h

download h

of 21

Transcript of h

  • 5/24/2018 h

    1/21

    MAKALAH AGAMA HINDU

    MANUSIA

    Oleh :

    I GEDE SANDI WIARSANA 1313021002

    DESAK MADE MELAWATI 1313021041

    Semester/Kelas 2/A

    JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

    SINGARAJA

    2014

  • 5/24/2018 h

    2/21

    i

    Om awighnam astu namo sidham

    Om sidirastu tad astu swaha

    Ya Tuhan Semoga atas Berkenanmu, tiada suatu halangan bagi hamba

    memulai pekerjaan ini dan semoga berhasil dengan baik.

  • 5/24/2018 h

    3/21

    ii

    PRAKATA

    Om Swastyastu,

    Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

    berkat karunia yang telah diberikan,makalah yang berjudul Manusia dapat

    terselesaikan tepat pada waktunya.

    Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

    mendukung, baik berupa bimbingan, doa maupun materiil yang diberikan guna

    membantu penyelesaian makalah ini.Terima kasih kepada rekan-rekan semester 2

    kelas A yang telah memberikan banyak dukungan kepada penulis. Tidak lupa

    pula, ucapan terima kasih kepada orang tua yang telah memberikan doa dan restu

    serta dukungan materiil kepada penulis. Terima kasih pula kepada para penulis

    yang tulisannya dikutip sebagai bahan rujukan dalam makalah ini.

    Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.Oleh

    karena itu,penulis menerima dengan terbuka saran dan kritik konstruktif untuk

    menjadikan makalah ini lebih baik di kemudian hari.Semoga makalah ini

    bermanfaat untuk pembaca.

    Om Santih,Santih,Santih, Om

    Singaraja, April 2014

    Penulis

  • 5/24/2018 h

    4/21

    iii

    DAFTAR ISI

    DOA PEMBUKA............................................................................... i

    PRAKATA............................................................................................. ii

    DAFTAR ISI.......................................................................................... iii

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1Latar Belakang............................................................................. 11.2Rumusan Masalah ....................................................................... 21.3Tujuan ......................................................................................... 21.4Manfaat ....................................................................................... 2

    BAB II PEMBAHASAN

    2.1 Manusia ............................................................................... 4

    2.1.1 Konsep Manusia Hindu..................................................... 42.1.2 Hakikat Manusia HIndu.................................................... 52.1.3 Martabat Manusia Hindu ................................................. 52.1.4 Tanggung Jawab Manusia Hindu .................................... 62.1.5 Awatara dan Orang Orang Suci ...................................... 7

    2.1.5.1. Awatara .............................................................. 7

    2.1.5.2 Orang-Orang Suci ............................................... 8

    2.2 Implementasi ....................................................................... 8

    2.2.1 Konsep Manusia Hindu........................................... .... 82.2.2 Hakikat Manusia Hindu .............................................. ... 92.2.3 Martabat Manusia Hindu ............................................ ... 102.2.4 Tanggung Jawab Manusia Hindu ................................. 112.2.5 Orang-Orang Suci ...................................................... ... 12

    BAB III PENUTUP

    3.1Simpulan .................................................................................. 143.2Saran ........................................................................................ 15

    DAFTAR PUSTAKA

    DOA PENUTUP

  • 5/24/2018 h

    5/21

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar BelakangKita sebagai umat manusia sudah sepantasnya bersyukur kepada Ida Sang

    Hyang Widhi Wasa, karena diantara makhluk hidup di dunia ini manusia lah

    yang paling tinggi derajatnya dikarenakan memiliki pikiran. Kelebihan inilah

    yang menyebabkan manusia dapat berpikir untuk berbuat dan berkata yang

    baik. Kita dapat memilah mana yang baik dan mana yang buruk.

    Dalam konteks Agama Hindu kita mengenal adanya Subha dan Asubha

    Karma yaitu perbuatan baik dan perbuatan buruk. Dengan mengutamakan

    perbuatan baik yang disebut subha karma inilah manusia mampu menolong

    dirinya sendiri. Selain itu juga terdapat konsep Tri Pramana, yang terdiri dari

    Bayu, Sabda , Idep. Tumbuhan hanya memiliki bayu atau tenaga untuk

    tumbuh, sedangkan binatang memiliki bayu dan sabda dimana binatang

    memiliki tenaga untuk bertumbuh, berkembang dan mengeluarkan suara,

    sedangkan manusia memiliki ketiganya.

