INSIPIDUS.doc

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Insipidus (DI) merupakan suatu penyakit yang jarang ditemukan. Penyakit ini diakibatkan oleh berbagai penyebab yang dapat mengganggu mekanisme neurophypophyseal-renal reflex sehingga mengakibatkan kegagalan tubuh dalam mengkonversi air. Kebanyakan kasus-kasus yang pernah ditemui merupakan kasus idiopatik yang dapat bermanifestasi pada berbagai tingkatan umur dan jenis kelamin. Terdapat 4 jenis diabetes insipidus yaitu diabetes insipidus sentral, nefrogenik, dipsogenik, dan gestasional. Pada diabetes insipidus sentral terletak di hipofisis, sedangkan pada diabetes insipidus nefrogenik kelainan dikarenakan ginjal tidak memberikan respon terhadap hormon

Transcript of INSIPIDUS.doc

Page 1: INSIPIDUS.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes Insipidus (DI) merupakan suatu penyakit yang jarang ditemukan.

Penyakit ini diakibatkan oleh berbagai penyebab yang dapat mengganggu

mekanisme neurophypophyseal-renal reflex sehingga mengakibatkan kegagalan

tubuh dalam mengkonversi air. Kebanyakan kasus-kasus yang pernah ditemui

merupakan kasus idiopatik yang dapat bermanifestasi pada berbagai tingkatan

umur dan jenis kelamin.

Terdapat 4 jenis diabetes insipidus yaitu diabetes insipidus sentral,

nefrogenik, dipsogenik, dan gestasional. Pada diabetes insipidus sentral terletak di

hipofisis, sedangkan pada diabetes insipidus nefrogenik kelainan dikarenakan

ginjal tidak memberikan respon terhadap hormon antidiuretik sehingga ginjal

terus menerus mengeluarkan sejumlah besar air kemih yang encer. Diabetes

insipidus bisa merupakan penyakit keturunan Gen yang menyebabkan penyakit

ini bersifat dominan dan dibawa oleh kromosom X.

Wanita yang membawa gen ini bisa mewariskan penyakit ini kepada anak

laki-lakinya. Penyebab lain dari diabetes insipidus nefrogenik adalah obat-obat

tertentu.

Diabetes insipidus ditandai dengan gejala khas yaitu poliuria dan

Page 2: INSIPIDUS.doc

polidipsia. Jika penyebabnya genetik, gejala biasanya timbul segera setelah lahir.

Bayi tidak dapat menyatakan rasa hausnya, sehingga mereka bisa mengalami

dehidrasi. Bayi bisa mengalami demam tinggi yang disertai dengan muntah dan

kejang-kejang. Jika tidak segera terdiagnosis dan diobati bisa terjadi kerusakan

otak, sehingga bayi mengalami keterbelakangan mental. Dehidrasi yang sering

berulang juga akan menghambat perkembangan fisik

Untuk mengetahui konsep dasar Asuhan Keperawatan pada Sistem Endokrin

dengan Gangguan Diabetes Insipidus.

B. Tujuan Khusus

a.i.1. Menjelaskan tentang Definisi Diabetes Insipidus.

a.i.2. Menjelaskan tentang Klasifikasi Diabetes Insipidus.

a.i.3. Menjelaskan tentang Etiologi Diabetes Insipidus.

a.i.4. Menjelaskan tentang Manifestasi Klinis Diabetes Insipidus.

a.i.5. Menjelaskan tentang Patofisiologi Diabetes Insipidus.

a.i.6. Menjelaskan tentang Komplikasi Diabetes Insipidus.

a.i.7. Menjelaskan tentang Pemeriksaan Penunjang Diabetes Insipidus.

a.i.8. Menjelaskan tentang Penatalaksanaan Diabetes Insipidus.

a.i.9. Menjelaskan tentang Asuhan Keperawatan Diabetes Insipidus.

2

Page 3: INSIPIDUS.doc

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Diabetes insipidus adalah suatu penyakit yang disebabkan oeh kekurangan ADH

yang ditandai oleh jumlah urine yang besar. (Purnawan Junadi, 1992)

Diabetes insipidus adalah suatu penyakit yang diakibatkan oleh berbagai

penyebab yang dapat mengganggu mekanisme Neurohypophyseal-rena reflex

sehingga mengkibatkan kegagalan tubuh dalam mengkonvensi air. (Sjaefoellah,

1996)

Diabetes insipidus adaah suatu penyakit yang ditandai oleh penurunan

produksi sekresi dan fungsi dari ADH. (Corwin, 2000)

Diabetes insipidus adalah kelainan yang disebabkan oeh ginjal yang tidak

berespon terhadap kerja ADH fisiologis.

