Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB...

61
PETA PENGENDAPAN SENDIMEN LAPANGAN X KUTAI BASIN BERDASARKAN DATA PETROFISIKA, INTERPRETASI OMRI DAN ANALISIS FASIES (Skripsi) Oleh : Fenty Ria Maretta JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016

Transcript of Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

PETA PENGENDAPAN SENDIMEN LAPANGAN X KUTAI BASIN

BERDASARKAN DATA PETROFISIKA, INTERPRETASI OMRI DAN

ANALISIS FASIES

(Skripsi)

Oleh :

Fenty Ria Maretta

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2016

Page 2: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

ABSTRACT

This dissertation made to review the paleocurrent sedimentologycal aspect of the

X-Field in Kutai Basin based of petrophysics parameter, OMRI Image

interpretation and facies analysis. There are 6 well data has been analyzed named

X-110, X-107, X109, X-119, X-114, X-108. Three of the log data support by

OMRI Image and Mudlog data. The research was done in Halliburton Indonesia,

Formation Reservoir Solution division and aimed to understanding paleocurrent

sedimentation history, to zoning character reservoir rock based, recognized facies

image into environmentally related facies assemblages and prediction appropriate

depositional model from the field. The analysis revealed that the X-Field is based

from facies deposition in high construction deltaic environment with marine and

non-marine influenced. The clastical sediment containing oil and gas is derived

from sandstone body delta and deposition influenced by strength of wave and

tides.

Keynote: facies, OMRI Image, paleocurrent, delta.

Page 3: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

ABSTRAK

Penelitian ini dibuat untuk meninjau sendimentologikal aspek dan sejarah

paleocurrent pada lapangan X di cekungan Kutai berdasarkan parameter

petrofisika, OMRI Image dan analisis fasies. Ada 6 data sumur yang telah di

analisa dan dinamai X-110, X-107, X109, X-119, X-114, X-108. Tiga dari data

log memiliki data pendukung OMRI Image dan data Mudlog. Penelitian ini

dilakukan di Halliburton Indonesia, Formation Reservoir Solution division dan

bertujuan untuk mengetahui sejarah pengendapan, untuk menzonakan karakter

reservoir, mengenali lingkungan dengan fasies yang sama dan memprediksi model

pengendapan yang sesuai dari lapangan. Analisa membuktikan bahwa lapangan X

terdiri dari pengendapan fasies dengan lingkungan konstruksi delta yang tinggi

dan dipengaruhi oleh marine dan non-marine. Sendimen klastik yang

mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

ombak dan pasang.

Keynote: fasies, OMRI Image, paleocurrent, delta.

Page 4: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

PETA PENGENDAPAN SENDIMEN LAPANGAN X KUTAI BASIN

BERDASARKAN DATA PETROFISIKA, INTERPRETASI OMRI DAN

ANALISIS FASIES

Oleh :

Fenty Ria Maretta

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA TEKNIK

Pada

Jurusan Teknik Geofisika

Fakultas Teknik Universitas Lampung

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2016

Page 5: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan
Page 6: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan
Page 7: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan
Page 8: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

RIWAYAT HIDUP

Fenty Ria Maretta, lahir di nagari Talang, pada tanggal 6 maret

1992 dari pasangan orang tua Suryadi dan Akhria Agustina.

Mengenyam pendidikan dasar di SDN 01 Aro Talang, lalu

sekolah menengah di SMPN 01 Aro Talang, kemudian

melanjutkan sekolah menengah atas di SMAN 01 Gunung Talang dan tamat pada

tahun 2010.

Penulis terdaftar menjadi mahasiswa Teknik Geofisika, Fakultas Teknik, Universitas

Lampung pada tahun 2010 melalui jalur SNMPTN. Selama menjadi mahasiswa,

penulis terdaftar dan aktif dibeberapa Unit Kegiatan Kemahasiswaan, seperti HIMA

TG Bhuwana sebagai anggota divisi Kaderisasi, Sekretaris umum AAPG (American

Association of Petroleum Geology) Unila dan anggota inti SEG (Society of

Exploration Geophysics) Unila pada tahun 2011-2014. Penulis juga merupakan salah

satu pendiri IMAMI (Ikatan Mahasiswa Minang) Unila pada tahun 2011. Selain itu,

Page 9: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

viii

penulis pernah mengikuti program pertukaran pelajar Global Youth Exchange

Program dan Global Youth Ambassador di Taiwan pada akhir tahun 2015.

Pada bulan Maret 2014 Penulis melaksanakan Kerja Praktek di Pertamina EP

Prabumulih dengan judul laporan “Analisis Petrofisika Formasi Baturaja

Berdasarkan Data Log Pengeboran Sumur Kp-03 Di Struktur Kp Cekungan

Sumatera Selatan.” Dan Pertamina EP Jakarta pada Oktober 2014 dengan judul

“Karakterisasi Reservoar Batu Gamping serta Menghitung Cadangan

Hidrokarbon Menggunakan Software IP pada sumur X1 dan X2.” Pada Agustus

2015 penulis melaksanakan tugas akhir sebagai syarat sarjana teknik di Halliburton

Indonesia. Hingga pada akhirnya penulis berhasil menyelesaikan pendidikan

sarjananya dengan skripsi yang berjudul “"Peta Pengendapan Sendimen Lapangan

X Kutai Basin Berdasarkan Petrofisika, Interpretasi OMRI dan Fasies Analisis."

Page 10: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur dan bangga,

Karya ini kupersembahkan untuk

Papa dan mama tercinta,

Suryadi dan Akhria Agustina

Fendra Agusta, Fivah Desimitti,

Tiara Septa Yunanda, Ayu Flowrendha Sabrina

Dan,

Mereka yang telah memberi warna

dalam kehidupan

Page 11: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

MOTTO

“Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada

kemudahan…” –Qs Al Insyirah 5-6

“Happiness can be found, even in the darkest of times, if one

only remembers to turn on the light.” –Proffesor Albus

Dumbeldore

“I am not trying to be a perfect person, i just want to be

someone, who i am not ashamed to be.” –Fenty Ria

Maretta

Page 12: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita persembahkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,

karunia dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ilmiah yang

berjudul “Peta Pengendapan Sendimen Lapangan X Kutai Basin Berdasarkan

Data Petrofisika, Interpretasi Omri Dan Analisis Fasies.”

Pepatah mengatakan “Tak ada gading yang tak retak,” tulisan ini jauh dari

sempurna. Namun, dliluar segala kekurangan dan kesalahan, penulis berharap skripsi

ini dapat bermanfaat untuk masa yang akan datang.

Bandar Lampung, 5 Agustus 2016

Penulis

Fenty Ria Maretta

([email protected])

Page 13: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

SANWANCANA

Assalamualaikum, Wr. Wb.

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, tiada sekutu bagi-Nya, serta tiada daya

dan upaya melainkan atas kehendak-Nya, berkat petunjuk dan tuntunan-Nya lah skripsi

ini dapat diselesaikan dan semoga shalawat senantiasa tercurah kepada Nabi

Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan umatnya. Aamiin.

Skripsi yang berjudul “Peta Pengendapan Sendimen Lapangan X Kutai Basin

Berdasarkan Data Petrofisika, Interpretasi Omri Dan Analisis Fasies.” Ini telah

dilaksanakan di Formation Reservoir Solution, Halliburton Indonesia, Jakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini begitu banyak suka dan duka yang dihadapi oleh penulis,

namun berkat do’a, motivasi, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga

penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin

mengucapkan terimakasih yang kepada :

Page 14: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

xiii

1. My beloved parent, best person in the world. Papa dan Mama. Suryadi dan

Akhria Agustina. Terimakasih atas cinta, kasih sayang, kesabaran dan doa yang

tidak pernah putus.

2. Saudara-saudari tersayang, Fendra Agusta, Fivah Desmitti, Tiara Septa

Yunanda, Ayu Flowrendha Sabrina.

3. Mr. Banu Andhika dari FRS Halliburton Indonesia, Pembimbing penelitian

tugas akhir dari Halliburton.

4. Seluruh Tim FRS Halliburton Indonesia yang telah menerima dan membantu

penulis dalam melaksanakan tugas akhir di Halliburton Indonesia.

