Implementasi Penerapan Manajemen Mutu

23
Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011 Bernard E.S. dan Sugianto: “Implementasi Sistem Manajemen……” 16 IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 PADA INDUSTRI KONTRAKTOR (STUDI KASUS PT. MAK) Bernard E. Silaban dan Sugianto Yusup Institut Bisnis Nusantara Abstrak The globalization implication is facing by many industries including construction industry. PT MAK, one of the companies in this industry also facing the same thing. Some of the implications are; the tougher competition from both national and international company, and the client or costumer’s expectation is more increasing especially about the quality standard. PT MAK anticipate this point by implementing the international quality standard such as ISO 9001:2008, OHSAS 18001:2007, dan ISO 14001:2004. The aim of this research is to see how compatible does PT MAK implementing the ISO 9001: 2008, and is the implementation of ISO 9001: 2008 has any impact to the performance of PT MAK? The result of the research shows that PT MAK has been implementing ISO 9001: 2008 very well with 89,99% compatibility. The other result is 67,1% performance of PT MAK are determined by Material, Man, Machine, Method, Environment simultanously. And when it is tested partially, the environment variable was not significant but another variables are significant. Keywords: Globalization, Competition, Quality Standard, ISO 9001:2008, Compatibility, Performance. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Era globalisasi menyebabkan tingkat persaingan pada dunia usaha menjadi semakin meningkat. Hal ini juga dirasakan pada industri jasa konstruksi, karena era globalisasi memberikan peluang masuknya para kontraktor asing yang membawa teknologi, sistem manajemen, dan permodalan yang lebih baik. Era globalisasi juga membuat tuntutan klien pada penyedia jasa konstruksi dan pertumbuhan kontraktor lokal menjadi semakin meningkat. Guna mengantisipasi masalah di atas, PT. MAK sebagai salah satu penyedia jasa konstruksi bangunan bertingkat telah berupaya melakukan pembenahan antara lain dengan restruksturisasi organisasi, mengklasifikasi jenis proyek, mengklasifikasi nilai proyek, dan yang sekarang sedang dilaksanakan adalah implementasi sejumlah sistem manajemen internasional yaitu ISO 9001:2008, OHSAS 18001:2007, dan ISO 14001:2004. Dari ketiga sistem manajemen internasional yang diimplementasikan oleh PT. MAK, hanya ISO 9001:2008 yang selalu menjadi perhatian utama oleh klien PT. MAK. Hal ini karena para klien PT. MAK lebih menekankan kepada mutu produk sebagai hasil dari sistem manajemen ISO 9001:2008, dibandingkan hasil dari sistem manajemen OHSAS 18001:2007, dan ISO 14001:2004. Seperangkat Kebijakan dan Sasaran Mutu berdasarkan sistem manajemen ISO 9001:2008 telah ditetapkan untuk meningkatkan kinerja perusahaan melalui proyek yang dikerjakannya, agar dapat bertahan pada persaingan usaha jasa konstruksi yang semakin ketat. Namun belum pernah diteliti dan diketahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap kinerja perusahaan konstruksi dan bagaimana pengaruh implementasi sistem manajemen mutu terhadap kinerja perusahaan. Bertitik tolak dari hal tersebut, maka penelitian ini dilakukan dengan judul Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Pada Pada Industri Kontraktor (Studi Kasus PT. MAK)Batasan Masalah PT. MAK telah mendapatkan Sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dari SGS- Indonesia, dan menerapkan ISO 9001:2008 pada setiap proyek yang dikerjakannya. PT. MAK mempunyai komitmen menempatkan kepuasan klien sebagai prioritas tertinggi pada setiap kebijakan dan tindakan. PT. MAK mengklasifikasi proyek dalam 2 (dua) kelompok yaitu: 1. Klasifikasi A, untuk proyek-proyek yang bernilai dibawah Rp. 20 Miliar, 2. Klasifikasi B, untuk proyek-proyek yang bernilai diatas Rp. 20 Miliar. Penelitian ini mengkhususkan diri pada proyek dengan klasifikasi A. Tujuan Penelitian Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, merupakan keputusan strategis yang diambil oleh PT. MAK untuk menuju perbaikan yang terus menerus (Continual Improvement), dan proses bisnis yang selalu fokus pada pelanggan (Customer Focus) serta untuk mendapatkan mutu produk yang konsisten (Consistency Product).

description

iso 19011

Transcript of Implementasi Penerapan Manajemen Mutu

  • Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011

    Bernard E.S. dan Sugianto: Implementasi Sistem Manajemen 16

    IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 PADA INDUSTRI KONTRAKTOR

    (STUDI KASUS PT. MAK)

    Bernard E. Silaban dan Sugianto Yusup

    Institut Bisnis Nusantara

    Abstrak

    The globalization implication is facing by many industries including construction

    industry. PT MAK, one of the companies in this industry also facing the same thing. Some of

    the implications are; the tougher competition from both national and international company,

    and the client or costumers expectation is more increasing especially about the quality standard. PT MAK anticipate this point by implementing the international quality standard

    such as ISO 9001:2008, OHSAS 18001:2007, dan ISO 14001:2004. The aim of this research is to see how compatible does PT MAK implementing the ISO 9001:

    2008, and is the implementation of ISO 9001: 2008 has any impact to the performance of PT MAK?

    The result of the research shows that PT MAK has been implementing ISO 9001: 2008 very well with 89,99% compatibility. The other result is 67,1% performance of PT MAK are determined by Material, Man, Machine, Method, Environment simultanously. And when it is tested partially, the environment variable was not significant but another variables are significant. Keywords: Globalization, Competition, Quality Standard, ISO 9001:2008, Compatibility, Performance.

    PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

    Era globalisasi menyebabkan tingkat persaingan pada dunia usaha menjadi semakin meningkat. Hal ini juga dirasakan pada industri jasa konstruksi, karena era globalisasi memberikan

    peluang masuknya para kontraktor asing yang membawa teknologi, sistem manajemen, dan

    permodalan yang lebih baik. Era globalisasi juga membuat tuntutan klien pada penyedia jasa konstruksi dan pertumbuhan kontraktor lokal menjadi semakin meningkat.

    Guna mengantisipasi masalah di atas, PT. MAK sebagai salah satu penyedia jasa konstruksi bangunan bertingkat telah berupaya melakukan pembenahan antara lain dengan restruksturisasi organisasi, mengklasifikasi jenis proyek, mengklasifikasi nilai proyek, dan yang sekarang sedang dilaksanakan adalah implementasi sejumlah sistem manajemen internasional yaitu ISO 9001:2008,

    OHSAS 18001:2007, dan ISO 14001:2004. Dari ketiga sistem manajemen internasional yang diimplementasikan oleh PT. MAK, hanya

    ISO 9001:2008 yang selalu menjadi perhatian utama oleh klien PT. MAK. Hal ini karena para klien PT. MAK lebih menekankan kepada mutu produk sebagai hasil dari sistem manajemen ISO 9001:2008, dibandingkan hasil dari sistem manajemen OHSAS 18001:2007, dan ISO 14001:2004.

    Seperangkat Kebijakan dan Sasaran Mutu berdasarkan sistem manajemen ISO 9001:2008

    telah ditetapkan untuk meningkatkan kinerja perusahaan melalui proyek yang dikerjakannya, agar dapat bertahan pada persaingan usaha jasa konstruksi yang semakin ketat. Namun belum pernah diteliti dan diketahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap kinerja perusahaan konstruksi

    dan bagaimana pengaruh implementasi sistem manajemen mutu terhadap kinerja perusahaan. Bertitik tolak dari hal tersebut, maka penelitian ini dilakukan dengan judul Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Pada Pada Industri Kontraktor (Studi Kasus PT. MAK)

    Batasan Masalah PT. MAK telah mendapatkan Sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dari SGS-

    Indonesia, dan menerapkan ISO 9001:2008 pada setiap proyek yang dikerjakannya. PT. MAK mempunyai komitmen menempatkan kepuasan klien sebagai prioritas tertinggi pada setiap kebijakan dan tindakan. PT. MAK mengklasifikasi proyek dalam 2 (dua) kelompok yaitu: 1. Klasifikasi A, untuk proyek-proyek yang bernilai dibawah Rp. 20 Miliar,

    2. Klasifikasi B, untuk proyek-proyek yang bernilai diatas Rp. 20 Miliar. Penelitian ini mengkhususkan diri pada proyek dengan klasifikasi A.

    Tujuan Penelitian

    Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, merupakan keputusan strategis yang diambil oleh PT. MAK untuk menuju perbaikan yang terus menerus (Continual Improvement), dan

    proses bisnis yang selalu fokus pada pelanggan (Customer Focus) serta untuk mendapatkan mutu produk yang konsisten (Consistency Product).

  • Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011

    Bernard E.S. dan Sugianto: Implementasi Sistem Manajemen 17

    Berdasarkan uraian diatas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui tingkat kesesuaian penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 pada PT.

    MAK. 2. Untuk mengetahui kinerja PT MAK. 3. Untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 secara

    bersama-sama terhadap Kinerja PT. MAK. 4. Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang berpengaruh signifikan terhadap Kinerja PT. MAK. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat al: 1. Dapat membantu manajemen PT. MAK mengetahui sampai sejauh mana Kesesuaian Penerapan

    Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 khususnya pada Proyek PT. MAK,

    2. Dapat membantu manajemen PT. MAK mengetahui tingkat kinerja proyek yang ditangani, 3. Dapat membantu manajemen PT. MAK mengetahui Faktor-Faktor Sistem Manajemen Mutu ISO

    9001:2008 yang secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap Kinerja,

    4. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti pada Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008.

