IsiTesis Regresi Logistik Ordinal

44
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Salah satu program pemerintah yang sedang dilaksanakan sekarang adalah meningkatkan mutu pendidikan secara nasional. Peningkatan mutu di setiap satuan pendidikan, diarahkan pada upaya terselenggaranya layanan pendidikan kepada pihak yang berkepentingan atau masyarakat. Usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional salah satunya dilakukan dengan diselenggarakannya akreditasi sekolah, baik untuk sekolah negeri maupun sekolah swasta. Hal ini merupakan implementasi Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 087/U/2002 tentang Akreditasi Sekolah. Keputusan Mendiknas ini penting artinya jika diposisikan sebagai salah satu kesempatan untuk membenahi kinerja pendidikan di negara kita. Pelaksanaan akreditasi sekolah dilakukan oleh Badan Akreditasi Sekolah Provinsi (BAS Provinsi) dan Badan Akreditasi Sekolah Kabupaten / Kota (BAS Kabupaten / Kota). BAS Provinsi melaksanakan akreditasi untuk TKLB, SDLB, SMPLB, SMA, SMK, dan SMLB, sedangkan BAS Kabupaten/Kota melaksana- kan akreditasi untuk TK, SD dan SMP. Hasil akreditasi yang ditetapkan melalui rapat pleno, BAS Provinsi atau BAS Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya akan menerbitkan sertifikat akreditasi sekolah sesuai dengan format dan borang yang dikeluarkan oleh Badan Akreditasi Sekolah Nasional (BASNAS). Sertifikat akreditasi memuat nilai masing-masing komponen (dalam angka) dan peringkat/status akreditasi sekolah yang dinyatakan dengan huruf A (amat baik), B (baik), dan C (cukup). Status akreditasi ini berlaku untuk kurun waktu 4 tahun sejak tanggal ditetapkannya. Setelah periode 4 tahun sekolah harus diakreditasi ulang. Ditinjau dari skala data, peringkat/status akreditasi merupakan data dengan skala ordinal. Oleh karena itu, penentuan peringkat/status ini adalah klasifikasi data yang bersifat ordinal. Salah satu metode statistika yang dapat dipakai untuk klasifikasi data yang bersifat ordinal adalah regresi logistik ordinal (Antonov, 2004).

Transcript of IsiTesis Regresi Logistik Ordinal

Page 1: IsiTesis Regresi Logistik Ordinal

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Salah satu program pemerintah yang sedang dilaksanakan sekarang

adalah meningkatkan mutu pendidikan secara nasional. Peningkatan mutu di

setiap satuan pendidikan, diarahkan pada upaya terselenggaranya layanan

pendidikan kepada pihak yang berkepentingan atau masyarakat.

Usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional salah satunya

dilakukan dengan diselenggarakannya akreditasi sekolah, baik untuk sekolah

negeri maupun sekolah swasta. Hal ini merupakan implementasi Keputusan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 087/U/2002 tentang Akreditasi Sekolah.

Keputusan Mendiknas ini penting artinya jika diposisikan sebagai salah satu

kesempatan untuk membenahi kinerja pendidikan di negara kita.

Pelaksanaan akreditasi sekolah dilakukan oleh Badan Akreditasi Sekolah

Provinsi (BAS Provinsi) dan Badan Akreditasi Sekolah Kabupaten / Kota (BAS

Kabupaten / Kota). BAS Provinsi melaksanakan akreditasi untuk TKLB, SDLB,

SMPLB, SMA, SMK, dan SMLB, sedangkan BAS Kabupaten/Kota melaksana-

kan akreditasi untuk TK, SD dan SMP.

Hasil akreditasi yang ditetapkan melalui rapat pleno, BAS Provinsi atau

BAS Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya akan menerbitkan sertifikat

akreditasi sekolah sesuai dengan format dan borang yang dikeluarkan oleh Badan

Akreditasi Sekolah Nasional (BASNAS). Sertifikat akreditasi memuat nilai

masing-masing komponen (dalam angka) dan peringkat/status akreditasi sekolah

yang dinyatakan dengan huruf A (amat baik), B (baik), dan C (cukup). Status

akreditasi ini berlaku untuk kurun waktu 4 tahun sejak tanggal ditetapkannya.

Setelah periode 4 tahun sekolah harus diakreditasi ulang.

Ditinjau dari skala data, peringkat/status akreditasi merupakan data

dengan skala ordinal. Oleh karena itu, penentuan peringkat/status ini adalah

klasifikasi data yang bersifat ordinal. Salah satu metode statistika yang dapat

dipakai untuk klasifikasi data yang bersifat ordinal adalah regresi logistik ordinal

(Antonov, 2004).

Page 2: IsiTesis Regresi Logistik Ordinal

2

Pendidikan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi pembangunan

manusia (Brata, 2005). Salah satu faktor yang menunjang baik atau tidaknya

pendidikan adalah sekolah. Baik tidaknya mutu suatu sekolah dinyatakan dengan

akreditasi sekolah. Ingin dianalisis status akreditasi suatu sekolah dengan

memperhatikan Indeks Pembangunan Manusia tiap wilayah yaitu Kabupaten/Kota

asal sekolah SMK yang terakreditasi apakah Indeks Pembagunan Manusia tiap

wilayah yaitu Kabupaten/Kota asal sekolah berpengaruh terhadap akreditasi suatu

sekolah di wilayah masing-masing Kabupaten/Kota tersebut. Disamping

memperhatikan Indeks Pembangunan Manusia, juga ingin menghubungkan status

akreditasi dengan profil sekolah yang bersangkutan yang meliputi status sekolah

yaitu negeri atau swasta, lama berdiri suatu sekolah pada saat mengajukan

akreditasi, jumlah siswa pada saat mengajukan akreditasi, jumlah guru pada saat

mengajukan akreditasi, jumlah alumni yang diterima di dunia usaha dan industri

setahun terakhir pada saat mengajukan akreditasi, status tanah/bangunan serta

jumlah nilai rata-rata ujian nasional sekolah.

Analisis yang dilakukan adalah Regresi Logistik Ordinal. Analisis ini

bertujuan untuk mengkaji bentuk penaksir parameter serta model akreditasi suatu

sekolah yang menghubungkan dengan Indeks pembangunan Manusia serta profil

sekolah yang meliputi status sekolah yaitu negeri atau swasta, lama berdiri suatu

sekolah pada saat mengajukan akreditasi, jumlah siswa pada saat mengajukan

akreditasi, jumlah guru pada saat mengajukan akreditasi, jumlah alumni yang

diterima di dunia usaha dan industri setahun terakhir pada saat mengajukan

akreditasi, status tanah/bangunan serta jumlah nilai rata-rata ujian nasional

sekolah.

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana mengkaji bentuk penaksir parameter Regresi Logistik Ordinal

2. Bagaimana menentukan model akreditasi sekolah berdasarkan faktor-faktor

yang terdapat dalam profil sekolah yang meliputi status sekolah yaitu negeri

atau swasta, lama berdiri suatu sekolah pada saat mengajukan akreditasi,

jumlah siswa pada saat mengajukan akreditasi, jumlah guru pada saat

Page 3: IsiTesis Regresi Logistik Ordinal

3

mengajukan akreditasi, jumlah alumni yang diterima di dunia usaha dan

industri setahun terakhir pada saat mengajukan akreditasi, status

tanah/bangunan serta jumlah nilai rata-rata ujian nasional sekolah dengan

memperhatikan Indeks Pembangunan Manusia tiap wilayah asal sekolah SMK

yang terakreditasi dengan menggunakan Regresi Logistik Ordinal.

1.3 Tujuan

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengkaji bentuk penaksir parameter Regresi Logistik Ordinal.

2. Menentukan model akreditasi sekolah berdasarkan faktor-faktor yang terdapat

dalam profil sekolah yang meliputi status sekolah yaitu negeri atau swasta,

lama berdiri suatu sekolah pada saat mengajukan akreditasi, jumlah siswa

pada saat mengajukan akreditasi, jumlah guru pada saat mengajukan

akreditasi, jumlah alumni yang diterima di dunia usaha dan industri setahun

terakhir pada saat mengajukan akreditasi, status tanah/bangunan serta jumlah

nilai rata-rata ujian nasional sekolah dengan memperhatikan Indeks

Pembangunan Manusia tiap wilayah asal sekolah SMK yang terakreditasi

dengan menggunakan Regresi Logistik Ordinal.

1.4 Manfaat

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Memperluas wawasan mengenai regresi logistik ordinal

2. Memberikan wawasan mengenai akreditasi sekolah

3. Bagi Dinas Pendidikan dapat mengetahui bentuk model akreditasi sekolah

yang menghubungkan antara status akreditasi suatu sekolah dengan profil

sekolah serta Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten/Kota asal sekolah

masing-masing.

1.5 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah bahwa pembentukan model

akreditasi sekolah ini hanya dibatasi pada sekolah yang mengajukan akreditasi

Page 4: IsiTesis Regresi Logistik Ordinal

4

pada tingkat satuan pendidikan SMK di Propinsi Jawa Timur yang terakreditasi

tahun 2006.

Page 5: IsiTesis Regresi Logistik Ordinal

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Statistika

2.1.1 Regresi Logistik Ordinal

Regresi logistik ordinal merupakan salah satu metode statistika untuk

menganalisis variabel respon (dependen) yang mempunyai skala ordinal yang

terdiri atas tiga kategori atau lebih. Variabel prediktor (independen) yang dapat

disertakan dalam model berupa data kategori atau kontinu yang terdiri atas dua

variabel atau lebih.

