IPB Today Edisi 273biofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2019/IPB Today Edisi 273 Tahun 20… ·...

10
Penanggung Jawab: Yatri Indah Kusumastuti Pimpinan Redaksi: Siti Nuryati Redaktur Pelaksana: Aris Solikhah Editor : Siti Zulaedah, Rio Fatahillah CP Reporter : Dedeh H, Awaluddin Fotografer: Cecep AW, Bambang A Layout : Dimas R Alamat Redaksi: Biro Komunikasi IPB Gd. Andi Hakim Nasoetion, Rektorat Lt. 1, Kampus IPB Dramaga Telp. : (0251) 8425635, Email: [email protected] @ipbuniversity @ipbofficial @ipbofficial @ipbuniversity www.ipb.ac.id IPB Today Volume 273 Tahun 2019 Kementan: Saya Butuh IPB ementerian Pertanian (Kementan) berkolaborasi K dengan IPB University untuk membangun pertanian 4.0. Dalam kunjungannya, Rektor IPB University beserta tim diterima langsung oleh Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo untuk membicarakan tentang kerjasama yang akan dilakukan antara IPB University dengan Kementan dalam waktu dekat. Mentan mengungkapkan bahwa kementerian sangat membutuhkan peran serta kampus dalam memberikan saran untuk perkembangan pertanian ke depannya. “Saya butuh bapak rektor, saya butuh teman teman dari IPB University semua. Jangan tinggalkan saya sendiri di sini. Pak Rektor dan teman teman IPB University tentu lebih tahu secara akademik perihal pertanian dari yang saya pahami. Saya mau kerja Pak, tentu saya harus punya sandaran,” ungkap Syahrul saat menerima Tim IPB University sewaktu berkunjung ke Kantor Pusat Kementan, Senin (11/11). Mentan juga mengungkapkan perasaan senangnya melihat kedatangan langsung Rektor IPB University beserta Tim yang tujuannya untuk membicarakan kolaborasi program Kementan yang bisa disinergikan dengan program IPB University. “Saya besar hati hari ini karena ternyata saya tidak sendiri, ada IPB University. Jadi selama ada IPB University bersama saya, kalau andaikata Kementerian Pertanian salah berarti IPB University yang salah. Kita bisa

Transcript of IPB Today Edisi 273biofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2019/IPB Today Edisi 273 Tahun 20… ·...

Page 1: IPB Today Edisi 273biofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2019/IPB Today Edisi 273 Tahun 20… · Rangkaian kegiatan JPTI tahun 2019 meliputi lomba foto, poster, pentas seni, pelatihan budidaya

Penanggung Jawab: Yatri Indah Kusumastuti Pimpinan Redaksi: Siti Nuryati Redaktur Pelaksana: Aris Solikhah

Editor : Siti Zulaedah, Rio Fatahillah CP Reporter : Dedeh H, Awaluddin Fotografer: Cecep AW, Bambang A

Layout : Dimas R Alamat Redaksi: Biro Komunikasi IPB Gd. Andi Hakim Nasoetion, Rektorat Lt. 1, Kampus IPB Dramaga

Telp. : (0251) 8425635, Email: [email protected]

@ipbuniversity@ipbofficial @ipbofficial @ipbuniversity www.ipb.ac.id

IPBTodayVolume 273 Tahun 2019

Kementan: Saya Butuh IPB

ementerian Pertanian (Kementan) berkolaborasi

Kdengan IPB University untuk membangun

pertanian 4.0. Dalam kunjungannya, Rektor IPB

University beserta tim diterima langsung oleh Menteri

Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo untuk

membicarakan tentang kerjasama yang akan dilakukan

antara IPB University dengan Kementan dalam waktu

dekat.

Mentan mengungkapkan bahwa kementerian sangat

membutuhkan peran serta kampus dalam memberikan

saran untuk perkembangan pertanian ke depannya. “Saya

butuh bapak rektor, saya butuh teman teman dari IPB

University semua. Jangan tinggalkan saya sendiri di sini.

Pak Rektor dan teman teman IPB University tentu lebih

tahu secara akademik perihal pertanian dari yang saya

pahami. Saya mau kerja Pak, tentu saya harus punya

sandaran,” ungkap Syahrul saat menerima Tim IPB

University sewaktu berkunjung ke Kantor Pusat

Kementan, Senin (11/11).

