Jurnal Drainase

12
EVALUASI DAN RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM DRAINASE DI KECAMATAN TANJUNG KARANG PUSAT, BANDAR LAMPUNG. Limpat Ovi Haryoko Jurusan Teknik Lingkungan, FT, Universitas Malahayati Jalan Pramuka No. 27 Kemiling, Bandar Lampung e-mail : [email protected] Abstract Flooding is a state of natural disaster phenomena which are related to the amount of damage in terms of life and material. In this study, rainfall plays an important role in the evaluation and planning of urban drainage. The data needed rainfall data, data on land use and topographic data. Rainfall data used is the maximum daily rainfall data pahoman station with other stations comparisons. Rainfall data were analyzed with Log Person III and Gumbel then tested with Chi Square for selecting statistical distributions received. Rainfall data is then applied to the hourly rainfall intensity mononobe method. The intensity of rain is useful to calculate the peak discharge by rational methods. Based on data, flood from several channels at Tanjung Karang Pusat as Kartini road, Teuku Umar road, Imam Bonjol road, Cut Nyak Dien road and Tulang Bawang road. The evaluation was done by analysis of the discharge of each drainage channel across the Tanjung Karang Pusat. After an evaluation there are several drainage channels need to redesign like Kartini channel and Teuku Umar channel, and some drainage channels need to be normalized as Cut Nyak Dien channel, Imam Bonjol channel and Tulang Bawang channel. Keywords: Rainfall, Rational Method, Flood, Evaluation, Planning. 1. Pendahuluan Air adalah suatu zat yang mempunyai rumus kimia H 2 O terdapat di atas, ataupun di bawah permukaan tanah termasuk air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut. Air merupakan salah satu kebutuhan vital bagi kelangsungan hidup manusia, hewan maupun tumbuhan yang ada di atas permukaan bumi ini. Oleh karena itu, segala sesuatu yang berhubungan dengan air tidak dapat diabaikan tetapi harus ada pengelolaan. Air yang tidak dikelola akan menimbulkan permasalahan pada manusia dan lingkungan.

description

Drainase

Transcript of Jurnal Drainase

Page 1: Jurnal Drainase

EVALUASI DAN RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM DRAINASE DI

KECAMATAN TANJUNG KARANG PUSAT, BANDAR LAMPUNG.

Limpat Ovi Haryoko

Jurusan Teknik Lingkungan, FT, Universitas Malahayati

Jalan Pramuka No. 27 Kemiling, Bandar Lampung

e-mail : [email protected]

Abstract

Flooding is a state of natural disaster phenomena which are related to the amount

of damage in terms of life and material. In this study, rainfall plays an important

role in the evaluation and planning of urban drainage. The data needed rainfall

data, data on land use and topographic data. Rainfall data used is the maximum

daily rainfall data pahoman station with other stations comparisons. Rainfall data

were analyzed with Log Person III and Gumbel then tested with Chi Square for

selecting statistical distributions received. Rainfall data is then applied to the

hourly rainfall intensity mononobe method. The intensity of rain is useful to

calculate the peak discharge by rational methods. Based on data, flood from

several channels at Tanjung Karang Pusat as Kartini road, Teuku Umar road,

Imam Bonjol road, Cut Nyak Dien road and Tulang Bawang road. The evaluation

was done by analysis of the discharge of each drainage channel across the

Tanjung Karang Pusat. After an evaluation there are several drainage channels

need to redesign like Kartini channel and Teuku Umar channel, and some

drainage channels need to be normalized as Cut Nyak Dien channel, Imam Bonjol

channel and Tulang Bawang channel.

Keywords: Rainfall, Rational Method, Flood, Evaluation, Planning.

1. Pendahuluan

Air adalah suatu zat yang mempunyai rumus kimia H2O terdapat di atas, ataupun

di bawah permukaan tanah termasuk air permukaan, air tanah, air hujan, dan air

laut. Air merupakan salah satu kebutuhan vital bagi kelangsungan hidup manusia,

hewan maupun tumbuhan yang ada di atas permukaan bumi ini. Oleh karena itu,

segala sesuatu yang berhubungan dengan air tidak dapat diabaikan tetapi harus

ada pengelolaan. Air yang tidak dikelola akan menimbulkan permasalahan pada

manusia dan lingkungan.

Page 2: Jurnal Drainase

Air hujan dapat menimbulkan permasalahan tersendiri bagi lingkungan.