Model yang dapat dipakai untuk regresi logistik ordinal adalah model

logit. Model logit tersebut adalah cumulative logit models. Pada model logit ini

sifat ordinal dari respon Y dituangkan dalam peluang kumulatif sehingga

cumulative logit models merupakan model yang didapatkan dengan

membandingkan peluang kumulatif yaitu peluang kurang dari atau sama dengan

kategori respon ke-j pada p variabel prediktor yang dinyatakan dalam vektor X,

P(Y≤ j|X), dengan peluang lebih besar dari kategori respon ke-j, P(Y>j|X) (Hosmer

dan Lemeshow, 2000). Peluang kumulatif, P(Y≤ j|X), didefinisikan sebagai

berikut :

++

+

=≤

=

=

p

k

kkj

p

k

kkj

x

x

jYP

1

1

exp1

exp

)|(

βθ

βθX (2.1)

dimana j = 1, 2, ..., J adalah kategori respon (Agresti, 1990).

Persamaan (2.1) didapatkan dari Fungsi logistik sebagai berikut:

( )Z-exp1

1)Z(

+=F

=

exp(Z)

1

exp(Z)

exp(Z)

1

+

Page 6: IsiTesis Regresi Logistik Ordinal

6

=

)exp(

)exp(1

1

Z

Z+

=)exp(1

)exp(

Z

Z

+ (2.2)

dimana F(Z) = Y

Z = kombinasi beberapa variabel prediktor (X)

Persamaan (2.2) didapatkan 0)(lim =−∞→

ZFZ

, 2

1)(lim

0=

→ZF

Z, dan

1)(lim =∞→

ZFZ

sehingga dapat digambarkan dengan kurva sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kurva Distribusi Logistik

Definisi cumulative logit models diatas didapatkan model:

>≤=≤

)|(

)|(log)|(

X

XX

jYP

jYPjYP (2.3)

1/2

0 Z

F(Z)

1

–1

Page 7: IsiTesis Regresi Logistik Ordinal

7

Mensubstitusikan persamaan (2.1) pada persamaan (2.3), sehingga

didapatkan:

≤−≤=≤

)|(1

)|(log)|(

X

XX

jYP

jYPjYP

=

++

+

++

+

=

=

=

=

p

k

kkj

p

k

kkj

p

k

kkj

p

k

kkj

x

x

x

x

1

1

1

1

exp1

exp

1

exp1

exp

log

βθ

βθ

βθ

βθ

=

++

+

++

++

++

+

=

=

=

=

=

=

p

k

kkj

p

k

kkj

p

k

kkj

p

k

kkj

p

k

kkj

p

k

kkj

x

x

x

x

x

x

1

1

1

1

1

1

exp1

exp

exp1

exp1

exp1

exp

log

βθ

βθ

βθ

βθ

βθ

βθ

=

++

++

+

=

=

=

p

k

kkj

p

k

kkj

p

k

kkj

x

x

x

1

1

1

exp1

1

exp1

exp

log

βθ

βθ

βθ

=

++

×

++

+ ∑

∑=

=

=

1

exp1

exp1

exp

log1

1

1

p

k

kkj

p

k

kkj

p

k

kkj x

x

x βθ

βθ

βθ

Page 8: IsiTesis Regresi Logistik Ordinal

8

=

+∑

=

p

k

kkj x1

explog βθ

∑=

+=p

k

kkj x1

βθ (2.4)

Dalam hal klasifikasi, Cumulative Logit Model merupakan fungsi

pembeda atau fungsi klasifikasi. Fungsi klasifikasi yang terbentuk bila terdapat J

kategori respon adalah sejumlah J – 1. Jika )(Xjπ = P(Y=j| X ) menyatakan

peluang kategori respon ke-j pada p variabel prediktor yang dinyatakan dalam

vektor X dan P(Y≤ j| X )) menyatakan peluang kumulatif pada p variabel

prediktor yang dinyatakan dalam vektor X maka nilai )(Xjπ didapatkan dengan

persamaan berikut :

)(...)()()|( 21 XXXX jj jYP πππγ +++=≤= (2.5)

dimana j = 1, 2, ..., J

Untuk tiga kategori respon dimana j = 1, 2, 3 maka nilai dari peluang

kategori respon ke-j adalah sebagai berikut :

++

+

=≤=

=

=

p

k

kk

p

k

kk

x

x

YP

1

1

1

1

1

exp1

exp

)|1(

βθ

βθγ X (2.6)

++

+

=+=≤=

=

=

p

k

kk

p

k

kk

x

x

YP

1

2

1

2

212

exp1

exp

)()()|2(

βθ

βθππγ XXX (2.7)

Dari kedua peluang kumulatif di atas maka akan didapatkan peluang untuk

masing-masing kategori respon sebagai berikut :

++

+

=≤=

=

=

p

k

kk

p

k

kk

x

x

YP

1

1

1

1

1

exp1

exp

)|1()(

βθ

βθπ XX (2.8)

Page 9: IsiTesis Regresi Logistik Ordinal

9

++

+

++

+

=

−≤=

=

=

=

=

p

k

kk

p

k

kk

p

k

kk

p

k

kk

x

x

x

x

YP

1

1

1

1

1

2

1

2

12

exp1

exp

exp1

exp

)()|2()(

βθ

βθ

βθ

βθ

ππ XXX

(2.9)

)|2(1)(3 XX ≤−= YPπ

=

++

+

=

=

p

k

kk

p

k

kk

x

x

1

2

1

2

exp1

exp

1

βθ

βθ

=

++

+

++

++

=

=

=

=p

k

kk

p

k

kk

p

k

kk

p

k

kk

x

x

x

x

1

2

1

2

1

2

1

2

exp1

exp

exp1

exp1

βθ

βθ

βθ

βθ

=

++ ∑

=

p

k

kk x1

2exp1

1

βθ (2.10)

dengan demikian =jγ P(Y≤ j| X ) = )()()( 21 XXX jπππ +++ L .

Untuk klasifikasi nilai )(Xjπ pada persamaan di atas akan dijadikan

pedoman pengklasifikasian. Suatu pengamatan akan masuk dalam respon

kategori j berdasarkan nilai )(Xjπ yang terbesar (Wibowo, 2002).

2.1.2 Estimasi Parameter

Estimasi parameter dapat dipergunakan metode maksimum likelihood.

Metode ini memperoleh dugaan maksimum likelihood bagi β dengan langkah

awal yaitu membentuk fungsi likelihood.

Estimasi dari parameter regresi logistik ordinal didapatkan dengan

menurunkan fungsi log likelihood terhadap parameter yang akan diestimasi dan

disamakan dengan nol. Persamaan 0)( =

∂∂

k

L

ββ

dipergunakan untuk estimasi

Page 10: IsiTesis Regresi Logistik Ordinal

10

parameter kβ dimana k = 1, 2, ...p dan 0)( =

∂∂

j

L

θβ

dipergunakan untuk estimasi

intersep jθ dimana j = 1, 2, ..., J – 1.

Hasil dari persamaan 0)( =

∂∂

k

L

ββ

dan 0)( =

∂∂

j

L

θβ

merupakan fungsi

nonlinear sehingga diperlukan metode iterasi untuk memperoleh estimasi

parameternya. Metode iterasi yang dipergunakan adalah metode iterative

Weighted Least Square (WLS) yaitu algoritma Newton-Raphson.

2.1.3 Uji Serentak

Dalam pengujian serentak, uji signifikansi model dapat dipergunakan

likelihood-ratio test.

Hipotesis :

H0 : 0β =

H1 : 0β ≠

Statistik Uji: ))ˆ(ln)ˆ(ln(22 Ω−−= LG ω

Daerah penolakan:

H0 ditolak bila G > 2

);( αχ p dimana p adalah jumlah prediktor dalam model.

2.1.4 Uji Individu

Untuk pengujian individu signifikansi parameter model dapat diuji dengan

Wald test. Hasil dari Wald test ini akan menunjukkan apakah suatu variabel

prediktor signifikan atau layak untuk masuk dalam model atau tidak.

Hipotesis :

H0 : kβ = 0

H1 : kβ ≠ 0 ; k = 1, 2, ...p ; p = jumlah prediktor dalam model

Statistik Uji :

W = )ˆ(

ˆ

k

k

SE ββ

(2.11)

Page 11: IsiTesis Regresi Logistik Ordinal

11

Daerah Penolakan :

H0 ditolak bila W lebih besar dari 2/αz atau P-value kurang dari α . Hal ini

dikarenakan statistik uji W mengikuti distribusi normal (Hosmer dan Lemeshow,

2000). Uji W mengikuti distribusi normal dikarenakan jumlah sampel adalah

besar.

2.2 Tinjauan Akreditasi Sekolah

2.2.1 Akreditasi Sekolah

Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

087/U/2002 tentang Akreditasi Sekolah, Badan Akreditasi Sekolah Nasional

(BASNAS) bertugas menetapkan berbagai kebijakan dan sistem yang terkait

dengan pelaksanaan akreditasi sekolah, yang meliputi kebijakan akreditasi

sekolah, aturan-aturan pelaksanaan akreditasi dan perangkat lainnya, baik

inslrumen maupun pedoman serta petunjuk teknis pelaksanaannya. Pelaksanaan

akreditasi sekolah dilakukan oleh Badan Akreditasi Sekolah Provinsi (BAS

Provinsi) dan Badan Akreditasi Sekolah Kabupaten / Kota (BAS Kabupaten /

Kota). BAS Provinsi melaksanakan akreditasi untuk TKLB, SDLB, SMPLB,

SMA, SMK, dan SMLB, sedangkan BAS Kabupaten/Kota melaksanakan

akreditasi untuk TK, SD dan SMP.