Diabetes insipidus adalah kelainan lobus posterior dari kelenjar hipofisis

akibat defisiensi vasopresin yang merupakan hormone anti deuretik/ADH.

2.2 Etiologi

Diabetes insipidus disebabkan oleh penurunan produksi ADH baik total maupun

parsial oeh hipotalamus atau penurunan pelepasan ADH dari hipofisis anterior.

Berdasarkan etiologinya, diabetes insipidus dibagi menjadi dua yaitu :

Page 4: INSIPIDUS.doc

1. Diabetes insipidus sentral

Penyebabnya antara lain :

a. Bentuk idiopatik

3

a) Bentuk non familiar.

b) Bentuk familiar

b. Pasca hipofisektomi

c. Trauma

Fraktur dasar tulang tengkorak

d. Granuloma

a) Sarkoid

b) Tuberkulosis

c) Sifilis

d) Infeksi

e) Meningitis

f) Ensefalitis

g) Landry-Guillain-Barre’s syndrome

e. Vascular

a) Trombosis atau perdarahan serebral

Page 5: INSIPIDUS.doc

b) Aneurisma serebral

c) Post-partum necrosis

f. Histiocytosis

a) Granuloma eosinofilik

b) Penyakit Schuller-Christian

2. Diabetes insipidus nefrogenik

a. Penyakit ginjal kronik

a) Penyakit ginjal polikistik

b) Medullary cystic disease

c) Pielonefritis

d) Obstruksi ureteral

e) Gagal ginajl lanjut

b. Gangguan elektrolit

a) Hipokalemia

b) Hiperkasemi

Page 6: INSIPIDUS.doc

a) Bentuk non familiar.

b) Bentuk familiar

b. Pasca hipofisektomi

c. Trauma

Fraktur dasar tulang tengkorak

d. Granuloma

a) Sarkoid

b) Tuberkulosis

c) Sifilis

d) Infeksi

e) Meningitis

f) Ensefalitis

g) Landry-Guillain-Barre’s syndrome

e. Vascular

a) Trombosis atau perdarahan serebral

b) Aneurisma serebral

c) Post-partum necrosis

f. Histiocytosis

a) Granuloma eosinofilik

Page 7: INSIPIDUS.doc

b) Penyakit Schuller-Christian

2. Diabetes insipidus nefrogenik

a. Penyakit ginjal kronik

a) Penyakit ginjal polikistik

b) Medullary cystic disease

c) Pielonefritis

d) Obstruksi ureteral

e) Gagal ginajl lanjut

b. Gangguan elektrolit

a) Hipokalemia

b) Hiperkasemi

c. Obat-obatan

a) Litium

b) Demeklosiklin

c) Asetoheksamid

d) Tolazamid

e) Glikurid

f) Propoksifen

g) Amfoarisin

h) Vinblastin

Page 8: INSIPIDUS.doc

i) Kolkisin

d. Penyakit Sickle Cell

e. Gangguan diet

a) Intake air yang berlebihan

b) Penurunan intake NaCl

c) Penurunan intake protein

f. Lain-lain

a) Multipel mieloma

b) Amiloidosis

c) Penyakit Sjogren’s

d) Sarkoidosis

2.3 Manifestasi Klinis

Tanpa kerja vasopressin pada nefron distal ginjal, maka akan terjadi pengeluaran

urine yang sangat encer seperti air dengan berat jenis 1,001 hingga 1,005 dalam

jumlah setiap harinya. Urine tersebut tidak mengandung zat-zat yang biasa

tedapan di dalamnya seperti glukosa dan albumin.

Pada diabetes insipidus herediter,gejala primernya dapat berawal sejak

lahir.kalau keadaan ini terjadi padat usia dewasa ,biasanya gejala poliuria

memiliki awitan yang mendadak atau terhadap (insidious)

akan mengeluh perut terasa penuh dan anoreksia. Rasa haus dan BAK

Page 9: INSIPIDUS.doc

akan berlangsung terus pada malam hari sehingga penderita akan merasa

terganggu tidurnya karena harus BAK pada malam hari.

