Isolasi Alkaloid
description
Transcript of Isolasi Alkaloid
![Page 1: Isolasi Alkaloid](https://reader030.fdocuments.in/reader030/viewer/2022012400/563db79b550346aa9a8ca1c3/html5/thumbnails/1.jpg)
FARMAKOGNOSI II
ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN BIOSINTESIS ALKALOID
“ISOLASI SENYAWA ALKALOID DARI DAUN BULIAN
(Eusideroxylon zwagery T. et B)”
Disusun Oleh:
Sri Wulandari (0661 12 056)
Rismayanti (0661 12 064)
Pungky Umi Sa’diyah (0661 12 070)
Vina Ramdiani (0661 12 072)
Upit Novitasari (0661 12 070)
Kelas : B
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2015
![Page 2: Isolasi Alkaloid](https://reader030.fdocuments.in/reader030/viewer/2022012400/563db79b550346aa9a8ca1c3/html5/thumbnails/2.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Bulian atau iron wood (E. zwagery) adalah tumbuhan langka endemik Indonesia
yang banyak dimanfaatkan untuk bahan bangunan seperti kusen, tiang rumah, atap dan
bantalan jembatan karena daya tahannya terhadap rayap dan jamur pelapuk kayu.
Metabolit sekunder adalah senyawa metabolit yang tidak esensial bagi pertumbuhan
organisme dan ditemukan dalam bentuk yang unik atau berbeda-beda antara spesies
yang satu dan lainnya. Setiap organisme biasanya menghasilkan senyawa metabolit
sekunder yang berbeda-beda, bahkan mungkin satu jenis senyawa metabolit sekunder
hanya ditemukan pada satu spesies dalam suatu kingdom, di dalam daun bulian (E.
zwagery) pun terdapat suatu metabolit sekunder ,salah satu senyawa metabolit sekunder
adalah alakaloid.
Alkaloid adalah senyawa organik yang terdapat di alam bersifat basa atau alkali
dan sifat basa ini disebabkan karena adanya atom N (Nitrogen) dalam molekul senyawa
tersebut dalam struktur lingkar heterosiklik atau aromatis, dan dalam dosis kecil dapat
memberikan efek farmakologis pada manusia dan hewan.Kemungkinan dalam daun
bulian terdapat alkaloid untuk itu harus dilakukan isolasi pada tanaman daun bulian (E.
zwagery). Pada dasarnya isolasi senyawa kimia dari bahan alam adalah sebuah usaha
bagaimana caranya memisahkan senyawa yang bercampur sehingga kita dapat
menghasilkan senyawa tunggal yang murni, biasanya proses isolasi senyawa dari bahan
alami ini mentargetkan untuk mengisolasi senyawa metabolit sekunder, karena senyawa
metabolit sekunder diyakini dan telah diteliti dapat memberikan manfaat bagi
kehidupan manusia. Antara lain manfaatnya dalam bidang pertanian, kesehatan dan
pangan.
I.2. Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan sebagai berikut :
1. Bagaimana cara untuk mengisolasi senyawa metabolit sekunder dari daun
tumbuhan bulian?
2. Apa metode yang digunakan unuk mengisolasi senyawa metabolit sekunder?
![Page 3: Isolasi Alkaloid](https://reader030.fdocuments.in/reader030/viewer/2022012400/563db79b550346aa9a8ca1c3/html5/thumbnails/3.jpg)
3. Berdasarkan hasil analisis data spektrum UV, IR dan hasil reaksi uji fitokimia
diduga senyawa alkaloid yang diisolasi dari daun bulian?
I.3. Manfaat
1. Untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder yang ada di dalam daun bulian.
2. Untuk mengetahui metode apa saja yang bisa di gunakan untuk mengisolasi
senyawa metabolit sekunder yang ada di dalam daun bulian.
3. Untuk menambah wawasan penulis tentang isolasi senyawa metabolit sekunder
dalam tanaman.
![Page 4: Isolasi Alkaloid](https://reader030.fdocuments.in/reader030/viewer/2022012400/563db79b550346aa9a8ca1c3/html5/thumbnails/4.jpg)
BAB II
ISI
II.1. Uraian Tumbuhan
Bulian atau iron wood (E. zwagery) adalah tumbuhan langka endemik Indonesia
yang banyak dimanfaatkan untuk bahan bangunan seperti kusen, tiang rumah, atap dan
bantalan jembatan karena daya tahannya terhadap rayap dan jamur pelapuk kayu.