Mentan juga mengungkapkan perasaan senangnya

melihat kedatangan langsung Rektor IPB University

beserta Tim yang tujuannya untuk membicarakan

kolaborasi program Kementan yang bisa disinergikan

dengan program IPB University.

“Saya besar hati hari ini karena ternyata saya tidak

sendiri, ada IPB University. Jadi selama ada IPB University

bersama saya, kalau andaikata Kementerian Pertanian

salah berarti IPB University yang salah. Kita bisa

Page 2: IPB Today Edisi 273biofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2019/IPB Today Edisi 273 Tahun 20… · Rangkaian kegiatan JPTI tahun 2019 meliputi lomba foto, poster, pentas seni, pelatihan budidaya

2

senantiasa bersama-sama. Saya 25 tahun jadi kepala.

Selalu perguruan tinggi yang jadi sandaran saya, karena

memang biasa saya kombinasikan antara teori yang ideal

yang hitungannya biasanya mahal dengan kondisi seperti

yang kami temui dilapangan seperti itu. Saya tidak biasa

jalan sendiri, pasti ada perguruan tinggi di belakang saya,”

tutur Syahrul.

Mentan mengakui jika saat ini hasil di lapangan akan

menjadi skala prioritas yang penting. Hasil yang

didapatkan di lapangan dari kinerja yang dilakukan juga

harus cepat apalagi di era revolusi industi 4.0 ini. “Saya

orang lapangan dan seperti apa implementasi dan

kelemahannya, saya ingin cepat lihat hasilnya. Jadi tidak

bisa kita hanya komitmen tapi tidak tau kondisi

lapangannya seperti apa,” tambahnya.

Syahrul juga meminta seluruh jajarannya untuk selalu

belajar melihat kondisi lapangan negara maju saat ini. Ia

juga meminta untuk memperhatikan kondisi pertanian di

negara tersebut sehingga Kementan bisa mengejar

ketertinggalan dari negara-negara maju.

“Kita sudah di level mana nih dan itu yang harus dikejar.

Saya butuh kampus untuk mem-backup saya. Kita kejar

ketertinggalan kita. Mulai dari supporting mekanisasi yang

baik, juga bijaksana melihat demografi kita yang juga

sangat besar,” ungkapnya.

Dalam waktu yang sama, Rektor IPB University, Prof Dr

Arif Satria mengatakan Mentan sangat luar biasa dalam

menyambut kedatangannya bersama rombongan.

Menurutnya karena Mentan punya keinginan besar agar

data-data ke depan yang ditampilkan oleh Kementan

memiliki basis saintifik yang demikian kuat.

“Oleh karena itu, IPB University akan berusaha men-

support data-data dan program pemerintah. Tadi sudah

saya sampaikan juga bahwa era ke depan adalah era

dimana data itu menjadi kekuatan dan kebetulan ini

sinergis dengan apa yang dilakukan Pak Menteri bahwa

kita sama sama bicara akurasi data yang penting untuk

mengambil keputusan yang tepat,” ungkap Prof Arif.

Dosen IPB University dari Fakultas Ekologi Manusia ini

mengungkapkan akan terus menggali data dan

memperkuat data yang sudah ada. Termasuk di dalamnya

perihal perkembangan regenerasi petani yang saat ini

petani Indonesia rata-rata sudah berumur 47 tahun

keatas.

“Petani di Indonesia akan terjadi krisis 10 tahun lagi

sampai 15 tahun lagi. Apabila tidak diantisipasi maka

akan benar benar krisis. Kementan dan IPB University

memiliki program membangun petani milenial untuk

memperkuat ketahanan pangan dari sisi hulu dan pelaku

usaha di lapangan,” tambahnya.

Di samping itu, Prof Arif mengatakan saat ini IPB memiliki

program untuk mencetak technopreneur serta mencetak

sociopreneur secara terstruktur dan terarah sehingga

lulusannya dapat terjamin.

“Technopreneur adalah pelaku usaha, sosiopreneur adalah

orang-orang yang memanfaatkan inovasi untuk

pendampingan masyarakat, apalagi di era revolusi industri

4.0 yang menggunakan teknologi berbasis artificial

intelligence dan blockchain. Nah ini akan kita perkuat dan

semoga akselerasi penerapan industri 4.0 ini akan bisa

kita lakukan pada saat yang sama sehingga kita akan

lakukan proses percepatan transformasi masyarakat di

pedesaan supaya masyarakat benar-benar siap dengan

teknologi baru ini,” kata Prof Arif.