Pelaksanaan sistem akreditasi sebelumnya yang hanya dilaksanakan untuk

sekolah swasta, pelaksanaan sistem akreditasi ini dilaksanakan untuk semua

jenis dan jenjang sekolah, baik sekolah negeri maupun swasta. Selain itu, sistem

akreditasi ini lebih menekankan pada evaluasi diri dengan menempatkan sekolah

sebagai subjek dari proses akreditasi. Seperti pada sistem akreditasi yang

sebelumnya, sistem akreditasi ini juga melibatkan tim penilai yang disebut

asesor. Fungsi asesor adalah untuk melakukan klarifikasi dan validasi terhadap

data dan informasi yang disampaikan oleh sekolah melalui instrumen evaluasi

diri serta data pendukung.

Pelaksanaan akreditasi sekolah oleh BAS Provinsi maupun BAS

Kabupaten/ Kota agar sesuai dengan tujuan, prinsip, serta prosedur yang baku,

maka BASNAS menyusun prosedur pelaksanaan akreditasi sekolah. Pedoman

Page 12: IsiTesis Regresi Logistik Ordinal

12

ini disusun untuk dapat memberikan rambu-rambu teknis mengenai mekanisme

pelaksanaan akreditasi sekolah, dimulai dari evaluasi diri, visitasi, sampai

dengan penetapan hasil akreditasi dan penerbitan sertifikat akreditasi. Selain itu,

buku pedoman ini juga memuat norma-norma pelaksanaan akreditasi sekolah

yang diharapkan dapat menjadi landasan moral bagi semua pihak dan dapat

dijadikan sebagai acuan dalam melaksanakan akreditasi sekolah secara benar.

2.2.2 Mekanisme Akreditasi Sekolah

Akreditasi dilakukan terhadap sekolah yang telah menyatakan siap melalui

evaluasi diri dan mengajukan permohonan akreditasi kepada BAS. Secara

umum, mekanisme dan prosedur akreditasi sekolah, baik yang dilakukan oleh

BAS Provinsi maupun BAS Kabupaten/Kota, sesuai dengan kewenangannya,

adalah seperti tampak pada gambar 2.2 berikut ini:

Page 13: IsiTesis Regresi Logistik Ordinal

13

Gambar 2.2 Mekanisme Pelaksanaan Akreditasi Sekolah (Data diperoleh dari

[email protected], 2007)

Pelaksanaan Evaluasi

Diri oleh Sekolah

Pengajuan Akreditasi

oleh Sekolah

Penentuan Kelayakan

Visitasi oleh BAS

Perbaikan Internal oleh

Sekolah Layak

Pelaksanaan Visitasi

Oleh Tim Asesor

Penetapan Hasil

Akreditasi oleh BAS

Penerbitan Hasil

Akreditasi oleh BAS

Terakreditasi

Tidak

Tidak

Page 14: IsiTesis Regresi Logistik Ordinal

14

Page 15: IsiTesis Regresi Logistik Ordinal

15

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan

Alat:

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah borang berupa format

isian profil sekolah yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur

yang berfungsi sebagai alat ukur variabel.

Disamping itu digunakan pula alat bantu analisis berupa komputer

Pentium 4 beserta kelengkapannya.

3.2 Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari Dinas

Pendidikan Propinsi Jawa Timur. Data tersebut merupakan data laporan akreditasi

sekolah SMK yang telah terakreditasi sampai dengan tahun 2006. Borang format

profil sekolah yang telah diisi oleh sekolah kemudian dikirimkan kembali kepada

Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur dengan interpretasi yang bermacam-

macam oleh sekolah karena sumber daya manusia yang berbeda, sehingga data

yang diinginkan kadang tidak terpenuhi.

Ketidak-akuratan data ini bukan disebabkan oleh alat ukur yang digunakan

karena sudah dianggap reliabel, akan tetapi disebabkan oleh keterbatasan sumber

daya manusia yang ada. Sedangkan data sekunder Indeks Pembangunan Manusia

per Kabupaten/Kota didapatkan dari BPS Jawa Timur tahun 2005.

Proses pengambilan data dalam penelitian ini adalah menggunakan data

sekunder mengenai profil sekolah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang telah

terakreditasi di Sub Dinas Pendidikan Menengah Kejuruan Dinas Pendidikan

Propinsi Jawa Timur. Sekolah yang mengajukan untuk diakreditasi mengirimkan

profil sekolah ke Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur yang kemudian akan

diproses sehingga keluar nilai akreditasi sekolah yang bersangkutan.

Untuk penilaian akreditasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ini

berbeda dengan Sekolah yang lain seperti SD, SMP ataupun SMA yang cara

penilaian akreditasinya adalah per sekolah, sedangkan penilaian akreditasi untuk

Page 16: IsiTesis Regresi Logistik Ordinal

16

SMK adalah per jurusan dalam sekolah tersebut yang mengajukan akreditasi.

Dengan demikian untuk satu sekolah SMK yang mempunyai bermacam-macam

jurusan nilai akreditasi dapat berbeda antar jurusan dalam satu sekolah.

Karena satu sekolah mempunyai jurusan yang lebih dari satu dan

mempunyai nilai akreditasi yang kadang berbeda antar jurusan maka pengambilan

data dalam penelitian ini adalah dengan mengambil jurusan di sekolah tersebut

yang mempunyai nilai akreditasi yang paling besar. Dengan demikian satu

sekolah diwakili oleh jurusan yang mempunyai nilai akreditasi yang paling besar.

Pengambilan data sekolah yang terakreditasi ini hanya diambil dari

sekolah yang mengajukan akreditasi selama tahun 2006 ke Dinas Pendidikan

Propinsi Jawa Timur dan sudah diketahui hasil penilaian akreditasinya. Karena

data yang tersedia adalah sangat jauh dari ideal yang diinginkan peneliti maka

data yang diambil adalah data sekolah yang pengisian pada alat ukur yang lengkap

karena banyak sekali sekolah yang mengisi alat ukur yaitu profil sekolah banyak

yang kosong atau tidak terisi sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini dikarenakan

kualitas sumber daya manusia yang berbeda-beda dari setiap sekolah. Dari data

yang ada maka yang dapat diambil oleh peneliti adalah sebanyak 109 sekolah

yang telah terakreditasi yang mengajukan akreditasi selama tahun 2006.

3.3 Variabel Penelitian

Penelitian ini terdapat beberapa variabel yang dipergunakan untuk analisis

regresi logistik ordinal. Sebagai variabel prediktor adalah sebagai berikut :

1. 1x : Status sekolah, ada dua kategori yaitu negeri dan swasta ;

2. 2x : Lama berdiri sekolah dalam tahun;

3. 3x : Jumlah siswa;

4. 4x : Jumlah guru;

5. 5x : Jumlah alumni yang diterima setahun terakhir

6. 6x : Status tanah bangunan (1=milik sendiri; 0=menyewa/menumpang)

7. 7x : Jumlah nilai rata-rata Ujian Nasional Sekolah terakhir

Page 17: IsiTesis Regresi Logistik Ordinal

17

8. 8x : Indeks Pembangunan Manusia tiap Kabupaten/Kota asal sekolah

Sebagai variabel respon adalah peringkat/status akreditasi SMK (1 – 3)

yaitu C = Cukup (1), B = Baik (2) dan A = Amat baik (3) yang dikeluarkan oleh

Badan Akreditasi Sekolah Propinsi Jawa Timur. Peringkat/status akreditasi

sekolah SMK tersebut adalah sebagai berikut :

1. C = Cukup

2. B = Baik

3. A = Amat baik

3.4 Metode Analisis

Urutan analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini berdasarkan tujuan

adalah sebagai berikut :

1. Menentukan nilai estimasi parameter untuk model regresi logistik ordinal

a. Mendapatkan turunan pertama ,0),(ln =

∂∂

j

L

θβθ

dan ,0),(ln =

∂∂

k

L

ββθ

dimana 1,...,2,1 −= Jj dan pk ,...,2,1=

b. Mendapatkan turunan kedua dengan 0),(ln

2

2

<∂

j

L

θβθ

, 0),(ln

2

2

<∂

k

L

ββθ

dan 0),(ln2

<∂∂

∂βθ

βθL dimana 1,...,2,1 −= Jj dan pk ,...,2,1=

2. Mendapatkan model akreditasi sekolah berdasarkan faktor-faktor yang

terdapat dalam profil sekolah yang meliputi status sekolah yaitu negeri atau

swasta, lama berdiri suatu sekolah pada saat mengajukan akreditasi, jumlah

siswa pada saat mengajukan akreditasi, jumlah guru pada saat mengajukan

akreditasi, jumlah alumni yang diterima di dunia usaha dan industri setahun

terakhir pada saat mengajukan akreditasi, status tanah/bangunan serta jumlah

nilai rata-rata ujian nasional sekolah dengan memperhatikan Indeks

Pembangunan Manusia tiap wilayah asal sekolah SMK yang terakreditasi

dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Melakukan pengujian hipotesis.

b. Menginterpretasikan model dan mengambil kesimpulan.