5. Bapak Bagus Sapto Mulyatno, S.Si, M.T., Ketua Jurusan Teknik Geofisika

Universitas Lampung, sebagai Pembimbing Skripsi.

6. Bapak Dr. Ordas Dewanto, S.Si., M.Si., sebagai Pembimbing Skripsi.

7. Bapak Prof. Drs. Suharno, M.Sc, Ph.D., Dekan Fakultas Teknik Universitas

Lampung, Sebagai Penguji dan Pembimbing

8. Dosen-Dosen Teknik Geofisika unila yang telah membagikan ilmunya kepada

penulis selama belajar di Universitas Lampung.

9. Teman seangkatan TGMania10 yang telah berjuang bersama-sama selama

bertahun-tahun. Memberi penulis semangat, kegembiraan, dan pengalaman yang

berharga. Kenangannya tak akan lekang oleh waktu.

10. Teman-teman PSUGEN 9, para bintang masa depan yang akan bersinar

cemerlang dan selalu ada di langit malam.

11. Senior dan Junior yang telah berperan mengisi dan memperkaya kehidupan,

(Alm) Agung Putrawan dan Lita Samanta.

Page 15: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

xiv

12. Para penghuni Wisma Danau Mas, tempat bernaung dan berbagi selama penulis

tinggal di Bandar Lampung.

13. Dan seluruh pihak yang terkait dan hadir dalam hidup penulis.

Tulisan ini jauh dari sempurna, tetapi, penulis dengan bangga dapat membuahkan hasil

jerih payah ini dan menyampaikannya pada dunia.

Bandar Lampung, 5 Agustus 2016

Penulis,

Fenty Ria Maretta

Page 16: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

DAFTAR ISI

halaman

ABSTRACT ........................................................................................................................... i

ABSTRAK ............................................................................................................................. ii

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................ iii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................................ iv

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................................. v

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................................. vi

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................................... ix

HALAMAN MOTTO ........................................................................................................... x

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... xi

SANWACANA .................................................................................................................... xii

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xvii

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang .............................................................................................................. 1

1.2.Tujuan Penelitian .......................................................................................................... 2

1.3. Batasan Masalah ......................................................................................................... 2

BAB II TEORI DASAR

2.1. Konsep Petrofisika ....................................................................................................... 3

2.2. Konsep Well Logging .................................................................................................. 4

Page 17: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

xvi

2.3. Konsep Peta Bawah Permukaan .................................................................................. 8

2.4. Konsep Geologi ......................................................................................................... 10

2.5. OMRI Image ............................................................................................................. 21

BAB III GEOLOGI REGIONAL DAERAH PENELITIAN

3.1. Geologi Regional Kutai Basin ................................................................................... 25

3.2. Lempeng Tektonik ..................................................................................................... 25

3.3. Struktur Basin ............................................................................................................ 28

3.4. Petroleum System Kutai Basin .................................................................................. 32

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Waktu dan Jadwal ...................................................................................................... 35

4.2. Alat dan Bahan ........................................................................................................... 35

4.3. Prosedur Penelitian .................................................................................................... 36

4.4. Diagram Alir .............................................................................................................. 36

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Analisis Petrofisika .................................................................................................... 38

5.2. Analisis Triple Combo Pada Sand Layer Target ....................................................... 38

5.3. Analisis Mudlog ......................................................................................................... 55

5.4. Analisis OMRI Image ................................................................................................ 62

5.5. Interpretasi Facies ...................................................................................................... 72

5.6. Analisis Paleocurrent ................................................................................................. 79

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ................................................................................................................ 83

5.2. Saran .......................................................................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 18: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar. 2.1. Profil sumur bor terinvasi lumpur .................................................................... 7

Gambar. 2.2. Korelasi antara lingkungan pengendapan dan fasies. ..................................... 11

Gambar. 2.3. Interpretasi lingkungan pengendapan dengan respon GR .............................. 12

Gambar. 2.4. Klasifikasi Elektrofasies ................................................................................. 12

Gambar. 2.5. Klasifikasi tipe delta ....................................................................................... 13

Gambar. 2.6. Fase pengendapan delta sebelum terjadi perubahan tektonik ........................ 14

Gambar. 2.7. Pengendapan di sistem delta mahakam .......................................................... 18

Gambar. 2.8. Fasies pada pengendapan dengan konstruksi tinggi ....................................... 20

Gambar. 2.9. Retakan (fracture) OMRI Image ..................................................................... 21

Gambar. 2.10. Mineral entry pada OMRI Image ................................................................. 22

Gambar. 2.11. Hydrocarbon Entry dalam OMRI Image ...................................................... 22

Gambar. 2.12. Burrowing structure pada OMRI Image ....................................................... 23

Gambar. 2.13. Rose Diagram dalam OMRI Image ............................................................. 24

Gambar 3.1. Tectonic 'provinces' map of Borneo ................................................................ 26

Gambar.3.2. Peta lokasi Kutai Basin .................................................................................... 27

Gambar 3.3. Kutai Basin Stratigraphic dan Tectonic Plate .................................................. 31

Gambar. 3.4. Source Rock dan Facies distribution dari Delta Mahakam ............................ 32

Gambar. 5.1. X-110 Layer E092A ....................................................................................... 39

Gambar. 5.2. X-110 Layer F077B ........................................................................................ 40

Gambar. 5.3. X-110 Layer F084A ........................................................................................ 41

Gambar. 5.4. X-107 Layer E092A ...................................................................................... 42

Gambar. 5.5. X-107 Layer F077B ........................................................................................ 43

Page 19: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

xviii

Gambar. 5.6. X-107 Layer F084A ........................................................................................ 44

Gambar. 5.7. X-109 Layer E092A ....................................................................................... 45

Gambar. 5.8. X-109 Layer F077B ........................................................................................ 46

Gambar. 5.9. X-109 Layer F084A ........................................................................................ 47

Gambar. 5.10. X-119 Layer E092A ..................................................................................... 48

Gambar. 5.11. X-119 Layer F077B ...................................................................................... 49

Gambar. 5.12. X-119 Layer F084A ...................................................................................... 50

Gambar. 5.13. X-114 Layer E092A ..................................................................................... 51

Gambar. 5.14. X-114 Layer F077B ...................................................................................... 52

Gambar. 5.15. X-114 Layer F084A ...................................................................................... 52

Gambar. 5.16. X-108 Layer E092A ..................................................................................... 53

Gambar. 5.17. X-108 Layer F077B ...................................................................................... 54

Gambar. 5.18. X-108 Layer F084A ...................................................................................... 55

Gambar. 5.19. X-110 TC-Mudlog Layer E092A ................................................................. 56

Gambar. 5.20. X-110 TC-Mudlog Layer F077B .................................................................. 57

Gambar. 5.21. X-110 TC-Mudlog Layer F084A.................................................................. 57

Gambar. 5.22. X-119 TC-Mudlog Layer E092A ................................................................. 58

Gambar. 5.23. X-119 TC-Mudlog Layer F077B .................................................................. 59

Gambar. 5.24. X-119 TC-Mudlog Layer F084A.................................................................. 59

Gambar. 5.25. X-114 TC-Mudlog Layer E092A ................................................................. 60

Gambar. 5.26. X-114 TC-Mudlog Layer F077B .................................................................. 61

Gambar. 5.27. X-114 TC-Mudlog Layer F084A.................................................................. 61

Gambar. 5.28. X-110 layer 92A OMRI Image dan Rose Plot.............................................. 63

Gambar. 5.29. X-110 layer 77B OMRI Image ..................................................................... 64

Gambar. 5.30. X-110 layer 84A OMRI Image dan Rose Plot.............................................. 65

Gambar. 5.31. X-119 layer 92A OMRI Image ..................................................................... 66

Gambar. 5.32. X-119 layer 77B OMRI Image dan Rose plot .............................................. 67

Gambar. 5.33. X-119 layer 84A OMRI Image dan Rose Plot.............................................. 68

Gambar. 5.34. X-114 layer 92A OMRI Image dan Rose Plot.............................................. 69

Gambar. 5.35. X-114 layer 77B OMRI Image ..................................................................... 70