Dalam kondisi normal air hujan sebagian besar masuk ke dalam tanah, sebagian

lainnya dialirkan, dan sebagian lainnya menguap. Permasalahan muncul ketika

air tersebut tidak masuk ke dalam tanah (infiltrasi), tidak dialirkan dan

mengakibatkan timbulnya genangan atau dalam kapasitas besarnya biasa di sebut

banjir. Permasalahan lain juga muncul dari air buangan rumah tangga. Wilayah

perkotaan yang padat tidak bisa mengolah air buangan secara individu, sehingga

air buangan akan dialirkan pada sistem drainase perkotaan. Air buangan yang

tercampur dengan air hujan idealnya harus masuk ke sistem IPAL terpadu

sebelum dibuang ke badan air penerima.

Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui kondisi sistem drainase eksisting

dan mengevaluasi kondisi sistem drainase eksisting pada daerah berpotensi banjir

serta merencanakan pengembangan sistem drainase yang memenuhi kriteria

standar sistem drainase sehingga dapat mengatasi permasalahan banjir.

2. Metode Penelitian

Pengumpulan Data

Pengumpulan data-data yang mendukung dalam penelitian yaitu peninjauan

langsung ke lapangan dengan tujuan mengetahui kondisi terkini dari daerah

penelitian serta pengumpulan data primer maupun data sekunder.

Evaluasi Kondisi Sistem Drainase Eksisting

Evaluasi dilakukan pada daerah penelitian dengan maksud mengetahui

kondisi sistem drainase eksisting dan mengevaluasi sistem drainase mana yang

memenuhi kriteria desain standar atau tidak memenuhi kriteria desain standar.

Page 3: Jurnal Drainase

Apabila kondisi sistem drainase eksisting tidak memenuhi kriteria desain standar

maka perlu rencana pengembangan sistem drainase sehingga dapat mengatasi

banjir.

Rencana Pengembangan Sistem Drainase

Perencanaan sistem drainase suatu daerah, terlebih dahulu harus ditentukan

dasar-dasar atau kriteria-kriteria perencanaan. Hal ini berguna sebagai bahan

pemikiran bagi penetapan alternatif saluran dan perencanaan drainase modern.

Dasar-dasar perencanaan yang diterapkan merupakan rumus-rumus dan

ketentuan-ketentuan yang umunya dipakai dalam merencanakan sistem

penyaluran air hujan. Pemakaian rumus-rumus serta ketentuan-ketentuan tersebut

disesuaikan dengan kondisi lokal, berupa kondisi topografi, geologi, klimatologi,

dan tata guna lahan. Dengan mempertibangkan faktor-faktor pembatas di atas,

dikembangkan beberapa alternatif sistem yang meliputi segi teknis dan ekonomis.

Alternatif terpilih merupakan hasil paling optimum dari berbagai kriteria yang di

tetapkan, dengan sedikit mungkin menghindari akibat sosial yang timbul.

3. Pembahasan

Analisis Curah Hujan

Analisis curah hujan memerlukan data curah hujan dalam kurun waktu

tertentu. Dalam analisis semakin banyak seri data yang digunakan maka semakin

kecil kesalahan dalam analisis. Analisis curah hujan juga membutuhkan stasiun

pembanding yang berguna dalam uji konsistensi. Data yang digunakan harus bisa

mengambarkan pola/trend hujan daerah penelitian.

Page 4: Jurnal Drainase

Uji Konsistensi

Data curah hujan akan memiliki kecenderungan untuk menuju suatu titik

tertentu yang biasa disebut dengan pola atau trend. Data yang menunjukan adanya

perubahan pola atau trend tidak disarankan untuk digunakan. Analisa hidrologi

harus mengikuti trend, dan jika terdapat perubahan harus dilakukan koreksi.

Untuk melakukan pengecekan pola atau trend tersebut dilakukan dengan

menggunakan teknik kurva massa ganda. Data stasiun penangkar hujan yang

digunakan yaitu (1) stasiun Pahoman, (2) stasiun Sukamaju, (3) stasiun Sukarame,

(4) stasiun Sumur Putri, (5) stasiun Kemiling.