Page 18: IsiTesis Regresi Logistik Ordinal

18

Page 19: IsiTesis Regresi Logistik Ordinal

19

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Estimasi Parameter

Parameter β dapat diestimasi dengan menggunakan metode Maximum

Likelihood Estimation (MLE). Untuk menjelaskan peluang pengamatan sebagai

suatu fungsi dari parameter yang tidak diketahui dapat dibangun dengan suatu

fungsi yang disebut Likelihood function. Untuk memaksimumkan nilai dari fungsi

tersebut digunakan metode Maximum Likelihood Estimation (MLE).

Apabila terdapat suatu sampel random dari distribusi bersama (Y, X)

dimana Y adalah suatu respon ordinal dan ( )kT XXX ,,, 21 L=X adalah vektor

variabel independen atau covariates. Jika ( )Xjπ adalah peluang klasifikasi yaitu

( )X|Pr jY = dari variabel respon Y dimana Jj ,,2,1 L= pada nilai

( )kT XXX ,,, 21 L=X variabel independen. Sehingga permasalahannya adalah

menghubungkan ( ) ( ) ( )( )XXX J

T ππππ ,,, 21 L= pada variabel predictor X.

Jika kategori respon mempunyai urutan atau ordering, maka model logit

yang digunakan adalah cumulative logit models. Model ordinal multiple respon

dalam model logit adalah:

( )[ ] XβX T

jjYLogit +=≤ θ|Pr , 1,,2,1 −= Jj L

dimana θ adalah vektor parameter intersep dan ( )kT βββ ,,, 21 L=β adalah

vektor parameter slope. Jika 1+< jj θθ maka model ini adalah model kumulative

dengan slope yang sama yaitu model garis regresi yang berdasar pada peluang

kumulatif kategori respon. Jika ( ) ( ) ( ) ( )XXXX jj πππγ +++= L21 , maka:

( ) ( )XX 11 πγ = (4.1)

( ) ( ) ( )XXX 212 ππγ += (4.2)

M

( ) ( ) ( ) ( ) 121 =+++= XXXX JJ πππγ L (4.3)

Page 20: IsiTesis Regresi Logistik Ordinal

20

Jika terdapat J kategori respon maka model logistik ordinal yang terbentuk adalah:

( ) kklnlogit XXX βββθγ

γγ ++++=

−= L22111

1

11

1 (4.4)

( ) kklnlogit XXX βββθγ

γγ ++++=

−= L22112

2

22

1 (4.5)

( ) kkJ

J

JJ lnlogit XXX βββθ

γγγ ++++=

−= −

−− L22111

1

11

1 (4.6)

dimana ( ) ( ) ( ) ( )Xβ

XXXXT

j

Tj

e

ejj +

+

+=+++=

θ

θ

πππγ1

21 L , 1,,2,1 −= Jj L (4.7)

dan 1=Jγ . Model ini disebut cumulative logit models sebab odds ratio kejadian

( )jY ≤ adalah independen pada setiap indikator kategori.

4.1.1 Fungsi Likelihood

Ketika lebih dari satu observasi Y muncul pada nilai iX , adalah cukup

dengan mencatat jumlah observasi jin dan jumlah hasil “j” untuk Jj ,,2,1 L= .

Maka [ ]niYi ,,2,1, L= adalah variabel random multinomial independent

( )Jiiii nnnlmultinomiaY ,,,~ 21 L dengan ( ) ( )ijjii nYE Xγ= dimana

11 =++ kii nn L sehingga didapatkan:

ii nR 11 = ,

iii nnR 212 +=

M

1=JiR

Karena peluang kumulatif yang digunakan dalam menaksir parameter, maka

likelihood dapat ditulis sebagai perkalian 1−J kategori, sehingga fungsi padat

peluang bersama dari ( )nYYY ,,, 21 L adalah sama dengan perkalian n fungsi

multinomial.

Page 21: IsiTesis Regresi Logistik Ordinal

21

Fungsi likelihoodnya adalah:

( ) L×

×

=

=

∏iiiiii RR

i

ii

R

i

in

i

RR

i

ii

R

i

iL

232121

3

23

3

2

1 2

12

2

1,γ

γγγγ

γγγ

γγ

βθ

( )

×

−− −−−

iJJiiJ RR

Ji

iJJi

R

Ji

iJ

)1(1

)1()1(

γγγ

γγ

(4.8)

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )++−−−+=∑=

ii

n

i

iiiiiiii RRRRRL 22

1

22121211 lnlnlnlog,ln γγγγγβθ

( ) ( ) ( ) ( ) ( )( )+++−−− −− iJiJiiiiii RRRR 11332323 lnlnln γγγγ L

( )( ) ( )( ) ( )JiJiiJJiiJJi RRR γγγ lnln 11 −−− −−

( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ++−−+−−+=∑=

L

n

i

iiiiiiiiii RRRRR1

2323121211 lnlnln γγγγγ

( )( ) ( )( )iJJiiJJi RR 11 ln −− −− γγ

( ) +

+−

+−+

+=

+

+

+

+

=+

+

∑i

T

iT

iT

iT

iT

iT

e

e

e

eRR

e

eR ii

n

i

i Xβ

1

1

2

2

1

1

11ln

1ln 12

1

1 θ

θ

θ

θ

θ

θ

( ) ( )( )

+−−++

+−

+−

+

+

−+

+

+

+

iT

J

iT

J

iT

iT

iT

iT

e

eRR

e

e

e

eRR iJJiii Xβ

)1(

)1(

2

2

3

3

11ln

11ln 123 θ

θ

θ

θ

θ

θ

L

(4.9)

jika ( )( )iTi

T

iT

iT

iT

iT

iT

iT

ee

ee

e

e

e

eXβXβ

XβXβ

++

++

+

+

+

+

++−=

+−

+ 12

12

1

1

2

2

11ln

11ln

θθ

θθ

θ

θ

θ

θ

( )

( )( )iTi

T

iT

ee

eeXβXβ

++

++=

12

12

11ln

θθ

θθ

Page 22: IsiTesis Regresi Logistik Ordinal

22

maka fungsi log-likelihood menjadi:

( ) ( )( )( ) ( ) ( ) ( )( )( ) ( ) ( ) ( )( )

( ) ( )iT

J

iT

iT

iT

iT

iT

eR

eeeeRR

eeeeRR

eRL

iJ

i

T

ii

i

T

ii

n

i

i

T

i

XβXβ

XβXβ

Xββθ

+−

++

++

=

+

−+−−

+++−+−−+−

++−+−−+−

++−+=∑

1

2323

1212

1

1ln1

1ln1lnln

1ln1lnln

1ln,ln

)1(

23

12

1

11

θ

θθθθ

θθθθ

θθ

L

(4.10)

Dari fungsi log-likelihood ini kita dapat mendapatkan turunan ( )βθ,log L terhadap

θ dan β sebagai berikut:

( )

+−

−−−+

+−=

∂∂

+

+

=+

+

∑i

T

iT

iT

iT

e

e

ee

eRR

e

eR

Lii

n

i

i Xβ

1

1

12

1

1

1

111

ln12

1

1

θ

θθ

θ

θ

θ

θ (4.11)

( ) ( )( )

−−−

+−=

∂∂ +

= +

+

∑ 212

1222

1

2

12

21

1

1

1

ln

θθ

θθ

θ

θ

θ ee

eRR

e

eR

Lii

n

i

ii

T

iT

(4.12)

( ) ( )∑=

+

−−=

∂∂∂ n

i

ii

ee

eRR

L

1212

21

2

12

21ln

θθ

θθ

θθ (4.13)

0ln

1

2

=∂∂

j

L

θθ dimana 1,,3 −= Jj L (4.14)

( )∑= +

+

+−=

∂∂∂ n

i

ji

i

j iT

iT

e

eR

L

122

1

2

1

1

1

ln

XβX

θ

θ

βθ , 2,,2 −= Jj L (4.15)

( )( ) ( )( )

+−

−−−+

+−

−−=

∂∂

+

+

++

+

=− +−∑

iT

u

iT

u

uu

u

iT

u

iT

u

uu

u

e

e

ee

eRR

e

e

ee

eRR

Luiiu

n

i

iuui

uXβ

θ

θ

θθ

θ

θ

θ

θθ

θ

θ 11

ln11

1

1

1

(4.16)

Page 23: IsiTesis Regresi Logistik Ordinal

23

( ) ( )( ) ( ) ( )( ) ( )( )( )

−−−

−−−

+−−=

∂∂

+

+

− +

+

+

−+

+

=−+∑ 2112

1

1121

1

1

1

1

ln

uu

uu

uu

uu

iT

u

iT

u

ee

eRR

ee

eRR

e

eRR

Luiiuiuui

n

i

iuiu

uθθ

θθ

θθ

θθ

θ

θ

θ Xβ

(4.17)

dimana 2,,2 −= Ju L

( )( )( )∑=

+

−−

−−=

∂∂∂

−n

i

iuui

uuuu

uu

ee

eRR

L

121

1

2

1

1ln

θθ

θθ

θθ , 1,,2 −= Ju L (4.18)

0ln2

=∂∂

ju

L

θθ , jika 2|| ≥− ju (4.19)

( ) ( )( ) ( )21

11

2

1

ln

iT

u

iT

u

e

eRR

L jin

i

iuiu

juXβ

XβX

+

+

=−+

+−−=

∂∂

∑θ

θ

βθ , 2,,2 −= Ju L (4.20)

( ) ( )( ) ( )( )

+−−

+−

−−=

∂∂

+

+

−+

+

=−−

−−

−−

∑i

TJ

iT

J

iT

J

iT

J

JJ

J

e

eR

e

e

ee

eRR

LiJ

n

i

iJiJ

JXβ

1

1

1

1

21

1

11

1

ln1

1

21

θ

θ

θ

θθ

θ

θ

(4.21)

