FIRST EDITION YOUTH MOVEMENT kecil

32
BAMBOO #01 NOVEMBER 2014 BAMBOO #01 | NOVEMBER 2014 DISCOVER STORY INSIDE YOU / INSPIRATION Kathleen Azali | The Actrees Behind Ayorek! / GRAND SUNGKONO LAGOON Diamond Jubilee Night / GREEN DESIGN Hari Sunarko | Menjadi Hijau, Menjadi Manusia / COMMUNITY Ayorek! | Indonesia Sneaker Team / MUSIC REVIEW Tricot | Mooikite

Transcript of FIRST EDITION YOUTH MOVEMENT kecil

Page 1: FIRST EDITION YOUTH MOVEMENT kecil

BAMBOO #01NOVEMBER 2014

BA

MB

OO

#0

1 | N

OV

EM

BE

R 2

01

4

D I S C O V E R S T O R Y I N S I D E Y O U

/ INSPIRATIONKathleen Azal i | The Actrees Behind Ayorek!

/ GRAND SUNGKONO LAGOONDiamond Jubilee Night

/ GREEN DESIGNHari Sunarko | Menjadi Hi jau, Menjadi Manusia

/ COMMUNITYAyorek! | Indonesia Sneaker Team

/ MUSIC REVIEWTricot | Mooikite

Page 2: FIRST EDITION YOUTH MOVEMENT kecil

Grand Story adalah monthly-free magazine yang mengulas gaya hidup, cerita inspiratif, komunitas, event, budaya, teknologi, dan berbagai kesenian: desain, musik, film, dan fashion di Surabaya. Di setiap edisinya akan kami tampilkan issue - issue yang berbe-da yang diaplikasikan pada rubrik di dalamn-ya. Rubrik Grand Story memperkenalkan, mendokumentasikan, dan mengarsipkan berbagai pergerakan seseorang dan kelom-pok yang bergerak membangun Surabaya, sebagai sebuah perantara arek Suroboyo untuk berpendapat, berkenalan, berbagi cerita dan ilmu, serta menjadi media penghubung pergerakan semangat muda dalam membesarkan Surabaya.

Grand Story menerima kritik, saran, atau kontribusi berupa foto, artikel, ataupun karya seni yang dapat ditampilkan pada Grand Story issue selanjutnya dengan menyertakan identitas diri: nama lengkap, e-mail, no. hp ke alamat e-mail:

Iklan dapat menghubungi Marketing Head Grand Story

project managerRudy Harsono

operating managerMuhammad Iswan

marketing headTedy Setiawan A.S

editor in chiefRosiana Ayu Dwi Merlinda

managing editorIndra Syamsu Nugroho

executive directorIrhamna Nirbhaya Carreca

creative directorArchy Sinatrya

contributor headTectona Radike

contributorDebby UtomoAtthur Razaki

Aprizal NursetyaAnton Achyar Bachtiar

Ayos Purwoaji

fotography contributorDenantyo Bagus

Goldy Photography

Grand Story | Bamboo #01 | November 2014

#1

[email protected]

Tedy: +62 82 233 181 612Maria: +62 87 854 668 310

Alamat Redaksi:Jl. Abdul Wahab Siamin Kav 9 - 10

Surabaya

Page 3: FIRST EDITION YOUTH MOVEMENT kecil

GREETINGS | 1

COVER STORY | 4

INSPIRATION | 6

Kathleen Azali

COMMUNITY | 13

Ayorek!

Indonesia Sneaker Team

ENTREPRENEUR | 20

Dusdukduk

GREEN DESIGN | 24

Menjadi Hijau, Menjadi Manusia

ADVERTORIAL | 28

Diamond Jubilee Night

EVENTS | 34

Mooi Indie

Jatim Expo

Sunday Sketch Jammin’

WANI

Ngaso

Design It Yourself

Launching Kompilasi Bius

Alternate Decade

Looks Like Life

Kumpul Kreavi

Think Global Edufair

GREENSHIP | 44

HANGOUT PLACE | 46

Monopole Coffee Lab

ART GALLERY | 48

Renata Owen

Ruma Manis X Ayang Cempaka

MUSIC REVIEW | 55

Tricot

Mooikite

MOVIE REFERENCE| 58

1911 Revolution

GIE

QUIZ | 60

Contents

youth movementissue

#1

yo

ut

h m

ov

em

en

t / 0

3

Page 4: FIRST EDITION YOUTH MOVEMENT kecil

yo

ut

h m

ov

em

en

t / 0

1

"Discover Story Inside You"

"Temukan cerita dalam dirimu." Sebuah kalimat kami usung sebagai titik awal pijakan. Kalimat ajakan ringan yang takkan memiliki arti khusus yang ambisius jika kita adalah tipe individu yang selalu menoleh ke atas, bawah, kanan, ataupun ke kiri. Manusia memang memiliki sebuah kecenderungan untuk selalu membanding-bandingkan, sebuah kecenderungan untuk menilai yang bahkan secara berlebihan terhadap sebuah kesuksesan. Tak heran jika kita kadang-kadang melupakan power atau kelebihan diri sendiri yang pada sudut pandang tertentu bahkan dapat menjadi sebuah cerita inspiratif bagi orang di sekitar.

Kami memperkenalkan Grand Story sebagai sebuah majalah yang mengenal, mengikuti, mendokumentasi, serta menga-presiasi berbagai pergerakan dari seseorang atau kelompok yang bergerak di sekitar kita. Ya, kami ingin memosisikan diri sebagai media pengarsipan kegiatan individu dan komunitas yang ada di Surabaya. Grand Story dapat menjadi medium untuk berbicara, mengungkapkan pendapat, memersuasi, memperkenalkan, membagi cerita, membagi ilmu, serta menjadi media penghubung antar komunitas.

Pada edisi perdana (Bamboo #01) di bulan November ini kami memiliki sebuah tema besar yang juga sejalan dengan seman-gat pergerakan Grand Story yaitu ”Youth Movement". Movement yang berarti pergera-kan, sebuah semangat yang dirangkum untuk mencapai sutu tujuan akhir, serangkaian usaha yang ditujukan untuk menciptakan atau bahkan merubah sebuah zona nyaman. Mengutip kata-kata dari presiden pertama kita, Ir. Soekarno, "beri aku sepuluh pemuda niscaya akan ku guncangkan dunia". Pemuda memiliki peranan penting dalam kestabilan masyarakat. Semangat muda, kegilaan, keliaran, kreativitas, keberanian, energi tanpa batas adalah poin-poin yang membuat perbedaan yang amat jelas dari para generasi tua.

Grand Story edisi perdana ini akan dihiasi oleh kisah inspiratif dari Kathleen, seorang penggiat event yang turut andil mewarnai Surabaya. Kemudian membedah beberapa profil komunitas di Surabaya serta mendokumentasikan berbagai event yang berlangsung di Surabaya. Dalam rubrik enterpreneur akan dikupas sebuah cerita sukses sekelompok pemuda yang dapat menyulap kardus dengan kreativitasnya sehingga dapat menambah nilai ekonomi sebuah kardus. Lalu ulasan terhadap seman-gat greenship, serta berbagai rubrik menarik lainnya seputar Surabaya.

Well, selamat membaca

Rudy Harsono, project manager

G R E E T I N G S

yo

ut

h m

ov

em

en

t /

04

COVERSTORY

Page 5: FIRST EDITION YOUTH MOVEMENT kecil

Pengarsipan adalah sebuah bentuk dari usaha menghormati sebuah sejarah, tak banyak orang yang memiliki bakat dan respect tinggi terhadap hal tersebut secara sepenuhnya. Seharusnya di era yang serba digital ini, setidaknya masyarakat dimudah-kan oleh teknologi sebagai akses penyebaran informasi yang serba cepat. Ya, itulah Kathleen Azali yang berhasil mengarsipkan seluruh suara kecil dari arek-arek Suroboyo yang saat ini belum terlalu nampak. Redaksi Grand Story berkesempatan untuk mewawan-cari Kath (panggilan Kathleen) yang saat itu sedang disibukkan dengan penggarapan DIY (Design It Yourself). Simak wawancara kami dengan Kath.

yo

ut

h m

ov

em

en

t / 0

7

KathleenAzali

inspirations

Page 6: FIRST EDITION YOUTH MOVEMENT kecil

rekreasi di dalam rumah, sehingga seluruh anggota keluarga akan berkumpul untuk menikmati alunan musik dan bercengkrama secara intim. Nilai ‘kebersamaan’ inilah yang berusaha saya munculkan melalui penggu-naan visual sebuah Gramophone. Harapann-ya, anak-anak muda Surabaya dapat berkum-pul dan berinteraksi satu sama lain tanpa membawa arogansi komunitas masing-mas-ing, saling bertukar pikiran tanpa adanya kesenjangan antar komunitas.

Esensi kedua adalah ‘usaha dan perjuangan’. Gramophone tua membutuhkan kayuhan tuas untuk membunyikannya, dianalogikan dengan usaha anak-anak muda yang bersama-sama meramaikan kota Surabaya dengan kegiatan komunitas mereka. Vinyl piringan hitam bertuliskan Youth Movement pada Gramophone adalah sebuah perumpamaan rekaman aspirasi dan gagasan anak muda, yang berusaha disuara-kan dengan cara memutar tuas bersama-sa-ma sehingga rekaman tersebut dapat dikon-versi menjadi sebuah suara yang merdu, suara yang berupa kerukunan (diwakili oleh figur empat orang yang bergandeng tangan), ide (diwakili oleh figur bohlam), kreatifitas (diwakili oleh figur not musik), dan semangat (diwakili oleh figur api).

Attack sendiri lebih kepada suatu gerakan massal, massive yang positif sebagai suatu upaya anak muda dan komunitasnya untuk menyuarakan ide atau gagasan yang mungkin kebanyakan orang tidak tahu dan dianggap sebelah mata.(arc)

Begitu mendengar kata Attack, di pikiran kita mungkin yang terbayang adalah suatu hal yang bersifat kekerasan ataupun destruktif, dan apabila mendengar kata Gramophone, yang terlintas di pikiran kita mungkin adalah benda masa lampau yang dapat menghasilkan suara dari hasil gesekan jarum dan vinyl piringan hitam yang berputar sedemikian rupa.

Gramophone merupakan objek masa lalu, yang sebelum televisi ditemukan pada abad ke-19, digunakan sebagai sarana hiburan sekaligus pengiring saat-saat berkumpul dan berinteraksi dengan sanak keluarga maupun kolega pada zamannya. Gramophone tua menggunakan sebuah tuas sebagai pemutar piringan hitam untuk kemudian dapat menghasilkan suara yang kebanyakan berupa alunan musik. Disinilah terdapat esensi yang akan menjadi jawaban mengapa desain sampul edisi perdana Grand Story ini memvisualkan sebuah Gramophone sebagai center of interest-nya.

Mengapa Gramophone? Yah, Gramo-phone mempunyai esensi yang saya rasa sesuai dan dapat ditarik garis lurus dengan isu perdana majalah ini, yakni Youth Movement. Ada dua esensi yang dapat diambil dari sebuah Gramophone tua, yang pertama adalah ‘kebersamaan’. Seperti yang telah disinggung pada paragraf di atas, sebelum era televisi dimulai, Gramophone lah yang ada di meja-meja ruang keluarga masyarakat yang hidup pada abad ke 18 ke atas. Gramo-phone bertindak sebagai pemersatu anggota keluarga untuk dapat berkumpul dan berint-eraksi satu sama lain, menjadikannya sebagai satu-satunya sarana

sistem penyimpanan supaya nanti bisa kita gunakan sewaktu-waktu, misal saat kita mau melamar kerja, menukar barang yang telah dibeli, dan sebagainya. Dalam kasus arsip kota atau nasional, isu tanah, sejarah konflik, pun bisa ditelusuri dari arsip. Meski tentunya, arsip bukan satu-satunya sumber yang sahih. Arsip menurut saya sebenarnya bersifat sangat mendasar, praktis, dan fungsional, jadi kegiatan pengarsipan sangat perlu. Problem-nya adalah ketika kegiatan pengarsipan dilakukan dengan sembarangan, dokumen-dokumen dalam suatu arsip tidak dirawat atau diolah, maka arsip tersebut akah kehilangan makna dan relevansinya; terbengkalai dan sulit diakses.

Saat ini sedang sibuk apa saja selain c2o Library dan Ayorek.org?

Pekerjaan utama saya sebenarnya sebagai peneliti (associate researcher), di satu lembaga penelitian di Singapura. Jadi C2O dan Ayorek! itu pekerjaan “sampingan”, dalam arti saya tidak hidup dari pekerjaan tersebut. Meski dari segi waktu yang dihabiskan, tak jarang pekerjaan sampingan ini memakan waktu lebih banyak daripada pekerjaan utama.