Page 20: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

xix

Gambar. 5.36. X-114 layer 84A OMRI Image dan Rose Plot.............................................. 73

Gambar. 5.37. Facies Layer 92A .......................................................................................... 74

Gambar. 5.38. Facies Layer 77B .......................................................................................... 75

Gambar. 5.39. Facies Layer 84A .......................................................................................... 77

Gambar. 5.40. Paleocurrent Maps Layer 92A ...................................................................... 79

Gambar. 5.41. Paleocurrent Maps Layer 77B ...................................................................... 80

Gambar. 5.42. Paleocurrent Maps Layer 77B ...................................................................... 81

Page 21: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses sendimentasi dan sejarah pengendapan dilakukan oleh para ahli dengan

berbagai metode. Upaya untuk memprediksi secara akurat terus dilaksanakan,

misalnya, penggunaan data petrofisika dan survei seismik. Penelitian ini,

mempelajari sifat fisik batuan menggunakan analisis parameter batuan dan analisis

fasies. Well logging adalah proses pencatatan berbagai sifat fisik, kimia, listrik, atau

properti lain dari campuran lapisan batuan yang ditembus oleh pengeboran ke kerak

bumi. Analisis data log OMRI digunakan untuk membantu interpretasi paleocurrent

dan kronologi pengendapan. Hasil analisis ini adalah informasi untuk menentukan

sifat batuan dengan cara yang sangat spesifik, yang pada akhirnya akan digunakan

untuk memprediksi sejarah pengendapan.

Penelitian ini dilakukan di Halliburton Indonesia, divisi FRS (Formasi Reservoir

Solution). Tujuan utama penelitian ini adalah interpretasi rinci pengaturan struktural

dan aspek sedimentologikal dari Lapangan X berdasarkan analisa log, struktur,

analisis fasies, dan OMRI. Sumur yang diteliti adalah: X-110, X-107, X-109, X-

119, X-114, X-108.

Page 22: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

2

Analisis log adalah peninjauan petrofisika (porositas, Volume clay dan saturasi air).

Analisis fasies dan interpretasi sedimentologi termasuk identifikasi proses/kondisi

pengendapan, mengenali bentuk fasies ke lingkungan fasies yang berhubungan satu

sama lain dan memprediksi model pengendapan yang sesuai dari lapangan X.

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memilih judul "Peta Pengendapan

Sendimen Lapangan X Kutai Basin Berdasarkan Petrofisika, Interpretasi OMRI

dan Fasies Analisis." Untuk di perdalam.

1.2 Batasan Masalah.

Isu yang dibahas hanya dalam batas evaluasi lapisan zona pasir, menghitung data

petrofisika untuk melihat pola, analisis log dan rock core, pencitraan menggunakan

OMRI, fasies dan analisis paleocurrent.

1.3 Tujuan dan Manfaat.

1. Penelitian dilakukan di enam sumur dengan menganalisis kurva log dan

kondisi geologi lapangan, dengan maksud untuk memahami karakterisasi

reservoir untuk melakukan integrasi data inti petrografi batuan dan data log.

2. Dengan memahami sejarah pengendapan paleocurrent, penelitian bertujuan

untuk menghasilkan karakter zonasi fasies batuan reservoir berdasarkan

hubungan antar fasies serta asosiasinya dan prediksi dari model pengendapan

yang sesuai dari lapangan X.

Page 23: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

BAB II.

TEORI DASAR.

2.1 Konsep Petrofisika.

Well logging adalah metode penelitian yang mempelajari karakteristik fisik dari

formasi batuan pengamatan dan perhitungan parameter fisik dari lubang bor.

Parameter fisik seperti sifat dan kemampuan porositas, resistivitas, suhu,

kepadatan, permeabilitas dan cepat rambat gelombang elektron dicatat dalam

bentuk kurva. Interpretasi data log adalah metode untuk mendukung evaluasi

formasi dengan menggunakan hasil dari instrumen survei rekaman logging

sebagai sumber informasi utama. Interpretasi data logging dapat dilakukan baik

secara kualitatif maupun kuantitatif. Interpretasi menggabungkan data yang

diperoleh dari masing-masing log untuk menemukan:

1. Porosity.

Porositas adalah rongga dalam volume batuan dari total volume batuan.

Porositas efektif adalah rongga dalam batuan yang memiliki hubungan,

(Koesoemadinata, 1980). Faktor utama yang memperngaruhi porositas; ukuran

butir, urutan (sorting), bentuk (roundess shape), ukuran butir, kepadatan dan

sementasi.

Page 24: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

4

2. Permeability.

Permeabilitas adalah sifat batuan untuk melewati cairan pori-pori yang

berhubungan tanpa merusak partikel.

3. Saturasi Fluida.

Saturasi adalah tingkat kejenuhan cairan di batu. Saturasi fluida adalah

sebagian kecil dari rongga batuan berpori diisi oleh jenis cairan. Bagian dari

ruang pori terisi air disebut saturasi air (Sw).

Sw = Vair / Vpore

dimana,

Vair adalah volume air dan, Vpore adalah volume pori.

Asumsi umum adalah bahwa reservoir berisi air, minyak dan gas. Perubahan

geologi menyebabkan hidrokarbon yang terbentuk kemudian di tempat lain

berpindah ke formasi berpori menggunakan air ke ruang pori yang lebih besar

(buoyance effect). Saturasi air (Sw) menunjukkan air yang tersisa di pori dan di

celah-celah pori kecil. Sedangkan bagian yang tersisa mengandung hidrokarbon

(minyak dan gas) disebut saturasi hidrokarbon (So).

2.2 Konsep Well Logging.

2.2.1. Log Gamma Ray

Prinsip Gamma Ray Log adalah catatan perubahan tingkat radioaktivitas alam

yang terjadi karena unsur-unsur uranium, torium dan kalium dalam bebatuan.

Transmisi GR terdiri dari ledakan singkat sinar gamma energy yang dapat

menembus batu dan dapat dideteksi oleh detektor. Fungsi log sinar gamma

Page 25: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

5

adalah untuk membedakan lapisan permeabel dan tidak permeabel. Dalam batu

pasir dan batuan karbonat konsentrasi rendah radioaktif dan Gamma Ray rendah,

dan sebaliknya di lapangan tanah liat batu serpih, memiliki Gamma Ray tinggi.

Secara umum, fungsi dari log GR, antara lain:

1. Evaluasi konten Vsh shale

2. Tentukan lapisan Permeable

3. Evaluasi bijih mineral radioaktif

4. Evaluasi lapisan mineral non-radioaktif

5. Korelasi antara sumur (Rider, 2002).

2.2.2. Log SP (Spontaneous Potential Log)

SP log adalah log yang mengukur perbedaan potensial listrik antara elektroda

pada permukaan dan elektroda tanah yang terkandung dalam lubang bor yang

bergerak naik - turun. SP digunakan untuk:

1. Sebagai indikator litologi

2. Penentuan lapisan batas

3. Perkirakan ketebalan lapisan

4. Penentuan nilai resistivitas air formasi (Rw).

2.2.3. Log Resistivity (LR)

Log resistivity merupakan log elektrik yang digunakan untuk mengetahui

indikasi adanya zona yang mengandung air ataupun hidrokarbon, zona

permeabel dan zona berpori. Karena batuan tidak selalu matriks konduktif,

kemampuan batu untuk melakukan arus listrik tergantung pada cairan dan pori.

Page 26: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

6

Alat yang digunakan untuk mencari nilai resistivitas (Rt) terdiri dari dua

kelompok: Laterelog dan Log Induksi. Yang umum dikenal sebagai log RT

adalah LLD (Deep Laterelog Resistivity), LLS (Shallow Laterelog Resisitivity),

ILD ( Deep Induction Resisitivity), ILM (Medium Induction Resistivity), dan

SFL (Harsono, 1997).

Ketika suatu formasi di bor, air lumpur pemboran akan masuk ke dalam formasi

sehingga membentuk 3 zona yang terinvasi dan mempengaruhi pembacaan log

resistivitas, yaitu :

1. Flushed Zone

Merupakan zona infiltrasi yang terletak paling dekat dengan lubang bor serta

terisi oleh air filtrat lumpur yang mendesak fluida formasi (gas, minyak

ataupun air tawar). Meskipun demikian mungkin saja tidak seluruh fluida

formasi terdesak ke dalam zona yang lebih dalam.