Ia juga mengungkapkan bahwa IPB University dalam

waktu dekat akan men-support warroom yang akan

segera dibentuk oleh Kementan. “Dalam waktu dekat ini

IPB University akan men-support Warroom jadi pusat

pengendalian data pertanian nasional dan Pak menteri

meminta agar penguatan teknologi informasi dan

penguatan substansi aspek digitalisasi,” imbuhnya.

Prof Arif juga mengatakan bahwa dalam waktu dekat

Mentan beserta jajarannya akan datang ke IPB untuk

mendiskusikan lebih jauh perihal kerjasama untuk

menyongsong 2020.

“Yang harus disinergikan itu risetnya, dan saya sampaikan

juga bahwa saatnya Litbang Kementan dengan IPB

University ini harus makin kuat sinerginya. Jadinya seperti

yang terjadi di Belanda dan Jepang dimana perguruan

tinggi besar punya sinergi kuat untuk riset dengan

pemerintahan. Dan di sana tidak ada dualisme lagi namun

sudah menyatu. Kita berharap sinergitas ini saling

menguntungkan, saling memberikan manfaat , saling

membesarkan dan lebih terarah dan teratur karena fokus

pada hal yang bisa kita lakukan bersama," pungkasnya.

(*/RA)

Page 3: IPB Today Edisi 273biofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2019/IPB Today Edisi 273 Tahun 20… · Rangkaian kegiatan JPTI tahun 2019 meliputi lomba foto, poster, pentas seni, pelatihan budidaya

3

IPB University Adakan Workshop Penyusunan Akreditasi Program Studi Menggunakan IAPS 4.0

IPB University kembali mengadakan workshop

penyusunan akreditasi program studi (prodi)

menggunakan IAPS 4.0 untuk kedua kalinya.

Sebelumnya, tahap pertama kegiatan ini telah

dilaksanakan pada bulan Mei silam. Workshop ini

diselenggarakan oleh Kantor Manajemen Mutu,

Manajemen Risiko dan Audit Internal (KM3RAI) bertempat

di Auditorium Common Class Room (CCR) pada 11-12/11.

Pada workshop ini dijelaskan instrumen-instrumen

lanjutan dalam instrumen akreditasi program studi (IAPS)

4.0 oleh pemateri dari Badan Akreditasi Nasional

Perguruan Tinggi (BAN-PT).

Kepala KM3RAI IPB University, Dr Ibnul Qoyim berharap

dengan adanya instrumen baru ini dapat memudahkan

program studi dalam pengajuan akreditasi.

“Saat ini ada dua program studi di IPB University yang

belum bisa mengeluarkan ijazah karena akreditasinya

berakhir, karena hal seperti itulah workshop akreditasi ini

menjadi sangat penting,” ungkap Ibnul Qoyim.

Menurutnya, akreditasi merupakan sebuah jaminan

seluruh elemen yang ada dalam program studi telah

melaksanakan kegiatan dengan sebaik-baiknya. Ia juga

berharap dengan menggunakan sistem IAPS 4.0 dapat

memunculkan lembaga akreditasi lain yang dapat

memudahkan perguruan tinggi.

“BAN-PT memiliki tugas yang sangat berat karena

banyaknya program studi yang mengajukan proses

akreditasi. Apalagi instrumen yang dipakai adalah

instrumen lama dan instrumen baru,” ungkapnya.

Salah satu pemateri dari BAN-PT, Prof Dr Ir Lilis Nuraida,

MSc menyampaikan IAPS 4.0 ini memiliki perubahan yang

sangat jauh dari instrumen yang lama. Dalam instrumen

yang terdahulu, satu matriks berlaku untuk semua,

sedangkan instrumen yang baru ini memiliki komponen

penilaian yang berbeda-beda untuk setiap program.

“Prosedurnya tidak berbeda tapi prosesnya lama karena

cara akreditasi program studinya berbeda. Instrumen yang

lama lebih banyak bekerja pada input, kalau pada

instrumen yang sekarang lebih pada proses,” papar Prof

Lilis.

Ia menjelaskan, akreditasi yang saat ini bertujuan untuk

melihat hasil kerja penjaminan mutu. Ia berharap jangan

sampai nilai hasil akreditasi tidak mencukupi syarat

terakreditasi maka hasil akreditasi tidak akan keluar.

