HUBUNGAN PELATIHAN ASUHAN PERSALINAN...

14
HUBUNGAN PELATIHAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL DENGAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN BIDAN DESA DALAM PERTOLONGAN PERSALINAN DI KOTA GORONTALO THE RELATIONSHIP OF NORMAL CHILDBIRTH CARE TRAINING WITH KNOWLEDGE AND SKILLS VILLAGE MIDWIFE DELIVERY IN GORONTALO CITY Suliyanti Otto¹, Masni², M Furqaan Naiem³ 1 Bagian Kesehatan Ibu dan Anak, Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 2 Bagian Biostatistik/KKB, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin, ³Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin, Makassar Alamat Korespondensi : Suliyanti Otto Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Jl. Irian Kelurahan Liluwo Kota Gorontalo HP : 082343249226 e-mail : [email protected]

Transcript of HUBUNGAN PELATIHAN ASUHAN PERSALINAN...

HUBUNGAN PELATIHAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL DENGAN

PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN BIDAN DESA DALAM PERTOLONGAN PERSALINAN DI KOTA GORONTALO

THE RELATIONSHIP OF NORMAL CHILDBIRTH CARE TRAINING WITH KNOWLEDGE AND SKILLS VILLAGE MIDWIFE DELIVERY

IN GORONTALO CITY

Suliyanti Otto¹, Masni², M Furqaan Naiem³

1Bagian Kesehatan Ibu dan Anak, Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 2 Bagian Biostatistik/KKB, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin,

³Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin, Makassar

Alamat Korespondensi : Suliyanti Otto Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Jl. Irian Kelurahan Liluwo Kota Gorontalo HP : 082343249226 e-mail : [email protected]

Abstract

High maternal mortality is influenced by many factors, one of which is the ability of midwives' work. This study aimed to assess the effect of training on the knowledge and skills APN midwives as well as differences in the level of knowledge and skills of midwives who have been trained and who have never APN APN trained. This type of research is a cross sectional study design. Samples are 42 villages in Gorontalo city midwives elected disproportionate stratified random sampling. Data were analyzed using chi-square test and independent two-sample t test with a significance level of 0.05. The results showed that APN training has a significant association with knowledge help labor (p = 0.025). APN training has a significant connection with childbirth aid skills (p = 0.000). There is a significant difference between the level of knowledge delivery assistance that has been trained midwives APN and midwives who have never trained APN (p = 0.009), there were significant differences between the skill level of aid delivery that has been trained midwives APN and midwives who have never trained APN (p = 0.001). The conclusion that the knowledge and skills of midwives who have been trained APN better than the midwives who are not trained APN. Keywords: Village Midwife, APN training, knowledge, skills

Abstrak Kematian Ibu yang tinggi di pengaruhi oleh banyak faktor , salah satunya adalah kemampuan kinerja bidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pelatihan APN terhadap pengetahuan dan keterampilan bidan desa serta perbedaan tingkat pengetahuan dan keterampilan bidan desa yang pernah dilatih APN dan yang tidak pernah dilatih APN. Jenis penelitian adalah rancangan penelitian cross sectional study. Sampel adalah 42 bidan desa di Kota Gorontalo yang dipilih secara Disproportionate stratified random sampling. Data dianalisis menggunakan uji chi-square dan uji t dua sampel independen dengan tingkat kemaknaan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan APN mempunyai hubungan yang bermakna dengan pengetahuan pertolongan persalinan (p= 0,025). Pelatihan APN mempunyai hubungan yang signifikan dengan keterampilan pertolongan persalinan (p = 0,000). Ada perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan pertolongan persalinan bidan desa yang pernah dilatih APN dan bidan desa yang tidak pernah dilatih APN (p=0,009), Ada perbedaan yang bermakna antara tingkat keterampilan pertolongan persalinan bidan desa yang pernah dilatih APN dan bidan desa yang tidak pernah dilatih APN (p= 0,001). Kesimpulannya bahwa pengetahuan dan keterampilan bidan desa yang telah dilatih APN lebih baik dibandingkan dengan bidan desa yang tidak dilatih APN.

