HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI...

92
HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V SD NEGERI GUGUS MELATI KOTA AGUNG PUSAT (Skripsi) Oleh MELIZA YUSDASARI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2020

Transcript of HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI...

Page 1: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI

BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

KELAS V SD NEGERI GUGUS MELATI

KOTA AGUNG PUSAT

(Skripsi)

Oleh

MELIZA YUSDASARI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2020

Page 2: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN LEARNING ENVIRONMENTS AND

LEARNING MOTIVATION TOWARD TO THE STUDENTS

LEARNING OUTCOMES 5TH

GRADE OF SD NEGERI

GUGUS MELATI KOTA AGUNG PUSAT

By

Meliza Yuzdasari

The problem of this research was the low student learning motivation which made

impact to the low score of student learning result. The purpose of this study is to

study relationship between positive and significant the environment and learning

motivation towards learning outcomes. This type of research was ex-post facto

correlation with 250 student. The sampling technique use probability sampling

techniques and obtained as many as 73 students as research samples. The results

showed a positive and significant relationship between the learning environment

and learning motivation towards the learning outcomes of grade V students of SD

Negeri Gugus Melati Kota Agung Pusat.

Key words: learning outcomes, environments, motivation.

Page 3: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

ABSTRAK

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI

BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

KELAS V SD NEGERI GUGUS MELATI

KOTA AGUNG PUSAT

Oleh

MELIZA YUSDASARI

Masalah dalam penelitian ini adalah hasil belajar peserta didik yang masih rendah.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan yang positif dan signifikan

antara lingkungan belajar sekolah dan motivasi belajar terhadap hasil belajar. Jenis

penelitian yaitu ex-postfacto korelasi dengan populasi berjumlah 250 peserta didik.

Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik probability sampling dan diperoleh

sebanyak 73 peserta didik sebagai sampel penelitian. Hasil penelitian menunjukan

terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar sekolah dan

motivasi belajar terhadap hasil belajar peserta didik kelas V SD Negeri Gugus Melati

Kota Agung Pusat.

Kata kunci: hasil belajar, lingkungan, motivasi.

Page 4: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR

TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V SD NEGERI

GUGUS MELATI KOTA AGUNG PUSAT

Oleh

MELIZA YUSDASARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2020

Page 5: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53
Page 6: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53
Page 7: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53
Page 8: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

RIWAYAT HIDUP

Peneliti bernama Meliza Yusdasari dilahirkan di Kota Agung,

Kecamatan Kota Agung, Kabupaten Tanggamus pada tanggal

28 Mei 1997. Peneliti merupakan anak pertama dari pasangan

Bapak M. Yusuf dan Ibu Zaitun.

Peneliti menyelesaikan pendididkan formal sebagai berikut.

1. SD Negeri 2 Kuripan, Kecamatan Kota Agung, Kabupaten Tanggamus lulus pada

tahun 2009.

2. SMP Negeri 1 Kota Agung, Kecamatan Kota Agung, Kabupaten Tanggamus lulus

pada tahun 2012.

3. SMA Negeri 1 Kota Agung Kecamatan Kota Agung, Kabupaten Tanggamus lulus

pada tahun 2015.

Peneliti terdaftar sebagai mahasiswa S-1 PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung melalui jalur SBMPTN pada tahun 2015.

Selama menjadi mahasiswa peneliti aktif dalam kegiatan eksternal kampus yang

berbasis kegiatan mahasiswa yaitu organisasi Himpunan Mahasiswa Ilmu Pendidikan

(HIMAJIP).

Page 9: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

MOTO

“Learn from the past, live for today and plan for tomorrow’’

(Albert Einstein)

“Bekerja keras dan bersikap baiklah, hal luar biasa akan

terjadi”

(Conan O’Brien)

Page 10: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

PERSEMBAHAN

Bismillaahirohmaanirrohiim

Dengan mengucap rasa syukur kepada Allah Swt.

Sholawat dan salam ke hadirat Nabi Muhammad Saw.

Karya ini kupersembahkan kepada:

Ayahku M.Yusuf dan Ibuku Zaitun

Terima kasih atas segala untaian doa yang senantiasa dimohonkan kepada Illahi

untuk kesuksesanku, semoga menjadi tabungan terindah untuk kebahagian kita.

Andungku Khodijah dan Maksuku Sofiyati

Terima kasih telah mengajarkanku kekuatan dalam menjalani setiap langkah

kehidupan. Kalian adalah sosok yang sangat kukagumi, yang membesarkanku dan

menjagaku dengan tulus dan penuh kasih sayang.

Suamiku M. Ilham Hanapi dan Anakku Livia Clarissa Ilzandari serta Mamah

Mertuaku

Terimakasih telah memberiku doa dan semangat untuk terus bersabar dan berjuang.

Kalian adalah keluarga kecil terbaik sepanjang hidupku.

Keluarga besarku khodijah-Sukri

Terima kasih atas segala doa dan dukungan yang telah kalian berikan kepadaku.

Almamaterku tercinta “Universitas Lampung”

Page 11: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

SANWACANA

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul

“Hubungan Lingkungan Belajar Sekolah dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar

Peserta Didik Kelas V SD Negeri Gugus Melati Kota Agung Pusat”. Skripsi ini

disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung.

Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini tentunya tidak

mungkin terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Karomani, M.Si., Rektor Universitas Lampung.

2. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung.

3. Bapak Dr. Riswandi, M.Pd., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Rapani, M.Pd., Ketua Program Studi PGSD Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Muncarno, M.Pd., selaku Koordinator Kampus B FKIP Universitas

Lampung, Pembimbing Akademik, dan dosen Pembimbing II yang telah

memberikan motivasi, dukungan, saran, nasihat, dan bantuan selama proses

penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Dr. Alben Ambarita, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah

membimbing dan mengarahkan dengan bijaksana, serta memberikan nasihat

dengan penuh kesabaran selama proses penyelesaian skripsi ini.

Page 12: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

7. Bapak Dr. Suwarjo M.Pd., selaku Dosen Pembahas/Penguji yang telah

memberikan saran, dan masukan serta gagasan yang sangat bermanfaat untuk

penyempurnaan skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Kampus B FKIP Universitas Lampung yang

telah memberi ilmu pengetahuan dan membantu peneliti sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan.

9. Kepala sekolah SD Negeri 1 Kuripan, SD Negeri 2 Kuripan, SD Negeri 3

Kuripan, SD Negeri 4 Kuripan yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk

melaksanakan penelitian dan banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini.

10. Bapak dan Ibu Pendidik kelas V SD Negeri 1 Kuripan, SD Negeri 2 Kuripan, SD

Negeri 3 Kuripan, SD Negeri 4 Kuripan yang telah membantu dan memberikan

kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di kelas tersebut.

11. Peserta didik kelas V SD Negeri 1 Kuripan, SD Negeri 2 Kuripan, SD Negeri 3

Kuripan, SD Negeri 4 Kuripan yang telah yang telah bekerja sama dalam

kelancaran penelitian skripsi ini.

12. Teman seperjuangan angkatan 2015 yang telah memberikan banyak pelajaran

hidup. Terima kasih atas kebersamaan dan pengalaman berharga yang tak

terlupakan.

13. Tim Pengopok, (Acil, Ecy, Nindy, Pau, Toful) terima kasih telah menjadi

keluarga keduaku selama merantau di Kota Metro.

Peneliti menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan, namun

peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dan peningkatan

pendidikan khususnya sekolah dasar.

Metro, 30 Januari 2020

Peneliti

Meliza Yusdasari

NPM 1513053173

Page 13: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

vi

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah................................................................................ 7

C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 7

D. Rumusan Masalah ................................................................................... 7

E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 8

F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 9

G. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 10

II. KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ................................................ 11

a. Pengertian Belajar ......................................................................... 11

b. Pengertian Pembelajaran ............................................................... 12

c. Hasil Belajar .................................................................................. 13

d. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar ...................................... 14

2. Pembelajaran Tematik ....................................................................... 15

a. Pengertian Pembelajaran Tematik ................................................. 15

b. Tujuan Pembelajaran Tematik ...................................................... 17

c. Karakteristik Pembelajaran Tematik ............................................. 18

d. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik ...................... 19

3. Lingkungan Belajar Sekolah .............................................................. 21

a. Pengertian Lingkungan ................................................................. 23

b. Macam-macam Lingkungan .......................................................... 24

c. Lingkungan Belajar Sekolah ......................................................... 24

4. Motivasi Belajar ................................................................................. 25

a. Pengertian Motivasi....................................................................... 25

b. Karekteristik Motivasi Belajar ...................................................... 26

c. Pengertian Motivasi Belajar .......................................................... 27

d. Fungsi Belajar ............................................................................... 29

e. Prinsip Motivasi Belajar ................................................................ 31

f. Jenis-jenis Motivasi Belajar .......................................................... 32

Page 14: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

vii

Halaman

g. Cara Membangkitkan Motivasi Belajar Peserta Didik .................. 33

B. Penelitian yang Relevan .............................................................................. 35

C. Kerangka Pikir dan Paradigma .................................................................... 37

1. Kerangka Pikir .................................................................................... 37

2. Paradigma Penelitian .......................................................................... 41

D. Hipotesis Penelitian ................................................................................ 42

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 43

B. Prosedur Penelitian............................................................................... 43

C. Setting Penelitian .................................................................................. 44

1. Subjek Penelitian ............................................................................. 44

2. Tempat Penelitian ............................................................................ 44

3. Waktu Penelitian ............................................................................. 45

D. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................... 45

1. Populasi Penelitian .......................................................................... 45

2. Sampel Penelitian ............................................................................ 45

E. Variabel Penelitian ............................................................................... 47

F. Definisi Oprasional Variabel ............................................................... 48

G. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 49

1. Observasi ......................................................................................... 49

2. Kuesioner/Angket ............................................................................ 50

3. Studi Dokumentasi .......................................................................... 51

H. Uji Coba Instrumen .............................................................................. 51

I. Uji Prasyarat Instrumen........................................................................ 52

1. Uji Validitas Instrumen ................................................................... 54

2. Uji Reliabilitas Instrumen ................................................................ 56

3. Teknik analisis Data dan Pengujian Hipotesis ................................ 61

a. Uji Normalitas ............................................................................. 61

b. Uji Linearitas ............................................................................. 62

c. Uji Hipotesis ............................................................................... 63

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah ....................................................................................... 66

B. Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 74

C. Pembahasan .......................................................................................... 85

D. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 90

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................................. 91

B. Saran ....................................................................................................... 92

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 94

LAMPIRAN .................................................................................................... 98

Page 15: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil ulangan harian kelas V SD Negeri Gugus Melati Kota

Agung Pusat tahun ajaran 2018/2019 ......................................................... 6

2. Data jumlah peserta didik kelas V SD Negeri Gugus Melati Kota

Agung Pusat tahun ajaran 2018/2019 .......................................................... 45

3. Jumlah anggota sampel penelitian ............................................................... 47

4. Jumlah penilaian jawaban angket ................................................................ 50

5. Kisi-kisi kuesioner (angket) lingkungan belajar sekolah ............................ 53

6. Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar .............................................. 53

7. Kriteria interprestasi koefisian korelasi r .................................................... 54

8. Hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen angket lingkungan

belajar sekolah…………….…………….…………….……………. ......... 58

9. Hasil uji validitas dan reliabilitas intrumen angket motivasi

belajar ……………………………………………………………... .......... 59

10. Kriteria interprestasi koefisian korelas nilai r..……..………… ............... 64

11. Keadaan tenaga pendidik SD Negeri 1 Kuripan ....................................... 67

12. Keadaan tenaga pendidik SD Negeri 2 Kuripan ....................................... 69

13. Keadaan tenaga pendidik SD Negeri 3 Kuripan ....................................... 71

14. Keadaan tenaga pendidik SD Negeri 4 Kuripan ....................................... 72

15. Data variabel X dan Y…………………….……………………...... ........ 75

16. Distribusi frekuensi hasil belajar tematik ................................................. 76

17. Distribusi frekuensi lingkungan belajar sekolah ...................................... 78

Page 16: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

ix

Halaman

18. Distribusi frekuensi motivasi belajar ....................................................... 79

19. Peringkat korelasi antara variabel bebas dan variabel terikat ................... 84

Page 17: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Paradigma penelitian .................................................................................... 41

2. Distribusi frekuensi variabel Y .................................................................... 77

3. Distribusi frekuensi variabel X1 .................................................................. 78

4. Distribusi frekuensi variabel X2 ................................................................... 80

Page 18: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Penelitian Pendahuluan di SD Negeri 1 Kuripan ............................. 99

2. Surat Penelitian Pendahuluan di SD Negeri 2 Kuripan ............................. 100

3. Surat Penelitian Pendahuluan di SD Negeri 3 Kuripan ............................. 101

4. Surat Penelitian Pendahuluan di SD Negeri 4 Kuripan ............................. 102

5. Surat Izin Uji Instrumen ............................................................................ 103

6. Surat Izin Penelitian di SD Negeri 1 Kuripan ........................................... 104

7. Surat Izin Penelitian di SD Negeri 2 Kuripan ........................................... 105

8. Surat Izin Penelitian di SD Negeri 3 Kuripan ........................................... 106

9. Surat Izin Penelitian di SD Negeri 4 Kuripan ........................................... 107

10. Surat Ketrangan dari Fakultas ................................................................. 108

11. Surat Ketrangan dari Fakultas ................................................................. 109

12. Surat Ketrangan dari Fakultas ................................................................. 110

13. Surat Ketrangan dari Fakultas ................................................................. 111

14. Surat Pemberian Izin Penelitian Pendahuluan di SD Negeri 1 Kuripan .. 112

15. Surat Pemberian Izin Penelitian Pendahuluan di SD Negeri 2 Kuripan .. 113

16. Surat Pemberian Izin Penelitian Pendahuluan di SD Negeri 3 Kuripan .. 114

17. Surat Pemberian Izin Penelitian Pendahuluan di SD Negeri 4 Kuripan .. 115

18. Surat Pemberian Izin Uji Instrumen ........................................................ 116

19. Surat Pemberian Izin Penelitian di SD Negeri 1 Kuripan ....................... 117

20. Surat Pemberian Izin Penelitian di SD Negeri 2 Kuripan ....................... 118

21. Surat Pemberian Izin Penelitian di SD Negeri 3 Kuripan ....................... 119

22. Surat Pemberian Izin Penelitian di SD Negeri 4 Kuripan ....................... 120

23. Surat Keterangan Penelitian di SD Negeri 1 Kuripan ............................. 121

24. Surat Keterangan Penelitian di SD Negeri 2 Kuripan ............................. 122

Page 19: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

xii

Halaman

25. Surat Keterangan Penelitian di SD Negeri 3 Kuripan ............................. 123

26. Surat Keterangan Penelitian di SD Negeri 4 Kuripan ............................. 124

25. Kisi-kisi Instrumen Lingkungan Belajar ................................................. 125

26. Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar ....................................................... 126

