Gol C Indragiri Hulu

11
Jurna( Sains dan 'l'ek,no(ogi 7(1) 'Maret 2008: 20-30 INVENTARISASI POTENSI BAHAN GALIAN TAMBANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH & GIS (STUDI KASUS DI INDRAGIRI HULU) Masberry Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Riau, Pekanbaru 28293 ABSTRACT An accurat and up-to-date information or data concerning the potentials of mineral re- sources in a certain area, especially of the mining, is urgently needed by the local govern- ment because, on the basis of such information, steps for making decisions about mineral resources management policy could be facilitated. In addition, such an information will also be very helpful for businessmen as well practitioners interested or involving actively in the management of mineral resources. Remote sensing technology, a technology able to record the earth surface by using satellite, has been developed very fast recently. Th data obtained ~over a :ery huge area. An analysis of satellite data with a composite of 457 could provide information about the widespread of mining materials. However, the validity of the data still needs field observation. The efforts to inventory, map and explore mineral resources by the use of an appropriate technology is seriously needed in order to gain an optimum benefits. Da ta obt ~i ne d f rom r emo te s ens ing supported by a direct field observation and Geographical Information System (GIS) could be used as a reference for development planning, as well as for management and conservation effort of the existing m iner al r es o r ce s. Ke y wor ds : i nve nt or y, mi ne ra l re sou rc es , remote sensing and GIS PENDAHULUAN Latar Belakang Kabupaten Indragiri Hulu merupakan da rah memiliki potensi bahan galian tambang yang dapat dihandalkan, namun sampai dengan saat ini belum dike l ola secara optimal, diharapkan adanya usaha optimalisasi pengelolaan sehingga hasilnya dapat dimanfaatkan terutama untuk peningkatan penda- patan daerah. Semakin menjamurnya pengusaha yang ber- gerak di bidang pertambangan serta berkembangnya penambangan liar yang dilakukan oleh erorang n maupun kelompok memerlukan pengawasan, hal ini merupakan tug as yang sangat berat bagi Pemerintah Kabupaten. Kekurang cermatan dalam pengawasan ini akan berakibat pada pemborosan sumber daya dan menurunnya salah satu sumber pendapatan asli daerah. Teknologi Re ote Sensing yaitu teknologi yang mampu merekam permuka n bumi mengguna- kan satelit telah berkembang dengan pesat. Data yang diperoleh mencakup daerah yang sangat luas, dengan satu kali perekaman satelit Landsat-7 TM dapat meliput seluruh kawasan Indragiri Hulu. Analisis data satelit dengan komposit 457 dapat memberikan informasi sebaran bahan galian tam- bang, namun kebenaran dari informasi ini teta me- merlukan pengamatan lapangan. Disisi lain Teknologi Sistem Informasi juga berkembang den gan pesat, khususnya Teknologi Sistem Informasi Geografis. Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System disingkat dengan GIS) yaitu sistem berbasis komputer yang dapat digunakan untuk menyimpan, memanipulasi dan menganalisis informasi geografis yang dapat diak- ses oleh berbagai pihak berkepentingan dalam bentu informasi tulisan, data dan Gambar atau peta lengkap dengan posisi geografisnya.Upaya inventarisasi, pemetaan dan eksplorasi kekayaan tambang, dengan memanfaatkan teknologi yang tepat perlu ditingk tkan agar diperoleh manfaat yang optimal. Data Penginderaan Jauh yang disertai Survey secara langsung ke lapangan dan Sistem Informasi Geografis dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam membuat perencanaan pengembangan dan pedoman pengelolaan bahan galian tambang serta usaha konser vas iny a. TINJAUAN PUSTAKA Bahan galian tambang merupakan sumber daya alam yang mengalami proses pembentukan memerlukan waktu jut an tahun dan sifat utama- nya tidak terbarukan. Dalam berbagai referensi Bahan galian ini juga disebut sebagai Sumber Daya Mineral (SDM) yang dapat dimanfaatkan 20

Transcript of Gol C Indragiri Hulu

Page 1: Gol C Indragiri Hulu

8/7/2019 Gol C Indragiri Hulu

http://slidepdf.com/reader/full/gol-c-indragiri-hulu 1/11

J u rn a ( S a in s d an 'l 'e k ,n o( og i 7(1) 'M a re t 2 0 08 : 2 0 -3 0

INVENTARISASI POTENSI BAHAN GALIAN TAMBANG

DENGAN MENGGUNAKAN

TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH & GIS

(STUDI KASUS DI INDRAGIRI HULU)

Masberry

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Riau, Pekanbaru 28293

ABSTRACTAn accurate and up-to-date information or data concerning the potentials of mineral re-

sources in a certain area, especially of the mining, is urgently needed by the local govern-

ment because, on the basis of such information, steps for making decisions about mineral

resources management policy could be facilitated. In addition, such an information will also

be very helpful for businessmen as well practitioners interested or involving actively in the

management of mineral resources. Remote sensing technology, a technology able to record

the earth surface by using satellite, has been developed very fast recently. The data obtained

~over a :ery huge area. An analysis of satellite data with a composite of 457 could provideinformation about the widespread of mining materials. However, the validity of the data still

needs field observation. The efforts to inventory, map and explore mineral resources by the

use of an appropriate technology is seriously needed in order to gain an optimum benefits.

Data obt~ined from remote sensing supported by a direct field observation and Geographical

Information System (GIS) could be used as a reference for development planning, as well

as for management and conservation effort of the existing mineral resources.

Key words: inventory, mineral resources, remote sensing and GIS

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kabupaten Indragiri Hulu merupakan daerahmemiliki potensi bahan galian tambang yang dapat

dihandalkan, namun sampai dengan saat ini belum

dikelola secara optimal, diharapkan adanya usaha

optimalisasi pengelolaan sehingga hasilnya dapat

dimanfaatkan terutama untuk peningkatan penda-

patan daerah.

Semakin menjamurnya pengusaha yang ber-

gerak di bidang pertambangan serta berkembangnya

penambangan liar yang dilakukan oleh perorangan

maupun kelompok memerlukan pengawasan, hal ini

merupakan tug as yang sangat berat bagi PemerintahKabupaten. Kekurang cermatan dalam pengawasan

ini akan berakibat pada pemborosan sumber daya

dan menurunnya salah satu sumber pendapatan asli

daerah.

Teknologi Remote Sensing yaitu teknologi

yang mampu merekam permukaan bumi mengguna-

kan satelit telah berkembang dengan pesat. Data

yang diperoleh mencakup daerah yang sangat luas,

dengan satu kali perekaman satelit Landsat-7 TM

dapat meliput seluruh kawasan Indragiri Hulu.