Klasifikasi Tanaman
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Magnoliidae
Ordo: Laurales
Famili: Lauraceae
Genus: Eusideroxylon
Spesies: Eusideroxylon zwagerii T. et B.
Bulian tumbuh secara alami di wilayah Sumatera Bagian Selatan dan
Kalimantan. Nama daerah lain bulian: bulian rambai unglen, belian, tabulin dan telian.
Keanekaragaman genetika bulian:
1. Bulian tanduk (Eusideroxylon zwageri var grandis), kayunya digunakan sebagai
bahan untuk pondasi rumah dan lantai
2. Bulian kapur (E.zwageti var ovoidus), berwarna coklat dan satu-satunya jenis
bulian yang mudah dibelah sehingga cocok untuk bahan pembuatan atap bangunan
3. Bulian daging (E.zwageri var evillis), mempunyai bentuk buah panjang silendris
dengan ujung yang runcing.
II.2. Metabolit Sekunder
Metabolit sekunder adalah senyawa metabolit yang tidak esensial bagi
pertumbuhan organisme dan ditemukan dalam bentuk yang unik atau berbeda-beda
antara spesies yang satu dan lainnya. Setiap organisme biasanya menghasilkan senyawa
metabolit sekunder yang berbeda-beda, bahkan mungkin satu jenis senyawa metabolit
![Page 5: Isolasi Alkaloid](https://reader030.fdocuments.in/reader030/viewer/2022012400/563db79b550346aa9a8ca1c3/html5/thumbnails/5.jpg)
sekunder hanya ditemukan pada satu spesies dalam suatu kingdom. Senyawa ini juga
tidak selalu dihasilkan, tetapi hanya pada saat dibutuhkan saja atau pada fase-fase
tertentu.Fungsi metabolit sekunder adalah untuk mempertahankan diri dari kondisi
lingkungan yang kurang menguntungkan, misalnya untuk mengatasi hama dan
penyakit, menarik polinator, dan sebagai molekul sinyal. Singkatnya, metabolit
sekunder digunakan organisme untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Contoh
senyawa metabolit sekunder alkaloid, triterpen, tanin, saponin dan lain-lain.
II.3. Alkaloid
Alkaloid adalah Kelompok senyawa yang mengandung nitrogen dalam bentuk
gugus fungsi amin. Pada umumnya, alkaloid mencakup senyawa bersifat basah yang
mengandung 1 atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam gabungan sebagai bagian dari
sistem siklik. Alkaloid biasanya beracun, jadi banyak digunakan dalam bidang
pengobatan. Alkaloid biasanya tanwarna, sering kali bersifat optis aktif, kebanyakan
berbentuk kristal tapi hanya sedikit yang berupa cairan pada suhu kamarPada
umumnya, alkaloid tidak sering terdapat dalam gymospermae, paku-pakuan, lumut dan
tumbuhan rendah. Suatu alkaloid secara umum mengandung paling sedikit satu buah
atom nitrogen yang bersifat basa dan merupakan bagian dari cincin heterosiklik.
Kebanyakan alkaloid berbentuk padatan kristal dengan titik lebur tertentu atau
mempunyai kisaran dekomposisi. Alkaloid dapat juga berbentuk amorf atau cairan.
a. Sifat-Sifat Alkaloid
1. Mengandung atom nitrogen yang umumnya berasal dari asam amino.
2. Umumnya berupa Kristal atau serbuk amorf.
3. Alkaloid yang berbentuk cair yaitu konini, nikotin dan spartein.
4. Dalam tumbuhan berada dalam bentuk bebas, dalam bentuk N-oksida atau
dalam bentukgaramnya.
5. Umumnya mempunyai rasa yang pahit.
6. Alkaloid dalam bentuk bebas tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
kloroform, eter dan pelarut organik lainnya yang bersifat relative non polar.
7. Alkaloid dalam bentuk garamnya mudah larut dalam air.
8. Alkaloid bebas bersifat basa karena adanya pasangan elektron bebas pada
atom N-nya.
9. Alkaloid dapat membentuk endapan dengan bentuk iodide dari Hg, Au dan
logam berat lainnya (dasar untuk identifikasi alkaloid).
