1 +β1 X1it+ β2 X2it + €1
H1. Strategi diversifikasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan
H2. Leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan
Variabel Independent Koefisien t-hitung Signifikansi
Konstanta 0,378 2,702 0,008
Diversifikasi Usaha/DIV
(X₁ )
0,399 2,119 0,036
Leverage/LEV (X₂ ) -0,192 -3,509 0,001
Observasi 111
R 0,372a
R-Square 0,139
Adjusted R-square 0,123
F-statistic 8,686
Sig F 0,000a
Sumber : Data Olahan SPSS
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, maka formulasi untuk analisis linear berganda pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
FV₁ = 0,378 + 0,399 DIV - 0,192 LEV + €
Hasil uji analisis hipotesis untuk model petama menunjukkan besarnya adjusted
R² sebesar 0,123 hal ini berarti 12,3 % variasi nilai perusahaan dapat dijelaskan
oleh variasi variabel independen diversifikasi usaha dan leverage. Sedangkan
sisanya 87,7% dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model.
Dari dua variabel independen, variabel diversifikasi usaha dan leverage
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Variabel diversifikasi usaha memberikan
nilai koefisien parameter 0,399 dengan tingkat signifikansi 0,036. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel diversifikasi usaha yang diproksikan dengan indeks
herfindahl berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa semakin kecil indeks herfindahl akan semakin
kecil rasio tobin’s q. Karena indeks herfindahl untuk perusahaan dengan segmen
tunggal adalah 1, maka perusahaan dengan indeks herfindahl yang mendekati
angka 1 menunjukkan semakin terfokus segmen usahanya. Artinya semakin
terdiversifikasi perusahaan akan semakin kecil nilai perusahaan.
JURNAL EKONOMI Volume 25, Nomor 3 September 2017
147
Hasil penelitian ini mendukung temuan Suherman et al., (2012) dan Harto (2005)
yang mengemukakan bahwa strategi diversifikasi berpengaruh negatif terhadap
kinerja dan nilai perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari hubungan positif antara
indeks herfindahl dan tobin’s q, dimana semakin semakin tinggi indeks herfindahl
(segmen tunggal) semakin tinggi nilai tobin’s q (nilai perusahaan). Penelitian
lainnya juga sependapat menyatakan bahwa, semakin banyak segmen bisnis
(semakin tinggi diversifikasi) maka semakin rendah nilai perusahaan, karena
semakin tinggi diversifikasi maka semakin tinggi ketidak efisienan subsidi silang
antar segmen (Maramis, 2008; Campa dan Kedia, 2002). Semakin banyak lini
bisnis maka semakin sulit untuk melakukan kontrol atas persaingan, pertumbuhan,
dan strategi tingkat produk yang berbeda-beda (Berger dan Ofek,1995).
Hasil penelitian ini tidak mendukung Market Power Theory yang menyatakan
bahwa perusahaan dapat membangun keunggulan melalui kekuatan pasar yaitu
dengan memenangkan persaingan di industri sebagai efek positif dari strategi
multi segmen. Oleh karena itu dibutuhkan strategi diversifikasi yang bersinergi
dan ekonomis. Dalam penelitian ini, diversifikasi usaha dapat menyebabkan
kesulitan dalam pengontrolan. Oleh karena itu, diversifikasi yang tinggi akan
menyebabkan biaya marjinal yang lebih besar, sehingga diversifikasi tinggi
menyebabkan penurunan nilai perusahaan.
Leverage memberikan nilai koefisien parameter -0,192 dengan tingkat
signifikansi 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa variabel leverage yang
diproksikan dengan DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin besar nilai DER,
maka semakin kecil nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Altan dan Arkan (2011) bahwa
peningkatan pemakain utang akan berpengaruh positif pada nilai perusahaan.
Sebaliknya penelitian ini mendukung penelitian Harto (2005) yang menyatakan
bahwa, secara umum dapat dikatakan bahwa peningkatan leverage pada batas
tertentu dapat meningkatkan kinerja, sepanjang penggunaan leverage dilakukan
secara fokus untuk membiayai proyek yang menjadi kopetensi perusahaan dalam
rangka mendapatkan laba. Sehingga penggunaan utang yang berlebihan akan
berpengaruh negatif pada nilai perusahaan. Selain itu juga mendukung penelitian
(Hermuningsih, 2013) yang mendukung Teori Trade-off, yaitu struktur modal
yang optimal adalah keseimbangan antara penghematan pajak dan biaya utang,
karena biaya dan manfaat dari utang akan saling membatalkan. Utang yang
optimal diperoleh ketika bunga pajak perisai mencapai batas biaya kesulitan
keuangan. Ketika nilai utang melebihi biaya kesulitan keuangan yang optimal,
utang akan berdampak negatif terhadap nilai perusahaan.