    LANDASAN TEORI

    Konsep Sistem Manajemen Mutu

    Berdasarkan definisi dari Badan Standardisasi Nasional, 2001, Sistem Manajemen Mutu adalah Sistem Manajemen untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi dalam hal mutu.

    Pada penerapan sistem manajemen mutu, perusahaan memerlukan pedoman atau standar

    sehingga mutu produk yang dihasilkan dapat diterima pelanggan baik dalam wilayah regional, nasional maupun internasional. Adapun badan internasional yang menangani pedoman atau standar tersebut adalah International Organization for Standardization atau yang lebih dikenal dengan ISO.

    ISO (International Organization for Standarization)

    Menurut Zuhrawaty, 2009, International Organization for Standarization (ISO) untuk selanjutnya disebut dengan ISO, adalah organisasi internasional yang bertanggung jawab dalam

    penyusunan standar baru ataupun revisi ISO standar yang telah ada. Standard yang dikeluarkan oleh ISO, dipersiapkan oleh Technical Committee yang mewakili

    organisasi serta kalangan industri. ISO membawahi sejumlah badan sertifikasi nasional yang terdiri dari 135 negara atau lebih di seluruh dunia. Pada umumnya, ISO terkait dengan mutu produk maupun jasa; standar-standar yang telah ditetapkan akan ditinjau kembali dalam kurun waktu 5 s/d 6 tahun untuk memastikan standar tersebut masih relevan dengan perkembangan dunia usaha. Standar yang

    ditetapkan oleh ISO tidak bersifat teknis pelaksanaan, tetapi merupakan persyaratan yang harus dipenuhi oleh perusahaan dalam penerapannya.

    Jenis-Jenis Standard Internasional

    Berbagai standard sudah dikeluarkan oleh ISO antara lain untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Menurut Fanny Tjiptono dan Anastasia Diana, 2001, jenis-jenis standard yang sudah dikeluarkan antara lain:

    1. ISO 14000, yang merupakan standard internasional bagi pelaksanaan suatu organisasi yang

    berkaitan dengan tanggung jawabnya terhadap lingkungan. 2. ISO 22000, merupakan standard internasional bagi pelaksanaan suatu organisasi yang

    memproduksi makanan/ minuman yang berkaitan dengan tanggung jawab terhadap keamanan konsumsi para konsumen (Food Safety).

    3. ISO 27000, merupakan standard internasional bagi pelaksanaan sistem informasi suatu usaha yang berkaitan dengan tanggung jawab terhadap pengamanan dan keselamatan

    informasi (Information Security). 4. OHSAS 18000, merupakan standard internasional bagi pelaksanaan suatu proyek yang

    berkaitan dengan tanggung jawab proyek tersebut terhadap keselamatan dan kesehatan kerja bagi personil yang terlibat didalamnya.

    5. ISO 9000 adalah standard internasional yang merupakan persyaratan yang digunakan dalam penerapan Sistem Manajemen Mutu perusahaan.

    ISO 9000

    Fanny Tjiptono & Anastasia Diana, 2001, tujuan dari ISO 9000 adalah:

    1. Organisasi harus mencapai dan mempertahankan kualitas produk atau jasa yang dihasilkan, sehingga secara berkesinambungan dapat memenuhi kebutuhan para pembeli (konsumen).

  • Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011

    Bernard E.S. dan Sugianto: Implementasi Sistem Manajemen 18

    2. Organisasi harus memberikan keyakinan kepada pihak manajemen bahwa kualitas yang

    dimaksudkan telah dicapai dan dapat dipertahankan. 3. Organisasi harus memberikan keyakinan kepada pihak pembeli (konsumen) bahwa kualitas

    produk yang diinginkan telah atau akan dicapai dalam produk atau jasa yang dijual.

    ISO memiliki Technical Committee yang bertanggung jawab dalam penyusunan standard-

    standard. Untuk standard ISO 9000 dibuat oleh TC-176, dan telah mengeluarkan 3 (tiga) seri ISO 9000 yang lebih dikenal dengan The ISO 9000 Family (Keluarga ISO 9000), yaitu: 1. ISO 9000; Sistem Manajemen Mutu Dasar-Dasar dan Kosa Kata (Quality Management

    System Fundamentals and Vocabulary), berisikan tentang dasar-dasar dan konsep Sistem Manajemen Mutu dan Kosakata beserta definisi yang digunakan dalam setiap serinya.

    2. ISO 9001; Sistem Manajemen Mutu Persyaratan (Quality Management System Requirements), berisikan standard yang diterbitkan oleh organisasi internasional yang mencakup persyaratan manajemen mutu yang harus dipenuhi dalam penerapan sistem manajemen mutu yang terdapat di dalam ISO 9001 lebih menekankan pada pendekatan proses.

    3. ISO 9004; Sistem Manajemen Mutu Petunjuk untuk Peningkatan secara Berkelanjutan (Quality Management System Guidelines for Performance Improvements), merupakan pedoman organisasi untuk mencapai kesempurnaan melalui peningkatan secara

    berkelanjutan (Continual Improvement). Standard ini digunakan berpasangan dengan ISO 9001 sehingga kedua standard itu disebut sebagai pasangan yang konsisten (Consistent Pair).

    Untuk pengukuran penerapan ISO 9000 maka dikeluarkan oleh badan ISO yaitu: 1. ISO 19011; Sistem Manajemen Audit Mutu dan Lingkungan (Guidelines for Quality and/ or

    Enivironmental Management System Auditing), berisikan pedoman untuk melakukan audit

    sistem manajemen mutu dan lingkungan. Standard ini merupakan panduan bagi auditor, baik auditor pihak pertama, kedua maupun ketiga.

    2. ISO 10012, Sistem pengukuran terhadap implementasi ISO 9000, standard ini merupakan acuan pengukuran bagi penerapan implementasi ISO 9000.

    Standard internasional yang dikeluarkan oleh ISO dalam Sistem Manajemen Mutu ISO 9001, merupakan sebagian dari standard-standard pendukung yang lainnya. Hal ini dapat digambarkan

    sebagai berikut:

    Gambar 1

    The ISO 9000 Family Sumber: Quality Management System, Lead Auditor Training Course, SGS-Indonesia

    ISO 9001:2008 The International Organization for Standardization (ISO) terdiri dari beberapa Technical

    Committee (TC) yang menangani standar-standar yang akan dikeluarkan.

    ISO

    9000

    Quality management systems

    - Fundamentals & vocabulary

    ISO

    9004

    Quality management

    systems -

    Guidelines for

    performance

    improvement ISO

    9001

    Quality management

    systems -

    Requirements

    ISO

    10012

    Measurement

    ISO

    19011

    Audits

    Guidelines

  • Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011

    Bernard E.S. dan Sugianto: Implementasi Sistem Manajemen 19

    Untuk ISO 9001 dikeluarkan oleh Technical Committee (TC) 176 yang bertanggung jawab untuk

    standar sistem manajemen mutu. Sejak tahun 1987, TC 176 menetapkan siklus peninjauan ulang setiap lima sampai dengan enam tahun, bertujuan menjamin bahwa standard-standard akan menjadi up to date dan relevan untuk organisasi. Menurut Garrity , ISO 9001 bertujuan agar setiap organisasi memiliki:

    1. Continual Improvement, yaitu kemampuan untuk melakukan peningkatan yang

    berkesinambungan, 2. Consistency Product, yaitu kemampuan untuk menghasilkan mutu produk yang konsisten, 3. Comply to Costumer & Regulation, yaitu kemampuan untuk melakukan pemenuhan keinginan

    konsumen & regulasi. Untuk mencapai hal tersebut di atas, maka berdasarkan Badan Standardisasi Nasional, 2001, ISO 9001 memiliki 8 (delapan) prinsip manajemen mutu, yaitu:

    1. Fokus pada Pelanggan

    2. Kepemimpinan 3. Pelibatan orang 4. Pendekatan proses

    5. Pendekatan Sistem pada Manajemen 6. Perbaikan Berkesinambungan 7. Pendekatan Fakta pada Pengambilan Keputusan

    8. Hubungan yang saling menguntungkan dengan pemasok.

    Adapun menurut SGS-Indonesia, 2001, klausul-klausul pada sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 adalah:

    Klausul 1, Ruang Lingkup Klausul 2, Acuan Normatif Klausul 3, Istilah dan Definisi

    Klausul 4, Sistem Manajemen Mutu Klausul 4.1, Persyaratan Umum Klausul 4.2, Persyaratan dokumentasi Klausul 4.2.1, Umum Klausul 4.2.2, Manual mutu

    Klausul 4.2.3, Pengendalian dokumen Klausul 4.2.4, Pengendalian rekaman

    Klausul 5, Tanggung Jawab Manajemen Klausul 5.1, Komitmen Manajemen Klausul 5.2, Fokus pada pelanggan Klausul 5.3, Kebijakan mutu Klausul 5.4, Perencanaan Klausul 5.5, Tanggung jawab, wewenang dan komunikasi

    Klausul 5.6, Tinjauan manajemen Klausul 6, Pengelolaan Sumber Daya

    Klausul 6.1, Penyediaan sumber daya Klausul 6.2, Sumber daya manusia Klausul 6.3, Prasarana Klausul 6.4, Lingkungan Kerja

    Klausul 7, Realisasi Produk

    Klausul 7.1, Perencanaan realisasi produk

    Klausul 7.2, Proses yang berkaitan dengan pelanggan Klausul 7.3, Desain dan pengembangan Klausul 7.4, Pembelian Klausul 7.5, Produksi dan penyediaan jasa Klausul 7.6, Pengendalian peralatan pemantauan dan pengukuran

    Klausul 8, Pengukuran Analisis dan Perbaikan

    Klausul 8.1, Umum Klausul 8.2, Pemantauan dan Pengukuran Klausul 8.3, Pengendalian Ketidaksesuaian Produk Klausul 8.4, Analisis data Klausul 8.5, Perbaikan Berkesinambungan

    Konsep Kinerja

    Menurut Wibowo 2001, kinerja adalah merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan konstribusi ekonomis. Sedangkan menurut Musanef 1992, kinerja selalu berfokus pada hasil kerja yang

  • Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011

    Bernard E.S. dan Sugianto: Implementasi Sistem Manajemen 20

    dibandingkan dengan standar. Menurut Render dan Heizer 2001, kinerja merupakan serangkaian tugas

    yang saling berkaitan untuk mendapatkan output yang besar melalui pengelolaan yang sistematis pada bahan baku, tenaga kerja, perlengkapan yang digunakan, cara pelaksanaan, dan lingkungan yang menunjang dengan waktu dan biaya yang terbatas serta kualitas yang sudah ditentukan.