2. Transition Zone

Merupakan zona infiltrasi yang lebih dalam keterangan zona ini ditempati

oleh campuran dari air filtrat lumpur dengan fluida formasi.

3. Uninvaded Zone

Merupakan zona yang tidak mengalami infiltrasi dan terletak paling jauh dari

lubang bor, serta seluruh pori-pori batuan terisi oleh fluida formasi.

Page 27: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

7

Gambar. 2.1. Profil sumur bor terinvasi lumpur (Harsono, 1997)

2.2.4 Log Porosity.

Log porositas digunakan untuk menentukan karakteristik/sifat litologi yang

memiliki pori-pori, dengan memanfaatkan sifat-sifat fisik batuan yang berasal

dari sejumlah interaksi fisik di lubang bor. Ada tiga jenis pengukuran porositas

yang biasa digunakan di lapangan saat ini: Sonic, Density, dan Neutron.

1. Log Sonic.

Log Sonic pada prinsipnya propagasi ukuran saat gelombang suara melalui

pembentukan pada jarak tertentu, sehingga membutuhkan pemancar dan

penerima dipisahkan dalam jarak tertentu.

Nomenclature:

Borehole:

Rm = Resistivity of mud.

Rmc = Resistivity of mud

cake.

Flushed Zone:

Rmf = Resistivity of mud

filtrate.

RXO = Resistivity of flushed

zone.

SXO = Water Saturation of

flushed zone.

Uninvaded or Virgin Zone:

RT = True resistivity of

formation.

RW = Resistivity of formation

water.

SW = Formation Water

Saturation.

RS = Resistivity of adjacent

bed or

shoulder bed resistivity.

di = Diameter of invasion.

dh = Borehole diameter.

h = Bed thickness.

Page 28: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

8

2. Log Density.

Alat Lito-Density atau Litho-Density Tool (LDT). Dalam LDT, menggunakan

prinsip fisika nuklir dengan menggunakan sinar gamma tembakan, sehingga

LDT dirancang untuk memberikan respon terhadap gejala fotolistrik dan

hamburan proton dengan memilih sumber radioaktif yang menghasilkan sinar

gamma dengan tingkat energi antara 75 Kev dan 2 Mev.

3. Log Neutron

Alat ini disebut kompensasi Neutron (Compensated Neutron Tool) atau

disingkat CNT. Perangkat ini biasanya dikombinasikan dengan LDT dan

gamma Ray, karena semua tiga perangkat perangkat nuklir pada kecepatan

logging dan neutron-density kombinasi yang sama akan memberikan cara

pintas evaluasi litologi dan indikator gas yang kuat.

Zona gas diidentifikasi dengan menggabungkan log neutron dan log porositas.

Penggabungan log neutron dan log porositas sangat baik untuk mengetahui

porositas, mengidentifikasi litologi dan mengevaluasi isi batuan serpih. Ketika

rongga batuan terisi gas, pembacaan gas log neutron akan lebih rendah

dibandingkan dengan ketika pori diisi oleh minyak atau air. Hal ini terjadi

karena kandungan hidrogen dari gas jauh lebih rendah dari kandungan

hidrogen dalam minyak dan air.

2.3. Konsep Peta Bawah Permukaan.

Peta bawah permukaan adalah peta yang menggambarkan bentuk dan kondisi di

bawah permukaan bumi. Peta ini memiliki jenis antara lain:

Page 29: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

9

Kualitatif: Menjelaskan garis yang menghubungkan titik-titik dengan nilai yang

sama (garis iso/kontur), ketebalan yang baik, kedalaman dan rasio/persentase

ketebalan.

Dinamis. Peta yang sebenarnya dari data yang ada, sehingga jika ada data baru,

peta dapat diubah.

2.3.1. Peta Struktur Kontur.

Peta Struktur kontur adalah peta yang menggambarkan bentuk dari bidang

perlapisan yang biasanya di bawah permukaan dengan mengekspos kedalaman

atau ketinggian ke datum. Bentuk horizontal dari bidang perlapisan ditunjukkan

oleh garis lengkung yang menghubungkan titik-titik yang memiliki ketinggian

atau kedalaman posisi yang sama dengan datum horisontal, disebut struktur

kontur.

2.3.2. Peta Fasies.

Peta fasies adalah peta yang memberikan gambaran dari deposisi fasies dalam

satu lapisan. Data yang dibutuhkan untuk membuat peta ini adalah data untuk

setiap bentuk kurva juga log yang telah ditafsirkan fasies pengendapan. Bentuk

kurva log yang sama dikelompokkan oleh fasies pengendapan, tetapi juga

mengambil core data untuk perbandingan dan data geologi sekitar yang akan

digunakan sebagai dasar untuk menentukan proses yang telah terjadi sehingga

dapat dilihat kondisi dari awal sampai sekarang. Berdasarkan peta ini diharapkan

dapat diketahui lingkungan lokal pengendapan pada saat lapisan yang terbentuk.

Page 30: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

10

Fasies peta menunjukkan berbagai perubahan lateral yang terjadi pada lapisan,

yang dapat dinyatakan dalam peta isopach. Peta isopach adalah peta yang

menunjukkan ketebalan lapisan atau lapisan dari seri diwakili oleh garis kontur

yang mengekspresikan ketebalan yang sama. Peta isopach akan mencerminkan

bentuk geometris lapisan. Dalam hal ini bentuk kontur akan sangat dipengaruhi

oleh bentuk-bentuk geometris dari lapisan batu pasir dianalisis.

Contoh peta isopach meliputi:

Net sand isopach map : Peta yang menggambarkan total ketebalan lapisan

berpori dan waduk permeable ketebalan stratigrafi yang sebenarnya.

Net pay isopach map : Peta yang menggambarkan ketebalan reservoir yang

mengandung hidrokarbon.

Pemetaan ini bertujuan untuk mengetahui penyebaran lateral fasies reservoir

yang diperkirakan mengandung cairan hidrokarbon dan penyebaran minyak juga

akan diidentifikasi, sehingga dalam menentukan lokasi sisipan baru sumur

produksi akan lebih tepat dan efektif.

2.4. Konsep Geologi

2.4.1. Fasies.

Fasies didefinisikan sebagai massa tubuh batuan yang dapat dibedakan dengan

massa tubuh batuan aspek lain berdasarkan geometri, litologi, struktur sedimen,

fosil, dan aliran pada jaman dahulu (Selley, 1985). Sebuah fasies adalah produk

dari lingkungan pengendapan, lingkungan pengendapan sendiri didefinisikan

sebagai bagian dari fisik permukaan bumi, kimia, dan lingkungan biologis yang

Page 31: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

11

berbeda dari yang berdekatan, sebagai contoh gurun, lembah sungai, danau, delta,

laguna, laut (Selley, 1985). Di daerah lingkungan pengendapan dapat terjadi

proses erosi, non-deposisi, dan deposisi.

Gambar. 2.2. Korelasi antara lingkungan pengendapan dan fasies (Selley, 1985)

2.4.2. Eleltrofasies.

Elektrofasies adalah pengendapan fasies yang dikenali oleh data log. Setiap data

log wireline akan memberikan gambaran spektrum tertentu terhadap sifat batuan

sehingga kombinasi dari wireline log dapat memberikan informasi tentang

komposisi mineralogi, tekstur dan struktur sedimen dari formasi.Tujuan dari

analisis ini adalah untuk memberikan informasi elektrofasies. fari formasi yang

dibor dengan melihat log merekam respon, memungkinkan untuk mempelajari

asosiasi dalam urutan evolusi vertikal dan lateral serta menyimpulkan dengan

menerapkan Hukum Walther atau dengan kata lain, adalah untuk merekonstruksi

model elektrofasies yang digunakan untuk membantu menentukan lingkungan

pengendapan (Selley, 1985).

Contoh klasifikasi elektofasies ditunjukkan pada Gambar 2.3 dan 2.4. di halaman

berikut.

