is - jaripotensi.weebly.comjaripotensi.weebly.com/uploads/9/5/0/2/9502443/proposal_japo_prof... ·...

7
JaPo Fingerprint Analysis “Most people think they know what they are good at. They are usually wrong…And yet, a person can only perform from strength.” ~ Peter Drucker Titik kehebatan seseorang hanya bisa diperoleh ketika dia menginvestasikan energi dan sumberdaya nya untuk menguatkan sisi kekuatan daripada memperbaiki kelemahan yang dipunya. Rata-rata pribadi sukses memulai dengan bakat dominan mereka; lalu menga- sah skill dan menambah knowledge berbasis pada bakat dominan tersebut. Bakat adalah faktor pengali untuk mendapatkan strength. Sudahkah karyawan Anda betul-betul mengetahui perihal apakah yang mereka bagus dalam melakukannya? Atau mungkin seperti kebanyakan orang, mereka lebih tahu akan kelemahan- kelemahan mereka daripada kekuatan-kekuatan mereka? Dan berapa banyak kah waktu dan sumberdaya yang mereka alokasikan untuk melakukan perihal yang mereka memang bagus di sana? Strength = Talent x (Knowlede + Skill)

Transcript of is - jaripotensi.weebly.comjaripotensi.weebly.com/uploads/9/5/0/2/9502443/proposal_japo_prof... ·...

JaP

o F

ing

erp

rin

t A

na

lysi

s

“Most people think they know what they are good at. They are usually wrong…And yet, a person can only perform from strength.” ~ Peter Drucker

Titik kehebatan seseorang hanya bisa diperoleh ketika

dia menginvestasikan energi dan sumberdaya nya

untuk menguatkan sisi kekuatan daripada

memperbaiki kelemahan yang dipunya. Rata-rata

pribadi sukses memulai dengan bakat dominan

mereka; lalu menga- sah skill dan menambah

knowledge berbasis pada bakat dominan tersebut.

Bakat adalah faktor pengali untuk mendapatkan

strength.

Sudahkah karyawan Anda betul-betul mengetahui

perihal apakah yang mereka bagus dalam

melakukannya? Atau mungkin seperti kebanyakan

orang, mereka lebih tahu akan kelemahan-

kelemahan mereka daripada kekuatan-kekuatan

mereka? Dan berapa banyak kah waktu dan

sumberdaya yang mereka alokasikan untuk

melakukan perihal yang mereka memang bagus di

sana?

Strength = Talent x (Knowlede + Skill)

JaPo Fingerprint Talent Analysis

2

www.jaripotensi.com

Menghargai dan mendayagunakan bakat baik di bidang olahraga, musik, tari, seni, pendidikan, dan tak ketinggalan ranah profesional telah terbukti mendatangkan keun-tungan sebagai berikut:

1. Secara substansial mengurangi waktu yang dibutuhkan oleh pribadi bersangkutan untuk meraih performa puncak. Dengan kata lain: memper-cepat waktu teraihnya prestasi.

2. Mengurangi beban kerja dan energi dari sisi sang mentor. Dengan kata lain: beban investasi sumberdaya jadi lebih ringan, baik dari sisi waktu, energi, biaya, dan sebagainya.

3. Meningkatkan daya saing, daya kompetitif, dan semangat ber-kembang dari pribadi bersang-kutan.

4. Meningkatkan rasa percaya diri dari pribadi bersangkutan kare-na dia mengetahui dinamisasi performanya terjadi lebih dramatis (yakni lebih mencolok

perkemba-ngannya) daripada rekan sebaya yang berlatih bersama.

Hingga kemudian di dunia profesional, pencarian bakat pun menjadi suatu tugas yang begitu penting. Oracle, salah satu perusahaan software terbesar di dunia, melalui The Manufacturing Institute dalam hasil survei mereka menyatakan bahwa perusahaan yang paling handal dalam men-datangkan profit selalu menge-depankan manajemen bakat.