    Berdasarkan makna kata diatas, maka yang dimaksud dengan kinerja adalah hasil dari serangkaian aktivitas awal dan akhir yang sudah direncanakan dan tidak dapat dipisahkan; memiliki

    pengelolaan yang sistematis pada Material, Man, Method, Machine dan Environment untuk mewujudkan tujuan suatu organisasi yang hasilnya dibandingkan dengan standar serta pedoman berdasarkan pada faktor biaya, waktu, serta kualitas yang sudah ditentukan.

    Jadi dapat disimpulkan bahwa Kinerja merupakan aktivitas pengelolaan terhadap 5 (lima) unsur, yang berpedoman pada faktor biaya, kualitas dan waktu dalam mengukur keberhasilannya. Pengukuran Kinerja Proyek

    Menurut Wibowo 2009, Pengukuran terhadap kinerja perlu dilakukan untuk mengetahui apakah selama pelaksanaan kinerja terdapat penyimpangan dari rencana yang telah ditentukan, atau apakah kinerja dapat dilakukan sesuai jadwal waktu yang ditentukan, atau apakah kinerja telah sesuai dengan

    yang diharapkan. Berdasarkan LAN 2000, pengukuran kinerja juga digunakan untuk menilai pencapaian tujuan

    dan sasaran, yang terdiri dari elemen-elemen perencanaan dan penetapan tujuan, pengembangan

    ukuran yang relevan, pelaporan formal atas hasil dan penggunaan informasi, karenanya aspek utama yang diukur.

    Menurut Render dan Heizer 2001, Keberhasilan suatu proyek dapat terlihat pada 3 (tiga) aspek, yaitu:

    1. Biaya, Apakah pengelolaan terhadap bahan baku, tenaga kerja, peralatan metode, lingkungan kerja yang digunakan dapat efektif dan sesuai dengan rencana atau bahkan lebih efisien?

    2. Mutu, Apakah pengelolaan terhadap bahan baku, tenaga kerja, peralatan, metode, lingkungan

    kerja yang digunakan dapat memberikan kualitas output yang diharapkan? 3. Waktu, Apakah pengelolaan terhadap bahan baku, tenaga kerja, peralatan metode, lingkungan

    kerja yang digunakan dapat optimal dan sesuai dengan rencana atau bahkan lebih cepat? Sehingga dapat memberikan output yang diharapkan.

    Berdasarkan Badan Standardisasi Nasional, 2001, Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 yang berkenaaan dengan Biaya, Mutu, dan Waktu terdapat pada klausul-klausul sebagai berikut:

    1. Klausul 8.2, Pemantauan dan Pengukuran Biaya, terhadap penggunaan dana yang diperbandingkan terhadap rencana pembiayaan.

    2. Klausul 8.2, Pemantauan dan Pengukuran Mutu, terhadap produk yang diperbandingkan terhadap standard yang ditetapkan

    3. Klausul 8.2, Pemantauan dan Pengukuran Waktu, terhadap waktu yang diperbandingkan terhadap rencana penyelesaian/ Time Schedule

    Disamping 3 (tiga) faktor diatas, ada faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap suatu sistem manajemen mutu. Menurut Vincent, 1998: faktor-faktor tersebut adalah Material, Man, Method, Machine, dan Environment,

    Penggunaan Statistical Process Control (SPC-Tools)

    Didalam memantau dan mengukur pencapaian kinerja terhadap Standard Mutu ISO 9001:2008 yang telah ditetapkan, sering digunakan SPC-Tools (Statistical Process Control).

    Menurut Vincent, 1998: SPC-Tools adalah suatu teknik untuk menganalisis masalah-masalah

    pada proses bisnis dan industri yang digunakan untuk penerapan perbaikan proses secara berkesinambungan, adapun jenis-jenis SPC-Tools yang sering digunakan adalah:

    1. Flow Chart Process, yaitu gambar yang menjelaskan langkah-langkah utama, percabangan, hasil kejadian dari proses.

    2. Collection Data,

    yaitu pengumpulan data yang diperlukan untuk analisis, pertanyaan yang umum digunakan: mengapa, apa, dimana, berapa, kapan, bagaimana, siapa.

    3. Checksheet, yaitu metode yang terorganisir untuk merekam data.

    4. Pareto Analysis, yaitu pendekatan terpadu untuk identifikasi, ranking, dan usaha untuk menghilangkan cacar

    (defect) secara permanen, dan berfokus pada sumber kesalahan yang penting. 5. Histogram,

    yaitu distribusi yang menunjukkan frekuensi dari kejadian dan keragaman data (variasi

    proses) meliputi nilai range terkecil dan terbesar. 6. Causes and Effect Diagram,

  • Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011

    Bernard E.S. dan Sugianto: Implementasi Sistem Manajemen 21

    yaitu gambar yang menjelaskan elemen-elemen proses untuk menganalisis sumber variasi

    dari proses atau sering disebut dengan diagram Tulang Ikan 7. Run Chart,

    yaitu grafik yang menunjukkan karakteristik dari nilai berdasarkan urutan waktu. 8. Scatter Diagram,

    yaitu diagram tebar yang menunjukkan korelasi antara satu variabel dengan variabel lainnya.

    9. Control Charts, yaitu grafik yang memproyeksikan nilai-nilai statistik termasuk didalamnya sumbu garis pusat dan satu atau lebih garis batas kendali (control limits) berdasarkan urutan waktu

    10. Radar Chart, yaitu grafik yang menunjukkan korelasi antar komponen dan batasan maksimum yang ditetapkan serta nilai yang telah dicapai pada setiap komponen.

    Untuk pengukuran dan pemantauan mutu SPC-Tools yang sering digunakan adalah Radar Chart, karena grafik ini secara jelas memberikan korelasi antar komponen dan pencapaian nilai serta batas maksimum komponen tersebut.

    Kelima komponen tersebut ditinjau terhadap 4 (empat) faktor pengukuran, yaitu: a. System,

    adalah perangkat/ unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu

    totalitas, hal yang ditinjau pada kelima komponen beserta subnya adalah dengan pengecekan, apakah sistem sudah berjalan secara konsisten atau tidak,

    b. Dokumentasi dan record-record, adalah pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan informasi, hal yang ditinjau pada kelima komponen beserta subnya dengan pengecekan, apakah sudah tersedia dokumentasi dan record-record dari sistem yang sedang berjalan secara konsisten atau tidak,

    c. Control,

    adalah pengawasan, pemeriksaan, pengendalian, hal yang ditinjau pada kelima komponen beserta subnya dengan pengecekan, apakah sudah dilakukan pengawasan dari sistem yang sedang berjalan secara konsisten atau tidak,

    d. Evaluation, adalah penilaian, hal yang ditinjau pada kelima komponen beserta subnya dengan

    pengecekan, apakah sudah dilakukan evaluasi dari sistem yang sedang berjalan secara konsisten atau tidak.

    METODOLOGI PENELITIAN

    Jenis Penelitian

    Melihat kesesuaian dengan jenis penelitian dan rumusan masalah, maka jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Eksploratif. Menurut Malhotra, Penelitian Eksploratif adalah jenis penelitian dengan tujuan mendapatkan gambaran untuk memahami situasi yang dihadapi oleh peneliti. Obyek Penelitian

    Obyek penelitian ini adalah proyek-proyek yang sedang dikerjakan oleh PT. MAK, yang terdiri dari 4 (empat) proyek berada di Jakarta dengan klasifikasi A yaitu proyek bernilai dibawah Rp. 20

    Miliar dan menerapkan ISO 9001:2008.

    Variabel Penelitian

    Variabel yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari variabel independen (variabel bebas) adalah Material (X1), Man (X2), Machine (X3), Method (X4), Environment (X5), sedangkan variabel dependen (variabel terikat) adalah kinerja (Y). Lihat tabel 3.1 di bawah ini.

  • Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011

    Bernard E.S. dan Sugianto: Implementasi Sistem Manajemen 22

    Tabel 1 Matriks Pengembangan Variabel Material (X1)

    Sumber: Manual Operasional Proyek

    Tabel 2

    Matriks Pengembangan Variabel Man (X2)

    Sumber: Manual Operasional Proyek

    Variabel Definisi

    Operasional Pernyataan

    Material (X1)

    X11: Tes Penerimaan

    Material (Klausul 7.4.3 &

    8.2.4)

    Aktivitas pemastian untuk kesesuaian

    Material yang direncanakan

    1). Pelaksanaan Sistem & Prosedur Penerimaan Material

    2). Dokumentasi Penerimaan Material

    3). Pengawasan Penerimaan Material

    4). Evaluasi Penerimaan Material

    X12: Penyimpanan &

    Pemakaian Material (Klausul 7.5.5)

    Aktivitas penjaminan

    kestabilan mutu dan jumlah material

    5). Pelaksanaan Sistem & Prosedur Penyimpanan-Pemakaian berdasarkan FIFO Material

    6). Dokumentasi Penyimpanan & Pemakaian FIFO Material

    7). Pengawasan Penyimpanan & Pemakaian berdasarkan FIFO Material

    8). Evaluasi Penyimpanan & Pemakaian berdasarakan FIFO Material

    X13: Distribusi Material

    (Klausul 7.5.5)

    Aktivitas pemindahan posisi

    material sesuai rencana

    9). Pelaksanaan Sistem & Prosedur Distribusi Material

    10). Dokumentasi Distribusi Material

    11). Pengawasan Distribusi Material

    12). Evaluasi Distribusi Material

    X14: Penanganan

    Ketidaksesuaian Penerimaan Material

    (Klausul 8.3)

    Aktivitas penanganan

    ketidaksesuaian material

    13). Pelaksanaan Sistem & Prosedur Ketidaksesuaian Material

    14). Dokumentasi Ketidaksesuaian Material

    15). Pengawasan Penerimaan Ketidaksesuaian Material

    16). Evaluasi Ketidaksesuaian Material

    Variabel Definisi

    Operasional Pernyataan

    Tenaga Kerja / MAN (X2)

    X21: Kompetensi Tenaga Kerja (Klausul 6.2)

    Ketrampilan yang memadai didalam

    menjalankan aktivitas

    17). Pelaksanaan Sistem & Prosedur Penempatan Karyawan

    18). Dokumentasi Penempatan Karyawan

    19). Pengawasan Implementasi Kompetensi Karyawan

    20). Evaluasi Implementasi Kompetensi Karyawan

    X22: Pelatihan Tenaga

    Kerja (Klausul 6.2.2)

    Aktivitas peningkatan

    ketrampilan dan pengetahuan

    21). Pelaksanaan Sistem & Prosedur Pembekalan Karyawan

    22). Dokumentasi Pembekalan Karyawan

    23). Pengawasan Pembekalan Karyawan

    24). Evaluasi Pembekalan Karyawan

    X23: Komunikasi Internal

    (Klausul 5.5.3)

    Koordinasi antar bagian di proyek

    25). Pelaksanaan Sistem & Prosedur Komunikasi Internal

    26). Dokumentasi Komunikasi Internal

    27). Pengawasan Komunikasi Internal

    28). Evaluasi Pelaksanaan Komunikasi Internal

    X24: Tanggungjawab dan

    Wewenang (Klausul 5.5)

    Batasan pekerjaan antar bagian

    29). Pelaksanaan Sistem & Prosedur Job-Description Karyawan

    30). Dokumentasi Job-Description Karyawan

    31). Pengawasan Job-Description Karyawan

    32). Evaluasi Job-Description Karyawan

  • Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011

    Bernard E.S. dan Sugianto: Implementasi Sistem Manajemen 23

    Tabel 3 Matriks Pengembangan Variabel Peralatan/ Machine (X3)

    Sumber: Manual Operasional Proyek

    Tabel 4

    Matriks Pengembangan Variabel Method (X4)

    Sumber: Manual Operasional Proyek

    Variabel Definisi

    Operasional Pernyataan

    Peralatan / MACHINE (X3)

    X31: Perawatan Peralatan

    (Klausul 6.3)

    Aktivitas memperpanjang masa pakai alat

    33). Pelaksanaan Sistem & Prosedur Maintenance Alat

    34). Dokumentasi Perawatan Alat

    35). Pengawasan Pelaksanaan Maintenance Alat

    36). Evaluasi Pelaksanaan Perawatan Alat

    X32: Parameter Alat/

    Mesin (Klausul 6.3)

    Pedoman Tolok Ukur kemampuan operasional alat

    37). Pelaksanaan Sistem & Prosedur Operasional Alat

    38). Dokumentasi Operasional Alat

    39). Pengawasan Operasional Alat

    40). Evaluasi Operasional Alat

    X33: Trouble Shooting

    (Klausul 6.3)

    Aktivitas Penanganan Darurat alat

    41). Pelaksanaan Sistem & Prosedur Trouble Shooting Alat

    42). Dokumentasi Trouble Shooting Alat

    43). Pengawasan Trouble Shooting Alat

    44). Evaluasi Trouble Shooting

    X34: Kontrol Kendali Alat

    (Klausul 6.3)

    Aktivitas Pengendalian

    penggunaan alat

    45). Pelaksanaan Sistem & Prosedur Penerimaan Operator

    46). Dokumentasi Operator Alat

    47). Pengawasan Kerja Operator Alat

    48). Evaluasi Kerja Operator Alat

    Variabel Definisi

    Operasional Pernyataan

    Metode (X4)

    X41: Inspeksi Kualitas

    Produk (Klausul 8.2.4)

    Aktivitas pemastian keberterimaan mutu produk

    49). Pelaksanaan Sistem & Prosedur Inspeksi-Tes

    50). Dokumentasi Inspeksi & Tes

    51). Pengawasan Inspeksi & Tes

    52). Evaluasi Hasil Inspeksi & Tes

    X42: Pengawasan Mutu

    Produk (Klausul 8.3)

    Aktivitas pelaksanaan

    produk berdasarkan

    Instruksi Kerja

    53). Pelaksanaan Sistem & Prosedur Instruksi Kerja

    54). Dokumentasi Instruksi Kerja

    55). Pengawasan Pelaksanaan Instruksi Kerja

    56). Evaluasi Instruksi Kerja

    X43: Informasi

    Ketidaksesuaian Produk

    (Klausul 8.3)

    Aktivitas komunikasi

    ketidaksesuaian produk terhadap standard mutu

    57). Pelaksanaan Sistem & Prosedur Rework

    58). Dokumentasi Rework

    59). Pengawasan Rework

    60). Evaluasi Rework

    X44: Pelaksanaan

    Progress dan Non-Progress

    (Klausul 8.2.3)

    Aktivitas prioritas dan yang bukan

    prioritas

    61). Pelaksanaan Sistem & Prosedur Schedulling Project

    62). Dokumentasi Schedulling Proyek

    63). Pengawasan Schedulling Proyek

    64). Evaluasi Schedulling Proyek

  • Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011

    Bernard E.S. dan Sugianto: Implementasi Sistem Manajemen 24

    Tabel 5 Matriks Pengembangan Variabel Environment (X5)

    Tabel 6 Matriks Pengembangan Variabel Kinerja Proyek (Y)

    Variabel Definisi

    Operasional Pernyataan

    Lingkungan Kerja (X5)

    X51: Lay-out &

    Identitas Area (Klausul 6.4)

    Perencanaan tata letak dan

    penamaan area

    65). Pelaksanaan Sistem & Prosedur Tata-Guna Lahan

    66). Dokumentasi Tata Guna Lahan

    67). Pengawasan Implementasi Tata Guna Lahan

    68). Evaluasi Implementasi Tata Guna Lahan

    X52: Temperatur & Kelembaban (Klausul 6.4)

    Pengukuran temperatur & kelembaban

    69). Pelaksanaan Sistem & Prosedur Pengukuran Suhu & Kelembaban

    70). Dokumentasi Hasil Pengukuran Suhu & Kelembaban

    71). Pengawasan Pelaksanaan Pengukuran Suhu & Kelembaban

    72). Evaluasi Hasil Pengukuran Suhu & Kelembaban

    X53: Kebersihan Area

    (Klausul 6.4)

    Aktivitas pengkondisian

    area yang sehat dan aman

    73). Pelaksanaan Sistem & Prosedur Kebersihan-Keselamatan Area Kerja

    74). Dokumentasi Pelaksanaan Kebersihan & Keselamatan Area Kerja

    75). Pengawasan Pelaksanaan Kebersihan & Keselamatan Area Kerja

    76). Evaluasi Pelaksanaan Kebersihan & Keselamatan Area Kerja.

    X54: Kecukupan Penerangan (Klausul 6.4)

    Aktivitas pengkondisian

    penerangan yang memadai

    77). Pelaksanaan Sistem & Prosedur Kecukupan Penerangan Area Kerja

    78). Dokumentasi Kecukupan Penerangan Area Kerja

    79). Pengawasan Kecukupan Penerangan Area Kerja

    80). Evaluasi Kecukupan Penerangan Area Kerja

    Variabel Definisi

    Operasional Pernyataan

    Y1: Biaya

    (Klausul 8.2)

    Kompensasi yang harus dikeluarkan

    81). Pelaksanaan Sistem & Prosedur Perencanaan Biaya Proyek

    82). Dokumentasi Rencana Biaya Proyek

    83). Pengawasan Pelaksanaan Pembiayaan Proyek

    84). Evaluasi Pelaksanaan Pembiayaan Proyek

    Y2: Mutu

    (Klausul 8.2)

    Keberterimaan produk

    berdasarkan standard mutu

    85). Pelaksanaan Sistem & Prosedur Perencanaan Mutu Proyek

    86). Dokumentasi Rencana Mutu Proyek

    87). Pengawasan Pelaksanaan Rencana Mutu Proyek

    88). Evaluasi Pelaksanaan Rencana Mutu Proyek

    Y3: Waktu

    (Klausul 8.2)

