fenomena sosial barat

download fenomena sosial barat

of 30

Transcript of fenomena sosial barat

  • 8/16/2019 fenomena sosial barat

    1/30

    - fenomena sosial barat

    - kejahatan di masyarakat barat

    - agama, akhlak dan budaya- barat atas kebebasan pribadi

    - posisi islam di peradaban barat

      (ndonesian.irib.ir/ranah/sosialita/item/94875-pegida,-fenomena-islamophobia-di-

    eropa)

    Fenomena sosial barat

    Gerakan anti-imigran dan anti-Islam di Eropa memilikikesamaan konsepsi. Partai sayap kanan moderat yang tidakbisa menyuarakan sikap anti-Islamnya, bersembunyi di baliktopeng gerakan anti-imigran, dan menciptakan berbagaipembatasan terhadap para imigran dengan target melancarkanIslamophobia.

    Beberapa tahun lalu, Kanselir Jerman, Angela erkel mengakuikegagalan ter!u"udnya mutikulturalisme di Eropa, terutamaJerman. Kemudian, pernyataan kanselir Jerman tersebut "ugadibenarkan oleh #icolas $arko%y yang saat itu men"abatsebagai presiden Prancis, dan perdana menteri Inggris, &a'id(ameron. $ebelumnya, multikulturalisme men"adi proyek prestisiusnegara-negara Eropa sebelum dinilai gagal penerapannya oleh

    para pe"abat tinggi mereka sendiri. Kini, alih-alih menciptakankeragaman budaya dan kehidupan yang harmonis antarbangsadan budaya yang beragam di Eropa, Para pe"abat negara Eropa "ustru menelorkan prakarsa baru dengan menggulirkan IslamEropa, dan menyatukan budaya uslim Eropa denganmasyarakat Barat. Berdasarkan prakarsa tersebut, uslimEropa harus hidup dengan tatanan budaya Eropa. &alam se"umlah prakarsa disebutkan mengenai penggabunganimigran dalam budaya Jerman. $alah satunya, prakarsa bagi

    imigran untuk berbicara dengan bahasa Jerman di rumahmereka. $elain itu, pembatasan di sekolah uslim dalampenggunaan bahasa Arab dengan alasan menghadapi ancamanradikalisme dan esktremisme. 

  • 8/16/2019 fenomena sosial barat

    2/30

    $ebagian prakarsa tersebut bukan hanya sekedar konsep diatas kertas sa"a, tapi dengan berlalunya !aktu men"adiundang-undang yang meningkatkan tekanan terhadap imigrandan eskalasi Islamophobia. (ontoh paling nyata adalah

    larangan bagi guru berhi"ab di sekolah-sekolah negeri diJerman. Pemerintah Barat "uga terus menerus menyebarkan citra burukmengenai Islam dan uslim yang mereka identikkan denganteroris. Barat mengaitkan aksi teroris I$I$ dan al-)aedadengan agama Islam. Padahal Islam se"ati menyebarkanperdamaian, keadilan dan kasih sayang. Propaganda masi* Islamophobia di Eropa menyulut lahirnya

    media satir anti-Islam seperti (harlie +ebdo yang membuatkartun menistakan asulullah $a!. Ironisnya, terbitnya kartunyang menghina asulullah $a! tersebut berlindung di balikkebebasan berekspresi. api pada saat yang sama menerapkanstandar ganda dengan membatasi akti'itas beragama uslimdi Eropa. ahirnya Pegida, bukan hanya sebatas menentangkehadiran imigran, tapi "uga bukti nyata dukungan pemerintahdan media Barat terhadap gerakan anti-Islam di Eropa.

    Kejahatan dimasyarakat barathttp/00indonesian.irib.ir0islam0sorot0item012342-Ke"ahatan5ak*iri5dan5$tandar5Ganda5Barat

    Kebijakan standar ganda Barat semakin tampak jelas di dunia seiring berlanjutnya

    krisis berdarah di Suriah. Barat menuding pemerintah Suriah menggunakan senjata

    kimia dan menciptakan kegaduhan politik dan propaganda media untuk

    mengotorisasi serangan militer ke negara Arab itu. Namun, Barat ? yang mengaku

    mencintai nilai-nilai kemanusiaan dan HA ? menutup mata dari kejahatan yang

    dilakukan oleh kelompok Sala! yang bera!liasi dengan Al "aeda di Suriah. #ika

    kejahatan teroris $ak!ri itu menimpa salah seorang dari masyarakat Barat, maka

    pemberitaan besar-besaran tentang kejahatan itu akan menghiasi media-media

    dunia.

    asyarakat dunia mungkin masih ingat peristi%a yang menimpa beberapa

    masyarakat Barat selama pendudukan &rak. 'ada %aktu itu, kelompok Sala!

    menyandera beberapa %arga Barat dan membunuh mereka secara keji. enyusul

  • 8/16/2019 fenomena sosial barat

    3/30

    peristi%a itu, Amerika Serikat melakukan propaganda luas untuk membenarkan

    berlanjutnya pendudukan &rak. Sekarang, $ak!ri di Suriah terlibat kejahatan yang

    puluhan kali lipat lebih besar dari &rak, tapi kejahatan itu hanya mendapat sorotan

    minim dari media-media Barat.

    Ada dua alasan utama terkait kebijakan standar ganda Barat dalam membela hak

    asasi manusia dan demokrasi di dunia. Alasan pertama, pemerintah-pemerintah

    Barat terutama AS selama dua dekade lalu melakukan inter(ensi di sejumlah negara

    dunia di ba%ah kedok bantuan kemanusiaan. )an alasan kedua, negara-negara Barat

    seperti &nggris dan 'erancis berusaha menjusti!kasi kebijakan gila perang mereka

    melalui program tersebut. ereka dengan alasan perang kontra-terorisme,

    menyerang A*ghanistan dari udara dan darat, sementara &rak diduduki dengan dalih

    kepemilikan senjata pemusnah massal.

    +arga sipil di A*ghanistan, 'akistan dan aman dibantai dengan alasan

    menghancurkan basis-basis kelompok teroris dengan pesa%at tanpa a%ak. Akan

    tetapi rakyat Suriah telah menjadi korban dari dua arah, mereka menjadi korban

    kejahatan kelompok $ak!ri dan juga korban pemerintah-pemerintah Barat. Barat darisatu sisi mengaku ingin menegakkan demokrasi dan melindungi rakyat Suriah dari

    pemerintahan Bashar al-Assad, tapi dari sisi lain menutup mata mereka dari

    kejahatan-kejahatan kelompok $ak!ri.

    Barat selain tidak mereaksi kekejaman yang dilakukan oleh kelompok $ak!ri di

    Suriah, tapi sebaliknya, mereka memberikan dukungan politik, !nansial dan militer

    kepada anasir teroris tersebut. $ak!ri tidak memiliki kekuatan untuk menghadapi

    tentara Suriah dalam dua tahun terakhir jika tanpa dukungan Barat dan sekutu

    regionalnya seperti $urki, Arab Saudi dan "atar. Sebagian besar militan di Suriah

    didatangkan dari negara-negara lain dan mereka mendapat pelatihan di kamp-kamp

    militer di $urki dan ordania. )an kemudian mereka dikirim ke Suriah dalamkelompok-kelompok yang terorganisir.

    'ada dasarnya, pemerintah-pemerintah Barat terlibat langsung dalam pelatihan

    kelompok $ak!ri untuk membantai %arga sipil Suriah. Barat mengesankan dirinya

    sebagai pembela rakyat Suriah dan ingin mendapatkan mandat untuk menyerang

    negara itu dengan mengangkat isu-isu seperti penggunaan senjata kimia oleh

    pemerintah )amaskus. 'adahal, mereka sendiri berperan dalam membunuh rakyat

    Suriah melalui anasir-anasir $ak!ri.

     $entu saja, perilaku keji dan pemikiran kaku para ekstrimis dan militan $ak!ri tidak

    ada hubungannya dengan &slam. &slam adalah agama kasih sayang, perdamaian dan

    kemanusiaan. Nabi uhammad Sa% senantiasa mengajak umat &slam untukberakhlak mulia dan bersikap penuh kasih sayang bahkan kepada non-uslim. Beliau

    Sa% dalam berbagai kesempatan, me%asiatkan umat &slam untuk berlaku adil dan

    baik dengan para ta%anan. &mam Ali as di penghujung hayatnya, juga me%asiatkan

    putra-putranya untuk bertindak adil terhadap orang yang telah menghunuskan

    pedang atasnya.

    'ara pemimpin agama &slam adalah simbol rahmat, kasih sayang, dan pemaa*. leh

    karena itu, mustahil &slam memerintahkan umatnya untuk menebarkan kekerasan

  • 8/16/2019 fenomena sosial barat

    4/30

    dan memenggal kepala manusia lain atau membakar mereka karena perbedaan

    keyakinan. &slam juga mustahil mengiinkan umatnya untuk menyeret anak-anak dan

    remaja ke tiang gantung dengan alasan balas dendam.

    Salah satu *aktor tersiarnya &slam pada tahun-tahun pertama dak%ah adalah akhlak

    mulia dan kasih sayang /asul Sa% dalam berinteraksi dengan masyarakat dan

    bahkan dengan musuh-musuh &slam. /asul Sa% pada tahun-tahun pertama

    pengutusan di ekkah, mendapat pelecehan dan siksaan dari %arga setempat.

    )ikisahkan bah%a seorang ahudi ekkah kerap meludahi %ajah Nabi Sa% setiap kali

    berpas-pasan di lorong kota. 'ada suatu hari, Nabi Sa% tidak mendapati lagi orang

     ahudi tersebut. Setelah bertanya kesana-sini, akhirnya Nabi Sa% tahu bah%a orang

    itu sedang jatuh sakit. Beliau pun memutuskan untuk menjeguk ahudi itu.

    Keagungan akhlak Nabi Sa% telah meluluhkan hatinya. &a pun memeluk Nabi Sa%

    dan menyatakan masuk &slam.

    &slam yang diagung-agungkan oleh kelompok $ak!ri dan sebagian Sala! adalah

    sebuah ajaran &slam yang telah disele%engkan. &slam hakiki sama sekali tidak

    mengiinkan umatnya untuk mengka!rkan kelompok lain dan menyakiti merekaapalagi sampai membunuh antar-sesama. #ihad dalam &slam hanya dibolehkan ketika

    ada kasus agresi terhadap agama, tanah air dan kehormatan kaum uslimin.