“The most profitable companies place a higher value on talent, and assign a higher priority to

People Management Practices.”

Sehingga dalam dunia bisnis dikenal lah istilah talent planning,

talent acquisition, dan talent development untuk manajemen SDM.

Bukan hanya Oracle, Google pun juga sangat menekankan pada kekuatan bakat, sedemikian rupa muncul tulisan berjudul sebagai berikut menyikapi kebesaran Google Chrome, browser besutan Google.

Bakat adalah Kunci Utama

“The most profitable

companies place a

higher value on talent,

and assign a higher

priority to People

Management

Practices.”

Google Chrome: Proof That

Talent, Not Strategy, Matters

Everyone would rather believe in

strategy than talent. Strategy can

be argued over, analyzed, refined,

rejiggered. Talent just is.

~Redfin, 2008

JaPo Fingerprint Talent Analysis

3

Pergerakan lateral dalam job rotation memberi kesempatan bagi karyawan untuk mengembangkan skill dalam beragam jenis tugas, selain juga untuk menghindari adanya "kebosanan" dalam fungsi tertentu. Namun bila tidak dilaku-kan secara cermat, job rotation akan merugikan perusahaan mau-pun karyawan bersangkutan, khu-susnya bila terjadi gap atau ketidakcocokan yang besar antara kebutuhan-kompetensi-atas-tugas dengan kompetensi dan sikap sang karyawan terhadap tugas bersangkutan. Dalam job enrichment (dan juga job enlargement), karyawan tetap dipertahankan dalam peran saat itu, namun diberikan tanggung jawab yang lebih banyak atau lebih mendalam. Bila tidak dikelola secara cermat, sang karyawan akan menghabiskan energi dan sumberdayanya pada ranah-ranah tugas yang bukan menjadi kekuatan terbesarnya. Pengalokasian sumber-daya secara tidak tepat ini

pada gilirannya sudah barang tentu

akan merugikan perusahaan.

Dalam hal ini JaPo dapat berfungsi

sebagai salah satu instrumen untuk memberi pertimbangan tipikal jenis tugas semacam apakah yang sesuai bagi setiap individu. Ide dasar JaPo adalah mengoptimalkan kontribusi yang sesuai dengan bakat genetis, di mana bakat mengarah pada perihal yang membuat diri merasa senang dan produktif secara intrinsik di sana. Oleh karenanya, job rotation yang didasarkan atas bakat dan tendensi alami (baik melalui JaPo atau cara lain), menjadikan manfaat berikut teroptimalkan:

Mengurangi kebosanan atas

tugas dan stres terkait de-ngannya

Meningkatkan produktivitas dan

menurunkan absensi serta turn-over

Talent atau bakat terdiri dari dua jenis: bakat bawaan, yang sifatnya genetis, dan bakat tempaan yang mengandalkan kemampuan otak untuk beradaptasi berdasarkan pe-ngalaman (fenomena neuro-plasticity atau cortical remapping). Ketika seseorang memiliki kegigihan (sering diistilahkan sebagai grit) dan melatih suatu kompetensi hingga bilangan 10.000 jam, maka dia pun akan menjadi pakar. Bakat tempaan memang dimung-kinkan terbentuk, namun apabila kita bisa mengetahui bakat natural sejak awal, tentu ini akan lebih baik. Kita tidak bisa sekedar mengand-alkan latihan dan ketekunan. Atau sebenarnya lebih tepatnya: bahkan kemampuan seseorang untuk bisa tekun dalam berlatih lebih lama dan lebih keras di bidang tertentu juga merupakan suatu bentuk turunan genetis. Perhatikan penekanan pada aspek di bidang tertentu. Pada dasarnya kita akan bisa tekun, khususnya pada bidang yang kita memang punya bakat alami di sana. Oleh karenanya, hargailah bakat tempaan, namun tetap jangan melupakan bakat alami kita.