27. Instrumen Pengumpulan Data Lingkungan Belajar Sekolah

dan Motivasi Belajar yang diajukan ........................................................ 127

28. Instrumen Pengumpulan Data Lingkungan Belajar Sekolah

dan Motivasi Belajar ................................................................................ 137

29. Perhitungan Uji Validitas Instrumen Lingkungan Belajar Sekolah

dan Motivasi Belajar ................................................................................ 143

30. Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Lingkungan Belajar Sekolah

dan Motivasi Belajar ................................................................................ 147

31. Perhitungan Manual Uji Validitas Instrumen Lingkungan Belajar

Sekolah .................................................................................................... 156

32. Perhitungan Manual Uji Validitas Instrumen Motivasi Belajar .............. 164

33. Data Variabel X1 ..................................................................................... 169

34. Data Variabel X2 ..................................................................................... 173

35. Data Variabel Y ....................................................................................... 177

36. Perhitungan Uji Normamlitas X1, X2, Y ................................................ 179

37. Perhitungan Uji Linearitas X dan Y ........................................................ 189

38. Uji Hipotesis ............................................................................................ 199

39. Kesimpulan Kasil Penelitian .................................................................... 206

40. Tabel Nilai r Product Moment ................................................................. 223

41. Tabel Nilai Chi Kuadrat ........................................................................... 224

42. Tabel 0-Z Kurva Normal ......................................................................... 225

43. Tabel Distribusi F .................................................................................... 226

44. Dokumentasi Kegiatan Penelitian ............................................................ 227

Page 20: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting dalam kehidupan

manusia, karena melalui pendidikan akan dapat menciptakan manusia yang

cerdas, terampil, kreatif, berbudi pekerti luhur dan memiliki ide cemerlang

sebagai bekal untuk memperoleh masa depan yang lebih baik. Pendidikan

sering diartikan sebagai usaha sadar manusia untuk membina kepribadiannya

sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan sekitarnya.

Pendidikan mengacu pada perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor

yang berarti menghendaki adanya keseimbangan antara pengembangan

intelektual, kepribadian maupun keterampilan peserta didik. Hal inilah yang

menyebabkan pendidikan juga dipandang sebagai salah satu aspek yang

memiliki peranan pokok dalam mempersiapkan sekaligus membentuk

karakter bangsa. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Bab (1) Pasal (1) Ayat (1) menyatakan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara.

Page 21: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

2

Berdasarkan Undang-undang tersebut berarti pendidikan memiliki peranan

yang sangat penting dalam pengembangan potensi peserta didik. Adanya

undang-undang tersebut, maka pendidikan harus tetap menjadi prioritas

utama bagi seluruh komponen bangsa. Sekolah sebagai institusi pendidikan

pada dasarnya bertujuan untuk mempersiapkan anak didik menghadapi

kehidupan masa depan, dengan cara mengembangkan potensi yang

dimilikinya. Usaha tersebut akan menjadi optimal jika sekolah sebagai pusat

belajar formal bagi peserta didik, mengembangkan proses pembelajaran

dengan baik beserta seluruh aspek yang mempengaruhinya seperti sarana dan

prasarana, situasi kondusif dan faktor-faktor lainnya.

Piaget (dalam Budiningsih, 2004: 38) berpendapat bahwa anak dalam usia 7-

11 tahun berada pada perkembangan kemampuan intelektual pada tingkat

konkret operasional. Peserta didik memandang dunia sebagai keseluruhan

yang utuh tidak terpisah-pisah. Hal ini sejalan dengan pembelajaran tematik

yang merupakan suatu proses untuk memadukan materi ajar dalam mata

pelajaran atau antarmata pelajaran dengan semua aspek perkembangan anak.

Menurut Slameto (2010: 64) faktor sekolah yang mempengaruhi belajar

mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi pendidik dengan peserta didik,

relasi peserta didik dengan peserta didik, disiplin sekolah, pelajaran, waktu

sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

Menurut Dalyono (2009: 55) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar yaitu:

Page 22: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

3

1) Faktor Internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri:

a) Kesehatan

Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap

kemampuan belajar.

b) Intelegensi dan bakat

Bila seseorang mempunyai intelegensi tinggi dan bakatnya ada dalam

bidang yang dipelajari, maka proses belajarnya akan lancar dan sukses.

c) Minat dan motivasi

Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi,

sebaliknya minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang

rendah. Dan kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut

mempengaruhi keberhasilannya.

d) Cara belajar

Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya.

2) Faktor Eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri:

a) Keluarga (tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya

penghasilan, cukup atau kurangnya perhatian dan bimbingan orang tua,

rukun atau tidaknya kedua orang tua, tenang atau tidaknya situasi dalam

rumah).

b) Sekolah (kualitas pendidik, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum

dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas/perlengkapan di sekolah,

keadaan ruangan, jumlah murid per kelas, pelaksanaan tata tertib

sekolah, dan sebagainya).

c) Masyarakat dan lingkungan sekitar (keadaan lingkungan, bangunan

rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan sebagainya).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa salah

satu faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor

lingkungan sekolah. Selain itu relasi peserta didik dengan peserta didik,

peserta didik dengan pendidik juga berpengaruh karena apabila peserta didik

menyukai pendidiknya maka peserta didiknya juga menyukai pelajarannya

sehingga menumbuhkan minat anak dalam pembelajaran.

Keberhasilan hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Menurut Djaali (2009: 98) faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil

belajar berasal dari dalam diri orang yang belajar dan ada dari luar dirinya.

Faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik meliputi kesehatan,

Page 23: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

4

intelegensi, minat, motivasi, dan cara belajar, sedangkan faktor yang berasal

dari luar diri peserta didik meliputi keluarga, sekolah, masyarakat, dan

lingkungan sekitar.

Menurut Hamalik (2004: 195) lingkungan belajar di sekolah adalah kondisi

yang ada di dalam sekolah yang memiliki makna dan pengaruh tertentu pada

peserta didik. Menurut Khuluqo (2017: 41-44) menyatakan bahwa

lingkungan belajar di sekolah meliputi (1) lingkungan fisik sekolah seperti

sarana dan prasarana belajar, sumber belajar, dan media belajar; (2)

lingkungan sosial menyangkut hubungan peserta didik dengan teman-

temannya dan peserta didik dengan pendidiknya.

Uno (2013: 30) mengemukakan bahwa hakikat motivasi belajar adalah

dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk

mengadakan perubahan tingkah laku pada umumnya yang meliputi: Adanya

hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar,

adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar,

adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya lingkungan belajar yang

kondusif sehingga memungkinkan seseorang peserta didik dapat belajar

dengan baik. Satu diantara faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik

yang belajar adalah motivasi. Sardiman (2016: 75) menjelaskan bahwa

motivasi adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri peserta didik yang

menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan

belajar dan memberikan arah sehingga tujuan yang dikehendaki dapat

tercapai.

Page 24: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

5

Motivasi inilah yang akan mendorong peserta didik untuk melakukan

kegiatan belajar, adapun peran dari motivasi adalah menumbuhkan gairah,

merasa senang, semangat, dan mempunyai banyak energi untuk belajar.

Peserta didik yang memiliki motivasi belajar yang tinggi, maka akan belajar

dengan sungguh-sungguh, senang, dan semangat untuk mencapai tujuan

belajar yang tinggi. Peserta didik dengan motivasi belajar yang rendah, maka

akan belajar dengan perasaan malas dan tidak bersemangat, sehingga tujuan

belajar yang dicapai kurang maksimal, akan tetapi belum semua peserta didik

memiliki motivasi belajar yang tinggi.

Hasil belajar yang rendah bukan hanya karena kemampuan peserta didik yang

kurang, tetapi karena kurangnya motivasi belajar. Sardiman (2016: 85)

mengemukakan bahwa seorang peserta didik yang memiliki intelegensi cukup

tinggi, boleh jadi gagal karena kekurangan motivasi. Setiap peserta didik memiliki

motivasi belajar yang berbeda, ada yang tinggi dan rendah.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

motivasi belajar peserta didik harus selalu ditumbuhkan, karena kegagalan

dalam belajar tidak hanya disebabkan oleh peserta didik, tetapi mungkin dari

pendidik yang belum berhasil menumbuhkan motivasi pada peserta didik.

Pendidik dituntut mampu berperan sebagai motivator yang sangat berperan

penting dalam meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar

peserta didik. Selain itu, pendidik juga dituntut untuk lebih kreatif dalam

menyampaikan materi, misalnya dengan menggunakan metode pengajaran

yang beragam. Berdasarkan penelitian pendahuluan peneliti di SD Negeri

Page 25: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

6

Gugus Melati Kota Agung Pusat pada semester ganjil, dari bulan Juli sampai

Oktober tahun pelajaran 2018/2019. Serta hasil belajar ulangan tematik

semester ganjil kelas V tahun pelajaran 2018/2019 masih ada beberapa

peserta didik yang belum mencapai ketuntasan. Hal itu dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 1. Hasil Ulangan Harian Kelas V SD Negeri Gugus

Melati Kota Agung Pusat Tahun Pelajaran 2018/2019.

NO Nama

Sekolah

Jumlah

Peserta

Didik

KKM Nilai Angka

Persentasi

Tuntas dan

Tidak

Tuntas

keterangan

1. SD Negeri

1 Kuripan 55 70

≥ 70 21 38,18% Tuntas

< 70 34 61,82% Belum Tuntas

2. SD Negeri

2 Kuripan 62 70

≥ 70 22 35,48% Tuntas

< 70 40 64,52% Belum Tuntas

3. SD Negeri

3 Kuripan 68 70

≥ 70 26 38,23% Tuntas

< 70 42 61,77% Belum Tuntas

4. SD Negeri

4 Kuripan 65 70

≥ 70 21 32,30% Tuntas

< 70 44 67,70% Belum Tuntas

Jumlah Peserta

Didik 250

90

peserta

didik

36% Tuntas

160

peserta

didik

64% Belum Tuntas

Sumber: Dokumentasi pendidik kelas V SD Negeri Gugus Melati Kota Agung

Pusat.

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan peserta

didik yaitu 250 peserta didik. Peserta didik memperoleh nilai diatas kriteria

ketuntasan minimal (KKM) Sebanyak 90 peserta didik sebesar 36 persentasi

peserta didik yang tuntas, sedangkan 64 atau sebanyak 160 peserta didik yang

belum tuntas pada pembelajaran tematik. Berdasarkan uraian di atas, maka

Page 26: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

7

peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian korelasi dengan judul

“Hubungan Lingkungan Belajar Sekolah dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil

Belajar Peserta Didik Kelas V SD Negeri Gugus Melati Kota Agung Pusat.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka dapat

diidentifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Lingkungan belajar di sekolah yang kurang baik.

2. Kurangnya motivasi belajar peserta didik.

3. Masih ada beberapa peserta didik yang belum mencapai ketuntasan.

4. Kurangnya sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran

5. Terdapat peserta didik yang tidak bersungguh-sungguh dalam belajar.

6. Hasil belajar peserta didik masih rendah.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka perlu

adanya batasan masalah agar penelitian ini tidak menyimpang dari pokok

permasalahan. Peneliti memberi batasan yaitu hasil belajar tematik Y),

lingkungan belajar sekolah ( ), motivasi belajar ( ).

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah disebutkan

sebelumnya, diperoleh rumusan masalah sebagai berikut.

1. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan

belajar sekolah terhadap hasil belajar peserta didik kelas V SD Negeri

Gugus Melati Kota Agung Pusat?

Page 27: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

8

2. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi

belajar terhadap hasil belajar peserta didik kelas V SD Negeri Gugus

Melati Kota Agung Pusat?

3. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan

belajar sekolah dan motivasi belajar terhadap hasil belajar peserta didik

kelas V SD Negeri Gugus Melati Kota Agung Pusat?

4. Apakah terdapat hubungan hubungan yang positif dan signifikan antara

lingkungan belajar di sekolah dan motivasi belajar secara bersama-sama

terhadap hasil belajar peserta didik kelas V SD Negeri Gugus Melati Kota

Agung Pusat?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan

belajar sekolah terhadap hasil belajar peserta didik kelas V SD Negeri

Gugus Melati Kota Agung Pusat.

2. Untuk mengetahui hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi

belajar terhadap hasil belajar peserta didik kelas V SD Negeri Gugus

Melati Kota Agung Pusat.

3. Untuk mengetahui hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan

belajar sekolah dan motivasi belajar belajar peserta didik kelas V SD

Negeri Gugus Melati Kota Agung Pusat.

4. Untuk mengetahui hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan

belajar sekolah dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap hasil

belajar peserta didik kelas V SD Negeri Gugus Melati Kota Agung Pusat.

Page 28: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

9

F. Manfaat Penelitian

Setelah melaksanakan proses penelitian, penelitian ini diharapkan dapat

bermanfaat bagi:

1. Peserta didik

Membantu peserta didik dalam memahami dan menguasai lingkungan

belajar di sekolah dan motivasi belajar untuk meningkatkan hasil belajar

tematik peserta didik.

2. Pendidik

Memberikan informasi kepada pendidik untuk meningkatkan lingkungan

belajar di sekolah dan motivasi belajar peserta didik, sehingga hasil

belajar tematik peserta didik dapat meningkat.

3. Kepala Sekolah

Dapat menjadi acuan untuk mengoptimalkan lingkungan belajar di

sekolah untuk pembelajaran tematik dalam upaya meningkatkan mutu

pembelajaran di SD Negeri Gugus Melati Kota Agung Pusat.

4. Peneliti dan Peneliti Lanjutan

Penelitian ini mengkaji hubungan lingkungan belajar sekolah dan

motivasi belajar terhadap hasil belajar. Oleh karena itu bagi peneliti

lanjutan untuk mengkaji hasil belajar dengan variabel lainya.

Page 29: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

10

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini meliputi.

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah ex-postfacto korelasi.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas V SD Negeri Gugus

Melati Kota Agung Pusat dengan jumlah 250 peserta didik.

