INTRA RATER DAN INTER RATER RELIABILITY...

38
TESIS INTRA RATER DAN INTER RATER RELIABILITY PENGKAJIAN PENYEMBUHAN LUKA KAKI DIABETES (THE NEW DIABETIC FOOT ULCER ASSESSMENT SCALE) BERBASIS FOTO INTRA RATER AND INTER RATER RELIABILITY ASSESSMENT OF WOUND HEALING DIABETIC FOOT ULCER (THE NEW DIABETIC FOOT ULCER ASSESSMENT SCALE) BASED PHOTOS HASNIATI P4200215405 PROGRAM MAGISTER ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

Transcript of INTRA RATER DAN INTER RATER RELIABILITY...

Page 1: INTRA RATER DAN INTER RATER RELIABILITY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...kaki diabetes (The New Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale) berbasis foto. Menyatakan

TESIS

INTRA RATER DAN INTER RATER RELIABILITY PENGKAJIAN

PENYEMBUHAN LUKA KAKI DIABETES (THE NEW DIABETIC

FOOT ULCER ASSESSMENT SCALE) BERBASIS FOTO

INTRA RATER AND INTER RATER RELIABILITY ASSESSMENT OF

WOUND HEALING DIABETIC FOOT ULCER (THE NEW DIABETIC

FOOT ULCER ASSESSMENT SCALE) BASED PHOTOS

HASNIATI

P4200215405

PROGRAM MAGISTER ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 2: INTRA RATER DAN INTER RATER RELIABILITY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...kaki diabetes (The New Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale) berbasis foto. Menyatakan
Page 3: INTRA RATER DAN INTER RATER RELIABILITY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...kaki diabetes (The New Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale) berbasis foto. Menyatakan

iii

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Hasniati

NIM : P4200215405

Program Studi : Magister Ilmu Keperawatan

Fakultas : Kedokteran

Judul Tesis : Intra Rater dan inter Rater Reliability Pengkajian penyembuhan luka

kaki diabetes (The New Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale)

berbasis foto.

Menyatakan bahwa tesis saya ini asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan

gelar akademik Magister baik di Universitas Hasanuddin maupun di Perguruan Tinggi lain.

Dalam tesis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau dipublikasikan

orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah

dengan disebutkan nama dan dicantumkan dalam daftar rujukan.

Apabila dikemudian hari ada klaim dari pihak lain maka akan menjadi tanggung jawab

saya sendiri, bukan tanggung jawab dosen pembimbing atau pengelola Program Studi Magister

Ilmu Keperawatan Unhas dan saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan

peraturan yang berlaku termasuk pencabutan gelar Magister yang telah saya peroleh.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa ada paksaan dari pihak

manapun.

Makassar, 15 Agustus 2017

Yang menyatakan,

Hasniati

Page 4: INTRA RATER DAN INTER RATER RELIABILITY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...kaki diabetes (The New Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale) berbasis foto. Menyatakan

iv

PRAKATA

Segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan yang maha pengasih dan maha

penyayang karena berkat taufik dan hidayah-Nya jualah sehingga penulisan tesis

ini dapat berjalan dengan baik, sesuai dengan harapan penulis. Taklupa pula salam

dan salawat penulis haturkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW,

sebagai nabi akhir zaman yang telah memperjuangkan nilai-nilai Islam di mata

dunia dan sebagai orang yang tercerahkan di atas muka bumi ini.

Banyak hambatan dan tantangan yang penulis hadapi selama menempuh

perkuliahan sampai penulisan tesis ini, namun dengan bantuan semua pihak baik

materil maupun nonmateril kepada penulis, sehingga semua itu dapat teratasi

seperti harapan penulis. Oleh karena itu pada kesempatan ini perkenankanlah

penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga

pada kedua orang tua H. Haeruddin dan Hj. Nurhaeni dan kedua mertua H. Muh.

Sarief dan Hj. Ratnawati yang telah menyayangi dan selalu mendoakan,

mengajari hakekat hidup dengan kemandirian dan kesabaran, menunjukan cara

berbagi disaat memiliki, dan telah mengadaptasikan dunia dengan kebijakan dan

kasih saying. Spesial untuk Suami tercinta Muchlis, S.Kep. dan anakku tersayang

Muh. Athar Zahi dengan penuh pengertian dan kesabaran memberikaan dukungan

dan bantuan baik moral maupun material dalam penyusunan tesis ini. Begitu pula

dengan saudara-saudara penulis Enhy, S.Kep.Ns, Harnila, Amd.Keb. Nirmala,

S.Ip. yang telah memberikan doa dan suport dalam penyusunan tesis ini.

Page 5: INTRA RATER DAN INTER RATER RELIABILITY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...kaki diabetes (The New Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale) berbasis foto. Menyatakan

v

Selama proses penyusunan tesis, penulis mendapatkan dukungan dan

bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya dan rasa hormat kepada :

1. Prof. Dr. Syamsul Bachri, SH, MS. Selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Hasanuddin Makassar.

2. Dr. Elly L, Sjattar, S.Kp., M.Kes. sebagai Ketua Program Studi Magister Ilmu

Keperawatan.

3. Saldy Yusuf, S.Kep.,Ns.,MHS., Ph.D.,ETN. selaku pembimbing I yang

senantiasa memberikan ide, membimbing, membina, memberi petunjuk dan

arahan serta motivasi kepada penulis dengan ketulusan hati.

4. Dr. Ilhamjaya Patellongi, M.Kes. selaku pembimbing II yang senantiasa

memberikan ide, membimbing, membina, memberi petunjuk dan arahan serta

motivasi kepada penulis dengan ketulusan hati.

5. Dr. Dr. Burhanuddin Bahar , MS., Dr. Yuliana Syam., S.Kep.Ns. M.Kes., dan

Dr. Elly L, Sjattar, S.Kp., M.Kes. sebagai tim penguji atas segala masukan dan

arahan yang diberikan kepada penulis selama ini.

6. Hapsah.,S.Kep.Ns. M.Kep. selaku pendamping tesis saya yang selalu

memberikan ide, masukan dan arahan dalam penyusunan tesis ini.

7. Para responden yang terlibat dalam penelitian ini yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu.

8. Lembaga pemberi beasiswa BPPDN KEMENRISTEK

9. Ketua Yayasan dan seluruh Civitas Akademik STIK GIA MAKASSAR yang

telah memberikan dukungan dabantuan baik moral maupun material dalam

penyusunan tesis ini.

Page 6: INTRA RATER DAN INTER RATER RELIABILITY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...kaki diabetes (The New Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale) berbasis foto. Menyatakan

vi

10. Teman-teman seperjuangan Magister Keperawatan Angkatan VI yang telah

berjuang bersama-sama dan saling memotivasi dalam penyusunan tesis ini.

11. Semua pihak yang telah membantu penulis selama penyusunan tesis ini yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga amal kebaikan yang telah diberikan senantiasa mendapatkan pahala

disisi Allah SWT . selanjutnya demi kesempurnaan tesis ini, penulis mengharapkan

masukan, saran, dan kritik yang sifatnya membangun sehingga dapat dilakukan

perbaikan untuk pencapaian hasil yang lebih baik dan dapat memberikan manfaat

bagi perkembangan keperawatan.