![Page 6: Isolasi Alkaloid](https://reader030.fdocuments.in/reader030/viewer/2022012400/563db79b550346aa9a8ca1c3/html5/thumbnails/6.jpg)
b. Penggolongan Alkaloida
Alkaloida tidak mempunyai tatanan sistematik, oleh karena itu, suatu
alkaloida dinyatakan dengan nama trivial, misalnya kuinin, morfin dan strikhnin.
Hampir semua nama trivial ini berakhiran –in yang mencirikan alkaloida.
Alkaloida dapat dibagi menjadi dua golongan berdasarkan letak atom nitrogen
yaitu :
1) Golongan Non Hetrosiklik, disebut juga Protoalkaloida, yaitu Alkaloida yang
mana atom N-nya berada pada rantai samping yang alifatis. Contohnya Efedrin,
yang terdapat pada Ephedra distachia.
2) Golongan Heterosiklik, yakni atom N-nya terdapat dalam cincin heterosiklik
yang dibagi kedalam 12 golongan berdasarkan struktur cincicnnya yaitu :
Alkaloida golongan Pirol dan Pirolidin yang mengandung inti Pirol dan
Pirolidin dalam struktur kimianya. Contohnya Higrin pada tumbuhan
Erythroxylon coca dan strakhridin pada tumbuhan Stachys tuberifera.
Gambar 1. Struktur Pirol dan Pirolidin .
Alkaloida golongan Pirolizidin, yaitu alkaloida dengan inti Pirolizidin
dalam struktur kiminya. Contohnya Retroresin pada tumbuhan Clitoria
retusa.
Gambar 2. Struktur Pirolizidin
Alkaloida golongan Piridin dan Piperidin, yaitu alkaloida yang mengandung
inti Piridin dan Piperidin dalam struktur kiminya. Contoh Koniin pada
tumbuhan Conium maculatum dan Arekolin pada tumbuhan Areca catechu.
![Page 7: Isolasi Alkaloid](https://reader030.fdocuments.in/reader030/viewer/2022012400/563db79b550346aa9a8ca1c3/html5/thumbnails/7.jpg)
Gambar 3. Struktur Piridin dan Piperidin
Alkaloida golongan Tropan, yaitu alkaloida yang mengandung inti Tropan
dalam struktur kimianya. Contohnya Atropin pada tumbuhan Atropa
belladona.
Gambar 4. Struktur Tropan.
Alkaloida golongan Kuinolizidin, yaitu alkaloida yang mengandung inti
Kuinolizidin dalam struktur kimianya. Contoh Sitidin pada tumbuhan
Cyticus scoparius.
Gambar 5. Struktur Kuinolizidin.
Alkaloida golongan Aforfin, yaitu alkaloida yang mengandung inti
Aporfin dalam struktur kimianya. Contoh Boldin pada tumbuhan
Peumus boldus.
Gambar 6. Struktur Aporfin.
Alkaloida golongan Isokuinolin, Yaitu alkaloida yang mengandung inti
Isokuinolin dalam struktur kimianya. Contoh Papaverin pada
tumbuhan Papaverin somniferum.
![Page 8: Isolasi Alkaloid](https://reader030.fdocuments.in/reader030/viewer/2022012400/563db79b550346aa9a8ca1c3/html5/thumbnails/8.jpg)
Gambar 7. Struktur Isokuinolin.
Alkaloida golongan Kuinolin, yaitu alkaloida yang mengandung inti
Kuinolin dalam struktur kimianya. Contoh Cusparin pada tumbuhan
Galipea officinali.
Gambar 8. Struktur Kuinolin
Alkaloida golongan Indol, yaitu alkaloida yang mengandung inti Indol
dalam struktur kimianya. Contoh Reserpin dalam Rauwolfia serpentin.
Gambar 9. Struktur Indol.
Alkaloida golongan Purin, yaitu alkoloida yang mengandung inti Purin
dalam struktur kimianya. Contoh Cafein pada tumbuhan Coffea
Arabica.
Gambar 10. Struktur Purin.