Perhitungan Tes Kosistensi Stasiun Pahoman

No Tahun

Curah Hujan Harian Maksimum (mm/hari) Rerata

(mm/hari)

1 2 3 4 5 Stasiun

Dasar

Stasiun

Utama Stasiun Dasar

1 1991 90 86 9 120 100 78,5

2 1992 119 77 93 89 152 102.8

3 1993 146 55 64 126 65 77.5

4 1994 119 58 60 95 95 77

5 1995 83 110 41 82 95 82

6 1996 103 185 25 62 50 80.5

7 1997 130 50 49 31 83 53.3

8 1998 129 85 100 100 93 94.5

9 1999 67 75 67 50 168 90

10 2000 69 108 18 60 148 83.5

11 2001 72 97 21 81 119 79.5

12 2002 95 130 55 108 105 99.5

13 2003 75 88 80 173 70 102.8

14 2004 95 137 61 114 87 99.8

15 2005 67 96 35 80 91 75.5

16 2006 72 73 50 61 148 83

17 2007 97 105 27 87 75 73.5

18 2008 78 133 30 83 105 87.8

19 2009 71 130 28 108 95 90.3

20 2010 91 133 36 111 166 111.5

Jumlah 1868 1722.8

Page 5: Jurnal Drainase

Lengkung Massa Ganda Stasiun Pahoman

Agar data hujan tersebut konsisten, maka harus dikalikan dengan faktor koreksi.

Rumus yang dipakai adalah :

fkx = tan ∝0

tan ∝x (Jarometer Nemec, 1973 dalam Perencanaan Bedung Tetap

Leuwikadu, hal III-5)

Analisis Frekuensi Log Person III

Tiga parameter penting dalam Log Person Tipe III, yaitu :

harga rata-rata R = 1

𝑛(∑𝑙𝑜𝑔 𝑋𝑖)

simpangan baku S = 1

𝑛−1 ∑ 𝐿𝑜𝑔𝑋𝑖 − 𝑙𝑜𝑔𝑋𝑟

2 0,5

koefisien kemiringan Cs = 𝑛∑(log 𝑋𝑖− 𝑙𝑜𝑔𝑋 𝑟)3

𝑛−1 (𝑛−2)𝑆3

1991

19921993

19941995

19961997

19981999

20002001

2002

20032004

20052006

20072008

2009

2010

-200

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

0 500 1000 1500 2000

Ku

mu

lati

f R

era

ta S

tasi

un

Das

ar

Kumulatif Stasiun Utama

Page 6: Jurnal Drainase

Berikut ini langkah-langkah pengunaan distribusi Log Person Tipe III

- Ubah data kedalam bentuk logaritmis

- Hitung harga rata-rata

- Hitung simpangan baku

- Hitung Koefisien kemiringan (skewness)

- Hitung logaritma hujan atau banjir dengan periode ulang tertentu.

Analisis Frekuensi Gumbel

Tiga parameter penting dalam Gumbel, yaitu :

harga rata-rata R = 1

𝑛(∑ 𝑋𝑖)

simpangan baku S = 1

𝑛−1 ∑ 𝑋𝑖 − 𝑋𝑟

2 0,5

koefisien kemiringan Cs = 𝑛∑(𝑋𝑖− 𝑋𝑟)3

𝑛−1 (𝑛−2)𝑆3

Berikut ini langkah-langkah pengunaan distribusi Gumbel

- Urutkan data pengamatan dari besar ke kecil atau sebaliknya

- Hitung harga rata-rata

- Hitung simpangan baku

- Hitung Koefisien kemiringan (skewness)

- Hitung hujan atau banjir dengan periode ulang tertentu.

Uji Kecocokan Chi-kuadrat

Uji chi-kuadrat dimaksudkan untuk menetukan apakah persamaan distribusi

yang telah dipilih dapat mewakili distribusi statistik sampel data yang dianalisis.

Berikut ini prosedur uji chi-kuadrat.

- Urutkan data pengamatan dari besar ke kecil atau sebaliknya.

- Kelompokan data menjadi sub-grup.

Page 7: Jurnal Drainase

- Jumlahkan data pengamatan sebesar Oi tiap-tiap sub grup

- Jumlahkan data teoritis persamaan distribusi yang digunakan sebesar Ei.

- Pada tiap-tiap sub grup hitung nilai (Oi - Ei)2 dan (Oi - Ei)

2/Ei

- Jumlahkan seluruh sub grup nilai (Oi - Ei)2/Ei untuk menetukan nilai chi-

kuadrat hitung.

- Tentukan derajad kebebasan dk = G-R-1 (nilai R = 2 untuk distribusi normal

dan binominal).