2.5 Komplikasi

a. Dehidrasi berat dapat terjadi apabila jumah air yang diminum tidak adekuat.

b. Ketidakseimbangan elektrolit, yaitu hiperatremia dan hipokalemia.

Keadaan ini dapat menyebabkan denyut jantung menjadi tidak teratur dan

dpat terjadi gagal jantung kongesti.

2.6 Pemeriksaan Penunjang

Setelah dapat ditentukan bahwa poliuria yang terjadi adalah diuresis air murni,

maka langkah selanjutnya adalah untuk menentukan jenis penyakit yang

menyebabkannya. Untuk itu tersedia uji-uji coba berikut :

1. Hickey-Hare atau Carter-Robbins test

Pemberian infuse larutan garam hipertonis secara cepat pada orang normal

akan menurunkan jumlah urine, sedangkan pada Diabetes Insipidus urine akan

menetap atau bertambah.

Pemberian pitresin akan menyebabkan turunnya jumlah urine pada pasien DIS

dan menetapnya jumlah urine pada pasien DIN.

Kekurangan pada pengujuian ini adalah :

a. Pada sebagian orang normal, pembebanan larutan garam akan

menyebabkan terjadinya diuresis solute yang akan mengaburkan efek

Page 10: INSIPIDUS.doc

ADH.

b. Interpretasi pengujicobaan ini adalah all or none sehingga tidak dapat

membedakan defect partial atau komplit.

2. Fluid deprivation

a. Sebelum pengujian dimulai, pasien diminta untuk mengosongkan kandung

kemihnya kemudian ditimbang BBnya, diperiksa volume dan berat jenis

atau osmolalitas urine pertama. Pada saat ini diambil sample plasma untuk

mengukur osmolalitasnya.

b. Pasian diminta BAK sesering mungkin paling sedikit setiap jam

c. Pasien ditimbang tiap jam apabia diuresis lebih dari 300ml/jam, atau

setiap 3 jam sekali bia diuresis kurang dari 300ml/jam.

d. Setiap sample urine sebaiknya diperiksa osmoalitasnya dalam keadaan

segar atau kalau hal itu tidak mungkin dilakukan semua sample harus

disimpan dalam botol yang tertutup rapat serta disimpan dalam lemari es.

e. Pengujian dihentikan setelah 16 jam atau berat badan menurun 3-4%

tergantung mana yang lebih dahulu.

Pengujian dilanjutkan dengan:

3. Uji nikotin

a. Pasien diminta untuk merokok dan menghisap dalam-dalam sebanyak 3

batang dalam waktu 15-20 menit.

Page 11: INSIPIDUS.doc

b. Teruskan pengukuran volume, berat jenis dan osmolalitas setiap sample

urin sampai osmolalitas/ berat jenis urin menurun bidandingkan dengan

sebelum menghisap nikotin.

Kemudian uji coba dianjutkan dengan :

4. Uji vasopressin

a. Berikan pitresin dalam minyak 5u, intramuskular.

b. Ukur voume, berat jenis dan osmolalitas urin pada diuresis berikutnya

atau satu jam kemudian

2.7 Penatalaksanaan

Tujuan terapi adalah

1. Untuk menjamin penggantian cairan yang adekuat

2. Mengganti vasopressin (yang biasanya merupakan program teurapetik jangka

panjang)

3. Untuk meneliti dan mengoreksi kondisi patologis intracranial yang mendasari.

Bentuk terapi yang lain adlah penyuntikan intramuskuler ADH,yaitu vasopressin

tannat dalam minyak ,yang dilakukan bila pemberian intranasal tidak

dimungkinkan .penyuntikan dilakukan pada malam hari agar hasil yang optimal

dicapai pada saat tidur . kram abdomen merupakan efek samping obat tersebut.

Rotasi lokasi penyuntikan harus dilakukan untuk menghindari lipodistrofi.

Penyebab nefrogenik .jika diabetes insipidus tersebut disebabda,kan oleh

Page 12: INSIPIDUS.doc

gangguan ginjal ,terapi ini tidak akan efektif. Preparat tiazida,penurunan garam

yang ringan dan penyekat prostaglandin (ibuprosen ,indometasin,serta

aspirin)digunakan untuk mengobati bentuk nefrogenik diabetes insipidus

c. Riwayat kesehatan

a) Adanya riwayat infeksi sebelumya.

b) Pengobatan sebelumnya tidak berhasil.

c) Riwayat mengonsumsi obat-obatan tertentu, mis., vitamin; jamu.

d) Adakah konsultasi rutin ke Dokter.