    )ak%ah merupakan poros dasar dalam menyebarluaskan agama &slam. /asul Sa%

    memilih hijrah ke adinah setelah mendapat tantangan yang hebat di ekkah dan

    ancaman terhadap keselamatannya. Semua tantangan itu menghalangi dak%ah

    beliau di kota tersebut. Namun delapan tahun kemudian, /asul Sa% dengan bala

    tentaranya kembali ke kota ekkah, tapi berbeda dengan penantian semua orang,

    beliau malah menjamin keamanan %arga ekkah. Salah satu tempat yang dijamin

    keamanannya adalah rumah Abu Su*yan, pemimpin usyrik ekkah.

    'erlu diketahui bah%a Abu Su*yan tak pernah berhenti menentang misi dak%ah NabiSa% dan ia juga telah memimpin beberapa perang terhadap umat &slam. 'ada

    peristi%a perang 0hud, istri Abu Su*yan memakan jantung Hamah, paman Nabi Sa%.

    Akan tetapi, /asul Sa% menjadikan rumah orang tersebut sebagai tempat yang aman

    dalam penaklukan kota ekkah.

    Nabi Sa% adalah sosok yang penuh kasih sayang, kelembutan, cinta kepada

    kemanusiaan dan pemaa*. 1alu, bagaimana kelompok $ak!ri bisa melakukan

    kejahatan mengerikan dan membantai orang-orang tak berdosa di Suriah? $ak ada

    ri%ayat dan ayat al-"uran yang mengiinkan kejahatan seperti itu. 'ada dasarnya,

    pemerintah-pemerintah Barat meman*aatkan kejahatan $ak!ri untuk beberapa

    kepentingan. ereka menggunakan beberapa kasus kejahatan $ak!ri untukmengesankan &slam sebagai agama kekerasan.

    Barat juga berupaya menyeret rakyat Suriah dalam krisis berkepanjangan dengan

    memberi dukungan politik, !nansial dan militer kepada kelompok $ak!ri untuk

    melakukan kejahatan di Suriah. Namun setelah pemberontak Suriah tidak mampu

    menghadapi kekuatan militer Assad, akhirnya Barat dengan berbagai alasan

    mengangkat %acana serangan militer ke Suriah. )ari sisi lain, AS memperkeruh

  • 8/16/2019 fenomena sosial barat

    5/30

    suasana dengan memperuncing kon2ik Sunni-Syiah yang ditandai dengan

    meningkatnya serangan-serangan terhadap komunitas Syiah di Suriah.

    agama, akhlak dan budaa

    barat memandang agama tidak penting

    Pada saat ini banyak penduduk di barat hususnya di Jerman yang keluar dari Agamanya

    atau dari Gereja. Para Uskup Gereja Katolik di Jerman merasakan kepahitan hati, karena

    banyaknya umat Kristen yang keluar dari Kegerejaan.Dari tahun 1992 sampai sekarang terus

    menerus umat Kristen keluar dari Kegerejaan , ini berarti pemasukan pajak Gereja semakin

    mengurang.Berita ini juga disampaikan oleh Kegerejaan Protestan atau Evangelis. Nama

    Agama Islam pada saat ini di mata warga Eropah tidak positif.Dengan banyak terjadinya

    Teror Teror yang disebabkan oleh Umat Islam telah menjelekan nama Islam. Kenapa banyak

    orang disini tidak mau masuk ke satu Agama atau Agama itu tidak penting. Banyak yang

    mengatakan bahwa dirinya percaya kepada Tuhan , tetapi tidak perlu masuk satu

    Agama.Ada juga yang meninggalkan kepercayaan kepada eksistensi Tuhan. Alasan alasan

    yang terutama diberikan adalah : 1.Keharusan membayar Pajak Gereja. 2.Memandang para

    Pendeta ( Pastor/ Priester ) di Gereja tidak sebagai Manusia yang betul mengabdi kepada

    Tuhan , tetapi sebagai pekerja Gereja yang mendapat gajih yang cukup tinggi. 3.Banyaknya

    Skandal di Kegerejaan yang menjatuhkan nama Agama Kristen. 4.Ke fanatikan beragama

    dipandang tidak menyehatkan cara berpikir manusia.Karena Agama timbul Dendam,

    Kebencian antar umat yang beragama sampai tirjadi perselisihan, peperangan, pembunuhan

    antar umat yanberagama dan terutama pada ahir ahir ini Teror Teror yang mengakibatkan

    terbunuhnya manusia yang tak berdosa. 5. Tidak mempercayai adanya Tuhan , karena

    menganggap bahwa Tuhan tidak membuktikan pernah menolong, melindungi Manusia yang

    sedang kesusahan, kelaparan atau ditimpa malapetaka. Tuhan membiarkan umatnya saling

    membunuh seperti yang terjadi di Suriah di saat ini. 6.Jangji Allah yang tak dipenuhi, artinya

    seseorang yang berbuat baik , berlaku sesuai yang Allah inginkan ,tidak berarti hidupnya

    terjamin untuk mendapat keberkahan Allah , hidup baik didunia ini. 8 Status kaum Wanita di

    dunia Agama dibawah laki laki terutama di Islam , tetapi juga dulu di dunia Katolik.

    9.Seksualitas di Katolik untuk para Imamnya dilarang, di Islam kebalikannya boleh

    Poligami.Padahal kedua Agama ini sumbernya sama yaitu dari Nabi Ibrahim. Pada umumnya

  • 8/16/2019 fenomena sosial barat

    6/30

    di Eropah atau hususnya di Jerman masah bodoh terhadap kaum yang beragama, selama

    tidak melakukan kekerasan , kerusuhan yang menggangu ketentraman kehidupan disini.

    Membangun Pagoda, Candi, Vihara atau Mesjid tidak dilarang .Tidak ada Mesjid atau Vihara

    yang dibakar atau penganutnya yang ditusuk pisau. Penulis sendiri yang hidup disini dan

    percaya adanya Allah ,sukar untuk memberikan komentar terhadap orang orang yang

    menjauhi Agama ini, karena memang apa yang terjadi di Kegerejaan atau di Agama Islam

    tidak bisa disangkal. Ya Allah tunjukanlah Kebesarammu, sudah tiba saatnya mereka untuk

    mengetahui siapa Engkau ini..Engkau yang Maha Kuasa, Pengasih dan Penyayang.

    Selengkapnya :http://www.kompasiana.com/hilma/pandangan-orang-barat-kenapa-agama-

    itu-tidak-penting_551102c9813311363abc7118

    https://kobongobong.wordpress.com/2011/12/27/kebudayaan-barat/

    Budaya Barat 3kadang-kadang disamakan dengan peradaban

    Barat atau peradaban Eropa4, mengacu pada budaya yang berasal 5ropa.

    &stilah 6budaya Barat7 digunakan sangat luas untuk merujuk pada %arisan norma-

    norma sosial, nilai-nilai etika, adat istiadat, keyakinan agama, sistem politik, arte*ak

    budaya khusus, serta teknologi. Secara spesi!k, istilah budaya Barat dapat ditujukanterhadap8

    • 'engaruh budaya Klasik dan /enaisans unani-/oma%i dalam hal seni, !lsa*at,

    sastra, dan tema hukum dan tradisi, dampak sosial budaya dari periode migrasi dan

    %arisan budaya Keltik, #ermanik, /omanik, Sla(ik, dan kelompok etnis lainnya, serta

    dalam hal tradisi rasionalisme dalam berbagai bidang kehidupan yang dikembangkan

    oleh !loso! Helenistik, skolastisisme, humanisme, re(olusi ilmiah dan pencerahan,

    dan termasuk pula pemikiran politik, argumen rasional umum yang mendukung

    kebebasan berpikir, hak asasi manusia, kesetaraan dan nilai-nilai demokrasi yang

    menentang irasionalitas dan teokrasi.

    • 'engaruh budaya Alkitab-Kristiani dalam hal pemikiran rohani, adat dan dalam

    tradisi etika atau moral, selama masa 'asca Klasik• 'engaruh budaya 5ropa Barat dalam hal seni, musik, cerita rakyat, etika dan

    tradisi lisan, dengan tema-tema yang dikembangkan lebih lanjut selama masa

    /omantisisme

     

    Konsep budaya Barat umumnya terkait dengan de!nisi klasik dari )unia Barat.

    )alam de!nisi ini, kebudayaan Barat adalah himpunan sastra, sains, politik, serta

    prinsip-prinsip artistik dan !loso! yang membedakannya dari peradaban lain.

    http://www.kompasiana.com/hilma/pandangan-orang-barat-kenapa-agama-itu-tidak-penting_551102c9813311363abc7118http://www.kompasiana.com/hilma/pandangan-orang-barat-kenapa-agama-itu-tidak-penting_551102c9813311363abc7118http://www.kompasiana.com/hilma/pandangan-orang-barat-kenapa-agama-itu-tidak-penting_551102c9813311363abc7118http://www.kompasiana.com/hilma/pandangan-orang-barat-kenapa-agama-itu-tidak-penting_551102c9813311363abc7118

  • 8/16/2019 fenomena sosial barat

    7/30

    Sebagian besar rangkaian tradisi dan pengetahuan tersebut umumnya telah

    dikumpulkan dalam kanon Barat. &stilah ini juga telah dihubungkan dengan negara-

    negara yang sejarahnya amat dipengaruhi oleh imigrasi atau kolonisasi orang-orang

    5ropa, misalnya seperti negara-negara di benua Amerika dan Australasia, dan tidak

    terbatas hanya oleh imigran dari 5ropa Barat. 5ropa $engah juga dianggap sebagai

    penyumbang unsur-unsur asli dari kebudayaan Barat.Beberapa kecenderungan yang dianggap mende!nisikan masyarakat Barat moderen,

    antara lain dengan adanya pluralisme politik, berbagai subkultur atau budaya

    tandingan penting 3seperti gerakan-gerakan 9aman Baru4, serta peningkatan

    sinkretisme budaya sebagai akibat dari globalisasi dan migrasi manusia.

    Pengertian Puraitas Budaya

    'luralitas budaya sering disamakan dengan istilah multikulturalisme, dua istilah

    tersebut memang memiliki makna yang mirip. Akan tetapi, multikulturalisme

    merupakan paham atau ideology yang menganjurkan masyarakat untuk menerima

    dan menganggap keanekaragaman budaya adalah hal yang ada dalam suatu

    %ilayah. Ada pula istilah pluralitas kebudayaan. enurut Koentjaraningrat, pluralism

    kebudayaan adalah dua macam tradisi kebudayaan atau lebih yang membagi

    masyarakat kedalam golongan sosial yang berbeda-beda. enurut 5. B. . $ylor

    kebudayaan merupakan sesuatu yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni,

    kesusilaan, hukum adat istiadat kesanggupan, serta kebiasaannya, maka dengan

    adanya pluralitas budaya dalam suatu negara diperlukan nilai dan norma budaya

    untuk mengatur unsur-unsur yang mencakup dalam kebudayaan tersebut.