Page 32: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

12

Gambar. 2.3. Interpretasi lingkungan pengendapan dengan respon GR (Walker dan

James, 1992).

Gambar. 2.4. Klasifikasi Elektrofasies (Walker dan James, 1992).

Page 33: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

13

2.4.3. Lingkungan Pengendapan Delta.

Delta adalah lingkungan transisi yang ditandai oleh adanya sedimen yang

diangkut melalui sungai (channels), kemudian terendap di bawah air

(subaqueous), mengalir tenang mengikuti aliran sungai, sebagian di tanah/sub-

aerial (Friedman dan Sanders, 1978). Proses pengendapan pada delta

menghasilkan pola yang menyebabkan majunya garis pantai. Menghasilkan

litologi umum yang memiliki struktur gradasi normal pada fasies terkait dengan

lingkungan laut (marine facies). Dalam pembentukan delta, bahan sedimen yang

dibawa oleh sungai adalah faktor pengendali utama.

Pembentukan delta dikendalikan oleh interaksi kompleks antara faktor yang

berasal berbagai adalah fluviatile, proses di laut dan kondisi lingkungan

pengendapan. Beberapa proses yang tergolong penting, proses internal yang

progradation di delta (framework progradational) dan kecenderungan penyebaran

(trend) delta, yaitu: pasokan sedimen, tingkat energi gelombang, dan tingkat

energi pasang surut (Boggs, 1987). Bahwa faktor dibagi klasifikasi delta tiga tipe

dasar yaitu (1) dominasi fluvial, (2) dominasi pasang-surut, dan (3) dominasi

gelombang (Boggs, 1987).

Gambar. 2.5. Klasifikasi tipe delta: (kanan) dominasi fluvial, (tengah) dominasi pasang

surut, (kiri) dominasi gelombang (Allen dan Chambers, 1998).

Page 34: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

14

Siklus pertumbuhan delta Lingkungan terdiri dari fase prograsi dan fase

abandonement. Peralihan antara dua fase mencerminkan daerah siklus

regresi/transgresi disebabkan oleh tektonik atau permukaan laut yang berubah.

1. Fase Progrational. Prograsi delta menuju laut akan menghasilkan suksesi

yang ditunjukkan lapisan sedimen silt. Dalam progradasi urutan akan

ditemukan sedimen kasar yang secara progresif diendapkan di atas sedimen

berukuran halus lalu menghasilkan urutan mengkasar ke atas (pengkasaran ke

atas).

2. Fase Abandonment. Pengabaian dari lobus delta akan terjadi jika proses

creevassing mendapat jalan lebih cepat ke laut. Lapisan atas perombakan

(rework) oleh arus dan aktivitas gelombang. Pemadatan dan penurunan yang

disebabkan transgressi lokal. Hasil sedimen dalam bentuk unit batupasir tipis-

sedang atau tanah liat yang mengandung fauna laut, bioturbation, dan ada

kemungkinan glauconite. Bukti aktivitas gelombang dan pasang juga

ditunjukkan oleh struktur sedimen yang terbentuk.

Gambar. 2.6 . Fase pengendapan delta sebelum perubahan tektonik (Scruton, 1960)

Page 35: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

15

2.4.4. Klasifikasi Delta.

1. Tide Dominated Delta

Jika arus pasang surut yang kuat dari arus sungai, rute arus dua arah dapat

mendistribusikan sedimen, memproduksi pasir, distributaries berbentuk

corong. Mouth bar dan channel dapat dirombak ulang menjadi serangkaian

pasir pasang linear yang mengganti bar dan memperluas area dari dalam

saluran mouth bar ke platform delta-front yang berhubung langsung dengan

dasar laut.

2. Wave Dominated Delta

Gelombang yang kuat menyebabkan difusi cepat dan perlambatan dari arus

sungai dan dibelokkan di muara sungai. Deposit channel-mouth bar yang

hasilkan oleh gelombang dan didistribusikan di sepanjang bagian depan delta

oleh arus sejajar pantai untuk membentuk fitur garis pantai gelombang-

dibangun seperti pantai, dan bar barrier.

3. River Dominated Delta

Jika mikrotidal dengan energi gelombang terbatas, progradasi delta dengan

signifikan terbatas terdistribusi di mouth bar. Jika gelombang, arus pasang

surut dan arus sepanjang pantai lemah, volume sedimen yang diambil dari

sungai tinggi, maka ada progradasi cepat menuju laut dan akan

mengembangkan variasi karakteristik lingkungan pengendapan dari sungai

didominasi oleh channel ke medianya (distributary mouth bar) dan umumnya

memiliki batupasir dengan struktur cross-laminasi dan laminasi paralel.

Page 36: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

16

2.4.5. Sub-deposisi Sistem Delta.

1. Delta Plain

Adalah bagian dari delta yang terletak di dataran rendah yang diatur melalui

channel aktif dan channel yang ditinggalkan dan dipisahkan oleh lingkungan.

Delta Plain ditandai dengan daerah distributari dan interdistributari. Proses

sedimentasi primer di dataran delta adalah aliran sungai, meskipun arus pasang

surut juga muncul.

Di daerah dengan iklim lembab, Delta plain mungkin mengandung komponen

organik penting (gambut dan batubara). Arah kelangsungan paleosol downdip

(terletak di Kronostratigrafi bidang yang sama) yang mewakili periode panjang

masuknya sedimen klastik.

Ada dua jenis delta plain:

a. Upper delta plain.

Bagian delta yang berada di atas pengaruh daerah pasang surut dan laut yang

signifikan (pengaruh laut sangat kecil).

Distibutari deposition.

Terdiri dari dikomposisi dan deposisi point bar sedimen dengan struktur

sedimen umumnya berupa crossbedding, stratifikasi berbentuk ripple cross,

padat dan berisi, dan cukup banyak liat. Distributary channel menuju laut

memotong delta plain dan membawa sedimen fluvial ke pantai. Kedalaman

distributari channel dapat mencapai 10-20 meter dan mengikis lapisan

Page 37: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

17

bawah yang sedimen laut atau Lacustrine delta front. Deposit pasir pada

distributary channel menumpuk dan membentuk reservoir yang baik.

Lacustrine delta Fill deposition dan interdistributary flood plain

deposition.

Pengendapan ini umumnya berupa pengendapan gambut air tawar

(freshwater peat). Daerah Interdistributary umumnya tidak berubah dari

kondisi air tawar, payau, dan kemudian menjadi lingkungan garam untuk

area lebih dalam (seperti transisi dari rawa ke payau). Lingkungan ini

memiliki kecepatan aliran terkecil, dangkal, tidak berelief dan proses

akumulasi sedimen lambat. Struktur sedimen yang dapat ditemukan adalah

struktur laminasi paralel dan burrowing. Interdistributary terdiri dari

sedimen berukuran halus, seperti silt, lumpur dan tanah liat karbon.

b. Lower Delta Plain

Merupakan sub-lingkungan tempat interaksi antara sungai dan batas-batas laut

memanjang dari permukaan laut terendah ke batas maksimum air laut pada saat

pasang. Endapan di lower delta plain terdiri dari.

Bay fill deposites.

Pengendapan ini termasuk sedimen interdistributary bay, tanggul alami

(levee), rawa, dan crevasse splay.

Abandoned bay deposites.

Sedimen bagian bawah yang umumnya disusun oleh material pasir dengan

pemilahan yang buruk dan silt yang berubah akibat material organik.

Sementara itu, pengendapan yang halus tersusun di atas.

Page 38: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

18

Gambar. 2.7. Pengendapan di sistem delta mahakam (Allen dan Chambers, 1998).

2. Front Delta.

Front delta adalah sub-lingkungan dengan energi tinggi, di mana Sedimen

terus dirombak oleh arus pasang surut, arus laut sepanjang pantai dan

gelombang (kedalaman 10 meter atau kurang). Endapan di bagian depan adalah

pasir delta, delta front, distributary mouth bar, sedimen-muara sungai pasang

surut, sendiment endapan pantai, dan sungai deposisi pada mouth bar.