Analisis Itensitas Curah Hujan

Intensitas curah hujan adalah curah hujan per satuan waktu. Metode yang

dipakai untuk mendapatkan data dalam 1-2 jam dapat menggunakan metode

Mononobe dengan rumus :

I =𝑅24

24

24

𝑡

2 3

Dimana :

R = curah hujan rancangan setempat (mm)

t = lamanya curah hujan (jam)

I = intensitas curah hujan (mm/jam)

Debit Banjir Rancangan

Besarnya debit banjir rencana air hujan diatas permukaan tanah (limpasan

hujan) ke saluran air hujan air hujan yang ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu :

1. Luas permukaan daerah aliran.

2. Jenis permukaan tanah.

3. Intensitas hujan yang terjadi.

4. Nilai koefisien kekasaran pengaliran

Page 8: Jurnal Drainase

debit banjir puncak dengan periode ulang tertentu mengunakan rumus berikut.

Q = 0,002778 C.I.A

Dimana :

Q = debit banjir puncak (m3/detik)

C = koefisien aliran

I = intensitas hujan (mm/hari)

A = luas wilayah aliran (Ha)

Masalah Banjir

Masalah banjir atau genangan yang terjadi di Kecamatan Tanjung karang Pusat

berada pada lokasi berikut.

1. Jalan Cut Nyak Dien : luas genangan 0,2 ha, tinggi genangan 0,5 meter

dan lama genangan 1 jam.

2. Jalan Kartini (depan Hypermart) : luas genangan 0,31 ha, tinggi

genangan 0,4 meter dan lama genangan 2 jam.

3. Jalan Kartini (depan Panin Bank) : luas genangan 0,28 ha, tinggi

genangan 0,5 meter dan lama genangan 2 jam.

4. Jalan Tulang Bawang : luas genangan 1,1 ha, tinggi genangan 0,6 meter

dan lama genangan 5 jam.

5. Jalan Imam Bonjol (Pasar Semep) : luas genangan 0,24 ha, tinggi

genangan 0,3 meter dan lama genangan 1,5 jam.

6. Jalan Teuku Umar : luas genangan 1 ha, tinggi genangan 1 meter dan

lama genangan 3 jam.

Page 9: Jurnal Drainase

Evaluasi Kondisi Drainase

Saluran drainase di kecamatan Tanjung Karang Pusat umumnya berupa

saluran terbuka dikarenakan mudah dalam pengoperasian dan pemeliharaan.

Namun pada saluran tertentu menjadi saluran tertutup dikarenakan alasan

komersil, keindahan dan pelebaran jalan. Saluran primer di Kecamatan Tanjung

Karang Pusat di sepanjang jalan arteri dan sungai. Saluran sekunder di sepanjang

jalan kolektor dan saluran tersier selain jalan arteri dan kolektor (Pasal 36 dalam

Perda No. 10 Tahun 2011 tentang RTRW Kota Bandar Lampung). Pengaliran

pada saluran drainase pada dasarnya secara alamiah mengikuti kondisi topografi

yang ada, yaitu mengikuti kontur alami dari tanah. Pengaliran secara gravitasi

tersebut dinilai sangat menguntungkan karena tidak adanya upaya penambahan

lahan urugan atau pemotongan pada jalur tanah (cut and fill).

Pengembangan Drainase

1. Penampang saluran eksiting Jalan Cut Nyak Dien 0,20 m2 sesuai dengan

penampang rencana. Genangan yang terjadi dikarenakan saluran

mengalami pendangkalan akibat sedimen. Normalisasi saluran

diperlukan untuk saluran ini.

2. Penampang saluran eksiting Jalan Kartini (depan Hypermart) 0,20 m2

tidak sesuai dengan penampang rencana. Kapasitas saluran lebih besar

dari debit banjir. Genangan yang terjadi dikarenakan Kurangnya drain

inlet untuk masuknya air limpasan. Perencanaan ulang saluran

diperlukan untuk mengatasi debit yang terjadi.

3. Penampang saluran eksiting Jalan Kartini (depan Panin Bank) 0,70 m2

tidak sesuai dengan penampang rencana. Kapasitas saluran lebih besar

Page 10: Jurnal Drainase

dari debit banjir. Genangan yang terjadi dikarenakan Kurangnya drain

inlet untuk masuknya air limpasan. Perencanaan ulang saluran

diperlukan untuk mengatasi debit yang terjadi.