    Budaya !oka sebagai "kar #ebudayaan $asiona

    )i dalam !lsa*at hidup: pandangan hidup etika, dan keari*an lokal masyarakat

    pemiliknya misalnya dalam bahasa ja%a terdapat istilah memayu, hayuningba%ono,

    yang berarti persahabatan dengan tempat tinggal melalui penjagaan kelestarian dan

    keserasian alam sekitar. 'uncak-puncak keanekaragaman kebudayaan.Pengaruh #ebudayaan "sing %erhadap #ebudayaan !oka

    Kebudayaan asing adalah kebudayaan yang hidup dan dimiliki oleh masyarakat diluar

    bangsa &ndonesia. Kebudayaan asing sering dianggap sebagai kebudayaan yang

    datang dari masyarakat barat, yaitu bangsa 5ropa, Amerika, #epang, ;ina, &ndia,

     $imur $engah dan sebagainya. asuknya budaya asing antar lain yang berkaitan

    dengan penerapan teknologi membuat budaya lokal mengalami perubahan.

    enurut Koentjaraningrat, pengaruh kebudayaan asing yang ada di &ndonesia dapat

    dilihat sebagai berikut8

    Pengaruh kebudayaan Hindu

    Kebudayaan Hindu masuk &ndonesia sekitar ke

  • 8/16/2019 fenomena sosial barat

    8/30

    'antai 0tara #a%a, dan Sula%esi Selatan. Begitu juga dengan daerah seperti

    Sumatera, dan 'antai Kalimantan yang mengalami proses dan pengaruh yang sama.

    Pengaruh Kebudayaan Eropa

    'engaruh kebudayaan 5ropa di &ndonesia dimulai dengan adanya kolonialisme dan

    kapitalisme bangsa 5ropa seperti Belanda dan 'ortugis. Belanda misalnya,

    menguasai beberapa pusat pemerintahan dan juga kota-kota pemerintahan sepertikota pro(insi, kota kabupaten dan kota distrik. Kebudayaan asing secara tidak

    langsung juga berpengaruh terhadap kebudayaan nasional kita. Koentjaraningrat

    menyatakan perlunya syarat agar suatu unsur kebudayaan nasioal itu dapat

    memberi identitas kepada %arga negaranya. Hal ini diharapkan dapat menimbulkan

    rasa bangga kepada mereka.

    'ada a%alnya globalisasi ini disosialisaikan keseluruh dunia melalui cara kekerasan.

    isalnya melalui penjajahan atas bangsa lain oleh bangsa 5ropa dan Amerika. Ada

    pula cara damai yang ditempuh, misalnya dengan memakasa bahasa masyarakat

    5ropa, seperti bahasa &nggris, bahasa 'erancis atau bahasa latin menjadi bahasa

    komuikasi bersama.

    Barat atas kebebasan pribadi

    LIBERALISME, KAPITALISME, DAN SOSIALISME

      Dalam tulisan ini akan dipaparkan penjelasan mengenai liberalisme, kapitalisme, dan

    sosialisme. Dimana penjelasan tersebut dikumpulkan dari berbagai referensi dan juga

    bertujuan untuk menambah ilmu pengetahuan tentang hal tersebut.  Berikut penjelasannya:

    LIBERALISME

    Secaraetimologis berasal dari kata atau bahasa latin yang

    berati free selanjutnyaliberal beratinonrestricted, tidak dibatasi atauindependent in opinion;

    bebas dalam berpendapat.[1][1]

    Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik

    yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama.

    Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh

    kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan,

    khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran

    gagasan yang bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha pribadi (private enterprise)

    yang relatif bebas, dan suatu sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya

    pembatasan terhadap pemilikan individu.

    SEJARAH KELAHIRAN

  • 8/16/2019 fenomena sosial barat

    9/30

    Sejarah liberalisme termasuk juga liberalisme agama adalah tonggak baru bagi sejarah

    kehidupan masyarakat Barat dan karena itu, disebut dengan periode

    pencerahan. Perjuangan untuk kebebasan mulai dihidupkan kembali di zaman renaissance

    di Italia. Paham ini muncul ketika terjadi konflik antara pendukung-pendukung negara kota

    yang bebas melawan pendukung Paus. Liberalisme lahir dari sistem kekuasaan sosial dan

    politik sebelum masa Revolusi Prancis berupa sistem merkantilisme, feodalisme, dan gereja

    roman Katolik. Liberalisme pada umumnya meminimalkan campur tangan negara dalam

    kehidupan sosial. Sebagai satu ideologi, liberalisme bisa dikatakan berasal dari falsafah

    humanisme yang mempersoalkan kekuasaan gereja di zaman renaissance dan juga dari

    golongan Whings semasa Revolusi Inggris yang menginginkan hak untuk memilih raja dan

    membatasi kekuasaan raja. Mereka menentang sistem merkantilisme dan bentuk-bentuk

    agama kuno dan berpaderi.

    Prinsip dasar liberalisme adalah keabsolutan dan kebebasan yang tidak terbatas

    dalam pemikiran, agama, suara hati, keyakinan, ucapan, pers dan politik. Di samping itu,

    liberalismme juga membawa dampak yang besar bagi sistem masyarakat Barat, di antaranyaadalah mengesampingkan hak Tuhan dan setiap kekuasaan yang berasal dari Tuhan;

    pemindahan agama dari ruang publik menjadi sekedar urusan individu; pengabaian total

    terhadap agama Kristen dan gereja atas statusnya sebagai lembaga publik, lembaga legal

    dan lembaga sosial.

    Dalam liberalisme budaya, paham ini menekankan hak-hak pribadi yang berkaitan

    dengan cara hidup dan perasaan hati. Liberalisme budaya secara umum menentang keras

    campur tangan pemerintah yang mengatur sastra, seni, akademis, perjudian, seks,

    pelacuran, aborsi, keluarga berencana, alkohol, ganja, dan barang-barang yang dikontrol

    lainnya. Belanda, dari segi liberalisme budaya, mungkin negara yang paling liberal di dunia.

     MUNCULNYA LIBERALISMELiberalisme tidak diciptakan oleh golongan pedagang dan industri, melainkan

    diciptakan oleh golongan intelektual yang digerakkan oleh keresahan ilmiah dan artistik

    umum pada zaman itu. Keresahan intelektual tersebut disambut oleh golongan pedagang

    dan industri, bahkan hal itu digunakan untuk membenarkan tuntutan politik yang membatasi

    kekuasaan bangsawan, gereja dan gilde-gilde. Mereka tidak bertujuan semata-mata untuk

    dapat menjalankan kegiatan ekonomi secara bebas, tetapi juga mencari keuntungan yang

    sebesar-besarnya. Masyarakat yang terbaik (rezim terbaik), menurut paham liberal adalah

    yang memungkinkan individu mengembangkan kemampuan-kemampuan individu

    sepenuhnya. Dalam masyarakat yang baik, semua individu harus dapat mengembangkan

    pikiran dan bakat-bakatnya. Hal ini mengharuskan para individu untuk bertanggung jawab

    pada segala tindakannya baik itu merupakan sesuatu untuknya atau seseorang. Seseorang

    yang bertindak atas tanggung jawab sendiri dapat mengembangkan kemampuan bertindak.

    Menurut asumsi liberalisme inilah, John Stuart Mill mengajukan argumen yang lebih

    mendukung pemerintahan berdasarkan demokrasi liberal. Dia mengemukakan tujuan utama

    politik ialah mendorong setiap anggota masyarakat untuk bertanggung jawab dan menjadi

    dewasa. Hal ini hanya dapat terjadi manakalah mereka ikut serta dalam pembuatan

  • 8/16/2019 fenomena sosial barat

    10/30

    keputusan yang menyangkut hidup mereka. Oleh karena itu, walaupun seorang raja yang

    bijaksana dan baik hati, mungkin dapat membuat putusan yang lebih baik atas nama rakyat

    dari pada rakyat itu sendiri, bagaimana pun juga demokrasi jauh lebih baik karena dalam

    demokrasi rakyat membuat sendiri keputusan bagi diri mereka, terlepas dari baik buruknya

    keputusan tersebut. Jadi, ciri-ciri ideologi liberal sebagai berikut :

    - Pertama, demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik.

    - Kedua, anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk kebebasan

    berbicara, kebebasan beragama dan kebebasan pers.

    - Ketiga, pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas. Keputusan yang

    dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat belajar membuat keputusan untuk

    diri sendiri.

    - Keempat, kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang buruk. Oleh

    karena itu, pemerintahan dijalankan sedemikian rupa sehingga penyalahgunaan kekuasaan

    dapat dicegah. Pendek kata, kekuasaan dicurigai sebagai hal yang cenderung

    disalahgunakan, dan karena itu, sejauh mungkin dibatasi.- Kelima, suatu masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau sebagian besar

    individu berbahagia. Walau masyarakat secara keseluruhan berbahagia, kebahagian

    sebagian besar individu belum tentu maksimal. Dengan demikian, kebaikan suatu

    masyarakat atau rezim diukur dari seberapa tinggi indivivu berhasil mengembangkan

    kemampuan-kemampuan dan bakat-bakatnya. Ideologi liberalisme ini dianut di Inggris dan

    koloni-koloninya termasuk Amerika Serikat.