Alkaloida golongan Steroida, yaitu alkoloida yang mengandung inti
Steroida dalam struktur kimianya. Contoh Solanidin dalam tumbuhan
Solanum tuberosum
![Page 9: Isolasi Alkaloid](https://reader030.fdocuments.in/reader030/viewer/2022012400/563db79b550346aa9a8ca1c3/html5/thumbnails/9.jpg)
Gambar 11. Struktur Solanidin ( Trease, 1983 )
Alkaloida golongan Imidazol, yaitu alkaloida yang mengandung inti
Imidazol dalam struktur kimianya. Contoh : Pilokarpin pada
tumbuhan Pilocorpusjaborandi.
Gambar 12. Struktur Imidazol
II.4. Isolasi Tanaman
Pada dasarnya isolasi senyawa kimia dari bahan alam adalah sebuah usaha
bagaimana caranya memisahkan senyawa yang bercampur sehingga kita dapat
menghasilkan senyawa tunggal yang murni. Tumbuhan mengandung ribuan senyawa
yang dikategorikan sebagai metabolit primer dan metabolit sekunder. Biasanya proses
isolasi senyawa dari bahan alami ini mentargetkan untuk mengisolasi senyawa
metabolit sekunder, karena senyawa metabolit sekunder diyakini dan telah diteliti dapat
![Page 10: Isolasi Alkaloid](https://reader030.fdocuments.in/reader030/viewer/2022012400/563db79b550346aa9a8ca1c3/html5/thumbnails/10.jpg)
memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Antara lain manfaatnya dalam bidang
pertanian, kesehatan dan pangan.
Untuk mengisolasi suatu senyawa kimia dari bahan alam hayati pada dasarnya
menggunakan metode yang sangat bervariasi, antara lain :
1. Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses penarikan komponen/zat aktif simplisia dengan
menggunakan pelarut tertentu. Prinsip ekstraksi adalah melarutkan senyawa polar
dalam pelarut polar dan senyawa non polar dalam pelarut non polar (Departemen
Kesehatan RI, 1986).
2. Maserasi
Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari.
Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke rongga sel yang
mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan
konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka
larutan yang terpekat didesak ke luar.
3. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Kromatografi lapis tipis dapat digunakan untuk mengetahui apakah senyawa hasil
isolasi sudah murni. Apabila noda yang dihasilkan hanya satu, maka kemungkinan
hasil isolasi tertentu adalah murni. Akan tetapi untuk memastikannya perlu
dilakukan variasi pelarut yang digunakan sebagai pengelusi. Jika elusi dengan
variasi pelarut tetap memberikan noda tunggal, maka dapat diperkirakan senyawa
hasil isolasi sudah murni. Kromatografi lapis tipis digunakan untuk memisahkan
komponen-komponen atas dasar perbedaan adsorpsi atau partisi oleh fase diam di
bawah gerakan pelarut pengembang.
4. Isolasi Senyawa Alkaloid Dari Daun Bulian (Eusideroxylon zwagery T. et B)
a. Ekstraksi dan Isolasi
Serbuk kering daun bulian sebanyak 2 kg, dimaserasi dengan 5 liter pelarut
metanol, selama 2 hari sambil dikocok-kocok. Ekstraksi dilakukan 3 kali.
Ekstrak yang diperoleh dipekatkan dengan rotavapor. Ekstrak lalu dipartisi
berturutturut dengan n-heksan dan etil asetat. Kemudian masing-masing
ekstrak dipekatkan dengan rotavapor hingga diperoleh ekstrak pekat. Terhadap
4 g ekstrak etil asetat dilanjutkan pemisahan dengan kromatografi kolom
vakum cair (KVC) dengan fasa diam silika gel dan fasa gerak n-heksan dan
etil asetat dengan peningkatan kepolaran. Pemisahan dengan KVC
![Page 11: Isolasi Alkaloid](https://reader030.fdocuments.in/reader030/viewer/2022012400/563db79b550346aa9a8ca1c3/html5/thumbnails/11.jpg)
menghasilkan 15 fraksi. Fraksi 1-5 digabung (6 mg) dan dipisahkan dengan
kromatografi kolom gravitasi dengan fasa diam silika gel dan fasa gerak n-
heksan dan etil asetat dengan peningkatan kepolaran. Diperoleh 25 fraksi.