Analisis data satelit dengan komposit 457 dapat

memberikan informasi sebaran bahan galian tam-

bang, namun kebenaran dari informasi ini tetap me-

merlukan pengamatan lapangan. Disisi lain

Teknologi Sistem Informasi juga berkembang den-

gan pesat, khususnya Teknologi Sistem Informasi

Geografis. Sistem Informasi Geografis

(Geographic Information System disingkat dengan

GIS) yaitu sistem berbasis komputer yang dapat

digunakan untuk menyimpan, memanipulasi dan

menganalisis informasi geografis yang dapat diak-

ses oleh berbagai pihak berkepentingan dalam

bentuk informasi tulisan, data dan Gambar atau

peta lengkap dengan posisi geografisnya.Upaya

inventarisasi, pemetaan dan eksplorasi kekayaan

tambang, dengan memanfaatkan teknologi yang

tepat perlu ditingkatkan agar diperoleh manfaat

yang optimal.Data Penginderaan Jauh yang disertai Survey

secara langsung ke lapangan dan Sistem Informasi

Geografis dapat digunakan sebagai bahan acuan

dalam membuat perencanaan pengembangan dan

pedoman pengelolaan bahan galian tambang serta

usaha konservasinya.

TINJAUAN PUSTAKA

Bahan galian tambang merupakan sumber

daya alam yang mengalami proses pembentukan

memerlukan waktu jutaan tahun dan sifat utama-nya tidak terbarukan. Dalam berbagai referensi

Bahan galian ini juga disebut sebagai Sumber

Daya Mineral (SDM) yang dapat dimanfaatkan

20

Page 2: Gol C Indragiri Hulu

8/7/2019 Gol C Indragiri Hulu

http://slidepdf.com/reader/full/gol-c-indragiri-hulu 2/11

I t tuen tar isas i Po tens i !J3al ianqa(ian 'Iambanq ('Mas6erry)

.-------------,-----------.---------------,c··-··-··-··-··-··-··-··-··- ..-.

.__--------="=-------____,,"'=----------' ..._.._.._.._.._.._.._.._.._.._..

.. .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . : 1 1 . .. . . . . , . . . . . - ' " "

c : :: : J . .. .. .. . iD.n-H c::::J <- • ...:>r..q.'M

rI I ! li : .. . ,;UII . . .. . . r : : : : : ; : ] C.FS...:.Il

c : : : :: : : J " " " ' . . . . ., J . . . .: " " . . . . .. . . . c : :: : J . . .. . .. . ". " .. . .. . .. . ..

1 : : : i I E I ~S""i'1'oI I I ~'Lh.

c:::J ...~...,....................

-Gambar 1. Peta Administrasi Kabupaten Indragiri Hulu

dibidang industrilproduksi.

Bahan Galian ini begitu penting kedudukannya

di Indonesia maka melalui Peraturan Pemerintah

(PP) no.27 tahun 1980, Pemerintah RI membagi ba-

han galian menjadi 3 golongan yaitu:

Bahan galian strategis disebut pula sebagai ba-

han galian golongan A terdiri dari: minyak bumi,

bitumen cair, lilin beku, gas alam, bitumen padat,

aspal, antrasit, batubara, batubara muda, uranium

radium, thorium, bahan galian radioaktif lainnya,

nikel,kobalt, timah.

Bahan galian vital disebut pula sebagai bahan

galian golongan B. Terdiri dari; besi, mangaan,

molibden, khrom, wolfram, vanidium, titan, bauksit,

tembaga, timbal, seng, emas, perak, platina, air

raksa, arsen, antimon, bismut, ytrium, rhutenium,

cerium, dan logam-Iogam langka lainnya, berillium,

korundum, zirkon, kristal kuarsa, kriolit, fluorspar,barit, yodium, brom, khlor, belerang.

Bahan galian non strategis dan non vital, dise-

but pula sebagai bahan galian golongan C, terdiri

dari nitrat, nitrit, fosfat, garam batu (ha lit) , asbes,

talk, mika, grafit, magnetit, yarosit, leusit, tawas

(alum), oker, batu permata, batu setengah permata,

pasir kuarsa, kaolin, feldspar, gipsum, bentonit,

tanah diatomea, tanah serap (fuller earch), batu

apung, trass, obsidian, marmer, batu tulis, batukapur,

dolomit, kalsit, granit, andesit, basalt, trakhit, tanah

liat, pasir, sepanjang tidak mengandung unsur-unsuryang merupakan bahan galian strategis dan vital

dalam skala yang berarti dari segi ekonomi pertam-

bangan.

Bahan Galian industri sebagian besar meru-

pakan bahan galian golongan C, walaupun beberapa

jenis termasuk dalam bahan galian golongan lain-

nya. Secara geologi bahan galian industri terdapat

dalam ketiga jenis batuan yaitu batuan beku ,batuan

sedimen dan batuan metamorf. Bahan Galian terse-

but ada diantaranya merupakan bahan bangunan

alam, tidak lain merupakan bahan galian yang be-

lum tersentuh oleh rekayasa teknik. Namun

demikian dengan perkembangan rekayasa teknik

tidak tertutup kemungkinan ditemukannya bahan

galian industri yang baru.

Geologi Regional Daerah Penelitian

Secara umum daerah penyelidikan masuk ke

dalam satuan batuan Formasi Air Benakat, Formasi

Muaraenim dan Formasi Kerumutan. Struktur ge-

ologi tersusun atas perlipatan-perlipatan berupa an-tiklin dengan sumbu lipatan relative berarah barat

laut -tenggara. Sesar yang dijumpai pada daerah

peninjauan merupakan sesar normal dengan arah

barat laut-tenggara menyudut kurang lebih 15° den-

gan sumbu perlipatan condong ke utara. Sedangkan

morfologi daerah peninjauan umumnya didomiasi

oleh dataran bergelombang lemah sampai sedang.

Morfologi bergelombang umumnya terjadi pada

sumbu antiklin dengan pola aliran sungai-sungai

dendritik berstadia muda hingga dewasa.