3. Objek Penelitian

Objek dpenelitan ini adalah lingkungan belajar di sekolah dan motivasi

belajar serta hasil belajar peserta didik kelas V SD Negeri Gugus Melati

Kota Agung Pusat.

4. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah SD Negeri Gugus Melati Kota Agung Pusat

yang berada di jalan Samudra, Kecamatan Kota Agung, Kabupaten

Tanggamus, Provinsi Lampung.

5. Waktu Penelitian

Waktu penelitan ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai Oktober pada semester

ganjil tahun pelajaran 2018/2019.

Page 30: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

11

II. KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran

a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu proses atau upaya yang dilakukan setiap

individu untuk mendapatkan perubahan tingkah laku, baik dalam

bentuk pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai positif sebagai

suatu pengalaman dari berbagai materi yang telah dipelajari. Slameto

(2015: 2) menjelaskan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya.

Khuluqo (2017: 1) belajar adalah suatu aktivitas dimana terdapat

sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi

mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk mencapai hasil yang optimal.

Susanto (2013: 4) menjelaskan bahwa belajar adalah suatu aktivitas

yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar

untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan

baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan

Page 31: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

12

perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun

dalam bertindak.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

belajar adalah proses perubahan secara keseluruhan. Baik perubahan

secara kognitif, kecakapan atau tingkah laku, dan perubahan itu terjadi

karena pengalaman, latihan, dan interaksi dengan lingkungannya. Hal

tersebut terdapat sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak

mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk mencapai

hasil yang optimal.

b. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu proses interaksi peserta didik dengan

pendidik atau sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Khuluqo

(2017: 52) menjelaskan bahwa pembelajaran adalah segala upaya

yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada peserta

didik. Karwono dan Mularsih (2012: 21) menjelaskan bahwa

pembelajaran sebagai perangkat acara peristiwa eksternal yang

dirancang untuk mendukung terjadinya beberapa proses belajar, yang

sifatnya internal.

Komalasari (2011: 3) pembelajaran adalah suatu sistem atau proses

membelajarkan subjek didik yang direncanakan atau didesain,

dilaksanakan, dan pembelajaran secara sistematis agar subjek didik

dapat mencapai tujuan pembelajaran. Thobroni (2015: 17)

menjelaskan bahwa pembelajaran adalah suatu perubahan perilaku

Page 32: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

13

yang relatif tetap dan merupakan hasil praktik yang diulang-ulang.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh pendidik maupun

faktor eksternal lainnya. Pembelajaran yang terancang dengan baik

akan mendukung terjadinya proses belajar pada diri peserta didik,

sehingga peserta didik dapat meningkatkan hasil belajarnya

c. Hasil Belajar

Bentuk nyata yang dapat dilihat dan dirasakan dari kegiatan belajar

adalah hasil belajar. Susanto (2013: 5) hasil belajar adalah perubahan

perubahan yang terjadi pada diri peserta didik, baik yang menyangkut

aspek kognitif, apektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan

belajar.

Dimyati dan Mudjiono (2013: 5) menjelaskan hasil belajar adalah

hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah

diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang

diperoleh peserta didik menjadi acuan untuk melihat penguasaan

peserta didik dalam menerima materi pelajaran.

Bloom dalam Sudjana (2009: 22) menjelaskan bahwa hasil belajar

terbagi menjadi tiga ranah yaitu:

1) Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari

enam aspek yaitu pengetahuan, ingatan, pemahaman,

aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

2) Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni

penerimaan, reaksi, Penelitian, organisasi, dan internalisasi.

Page 33: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

14

3) Ranah Psikomotorik

Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik,

yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar,

kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan,

gerakan keterampilan kompleks, gerakan ekspresif dan

interpretatif.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

hasil belajar adalah bentuk nyata setelah peserta didik melakukan

kegiatan belajar. Hasil belajar dalam penelitian ini menggunakan nilai

ulangan harian tematik peserta didik kelas V SD Negeri Gugus Melati

Kota Agung Pusat tahun 2018/2019

d. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Slameto (2015: 54) berpendapat bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi dua, yaitu faktor

internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada di

dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor eksternal

adalah faktor yang ada di luar individu. Caroll dalam Sudjana (2009:

40) berpendapat bahwa hasil belajar yang dicapai peserta didik

dipengaruhi oleh lima faktor yaitu; bakat belajar, waktu yang tersedia

untuk belajar, waktu yang diperlukan peserta didik untuk menjelaskan

pelajaran, kualitas pengajaran, dan kemampuan individu.

Dalyono (2009: 55) mengemukakan faktor-faktor yang menentukan

pencapaian hasil belajar yaitu:

1) Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri,

seperti kesehatan, interegensi, bakat, minat, motivasi, dan

cara belajar.

Page 34: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

15

2) Faktor-faktor lingkungan meliputi;

a. Keluarga, seperti pendidikan orang tua, besar kecilnya

penghasilan orang tua, perhatian orang tua, dan keadaan

rumah.

b. Sekolah, berupa kualitas pendidik, metode mengajar,

kurikulum, fasilitas di sekolah, jumlah peserta didik per

kelas, dan pelaksanaan tata tertib sekolah.

c. Masyarakat, misalnya pendidikan masyarakat dan moral

sekitar.

d. Lingkungan sekitar misalnya bangunan rumah, suasana

sekitar, keadaan lalu lintas, dan iklim.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, faktor yang

mempengaruhi pada peserta didik itu sendiri bisa faktor internal

maupun faktor eksternal. Contoh dari faktor internal seperti kesehatan,

bakat, minat dan lain-lain, sedangkan yang berdasarkan faktor

eksternal atau lingkungan seperti keluarga, sekolah, masyarakat dan

lingungan sekitar.

2. Pembelajaran Tematik

a. Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah suatu pembelajaran yang

menggabungkan beberapa materi pelajaran dan menyajikannya ke

dalam sebuah tema atau topik. Suryosubroto (2009: 133) menyatakan

bahwa pembelajaran tematik dapat diartikan suatu kegiatan

pembelajaran yang mengintegrasikan materi beberapa mata pelajaran

dalam satu tema/topik pembahasan. Sutirjo dan Mamik dalam

Suryosubroto (2009: 133) mengemukakan bahwa pembelajaran

tematik merupakan satu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan,

Page 35: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

16

keterampilan, nilai atau sikap pembelajar, serta pemikiran yang kreatif

dengan menggunakan tema. pembelajaran tematik dilakukan untuk

mengupayakan suatu perbaikan kualitas pendidikan.

Trianto (dalam Hardiyanto, 2014: 32) menjelaskan bahwa

pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang

menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran,

sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna pada peserta didik.

Melalui pembelajaran tematik, peserta didik dapat memperoleh

pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk

menerima, menyimpan, dan menerapkan konsep yang telah

dipelajarinya, dengan demikian peserta didik terlatih untuk

menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara

menyeluruh (holistik), bermakna, autentik, dan aktif.

Rusman (2011: 254) menjelaskan pembelajaran tematik adalah salah

satu model dalam pembelajaran terpadu yang merupakan suatu sistem

pembelajaran yang memungkinkan peserta didik, baik secara

individual maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep

serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan autentik.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

pembelajaran tematik adalah suatu kegiatan pembelajaran yang

megintegrasikan aspek pengetahuan, keterampilan, nilai atau sikap,

serta pemikiran dalam sebuah materi pelajaran menggunakan tema

atau topik. Melalui pembelajaran tematik, peserta didik dapat

Page 36: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

17

memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah

kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan menerapkan konsep yang

telah dipelajarinya.

b. Tujuan Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik memiliki beberapa tujuan, diantaranya Trianto

(2011: 52) menyatakan tujuan pembelajaran tematik yaitu:

1) Meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara

bermakna.

2) Mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah, dan

memanfaatkan informasi.

3) Menumbuhkembangkan sikap positif, kebiasaan baik, dan

nilai-nilai luhur yang diperlukan dalam kehidupan.

4) Menumbuhkembangkan keterampilan sosial seperti

bekerjasama, tolerasi, komunikasi, serta menghargai

pendapat orang lain.

Kemendikbud (2013: 193) menyatakan tujuan tematik sebagai berikut.

1) Mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik

tertentu.

2) Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai

kompetensi mata pelajaran dalam tema yang sama.

3) Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih

mendalam dan berkesan.

4) Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan

mengaitkan berbagai mata pelajaran lain dengan

pengalaman pribadi peserta didik.

5) Lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi

dalam situasi nyata, seperti: bercerita, bertanya, menulis

sekaligus mempelajari pelajaran yang lain.

6) Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi

yang disajikan dalam konteks tema yang jelas.

7) Pendidik dapat menghemat waktu, karena mata pelajaran

yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus

dan diberikan dalam 2 atau 3 pertemuan bahkan lebih dan

atau pengayaan.

8) Budi pekerti dan moral peserta didik dapat ditumbuh

kembangkan dengan mengangkat sejumlah nilai budi

pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi.

Page 37: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

18

Beberapa tujuan pembelajaran tematik menurut Majid (2014: 83)

yaitu:

1) Memusatkan perhatian peserta didik dengan mudah pada satu

tema atau materi yang jelas.

2) Mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar mata

pelajaran dalam tema yang sama dengan kata lain mengaitkan

tema pelajaran satu dengan yang lain yang mempunyai

keterkaitan.

3) Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan

berkesan; biasa disebut dengan pembelajaran bermakna.

4) Memudahkan pendidik dalam mempersiapkan dan menyajikan

bahan ajar yang efektif.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

tujuan pembelajaran tematik adalah memusatkan perhatian peserta

didik, memudahkan peserta didik dalam memahami materi,

mengembangkan berbagai keterampilan peserta didik, menghemat

waktu pendidik, serta memudahkan pendidik dalam mempersiapkan

bahan ajar yang efektif. Serta pemahaman terhadap materi pelajaran

lebih mendalam, berkesan dan bermakna.

c. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Sebagai suatu model pembelajaran, pembelajaran tematik memiliki

beberapa karakteristik Majid (2014: 89) mengemukakan bahwa

karakteristik pembelajaran tematik sebagai berikut:

1) Berpusat pada peserta didik.

2) Memberikan pengalaman langsung.

3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas.

4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran.

5) Bersifat fleksibel.

6) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain

Page 38: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

19

Karakteristik pembelajaran tematik, menurut Tim Pengembang PGSD

dalam Dismawan (2014: 19) yaitu sebagai berikut.

1) Holistik, suatu gejala atau peristiwa yang menjadi pusat

perhatian dalam pembelajaran tematik diamati dan dikaji

dari beberapa bidang studi sekaligus, tidak dari sudut

pandang yang terkotak- kotak.

2) Bermakna, pengkajian suatu fenomena dari berbagai

macam aspek, memungkinkan terbentuknya semacam

jalinan antar skemata yang dimiliki oleh peserta didik,

3) Autentik, pembelajaran tematik memungkinkan peserta

didik memahami secara langsung konsep dan prinsip

4) Aktif, pembelajaran tematik dikembangkan dengan

berdasar pada pendekatan diskoveri inkuiri, mulai dari

perencanaan, pelaksanaan, hingga proses evaluasi.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

karakteristik pembelajaran tematik yaitu (1) pembelajaran berpusat

pada peserta didik; (2) memberikan peserta didik pengalaman

langsung; (3) pembelajaran yang terpadu; (4) bersifat fleksibel.

Pembelajaran tematik juga memungkinkan peserta didik memahami

konsep dan prinsip yang ingin dipelajari; (5) belajar sambil bermain.

d. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan,

Khasanah dalam Suryosubroto (2009: 10) menyebutkan kelebihan

pembelajaran tematik yaitu sebagai berikut.

1) Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan

peserta didik

2) Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat

perkembangan dan kebutuhan peserta didik

3) Hasil belajar akan bertambah lebih lama karena lebih

berkesan dan bermakna

4) Menumbuhkan keterampilan sosial, seperti bekerja sama,

toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang

lain.

Page 39: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

20

Majid (2014: 92) menyebutkan kelebihan pembelajaran tematik yaitu:

1) Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan

peserta didik

2) Memberi pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang

relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan

peserta didik

3) Hasil belajar dapat bertahan lebih lama karena lebih

berkesan dan bermakna.

4) Mengembangkan keterampilan berpikir peserta didik sesuai

dengan persoalan yang dihadapi.

5) Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerja sama.

6) Memiliki sikap toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap

gagasan orang lain.

7) Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan

persoalan yang dihadapi dalam lingkungan peserta didik.

Selain kelebihan tersebut pembelajaran tematik juga memiliki beberapa

kekurangan serta keterbatasan terutama dalam pelaksanaannya. Puskur,

blitbang diknas dalam Majid (2014: 93) beberapa aspek keterbatasan

pembelajaran tematik yaitu sebagai berikut.

1) Aspek pendidik

Pendidik harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi,

keterampilan metodologis yang handal, rasa percaya diri yang

tinggi, dan berani mengemas dan mengembangkan materi.

2) Aspek peserta didik

Pembelajaran terpadu menuntut kemampuan belajar peserta

didik yang relatif “baik”, baik dalam kemampuan akademik

maupun kreativitasnya.

3) Aspek sarana dan sumber pembelajaran

Pembelajarn terpadu memerlukan bahan bacaan atau sumber

informasi yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga

fasilitas internet.

4) Aspek kurikulum

Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pemcapaian

ketuntasan pemahaman siswa (bukan pada pencapaian target

pencapaian materi).

5) Aspek penilaian

Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian yang

menyeluruh (komprehensif).

Page 40: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

21

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

pembelajaran tematik memiliki banyak sekali kelebihan diantaranya

menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan peserta

didik, pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat

perkembangan dan kebutuhan peserta didik hasil belajar akan

bertambah lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna,

menumbuhkan keterampilan sosial, seperti bekerja sama, toleransi,

komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

Sedangkan kekurangan pembelajaran tematik banyak ditemui dalam

pelaksanaannya seperti sumber dan media belajar yang belum

memadai, kekurangannya wawasan, keterampilan serta kemampuan

pendidik dalam menerapkan pembelajaran tematik dan peserta didik

dituntut aktif serta memiliki kemampuan akademik dan kreatifitas

yang tinggi.