Makassar, 16 Agustus 2017

Penulis

Hasniati

Page 7: INTRA RATER DAN INTER RATER RELIABILITY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...kaki diabetes (The New Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale) berbasis foto. Menyatakan

vii

ABSTRAK

HASNIATI. Intra Rater dan inter Rater Reliability Pengkajian penyembuhan luka kaki

diabetes (The New Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale) berbasis foto. (dibimbing oleh

Saldy Yusuf dan Ilhamjaya Patellongi)

Pengkajian luka befungsi sebagai alat komunikasi bagi para perawat. Saat ini telah hadir

pengkajian yang khusus dirancang untuk luka kaki diabetes yaitu The new diabetic foot ulcer

assessment scale (DFUAS) yang dapat digunakan sebagai alat evaluasi untuk menilai status

luka kaki diabetes dari waktu kewaktu. DFUAS memiliki validitas yang baik dalam melakukan

evaluasi proses penyembuhan luka kaki dabetes, akan tetapi reliabilitasnya belum dibuktikan.

Penelitian ini bertujuan untuk Untuk mengevaluasi reliabilitas pengkajian

penyembuhan luka kaki diabetik The New Diabetic Foot Ulcer Assesment Scale (DFUAS)

diantara perawat yang berbeda (Inter rater reliability) dan perawat yang sama (Intra Rater

Reliability) yang berada dibeberapa kota di Indonesia.

Sampel penelitian ini sebanyak 33 orang perawat luka yang memiliki sertifikasi ETN,

CWCC, CWCCA, CWCS, dan CDWCN. Pengambilan sampel menggunakan teknik Snowball

Sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui pengkajian Diabetic Foot Ulcer Assessment

Scale (DFUAS) dengan menilai 18 foto luka kaki diabetes yang dilakukan oleh perawat luka.

Kemudian Data dianalisis menggunakan uji univariat, dan uji reliabilitas.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa DFUAS yang terdiri atas sebelas variabel

memiliki reliabilitas yang sangat kuat diantara perawat yang berbeda (Inter rater reliability)

(r=0.93) dan juga memiliki konsistensi yang tinggi diantara perawat yang sama (Intra Rater

Reliability) (r=> 0.90). Pengkajian (DFUAS) Reliabel antar perawat yang sama (Intra Rater

Reliability) dan juga Pengkajian (DFUAS) Reliabel antar perawat yang berbeda (Inter Rater

Reliability)

Kata Kunci : pengkajian penyembuhan, luka kaki diabetes, DFUAS, Inter rater

Reliability, Intra Rater Reliability.

Page 8: INTRA RATER DAN INTER RATER RELIABILITY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...kaki diabetes (The New Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale) berbasis foto. Menyatakan

viii

ABSTRACT

HASNIATI. Intra Rater and Inter Rater Reliability of the Study of Photo-Based Diabetic

Wound Healng (The New Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale) (Supervised by Saldy Yusuf

and Ilhamjaya Patellongi).

Assessment of wounds serves as a communication tool for nurses. Currently there is an

assessment specifically designed for diabetic foot ulcers that is a new diabetic foot ulcer

assessment scale (DFUAS) that can be used as an evaluation tool to assess the status of diabetic

foot lesions from time to time. DFUAS has good validity in evaluating the healing process of

dabetes foot wounds, but its reliability has not been proven.

The aim of the research was to evaluate the reliability of study of diabetic wound

healing of New Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale (DFUAS) the Different nurses (Inter

rater reliability) and the same nurse (Intra Rater Reliability) located in several cities in

Indonesia.

The sample consisted of 33 injured nurses in several cities in Indonesia Which has

certification ETN, CWCC, CWCCA, CWCS, and CDWCN selected using Snowball Sampling

technique. The data were obtained using the study of DFUAS by assessing 18 photos of

diabetic wound feet. The data were analyzed using univariate and reliability tests.

The results of the research indicate that DFUAS consisting of 11 variables has a very

strong reliability among the same nurses (Inter rater reliability) (r=0,93) And also has a high

consistency among the same nurses (Intra Rater Reliability) (r => 0.90). Assessment (DFUAS)

Reliable among the same nurses (Intra Rater Reliability) as well as DIAGRAS Assessment

(Relative) between different nurses (Inter Rater Reliability).

Key words: healing study , diabetic foot wound, DFUAS, inter rater, intra rater reliability.

Page 9: INTRA RATER DAN INTER RATER RELIABILITY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...kaki diabetes (The New Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale) berbasis foto. Menyatakan

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii

PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................... iii

PRAKATA ....................................................................................................... iv

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

ABSTRACT .................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi

DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ……………………………………………...... 4

D. Manfaat Penelitian......................................................................... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 6

A. Tinjauan Literatur............................ ................................................ 6

B. Diabetes Melitus .............................................................................. 8

C. Patomekanisme Luka Kaki diabetes ................................................ 10

D. Luka Kaki Diabetes ...................................................................... 11

E. Proses penyembuhan Luka kaki diabees ......................................... 12

F. Pengkajian luka kaki diabetes .......................................................... 14

G. Reliability ........................................................................................ 18

H. Tinjauan Tentang Intra Rater dan Inter Rater Reliability ............... 19

I. Teori Konservasi Energi Myra E. Levine ......................................... 23

J. Kerangka Teori ................................................................................. 26

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL dan HIPOTESIS PENELITIAN ..... 27

A. Kerangka Konsep Penelitian ........................................................... 27

Page 10: INTRA RATER DAN INTER RATER RELIABILITY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...kaki diabetes (The New Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale) berbasis foto. Menyatakan

x

B. Defenisi Operasional & Kriteria Objektif ............................... ....... 28

C. Hipotesis Penelitian........................... .............................................. 29

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 30

A. Desain Penelitian ............................................................................. 30

B. Tempat dan waktu Penelitian .......................................................... 30

C. Populasi dan Sampel ....................................................................... 30

D. Teknik Sampling ............................................................................. 31

E. Instrumen Penelitian, Metode dan Prosedur pengumpulan data ..... 32

F. analisa Data ...................................................................................... 36

G. Etika Penelitian ............................................................................... 37

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 41

A. Hasil penelitian................................................................................ 41

B. Pembahasan ..................................................................................... 51

C. Keterbatasan penelitian ................................................................... 57

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 59

A. KESIMPULAN ................................................................................... 59

B. SARAN ................................................................................................ 59

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………..…. .. 60

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 11: INTRA RATER DAN INTER RATER RELIABILITY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...kaki diabetes (The New Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale) berbasis foto. Menyatakan

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

NOMOR

Tabel 1 Karakteristik Demografi Responden Perawat Luka............................ 44

Tabel 2 Inter Rater Reliability Berdasarkan Variabel Instrumen DFUAS dengan

nilai ICC (CI 95%) ............................................................................. 45

Tabel 3 Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale (DFUAS) instrumen Correlation

Coefficients ........................................................................................... 46

Tabel 4 Inter Rater Reliability Berdasarkan Sertifikasi Responden Perawat

Luka ...................................................................................................... 47

Tabel 5 Inter Rater Reliability DFUAS Berdasarkan Pengalaman Perawat ... 48

Tabel 6 Inter Rater Reliability DFUAS Berdasarkan Fase Luka ..................... 48

Tabel 7 Inter Rater Reliability DFUAS Berdasarkan Stadium Luka ............... 49

Tabel 8 Inter Rater Reliability DFUAS Berdasarkan Cara Pembacaan Foto . 49

Tabel 9 Intra Rater Reliability berdasarkan DFUAS ...................................... 50

Tabel 10 Intra Rater Reliability berdasarkan Variabel DFUAS ...................... 50

Tabel 11 Intra Rater Reliability berdasarkan Sertifikasi Responden............... 51