    Kemampuan berpikir telah dimiliki oleh manusia sejak mereka dilahirkan,sehingga dengan memiliki pikiran maka diharapkan manusia mempunyai

    wiweka mampu membedakan mana yang baik dan buruk (Winawan, 2003)

    .Pikiran dipakai berpikir terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan. Dengan

    pikirannya, manusia diharapkan mengetahui asal, tujuan, tugas serta

    kewajibannya. Dalam ajaran Hindukewajiban manusia dijabarkan dalam

    konsep Tri Hita Karana dimana konsep ini terdiri atas Parhyangan, Pawongan,

    dan Palemahan (Winawan, 2013). Secara umum manusia senang pada

    keindahan, baik itu keindahan alam maupun seni, dan yang merupakan musuh

    besar manusia menurut agama Hindu yang disebut Sad Ripu. Sad Ripu ini

    berada di dalam diri setiap manusia dimana sifat sifat tersebut akan

    mempengaruhi watak dan perilaku manusia. Itulah sebabnya watak dan

    perilaku manusia berbeda antara satu dengan yang lainnya. Sad Ripu tidak bisa

    kita hilangkan karena begitu melekat dalam diri manusia. Satusatunya cara

    adalah dengan mengendalikannya. Untuk itu, kita harus bisa mengendalikan

  • 5/24/2018 h

    6/21

    2

    sifat tersebut agar nantinya kita mendapat ketenangan di dalam diri. Jika hati

    kita tenang, maka pikiran pun akan tenang untuk menghasilkan pemikiran

    pemikiran yang jernih. Dari pemikiran yang jernih kita senantiasa akan berkata

    dan berbuat yang baik. Maka dari pikiran,perkataan dan perbuatan baik

    tersebutlah yang akan membantu kita menuju tujuan hidup menurut agama

    Hindu yaitu mencapai moksa.

    Dari latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk membuat makalah

    yang berjudul Manusia sebagai pedoman dasar kita mempelajari Agama

    Hindu.

    1.2 Rumusan Masalah1.2.1 Bagaimana konsepmanusia Hindu?1.2.2 Bagaimana hakikat dari manusia Hindu?1.2.3 Bagaimana martabat dari manusia Hindu?1.2.4 Apa tanggung jawab dari manusia Hindu?1.2.5 Apa yang dimaksud Awatara dan orang-orang suci dalam Agama

    Hindu?

    1.2.6 Bagaimana implementasi manusia hindu dalam kehidupan sehari-hari?

    1.3 Tujuan Penulisan1.3.1 Dapatmenjelaskan konsep dari manusia Hindu1.3.2 Dapat mengetahui hakikat dari manusia Hindu1.3.3 Dapat memahami martabat dari manusia Hindu1.3.4 Dapat memahami tanggung jawab dari manusia Hindu1.3.5 Dapat menjelaskan yang dimaksud Avatara dan orang suci dalam

    Agama Hindu

    1.3.6 Dapat menjelaskan implementasi manusia hindu dalam kehidupansehari-hari.

    1.4Manfaat PenulisanAdapun manfaat yang diharapkan dalam penyusunan makalah ini adalah:

    1.4.1 Bagi Penulis

  • 5/24/2018 h

    7/21

    3

    Pembuatan makalah ini dapat menambah pengalaman penyusun

    dalam menyusun makalah beserta presentasinya, serta dapat

    memperoleh pengetahuantentang Manusia Hindu. Selain itu,

    pembuatan makalah yang akan dipresentasikan ini dapat

    meningkatkan mental berbicara dan kepercayaan diri di depan umum.

    1.4.2 Bagi PembacaPembaca dapat menambah ilmu dan wawasan mengenaiManusia

    Hindu, yang nantinya dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan

    beragama, khususnya Agam Hindu.

  • 5/24/2018 h

    8/21

    4

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Manusia

    2.1.1 Konsep Manusia Hindu

    Sebagai ciptaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, manusia dikatakan

    sebagai makhluk Tri Pramana karena memiliki tiga kemampuan utama yaitu

    berpikir, berkata dan berbuat, yang menyebabkan ia berbeda dengan makhluk

    lainnya. Dengan kemampuan berpikir, berkata dan berbuat, manusia

    melakukan perbuatan baik dan perbuatan buruk yang disebut subha asubha

    karma. Dengan mengutamakan perbuatan baik yang disebut subha karma

    inilah manusia mampu menolong dirinya sendiri, mengangkat dirinya dari

    kesengsaraan. Dari kelebihan yang dimilikinya manusia disebut dengan

    berbagai sebutan nama seperti homo sapiens(makhluk berakal pikiran), homo

    socius (makhluk social), dan homo ludens (mahluk bermain) namun ada

    sebutan lain lagi yang dikemukakan oleh ahli bahasa (linguis) yaitu manusia

    sebagai animal symbolicum (makhluk pencipta sekaligus pengguna tandabahasa), dan dari sudut pandang religi manusia dikatakan sebagai homo

    religious(makhluk yang berkeyakinan-Ketuhanan).

    Dalam ajaran Veda, istilah manusia (manusya) secara etimologis

    berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu kata manuyang berarti pikiran) dansya

    (bentuk genetif yang menyatakan arti: milik atau sifat yang dimiliki kata

    benda yang dilekatinya)(Ita, 2010). Menurut konsep Hindu, manusia adalah

    kesatuan antara badan jasmani dan jiwa (atman). Secara kosmologis, manusia

    (yang berupa kesatuan jiwa badan jasmaninya) yang sering disebut

    mikrokosmos (bhuana alit) yang merupakan perwujudan dari makrokosmos

    (bhuana agung).Dalam kitab Veda disebutkan (dan selanjutnya dijelaskan

    dalam kitab Upadesa), bahwa manusia pertama dalam konsepsi Hindu adalah

    manu atau Swayambu-Manu (Makhluk berpikir yang menjadikan dirinya

    sendiri).