JURNAL EKONOMI Volume 25, Nomor 3 September 2017
148
Hasil penelitian ini juga mendukung Teori Statis Struktur Modal yang
menyatakan bahwa, jika struktur modal melebihi optimal maka setiap tambahan
utang akan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Hal ini dapat dilihat
dari penambahan rasio leverage pada perusahaan segmen tunggal yang tidak
selalu dibarengi dengan kenaikan nilai perusahaan, sehingga dapat disimpulkan
bahwa penggunaaan utang pada perusahaan segmen tunggal tidak optimal.
Pengaruh Diversifikasi Usaha Terhadap Nilai Perusahaan Dimoderasi oleh
Corporate Governance
Pengujian hipotesis ditujukan untuk menguji pengaruh hubungan stategi
diversifikasi usaha tehadap nilai perusahaan yang dimoderasi oleh corporate
govenance, yaitu dengan melihat hubungan antara rasio indeks hefindahl dan skor
corporate governance penilaian IICD yang dimoderasi dengan hasil interaksi
antara rasio indeks hefindahl dan skor corporate governance penilaian IICD
terhadap rasio tobin’s q selama 3 tahun. Berdasarkan Tabel 4.3 di bawah ini, maka
formulasi untuk analisis linear berganda pada penelitian model kedua ini adalah
sebagai berikut :
FV₂ = 1,186 - 0,879DIV - 0,184CG + 0,289MOD DIV*CG + €
Tabel 4.3 : Hasil Regresi Model Kedua
Y₂ it = a2 + β1 X1it +β₃ Z+ β₅ X1it *Z + €2
H3. Strategi diversifikasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan dimoderasi
oleh corporate governance.
Variabel Independent Koefisien t-hitung Signifikansi
Konstanta 1,186 3,004 0,003
Diversifikasi Usaha/DIV
(X₁ )
-0,879 -1,575 0,118
Coporate Governance/CG (Z) -0,184 -2,144 0,034
Moderat DIV*CG (X₁ *Z) 0,289 2,466 0,015
Observasi 111
R 0,306a
R-Square 0,094
Adjusted R-square 0,068
F-statistic 3,680
Sig F 0,014a
Sumber : Data Olahan SPSS
JURNAL EKONOMI Volume 25, Nomor 3 September 2017
149
Hasil uji analisis hipotesis untuk model 2 menunjukkan besarnya adjusted R²
sebesar 0,068, hal ini berarti 6,8% variasi nilai perusahaan dapat dijelaskan oleh
variasi variabel independen diversifikasi usaha, corporate governance, dan
moderasi variabel diversifikasi usaha dengan corporate governance. Sedangkan
sisanya 93,2% dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model.
Dari ketiga variabel independen yang dimasukkan dalam regresi, variabel
diversifikasi usaha tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan,
sedangkan variabel corporate governance dan variabel moderasi hasil interaksi
diversifikasi usaha dan corporate governance berpengaruh signifikan. Variabel
diversifikasi usaha memberikan nilai koefisien parameter -0,879 dengan tingkat
signifikansi 0,118, artinya semakin tinggi indeks herfindahl maka rasio tobin’s q
semakin rendah atau berarti bahwa semakin terdiversifikasi perusahaan akan
meningkatkan nilai perusahaan tapi tidak signifikan. Variabel corporate
governance memberikan nilai koefisien parameter -0,184 dengan tingkat
signifikansi 0,034, artinya semakin kecil skor corporate governance semakin
tinggi nilai perusahaan atau berarti semakin baik penerapan corporate governance
di perusahaan semakin tinggi nilai perusahaan. Varibel moderasi yang merupakan
interaksi antara diversifikasi usaha dan corporate governance signifikan dengan
nilai koefisien parameter 0,289 dengan tingkat signifikansi 0,015. Jadi dapat
disimpulkan bahwa varibel corporate governance adalah variabel moderating
untuk model hipotesis di atas. Berati bahwa perusahaan yang memiliki corporate
governance yang baik dapat membuat diversifikasi usaha yang dijalankan berjalan
lebih efektif dan efisien, sehingga meningkatkan nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Wisnuwardhana dan Diyanti
(2015), yaitu dengan adanya good corporate governance dapat menekan efek
negatif dari diversifikasi usaha. Dengan pengawasan yang efektif dari tata kelola
perusahaan (good corporate governance), melalui pengawasan komite audit dan
komisaris independen, dapat menekan pengaruh negatif dari penambahan jumlah
segmen yang bersifat oportunistik, membatasi kecendrungan diversifikasi
berlebihan oleh manajemen perusahaan dan meminimalkan agency cost.