Stratigrafi

Berdasarkan Peta Geologi Lembar Rengat

(Suwama, N., Budhitrisna, T., Santoso, S. Mangga,

21

Page 3: Gol C Indragiri Hulu

8/7/2019 Gol C Indragiri Hulu

http://slidepdf.com/reader/full/gol-c-indragiri-hulu 3/11

J ur na ( S a in s d an ' l' ek ,n o (o g i7(1) 'M a re t 2 0 08 : 2 0 -3 0

A., 1991), Stratigrafi Kabupaten Indragiri Hulu

menurut para peneliti terdahulu di daerah penelitian

terdapat tiga singkapan Formasi dari muda ke tua

yang batuannya berumur Kuarter.

a. Satuan batuan berumur Kwarter; endapan

pantai atau Alluvial muda (Qac, Qs, Qf, Qrt)

berumur Holosen, tersusun atas lempung, pasirdan kerikil. Batuan ini menempati bagian timur

kabupaten Indragiri Hulu yang merupakan enda-

pan pantai, rawa-rawa, delta dan lembah-Iembah

sungai.

b. Formasi Kasai (QTk); terdiri dari batupasir tu-

faan, batu pasir kuarsa, konglomerat polimik,

tufa, dan batulempung tufaan

c. Formasi Kerumutan (Qtke); terdiri dari batu

pasir kuarsa, batu lempung tufaan, tufa dan lem-

pung pasiran. Formasi ini diendapkan tidak se-

laras di atas formasi Muara Enim pada Plistosen

di lingkungan sungai dan danau.

d. Formasi Palembang (QTpu); berumur pliosen,

tersusun atas tuf asam berbatuapung, batupasir

tufan, bentonit sisipan lignit, dan kayu terkesi-

kan.

e. Formasi Muaraenim (Tmpml); berumur plio-

sen-miosen akhir, tersusun atas perlapisan batu-

pasir tuffan, batulempung tuffan, serpih tuffan,

lensa-Iensa batubara dan konkresi atau urat ok-

sida besi.f. Formasi Airbenakat (Tma); berumur miosen

tengah-miosen akhir, tersusun atas perlapisan

batulempung, batupasir, serpih, lensa-lens a batu-

pasir kuarsa.

g. Formasi Gumai (Tmg); berumur miosen ten-

gah, terdiri dari serpih, batulempung, mudstone,

dan sisipan batupasir, nodul lanau. Pada bagian

atas dan tengah terdapat lensa-lens a mikrit.

h. Formasi Tualang (Tmt); berumur miosen awal

bagian atas batupasir kuarsa dengan sisipan ba-

tulempung,

i. Formasi Lakat (Toml); berumur oligosen-

miosen awal, terdiri dari bagian atas berupa

perselingan batupasir kuarsa dan batulempung

karbonatan lanauan dengan nodul siderit.

j. Formasi Mentulu (PCm); merupakan batuan

alas, terdiri dari batu sabak, fillit, batupasir meta,

bataulanau meta dan batu tanduk.

k. Formasi Pengabuhan (PCp); tersusun oleh ba-

tuan malihan berderajat rendah yang berumur

Karbon -Perem.

l. Formasi Gangsal (PCg); tersusun oleh batuan

malihan berderajat rendah yang berumur Kar-

bon.

Struktur Geologi

Struktur geologi di wilayah Kabupaten Indragiri

Hulu terjadi karena adanya aktivitas tektonik

Zaman Karbon samp ai dengan Resen, terdiri

dari perlipatan, sesar, dan kekar/belahan. Struktur

perlipatan yang terdiri antiklin dan sinklin memiliki

arah umum sumbu perlipatan relatif barat laut-tenggara. Struktur sesar dominan berarah relatif

timur laut-barat daya, terdiri atas sesar mendatar

dan sesar normal. Sedangkan Struktur kekar dijum-

pai pada hampir semua jenis batuan.

Sistem Penginderaan Jauh

Penginderaan jauh merupakan suatu ilmu dan

seni dalam mendapatkan informasi mengenai suatu

objek, fenomena, atau wilayah melalui analisis

Gambar 2. Peta Geologi Regional Daerah Penelitian

c:::JCerenti _Rokan _Other reports

Gambar 3. Stratigrafi Daerah Penelitian

dari Beberapa Peneliti Terdahulu

22

Page 4: Gol C Indragiri Hulu

8/7/2019 Gol C Indragiri Hulu

http://slidepdf.com/reader/full/gol-c-indragiri-hulu 4/11

Data

CollectionData Processing

PLATF RMPROCESSED IMAGE

Interpretation

ObyekObject

Information

GROUND TRUTH CHECK

Gambar 5. Sistem Penginderaan Jauh

data yang diperoleh tampa melalui kontak lang-sung dengan objek, fenomena, atau wilayah yang

dikaji tersebut (Lillesand dan Kiefer, 1990). Sis-

tern penginderaan jauh dilngkapi dengan sensor

dan kamera yang merekam objek dialam, sensor

tersebut menangkap sinyal gelombang elektromag-

netik yang dipantulkan oleh objek akibat dari pen-

garuh sinar matahari (Gambar 5).

Dalam pemetaan geologi terutama untuk pe-

metaan potensi sumber daya mineral, tidak terlepas

dari dua macam teknologi, yaitu penginderaan jauh

dan sistim informasi geografi. Didalam pelak-sanaan pemetaan, pengguna penginderaan jauh

memberikan altematif pilihan, terutama di In-

dragiri Hulu yang hampir seluruh wilayahnya ter-

dapat didaerah terpencil dan berhutan, untuk men-

gurangi biaya perlu didukung teknologi pen-

ginderaan jauh. Seiring dengan perkembangan

teknologi komputer yang semakin pesat dewasa ini

serta semakin banyak paket perangkat lunak, pen-

golah citra digital dan sistem informasi geografis

(SIG) yang dioperasikan dengan komputer mikro

(PC). Teknologi penginderaan jauh beserta perang-

kat pengolahannya akan memudahkan interpretasi

suatu objek baik secara digital maupun visual.

I tt uen ta r is a si Po ten si ! J3a li anqa( ian ' Iambanq ('Mas6erry)

BAHAN DAN MET ODE

Inventarisasi potensi bahan galian tambang

dilakukan berdasarkan interpretasi citra satelit yang

dipetakan sesuai dengan hasil survey lapangan.

Dalam hal ini akan diuraikan lebih lanjut tentang

diagram alir kegiatan, spesifikasi teknik pekerjaan,

spesifikasi peralatan cara perhitungan cadangan

masing masing potensi bahan galian.

Data

Data yang digunakan dalam pembuatan peta po-

tensi tambang khususnya bahan galian tambang

adalah data peta rupa bumi, data Citra Satelit, data

potensial tambang, Peta Geologi, Peta Adminis-

trasi, Peta Revisi RTRW dan data-data lain. Berikut

ini akan diuraikan tentang masing masing data

tersebut.

Peta Rupa BumiPeta Rupa Bumi yang digunakan adalah peta yang

dikeluarkan oleh Bakosurtanal dengan skala 1:

250.000. Seluruh Kabupaten Indragiri Hulu disaji-

kan dalam 2 lembar peta. Peta RBI ini digunakan

untuk koreksi geometri citra satelit, jalan dan con-

tour dari cadangan yang terukur.

Citra Satelit.

Citra satelit yang digunakan adalah citra Landsat 7

TM seperti pada Gambar 7.