  • 5/24/2018 h

    9/21

    5

    Dari konsep-konsep tersebut dapat disimpulkan bahwa manusia sebagai

    makhluk rasional yaitu makhluk yang dapat berpikir dengan menggunakan

    akal budinya.Jadi secara konseptual manusia Hindu adalah manusia yang

    mampu mengembangkan dan mengedepankan daya berpikir dan pikiran

    rasional (manah) untuk menjadikan dirinya sebagai manusia (swayambu-

    manu) dalam tatanan menjalani kehidupan ini (Winawan, 2003).

    2.1.2 Hakikat Manusia Hindu

    Dalam konteks ontologis manusia merupakan kesatuan yang utuh dari

    badan dan jiwa, menjadikannya sebagai pribadi yang terus berkembang secara

    dinamis baik dalam dirinya (substansi) maupun di lingkungannya(Nurkancana, 2011). Menurut pandangan filsafat manusia, tubuh sebagai res

    extensa yaitu aktualisasi keluasan substansi semesta, sedangkan jiwa adalah

    res cogitans (perwujudan substansi berpikir).Badan jasmani dan rohani yang

    dimiliki manusia telah membuka pemikiran dalam pandangan filsafat manusia

    misalnya pandangan materialisme (seperti dianut kaum Carvaka di India)

    menganggap bahwa badan jasmani lebih bernilai (penting) daripada

    jiwa.Sebaliknya pandangan Spiritualisme beranggapan bahwa jiwa jauh lebih

    benilai (penting) daripada badan Jasmani. Namun dalam pandangan Veda

    (Hindu) Jasmani dan Jiwa memiliki hakikat yang sama pentingnya. Bidang

    yang mengkaji hakikat badan jasmani manusia Hindu sebagai res extensa dari

    substansi semesta (makrokosmos) adalah Mayatatwa (filsafat

    kebendaan,pradhana, maya), sedang bidang yang mengkaji hakikat jiwa-atma

    sebagai res cogitans dari substansi berpikir adalah Purusatatwa atau

    Adipurushatatwa (filsfat non kebendaan,purusa) (Winawan, 2010).

    Badan jasmani mempunyai makna penting bagi jiwa-atma, karena jiwa-

    atma yang menjadi akar hidup dan dilahirkan dalam badan jasmani (Badan

    Wadag, Sthula Sarira) sebagai manusia dalam pandangan Hindu merupakan

    keutamaan dan kemuliaan.

    2.1.3 Martabat Manusia Hindu

    Kualitas atau martabat manusia dalam Agama Hindu merupakan yang

    paling tinggi derajatnya diantara makhluk hidup ciptaan Beliau yang lain.

    Pemahaman martabat manusia di masa modern kini dapat dicerminkan dalam

  • 5/24/2018 h

    10/21

    6

    berbagai aspek aktivitasnya seperti tingkat pendidikan dan wawasan

    pengetahuan yang dimiliki, profesi dan bidang pekerjaan dan tingkat sosial-

    ekonomi, peran dan kedudukan dalam hidup bersosial, keimanan dan

    ketaqwaan, serta hidup keberagaman. Sedangkan pemahaman di masa lalu

    hanya tercermin melalui sumber-sumber yang terbatas.

    Berdasarkan pandangan Weda bahwa aspek-aspek langsung ataupun

    tidak langsung dianggap mengindikasikan tentang konsepsi martabat manusia

    Hindu yaitu: (1) Jati (kelahiran), (2) Dharma (kewajiban hidup, kebenaran

    serta kedudukan dan peran sosial-kemasyarakatan-keagamaan), (3) Warna

    Kasta (profesi atau bidang pekerjaan), (4) Karma secara luas meliputi

    Manacikayang artinya berpikir, Wacikayang artinya berkata danKayikayang

    artinya berbuat, (5) Guna (yang dapat berupa GunaSatwa, Rajas dan Tamas,

    (6) tingkat kebrahmacarian dan wawasan pengetahuan, serta (7) tingkat

    keimanan dan kerohaniawanan (Sradham, Satyam).

    Martabat manusia selalu dikaitkan dengan penguasaan mereka pada

    masalah keimanan dan ketaqwaan mereka kepada Sang Hyang Widi Wasa.