4. Penampang saluran eksiting Jalan Tulangbawang 1,32 m2 sesuai dengan

penampang rencana. Genangan yang terjadi dikarenakan saluran

mengalami pendangkalan akibat sedimen. Normalisasi saluran

diperlukan untuk saluran ini.

5. Penampang saluran eksiting Jalan Imam Bonjol (depan Pasar Smep)

0,20 m2 sesuai dengan penampang rencana. Genangan yang terjadi

dikarenakan saluran mengalami pendangkalan akibat sampah pasar dan

sedimen. Normalisasi saluran dan sosialisasi untuk tidak membuang

sampah di saluran drainsae.

6. Penampang saluran eksiting Jalan Teuku Umar 0,20 m2 tidak sesuai

dengan penampang rencana. Kapasitas saluran lebih kecil dari debit

banjir. Genangan yang terjadi dikarenakan saluran mengalami

pendangkalan dan penyempitan saluran serta air limpasan dari Way

Awi. Perencanaan ulang saluran diperlukan untuk mengatasi debit banjir

yang terjadi.

4. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan observasi yang telah dilakukan maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut.

- Genangan yang terjadi di Kecamatan Tanjung Karang Pusat dikarenakan

saluran drainase mengalami pendangkalan sebab banyaknya sedimen di saluran

Page 11: Jurnal Drainase

berikut ini : saluran Tulang Bawang, dan saluran Cut Nyak Dien. Genangan

yang terjadi di Kecamatan Tanjung Karang Pusat dikarenakan saluran drainase

mengalami pendangkalan sebab banyaknya sampah di saluran berikut ini :

saluran Imam Bonjol (Pasar Smep). Genangan yang terjadi di Kecamatan

Tanjung Karang Pusat dikarenakan kapasitas saluran drainase terlalu kecil di

saluran berikut ini : saluran Kartini dan Teuku Umar.

- Normalisasi saluran drainase dilakukan pada pada jalan Cut Nyak Dien, jalan

Imam Bonjol (Pasar Smep) dan jalan Tulang Bawang. Rencana pengembangan

saluran drainase hanya dilakukan pada kapasitas saluran drainase terlalu kecil.

Jalan Kartini depan Hypermart dengan Luas penampang rencana 0,4 m2. Jalan

Kartini depan Panin Bank dengan Luas Penampang rencana 0,96 m2. Jalan

Teuku Umar dengan Luas Penampang 0,4 m2.

Daftar Pustaka

Anonim. 1990. Petunjuk Desain Drainase Permukaan Jalan No.

008/T/BNKT/1990. Direktorat Jendral Bina Marga, Jakarta.

Anonim. 1997. Drainase Perkotaan. Penerbit Gunadarma, Jakarta.

Defence, Sea Consultants. 2009. Peningkatan Sistem Drainase Perkotaan. BRR

dan Royal Netherlands Emmbasy. Aceh.

Kusnadi, Kaslim D. Indra, Setiawan B. Sapei, Asep. Pratowo. Erizal. 2006.

Perancangan Irigasi dan Drainase Interaktif Berbasis Teknologi

Informasi. Institut Pertanian Bogor (IPB). Bogor.

Machairiyah. 2007. Analisis Curah Hujan untuk Pendugaan Debit Puncak

dengan Metode Rasional pada Das Percut Kabupaten Deli Serdang.

Universitas Sumatera Utara (USU). Medan.

Marsyad, Hardoyo. 2009. Mekanika Fluida Dasar. Fakultas Teknik Universitas

malahayati. Bandar lampung.

Marsyad, Hardoyo. 2010. Mekanika Fluida Lanjut. Fakultas Teknik Universitas

malahayati. Bandar lampung.

Page 12: Jurnal Drainase

Peraturan daerah Kota Bandar Lampung Nomor 10 Tahun 2011 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Tahun 2011 – 2030.

SNI 03.2406.1991 Tentang Tata Cara Perencanaan Drainase.

Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Penerbit Andi,

Semarang.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya

Air.

Yusuf, Adi M. 2006. Kinerja Sistem Drainase Yang Berkelanjutan Berbasis

Partisipasi Masyarakat. Universitas Diponegoro, Semarang.

Zaky, Akhmad A. dan Nirmala, Ina. 2008. Identifikasi Fenomena Banjir

Tahunan menggunakan SIG dan Perencanaan Drainase, Universitas

Islam Indonesia (UII), Yogjakarta.