    Pelaksanaan dan Penyelesaian

    Aktivitas Proyek

    89). Pelaksanaan Sistem & Prosedur Rencana Waktu Realisasi Proyek

    90). Dokumentasi Waktu Realisasi Proyek

    91). Pengawasan Waktu Realisasi Proyek

    92). Evaluasi Waktu Realisasi Proyek

  • Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011

    Bernard E.S. dan Sugianto: Implementasi Sistem Manajemen 25

    Teknik Pengumpulan Data

    Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif; sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: Penelitian kepustakaan digunakan untuk mengumpulkan data sekunder yaitu melalui buku-buku, literatur, majalah-majalah, surat kabar, kliping. Sumber-sumber literatur diperoleh dari perpustakaan, dan referensi perusahaan. Penelitian lapangan digunakan untuk memperoleh data

    primer dengan melakukan kunjungan ke Proyek PT. MAK sebagai obyek penelitian untuk memperoleh data perusahaan dan proyek. Penelitian lapangan ini dilakukan kepada karyawan dengan: 1. Wawancara, Disini digunakan wawancara personal. Dipilihnya wawancara personal, karena metoda survey ini dapat langsung melihat reaksi para responden pada saat diajukan pertanyaan, disamping dapat secara langsung mendapatkan jawaban dari responden. Wawancara dilakukan pada responden di lokasi tempat pekerjaan sehari-hari dilakukan, dan responden yang diwawancarai adalah responden yang

    berhubungan langsung pada penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, 2. Kuesioner, Menurut Malhotra, Kuesioner adalah teknik terstruktur untuk memperoleh data yang terdiri dari

    serangkaian pertanyaan, tertulis atau verbal, yang dijawab oleh responden. Penyusunan kuesioner adalah penyusunan desain instrumen penelitian yang berupa daftar pertanyaan atau pernyataan yang disusun secara tertulis.

    Dalam penelitian ini, pengumpulan data primer dilakukan dengan membagi kuesioner. Pertanyaan yang diajukan kepada responden PT. MAK adalah pertanyaan dengan jawaban yang bersifat tertutup (yang telah disediakan) dengan menggunakan Skala Likert yang memiliki 5 (lima) katagori, yaitu: Sangat Baik, dengan nilai 5; Baik, dengan nilai 4; Netral, dengan nilai 3; Tidak Baik, dengan nilai 2; Sangat Tidak Baik, dengan nilai 1. Skala pengukuran lain yang digunakan adalah Skala Guttman, skala ini hanya mengenal 2 (dua)

    jawaban tegas, yaitu ya-tidak, benar-salah, setuju-tidak setuju, baik-buruk, sesuai-tidak sesuai atau puas-tidak puas. Hasil dari pengukuran ini untuk mendapatkan jawaban kesesuaian pelaksanaan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 pada PT. MAK

    Pengujian Instrumen

    Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik, maka perlu dilakukan serangkaian pengujian pada instrumen yang akan digunakan maupun pada data yang akan diperoleh melalui kuesioner yang

    disebarkan. Adapun pengujian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: Uji Kualitas Instrumen

    Pengujian kualitas instrumen bertujuan untuk mendapatkan kelayakan hasil penelitian yang diukur dari keandalan (Reliabilitas) dan ketepatan/ kesahihan (Validitas) instrumen. Adapun pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

    1. Uji Reliabilitas, Menurut Malhotra, reliabilitas (keandalan) adalah sejauh mana skala mampu menciptakan hasil yang konsisten jika pengukuran dilakukan berulang. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan tes-retes, ekivalen atau gabungan, sedangkan secara internal dengan analisis konsistensi butir-butir pada instrumen dengan teknik Spearman Brown (Split-half). Untuk mempermudah pengujian maka digunakan program SPSS versi 12.

    2. Uji Validitas. Pengujian Validitas dilakukan untuk menjawab pertanyaan apakah instrumen penelitian yang telah disusun benar-benar akurat. Didalam penyelesaian pengujian validitas instrumen akan diketahui nilai korelasi (nilai r) yang kemudian diperbandingkan terhadap nilai r tabel dengan tingkat signifikansi pada taraf nyata (Cronbach Alpha/ ) = 5% atau 0,05. Hal ini berarti pengambilan risiko kesalahan (error) dalam mengambil keputusan untuk penolakan sebanyak-banyaknya 5%.

    Uji Asumsi Klasik

    Menurut Sarwoko, Uji Asumsi Klasik digunakan berdasarkan asumsi-asumsi dasar yang dibutuhkan untuk menghasilkan estimator yang paling baik pada model regresi. Jadi Uji Asumsi Klasik bertujuan untuk mendapatkan Best Linier Unbiased Estimator (BLUE).

    1. Uji Normalitas, Pengujian Normalitas dilakukan untuk mengetahui simetris tidaknya distribusi data yang didapat. Pengujian ini dapat dilakukan dengan cara Uji Statistik Kolmogorov-Smirnov Z (K-S) dan grafik

    Histogram. Menurut Sulistyo, jika nilai Asymptotic Significance hasil Uji Statistik Kolmogorov-Smirnov Z lebih besar dari nilai 0,05; maka data terdistribusi dengan normal. Pada grafik Histogram dapat diketahui pula data terdistribusi secara normal bila bentuk grafik dengan kurva normal

  • Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011

    Bernard E.S. dan Sugianto: Implementasi Sistem Manajemen 26

    membentuk area simetris-vertikal (genta) dengan menggunakan nilai residual (ZPRED) dan variabel

    terikat (SRESID) pada program SPSS ver.12. 2. Uji Multikolinearitas

    Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antar variabel independent. Keberadaan Multikolinieritas pada suatu model regresi harus dihindari untuk mendapatkan Best Line

    Unbiased Estimate (BLUE) dari suatu model regresi. Menurut Sarwoko, dijelaskan bahwa apabila nilai VIF (Variance Inflation Factors) lebih besar dari nilai 10 atau nilai Tolerance dibawah 0,1; maka dapat dipastikan terjadi Multikolinearitas pada model regresi. Dan apabila VIF lebih kecil dari nilai 10 atau nilai Tolerance berada diatas 0,01; maka model regresi tidak terjadi Multikolinearitas.

    3. Uji Linieritas

    Menurut Sulistyo, Pengujian Linieritas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel

    independent dengan variabel dependent yang selanjutnya diuji keberartian koefisien garis regresi serta linearitasnya. Untuk mengetahui hal ini maka dapat dilihat dari nilai Significance-nya, bila 0,05; maka tidak terdapat hubungan antar variabel. Kemudian hal ini dapat dilanjutkan dengan membentuk persamaan regresi. Untuk mempermudah mendapatkan persamaan regresi, maka menggunakan program SPSS versi 12.

    4. Uji Heteroskedastisitas

    Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui dan menghindari sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan variasi dari kesalahan residual melalui satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi Heteroskedastisitas dilakukan dengan metode Scatter Plot dan Uji Glejser. Menurut Sarwoko, Suatu model mengandung Heteroskedastisitas apabila nilai residunya membentuk pola sebaran yang meningkat yaitu secara terus-menerus menjauhi dari garis nol.

    Untuk mempermudah pelaksanaan metode Scatter Plot maka digunakan program SPSS ver.12. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

    Pada penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah aktivis proyek dengan klasifikasi A yang merupakan team proyek PT. MAK,

    Populasi. Adapun untuk populasi diambil dari 4 (empat) team proyek PT. MAK yang berklasifikasi A

    dengan jumlah 64 (enam puluh empat) orang, namun personil yang terlibat langsung pada penerapan ISO 9001:2008 berjumlah 40 orang. Menurut Malhotra, Populasi adalah kumpulan elemen atau obyek yang memiliki informasi yang dicari oleh peneliti yang akan diambil kesimpulan untuk menjawab dari sejumlah permasalahan

    Sampel. Adapun jumlah sampel penelitian yang diambil yang terdiri atas: Top Manajemen Proyek = 4

    orang, Middle Manajemen Proyek = 16 orang, Low Manajemen Proyek = 20 orang. Hal ini didasarkan pada keterlibatan secara langsung personil terhadap penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008. Teknik Pengambilan Sampel. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling nonprobabilitas yaitu teknik purposive sampling, dimana pengambilan jumlah sampel dilakukan dengan kriteria tertentu sehingga relevan dengan rencana penelitian. Penelitian yang dilakukan dengan

    pengambilan sampel terdapat wakil dari segala lapisan populasi.

    Teknik Analisis Data

    Setelah melalui uji instrumen dan data di atas, maka selanjutnya adalah membuat langkah-langkah untuk mendapatkan jawaban atas tujuan penelitian, yaitu:

    1. Untuk mengetahui kesesuaian penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 terhadap

    Kinerja PT.MAK maka menggunakan hasil kuesioner nomor 2 (dua) yang ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut:

    a. Menghitung Persentase Nilai Perolehan Kesesuaian

    Persentase perolehan nilai dengan cara sebagai berikut: Nilai Y (Terdapat Kesesuian) x 100% Nilai Y + Nilai N (Tidak Terdapat Kesesuaian)

    b. Kriteria Tingkatan Nilai

  • Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011

    Bernard E.S. dan Sugianto: Implementasi Sistem Manajemen 27

    Adapun tingkatan nilai yang digunakan berdasarkan Team-MR pada Manual Operasional

    Proyek, terdiri dari: Tingkatan A = 90 s/d 100%, berarti Sistem Manajemen yang dijalankan Sangat Sesuai

    dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, Tingkatan B = 75 s/d 89,99%, berarti Sistem Manajemen yang dijalankan Sesuai dengan

    Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008,

    Tingkatan C = 55 s/d 74,99%, berarti Sistem Manajemen yang dijalankan Cukup Sesuai dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008,

    Tingkatan D = 30 s/d 54,99%, berarti Sistem Manajemen yang dijalankan Tidak Sesuai dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008,

    Tingkatan E = 0 s/d 29,99%, berarti Sistem Manajemen yang dijalankan Proyek PT. MAK Sangat Tidak Sesuai dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008,

    c. Pembuatan Statistic Process Control Untuk mempermudah mengetahui variabel mana diantara Biaya, Mutu, Waktu yang perlu ditingkatkan dalam hal kesesuaian dengan ISO 9001:2008, maka perlu dilakukan

    pembuatan Statistic Process Control Grafik-Radar pada program Ms. Excel.