Dengan adanya good corporate governance dalam perusahaan akan mendukung
Market Power Theory. Perusahaan dapat mengembangkan strategi diversifikasi
usaha untuk memenangkan persaingan industri dengan meningkatkan kekuatan
pasar dan memfasilitasi pelaksanaan praktek subsidi silang antar sumber daya
bisnis. Oleh karena itu dibutuhkan strategi diversifikasi yang bersinergi dan
ekonomis.
JURNAL EKONOMI Volume 25, Nomor 3 September 2017
150
Dengan mekanisme good corporate governance masing-masing unit bisnis dapat
membentuk hubungan yang bersinergi dengan baik sehingga tercipta efisiensi dan
efektifitas kerja yang dapat mengurangi agency cost dan pada akhirnya
menghasilkan kinerja yang semakin baik dan meningkatkan nilai perusahaan.
Pengaruh Leverage Terhadap Nilai Perusahaan Dimoderasi oleh Corporate
Governance
Pengujian hipotesis ditujukan untuk menguji pengaruh hubungan leverage yang
dimoderasi oleh corporate govenance tehadap nilai perusahaan, dengan melihat
hubungan antara debt to equity rasio dan skor corporate governance penilaian
IICD yang dimoderasi dengan hasil interaksi antara debt to equity rasio dan skor
corporate governance penilaian IICD terhadap rasio tobin’s q selama 3 tahun.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang dihasilkan uji hipotesis penelitian model
ketiga pada Tabel 4.4 di bawah, maka formulasi untuk analisis linear berganda
adalah sebagai berikut :
FV₃ = 0,523 - 0,016LEV + 0,030CG - 0,039MOD LEV*CG + €
Tabel 4.4 : Hasil Regresi Model Penelitian Ketiga
Y₃ it = a₃ + β₂ X₂ it +β₄ Z+ β₆ X1it *Z + €₃
H4. Leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan dimoderasi oleh
corporate governance.
Variabel Independent Koefisien t-hitung Signifikansi
Konstanta 0,523 3,609 0,000
Leverage/LEV (X₂ ) -0,016 -0,087 0,931
Coporate Governance/CG (Z) 0,030 1,009 0,315
Moderat LEV*CG (X₂ *Z) -0,039 -1,047 0,298
Observasi 111
R 0,346a
R-Square 0,120
Adjusted R-square 0,095
F-statistic 4,852
Sig F 0,003a
Sumber : Data Olahan SPSS
JURNAL EKONOMI Volume 25, Nomor 3 September 2017
151
Hasil uji analisis hipotesis untuk model ketiga menunjukkan besarnya adjusted R²
sebesar 0,095, hal ini berarti 9,5% variasi nilai perusahaan dapat dijelaskan oleh
variasi variabel independen diversifikasi usaha, corporate governance, moderasi
variabel diversifikasi usaha dan corporate governance, dan moderasi variabel
leverage dan corporate governance. Sedangkan sisanya 90,5% dijelaskan oleh
sebab-sebab lain diluar model.
Dari ketiga variabel independen berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan. Variabel leverage memberikan nilai koefisien parameter -0,016
dengan tingkat signifikansi 0,931 dan variabel corporate governance memberikan
nilai koefisien parameter 0,030 dengan tingkat signifikansi 0,315. Varibel
moderasi yang merupakan interaksi antara leverage dan corporate governance
juga tidak signifikan dengan nilai koefisien parameter -0,039 dengan tingkat
signifikansi 0,298. Jadi dapat disimpulkan bahwa varibel corporate governance
bukan variabel moderating untuk model hipotesis 4.