Turut hadir sebagai narasumber pada acara ini Prof

Sudarsono, MSc dari BAN-PT. Acara ini diikuti oleh para

dekan fakultas/sekolah, ketua departemen, ketua

program studi lingkungan IPB University. (LR/RA)

Page 4: IPB Today Edisi 273biofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2019/IPB Today Edisi 273 Tahun 20… · Rangkaian kegiatan JPTI tahun 2019 meliputi lomba foto, poster, pentas seni, pelatihan budidaya

4

Pekan Apresiasi IPB University 2019, Ajang Apresiasi Civitas Akademika

Direktorat Kemahasiswaan dan Pengembangan

Karir IPB University dan Badan Eksekutif

Mahasiwa (BEM) KM IPB University

menyelenggarakan Malam Puncak Pekan Apresiasi IPB

University (Papresi) di Gedung Grha Widya Wisuda

Kampus IPB University Dramaga, Bogor (09/11). Apresiasi

tersebut diberikan kepada mahasiswa yang telah

menorehkan prestasinya bagi IPB University.

Dalam sambutannya, Rektor IPB University Prof Dr Arif

Satria menyampaikan bahwa prestasi merupakan ciri khas

civitas akademika IPB University. Tahun ini, IPB University

telah mendapat Peringkat 2 Nasional dalam Pekan Ilmiah

Mahasiswa Nasional (Pimnas) dan juara umum

kewirausahaan. Di tahun yang sama, Sekolah Vokasi IPB

University berhasil meraih juara umum Pagelaran

Olimpiade Vokasi Indonesia ke-4 .

“Top of achievement adalah modal sebuah bangsa untuk

maju. Bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki

kebutuhan berprestasi tinggi. Melalui inovasi-inovasi,

karya, maupun prestasi yang ditorehkan maka bangsa

tersebut akan terus maju. Kalau semua warga Indonesia

melakukan inspirasi, Indonesia akan menjadi bangsa yang

maju karena semua orang Indonesia berprestasi,” papar

Dosen Fakultas Ekologi Manusia IPB University.

Rektor IPB University itu merasa bangga karena

mahasiswa IPB University memiliki kreativitas yang tinggi.

Di sisi lain, adanya sinergi antara organisasi

kemahasiswaan dengan IPB University dapat membantu

para mahasiswa supaya terus berprestasi.

“Sinergi adalah modal yang sangat penting untuk terus

mempertahankan prestasi yang telah didapat. Mari kita

sama-sama mempertahankan prestasi tersebut dan terus

berusaha meraih prestasi lain melalui inovasi-inovasi

baru,” pungkas Prof Arif Satria.

Apresiasi kali ini diberikan kepada mahasiswa berprestasi

dengan Indeks Kumulatif Prestasi 4.00, mahasiswa

teraktivis bidang lingkungan, sosial dan pengabdian

kepada masyarakat, mahasiswa inspiratif, mahasiswa

wirausahawan terbaik, mahasiswa berprestasi di bidang

olahraga, seni, dan penalaran, serta apresiasi terhadap

kinerja organisasi kemahasiswaan. (Ghina/RA)

Page 5: IPB Today Edisi 273biofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2019/IPB Today Edisi 273 Tahun 20… · Rangkaian kegiatan JPTI tahun 2019 meliputi lomba foto, poster, pentas seni, pelatihan budidaya

5

Mengulik Peran Agroekologi melalui Jambore Perlindungan Tanaman Indonesia

impunan Mahasiswa Departemen Proteksi

HTanaman (Himasita) IPB University kembali

menggelar Jambore Perlindungan Tanaman

Indonesia (JPTI) untuk kedelapan kalinya. Kegiatan yang

digelar pada tanggal 6-11 November 2019 di Kampus IPB

University tersebut sedikitnya diikuti 42 mahasiswa dari

Universitas Brawijaya, Universitas Gadjah Mada,

Universitas Padjajaran, Universitas Jember, dan

Universitas Sriwijaya.

“Kegiatan kali ini mengangkat tema tentang isu

agroekologi pada sistem pertanian. Kami mengangkat isu

ini karena sistem pertanian kita saat ini masih berorientasi

pada produksi, belum mempertimbangkan kestabilan dan

berkelanjutan agroekosistem,” ungkap Ketua Pelaksana

JPTI, Muhammad Darnando R.R.

Mahasiswa Departemen Proteksi Tanaman IPB University

itu mengatakan kegiatan JPTI digelar sebagai wadah untuk

meningkatkan daya kritis terhadap pertanian dan

mengkampanyekan tentang pentingnya perlindungan

tanaman yang ramah lingkungan.