    Pada tahun 1932 Franklin D. Roosevelt (1882-1945) ingin mengubah Amerika

    Serikatmenjadi masyarakat yang peduli terhadap sesama: meningkatkan kehidupan

    bersama kearah kesejahteraan bersama. Agaknya apa yang dikatakan Green, the self is a

    social self, ia terapkan dalam praktek. Maka dalam hak milik pun yang semula dianggappantang untuk dibatasi atau dicampuri, sebagian yang dimiliki itu dipandang hak orang hak

    berpunya. Jaminan sosial (social security) bagi pekerja menjadi kemestian; malah kaum

    pengangguran pun dibantu, dan orang jompo tidak dibiarkan merana. Dengan New

    Deal(cara baru) ia menuju welfare state, negara kesejahteraan walaupun masik dengan

    penamaan individualisme. Liberalisme, ( dan demokrasi).[2][2]

    Prinsip dasar liberalisme adalah keabsolutan dan kebebasan yang tidak terbatas

    dalam pemikiran, agama, suara hati, keyakinan, ucapan, pers dan politik. Di samping itu,

    liberalismme juga membawa dampak yang besar bagi sistem masyarakat Barat, di antaranya

    adalah mengesampingkan hak Tuhan dan setiap kekuasaan yang berasal dari Tuhan;

    pemindahan agama dari ruang publik menjadi sekedar urusan individu; pengabaian total

    terhadap agama Kristen dan gereja atas statusnya sebagai lembaga publik, lembaga legal

    dan lembaga sosial.[3][3]

     Sistem Politik Liberalisme

      Jhon Lock mengemukan bahwa manusia itu dijamin oleh konstitusi dan dilindungi

    oleh pemerintah. Pemerintah harus memakai system perwakilan, jadi harus dalam rangka

  • 8/16/2019 fenomena sosial barat

    11/30

    demokratis.[4][4] Dengan dianutnya paham liberal negara-negara kerjaan yang bersifat

    feodal dan bertumpu pada kesetiaan terhadap raja dan keluarnya telah berubah. Prinsip

    dasar liberalisme adalah keabsolutan dan kebebasan yang tidak terbatas dalam pemikiran,

    agama, suara hati, keyakinan, ucapan, pers dan politik. Di samping itu, liberalismme juga

    membawa dampak yang besar bagi sistem masyarakat Barat, di antaranya adalah

    mengesampingkan hak Tuhan dan setiap kekuasaan yang berasal dari Tuhan; pemindahan

    agama dari ruang publik menjadi sekedar urusan individu; pengabaian total terhadap agama

    Kristen dan gereja atas statusnya sebagai lembaga publik, lembaga legal dan lembaga

    sosial. Sedangkan liberalisme ekonomi mendukung kepemilikan harta pribadi dan

    menentang peraturan-peraturan pemerintah yang membatasi hak-hak terhadap harta

    pribadi. Paham ini bermuara pada kapitalisme melalui pasar bebas. Sedangkan liberalisme

    ekonomi mendukung kepemilikan harta pribadi dan menentang peraturan-peraturan

    pemerintah yang membatasi hak-hak terhadap harta pribadi. Paham ini bermuara pada

    kapitalisme melalui pasar bebas.[5][5]

      KAPITALISME  Adapun kapitalisme merupakan cara produksi, secara luas dapat dijelaskan bahwa

    kapitalisme sebagai: ”Suatu cara perekonomian yang berhubungan dengan produksi-

    produksi apa saja yang dapat diselenggarakan dalam suatu perusahaan”[6][6]. Atau stelsel

    pergaulan hidup yang timbul dari cara produksi yang memisahkan kaum buruh dari alat-alat

    produksi.[7][7] Kapitalisme juga merupakan sistem ekonomi yang filsafat sosial dan

    politiknya didasarkan kepada asas perkembangan hak milik pribadi dan pemeliharaannya

    serta perluasaan paham kebebasan. Tetapi siistem ini telah melahirkan banyak malapetaka

    didunia, akan tetapi ia terus melakukan tekanan-tekanannya dan campur tangan politis,

    sosial, dan kultur terhadap bangsa-bangsa didunia.[8][8]Kapitalisme atau Kapital adalah suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal bisa

    melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Demi prinsip tersebut,

    maka pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna keuntungan bersama.

    Walaupun demikian, kapitalisme sebenarnya tidak memiliki definisi universal yang bisa

    diterima secara luas. Beberapa ahli mendefinisikan kapitalisme sebagai sebuah sistem yang

    mulai berlaku di Eropa pada abad ke-16 hingga abad ke-19, yaitu pada masa perkembangan

    perbankan komersial Eropa di mana sekelompok individu maupun kelompok dapat bertindak

    sebagai suatu badan tertentu yang dapat memiliki maupun melakukan perdagangan benda

    milik pribadi, terutama barang modal, seperti tanah dan manusia guna proses perubahan

    dari barang modal ke barang jadi. Untuk mendapatkan modal-modal tersebut, para kapitalis

    harus mendapatkan bahan baku dan mesin dahulu, baru buruh sebagai operator mesin dan

     juga untuk mendapatkan nilai lebih dari bahan baku tersebut.

     SEJARAH

      Kapitalisme memiliki sejarah yang panjang, yaitu sejak ditemukannya sistem

    perniagaan yang dilakukan oleh pihak swasta. Di Eropa, hal ini dikenal dengan sebutan guild

    sebagai cikal bakal kapitalisme. Saat ini, kapitalisme tidak hanya dipandang sebagai suatu

  • 8/16/2019 fenomena sosial barat

    12/30

    pandangan hidup yang menginginkan keuntungan belaka. Peleburan kapitalisme dengan

    sosialisme tanpa adanya pengubahan menjadikan kapitalisme lebih lunak daripada dua atau

    tiga abad yang lalu. Kapitalisme adalah salah satu pola pandang manusia dalam segala

    kegiatan ekonominya. Perkembangannya tidak selalu bergerak ke arah positif seperti yang

    dibayangkan banyak orang, tetapi naik turun. Kritik keberadaan kapitalis sebagai suatu

    bentuk penindasan terhadap masyarakat kelas bawah adalah salah satu faktor yang

    menyebabkan aliran ini banyak dikritik. Akan tetapi, bukan hanya kritik saja yang

    mengancam kapitalisme, melainkan juga ideologi lain yang ingin melenyapkannya, seperti

    komunisme.

     Sistem Ekonomi Kapitalis

    Adam Smith adalah tokoh ekonomi kapitalis klasik yang menyerang merkantilisme

    yang dianggapnya kurang mendukung ekonomi masyarakat. Ia menyerang para psiokrat

    yang menganggap tanah adalah sesuatu yang paling penting dalam pola produksi. Gerakan

    produksi haruslah bergerak sesuai konsep MCM (Modal-Comodity-Money, modal-komoditas-

    uang), yang menjadi suatu hal yang tidak akan berhenti karena uang akan beralih menjadimodal lagi dan akan berputar lagi bila diinvestasikan. Adam Smith memandang bahwa ada

    sebuah kekuatan tersembunyi yang akan mengatur pasar (invisible hand), maka pasar harus

    memiliki laissez-faire atau kebebasan dari intervensi pemerintah. Pemerintah hanya

    bertugas sebagai pengawas dari semua pekerjaan yang dilakukan oleh rakyatnya.[9][9]

    Ide-ide Karl Marx sangatlah penting. Dia sama sekali tidak menganggap kepemilikan

    alat-alat produksi oleh individu swasta merupakan masalah utama kapitalisme. Yang ia tolak

    adalah sebuah situasi dimana alat produksi dikontrol oleh minoritas dalam berbagai bentuk

    untuk mengeksploitasi mayoritas. Eksploitasi semacam ini mengambil bentuk dalam

    hubungan sosial di tempat kerja. Yakni para pekerja yang tidak memiliki perangkat produksi,

    dan tidak memiliki komoditi untuk dijual sehingga mereka harus menjual tenaga kerjanya

    untuk gaji (wage labour system). Ini berarti mereka tidak memiliki kontrol dari hasil kerjanya.

    Dalam sebuah sistem ekonomi seperti ini, tidak ada kemungkinan untuk merencanakan

    perekonomian demi kepentingan masyarakat luas. Justru sebaliknya, setiap kapitalis akan

    didorong oleh kompetisi untuk membangun usaha dengan mengorbankan orang lain. Seperti

    yang dikatakan Marx, 'Akumulasi! Akumulasi! itu adalah nabi-nabi baginya'. Ini berarti yang

    kuat memakan yang lemah, dan sistemnya akan turun secara drastis sampai mengalami

    krisis ekonomi.

    Marx, menyebut kondisi seperti ini keterasingan (atau alienasi) pekerja, dan salah satu

    slogannya yang sangat terkenal adalah 'penghapusan sistem wage labour".Di dunia

    moderen, modal memiliki bentuk yang bermacam-macam. Di mancanegara terjadi

    swastanisasi perusahaan-perusahan milik negara. Negara-negara lain seperti Swedia atau

    Italia masih memiliki sektor negara yang besar, sedangkan di Cina dan Kuba perencanaan

    ekonominya masih dilakukan secara terpusat. Tetapi di semua negara itu analisa

    fundamental Marx masih sangat relevan. Alat-alat produksi masih dikontrol oleh minoritas

    meskipun komposisinya sangat bermacam-macam dari para pengusaha individu melalui

    sektor swasta dan birokrat yang bekerja di sektor publik.

  • 8/16/2019 fenomena sosial barat

    13/30

  • 8/16/2019 fenomena sosial barat

    14/30

     SOSIALISME DAN DEMOKRASI

    Demokrasi dan sosialilsme merupakan dua ideologi yang sekarang nampak diannut di

    berbagai Negara yang bukan Fasis dan bukan Komunis. Dalam keadaan sekarang tidak

    mudah merumuskan pengertian demokrasi . Berbagai macam demokrasi telah berkembang

    menjadi berbagaai bentuk masyarakat. Demokrasi Inggris modern atau demokrasi Swedia

    lebih dekat dalam beberapa hal pada sosialisme Negara di Soviet Rusia dibandingkan

    dengan sistim ekonomi Amerika Serikat . Akan tetapi dalam soal-soal perorangan dan

    kemerdekaan politik hal sebaliknya yang berlaku . Berbeda lagi yang ada di Amerika Serikat

    mungkin dapat disebut “demokrasi kapitalis”. Disebut demikian karena yang tampak hanya

    demokrasi politik, tetapi tidak cukup ada apa yang dinamakan demokrasi ekonomi dengan

    tetap adanya freefight ekonomi yang memungkinkan beberapa gelintir orang menjadi

    kapitalis yang amat kaya .

    Demokrasi ekonomi dan disamping itu demokrasi sosial dapat diketemukan dalam

    idiologi sosialisme, yang pada prinsipnya menjurus kepada suatu keadilan sosial dengansemboyan : kepada seorang harus diberikan sejumlah yang sesuai dengan nilai

    pekerjaanya. Akan tetapi untuk mencapai itu, pemerintah sering harus campur tangan

    dengan membatasi keluasaan gerak-gerik para warganegara. Sampai di mana ini berlaku,

    tergantung dari keadaan setempat di tiap-tiap Negara ( Wiryono P., 1981: 137) .

     UNSUR-UNSUR PEMIKIRAN DAN POLITIK SOSIALISME

    Sosialisme, seperti gerakan-gerakan dan gagasan liberal lainnya, hal ini mungkin

    karena kaum liberal tidak dapat menyepakati seperangkat keyakinan dan doktrin tertentu.