Yang pertama, menurutmu seberapa penting kegiatan pengarsipan?

Dengan resiko menggampangkan, pengarsipan ibaratnya adalah wujud—dan karenanya terkadang bisa menjadi bukti—fisik dari ingatan banyak orang. Sebenarnya tidak harus menjadi arsiparis atau pustakawan; saya kira hampir semua orang melakukan kegiatan pengarsipan. Entah ketika kita menyusun berkas-berkas dokumen perjanjian, bon-bon pembelian, akte kelahiran, ijazah, dan sebagainya, ke dalam lemari ataupun komputer kita. Itu sebenarnya kegiatan pengarsipan—suatu y

ou

th

mo

ve

me

nt

/0

8y

ou

th

mo

ve

me

nt

/ 05

Cover

3D Artist: Ervandianto Dewanata

Concept: Archy Sinatrya

GramophoneAttack

Page 7: FIRST EDITION YOUTH MOVEMENT kecil

Apa yang membuat diri Anda hingga sampai saat ini bertahan secara independent untuk mendirikan C2O Library dan Ayorek.org? Apakah ada kesenangan dan momentum tersendiri yang membuat Kathleen bertahan?

Independent di sini dalam arti kami tidak menerima dana tetap tiap tahunnya dari satu sumber. Kami mencari pemasukan beragam sumber, mulai dari biaya keanggota-an, biaya sewa koleksi, penjualan makanan minuman, merchandise, penyewaan ruang, dan sebagainya. Kami juga pernah menerima dana dari sponsor, pemerintah, atau lembaga donor, tapi untuk projek jangka pendek, tidak lebih dari satu tahun. Jadi, sistem pendanaan kami cukup hibrida. Ini juga untuk menjaga agar visi misi C2O tidak disetir oleh satu pihak luar yang dominan.

Saya senang melakukannya dan melihat hasilnya, tapi pada dasarnya saya merasa ini kebutuhan, sesuatu yang memang perlu dilakukan. Tentu, ada banyak sekali kesenangan, terutama ketika mendapati orang mendapatkan manfaat dari apa yang kami lakukan.

Bisa berbagi sedikit mengenai tips bagaimana membangun koneksi atau jejaring pertemanan dari sebuah kota ke kota lainnya?

Standar sih. Sebelum ke kota lain, sebaiknya cari dulu informasi mengenai acara-acara dan tempat-tempat yang kira-ki-ra banyak dikunjungi oleh orang-orang dan kelompok-kelompok yang kamu tuju. Kalau bisa, bawa sesuatu, semacam publikasi tentang apa yang kita lakukan—entah newsletter, buku, atau apa. Kalau merasa perlu, bawa juga kartu nama, meski saya pribadi tidak terlalu merasakan perlunya, dan baru membuatnya setelah 5 tahun C2O berdiri.

Dan yang paling penting, terus berusa-ha membuka pikiran, tidak langsung meng-hakimi? Juga, menjaga kualitas serta reputasi apa yang kamu kerjakan. Percuma ngotot membangun jaringan jika reputasi dirimu buruk—orang juga akan ragu-ragu bekerjasa-ma denganmu.

Kathleen, menurutmu seberapa penting peran anak muda sebagai agent of change bagi sebuah kota?

Sama pentingnya seperti peran orang tua ;) Menurut saya semua orang, mau tua, muda, dapat menjadi agen perubahan, dapat melakukan banyak untuk kotanya, keluargan-ya, teman-temannya. Tapi jelas, lapangannya tidak rata. Kita tahu sendiri isu kesenjangan akses kebutuhan dasar dan infrastruktur di Indonesia itu seperti apa. Nah, jadi menurut saya, yang perlu kita pertanyakan, kritisi, dan coba kita buat adalah, bagaimana kita dapat bekerjasama mencipatakan lingkungan dan situasi mendukung anak muda maupun orang tua untuk menjadi agent of change, untuk mewujudkan aspirasi individu maupun bersama. Ini yang menurut saya perlu kita upayakan bersama.

Bagaimana perkembangan scene di Surabaya, baik musik, event, komunitas, dan culture masyarakat?

Menurut saya menarik! Surabaya sering dikeluhkan sebagai kota industri, kota kerja yang alot dan keras, cuek. Tapi kalau mau jujur, justru itu salah satu alasan kenapa saya sangat suka Surabaya.

Dari percakapan-percakapan dengan teman-teman, saya merasa sebenarnya skena Surabaya itu cukup aktif kok, hanya kurang melakukan publikasi dan dokumentasi. Jadi, seringkali informasinya hanya berputar-putar di komunitas masing-masing dan kurang diketahui orang. Tapi dalam kira-kira 2 tahun terakhir, terasa sekali skena Surabaya menja-di lebih memperhatikan hal-hal tersebut.

Kathleen, apa yang kamu harapkan dari Kota Surabaya hingga sampai saat ini?

Kalau mau ngayal, Surabaya jadi lebih adem udaranya, hehehehe…. Tapi, yah itu alam yang menentukan ya.

Transportasi umum yang lebih baik, supaya kita tidak bergantung pada kendaraan pribadi. Tempat untuk cangkruk bersantai dan menikmati kota dengan tenang hingga pagi hari.(dby)

Lalu, Kathleeen, melihat geliat dunia perbuku-an khususnya di Surabaya maupun di Indonesia saat ini, bagaimana perkembangannya sejauh ini menurut Anda?

Cukup baik dan menggembirakan yah, kalau dari segi keleluasan tema yang boleh diterbitkan saat ini, terasa jauh lebih membaik daripada ketika di zaman Orde Baru. Makin ada banyak penerbitan-penerbitan baru sehingga penerbitan buku tidak harus melalui penerbitan besar. Meski tentunya perkembangannya belum sepenuhnya meng-gembirakan—tantangan dan permasalahan masih banyak. Misal, dari segi distribusi dan pemerataan akses. Mayoritas infrastruktur penerbitan setahu saya masih terpusat di Jawa, itupun di kota-kota besar. Sayangnya lagi, buku-buku “wajib” seperti buku-buku pelajaran sekolah juga isinya kurang terolah dengan baik.

Apa saja agenda yang dilakukan oleh ayorek.org untuk saat ini? Apakah sama dengan c2o library?

C2O itu ibaratnya markas fisiknya, kantor laboratorium eksperimennya dengan perpustakaan yang terbuka untuk umum. Jadi projeknya tidak terbatas pada Ayorek!. Sementara Ayorek! adalah media yang memfokuskan pada kehidupan kota, terutama dari perspektif Surabaya. Jadi tidak semua kegiatan C2O adalah kegiatan Ayorek!, dan begitu pula sebaliknya.

Agenda Ayorek! saat ini adalah mempersiapkan penerbitan jurnal tahunan kami, Ayorek! Journal #002. November ini juga kami diundang presentasi di Simposium Khatulistiwa di Yogyakarta. Desember kami berencana meluncurkan Journal. Yah, seleng-kapnya bisa kunjungi website masing-mas-ing, http://c2o-library.net atau http://ay-orek.org

yo

ut

h m

ov

em

en

t /

10

yo

ut

h m

ov

em

en

t / 11

Page 8: FIRST EDITION YOUTH MOVEMENT kecil

Tahun 2011, C2O menjadi C2O library & collabtive. Ini karena melihat kegiatan C2O berkembang tidak hanya sebagai perpus-takaan, tapi ruang atau laboratorium kolab-orasi untuk belajar (menyerap informasi dan pengetahuan), berinteraksi (berjejaring), dan berkarya (mengolah dari apa yang kita serap dan dari bejeraring). Ini tiga pilar yang kemudian menjadi dasar prinsip kegiatan C2O.

Kenapa memilih untuk membuat sebuah perpustakaan ditengah Kota Surabaya yang lebih terkenal sebagai kota industri?

Alasan praktis sih karena basis saya memang di Surabaya; saya lahir, besar, dan sangat betah di kota ini, tapi saya merasa kebutuhan perpustakaan dan tempat informal bagi orang untuk mendapatkan informasi, bertukar pikiran, dan berinteraksi itu masih minim.

Sebagai seorang pustakawan, bagaimana Kathleen menangani kendala selama mendiri-kan c2o library?

Saya dibantu banyak orang, termasuk dirimu. Kalau tantangan atau kendala sih pasti ada lah, dalam setiap usaha, mau apapun pekerjaannya. C2O mendapatkan banyak sekali dukungan dari pengunjung dan anggota C2O. Tim inti kami kecil, hanya lima orang, itu pun tidak full-time. Mereka adalah anggota C2O yang kemudian menjadi aktif terlibat dalam pengelolaan. Semuanya memi-liki pekerjaan utama. Jadi kami menyesuaikan kebutuhan SDM dengan projek yang kami kerjakan. Karena itu, C2O membuka program sukarelawan dan magang. Bentuk kontri-businya bermacam-macam. Mulai dari menyumbangkan buku, membantu penye-lenggaraan acara, membuat liputan acara, menulis ulasan, membuat terjemahan, memberi dokumentasi foto/video, hingga proses mendata buku dalam katalog.

Jadi, C2O berkembang dari perpus-takaan menjadi tempat bagi anggota dan pengunjungnya untuk mengolah atau membuat sesuatu. Kami banyak bekerjasama dengan berbagai pihak, mengembangkan penelitian dan kolaborasi aktif lintas-disiplin antara anggota dengan individu ataupun organisasi dari beragam latar belakang.

Latar belakang apa yang membuat Kathleen membentuk c2o library & collabtive?

C2O didirikan di tahun 2008, awalnya sebagai perpustakaan. Tidak ingat kapan tanggalnya tepatnya. Kebetulan saya penggemar buku sejak kecil, dan punya koleksi buku yang cukup banyak, dengan topik utama sastra, sejarah, dan budaya. Dalam bahasa Inggris dan Indonesia. Saya juga kebetulan hobi mengoleksi film-film asing dan klasik yang kurang mendapat tempat di bioskop.

Selain dari koleksi pribadi, dikumpul-kan juga buku-buku dari teman-teman dan keluarga. Di awal, kira-kira terkumpul 2.000 buku. Nah, 2.000 buku itu kemudian saya katalog. Memakan waktu yang agak lama, sekitar 6 bulan, karena saat itu saya masih bekerja kantoran 09.00-19.00, dan saya sendiri yang melakukan katalogisasi. Sekarang, ada makin banyak orang yang menyumbangkan bukunya. Selengkapnya tentang proses penyumbangan buku ini dapat dibaca di sini:

yo

ut

h m

ov

em

en

t / 0

9

http://c2o-library.net/library/donate-books-other-materials/

Page 9: FIRST EDITION YOUTH MOVEMENT kecil

Ayorek.org sebagai media selain redak-sional sebagai media telah melakukan berbagai kegiatan seperti merancang sebuah acara—festival, workshop, diskusi, pemutaran film, dan sebagainya. Misalnya pada April dan Mei lalu, Ayorek! bekerja sama dengan Perpustakaan Bank Indonesia membuat acara Text & the City, sebuah festival literasi dan kota. Desember 2013 lalu, Ayorek! membuat SUBfestive, sebuah festival kota yang menga-jak warga Surabaya, khususnya anak muda, untuk merayakan kotanya dengan berani berpartisipasi aktif mengolah pengetahuan dan kreativitas, dapat disalurkan dengan membuat karya-karya yang mencerminkan gagasan dan isu sehari-hari, dipadukan dengan gagasan dan praktik bermedia saat ini.

Dalam menjalankan operasionalnya, Ayorek! memiliki susunan redaksi yang secara garis besar beranggotakan anak muda atau setidaknya individu yang berjiwa muda yang mau berbuat banyak demi Surabaya. Beberapa adalah Adhiel Albatati (reporter), Adrea Kristatiani (reporter), Andriew Budiman (pengarah visual), Anitha Silvia (reporter), Ayos Purwoaji (editor), Deasy Esterina (reporter), dirimu, Debby Utomo (reporter), Erlin Goentoro (program manager), Muham-mad Firman (reporter), Inggit Fatmawati (reporter), Kharis Junandharu (editor), kathleen azali (pimred), Matthew Borden (editor bahasa Inggris), Nadia Maya (reporter), Vinka Maharani (redaksi pelaksana), dan Vivin Nofrina (penerjemah).

Cerita-cerita yang dimuat di Ayorek! saat ini memfokuskan pada lima tema besar dengan tanpa menutup kemungkinan berkembangnya tema ke depan. Lima tema besar itu adalah Kota, Budaya, Kerja, Desain, dan Kehidupan. Tema kota meliputi kehidupan dan wacana kota atau urban, transportasi, dan infrastruktur. Di dalam tema besar Kota tersebut juga terdapat wacana mengenai Kampung, Sejarah yang berisikan sejarah kota Surabaya, dan juga Lintas Kota yang menampilkan cerita dari kota lain. Tema budaya berisikan cerita budaya, ulasan acara, dan media yang berkaitan dengan Surabaya.