    2. Untuk mengetahui Kinerja PT. MAK maka ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:

    a. Menghitung Persentase Nilai Perolehan Nilai perolehan akan dihitung dengan diperbandingkan terhadap jumlah keseluruhan perolehan nilai yang kemudian dikalikan 100% (seratus persen). Dari langkah ini akan didapat prosentase perolehan nilai sebagai berikut:

    Nilai Perolehan x 100% Total Nilai Perolehan

    b. Kriteria Tingkatan Nilai Adapun tingkatan nilai berdasarkan Team_MR pada Manual Operasional Proyek, hal.37, [16], terdiri dari: Tingkatan A = 90 s/d 100%, berarti Kinerja yang dicapai pada tingkatan Sangat Baik

    didalam pencapaian target, dan sesuai dengan penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO

    9001:2008, Tingkatan B = 75 s/d 89,99%, berarti Kinerja yang dicapai pada tingkatan Baik pada

    pencapaian target, dan sesuai dengan penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008,

    Tingkatan C = 55 s/d 74,99%, berarti Kinerja yang dicapai pada tingkatan Cukup didalam pencapaian target, dan sesuai dengan penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008,

    Tingkatan D = 30 s/d 54,99%, berarti Kinerja yang dicapai pada tingkatan Tidak Baik

    didalam pencapaian target, dan perlu dilakukan tindakan perbaikan penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008,

    Tingkatan E = 0 s/d 29,99%, berarti Kinerja yang dicapai pada tingkatan Sangat Tidak Baik didalam pencapaian target, dan perlu dilakukan tindakan perbaikan secara khusus pada penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008,

    c. Pembuatan Statistic Process Control

    Untuk mempermudah mengetahui variabel mana diantara Biaya, Mutu, Waktu yang perlu

    ditingkatkan, maka perlu dilakukan pembuatan Statistic Process Control Grafik-Radar pada program Ms. Excel.

    3. Untuk mengetahui Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 terhadap Kinerja PT. MAK, maka dengan menggunakan hasil kuesioner-1 ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:

    a. Pembuatan Persamaan Regresi Berganda :

    Pada penelitian ini variabel terikat (Y) adalah Kinerja Proyek, sedangkan untuk variabel bebas (X) terdiri dari Material (X1), Man (X2), Machine (X3), Method (X4), dan Environment (X5), sehingga bentuk dari persamaan regresi berganda pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

    Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5. Keterangan: Y = variabel terikat,

    a = parameter yang harus diestimasi yang merupakan konstanta atau titik potong vertikal dan memberikan nilai bagi Y pada saat X1, X2 dan Xn sama dengan nol. b1, b2, b3, b4 dan b5 = koefisien regresi

  • Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011

    Bernard E.S. dan Sugianto: Implementasi Sistem Manajemen 28

    X1, X2, X3, X4, dan X5 = variabel bebas.

    b. Pengujian F Statistik

    Tujuan untuk menguji pengaruh variabel independent secara simultan terhadap variabel dependent.

    Kriteria Uji

    Resiko kesalahan (error) dalam mengambil keputusan diambil nilai maksimum Cronbach Alpha () 5% dan resiko kebenaran dalam pengambilan keputusan minimum 95% (Confidence Internal/ tingkat keyakinan).

    Bila nilai uji F hitung lebih kecil dari nilai Cronbach Alpha () 5%, maka variabel independent secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependent.

    Bila nilai uji F hitung lebih besar dari nilai Cronbach Alpha () 0,05 atau 5%, maka variabel independent secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependent

    c. Pengujian Goodness of Fit

    Tujuan, , tujuan dari pengujian Goodness of Fit adalah untuk menentukan kelayakan

    suatu model regresi dengan memperhatikan sejauh mana kecocokan antara data dengan garis estimasi regresi. Sarwoko.

    Tingkat kecocokan antara data dengan garis estimasi dapat dilihat dari nilai R2 (nilai

    koefisien determinasi), semakin besar nilai tersebut semakin dekat antara estimasi garis regresi dengan data. Menurut Salvatore, bahwa variabel penjelas bila dimasukkan pada regresi, akan mengurangi derajat kebebasan, sehingga untuk persamaan regresi berganda menggunakan koefisien determinasi R-Square yang disesuaikan atau Adjusted

    R-Square (R 2). Interpretasi Adjusted R-Square (R 2) digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh faktor eksternal terhadap variabel dependent pada regresi berganda.

    4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang signifikan berpengaruh terhadap Kinerja Proyek PT. MAK

    dengan uji t statistik.

    Tujuan pengujian t Statistik adalah untuk mengetahui apakah variabel independent secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependent.

    - Kriteria Uji Resiko kesalahan (error) dalam mengambil keputusan diambil maksimum nilai

    Cronbach Alpha () 5% dan resiko kebenaran dalam pengambilan keputusan minimum 95% (Confidence Internal/ tingkat keyakinan).

    Bila nilai uji t hitung lebih kecil dari nilai Cronbach Alpha () 0,05 atau 5%, maka variabel independent secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependent.

    Bila nilai uji t hitung lebih besar dari nilai Cronbach Alpha () 0,05 atau 5%, maka variabel independent secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependent

    ANALISA DAN PEMBAHASAN

    Pada bab ini diuraikan analisa hasil penelitian yang terbagi dalam deskripsi data penelitian,

    pembahasan dan hasil penelitian.

    Uji Instrumen

    Uji Kualitas Instrumen Adapun pengujian telah dilakukan adalah:

    1. Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data primer karena instrumen tersebut sudah baik dan layak untuk didistibusikan kepada responden.Dari hasil program SPSS versi 12 pada kuesioner penelitian ini, didapat hasil uji reliabilitas (R) lebih besar dari 0,312 pada tabel

    Product Moment dengan N = 40 dan instrumen tersebut dapat dinyatakan reliabel, hal ini terlihat pada tabel 7 dibawah ini:

  • Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011

    Bernard E.S. dan Sugianto: Implementasi Sistem Manajemen 29

    Tabel 7

    Hasil Uji Reliabilitas Instrumen pada Kuesioner-1

    Case Process ing Summary

    40 100,0

    0 ,0

    40 100,0

    Valid

    Excludeda

    Total

    Cases

    N %

    Listw ise deletion based on all

    variables in the procedure.

    a.

    Reliability Statistics

    ,898 6

    Cronbach's

    Alpha N of Items

    2. Uji Validitas

    Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kehandalan atau

    kesahihan suatu instrumen/ variabel. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dari variabel yang diteliti secara tepat. Hasil analisis validitas yang berupa nilai r korelasi kemudian diperbandingkan terhadap nilai r tabel product moment dengan tingkat significance nilai Cronbach Alpha () = 5%, bila r korelasi lebih besar dari r tabel product moment, maka instrumen itu dinyatakan valid. Demikian pula sebaliknya bila r korelasi lebih kecil dari r tabel product moment dinyatakan instrumen itu tidak valid. Untuk 40 (empatpuluh) responden

    dengan tingkat significance nilai Cronbach Alpha () 0,05 atau 5% nilai r tabel product moment adalah 0,312. Pada tabel 8 dibawah ini adalah hasil uji validitas instrumen kuesioner-1 variabel Material (X1), Man (X2), Machine (X3), Method (X4), Environment (X5) dan Kinerja Proyek (Y) semua terlihat valid, karena r hitung instrumen berada diatas 0,312 pada r tabel product moment, dengan nilai Cronbach Alpha () sebesar 0,05 atau 5%.

    Tabel 8 Hasil Uji Validitas Instrumen Pada Kuesioner-1

    Corre lations

    1 ,614** ,582** ,646** ,696** ,682**

    . ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

    40 40 40 40 40 40

    ,614** 1 ,759** ,457** ,379* ,727**

    ,000 . ,000 ,003 ,016 ,000

    40 40 40 40 40 40

    ,582** ,759** 1 ,721** ,674** ,580**

    ,000 ,000 . ,000 ,000 ,000

    40 40 40 40 40 40

    ,646** ,457** ,721** 1 ,685** ,510**

    ,000 ,003 ,000 . ,000 ,001

    40 40 40 40 40 40

    ,696** ,379* ,674** ,685** 1 ,638**

    ,000 ,016 ,000 ,000 . ,000

    40 40 40 40 40 40

    ,682** ,727** ,580** ,510** ,638** 1

    ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 .

    40 40 40 40 40 40

    Pearson Correlation

    Sig. (2-tailed)

    N

    Pearson Correlation

    Sig. (2-tailed)

    N

    Pearson Correlation

    Sig. (2-tailed)

    N

    Pearson Correlation

    Sig. (2-tailed)

    N

    Pearson Correlation

    Sig. (2-tailed)

    N

    Pearson Correlation

    Sig. (2-tailed)

    N

    Y

    X1

    X2

    X3

    X4

    X5

    Y X1 X2 X3 X4 X5

    Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

    Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.

  • Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011

    Bernard E.S. dan Sugianto: Implementasi Sistem Manajemen 30

    Pada tabel 9 dibawah ini adalah hasil uji validitas instrumen kuesioner-2 dengan

    menggunakan Uji Cochran pada variabel Material (X1), Man (X2), Machine (X3), Method (X4), Environment (X5) dan Kinerja Proyek (Y) dengan menggunakan program SPSS versi 12.