Page 12: INTRA RATER DAN INTER RATER RELIABILITY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...kaki diabetes (The New Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale) berbasis foto. Menyatakan

xii

DAFTAR BAGAN

Halaman

NOMOR

Bagan 1 Skema Alur Pencarian literature ....................................................... 8

Bagan 2 Kerangka Teori .................................................................................. 26

Bagan 3 Kerangka Konsep Penelitian .............................................................. 27

Bagan 4 Prosedur pelaksanaan penelitian ....................................................... 35

Bagan 5 Alur Proses Translasi ......................................................................... 42

Bagan 6 Flowchart Responden ........................................................................ 43

Page 13: INTRA RATER DAN INTER RATER RELIABILITY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...kaki diabetes (The New Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale) berbasis foto. Menyatakan

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

NOMOR

1. Komisi Etik .............................................................................................. 64

2. Hasil SPSS ................................................................................................ 65

3. Hasil Proses Translasi DFUAS ................................................................. 90

4. Lembar penjelasan untuk Responden ....................................................... 102

5. Lembar Persetujuan menjadi Responden .................................................. 104

6. Surat Pengantar ........................................................................................ 105

7. Format Pengkajian DFUAS Versi Bahasa Indonesia ............................... 106

8. Permohonan Izin penelitian ...................................................................... 111

9. Studi Reliabilitas New DFU Assessment Scale ........................................ 112

Page 14: INTRA RATER DAN INTER RATER RELIABILITY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...kaki diabetes (The New Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale) berbasis foto. Menyatakan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Luka kaki diabes (LKD) merupakan komplikasi kronis yang paling

serius dan kompleks pada penderita diabetes melitus (DM) yang akan

berdampak pada morbiditas, mortalitas dan dapat menyebabkan amputasi

sehingga terjadi penurunan kualitas hidup pada penderita DM (Henrique,

Costa, Cisneros, & Luz, 2017). Seseorang yang menderita LKD akan

berisiko mengalami kematian dini dibandingkan dengan mereka yang tidak

menderita LKD (Hingorani et al., 2016; Woodbury, 2016).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Rosado et al., 2016) 25%

dari penderita DM akan mengalami LKD selama hidup mereka. Prevalensi

LKD pada penderita DM di seluruh dunia dilaporkan hampir 25 %. Menurut

penelitian yang dilakukan oleh (Zhang et al., 2017) prevalensi LKD di dunia

adalah 6.3% dan prevalensi di North Amerika 13 %, Asia 5.5 %, Eropa 5.1

%, Afrika 7.2 % dan Oseania 3 %. Prevalensi LKD di Indonesia timur

adalah 12% (Yusuf et al., 2016) .

Dalam tatanan klinis sangat penting untuk mengevaluasi proses

penyembuhan luka dimana pengkajian luka befungsi sebagai alat

komunikasi bagi para perawat. Beberapa alat pengkajian penyembuhan luka

yang ada yaitu Bates-Jensen Wound Assesment Tool (BWAT) (Harris,

Nancy, Rose, Mina, & Ketchen, 2010; Karahan, Kilicarslan, Aysun, Aysel,

& Agah, 2014) dan pressure ulcer scale for healing (PUSH) (Gardner, Sue

E & Hillis, 2011) telah digunakan dalam menilai status kesembuhan LKD.

Page 15: INTRA RATER DAN INTER RATER RELIABILITY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...kaki diabetes (The New Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale) berbasis foto. Menyatakan

2

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Harris et al., 2010) menemukan

bahwa komponen BWAT yang dinilai berdasarkan gambar bisa digunakan

dalam menilai status LKD. Demikaian halnya dengan penelitian yang

dilakukan oleh (Gardner, Sue E & Hillis, 2011) mengatakan bahwa PUSH

dikatakan valid dalam memprediksi penyembuhan LKD dari waktu ke

waktu selama 13 minggu.

Menurut (Zubair, Malik, & Ahmad, 2015) Dalam praktik klinis,

Selain pengkajian penyembuhan luka, ada juga pengkajian keparahan luka

yaitu sistem Meggitt-Wagner Clasification, Depth Ischemic Clasification

dan University of Texas Clasification System. Namun meskipun demikian

ketiga sistem ini menilai kedalaman luka, tetapi tidak menilai secara rinci

mengenai kedalaman luka sebagai faktor penting dalam penyembuhan luka

dari waktu ke waktu baik untuk luka kronis maupun untuk LKD.

Saat ini telah hadir pengkajian yang khusus dirancang untuk LKD

yang dikembangkan oleh Arisandi et al tahun 2016 yaitu The new diabetic

foot ulcer assessment scale (DFUAS) yang dapat digunakan sebagai alat

evaluasi untuk menilai status luka kaki diabetes dari waktu kewaktu.

Pengkajian DFUAS ini menghasilkan validitas sangat baik yang meliputi

sensitivitas 89%, spesifisitas 71%, nilai prediktif positif 86%, dan nilai

prediktif negatif 77%.

Penggunaan foto telah banyak digunakan dalam pengkajian luka

secara umum maupun pengkajian LDK (Baumgarten et al., 2009; Defloor

& Schoonhoven, 2004; Harris et al., 2010; Kathleen M, Binh Q, Linda

Koch, Janice G, & Lauro, 2005; Murphy, Bain, Wasser, Wilson, & Okunski,

Page 16: INTRA RATER DAN INTER RATER RELIABILITY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...kaki diabetes (The New Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale) berbasis foto. Menyatakan

3

2006; Santema, Lenselink, Balm, & Ubbink, 2015). Penelitian yang

dilakukan oleh (Thompson et al., 2013) terkait pengkajian luka berbasis foto

menunjukkan nilai intrarater intraclass correlation coefficients (ICCs) =

0.93, test-retest (ICC = 0.90) and interrater (ICC = 0.89) .

Penggunaan foto adalah salah satu teknologi yang dapat membantu

perawat dalam melakukan pengkajian terhadap semua jenis luka. Selain itu

foto juga dapat melindungi para pemberi pelayanan kesehatan dalam kasus

hukum karena penggunaaan foto sebagai bukti dokumentasi terhadap

perawatan dan intervensi yang diberikan . Keuntungan menggunakan foto

dalam pengkajian penyembuhan LKD adalah foto tidak berubah sehingga

sangat memungkinkan untuk dilakukan penilaian luka secara bersamaan

terhadap penilai yang sama dalam waktu yang berbeda (Intra Rater

Reliability) dan pengamat yang berbeda dalam waktu yang sama (Inter

Rater Reliability).

B. Rumusan Masalah

Dengan melakukan pengkajian LKD dengan tepat dapat

mengoptimalkan penyembuhan sehigga akan menurunkan angka terjadinya

amputasi dan termasuk kematian. Untuk mencegah terjadinya komplikasi

yang serius akibat LKD, maka setiap petugas kesehatan harus melakukan

pengkajian secara komprehensif. Oleh karena itu, instrumen pengkajian

luka yang valid dan reliabel sangat diperlukan untuk pengambilan

keputusan yang tepat dan efektif dalam penyembuhan luka bagi penderita

LKD. Instrumen pengkajian luka The New Diabetic Foot Ulcer Assessment

Scale (DFUAS) yang dikembangkan oleh (Arisandi et al., 2016) memiliki

Page 17: INTRA RATER DAN INTER RATER RELIABILITY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...kaki diabetes (The New Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale) berbasis foto. Menyatakan

4

validitas yang baik dalam melakukan evaluasi proses penyembuhan LKD

akan tetapi reliabilitasnya belum dibuktikan, oleh karena itu sangat penting

untuk melakukan uji reliabilitas terhadap pengkajian penyembuhan LKD

The New Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale (DFUAS) diantara perawat.