Delta front ditunjukkan dengan urutan yang mengkasar ke atas, rekaman skala

besar vertikal, perubahan fasies ke arah atas fasies sedimen lepas pantai

berukuran halus atau prodelta ke fasies garis pantai biasanya didominasi oleh

Page 39: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

19

batupasir. Urutan ini dihasilkan oleh progradation delta front dan dapat

diakibatkan oleh urutan distributary channel dan distibutary fluvial atau pasang

surut sambil terus melakukan progradation (Selley, 1985).

3. Prodelta.

Adalah lingkungan transisi antara delta front dan deposisi laut. Dengan

kandungan lumpur yang tinggi dan sedikit bioturbation. Sedimen yang

ditemukan di delta terdiri oleh sedimen berukuran paling halus diendapkan

tersuspensi. Terdiri dari struktur besar sedimen, laminasi, dan struktur

burrowing. Seringkali bentukan cangkang organisme banyak ditemui,

menunjukkan tidak adanya pengaruh fluvial (Selley, 1983).

2.4.6. Komponen Delta.

1. Channel

Adalah bagian dari sungai di mana bahan sedimen diangkut dan disimpan,

sedimen umumnya cukup tebal mengulur ke saluran dalam tubuh tengah dan

menipis ke arah tepi. Saluran dapat dibagi menjadi pasang surut, cabang dan

interdistributary tergantung pada keberadaan lokasi.

2. Bar

Bar adalah bagian endapan sungai dengan material sedimen dimana

transportasi energi berkurang dan akhirnya habis sehingga sedimen berhenti

dari aliran sungai. Bar bisa berada di titik yang tajam (point bar) atau di muara

(mouth bar) dan sebagian mengalami pasang surut (Tide bar).

Page 40: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

20

3. Crevasse Play

Adalah kelimpahan (overflow) sepanjang saluran, terjadi ketika ketinggian

muka air sungai yang membawa material sedimen melebihi tanggul.

Karakteristik ini sedimen umumnya dengan ukuran butiran pasir halus, tingkat

keseragaman butir buruk, tidak sedimen tebal dan tersebar luas.

2.4.7. Pengedapan fasies pada delta berkonstruksi tinggi.

Sedimen klastik yang mengandung minyak dan gas berasal dari batupasir pada

lingkungan delta. Morfologi delta tergantung pada kekuatan relatif dari

gelombang, pasang surut, arus sepanjang pantai dan pasokan sedimen.

Gambar. 2.8. Fasies pada pengendapan dengan konstruksi tinggi. (fisher, 1969)

Page 41: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

21

2.5. OMRI

Alat OMRI ™ image menghasilkan gambar tajam, beresolusi tinggi dengan

bentuk gambar digital dari lubang sumur dengan resolusi 1-in. secara vertikal.

Resolusi ekstra membuat tipis lapisan dan fitur penting lainnya jelas terlihat,

memungkinkan untuk mengidentifikasi karakteristik reservoir yang penting,

termasuk dips struktural dan stratigrafi, sedimen geometri dan tekstur, tekanan

sumur bor dan ketebalan litologi (Haliburton, 2015).

Secara umum, OMRI digunakan untuk menentukan:

1. Retakan alamiah

Dalam water-based muds, retakan menunjukkan resistivitas yang kurang (gelap)

lumpur menempati kekosongan di resistif lebih tinggi yang biasanya lebih

berwarna terang (Gambar. 2.9). Kehadiran retakan yang disebabkan dapat

mempengaruhi log lain dan log interpretasi.

Gambar. 2.9. Retakan (fracture) OMRI Image (Halliburton, 2011)

Page 42: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

22

2. Struktur geologi

Struktur geologi yang bias diidentifikasi adalah Struktur Dip, Patahan (faults),

dan Unconformities.

3. Mineralization

Air yang kaya mineral memadat pada retakan yang kosong. Konstituen

mineral lebih resistif dari batuan sekitarnya (paling sering CaCO3).

Gambar. 2.10. Mineral entry pada OMRI Image (Halliburton, 2011)

4. Hidrokarbon

Sifat gas yang sangat resistif menyebabkan penampilan yang cerah dalam

gambar. Lokasi entri gas dalam contoh ini adalah langsung di atas lapisan

batubara (berwarna terang, resistif lapisan di bagian bawah gambar).

Gambar. 2.11. Hydrocarbon Entry dalam OMRI Image (Halliburton, 2011)

Page 43: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

23

5. Struktur Sendimen

Struktur sedimen yang bias diidentifikasi adalah, ketebalan lapisan dan

distribusi sendimen, Arus endapan, Perbedaan kompaksi, dan Bioturbasi

(burrowing structure). Burrow adalah liang penggalian yang dibuat oleh

hewan dalam sedimen lembut. Burrow biasanya diisi oleh sedimen dari warna

yang berbeda atau tekstur dari sedimen sekitarnya, dan dalam beberapa kasus,

burrow mungkin memiliki timbunan laminasi internal. Burrow kemudian

mengeras, melapuk dan tercetak pada batuan dalam pola seperti tali. Jejak

fosil atau ichnofossils termasuk trek, burrow, jejakan, penggalian, dan tanda

lain yang dibuat di sedimen oleh organisme, disebut sebagai Bioturbasi.

Gambar. 2.12. Burrowing structure pada OMRI Image (Halliburton, 2011)

6. Arah.

Untuk mengetahui lokasi geometri dan tren batuan reservoir, informasi dari

Diagram Rose penting. Diagram ini digunakan untuk menentukan struktur dip

Page 44: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

24

ketika sulit untuk menemukan dari plot panah. Besaran Dip diwakili oleh

lingkaran konsentris.

Plot frekuensi Azimuth, sering disebut rose diagram, diplot pada koordinat

dengan utara sebagai penanda azimuth atas dan berjarak 10 derajat. Panjang

setiap segmen 10 derajat sebanding dengan jumlah dips di interval pada

rentang azimuth, dengan frekuensi nol di pusat. Hasilnya akan berkumpul di

pusat yang menunjukkan pola struktur saat ini. Diagram frekuensi azimuth

adalah alat yang sangat baik untuk menggambarkan bar, terumbu, channel,

dan palung.

Gambar. 2.13. Rose Diagram dalam OMRI Image (Halliburton, 2011)

Page 45: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

BAB III.

GEOLOGI REGIONAL

3.1 Geologi Regional Kutai.

Cekungan Kutai adalah cekungan terbesar (165.000 km2) dan terdalam (12.000-

14.000 meter) di Indonesia, terletak di pantai timur Kalimantan dan daerah

paparan berikutnya. Cekungan Kutai adalah cekungan hidrokarbon Tersier di

mana minyak dan gas yang terperangkap di Miosen dan Pleistosen batupasir.

Cekungan ini terbentuk dan berkembang sebagai akibat dari proses hasil

pemisahan stretch Micro di lempeng Sunda yang menyertai interaksi antara

lempeng Sunda dengan lempeng Pasifik di timur, lempeng India - Australia di

selatan, dan piring di Selatan utara Laut Cina.

3.2 Lempeng Tektonik.

Cekungan Kutai meliputi area seluas 60.000 km2, terletak di pantai timur

Kalimantan, terdiri dari sedimen tersier tumbuh setebal 14 km. cekungan ini

dibatasi oleh semenanjung Mangkalihat di utara, ketinggian yang memisahkan

Cekungan Tarakan, Cekungan Kutai, Paternoster dan Meratus paparan Altitude ke

selatan, Kuching Ketinggian di barat, dan landas kontinen Selat Makassar di

sebelah timur (Gambar. 3.1 ).

Page 46: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

26

Di sisi timur Cekungan Kutai adalah Makassar Basin Utara (Gambar. 3.2) yang

dibatasi oleh dua zona patahan NW-SE, yang Arang dan Sangkulirang di selatan

dan utara masing-masing.

Gambar 3.1. Tectonic 'provinces' map of Borneo (Moss et all, 2015).

Page 47: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

27

Ke selatan adalah Gunung Meratus (Gambar. 3.1), yang terpisah dari Cekungan

Kutai dengan zona sesar Adang (atau Palang Barito tinggi). Bagian barat (atau

atas) dari Cekungan Kutai terhubung ke Barito Basin melalui jalur sempit

sedimen Tersier di daerah tenggara dari Muara Teweh (Gambar 3.1 & 3.2).