Adapun spesifikasi scene adalah sebagai berikut:

Tanggal pemotretan:September 2003 & 2004

Path! row : 12660& 12661

Tipe data : r aster

Format: BSQ (Band Sequential)

Jumlah baris : 3500

Jumlah sel per baris : 5000

Data Potensial Tambang yang digunakan sebagai

bahan acuan survey lapangan terdiri dari :

• Data Potensial Tambang INRU Tahun 2003 Di-

nas Pertambangan Propinsi Riau

• Potensi Galian Tambang di Indonesia, PPTM.

Peta Geologi

Peta Geologi yang digunakan adalah Peta yang

dibuat oleh Pusat Pengembangan Teknologi Min-

h !: h ! : ! : ! : ! :" . '" -, ~ " .,'" " '" " " " "

Gambar 6. Citra Landsat Kab. INHU

Data Potensial Tambang

23

Page 5: Gol C Indragiri Hulu

8/7/2019 Gol C Indragiri Hulu

http://slidepdf.com/reader/full/gol-c-indragiri-hulu 5/11

J ur na ( S a in s d a n ' l' ek ,n o (o g i 7(1) ' M ar et 2 0 08 : 2 0 -3 0

eral dengan skala 1:250.000.

Peta Administrasi

Peta Administrasi digunakan sebagai bahan acuan

batas-batas administrasi mulai batas propinsi, ka-

bupaten sampai kecamatan. Peta administrasinya

keluaran dari BPN Propinsi Riau dengan skala

1:100.000 dan Bappeda Kabupaten Indragiri Huludengan skala 1 : 250.000.

Peta Revisi RTRW

Peta Revisi RTRW dikeluarkan oleh Bapedda Ka-

bupaten INHU tahun 2004 digunakan untuk acuan

tata guna lahan, Taman Nasional dan Suaka Mar-

gasatwa. Dimana data tersebut digunakan untuk

kesesuaian lahan bagi aktifitas pertambangan.

Data Lain

Data-data lain untuk mengetahui Gambaran umum

Kabupaten Indragiri Hulu digunakan data-data ta-

bel dari Indragiri Hulu dalam Angka tahun 2004.

DIAGRAM ALIR KEGIATAN

Diagram umum proses pembuatan peta dapat

dilihat pada Gambar 8. Peta potensi disusun ber-

dasarkan interpretasi citra satelit Landsat 7 TM

yang diperoleh dari Lapan yang kondisi rielnya

diperoleh dari survey lapangan sehingga diperoleh

cadangan tereka dan cadangan terukur. Proses

pembuatan cadangan tereka dapat dilihat pada dia-

gram alir interpretasi citra satelit seperti padaGambar 9. Data input citra disusun dalam kom-

posisi band 4, 5 dan 7 untuk selanjutnya dilakukan

klasifikasi. Hasil klasifikasi dicek ke lapangan,

untuk kenampakan lahan yang sesuai kemudian

dipetakan, dihasilkan peta hasil interpretasi atau

peta tereka. Survey Lapangan untuk mendapatkan

data potensi pertambangan dilakukan berdasarkan

hasil overlay peta tereka dengan peta Geologi.

Pengolahan Citra Satelit Landsat 7 TM

Dalam proses ekstraksi informasi dari suatucitra, pertama kali yang perlu diperhatikan adalah

jenis citra yang digunakan. Hasil rekaman yang

berupa data digital mencerminkan intesitas tenaga

yang dipantulkan atau yang dipancarkan oleh objek

dipermukaan bumi. Karena hasil data citra pen-

ginderaan tak lepas dari kesalahan baik itu yang

bersifat sistematik (yang telah diduga) maupun

yang bersifat asistematik (yang tak terduga) maka

sebelum citra dianalisis maka harus terlebih dahulu

dikoreksi yang meliputi koreksi radiometric dan

koreksi geometri agar informasinya sesuai dengan

keadaan sebenamya di permukaan bumi. yang ke-

mudian dilajutkan dengan pembuatan komposit

wama.

Koreksi geometric

Pada koreksi geometri citra Landsat 7 TM,

untuk transformasi lokasi piksel digunakan trans-

formasi linier dengan mengambil minimal 4 titik

sampel dengan RMS (Root Means Square) kurang

dari 0,05 dengan proyeksi SUTM 48 datum WGS

84, tipe koordinat Easting Northing, karenameskipun secara geomorfologi daerah kajian ber-

bukit-bukit akan tetapi dengan transformasi linier

saja memiliki tingkat error yang kecil, sedangkan

untuk relokasi piksel digunakan algoritma nearest

neighbor.

Berdasarkan hasil pengamatan pada ruang

spectral maupun karateristik respon objek terhadap

panj ang gelombang, maka untuk pengamatan

geologi permukaan digunakan saluran/band Citra

Landsat 7 TM band empat (0,76 - 0,90 urn) dimana

PROSES PEMBUATAN PETA

Gambar 7. Diagram Alir Proses Pembuatan Peta

Gambar 8. Diagram Alir Interpretasi Citra Satelit

24

Page 6: Gol C Indragiri Hulu

8/7/2019 Gol C Indragiri Hulu

http://slidepdf.com/reader/full/gol-c-indragiri-hulu 6/11

dipilih agar tanggap terhadap sejumlah biomassa

vegetasi yang terdapat pada daerah kajian. Hal ini

membantu identifikasi tanaman dan akan

memperkuat kontras anatara tanaman-tanah dan

lahan-air. Saluran/band lima (1,55 - 1,75 urn), me-

rupakan suatu saluran yang dikenal penting untuk

penentuan jenis tanaman, kandungan air pada tana-man dan kondisi kelembabapan tanah. Dan salu-

ranlband tujuh (2,08 - 2,35 urn) yang penting un-

tuk pemisah formasi batuan, sedangkan melalui

teknik Look Up Tabel (LUT) dipilih wama merah

(Red) untuk band 4, hijau (Green) untuk band 5

dan biru (Blue) untuk band 7.

Komposit warna

Citra digital disusun oleh piksel-piksel yang

masing-masing mewakili 1 nilai digital. Piksel ini

merupakan unsur penyusun gambar yang mempun-

yai aspek spasial dan aspek spektral, sehingga da-

pat dinyatakan bahwa citra digital beroperasi pada

dua macam ruang yaitu ruang spasial dan ruang

spektral.Ruang spasial adalah ruang yang kita ke-

nal sehari-hari yang dapat dilihat dalam sistem

koordinat (x,y).

Meskipun data satelit tidak menampilkan in-

formasi-informasi secara langsung, aspek ini dapat

diturunkan dengan bantuan data ketinggian melalui

DEM (Digital Elevation Mode!). Model spasialpaling umum dari data digital adalah 'ruang' dua

dimensi berupa koordinat x dan y tiap piksel. Ru-

ang spektral merupakan salah satu titik tolak dalam

pendalaman teknik pengolahan citra.