    Martabat adalah harkat kemanusiaan atau harga diri orang yang, disegani, dan

    dihormati orang banyak karena selalu berperilaku baik.Untuk mendapatkan

    kebahagiaan dan menjaga martabat dalam hidup ini orang harus mampu

    mengendalikan dirinya.Salah satunya yaitu dengan mengendalikan pikiran

    agar selalu terarah pada hal-hal kebaikan dan menghindari hal-hal yang

    mengarah pada keburukan. Melalui pengendalian pikiran, perkataan dan

    perbuatan juga akan menjadi lebih terarah, serta berpedoman pada bisikan

    Sang Hyang Atma, yaitu kata hati yang selalu menyuarakan kejujuran dan

    kebenaran (Ita, 2010).Dapat dirumuskan bahwa secara konseptual dan teologis martabat

    manusia Hindu telah dilandasi kesadaran human-equality

    (kesederajatan/kesetaraan) (Winawan, 2003)

    2.1.4 Tanggung Jawab Manusia Hindu

    Sebagai umat manusia sudah pasti kita memiliki kewajiban atau

    tanggung jawab yang dipikul. Tanggung jawab manusia Hindu secara vertikal

    (hubungan dengan Brahman) dan horizontal (hubungan dengan sesama hidup,

  • 5/24/2018 h

    11/21

    7

    Tat Twam Asi). Dalam kehidupan manusia Hindu di Bali dijabarkan dalam

    konsep Tri Hita Karana (Parhyangan, Pawongan, dan Palemahan yang

    dilandasi oleh Satyam, Siwam, Sundara) yang ada di dalam Veda (Winawan,

    2003).

    Dalam hal ini secara vertikal manusia bertanggung jawab mempertinggi

    derajat dan kesucian kemanusiaannya hingga mencapai tingkat tertinggi

    Tanggung jawab utama dalam kaitannya dengan Brahman Sang Pencipta

    semesta adalah menyangkut Perhyangan yang meliputi aktivitas pendirian dan

    pemeliharaan tempat suci, dan melakukan upacara yadnya kepada para dewa

    atau Hyang Maha Kuasa.

    Secara horizontal tanggung jawab manusia Hindu telah terjabar dalam

    bentuk Pawongan dan Palemahan.Dalam pandangan Veda, manusia tidak saja

    memiliki tanggung jawab untuk memanusiakan (memberadakan) manusia,

    tetapi yang lebih penting adalah mengentaskan (melakukan Somya) Sarwa

    Bhuta yang ada disekelilingnya ke kehidupan yang lebih tinggi, seperti

    dilakukan dalam upacara Tawur Agung berkenaan dengan Hari Suci Nyepi.

    Dari pemahaman ini maka jelas bahwa tanggung jawab terbesar manusia

    adalah (a) mengkondisikan kemakmuran umat manusia melalui yadnya yang

    dilakukan, (b) menjaga Satyam dan Dharma agar tetap berjalan dengan lancar,

    (c) mengentaskan kemiskinan serta mengangkat derajat makhluk yang lebih

    rendah agar menjadi lebih tinggi, (d) menjaga kedamaian dan keharmonisan

    jagad raya ini secara berkelanjutan.

    2.1.5 Awatara dan Orang Suci dalam Agama Hindu

    2.1.5.1 Awatara

    Dalam sejarah Agama Hindu Tuhan Yang Maha Esa turun ke

    dunia untuk melindungi dunia dari kehancuran, dimana adharma

    (kejahatan) merajalela. Dewa Wisnu sebagai manifestasi dari Ida Sang

    Hyang Widhi turun ke dunia untuk menegakkan dharma (Nurkancana,

    2011)). Beliau mengambil wujud-wujud tertentu. Wujud beliau inilah yang

    disebut Awatara.

    AgamaHindu mengenal adanya Dasa Awatara.Dasa Awatara

    adalah sepuluh Awatara yang diyakini sebagai penjelmaan material

    http://id.wikipedia.org/wiki/Tuhanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Agamahttp://id.wikipedia.org/wiki/Agamahttp://id.wikipedia.org/wiki/Agamahttp://id.wikipedia.org/wiki/Tuhan
  • 5/24/2018 h

    12/21

    8

    DewaWisnu dalam misi menyelamatkan dunia.Kisah-kisah Awatara

    tersebut terangkum dalam sebuah kitab yang disebutPurana.

    Matsya Awatara, sang ikan, muncul saatSatya Yuga Kurma Awatara, sang kura-kura, muncul saatSatya Yuga Waraha Awatara, sang babi hutan, muncul saatSatya Yuga Narasimha Awatara, manusia berkepala singa, muncul saat Satya

    Yuga

    Wamana Awatara, sang orang cebol, muncul saatTreta Yuga Parasurama Awatara, sang Rama bersenjata kapak, muncul saatTreta

    Yuga

    Rama Awatara, sang ksatria, muncul saatTreta Yuga Kresna Awatara, putra Wasudewa, muncul saatDwapara Yuga Buddha Awatara, pangeran Siddharta Gautama, muncul saat Kali

    Yuga

    Kalki Awatara, sang pemusnah, muncul saatKali Yuga2.1.5.2 Orang Suci Dalam Agama Hindu

    Orang suci adalah manusia yang memiliki mata batin dan dapat

    memancarkan kewibawaan rohani, serta mempunyai kepekaan untuk

    menerima getaran-getaran gaib dan dalam penmapilannya dapat

    mewujudkan ketenangan dan ketentraman (Yogiswari, 2012).Rsi atau

    Rishi (bahasa Sanskerta; i) adalah seorang suci atau penyair yang

    mendapat wahyu dalamagama Hindu.