    Tabel 9

    Hasil Uji Validitas Instrumen Pada Kuesioner-2

    Test Statis tics

    40

    672,824a

    91

    ,000

    N

    Cochran's Q

    df

    Asymp. Sig.

    1 is treated as a success.a.

    Melihat tabel diatas didapat hasil sebagai berikut: Nilai Asymptotic Significance (Asymp. Sig) adalah 0,000 < 0,05; Nilai Cochrans Q (statistik hitung) adalah 672,824 > 114,2679 (dari tabel Chi-Square)

    dengan tingkat significance 5% pada df (derajat kebebasan) = 91,. Melihat hasil yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu PT. MAK telah sesuai dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008.

    Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

    Hasil Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui data terdistribusi dengan normal atau tidak. Hal ini dapat diketahui melalui grafik Histogram dan Output dari program SPSS ver.12 yang ditunjukkan pada grafik dan tabel dibawah ini:

    Gambar 2

    Grafik Histogram disertai Kurva Normal Dari Grafik diatas, dapat dilihat kemungkinan data terdistribusi dengan normal, dilihat dari sumbu 0 (nol) regresi. Hal ini dapat dipastikan terdistribusi dengan normal dengan melihat hasil uji Kolmogorov Smirnov Z dibawah ini:

  • Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011

    Bernard E.S. dan Sugianto: Implementasi Sistem Manajemen 31

    Tabel 10

    Hasil Uji Normalitas Pada Kuesioner-1

    One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

    X1 X2 X3 X4 X5 Y

    N 40 40 40 40 40 40

    Normal Parameters (a,b)

    Mean 65,475

    0 63,475

    0 61,875

    0 63,250

    0 64,700

    0 49,175

    0

    Std.

    Deviation

    6,1477

    0

    6,0679

    4

    7,0499

    6

    4,9652

    6

    4,5920

    8

    4,0754

    9

    Most Extreme Differences

    Absolute ,194 ,159 ,313 ,187 ,264 ,192

    Positive ,159 ,141 ,154 ,187 ,264 ,192

    Negative -,194 -,159 -,313 -,180 -,139 -,162

    Kolmogorov-Smirnov Z 1,228 1,009 1,982 1,184 1,667 1,215

    Asymp. Sig. (2-tailed) ,098 ,261 ,067 ,121 ,008 ,104

    a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

    Pada tabel 10 diatas dapat diketahui nilai Asymptotic Significance adalah berada diatas nilai 0,05 yang berarti data terdistribusi dengan normal. Dari dua alat uji Normalitas yaitu Grafik Histogram dan Uji Statistik Kolmogorov-Smirnov Z, dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal.

    2. Uji Multikolinearitas

    Hasil Uji Multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antar variabel independent dan apabila terjadi hubungan antar variabel independent maka hal ini yang dihindari pada suatu model regresi. Untuk mempermudah mengetahui Multikolinieritas pada suatu model regresi, maka akan digunakan program SPSS ver.12. Hal ini dapat ditunjukkan melalui tabel 11 dibawah ini:

    Tabel 11

    Hasil Uji Multikolinearitas Pada Kuesioner-1

    Coefficientsa

    ,170 5,895

    ,159 6,287

    ,397 2,517

    ,254 3,934

    ,241 4,142

    Material_X1

    Man_X2

    Machine_X3

    Method_X4

    Env_X5

    Model1

    Tolerance VIF

    Collinearity Statistics

    Dependent Variable: Kinerja_Ya.

    Dari tabel diatas didapat nilai VIF (Variance Inflation Factor) untuk setiap variabel berada dibawah angka 10 atau nilai Tolerance diatas nilai 0,1. Hal ini berarti bahwa tidak ada

    Multikolinearitas antar variabel independent.

    3. Uji Liniearitas Hasil uji ini untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara variabel

    independent dan variabel dependent, dengan melihat nilai Significance-nya. Jika nilai tersebut < 0,05; maka terdapat hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent.

    Dari hasil program SPSS ver.12 didapat hasil sebagai berikut:

  • Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011

    Bernard E.S. dan Sugianto: Implementasi Sistem Manajemen 32

    Tabel 12

    Hasil Uji Linieritas Pada Kuesioner-1

    ANOVA Table

    Sum of Squares

    df Mean

    Square F Sig.

    Y * X5

    Between Groups

    (Combined) 526,684 12 43,890 9,786 ,000

    Linearity 301,682 1 301,682 67,267 ,000

    Dev. from

    Linearity 225,002 11 20,455 4,561 ,001

    Within Groups 121,091 27 4,485

    Total 647,775 39

    4. Uji Heteroskesdastisitas Hasil Uji Heteroskesdastisitas digunakan untuk mengetahui model regresi apakah

    terjadi ketidaksamaan variasi atau tidak, dari kesalahan residual melalui satu pengamatan ke pengamatan yang lain melalui metode Scatterplot. Jika grafik membentuk satu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka diduga telah terjadi Heteroskedastisitas, dan jika tidak ada pola yang jelas maka tidak terjadi Heteroskedastisitas. Hal ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

    Gambar 3

    Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Grafik Scatterplot Dari gambar diatas, dapat dilihat suatu kemungkinan tidak terjadinya Heteroskedastisitas, namun untuk lebih memastikan ada atau tidaknya Heteroskedastisitas pada hasil penelitian, maka telah dilakukan Uji Glejser yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

  • Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011

    Bernard E.S. dan Sugianto: Implementasi Sistem Manajemen 33

    Tabel 13

    Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Glejser-Test

    Correlations

    1 ,759** ,457** ,379* ,727** ,614** ,727**

    . ,000 ,003 ,016 ,000 ,000 ,000

    40 40 40 40 40 40 40

    ,759** 1 ,721** ,674** ,580** ,582** ,690**

    ,000 . ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

    40 40 40 40 40 40 40

    ,457** ,721** 1 ,685** ,510** ,646** ,765**

    ,003 ,000 . ,000 ,001 ,000 ,000

    40 40 40 40 40 40 40

    ,379* ,674** ,685** 1 ,638** ,696** ,824**

    ,016 ,000 ,000 . ,000 ,000 ,000

    40 40 40 40 40 40 40

    ,727** ,580** ,510** ,638** 1 ,682** ,808**

    ,000 ,000 ,001 ,000 . ,000 ,000

    40 40 40 40 40 40 40

    ,614** ,582** ,646** ,696** ,682** 1 ,845**

    ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 . ,000

    40 40 40 40 40 40 40

    ,727** ,690** ,765** ,824** ,808** ,845** 1

    ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 .

    40 40 40 40 40 ,727 ,690

    Pearson

    Correlation

    Sig. (2-tailed)

    N

    Pearson

    Correlation

    Sig. (2-tailed)

    N

    Pearson

    Correlation

    Sig. (2-tailed)

    N

    Pearson

    Correlation

    Sig. (2-tailed)

    N

    Pearson

    Correlation

    Sig. (2-tailed)

    N

    Pearson

    Correlation

    Sig. (2-tailed)

    N

    Pearson

    Correlation

    Sig. (2-tailed)

    N

    X1

    X2

    X3

    X4

    X5

    Y

    Residu

    X1 X2 X3 X4 X5 Y Residu

    Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

    Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.

    Dari tabel diatas dapat dilihat nilai korelasi Residu berada diatas nilai Significance 0,05; hal ini berarti dapat dipastikan bahwa Heteroskedastisitas tidak terdapat pada model regresi. Dari dua alat uji Heteroskedastisitas yaitu grafik Scatterplot dan uji Glejser dapat disimpulkan bahwa model regresi dapat dipastikan tidak terdapat Heterosdeskastisitas.

    Kesesuaian Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Pada PT. MAK Kesesuaian Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 pada PT. MAK dilihat pada

    variabel Material (X1), Man (X2), Machine (X3), Method (X4), dan Environment (X5), adalah sebagai berikut:

    Tabel 14 Hasil Perolehan Kuesioner-2 pada Variabel Independent

    No. Nama VariabelNilai

    Perolehan

    Nilai

    Maksimum % Predikat

    1 Material (X1) 579 640 90,47% Sangat Sesuai

    2 Man (X2) 584 640 91,25% Sangat Sesuai

    3 Machine (X3) 584 640 91,25% Sangat Sesuai

    4 Method (X4) 584 640 91,25% Sangat Sesuai

    5 Environment (X5) 544 640 85,00% Sesuai

    89,84% SesuaiRata-Rata Tingkat Kesesuaian

    Pada gambar 5 dibawah ini menunjukkan hasil pengukuran Kesesuaian Penerapan Sistem Manajemen

    Mutu ISO 9001:2008 oleh PT. MAK

  • Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011

    Bernard E.S. dan Sugianto: Implementasi Sistem Manajemen 34

    Gambar 5

    Hasil Pengukuran Penerapan ISO 9001:2008 Pada Variabel Independent Berdasarkan tabel diatas maka diketahui tingkat kesesuaian Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008

    pada PT. MAK berada pada tingkatan nilai B karena termasuk pada kelompok nilai 75 s/d 89,99%; yang berarti bahwa PT. MAK telah Sesuai terhadap sistem manajemen mutu ISO 9001:2008.