3.2 Pemeriksaan Fisik

a. Inspeksi : membrane mukosa kering

b. Palpasi : kulit kering, turgor kulit kurang.

c. Auskultasi : kardiovaskuler takikardi

d. Data subyektif

1. Asal idiopatik

2. Poliuria

3. Polidipsia

4. Nocturia

5. Kelelahan

Page 13: INSIPIDUS.doc

6. Konstipasi

e. Data obyektif

1. Trauma kepala

2. Bedah syaraf

3. Tumor hipotaamus

4. Trauma

5. Infeksi

6. Penurunan BB

7. Hipotensi ortostatik

8. Penurunan CVP

9. EKG mungkin terdapat takikardi

10. Penggunaan obat-obatan

Misalnya : litium karbonat, penitoin (dilatin), demeklosiklin,

aminoglikosida

3.3 Analisa Data

No. DATA ETIOLOGI MASALAH

Page 14: INSIPIDUS.doc

1. DS : Pasien menyatakan

sering buang air kecil

DO :

- Penurunan status mental

- Penurunan tekanan darah

- Penurunan volume nadi

- Penurunan tekanan nadi

- Penurunan turgor kulit

- Penurunan turgor lidah

- Penurunan turgor

haluaran urin

- Penurunan pengisian

vena

- Kulit kering

- Membrane mukosa

kering

- Hematokrit meningkat

- Suhu tubuh meningkat

- Frekuensi nadi

meningkat

Page 15: INSIPIDUS.doc

Diuresis Osmotic Defisit volume cairan

tubuh

2. DS : Pasien mengatakan

tidak nafsu makan.

DO :

- Berat badan 20 % atau

lebih di bawah ideal

- Dilaporkan adanya

asupan makanan yang

kurang dari

RDA (Recomended

Daily Allowance)

- Membran mukosa dan

konjungtiva pucat

- Kelemahan otot yang

digunakan untuk

menelan/mengunyah

- Luka, inflamasi pada

rongga mulut

- Mudah merasa

Page 16: INSIPIDUS.doc

kenyang, sesaat setelah

mengunyah makanan

- Dilaporkan atau fakta

Anoreksia Ketidakseimbangan

nutrisi kurang

adanya kekurangan

makanan

- Dilaporkan adanya

perubahan sensasi rasa

- Perasaan

ketidakmampuan untuk

mengunyah makanan

- Miskonsepsi

- Kehilangan berat badan

dengan makanan cukup

- Keengganan untuk

makan

- Kram pada abdomen

- Tonus otot jelek

- Nyeri abdominal

Page 17: INSIPIDUS.doc

dengan atau tanpa

patologi

- Kurang berminat

terhadap makanan

- Pembuluh darah kapiler

mulai rapuh

- Diare dan

atau steatorrhea

- Kehilangan rambut

yang cukup banyak

(rontok)

- Suara usus hiperaktif

- Kurangnya informasi,

misinformasi

3. DS : Paien mengatakan

tidak bisa tidur

DO :

- Penurunan

kemempuan fungsi

- Penurunan proporsi

Page 18: INSIPIDUS.doc

tidur REM

- Penurunan proporsi

pada tahap 3 dan 4

tidur.

- Peningkatan

proporsi pada tahap 1

tidur

Jumlah tidur kurang dari

normal sesuai usia

4. DS : Pasien merasa cemas

tentang kondisi yang

dialaminya

DO :

- Insomnia

- Kontak mata kurang

- Kurang istirahat

- Berfokus pada diri sendiri

- Iritabilitas

- Takut

Page 19: INSIPIDUS.doc

- Nyeri perut

- Penurunan TD dan denyut

nadi

- Diare, mual, kelelahan

- Gangguan tidur

- Gemetar

- Anoreksia, mulut kering

- Peningkatan TD, denyut

nadi, RR

- Kesulitan bernafas

- Bingung

- Bloking dalam

pembicaraan

- Sulit berkonsentrasi

Perkembangan penyakit Anxietas

5. DS : Paien menyatakan

tidak mengetahui tentang

informasi.

DO :

ketidakakuratan mengikuti

Page 20: INSIPIDUS.doc

instruksi, perilaku tidak

sesuai