Suksesi Tersier dalam Basin Kutai dibagi menjadi fase syn-rift di pertengahan

Eosen, fase sag di Eosen akhir untuk Oligosen dan fase baru dari aktivitas

tektonik dan penurunan dalam Oligosen akhir untuk Miosen. Inversi dimulai

setidaknya sejak akhir awal Miosen dan mungkin pada awal Oligosen-an

Melanjutkan erosi dari dalam terhadap Miosen dan Pliosen hasil aktivitas tektonik

dalam deposisi delta.

Gambar.3.2. Peta lokasi Cekungan Kutai (Moss et all, 2015)

Page 48: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

28

3.3 Struktur Basin.

1. Basement

Cekungan Kutai basement terdiri dari jenis 3 batu yang mewakili setiap

proses, yaitu: a) Asosiasi batuan sedimen yang telah diubah dan menunjukkan

tingkat variasi metamorfosis. b) Batuan dasar beku terkena di daerah hulu

sungai Mahakam, merupakan hasil dari proses vulkanik yang terjadi di semua

Awal Eosen - Eosen Tengah. c) Pre-Tersier basement vulkanik ditembus oleh

sumur Gendring (Kutai Tenggara). Berdasarkan kalender, batuan ini

terbentuk pada zaman Cretaceous Awal.

2. Boh Beds

Lapisan tertua tersier adalah Boh Beds, disusun oleh serpih, batulanau dan

batupasir halus. Lapisan ini Awal usia Eosen Tengah, ditunjukkan dengan

kehadiran foraminifera Globorotalia bullbrooki di daerah hulu Sungai

Mahakam, Boh Sungai lokal di Mangkalihat, dan Bagian utara cekungan

adalah area Bungalun, Tabalar, dan sungai Karang.

3. Keham Kalo beds

Di tengah Eosen sampai Eosen, fase regresi yang kuat menunjukkan batuan

klastik dan dilanjutkan dengan sendimentasi laut di Eosen akhir sampai

oligosen awal. Keham Kalo dibuat oleh batu pasir dan konglomerat yang

tebal di daerah barat kutai cekungan, sekitar 1400-2000m.

4. Atan Beds

Di atas Keham Kalo berdasarkan serpih dan batu lempung dengan Eosen

terakhir sampai olygosen awal. Ketebalan antara 200-400m dan kaya

foraminifera.

Page 49: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

29

5. Marah Formation.

Formasi Marah di oligosen akhir diatas Atan Beds dengan formasi

ketidakselarasan karena fase tektonik kuat dan mengubah arah batu sendimen

dari selatan ke barat. Proses menerjemahkan pola tercermin dari sistem

sendimentasi Kutai cekungan sampai sekarang. Marah pembentukan terdiri

dari batu pasir, konglomerat, dan sedikit klastik vulkanik dengan batubara

dan shale. Batu klastik ini berasal dari delta Sungai Mahakam. Ketebalan

formasi Marah adalah 120m.

6. Pamaluan Formation.

Formasi Pamaluan yang merupakan unit dari batu lanau laut di akhir Kala

Oligosen, yang merupakan paket transgresif deposisi. Ketebalan formasi ini

mencapai 1000m.

7. Bebulu group.

Di atas Formasi Pamaluan ada formasi batu kapur yang mengendap dari

formasi Marah. Kapur merupakan platform lebih dari setengah Cekungan

Kutai dengan ketebalan 100-200. Formasi berakhir dengan pembentukan

Pulau Balang dengan fasies berubah di lateral. Formasi Pulau Balang

ditumpuk dengan batu kapur, serpih, dengan campuran kapur dan batu pasir.

Unit ini memiliki ketebalan sekitar 1500m.

8. Balikpapan Group

Miosen Tengah zaman dimulai dengan deposisi tidak selaras pada formasi

batu gamping Formasi atas Maruat yaitu bersamaan dengan pembentukan

Mentawir Gelingseh selaras dengan perubahan fasies lateral (Koesomadinata,

1980). Pembentukan Mentawir terdiri dari batu pasir dengan ukuran butir

Page 50: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

30

halus-sedang, persimpangan dengan batulempung, batulanau, serpih, dan

batubara.

9. Kampong Baru Formation.

Kala kisaran Pliosen. Pembentukan Kuarter dimulai dengan pengendapan

sepanjang rentang Pliosen yang tidak selaras dengan Balikpapan grup.

Formasi ini terdiri dari batu pasir, batulanau, serpih, dan kaya akan batubara.

Unit klastik kasar lebih berkembang di bagian bawah formasi dengan

berbagai ketebalan 30-120 m.

10. Mahakam Group.

Kala Pleistosen-Resen ditandai dengan pengendapan delta. Formasi ini

diendapkan bersamaan dengan Unit fasies laut yang berkembang ke arah

lepas pantai, yang dikenal sebagai formasi Attaka. Bagian atas dari formasi

ini mencerminkan proses Mahakam Delta sistem deposisi hari ini (BPPKA

Pertamina, 1997).

Page 51: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

31

Gambar 3.3. Cekungan Kutai Stratigraphic dan Tectonic Plate (BPPKA Pertamina,

1997).

Page 52: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

32

3.4 Petroleum System Cekungan Kutai.

3.4.1 Batuan Sumber (Source Rock)

Menurut Allen and Chambers, (1998), Mahakam memiliki tiga jenis batuan yang

dapat menjadi batuan induk: batubara, tanah liat organik dan batulempung laut.

Batubara dan tanah liat organik dapat dikaitkan dengan lingkungan pengendapan

delta fluvial sementara batu limestone yang terkait dengan lingkungan delta front.

Persentase batubara di Delta Mahakam lebih besar dari tanah liat organik dan

limestone, yang sejalan dengan jumlah sedimen gambut besar dan Delta

Mahakam secara geografis terletak di khatulistiwa daerah. liat organik diendapkan

pada lingkungan delta-plain sampai delta front memiliki bahan organik yang

berasal dari transportasi tetap tanaman.

Gambar. 3.4. Source Rock dan Fasies distribution dari Delta Mahakam (Allen and

Chambers, 1998).

Page 53: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

33

Cekungan Kutai ada dua jenis batubara, diidentifikasi yaitu tipe lipnitic (lebih

mungkin minyak) dan vitrinic (lebih mungkin gas). Nilai persentase relatif antar

batubara yang terkandung dalam cekungan Kutai dipengaruhi oleh jumlah

akomodasi sedimen cukup besar dan lokasi geografis dari delta Mahakam terletak

sekitar garis khatulistiwa. Batubara ini memiliki nilai Total Karbon Organik

(TOC) sekitar 65%, Genetic Potensial (GP) dari 175 mg/g dan Hidrogen Indeks

(HI) yang lebih besar 250. Dilihat dari data di atas, jenis hidrokarbon yang

terbentuk pada Kutai rendah adalah cekungan minyak.

3.4.2 Migrasi Hidrokarbon (Hidrocarbon Migration)

Migrasi pada Cekungan Kutai adalah migrasi hidrokarbon dominan lateral, tanpa

kontrol kuat dari transportasi regional. Batuan yang di lingkungan Delta efisien

didistribusikan dari batupasir channel-channel dan mouth bar. Unconformity

antara delta-frontbar dan channel juga terjadi pada migrasi hidrokarbon dengan

kisaran yang relatif luas. Sementara batu pasir terisolasi, hidrokarbon akan

terjebak oleh perangkap stratigrafi. Allen dan Chambers (1998) menulis tentang

migrasi hidrokarbon di daerah Semberah Cekungan Kutai. Kesimpulannya adalah

bahwa zona generasi minyak (Ro = 0,6), dan minyak telah mencapai di bawah

kedalaman 700m.