Kata kunci : Bidan desa, Pelatihan APN, pengetahuan, keterampilan

PENDAHULUAN

Kematian ibu dan bayi merupakan suatu masalah besar di negara berkembang. Ibu dan

anak berada pada risiko tertinggi untuk penyakit dan kematian. Meskipun telah mengalami

penurunan jika dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya, berdasarkan Survei Demografi

dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia

yaitu 228 /100.000 kelahiran hidup (KH) dengan penyebab kematian adalah perdarahan

(28%),eklampsia (24%),infeksi (11%),komplikasi masa nifas (8%),partus lama/macet (5%)

dan penyebab lain (34%) (Statistik Indonesia 2008)

AKI di Kota Gorontalo untuk 3 tahun terakhir terus mengalami peningkatan yaitu;

119,5/100.000 KH (2009),183 /100.000 KH (2009) dan 211/100.000 KH (2011). Angka ini

masih dibawah angka nasional yakni 228/100.000 KH tetapi kecenderungan peningkatan

setiap tahunnya perlu mendapat perhatian khusus. Untuk Angka kematian Bayi di tiga tahun

terakhir adalah; 6,9 /1000 KH (2009), 6,9 /1000 KH (2010) dan 8,7 /1000 KH (2011). (Profil

Dinas Kesehatan Kota Gorontalo 2011)

Dari berbagai faktor yang berperan pada kematian ibu dan bayi, kemampuan kinerja

petugas kesehatan berdampak langsung pada peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu.

Cakupan pelayanan kehamilan, persalinan dan nifas oleh tenaga terlatih adalah kunci dari

perbaikan status kesehatan ibu,bayi dan anak. Pengetahuan tentang kebidanan yang baik

adalah identitas profesionalitas seorang bidan karena berfungsi sebagai kerangka kerja dalam

pelaksanaan tugas. (Sigridur H et al 2011; Onasoga et al 2012).

Salah satu metode untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bidan

yaitu dengan Pelatihan Asuhan Persalinan Normal (APN). Pada prinsipnya APN adalah

asuhan yang bersih dan aman dari setiap tahapan persalinan dan upaya pencegahan

komplikasi terutama perdarahan pasca persalinan,hipotermia serta asfiksia bayi baru lahir.

Secara umum tujuan APN adalah menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajat

kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui upaya yang terintegrasi dan lengkap tetapi

dengan intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan

dapat terjaga pada tingkat yang diinginkan atau optimal (JNPK-2008).

Menurut Maimunah (2005) dalam penelitiannya tentang hubungan pelatihan APN dan

tingkat pengetahuan dengan perilaku bidan memperoleh hasil bahwa pelatihan APN dan

pengetahuan bidan berpengaruh terhadap perilaku bidan dalam menolong persalinan normal.

Bidan yang pernah mengikuti palatihan APN akan semakin tinggi kemungkinan

melaksanakan pertolongan persalinan normal dengan baik. Berdasarkan latar belakang yang

telah penulis uraikan di atas, maka penelitian ini ditujukan untuk memperoleh informasi

tentang hubungan pelatihan APN dengan pengetahuan dan keterampilan bidan desa dalam

pertolongan persalinan di Kota Gorontalo serta melihat perbedaan pengetahuan dan

keterampilan bidan yang telah dilatih APN dan yang tidak dilatih APN

BAHAN DAN METODE

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo pada tanggal 11 Januari hingga

11 Februari 2012. dengan pertimbangan bahwa di daerah tersebut terjadi peningkatan AKI

setiap tahunnya dan belum ada laporan penelitian tentang pengaruh pelatihan APN dengan

pengetahuan dan keterampilan bidan desa dalam pertolongan persalinan di Kota Gorontalo.

Desain dan Variabel Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan menggunakan desain cross

sectional study. Peneliti melakukan pengukuran pada variabel dependent yaitu pengetahuan

dan keterampilan bidan desa dan variabel independent yaitu pelatihan APN.

Populasi dan Sampel

Populasi adalah seluruh bidan desa di Kota Gorontalo. Sampel sebanyak 42 orang.