Dengan demikian, pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah apakah

pengkajian penyembuhan LKD (The New Diabetic Foot Ulcer Assessment

Scale) reliabel diantara perawat?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengevaluasi reliabilitas pengkajian penyembuhan LKD The

New Diabetic Foot Ulcer Assesment Scale (DFUAS) diantara perawat.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengevaluasi reliabilitas pengkajian penyembuhan LKD The

New Diabetic Foot Ulcer Assesment Scale (DFUAS) dari perawat

yang sama (intra rater reliability).

b. Untuk mengevaluasi reliabilitas pengkajian penyembuhan LKD The

New Diabetic Foot Ulcer Assesment Scale (DFUAS) antara

perawat yang berbeda (inter rater reliability).

Page 18: INTRA RATER DAN INTER RATER RELIABILITY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...kaki diabetes (The New Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale) berbasis foto. Menyatakan

5

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat aplikatif

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan para praktisi luka

dalam melakukan pengkajian luka kaki diabetes menggunakan Diabetic

Foot Ulcer Assesment Scale (DFUAS) versi bahasa indonesia.

2. Manfaat teoritis

Hasil dari penelitian ini secara teoritis digunakan sebagai salah satu

bahan acuan penelitian dibidang pengkajian khususnya pengkajian luka

kaki diabetes dalam upaya untuk melakukan evaluasi terkait tindakan

yang telah diberikan dalam penyembuhan luka kaki diabetes.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini yaitu penilaian reliabilitas pengkajian

penyembuhan luka luka kaki diabetes (The New Diabetic Foot Ulcer

Assesment Scale) berbasis foto diantara perawat luka yang ada di Indonesia.

Page 19: INTRA RATER DAN INTER RATER RELIABILITY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...kaki diabetes (The New Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale) berbasis foto. Menyatakan

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan menguraikan tinjauan umum tentang luka kaki diabetes,

pengkajian luka kaki diabetes, reliability , intra rater reliability, inter rater

reliability, dan kerangka teori.

A. Tinjauan Literatur

Tinjauan literatur dilakukan melalui penelusuran hasil-hasil

publikasi ilmiah pada rentang tahun 2010-2017 menggunakan database

Pubmed, ScienceDirect, Cochrane, dan Google Scolar. Pada database

Pubmed dengan memasukkan keyword 1 “ diabetes ulcer (title/abstrak)”

ditemukan 3.945 artikel. Keyword 2 “diabetic ulcer (title/abstrak)”

dietemukan 181 artikel. Keyword 3 “diabetic foot ulcer (title/abstrak)”

dietemukan 885 artikel. Keyword 4 dilakukan penggabungan Keyword 1, 2,

dan 3 yaitu “diabetes ulcer (title/abstrak)”OR “diabetic ulcer

(title/abstrak)”OR “diabetic foot ulcer (title/abstrak)” ditemukan 4.109

artikel. Selanjutnya Keyword 5 “assessment (title/abstrak)” ditemukan

739.914 artikel. Keyword 6 “Scale (title/abstrak)” ditemukan 528290

artikel. Keyword 7 dilakukan penggabungan Keyword 5 dan 6 yaitu

“assessment (title/abstrak) ”OR “Scale (title/abstrak)” ditemukan 1.199.755

artikel. Keyword 8 “heal (title/abstrak)” ditemukan 10.267 artikel. Keyword

9 “cure (title/abstrak)” ditemukan 71.240 artikel. Keyword 10 dilakukan

penggabungan Keyword 8 dan 9 yaitu “heal (title/abstrak)” OR “cure

(title/abstrak)” ditemukan 81.351 artikel. Akan tetapi penggabungan

Page 20: INTRA RATER DAN INTER RATER RELIABILITY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...kaki diabetes (The New Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale) berbasis foto. Menyatakan

7

Keyword 4, 7, dan 10 yaitu “ diabetes ulcer (title/abstrak)”OR “diabetic

ulcer (title/abstrak)”OR “diabetic foot ulcer (title/abstrak)” AND

“assessment (title/abstrak)” OR “Scale (title/abstrak)” AND “Inter Rater

Reliability (title/abstrak)”OR Intra Rater Reliability (title/abstrak)”

ditemukan 2 artikel. Namun setelah dibaca ke 2 artikel tersebut tidak

memenuhi kriteria inklusi karena jurnal yang pertama membahas tentang

penggunaan smartphone untuk mengukur inflamasi pada luka kaki diabetes,

sedangkan jurnal kedua membahas tentang faktor resiko tinggi luka kaki

diabetes.

Pada database ScienceDirect dengan memasukkan keyword

“diabetic foot ulcer” AND “assessment” AND “heal” OR “cure” AND

“inter rater reliability ”OR “intra rater reliability” ditemukan 20 artikel

namun setelah dibaca tidak ada yang sesuai dengan judul penelitian ini.

Pada database cochrane dengan memasukkan keyword “diabetic

foot ulcer” AND “assessment” AND “heal” OR “cure” AND “inter rater

reliability”OR “intra rater reliability” ditemukan 0 artikel.

Pada database google Scolar dengan memasukkan keyword “diabetic

foot ulcer” AND “assessment” AND “heal” OR “cure” AND “inter rater

reliability ”OR “intra rater reliability” ditemukan 1310 artikel, namun

yang dibaca hanya pada halaman 1 dan 6 sehingga ditemukan 3 artikel. Ke

3 artikel ini sangat sesuai dengan judul. Keseluruhan metode pencarian di

atas merupakan teknik pencarian literatur secara primer. Selanjutnya

metode pencarian literatur secara sekunder juga didapatkan melalui

Page 21: INTRA RATER DAN INTER RATER RELIABILITY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...kaki diabetes (The New Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale) berbasis foto. Menyatakan

8

medline PubMed dan google Scholar dengan hasil 19 artikel. Alur

pencarian literatur primer terangkum dalam skema 1 di bawah ini :

Bagan 1: Skema Alur Pencarian literature

B. Diabetes Melitus

Diabetes melitus (DM) adalah penyakit serius kronis yang terjadi baik

ketika pankreas tidak menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur gula

darah), atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang

dihasilkan yang menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah (WHO, 2016).

Menurut (National Diabetes Statistics Report, 2014) DM adalah sekelompok

penyakit yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah akibat ketidak

mampuan memproduksi insulin, ketidak mampuan menggunakan insulin, atau

keduanya. Seseorang akan menderita DM bila pangreas tidak mampu

Pubmed

(n = 2)

Science

Direct

(n = 20)

Cochrane

(n = 0)

Google

Scolar

(n = 3)

Skrining judul dan abstrak (n = 25)

Literatur setelah evaluasi judul dan abstrak (n = 5)

Total Literature inklusi (n = 22 )

Pencarian Sekunder

n = 19

Literatur Inklusi (n = 3)

Ekslusi (n = 2 ) karena:

a. 1 artikel membahas tentang

penggunaan smartphone untuk

mengukur inflamasi pada LKD.

b. 1 artikel membahas tentang

pengkajian resiko tinggi LKD

Page 22: INTRA RATER DAN INTER RATER RELIABILITY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...kaki diabetes (The New Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale) berbasis foto. Menyatakan

9

memproduksi insulin sama sekali, pangkreas tidak mampu memproduksi

cukup insulin, atau sel-sel dalam otot, hati, dan lemak tidak menggunakan

insulin dengan benar yang disebut dengan resistensi insulin (Foster, 2006).