3. Lingkungan Belajar di Sekolah

Lingkungan merupakan suatu tempat dimana terjadi proses interaksi antara

manusia yang satu dengan manusia yang lainnya. Lingkungan merupakan

tempat seseorang berinteraksi baik dengan orang di sekitarnya maupun

dengan alam. Menurut Karwono dan Mularsih (2010: 22) lingkungan

adalah segala sesuatu yang ada di luar diri individu. Munib (2004: 76)

menyatakan, secara umum lingkungan diartikan sebagai kesatuan ruang

dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk

manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perilaku

kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Page 41: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

22

Menurut Suryabrata (2009: 233) lingkungan adalah segala sesuatu yang

berada di luar individu dimana dalam keseluruhan tingkah lakunya

individu tersebut berinteraksi dengan lingkungannya, baik disadari

maupun tidak disadari, langsung maupun tidak langsung. Uraian tersebut

menunjukkan bahwa lingkungan belajar adalah suatu tempat atau keadaan

yang mempengaruhi perubahan tingkah laku manusia. Perubahan yang

diakibatkan lingkungan merupakan aktivitas antara manusia dan

lingkungannya. sehingga terjadi proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak

mengerti menjadi mengerti. Semakin kuat pengaruh lingkungan tersebut,

maka perubahan yang terjadi pada subjek belajar akan semakin tinggi.

Menurut Hamalik (2004: 195) lingkungan belajar di sekolah adalah

kondisi yang ada di dalam sekolah yang memiliki makna dan pengaruh

tertentu pada peserta didik. Menurut Khuluqo (2017: 41 - 44) menyatakan

bahwa lingkungan belajar di sekolah meliputi:

1) Lingkungan fisik sekolah seperti sarana dan prasarana belajar,

sumber belajar, dan media belajar

2) Lingkungan sosial menyangkut hubungan peserta didik dengan

teman-temannya dan peserta didik dengan pendidiknya.

Walgito (2004: 155) mengemukakan apabila berbicara tentang lingkungan

belajar di sekolah, maka akan membahas masalah yang berhubungan

dengan tempat, alat-alat belajar, suasana, waktu, dan pergaulan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

lingkungan belajar di sekolah adalah suatu keadaan atau kondisi yang

dapat mendukung perubahan tingkah laku dalam diri seseorang untuk

melakukan kegiatan belajar. Kondisi lingkungan sekolah dan hubungan

Page 42: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

23

antara pendidik dengan peserta didik maupun peserta didik dengan peserta

didik yang baik akan menciptakan kenyamanan bagi peserta didik dalam

belajar sehingga akan lebih mudah untuk mencapai hasil belajar yang

maksimal. Indikator yang Peneliti gunakan dari lingkungan belajar di

sekolah adalah tempat belajar, alat-alat belajar, suasana,waktu, dan

pergaulan di sekolah.

a. Pengertian Lingkungan

Lingkungan merupakan tempat seseorang berinteraksi baik dengan

orang disekitarnya maupun dengan alam. Rohani (2010: 22)

lingkungan adalah “segala sesuatu yang ada diluar diri individu”.

Menurut Supardi (2003:2) menyatakan lingkungan adalah “jumlah

semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada di dalam

ruang yang kita tempati”. Sedangkan menurut Fuad (2008: 16).

Lingkungan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berada

diluar diri anak. Lingkungan dapat berupa hal-hal yang nyata

seperti tumbuhan, orang keadaan, politik, sosial-ekonomi,

binatang, kebudayaan, kepercayaan dan upaya lain yang

dilakukan manusia yang termasuk didalamnya pendidikan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti sependapat dengan

teori Fuad karena lingkungan merupakan semua kondisi-kondisi

dalam dunia ini yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi

kelangsungan prilaku yang berada di luar diri anak dan kesejahteraan

manusia serta makhluk hidup lainnya yang berupa nyata.

Page 43: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

24

b. Macam-macam Lingkungan

Usaha mengembangkan lingkungan dapat ditempuh dengan cara

menggolongkan lingkungan tersebut. Macam-macam lingkungan

menurut Suhartono (2009: 89) menyatakan bahwa lingkungan

pendidikan digolongkan menjadi tiga, yaitu:

1) Lingkungan keluarga, disebutkan juga lingkungan pertama.

2) Lingkungan sekolah, disebutkan lingkungan kedua.

3) Lingkungan masyarakat, disebutkan lingkungan ketiga.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan

bahwa macam-macam lingkungan meliputi lingkungan keluarga,

lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

c. Lingkungan Belajar Sekolah

Lingkungan belajar di sekolah adalah tempat dimana kegiatan belajar

berlangsung. Hasbullah (2011: 52) mendefinisikan lingkungan

belajar adalah “sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat

dalam proses pendidikan (pakaian, keadaan rumah, alat permainan,

buku-buku, alat peraga, dan lain- lain)”. Sedangkan menurut Rohani

(2010: 148) menyatakan bahwa:

Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting

terhadap hasil perbuatan belajar. Lingkungan fisik yang

menguntungkan dan memenuhi syarat minimal mendukung

meningkatnya intensitas proses perbuatan belajar peserta didik

dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan

pengajaran.

Page 44: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

25

Lebih lanjut Sukmadinata (2009: 5) menyatakan bahwa lingkungan

belajar di sekolah meliputi:

1. Lingkungan fisik sekolah seperti sarana dan prasarana

belajar, sumber-sumber belajar, dan media belajar.

2. Lingkungan sosial menyangkut hubungan siswa dengan

teman- temannya dan siswa dengan pendidik-pendidiknya.

3. Lingkungan akademis yaitu suasana sekolah dan

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan berbagai

kegiatan kurikuler.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan

bahwa terdapat tiga jenis lingkungan belajar di sekolah yaitu

lingkungan fisik, lingkungan sosial, lingkungan akademis yang

melibatkan peserta didik, pendidik, sarana dan prasarana, sumber-

sumber, media belajar, hingga susana belajar di sekolah. Berbagai

hal tersebut berpengaruh terhadap kegiatan belajar serta prestasi

belajar yang di peroleh peserta didik, namun dalam penelitian ini

akan difokuskan pada lingkungan fisik dan lingkungan sosial.

4. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi.

Santrock (dalam Mardianto, 2012: 186) menjelaskan motivasi adalah

proses yang member semangat, arah, dan kegigihan prilaku, yang

artinya perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi,

terarah dan bertahan lama. Suryabrata dalam Djaali (2009: 101)

menyatakan bahwa motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri

seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu

Page 45: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

26

guna pencapaian suatu tujuan. Sardiman (2016: 73) berpendapat

motivasi dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di

dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi

tercapainya suatu tujuan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

motivasi adalah suatu dorongan dari dalam individu untuk bisa

melakukan suatu tindakan dengan cara tertentu sesuai dengan tujuan

yang sudah direncanakan. Motivasi ini termasuk dalam alat jiwa yang

di gunakan untuk bertindak sebagai alat gerak atau daya dorong untuk

melalakukan aktivitas tertentu guna tercapainya suatu tujuan.

b. Karakteristik Motivasi Belajar

Ada beberapa ciri peserta didik yang mempunyai motivasi belajar yang

tinggi. Ini dapat dikenali melalui proses belajar mengajar di kelas.

Sebagaimana dikemukakan oleh Brown (2011: 28) sebagai berikut.

1) Tertarik kepada peserta didik.

2) Tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan.

3) Mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan

perhatiannya terutama kepada peserta didik.

4) Ingin selalu bergabung dalam kelompok kelas.

5) Ingin identitasnya diakui oleh orang lain.

6) Selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali.

7) Selalu terkontrol oleh lingkungannya.

Sardiman (2016: 93) mengemukakan bahwa ciri-ciri motivasi yang

ada pada diri seseorang sebagai berikut.

1) Tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja secara

terus menerus dalam waktu yang lama.

Page 46: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

27

2) Ulet menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa, tidak

cepat puas atas prestasi yang diperoleh.

3) Lebih suka bekerja sendiri dan tidak bergantung kepada

orang lain.

4) Tidak cepat bosan dengan tugas-tugas rutin.

5) Dapat mempertahankan pendapatnya.

6) Tidak mudah melepaskan apa yang di yakini, senang

mencari, dan memecahkan masalah.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

dorongan pemeberian motivasi di dalam proses belajar agar peserta

didik dengan mudah memiliki keantusiasan belajar. Motivasi belajar

menjadikan peserta didik lebih aktif dan mudah mencapai tujuan

pembelajaran. Perlunya upaya yang harus dilakukan oleh seseorang

pendidik dalam menimbulkan motivasi belajar peserta didik.

c. Pengertian Motivasi Belajar

Uno (2013: 23) motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal

pada peserta didik. Peserta didik yang sedang belajar untuk

mengadakan perubahan tingkah laku, dengan indikator atau unsur yang

mendukung. Sardiman (2016: 75) menjelaskan bahwa motivasi belajar

adalah keseluruhan daya penggerak dari dalam diri peserta didik yang

menimbulkan keinginan belajar, yang menjamin kelangsungan

kegiatan belajar dan memberi arah pada kegitan belajar sehingga

tujuan yang oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

Koeswara dalam Dimyati dan Mudjiono (2013: 80) mengartikan

motivasi belajar sebagai kekuatan mental yang mendorong terjadinya

belajar. Kekuatan mental tersebut berupa keinginan, perhatian,

kemauan atau cita-cita. Adanya keinginan atau cita-cita, maka peserta

Page 47: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

28

didik akan bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran.

Peserta didik akan memperhatikan penjelasan dari pendidik dan ikut

berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Motivasi merupakan

faktor kunci dalam pembelajaran dan prestasi peserta didik di semua

jenjang sekolah.

Uno (2013: 23) menyebutkan indikator motivasi belajar dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil.

Jika pada ujian peserta didik tidak dapat menjawab maka

akan muncul motif untuk mencontek karena ingin

mempertahankan diriya, agar tidak dimarahi oleh orang tua

karena memperoleh nilai yang buruk. Motif tersebut mungkin

berasal dari dorongan mempertahankan diri yaitu motif yang

menyebabkan malu karena tidak dapat memperoleh nilai

yang baik atau takut dimarahi orang tua karena memperoleh

nilai yang jelek.

2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

Seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada yang

mendorongnya. Motivasilah sebagai dasar penggeraknya

yang mendorong seseorang untuk belajar.

3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan.

Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar instrinsik

maupun ekstrinsik, sebab tercapainya suatu cita-cita akan

mewujudkan aktualisasi diri.

4) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.

Jika seseorang menghadapi tantangan dan peserta didik

merasa yakin dirinya mampu, maka biasanya orang tersebut

akan mencoba melakukan kegiatan tersebut.

5) Adanya lingkungan belajar yang kondusif.

Selama perkembangannya individu selalu berinteraksi dengan

lingkungannya. Peserta didik selalu berusaha untuk

menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Keiginan untuk

menyesuaikan diri sesungguhnya berpangkal pada dorongan,

kebutuhan, motif asli atau motif yang menimbulkan perbuatan

makan untuk hidup bersama dengan lingkungannya.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

Motivasi belajar adalah daya dorongan internal maupun eksternal

Page 48: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

29

yang memberikan arah pada seorang peserta didik untuk melakukan

suatu perubahan dalam belajar baik kognitif, afektif, dan psikomotor

untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Dengan indikator (1)

adanya hasrat dan keinginan berhasil, (2) adanya dorongan dan

kebutuhan dalambelajar, dan (3) adanya harapan dan cita–cita di masa

depan, (4) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, (5) adanya

lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seseorang

peserta didik dapat belajar dengan baik.

d. Fungsi Motivasi Belajar

Proses belajar motivasi sangatlah diperlukan sebab seseorang yang

tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin dapat

melakukan aktivitas belajar. Motivasi sangat penting bagi peserta didik

dalam proses pencapain tujuan belajar yang diharapkan.

Sardiman (2016: 85) menjelaskan fungsi-fungsi motivasi, yaitu:

1) Mendorong manusia untuk berbuat jadi sebagai penggerak

atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini

merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan

dikerjakan.

2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang

hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat

memberikan arah dari kegiatan yang harus dikerjakan sesuai

dengan rumusan tujuannya.

3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-

perbuatan yang harus dikerjakan secara serasi guna mencapai

tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak

bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Djamarah (2011: 157) mengungkapkan fungsi-fungsi motivasi

diantaranya adalah sebagai berikut.

Page 49: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

30

1) Motivasi sebagai pendorong perbuatan.

Motivasi yang berfungsi sebagai pendorong ini

mempengaruhi sikap apa yang seharusnya peserta didik ambil

dalam rangka belajar.

2) Motivasi sebagai penggerak perbuatan.

Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak

didik ini merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung yang

kemudian terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik.

3) Motivasi sebagai pengarah perbuatan.

Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana

perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang

diabaikan.

Fungsi motivasi menurut Hamalik (2015: 108) adalah:

1) Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan. Tanpa

motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya

belajar.

2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan

perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya

menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya

motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu

pekerjaan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

fungsi motivasi dalam kegiatan belajar adalah sebagai pendorong,

penggerak, penyeleksi perbuatan, mengarahkan kegiatan belajar,

memberikan semangat serta menyadarkan tentang adanya proses

belajar yang berkesinambungan guna tercapainya tujuan belajar.

Motivasi belajar sangat mempengaruhi hasil belajar peserta didik,

apabila tingkat motivasi belajar peserta didik tinggi, maka akan

berdampak pada hasil belajar yang maksimal. Namun sebaliknya

apabila motivasi peserta didik rendah, maka hasil belajar peserta didik

juga kurang maksimal.

Page 50: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

31

e. Prinsip Motivasi Belajar

Motivasi memiliki beberapa prinsip. Djamarah (2011: 153)

menjelaskan bahwa ada beberapa prinsip motivasi belajar yaitu.

1) Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong

aktivitas belajar.

2) Seseorang akan melakukan aktivitas belajar karena ada

yang mendorongnya. Motivasilah sebagai dasar penggerak

yang mendorong seseorang untuk belajar. Apabila

seseorang sudah termotivasi untuk belajar, maka peserta

didik akan melakukan aktivitas belajar dalam rentang waktu

tertentu. Motivasi dikatakan sebagai dasar penggerak yang

mendorong aktivitas belajar seseorang.

3) Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik

dalam belajar.

4) Peserta didik yang memiliki motivasi intrinsik akan

memiliki semangat belajar yang kuat.

5) Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman.

6) Memuji berarti memberikan penghargaan. Dengan pujian

akan memberikan semangat kepada anak untuk

meningkatkan hasil belajarnya, Sedangkan hukuman

diberikan dengan tujuan untuk memberhentikan perilaku

negatif kepada anak.

7) Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam

belajar.