Pengambilan sampel dilakukan secara disproportionate stratified random sampling. Kriteria

sampel yaitu bidan desa yang bekerja di wilayah kerja Kota Gorontalo,berstatus Pegawai

Negeri Sipil (PNS) di Kota Gorontalo,masih melaksanakan pertolongan persalinan dalam 6

bulan terakhir dan bersedia untuk mengikuti penelitian ini dengan menandatangani informed

consent yang telah di buat oleh peneliti.

Pengumpulan Data

Untuk variabel pengetahuan, pengumpulan data diperoleh dengan cara melakukan

wawancara langsung terhadap responden dengan berpedoman pada kuesioner yang telah

tersedia yang memuat pertanyaan-pertanyaan maupun pernyataan-pernyataan yang digunakan

untuk menggali pengetahuan responden tentang pertolongan persalinan sesuai APN. Adapun

untuk variabel keterampilan, pengumpulan data dilakukan dengan melaksanakan observasi

secara langsung pertolongan persalinan yang dilaksanakan oleh bidan dengan menggunakan

check list baku 58 langkah APN.

Analisis Data

Analisis data menggunakan program SPSS 16.00 for Windows. Untuk mengetahui

pengaruh pelatihan APN dengan pengetahuan dan keterampilan bidan desa, digunakan

analisis chi-square. Untuk menilai perbedaan tingkat pengetahuan dan keterampilan pada

bidan desa yang pernah dilatih APN dengan yang tidak pernah dilatih APN,digunakan analisis

uji t dua sampel independen .

HASIL PENELITIAN

Karakteristik Sampel

Tabel 1, menunjukkan karakteristik bidan desa yang menjadi sampel dalam penelitian

ini. Sebagian besar bidan desa berumur antara 31 – 35 tahun (28,6%) , berpendidikan D3

kebidanan (66.7%) dan mempunyai masa kerja antara 1 – 5 tahun (40.5%) . Lebih dari

separuh bidan desa juga telah dilatih APN (71,4%) dengan kurun waktu pelatihan adalah < 5

tahun (66,6%).

Tingkat pengetahuan dan keterampilan bidan desa tentang APN

Pengetahuan bidan desa dalam penelitian ini adalah apa yang diketahui bidan desa

tentang perlindungan diri,asuhan sayang ibu dan bayi pasca persalinan,disinfeksi tingkat

tinggi (DTT),partograf dan persiapan alat dan obat rujukan dalam pertolongan persalinan.

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan bidan desa tentang asuhan persalinan normal,di

dapatkan bahwa dari 42 bidan desa,sebagian besar memiliki pengetahuan dengan kategori

cukup yakni 22 bidan desa (51,4 %) dan 20 bidan desa lainnya (48,6 %) memiliki

pengetahuan kategori kurang seperti pada tabel 2.

Keterampilan bidan desa dalam penelitian ini adalah keterampilan dalam hal

mengenali gejala dan tanda kala II, menyiapkan pertolongan persalinan, memastikan

pembukaan lengkap dan keadaan janin baik, menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu

proses bimbingan meneran, persiapan pertolongan kelahiran, persiapan pertolongan kelahiran

bayi, penanganan bayi baru lahir,penatalaksanaan kala III,menilai perdarahan,melakukan

prosedur pasca persalinan.

Tingkat keterampilan bidan desa dalam pertolongan persalinan dapat dilihat pada tabel

3 dimana data yang ada memperlihatkan hasil bahwa dari 42 bidan desa di Kota Gorontalo,

keterampilan bidan desa mengenai pertolongan persalinan kategori mahir lebih tinggi (76

%) dari kategori mampu (24 %). Dengan tingkat keterampilan mahir, bidan mempunyai andil

besar dalam menentukan kualitas pelayanan kebidanan dan diharapkan secara nyata dapat

memberikan kontribusi dalam percepatan penurunan AKI dan AKB di Kota Gorontalo.

Analisis bivariat pengaruh pelatihan APN terhadap pengetahuan dan keterampilan

Dari 30 bidan desa yang pernah mengikuti pelatihan APN,19 bidan desa memiliki

pengetahuan cukup (63,3 %) dan dari 12 bidan desa yang belum pernah mengikuti pelatihan

APN 3 bidan desa memiliki pengetahuan baik (25 %). Hasil uji statistik dengan uji Chi-

Square menunjukkan bahwa nilai p sebesar 0,025 (p < 0,05),hal ini berarti bahwa pelatihan

APN mampu meningkatkan pengetahuan bidan dalam pertolongan persalinan walaupun

kekuatan hubungannya sangat lemah.