Bakat Alami dan Bakat Bentukan

Sebagai instrumen bantu bagi pihak HRD dalam mengelola motivasi dan mengatur strategi terkait segala issue menyangkut karyawan melalui beragam identifikasi yang disajikan oleh JaPo.

Sebagai instrumen bantu untuk melakukan penempatan karyawan baru, terlebih bila ternyata asal bidang studi atau jurusan sudah tidak lagi menjadi prediktor akurat atas potensi kontribusi optimal seseorang.

Sebagai instrumen bantu untuk promosi jabatan, dengan semisal menginformasikan tendensi genetis gaya kepemimpinan/manajerial sang subyek.

Sebagai instrumen bantu untuk merekomendasikan program pensiun karyawan, mengingat pada umumnya para pensiunan sudah tidak lagi punya waktu untuk coba-coba.

Memberi pertimbangan dalam rencana program empowerment karyawan.

(silahkan baca contoh skenario kasus di halaman 5)

Tantangan Job Rotation & Job Enrichment

JaPo Fingerprint Talent Analysis

4

www.jaripotensi.com

Hemisfer Otak

Mengungkap tendensi pendekatan pemecahan masalah dan mode dasar dalam bersikap.

Kekuatan Modalitas Mengungkap saluran paling efisien dalam mencerna/memproses informasi untuk mengefisienkan pembelajaran dan memahami arahan kerja.

Gaya Belajar dan Gaya dalam Meraih Target Mengungkap gaya bawaan dalam belajar, serta berisi masukan untuk membuat pembelajaran dan maksud meraih target dapat lebih optimal.

Kecerdasan Laten Mengungkap kecenderungan genetis pada ranah kompetensi tertentu yang memberi petunjuk di manakah energi dan sumberdaya sebaiknya dialokasikan

Tipikal Dorongan Minat Mengungkap klasifikasi diri dari sisi karakter dominan, yakni kecenderungan genetis dalam bertindak yang darinya tersirat ranah kekuatan kontribusi dan ranah pengembangan diri.

Gaya Kerja Mengungkap potensi genetis dalam beroperasi serta urutan mode sikap dalam menghadapi suatu kondisi/permasalahan.

Gaya Manajemen

Mengungkap preferensi sikap dalam bekerja, prinsip dalam menjalankan tugas, penitikberatan perhatian pada aspek tertentu, serta aspek potensi kekuatan dan kelemahan dalam mengelola suatu urusan.

Rekomendasi Kiprah Kerja Rekomendasi lingkungan orang dan lingkungan kerja yang sesuai dengan ekspresi kepribadian berdasarkan konsep tipologi enam faktor Holland Codes.

Rekomendasi Arah Aktivitas Pensiun

Rekomendasi arah atau bentuk aktivitas selama pensiun, atau kegiatan kontributif apapun yang sesuai panggilan hati (atau dalam hal ini bacaan sidik jari), berdasarkan konsep yang diadopsi dari Cashflow Quadrant.

Identifikasi Komparatif Menjabarkan identifikasi sidik jari dari orang-orang yang memiliki tipikal jenis jari yang sama, melihat spektrum kepribadian secara menyeluruh berdasarkan hasil studi terhadap tiap jari.

Ragam Analisis JaPo

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

JaPo merupakan hasil kompilasi riset dari para peneliti Dermatoglyphics dengan sample studi lebih dari sepuluh ribu orang. Kami juga menggunakan hasil riset etnografi longi-tudinal berbasis sampling dengan model riset induktif dan olah data hasil triangulation (sumber data dari waktu dan tempat yang berbeda).

Formula pembentukan sidik jari (Ku c̈ken, 2005)

JaPo Fingerprint Talent Analysis

5

Analisis sidik jari JaPo merupakan salah satu instrumen untuk membaca subyek. Cara lain adalah dengan menggunakan instrumen kuesioner atau psikometris.

