Higroma Coli
-
Upload
rifqizafril -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
Transcript of Higroma Coli
-
7/27/2019 Higroma Coli
1/4
HIGROMA COLI
Higroma dalam bahasa Yunani berarti tumor yang berisi air. Higroma merupakan
kelainan kongenital dari sistem limfatik Kista higroma pertama kali dideskripsikan oleh Wernher
pada tahun 1843 sebagai lesi kista limfatik yang dapat mengenai berbagai daerah anatomi pada
tubuh manusia. Akan tetapi, sebagian besar mengenai daerah kepala dan leher (75%), dengan
predileksi sebelah kiri.Insidens dari kejadian kista higroma di dunia berjumlah 1 kasus setiap
6000-16000 kelahiran dan merupakan kelainan yang paling sering menjadi penyebab massa pada
leher yang dapat dideteksi pada prenatal.Kista higroma coli juga biasa ditemukan pada saat lahir
sebagai sebuah pembengkakan yang kurang nyeri, dan sebagian besar lesi (90%) menetap
sebelum usia 2 tahun.
Kista higroma coli yang besar dapat menimbulkan penekanan terhadap saluran nafas dan
pencernaan sehingga memerlukan penatalaksanaan sesegera mungkin. Modalitas terapi utama
berupa tindakan eksisi bedah untuk membuang lesi kista. Prognosis kista higroma colibergantung pada ukurannya dan tindakan yang dilakukan karena jarang ada kasus yang
mengalami regresi spontan. Bayi dan anak-anak yang ditemukan dengan massa di leher sering diajukan
ke radiologist untuk evaluasi lebih lanjut. Berbagai modalitas seperti USG, CTdanMRIdapat membantu
membedakan jenis massa pada leher ini.Foto Polos diindikasikan apabila ada kompresi dan pergeseran
struktur pada leher.
Sebagian besar kasus kista higroma (50-65%) ditemukan saat lahir, dengan 80-90% kasus
terdeteksi sebelum usia 2 tahun. Kista higroma dapat dilihat dengan menggunakan USG
abdominal pada usia gestasi 10 minggu, meskipun USG transvaginal dapat memberikan
gambaran yang lebih detail. MRI juga dapat digunakan untuk mendeteksi perluasan dari kistahigroma pada fetal. Kista higroma dapat terjadi baik pada anak laki-laki maupun anak
perempuan dengan frekuensi yang sama. Kejadiannya sama pada populasi kulit berwarna
maupun kulit putih.. Kebanyakan {sekitar 75%} higroma kistik terdapat di daerah leher , dan
secara tipikal sering berada di posterior dan lateral leher dibandingkan bagian anterior leher, dan
sering juga terjadi bilateral dengan tampilan yang tidak simetris.
Kelainan ini antara lain juga
ditemukan di aksilla {20%}, mediastinum dan regio inguinalis {5%}.
Penatalaksanaan
Seorang bayi dengan diagnosis prenatal sebagai kista higroma harus dilahirkan di pusatpelayanan kesehatan yang memiliki sarana lengkap untuk mewaspadai komplikasi neonatal.
Seorang obstetri biasanya memutuskan metode melahirkan yang sesuai. Jika kista higromanya
besar, harus dipersiapkan.
Operasi sesar dan bekerja sama dengan neonatalogist,
otolaryngologist, pediatric surgeon dan anesthesiologist.
-
7/27/2019 Higroma Coli
2/4
Setelah lahir, neonatus dengan kista higroma yang persisten harus diawasi terhadap
obstruksi jalan napas. Observasi neonatus oleh neonatalogist setelah lahir sangat
direkomendasikan. Jika resolusi kista tidak terjadi setelah lahir, ahli bedah anak harus dikonsul.
Modalitas terpilih untuk kista higroma adalah eksisi bedah, akan tetapi sudah ada
beberapa laporan kasus yang mendokumentasikan hasil yang cukup baik dengan menggunakan
agen sclerosant. Kista higroma merupakan lesi jinak dan bisa tetap asimptomatik dalam periode
waktu yang cukup lama. Indikasi pengobatan adalah apabila terjadi infeksi pada lesi, respiratory
distress, disfagia, perdarahan di dalam kista, peningkatan ukuran yang tiba-tiba, dan terbentuk
sinus. Respiratory distress ditangani dengan melakukan trakeostomi apabila terjadi kompresi
laring atau trakea oleh massa kista. Regresi spontan lesi ini jarang terjadi, meskipun ada
beberapa pasien yang menunjukkan terjadinya regresi parsial spontan.