Interpretasi visual

Pengamatan citra Landsat 7 TM cukup den-

gan mata telanj ang atau dengan lensa pembesar,

tanpa stereoskop dengan menggunakan unsur dasar

interpretasi yaitu rona, pola, tekstur, bentuk,

ukuran, letak, asosiasi, dan bayangan serta unsurdasar interpretasi geologi yaitu relief, pola saluran,

vegetasi dan budaya.

Karena yang tampak pada citra adalah materi

penutup permukaan bumi, maka untuk interpretasi

geologi yang ditekankan adalah delineasi yang

dalam pekerjaan ini dilakukan secara on screen

digitizing dengan menggunakan software Er Map-

per 6.4 terhadap keseragaman relief, pola saluran,

vegetasi dan budaya Gambar 14.

PENYUSUNAN BASIS DATA

Beberapa tahap dalam penyusunan basis data

yaitu digitasi data gratis, editing, tagging, inputing

data atribut,

I tt uen ta r is a si Po ten si ! J3a li anqa( ian ' Iambanq ('Mas6erry)

Digitasi data grafts

Tahap ini terdiri dari kegiatan pembuatan basis

data digital dari data-data gratis yang berupa Peta-

peta acuan (Peta Rupa Bumi, Peta Administrasi,

Peta Revisi RTRW & Peta Geologi) yang terdiri

dari tema batas administrasi baik propinsi, kabu-

paten, kecamatan dan desa, tema j alan yang terdiridari jalan utama dan jalan lain. Untuk pembuatan

data digital dengan basis vektor diperlukan kompo-

nen hardware berupa digitizer Calcom dengan

dilengkapi komponen software yang pada kegiatan

ini digunakan software AutoCAD Map 2000i untuk

kenampakan obyek yang detil. Pada Gambar 9 da-

pat dilihat contoh tampilan menu AutoCAD Map

2000i untuk proses digitizing.

Tampilan hasil proses on screen digitizing

menggunakan Auto CAD dapat dilihat pada Gam-

bar 10. Hasil perubahan format basis data ini selan-

jutnya siap untuk dilakukan editing, tagging dan

inputting data atribut.

Editing, tagging, inputting data atribut

Hasil digitasi data-data gratis kemudian diedit

melalui fasilitas yang disediakan oleh AutoCAD

Gambar 9. Menu AutoCAD Map 2000i

II' ,..~y.- ,~. YO._ ~, .. ... .. 1< ••• ~ ,.

I::!1 0 1 0 1 1j.1..tI~ ., . .:,0 ;1 _ . ~ 1:.:.": :'" 1 ' : . ; ; : ; flr,,:i!lo.! ill k h"J - :: 1 . .. ~ , . ;;:'111'.~". . = 0 1 [ : . 1 ; >( ";("'l,j( <1 ; : : 1 . li, '- l.

IH;I··III:O'-.. ' u . . . . . . . . . . . . . : : :i , l l, " ' II . . . . . . . . · ' i:l- ....- "'L-LL~ = . .. .~

: l r l ~ ~ ! J ~ { I ~ ~ G , i " ; ' ~ ~ " " ; 'iC <J ~ • I~ - ' ; S ~ ft>:"_.t,I·~ .;;( •

I /oi!'" I...~""(:4

I ~ ~ i ~ i

Gambar 10. Tampilan AutoCAD untuk

proses onscreen digitizing

25

Page 7: Gol C Indragiri Hulu

8/7/2019 Gol C Indragiri Hulu

http://slidepdf.com/reader/full/gol-c-indragiri-hulu 7/11

J ur na ( S ai ns d a n ' l' ek ,n o (o g i 7(1) ' M ar et 2 00 8 : 2 0 -3 0

MAP dimana dapat dilakukan pekerjaan-pekerjaan:

• Untuk mengetahui adanya komponen-komponen

dangle dari garis (overshoot dan undershoot)

maupun pseudoline. Salah satu contoh tampilan

dalam proses editing menggunakan AutoCAD

MAP 2000i dapat dilihat pada Gambar 11.

• Menyediakan fasilitas transformasi koordinatdimana dalam kegiatan ini koordinat lokal di-

transformasi dengan koordinat lapangan hasil

survey dengan menggunakan sistem proyeksi

UTM dengan datum WGS 84 serta pemberian

atributl keterangan (data tabular) grafis hasil

digitasi

• Mengalamatkan (geocode) tabel berisi alamat

dan menampilkannya

• Menentukan atribut feature dimana fasilitas juga

dapat dilakukan dalam Maplnfo Professional

8.0.

Gambar 11. Tampilan AutoCAD MAP 2000i

untuk proses editing

Survey Lapangan

Kegiatan survai lapangan diperlukan untuk

melakukan cheking kesesuaian Peta Rekaan Ba-

tuan Potensial Tambang dengan keadaan se-

benamya (posisi dan kondisi fisik) dilapangan dan

untuk menentukan koordinat titik kontrol yang se-

benamya dengan menggunakan hardware berupa

GPS Navigasi dengan menggunakan metode dif-ferensial untuk menghasilkan error yang kecil.

Pada kegiatan juga dilakukan pengambilan sampel

yang selanjutnya diadakan pemeriksaan komposisi

kimia dari sampel di laboratorium. Prosedur survey

dapat dilihat pada Gambar 12.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Inventarisasi bahan galian tambang dibuat ber-

dasarkan hasil interpretasi citra satelit dan survey

lapangan. Interpretasi sate l it menghasilkan peta

interpretasi atau peta tereka, sedangkan peta ber-

dasarkan hasil survey lapangan disebut dengan

Peta Potensi Bahan Galian Tambang. Untuk lebih

jelasnya masing masing akan diuraikan lebih lanjut

sebagai berikut.

INTERPRETASI CITRA SATELIT

Interpretasi citra satelit dilakukan berdasarkan

diagram alir pada Gambar 8. Pertama tama adalah

membuat data satelit dengan komposisi band 4, 5dan 7 yang menghasilkan Gambar 13.

Dari citra komposit 4,5,7 (Gambar 13) tampak

bahwa daerah kajian, dalam hal ini Kabupaten

Indragiri Hulu secara deduksi dapat

dinterpretasikan bahwa diskripsi fisik yang

berkembang dapat dibedakan menjadi 4 bagian

yang terdiri dari kelompok morfologi perbukitan

bergelombang lemah yang mencakup 30% luas

wilayah Indragiri Hulu dengan kemiringan lahan

Gambar 12. Diagram Alir Survey Lapangan

Gambar 13. Citra Satet Komposisi Band 4, 5, 7

26

Page 8: Gol C Indragiri Hulu

8/7/2019 Gol C Indragiri Hulu

http://slidepdf.com/reader/full/gol-c-indragiri-hulu 8/11

yang bervariasi dan bentuk bukit-bukit yang

sebagian memanjang dengan arah umumnya barat-

timur, bukit-bukit yang terisolir/terpisah-pisah

(inselberg) serta bentuk dataran yang mempunyai

lereng relatif landai sampai datar. Daerah ini

bertopografi membulat dengan lembah berbentuk

V dan lereng bukit antara 10-200, pola alirandaerah ini berpola dendritik-trellis.