Dalam 12 bulan pertama Ayorek! mendapat dana, untuk melakukan workshop penulisan dan penelitian kota, pertukaran lintas kota, produksi buku, journal, dan CD. Tapi setelah 12 bulan itu selesai, operasional Ayorek! telah berjalan mandiri. Kadang-kadang mereka dibayar untuk mengisi acara atau membuat publikasi cetak, misal seperti Text & the City di Perpustakaan BI.

Temu cangkruk dan sharing yang merupakan embrio Ayorek! telah menjadi bagian dari kegiatan Ayorek!. Pada dasarnya, Ayorek! membuat berbagai media—tulisan, video, foto, yang disebarkan terutama melalui internet. Ayorek! juga menyelenggarakan acara—festival, workshop, diskusi, dan sebagainya. Menerbitkan dan mendistri-busikan buku, jurnal, serta CD. Ayorek! tidak berfokus pada segmentasi kelompok umur tertentu, hal tersebut terbukti dari tingkat ketertarikan yang sama mulai dari anak-anak maupun orang tua.

Ayorek! adalah sebuah platform media dwi bahasa yaitu bahasa Inggris dan Indone-sia dengan basis Surabaya yang diluncurkan Desember 2013 dengan ide awal yang sudah dibicarakan sejak 2010. Saat itu Ayorek! hanya belum menemukan format yang tepat. Pada tahun 2012 secara kebetulan para pencetus Ayorek!, saat itu belum terbentuk, ditawari oleh Rujak Center for Urban Studies untuk turut terlibat dalam program Urban Knowledge Dynamics yang juga dilaksanakan di Makassar dengan nama Makassar Nol Kilometer yang dikelola oleh Tanah Indie serta di Semarang dengan nama UGD Semarang yang dikelola oleh Hysteria. Yogya-karta juga, di bawah KUNCI Cultural Studies Centre. Program ini kemudian membantu dalam membangun, menguji coba, mengisi, dan meluncurkan Ayorek!.

yo

ut

h m

ov

em

en

t /

14

yo

ut

h m

ov

em

en

t / 15

Di sini budaya tidak diartikan secara sempit yang terbatas pada kesenian atau kebudayaan tinggi saja. Di dalam tema besar Budaya terdapat point-point tentang Buku yang juga termasuk komik dan magazine di dalamnya, Musik, SUB/SIDE yang merupakan tempat untuk mengunduh dan mendengar-kan musik pilihan dari Surabaya, serta terdapat pula laman mengenai film. Tema berikutnya adalah Kerja yang berisikan kisah-kisah penyambungan hidup. Tema desain berisikan seputar proses perancangan dan pemecahan masalah yang ada di sekitar. Dan tema terakhir yaitu Kehidupan yang mengulas orang-orang, gaya hidup, keseha-tan, dan sebagainya. Di dalamnya terdapat sub tema berupa Panganan yang berisikan info seputar kuliner, makanan, dan minuman, serta terdapat sub tema berupa Jalan-Jalan, dan Pasar.

Page 10: FIRST EDITION YOUTH MOVEMENT kecil

Cangkruk adalah hal yang lumrah dan menjadi budaya bagi beberapa warga, tak terkecuali bagi warga Surabaya yang terkenal ramah, dan memiliki kekeluargaan yang tinggi. Cangkruk bisa dilakukan di manapun, tak terkecuali di dunia maya sekalipun. Dengan perbincangan yang sangat meluas, terkadang dari cangkruk tersebut kita bisa mendapatkan kawan, kegiatan, dan informasi yang baru. Salah satunya adalah Ayorek.org yang menjadi wadah cangkruk bagi kawan-kawan Surabaya sejak tahun 2009.

seru di Surabaya. Seiring berjalannya waktu, direktori tersebut urung direalisasikan karena kendala waktu. Saat itu Kathleen akhirnya menawarkan gagasan untuk mereal-isasikan "wadah" tersebut, yang telah diidam-idamkan jauh-jauh hari. Dengan menggunakan nama Ayorek! yang akhirnya bukan hanya berisikan direktori acara, tapi juga direktori tempat cangkruk, komunitas, serta tokoh-tokoh dan cerita-cerita menarik berbasis Surabaya.

Ayorek! saat ini memiliki beberapa agenda untuk direalisasikan antara lain adalah mempersiapkan penerbitan jurnal tahunan, Ayorek! Journal #002, menghadiri undangan presentasi dalam Simposium Khatulistiwa di Yogyakarta pada bulan November, dan rencana untuk meluncurkan sebuah Journal.Ayorek! juga terbuka bagi teman-teman yang ingin menjadi volunteer atau kontributor. Agenda dan cara berpartisi-pasi selengkapnya bisa dilihat melalui websitehttp://ayorek.org.(dby/crc)

Ayorek.org adalah wujud dari media aspirasi kawan-kawan Surabaya yang membutuhkan sebuah "wadah" untuk beraspirasi. Kathleen, yang kami wawancarai beberapa waktu lalu menyatakan bahwa ide untuk membuat wadah tesebut tidak datang serta merta dari dirinya sendiri. Menurutnya, ide tersebut sepertinya sudah menaungi benak banyak orang, hanya saja belum ada yang berani untuk mewujudkannya. "Saat ngobrol-ngobrol santai dengan teman-teman, sering muncul celetukan, kok nggak ada sih, media online yang membahas tentang kota Surabaya," tambahnya.

Dasar pikiran awal adalah perasaan tentang banyak hal yang tidak diketahui tentang kota Surabaya, bahkan oleh warga Surabaya sendiri. Contohnya ketika teman-teman Surabaya membuat sebuah acara, sangat susah untuk mendapatkan informasinya. Saat itu Ayorek! memimpikan adanya sebuah website atau media yang dapat menjadi wadah informasi mengenai hal-hal menarik di Surabaya, yang tidak terbatas pada hal-hal yang itu-itu saja. Nama Ayorek! sendiri lahir dari buah pemikiran Jimmy Ofisia. Saat itu Jimmy memiliki gagasan untuk membuat direktori atau kalender yang berisikan kegiatan-kegiatan-

Selain itu, Ayorek! juga membuat netlabel, label musik berbasis internet, SUB/SIDE, yang sudah meluncurkan beberapa album musik yang dapat diunduh secara bebas.

yo

ut

h m

ov

em

en

t /

16

yo

ut

h m

ov

em

en

t / 13

Tak Ingin Luput dari Masa Lalu,

Kembangkan Media Platform dan

Abadikan Sejarah Kota

Ayorek!

community

Page 11: FIRST EDITION YOUTH MOVEMENT kecil

yo

ut

h m

ov

em

en

t / 19

Beberapa Minggu lalu Indonesia Sneak-er Team regional Surabaya mengadakan sebuah acara bernama “SOLEXHIBIT”, sebuah exhibition yang diprakarsai oleh Indonesia Sneaker Team dengan bantuan 3FOIL.ID, Vans Head Surabaya, Converse Head Indone-sia, dan Griffons Army Indonesia. Acara yang terselenggara di Eclectic Too Surabaya Town Square ini menampilkan beberapa koleksi-koleksi menarik para kontributor pameran dan juga beberapa workshop menar-ik seperti workshop cleaning and re-colouring shoes. Nampak pula beberapa sepatu-sepatu langka terpajang, seperti sebuah sepatu yang memiliki harga jual mencapai di atas 8 juta rupiah. Sungguh angka yang sangat menge-jutkan untuk sebuah sepatu. Salah satu perwakilan dari Indonesia Sneaker Team menyampaikan bahwa terkadang harga yang tinggi tidaklah menjadi sebuah masalah mengingat nilai historis atau investasi yang terkandung di dalamnya.

Di akhir pertemuan, Emil Ibrahim selaku narasumber dari Indonesia Sneaker Team memberikan sedikit tips dalam membe-li sepatu di online store yaitu jangan mudah teriming-iming oleh harga sepatu yang lebih murah dari harga jual biasanya, dari beberapa penjual yang menambahkan premium pre-or-der pada keterangan tokonya. Pilihlah penjual-penjual yang memiliki reputasi yang baik, seperti di contohnya pada situs e-bay, carilah yang memiliki reputasi di atas 90%. Jadi belilah sneakers yang sesuai kebutuhan, selera, dan juga isi kantong Anda. (atthur/tec)

yo

ut

h m

ov

em

en

t /

18

Page 12: FIRST EDITION YOUTH MOVEMENT kecil

Dalam beberapa tahun kemarin, sneakers telah menjadi trend tersendiri di kalangan anak muda di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Banyak anak muda di Indonesia yang tak hanya memiliki, namun juga mengoleksinya. Dan sebagian dari pecinta sneakers tersebut mempunyai inisiat-if untuk membuat sebuah komunitas berna-ma Indonesia Sneaker Team. Komunitas sneakers ini mulai terbentuk pada tahun 2011 dan akan terus berkembang. Perkembangan-nya komunitas sneakers tersebut telah merambah beberapa kota besar mulai dari Jakarta, Bandung, dan tak terkecuali Suraba-ya.

Grand Story akan mengulik sekilas sekaligus memperkenalkan tentang Indone-sia Sneaker Team regional Surabaya. Komuni-tas yang terbentuk pada Mei 2014 kemarin ini terbentuk dari gagasan beberapa anggota yang ingin mengumpulkan para pecinta dan juga kolektor sneakers di Surabaya untuk sekedar nongkrong bareng, sharing, dan saling mengenal satu sama lain. Sebagai langkah awal, mereka mengadakan gathering di Surabaya Town Square yang ternyata mendapatkan respon positif dari teman-teman sesama penggila sneakers.

Pada hari itu Indonesia Sneaker Team berhasil mengumpulkan 30 orang anggota untuk bergabung dan pada bulan Oktober tercatat tak kurang dari 50 anggota resmi telah terdaftar di dalamnya. Di Indonesia Sneaker Team sendiri tak ada pembatasan brand sneakers apa yang diperbolehkan bergabung. Komunitas ini lebih memilih untuk berkerja sama dengan beberapa divisi yang mempunyai konsen lebih ketat seperti 3foils Surabaya, Vanshead, dan lain sebagain-ya. Sampai saat ini tercatat sudah 3 kali mereka mengadakan gathering yang di dalamnya banyak diadakan diskusi mengenai rilisan sepatu terbaru, edukasi tentang legit atau tidaknya sebuah sepatu, cara merawat sepatu yang tepat karena sesuai pengalaman mereka terkadang beberapa sepatu mempu-nyai cara-cara tersendiri dalam merawatnya sampai kiat-kiat membeli sepatu original karena kita ketahui cukup banyak kasus sepatu-sepatu palsu yang dijual di ranah online.

INDONESIASNEAKER

TEAM

yo

ut

h m

ov

em

en

t /

20

T e r k a d a n g sesuatu hal yang remeh yang berada di luar pertimbangan kita justru dapat menjadi sesuatu hal yang tak terkira nilainya di tangan para kreatif.

Seperti kardus contohnya, barang yang sering hanya menjadi media pengemas suatu produk, justru dapat disulap menjadi sebuah produk yang sangat menarik. Adalah maha-siswa kreatif asal Surabaya yang menga-tasnamakan diri mereka DusDukDuk yang memiliki gagasan untuk mengubah kardus menjadi sesuatu yang lebih bersifat fungsional

DusDukDuk tercipta awal kali tanpa ada niatan untuk menjadikannya sebuah bisnis yang serius. Keempat mahasiswa Jurusan Desain Produk Industri ITS yang terdiri dari Angger Diri Wiranata, Indra Syamsu Nugroho, Arief Susanto M, dan Oktiana Dwi Anggara hanya berkeinginan untuk mengikutsertakan ide produk mereka ke ajang PKM pada tahun 2013. Ide awal mereka untuk menyulap sebuah kardus menjadi barang-barang fungsional, meja dan-

DUSDUKDUK

yo

ut

h m

ov

em

en

t / 17

entrepreneur community

Page 13: FIRST EDITION YOUTH MOVEMENT kecil

yo

ut

h m

ov

em

en

t /

22

Namun di antara kesuksesan-kesuk-sesan tersebut masih ada harapan dari kawan-kawan DusDukDuk yang belum tercapai yakni mempunyai showroom sendiri yang terdiri dari galeri dan juga workshop di mana mereka dapat memamerkan karya-karya mereka dan juga membagikan ilmu dalam mengolah kardus kepada teman-teman lain yang berminat. Angger, salah satu owner DusDukDuk, memiliki pesan untuk para entrepreneur yang ingin ataupun mau memulai usahanya yaitu “kita tidak akan pernah berhasil kalau kita tidak memulai”. So, let's get started! (atthur/crc).