    Apalagi sosialisme telah berkembang di berbagai Negara dengan tradisi nasionalnya sendiri

    dan tidak pernah ada otoritas pusat yang menentukan garis kebijakan partai sosialis yang

    bersifat mengikat, namun garis-garis besar pemikiran dan kebijakan sosialis dapat disimakdari tulisan-tulisan ahli sosialis dan kebijakan partai sosialis. Apa yang muncul dari pemikiran

    dan kebijakan itu bukanlah merupakan sesuatu konsisten. Kekuatan dan kelemahan utama

    sosialisme terletak dalam kenyataan bahwa system itu tidak memiliki doktrin yang pasti dan

    berkembang karena sumber-sumber yang saling bertentangan dalam masyarakat yang

    merupakan wadah perkembangan sosialisme.

    Unsur-unsur pemikiran dan politik sosialis yang rumit dan saling bertentangan dengan

     jelas tergambar dalam gerakan sosialis Inggris. Unsur-unsur yang ada dalam gerakan

    sosialis Inggris adalah: (1). Agama, (2) Idealisme Etis dan Estetis, (3) Empirisme Fabian, (4)

    Liberalisme (Willian Ebenstein,1985:188).

    KESIMPULAN

    Dari pemaparan diatas kapitalisme lahir karena di latar belakangi oleh paham

    liberalisme yang tidak memberikan kepuasan kepada para penguasaha dan pekerja untuk

    mengembangkan usahanya. Kapitalisme sendiri menimbulkan malapetaka bagi banyak

    manusia, karena paham kapitalisme memberikan kebebasan kepada perusahaan untuk

    melakukan apa yang diinginkan dan di perlukan untuk memajukan perusahaan mereka.

  • 8/16/2019 fenomena sosial barat

    15/30

    Sosialisme adalah pandangan hidup dan ajaran kamasyarakatan tertentu , yang

    berhasrat menguasai sarana-sarana produksi serta pembagian hasil-hasil produksi secara

    merata . Sosialisme sebagai ideology politik adalah suatu keyakinan dan kepercayaan yang

    dianggap benar oleh para pengikutnya mengenai tatanan politik yang mencita-citakan

    terwujutnya kesejahteraan masyarakat secara merata melalui jalan evolusi, persuasi ,

    konstitusional –parlementer , dan tanpa kekerasan.

    Sosialisme sebagai ideology politik timbul dari keadaan yang kritis di bidang sosial,

    ekonomi dan politik akibat revousi industri . Adanya kemiskinan , kemelaratan ,kebodohan

    kaum buruh , maka sosialisme berjuang untuk mewujudkan kesejahteraan secara merata.

     REFERENSI

    Dr Firdaus Syam, M.A. 2007.Pemikiran Politik Barat. Jakarta. Bumi Aksara

    Deliar Noer.Pemikiran Politik di Negeri Barat. Mizan Pustaka.

    Heywood, Andrew.Key Concepts in Politics, 1988. New York: Palgrave

    Franz Mignis-Suseno. 2001.Pemikiran Karl Marx. Jakarta. PT. Gramedia Puataka Utama

    Soultou, R.H. 1977. Pengantar Ilmu Politik. Ary Study ClubCahyono, Cheppy Herry. 1986.Ilmu Politik dan Perspektifnya. Yogyakarta: Tiara Wacana

    Surbakti, Ramblan. 1992.Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Grasindo

    [1][1] Maxime Rodinson,Islam dan Kapitalisme, Bandung , Iqra, 1982, hlm 31 (pendapat ini

    dimuat dalam:Dr Firdaus Syam, M.A. 2007.Pemikiran Politik Barat. Jakarta. Bumi Aksara

    hlm 245)

    [2][2] Sebenarnya kapitalisme amerika sudah dari abad ke 19 menerima campur tanganpemerintah dan masyarakat dalam hal milik. Ini terbukti dari UU anti-trust dan kartel,

    kepemilikan yang bersifat monopoli.(dimuat dalam: Deliar Noer.Pemikiran Politik di Negeri

    Barat. Mizan Pustaka. Hlm 244)

    [3][3] Rudi M. 2003.Pengantar Ilmu Politik

    [4][4] Ibid. hlm 59

    [5][5] Surbakti, R. 1992.Memahami Ilmu Politik.

    [6][6] Sukarno,Di Bawah Bendera Revolusi, Jilid 1, Jakarta, Panitia Penerbit DBR, 1965. hlm

    181

    [7][7] Sukarna,Ideologi, Bandung, Alumni. 1981. hlm 59

    [8][8] Lembaga Pengkajian dan Penelitian WAMI. Abu Rido(Pnyt)Gerakan Keagamaan dan

    Pemikiran. WAMI. 1999. hlm 167

    [9][9] Marhainis Abdul Hay,et, All, Pancasila dan Undang-Undang Dasar 45. Jakarta. UPN

    Veteran, 1982. hlm 88

    [10][10] Schumacher, Kecil Itu Indah, Jakarta, LP3ES,1979, hlm240-241 dan 246

  • 8/16/2019 fenomena sosial barat

    16/30

    Posisi islam diperadaban barat

    MENIMBANG BENT!AN "E!A#ABAN BA!AT#AN I$%AM

    Sejak “serangan terorisme” menghantam dua simbol kedigdayaan

     AS – Pentagon dan World Trade Centre – banyak pengamat mengupas

    kembali teori benturan antarperadaban yang pernah dipopulerkan

    Samuel P. Huntington. Dalam tulisan kontroversialnyaThe Clash of

    Civilization yang dimuat jurnal Foreign Affair (Summer, 1993), guru besar studi-studi strategis pada Harvard University AS itu

    memprediksikan makin parahnya ketegangan antara peradaban Barat

    dan peradaban Islam.

    Hubungan Islam dengan Barat dalam sejarah panjangnya diwarnai

    dengan fenomena kerjasama dan konflik. Kerjasama Islam dan Barat

    paling tidak ditandai dengan proses modernisasi dunia Islam yang

    sedikit banyak telah merubah wajah tradisional Islam menjadi lebih

    adaptatif terhadap modernitas. Akan tetapi sejak abad ke-19, gema yang

    menonjol dalam relasi antara Islam dan Barat adalah konflik. Ketimbang

    memunculkan kemitraan, relasi Islam dan Barat menggambarkandominasi-subordinasi.

    Pasang surut hubungan Islam dan Barat adalah fenomena sejarah

     yang perlu diletakkan dalam kerangka kajian kritis historis untuk

    mencari sebab-sebab pasang surut hubungan itu dan secepatnya dicari

    solusi yang tepat untuk membangun hubungan tanpa dominasi dan

    konflik di masa-masa mendatang. Barat selama ini dicurigai sebagai

    pihak yang telah memaksakan agenda-agenda “pembaratan” di dunia

    Islam dalam rangka mengukuhkan hegemoni globalnya. Dampak yang

    ditimbulkan dari hegemoni global Barat adalah semakinterpinggirkannya peran ekonomi, politik, sosial dan budaya Islam dalam

    panggung sejarah peradaban dunia.

     Tidak hanya itu, Islam semakin tersudut dengan berbagai cap

     yang dilontarkan Barat terhadap Islam, mulai dari cap fundamentalis

    sampai teroris. Tentunya berbagai cap itu terselubung kepentingan

    tingkat tinggi (high interest) untuk membuat semakin terpojoknya Islam

  • 8/16/2019 fenomena sosial barat

    17/30

    sehingga mudah untuk dijinakkan –lagi-lagi – demi kepentingan

    globalnya.

     Tulisan ini hendak mengkaji bagaimana konflik dan benturan

    terjadi antara Barat dan Islam, lalu motif apa yang menyertai begitu

     bernafsunya Barat menghegemoni dunia Islam? Benturan peradaban

    ataukah benturan kepentingan yang sesungguhnya terjadi antara Barat

    dan Islam? Dan bagaimana sebaiknya Islam merespon hegemoni Barat?

    Kritik atas Tesis Huntington

    Huntington mengajukan tesis dalam kalimat sangat tegas :

    ”Menurut Hipotesis saya,” katanya, “sumber utama konflik dunia baru

    tidak lagi ideologi atau ekonomi, tetapi budaya. Budaya akan memilah-

    milah manusia dan menjadi sumber konflik dominan. Negara-negara

    akan tetap menjadi aktor paling kuat dalam percaturan dunia, tetapi

    konflik politik global yang paling prinsipil akan terjadi antara bangsa- bangsa dan kelompok-kelompok karena perbedaan peradaban mereka.

    Benturan peradaban akan mendominasi politik global.”

    Secara lebih luas, Huntington mendasarkan pemikirannya – paling

    tidak – pada enam alasan yang dijadikannya sebagai premis dasar untuk

    menjelaskan mengapa politik dunia ke depan akan sangat dipengaruhi

    oleh benturan antar peradaban.Pertama, perbedaan peradaban tidak

    hanya nyata, tetapi sangat mendasar. Selama berabad-abad perbedaan

    antarperadaban telah menimbulkan konflik paling keras dan paling

    lama.Kedua, dunia ini sudah semakin menyempit sehingga interaksi

    antara orang yang berbeda peradaban semakin meningkat.Ketiga,

    proses modernisasi ekonomi dan perubahan sosial diseluruh dunia telah

    mengakibatkan tercerabutnya masyarakat dari akar-akar identitas-

    identitas lokal yang telah berlangsung lama. Kecenderungan ini

    menyisakan ruang kosong yang kemudian diisi oleh identitas agama,

    seringkali dalam gerakan berlabelkan

    “fundamentalisme”.Keempat,dominasi peran Barat menimbulkan reaksi

    de-westernisasi di dunia non-Barat.Kelima, perbedaan budaya kurang

     bisa menyatukan, dibanding perbedaan politik dan ekonomi.Kelima,

    kesadaran peradaban bukanreason d’etre utama terbentuknyaregionalisme politik atau ekonomi (Huntington, 2002:ix-x).

    Dari premis-premis itu, sebelum sampai pada kesimpulan bahwa

    dari fakta-fakta di atas secara otomatis akan menciptakan jurang

    perbedaan di antara peradaban-peradaban, Huntington melakukan dua

    hal; pertama, memetakan muara kultural, kecenderungan dan dinamika

    internal peradaban-peradaban, yaitu : Barat, Cina/Konfusius, Jepang,

  • 8/16/2019 fenomena sosial barat

    18/30

    Islam, Hindu, Slavik/Ortodoks, Amerika Latin, dan Afrika. Premis di

    atas berimplikasi pada semakin lebarnya perbedaan antar peradaban

     yang akan semakin menyulitkan kompromi antar peradaban itu untuk

    sampai pada saling pengertian. Maka, ujung-ujungnya akan terjadi

     benturan antar peradaban. Namun pertanyaan kemudian, peradaban

    mana,vis a vismana yang nantinya akan saling berbenturan? Ia

    menjawab pertanyan ini pada langkahkedua, meramalkan bahwa

    potensi konflik yang akan mendominasi dunia masa mendatang bukan

    diantara kedelapan peradaban tersebut, tetapi antar Barat dan

    peradaban lainnya. Sedangkan potensi konflik paling besar terjadi

    adalah antara Barat dan koalisi Islam-Konfusius (ibid, x).