Morfologi dataran terdapat pada daerah yang

mencakup 40% luas seluruh wilayah Indragiri

Hulu, membentang dari barat ke timur, umumnya

di sebelah barat lebih berkembang dari pada di

sebelah timur, tersusun oleh batuan seperti

batupasir, lempung, dan aluvium dan endapan

rawa dan sungai yang berumur kwarter-resen,

pola pengaliran didaerah ini dendritik, trallis dan

banyak terdapat meander-meander dan merupakan

daerah hunian, kemiringan lereng 0-5%.

Morfologi perbukitan kasar mencakup 10% luas

seluruh wilayah Indragiri hulu, terdapat pada

bagian selatan, bagian bawah bukit tiga puluh,

sanglap, dan bukit limau, umumnya membentuk

bukit berketinggian lebih dari 400 m dengan

topografi kasar lereng bukit 30-600 dan puncaknya

tidak beraturan, lembah sungai berbentuk V dan

pola pengalirannya dendritik. Perbukitan ini

dialasi oleh batubara dan granit. Secara genetik

merupakan perbukitan lipatan.Pada pola trellis, sungai utama dan cabang

sungainya membentuk suatu pola kisi yang mana

sungai utama mengalir mengikuti jalur yang lemah

biasanya jurus lapisan batuan dan cabang

sungainya mengalir disebelah lereng sungai. Pola

demikian dikontrol oleh struktur lipatan yang ada.

Sedangkan pada pola dendritik sungai-sungai

utama dan anak -anak sungai berpotongan tegak

lurus dan belahan sungai juga cenderung berbelah

secara tegak lurus. Pola demikian mengikuti jalur

lemah yang ditimbulkan karena adanya strukturpatahan, hanya saj a ada satu sungai besar yang

agaknya tidak mengikuti kedua pola diatas yaitu

sungai Indragiri yang mengalir seolah-olah tak

terpengaruh oleh jenis dan struktur batuan

dibawahnya. Sedangkan pola yang terlihat pada

sungai ini adalah meander dimana sungai berkelok

-kelok tanpa mengikuti alur yang jelas. Sungai

tersebut merupakan sungai Compound Streams

dan Composite Streams, karena mengalir pada

daerah dengan umur geomorfologi dan pada

struktur geologi yang berlainan. Untuk lebih

memperjelas potensi bahan galian tambang, telah

dilakukan klasifikasi yang menghasilkan data

seperti pada Gambar 15 berikut. Pada gambar

I t tuen tar isas i Po tens i !J3al ianqa(ian 'Iambanq ('Mas6erry)

tersebut terlihat bahwa sirtu (termasuk pasir kuarsa

lepas, pasir kuarsa-krakalan, lempung tufaan dan

batu pasir tufaan) berwama kuning-kuning keabu-

abuan, rona cerah-agak gelap.

Gambar 14. Hasil Klasifikasi Citra Satelit

Komposisi 4,5,7

Selanjutnya hasil klasifikasi terse but didigitasi

dan menghasilkan peta tereka seperti pada Gambar

15.

Berdasarkan atas hasil tersebut, kemudian

dengan menggunakan System Informasi Geografis,

maka masing-masing sebaran potensi bahan galian

adalah sebagai berikut: pasir lepas dengan luas

sebaran cadangan 3103332681,2930; lempung

dengan luas sebaran cadangan 2708914355,3493

nr'; pasir tufaan dengan luas sebaran cadangan

780109378,0721 m-; kaolin dengan luas sebarancadangan 772694,7061 rrr'.

PErlA IiIlSILI:>IJa:plU:r"'~1I_;I!R~

K H i u . . . .T F . ; >I 1 N rm ! , .1 . l 1 11 1 f l :l . T .'

~~:IJ\·lf'o~I{LU

-_ ...., ::::J'''''~

-~"'~=,~.~--'" -.~.

Gambar 15. Peta Tereka Hasil Interpertasi Satelit

KEADAAN MINERALISASI BAHAN GALIAN

TAMBANG (Perkiraan Potensi, Penyebaran,

Kadar/ kualitas dan Cadangan)

Perkiraan volume bahan galian tambang

dilakukan berdasarkan hasil pengamatan geologi

permukaan. Dari peta penyebaran bahan galian

tambang dapat ditentukan penyebarannya, baik

secara lateral yang berupa luas pelamparan, dan

penyebaran vertikal atau ketebalannya. Penentuan

volume cadangan dihitung dengan mengalikan luas

27

Page 9: Gol C Indragiri Hulu

8/7/2019 Gol C Indragiri Hulu

http://slidepdf.com/reader/full/gol-c-indragiri-hulu 9/11

J u rn a ( S a in s d a n 'l 'e k ,n o( og i 7(1) 'M a r et 2 0 08 : 2 0- 30

eadangan dengan ketebalannya. Ketebalan

eadangan diperoleh dari garis-garis kontur tertinggi

dan kontur terendah pada peta rupa bumi (peta

topografi) yang mengandung suatu bahan galian.

Formula yang digunakan untuk menentukan

volume adalah sebagai berikut:

Vi =h!2 x (Ai-I+AD, jika AI/Ao >0,5

Vtotal=IlOVi

dimana:

Vi volume bahan galian ke-i

Vtotal volume bahan galian total

h interval garis kontur yang membatasi Ai

dan Ai-I

Ai luas bahan galian yang dibatasi oleh

kontur ke iAi-I luas bahan galian yang dibatasi langsung

oleh kontur di bawahnya

Sedangkan jika AI/Ao < 0,5, maka dipakai

formula:

V i = ! ! _ x( A i_ 1+ A i + ~ A i_ 1

XA i )3

rP.T'~ 1'L)'iTji.,::;r"K....n. \. ;. ;~I . r . . .r."

&.,Dl'J '_UE-.."'Ii'IW::..:".GIJsllroE..T.."

I{Hlhl"~IIl!I~LI

,/

Gambar 16. Peta Potensi Bahan Galian Tambang

Garis ketinggian (kontur) yang tampak pada

peta potensi bahan galian tambang ini diperoleh

dari hasil interpretasi eitra (pembuatan profil 3

dimensi), dan garis kontur pada peta rupa bumi

yang kemudian dilakukan koreksi melalui

pengukuran ketinggian di lapangan. Peta sebaran

bahan galian tambang di Kabupaten Indragiri Hulu

dari hasil survei lapangan dapat dilihat pada

Gambar 16.