( ) ( )( ) ( ) ( )( )( )

+−−

−−−=

∂∂

+

+

−=

+

−−− −

−−

−−

∑ 22

1221

12

2

1

1

21

21

1

1ln

iT

J

iT

J

JJ

JJ

e

eR

ee

eRR

LiJ

n

i

iJiJJ Xβ

θ

θ

θθ

θθ

θ (4.22)

( )( ) ( )

+−−=

∂∂∂

+

+

=−

− −

∑ 21

2

1

2

1

1

1

1ln

iT

J

iT

J

e

eR

L jin

i

iJ

jJXβ

XβX

θ

θ

βθ (4.23)

( )

( )( )

+−−

++

+−

+−−+

+−=

∂∂

+

+

=+

+

+

+

+

+

iT

J

iT

J

iT

iT

iT

iT

iT

iT

e

eR

e

e

e

eRR

e

eR

L

ui

iJ

n

i

uiui

uiii

ui

uii

u

X

XXX

XX

1

1

2

2

1

1

1

1

11

111

ln

1

1

121

θ

θ

θ

θ

θ

θ

θ

θ

βL

(4.24)

Page 24: IsiTesis Regresi Logistik Ordinal

24

( ) ( ) ( )( )( ) ( )

+−−

++

+−

+−−+

+−=

∂∂∂

+

+

= +

+

+

+

+

+

21

122121

2

1

1

2

2

1

1

1

1

1

1

111

ln

iT

J

iT

J

iT

iT

iT

iT

iT

iT

e

eR

e

e

e

eRR

e

eR

L

jiui

iJ

n

i

jiuijiui

ii

jiui

i

ju

XX

XXXXXX

θ

θ

θ

θ

θ

θ

θ

θ

ββL

(4.25)

turunan pertama dari log-likelihood : ( )βθ,log L terhadap θ dan β adalah non

linier dalam parameter. Karena non linier maka untuk mendapatkan taksiran

parameter digunakan metode Newton-Raphson dengan iterasi Weighted Least

Square. Untuk mengestimasi varians dan kovarians diperoleh dari turunan kedua

fungsi log-likelihood.

Turunan kedua dari fungsi log likelihood diatas merupakan elemen dari

matriks Hessian. Matrik Hessian berisi model negatif elemen dari matriks Hessian

yang dinyatakan dengan ( ) ( )βHVXXβI −== ' . Selanjutnya metode Newton-

Raphson dengan iterasi Weighted Least Square digunakan untuk mendapatkan

taksiran parameter yaitu sebagai berikut:

( ) ( )( ) ( )tttt r1)1( −+ −= Hββ

dimana ( ) ( )ab

t Lr

β∂∂= β

dimana a=0,1,...,p dan b=1,2,...,J

Oleh karena estimasi parameter dengan metode Maximum Likelihood

sangat sulit, maka digunakan program komputerisasi yaitu program Minitab 14

untuk mendapatkan nilai-nilai taksiran parameter terhadap model akreditasi SMK.

Disini digunakan %10=α karena dalam dunia pendidikan tidak lepas dari faktor

sosial yang sulit untuk dikendalikan.

4.2 Penentuan Model Akreditasi SMK Berdasarkan Profil Sekolah

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

variabel respon yaitu status akreditasi sekolah yaitu cukup, baik, dan amat baik,

sedangkan sebagai variabel prediktor adalah status sekolah, lama berdiri sekolah,

jumlah siswa terakhir, jumlah guru terakhir, status tanah bangunan, jumlah alumni

Page 25: IsiTesis Regresi Logistik Ordinal

25

yang diterima di dunia usaha dan industri, jumlah nilai rata-rata ujian nasional

sekolah terakhir serta indeks pembangunan manusia Kabupaten/Kota asal sekolah

SMK. Penjelasan mengenai variabel-variabel dalam penelitian dapat dilihat pada

Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Variabel-variabel dalam penelitian

No Variabel Tipe variabel Kode

1 Variabel Respon (Status

akreditasi)

Kualitatif

C = Cukup

B = Baik

A = Amat baik

1

2

3

2 Variabel Prediktor:

1x : Status sekolah

2x : Lama berdiri Sekolah (tahun)

3x : Jumlah siswa terakhir

4x : Jumlah guru terakhir

5x : Jumlah alumni yang diterima

dunia usaha dan industri

setahun terakhir

6x : Status tanah bangunan

7x : Jumlah nilai rata-rata Ujian

Nasional Sekolah

8x : Indeks Pembangunan Manusia

tiap Kabupaten/Kota asal

sekolah

Kualitatif:

- Swasta

- Negeri

Kuantitatif

Kuantitatif

Kuantitatif

Kuantitatif

Kualitatif:

- Menyewa/menumpang

- Milik sendiri

Kuantitatif

0

1

-

-

-

-

0

1

-

Page 26: IsiTesis Regresi Logistik Ordinal

26

a. Model Akreditasi

Model akreditasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan model

logit dari regresi logistik ordinal dengan delapan variabel prediktor dan tiga

kategori respon. Pada Tabel 4.2 dapat dilihat banyaknya sekolah yang masuk

kategori akreditasi.

Tabel 4.2 Informasi respon

No Jenis Akreditasi Jumlah Sekolah

1 C 11

2 B 62

3 A 36

Sekolah yang terakreditasi C atau cukup terdapat 11 sekolah, sekolah yang

terakreditasi B atau baik terdapat 62 sekolah, sedangkan sekolah yang masuk pada

akreditasi A atau amat baik terdapat 36 sekolah. Dengan demikian secara total

terdapat 109 sekolah.

Karena terdapat tiga kategori respon maka model logit yang terbentuk

adalah dua model logit yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.3 Estimasi parameter model

Prediktor Koefisien SE Koef

Konstan (1) -0,685519 4,54770

Konstan (2) 3,11173 4,56250

1x -1,97213 1,39537

2x -0,0404839 0,0197898

3x -0,0011422 0,0011318

4x -0,0427285 0,0196091

5x 0,0014973 0,0057685

6x -0,490459 0,684865

7x -0,223848 0,0891472

8x 0,0761840 0,0596407

Page 27: IsiTesis Regresi Logistik Ordinal

27

87654

321

1

11

0761840,0223848,0490459,00014973,00427285,0

0011422,00404839,097213,1685519,01

log)(

xxxxx

xxxLogit

+−−+−

+−−−−=

−=

γγγ

( )

87654

321

2

22

0761840,0223848,0490459,00014973,00427285,0

0011422,00404839,097213,111173,31

log

xxxxx

xxxLogit

+−−+−

+−−−=

−=

γγγ

b. Pengujian Signifikansi Model Akreditasi SMK

Uji secara serentak

Untuk pengujian secara serentak, pengujian signifikansi model akreditasi

sekolah SMK menggunakan likelihood ratio test. Hipotesisnya adalah sebagai

berikut:

Hipotesis :

H0 : 0β =

H1 : 0β ≠

Tabel 4.4 Pengujian secara serentak

Log-Likelihood

=-80,926

G = 38,330 DF = 8 P-value = 0,00

Goodness-of-Fit Test

Metode Chi-Square DF P

Pearson 174,617 208 0,955

Deviance 161,852 208 0,992

Hubungan Pengukuran

Pasangan Jumlah Persentase Pengukuran

Concordant 2647 80,0

Discordant 655 19,8

Ties 8 0,2

Somers’D = 0,60

Goodman-Kruskal Gamma =0,60

Kendall’s Tau-a = 0,34

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas didapatkan nilai statistik uji G sebesar

38,330. Dari nilai p-value = 0,000 yang lebih kecil dari 1,0=α maka dapat

diambil kesimpulan bahwa dengan pengujian secara serentak model akreditasi

Page 28: IsiTesis Regresi Logistik Ordinal

28

sekolah SMK dengan regresi logistik ordinal dengan delapan variabel prediktor

signifikan pada tingkat kepercayaan 90%.

Untuk Goodness of Fit dengan metode Pearson nilai Chi-square = 174,617

sedangkan untuk Deviance adalah sebesar 161,852. Nilai Concordant adalah

sebesar 80%, nilai Discordant adalah sebesar 19,8% dan nilai Ties adalah sebesar

0,2%.

Uji Secara Individu

Dari pengujian secara serentak dapat diketahui bahwa model adalah

signifikan atau tolak H0 yang berarti bahwa minimal ada satu parameter yang

signifikan. Statistik uji yang digunakan untuk uji secara individu adalah uji Wald.

Pengujian ini digunakan untuk mengetahui variabel prediktor yang signifikan

secara individu. Hipotesis yang digunakan adalah:

H0: kβ = 0

H1: kβ ≠ 0 ; k = 1, 2, ...p

Dari output Minitab 14 didapatkan nilai statistik uji Wald untuk masing-masing

parameter variabel prediktor sebagai berikut:

Tabel 4.5 Statistik Uji Wald untuk pengujian secara individu

Prediktor Koefisien SE Koef Z P Odds Ratio

Konstan (1) -0,685519 4,54770 -0,15 0,880

Konstan (2) 3,11173 4,56250 0,68 0,495

1x -1,97213 1,39537 -1,41 0,158 0,14

2x -0,0404839 0,0197898 -2,05 0,041 0,96

3x -0,0011422 0,0011318 -1,01 0,313 1,00

4x -0,0427285 0,0196091 -2,18 0,029 0,96

5x 0,0014973 0,0057685 0,26 0,795 1,00

6x -0,490459 0,684865 -0,72 0,474 0,61

7x -0,223848 0,0891472 -2,51 0,012 0,80

8x 0,0761840 0,0596407 1,28 0,201 1,08

Page 29: IsiTesis Regresi Logistik Ordinal

29

Dari Tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa untuk model akreditasi

sekolah SMK untuk variabel prediktor yang signifikan pada tingkat kepercayaan

90% dan berpengaruh pada model adalah lama berdiri sekolah, jumlah guru, dan

jumlah nilai rata-rata Unas sekolah. Sedangkan variabel prediktor yang tidak

signifikan adalah status sekolah, jumlah siswa, jumlah alumni yang diterima di

dunia usaha dan industri, status tanah dan bangunan serta indeks pembangunan

manusia Kabupaten/Kota asal SMK yang terakreditasi.