Dari 30 bidan desa yang pernah mengikuti pelatihan APN 28 bidan desa memiliki

keterampilan mahir (93,3 %) dan dari 12 bidan desa yang belum pernah mengikuti pelatihan

APN 4 bidan desa memiliki keterampilan mampu (33.3 %). Hasil uji statistik dengan uji Chi-

Square nilai p sebesar 0,000 (p < 0,05), dengan demikian maka Ho ditolak. Hal ini berarti

bahwa pelatihan APN mampu meningkatkan keterampilan bidan dalam pertolongan

persalinan.

Perbedaan tingkat pengetahuan dan keterampilan bidan desa yang telah dilatih APN dan

yang tidak dilatih APN

Untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan dan keterampilan antara bidan desa yang

telah dilatih dan tidak dilatih dilakukan analisis dengan menggunakan uji t dua sampel

independen. Tabel memberikan informasi hasil statistik t – test untuk pengetahuan

menghasilkan nilai signifikan p=0,000 (p <0.05) . Sehingga dapat disimpulkan terdapat

perbedaan pengetahuan yang bermakna antara bidan desa yang pernah dilatih APN dan bidan

desa yang belum dilatih APN. Hasil statistik t – test untuk keterampilan menghasilkan nilai

signifikan p=0,001 (p <0.05) . Sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan keterampilan

yang bermakna antara bidan desa yang pernah dilatih APN dan bidan desa yang belum dilatih

APN. Pengetahuan dan keterampilan bidan desa dalam pertolongan persalinan akan semakin

bertambah jika mereka mendapatkan pelatihan APN

PEMBAHASAN

Penelitian ini menunjukkan bahwa pelatihan APN mampu meningkatkan pengetahuan

(p= 0.025) dan keterampilan bidan desa (p = 0,000) dalam pertolongan persalinan juga terlihat

perbedaan yang bermakna dalam pengetahuan dan keterampilan bidan yang telah dilatih APN

dan bidan yang tidak dilatih APN. Hasil ini sesuai dengan penelitian Nawangsari (2009),

dimana dari hasil penelitiannya didapatkan bahwa bidan dengan tingkat pendidikan yang

tinggi diyakini (95 %) akan tetap memiliki pengetahuan APN essensial yang baik setelah

lepas dari pelatihan. Hasil penelitian lainnya adalah bidan dengar umur yang lebih matang dan

masa kerja yang lama mempunyai sikap yang baik dalam pelaksanaan pertolongan persalinan

setelah dilatih APN.

Pengetahuan tentang standar APN bisa didapatkan dari bangku kuliah,pelatihan dan

dapat juga dari hasil pengalaman dan pengamatan yang diadopsi dari senior mereka saat

praktek. Meskipun dengan cara terakhir secara mendasar mereka tidak memahami secara jelas

teori APN tetapi prinsipnya mereka menerapkan apa yang dilihat dan dipahaminya.

Pelatihan APN sebagai salah satu pendidikan nonformal, menjadi salah satu cara yang dapat

dberikan kepada bidan untuk meningkatkan pengetahuannya.

Secara umum kategori pengetahuan bidan desa di Kota Gorontalo sebagian besar

bidan yang telah telah dilatih APN berada pada kategori cukup yakni 63,3% dan pengaruh

pelatihan APN terhadap pengetahuan bidan adalah p= 0.025. Walaupun sudah cukup

baik,kondisi tersebut menunjukkan bahwa masih diperlukan upaya untuk meningkatkan

pengetahuan para bidan yang secara nyata dapat meningkatkan kemampuan bidan dalam

memberikan asuhan persalinan normal. Dilihat dari distribusi jawaban responden pada

variabel pengetahuan, masih terdapat beberapa pengetahuan bidan yang perlu ditingkatkan

misalnya pengetahuan tentang pengunaan alat pelindung diri,disinfeksi tingkat tinggi (DTT)

dan persiapan alat dan obat rujukan.