Adapun potensi sumber daya mineral di wilayah

ini dapat dibagi ke dalam 3 jenis, yakni:I. Bahan Galian Golongan A (strategis)

II. Bahan Galian Golongan B (vital)

III. Bahan Galian Golongan C.

I. Bahan Galian Golongan A (strategis)

Yang termasuk bahan galian golongan A di

wilayah ini dijumpai (Notasi A):

A.1. Minyak bumi

Di wilayah utara yakni di sepanjang Antiklin

Japura, dijumpai sumur-sumur pemboran minyak

bumi yang telah diupayakan oleh Pertamina EPII dan Medeo.

Deskripsi

Formasi-formasi batuan yang menjadi reservoir

hidrokarbon umumnya formasi Muara Enim

(Tmpm) pada Antiklin Japura yang dibatasi oleh

Sesar Barangan di utaranya. (Peta Geologi).

1. Penyebaran

Antiklin Japura berarah Barat Laut- Tenggara

searah dengan struktur regional Pulau Sumatra.

2. Perhitungan Cadangan

Menurut laporan Menteri ESDM mengenai

Perhitungan Realisasi Alokasi Lifting Minyak

Mentah, maka daerah Inderagiri Hulu memiliki

potensi prognosa lifting 837,72 (ribu barrel);

Total 2005 lifting 834, 60 (ribu barrel) (Menteri

ESDM, 2005).

II. Bahan Galian Golongan B (vital)

Yang termasuk bahan galian golongan B di

wilayah ini dijumpai ((Notasi B):

Deskripsi:Batubara, kilap tanah, hitam keeoklatan, rapuh

mudah haneur, sisa serat kayu. N115°EI12°.

Singkapan batubara dengan batu pasir, tebal

batubara 2-7 m.

Penyebaran:

Potensi batubara di Kabupaten Indragiri Hulu

eukup besar dan terdapat di beberapa wilayah

keeamatan serta belum dimanfaatkan seeara

optimal. Sumber daya batubara di Kabupaten

Indragiri Hulu terbagi dalam 2 blok, yaitu blok

Peranap dan blok Seberida. Lokasi keterdapatanbatubara di Kabupaten Indragiri Hulu adalah di

Keeamatan Batang Gangsal, Keeamatan Batang

Cenaku, Keeamatan Seberida, Keeamatan Rakit

Kulim, Keeamatan Kelayang, Keeamatan

Peranap dan Keeamatan Batang Peranap.

Pada daerah Simpang Granit dijumpai ketebalan

batubara 7 meter berupa perlapisan dengan

kemiringan hampir tegak (dip perlapisan 85°) ini

menunjukkan telah terjadi pensesaran yakni

sesar anjakan atau naik. Kemenerusan lapisan

tersebut ke arah bawah permukaan tanah.

Umumnya ketebalannya sekitar 1 samp ai 4

meter. Lapisan batubara tersebut terdapat dalam

Formasi Telisa (Anggota Bawah Formasi Telisa)

28

Page 10: Gol C Indragiri Hulu

8/7/2019 Gol C Indragiri Hulu

http://slidepdf.com/reader/full/gol-c-indragiri-hulu 10/11

dengan kemiringan berkisar antara 8°_12°.

Total cadangan:

Ketebalan rata-rata = 3 m, sebaran

328.351.378 m2, volume = 184.769.635 m',

berat =12.805.703.756 ton.

III. Golongan Bahan Galian yang tidaktermasuk golongan A dan B.

Yang termasuk bahan galian golongan C di

wilayah ini dijumpai (Notasi C):

1. Sirtu (pasir batu) dan Tanah Urug termasuk

di dalamnya pasir kuarsa lepas, lempung

dan tuf lempungan, batupasir tufan.

2. Granit

3. Kaolin

4. Bentonit

Sirtu (pasir batu) dan Tanah Urug

Termasuk di dalamnya:

1. Pasir kuarsa lepas

2. Batu pasir-kerakal kuarsa

3. Lempung dan tuf lempungan

4. Batu pasir tufan

Sirtu dan tanah urug

Sirtu adalah nama singkatan dari pasir dan

batu, hal ini dipertimbangkan dipergunakan

karena sirtu mempunyai komposisi

mineralogi dan ukuran yang sangat beragam.Dengan demikian apabila seseorang

menyebut nama sirtu, para akademisi tidak

dapat menyebutkan Komposisi mineral dan

ukurannya apabila belum mengetahui batuan

asal pembentuknya.

Penyebarannya

Di Kecamatan Batang Cenaku dan

Kecamatan Batang Gangsal. Sebagian telah

ditambang dan dimanfaatkan oleh masyarakat

untuk kepentingan proyek-proyek

pembangunan jalan dan perawatan jalan diKabupaten Indragiri Hulu. Tanah urug

terdapat hampir di semua kecamatan di

Kabupaten Indragiri Hulu.

Pasir kuarsa lepas

Pasir kuarsa lepas mempunyai komposisi

gabungan dari Si02, Fe203, Ah03, Ti02,

CaO, MgO, dan K20, berwarna putih bening

atau warna lain bergantung pada senyawa

pengotornya, kekerasan 7 (skala Mohs), berat

jenis 2,65, titik lebur 1715° C, bentuk kristal

hexagonal, panas sfesifik 0,185, dan

konduktivitas panas 12° - 100° C.

Dalam kegiatan industri, penggunaan pasir

kuarsa sudah berkembang meluas, baik

29

I tt uen ta r is a si Po ten si ! J3a li anqa( ian ' Iambanq ('Mas6erry)

langsung sebagai bahan baku utama maupun

bahan ikutan. Sebagai bahan baku utama,

misalnya digunakan dalam industri gelas kaca,

semen, tegel, mosaik keramik, bahan baku

fero silikon, silikon carbide bahan abrasit

(ampelas dan sand blasting).

Deskripsi:Warna Kuning kecoklatan, ukuran butir pasir-

kerikil, mineral kuarsit, komposisi silika.

Batupasir-batupasir konglomerat, kuarsit,

felspar, lempung, konglomeratan.

Penyebaran:

S. Arang dan Simpang Granit-Danau Rambai

di Batang Gangsal, berupa perbukitan

bergelombang kasar, pemanfaatan lahan

berupa kebunltegalan. Pangkalan kasai, S.

Putihan, Kec. Siberida, Anak Talang,

Kelayang. Pasir Ketapi-Pasir Penyu: pasir

lepas, tersebar mengikuti morfologid a tar an,

juga di meander, sepadan sungai. Di daerah

Pesajian-Bt Peranap berupa sedimen gosong,

meander-bantaran sungai. Pasar Ringgit-

Rengat Barat, berupa pasir lepas, pada

morfologi datar dan bermeander, sepadan

sungai pasir, krikil, kuarsit, felspar, lempung,

bersifat lepas. Pesajian-Bt Peranap berupa:

pasir lepas, gosong, meander, bantaran sungai

kuning kecoklatan, pasir-kerikil, kuarsit,silika.