Keunikan dari produk DusDukDuk tentu saja dari bahan dasar yang mereka pakai yaitu kardus. Tidak sampai di situ saja, pada produk-produk furniture seperti kursi dan meja, DusDukDuk bahkan dapat menjamin bahwa produknya memakai bahan 100% kardus. Pada produk tersebut tidak digunakan lem sebagai perekat melainkan menggu-nakan kuncian dari kardus itu sendiri yang dapat menahan beban sampai 170 kg. Kelebi-han lain dari produk DusDukDuk adalah digunakannya bahan ramah lingkungan sebagai bahan dasarnya. Beberapa produk, khususnya furniture, menggunakan sistem bongkar pasang sehingga memudahkan konsumen untuk membawa atau menyimpan-nya. Range harga yang dipatok pun tidak terlalu mahal, mulai dengan harga Rp. 250.000,00 untuk produk furniture dan Rp. 100.000,00 untuk produk merhandise.

yo

ut

h m

ov

em

en

t / 2

2

Page 14: FIRST EDITION YOUTH MOVEMENT kecil

kursi pada waktu itu, terbersit di benak mereka setelah beberapa waktu mereka mengikuti pamer-an dengan modal stool berbahan kardus yang merupakan salah satu tugas mata kuliah di kampus. Pada waktu itu mereka belum bergabung dalam DusDukDuk. Dari serangkaian pameran, ternyata stool mereka dapat menarik beberapa minat pengunjung pameran. Dari situlah mereka lalu berkumpul dengan mengatasnamakan DusDukDuk dan mengikutser-takan nama mereka dalam Program Kreativitas Mahasiswa 2013 yang di luar dugaan membawa nama Dus Duk Duk sebagai penerima medali perunggu. Nama Dus Duk Duk sendiri dimaknai seenaknya saja oleh mereka sebagai kardus untuk duduk.

Berkaca dari kesuksesan tersebut, DusDukDuk mencoba memasarkan produk mereka secara lebih luas, ditunjang oleh modal finansial yang cukup dari keberhasilan mereka di PKM. Fokus mereka yang awalnya hanya pada basic furniture seperti kursi atau meja mengalami pengembangan dalam pengap-likasiannya. DusDukDuk-

Nama DusDukDuk kini sudah cukup banyak diketahui dalam skala nasional, hal itu karena seringnya mereka mengikuti lomba dan meraih juara. DusDukDuk pun rajin mengikuti beberapa event pameran, yang terakhir adalah partisipasinya dalam event internasional, Popcon Asia 2014, sebagai perwakilan Indonesia dalam ajang pameran kreativitas dan produktivitas anak-anak muda Asia. Selain itu, tidak jarang pula mereka diundang sebagai pembicara dalam seminar atau talkshow bertemakan enterpreneur ataupun kreativitas. Baru-baru ini DusDukDuk juga mendapatkan kesempa-tan tampil di televisi nasional NET dalam program Indonesia Morning Show.

mulai melihat pasar potensial lain berupa dekorasi interior dan juga merchandise dengan tetap menonjolkan ciri khas mereka yaitu produk berbahan dasar kardus.

Ada sebuah cerita menarik pada saat kali pertama DusDukDuk memamerkan karya mereka di IDEART 2013, sebuah acara yang diselenggarakan oleh Jurusan Desain Produk Industri ITS. Salah satu pengunjung stan mereka ternyata adalah salah satu divisi kreatif dari Hardware, butik milik Luna Maya. Keunikan produk DusDukDuk menarik minat-nya dan kemudian dipergunakanlah produk mereka sebagai elemen dekorasi di store Hardware yang berada di Surabaya, Sidoarjo, dan Malang

yo

ut

h m

ov

em

en

t / 2

1y

ou

th

mo

ve

me

nt

/ 2

4

James Balog, seorang fotografer lingkungan, pada tahun 2007 pernah membuat sebuah proyek yang dinamakan Extreme Ice Survey, sebuah studi yang mempelajari tentang efek pemanasan global terhadap lapisan es glasial. Balog memasang 43 kamera time lapse di 18 glacierdi Green-land, Islandia, Alaska, Kanada, dan Himalaya Nepal. Melalui film dokumenter Chasing Ice, Balog mengatakan, bahwa ia ingin menjadi saksi mata paling depan yang dapat membuktikan bahwa pemanasan global akan memberikan dampak mengerikan bagi seluruh penghuni bumi di masa depan. Bukan sekedar kisah horor pengantar tidur.

Menjadi Hijau, Menjadi Manusia

green design

Page 15: FIRST EDITION YOUTH MOVEMENT kecil

yo

ut

h m

ov

em

en

t /

26

yo

ut

h m

ov

em

en

t / 2

7

Hari memaknai green living melalui dua aspek, yaitu fisik dan sosial budaya. Selain aspek fisik yang mencakup prinsip-prinsip efisiensi energi, rumah hijau juga harus mengandung aspek sosial yang tinggi.

Ia memberikan contoh arsitektur rumah tropis yang selalu menyediakan teras untuk bersantai di depan rumah. Fungsi teras kelihatannya begitu remeh, sehingga banyak arsitek rumah bergaya minimalis dan alfa menyertakan teras di rumah yang dirancang-nya. Padahal teras menjadi sangat penting sebagai ruang interaksi dan sosialisasi antara pemilik rumah dengan lingkungan di sekitarnya. “Dari tempat duduk di teras rumah, kita bisa memberi perhatian pada tetangga, saling menanyakan kabar atau hanya sekedar saling menyapa,” kata Hari.

Aspek sosial pada teras ini akhirnya juga berpengaruh pada bentuk bangunan. Biasanya, untuk melindungi teras dari panas matahari, maka sang pemilik rumah membuat sebuah naungan, entah berupa sosoran atau menanam pepohonan.

Fungsinya adalah sebagai peneduh dan membuat suhu rumah menjadi lebih dingin, karena fasad rumah terhindar dari paparan sinar matahari langsung. “Dengan begitu, orang tidak perlu lagi menggunakan AC untuk mengurangi hawa panas di dalam rumah,” ujar pria penggemar lukisan ini.

Kearifan lokal seperti ini, sudah jarang ditemui di kota besar. Rumah modern berga-ya urban, bagi Hari, terkesan steril. Inginnya bersih terus dengan cara menghindari tempias hujan atau tak mau repot dengan serasah daun. Padahal, menurut Hari, dengan mengelap air bekas tempias hujan atau menyapu halaman yang penuh serasah daun, itu adalah wujud interaksi antara manusia dengan alam. Green living bukan hanya soal mema-

sang solar panel di atap rumah, atau memba-ngun sebuah vertical garden di beranda, atau mengurangi emisi karbon dalam rumah, atau rutin menggunakan produk dari The Body Shop. Pada bentuknya yang paling sederhana, green living mewujud pada perilaku sosial dan respon kita terhadap lingkungan sekitar.

Sebagai seorang arsitek, Hari memaha-mi bahwa rumah bukanlah sebuah mesin tak bernyawa. Sebuah rumah memancarkan kepribadian dari penghuni di dalamnya. Di antara keduanya terjadi dialog yang terus-menerus. Berproses. Seperti sebuah adagium lama; we shape our homes and then our homes shape us.(ayos)

Page 16: FIRST EDITION YOUTH MOVEMENT kecil

yo

ut

h m

ov

em

en

t / 2

5

Untuk merespon hal tersebut, pada tahun 2007, Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN) mempublikasikan sebuah laporan berjudul Sustainable Consumption and Production, Promoting Climate-Friendly Household Consumption Patterns yang berisi anjuran mengenai gaya hidup ramah lingkungan. Salah satunya adalah gagasan mengenai rumah hijau, yaitu sebuah hunian yang dibangun atas beber-apa prinsip efisiensi energi, antara lain; penghematan air, pemanfaatan sinar matahari, hingga penggunaan material alam yang ramah lingkungan.

Tapi apakah betul rumah hijau dapat menjadi jawaban atas perubahan iklim yang sedang terjadi?

Hari Sunarko, ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jawa Timur, memiliki pendapat yang sedikit berbeda. “Ruh dari sebuah rumah adalah manusia yang tinggal di dalamnya,” kata Hari. Baginya, jika ada sebuah rumah berkonsep green design, namun manusia yang tinggal di dalamnya tidak mengaplikasikannya dalam perilaku sehari-hari, maka rumah tersebut tidak memberikan dampak yang signifikan. “Apalagi, banyak dari kita yang terjebak pada pengertian green, pokoknya rumah yang ada tanaman rambatnya langsung dianggap green, padahal tidak sesederhana itu,” ujar Hari.

Dalam satu dasawarsa terakhir, isu tentang perubahan iklim memang menjadi wacana penting yang sedikit banyak mengu-bah persepsi dan peradaban manusia. Manu-sia seakan disadarkan, bahwa mereka hanyalah sebuah mata rantai dari ekosistem tunggal bernama bumi. Segala perilaku dan konsumsi manusia akan memberikan dampak kepada alam, cepat atau lambat

yo

ut

h m

ov

em

en

t /

28

advertorial

GREEN

Page 17: FIRST EDITION YOUTH MOVEMENT kecil

yo

ut

h m

ov

em

en

t /

30

yo

ut

h m

ov

em

en

t / 3

1

Exclusive Open House “Diamond Jubilee Night” ini terdapat special offer bagi para customer yang datang yaitu mendapatkan free diamond yang disponsori oleh Conrad Jewellery dengan desain yang istimewa untuk setiap pembelian unit apartemen Venetian pada hari itu juga. Pada malam itu, Grand Sungkono Lagoon benar-benar mengekspos diamond tersebut tercermin dari penamaan acara yang juga disesuaikan pula dengan dekorasi acara yang penuh dengan kristal dan berlian.

Keekslusifan acara juga dapat dilihat dengan adanya dua special guest star yang didatangkan khusus. Bintang tamu pertama adalah Bapak Anton Sitorus, seorang pengamat properti yang pada malam itu menyampaikan sebuah talkshow mengenai perkembangan properti di Surabaya. Dalam talkshownya, Anton Sitorus menyatakan bahwa perkembangan dunia properti di Surabaya kini sedang mengalami sebuah kemajuan yang sangat pesat dan merupakan sebuah investasi yang menguntungkan, dan juga menyampaikan bahwa nilai properti yang ada di Surabaya, khususnya-

Grand Sungkono Lagoon, akan terus mening-kat dan merupakan pilihan yang cermat jika berinvestasi dimulai dari sekarang. Karena Grand Sungkono Lagoon adalah kawasan Superblok Premium yang berlokasi dekat dari gerbang tol Satelit-Surabaya Barat dan diproyeksikan untuk menjadi ikon baru Kota Surabaya. Selain itu, Grand Sungkono Lagoon akan menjadi kawasan superblok yang mengusung konsep green, healthy, dan juga smart building.

Page 18: FIRST EDITION YOUTH MOVEMENT kecil

Lalu kemudian acara Diamond Jubilee Night ini ditutup dengan cantik oleh special performance dari bintang tamu kedua yaitu Alena Wu, seorang penyanyi jebolan Asia Bagus tahun 2000. Alena Wu bernyanyi dengan cantik menghibur para customer Grand Sungkono Lagoon yang datang pada malam itu.

yo

ut

h m

ov

em

en

t /

28

Exclusive Open House kali ini dapat dikatakan benar - benar berhasil karena Marketing Office Grand Sungkono Lagoon yang terletak di Jalan Abdul Wahab Siamin Kav. 9-10 Surabaya penuh sesak oleh custom-er yang penasaran dengan acara dan show unit Grand Sungkono Lagoon. Acara yang dimulai pukul enam sore sampai sepuluh malam ini sukses membius para tamu dan undangan, terbukti dari antusiasme para kostumer yang datang tidak hanya melalui invitation tetapi juga dari kalangan umum yang jauh melebihi target ekspektasi pihak penyelenggara.