1. EksisiEksisi kista ini tidak mudah, karena melibatkan struktur dalam dan vital. Perawatan
ekstrim harus dilakukan untuk menghindari komplikasi selama operasi. Komplikasi yangmungkin terjadi selama operasi adalah kerusakan nervus facialis, arteri facial, arteri carotid, vena
jugularis interna, duktus torasikus dan pleura, serta eksisi inkomplit. Komplikasi post operasi
yang mungkin terjadi adalah infeksi luka operasi, perdarahan, hypertrophic scar, dan keluarnya
cairan limfe dari luka operasi. Pada 20% kasus, ditemukan adanya rekurensi setelah eksisi
komplit.
Eksisi total merupakan pilihan utama. Pembedahan ini dimaksudkan untuk mengambil
keseluruhan massa kista. Akan tetapi, bila tumor besar dan telah menyusup ke organ penting,
seperti trakea, esofagus, atau pembuluh darah, ekstirpasi total sulit dikerjakan. Oleh karena itu,
penanganannya cukup dengan pengambilan sebanyak-banyaknya kista, namun mungkin perludilakukan beberapa kali tindakan operasi. Kemudian, pascabedah dilakukan infiltrasi bleomisin
subkutan untuk mencegah kekambuhan. Hal ini merupakan cara penanganan yang paling baik
dan aman. Pada akhir pembedahan, pemasangan penyalir isap sangat dianjurkan.
2. AspirasiAspirasi perkutan diikuti oleh reakumulasi cepat dari cairan dalam kista atau oleh
perkembangan infeksi.Aspirasi kista higroma bisa dilakukan sebagai penanganan sementara
untuk mengurangi ukuran dari kista sehingga dapat mengurangi efek tekanan terhadap saluran
pernafasan dan pencernaan. Trakeostomi dan gastrostomi dilakukan terutama pada pasien
dengan gangguan menelan dan pernafasan yang berat.
3. SkleroterapiModalitas primer untuk kista higroma telah dicoba dengan teknik skleroterapi
menggunakan bleomisin intralesi. Banyak kasus menunjukkan respon yang baik terhadap terapi
ini. Agen lain yang digunakan adalah OK432, yang memberikan hasil yang lebih memuaskan
dengan komplikasi yang lebih minimal daripada bleomisin.
-
7/27/2019 Higroma Coli
3/4
Komplikasi
Kista higroma merupakan lesi yang jinak, akan tetapi dapat menimbulkan beberapa
komplikasi seperti :
1. Infeksi pada lesiSumber infeksi dari kista higroma ini biasanya merupakan sekunder dari focus infeksi di
traktus respiratorius, meskipun bisa juga bersifat infeksi primer. Selama proses infeksi, ukuran
kista membesar dan menjadi hangat, merah, dan nyeri. Pasien bisa juga menjadi demam. Infeksi
bisa melibatkan seluruh kista atau sebagian kista. Selama infeksi aktif, transiluminasi bisa tidak
terlihat lagi dan kadang-kadang kista ini juga bisa menjadi abses sehingga memerlukan tindakan
drainase untuk meredakan gejala. Infeksi ini diobati dengan antibiotic, antipiretik, dan analgetik.
2. Perdarahan kistaPada perdarahan, kista menjadi keras dan tegang. Ruptur spontan pada kista higroma
leher yang besar pernah dilaporkan sehingga memerlukan intervensi bedah segera.
3. Gangguan pernafasan dan disfagiaGangguan ini disebabkan oleh penekanan oleh massa kista pada saluran pernafasan dan
pencernaan.
Prognosis
Prognosis higroma kistik tergantung pada ukuran kista dan komplikasi-komplikasi yang
terjadi. Pertumbuhan kista dan pertumbuhan ke jaringan sekitar tidak dapat diprediksi. Sebagian
kista dapat mereda secara spontan. Akan tetapi, tetap ada kemungkinan terjadi rekurensi.
Kista higroma yang berkembang pada trimester ke tiga (setelah 30 minggu kehamilan)
atau periode postnatal biasanya tidak berhubungan dengan abnormalitas kromosom. Ada
kemungkinan rekurensi kista higroma setelah pengangkatan secara bedah. Kemungkinan
rekurensi tergantung atas perluasan kista higroma dan apakah dinding kistadapat diangkat
sempurna.
Sebuah kista hygroma umumnya mulai berkembang pada usia kehamilan minggu ke 6-
ke 9, hal ini merupakan kegagalan dalam kantong limfatic jugular untuk mengalir ke vena
jugular internal, yang menghasilkan dilatasi dari kantong limfatic menjadi kista dan
menyebabkan obstruksi limfe jugular dan hydrops fetalis. Prognosis pada kasus ini adalah buruk.
-
7/27/2019 Higroma Coli
4/4
Hygroma ini terjadi hampir 75% pada leher dan leher lateral dan belakang lebih sering
dibandingkan bagian depan leher, sering terjadi secara bilateral dalam posisi yang tidak simetris.