Pengetahuan perlindungan diri, DTT dan persiapan alat dan obat rujukan pada

pertolongan persalinan mempunyai efek yang sangat besar dalam kepatuhan bidan desa untuk

melaksanakan tahapan-tahapan tersebut dalam suatu pertolongan persalinan. Tindakan ini

juga harus di terapkan dalam setiap aspek asuhan untuk melindungi ibu, bayi baru lahir,

petugas dan tenaga kesehatan lainnya dengan mengurangi kemungkinan penularan penyakit.

Pada penelitian ini pengetahuan bidan yang kurang dapat disebabkan oleh masih adanya bidan

yang belum dilatih APN dan walaupun telah dilatih APN tetapi pemahaman mereka belum

maksimal. Hal ini dapat disebabkan juga oleh bidan yang sudah dilatih APN tidak

menerapkan hal ini didalam praktek pertolongan persalinan secara konsisten karena

komitmentnya yang memang masih kurang sehingga kemampuan untuk mengetahui dan

mengingat tahapan dan hal-hal penting dalam perlindungan tersebut terlupakan.

Hal ini sesuai dengan penelitian Mulyanti (2009) , hasil penelitian menunjukkan

bahwa hanya 45% bidan di RSU Meuraxa Banda Aceh menggunakan Alat Pelindung Diri

(APD) dengan baik dan benar dalam melakukan tindakan APN dan tidak ada hubungan

signifikan variabel umur , pendidikan, masa kerja dan ketersediaan sarana APD dengan

penggunaan APD oleh bidan dalam APN dan terdapat hubungan signifikan antara

pengetahuan , sikap , penilaian dan kebijakan dengan penggunaan APD oleh bidan dalam

APN. Hasil berbeda untuk persiapan alat dan obar rujukan dapat dilihat dari penelitian yang

dilakukan oleh Alen (2010) dimana dari 30 responden , pengetahuan dalam pelaksanaan

pertolongan persalinan yang sesuai dengan 58 langkah APN untuk kategori tinggi diperoleh

hasil 80%, pada pengetahuan bidan dalam standar obat diperoleh hasil 63,3%, sedangkan

untuk pengetahuan bidan dalam standar alat diperoleh hasil 100% bidan mengetahui standar

tempat .

Pengaruh pelatihan APN terhadap keterampilan bidan terlihat dari hasil penelitian ini

yang memperlihatkan bahwa bidan dari 30 bidan desa yang pernah mengikuti pelatihan APN

28 bidan desa memiliki keterampilan mahir (93,3 %) dan dari 12 bidan desa yang tidak

pernah mengikuti pelatihan APN hanya 4 bidan desa memiliki keterampilan mahir (33.3 %).

Hasil uji statistik dengan uji Chi-Square nilai p = 0,000 (p < 0,05), dengan demikian pelatihan

APN mampu meningkatkan keterampilan bidan dalam pertolongan persalinan. Dilihat dari

distribusi penilaian keterampilan bidan desa saat melaksanakan pertolongan persalinan,masih

terdapat beberapa keterampilan dasar APN yang belum dilaksanakan dengan baik oleh bidan

misalnya menyiapkan pertolongan persalinan, memastikan pembukaan lengkap dan keadaan

janin baik, menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses bimbingan meneran,

persiapan pertolongan kelahiran, persiapan pertolongan kelahiran bayi, penanganan bayi baru

lahir dan melakukan prosedur pasca persalinan.

Maimunah (2005) memperoleh hasil bahwa pelatihan APN dan pengetahuan bidan

berpengaruh terhadap keterampilan bidan dalam menolong persalinan normal. Bidan yang

pernah mengikuti palatihan APN akan semakin tinggi kemungkinan melaksanakan

pertolongan persalinan normal dengan baik.