Hingga penutupan Exclusive Open House kemarin, sudah terjual hampir 85% untuk tower pertama yaitu Tower Venetian. Sampai akhir November 2014 ini, Grand Sungkono Lagoon akan secara rutin menga-dakan Open House dengan berbagai special offer dan menu-menu spesial di setiap minggunya. Dan pada tahun 2015 nanti, Grand Sungkono Lagoon akan memulai persiapan untuk launching tower keduan-ya.(crc/ocl)

yo

ut

h m

ov

em

en

t / 2

9

Tepat tanggal 23 Oktober 2014 lalu, dimulai pukul enam sore di marketing gallery Grand Sungkono Lagoon diadakan acara Open House untuk kesekian kalinya. Akan tetapi Open House kali ini berbeda dari Open House - Open House sebelumnya, karena pada kesempatan kali ini Grand Sungkono Lagoon yang bekerja sama dengan PRO/MAX dan Permata Bank mengkonsep acaranya dengan tema Exclusive Open House : Diamond Jubilee Night

Page 19: FIRST EDITION YOUTH MOVEMENT kecil

yo

ut

h m

ov

em

en

t /

34

yo

ut

h m

ov

em

en

t / 3

5

Membawa Kecantikan Hindia

Belanda dalam Foto Era

Kolonial

Pada Kamis (02/09) suasana Spazio Hall Surabaya nampak berbeda, ada lantunan tembang Rayuan Pulau Kelapa oleh Rudi van Dalm yang mengalun dalam harmoni di seantero ruangan. Suasana yang sangat elok untuk mengiringi sebuah pameran foto jadul yang bertajuk Mooi Indie 'Discover The Beauty of Hindia' yang dibawakan oleh Jean Demme-ni, seorang tentara Belanda era 1800-1940 yang ditugaskan pada sektor topografi militer. Selama masa kerjanya, Jean Demmeni berusaha untuk mengeskplorasi bakat dan minatnya di bidang fotografi melalui sambang kota di Indonesia. Hal ini dapat dilihat melaui beberapa karya foto miliknya yang diambil dari Sabang hingga Merauke.

Menurut kurator foto Mona Lohanda, “Jean Demmeni bukanlah fotografer biasa. Dia tidak sekadar mengambil foto. Lihat saja karyanya, dia menunjukkan kecintaannya pada Nusantara. Sebab, Demmeni lahir di Indonesia, tepatnya di Padang Panjang, Sumatera Barat, 10 Desember 1866. Dia lahir dari ibu yang merupakan orang Madura dan bapaknya keturunan Prancis. Selain itu, Demmemi meninggal di Bogor. Karena kedekatannya dengan tanah air, maka hasil dari peng-angle-an fotonya menunjukkan rasa-

Namun, siapa orang dibalik kolektor foto dari Demmemi? Ia adalah Hauw Ming, seorang kolektor dari Jakarta. Dalam pamer-an foto yang akan berlangsung pada 3–12 Oktober tersebut, Hauw Ming menceritakan awal mula kegemarannya dengan foto-foto Demmemi saat berkunjung ke Belanda pada 2002 untuk mencari barang-barang antik. “Saya mendapati beberapa foto Indonesia era kolonial di tempat yang berbeda, awalnya hanya mengoleksi secara random,” ujar Hauw Ming. Semakin lama dia pun bergaul dengan banyak kolektor benda antik dari Belanda. Hauw Ming kemudian berkenalan dengan F.J. Ghijsels, cucu seorang kolektor era kolonial yang dahulu tinggal di Indonesia dan menciptakan beberapa gedung di Jakarta. Saat itu Hauw Ming ditawari untuk membeli 150 lembar karya Demmeni. ’’Ini koleksi yang lengkap. Ada 150 foto yang dikumpulkan kakek F.J. Ghijsels dan dicetak perusahaan Kleynenberg, Boissevain & Co, awal 1900-an,’’ ujarnya. Pada tahun 2006, Hauw Ming berha-sil membeli foto Demmemi dengan harga yang bisa mencapai puluhan juta rupiah, angka yang sangat fantastis untuk sebuah sejarah.

Hauw Ming mengungkapkan bangga mempersembahkan pameran foto-foto karya Jean Demmeni yang ketiga kalinya. Bila pameran foto pertama terkonsentrasi pada sosok Jean Demmeni sang fotografer, pamer-an kedua fokus pada subjek foto. "Dan ketiga ini kami mempersembahkan tajuk yang lebih lengkap lagi dengan menghimpun sosok dan subjek foto," terangnya. Dia mengaku dengan melihat foto Jean Demmeni, penikmat foto bisa melihat Indonesia sudah berkembang dan berubah.

cintanya pada tanah air,’’ ucap Mona yang bekerja di arsip Nasional yang juga seorang sejarawan tersebut.

Dalam pameran ini, ditampilkan seban-yak 150 foto dengan beberapa sub tema yang dibagi menjadi tujuh macam. Yaitu The Sites, The Moves, The Works, The Artisans, The Schools, The Aristocrats and Colonial Bureau-cracy, dan The People and Faith yang pada setiap fotonya diberi caption dalam bahasa Belanda. Karakter foto yang ditampilkan merepresentasikan suasana Mooi Indie, Hindia yang molek. Pada pengujung abad ke-20, memang sangat banyak bermunculan karya seni yang menggambarkan kemolekan tanah Hindia Belanda yang akhirnya menjadi Indonesia. Sebanyak 150 foto itu sebelumnya dipamerkan di Erasmus Huis, Jakarta, pada 2008 dan Ruma Topeng Setiadharma, Bali, awal tahun ini.

Salah satu hasil dari ratusan foto yang dipamerkan, foto yang paling fenomenal dinikmati warga Surabaya yakni foto wajah Raden Ajeng Kartini dan wajah asli Candi Borobudur.

Tapi mungkin pula akan mengenali betapa banyak yang masih tersisa dan tetap sama.

Kemudian, CEO Intiland, Sinarto Dharmawan mengatakan kegiatan pameran sejarah dan kegiatan seni budaya akan digalakkan di Spazio. Ia menyebut kegiatan-kegiatan ini untuk menumbuhkan kecintaan warga Surabaya pada sejarah dan budaya lokal milik sendiri. "Pameran ini sekaligus bisa jadi momen bagi masyarakat untuk menunjukkan sudah waktunya kita bisa membawa pulang barang-barang bersejarah negara kita yang ada di luar negeri," tambah Sinarto. (dby)

MooiIndie

events

Page 20: FIRST EDITION YOUTH MOVEMENT kecil

yo

ut

h m

ov

em

en

t / 3

3y

ou

th

mo

ve

me

nt

/ 3

6

Mempersiapkan Pengusaha

Untuk Menjadi MEA 2015

Melanjutkan sukses tahun sebelumnya JATIM FAIR 2013 tetap akan menjadi puncak acara kegiatan dari Hari Jadi Provinsi Jawa Timur yang ke-69 pada tahun 2014. Pameran terbesar di Indonesia Timur ini menampilkan berbagai potensi, kinerja, prestasi, yang diraih oleh kalangan usaha baik dari pemerintahan maupun dari kalangan umum Jawa Timur maupun diluar Jawa Timur. Dengan memb-awakan tema “Semarak Belanja, Hiburan, dan Rekreasi Keluarga”, JATIM FAIR 2014 akan berlangsung dari tanggal 9 Oktober hingga 19 Oktober 2014.

Acara yang dihelat di area Grand City Mall Surabaya ini diikuti oleh 250 peserta dari berbagai dinas di 9 Provinsi, 31 kabupat-en/kota se-Jawa Timur, 31 SKPD dan 14 BUMN & BUMD, 20 pedagang kaki lima yang tersebar di 575 stand, dan dari beberapa negara sister city Surabaya seperti Polandia, Jepang, Belanda, Prancis, Thailand, Selandia Baru dan Korea. Salah satu negara yang tampil unik dalam pameran ini adalah Jepang. Pada tahun ini, Jepang untuk kesekian kalinya telah mengikuti pameran Jatim Fair, dengan berbalut pakaian happi dan kimono, dan beberapa ornament bunga sakura membuat stand ini sangat eye catching. “Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, Konsulat Jenderal Jepang ingin memperke-nalkan budaya Jepang di Jatim Fair, seperti sektor pariwisata, peminjaman pakaian tradisional Jepang happi, makanan, pendi-dikan, dan berbagai sektor yang menarik dari Jepang,” ujar Mr. Soto Shoji, Konsulat Jendral Jepang. (10/09).

Pembukaan Jatim Fair 2014 dibuka oleh Gubernur Jatim Soekarwo atau yang akrab dipanggil Pakdhe Karwo ini menyatakan bahwa Jatim Fair merupakan salah satu event tahunan yang bermanfaat bagi para pengusa-ha mandiri yang hingga saat ini kerap bermunculan. “Jatim Fair juga menjadi ajang persiapan warga Jatim untuk MEA 2015, yaitu Masyarakat Ekonomi Asean yang lebih menekankan kepada persaingan bisnis yang lebih ketat,” ujar Soekarwo. Oleh karenanya, Pakde Karwo minta para peserta, khususnya UMKM agar menampilkan produk-produk, potensi, meningkatkan kualitas, dan menge-mas produk dengan layak hingga tak kalah dengan produk dari luar negeri.

"Dalam MEA 2015 nanti, kualitas produk Jatim harus mampu bersaing dengan produk Asean plus, seperti Cina, Jepang, Korea dan India. Pemerintah harus menganggarkan dana APBD untuk membangun UMKM. Seper-ti pelatihan, pinjaman modal, dan lainnya. Dengan begitu, Jatim siap untuk menjadikan masyarakatnya berbasis MEA 2015 sebagai garda terdepan Indonesia,” imbuhnya. Menurut Pakde Karwo, di Jawa Timur saat ini memiliki 6,8 Juta UMKM. Dari jumlah ini, sebanyak 266 ribu UMKM telah mengekspor produknya ke luar negeri. "Selain itu, Jatim Fair juga bisa jadi sarana penyampaian potensi dan prestasi BUMD maupun pemerin-tah dan instansi daerah. Langkah ini diharap-kan menarik investor yang akan berinvestasi," ungkapnya. Omset yang akan dicapai pada Jatim Fair 2014 ini diperkirakan oleh Soekar-wo akan naik dari tahun sebelumnya yaitu Rp 49 milyar menjadi Rp 50 miliar dengan jumlah pengunjung ditargetkan sebanyak 210 ribu orang.

Dalam pameran rakyat ini, akan dihibur juga dengan penampilan artis-artis ibukota seperti Raisa, Tulus, Sheila On 7, Endah N Rhesa, J-Rock, Glen Freddly, Shaggydog, Endank Soekamti, dan Andra and The Backbone. (dby)

Jati

m F

air

20

14

Page 21: FIRST EDITION YOUTH MOVEMENT kecil

yo

ut

h m

ov

em

en

t / 3

9

YZRL dan ADR1 (MNC),Daske dan Crez (FSK), Atmos (Horror Crew), AMG (WSS CREW), dan VLOEK (TMK). Pino, sebagai penyelenggara mengharapkan agar event nggambar bareng ini dapat menjadi step awal merangkul para graffiti artist yang ada di Surabaya dan sekitarnya, saling menjalin silaturahmi, serta dapat menjadi embrio awal lahirnya event graffiti besar di Surabaya. (crc)

Minggu siang, 12 Oktober 2014, halaman depan sebuah kafe di kawasan Karang Menur Timur tampak padat oleh beberapa anak muda yang sedang menggambar. Ya, kafe Pintu Rumah sedang melangsungkan sebuah acara bertajuk Sunday Sketch Jammin' Surabaya. Terdapat sedikitnya tiga puluhan anak muda yang memiliki ketertarikan khusus pada seni graffiti saling bercanda sembari berkarya di atas kertas. Tampil meramaikan acara ini beberapa bomber dari berbagai crew antara lain Nick (HSK), lendlovebadillust dan Sleepy (ARCBOYS)

baan mengangkat replika palu Thor buatan salah satu anggota komunitas mereka, workshop paper craft dari Despro Toys, pameran foto dari APS dan juga Xphose. Lomba fotografi on-the-spot juga menjadi salah satu magnet acara terlihat dari membludaknya peserta yang mendaftar. Wani dapat dikatakan sebagai acara yang menarik karena konsep yang diusung dari rombongan Go Ahead People yang nyeleneh namun memunculkan rasa penasaran para pengunjung yang datang, contohn-ya adalah saat beberapa band yang diundang untuk berpartisipasi seperti Timeless, Taman Nada, dan Rasvan Aoki ditantang untuk bermain DJ set.(atthur)

"Wani", sebuah event yang dihelat oleh gerombolan Go Ahead People Surabaya pada tanggal 18 Oktober kemarin di Folks Cafe menyisakan berbagai macam keseruan, terhitung dari konten acara yang beragam mulai dari penampil serta komunitas yang turut serta memeri-ahkan acara tersebut. Acara yang dimulai pada pukul 2 siang tersebut menyuguhkan berbagai macam showcase komunitas-komunitas di Surabaya, seperti dari STC (Surabaya Toys Community) dengan koleksi mainan yang beragam serta perlom

kan acara yang ditujukan untuk komunitas-komunitas yang terdapat di Surabaya yang ingin bertukar pikiran dan berbagi kendala apa saja yang mereka hadapi dalam melakukan kegiatan-ke-giatan komunitasnya dalam rangka untuk membesarkan nama dan memperluas koneksi dengan komunitas-komunitas lainnya di Surabaya. SYC sebagai fasilitator para pemuda kreatif Surabaya, membagi kiat-kiat mereka dan saling berbagi pemecahan masalah dari tiap-tiap komunitas yang berkumpul. Komunitas yang terlihat pada acara tersebut yakni TYP, Los, Ayorek, dan beberapa komu-nitas dari perguruan tinggi di Surabaya. Acara yang dikemas dengan format sederhana dan kekelu-argaan itu ditutup dengan manis oleh Pathetic Experience. (tec)