3.4.3 Reservoir.

Akumulasi minyak dan gas yang terkandung di daerah Mahakam umumnya

ditemukan di reservoir Miosen Tengah sampai Miosen Akhir, tidak terlalu banyak

karbonat mengandung cadangan hidrokarbon dan akumulasi hidrokarbon juga

Page 54: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

34

dapat ditemukan di deposisi turbidit. Minyak di darat (onshore) umumnya terdiri

dari sedimen fluvial dan channel, di mana jarak distribusi antara channel dan

jumlah batupasir sedimen sangat mengontrol konektivitas dari reservoir-reservoir

yang menjadi reservoir daerah telitian. Kelompok Mentawir dalam Formasi

Balikpapan. Reservoir lepas pantai (offshore inner) terdiri dari sedimen bawah

sedimen delta plain dan delta front. Reservoir pada sedimen deltafront terdiri dari

mouth bar. Reservoir di daerah lepas pantai ke laut dalam biasanya terdiri dari

deposit turbidit batupasir dengan silt.

3.4.4 Perangkap (Seal dan Trap)

Ladang minyak dan gas yang terletak di Delta Mahakam memiliki perangkap

struktural dan stratigrafi. Reservoir dalam bentuk deposisi fluvial, channel dan

mouthbar biasanya terletak di sisi dari antiklin, dan juga dapat muncul sebagai

campuran perangkap antara struktur dan stratigrafi. Komponen stratigrafi muncul

di utara dan selatan sungai Mahakam modern, di mana paleo-channel sumbu

miring terhadap struktur.

Page 55: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

BAB IV

METODOLOGI

4.1. Waktu dan Jadwal

Penelitian ini dilakukan pada:

Tanggal: 15 Agustus – 15 Oktober 2015

Tempat: Halliburton Indonesia, Taman Tekno – Kawasan Industri dan Pergudangan.

Blok D1 No. 1, Sektor XI BSD City.

4.2. Alat

Penelitian ini membutuhkan:

1. DecisionSpace Petrophysics software

2. Data LAS

3. Data OMRI Image

4. Data Mudlog

5. Peta Geologi regional dan Peta Stratigrafi

6. Corel draw graphic software

4.3. Prosedur Penelitian

4.3.1. Analisis Petrofisika

Analisa ini dilakukan untuk menemukan jenis fluida dan area produktif.

Page 56: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

36

4.3.2. Interpretasi Mudlog

Interpretasi mudlog dibutuhkan untuk analisis fasies. Termasuk interpretasi

mineral yang terkandung, karakter batuan, material organik dan ukuran butir.

4.3.3. Interpretasi OMRI

Gambar OMRI diinterpretasikan untuk analisis fasies. Termasuk ukuran butir dari

mineral, dan sejarah dan model pengendapan.

4.3.4. Analisis Fasies

Analisis batu pasir untuk mengetahui pengendapan likal dan lingkungan

pengendapan pada saat lapisan terbentuk.

4.3.5. Analisa Paleocurrent

Untuk menjelaskan sejarah pengendapan.

4.4. Diagram Alir Penelitian.

Page 57: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

37

Mulai

Las Data

(GR, Resistivitas,

N-D)

Data Mudlog Data OMRI

Decision Space

Petrophysics

Kuantitatif Kualitatif

Analisis

Petrofisika

Analisis

Mineralogi

Model

pengendapan

Properti Batuan

Butir dan ukuran

warna

Kalkarus

Material Organik

Lapisan batuan

Butir dan ukuran

Retakan Tektonik

Pergerakan Fluida

Pergerakan Mineral

Aktivitas Biologi

Aliran pengendapan

Sejarah pengedapan

Interpretasi

Fasies

analisis

Paleocurrent

Selesai

Jenis fluida pengisi

Triple combo track

Page 58: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Penelitian ini menunjukkan bahwa:

1. Pemodelan geofisika bisa digunakan untuk menentukan kuantitas dan kualitas

pengendapan dan perpindahan sendimen pada Delta Mahakam, Area Kutai,

lapangan X. Model ini menggambarkan formasi dari lingkungan pengendapan

dari mouth bar, natural levee, distributary channel dan bagian lain dari sistem

delta yang dapat diidentifikasi.

2. Dengan mengetahui sejarah paleocurrent dan pengendapan sendimen,

penelitian ini dapat meningkatkan jumlah zona dan karakter fasies pada

batuan reservoir, mengetahui besar porositas dan tipenya, mengenali gambar

fasies pada lingkungan pengendapan dan menandai lingkungan fasies yang

berhubungan serta memprediksi bentuk model pengendapan dari lapangan X.

3. Pemodelan dapat memperkirakan formasi distibutary channel, bioturbasi dan

arah pengendapan. Jika aliran dan fase formasi distibutary channel

mengalami kelimpahan, bagian delta yang setengah berair dimulai dari

mouth bar ke channel pengisi. Ketika aliran berlanjut, distributary channel

yang paling besar memunculkan Levee. Jika model pengendapan mulai

Page 59: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

84

terbentuk, distributary channel yang baru akan mengambail alih prosesi ini

hingga mencapai bagian marine dan terus berlanjut.

4. Berdasarkan penelitian maka didapatkan hasil bahwa bagian utara kutai

basin pada delta mahakam merupakan highly construction delta, bergradien

rendah, mud-dominant delta plain. Merupakan delta plain yang dibentuk

oleh gradien rendah yang didiminasi sungai dan merupakan tipe delta dengan

basin pasif dan ruang endap yang besar. Dari peta endapan sedimen yan telah

diteliti, mahakam utara adalah fluvial dominated delta yang berasosiasi

dengan tide dan wave.

6.2. Saran

Untuk penelitian lebih lanjut makan disarankan untuk:

1. Mengembangkan penelitian menuju tahap pemodelan lebih lanjut dengan

dukungan data seismik refleksi yang memungkinkan interpretasi lebih luas

terhadap model transgresi dan regresi, pasang surut air laut dan kelimpahan

fluvial dari continent atau sungai.

2. Menambahkan data petrofisika pendukung seperti poro-core, X-ray

diffraction akan memperkuat hasil analisa dan memperluas wilayah yang

dapat diterjemahkan sebagai channel dan berpotensi hidrokarbon.

Page 60: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

DAFTAR PUSTAKA

Allen, G.P., dan Chambers, John L.C., 1998, Sedimentation In The Modern And Miocene

Mahakam Delta, Jakarta, Indonesia, AAPG.

Boggs, S.Jr., 1987, Principles of Sedimentology and Stratigraphy, Merrill Publishing

Company, USA.

Coleman, J.R. dan Prior D.B., 1982, Deltaic Environtment of Deposition, Scholle, AAPG.

Davis, G.H., dan Coney, P.J., 1983, Geologic Development of the Coldileran

Methamorpic Core Complex, California, AAPG.

Fisher, D.E., 1963, The Fluorine Content in Meteorite, Geophysics Research, Acta.

Friedman, G.M., dan Sanders J.E., 1978, Principles of Sedimentology, Wiley, New York.

USA.

Halliburton., 2015, Basic Imaging Training, Jakarta, Indonesia.

Harsono, Adi., 1993, Pengantar Evaluasi Log, Schlumberger Data services, Jakarta.

Harsono, Adi., 1994, Teknik Evaluasi Log, IATMI.

Page 61: Fenty Ria Maretta - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/24239/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · mengandung hidrokarbon dibawa oleh badan delta dan dipengaruhi oleh kekuatan

Harsono, Adi, 1997. Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log, Edisi Revisi-8 Mei 1997. Jakarta:

Schlumberger Oilfield Service.

Koesoemadinata, R.P., 1980, Geologi Minyak dan Gas Bumi, Jilid 1 dan 2, Departemen

Teknik Geologi, Institut Teknologi Bandung, Bandung, Indonesia.

Moss, B., 2005, Nitrate Avaibility dan Hysdropyte Species Richness in Shallow Lakes,

Reprinted by AAPG.

Pertamina, BPPKA., 1997, Petrology of Indonesian Basins; Principles, Method, and

Aplications, South Sumatera, Indonesia, Volume X.

Rider, Malcolm., 2002, The Geological Interpretation of Well Logs 2nd

Edition, revised

2002, Scotland: Whittles Publishing, United Kingdom.

Scruton., 1960, Delta Building dan Celtaic Sequence, Tulsa, Reprinted permission by

AAPG,

Selley, Richard C., 1985, Ancient Sedimentary Environments, Cornell University Press,

Ithaca, New York, USA.

Walker, R.G., dan James, N.P., (eds), 1992, Facies Models. Response to Sea Level

Change, Canada, Second Edition.