Good corporate governance (GCG) merupakan sistem yang mengatur dan
mengendalikan perusahaan guna menciptakan nilai tambah (value added) untuk
semua stakeholder. Karena peningkatan utang akan meningkatkan resiko
kebangkrutan, maka pengawasan penggunaan utang melalui corporate
governance diperketat untuk mengurangi konsumsi utang yang berlebihan oleh
pihak manajemen. Dari sampel perusahaan kelompok LQ 45 yang diambil terlihat
bahwa 43,2% perusahaan belum menerapkan good corporate governance. Dari
tabel 4.1 dapat dilihat bahwa perusahaan segmen tunggal memiliki skor rata-rata 5
dan perusahaan multi segmen memiliki rata-rata 4,46. Hal ini menunjukkan
bahwa perusahaan multi segmen menerapkan corporate governance lebih baik
daripada perusahaan segmen tunggal. Secara keseluruhan penerapan GCG di
Indonesia masih rendah. Oleh sebab itu GCG belum bisa memoderasi hubungan
antara leverage dan nilai perusahaan serta belum dapat memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap nilai perusahaan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis beberapa faktor internal yang mempengaruhi nilai
perusahaan dengan pembahasan yang telah dijelaskan di bab-bab sebelumnya,
maka kesimpulan dari penelitian ini adalah :
1. Hasil penelitian pada emiten kelompok LQ 45 menunjukkan bahwa
diversifikasi usaha yang diproksikan dengan indeks herfindahl mempunyai
koefisien positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan yang diproksikan
dengan rasio tobin’s q, artinya semakin tinggi indeks herfindahl akan semakin
tinggi rasio tobin’s q.
JURNAL EKONOMI Volume 25, Nomor 3 September 2017
152
Karena indeks herfindahl untuk perusahaan dengan segmen tunggal adalah 1,
maka perusahaan dengan indeks herfindahl yang mendekati angka 1
menunjukkan semakin terfokus segmen usahanya dan semakin tinggi nilai
perusahaan, sebaliknya semakin terdiversifikasi perusahaan akan semakin kecil
nilai perusahaan. Oleh karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa diversifikasi
usaha berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Jika dilihat dari
karakteristik perusahaan yang diteliti, kelompok perusahaan LQ 45 sebesar
81% perusahaan merupakan perusahaan multi segmen dengan rata-rata indeks
herfindahl 0,63. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok perusahaan LQ 45
cukup terdiversifikasi. Dari hasil analisis disimpulkan bahwa strategi
diversifikasi pada kelompok perusahaan LQ 45 belum bersinergi dengan baik
sehingga belum optimal dalam pengelolaan dan pengontrolannya. Hal ini
antara lain disebabkan oleh diversifikasi usaha dapat menyebabkan kesulitan
dalam pengontrolan dan dapat meningkatkan biaya operasional perusahaan,
karena semakin banyak segmen usaha atau semakin tinggi diversifikasi akan
semakin tinggi ketidakefisienan subsidi silang antar segmen. Semakin banyak
lini usaha maka semakin sulit untuk melakukan kontrol atas persaingan,
pertumbuhan, dan strategi tingkat produk yang berbeda-beda sehingga
menyebabkan biaya operasional yang lebih besar jika sistem yang ada belum
efektif dan efisien dalam pengelolaan dan pengontrolan unit-unit usaha. Oleh
karena itu strategi diversifikasi mengakibatkan penurunan nilai perusahaan.
2. Hasil penelitian pada emiten kelompok LQ 45 menunjukkan bahwa leverage
yang diproksikan dengan debt to equity ratio berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan yang diproksikan dengan rasio tobin’s q,
artinya leverage berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Hal ini juga
dapat dilihat dari karakteristik perusahaan, rata-rata nilai perusahaan multi
segmen lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata nilai perusahaan segmen
tunggal, sedangkan rata-rata leverage perusahaan multi segmen lebih tinggi
dari pada perusahaan segmen tunggal. Dalam melakukan pengembangan dan
diversifikasi usaha dibutuhkan modal kerja lebih banyak dengan tujuan
meningkatkan nilai perusahaan, dapat dilihat dari kenaikan leverage pada
perusahaan multi segmen sebanding dengan kenaikan nilai perusahaan dan
sebaliknya pada perusahaan segmen tunggal, namun jika struktur modal
melebihi optimal atau biaya dari utang melebihi manfaat utang, akibatnya
setiap tambahan utang akan mengurangi nilai perusahaan. Sehingga dapat
disimpulan bahwa peningkatan leverage pada batas tertentu dapat
meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan, sepanjang penggunaanya dilakukan
secara optimal dan fokus untuk membiayai proyek yang menjadi kopetensi
perusahaan dalam rangka mendapatkan laba, sedangkan jika penggunaan utang
yang berlebihan akan berpengaruh negatif pada kinerja dan nilai perusahaan.