    Sejak awal, teori “benturan antarperadaban” Huntington itu

     banyak mengundang kritik, bahkan cibiran, daripada apresiasi. Selain

    karena dianggap sebagai fantasi yang fantastis, teori itu juga tidak

    mencerminkan semangat zaman yang menekankan aspek globalisasidan pluralitas, toleransi dan kesetaraan.

    Sisi lemah Tesis Huntington

     Akbar S. Ahmed (1992), salah seorang cendekiawan Muslim

    terkemuka, adalah salah satu yang tidak sepaham dengan Huntington.

    Dia menyatakan bahwa benturan yang terjadi dalam sejarah dunia lebih

    menunjukkan faktor kepentingan ekonomi dan politik ketimbang faktor

    perbedaan budaya. Akbar menunjuk fenomena perang Teluk I sebagai

    fakta empiris peta politik yang tidak berhadap-hadapan secara

    diametral, Baratvis a vis Islam, tetapi lebih menunjuk kepada polarisasikepentingan. Dalam hal ini, negara-negara Muslim seperti Kuwait, Arab

    Saudi, Mesir pada posisi kepentingan yang seirama dengan Amerika dan

    sekutunya (Barat), sehingga tidak bisa dikatakan telah terjadi benturan

    antara Islam dan Barat.

    Kelemahan lain dalam tesis Huntington adalah kerancuan dalam

    mendefinisikan peradaban. Huntington menyebut tujuh atau delapan

    peradaban utama yang mungkin akan saling berkonfrontasi di masa

     yang akan datang : Barat, Cina/Konfusius, Jepang, Islam, Hindu,

    Slav/Ortodoks, Amerika Latin, dan Afrika. Huntington

    mencampuradukkan berbagai hal yang bermacam ragam, termasukletak (Barat), ajaran (Konfusius), etnik (Slav), negara (Jepang), agama

    (Islam), dan benua (Afrika). Dalam hal ini, ia tidak konsisten dan tanpa

    definisi peradaban yang dapat diterapkan untuk menguji tesis itu.

    Selain itu, sama seperti apa yang telah diungkap Akbar di atas,

    kesimpulan Huntington ternyata tidak menggambarkan kenyatan yang

    sebenarnya. Dengan berakhirnya perang dingin, kecenderungan yang

  • 8/16/2019 fenomena sosial barat

    19/30

    terjadi bukan pengelompokan masyarakat dalam entitas tertinggi – yaitu

    pengelompokan peradaban – tetapi justru perpecahan menuju entitas

     yang lebih kecil, berdasar suku dan etnik. Hal ini terlihat jelas dari

    disintegrasi Uni Soviet, yang sebagian besar penduduknya memiliki

    dasar budaya dan peradaban yang sama. Kesamaan peradaban belum

    merupakan perekat cukup kuat bagi kelompok-kelompok etnik minoritas

     yang secara politik atau ekonomi merasa ditindas kelompok mayoritas

     yang berkuasa.

    Benturan Kepentingan

     Terhadap tesis Huntington yang melihat Islam dan Barat sebagai

    dua peradaban yang saling berbenturan, ada banyak kalangan yang

    kemudian mempertanyakan :the clash of civilization or the clash of

    interest?Pertanyaan ini wajar adanya mengingat penelitian yang pernah

    dilakukan oleh Fawaz A. Gerges (2000:27-30) yang menunjukkan petatentang polarisasi kaum intelektual di Amerika. Menurut Fawaz,

    kelompok intelektual Amerika sebenarnya terbagi ke dalam dua

    kelompok : Konfrontasionis dan akomodasionis. Kelompok pertama

    selalu mempersepsi Islam dengan pencitraan yang negatif. Dengan kata

    lain, mereka selalu menganggap Islam sebagaithe black side of the

    world. Islam selalu diposisikan sebagai ancaman bagi demokrasi dan

    lahirnya tatanan dunia yang damai. Eksponen yang termasuk kelompok

    ini misalnya, Almos Perlmutter, Samuel Huntington, Gilles Kepel, dan

    Bernard Lewis.

    Sementara kelompok akomodasionis justru menolak diskripsi

    Islamis yang selalu menggambarkan Islam sebagai anti demokrasi.

    Mereka membedakan antara tindakan-tindakan kelompok aposisi politik

    Islamis dengan minoritas ekstrim yang hanya sedikit jumlahnya.

    Diantara kelompok ini terdapat nama John L. Esposito dan Leon T.

    Hadar. Bagi mereka, di masa lalu maupun di masa sekarang, ancaman

    Islam sebenarnya tidak lain adalah mitos Barat yang berulang-ulang

    (Fawaz, 2000:30). Sehingga mereka, meminjam istilah mantan Perdana

    Menteri Malaysia Datuk Mahathir Muhammad, takut dengan

     banyangannya sendiri. Tesis Huntington sebenarnya bagian dari rekomendasi bagi

    pemerintahan Amerika Serikat untuk membuat peta tata dunia baru di

    planet bumi. Huntington dalam hal ini ingin mengingatkan pemerintah

     AS untuk waspada terhadap ancaman baru pasca perang dingin dan

    runtuhnya negara Uni Soviet.

  • 8/16/2019 fenomena sosial barat

    20/30

  • 8/16/2019 fenomena sosial barat

    21/30

  • 8/16/2019 fenomena sosial barat

    22/30

    menerima untuk dijajah. Belum lagi ketika belajar dan menerima

    peradaban, modernitas, dancivil societyhampir tanpareserve. Padahal

    nenurut James Petras dan Henry Veltmeyer (2002 : 217), wacana

    tentang itu semua sesungguhnya dipakai untuk melegitimasi

    perbudakan, genocide, kolonialisme, dan semua bentuk eksploitasi

    terhadap manusia.

    Sudah saatnya kaum Muslim di negara-negara berkembang

     bersikap kritis untuk melawan wacana global yang diproduksi Barat.

     Termasuk wacana globalisasi yang selama ini diterima sebagai sesuatu

     yang niscaya, harus dikritisi karena tersembunyi sebuah ideologi

    (hidden ideology) yakni neo-liberalisme yang dampaknya terhadap

    pembunuhan ekoniomi rakyat sangat luar biasa. Memang patut untuk

    disayangkan sikap beberapa kuam Muslim yang mengaku berfikir liberal

    tetapi sesunggunya mereka telah menjadi terbaratkan. Misalnya saat

    mereka ramai-ramai menolak penerapan syari’at Islam di Indonesia, yang mereka tawarkan tidak lain dan tidak bukan adalah syari’at liberal

     yang jauh lebih menghancurkan bangsa ini. Karena syariat liberal pada

    dasarnya adalah pembuka dan sekaligus legitimasi rasional atas

     berbagai bentuk mutakhir penjajahan Barat atas negara berkembang,

    termasuk Indonesia.

    Khotimah

     Terdapat beberapa point penting terkait relasi Islam dan

    Barat yang membentuk struktur dominasi-subordinasi

    yang dalam beberapa hal sarat konflik. Pertama, basis benturan Islam dan Barat adalah kepentingan ekonomi

    dan politik (kapitalisasi dan liberalisasi).Kedua, bahwa

    dominasi Barat atas dunia non-Barat, yang termasuk di

    dalamnya dunia Islam adalah dalam rangka

    mengamankan kepentingan ekonomi dan politik global

    Barat.Ketiga, dominasi itu dilaksanakan oleh Barat

    melalui cara yang paling halus sampai yang paling

    kasar, bahkan berdarah-darah (perang fisik). Cara halus

    Barat adalah melalui rezim pengetahuan yang terus-

    menerus diinjeksikan ke dalam dunia intektual Islam,

    sehingga pengetahuan lain tidak (boleh)

     berkembang.Ketiga, Cara untuk melawan hegemoni

  • 8/16/2019 fenomena sosial barat

    23/30

    Barat adalah dengan bersikap kritis terhadap Barat,

    termasuk dalam hal ini adalah bersikap kritis terhadap

     berbagai pengetahuan yang dikembangkan oleh dan

    untuk kepentingan Barat #MENIMBANG

    BENT!AN "E!A#ABAN BA!AT #AN I$%AM

    Sejak “serangan terorisme” menghantam dua simbol kedigdayaan

     AS – Pentagon dan World Trade Centre – banyak pengamat mengupas

    kembali teori benturan antarperadaban yang pernah dipopulerkan

    Samuel P. Huntington. Dalam tulisan kontroversialnyaThe Clash of

    Civilization yang dimuat jurnal Foreign Affair (Summer, 1993), guru

     besar studi-studi strategis pada Harvard University AS itumemprediksikan makin parahnya ketegangan antara peradaban Barat

    dan peradaban Islam.

    Hubungan Islam dengan Barat dalam sejarah panjangnya diwarnai

    dengan fenomena kerjasama dan konflik. Kerjasama Islam dan Barat

    paling tidak ditandai dengan proses modernisasi dunia Islam yang

    sedikit banyak telah merubah wajah tradisional Islam menjadi lebih

    adaptatif terhadap modernitas. Akan tetapi sejak abad ke-19, gema yang

    menonjol dalam relasi antara Islam dan Barat adalah konflik. Ketimbang

    memunculkan kemitraan, relasi Islam dan Barat menggambarkan

    dominasi-subordinasi.Pasang surut hubungan Islam dan Barat adalah fenomena sejarah

     yang perlu diletakkan dalam kerangka kajian kritis historis untuk

    mencari sebab-sebab pasang surut hubungan itu dan secepatnya dicari

    solusi yang tepat untuk membangun hubungan tanpa dominasi dan

    konflik di masa-masa mendatang. Barat selama ini dicurigai sebagai

    pihak yang telah memaksakan agenda-agenda “pembaratan” di dunia

    Islam dalam rangka mengukuhkan hegemoni globalnya. Dampak yang

    ditimbulkan dari hegemoni global Barat adalah semakin

    terpinggirkannya peran ekonomi, politik, sosial dan budaya Islam dalampanggung sejarah peradaban dunia.

     Tidak hanya itu, Islam semakin tersudut dengan berbagai cap

     yang dilontarkan Barat terhadap Islam, mulai dari cap fundamentalis

    sampai teroris. Tentunya berbagai cap itu terselubung kepentingan

    tingkat tinggi (high interest) untuk membuat semakin terpojoknya Islam

  • 8/16/2019 fenomena sosial barat

    24/30

    sehingga mudah untuk dijinakkan –lagi-lagi – demi kepentingan

    globalnya.