Fraksi no.5-7 memiliki satu noda dengan Rf yang sama, lalu digabung. Fraksi
gabungan membentuk kristal berwarna putih bening seberat 1,6 mg dan
dianalisis dengan KLT menggunakan 3 variasi eluen menghasilkan noda
tunggal. Selanjutnya dilakukan analisis dengan spekrofotometer UV dan IR
serta uji fitokimia terhadap isolat.
b. Hasil
Isolasi senyawa alkaloid dari ekstrak etil asetat dilakukan dengan teknik
kromatografi, sehingga diperoleh kristal bening setelah uji KLT yang
menghasilkan noda tunggal telah menunjukkan kemurnian. Spektrum UV
dalam pelarut metanol menunjukkan serapan pada λmaks (nm) 270 (tajam)
yang merupakan akibat transisi elektronik π ke π yang menunjukkan
adanya sistem yang memiliki ikatan rangkap terkonyugasi. Hal ini
diperkuat dengan adanya serapan vibrasi ulur C=C aromatik yang tajam pada
daerah (cm-1) 1598,1508, dan 1464. Serapan ini didukung oleh serapan
vibrasi ulur C-H aromatik pada daerah finger print. Daerah-daerah serapan
vibrasi ini sekaligus mengindikasikan adanya sistem aromatik yang
tersubstitusi. Serapan untuk vibrasi ulur C-H alifatik terlihat pada daerah
(cm-1) 2924,dan 2854. Sedangkan serapan pada daerah 3462 cm-1, terlihat pita
serapan yang lebar yang khas untuk serapan OH. Dari hasil uji fitokimia
terhadap isolat menunjukkan hasil yang positif dengan pereaksi
Dragendorf dan FeCl3. Sehingga dapat disimpulkan isolat adalah senyawa
alkaloid yang memiliki gugus OH yang terikat pada cincin aromatik. Pola
serapan pada spektrum IR senyawa ini mirip dengan pola serapan
senyawa D yang memiliki kerangka aporfin yang ditemukan pada kayu
batang bulian. Jadi diduga senyawa alkaloid pada daun bulian ini adalah
alkaloid jenis aporfin yang memiliki gugus hidroksi pada cincin aromatiknya.
![Page 12: Isolasi Alkaloid](https://reader030.fdocuments.in/reader030/viewer/2022012400/563db79b550346aa9a8ca1c3/html5/thumbnails/12.jpg)
BAB III
KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan:
1. Tanaman daun bulian dimanfaatkan untuk bahan bangunan seperti kusen, tiang rumah,
atap dan bantalan jembatan karena daya tahannya terhadap rayap dan jamur pelapuk
kayu.
2. Tanaman daun bulian memiliki kandungan metabolit sekunder senyawa turunan
neolignin yang disebut eusiderin.
3. Pada daun bulian mengisolasi senyawa alkaloid, dimana terdapat alkaloid aporfin yang
memiliki gugus hidroksi.
4. Daun bulian dapat diisolasi dengan cara ekstraksi yaitu menggunakan maserasi.
5. Pengisolasian daun bulian menggunakan Kromatografi kolom vacum cair, dengan fase
gerak n-heksan dan etil asetat.
![Page 13: Isolasi Alkaloid](https://reader030.fdocuments.in/reader030/viewer/2022012400/563db79b550346aa9a8ca1c3/html5/thumbnails/13.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Afrida. 2014. Isolasi Senyawa Alkaloid dari Daun Bulian (Eusideroxylon zwagery T. et B). J.
Ind. Soc. Integ. Chem., Vol 6 (2) hlm 20-24.
Anonim. _____. Informasi Spesies Kayu Besi (Eusideroxylon zwagerii T. et B).
http://www.plantamor.com/index.php?plant=573. Diakses pada 4 April 2015.
Anonim. _____. Pengertian Kromatografi Lapis Tipis. http://www.academia.edu/
8315572/Pengertian_Kromatografi_Lapis_Tipis_KLT. Diakses pada 4 April 2015.
Depkes RI. 1986. Sedian Galenik. Jakarta: DitjenPOM.
Maisyah. 2009. Alkaloid. https://rgmaisyah.files.wordpress.com/2009/10/tgs-
fito_alkaloid.pdf. Diakses pada 4 April 2015.
Widhyantari, Gek. _____. Ekstraksi Metabolit Sekunder. http://www.academia.edu/
6866184/ Ekstraksi_metabolit_sekunder. Diakses pada 4 April 2015.