Kadar/kualitas:

Hasil analisa saringan, analisa gradasi butiran-

metoda mekanik di Laboratorium Bahan dan

Mektan Universitas Riau, menunjukkan bahwa

sampel no.ss 0028, lokasi Pasar Ringgit yang

mempunyai kualitas yang paling baik dengan

kandungan lempung 4,59%, kerikil 0,00%,

pasir 95,41%, kadar Cu 7,24, Cc 0,71.

Cadangan:

Sebaran =1.178.354.488,581m2, ketebalan 10m, volume = 11.783.544.886 m', berat =

153.186.083.516 ton.

Granit

Granit merupakan salah satu batuan beku, yang

bertekstur granitik dan struktur holokristalin,

serta mempunyai komposisi kimia ±70% Si02

dan ± 15% Ah03, sedangkan mineral lainnya

terdapat dalam jumlah kecil, seperti biotit,

muskovit, hornblende, dan piroksen. Umumnya

granit berwarna putih keabuan, Sebagai batu

hias warna granit lainnya adalah merah, merah

muda, coklat, abu-abu, biru, hijau dan hitam,

hal ini tergantung pada komposisi mineralnya.

Page 11: Gol C Indragiri Hulu

8/7/2019 Gol C Indragiri Hulu

http://slidepdf.com/reader/full/gol-c-indragiri-hulu 11/11

J ur na ( S a in s d a n ' l' ek ,n o (o g i 7(1) ' M ar et 2 0 08 : 2 0 -3 0

Kaolin

Kaolin merupakan masa batuan yang tersusun

dari material lempung dengan kandungan besi

yang rendah, dan umumnya berwama putih

atau agak keputihan. Kaolin mempunyai

komposisi hidrous alumunium silikat

(2H20.Ah03.2Si02), dengan disertai mineralpenyerta.

Proses pembentukan kaolin (kaolinisasi) dapat

terjadi melalui proses pelapukan dan proses

hidrotermal alterasi pada batuan beku

felspartik. Endapan kaolin ada dua macam,

yaitu: endapan residual dan sedimentasi.

Sifat-sifat mineral kaolin antara lain, yaitu: ke-

kerasan 2-2,5, berat jenis 2,6-2,63, plastis,

mempunyai daya hantar panas dan listrik yang

rendah, serta pH bervariasi.

Deskripsi:

Wama putih, berukuran lempung, mineral

silika, kekerasan lembek.

Penyebaran:

Penyebaran kaolin di daerah penelitian tersebar

di Desa Bulu Rumbai, Danau Rumbai,

Pangkalan Kasai, Kecamatan Siberida, Sungai

Akar, Kecamatan Batang Gangsal, Kecamatan

Peranap. Endapannya terdapat dibawah pasir

kuarsa, deposit kaolin terbesar di Desa Danau

Rumbai. Di daerah ini juga dilakukanpengeboran sedalam 2 m dengan menggunakan

Bor Tangan (Hand Auger).

Cadangan:

Sebaran =44.900.333,117 nr', tebal rata-rata =

3 m, volume = 224.501.666 m', berat =

3.592.026.649 ton.

Bentonit

Bentonit adalah istilah pada lempung yang

mengandung monmorillonit dalam dunia

perdagangan dan termasuk kelompokdioktohedral. Penamaan jenis lempung

tergantung dari penemu atau peneliti, misal ahli

geologi, mineralogi, mineral industri dan lain-

lain.

Bentonit dapat dibagi menjadi 2 golongan

berdasarkan kandungan alumunium silikat

hydrous, yaitu activated clay danfuller's Earth.

Activated clay adalah lempung yang kurang

memiliki daya pemuc at, tetapi daya

pemucatnya dapat ditingkatkan melalui

pengolahan tertentu. Sementara itu, fuller's

earth digunakan di dalam fulling atau

pembersih bahan wool dari lemak.

Penyebaran:

Tersingkap di belakang kantor Kalurahan Desa

Semelinang Tebing, Kecamatan Peranap dan di

tepi Sungai Batang Kuantan Kec. Peranap.

Cadangan:

Sebaran =7.590.138,445 nr', ketebalan rata-rata

=4 m, berat =30.360.553,78 ton.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kabupaten Daerah Tingkat II Indragiri Hulu

memiliki potensi bahan galian tambang yang besar

dinilai dari aspek komoditas. Bahan galian tambang

yang paling prospek adalah minyak bumi, batubara,

kaolin, bentonit, pasir kuarsa dan granit. Batubara

di Kabupaten Indragiri Hulu terbagi dalam 2 blok

yaitu: Blok Peranap dan Blok Seberida.

Melihat berkembangnya kegiatan sub-sektor ini

menimbulkan berbagai harapan bagi pembangunan,

seperti penyerapan tenaga kerja, pembangunan

ekonomi daerah, penganekaragaman komoditi

mineral serta peningkatan pendapatan asli daerah

(PAD).

Saran

Perlu segera dieksplorasi lebih lanjut daerah-daerah

yang prospek tambang, terutama lokasi -lokasi layak

tambang yang mempunyai deposit prospek dan

volume cadangan besar yakni, batu bara, kaolin,

bentonit, pasir kuarsa.Perlu evaluasi secara menyeluruh terhadap potensi

bahan galian tambang dan faktor-faktor pendukung

pertambangannya di Propinsi Daerah Tingkat I

Riau demi pengembangan sektor pertambangan

khususnya dan peningkatan Pendapatan Asli

Daerah dan Masyarakat luas pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Bemmelen, R. W.Van. 1949. The Geology of Indonesia,

Vol. lA, General geology of Indonesia and adja-

cent archipelagos Govt printing office the Hagus.

Direktorat Jendral Pertambangan Umum. Jenis Ba-

han Galian yang diusahakan oleh Perusahaan Per-

tambangan Swasta Nasional, Perusahaan Daerah

dan Koperasi, Pameran Produksi Indonesia, 1990.

Direktorat Pertambangan Depertemen Pertamban-

gan. Buku Pedoman Bahan Galian Indonesia, 1950

- 1965.

De Coster, G.L. 1974. The Geology of the Central and

South Sumatra Basins. Proc. 3rdAnnual Conf. IPA,

77-110.

Jensen, J. R. 1986. Introductory Digital Image Process-

ing, Printice - Hall, USA

Lillesand, T. M. & Kiefer R.W. 1979. Remote Sensingand Image Interpretasion, Jhon Wiley and Sons,

Newyork.

Susanto. 1994. Penginderaan Jauh Jilid 2. Gadjah Mada

University prees Edisi II, Yogjakarta.

30