Rangkaian kegiatan JPTI tahun 2019 meliputi lomba foto,

poster, pentas seni, pelatihan budidaya maggot, focus

group discussion, expo, seminar nasional dan one day trip

ke Museum Pertanian.

“Kegiatan one day trip ini bertujuan mengenalkan

òpertanian berbasis agroekologi kepada mahasiswa.

Selain itu, supaya mahasiswa tergerak untuk ikut andil

dalam implementasi pertanian dengan prinsip

keberlanjutan agroekologi,” paparnya.

Ia menambahkan, pada kesempatan ini mahasiswa juga

dikenalkan mengenai maggot atau larva lalat tentara

hitam. Saat ini maggot dinilai berpotensi sebagai

pengganti protein hewani yang dapat dikonsumsi oleh

masyarakat. Pasalnya, maggot dapat diolah menjadi

makanan siap konsumsi seperti kue, wafer, dan makanan

ringan lainnya.

“Karena kandungan protein yang tinggi, maggot juga

dapat digunakan sebagai alternatif pakan ternak, bisa

digunakan untuk pakan ikan, ayam, maupun hewan

peliharaan lainnya,” pungkas Nando. (*/RA)

Page 6: IPB Today Edisi 273biofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2019/IPB Today Edisi 273 Tahun 20… · Rangkaian kegiatan JPTI tahun 2019 meliputi lomba foto, poster, pentas seni, pelatihan budidaya

6

IPB University Kampanyekan Gerakan Nasional Sadar Tertib Arsip

Unit Arsip IPB University menyelenggarakan

Seminar dan Pameran Kearsipan “Manajemen

Kearsipan Modern dalam Mendukung Gerakan

Nasional Sadar Tertib Arsip (GNSTA) di Era Revolusi

Industri 4.0”. Kepala Unit Arsip IPB University, Drs B

Mustafa, MLib mengemukakan tujuan kegiatan ini untuk

mensosialisasikan Peraturan Kepala Arsip Nasional

Republik Indonesia (ANRI) No.7 Tahun 2017 tentang

GNSTA dan pencanangan Komitmen GNSTA di lingkungan

fakultas dan departemen IPB University.

“Dengan kegiatan ini diharapkan pengetahuan dan

pemahaman peserta tentang pentingnya arsiparis

meningkat. Karena arsip merupakan pusat ingatan setiap

organisasi. Tata kelola arsip yang kurang baik akan

mempengaruhi tingkat reputasi suatu organisasi,” ujar

Mustafa, Sabtu (30/10), di Kampus IPB University.

Dalam kesempatan itu, dilakukan penandatanganan

pencanangan komitmen GNSTA di lingkungan Kampus IPB

University oleh seluruh kepala tata usaha fakultas dan

departemen yang ada di IPB University. Isi komitmen itu

berisi pelaksanaan pengelolaan arsip dengan baik sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,

mewujudkan tertib arsip sebagai program prioritas pada

unit kerja, melakukan pengawasan, monitoring, evaluasi

dan pelaporan terhadap pelaksanaan pengelolaan arsip,

membangun kesadaran, kesamaan persepsi, komitmen

serta keterlibatan seluruh pegawai pada unit kerja

terhadap nilai guna dan manfaat arsip. Selain itu, taat

mengikuti Pedoman Naskah Dinas dan Kearsipan berupa

Tata Naskah Dinas (TND), Kode Klasifikasi Arsip (KKA),

Jadwal Retensi Arsip (JRA), dan Sistem Klasifikasi

Keamanan Akses Arsip (SKKAA) IPB University.

“Masing-masing departemen di Kampus IPB University

melaksanakan pemindahan arsip inaktif secara berkala ke

Record Center fakultas dan melaksanakan pemusnahan

arsip yang telah habis masa retensi sesuai peraturan

perundang-undangan. Saya juga berharap mereka

melaksanakan penyerahan arsip statis sesuai peraturan

perundang-undangan dari fakultas ke Unit Arsip IPB

University sebagai Lembaga Kearsipan IPB University,” ujar

Mustafa.