Dampak dari DM yang tidak terkontrol dari waktu ke waktu dapat

menyebabkan kerusakan serius pada jantung, pembuluh darah, mata, ginjal dan

saraf (WHO, 2016). Menurut American Diabetes Association (ADA, 2016)

DM adalah penyakit kronis yang membutuhkan perawatan medis terus-

menerus untuk pengurangan resiko komplikasi yang diakibatkan oleh keadaan

hiperglikemia atau kenaikan kadar glukosa darah dalam tubuh.

Menurut American Diabetes Association (ADA, 2017), DM dapat di

klasifikasikan menjadi 4 kategori umum yaitu ;

a. DM tipe 1, yang diakibatkan karena kerusakan sel-sel β pankreas akibat

proses autoimun, biasanya menyebabkan kekurangan insulin absolut

b. Diabetes tipe 2, yang diakibatkan karena hilangnya progresif pada sel-sel β

pankreas yang berakibat pada resistensi insulin

c. Diabetes mellitus gestasional, diabetes yang didiagnosis pada trimester

kedua atau ketiga kehamilan. Hiperglikemia terjadi selama kehamilan

akibat sekresi hormon – hormon plasenta.

d. Khusus diabetes karena penyebab lain, misalnya sindrom diabetes

monogenik seperti pada diabetes neonatal, penyakit pankreas eksorin

(seperti cysticfibrosis), dan obat atau diinduksi bahan kimia yang berakibat

diabetes (seperti penggunaan glukokortikoid dalam pengobatan HIV / AIDS

atau setelah teransplantasi organ kimia).

Page 23: INTRA RATER DAN INTER RATER RELIABILITY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...kaki diabetes (The New Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale) berbasis foto. Menyatakan

10

C. Patomekanisme Luka Kaki Diabetik

Kaki diabetik terjadi diawali dengan adanya hiperglikemia yang

menyebabkan gangguan saraf dan gangguan aliran darah. Hiperglikemia yang

berlangsung lama berdampak pada komplikasi jangka panjang dimana dapat

menyebabkan kerusakan pada berbagai sistem tubuh terutama saraf dan

pembuluh darah. Kerusakan saraf perifer (neuropati) terutama di kaki akibat

komplikasi mikrovaskuler dan kerusakan pembuluh darah (angiopati) akibat

dari komplikasi makrovaskuler. Komplikasi makrovaskuler dan disfungsi

mikrovaskuler tersebut menyebabkan penurunan perfusi ke kaki pada

penderita diabetik (IDF, 2012; International Working Group on The Diabetic

Foot, 2011). Perubahan ini menyebabkan perubahan distribusi tekanan pada

telapak kaki, kerentanan terhadap infeksi meluas sampai ke jaringan

sekitarnya. Faktor aliran darah yang kurang membuat luka sulit untuk sembuh

dan jika terjadi ulkus, infeksi akan mudah sekali terjadi dan meluas ke jaringan

yang lebih dalam bahkan sampai ke tulang. Kondisi neuropati dan angiopati

menjadi penyebab utama terjadinya diabetic foot ulcers (DFUs) atau luka kaki

diabetik (Chadwick, Edmonds, McCardle, & Amstrong, 2013).

1. Neuropati perifer

Neuropati perifer dapat menjadi predisposisi terjadinya ulserasi

melalui Saraf sensorik, motorik dan otonom. Hilangnya sensasi pelindung

yang dialami pasien dengan neuropati sensorik Membuat mereka rentan

terhadap sensasi fisik,Kimia dan trauma termal. Neuropati motorik dapat

menyebabkan deformitas pada kaki yang bisa mengakibatkan terjadinya

tekanan abnormal. Neuropati otonom biasanya terjadi terkait dengan kulit

Page 24: INTRA RATER DAN INTER RATER RELIABILITY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...kaki diabetes (The New Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale) berbasis foto. Menyatakan

11

kering yang bisa mengakibatkan kaki retak dan terbentuk kalus. Hilangnya

sensasi hampir semua dirasakn pada pendrita LKD (Wound International,

2013).

2. Penyakit Arterial Peripheral (PAP)

Orang dengan DM memiliki dua kali lebih besar mungkin untuk Memiliki

PAP dibandig mereka yang tidak menderita DM. Hal ini Juga merupakan

faktor risiko utama untuk terjadinya Amputasi pada ekstremitas bawah.

Penyakit Arteri Perifer (PAP) adalah salah satu komplikasi makrovaskular

dari diabetes melitus. Penyakit arteri perifer ini disebabkan karena dinding

arteri banyak menumpuk plaque yang terdiri dari deposit platelet, sel-sel

otot polos, lemak, kolesterol dan kalsium. PAP pada penderita diabetes

berbeda dari yang bukan diabetes melitus. PAP pada pasien diabetes

melitus terjadi lebih dini dan cepat mengalami perburukan. Pembuluh

darah yang sering terkena adalah arteri tibialis dan arteri peroneus serta

percabangannya (Wound International, 2013).

D. Luka Kaki Diabetes

Luka kaki diabetes (LKD) adalah luka kronis yang terjadi pada kaki

penderita DM yang disebabkan tiga proses berbeda yaitu neuropati, iskemia

perifer, dan sepsis sehingga LKD berdampak pada tindakan amputasi jika tanpa

penanganan awal dan intervensi yang tepat (International Working Group on

The Diabetic Foot, Amsterdam, 2011; Moxey, Gogalniceanu, & Hinchliffe RJ,

2011; M. Young, McCardle, & Randall, 2008). (Grace & Borley, 2006). LKD

merupakan komplikasi medis yang paling umum terjadi pada pasien DM

Page 25: INTRA RATER DAN INTER RATER RELIABILITY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...kaki diabetes (The New Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale) berbasis foto. Menyatakan

12

(Holt, 2013). Penelitian yang dilakukan oleh (Fard, Esmaelzadeh, & Larijani,

2007) mengatakan bahwa 20% pasien DM yang dirawat di rumah sakit

memiliki masalah luka kaki diabetes.

LKD memiliki dampak negatif yang cukup besar pada pasien dan sangat

rentan terhadap infeksi yang sering menyebabkan terjadinya ganggren dan

amputasi pada pasien dengan diabetes (Munter, Price, Werven, & Sibbald,

2012; Neville, Kayssi, Michael, & Buescher, 2016). Oleh sebab itu pasien yang

menderita LKD harus mendapatkan perawatan luka yang baik. Dalam

melakukan perawatan LKD dibutuhkan pemahaman yang komprehensif

mengenai luka. Penelitian yang dilakukan oleh Bakker, K et al Tahun 2005

mengatakan 49-85 % dari semua masalah terkait LKD dapat dicegah melalui

perawatan kaki yang baik yang dilakukan oleh tim perawatan interprofesional

yang mencakup dokter, perawat, dan tim kesehatan lainnnya. Hal ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Sibbald, RG, et al, 2001 mengatakan

bahwa untuk diagnosis dan pengobatan yang sukses bagi pasien dengan luka

kronis harus melibatkan perawatan yang holistik dan pendekatan tim perawatan

interprofesional yang mencangkup dokter, perawat, pasien, dan keluarga.