Donald dalam Sardiman (2016: 74), berpendapat bahwa ada tiga

elemen penting dalam prinsip motivasi yaitu:

1) Bahwa motivasi mengawali terjadinya perubahan energi

pada diri setiap individu, karena motivasi menyangkut

perubahan energi manusia maka penampakannya akan

menyangkut kegiatan fisik manusia.

2) Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/ feeling, afeksi

seseorang. Motivasi relevan dengan persoalan kejiwaan,

afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku

manusia.

3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. motivasi

muncul dari dalam diri seseorang, namun kemunculannya

karena terangsang oleh adanya unsur lain, dalam hal ini

adalah tujuan.

Page 51: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

32

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

motivasi belajar memiliki prinsip motivasi yang penting dalam

kegiatan pembelajaran. Agar prinsip motivasi lebih optimal, maka

prinsip-prinsip motivasi tidak hanya sekedar diingat saja, namun perlu

diterapkan dalam setiap proses pembelajaran. Menerapkan prinsip-

prinsip yang ada dapat membuat peserta didik makin dapat termotivasi

pada proses pembelajaran.

f. Jenis-jenis Motivasi dalam Belajar

Motivasi yang dimiliki siswa biasanya lebih dari satu faktor, ada

peserta didik yang termotivasi belajar untuk mendapatkan prestasi

yang baik maupun penghargaan dari pendidik pada proses belajar.

Menurut Sardiman (2016: 89) motivasi belajar terbagi menjadi 2 jenis yaitu:

1) Motivasi instrinsik adalah motivasi secara alamiah atau

murni dari diri peserta didik itu sendiri sebagai wujud

adanya kesadaran diri sendiri. Motivasi yang ada pada diri

setiap orang memiliki ciri-ciri yaitu:

a. Tekun menghadapi tugas.

b. Ulet menghadapi kesulitan.

c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam

masalah.

d. Lebih senang bekerja sendiri.

e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin.

f. Dapat mempertahankan pendapatnya.

g. Tidak mudah melepaskan hal yang telah

diyakininya.

h. Senang memecahkan masalah secara mandiri.

2) Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan

berfungsi karena adanya perangsang dari luar dari diri

peserta didik. Contohnya keluarga, fasilitas, jadwal,

lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

Page 52: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

33

Dalyono (2009: 57) membagi motivasi belajar menjadi dua macam yaitu :

1) Motivasi intrinsik yaitu dorongan yang datang dari hati,

umumnya karena dorongan bakat apabila ada kesesuaian

dengan bidang yang dipelajari.

2) Motivasi ekstrinsik yaitu dorongan yang datang dari luar diri

(lingkungan), misalnya dari orang tua, pendidik, teman-

teman dan anggota masyarakat.

Syah (2010: 153) menjelaskan bahwa ada perkembangannya, motivasi

dibedakan menjadi dua macam yaitu :

1) Motivasi internal adalah perasaan menyenangi materi dan

kebutuhannya terhadap materi tersebut, misalnya untuk

kehidupan masa depan peserta didik yang bersangkutan.

2) Motivasi eksternal adalah hal atau keadaan yang datang dari

luar individu yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan

belajar.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

jenis motivasi belajar terdiri dari motivasi intrinsik dan ekstrinsik

keduanya sangat diperlukan peserta didik dalam kegiatan belajarnya.

Pendidik dan orang tua sangat berperan penting untuk turut serta

menumbuhkan dan menjaga motivasi peserta didik dalam belajar

dengan memberikan dorongan yang postif bagi peserta didik.

g. Cara Membangkitkan Motivasi Belajar Peserta Didik

Motivasi merupakan salah satu aspek utama bagi keberhasilan siswa

dalam belajar. Ada beberapa cara dalam membangkitkan motivasi

belajar peserta didik. Menurut Sardiman (2016: 92), yaitu:

1) Memberi angka. Angka dalam hal ini sebagai simbol nilai dari

kegiatan belajar peserta didik selama disekolah. Angka yang

baik merupakan motivasi yang kuat bagi peserta didik.

2) Memberi Hadiah. Contoh pemberian hadiah pada akhir

semester kepada peserta didik yang mendapat nilai tertinggi.

3) Saingan atau kompetisi. Digunakan sebagai alat motivasi untuk

saling mendorong belajar peserta didik.

Page 53: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

34

4) Ego-involvement. Seseorang akan berusaha dengan segenap

tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga

harga dirinya.

5) Memberi ulangan. Para peserta didikakan menjadi giat belajar

jika mengetahui akan ada ulangan, sehingga peserta didik akan

belajar.

6) Mengetahui hasil. Mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau

terjadi kemajuan, akan mendorong peserta didik untuk lebih

giat belajar.

7) Pujian. Apabila ada peserta didik yang sukses berhasil

menyelesaikan tugas dengan baik, maka diberikan pujian.

8) Hukuman. Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi

jika diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.

9) Hasrat untuk belajar. unsur kesengajaan, yaitu maksud untuk

belajar.

Menurut Djamarah (2011: 148) dalam usaha untuk meningkatkan

motivasi belajar peserta didik ada beberapa cara yaitu:

1) Membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk dapat

belajar dengan baik.

2) Menjelaskan secara konkret kepada peserta didik apa yang

dapat dilakukan pada akhir pengajaran.

3) Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai peserta

didik sehingga dapat merangsang untuk mendapat prestasi

yang lebih baik dikemudian hari.

4) Membentuk kebiasaan belajar yang baik.

5) Membantu kesulitan belajar yang baik.

6) Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual

maupun kelompok.

7) Menggunakan metode yang bervariasi yang dapat

memotivasi peserta didik.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, peneliti menyimpulkan terdapat cara

yang dapat digunakan pendidik untuk menumbuhkan motivasi belajar

peserta didik. Para pendidik dan orang tua harus mampu dalam

menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar peserta didik guna

mencapai hasil belajar yang optimal. Motivasi belajar yang digunakan

dalam penelitian ini adalah motivasi intrinsik yaitu dorongan yang berasal

Page 54: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

35

dari dalam diri peserta didik yang memberikan arah dan semangat pada

kegiatan belajar, sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

B. Penelitian yang Relevan

1. Azhari Teuku, dan Dauyah Ema (2018)

Penelitian yang berjudul “learning motivation of peripheral

university students and its relation with their english grades”.

Persamaan antara penelitian Azhari Teuku and Dauyah Ema dengan

penelitian yang peneliti laksanakan yaitu pengaruh motivasi internal dan

eksternal dengan hasil belajar. Jurnal menunjukan bahwa tidak ada

hubungan antara motivasi internal dan ekstenal dengan nilai siswa.

Perbedaannya di dalam jurnal pembahas tidak hanya membahas tentang

motivasi saja, melainkan perbedaan jenis kelamin tidak menunjukan

hubungan yang signifikan antara motivasi dan nilai. Jurnal juga

membedakan pandangan peserta didik perempuan dengan laki-laki

terhadap kemampuan menerima motivasi terhadap hasil belajarnya.

Mengingat pesamaan dan perbedaan yang telah diuraikan maka

penelitian Azhari Teuku and Dauyah Ema dapat menjadi acuan dalam

penelitian yang akan peneliti laksanakan. Sampel peneliti menggunakan

Learning Motivation of Peripheral Students English Grades

tahun 2018 sedangkan peneliti menggunakan kelas V SD

Negeri Gugus Melati Kota Agung Pusat tahun pelajaran

2018/2019.

Page 55: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

36

2. Nugroho (2015)

Penelitian yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Prestasi

Belajar Peserta didik Kelas V SD Muhammadiyah Sapen Tahun

Pelajaran 2015/2016”. Berdasarkan penelitianya menunjukkan bahwa ada

pengaruh positif dan signifikan antara lingkungan belajar belajar

terhadap prestasi belajar. Persamaan antara penelitian Nugroho dengan

Penelitian yang Peneliti laksanakan terletak pada variabel bebasnya yaitu

lingkungan belajar. Persamaan antara penelitian Nugroho dengan

Penelitian yang Peneliti laksanakan terletak pada variabel bebasnya yaitu

lingkungan belajar. Perbedaannya terletak pada variabel terikat, Peneliti

menggunakan hasil belajar, tempat penelitiannya di SD Negeri Gugus

Melati Kota Agung Pusat, subjek penelitiannya peserta didik kelas V SD

Negeri Gugus Melati Kota Agung Pusat, dan waktu pelaksanaannya pada

semester genap tahun pelajaran 2018/2019. Adapun Nugroho

menggunakan prestasi belajar, tempat penelitiannya di SD

Muhammadiyah Sapen, subjek penelitiannya peserta didik kelas V SD

Muhammadiyah Sapen, dan waktu penelitiannya pada semester ganjil

tahun akademik 2015/2016. Mengingat persamaan dan perbedaan yang

telah diuraikan di atas, maka penelitian Nugroho dapat menjadi acuan

dalam Penelitian yang Peneliti laksanakan.

3. Firdantia (2016)

Penelitian yang berjudul “Hubungan Motivasi Belajar terhadap Prestasi

Belajar IPS dan PKn Peserta didik Kelas V SD Negeri 1 Ungaran Tahun

Pelajaran 2015/2016”. Berdasarkan penelitiannya terdapat hubungan

Page 56: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

37

antara motivasi belajar dengan prestasi belajar pada mata pelajaran IPS

dan PKn peserta didik kelas V semester 1 SD Negeri 1 Ungaran tahun

pelajaran 2015/2016. Persamaan antara penelitian Firdantia dengan

Penelitian yang Peneliti laksanakan terletak pada variabel bebasnya yaitu

motivasi belajar. Perbedaannya terletak pada variabel terikat, Peneliti

menggunakan hasil belajar, tempat penelitiannya di SD Negeri Gugus

Melati Kota Agung Pusat, subjek penelitiannya peserta didik kelas V SD

Negeri Gugus Melati Kota Agung Pusat, dan waktu pelaksanaannya pada

semester genap tahun pelajaran 2018/2019. Adapun Penelitian Firdantia

menggunakan prestasi belajar, tempat Penelitiannya di SD Negeri 1

Ungaran, dan waktu pelaksanaannya pada tahun pelajaran 2015/2016.

Mengingat persamaan dan perbedaan yang telah diuraikan di atas, maka

penelitian Firdantia dapat menjadi acuan dalam Penelitian yang Peneliti

laksanakan.

C. Kerangka Pikir dan Paradigma Penelitian

1. Kerangka Pikir

Kerangka pikir digunakan untuk membantu Peneliti dalam memusatkan

Penelitiannya serta untuk memahami hubungan antar variabel tertentu

yang dipilih Peneliti. Kerangka pikir menurut Sekaran dalam Sugiyono

(2010: 91) merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai

masalah yang penting. Intinya kerangka pikir memudahkan Peneliti

untuk mengidentifikasi hubungan antara kedua variabel.

Page 57: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

38

Kerangka pikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan

antar variabel yang akan diteliti, sehingga perlu dijelaskan hubungan

antar variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam Penelitian

ini adalah lingkungan belajar di sekolah dan motivasi belajar, sedangkan

variabel terikatnya adalah hasil belajar. Berdasarkan hal tersebut, Peneliti

akan menjelaskan keterkaitan antar variabel dalam Penelitian ini

a. Hubungan antara Lingkungan Belajar di Sekolah dengan Hasil

Belajar Tematik Peserta didik.

Lingkungan belajar di sekolah merupakan tempat belajar bagi peserta

didik dan teman-temannya untuk menerima ilmu pengetahuan dari

pendidiknya dengan tujuan agar menjadi warga negara yang cerdas,

terampil dan mempunyai tingkah laku yang baik. Lingkungan belajar di

sekolah meliputi keadaan sarana dan prasarana, sumber belajar media

belajar, hubungan peserta didik dengan temannya, peserta didik dengan

pendidik. Fasilitas-fasilitas sekolah memegang peranan penting bagi

keberhasilan belajar peserta didiknya. Sebagai lembaga pendidikan

formal, sekolah harus mampu mendukung kegiatan belajar mengajar

dengan baik. Lingkungan sekolah yang baik akan menyebabkan peserta

didik dapat belajar dengan lebih optimal sehingga dapat mencapai hasil

belajar yang tinggi sesuai dengan yang diharapkan oleh semua pihak,

baik oleh peserta didik maupun pendidik. Penelitian ini akan

memfokuskan pada hasil belajar peserta didik kelas V SD Negeri Gugus

Melati Kota Agung Pusat.

Page 58: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

39

b. Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar

Tematik Peserta didik.

Pendidik sebagai seorang pendidik yang pasti mengharapkan

keberhasilan dalam proses pembelajaran, terutama keberhasilan

peserta didik dalam mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan.

Akan tetapi pada kenyataannya, keinginan tersebut belum dapat

tercapai karena banyak faktor. Faktor tersebut dapat berasal dari

dalam diri peserta didik maupun luar diri peserta didik. Faktor yang

berasal dari dalam diri peserta didik yaitu motivasi belajar.

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dari dalam diri

peserta didik yang menimbulkan keinginan belajar, yang menjamin

kelangsungan kegiatan belajar dan memberi arah pada kegitan

belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu

dapat tercapai. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa motivasi

adalah pendorong bagi setiap peserta didik dalam melakukan

aktivitas atau kebiasaan-kebiasaan belajarnya. Motivasi belajar yang

tinggi akan memberi dukungan yang positif terhadap pencapaian

prestasi belajar. Semangat belajar yang tinggi akan membuat peserta

didik secara mandiri dapat mencari sumber belajar sebanyak-

banyaknya.

c. Hubungan Lingkungan Belajar Sekolah dan Motivasi Belajar Peserta

Didik.

Lingkungan belajar adalah suatu tempat atau keadaan yang

mempengaruhi perubahan tingkah laku manusia. Perubahan yang

Page 59: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

40

diakibatkan lingkungan merupakan aktivitas antara manusia dan

lingkungannya. sehingga terjadi proses dari tidak tahu menjadi tahu,

tidak mengerti menjadi mengerti. Semakin kuat pengaruh

lingkungan tersebut, maka perubahan yang terjadi pada subjek

belajar akan semakin tinggi. Lingkungan belajar sekolah yang baik

sangat penting dan berpengaruh terhadap hasil belajar. Jika

lingkungan sekolah baik maka motivasi belajarnya pun akan tinggi.

Ketika motivasi belajar peserta didik tinggi akan mudah untuk

melibatkan diri dan aktif untuk mengikuti pembelajaran di sekolah.