Kelebihan JaPo dari analisis psikometeris: 1. Dengan analisis sidik jari, subyek tidak perlu

menjawab pertanyaan yang sedemikian panjang dan melelahkan. Instrumen psikometris pada umumnya berisi sedemikian banyak pertanyaan untuk menghindari rekayasa jawaban. Proses pengambilan sidik jari JaPo berlangsung kurang dari lima menit, dapat dilakukan on the spot, di meja kerja sang subyek.

2. Hasil analisis yang konsisten, di mana analisis sidik jari sama sekali tidak terpengaruh oleh kondisi mood dan emosi sang subyek (sedih, marah, tertekan, sangat bahagia, dsb)

3. Psikometris pada umumnya juga sangat bergantung pada kemampuan sang subyek dalam memahami maksud pertanyaan. Pada analisis analisis sidik jari, sang subyek bahkan tidak harus bisa berbahasa Indonesia.

Keterbatasan analisis sidik jari

Analisis sidik jari membaca bakat genetis (bawaan lahir) dan tidak membaca kompetensi saat ini dari seseorang sebagai hasil dari latihan dan pengondisian dari lingkungan pekerjaan. Instrumen psikometris, bila dijawab secara benar (subyek tidak melakukan manipulasi atas jawaban untuk mendapat hasil yang dia inginkan) akan dapat memberi masukan berharga terkait kondisi existing sang subyek.

Analisis sifik jari tidak bisa dilakukan manakala ada jari yang tidak terbaca/teridentifikasi (misal karena cacat atau terluka). Instrumen psikometris tidak mungkin mengalami keterbatasan serupa.

Sebagaimana psikometris yang juga memiliki keterbatasan dalam hal akurasi, analisis sidik jari pun juga demikian. Berdasarkan riset Dr. Arnold Holtzman dan Dr. Mary Lai, sebagaimana dilaporkan oleh Dr. Edward Campbell, analisis sidik jari (versi seba-gaimana JaPo) memiliki tingkat akurasi 80%.

“Kita memerlukan orang yang memaintain 'sumur data' dan knowledgebase yang kita punya. Akan ada aktivitas penuh rutinitas di sana; namun arahan kerjanya sudah jelas. Siapa yang ditunjuk?” Solusi JaPo: sebagai personil kunci, kita tunjuk mereka yang bertipe Sang Pekerja bergaya Rutinitas dengan gaya manajemen bergaya transaksional. Mereka adalah orang-orang yang (lebih) produktif bekerja dalam kerja yang sifatnya sudah terprediksi dengan arahan kerja yang jelas.

“Kita perlu menambah jumlah mentor. Siapa yang baiknya ditunjuk?” Solusi JaPo: cari mereka dengan kecerdasan laten interpersonal yang tinggi, dengan tipikal dorongan minat Sang Perangkul dan gaya manajemen partisipatif.

Contoh Skenario Kasus

“Kita ingin menggalakkan adanya inovasi di organisasi; kita butuh pelopor atau orang yang idenya bisa jadi inspirasi bagi yang lain. Siapa?” Solusi JaPo: Pilihlah orang bertipe Seniman, yang memiliki ide "out of the box" yang bekerjasama dengan orang bertipe Pendaki bergaya peneliti.

"Kita ingin meningkatkan kinerja dan memotivasi seorang karyawan yang begitu keras kepala dan tak komunikatif. Bagaimana caranya?" Dalam JaPo, masing-masing kategori (orang) memiliki potensi masalahnya sendiri-sendiri. Kategori yang keras kepala dan kurang komunikatif (karena ada yang keras kepala namun komunikatif) adalah dari gaya manajemen transaksional. Secara mendasar mereka memang kesulitan dalam mengkomunikasikan perasaan, serta mereka punya sikap keras kepala atas keyakinan yang telah lama tertanam. "Hot button" mereka adalah dari sisi kemapanan atau kondisi aman. Tidak mudah membuat mereka keluar dari zona nyaman, namun bisa dimotivasi dengan menyediakan arahan "what to do" dan "how to do" yang jelas (karena ada yang lebih suka melakukan dengan caranya sendiri), memberikan stabilitas dalam lingkungan kerja mereka, serta tidak mengajak mereka berubah secara drastis. Selain itu, informasi modalitas seseorang juga dapat digunakan: apakah yang bersangkutan sebaiknya dominan dimotivasi via tertulis ataukah secara lesan.