Variabel prediktor status sekolah yang terdiri atas sekolah negeri dan

swasta, jumlah siswa, jumlah alumni yang diterima di dunia usaha dan industri,

status tanah dan bangunan tidak signifikan pada model dikarenakan pada saat

pengambilan data, sekolah SMK yang mengajukan akreditasi selama tahun 2006

yang terbesar adalah sekolah swasta, hanya beberapa sekolah SMK yang berstatus

negeri yaitu ada 4 sekolah. Sekolah SMK swasta tersebut umumnya mempunyai

keragaman jumlah siswa yang kecil sehingga tidak signifikan dalam model.

Variabel jumlah alumni yang diterima di dunia usaha dan industri juga tidak

signifikan dalam model juga disebabkan keragaman data yang kecil antar sekolah

SMK karena sebagian besar data yang diambil adalah dari sekolah swasta.

Variabel status tanah dan bangunan tidak signifikan dalam model, hal ini

dikarenakan data yang diambil adalah sebagian besar sekolah yang sudah

memiliki tanah dan bangunan sendiri, sedangkan sekolah yang menyewa atau

menumpang hanya sebagian kecil yaitu ada 11 sekolah. Variabel indeks

pembangunan manusia tidak signifikan dalam model, hal disebabkan sekolah-

sekolah yang mengajukan akreditasi selama tahun 2006 berasal dari

Kabupaten/Kota yang mempunyai indeks pembangunan manusia yang hampir

signifikan tidak beda jauh.

Interpretasi model yang terbentuk adalah dengan menggunakan odds rasio.

Nilai odds rasio yang signifikan dalam model berdasarkan Tabel 4.5 adalah

variabel lama berdiri sekolah dengan odds rasio sebesar 0,96, variabel jumlah

guru dengan odds rasio sebesar 0,96, variabel nilai Unas sekolah dengan odds

rasio sebesar 0,8. Odds rasio variabel lama berdiri sekolah adalah sebesar 0,96, ini

dapat diartikan bahwa terdapat 4% peningkatan dalam nilai perbandingan status

sekolah yang lebih tinggi tiap 10 tahun pertambahan lama berdiri sekolah. Odds

Page 30: IsiTesis Regresi Logistik Ordinal

30

rasio jumlah guru adalah sebesar 0,96, dapat diartikan bahwa terdapat peningkatan

4% nilai perbandingan status sekolah yang lebih tinggi tiap penambahan 10 0rang

guru. Sedangkan variabel nilai Unas sekolah dengan odds rasio sebesar 0,8, dapat

diartikan bahwa terdapat peningkatan 20% dalam nilai perbandingan status

sekolah yang lebih tinggi tiap penambahan 10 nilai Unas sekolah.

Page 31: IsiTesis Regresi Logistik Ordinal

31

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Penaksiran parameter Regresi Logistik Ordinal diperoleh dengan

menggunakan metode penaksiran Maksimum Likelihood. Untuk menjelaskan

peluang pengamatan sebagai suatu fungsi dari parameter yang tidak diketahui

dapat dibangun dengan suatu fungsi yang disebut Likelihood function. Untuk

memaksimumkan nilai dari fungsi tersebut digunakan metode Maximum

Likelihood Estimation (MLE). Fungsi Likelihood adalah sebagai berikut:

( ) L×

×

=

=

∏iiiiii RR

i

ii

R

i

in

i

RR

i

ii

R

i

iL

232121

3

23

3

2

1 2

12

2

1,γ

γγγγ

γγγ

γγ

βθ

( )

×

−− −−−

iJJiiJ RR

Ji

iJJi

R

Ji

iJ

)1(1

)1()1(

γγγ

γγ

kemudian didapatkan fungsi log-likelihood:

( ) ( )( )( ) ( ) ( ) ( )( )( ) ( ) ( ) ( )( )

( ) ( )iT

J

iT

iT

iT

iT

iT

eR

eeeeRR

eeeeRR

eRL

iJ

i

T

ii

i

T

ii

n

i

i

T

i

XβXβ

XβXβ

Xββθ

+−

++

++

=

+

−+−−

+++−+−−+−

++−+−−+−

++−+=∑

1

2323

1212

1

1ln1

1ln1lnln

1ln1lnln

1ln,ln

)1(

23

12

1

11

θ

θθθθ

θθθθ

θθ

L

turunan pertama dari log-likelihood : ( )βθ,log L terhadap θ dan β adalah non

linier dalam parameter. Karena non linier maka untuk mendapatkan taksiran

parameter digunakan metode Newton-Raphson dengan iterasi Weighted Least

Square. Akan tetapi metode penaksiran maksimum Likelihood sulit dilakukan

Page 32: IsiTesis Regresi Logistik Ordinal

32

dalam menentukan ( )βθ, awal, sehingga dipergunakan program komputerisasi

minitab 14.

2. Variabel yang signifikan yang berpengaruh terhadap status akreditasi SMK di

Jawa Timur adalah lama berdiri suatu sekolah pada saat mengajukan

akreditasi, jumlah guru pada saat mengajukan akreditasi, serta jumlah nilai

rata-rata ujian nasional sekolah. Model Akreditasi SMK di Jawa Timur dengan

Regresi Logistik Ordinal adalah sebagai berikut:

87654

321

1

11

0761840,0223848,0490459,00014973,00427285,0

0011422,00404839,097213,1685519,01

log)(

xxxxx

xxxLogit

+−−+−

+−−−−=

−=

γγγ

( )

87654

321

2

22

0761840,0223848,0490459,00014973,00427285,0

0011422,00404839,097213,111173,31

log

xxxxx

xxxLogit

+−−+−

+−−−=

−=

γγγ

( )

87654

321

87654

321

11

0761840,0223848,0490459,00014973,00427285,0

0011422,00404839,097213,1685519,0exp(1

0761840,0223848,0490459,00014973,00427285,0

0011422,00404839,097213,1685519,0exp(

xxxxx

xxx

xxxxx

xxx

+−−+−+−−−−+

+−−+−+−−−−

== πγ

( )

07618,0223848,0490459,00014973,00427285,0

0011422,00404839,097213,111173,3exp(1

0761840,0223848,0490459,00014973,00427285,0

0011422,00404839,097213,111173,3exp(

7654

321

87654

321

212

+−−+−+−−−+

+−−+−+−−−

=+=

xxxx

xxx

xxxxx

xxx

ππγ

1π = P(Y=1| X ) menyatakan peluang kategori respon ke-1 atau masuk

kategori C pada p variabel prediktor yang dinyatakan dalam vektor

X

2π = P(Y=2| X ) menyatakan peluang kategori respon ke-2 atau masuk

kategori B pada p variabel prediktor yang dinyatakan dalam vektor

X

3π = 1 - 1π - 2π = P(Y=3| X ) menyatakan peluang kategori respon ke-2

atau masuk kategori A pada p variabel prediktor yang dinyatakan

dalam vektor X

Page 33: IsiTesis Regresi Logistik Ordinal

33

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka saran-saran yang dapat disampaikan

adalah bahwa untuk penelitian selanjutnya untuk memodelkan akreditasi

hendaknya dimasukkan variabel lain yang lebih mewakili untuk mengukur

akreditasi SMK di Jawa Timur.

Page 34: IsiTesis Regresi Logistik Ordinal

34

DAFTAR PUSTAKA

Agresti, A., (1990), Categorical Data Analysis, John Wiley & Sons, Inc., New

York.

Antonov, A., (2004), ‘Performance of Modern Techniques for Rating Model

Design’, Master Thesis, Zürich.

Hosmer, D. W., dan Lemeshow, S., (2000), Applied Logistic Regression, John

Wiley & Sons, Inc., New York.

Hyun, S. K.,(2004), “Topics In Ordinal Logistic Regression And Its Applications”,

Dissertation Ph.D.,Texas A&M University.

McCullagh,P., (1980),”Regression models for ordinal data”, Journal of the Royal

Statistical Society, Seri B, No.42, hal. 109-142.

Tim Sekretariat Negara RI (2005), Peraturan Pemerintah Tentang Standar

Nasional Pendidikan, Sekretariat Negara RI, Jakarta.

Wibowo, W., (2002), ‘Perbandingan Hasil Klasifikasi Analisis Diskriminan dan

Regresi Logistik Pada Pengklasifikasian Data Respon Biner’, KAPPA

Vol. 3, No.1, hal 36-45..