E. Proses Penyembuhan LKD

Menurut (A. Young & Mcnaught, 2015) mengatakan bahwa proses

penyembuhan luka merupakan proses fisiologis yang kompleks yang

terdiridari 3 fase yaitu :

1. Fase koagulasi atau inflamasi

Fase ini terjadi setelah terjadinya luka berlangsung 0-5 hari yang

melibatkan platelet. Pengeluaran platelet akan menyebabkan

Page 26: INTRA RATER DAN INTER RATER RELIABILITY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...kaki diabetes (The New Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale) berbasis foto. Menyatakan

13

vasokonstriksi. Proses ini bertujuan untuk homeostatis sehingga mencegah

perdarahan lebih lanjut kemudian terjadi vasodilatasi dan pelepasan

substansi vasodilator. Fase inflamasi memungkinkan pergerakan leukosit

terutama neutrofil, selanjutnya neutrofil memfagosit dan membunuh

bakteri dan masuk ke matriks fibrin dalam persiapan pembentukan jaringan

baru. Neutrofil sangat aktif selama 3 hari kemudian digantikan oleh

magrofag yang berperan lebih banyak dalam proses penyembuhan luka.

Beberapa fungsi magrofag dalam penyembuhan luka yaitu untuk sintesa

kolagen, pembentukan jaringan granulasi bersama dengan fibroblast,

memproduksi GF yang berperan pada repitalisasi, dan untuk angiogenesis.

2. Fase proliferasi atau rekonstruksi

Fase ini berlangsung 5-21 hari yang terdiri dari tiga proses yaitu proses

granulasi yang bertujuan untuk mengisi ruang kosong pada luka,

angiogenesis atau pembentukan kapiler baru yang bertujuan untuk suplai

oksigen kedalam jaringan, dan proses kontraksi yang bertujuan untuk

menarik kedua tepi luka agar salng berdekatan.

3. Fase Remodeling atau maturasi

Fase ini merupakan fase akhir dan yang terpanjang dari penyembuhan luka

yang bisa berlangsung 21 hari hingga 2 tahun. Fase ini melibatkan

keseimbangan antara sintesis dan degradasi seperti kolagen dan protein

linnya yang terdapat pada luka, sehingga terbentuk kembali jaringan yang

serupa. Akhir dari penyembuhan didaptkan parut luka yang matang yang

mempunyai kekuatan 80% dibanding kulit normal yang bertujuan untuk

Page 27: INTRA RATER DAN INTER RATER RELIABILITY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...kaki diabetes (The New Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale) berbasis foto. Menyatakan

14

menyempurnakan terbentuknya jaringan baru menjadi jaringan

penyembuhan yang baru yang kuat dan bermutu.

F. Pengkajian luka kaki diabetes

Pengkajian merupakan suatu penilaian komprehensif dari proses

keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan data atau informasi secara

rinci tentang status kesehatan klien, mengidentifikasi adanya penyimpangan

dari normal, agar dapat mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan

klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan (Dillon, 2007; Maida, Ennis, &

Kuziemsky, 2009). Selain itu menurut (Gordon, 2008) tujuan dari pengkajian

yaitu mengevaluasi status kesehatan dan membuat rencana tentang masalah

keperawatan aktual dan potensial yang memerlukan penanganan segera dengan

menggunakan sumber kekuatan dari individu, keluarga atau komunitas untuk

membantu memecahkan masalah.

Pengkajian sangat penting dilakukan khususnya dalam perawatan luka

untuk dapat memberikan perawatan yang efektif dengan merencanakan,

mengimplementasi, dan mengeevaluasi sesuai dengan hasil penilaian yang

didapatkan (Ousey & Cook, 2011).

Pengkajian perawatan luka dapat dilakukan dalam 4 tahap yaitu

1. Pengkajian terhadap faktor-faktor umum pasien yang dapat memperlambat

penyembuhan.

2. Pengkajian terhadap penyebab dari luka dan patofisiologi yang mendasari.

3. Pengkajian terhadap kondisi lokal pada area luka.

4. Pengkajian terhadap konsekuensi luka (Morison, 2004).

Penilaian luka diperlukan untuk sembilan alasan sebagai berikut :

Page 28: INTRA RATER DAN INTER RATER RELIABILITY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...kaki diabetes (The New Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale) berbasis foto. Menyatakan

15

1. Mengetahui penyebab luka.

2. Memberikan gambaran bagaimana luka sesungguhnya.

3. Mengetahui gambaran pasien secara komprehensif.

4. Mengetahui faktor yang berkontribusi.

5. Mengetahui komponen rencana perawatan luka yang akan dilakukan.

6. Sebagai media komunikasi untuk penyedia kesehatan lainnya.

7. Untuk menentukan perawatan selanjutnya.

8. Memberikan informasi mengenai lokasi terpusat untuk perawatan luka.

9. Mengetahui komplikasi dari luka (Baranoski & Ayello, 2012).

Beberapa penelitian terkait pengkajian luka yaitu penelitian yang

dilakukan oleh Haris et all tahun 2010 mengatakan bahwa komponen Bates-

Jensen wound assesment tool (BWAT) yang dinilai menggunakan gambar bisa

digunakan dalam menilai status LKD. Demikian halnya penelitian yang

dilakukan oleh Gardner, Sue E & Hillis tahun 2011 mengatakan bahwa pressure

ulcer scale for healing (PUSH) valid dalam memprediksi penyembuhan luka

kaki diabetes dari waktu ke waktu selama 13 minggu yang digunakan dalam

memantau luka. Namun sayangnya dua alat pengkajian luka yaitu BWAT tidak

mengkaji adanya innfflamasi, sedangkan PUSH belum cukup lengkap dalam

melakukan pengkajian luka secara lengkap karena beberapa penilaian penting

seperti maserasi, luas permukaan luka tidak dinilai dalam penilaian PUSH

(Gardner, Sue E & Hillis, 2011; Harris et al., 2010).

Selain itu dalam praktik klinis, penilaian keparahan luka yang paling

sering digunakan yaitu sistem Meggitt-Wagner Clasification, Depth Ischemic

Clasification, dan University of Texas Clasification System. Sistem Wagner

Page 29: INTRA RATER DAN INTER RATER RELIABILITY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...kaki diabetes (The New Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale) berbasis foto. Menyatakan

16

menilai kedalaman luka, adanya osteomyelitis, dan ganggreng. Dalam sistem

ini luka kaki dibagi menjadi 5 derajat dari 1derajat 0 sampai 5, dimana derajat

0 termasuk dalam kaki yang beresiko untuk terjadi ulkus tapi tidak ada lesi dan

derajat 5 menandakan adanya ganggren di seluruh kaki. Kelemahan sistem

Wagner yaitu tidak menilai tentang iskemia dan terjadinya neuropati. Depth

Ischemic Clasification merupakan modifikasi dari sistem Meggitt-Wagner

dimana tujuan dari klasifikasi ini adalah untuk membuat klasifikasi luka yang

lebih akurat, rasional, dan lebih mudah untuk membedakan antara luka dan

vaskularisasi pada kaki (Armstrong & Peters, 2001) . Sedangkan University of

Texas Clasification System menilai kedalaman luka, adanya infeksi, adanya

tanda-tanda iskemia. Sistem ini memodifikasi dari wagner yaitu dari setiap

grade dari wagner kemudian dibagi menjadi tahap infeksi atau iskemia atau

keduanya.