Oleh karena itu, jika lingkungan belajar sekolah baik, maka akan

semakin tinggi pula motivasi belajar pesserta didik.

d. Hubungan antara Lingkungan Belajar Sekolah dan Motivasi Belajar

Secara Bersama-sama dengan Hasil Belajar Tematik Peserta didik

Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah harus mampu

mendukung kegiatan belajar mengajar dengan baik. Lingkungan

belajar di sekolah yang mendukung akan menyebabkan peserta didik

dapat belajar dengan lebih optimal sehingga dapat mencapai hasil

belajar yang tinggi sesuai dengan yang diharapkan oleh semua pihak,

baik oleh peserta didik maupun pendidik.

Motivasi belajar merupakan unsur yang penting sebagai daya

penggerak peserta didik yang menimbulkan keinginan belajar,

menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberi arah pada

kegitan belajar sehingga tujuan yang di kehendaki oleh subjek

belajar itu dapat tercapai. Motivasi peserta didik yang tinggi akan

Page 60: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

41

mendukung peserta didik untuk belajar dengan baik. Apabila peserta

didik belajar dengan sungguh-sungguh tentunya hal ini akan

memberikan dampak yang positif bagi peserta didik untuk

berprestasi di sekolah.

Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka pikir dalam penelitian

ini adalah, “Jika lingkungan belajar di sekolah dan motivasi belajar

peserta didik baik maka akan berpengaruh pada baiknya hasil belajar

peserta didik. Begitu pula jika lingkungan belajar di sekolah dan

motivasi belajar peserta didik kurang baik maka akan berpengaruh

pada hasil belajar peserta didik yang kurang baik juga”

2. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian adalah suatu gambaran dalam pola dari hubungan

antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Berdasarkan

penjabaran dan kerangka pikir di atas, maka paradigma penelitian ini

sebagai berikut.

Gambar 1. Paradigma penelitian sumber: Sugiyono (2017: 68)

𝑟𝑥1𝑥2𝑦

= 𝜋

𝑟𝑥2𝑦

𝜋

𝑟𝑥1𝑦

X1

Y

X2

𝑟𝑥1𝑥2

Page 61: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

42

Keterangan:

X1 = Variabel bebas pertama (persepsi peserta didik atas kemampuan

komunikasi Pendidik)

X2 = Variabel bebas kedua (motivasi belajar)

Y = Variabel terikat (hasil belajar tematik)

→ = Hubungan

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir yang telah dikemukakan di

atas, dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut.

1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan dan positif antara

lingkungan belajar sekolah dengan hasil belajar peserta didik kelas V SD

Negeri Gugus Melati Kota Agung Pusat.

2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan dan positif antara

motivasi belajar dengan hasil belajar peserta didik kelas V SD Negeri

Gugus Melati Kota Agung Pusat.

3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan dan positif antara

lingkungan belajar sekolah dan motivasi belajar peserta didik kelas V SD

Negeri Gugus Melati Kota Agung Pusat.

4. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan dan positif antara

lingkungan belajar sekolah dan motivasi belajar secara bersama-sama

dengan hasil belajar peserta didik kelas V SD Negeri Gugus Melati Kota

Agung Pusat.

Page 62: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

43

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian

kuantitatif.Metode penelitian yang digunakan adalah ex-postfacto korelasi.

Sugiyono (2017: 7) menjelaskan penelitian ex-postfacto adalah penelitian

yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian

meruntut kebelakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat

menimbulkan kejadian tersebut. Arikunto (2013:4) menjelaskan penelitian

korelasi atau penelitian korelasional adalah penelitian yang dilakukan peneliti

untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa

melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang memang

sudah ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

variabel lingkungan belajar sekolah (X1) dan motivasi belajar (X2) dengan

variabel hasil belajar matematika (Y).

B. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah kegiatan yang ditempuh

dalam penelitian.Tahap-tahap dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Memilih subjek penelitian yaitu peserta didik kelas V SD Negeri Gugus

Melati Kota Agung Pusat. Subjek uji coba instrumen angket yaitu 73

Page 63: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

44

orang peserta didik kelas V SD Negeri Gugus Melati Kota Agung Pusat

yang tidak termasuk dalam sampel penelitian

2. Menyusun kisi-kisi dan instrumen pengumpulan data berupa angket.

3. Menguji coba instrumen pengumpul data pada subjek uji cobainstrumen.

4. Menaganalisis data dari hasil uji coba instrumen untuk mengetahui

apakah instrumen yang telah dibuat valid dan reliabel.

5. Melaksanakan penelitian dengan membagikan instrumen angket kepada

sampel penelitian. Selanjutnya untuk mengetahui hasil belajar peserta

didik penulis menggunakan studi dokumentasi yang dilihat pada dokumen

hasil ujian semester dari pendidik kelas V SD Negeri Gugus Melati Kota

Agung Pusat. Menghitung kedua data yang diperoleh untuk mengetahui

hubungandan tingkat keterkaitan antara lingkungan belajar di sekolah

dengan hasil belajar peserta didik kelas V SD Negeri Gugus Melati Kota

Agung Pusat.

6. Interpretasi hasil penghitungan data

C. Setting Penelitian

1. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas V SD Negeri Gugus Melati

Kota Agung Pusat tahun pelajaran 2018/2019 dengan jumlah 250 peserta

didik, sementara sampel penelitian berjumlah 72 peserta didik.

2. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah SD Negeri Gugus Melati Kota Agung Pusat,

SD Negeri 1 Kuripan, SD Negeri 2 Kuripan, SD Negeri 3 Kuripan, dan SD

Negeri 4 Kuripan.

Page 64: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

45

3. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019

dari bulan Juli sampai Oktober 2019. Kegiatan penelitian ini dimulai dari

tahap perencanaan sampai penyebaran skripsi.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2010: 117) populasi adalah wilayah generalisasi

terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi

penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas V SD Negeri Gugus

Melati Kota Agung Pusat. Data jumlah peserta didik yang menjadi

sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 2 berikut.

Tabel 2. Data jumlah peserta didik kelas V SD Negeri Gugus Melati

Kota Agung Pusat tahun ajaran 2018/2019

NO Nama Sekolah Jumlah Peserta didik

1 SD Negeri 1 Kuripan 55

2 SD Negeri 2 Kuripan 62

3 SD Negeri 3 Kuripan 68

4 SD Negeri 4 Kuripan 65

Jumlah 250

Sumber: Dokumentasi peserta didik kelas V SD Negeri Gugus Melati

Kota Agung Pusat

2. Sampel Penelitian

Penarikan sampel dari populasi berfungsi untuk mewakili populasi.

Sugiyono (2017: 118) menjelaskan sampel adalah sebagian jumlah dari

Page 65: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

46

populasi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

teknik probability sampling. Teknik probability yang digunakan dalam

penelitian ini adalah proporsionate stratified random samplingg.

Riduwan (2013: 58) menyatakan teknik proporsionate stratified random

sampling adalah pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak

dan berstrata secara proporsional.

a. Penentuan jumlah sampel

Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Yamane dalam

Riduwan (2013: 65) sebagai berikut:

Keterangan:

n = Jumlah sampel

N= Jumlah populasi

d= Presisi yang ditetapkan (10% )

Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel (n) pada

penelitian ini sebagai berikut.

n =

Jumlah sampel yang ditetapkan adalah sebesar 72 responden sebesar

28,8% peserta didik kelas V SD Negeri Gugus Melati Kota Agung

Pusat tahun pelajaran 2018/2019.

b. Penentuan jumlah sampel di setiap strata

Strata pada penelitian ini berupa jenjang pendidikan. Setelah diketahui

jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 72 responden, kemudian

Page 66: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

47

dari jumlah sampel tersebut dicari sampel berstrata menggunakan

rumusan alokasi proportional dari Sugiyono dalam Riduwan (2013:

66) yaitu sebagai berikut.

ni= (Ni : N) .n

Keterangan:

ni = Jumlah sampel menurut stratum

Ni = Jumlah populasi menurut stratum

N = Jumlah populasi

n = jumlah sampel

Tabel 3. Jumlah anggota sampel penelitian

Setelah menggunakan rumus alokasi proportional, maka diperoleh

jumlah peserta didik yang menjadi sampel penelitian adalah sebanyak

73 peserta didik. Perhitungan dalam menentukan jumlah sampel di

atas, dilakukan pembulatan ke atas guna menentukan jumlah sampel

di setiap strata atau sekolah dimaksudkan untuk menghindari

kesalahan sampel (Riduwan, 2013: 68).

E. Variabel Penelitian

Pada setiap penelitian, tidak pernah terlepas dari variabel. Arikunto

(2013:161) menyebutkan bahwa variabel adalah objek penelitian, atau apa

NO Nama

Sekolah Populasi Perhitungan Sampel

1 SD Negeri 1

Kuripan 55 (55 :250) x 71 = 15,84 16

2 SD Negeri 2

Kuripan 62 (62 : 250) x 71 = 17,85 18

3 SD Negeri 3

Kuripan 68 (68 : 250) x 71 = 19,58 20

4 SD Negeri 4

Kuripan 65 (65 : 250) x 71 = 18,72 19

Jumlah Peserta

Didik 250 73

Page 67: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

48

yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Sebuah penelitian terdapat dua

variabel, yaitu variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen

(variabel terikat) yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Variabel Bebas

Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah lingkungan belajar sekolah

(X1) dan motivasi belajar yang dilambangkan dengan (X2).

2. Variabel Terikat

Dalam penelitian ini adalah hasil belajar tematik peserta didik kelas V SD

Negeri Gugus Melati Kota Agung Pusat yang dilambangkan dengan (Y).

F. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional memudahkan pengumpulan data agar tidak terjadi

kesalahan dalam mendefinisikan objek penelitian. Variabel yang diuji dalam

sebuah penelitian perlu dioperasionalkan. Definisi operasional dalam

penelitian ini adalah.

1. Hasil Belajar (Y)

Hasil belajar adalah bentuk nyata setelah peserta didik melakukan

kegiatan belajar. Hasil belajar dalam penelitian ini menggunakan nilai

ulangan harian tematik peserta didik kelas V SD Negeri Gugus Melati

Kota Agung Pusat tahun 2018/2019

2. Lingkungan Belajar di Sekolah (X1)

Lingkungan belajar di sekolah adalah suatu keadaan atau kondisi yang

dapat membentuk perubahan tingkah laku dalam diri seseorang untuk

Page 68: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

49

melakukan kegiatan belajar. Walgito (2004: 55) dengan indikator

(1) tempat belajar, (2)alat-alat untuk belajar, (3) suasana belajar,

(4) waktu belajar, (5) dan pergaulan disekolah.

3. Motivasi Belajar (X2)

Motivasi belajar adalah daya dorongan internal maupun eksternal yang

memberikan arah pada seorang peserta didik untuk melakukan suatu

perubahan dalam belajar baik kognitif, afektif, dan psikomotor untuk

mencapai hasil belajar yang optimal, dengan indikator (1) adanya hasrat

dan keinginan berhasil, (2) adanya dorongan dan kebutuhan

dalambelajar, dan (3) adanya harapan dan cita–cita di masa depan, (4)

adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, (5) adanya lingkungan

belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seseorang peserta didik

dapat belajar dengan baik.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Observasi

Observasi sebagai metode ilmiah diartikan dengan metode pengumpulan

data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara langsung di

lapangan serta pencatatan sistematik fenomena yang diselidiki. Menurut

Hadi dalam Sugiyono (2010: 203) observasi merupakan suatu proses

Page 69: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

50

kompleks, suatu proses yang tersusun dariberbagai proses biologis dan

psikologis. Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh

data tentang kondisi sekolah atau deskripsi tentang lokasi penelitian yang

dilaksanakan di SD Negeri Gugus Melati Kota Agung Pusat.

2. Kuesioner (angket)

Sugiyono (2010: 199) menyatakan bahwa angket merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

Angket ini diberikan kepada peserta didik untukmemperoleh informasi

mengenai lingkungan belajar di sekolah dan motivasi belajar.

Kuesioner (angket) ini dibuat dengan jenis angket tertutup dan

menggunakan skala Likert yang mempunyai empat kemungkinan

jawaban tanpa jawaban netral, ini dimaksud untuk menghindari

kecenderungan responden bersikap ragu-ragu dan tidak mempunyai

jawaban yang jelas.Penyusunan angket lingkungan belajar di sekolah

mengacu pada aspek- aspek lingkungan belajar di sekolah dan motivasi

belajar yang masing- masing terdiri dari 40 item pertanyaan, berikut

perinciannya.

Tabel 4. Skor penilaian jawaban angket

Alternatif Jawaban Jenis Pertanyaan Positif Negatif

Selalu 4 1 Sering 3 2 Jarang 2 3

Tidak pernah 1 4

Sumber: Kasmadi dan Nia (2014:76)

Page 70: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

51

Keterangan: kriteria

Angka 76% - 100% = selalu

Angka 51% - 100% = sering

Angka 26% - 50% = jarang

Angka 0% - 25% = tidak pernah

3. Studi Dokumentasi

Dokumentasi penelitian digunakan untuk mendapatkan sumber data yang

berhubungan dengan penelitian yaitu berupa identitas peserta didik,

pengetahuan tentang jumlah populasi, dan jumlah rombongan belajar di

setiap sekolahnya. Arikunto (2013: 201) berpendapat bahwa, di dalam

melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda

tertulis seperti buku-buku, dokumen, peraturan-peraturan, agenda, catatan

harian, dan sebagainya. Data hasil belajar peserta didik dalam penelitian

ini berupa nilai ulangan harian tematik semester ganjil kelas V tahun

pelajaran 2018/2019 SD Negeri Gugus Melati Kota Agung Pusat

H. Uji Coba Instrumen

Instrumen penelitian yang dimaksud adalah skala kecerdasan emosional

peserta didik. Instrumen tersebut diujikan pada seluruh anggota populasi,

karena penelitian ini menggunakan total sampling. Responden yang

ditentukan dalam uji validitas dan reliabilitas instrumen adalah 33 peserta

didik. Penulis memilih SD Negeri 3 Kuripan Gugus Melati Kota Agung Pusat

dikarenakan SD tersebut memiliki strata yang sama dengan Peserta didik

kelas V SD Negeri Se-Gugus Melati Kota Agung Pusat SD Negeri 3 Kuripan

Gugus Melati Kota Agung Pusat yang dijadikan sampel penelitian, yaitu

tingkatan kelas, kurikulum, dan akreditasi B.

Page 71: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

52

I. Uji Prasyarat Instrumen

Hal yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan dan pengembangan uji

persyaratan instrumen adalah masalah validitas. Menurut Sugiyono

(2016:173) valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur

apa yang seharusnya diukur. Pada penelitian ini hanya terdapat satu

instrumen pengumpulan data yang berbeda yaitu kuesioner. Sehingga

diperlukan teknik analisis uji persyaratan instrumen, yakni sebagai berikut.