Melalui penyelenggaraan kegiatan ini, Mustafa juga

berharap semakin bertambah sumberdaya manusia yang

termotivasi untuk membangun Sadar Tertib Arsip di

lingkungan kerjanya masing-masing. Hal ini dapat

mendukung proses reformasi birokrasi menuju terciptanya

tata kelola organisasi yang bersih, efektif, demokratis,

terpercaya, akuntabel dan transparan. (*/RA)

Page 7: IPB Today Edisi 273biofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2019/IPB Today Edisi 273 Tahun 20… · Rangkaian kegiatan JPTI tahun 2019 meliputi lomba foto, poster, pentas seni, pelatihan budidaya

7

Potensi Kopi di Gunung Puntang Tinggi, CARE IPB Beri Pelatihan Barista

unung Puntang adalah salah satu objek wisata

Galam yang berada di selatan Kabupaten Bandung.

Salah satu potensi yang sangat terkenal dari

Gunung Puntang adalah Kopi Puntang. Kopi arabika yang

dihasilkan di wilayah ini terkenal dengan cita rasa yang

sangat disukai oleh para pencita kopi di seluruh Indonesia

dan mancanegara.

Namun potensi yang sangat menarik ini belum

sepenuhnya dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat

yang berada di wilayah tersebut. Oleh karena itu, Center

for Alternative Dispute Resolution (CARE) Lembaga

Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB

University bekerja sama dengan PT Pertamina EP Asset 3

Subang Field, Perhutani dan Yayasan Owa Jawa

memberikan pelatihan Barista bagi masyarakat sekitar.

Peserta pelatihan merupakan masyarakat sekitar Gunung

Puntang yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat

Desa Hutan (LMDH) Bukit Amanah.

Pelatihan yang digelar beberapa waktu lalu itu

menghadirkan Barista dari Kopi Soldadu Premium.

Kegiatan pelatihan tersebut diikuti oleh 13 orang peserta

dari anggota LMDH Bukit Amanah dan Yayasan Owa Jawa.

Pelatihan dasar barista dilakukan bertujuan untuk

memberikan ilmu dan keterampilan kepada para

perwakilan anggota LMDH Bukit Amanah tentang tata

cara menjadi seorang Barista yang baik dan benar.

Owner Kopi Soldadu Premium, Mahendra Kusuma

mengatakan, Kopi Gunung Puntang memiliki cita rasa

yang sangat disukai pecinta kopi, maka dari itu harus

didukung dengan cara penyajian yang baik dan benar.

Pelatihan diselenggarakan selama dua hari berturut-turut

dengan materi tentang macam-macam cara penyeduhan

kopi sekaligus praktiknya. Para peserta sangat antusias

mengikuti kegiatan ini.

“Sebagian besar masyarakat sekitar Gunung Puntang

dulunya berprofesi sebagai pemburu di hutan, saat ini

dengan adanya pemberdayaan masyarakat, mereka

beralih profesi menjadi petani dan penggiat kopi. Kami

sangat berterima kasih kepada Pertamina EP, Perhutani,

Yayasan Owa Jawa dan CARE IPB yang telah peduli kepada

kami,” papar Abah Onil, salah satu peserta pelatihan.

(au/af/RA)

Page 8: IPB Today Edisi 273biofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2019/IPB Today Edisi 273 Tahun 20… · Rangkaian kegiatan JPTI tahun 2019 meliputi lomba foto, poster, pentas seni, pelatihan budidaya

8

Bantu Orangtua Kontrol Gadget Anak, Mahasiswa IPB University Ciptakan Aplikasi Sahabat Quran

Dua mahasiswa IPB University yaitu Ajwar Anas

(Departemen Pemanfaatan Sumberdaya

Perikanan) dan Muhammad Fatahudin

(Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan) menggagas

Aplikasi Sahabat Quran. Sahabat Quran merupakan

aplikasi pemantauan baca Al-Quran pada gadget anak

yang berusia Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah

Menengah Pertama (SMP). Aplikasi ini memiliki kerja

utama sebagai pengunci gadget anak ketika anak belum

melaksanakan sholat dan membaca Al Quran.

“Yang menginspirasi kami dalam pembuatan gagasan

aplikasi ini adalah maraknya anak-anak usia sekolah yang

memegang gadget. Salah satu contohnya di daerah

tempat tinggal saya, dimana anak yang sudah lulus

sekolah SD keluar dari Taman Pendidikan Al Quran (TPA)

karena kecanduan bermain gadget,” ujar Fatahudin.

Sementara itu, dalam penjelasannya Anas mengatakan

bahwa aplikasi yang dirancang ini digunakan oleh dua

pengguna. Yang pertama adalah orangtua sebagai

pengontrol dan yang kedua adalah anak sebagai media

kontrol.