Melihat kualitas pelayanan bidan dalam pertolongan persalinan di Kota Gorontalo

dalam penelitian ini, titik berat peningkatan kualitas melalui pelatihan APN adalah pada

proses mempersiapkan dan menangani kelahiran bayi serta proses pelaksanaan prosedur pasca

persalinandimana didalamnya termasuk pengisian partograf,Inisiasi Menyususi Dini(IMD)

dan injeksi vitamin K. Titik ini merupakan bagian terlemah dari keterampilan bidan dan ini

bisa dihubungkan dengan jumlah lahir mati dan kematian bayi yang masih tinggi di Kota

Gorontalo. Beberapa hal dapat kita lihat sebagai penyebab yakni oleh karena kepatuhan bidan

yang rendah dalam hal ini. Dari wawancara yang dilakukan mereka sebenarnya mempunyai

pengetahuan yang cukup tentang hal ini hanya saja tidak mereka laksanakan saat pertolongan

persalinan dengan alasan lupa,beban kerja yang tinggi serta mekanisme kontrol bidan

koordinator juga kurang berfungsi sehingga hal ini menjadi hal rutin yang dilaksanakan oleh

bidan tanpa mempertimbangkan resikonya terhadap bayi.

Hal ini agak berbeda dengan penelitian Wiliarti (2011),Koagow (2007) menunjukkan

bahwa dalam hal penanganan komplikasi pada kala III dan kala IV yang merupakan waktu

dimana kematian ibu dan bayi paling banyak terjadi, bidan yang telah terlatih APN mampu

untuk melaksanakan asuhan persalinan dengan baik, mampu mencegah komplikasi , langkah-

langkah merujuk dilaksanakan dengan baik, pengetahuan pencegahan infeksi dan

pengetahuan tentang partograf meningkat dan dapat melaksanakan asuhan bayi baru lahir

dengan baik pula.

Pada penelitian ini , sebagian besar responden (80 % ) tidak melaksanakan pengisian

partograf selama proses persalinan berlangsung bahkan sampai pasca persalinan. 10 %

responden melakukan pengisian tetapi belum tepat, sedangkan 10 % lainnya mengisi dengan

baik dan tepat. Hal ini sejalan dengan penelitian Sayekti (2011), hasil penelitian menunjukkan

penggunaan partograf baik , sarana bidan praktek swasta baik, pengetahuan bidan baik , sikap

bidan baik, motivasi bidan baik , persepsi supervisi baik . Adanya hubungan antara motivasi

dengan penggunaan pertograf , adanya hubungan sikap bidan dengan penggunaan partograf

dan tidak adanya hubungan antara pengetahuan, sarana, persepsi supervisi dengan

penggunaan partograf. Hasil dari uji regresi menunjukkan adanya pengaruh motivasi dengan

penggunaan partograf, adanya pengaruh sikap dengan penggunaan partograf.

Pada penelitian ini , sebagian besar responden (60 % ) tidak melaksanakan IMD atau

melaksanakan tetapi tidak tepat atau tidak sesuai standar. Hal ini dikarenakan faktor

pengetahuan akan pelaksanaan IMD yang kurang sehingga responden tidak percaya diri

untuk melaksanakan IMD tersebut. Faktor penting lainnya yang menyebabkan IMD tidak

dilaksanakan adalah kurangnya komunikasi antara responden dengan keluarga ibu sehingga

ada keraguan dari keluarga bahkan penolakan ketika IMD akan dilaksanakan serta

ketidakpatuhan responden dalam penerapan asuhan pasca persalinan.

Hal ini sejalan dengan penelitian Karindra (2012) di Puskesmas Halmahera dan

Puskesmas Ngesrep yang hasilnya adalah tingkat pengetahuan memiliki hubungan bermakna

dengan pelaksanaan IMD dengan angka signifikansi sebesar p=0.029 dan RR sebesar 1,615

yang berarti bahwa angka pelaksanaan IMD pada kelompok dengan tingkat pengetahuan

tinggi lebih tinggi 1,6 kali dibanding kelompok dengan tingkat pengetahuan rendah.

Pelaksanaan IMD pada ibu dengan tingkat pengetahuan mengenai IMD yang tinggi lebih

besar dibandingkan ibu dengan tingkat pengetahuan mengenai IMD yang rendah.