Analisis Sidik Jari dan Instrumen Psikometris

JaPo Fingerprint Talent Analysis

6

www.jaripotensi.com

“Akan ada empat orang yang akan pensiun. Bagaimana memberi rekomendasi yang tepat? Mengikutkan mereka pada pelatihan memang membuka wawasan dan menyediakan banyak pilihan. Namun bagaimana menentukan pilihan dari sekian banyak yang ada?” Solusi JaPo: JaPo memberikan rekomendasi arah aktivitas pensiun dengan tema "Produktif sesuai panggilan hati" mengingat menjalani sesuatu yang selaras dengan bakat akan mendatangkan kesenangan dan kepuasan hati. Arah aktivitas yang ditawarkan JaPo antara lain sebagai Partner Employee, Self Employed, Business Owner, Sociality, Hobbyist, atau Investor; dengan contoh konkrit untuk masing-masingnya.

“Kita hendak adakan program Business Process Academy (atau program pembuatan 'sekolah' dengan kurikulum standar proses bisnis dan skill hardskill di organisasi), kita butuh ada orang yang mengelola kegiatan ini. Siapa saja yang baiknya ditunjuk?” Solusi JaPo: kita pilah dulu proyek ini berdasarkan

tipikal kompetensinya. Untuk membuat program Job Competency Academy, dibutuhkan setidaknya: 1. Orang yang berperan mewujudkan program tersebut

mulai dari nol hingga terlaksana. Dalam JaPo, orang dengan tipikal Enterprising dan Pendaki bergaya Entrepreneur yang tepat untuk peran ini: mereka baik dalam mengawali dan membesarkan sesuatu, dan juga mengelola suatu proyek.

2. Orang yang berperan sebagai perumus kurikulum dan menyiapkan modul. Dalam JaPo, ini adalah orang bertipe Investigative atau Sang Pendaki Bergaya Peneliti. Meskipun gayanya kurang 'gaul', namun mereka mampu menjadi pemateri yang baik.

3. Orang yang berperan sebagai penyampai materi (tidak harus dia menyiapkan kurikulum dan modul). Dalam JaPo, ini adalah orang bertipe Social.

4. Orang yang berperan menyinergikan segala sumber daya (menghubungi narasumber, menjalin kerjasama dengan pihak lain, memastikan kebutuhan personil tim dan program terpenuhi, dsb). Ini adalah orang bertipe Sang Penyinergi.

Pada dasarnya, manusia tidak dapat dikotak-kotakkan secara kaku. Namun kita pasti akan menemukan tema besar yang konsisten dari suatu sistem pengkategorian. Pengkategorian semacam ini lah yang memungkinkan terciptanya kondisi the right man in the right position!

Rp 500.000 per orang bila kurang dari 50 orang

Berbeda dengan hasil psikometris yang tidak selalu dapat disimak oleh sang subyek, report analisis JaPo akan dapat disimak oleh masing-masing subyek. Meningkatnya pemahaman tentang diri sendiri (berikut segenap potensi yang dimiliki), tidak hanya akan meningkatkan citra diri sang subyek, namun juga meningkatkan kemantapan dirinya dalam berkontribusi sesuai dengan tipikal asli dirinya. Pengetahuan tentang tipikal asli ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan keterampilan memotivasi diri sendiri. JaPo menyokong gagasan: bangun kekuatan dari bakat alamimu, buat support system untuk kelemahan kritikalmu.