     Tulisan ini hendak mengkaji bagaimana konflik dan benturan

    terjadi antara Barat dan Islam, lalu motif apa yang menyertai begitu

     bernafsunya Barat menghegemoni dunia Islam? Benturan peradaban

    ataukah benturan kepentingan yang sesungguhnya terjadi antara Barat

    dan Islam? Dan bagaimana sebaiknya Islam merespon hegemoni Barat?

    Kritik atas Tesis Huntington

    Huntington mengajukan tesis dalam kalimat sangat tegas :

    ”Menurut Hipotesis saya,” katanya, “sumber utama konflik dunia baru

    tidak lagi ideologi atau ekonomi, tetapi budaya. Budaya akan memilah-

    milah manusia dan menjadi sumber konflik dominan. Negara-negara

    akan tetap menjadi aktor paling kuat dalam percaturan dunia, tetapi

    konflik politik global yang paling prinsipil akan terjadi antara bangsa- bangsa dan kelompok-kelompok karena perbedaan peradaban mereka.

    Benturan peradaban akan mendominasi politik global.”

    Secara lebih luas, Huntington mendasarkan pemikirannya – paling

    tidak – pada enam alasan yang dijadikannya sebagai premis dasar untuk

    menjelaskan mengapa politik dunia ke depan akan sangat dipengaruhi

    oleh benturan antar peradaban.Pertama, perbedaan peradaban tidak

    hanya nyata, tetapi sangat mendasar. Selama berabad-abad perbedaan

    antarperadaban telah menimbulkan konflik paling keras dan paling

    lama.Kedua, dunia ini sudah semakin menyempit sehingga interaksi

    antara orang yang berbeda peradaban semakin meningkat.Ketiga,

    proses modernisasi ekonomi dan perubahan sosial diseluruh dunia telah

    mengakibatkan tercerabutnya masyarakat dari akar-akar identitas-

    identitas lokal yang telah berlangsung lama. Kecenderungan ini

    menyisakan ruang kosong yang kemudian diisi oleh identitas agama,

    seringkali dalam gerakan berlabelkan

    “fundamentalisme”.Keempat,dominasi peran Barat menimbulkan reaksi

    de-westernisasi di dunia non-Barat.Kelima, perbedaan budaya kurang

     bisa menyatukan, dibanding perbedaan politik dan ekonomi.Kelima,

    kesadaran peradaban bukanreason d’etre utama terbentuknyaregionalisme politik atau ekonomi (Huntington, 2002:ix-x).

    Dari premis-premis itu, sebelum sampai pada kesimpulan bahwa

    dari fakta-fakta di atas secara otomatis akan menciptakan jurang

    perbedaan di antara peradaban-peradaban, Huntington melakukan dua

    hal; pertama, memetakan muara kultural, kecenderungan dan dinamika

    internal peradaban-peradaban, yaitu : Barat, Cina/Konfusius, Jepang,

  • 8/16/2019 fenomena sosial barat

    25/30

    Islam, Hindu, Slavik/Ortodoks, Amerika Latin, dan Afrika. Premis di

    atas berimplikasi pada semakin lebarnya perbedaan antar peradaban

     yang akan semakin menyulitkan kompromi antar peradaban itu untuk

    sampai pada saling pengertian. Maka, ujung-ujungnya akan terjadi

     benturan antar peradaban. Namun pertanyaan kemudian, peradaban

    mana,vis a vismana yang nantinya akan saling berbenturan? Ia

    menjawab pertanyan ini pada langkahkedua, meramalkan bahwa

    potensi konflik yang akan mendominasi dunia masa mendatang bukan

    diantara kedelapan peradaban tersebut, tetapi antar Barat dan

    peradaban lainnya. Sedangkan potensi konflik paling besar terjadi

    adalah antara Barat dan koalisi Islam-Konfusius (ibid, x).

    Sejak awal, teori “benturan antarperadaban” Huntington itu

     banyak mengundang kritik, bahkan cibiran, daripada apresiasi. Selain

    karena dianggap sebagai fantasi yang fantastis, teori itu juga tidak

    mencerminkan semangat zaman yang menekankan aspek globalisasidan pluralitas, toleransi dan kesetaraan.

    Sisi lemah Tesis Huntington

     Akbar S. Ahmed (1992), salah seorang cendekiawan Muslim

    terkemuka, adalah salah satu yang tidak sepaham dengan Huntington.

    Dia menyatakan bahwa benturan yang terjadi dalam sejarah dunia lebih

    menunjukkan faktor kepentingan ekonomi dan politik ketimbang faktor

    perbedaan budaya. Akbar menunjuk fenomena perang Teluk I sebagai

    fakta empiris peta politik yang tidak berhadap-hadapan secara

    diametral, Baratvis a vis Islam, tetapi lebih menunjuk kepada polarisasikepentingan. Dalam hal ini, negara-negara Muslim seperti Kuwait, Arab

    Saudi, Mesir pada posisi kepentingan yang seirama dengan Amerika dan

    sekutunya (Barat), sehingga tidak bisa dikatakan telah terjadi benturan

    antara Islam dan Barat.

    Kelemahan lain dalam tesis Huntington adalah kerancuan dalam

    mendefinisikan peradaban. Huntington menyebut tujuh atau delapan

    peradaban utama yang mungkin akan saling berkonfrontasi di masa

     yang akan datang : Barat, Cina/Konfusius, Jepang, Islam, Hindu,

    Slav/Ortodoks, Amerika Latin, dan Afrika. Huntington

    mencampuradukkan berbagai hal yang bermacam ragam, termasukletak (Barat), ajaran (Konfusius), etnik (Slav), negara (Jepang), agama

    (Islam), dan benua (Afrika). Dalam hal ini, ia tidak konsisten dan tanpa

    definisi peradaban yang dapat diterapkan untuk menguji tesis itu.

    Selain itu, sama seperti apa yang telah diungkap Akbar di atas,

    kesimpulan Huntington ternyata tidak menggambarkan kenyatan yang

    sebenarnya. Dengan berakhirnya perang dingin, kecenderungan yang

  • 8/16/2019 fenomena sosial barat

    26/30

    terjadi bukan pengelompokan masyarakat dalam entitas tertinggi – yaitu

    pengelompokan peradaban – tetapi justru perpecahan menuju entitas

     yang lebih kecil, berdasar suku dan etnik. Hal ini terlihat jelas dari

    disintegrasi Uni Soviet, yang sebagian besar penduduknya memiliki

    dasar budaya dan peradaban yang sama. Kesamaan peradaban belum

    merupakan perekat cukup kuat bagi kelompok-kelompok etnik minoritas

     yang secara politik atau ekonomi merasa ditindas kelompok mayoritas

     yang berkuasa.

    Benturan Kepentingan

     Terhadap tesis Huntington yang melihat Islam dan Barat sebagai

    dua peradaban yang saling berbenturan, ada banyak kalangan yang

    kemudian mempertanyakan :the clash of civilization or the clash of

    interest?Pertanyaan ini wajar adanya mengingat penelitian yang pernah

    dilakukan oleh Fawaz A. Gerges (2000:27-30) yang menunjukkan petatentang polarisasi kaum intelektual di Amerika. Menurut Fawaz,

    kelompok intelektual Amerika sebenarnya terbagi ke dalam dua

    kelompok : Konfrontasionis dan akomodasionis. Kelompok pertama

    selalu mempersepsi Islam dengan pencitraan yang negatif. Dengan kata

    lain, mereka selalu menganggap Islam sebagaithe black side of the

    world. Islam selalu diposisikan sebagai ancaman bagi demokrasi dan

    lahirnya tatanan dunia yang damai. Eksponen yang termasuk kelompok

    ini misalnya, Almos Perlmutter, Samuel Huntington, Gilles Kepel, dan

    Bernard Lewis.

    Sementara kelompok akomodasionis justru menolak diskripsi

    Islamis yang selalu menggambarkan Islam sebagai anti demokrasi.

    Mereka membedakan antara tindakan-tindakan kelompok aposisi politik

    Islamis dengan minoritas ekstrim yang hanya sedikit jumlahnya.

    Diantara kelompok ini terdapat nama John L. Esposito dan Leon T.

    Hadar. Bagi mereka, di masa lalu maupun di masa sekarang, ancaman

    Islam sebenarnya tidak lain adalah mitos Barat yang berulang-ulang

    (Fawaz, 2000:30). Sehingga mereka, meminjam istilah mantan Perdana

    Menteri Malaysia Datuk Mahathir Muhammad, takut dengan

     banyangannya sendiri. Tesis Huntington sebenarnya bagian dari rekomendasi bagi

    pemerintahan Amerika Serikat untuk membuat peta tata dunia baru di

    planet bumi. Huntington dalam hal ini ingin mengingatkan pemerintah

     AS untuk waspada terhadap ancaman baru pasca perang dingin dan

    runtuhnya negara Uni Soviet.

  • 8/16/2019 fenomena sosial barat

    27/30

    Pada sisi lain, Barat, menurut sebagian pengamat, dalam hal ini

     Amerika Serikat, jelas merupakan pihak yang paling merasa “diamini”

    secara ilmiah oleh Huntington, khususnya dalam untuk melaksanakan

    kebijkan-kebijakan politik luar negeri. Betapa tidak, dengan tesis

     benturan antar peradaban ini, Barat yang telah lama terbiasa dengan

     visi global dan kebijakan luar negeri yang didasarkan pada persaingan

    antar negara adidaya dalam berebut mendapatkan pengaruh dominasi

    global, semakin tergoda untuk mengidentifikasi ancaman ideologi global

    lainnya seperti Islam dan Konfusius dalam rangka mengisi “kekosongan

    ancaman” yang timbul pasca runtuhnya komunisme. Bukti otentik

    adanya “faktor kepentingan” yang menyertai tindakan Barat (Amerika)

    dalam aksi-aksi politik dan militer yang menyebabkan

    timbulnyaclash antara Barat dan beberapa negara Islam adalah

    fenomena Perang Teluk jidid II di Irak. Dengan dalih memerangi

    terorisme dengan menumbangkan kekuasan Saddam Husein yangdinilai melindungi para teroris, ujung-ujungnya adalah penguasaan

    sumber-sumber minyak yang konon kandungannya nyaris sepadan

    dengan yang dipunyai Arab Saudi. Lebih dari itu, dengan runtuhnya

    pemerintahan Saddam di Irak, akan lebih mengukuhkan hegemoni AS

    sebagai satu-satunya kekuatan adidaya di muka bumi ini yang berhak

     berbuat apa saja untuk melaksanakan kepentingan globalnya.