Page 35: IsiTesis Regresi Logistik Ordinal

35

Lampiran 1

Data Akreditasi SMK di Jawa Timur

No Nama Jurusan SMK 1x 2x 3x 4x 5x 6x 7x 8x Y

1 MEKANIKA SMK

TARUNA BAKTI

NGANJUK

0 18 1647 50 62 1 22.56 67.5 2

2 MEKANIK

OTOMOTIF SMK

PGRI 1

BANYUWANGI

0 30 114 30 20 1 21.34 66.0 2

3 AKUNTANSI SMK 17

AGUSTUS

BANYUWANGI

0 37 488 25 35 1 20.54 66.0 3

4 TATA BOGA SMKN

2 MAGETAN

1 6 232 16 42 1 19.58 69.9 3

5 ADMIN PKT SMK

MUH. 1

TRENGGALEK

0 18 127 19 61 1 20.55 70.2 2

6 MEKANIKA

OTOMOTIF SMK

CANDA BHIRAWA

PARE KEDIRI

0 42 277 26 47 1 18.69 68.7 2

7 AUDIO VIDEO SMK

GAMALIEL 1 KOTA

KEDIRI

0 38 312 63 9 1 14.82 73.2 3

8 MEKANIK

OTOMOTIF SMK AR

RAHMAH KAB.

KEDIRI

0 8 309 30 18 1 22.47 68.7 2

9 TEKNIK LAS SMK

MA'ARIF PANDAAN

KAB. PASURUAN

0 6 162 5 27 0 18.51 64.2 2

10 AKUNTANSI SMK 02

ISLAM 45 AMBULU

JEMBER

0 8 119 19 8 1 18.71 61.7 1

11 TEK KOMPUTER

JARINGAN SMK

PGRI PANDAAN

PASURUAN

0 20 261 30 27 1 18.72 64.2 3

12 TEK PERMESINAN

SMK TRI SAKTI

KUDU JOMBANG

0 19 100 16 16 1 19.56 69.4 2

13 ADMIN PKT SMK

TPI PORONG

SIDOARJO

0 20 121 14 15 1 18.45 74.0 1

Page 36: IsiTesis Regresi Logistik Ordinal

36

14 AKUNTANSI SMK

WACHID HASYIM

SURABAYA

0 20 291 32 77 1 21.52 74.6 3

15 TEK MEKANIKA

OTOMOTIF SMK

PGRI 1

BANGKALAN

0 20 108 17 18 1 20.43 60.2 2

16 PENJUALAN SMK

MA'ARIF NU

PRAMBON

SIDOARJO

0 6 152 16 16 1 19.06 74.0 1

17 AEI MAINTENANCE

REPAIR SMK

PENERB. DHARMA

WIRAWAN

SIDOARJO

0 21 91 30 39 1 21.75 74.0 3

18 ADMIN PEKT SMK

PERDANA 1

SURABAYA

0 21 22 17 5 0 18.93 74.6 1

19 PENJUALAN SMK

PSM WARUJAYENG

NGANJUK

0 35 471 31 83 1 19.62 67.5 3

20 ADMIN PKT SMK

PGRI 7 SURABAYA

0 22 107 27 20 0 19.86 74.6 2

21 TEK KOMPUTER

DAN JARGN SMKN

1 CERME GRESIK

1 10 72 34 28 1 23.78 71.6 2

22 TEK KOMP DAN

JARINGAN SMK

SUNAN AMPEL

MENGANTI GRESIK

0 4 117 16 20 1 18.59 71.6 1

23 MEKANIK OTMTF

SMK SULTAN

AGUNG KEMLAGI

MOJOKERTO

0 6 188 17 8 0 22.37 70.3 2

24 TEKNIK LAS SMK

QOMARUL

HIDAYAH 1 TUGU

KAB. TRENGGALEK

0 22 271 24 0 0 17.55 70.2 2

25 MEK OTMOTF SMK

MAHARDIKA

LAMONGAN

0 13 203 14 64 1 21.69 66.9 3

26 PENJUALAN SMK

PGRI KAB.

LUMAJANG

0 28 245 39 55 1 23.49 64.5 3

Page 37: IsiTesis Regresi Logistik Ordinal

37

27 AKUNTANSI SMK

PGRI 3 KOTA

KEDIRI

0 10 561 65 228 1 21.56 73.2 2

28 TEK PERMESIN

SMK MUH 1

KEPANJEN

MALANG

0 32 538 28 39 1 23.64 66.9 3

29 AKUNTANSI SMK

PGRI 6 NGAWI

0 12 487 39 23 0 21.90 65.2 3

30 MEKANIK OTMTF

SMK PGRI 2

PONOROGO

0 23 1251 70 15 1 21.30 66.5 3

31 MESIN OTOMTF

SMK YPM 12

TUBAN

0 8 529 38 73 1 21.65 64.2 3

32 TEK. INFORMATIKA

SMK BIMA

BOJONEGORO

0 5 20 14 20 1 19.74 63.6 2

33 MEKANIK OTOMTF

SMK AHMAD YANI

KOTA

PROBOLINGGO

0 38 677 42 70 1 23.73 71.3 3

34 MEKANIK OTOMTF

SMK PGRI I

SUTOJAYAN KAB.

BLITAR

0 23 213 15 60 1 21.53 70.3 2

35 TEK. PERMESINAN

SMK SANTO YUSUF

CARUBAN MADIUN

0 10 41 8 21 1 18.45 66.9 2

36 MEKANIK

OTOMOTIF SMK

TAMAN SISWA

TULUNGAGUNG

0 10 422 50 18 1 19.78 70.5 2

37 AKUNTANSI SMK

PGRI 1 PACITAN

0 41 365 49 40 1 22.09 68.1 3

38 ADMIN PKT SMK

PGRI 2 KOTA

KEDIRI

0 30 314 67 47 0 17.43 73.2 2

39 AKUNTANSI SMK

MADINATUL ULUM

BOJONEGORO

0 11 82 16 11 1 15.47 63.6 1

40 TEK. OTOMOTIF

SMK NURIS KAB.

JEMBER

0 4 63 24 10 1 16.26 61.7 2

41 AKUNTANSI SMK

PGRI 3 NGANJUK

0 14 267 55 59 1 19.62 67.5 3

Page 38: IsiTesis Regresi Logistik Ordinal

38

42 NAUTIKA NIAGA

SMK WIRA

MARITIM

SURABAYA

0 6 60 18 33 1 21.89 74.6 2

43 PENJUALAN SMK

PEMUDA 1

KESAMBEN

JOMBANG

0 31 467 37 31 1 18.56 69.4 2

44 MEKANIK

OTOMOTIF SMK

TAMAN SISWA

KOTA KEDIRI

0 8 106 20 12 1 20.22 73.2 2

45 PENJUALAN SMK

AHMAD YANI

JABUNG KAB.

MALANG

0 5 61 17 11 1 17.64 66.9 1

46 MEKANIK

OTOMOTIF SMK

PGRI 1 MOJOROTO

KOTA KEDIRI

0 23 618 61 188 1 22.56 73.2 2

47 PENJUALAN SMK

MUH. 2

MANTINGAN

NGAWI

0 6 76 17 0 1 16.38 65.2 2

48 TEK. OTOMOTIF

SMK MUH. 2

GENTENG

BANYUWANGI

0 31 734 47 97 1 18.67 66.0 3

49 MEKANIK OTOMTIF

SMK MUH. 6

ROGOJAMPI

BANYUWANGI

0 14 990 39 80 1 20.01 66.0 2

50 TATA BUSANA SMK

PGRI KESAMBEN

KAB BLITAR

0 17 40 12 8 0 20.10 70.3 1

51 AKUNTANSI SMK

MAGETAN 1 KAB.

MAGETAN

0 38 145 46 31 1 22.38 69.9 3

52 ADMIN. PKT SMK

KARYA DHARMA 2

KAB. TRENGGALEK

0 24 76 29 40 1 18.65 70.2 3

53 MEKANIK OTOMTF

SMK YP 17 KAB.

LUMAJANG

0 42 397 33 7 1 20.44 64.5 2

Page 39: IsiTesis Regresi Logistik Ordinal

39

54 MEKANIK

OTOMOTIF SMK

WIYATA DHARMA

WALIKUKUN KAB.

NGAWI

0 4 166 18 19 1 18.72 65.2 2

55 MESIN PERKAKAS

SMK DHARMA

WIRAWAN TG.

ANGIN SIDOARJO

0 14 56 16 50 1 20.42 74.0 2

56 ADMIN PKT SMK

SORE KOTA

PROBOLINGGO

0 30 115 25 5 1 21.48 71.3 2

57 AKUNTANSI SMK 2

PANCASILA

JEMBER

0 21 221 16 28 1 22.86 61.7 3

58 AKOMODASI

PERHTLAN SMK

PRAJNAPARAMITA

KOTA MALANG

0 14 447 28 39 1 23.49 73.9 3

59 MEKANIK OTMTF

SMKN 1

TRENGGALEK

1 7 386 68 35 1 21.56 70.2 3

60 ADMIN PKT SMK

PAWYATAN 1 KOTA

KEDIRI

0 61 307 34 47 1 19.67 73.2 3

61 AKUNTANSI SMK

BRAWIJAYA 1

KOTA KEDIRI

0 20 89 18 9 1 20.34 73.2 2

62 AKUNTANSI SMK

PARAMITA KOTA

MOJOKERTO

0 37 171 28 40 1 20.01 74.6 2

63 BODI OTOMOTIF

SMK YAPENAS

GEMPOL KAB.