JaPo adalah investasi untuk meningkatkan

citra diri dan kemampuan dalam

memotivasi diri sendiri

"Mengapa aku selalu jadi pecundang di tim? Mengapa aku sangat canggung dalam berpendapat ketika berada dalam tim?" Kemampuan bekerja dalam tim adalah kemampuan yang wajib dipunya oleh setiap orang. Namun ada orang-orang yang ternyata lebih mampu produktif manakala bekerja secara solo; di mana dia baru kembali ke tim setelah dia terlebih dahulu menggagas atau bekerja secara mandiri. Hal ini dapat ditemukan melalui analisis JaPo.

"Bagaimana aku bisa membangun kharisma dan pengaruh seperti dia? Apa yang bisa kubanggakan dari diriku?" Tiap orang berbeda. Melalui JaPo, setiap orang akan disadarkan tentang kecerdasan laten yang dimiliki. Ada orang-orang yang menonjol dari sisi kekuatan auditori linguistic, yang dengannya dia mampu berolah kata dengan nada suara "merdu". Namun kecerdasan laten seseorang ternyata tidak hanya satu jenis. Mengetahui bakat laten ini sangat bermanfaat dalam membangun basis program pengembangan diri dan ranah kontribusi.

JaPo Fingerprint Talent Analysis

7

Bentuk Layanan dan Nilai Investasi

Apa yang didapat dari paket JaPo?

1. Sesi konsultasi analisis kebutuhan, untuk membaca kebutuhan khusus yang dimiliki organisasi, untuk menghasilkan keluaran executive report yang bersesuaian dengan kebutuhan bisnis. Hasil analisis kebutuhan ini digunakan untuk mengolah report individual JaPo ke dalam konteks kebutuhan organisasi.

a. Konteks rekomendasi pensiun? b. Konteks job rotation dan penempatan karyawan baru? c. Konteks rekomendasi program upgrading karyawan? d. Konteks penyelesaian permasalahan khusus (misal karyawan bermasalah)? e. Dan sebagainya namun sebatas lingkup manfaat yang bisa ditawarkan JaPo

2. Buku report dengan 10 hasil analisis berjumlah halaman 30 – 36 halaman (tergantung hasil identifikasi, jumlah halaman tiap orang berbeda)

3. Sesi training motivasi dan pengembangan diri berbasis bakat berdurasi tiga jam. a. Mengupayakan sinergi dengan pemahaman atas hasil JaPo, terdapat tambahan materi

tentang pengenalan diri b. Training difasilitasi oleh client di lokasi client, diselenggarakan tiap batch @ max 50 orang c. Biaya konsumsi dan kit training disediakan oleh tim JaPo

4. Report executive dalam format cetak dan sistem excel (dengan sistem lookup dan pivot table yang memudahkan penelusuran data).

5. Sesi konsultasi akhir untuk menindaklanjuti seluruh hasil analisis. Pada dasarnya adalah untuk membantu pihak organisasi (atau secara khusus HRD) dalam mengoptimalkan hasil analisis JaPo.

Rp 450.000 per orang bila partisipan kurang dari 100 orang

Rp 400.000 per orang bila partisipan lebih dari 100 orang

Rp 200.000

Paket lengkap harga diskon Bagi putra/putri partisipan yang telah

mengikuti JaPo

Rp 275.000 per anak

Paket Lengkap

Paket Reguler per orang untuk partisipan lebih dari 100 akan mendapatkan harga khusus.

Jenis paket, pilihan analisa, dapat disesuaikan dengan kebutuhan

khusus institusi Anda.

Kantor Pusat : Jl. Pakis Tirtosari I No.10 Surabaya – Jawa Timur Indonesia, 031-77971981

Direct Call & WA: 081 88 57 115 PIN BB : 75E9854B

www.jaripotensi.com AGEN / PERWAKILAN