    Cendekiawan terkemuka Muslim lain yang pendapatnya selaras

    dengan asumsi ini adalah Muhammad Abed al-Jabiri (1999:73), Guru

    Besar Filsafat dan Pemikiran Islam-Arab pada Muhammad V University

    Maroko. Sepanjang sejarah, menurut al-Jabiri, hubungan antar

    peradaban tidak bersifat konfrontasi, tetapi interpenetrasi. Bahkan

    konfrontasi dan konflik lebih sering dan destruktif dibandingkan

    konfrontasi antar negara-negara dengan peradaban berbeda. Buktinya,

    dua kali perang dunia terjadi dalam peradaban Barat, disebabkan oleh

    konflik kepentingan (conflicts of interensts)

    Kepentingan global Barat sesungguhnya adalah dominasi ekonomi

    dan politik atas seluruh negara non-Barat. Untuk melancarkan

    kepentinganya itu, Barat memakai banyak cara, dari yang paling halus

    sampai yang paling berdarah-darah. Cara halus Barat mengukuhkanhegemoninya diantaranya melalui rezim pengetahuan. Rezim

    pengetahuan yang diciptakan Barat tidak memberi ruang yang bebas

    kepada pengetahuan lain untuk berkembang. Generasi terdidik di negara

     berkembang diarahkan sedemikian rupa menjadi agen dan penjaga

    sistem pengetahuan Barat. Dan bukan hanya cara berfikir saja yang

    diarahkan, tetapi gaya hidupnya pun dikendalikan. Hegemoni

  • 8/16/2019 fenomena sosial barat

    28/30

    pengetahuan Barat terlihat jelas ketika kaum terdidik di negara

     berkembang dengan setia dan tidak sadar menyebarkan dan membela

    nilai-nilai dan institusi Barat seperti demokrasi,civil society, hak asasi

    manusia. Semua yang datang dari Barat diterima sebagai nilai-nilai

    universal yang merupakan produk peradaban terbaik yang harus diikuti.

    Melawan Hegemoni

     Apapun motif, model, dan pihak yang terlibat konflik, realitas

    dunia yang penuh konflik menimbulkan bencana kemanusiaan yang

    dahsyat, dimana negara-negara berkembang – termasuk Muslim –

    adalah korbannya. Konflik yang dipicu oleh semangat imperialisme telah

    membuat jurang yang semakin lebar antara kelompok dominan dan

     yang didominasi. Dunia tentu tidak boleh terlalu lama dibiarkan

    terpolarisasi atas dua kelompok itu, di mana kelompok dominan

    sebagaithe first class, bisa berbuat sewenang-wenang atas kelompok

     yang didominasi. Jalan keluar dari kemelut ini ada dua yang ditawarkan beberapa kalangan, dialog atau melawan hegemoni.

    Dialog adalah model penyelesaian yang dinilai paling sedikit

    menanggung resiko. Dialog ini mengasumsikan antara pihak yang

    terlibat konflik (Barat dan non-Barat –Islam-) berada dalam posisi yang

    sejajar untuk mau saling mengerti satu sama lain. Negara-negara Barat

    harus mau mengakhiri sikap imperialis dalam segala bentuknya,

    termasuk proyek-proyek pos-kolonialismenya, dan mulai membangun

    relasi setara dan bersahabat. Kerjasama dan partisipasi hanya akan

     bermakna bila didasarkan keseimbangan kepentingan dan bebas darihegemoni.

    Orang yang mengidealkan cara dialog untuk menyelesaikan

    konflik peradaban atau kepentingan mungkin lupa bahwa syahwat

    hegemoni Barat adalah sesuatu yang sudah laten dalam tradisi relasi

    Barat – non-Barat. Keinginan untuk mengajak Barat bersikap lebih adil

    adalah utopia di tengah nafsu serakah Barat yang ingin menguasai

    dunia. Setelah cara dialog adalah model utopis, maka jalan lain yang

    tidak boleh dihindari oleh negara-negara non-Barat (berkembang atau

    Muslim) adalah melawan hegemoni itu dengan potensi kekuatan yang

    ada. Cara melawan hegemoni yang paling fundamental adalah bersikapkritis terhadap berbagai pengetahuan yang dikembangkan oleh dan

    untuk kepentingan Barat. Sikap yang terlalu adaptatif - umat Islam

    Islam - terhadap yang datang dari Barat hanya akan semakin

    mengukuhkan hegemoni Barat di dunia Muslim. Umat Islam yang secara

    sukarela belajar demokrasi, lalu mengintegrasikan dalam ajaran Islam

    dan menerapkan dalam kehidupan politik adalah salah satu bentuk

  • 8/16/2019 fenomena sosial barat

    29/30

    menerima untuk dijajah. Belum lagi ketika belajar dan menerima

    peradaban, modernitas, dancivil societyhampir tanpareserve. Padahal

    nenurut James Petras dan Henry Veltmeyer (2002 : 217), wacana

    tentang itu semua sesungguhnya dipakai untuk melegitimasi

    perbudakan, genocide, kolonialisme, dan semua bentuk eksploitasi

    terhadap manusia.

    Sudah saatnya kaum Muslim di negara-negara berkembang

     bersikap kritis untuk melawan wacana global yang diproduksi Barat.

     Termasuk wacana globalisasi yang selama ini diterima sebagai sesuatu

     yang niscaya, harus dikritisi karena tersembunyi sebuah ideologi

    (hidden ideology) yakni neo-liberalisme yang dampaknya terhadap

    pembunuhan ekoniomi rakyat sangat luar biasa. Memang patut untuk

    disayangkan sikap beberapa kuam Muslim yang mengaku berfikir liberal

    tetapi sesunggunya mereka telah menjadi terbaratkan. Misalnya saat

    mereka ramai-ramai menolak penerapan syari’at Islam di Indonesia, yang mereka tawarkan tidak lain dan tidak bukan adalah syari’at liberal

     yang jauh lebih menghancurkan bangsa ini. Karena syariat liberal pada

    dasarnya adalah pembuka dan sekaligus legitimasi rasional atas

     berbagai bentuk mutakhir penjajahan Barat atas negara berkembang,

    termasuk Indonesia.

    Khotimah

     Terdapat beberapa point penting terkait relasi Islam dan Barat

     yang membentuk struktur dominasi-subordinasi yang dalam beberapa

    hal sarat konflik.Pertama, basis benturan Islam dan Barat adalahkepentingan ekonomi dan politik (kapitalisasi dan liberalisasi).Kedua,

     bahwa dominasi Barat atas dunia non-Barat, yang termasuk di

    dalamnya dunia Islam adalah dalam rangka mengamankan kepentingan

    ekonomi dan politik global Barat.Ketiga, dominasi itu dilaksanakan oleh

    Barat melalui cara yang paling halus sampai yang paling kasar, bahkan

     berdarah-darah (perang fisik). Cara halus Barat adalah melalui rezim

    pengetahuan yang terus-menerus diinjeksikan ke dalam dunia intektual

    Islam, sehingga pengetahuan lain tidak (boleh) berkembang.Ketiga, Cara

    untuk melawan hegemoni Barat adalah dengan bersikap kritis terhadap

    Barat, termasuk dalam hal ini adalah bersikap kritis terhadap berbagaipengetahuan yang dikembangkan oleh dan untuk kepentingan Barat #

    http8==%%%.hidayatullah.com=artikel=gha%ul-!kr=read=>@==>=C>>[email protected]

  • 8/16/2019 fenomena sosial barat

    30/30

    Oleh : Husnul Chotimah R

    MENGUTIP perkataan Samuel Huntington dalam bukunya The Clash of Civilization and the

    Remaking of Word Order  bahwa peradaban adalah pusat dunia.

    Semenjak berakhirnya perang dunia dingin yang melibatkan dua negara adidaya dalam

    memperebutkan kekuasaaan, konflik yang terjadi sudah tidak lagi berkaitan dengan isu-isutradisional akan tetapi telah terjadi perubahan konflik dalam tatanan dunia.

    Jika Franis Fukuyama dalam bukunya The End of History  mengatakan bahwa berakhirnya

    perang dingin menandai kemenangan !iberalisme sebagai idiologi terakhir dari sejarah

    kehidupan manusia. Samuel Huntington kemudian munul dengan bukunya dengan

     judulThe Clash of Civilization sebagai bentuk penolakan terhadap argument Fukuyama. "agi

    Huntington, liberalisme bukanlah akhir kehidupan manusia, ia kemudian mengaitkan

    masalah tersebut menggunakan teori Hegel yang menyatakan bahwa liberalisme hanyalah

    sebuah tesis dari sebuah sintesis dan akan ada anti tesis baru setelah liberalisme.

    Jika sebelumnya konflik yang terjadi adalah idiologi, ekonomi dan politik maka berbeda

    dengan kondisi sekarang karena konflik tidak lagi mengenai hal tersebut akan tetapi konflik

    peradaban.

    #eradaban tidak hanya mengenai agama atau kebudayaan akan tetapi elemen yang lebih

    luas baik itu ekonomi, politik, agama dan budaya dijadikan menjadi satu kesatuan.

    "agi Huntington "arat dalam hal ini liberalisme tidak lagi menjadi kekuatan utama karena

    telah munul kekuatan baru yang menandingi "arat yakni peradaban $sia dan peradaban

    %slam.

    #eradaban $sia munul sebagai kekuatan baru dunia terlihat dari banyaknya negara-negara

     $sia yang memiliki pertumbuhan &konomi yang sangat signifikan seperti 'hina, Jepang dan

    %ndia. Sementara disatu sisi %slam juga munul sebagai suatu peradaban yang menandingi

    peradaban "arat.

    Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor yakni %slam telah memasuki sebuah fase dimana

    %slam memiliki kekuatan dalam politik, ekonomi dan budaya. Hal ini terlihat dibeberapa

    negara yang dalam kebijakannya selalu mempertimbangkan posisi kaum (uslimin, umat

    %slam di daerah yang minoritas juga mulai terlibat dalam perpolitikan negara.

    Selain itu, hal ini juga dikarenakan oleh kepemilikan kekayaan yang melimpah, negara-

    negara yang berpenduduk (uslim memliki kekayaan yang berlimpah seperti $rab Saudi,

    )ubai dan juga %ndonesia. %slam juga memiliki pengikut yang semakin banyak dari tahun ke

    tahun seperti yang terjadi di $merika saat ini dimana jumlah penduduk (uslim semakin

    meningkat.* +BERSAMBUNG

    Penulis mahasiswa Hubungan Internasional niversitas !uhammadiyah !alang