    Sapta RsiSapta Maha Resi penerima wahyu dalam kitab suci Weda :

    1. Rsi Gritsamada2. Rsi Wiswamitra3. Rsi Wamadewa4. Rsi Atri5. Rsi Bharadwaja6. Rsi Wasista7. Rsi Kanwa

    http://id.wikipedia.org/wiki/Dewahttp://id.wikipedia.org/wiki/Puranahttp://id.wikipedia.org/wiki/Matsyahttp://id.wikipedia.org/wiki/Satya_Yugahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kurma_%28Hindu%29http://id.wikipedia.org/wiki/Satya_Yugahttp://id.wikipedia.org/wiki/Warahahttp://id.wikipedia.org/wiki/Satya_Yugahttp://id.wikipedia.org/wiki/Narasimhahttp://id.wikipedia.org/wiki/Satya_Yugahttp://id.wikipedia.org/wiki/Satya_Yugahttp://id.wikipedia.org/wiki/Wamanahttp://id.wikipedia.org/wiki/Treta_Yugahttp://id.wikipedia.org/wiki/Parasuramahttp://id.wikipedia.org/wiki/Treta_Yugahttp://id.wikipedia.org/wiki/Treta_Yugahttp://id.wikipedia.org/wiki/Ramahttp://id.wikipedia.org/wiki/Treta_Yugahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kresnahttp://id.wikipedia.org/wiki/Dwapara_Yugahttp://id.wikipedia.org/wiki/Buddha_sebagai_Awatara_Wisnuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Siddharta_Gautamahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kali_Yugahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kali_Yugahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kalkihttp://id.wikipedia.org/wiki/Kali_Yugahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Sanskertahttp://id.wikipedia.org/wiki/Agama_Hinduhttp://id.wikipedia.org/wiki/Agama_Hinduhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Sanskertahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kali_Yugahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kalkihttp://id.wikipedia.org/wiki/Kali_Yugahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kali_Yugahttp://id.wikipedia.org/wiki/Siddharta_Gautamahttp://id.wikipedia.org/wiki/Buddha_sebagai_Awatara_Wisnuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Dwapara_Yugahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kresnahttp://id.wikipedia.org/wiki/Treta_Yugahttp://id.wikipedia.org/wiki/Ramahttp://id.wikipedia.org/wiki/Treta_Yugahttp://id.wikipedia.org/wiki/Treta_Yugahttp://id.wikipedia.org/wiki/Parasuramahttp://id.wikipedia.org/wiki/Treta_Yugahttp://id.wikipedia.org/wiki/Wamanahttp://id.wikipedia.org/wiki/Satya_Yugahttp://id.wikipedia.org/wiki/Satya_Yugahttp://id.wikipedia.org/wiki/Narasimhahttp://id.wikipedia.org/wiki/Satya_Yugahttp://id.wikipedia.org/wiki/Warahahttp://id.wikipedia.org/wiki/Satya_Yugahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kurma_%28Hindu%29http://id.wikipedia.org/wiki/Satya_Yugahttp://id.wikipedia.org/wiki/Matsyahttp://id.wikipedia.org/wiki/Puranahttp://id.wikipedia.org/wiki/Dewahttp://id.wikipedia.org/wiki/Dewa
  • 5/24/2018 h

    13/21

    9

    Selain gelar maharsi (Rsi Besar), dalam perkembangannya terdapat juga

    orang- orang suci yang memakai gelar : Rsi, Bhagawan, Mpu, Dang

    Hyang, dsb.

    2.2Implementasi Manusia Hindu dalam Kehidupan Sehari-Hari2.2.1Konsep Manusia Hindu

    Seperti yang kita ketahui bahwa manusia dalam konsep agama hindu

    merupakan mahkluk yang sempurna dari ciptaan-Nya yang lainnya karena

    terlahir kedunia ini telah memilki Tri Pramana. Dengan memilki Tri Pramana

    manusia akan dapat menggunakannya untuk melakukan perbuatan yang baik

    atau dharma. Selain itu manusia akan dapat mengembangkan dan

    mengedepankan daya berpikir secara rasional. Disini manusia sebelum

    melakukan sesuatu akan memiliki pertimbangan dengan segala konsekuensi

    yang akan mereka terima. Manusia akan menggunakan akal sehatnya untuk

    menilai sesuatu sebelum bertindak. Didalam melakukan kegiatan tentunya

    manusia tidak pernah terlepas dari kehidupan sosial. Hal ini berkaitan dengan

    manusia sebagai mahkluk sosial, yaitu manusia selalu hidup berdampingan

    dengan manusia lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari, hal nyata yang sering

    terlihat di Bali khususnya adalah ketika salah satu krama di banjar

    melaksanakan upacara yadnya, pasti meminta bantuan kepada krama banjar

    yang lainnya, istilah umum di Bali disebut ngopin. Indonesia sendiri memiliki

    asas seperti halnya yang ada di Bali yang dikenal dengan asas gotong royong

    yaitu melaksanakan kegiatan positif secara bersama-sama.