    Kinerja PT. MAK

    Pencapaian Kinerja PT. MAK diukur berdasarkan Biaya, Mutu, dan Waktu, hal ini dapat ditunjukkan pada tabel 15 dibawah ini:

    Tabel 15

    Hasil Perolehan Kuesioner-1 pada Biaya, Mutu & Waktu

    No. Nama VariabelNilai

    Perolehan

    Nilai

    Maksimum % Predikat

    1 Biaya 650 800 81,25% Baik

    2 Mutu 656 800 82,00% Baik

    3 Waktu 650 800 81,25% Baik

    81,50% BaikRata-Rata Pencapaian Kinerja (Y)

    Pada gambar 6 dibawah ini menunjukkan hasil pengukuran Kinerja PT. MAK

    Gambar 6

    Hasil Pengukuran Kinerja

  • Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011

    Bernard E.S. dan Sugianto: Implementasi Sistem Manajemen 35

    Pengaruh Faktor-Faktor Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 terhadap Kinerja PT. MAK Untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 terhadap

    Kinerja PT. MAK, maka dapat dilihat dari ada atau tidaknya pengaruh secara simultan variabel-variabel independent terhadap variabel dependent. Hal ini melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

    Regresi Berganda Untuk mengetahui hubungan dan pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent yang lain, maka digunakan uji regresi. Hubungan antara variabel dependent dengan lebih dari satuvariabel independent disebut regresi berganda dengan sebesar 5%. Untuk mempermudah mendapatkan model regresi maka digunakan program SPSS versi 12, dengan hasil dibawah ini:

    Tabel 16 Hasil Regresi

    1.

    2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

    9. 10. 11. 12.

    Adapun bentuk dari persamaan regresi berganda berdasarkan tabel diatas dapat dijabarkan melalui rumus regresi berganda sebagai berikut: Y = 2,325 + 0,497X1 0,422X2 + 0,208X3 + 0,534X4 0,086X5

    Uji F Pengujian ini bertujuan untuk menunjukkan ada atau tidaknya pengaruh secara simultan variabel independent terhadap variabel dependent. Untuk mempermudah pengujian maka

    digunakan program SPSS versi 17. Hasil dari program tersebut dapat dilihat dari tabel 5.10, dibawah ini:

    Tabel 17: Hasil Uji F

    ANOVAb

    462,207 5 92,441 16,937 ,000a

    185,568 34 5,458

    647,775 39

    Regression

    Residual

    Total

    Model

    1

    Sum of

    Squares df Mean Square F Sig.

    Predictors: (Constant), Env_X5, Machine_X3, Material_X1, Method_X4, Man_X2a.

    Dependent Variable: Kinerja_Yb.

    Dari tabel 17 diatas diketahui nilai significance sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05

    yang berarti bahwa variabel independent secara simultan berpengaruh pada variabel dependent (kinerja proyek).

    Model

    Unstandardized Coefficients

    Standardiz

    ed Coefficients

    B Std. Error Beta

    1

    (Constant) 2,325 5,640

    Material_X1 ,497 ,148 ,750

    Man_X2 -,422 ,155 -,629

    Machine_X3 ,208 ,084 ,360

    Method_X4 ,534 ,149 ,651

    Env_X5 -,086 ,166 -,097

  • Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011

    Bernard E.S. dan Sugianto: Implementasi Sistem Manajemen 36

    Uji Goodness of Fit

    Pengujian ini dilakukan untuk menentukan kelayakan suatu model regresi dengan memperhatikan sejauh mana kecocokan antara data dengan garis estimasi regresi. Hal ini dapat dilihat melalui gambar dibawah:

    Gambar 7

    Grafik Goodness of Fit Model Regresi

    Kelayakan dari model regresi akan ditunjukkan pula melalui nilai Adjusted R-Square

    (R 2). Hal ini didapat melalui program SPSS ver.12 seperti yang dapat dilihat pada tabel 18 dibawah ini:

    Tabel 18

    Hasil Uji Goodness of Fit Adjusted R-Square

    Model Summary

    ,845a ,714 ,671 2,33621

    Model

    1

    R R Square

    Adjusted

    R Square

    Std. Error of

    the Estimate

    Predictors: (Constant), Env_X5, Machine_X3, Material_

    X1, Method_X4, Man_X2

    a.

    Sumber: Pengolahan Data

    Melihat grafik pada gambar 7 dan hasil Uji Goodness of Fit pada tabel 18, maka dapat disimpulkan model regresi layak untuk digunakan karena data hasil penelitian tersebar

    disekitar garis estimasi regresi. Pada tabel 18 pula diketahui nilai Adjusted R Square ( R 2) bernilai 0,671 atau 67,1%; berarti bahwa 67,1% Kinerja Proyek PT. MAK dipengaruhi variabel independent, sedangkan 33,9% dipengaruhi faktor lain diluar model regresi.

    Faktor-Faktor yang signifikan berpengaruh terhadap Kinerja PT. MAK Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh secara parsial pada kinerja PT. MAK, maka hal ini dapat ditempuh dengan melakukan uji t statistik. Pada tabel 19 dibawah ini didapat hasil uji t berdasarkan program SPSS versi 12; adalah sebagai berikut:

  • Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011

    Bernard E.S. dan Sugianto: Implementasi Sistem Manajemen 37

    Tabel 19 Hasil Uji t

    Sumber: Pengolahan Data

    Dari tabel 19 diatas diketahui variabel dengan nilai significance di atas 0,05 atau 5% adalah variabel Environment (X5) sebesar 0,607 yang berarti variabel ini secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel kinerja dan keempat variabel yang lain berpengaruh signifikan terhadap variabel Kinerja. Dari nilai significance diketahui bahwa variabel yang paling berpengaruh adalah Method.

    PENUTUP

    Setelah melalui penelitian, analisis dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka

    diperoleh kesimpulan dan saran sebagai berikut:

    Kesimpulan

    1. Dari hasil analisis tingkat kesesuaian Sistem Manajemen Mutu PT. MAK terhadap Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 berada pada tingkatan Sesuai dengan tingkat kesesuaian 89,84%.

    2. Dari hasil analisis kinerja diperoleh bahwa skor Kinerja PT. MAK adalah 81,50%; hal ini berada pada katagori Baik.

    3. Dari hasil analisa regresi berganda diperoleh bahwa: Hasil Uji F didapat nilai significance sebesar 0,000

  • Esensi Volume 14 No.3/ Desember 2011

    Bernard E.S. dan Sugianto: Implementasi Sistem Manajemen 38

    Lay-out & Identitas Area, dalam pelaksanaan di lapangan harus berdasarkan perencanaan

    yang telah disepakati. Temperatur & Kelembaban lingkungan perlu lebih diperhatikan. Kebersihan Area, perlu koordinasi pihak internal dan eksternal untuk menjaga kebersihan

    lingkungan. Kecukupan Penerangan yaitu perlu adanya standarisasi pengukuran yang berdasarkan pada

    standard penerangan untuk aktivitas tertentu.

    2. Dari hasil analisis kinerja pada PT. MAK, walaupun secara umum telah Baik, peningkatan perlu ditekankan pada variabel Biaya (Y1) dan Waktu (Y3) karena memiliki tingkat pencapaian kinerja yang lebih rendah dibandingkan variabel Mutu (Y2).

    DAFTAR PUSTAKA

    Badan Standardisasi Nasional, 2001, Sistem Manajemen Mutu Dasar-Dasar dan Kosa Kata, SNI 19-9000-2001

    Badan Standardisasi Nasional, 2001, Sistem Manajemen Mutu Persyaratan, SNI ISO

    9001:2008. Fanny T. & Anastasia D., 2001, TQM : Total Quality ManagementI, Edisi-4, Cetakan1, Andi

    Offset, Yogyakarta, Indonesia. Garrity M.S., 1993, Basic Quality Improvement, Prentice-Hall International Inc., Jakarta.

    LAN ,2000 , AKIP, (Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ), LAN, Jakarta.. Malhotra, Naresh K. 2005, Riset Pemasaran Pendekatan Terapan Jilid-1, Diindonesiakan oleh

    Soleh Rusyadi Maryam, Edisi-4, Cetakan-5, Intan Sejati, Klaten.

    Musanef, 1992, Manajemen Kepegawaian di Indonesia, PT. Gunung Agung, Jakarta.

    Render, B., & Heizer, J., 2001, Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi. Diindonesiakan oleh Arianto, Salemba Empat, Jakarta.

    Salvatore, Dominick, 2002, Managerial Economics, Diindonesiakan oleh Anitawati M.Th.,

    Natalia Santoso, Edisi-4, Jilid 1, Erlangga, Jakarta

    Sarwoko, 2005, Dasar-Dasar Ekonometrika, Edisi-1, Andi Offset, Yogyakarta. Sarwono, Jonathan, 2005, Riset Pemasaran dengan SPSS, Edisi-1, Andi Offset, Yogyakarta. Sekaran, Uma, Research Methods For Business Buku-2, Diindonesikan oleh Uma Sekaran,

    Edisi-4, Salemba Empat, Jakarta.

    SGS United Kingdom Ltd, 2010, Course Manual: Quality Management System Lead Auditor Training Course, Diindonesiakan oleh SGS-Indonesia, Jakarta.

    Subagya, P., 2000, Manajemen Operasi, Edisi-1, BPFE, UGM, Yogyakarta Sulistyo, Joko, 2010, 6 Hari Jago SPSS 17, Edisi-1, Cakrawala, Yogyakarta.

    Team MR, 2006, Manual Operasional Proyek untuk Kalangan Sendiri, Jakarta. Vincent, Gasperz, M.St., 1998 Statictical Process Control: Penerapan Teknik-Teknik Statistikal

    dalam Manajemen Bisnis Total, PT. Gramedia Pustaka Utama. Wibowo, 2009, Manajemen Kinerja, Edisi-2, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta Zuhrawaty, 2009, Panduan Dan Kiat Sukses Menjadi Auditor ISO 9001 (Sistem Manajemen

    Mutu), Cetakan-1, Media Pressindo, Yogyakarta, Indonesia.