JURNAL EKONOMI Volume 25, Nomor 3 September 2017
153
Dari hasil analisis disimpulkan bahwa struktur modal pada kelompok
perusahaan LQ 45 belum optimal, sehingga tambahan utang yang membentuk
leverage perusahaan akan mengakibatkan kinerja perusahaan tidak efektif dan
efisien sehingga memberikan pengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
3. Hasil penelitian pada emiten kelompok LQ 45 menunjukkan good corporate
governance merupakan variabel pemoderasi positif antara diversifikasi usaha
dan nilai perusahaan. Dari analisis data dapat dilihat bahwa implementasi good
corporate governance perusahaan multi segmen lebih baik daripada perusahaan
segmen tunggal, yang dapat dilihat dari rata-rata skor penilaian top 50 emiten
dengan corporate governance terbaik hasil penilaian IICD. Dengan adanya
good corporate governance dapat menekan efek negatif dari diversifikasi
usaha perusahaan multi segmen. Dengan pengawasan yang efektif good
corporate governance melalui pengawasan komite audit dan komisaris
independen, dapat menekan pengaruh negatif dari penambahan jumlah segmen
yang bersifat oportunistik dari manajer perusahaan serta membentuk hubungan
yang bersinergi dengan baik antar unit-unit usaha, sehingga tercipta sistem
pengelolaan dan pengontrolan yang efektif dan efisien yang pada akhirnya
menghasilkan kinerja yang semakin baik dan meningkatkan nilai perusahaan.
Dapat disimpulkan bahwa corporate governance merupakan variabel
pemoderasi hubungan diversifikasi usaha dan nilai perusahaan.
4. Hasil penelitian pada emiten kelompok LQ 45 menunjukkan bahwa good
corporate governance bukan merupakan variabel pemoderasi hubungan
leverage terhadap nilai perusahaan. Dari analisis data dapat dilihat bahwa
implementasi good corporate governance perusahaan multi segmen lebih baik
daripada perusahaan segmen tunggal, yang dapat dilihat dari rata-rata skor
penilaian top 50 emiten dengan corporate governance terbaik hasil penilaian
IICD. Struktur modal perusahaan kelompok LQ 45 yang belum optimal
sehingga leverage berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan ditambah
implementasi GCG yang masih rendah mengakibatkan corporate governance
belum dapat memoderasi hubungan leverage dan nilai perusahaan serta belum
dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa corporate governance bukan merupakan
variabel pemoderasi hubungan leverage dan nilai perusahaan.
Penelitian ini memiliki beberapa kelemahan dan keterbatasan serta saran sebagai
berikut :
1. Penelitian ini belum membagi kebijakan diversifikasi usaha pada bidang yang
berkaitan (related diversification) dan bidang yang tidak berkaitan (non related
diversification). Penelitian selanjutnya diharapkan mempertimbangkan
klasifikasi tersebut untuk melihat lebih lanjut dampak kebijakan diversifikasi
usaha.
JURNAL EKONOMI Volume 25, Nomor 3 September 2017
154
2. Penelitian ini menggunakan hasil penilaian IICD sebagai ukuran penilaian
good corporate governance. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan
penilaian good corporate governance lainnya seperti Corporate Governance
Perfection Indeks (CGPI) hasil penilaian dari The Indonesian Institute for
Corporate Governance (IICG) ataupun penilaian lainnya agar didapatkan hasil
yang lebih komprehensif.
DAFTAR PUSTAKA
Altan, M. dan Arkan, F., 2011, Relationship between firm value and financial
structure: A study on firms in ise industrial index, Journal of Business &
Economics Research, Vol. 9, No. 9.
Berger, Phillip G. dan Eli Ofek., 1995, Diversification’s Effect on Firm Value,
The Journal of Financial Economics, (37), 39-65.
Bohl, T. Martin dan Pal, Rozalia, Rochester., May 2006, Discount or Premium?
New Evidence on Corporate Diversificaion of UK Firms, SSRN Working
Paper Series.
Brealey, R.A., Myers, S.C. dan Marcus, A.J., 2007, Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan Perusahaan, Edisi Kelima Jilit Satu Dan Dua. Terjemahan Oleh
Bob Sabran, Erlangga, Jakarta.