NGASO yang dalam bahasa Indonesia bisa di artikan beristirahat, bersantai merupakan nama acara yang diadakan oleh SYC (Surabaya Youth Carnival), acara yang bertempat di c2o Library ini merupakan rangkaian dari acara yang akan diada-kan SYC nantinya. Surabaya Youth Carnival sendiri merupakan kegiatan kepemudaan independent dan non-profit yang diselenggarakan oleh anak muda Surabaya. Kegiatan ini diselenggarakan untuk meningkatkan kepedulian anak muda Surabaya tentang berbagai isu di sekitarnya. Ngaso merupa

yo

ut

h m

ov

em

en

t /

38

Sunday Sketch Jammin’

WANI

NGASO

Page 22: FIRST EDITION YOUTH MOVEMENT kecil

yo

ut

h m

ov

em

en

t /

40

Desain adalah sebuah tumpuan dari estetika yang dimiliki oleh sebuah benda, zaman sekarang ranah desain telah menjadi bahan obrolan bahkan kajian studi yang sangat dipertimbangkan. Tak hanya itu, dunia industri kreatif mulai bermunculan dari ranah desain pula. Menyemarakkan gegap gempita dari industri kreatif, Design It Yourself Surabaya (DIYSUB) yang menjadi agenda rutin oleh C2O Library Surabaya kembali untuk keempat kalinya. DIYSUB sendiri adalah konferensi-festival desain yang diselenggarakan sejak 2011 di Surabaya untuk memperkenalkan beragam karya desain dan ekonomi kreatif lokal ke dalam maupun luar kota dan negeri, kegiatan ini berusaha untuk menghubungkan berbagai titik yaitu pengembangan desain dan ekonomi kreatif di Surabaya yang memiliki fragmentasi dan kurangnya sinergi antara-

komunitas, industri, lembaga pendidikan dan pemerintah, untuk menjalin hubungan dan kerjasama yang sinergis dengan berbagai pihak

Selama 10-26 Oktober 2014 lalu, DIYSUB menghadirkan lebih dari 25 acara kreatif dalam bentuk sebuah seminar, talkshow, lokakarya, pemutaran film, pasar akhir pekan, pameran, peluncuran karya, dan tur jalan kaki di daerah Pecinan Surabaya.

Tak main-main, DIYSUB menampilkan beberapa partisipan dan beberapa karya dari 60 desainer, pembicara lokal, nasional, dan internasional. Tidak hanya dari Surabaya, tapi juga Yogyakarta, Bandung, Jakarta, Makassar, Semarang, Malang, Magelang, Melbourne, Singapura, Tokyo, Atlanta, dan Los Angeles. “DIYSUB bertujuan membawa desain sebagai semangat inovasi dan pemecahan masalah yang ramah, lintas batas, dapat dinikmati dan diterapkan oleh semua lapisan masyarakat,” pungkas Kathleen Azali, Founder C2O Library.

Design It Yourself Surabaya :

“Mix2Make” 2014 Menggebrak

Semangat Perkembangan Inovasi

Dunia Desain

events

Page 23: FIRST EDITION YOUTH MOVEMENT kecil

yo

ut

h m

ov

em

en

t / 4

3

terkesan cult dengan urutan dari Altarise, Pedestrian Drama dan ditutup oleh Baragula yang dari awal menjadi daya tarik mayoritas penonton yang datang karena rasa kepenasaran mereka keber-hasilan mereka pada show sebelumnya di Malang, apalagi vokalis dari Baragula adalah seorang perempuan seperti sentilan mc Eri Rukmana sebelum acara ditutup pada pukul setengah 10.(atthur)

Think Creative), Teddy Satrio Wibowo (Digital Strategist at Wunderman) dan Bahari CK (Creative Group Head at Leo Burnett). Dan perlu diketahui kembali, Indonesia kaya dengan talenta-talenta potensial yang sudah diakui dunia. Kreavi mengajak para desainer muda untuk belajar bersama dari speakers yang profesional dibidangnya serta menjalin networking lewat acara ini.(dby)

Minggu malam itu Nens Corner sekali lagi nampak ramai, keramaian itu datang mengatas namakan "launching party kompilasi bius". Acara yang terselenggara di bawah naungan Klub Sakit Jiwa Pandan ini berjalan dengan lancar dari awal sampai akhir walaupun terdapat nuansa kaku selama acara. Dengan dibukanya penampilan Hecht sebagai salah satu punggawa post-rock surabaya. Acara resmi dimulai, lalu bergantian para kontribu-tor dalam proyek kompilasi Bius ini juga mengantri untuk mempertontonkan musik-musik yang

yo

ut

h m

ov

em

en

t /

42

Alternate decade

looks like life

turut-turut oleh Mooikite, Starfish, Combo Cabinet, Rainy Days, Pedestrian Drama, Deskripsi Sebuah Mahasiswa, dan Cotswolds, serta dimeriahkan oleh DJ Qembones. Acara yang berlangsung hingga tengah malam ini sukses membius serta mengajak para penonton untuk bergoyang menikmati acara. (crc)

Suara dentuman musik mulai terdengar di Kaya Resto & Coffee Holix sekitar pukul setengah delapan pada Minggu 19 Oktober lalu. Di sana sedang berlangsung sebuah event bertajuk Alternate Decade. Sebuah event yang merangkum creative market, community exhibition, dan live band. Terdapat booth yang berisikan kaset-kaset koleksi yang sebagian besar dijual kepada pengunjung. Selain itu terdapat pula pameran dari Docmart Community Surabaya. Live band dibuka oleh penampilan dari Egon Spengler diikuti secara ber-

Alepak, Taman Nada, dan Humi Dumi untuk memainkan musik mereka pada acara tersebut. Di sisi kanan dan kiri venue juga terlihat pertunjukan live graffiti dari ADR1 dan Sleepy. Raut bahagia selalu nampak dari para punggawa Looks Like Life dari awal acara sampai ditutupnya acara. Launching party Looks Like Life ditutup secara apik oleh penampilan DJ yang mulai sering terdengar di bebera-pa acara di Surabaya yaitu DJ Ayren Mayden dan DJ Kitseh.(atthur)

Setelah membuka store mereka yang berkon-sep street wear selama beberapa bulan, akhirnya Looks Like Life atau yang biasa kita kenal menjadi LLL melaksanakan Launching Party-nya sebagai rasa syukur atas pencapaian mereka sekaligus memperkenalkan kehadiran mereka kepada teman-teman di Surabaya pada tanggal 17 Oktober kemarin. Acara yang diadakan di store mereka sendiri di jalan Rungkut Asri Timur itu penuh ramai dengan para pengunjung yang datang, apa lagi Looks Like Life juga mengajak Senandung Sore,

Menyusul kesuksesan Kumpul Kreavi episode-episode terdahulu, Kreavi kembali menga-dakan sesi diskusi santai bertajuk “Kumpul Kreavi episode 15 - Exploring Digital Campaign”. Kali ini Kumpul Kreavi membahas seluk beluk kampanye digital dari penyesuaian kepada target market, eksekusi, sampai studi kasus efektif yang pernah ada. Asiknya, kumpul Kreavi episode 15 - Exploring Digital Campaign kali ini menghadirkan beberapa speakers yang sudah berkibar di industri advertising yaitu Anto Motulz (Founder, Editor at Motzter

KUmpul kreavi

Weekend terakhir di bulan Oktober kemarin diisi oleh sebuah event bertajuk Think Global Edufair yang bertempat di Grand City Mall Suraba-ya. Acara yang berlangsung selama dua hari mulai tanggal 25 Oktober ini dimeriahkan oleh berbagai acara antara lain pameran institusi pendidikan lokal dan mancanegara yang menawarkan pendi-dikan internasional, grand launching Sarjana Global, English speech contest, dan fashion show.(crc)

think global edufair

/photo by Denan Bagus

LAUNCHING KOMPILASI BIUSevents

Page 24: FIRST EDITION YOUTH MOVEMENT kecil

yo

ut

h m

ov

em

en

t /

44

Dalam perbincangan serius tapi santai di kantornya (Plaza PP) yang terletak di kawasan TB. Simatupang, Pasar Rebo, Jakarta, ayah dua anak ini pun menggelontorkan visi, misi, serta harapan terkait PT PP Properti. Terutama terkait kiprah PT PP Properti di bisnis yang sarat investasi ini. Harapannya begitu besar bahwa PT Properti kelak akan menjadi pengembang yang baik.

"Apa pun yang kami miliki harus bisa dibuat menjadi produk yang baik secara finansial. Namun yang lebih penting adalah bagaimana kami dapat membuat sebuah komunitas yang jauh lebih baik. Harapannya semoga nanti PP Properti akan dikenal sebagai developer yang bagus lahir batin," ujar Galih.

Di dunia properti, PT PP Properti memang masih terbilang baru. Namun jika bicara konstruksi, PP Properti adalah jagonya. Boleh jadi, pengalaman di bisnis rancang bangun kian meneguhkan PT PP Properti sebagai developer. Wajar, karena konstruksi dan properti adalah salang melengkapi.

Oktober 2013 lalu, PT PP Tbk resmi melakukan spin off dan merestui PT PP Properti untuk mengibarkan bendera usaha-nya secara mandiri. Tindak lanjutnya, langkah-langkah strategis pun disusun cermat. Termasuk memilih seorang direktur utama yang akan menakhodai kapal bisnis PP Properti. Dan pilihan itu jatuh pada sosok Galih Prahananto. Dan pada Februari 2014, pria kelahiran Palembang (Sumatera Selatan) tahun 1964 itu pun akhirnya didapuk sebagai Direktur Utama PT PP Properti.

Sepintas, pria berkacamata ini berpenampilan serius. Bahkan tergolong jarang mengumbar senyum. Namun ternyata di balik kesan formal tersebut, ia adalah seorang yang humanis. Joke-joke ringan pun mengalir spontan tatkala kita berbincang dengannya. Dan jika sudah demikian, suasananya pun menjadi cair. Lalu, kesan formal yang semula menempel padanya luntur seketika. Ya itulah kesan pertama Indonesia HOUSING ketika bertemu dengan Galih Prahananto yang terobsesi menjadi seorang guru di kemudian hari.

PT PP Properti kian eksis di industri properti Tanah Air. Inovasinya terus mengalir seiring ekspansifnya langkah anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini.

PT PP PROPERTI:Ide Segar yang Hasilkan Kawasan Ideal

yo

ut

h m

ov

em

en

t / 4

1Isu-isu seksi mengenai dunia desain

selalu berhasil dikulik oleh DIYSUB, tahun 2013 dengan tema “Prototips”, mereka mencoba mengembangkan rasa semangat dari sebuah proses, dan semangat untuk practice again and again. Tak kalah seksinya, tema tahun 2014 ini adalah Mix2Make, semangat untuk menjajaki wilayah-wilayah baru, didukung dengan keberanian untuk bereksperimen melampaui batas. Ini adalah upaya ulet untuk menggabungkan beberapa perspektif secara harmonis. Mix2make dapat ditemukan dalam materi, metode, ilmu, pengetahuan, produk, komunikasi, atau orang-orang. Tapi yang paling penting, Mix2Make adalah tentang pola pikir.

Rangkaian acara yang disajikan adalah Seminar, Talkshow: urban interior design, keberagaman budaya, storytelling, social entrepreneurship, dsb. Workshop: tipografi, desain, penjilidan buku (bookbinding), pembuatan boneka (puppet-making), lampion kertas (paper lantern), aksesoris bakteria dan bom biji (bacterial accessories & seed bombs), pameran: artistic magazines, publishing, and zines, kapur interaktif (interactive chalk art), pemutaran film: Maker the Movie, Design + Designers in Surabaya, Creative Hubs in Indonesia, Tur jalan kaki mengeksplorasi desain dan tipografi di daerah Pecinan, dan designer+Maker Faire (Design Market).

Salah satu yang menarik datang dari Yasser Rizky, pria jebolan BINUS Jakarta yang bergelut di dunia desain grafis sejak tahun 2001 ini telah memperluas kefasihan dalam bahasa desain grafis. Selain peran akademik sebagai dosen di BINUS, Yasser sering mengadakan seminar dan pembicaraan tentang seni, desain grafis, tipografi, visual, dan branding. Pada Mix2Make, Yasser memberikan beberapa materi mengenai tipografi yaitu “Poetry of Typography”, seluruh peseta diminta untuk membuat desain tipografi yang berasal dari sepenggal puisi seorang penyair, sedinamis mungkin desain tersebut dibuat pada workshop hari pertama dengan cara manual yang kemudian di digitalkan pada hari kedua. Menurut Yasser, tipografi saat ini cenderung lebih diperhati-kan oleh orang awam sebagai estetika dari produk maupun identitas individu.