Menurut (Jain, 2012) dari ketiga penilaian keparahan LKD yaitu

Meggitt-Wagner Clasification, Depth Ischemic Clasification, dan University of

Texas Clasification System yang paling sering digunakan yaitu Meggitt-

Wagner Clasification dan University of Texas Clasification System. Namun

menurut publikasi yang dilakukan oleh (Zubair et al., 2015) mengatakan bahwa

meskipun ketiga sistem ini menilai kedalaman luka, tetapi tidak mendefinisikan

dengan jelas kedalaman luka sebagai faktor penting dalam penyembuhan luka

dari waktu kewaktu baik untuk luka kronis maupun untuk LKD.(Zubair et al.,

2015)Penelitian berbasis foto yang dilakukan oleh (Santema et al., 2015) juga

megatakan bahwa Keseluruhan Inter Observer agreement (IOA) dari sistem

Meggitt-Wagner (MW) adalah reliabilitas sedang dengan nilai κ = 0⋅415 (95%

Page 30: INTRA RATER DAN INTER RATER RELIABILITY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...kaki diabetes (The New Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale) berbasis foto. Menyatakan

17

CI 0⋅413-0⋅418), tetapi secara signifikan (P = 0⋅006) lebih tinggi IOA (0⋅423;

95% CI: 0⋅420-0⋅426) dari dokter (0⋅404; 95% CI 0⋅392-0⋅417). Berada dengan

IOA untuk sistem University of Texas Clasification (UT) yaitu memiliki

reliabilitas sedang antara kedua perawat dan dokter. Dokter memiliki IOA dari

0⋅462 (95% CI: 0⋅445-0⋅479), perawat 0⋅451 (95% CI: 0⋅447-0⋅456), tanpa

perbedaan yang signifikan antara kelompok pengamat (P = 0⋅238). Keseluruhan

IOA untuk sistem UT yaitu sedang dengan nilai κ = 0⋅447 (95% CI: 0⋅443-

0⋅450). Sehingga Meggitt-Wagner Clasification system dan University of

Texas Clasification System tidak bisa digunakan sebagai alat pengkajian

tunggal tetapi digunakan secara bersamaan atau penggunaannya dikombinasi

untuk menghindari penafsiran yang keliru.

Penelitian terbaru terkait dengan pengkajian khusus untuk LKD “ The

new diabeic foot ulcer assessment scale “ yang dilakukan oleh Arisandi et all

tahun 2016 mengkaji 11 domain yang memiliki pengaruh terhadap

penyembuhan luka dan instrumen tersebut sudah di uji validitasnya dan

hasilnya valid. 11 domain tersebut terdiri dari kedalam luka, ukuran luka,

ukuran skor, adanya infeksi, terbentuknya jaringan granulasi, jenis jaringan

nekrotik, proporsi jaringan nekrotik, proporsi slough, maserasi, jenis tepi luka

dan tunneling luka. Skor minum dari pengkajian ini adala 0 dan skor

tertingginya adalah 98. Dimana skor yang lebih tinggi menunjukkan luka yang

lebih buruk. Berikut penjelasan dari 11 domain yang dinilai dalam diabetic foot

ulcer assessment scale (DFUS) (Arisandi et al., 2016).

Page 31: INTRA RATER DAN INTER RATER RELIABILITY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...kaki diabetes (The New Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale) berbasis foto. Menyatakan

18

G. Reliability

Reliability berarti sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.

Suatu hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali

pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama, diperoleh hasil

pengukuran yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek

memang belum berubah (K. L. Gwet, 2014). Reliabilitas merupakan salah-satu

ciri atau karakter utama instrumen pengukuran yang baik. Suatu tes dikatakan

reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok

yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda. Konsep reliabilitas

dalam arti reliabilitas alat ukur berkaitan erat dengan masalah kekeliruan

pengukuran. Kekeliruan pengukuran sendiri menunjukkan sejauh mana

inkonsistensi hasil pengukuran terjadi apabila dilakukan pengukuran ulang

terhadap kelompok subyek yang sama. Sedangkan konsep reliabilitas dalam arti

reliabilitas hasil ukur berkaitan erat dengan kekeliruan dalam pengambilan

sampel yang mengacu pada inkonsistensi hasil ukur apabila pengukuran

dilakukan ulang pada kelompok yang berbeda (Burn & Grove, 2011; Rebar,

2001).

Ada dua kategori keandalan (Reliability) sehubungan dengan orang yang

melakukan penilaian yaitu keandalan dibeberapa penilai yang merupakan

reliabilitas antar penilai (Inter Rater reliability) dan keandalan dari penilai yang

sama (Intra Rater Reliability) (McHugh, 2012)

Page 32: INTRA RATER DAN INTER RATER RELIABILITY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...kaki diabetes (The New Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale) berbasis foto. Menyatakan

19

H. Tinjauan Tentang Intra Rater Dan Inter Rater Reliability

1. Intra rater Reliability

Intra rater reliability atau keandalan observer yang sama digunakan

untuk menilai sejauh mana penilai atau pengamat yang sama memberikan

perkiraan yang konsisten dari fenomena yang sama (Burn & Grove, 2011;

Rebar, 2001). Menurut (B. K. L. Gwet, 2014) intra rater reliability

mengacu pada kemampuan penilai atau yang melakukan pengukuran

untuk memproduksi hasil kuantitatif atau kualitatif pada kondisi percobaan

atau perlakuan yang sama.

Ada dua jenis uji statistik yang sering digunakan dalam mengukur

intra rater reliability yaitu Intraclass Correlation Coefficient (ICC) yang

digunakan untuk data ordinal, interval, dan rasio dan Koefisien Kappa

untuk data nominal (B. K. L. Gwet, 2014; Hallgren, 2012). ICC adalah

rasio variasi antara subjek (Between subject Variation (BSV)) untuk total

variasi (Within Subject Variation (WSV)). ICC mencapai nilai maksimum

1 ketika WSV mencapai batas bawah 0. Penilaian ini menunjukkan bahwa

adanya variasi dalam data bukan karena penilai yang tidak konsisten. ICC

terbukti menjadi ukuran yang valid terhadap konsistensi intra rater.

2. Inter Rater Reliability

Inter rater reliability atau keandalan antar observer digunakan untuk

menilai sejauh mana penilai atau pengamat yang berbeda memberikan

perkiraan yang konsisten dari fenomena yang sama (Burn & Grove, 2011;

Rebar, 2001). Inter rater reliability (IRR) juga disebut kesepakatan antra

Page 33: INTRA RATER DAN INTER RATER RELIABILITY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...kaki diabetes (The New Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale) berbasis foto. Menyatakan

20

penilai sering digunakan untuk desain penelitian dimana data dikumpulkan

melalui penilaian yang dilakukan oleh orang terlatih (Hallgren, 2012)

Penentuan ekuivalensi suatu alat ukur dilakukan dengan metode

inter rater reliability yang dapat dilakukan dengan 3 metode antara lain:

Percent Agrement, Cohen’s Kappa dan Pearson’s Product Moment

Correlation. Percent Agrement dan Cohen’s Kappa dilakukan untuk

menilai reliabilitas dari suatu instrumen yang menghasilkan data nominal

(misalnya sakit atau tidak sakit, terjadinya suatu event atau tidak) dari

suatu hasil observasi. Sedangkan untuk data berskala interval atau rasio

dilakukan menggunakan uji Pearson’s Product Moment Correlation yaitu

mengkorelasikan hasil pengukuran antar observer (B. K. L. Gwet, 2014;

Hallgren, 2012; McHugh, 2012) .

a. Percent Agrement (presentase kesepakatan)

Percent Agrement menilai kesepaktan (Agremment) antara 2

orang atau lebih observer terhadap suatu pengukuran yang mereka

lakukan, namun cara ini pada dasarnya tidak menghitung kesepaktan

sebenarnya (Real agreement) dan kesepakatan yang terjadi karena

peluang (agreement based on chance)

Berikut ini formula untuk menentukan percent agreement :