Salah satu tujuan pelatihan APN adalah Memberikan pengetahuan & ketrampilan

pelayanan persalinan normal & penanganan awal penyulit beserta rujukan yang berkualitas &

sesuai dengan prosedur standar. Menurut Michael (2002), jika semua tenaga penolong

persalinan dilatih agar mampu untuk mencegah atau deteksi dini komplikasi yang mungkin

terjadi, menerapkan asuhan persalinan secara tepat guna dan waktu, baik sebelum atau saat

masalah terjadi, dan segera melakukan rujukan saat kondisi ibu masih optimal, maka para ibu

dan bayi baru lahir akan terhindar dari ancaman kesakitan dan kematian. Manfaat Asuhan

Persalinan Normal dalam mencegah komplikasi persalinan dan nifas yang mungkin dapat

membantu dalam upaya memahami proses persalinan agar menghindari intervensi yang tidak

tepat dan komplikasi yang tidak perlu terjadi, karena jelas bahwa kehadiran tenaga terlatih

saat persalinan akan mengurangi kemungkinan komplikasi dan kejadian fatal.

Pada penelitian disimpulkan bahwa pelatihan APN memberikan perbedaan yang

signifikan dalam pengetahuan(p= 0,000) dan keterampilan bidan desa ((p=0,001) di Kota

Gorontalo dalam pertolongan persalinan.Namun begitu hendaknya pengetahuan dan

keterampilan ini perlu tetap dipertahankan dengan cara meningkatkan kepatuhan bidan selalu

mengikuti prosedur standar asuhan persalinan normal yang telah ditetapkan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Pelatihan APN mempunyai hubungan yang signifikan dengan pengetahuan pertolongan

persalinan bidan desa (p=0,025) dan dengan keterampilan pertolongan persalinan bidan desa

(p= 0.000). Artinya bahwa pelatihan APN mampu meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan bidan desa akan pertolongan persalinan. Pengetahuan pertolongan persalinan

bidan desa yang telah dilatih APN lebih baik dari pengetahuan bidan desa yang belum dilatih

APN (p=0.000) begitu juga keterampilan pertolongan persalinan bidan desa yang telah

dilatih APN lebih baik dari bidan desa yang belum dilatih APN (p=0,.001). untuk itu

disarankan perlu adanya pelatihan APN pada seluruh bidan di Kota Gorontalo tanpa

memandang status kepegawaian,perlu adanya review pelatihan APN pada bidan yang telah

dilatih APN terutama jika masa pelatihan telah lebih dari 5 tahun,untuk hasil yang lebih baik,

pemerintah dapat meninjau kembali sistem pelatihan APN baik metode pelatihannya maupun

materi pelatihan APN yang diberikan dengan memberikan porsi pembelajaran yang lebih

besar pada item pengetahuan dan keterampilan yang kurang pada penelitian ini tanpa

mengesampingkan item pengetahuan dan keterampilan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anita.(2008).Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal

Di Kabupaten Aceh Besar Tahun 2007. Universitas Sumatera Utara Medan : 2008 Alen.(2010).Gambaran Pengetahuan Bidan Dalam Pelaksanaan Standar APN di Kecamatan

Sukarame Palembang tahun 2010. AKBID Budi Mulay Palembang. 2010 Dinas Kesehatan Kota Gorontalo.(2011).Profil Dinas Kesehatan Kota Gorontalo Tahun 2011 JNPK.(2008).Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal.Depkes RI 2008 Koagouw Eva .(2007). Perilaku Bidan Dalam Menolong Persalinan Pasca Pelatihan Asuhan

Persalinan Normal (studi kualitatif) Di Kecamatan Sintang Kabupaten Sintang . Universitas Diponegoro : 2007

Karindra.(2012).Perbandingan pelaksanaan IMD berdasarkan tingkat pengetahuan ibu hamil. Di Puskesmas halmahera tahun 2012. Fakultas Kedokteran UNDIP semarang tahun 2012

Maimunah,S.(2011).Pengaruh Pelatihan APN dan pengetahuan terhadap Perilaku Bidan Dalam Melaksanakan Pertolongan Persalinan Normal Di Wilayah Mojokasri Kabupaten Mojokerto. Program Pascasarjana Universitas 11 Maret Surakarta, 2011.