Page 72: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

53

Tabel 5. Kisi-kisi kuesioner (angket) lingkungan belajar di sekolah

No. Indikator Sub Indikator Pernyataan Nomor

yang

dipakai

Nomor

jadi

Positif Negatif

1. Tempat

belajar

Kenyamanan dan kebersihan 1,2,3 3 1

Penerangan 4,5,6 6 2

2. Alat-alat

belajar

Peralatandan perlengkapan 7,8,9 7,9 3,4

Sumber belajar 10,11,

12,13,14

12,13,14 5,6,7

3. Suasana

belajar

Kebisingan di dalam 15,18 16,17 15,18 8,9

Lingkungan belajar 19,20,21,

22,23

19,22,23

10,11,

12

Kebisingan di luar lingkungan

belajar 24 25,26 26 13

4. Waktu

belajar

Waktu masuk istirahat dan pulang

sekolah 27,28,29

28,29 14,15

Waktubelajar 30,31,32,

33,34

31,33,34

16,17,

18

5.

Pergaulan

peserta

didik

Hubungan peserta didik dengan

peserta didik 35,36,37

35,37 19,20

Hubungan peserta didik dengan

pendidik 38,39,40 40 38,40 21,22

Sumber : Walgito (2004: 155)

Tabel 6. Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar

No. Indikator Sub Indikator Nomor Angket Nomor

yang

dipakai

Nomor

jadi Positif Negatif

1.

Adanya

hasrat dan

keinginan

berhasil

Kemauan untuk bertanya apabila

belum paham 1,2,3,4,5

4,5 1,2

Memperhatikanpenjelasan guru 6,9 7,8 8,9 3,4

Rajin belajar secaramandiri 10,12 11 10,12 5,6

Konsentrasi dalam Mengikutiproses

pembelajaran 14 13,15 13,15 7,8

Teliti 16,17 18 16,17 9,10

2.

Adanya

dorongan

dan

kebutuhan

dalam

belajar

Kemauan untuk belajar 21,22,23, 19,20,2

4 22,23,24

11,12,

13

Tanggung jawab dengantugas

yangdiberikan

25,26,28,

29 27

26,27,28,

29

14,15,

16, 17

Kesadaran akan pentingnya

pengetahuan 30,31,33 32 31,32 18,19

3.

Adanya

harapan Keinginan untuk berprestasi 34,35,36 37 34,36,37

20,21,

22

dan cita-

cita masa

depan

Melaporkan hasil belajarkepada

orang tua 38,39 40 38,40 23,24

Sumber: Uno (2013: 23)

Page 73: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

54

1. Uji Validitas Instrumen

Valid berarti instrumen telah diuji cobakan dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur. Sugiyono (2016: 173)

menyatakan pengujian validitas angket menggunakan rumus Korelasi

Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson dalam Riduwan.

(2009: 99) dengan rumus sebagai berikut.

√{ } { }

Keterangan:

rxy = Koefisien antara variabel X dan Y

N = Jumlah sampel

X = Skor item

Y = skor total

Distribusi/tabel r untuk α =0,05

Kaidah keputusan : Jika rhitung> rtabel berarti valid, sebaliknya

Jika rhitung< rtabel berarti tidak valid atau drop out

Selanjutnya, untuk mengetahui tingkat hubungan antara variabel (X1),

(X2), dan Y yaitu dengan memberikan interpretasi secara sederhana

terhadap indeks kolerasi “r” digunakan pedoman sebagai berikut.

Tabel 7. Kriteria Interpretasi Koefisien Korelasi (r)

Koefisien Korelasi r Kriteria Validitas 0,91 – 1,00 Sangat tinggi 0,71 – 0,90 Tinggi 0,41 – 0,70 Sedang 0,21 – 0,40 Rendah 0,01 – 0,20 Sangat rendah

Sumber : Masidjo (2007: 243)

Berdasarkan perhitungan uji validitas instrumen (X1) lingkungan belajar

sekolah yang dilakukan secara manual untuk item no 2 dan 3.

Page 74: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

55

Interprestasi dari perhitungan tersebut adalah rxy = 0,259 < rtabel 0,344

berarti item no 2 tidak valid atau drop out. Sedangkan interprestasi dari

perhitungan kedua adalah rxy = 0,598 > rtabel = 0,344 berarti item nor 3

valid. (Lampiran 33 halam 140).

Berdasarkan perhitungan uji validitas instrumen (X2) motivasi belajar

yang dilakukan secara manual untuk item no 4 dan 2. Interprestasi dari

perhitungan tersebut adalah rxy = 0,518 > rtabel = 0,344 berarti item no 4

valid. Interprestasi perhitungan kedua adalah rxy = 0,025 < rtabel = 0,344

berarti item no 2 tidak valid atau drop out. (Lampiran 33 halam 142).

a. Hasil Uji Validitas Kuisioner (Angket) Lingkungan Belajar

Sekolah

Berdasarkan hasil analisis hasil validitas instrumen angket lingkungan

belajar sekolah, terdapat 22 item pernyataan yang valid dari 40 item

pernyataan yang diajukan oleh peneliti. Dari 22 item pernyataan yang

valid tersebut yang kemudian peneliti gunakan untuk memperoleh

data penelitian. Uji coba validitas instrumen lingkungan belajar

sekolah, diketahui instrumen yang akan peneliti gunakan yautu item

pernyataan pada nomor: 3, 6, 7, 9, 12, 13, 15, 18, 19, 22, 23, 26, 28,

29, 31, 33, 34, 35, 37, 38 dan 40.

b. Hasil Uji Validitas Kuisioner (Angket) Motivasi Belajar

Berdasarkan hasil analisis hasil validitas instrumen angket motivasi

belajar, terdapat 24 item pernyataan yang valid dari 40 item

pernyataan yang diajukan oleh peneliti. Dari 24 item pernyataan yang

Page 75: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

56

valid tersebut yang kemudian peneliti gunakan untuk memperoleh

data penelitian. Uji coba validitas instrumen motivasi belajar sekolah,

diketahui instrumen yang akan peneliti gunakan yautu item pernyataan

pada nomor: 4, 5, 8, 9, 10, 12, 13, 15, 16, 17, 22, 23, 24, 26, 27, 28,

29, 31, 32, 34, 36, 37, 38 dan 40

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas merupakan konsistensi atau kestabilan skor suatu instrumen

penelitian terhadap individu yang sama, dan diberikan dalam waktu yang

berbeda. Sugiyono (2017: 268) menjelaskan suatu data dinyatakan

reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam objek yang sama

menghasilkan data yang sama, atau peneliti sama dalam waktu berbeda

menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data bila dipecah

menjadi dua menunjukkan data yang tidak berbeda. Uji validitas pada

penelitian ini terdapat dua jenis instrumen pengumpulan data yang

berbeda yaitu angket dan soal tes, sehingga diperlukan dua teknik analisis

uji reliabilitas yang berbeda, berikut peneliti jabarkan perhitungan untuk

mencari harga reliabilitas instrumen didasarkan pada pendapat Kasmadi

dan Nia (2014: 79). Berikut perhitungan reliabilitas dengan

menggunakan rumus Alpha Croncbach:

(

) (

)

Keterangan :

r11 = Reliabilitas instrument

= Varians skor tiap-tiap item

σtotal = Varian total

n = Banyaknya Soal

Page 76: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

57

Mencari varians skor tiap-tiap item (σi) digunakan rumus:

Keterangan:

= varians skor tiap-tiap item

i = jumlah item Xi

N = jumlah responden

Selanjutnya untuk mencari varians total (σtotal) dengan rumus:

Keterangan:

∑total = Varians total

∑ total = Jumlah X total

N = Jumlah responden

Hasil perhitungan dari rumus korelasi Alpha Cronbach (r11)

dikonsultasikan dengan nilai tabel rproduct moment dengan dk = N - 1,

dan α sebesar 5% atau 0,05, maka kaidah keputusannya sebagai berikut:

Jika r11> rtabel berarti reliabel, sedangkan

Jika r11< rtabel berarti tidak reliabel.

Berdasarkan contoh perhitungan uji reliabilitas X1 (lingkungan belajar

sekolah) dilakukan dengan perhitungan secara manual. Interprestasi hasil

data perhitungan dari rumus korelasi Alpha Cronbach dikonsultasikan

dengan nilaibtabel r product moment dengan dk = 33, signifikan atau

sebesar 5% diperoleh rtabel sebesar 0,344. Sehingga diketahui bahwa

r11 (0,827) > rtabel (0,344), maka instrumen X1 dinyatakan reliabel.

Page 77: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

58

Berdasarkan contoh perhitungan uji reliabilitas X2 (motivasi belajar)

dilakukan dengan perhitungan secara manual. Interprestasi hasil data

perhitungan dari rumus korelasi Alpha Cronbach dikonsultasikan dengan

nilaibtabel r product moment dengan dk = 33, signifikan atau sebesar

5% diperoleh rtabel sebesar 0,344. Sehingga diketahui bahwa

r11 (0,868) > rtabel (0,344), maka instrumen X2 dinyatakan reliabel.

Tabel 8. Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen Angket

Lingkungan Belajar Sekolah

No Item Uji Validitas Uji Reliabilitas

Diajukan Dipakai rhitung rtabel Status r11 rtabel Status

1 0,279 0,344 Tidak

valid 0,827 0,344

Tidak

diuji

2 0,314 0,344 Tidak

valid 0,827 0,344

Tidak

diuji

3 1 0,583 0,344 Valid 0,827 0,344 Reliabel

4 0,258 0,344 Tidak

valid 0,827 0,344

Tidak

diuji

5 0,236 0,344 Tidak

valid 0,827 0,344

Tidak

diuji

6 2 0,735 0,344 Valid 0,827 0,344 Reliabel

7 3 0,439 0,344 Valid 0,827 0,344 Reliabel

8 -0,037 0,344 Tidak

valid 0,827 0,344

Tidak

diuji

9 4 0,373 0,344 Valid 0,827 0,344 Tidak

diuji

10 0,241 0,344 Tidak

valid 0,827 0,344

Tidak

diuji

11 0,098 0,344 Tidak

valid 0,827 0,344

Tidak

diuji

12 5 0,476 0,344 Valid 0,827 0,344 Reliabel

13 6 0,506 0,344 Valid 0,827 0,344 Reliabel

14 7 0,569 0,344 Valid 0,827 0,344 Reliabel

15 8 0,557 0,344 Valid 0,827 0,344 Reliabel

16 0,197 0,344 Tidak

valid 0,827 0,344

Tidak

diuji

17 -0,009 0,344 Tidak

valid 0,827 0,344

Tidak

diuji

18 9 0,357 0,344 Valid 0,827 0,344 Reliabel

19 10 0,514 0,344 Valid 0,827 0,344 Reliabel

20 0,314 0,344 Tidak

valid 0,827 0,344

Tidak

diuji

21 0,258 0,344 Tidak

valid 0,827 0,344

Tidak

diuji

Page 78: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

59

No Item Uji Validitas Uji Reliabilitas

Diajukan Dipakai rhitung rtabel Status r11 rtabel Status

22 11 0,409 0,344 Valid 0,827 0,344 Reliabel

23 12 0,487 0,344 Valid 0,827 0,344 Reliabel

24 0,201 0,344 Tidak

valid 0,827 0,344

Tidak

diuji

25 0,088 0,344 Tidak

valid 0,827 0,344

Tidak

diuji

26 13 0,528 0,344 Valid 0,827 0,344 Reliabel

27 0,330 0,344 Tidak

valid 0,827 0,344

Tidak

diuji

28 14 0,373 0,344 Valid 0,827 0,344 Reliabel

29 15 0,419 0,344 Valid 0,827 0,344 Reliabel

30 0,148 0,344 Tidak

valid 0,827 0,344

Tidak

diuji

31 16 0,455 0,344 Valid 0,827 0,344 Reliabel

32 0,005 0,344 Tidak

valid 0,827 0,344

Tidak

diuji

33 17 0,471 0,344 Valid 0,827 0,344 Reliabel

34 18 0,579 0,344 Valid 0,827 0,344 Reliabel

35 19 0,388 0,344 Valid 0,827 0,344 Reliabel

36 0,291 0,344 Tidak

valid 0,827 0,344

Tidak

diuji

37 20 0,441 0,344 Valid 0,827 0,344 Reliabel

38 21 0,355 0,344 Valid 0,827 0,344 Reliabel

39 0,100 0,344 Tidak

valid 0,827 0,344

Tidak

diuji

40 22 0,479 0,344 Valid 0,827 0,344 Reliabel

Sumber: Hasil penarikan angket uji coba instrumen angket pada tanggal

29 juli 2019.

Tabel 9. Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen Angket

Motivasi Belajar

No Item Uji validitas UJI RELIABILITAS

Diajukan Dipakai rhitung rtabel Status r11 rtabel Status

1 0,044 0,344 Tidak

valid 0,868 0,344

Tidak

diuji

2 0,317 0,344 Tidak

valid 0,868 0,344

Tidak

diuji

3 0,193 0,344 Tidak

valid 0,868 0,344

Tidak

diuji

4 1 0,518 0,344 Valid 0,868 0,344 reliabel

5 2 0,661 0,344 Valid 0,868 0,344 reliabel

6 0,219 0,344 Tidak

valid 0,868 0,344

Tidak

diuji

7 0,327 0,344 Tidak

valid 0,868 0,344

Tidak

diuji

8 3 0,604 0,344 valid 0,868 0,344 reliabel

9 4 0,487 0,344 valid 0,868 0,344 reliabel

Page 79: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

60

No Item Uji validitas UJI RELIABILITAS

Diajukan Dipakai rhitung rtabel Status r11 rtabel Status

10 5 0,627 0,344 valid 0,868 0,344 reliabel

11 0,170 0,344 Tidak

valid 0,868 0,344

Tidak

diuji

12 6 0,568 0,344 valid 0,868 0,344 reliabel

13 7 0,490 0,344 valid 0,868 0,344 reliabel

14 0,308 0,344 Tidak

valid 0,868 0,344

Tidak

diuji

15 8 0,486 0,344 valid 0,868 0,344 reliabel

16 9 0,436 0,344 valid 0,868 0,344 reliabel

17 10 0,613 0,344 valid 0,868 0,344 reliabel

18 0,224 0,344 Tidak

valid 0,868 0,344

Tidak

diuji

19 0,331 0,344 Tidak

valid 0,868 0,344

Tidak

diuji

20 0,252 0,344 Tidak

valid 0,868 0,344

Tidak

diuji

21 0,219 0,344 Tidak

valid 0,868 0,344

Tidak

diuji

22 11 0,397 0,344 valid 0,868 0,344 reliabel

23 12 0,518 0,344 valid 0,868 0,344 reliabel

24 13 0,512 0,344 valid 0,868 0,344 reliabel

25 0,327 0,344 Tidak

valid 0,868 0,344

Tidak

diuji

26 14 0,537 0,344 valid 0,868 0,344 reliabel

27 15 0,504 0,344 valid 0,868 0,344 reliabel

28 16 0,509 0,344 valid 0,868 0,344 reliabel

29 17 0,486 0,344 valid 0,868 0,344 reliabel

30 -0,256 0,344 Tidak

valid 0,868 0,344

Tidak

diuji

31 18 0,413 0,344 valid 0,868 0,344 reliabel

32 19 0,449 0,344 valid 0,868 0,344 reliabel

33 0,263 0,344 Tidak

valid 0,868 0,344

Tidak

diuji

34 20 0,374 0,344 valid 0,868 0,344 reliabel

35 0,343 0,344 Tidak

valid 0,868 0,344

Tidak

diuji

36 21 0,557 0,344 valid 0,868 0,344 reliabel

37 22 0,400 0,344 valid 0,868 0,344 reliabel

38 23 0,364 0,344 valid 0,868 0,344 reliabel

39 0,308 0,344 Tidak

valid 0,868 0,344

Tidak

diuji

40 24 0,413 0,344 valid 0,868 0,344 reliabel

Sumber: Hasil penarikan angket uji coba instrumen angket pada tanggal

29 juli 2019.