    Dalam konteks kita sebagai pelajar hal yang dapat kita lihat sebagai

    implementasi konsep manusia hindu yang memiliki pikiran yang rasional

    adalah dalam proses belajar di kelas, saat menjawab pertanyaan dari guru kitatidak boleh sembarangan menjawab, dalam menjawab kita harus

    menggunakan dasar pemikiran yang tepat.

    2.2.2Hakikat Manusia HinduHakikat manusia merupakan kesatuan dari badan (jasmani) dan jiwa

    (rohani). Perspektif manusia menurut hindu bahwa jasmani dan rohani

    merupakan kedua hal yang sama penting.Badan merupakan tempat atau

  • 5/24/2018 h

    14/21

    10

    sthana dari atma yang bersifat sementara. Maka dari itu banyak hal yang

    harus kita lakukan untuk menjaga badan kita agar jiwa kita tetap berstana di

    dalam badan kita.

    Dalam kehidupan sehari-hari banyak hal yang akan terjadi terhadap kita

    yang akan mempengaruhi kesehatan badan (jasmani) kita. Hal yang dapat

    mengangu kesehatan jasmani kita adalah merokok, narkoba, dan hal-hal

    lainnya. Maka dari itu sebagai manusia kita harus tetap menjaga kesehatan

    badan kita dengan melakukan berbagai cara. Cara menjaga kesehatan tubuh

    dapat dilakukan dengan berolahraga dan mengatur pola makan dengan menu

    4 sehat 5 sempurna Selain itu kita juga harus tetap menjadi kesucian badan

    kita, karena kita ketahui bahwa jiwa atau atma tersebut bersifat suci.

    Selain menjaga badan jasmani, manusia juga harus menjaga rohaninya

    dengan melaksanakan kegiatan spritual. Kegiatan spiritual yang dapat

    dilakukan yaitu dengan cara bersembahyang. Hal yang lebih lanjut yang dapat

    kita lakukan adalah meditasi untuk memperoleh ketenangan jiwa dan

    mengatur pikiran. Dengan meditasi ini manusia akan dapat mengendalikan

    pikirannya sehingga dapat berpikir yang postif dan akan terhindarkan dari

    hal-hal yang bersifat negatif. Kita ketahui bahwa perbuatan dari jasmani

    ditentukan oleh manah atau pikiran. Oleh karena itu, ketenangan pikiran

    sangatlah penting agar dapat mengarahkan badan sesuai dengan akal sehat.

    Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kita senagai umat

    manusia khususnya umat hindu sangat dilarang untuk menyakiti badan

    ataupun jiwanya, dalam agama hindu ajaran ini dikenal dengan Tat Twam

    Asi. Tat Twam Asi adalah mengajarkan bahwa manusia di hadapan Tuhan

    Yang Maha Esa adalah sama, yang membedakan hanyalah karma darimasing-masing orang.Kita juga telah ketahui bahwa atma merupakan

    percikan dari Sang Hyang Widhi yang bersifat suci yang berstana di dalam

    bada (jasmani). .Oleh karena itu, manusia yang satu tidak boleh menyakiti

    manusia lainnya karena di dalam manusia terdapat atma. Jika kita menyakiti

    manusia lainnya itu sama halnya dengan kita tidak percaya dengan adanya

    atma yang merupakan percikan dari Tuhan yang ada dalam tubuh manusia.

  • 5/24/2018 h

    15/21

    11

    2.2.3Martabat Manusia HinduDi dalam ajaran agama hindu disebutkan bahwa manusia merupakan

    makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna karena telah memiliki Tri

    Pramana, yaitu Sabda, Bayu, dan Idep.Semua manusia memiliki martabat

    yang sama baik itu laki-laki maupun perempuan.

    Zaman dahulu martabat antara laki-laki dan perempuan berbeda, namun

    saat ini martabat antara laki-laki dan perempuan sudah disertarakan atau

    disejajarkan. Hal ini sesuai dengan konsep martabat manusia hindu yaitu

    dilandasi oleh human-equality. Selain itu martabat seseorang diukur dari

    keimanan dan ketaqwaan terhadap Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Dalam hal

    ini kita harus selalu berbuat sesuai dengan perintahnya dan mejauhi

    larangannya. Berpikir, berbuat dan berkata sesuai ajaran dharma akan

    membuat sesorang tenang dalam kehidupannya. Seperti contoh, mencuri dan

    membunuh adalah dua hal yang dilarang dalam ajaran agama. jika seseorang

    melakukan hal itu akan dipandang bahwa orang tersebut memiliki martabat

    yang rendah. Karena dengan dia melakukan hal itu, sudah bisa dipastikan

    kalau orang tersebut tidak memiliki pikiran yang tenang. Hal lain yang dapat

    dijadikan landasan untuk mengukur martabat manusia adalah pengetahuan

    yang dimiliki oleh masing-masing orang. Sebagai contoh seseorang yang

    telah melalui proses pendidikan dari tingkat SD sampai perguruan tinggi

    dipandang memiliki martabat yang tinggi karena dia telah banyak

    mendapatkan ilmu pengetahuan baik pengetahuan umum maupun

    pengetahuan tentang moral yang baik.