Michael.G.(2002).Knowledge attitude And Practice Toward Skilled care Attendance Among Women of Reproductive Age Group in Eritea. WHO Eritea Country Office. 2002

Mulyanti.(2008).Faktor Predisposing,Enabling dan Reinforcing terhadap penggunaan pelindung diri dalam asuhan persalinan normal di Rumah Sakit Meuraxa Banda Aceh. Universitas Sumatera Utara 2008

Nawangsari.H et al.(2009).Hubungan penguasaan kompetensi Asuhan Persalinan Normal (APN) dengan pengetahuan dan sikap bidan dalam melaksanakan pertolongan persalinan normal di Kabupaten Jombang Jawa Timur. Majalah Obstetri Ginekologi Indonesia, vol 33(1).PP 3-7.Januari 2009

Onasoga et al.(2012).Perceived Effects of Midwives Attitude Towards Women In Labour in Bayelsa State, Nigeria..Scholars Research Library 4 (2): 2012, pp. 960 – 964

Sayekti.B.(2011). Faktor-Faktor yang berhubungan dengan penggunaan partograf oleh bidan dalam pertolongan persalinan di Kabupaten Klaten. Universitas Diponegoro 2011

Sigridur H et al.(2011).The Primacy of The Good Midwife In Midwifery Services: An Evolving Theory of Professionalism In Midwifery.Scand J Carring Sci: 2011, pp. 806-817

Statistics Indonesia.(2008).Indonesia Demographic and Health Survey 2007. Statistics Indonesia (Badan Pusat Statistik—BPS) and Macro International. 2008

Wiliarti.(2011).Faktor – Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kinerja Bidan Desa Dalam Penerapan Standar Asuhan Persalinan Normal pada Kala III dan Kala IV Di Kabupaten Grobogan. Universitas Diponegoro 2011.

Tabel 1. Karakteristik bidan desa di Kota Gorontalo tahun 2013

Jenis Variabel Jumlah

(n) Persen

(%)

Umur 20 – 25 26 – 30 31 – 35 36 – 40

≥ 41

7 9 12 11 3

16.7 21.4 28.6 26.2 7.1

Total 42 100,0

Pendidikan D1 D3 D4 S1

4 28 8 2

9.5 66.7 19.0 4.8

Total 42

100.0

Masa Kerja (Tahun) 1-5 6-10 11-15

>15

17 5 11 9

40.5 11.9 26.2 21.4

Total 42

100.0

Pelatihan APN Tidak pernah

Pernah

30 12

44 11

Total 42

100.0

Tabel 2. Distribusi tingkat pengetahuan dan keterampilan bidan desa dalam

pertolongan persalinan di Kota Gorontalo tahun 2013

Jenis Variabel Jumlah

(n) Persen

%

Pengetahuan Cukup Kurang

22 20

51.4 48.6

Total 42 100,0 Keterampilan

Mahir Mampu

32 10

76.0 24.0

Total 42 100,0

Tabel 3. Hubungan pelatihan APN dengan tingkat pengetahuan pertolongan

persalinan bidan desa di Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo Tahun 2013

Pelatihan APN

Pengetahuan Jumlah

Uji Chi Square Cukup Kurang

n % n % n %

Pernah 19 63,3 11 36,7 30 100 X2 = 5.050

p = 0,025

φ = 0,347

Belum pernah 3 25 9 75 12 100

Jumlah 22 52.4 20 47.6 42 100

Tabel 4. Hubungan Pelatihan APN dengan tingkat Keterampilan Pertolongan Persalinan idan Desa di Kota Gorontalo tahun 2013

Pelatihan APN

Keterampilan Total Uji Chi Square

Mahir Mampu

n % n % n %

Pernah

belum Pernah

28

4

93.3

33.3

2

8

6.7

66.7

30

12

100

100

X2 = 17.010

p = 0.000

φ = -0,636

JUMLAH 30 71,4 12 28,6 42 100

Tabel 5. Perbedaan tingkat pengetahuan dan tingkat keterampilan bidan desa dalam pertolongan persalinan berdasarkan pelatihan APN Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo Tahun 2013

Pelatihan APN Pengetahuan Keterampilan

n Mean SD Uji t n Mean SD Uji t

Pernah

Belum pernah

30

12

37.56

32.25

3.588

4.993 p = 0,000

30

12

1.4590

1.2300

17.426

22.004 p = 0,001