Page 80: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

61

3. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis data kuantitatif. Data yang dianalisis berupa angka yang

ditetapkan dalam skor hasil jawaban sampel dari angket yang berisi butir-

butir pernyataan. Setiap butir pernyataan memiliki skor antara 1-4.

Selanjutnya total skor setiap angket yang akan dianalisis selanjutnya.

1. Uji Prasyaratan Analisis Data

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data

sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal ada

beberapa cara yang digunakan untuk menguji normalitas data

diantaranya dengan uji kertas peluang normal, uji Chi Kuadrat

(X2), dan Uji Liliefors. Uji Normalitas dalam penelitian ini dengan

menggunakan metode Uji Chi Kuadrat (X2).

Rumus utama pada metode Uji Chi Kuadrat (X2) seperti yang di

ungkapkan Riduwan (2009: 24)

Keterangan:

χ2

hitung = nilai chi kuadrat hitung

fo = frekuensi hasil pengamatan

fe = frekuensi yang diharapkan

k = banyaknya kelas interval

Page 81: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

62

Selanjutnya membandingkan χ2

hitung dengan nilai χ2

tabel untuk

α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k - 1, maka dikonsultasikan

pada tabel Chi Kuadrat dengan kaidah keputusan sebagai berikut.

Jika χ2

hitung <χ2

tabel, artinya distribusi data normal, dan

Jika χ2

hitung>χ2

tabel, artinya distribusi data tidak normal.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel

memiliki hubungan yang linear atau tidak. Uji tersebut digunakan

sebagai prasayarat dalam analisis korelasi ataupun regresi linear.

Rumus utama pada Uji Linearitas yaitu dengan Uji-F, seperti yang

diungkapkan

Keterangan:

Fhitung = Nilai Uji F hitung

RJKTC = Rata-rata Jumlah Tuna Cocok

RJKE = Rata-rata Jumlah Kuadrat Error

Selanjutnya menentukan Ftabel dengan langkah seperti yang

diungkapkan Sugiyono (2010: 274) yaitu dk pembilang (k–2) dan

dk penyebut (n – k). Hasil nilai Fhitung dibandingkan dengan Ftabel,

dan selanjutnya ditentukan sesuai dengan kaidah keputusan:

Jika Fhitung < Ftabel, artinya data berpola linier, dan

Jika Fhitung > Ftabel, artinya data berpola tidak linier.

Page 82: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

63

2. Uji Hipotesis

Pengujian selanjutnya yaitu uji hipotesis yang berfungsi untuk

mencari hubungan antara variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi

tersebut diuji dengan rumus Korelasi Product Moment yang

diungkapkan Pearson (dalam Riduwan, 2009: 138) sebagai berikut.

-

√{

- } {

-

}

Keterangan:

rxy = Koefisien (r) antara variabel X dan Y

N = Jumlah sampel

X = Skor variabel X

Y = Skor variabel Y

Korelasi dilambangkan dengan (r) dengan ketentuan nilai r tidak

lebih dari harga (-1 < r < +1), apabila nilai r = -1 artinya korelasi

negatif sempurna. r = 0 artinya tidak ada korelasi; r = 1 berarti

korelasi sangat kuat. Arti harga r akan dikonsultasikan dengan tabel

interprestasi berikut:

Tabel 10. Kriteria interprestasi koefisien korelasi (r)

Koefisien Korelasi r Kriteria Validitas

0,00 - 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat kuat

Sumber: Muncarno (2014: 51)

Page 83: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

64

KD = r2

x 100%

Keterangan:

KD = nilai koefisien diterminan

r = nilai koefisien korelasi

sumber : Muncarno (2017 :51)

Pengujian lanjutan, jika terdapat hubungan antara variabel X1, X2,

dan variabel Y maka untuk mencari kebermaknaan atau

kesignifikanan hubungan variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y

akan diuji dengan Uji Signifikansi atau uji-F dengan rumus:

Fh =

Keterangan:

R : koefisien korelasiganda

k : jumlah variabel independent

n : jumlah anggotasampel

sumber : Muncarno (2017 :51)

Selanjutnya dikonsultasikan ke F tabel dengan dk pembilang = k dan

dk penyebut = (n-k-1) dan taraf kesalahan yang ditetapkan 0,05,

dengan keputusan:

Jika Fhitung > Ftabel,Terdapat hubungan yang positif dan signifikan

atauhipotesis penelitian diterima, sedangkan

JikaFhitung < Ftabel,Tidak terdapathubunganyangsignifikanatau

hipotesis penelitian ditolak.

Page 84: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

65

Selanjutnya, rumusan statistik dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

= Ha: Fhitung > Ftabel

Ho: Fhitung < Ftabel

= Ha: Fhitung > Ftabel

Ho: Fhitung < Ftabel

= Ha: Fhitung > Ftabel

Ho: Fhitung < Ftabel

= Ha: Fhitung > Ftabel

Ho: Fhitung < Ftabel

Page 85: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan lingkungan

belajar sekolah dan motivasi belajar dengan hasil belajar matematika peserta

didik kelas V SD Negeri Gugus Melati Kota Agung Pusat. Dapat disimpulkan

sebagai berikut.

1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar

sekolah terhadap hasil belajar peserta didik kelas V SD Negeri Gugus

Melati Kota Agung Pusat ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar

0,852 berada pada taraf sangat kuat.

2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar

terhadap hasil belajar peserta didik kelas V SD Negeri Gugus Melati Kota

Agung Pusat, ditunjukkan dengan koefisien kolerasi sebesar 0,846 berada

pada taraf sangat kuat.

3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar

sekolah dengan motivasi belajar peserta didik kelas V SD Negeri Gugus

Melati Kota Agung Pusat, ditunjukkan dengan koefisien kolerasi sebesar

0,799 kuat

4. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar

sekolah dan motivasi belajar dengan hasil belajar peserta didik kelas V SD

Page 86: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

93

Negeri Gugus Melati Kota Agung Pusat, ditunjukkan dengan koefisien

kolerasi sebesar 0,890 sangat kuat.

B. Saran

1. Peserta didik

Peserta didik dapat menciptakan suasana yang nyaman dan tenang dalam

kelas agar memperoleh hasil belajar yang optimal, dikarenakan lingkungan

belajar di sekolah mempengaruhi hasil belajar yang cukup besar. Peserta

didik juga harus meningkatkan motivasi belajar, terutama motivasi dari

dalam dirinya, dengan demikian peserta didik dapat mencapai hasil belajar

yang baik, dikarenakan motivasi belajar mempengaruhi hasil belajar yang

cukup tinggi.

2. Pendidik

Pendidik diharapkan dapat memanfaatkan lingkungan belajar di sekolah

semakin kondusif agar hasil belajar peserta didik tercapai secara optimal.

Pendidik harus mampu memahami potensi yang dimiliki oleh peserta didik

agar dapat berkembang dengan baik dan optimal. Pendidik juga harus

mampu menumbuhkan motivasi belajar kepada peserta didik, dengan

memberikan motivasi yang tinggi kepada peserta didik diharapkan akan

mendapatkan hasil belajar yang baik.

3. Kepala Sekolah

Sekolah dapat mendukung dan memfasilitasi berbagai kegiatan

pembelajaran sehingga peserta didik mendapatkan pembelajaran yang

lebih bervariasi dalam memahami pembelajarn

Page 87: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

94

4. Peneliti dan Peneliti Lanjutan

Penelitian ini mengkaji hubungan lingkungan belajar sekolah dan motivasi

belajar terhadap hasil belajar. Oleh karena itu bagi peneliti lanjutan untuk

mengkaji hasil belajar dengan variabel lainya.

Page 88: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

94

DAFTAR PUSTAKA

Page 89: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

95

DAFTAR PUSTAKA

Andri, Rizki. 2018. Hubungan Lingkungan Belajar Sekolah dan Motivasi

Belajar Terhadaphasil Belajar Tema 3 Siswa Kelas IV SD Negeri 1

Metro Timur Tahun Ajaran 2017/2018.(Skripsi). Universitas Lampung.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Posedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Rineka Cipta, Jakarta.

Azhari dan Ema. 2018. Motivation among public primary school teachers in

Mauritius. International Journal of Educational Management. 1: 4-27.

Budiningsih, Asri. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta, Jakarta.

Dalyono. 2009. Psikologi Pendidikan. Rineka Cipta, Jakarta.

Depdiknas. 2003. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Depdiknas, Jakarta.

Dimyati & Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta,

Jakarta.

Dismawan, F.M. 2014. Model Project Based Learning untuk Meningkatkan

Aktivitas dan Hasil Belajar.(Skripsi). Universitas Lampung.

Djaali. 2009. Psikologi Pendidikan. Bumi Aksara, Jakarta.

Djamarah. 2011. Psikologi Belajar. Rineka Cipta, Jakarta.

Elisabet. 2017. Hubungan Lingkungan Belajar Sekolah dengan Hasil

Belajar Peserta didik Kelas IV SD Negeri Kecamatan Metro Barat

2017/2018. (Skripsi). Universitas Negeri Yogyakarta.

Firdantia, Novia. 2016. Hubungan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi

Belajar IPS dan PKn Siswa Kelas V SD Negeri 1 Ungaran Tahun

Ajaran 2015/2016. (Skripsi). Universitas Negeri Yogyakarta.

Fuad, Ihsan. 2008. Dasar-Dasar Kependidikan. Rineka Cipta, Bandung.

Page 90: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

96

Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Hardiyanto, Rimbawati Hesti. 2014. Penerapan Kontekstual dalam

Pembelajaran Tematik Siswa Kelas IVA SD Negeri 05 Metro Timur

Tahun Pelajaran 2014. (Skripsi) Universitas Lampung.

_______2015. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara, Jakarta.

Hanifa, Feni. 2017. Hubungan Lingkungan Belajar di Sekolah dengan Hasil

Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 1Rajabasa Raya Kota Bandar

Lampung Tahun Ajaran 2016/2017. (Skripsi). Universitas Lampung.

Hardianto. 2014. Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif

dan Kualtatif. Remaja Rosdakarya, Jakarta.

Hartono, Suparlan. 2009. Filsafat Pendidikan. Ar-Ruzz Media, Yogyakarta.

Hasbullah. 2005. Dasar-Dasar Pendidikan. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Karwono & Mularsih. 2010. Belajar dan Pembelajaran serta Pemanfaatan

Sumber Belajar. Pajagrafindo Persada, Depok.

Kasmadi & Nia. 2014. Panduan Modern Penelitian Kuantitatif.Alfabeta

Bandung.

Khuluqo, Ihsana El. 2017. Belajar dan Pembelajaran. Pustaka Pelajar,

Yogyakarta.

Komalasari, Kokom. 2011. Pebelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi.

Refika Aditama, Bandung.

Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Remaja Rosdakarya,

Bandung.

_______2014. Penelitian Autentik Proses dan Hasil Belajar. Remaja

Rosdakarya, Bandung.

Mardianto. 2012. Pembelajaran Tematik. Perdana Publising, Medan.

Munib, Ahmad, 2004. Pengengantar Ilmu Pendidikan. UPT MKK UNNES.

Semarang.

Nugroho, Bachtiar. 2015. Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi

Belajar Siswa Kelas V SD Muhammadiyah Sapen Tahun Ajaran

2015/2016. (Skripsi). Universitas Negeri Yogyakarta.

Riduwan. 2009. Belajar Mudah Penelitian. Alfabeta, Bandung.

Page 91: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

97

_______2013. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti

Pemula. Alfabeta, Bandung.

Rohani, Ahmad. 2010. Pengelolaan Pengajaran. Rineke Cipta, Jakarta.

Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran Mengembangkan

Profesionalisme Guru. Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Sardiman. 2016. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Pers,

Jakarta.

Slameto. 2010. Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta, Jakarta.

_______2015. Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Belajar Mengaja. Remaja Rosdakarya,

Bandung.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R & D. Alfabeta, Bandung.

Suryobroto, 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta,

Jakarta.

_______2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Alfabeta, Bandung.

_______2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (Edisi Revisi).

Alfabeta, Bandung.

Sukmadinata, Nana S. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Remaja

Rosdakarya, Jakarta.

Supardi. 2003. Pengantar Pendidikan Teori dan Aplikasi. Indeks, Jakarta.

Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Megajar di Sekolah. Rineka Cipta,

Jakarta.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Pramedia Group, Jakarta.

Syah. 2010. Psikologi Pendidikan. Remaja Posdakarya Offset, Bandung.

Thobroni, M. 2015. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Praktik. Ar-Ruzz

Media, Jakarta.

Page 92: HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR ...digilib.unila.ac.id/61456/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Kisi-kisi kuesioner (angket) motivasi belajar..... 53

98

Uno, Hamzah B. 2013. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Bumi Aksara,

Jakarta.

Walgito, Bimo. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Andi Offset, Yogyakarta.