    2.2.4 Tanggung Jawab Manusia HinduSebagai umat hindu kita memiliki tanggung jawab untuk menjalankan

    ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat tercemin ke dalam

    Tri Hita Karana yang merupakan konsep agama hindu di Bali yang terdiri

    dari Parahyangan, Pawongan, dan Palemahan.

    Parahyangan adalah tanggung jawab kita terhadapa tuhan yang dapat

    kita realisasikan seperti pendirian tempat suci, pemeliharaan tempat suci dan

    melakukan upacara yadnya kepadaIda Sang Hyang Widhi, pendalaman ajaran

  • 5/24/2018 h

    16/21

    12

    agama, kreativitas berkesenian (tari, tabuh, dan pahat) untuk kepentingan

    ritual . di lingkungan keluarga biasanya dibuat sebuah pura yang disebut

    kemulan.

    Tanggung jawab yang kedua adalah Pawongan yaitu tanggung jawab

    kita terhadap diri kita sendiri dan sesama manusia lainnya. Hal ini dapat kita

    lakukan dengan meningkatkan kesucian diri kita dengan senantiasa berbuat

    baik tanpa pamrih dan perlahan-lahan melepaskan diri dari ikatan

    keduniawian untuk dapat bersatu dengan Brahman. Manusia juga

    memilikitanggung jawab untuk meningktakan derajat hidupnya sehingga

    mencapai kebahagiaan sehingga manusia manusia dituntut untuk wajib

    bekerja dalam hidupnya. Selain itu pula sebagai manusia yang nantinya akan

    menjadi orang tua juga bertanggung untuk mensejahterakan keluarganya

    baik dari moral maupun spiritualnya, misalnya dengan menyekolahkan anak

    tersebut sesuai kemampuannya sampai pada melaksanakan upacara

    perkawinan pada anak tersebut.

    Tanggung jawab yang ketiga adalah tanggung jawab manusia dengan

    lingkungan atau yang disebut Palemahan. Realisasi tanggung jawab ini dalam

    kehidupan sehari-hari dapat dilakukan dengan melaksanakan upacara Tawur

    Agung yang dilakukan pada hari suci Nyepi untuk menetralisir kekuatan alam

    serta melaksanakan upacara tumpek wariga dan tumpek kandang untuk

    menjaga keharmonisan alam semesta. Hal sederhana yang dapat kita lakukan

    sebagai tanggung jawab kita terhadap lingkungan adallah dengan selalu

    menjaga kelestarian lingkungan sekitar kita.

    2.2.5 Orang SuciDi dalam agama hindu orang suci dipandang sebagai orang yang

    memiliki kewibawaan rohani serta mempunyai penampilan yang dapat

    mewujudkan ketenangan dan penuh welas asih yang mempunyai kesucian

    lahir batin. Untuk mencapai kesuciannya dapat dilakukan dengan melakukan

    tapa, bratha, yoga, dan semadhi, sehingga memiliki kesucian dan dapat

    menghubungkan dirinya kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

    Keberadaan orang-orang suci memiliki kedudukan khusus dan terhormat

  • 5/24/2018 h

    17/21

    13

    dalam masyarakat hindu, di Bali khususnya masyarakat menyebutnya

    Sulinggih yang artinya mulia atau utama. Dengan adanya keberadaan

    orang suci di tengah-tengah kehidupan masyarakat dipandang dapat

    memberikan panutan kepada kita untuk selalu melaksanakan ajaran agama

    yang berlandaskan dharma. Dengan hal tersebut akan mampu menyelamatkan

    kita dari kemerosotan moral.

    Tugas utama orang suci memimpin pelaksanaan Upacara atau Upakara

    keagamaan serta memberi petunjuk cara-cara membuat banten, biasanya

    upacara yang dipuput / dipimpin oleh pedanda dalam kehidupan sehari-hari

    upacara yang berhubungan dengan Dewa Yadnya seperti upacara Ngaben,

    Karya Agung, Pemelaspasan di Pura dan upacara besar lainnya. Selain itu

    orang suci bertugas untuk memberikan upanisad atau wejangan-wejangan

    suci sehingga mampu menciptakan ketentraman batin manusia dan meminta

    solusi terhadap masalah yang sangat besar dan tidak bisa terpecahkan. Pada

    jaman sekarang ini sudah mulai banyak dari setiap upacara akan

    mengundang orang suci untuk melakukan dharma wacana. Diharapkan

    dengan dharma wacana yang disampaikan oleh orang suci tersebut kita bisa

    memperoleh pedoman yanng baik dalam kehidupan di jaman kaliyuga ini.