PASURUAN

0 5 184 28 33 1 19.83 64.2 2

64 AKUNTANSI SMK

TRISILA UNDAAN

SURABAYA

0 31 464 31 58 1 17.67 74.6 2

65 ADMIN PRKTRN

SMK PGRI

DONOROJO

PACITAN

0 33 309 25 20 1 13.98 68.1 3

66 INSTALASI LISTRIK

SMK ISLAM

AHMAD YANI

NGANTANG

MALANG

0 11 51 15 12 1 17.76 66.9 2

Page 40: IsiTesis Regresi Logistik Ordinal

40

67 PENJUALAN SMK

YP KOTA BLITAR

0 33 427 68 65 1 14.07 75.1 2

68 AKUNTANSI SMK

PAWYATAN DAHA

2 KOTA KEDIRI

0 43 255 34 16 1 19.14 73.2 2

69 AKUNTANSI SMK

MUH. 1 GENTENG

BANYUWANGI

0 39 464 43 131 1 21.61 66.0 2

70 AKUNTANSI SMK

DARMA SISWA 2

WARU SIDOARJO

0 15 175 32 17 1 20.84 74.0 3

71 BISNIS DAN

MANAJEMEN SMK

ISLAM

PENANGGUNGAN

NGORO KAB.

MOJOKERTO

0 4 137 17 15 1 19.76 70.3 2

72 USAHA JASA

PARIWISATA SMK

PARIWISATA

AIRLANGGA KAB.

MOJOKERTO

0 7 113 15 31 1 22.55 70.3 2

73 AKUNTANSI SMK

PAHLAWAN

MOJOSARI

MOJOKERTO

0 31 660 44 57 1 18.87 70.3 2

74 MEKANIKA

OTOMTF SMK

RADEN PATAH

MOJOSARI

MOJOKERTO

0 19 708 47 56 1 14.04 70.3 2

75 TEK. PERMESINAN

SMK NASIONAL

MOJOSARI KAB.

MOJOKERTO

0 19 582 47 10 1 20.88 70.3 2

76 ADMIN PKT SMK

PGRI SOOKO KAB.

MOJOKERTO

0 19 151 44 12 1 18.03 70.3 2

77 MESIN PERKAKAS

SMK AL ISLAMY

GEDEG KAB.

MOJOKERTO

0 14 50 17 5 1 15.65 70.3 2

78 MEKANIK

OTOMOTF SMK

JAYANEGARA PURI

MOJOKERTO

0 28 60 20 5 1 21.81 70.3 1

Page 41: IsiTesis Regresi Logistik Ordinal

41

79

TEK LISTRIK INSTL

SMK AHMAD YANI

MAYANGAN KOTA

PROBOLINGGO

0 38 267 62 36 1 19.08 71.3 2

80 AKUNTANSI SMK

PEMUDA KRIAN

SIDOARJO

0 35 942 54 33 1 20.67 74.0 3

81 AKUNTANSI SMK

DIPONEGORO

SIDOARJO

0 18 129 30 10 1 17.66 74.0 2

82 AKUNTANSI SMK

BUDI UTOMO

PRAMBON

SIDOARJO

0 21 262 23 25 1 22.47 74.0 2

83 MEKANIK OTOMTF

SMK YPM 4 TAMAN

SIDOARJO

0 14 882 51 10 1 21.67 74.0 3

84 INSTL. LISTRIK

SMK PERSATUAN 2

TULANGAN

SIDOARJO

0 16 109 23 7 1 19.08 74.0 2

85 AKUNTANSI SMK

DARUSSALAM

TAMAN SIDOARJO

0 6 50 17 3 1 15.03 74.0 2

86 MEKANIK OTMTF

SMK SENOPATI

SIDOARJO

0 12 452 32 65 1 15.50 74.0 3

87 MESIN PERKAKAS

SMK ANTARTIKA

BUDURAN

SIDOARJO

0 33 877 54 221 1 21.57 74.0 3

88 AKUNTANSI SMK

DARUL ULUM 1

REJOSO

PETERONGAN

JOMBANG

0 16 72 28 2 1 18.78 69.4 2

89 MEKANIK

OTOMOTIF SMK

WINARA JOMBANG

0 14 158 18 72 0 20.83 69.4 2

90 PENJUALAN SMK

AL IHSANI

KESAMBEN

JOMBANG

0 6 151 16 10 1 18.63 69.4 2

Page 42: IsiTesis Regresi Logistik Ordinal

42

91 TEK. INFORMATIKA

SMK TELKOM

DARUL ULUM

JOMBANG

0 11 106 44 20 1 24.21 69.4 3

92 MEKANIK OTOMTF

SMK PGRI 2

JOMBANG

0 25 315 58 132 1 20.28 69.4 2

93 TEK. PERMESINAN

SMK DIPONEGORO

PLOSO JOMBANG

0 17 766 43 200 1 18.48 69.4 2

94 AKUNTANSI SMK

MUH. 2 JOGOROTO

JOMBANG

0 5 94 17 5 1 19.58 69.4 2

95 AKUNTANSI SMK

NU 1 SUKODADI

LAMONGAN

0 7 132 21 16 1 27.28 66.9 2

96 TEK. KOMP.

JARINGAN SMKN 1

KOTA PASURUAN

1 27 230 57 35 1 23.67 71.4 3

97 AKUNTANSI SMK

MUH. 1 KAB.

LAMONGAN

0 32 220 60 30 1 24.48 66.9 3

98 AKUNTANSI SMK

PGRI 6 NGAWI

0 12 487 39 23 0 22.52 65.2 3

99 ADMIN. PKT SMK

MANGGALA

SURABAYA

0 21 56 17 8 1 20.00 74.6 1

100 MEKANIK OTOMTF

SMK PGRI 6

SURABAYA

0 45 115 24 26 1 21.50 74.6 3

101 MEKANIK OTOMTF

SMK MUH. 5 BABAT

LAMONGAN

0 14 602 48 100 1 22.26 66.9 3

102 ADMIN. PKT SMK

MUH. 2 GRESIK

0 15 66 18 5 1 19.66 71.6 2

103 PENJUALAN SMK

MAARIF NU PAKIS

KAB. MALANG

0 22 169 21 36 1 19.32 66.9 2

104 MEKANIK

OTOMOTF SMK NU

MIFTAHUL HUDA

KEPANJEN

MALANG

0 10 373 37 38 1 23.17 66.9 2

105 ADMIN. PKT SMK

PANCA BHAKTI

MAGETAN

0 14 83 23 8 1 22.23 69.9 2

Page 43: IsiTesis Regresi Logistik Ordinal

43

106 MEKANIK OTOMTF

SMK DARMA SISWA

1 WARU SIDOARJO

0 16 292 46 119 1 24.63 74.0 3

107 PENJUALAN SMK

MUH. 1 BARON

NGANJUK

0 20 54 15 10 1 21.69 67.5 1

108 AKUNTANSI SMK

PGRI KAWEDANAN

MAGETAN

0 22 75 21 25 0 22.81 69.9 2

109 AKUNTANSI SMK

KARYA DHARMA 2

KAB. TRENGGALEK

0 24 184 29 40 1 21.67 70.2 2

Keterangan:

Y : Status akreditasi SMK

1x : Status sekolah

2x : Lama berdiri Sekolah (tahun)

3x : Jumlah siswa terakhir

4x : Jumlah guru terakhir

5x : Status tanah bangunan

6x : Jumlah alumni yang diterima dunia usaha dan industri setahun terakhir

7x : Jumlah nilai rata-rata Ujian Nasional Sekolah

8x : Indeks Pembangunan Manusia tiap Kabupaten/Kota asal sekolah

Page 44: IsiTesis Regresi Logistik Ordinal

44

Lampiran 2

Hasil Output Minitab 14

MTB > OLogistic 'AKREDITASI' = STATUS 'LAMA BERDIRI' 'JUMLAH SISWA' & CONT> 'JUMLAH GURU' 'DITERIMA DU/DI' 'STATUS TANAH' UNAS IPM; SUBC> Logit; SUBC> Brief 2.

Ordinal Logistic Regression: AKREDITASI versus STATUS, LAMA BERDIRI, ... Link Function: Logit Response Information Variable Value Count AKREDITASI 1 11 2 62 3 36 Total 109 Logistic Regression Table Odds 95% CI Predictor Coef SE Coef Z P Ratio Lower Upper Const(1) -0.685519 4.54770 -0.15 0.880 Const(2) 3.11173 4.56250 0.68 0.495 STATUS -1.97213 1.39537 -1.41 0.158 0.14 0.01 2.14 LAMA BERDIRI -0.0404839 0.0197898 -2.05 0.041 0.96 0.92 1.00 JUMLAH SISWA -0.0011422 0.0011318 -1.01 0.313 1.00 1.00 1.00 JUMLAH GURU -0.0427285 0.0196091 -2.18 0.029 0.96 0.92 1.00 DITERIMA DU/DI 0.0014973 0.0057685 0.26 0.795 1.00 0.99 1.01 STATUS TANAH -0.490459 0.684865 -0.72 0.474 0.61 0.16 2.34 UNAS -0.223848 0.0891472 -2.51 0.012 0.80 0.67 0.95 IPM 0.0761840 0.0596407 1.28 0.201 1.08 0.96 1.21 Log-Likelihood = -80.926 Test that all slopes are zero: G = 38.330, DF = 8, P-Value = 0.000 Goodness-of-Fit Tests Method Chi-Square DF P Pearson 174.617 208 0.955 Deviance 161.852 208 0.992 Measures of Association: (Between the Response Variable and Predicted Probabilities) Pairs Number Percent Summary Measures Concordant 2647 80.0 Somers' D 0.60 Discordant 655 19.8 Goodman-Kruskal Gamma 0.60 Ties 8 0.2 Kendall's Tau-a 0.34 Total 3310 100.0 MTB > Stop.