Rangkaian acara dari DIY juga menampilkan Papermoon Puppet Theatre, pemain teater boneka asal Yogyakarta-

sebagai pembicara talkshow dan workshop puppet-making. Talkshow yang diadakan di kampus ITS, tepatnya di Jurusan Desain Produk Industri, sukses menarik minat maha-siswa dan umum, terbukti dari penuhnya ruangan oleh peserta talkshow. Pappermoon Puppet Theatre sendiri mendeskripsikan diri mereka sebagai kelompok yang melakukan eksperimen seni pertunjukan dan seni visual dengan menggunakan media teater boneka. Kelompok yang berdiri sejak 2006 ini menja-barkan proses berpikir kreatifnya dari brain storming sampai terjadinya sebuah teater dengan diselingi foto-foto dan video, serta tak lupa pula dibawa boneka pertunjukan yang didasarkan pada pementasan terakhirn-ya yang berjudul "Surat ke Langit". Di akhir sesi diadakan tanya jawab yang direspon sangat positif oleh peserta talkshow. Pertanyaan berkisar pada pengalaman Paper-moon Puppet Theatre yang telah melanglang buana ke berbagai negeri untuk pementasan teater boneka sekaligus bocoran-bocoran mengenai kisah-kisah menarik di balik dapur pementasan teater boneka. (dby/crc)

greenship

Page 25: FIRST EDITION YOUTH MOVEMENT kecil

yo

ut

h m

ov

em

en

t /

46

Awalnya, Monopole Coffee Lab ini tidak direncanakan untuk dibuka sebagai satu kafe seperti saat ini. "Awal rencananya itu saya buka ini untuk fasilitas barista training," ucapnya. Dan sebagai bagian dari barista training itu, ia kemudian iseng untuk menem-patkan kursi dan meja sebagai bentuk latihan juga bagi barista yang sedang di-training untuk bisa langsung praktek menghadapi pengunjung. Secara tidak diduga ternyata antusiasme pengunjung cukup besar sehing-ga kafe yang awalnya hanya memiliki 19 kursi ini terus menambah jumlah kursinya sampai menjadi 60 kursi.

Monopole Coffee Lab juga memiliki sendiri mesin-mesin pengolah kopi yang sangat premium, hanya ada 5 di Indonesia, bahkan ada sebuah mesin pengolah kopi yang seharga mobil. Hal itu cukup menarik minat customer spesial yang ternyata berasal dari brand kopi siap saji dan brand kedai kopi yang cukup terkenal di Indonesia untuk berkunjung ke sana. Tidak hanya itu, Mono-pole Coffee Lab juga memiliki beberapa mesin pengolah kopi manual disesuaikan dengan fungsi dan jenis kopi yang akan diolah.

Adalah Irvan Gunawan, pemuda yang pernah sembilan tahun tinggal di Australia, yang mencetuskan konsep unik kedai kopi dengan kemasan layaknya sebuah laboratori-um kopi. Kafe yang baru lima bulan beropera-si, tercatat sejak tanggal 20 Juni 2014, sukses menarik minat para pecinta kopi untuk menjadi pelanggan tetap di sana. Irvan yang memang seorang pecinta kopi ingin mencip-takan sebuah tempat di mana dia bisa mengedukasi para customernya mengenai kopi. "Di sini juga ada open bar di mana customer yang datang itu berada di satu level yang sama dengan barista," pungkasnya. Menurutnya, dengan konsep yang demikian itu, customer dapat saling berinteraksi dengan barista dan melihat secara langsung bagaimana proses pembuatannya. Di situlah, di satu sisi merupakan kesempatan baginya untuk dapat mengedukasi masyarakat Surabaya soal kopi.

Bagi Anda pecinta kopi, tidak afdol rasanya jika Anda belum singgah di Mono-pole Coffee Lab yang terletak di Jalan Raya Darmo Permai 1/38 Surabaya. Cafe yang menitikberatkan pada suguhan kopi premium ini benar-benar dikemas secara apik oleh pengelola dengan mendesain suasana kafe di mana para pengunjung dapat menyaksikan sendiri secara langsung proses pembuatan kopi yang dipesan mulai dari biji kopi sampai menjadi bentuk suguhan kopi siap minum.

Monopole Coffee Lab

Bagi Anda yang tidak terlalu fanatik dengan kopi tidak perlu merasa khawatir, Monopole Coffee Lab ini juga memiliki beber-apa menu non-coffee yang cukup buat memanjakan lidah Anda. Konsep interior yang kompleks namun tampak simple dapat menjadi pilihan yang cocok bagi Anda yang ingin hangout untuk sekedar nongkrong bersama kawan-kawan. Pajangan-pajangan dekorasi tentang dunia kopi tampak tertata secara rapi, tak lupa sebuah wall painting besar berupa gambar proses pengolahan kopi mulai dari biji disertai dengan mesin-mesin pengolahnya. Monopole Coffee Lab dibuka mulai pukul 10 pagi sampai 10 malam dan hanya libur pada hari Senin. So, bagi Anda pecinta kopi atau yang ingin belajar tentang kopi monggo datang ke Monopole Coffee Lab untuk merasakan kopi yang benar-benar kopi. (crc)

HANGOUT PLACE

Page 26: FIRST EDITION YOUTH MOVEMENT kecil

yo

ut

h m

ov

em

en

t /

48

Saat ini di gerai Giordano seluruh Mall Indonesia kita dapat melihat koleksi terbaru mereka seperti kaos, scarf, tas, dan dress di window display Giordano dengan tema “Freedom”. Siapa yang mengira jika salah satu ‘penggambar’ atau illustrator yang mendesain berbagai outfit tersebut adalah arek Suroboyo.! Ya kita harus bangga kepadanya, dia adalah Renata Owen. Perem-puan Alumni Desain Komunikasi Visual Universitas Ciputra Surabaya yang berumur 23 tahun ini adalah illustrator muda yang beruntung telah berkolaborasi dengan brand ternama seperti Giordano.

RenataOwen

Illustrator Muda Surabaya

yo

ut

h m

ov

em

en

t / 4

5

Tak dipungkiri memang bahwa orang-orang yang berada di PT PP Properti memiliki latar belakang sebagai kontraktor. Namun seiring pembelajaran, jajaran teras di PT PP Properti pun sudah mendapat pembekalan ilmu-ilmu lain seperti keuangan, ekonomi makro, bahkan menyangkut tren properti. Dan ketika dipercaya untuk menjadi developer, proses adaptasi dari kontraktor menjadi developer pun berjalan smooth tanpa kendala.

Menurut Galih menjadi developer itu banyak bicara soal ide. "Buat kami di PP Properti diskusi ide tersebut sangat menyegarkan pikiran dan kami harus berusa-ha mencari competitive advantage kami ada dimana," ungkap Galih.(iswan)

Galih yang ditunjuk menjadi Direktur Utama di PT PP Properti dengan fokus menangani bisnis properti, lantas saja merapatkan barisan dengan jajaran direksi dan manajemen. Tujuannya satu yaitu menja-dikan PT PP Properti sebagai pengembang yang berkualitas. Ide-ide segar pun mengalir dan direspons positif oleh jajaran manaje-men PT Properti. Dari rapat intensif dan keseriusan jajaran manajemen PT PP Properti maka lahirlah proyek-proyek properti yang berkualitas sekaligus bernilai. Sebut saja Grand Sungkono Lagoon di Surabaya, Grand Kamala Lagoon di Bekasi, Payon Martha di Semarang, dan Apartemen (Rusunami) Gunung Putri Square di Bogor.

Dua proyek yang disebut diawal boleh saja dinilai sebagai strategi menggapai profit perusahaan secara maksimal. Namun untuk proyek Apartemen Gunung Putri, justru menjadi proyek yang menyentuh 'akar rumput'. "Saat ini proyek tersebut sudah masuk tahap perizinan. Nantinya akan diban-gun 1.000 unit dengan harga pasar Rp150 jutaan. Jadi selain menyediakan hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah, kami juga memperbaiki komunitas sekaligus membuka lapangan kerja," ujar Galih. Itulah PT Properti, sebagai anak usaha BUMN , nyatanya perusahaan ini juga konsen mendukung program pemerintah dalam upaya mengurai angka backlog perumahan yang angkanya diperkirakan mencapai 15 juta unit kekurangannya.

GREENSHIP

Ground Breaking Bersama Dahlan Iskan

art gallery

Page 27: FIRST EDITION YOUTH MOVEMENT kecil

yo

ut

h m

ov

em

en

t /

50

Buku ilustrasi tersebut berisi 40 ilustra-si dari 10 puisi, dengan tebal 86 halaman. Karya tersebut kini ia jual secara mandiri dan terbukti laku di pasaran. Banyak orang yang telah mengapresiasi karya Renata dan hal itu membuatnya semakin bersemangat untuk berkarya. Sebagai arek Suroboyo kita harus bangga atas prestasi Renata di bidang desain ilustrasi ini. kita bisa cek karya-karyanya di renataowen.daportfolio.com dan dapat memesan buku ilustrasi The Nonsense Tail dengan menguhubungi [email protected](ocl)

yo

ut

h m

ov

em

en

t / 5

1

Page 28: FIRST EDITION YOUTH MOVEMENT kecil

yo

ut

h m

ov

em

en

t / 4

9Hobi coret – coretnya sedari kecil ini telah membawa dia menjadi illustrator yang handal dan terbukti karyanya yang apik itu diapresiasi oleh banyak orang, dan salah satu prestasi terbesarnya adalah kolaborasi bersama Giordano itu. Bagi Renata kolaborasi tersebut sangat menyenangkan, karena 2 artwork yang dia buat ini terinspirasi dari musik dan kebebasan anak muda. Sesuai dengan kepribadian Renata yang suka sekali dengan musik dan dongeng.

Kesenangannya terhadap dunia meng-gambar ini membuat Renata selalu maksimal dalam berkarya, sehingga membuat nama dan karyanya bisa mencapai pada titik sekarang ini. Bagi Renata awal mula karyanya mulai dikenal adalah ketika ia memenangkan kompetisi desain Danone Aqua dan karyanya itu dipakai sebagai label botol Aqua spesial Temukan Indonesiamu tahun 2013 silam. Dari situlah awal mula karyanya dapat dinikmati oleh semua orang. Tetapi sebelum itu Renata juga sudah rutin mengikuti kompetisi desain lain untuk mengasah skill nya dan menambah pemasukan sejak tahun 2009, berbagai kompetisi pernah dimenangi olehnya. Total ada 10 kompetisi yang pernah dia menangi, yang paling berkesan menurut-nya antara lain TOP 5 Winner Xpresi BCA Card Design Competition 2012, TOP 20 Finalist Damn! I Love Indonesia Sumpah Pemuda Vol 2 dan “Indonesia is More Than Batik” T-Shirt Design Competition – 2012, Best Graduate in Entrepreneurial Spirit Universitas Ciputra 2009 – 2013, dan yang terakhir TOP 3 Pesona Batik Wayang by Kreavi and Java Jazz Festival 2014. Dan karya Renata untuk Java Jazz Festival ini menurutnya adalah karya terdetail yang pernah dia buat, tentu dengan ciri khas gaya gambarnya yang penuh goresan organik, curve, ornament, dan warna-warna pastel.

Kecintaannya terhadap ilustrasi , musik dan dongeng ini membuat Renata tertantang untuk terus berkarya lebih besar lagi. Salah satu keproduktivannya adalah sekarang dia telah menerbitkan buku ilustrasi pertamanya yang bercerita tentang visualisai puisi dari cerita klasik Alice in Wonderland oleh Lewis Caroll, dan buku ilustrasi itu dia beri judul “The Nonsense Tail”

yo

ut

h m

ov

em

en

t /

52

Bisnis yang baru berjalan selama 2 tahun ini telah mendapatkan tanggapan yang begitu besar, terbukti dengan sistem penjualan yang hanya melalui online ini laris manis di pasaran, dan 90% kostumer mereka berasal dari Jakarta. Koleksi yang mereka jual tidak sembarangan , karena semua barang diimport dan diseleksi langsung dari Eropa. Bahkan barang - barang vintage ex-kolektor yang diproduksi tahun 1920an dapat kita temui di koleksi Ruma Manis ini.