= Total number of agreement

Total number of observations X 100

Percentage of

agrreement =

Sumber : (Dharma, 2015)

Page 34: INTRA RATER DAN INTER RATER RELIABILITY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...kaki diabetes (The New Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale) berbasis foto. Menyatakan

21

Presentase agreement yang dapat diterima untuk suatu instrument

adalah berkisar pada 70 %.

b. Cohen’s kappa

Menilai kesepakatan antara 2 orang atau lebih observer

terhadap suatu pengukuran yang mereka lakukan, dengan cara

menentukan proportion agreement yang aktual dan proportion

agreement yang terjadi karena peluang. Untuk menilai cohen’s

kappa diperlukan tabel matrik yang digunakan untuk mencatat dan

menghitung proporsi agreement dan disagreement selama

pengukuran. Tabel disusun sebagai berikut:

Tabel 1. Tabel matrik Cohen’s Kappa

Observer 2

a+b

c+d

Ya Tidak

Observer

1

Ya A B

tidak C D

Total a+c b+d a+b+c+d

Sumber : (Dharma, 2015)

a. Observed agreement yaitu proporsi pengukuran yang

menujukkan kesepakatan (sama) antara kedua observer. Pada

tabel diatas ditunjukkan dengan menghitung : a+d

b. Agreement by chance yaitu proporsi pengkuran yang

menunjukkan kesepakatan antara kedua observer yang terjadi

karena peluang. Pada tabel diatas dilakukan dengan

menghitung: [(a+b)x(a+c)]+[(c+d)x(b+d)]

Persent agrreement =

Page 35: INTRA RATER DAN INTER RATER RELIABILITY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...kaki diabetes (The New Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale) berbasis foto. Menyatakan

22

c. Agreement not by chance yaitu proporsi pengukuran yang

menujukkan kesepakatan antara kedua observer yang terjadi

bukan karena peluang. Dapat dihitung dengan mengurangi

nilai observed angreement dengan nilai agreement by chance.

d. Potential agreement not by chance adalah proporsi potensial

kesepakatan yang terjadi bukan karena peluang yang dihitung

dengan rumus:

e. Nilai kappa ditentukan dengan rumus berikut:

Observed agreement – agreement by chance

100% - agreement by chance

atau

Agreement not by chance

Potential agreement not by chance

Nilai kappa untuk uji reliabilitas antara observer diinterpretasikan

sebagai berikut (Hallgren, 2012; Santema et al., 2015)

Rendah : < 0.40

Sedang : 0.40 -0.60

Baik : 0.60-0.80

Sangat baik : > 0.8

100% - proporsi agreement by chance

Page 36: INTRA RATER DAN INTER RATER RELIABILITY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...kaki diabetes (The New Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale) berbasis foto. Menyatakan

23

I. Teori konservasi Energi Myra E. Levine

Salah satu model keperawatan yang telah dikembangkan dalam

asuhan keperawatan adalah model konservasi yang dikembangkan oleh

Mira E. Levine. Model konservasi menurut Levine bertujuan untuk

mempertahankan energi dan atau integritas struktur, personal dan sosial

pasien karena levine berpandangan bahwa penyakit akan berubah setiap

waktu (Levin,1969b, 1973, 1989, 1990, 1991, 1996 dalam Tomey &

Alligood, 2006 dan Fawcett, 2006). Konsep konservasi Levine berfokus

pada 4 prinsip konservasi, yaitu:

1. Konservasi energi

Prinsip konservasi energi, ditujukan pada upaya keseimbangan

energi input dan output untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.

Keseimbangan energi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor baik internal

maupun eksternal, misalnya dengan latihan, nutrisi dan istirahat yang

adekuat. Energi tidak dapat diobservasi langsung, tetapi konsekuensi

dari perubahannya dapat diperkirakan, dikelola, dan diukur.

2. Konservasi integritas struktur

Prinsip konservasi integritas struktur ditujukan untuk

mempertahankan atau memperbaiki struktur tubuh sehingga mencegah

terjadinya kerusakan fisik dan memacu proses penyembuhan.

Penyembuhan adalah proses untuk mengembalikan integritas struktur.

Perawat harus berusaha meningkatkan jumlah perbaikan jaringan yang

mengalami sakit dengan mengidentifikasi secara cepat perubahan

fungsi. Prinsip ini berfokus pada kemampuan individu untuk bergerak

Page 37: INTRA RATER DAN INTER RATER RELIABILITY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...kaki diabetes (The New Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale) berbasis foto. Menyatakan

24

dan melakukan aktifitas dengan bebas. Variabel-variabel yang

berkaitan dengan prinsip ini antara lain: perhitungan sel darah putih,

proses penyembuhan (granulasi jaringan), integritas kulit, angka

sedimentasi, kepadatan tulang, membantu dalam latihan ROM,

kerusakan organ (fungsi ginjal, fungsi hati, dll).

3. Konservasi integritas personal

Prinsip konservasi integritas personal ditujukan untuk

mempertahankan dan memperbaiki identitas, harga diri dan

pemahaman tentang keunikan diri klien. Menjadi seorang pasien

merupakan keadaan yang dapat menimbulkan kecemasan dan

penurunan motivasi diri. Perawat dapat menunjukkan bahwa ia

menghormati pasien dengan memanggil namanya, menghargai

keinginannya, memberikan privasi, memberikan informasi dan lain-

lain. Variabel-variabel yang berkaitan dengan prinsip ini antara lain:

kesepian, kebosanan, ketidakberdayaan, ketakutan, harga diri, privasi,

mendengarkan keluhan klien, empati, kontrol, makna hidup,

pengajaran, pembelajaran, peran, konsep diri.

4. Konservasi integritas sosial

Prinsip konservasi integritas sosial ditujukan untuk

mempertahankan keutuhan individu hubungannya dengan orang lain.

Keterlibatan anggota keluarga dalam pemenuhan kebutuhan

keagamaan atau spiritual dan penggunaan hubungan

interpersonal. Individu mendapatkan makna kehidupan melalui

komunitas sosial. Perawat membantu menghadirkan anggota keluarga

Page 38: INTRA RATER DAN INTER RATER RELIABILITY ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...kaki diabetes (The New Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale) berbasis foto. Menyatakan

25

dan menggunakan hubungan interpersonal untuk menjaga integritas

sosial.

Teori keperawatan Levine pada dasarnya sama dengan elemen-

lelemn proses keperawatan. Levine berpendapat perawat harus selalu

mengobservasi klien, memberikan intervensi yang tepat sesuai dengan

perencanaan dan mengevaluasi yang bertujuan untuk membantu klien.

Dalam teori Levine, klien dipandang dalam posisi ketergantungan. Klien

membutuhkan bantuan dari perawat untuk beradaptasi terhadap gangguan

kesehatannya.

Pada pengkajian pasien dikaji melalui dua metode yaitu wawancara

dan obaservasi, pengkajian berfokus pada pasien, keluarga, anggota lainnya

dan mempertimbangkan penjelasan dari mereka dalam membantu

menyelesaikan permasalahan kesehatan klien. Dalam pngkajian

menyeluruh, perawat menggunakan prinsip teori Levine yang disebut

pedoman pengkajian. Perawat menitikberatkan pada keseimbangan energy

pasien dan pemeliharaan integritas pasien. Perawat mengumpulkan data

tentang sumber energy pasien, data tentang integritas structural pasien,

termasuk pemeliharaan tubuh dan struktur fisik, integritas personal, serta

integritas social (Alligood, Nursing Theory : Utilization & Application,

2014)