Orangtua memiliki akses yang penuh untuk mengatur

segala bentuk penugasan membaca Al-Quran anak serta

amalan yaumiyah (harian) yang lainnya. Dengan ini tugas

bacaan Quran dan amalan lainnya bisa disesuaikan sesuai

dengan aktivitas dan kemampuan anak. Aplikasi ini juga

bisa berguna sebagai bahan peninjau dan evaluasi bacaan

anak ketika orangtua dan anak bertatap muka secara

langsung.

“Adanya pemantauan kegiatan keislaman oleh orang tua,

mulai dari sholat, baca Qur'an, dan amalan yaumiyah

lainnya dapat memberikan keunikan tersendiri untuk

aplikasi ini yang membedakannya dengan aplikasi baca Al-

Quran yang lain,” terangnya.

Melalui karyanya, Anas dan Fatahudin meraih Juara 1

dalam Islamic Paper Competition yang diselenggrakan 31

Oktober - 03 November 2019 di Universitas Negeri

Padang. Lomba ini merupakan salah satu rangkaian

Semarak Universitas Negeri Padang Islamic Fair yang

dipimpin oleh Unit Kegiatan Kerohanian Kampus. Anas dan

Fatahudin merupakan satu tim diantara 16 finalis dari

seluruh perguruan tinggi di Indonesia.

Aplikasi Sahabat Quran saat ini masih berupa gagasan

yang juga disertai dengan prototype aplikasi. Ke depannya,

pengembangan terhadap aplikasi tersebut akan coba

untuk dilaksanakan. ”Untuk langkah konkretnya, kami

akan bekerja sama dengan Direktorat Kemahasiswaan dan

Pengembangan Karir untuk membantu dalam pendanaan,

kemudian bekerja sama dengan mahasiswa dari

Departemen Ilmu Komputer IPB University sebagai

pembuat program dari aplikasi,” tambah Fatahudin.

Mereka berharap agar aplikasi Sahabat Quran tersebut

dapat segera direalisasikan dan digunakan oleh

masyarakat luas, baik di tingkat nasional maupun

international. “Kami berharap ada donatur atau sponsor

untuk sama-sama menciptakan aplikasi ini, yang

kebermanfaatannya bisa didapatkan baik di dunia maupun

di akhirat. Dan hal yang paling penting adalah kami

berharap aplikasi ini bisa menjadi solusi bagi pengawasan

penggunaan gadget anak oleh orang tua. Terutama dalam

hal membaca Al Quran dan melaksanakan ibadah-ibadah

yang lainnya,” tutup Anas. (SMH/Zul)

Page 9: IPB Today Edisi 273biofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2019/IPB Today Edisi 273 Tahun 20… · Rangkaian kegiatan JPTI tahun 2019 meliputi lomba foto, poster, pentas seni, pelatihan budidaya

9

Mahasiswa IPB University Jadikan Buah Lerak Sebagai Pestisida dan Raih Juara II Kompetisi Nasional

erak, nama buah yang satu ini tidak asing bagi

Lorang jaman dulu. Namun masih terdengar asing

bagi generasi milenial. Lerak merupakan salah satu

tanaman yang tumbuh subur di Pulau Jawa namun belum

menjadi tanaman yang dibudidayakan khusus. Padahal

potensi yang dimiliki oleh lerak dapat digunakan sebagai

biopestisida alami sehingga dapat mengurangi

penggunaan pestisida kimia.

Hal ini mendorong tiga mahasiswa IPB University dari

Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas

Pertanian (Faperta) untuk melakukan studi literatur dan

mendapatkan manfaat lerak. Mereka adalah Novita Niken

Putri Ulayyah, Dinar Nabila Rusydah, Lailatul Qodriyah

Agne Verawati.

Para mahasiswa IPB University ini menemukan bahwa

buah lerak memiliki kandungan saponin sebagai metabolit

sekunder yang berfungsi untuk mengurangi populasi

keong emas yang banyak dikeluhkan oleh petani padi.

Inovasi ini berhasil menjadi Juara II dan best paper dalam

Future Plan Competition, Indonesian Student Summit

2019 yang diselenggarakan Universitas Brawijaya, Malang

(30/10-3/11).