Bisnis furniture dan interior kini mulai bergerak begitu pesat dan berkembang, salah satu contoh entrepreneur muda Surabaya di bidang tersebut adalah Ruma Manis. Ruma Manis adalah bisnis yang dimiliki oleh dua wanita asal Surabaya, yaitu Saski Primasari dan juga sahabatnya Meida. Kecintaan mereka dalam mengoleksi tea cups, piring cantik, dan barang – barang vintage ini membuat mereka memutuskan untuk membuat online shop khusus barang – barang vintage seperti furniture, interior goods, dan home accecories.

RumaManisX

AyangCempaka

/photo by Goldy Photography

art gallery

Page 29: FIRST EDITION YOUTH MOVEMENT kecil

yo

ut

h m

ov

em

en

t /

54

THISPAGE

WILL BEYOURS

yo

ut

h m

ov

em

en

t / 5

5

Selain Pop – Up shop mereka juga meramaikan acara dengan membuat drawing class, yaitu menggambar di kartu khusus bersama Ayang Cempaka. Antusias yang besar atas kedatangan Ilustrator Ayang Cempaka spesial dari Dubai ke Surabaya ini terbukti dengan penuhnya kursi kelas meng-gambar yang diadakan selama 2 hari , dari tanggal 25 – 26 oktober lalu. Untuk Pop – Up Shop sendiri berlangsung dari tanggal 25 Oktober – 2 November, dan untuk event selanjutnya di event kedua mereka akan mengadakan acara lagi di kota Jakarta.(ocl)

follow @grandstorymagazine di instagram untuk info lebih detailtentang submisi karya kreatif untuk majalah ini.

untuk ditampilkan pada edisi selanjutnya.Calling For Submission Werk!

/photo by Goldy Photography

Full 1 halaman

Harga:Rp 18.730.000 / Bulan

Harga:Rp 9.365.000 / Bulan

F R E E D E S I G Nd i s k o n k h u s u s u n t u k p e m a s a n g a n 6 b u l a n

- Pembayaran tunai (Cash Advance)- Pembayaran melalui buku terbit

Nomor Rek: 1410009881582 (Tedy Setiawan Adi S.)

TATA CARA PEMBAYARAN

- Data iklan dalam Final Artwork harussesuai dengan orfer iklan

- Photoshop, Adobe Illustrator, Corelresolusi min 30 dpi (.tif, .psd, . eps, .cd)

- Image berformat CMYK

PERSYARATAN TEKNIS

Grand Story MagazineJl. Abdul Wahab Siamin Kav 9-10 Surabaya

Telp. 082233181612 (Tedy)

INFORMASI LEBIH LANJUT HUBUNGI:

D A F TA R H A R G A I K LA N

Harga:Rp 4.682.500 / Bulan

1/2 halaman 1/4 halaman

Page 30: FIRST EDITION YOUTH MOVEMENT kecil

yo

ut

h m

ov

em

en

t /

56

Hal yang paling “kena” di telinga saya adalah Bassline mereka yang (kalau boleh saya katakan) sudah sangat jepang sekali. Dan saya tidak menyangka kalau ini bukan band yang memainkan musik instrumental. Saya kira dengan mendengarkan instrument nya saja sudah cukup, namun nyatanya, suara vokal cewek jepang seperti Utada Hikaru ini melengkapi musiknya

Album “THE” dari Tricot ini cukup worth-ed untuk didengarkan bagi mereka para penggemar Japanese – Rock seperti Te’, dan Zazen Boys. (phleg)

Selalu saja ada hal yang baru dan unik dari Jepang, itulah hal pertama kali yang saya tangkap ketika mendengarkan Tricot. Band asal jepang yang beranggotakan 3 wanita dan 1 pria ini bisa saya katakan cukup jenius dalam hal membuat lagu. Ketukan – ketukan mereka yang tiba – tiba berubah, dan… ada suatu hal lagi yang susah saya utarakan disini. Bagi orang awam yang memainkan musik Breakcore seperti saya, sungguh saya tidak asing dan bisa dengan cepat menikmati beat mereka.

/im

age

via

good

cara

mel

reco

rds

Genre: Experimental Rock / Progressive Rock / Math Rock

/image via joshuaongys.com

TRIC

OTPada awal tahun 2014 ini, Ruma Manis

berkenalan melalui Instagram dengan Ilustrator Indonesia asal Yogyakarta, yaitu Ayang Cempaka, yang kini dia menetap di Dubai. Ayang Cempaka yang namanya sudah tenar dikalangan mancanegara ini juga memiliki brand desain seperti paper goods, art print, greeting cards, and stationery sampai dengan wedding invitation sejak 2013 lalu.

Ciri khas ilustrasi Ayang yang selalu bermain dengan cat, warna – warna pastel, dan bunga – bunga ini ternyata sangat cocok dengan kepribadian dua pemilik Ruma Manis. Dari situlah awal mula mereka bertiga kini bersahabat, dan atas kekreatifit-asan yang mereka miliki akhirnya pada tanggal 25 oktober kemarin mereka memu-tuskan untuk berkolaborasi membuat event untuk pertama kalinya, di Surabaya.

Kolaborasi antara Ruma Manis dan Ayang Cempaka ini berupa Pop – Up Shop, atau berjualan dadakan di salah satu coffe shop Surabaya, yaitu di Historica Coffe & Pastry di Jalan Sumatera. Total ada 200 produk milik Ayang Cempaka dan 300 pcs koleksi dari Ruma Manis yang dijual disana.

yo

ut

h m

ov

em

en

t / 5

3

music review

/photo by Goldy Photography

Page 31: FIRST EDITION YOUTH MOVEMENT kecil

yo

ut

h m

ov

em

en

t /

58

Secara garis besar 1911 Revolution menceritakan mengenai perjuangan Dr Sun Yat-sen (Winston Chao) dan beberapa pemuda didalam revolusi di daratan China yang semula dibawah kekuasaan dinasti Qing menjadi sebuah Negara China Republik. Dimulai dengan penggalangan dukungan dari negara-negara asing yang dia lakukan selama pengasingannya hingga keberhasi-laannya menggulingkan kerajaan Qing.

Pada rubrik movie reference, kami akan mengulas film-film yang sesuai dengan tema yang kami usung pada bulan ini. Semangat Youth Movement yang penuh pemberontakan dan seman-gat perubahan dirasa cocok dengan dua film yang kami sarankan untuk Anda tonton, 1911 Revolution dan Gie. Dua buah film lama yang layak untuk ditonton kembali dan juga merupakan refensi tontonan bagi Anda yang belum pernah menontonnya. Dua film yang akan memberikan kita pelajaran bagaimana tetap menjaga idealisme kita sebagai anak muda dan juga semangat untuk melakukan sebuah perubahan ke arah yang lebih baik. Well, selamat mengobrak-abrik koleksi film lama Anda. Selamat menonton.

1911, merupakan tahun dimana runtuhnya dinasti Qing. Keruntuhan dinasti ini diawali dengan pemberontakan Wuchang yang di pimpin oleh Huang Xing (Jackie Chan) di ikuti dengan pemberontakan pemberon-takan lain di seluruh wilayah China. Perjuan-gan dan pengorbanan para pemuda di seluruh penjuru China untuk melawan tirani kerajaan yang membawa China ke jurang kemelaratan, berhasil merevolusi China menjadi sebuah Negara Republik.

Inspirasi terbesar dari film ini adalah bagaimana semangat untuk melakukan perubahan dapat menggerakan seluruh rakyat untuk melakukan sebuah perubahan secara global. Sebuah tirani yang berumur ratusan tahun pun bisa di kalahkan.

Soe Hok Gie (Nicholas Saputra), adalah sosok seorang pemuda idealis, kritis dan tajam dalam berpikir. Ketajaman pemikirann-ya lah yang membuatnya menjadi kontribu-tor di sebuah buletin politik kontra pemerin-tahan Soekarno. Secara politik sebenarnya Gie berusaha untuk selalu mengambil sikap netral dan menjadi oposisi dari pemerintah, untuk menjalankan fungsi mahasiswa sebagi fungsi kontrol dari pemerintah. Di kampusn-ya pun awalnya Gie tidak ambil bagian didalam politik kampus, sebelum akhirnya dia menjadikan sahabat terdekatnya Herman (Lukman Sardi) sebagai senat untuk menjaga kenetralan politik kampus.

Meskipun film ini lebih banyak berceri-ta mengenai pemikiran – pemikiran sosok Gie dan kehidupan berpolitiknya, kita akan tetap disuguhkan bagaimana kisah percintaan seorang Gie. Kisah cinta segitiga antara Gie, Ira (Sita Nursanti) dan Sita (Wulan Guritno) diselipkan secara apik untuk menggambar-kan bagaimana seorang idealis kritis seperti Gie mengenal cinta.

Film ini cocok bagi anak muda yang sedang ber dialektika, belajar mengenai kehidupan, mangalami cinta. Perjalanan hidup seorang gie akan memberikan kita pelajaran bagaimana tetap menjaga idealsme, kepekaan serta ketajaman didalam berpikir dan bertindak, berani mengatakan yang benar adalah benar, dan selalu mejaga prinsip keadilan dan ketidak berpihakan.

SutradaraLi Zhang, Jackie Chan

ProduserJackie Chan

“Revolution seeks eternal happiness for everyone in the world”

Lin Juemin

“Nasib terbaik adalah tidak pernah dilahirkan.. Yang kedua, dilahirkan tapi mati muda.. dan yang tersial adalah berumur tua”

Soe Hok Gie

PemeranWinston Chao, Jackie Chan, Bingbing Li, Chun Sun, Joan Chen, Wu Jiang, Jaycee Chan, Ge Hu, Jing Ning, Shaoqun Yu, yu-hang To, Zhi-Zhong Huang, Ting Mei.

SutradaraRiri Riza

ProduserMira Lesmana

PemeranNicholas Saputra, Wulan Guritno, Indra Birowo, Lukman Sardi, Sita Nursanti, Thomas Nawilis, Jonathan Mulia, Christian Audy, Donny Alamsyah, Robby Tumewu ,Tutie Kirana, Gino Korompis, Surya Saputra, Happy Salma

1911 REVOLUTION

/image via capeusa.org /image via wikipedia.org_wiki_berkas_filmgie

GIE

yo

ut

h m

ov

em

en

t / 5

9

MOVIE REFERENCE

Page 32: FIRST EDITION YOUTH MOVEMENT kecil

yo

ut

h m

ov

em

en

t / 5

7

Sebut saja beberapa nama seperti Alice in Chains, Blonde Redhead, Pearl Jam (di era album Yield), sound yang Mooikite hasilkan ini mengingatkan saya pada band - band tersebut. Penampilan live mereka sepadan dengan hasil rekamannya, bahkan saya lebih menikmatinya ketika melihat mereka secara live. Di saat mengetik kalimat ini, saya pun sudah memutar album ini sebanyak 3 kali.

Singkat kata, kalian bisa turut memban-tu mereka untuk produktif dengan mendukung secara membeli lagu Mooikite di iTunes. Ya, album baru Mooikite dengan judul “Strange Invitation” ini sudah bisa dibeli melalui media tersebut, dan merogoh dompet virtual anda pun sepadan dengan memiliki album ini.(phleg/)

Band yang sudah berlalu lalang di Surabaya sejak tahun 2007an ini sudah tidak asing lagi buat saya. Pertama kali saya melihat band ini secara langsung adalah pada tahun 2010, kalau tidak salah waktu itu masih beranggotakan 3 orang (CMIIW). Saya tidak pernah mengoleksi lagu mereka, ataupun mendengarkan rekaman mereka, saya hanya selalu melihatnya pada saat live (itulah sebabnya saya tidak pernah ikut ugal - ugalan ketika menyaksikan mereka secara live). Namun di kesempatan kali ini, saya mendapatkan album mereka yang baru saja rilis, "Strange Invitation".

Ketika saya meng-klik tombol play di lagu pertama, saya terkagum, hampir bolak - balik tidak menyangka kalau band bisa menghasilkan sound yang sama persis pada saat melihat penampilan mereka secara langsung. Ya, rekaman mereka cukup bersih, dan sound yang mereka mainkan pun meng-ingatkan saya pada band - band alternatif di era 90an. Usaha mereka ini memang pantas untuk menyandang nominasi sebagai New Comer ICEMA di tahun 2012.

/photo by Ryanka

Genre: Grunge (?) / Alternative / Progressive

MOOI

KITE

yo

ut

h m

ov

em

en

t /

60

QUIZ

Grand Story Photo Quiz

Grand Story adalah majalah bulanan yangberisikan konten lokal kota Surabaya darimulai pembahasan mengenai figur yangmenginspirasi, komunitas yang sedangmarak, hingga musik, desain dan seni.

upload dan mention hasil foto yang berkaitan dengan Surabaya dengan sudut pandang kalian masing-masing ke instagram @grandstorymagazine dan dapatkan merchandise menarik dari kami.

untuk info lebih lanjut follow instagram @grandstorymagazine.

P I C K U P P O I N T S

music review