    Selain Pedanda atau Sulinggih orang suci yang paling dekat dengan

    kehidupan kita adalah pemangku. Setiap mrajan atau sanggah yang ada di

    Bali pasti memiliki seorang pemangku. Jika seorang sulinggih terlahir melalui

    upacara yang disebut Dwi Jati, sedangkan pemangku hanya melalui upacara

    yang disebut Eka jati. Karena pemangku adalah orang suci yang paling dekat

    dengan masyarakat, maka pemangkulah yang paling sering membantu kita

    dalam memuput/ memimpin upacara yang dilakukan sehari-hari sepertipiodalan alit, ngotonin, upacara pawiwahan dan upacara kematian kecuali

    Ngaben.

    Dalam setiap upacara yadnya, umat hindu wajib menghaturkan

    daksina, pada pendeta atau sulinggih dengan penuh keiklasan. Pengertian

    daksina di sini artinya persembahan yang terhormat dalam bentuk harta

    benda kepada orang suci atau pendeta. Umat hindu wajib menjaga kesucian

    pendeta dengan melayani beliau sebaik-baiknya terutama ketika beliau

  • 5/24/2018 h

    18/21

    14

    melaksanakan swadharma Nyurya sewana setiap hari. Sehingga dengan hal

    itulah kita mengenal ajaran Guru Bhakti dalam hal ini kepada Maha Rsi yang

    memberikan ilmu pengetahuan suci.

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Berdasarkan pembahasan di atas, dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:

    1. Konseptual manusia Hindu adalah manusia yang mampu mengembangkandan mengedepankan daya berpikir dan pikiran rasional (manah) untuk

    menjadikan dirinya sebagai manusia (swayambu-manu) dalam tatanan

    menjalani kehidupan ini.

    2. Badan jasmani mempunyai makna penting bagi jiwa-atma, karena jiwa-atma yang menjadi akar hidup dan dilahirkan dalam badan jasmani (Badan

    Wadag, Sthula Sarira) sebagai manusia dalam pandangan Hindu

    merupakan keutamaan dan kemuliaan.

    3. Secara teologis martabat manusia Hindu telah dilandasi kesadaran human-equality (kesederajatan/kesetaraan)

    4. Tanggung jawab terbesar manusia adalah (a) mengkondisikankemakmuran umat manusia melalui yadnya yang dilakukan, (b) menjaga

    Satyam dan Dharma agar tetap berjalan dengan lancar, (c) mengentaskan

    kemiskinan serta mengangkat derajat makhluk yang lebih rendah agar

    menjadi lebih tinggi, (d) menjaga kedamaian dan keharmonisan jagad raya

    ini secara berkelanjutan.

    5. Dewa Wisnu sebagai manifestasi dari Ida Sang Hyang Widhi turun kedunia untuk menegakkan dharma. Beliau mengambil wujud-wujud

    tertentu. Wujud beliau inilah yang disebut Awatara.Rsi atau Rishi (bahasa

    Sanskerta; i) adalah seorang suci atau penyair yang mendapat wahyu

    dalam agama Hindu.Selain gelar maharsi (Rsi Besar), dalam

    perkembangannya terdapat juga orang- orang suci yang memakai gelar :

    Rsi, Bhagawan, Mpu, Dang Hyang.

    3.2 Saran

    http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Sanskertahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Sanskertahttp://id.wikipedia.org/wiki/Agama_Hinduhttp://id.wikipedia.org/wiki/Agama_Hinduhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Sanskertahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Sanskerta
  • 5/24/2018 h

    19/21

    15

    Saran untuk pembaca yaitu sebaiknya kita sebagai calon guru dapat

    menerapkan semua yang berkaitan dengan Manusia Hindu yang tercantum dalam

    makalah ini sebagai bekal dalam menjalankan profesi kita utamanya

    sebagaiseorang pendidik nantinya.Karena seperti yang dikatakan oleh Albert

    Einstein yaitu Ilmu Tanpa Agama Lumpuh, Agama Tanpa Ilmu Buta.

  • 5/24/2018 h

    20/21

    16

    DAFTAR PUSTAKA

    Ita. 2010.Hakekat Manusia Hindu. Dalam

    http://itahasri.blogspot.com/2010/12/manusia-hindu.html. Diakses 14 April

    2014

    Nurkancana, Wayan. 2011. Pokok-pokok Ajaran Agama Hindu. Singaraja:

    Universitas Pendidikan Ganesha.

    Winawan, W. 2003.Materi Substansi Kajian Matakuliah Pengembangan

    Kepribadian Pendidikan Agama Hindu. Jakarta: Trisakti.

    http://itahasri.blogspot.com/2010/12/manusia-hindu.htmlhttp://itahasri.blogspot.com/2010/12/manusia-hindu.html
  • 5/24/2018 h

    21/21

    17

    Om dewa suksma parama acintya ya namah swaha, sarwa karya

    prasidhantam

    Ya Tuhan dalam wujud parama acintya

    yang maha gaib dan maha karya, hanya atas anugrahmulah maka pekerjaan

    ini berhasil dengan baik