Brigham, Euqene F., dan Houston, Joel F., 2011, Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan, Edisi Kesebelas Jilid Dua. Terjemahan Oleh Ali Akbar
Yulianto, Salemba Empat, Jakarta.
Campa, Jose Manuel dan Kedia, Simi., 2002, Explaining The Diversification
Discount, Finance Journal, Volume 57: 1731-62
Galvan, Antonio, Pindado, Julio, dan Torre, Chabela de la., 2014, Diversification:
A Value-Creating or Value-Destroying Strategy? Evidence from the
Eurozone Countries, Journal of Financial Management Markets and
Institutions, I/2014, 43-64
Ghozali, Imam., 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS,
Edisi Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Harto, Puji., 2005, Kebijakan Diversifikasi Perusahaan dan Pengaruhnya
terhadap Kinerja: Studi Empiris pada Perusahaan Publik di Indonesia,
Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo.
Hermuningsih, Sri., 2013, Profitability, Growth Opportunity, Capital Structure
and The Firm Value, Bulletin of Monetary, Economics and Banking,
October 2013, 115-136.
Jensen, M. dan Meckling, W., 1976, “Theory of the Firm: Managerial Behavior
Agency Cost, and Ownership Structure”, Journal of Finance Economics 3,
pp. 305-360.
JURNAL EKONOMI Volume 25, Nomor 3 September 2017
155
Maramis, Joubert B., 2009, Pengaruh Besaran Perusahaan Terhadap Konsentrasi
Kepemilikan Saham, Likuiditas Saham, Free Csh Flow, Diversifikasi
Usaha, Leverage dan Nilai Perusahaan Manufaktur yang Go Public di
Indonesia, Thesis Universitas Airlangga, Surabaya.
Markides C Constantinos dan Williamson J Peter., 1994, Related Diversification,
Core Competencies and Corporate Performance, Strategic Management
Journal 15, 149–165.
M.F. Christiningrum., 2015, Effect of Diversification Strategy, Leverage and IOS
on Multi Segment Corporate Performance in Indonesia, Mediterrannean
Journal of Social Sciences MCSER Publishing, Vol. 6 No. 5 S5, hal 157-
166, Rome - Italy.
Pandya, Anil M. dan Rao Narrander V., 1998, Diversification and Firm
Performance : An Empirical Evaluation, Journal of Financial and
Strategic Decition, Volume 11, No:2.
Sunarwijaya, I Ketut., 2011, Pengaruh Corporate Governance Pada Hubungan
Antara Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan Pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa efek indonesia, Thesis Universitas Udayana, Bali.
Setiawan, Iwan., 2015, Pengaruh Strategi Diversifikasi, Konsentrasi Kepemilikan
dan Stabilitas Perekonomian Terhadap Kinerja Perusahaan: Studi Empiris
di Bursa Efek Indonesia, Tesis Universitas Gajah Mada, Yokyakarta.
Suherman., Azhari, Mirza., dan Ahmad, Gatot N.., 2012, Size Discount: Bukti
Empiris dari Akuisisi di Indonesia, Jurnal Ekonomi dan Keuangan
Akreditasi No. 80/DIKTI/Kep/2012, ISSN 1411-0393, Hal. 350 - 364.
Villalonga, Belen., 2004, Does Diversification Cause the Diversification
Discount?, Art 1 Financial Management, 33 (2), 5 – 28.
Wisnuwardhana, Aryo. dan Diyanty, Vera., 2015, Pengaruh Strategi Diversifikasi
Terhadap Kinerja Perusahaan dengan Moderasi Efektifitas Pengawasan
Dewan komisaris, Simposium Nasional Akuntansi XVIII, Medan.
Yuliani., Zain, Djumilah., Sudarma, Made., dan Solimun, 2012, Diversification,
Investment Opportunity Set, Envinronmental Dynamics and Firm Value
(Empirical Study of Manufacturing Sectors in Indonesia Stock Exchange),
IOSR Journal of Business and Management (IOSR-JBM) ISSN: 2278-
487X. Volume 6, Issue 4, PP 01-15.
Ikatan Akuntan Indonesia., 2015, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.5:
Segmen Operasi, Ikatan Akuntan Indonesia, Jakarta.
Indonesian Institute for Corporate Directorship, 2016, Press Release Top 50
Emiten dengan Skor Terbaik Berdasarkan ASEAN CG Scorecard,
http://iicd.or.id/Article/Press%20Release, diakses 11 Juli 2016.