"Kami awalnya tidak menyangka jika akan memenangkan

kompetisi ini, karena ketika melihat judul-judul dari tim

yang lain sangat bagus dan keren. Inovasi ini terinspirasi

dari Mata Kuliah Tanaman Obat dan Aromatik (Tabotik).

Pada mata kuliah itu saya belajar bahwa saponin mampu

menjadi metabolit sekunder yang dapat digunakan

sebagai sabun cuci. Berawal dari sana jadi semakin

penasaran dengan buah lerak. Setelah melakukan studi

literatur ternyata saponin berpotensi untuk membunuh

hewan berdarah dingin. Jadi yang langsung teringat adalah

keong mas,” ujar Niken.

Dalam riset ini, dilakukan proses pemisahan antara daging

dan kulit buah. Kemudian, daging buahnya diblender.

“Kalaupun dibuat menjadi bubuk bisa dibuat seperti

simplisia, tapi aplikasinya harus tetap dalam larutan,”

tambah Vera.

Sementara itu, Dinar salah satu anggota tim

menyampaikan harapannya agar inovasinya tersebut

dapat diaplikasikan di lapang sehingga terdapat data

untuk dipublikasikan. "Kami berharap setelah generasi

milenial diperkenalkan kembali dengan buah lerak ini,

maka buah leraknya juga dimanfaatkan tidak hanya untuk

detergent saja, namun juga dimanfaatkan untuk menekan

pertumbuhan hama keong emas yang murah, serta

menjadi salah satu peluang untuk dikomersialkan,”

tutupnya. (SMH/Zul)

Page 10: IPB Today Edisi 273biofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2019/IPB Today Edisi 273 Tahun 20… · Rangkaian kegiatan JPTI tahun 2019 meliputi lomba foto, poster, pentas seni, pelatihan budidaya

10

Kodeta, Desain Baju Daur Ulang dari Plastik Karya Mahasiswa IPB University Ini Raih Juara 1 Kompetisi Nasional

iga mahasiswa IPB University yaitu Holidin

T(Departemen Agronomi dan Hortikultura), Akhmad

Kusairi (Departemen Ilmu Keluarga dan

Konsumen) dan Rahmat Zuhair (Departemen Ilmu

Ekonomi) raih Juara I dalam Lomba Ecodiction Index 2019

di IPB University, Bogor, belum lama ini. Dalam lomba

yang diikuti mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi ini,

mereka mendesain kostum yang diberi nama Keindahan

Ekologi dengan Aksi Nyata (Kodeta). Kodeta dirancang

sebagai upaya mengelola atau mendaur ulang barang

bekas sebaik mungkin sehingga dapat menciptakan

keindahan lingkungan, bahkan dapat bernilai jual.

“Kostum yang kami rancang menggambarkan keindahan

lingkungan alam yang diaplikasikan ke dalam fashion yang

tetap kekinian, stylish, dan ramah lingkungan,” terang

Holidin sebagai Ketua Tim.

Ide membuat Kodeta muncul karena keresahan terhadap

perilaku manusia yang kebanyakan masih tidak sadar

terhadap pentingnya menjaga lingkungan. Masih banyak

orang yang tidak memanfaatkan plastik bekas serta

minimnya pengetahuan atau keahlian dalam mendaur

ulang bekas secara manual hingga menggunakan mesin.

“Kami senang sekali bisa memenangkan kompetisi ini,

dikarenakan lomba ini menantang kami sebagai generasi

muda untuk lebih kreatif dan peduli terhadap lingkungan

terutama masalah plastik. Para pemuda diharapkan

mampu memberi solusi dengan membuat karya-karya

terbaik dari plastik sehingga plastik mempunyai nilai lebih

bukan sekedar sampah,” ungkap Holidin.

Dalam mengikuti lomba tersebut, Holidin menyampaikan

terdapat tantangan-tantangan yang perlu dihadapi oleh

mereka, terlebih dalam tim tersebut semuanya adalah

laki-laki. Mereka sedikit terkendala dalam masalah

mendesain pakaian itu sendiri. Mereka membutuhkan

banyak sampah plastik, memilih yang terbaik dan cocok

dengan desain yang diinginkan.

“Kami berharap dengan adanya karya ini, kita pun semakin

peduli terhadap lingkungan dan berusaha mengurangi

sampah dalam kehidupan sehari-hari. Berawal dari hal

kecil yaitu membuang sampah pada tempatnya karena itu

mempunyai pengaruh yang besar terhadap lingkungan,”

tutup Holidin. (SMH/Zul)