FARMAKOGNOSI 123

57
LABORATORIUM FARMAKOGNOSI PROGRAM STUDI FARMASI UNIVERSITAS TADULAKO LAPORAN LENGKAP FARMAKOGNOSI PERCOBAAN: 1. PEMBUATAN SIMPLISIA TANAMAN 2. PENGAMATAN AMILUM SECARA MIKROSKOPIK 3. PENGAMATAN SIMPLISIA UMUM SECARA MIKROSKOPIK 4. IDENTIFIKASI PENDAHULUAN DI SUSUN OLEH: NAMA : WAHYUNI MUS NIM : G 701 13 096 KELAS : FARMASI B KELOMPOK : II PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS TADULAKO

description

gvfhjhhfh

Transcript of FARMAKOGNOSI 123

Page 1: FARMAKOGNOSI 123

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI

PROGRAM STUDI FARMASI

UNIVERSITAS TADULAKO

LAPORAN LENGKAP

FARMAKOGNOSI

PERCOBAAN:

1. PEMBUATAN SIMPLISIA TANAMAN2. PENGAMATAN AMILUM SECARA MIKROSKOPIK3. PENGAMATAN SIMPLISIA UMUM SECARA MIKROSKOPIK4. IDENTIFIKASI PENDAHULUAN

DI SUSUN OLEH:

NAMA : WAHYUNI MUS

NIM : G 701 13 096

KELAS : FARMASI B

KELOMPOK : II

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2014

Page 2: FARMAKOGNOSI 123

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Farmakognosi

sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.Laporan ini dibuat untuk memenuhi

salah satu syarat ujian Praktikum Farmakognosi.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan

penanggung jawab serta kepada semua asisten yang telah membimbing dalam

penyusunan laporan ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

Semoga laporan lengkap praktikum Farmakognosi ini dapat bermanfaat

bagi kita semua.

Palu, 19 November 2014

Wahyuni Mus

Page 3: FARMAKOGNOSI 123

LEMBAR PENGESAHAN

Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober sampai dengan 10

November 2014, sebagai syarat untuk mengikuti ujian praktikum. Disahkan oleh :

Asisten

Moh. Fajrin Septiawan

G 701 11 071 G 701 11 049

Fauzia ansar Irman Setiawan

G 701 11 006 G 701 11 081

Febrianto Rerung

G 701 11 089

Mengetahui,

Penanggung Jawab Koordinator Asisten

Praktikum

Ririen Hardani, S.Farm.,S.Si., Apt Irman Setiawan

NIP. NIM. G 701 11 081

Page 4: FARMAKOGNOSI 123
Page 5: FARMAKOGNOSI 123

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................... i

KATA PENGANTAR............................................................................................ ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang…………………………………………………………….

I.2 Maksud Percobaan…………………………………………………….......

I.3 Tujuan Percobaan..……………………………………….………………..

I.4 Prinsip Percobaan.…………………………………………………………

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Deskripsi Tanaman……………………………………………………….

II.2 Uraian Bahan dan Sampel.………………………………………………..

II.3 Klasifikasi………………………………………………………………...

BAB III. METODOLOGI PERCOBAAN

III.1 Waktu dan Tempat………………………………………………………

III.2 Alat dan Bahan.………………………………………………………….

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengamatan.……………………………………………………….

IV.2 Pembahasan.……………………………………………………………..

BAB V. PENUTUP

V.1 Kesimpulan ……….……………………………………………………...

V.2 Saran…………………….………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA

KETERANGAN BEBAS LABORATORIUM

BIOGRAFI

KARTU KONTROL

Page 6: FARMAKOGNOSI 123

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang

Farmakognosi berasal dari bahasa yunani yaitu pharmakon (obat) dan

gnosis ilmu/pengetahuan tentang obat khususnya dari nabati, hewani dan

mineral.Menurutfluckiger farmakognosi adalah pengetahuan secara serentak

bebagai macam cabang ilmu pengetahuan untuk memperoleh segera segi yang

perlu di ketahui tentang obat.

Simplisia adalah bahan alamiah yang di gunakan sebagai obat yang belum

mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan

yang di keringkan.Simplisia dianggap bermutu rendah jika tidak memenuhi

persyaratan-persyaratan yang telah di tetapkan, khususnya persyaratan

kadarnya. Dianggap rusak jika oleh sebab tertentu, kadarnya tidak lagi

memenuhi syarat, misalnya basah oleh air laut tercampur minyak pelumas dan

lain-lain. simplisia dinyatakan bulukan jika kualitasnya turun karena di rusak

oleh bakteri, cendawan atau serangga. Di nyatakan tercampur jika secara tidak

sengaja terdapat bersama bahan-bahan atau bagian tanaman bahan lain.

Dianggap di palsukan jika secara sengaja dig anti, diolah atau ditambahi bahan

lain yang tidak semetinya.

Amylum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu

sebagian besar tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-

bijian.Amylum terdiri dari dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah

polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20-28 %) dan sisanya

amilopektin amilosa.

Dalam bidang farmasi dari seluruh percobaan ini adalah mahasiswa dapat

mengetahui proses pembuatan simplisia, tahapan pembuatan simplisia yang

baik, pemilihan tanaman yang baik untuk di buat simplisia, manfaat dari

tanaman yang akan dibuat simplisia, pengamatan amilum dan simplisia secara

organoleptis meliputi mikroskopis dan makroskopis. Serta tau cara

pengidentifikasian tannin, polifenol, saponin, dan alkaloid pada tanaman.

Page 7: FARMAKOGNOSI 123

I.2. Maksud Percobaan

1. Pembuatan simplisia

Mengetahui cara pembuatan simplisia

2. Pengamatan amilum secara mikroskopik

Mengetahui cara pemeriksaan simplisia yang mengandung amilum secara

mikroskopik

3. Pengamatan simplisia umum secara mikroskopik

Mengetahui cara pemeriksaan simplisia secara organoleptik

4. Identifikasi pendahuluan

Mengetahui cara pengidentifikasian senyawa aktif pada simplisia

I.3. Tujuan Percobaan

1. Pembuatan simplisia tanaman

- Mengetahui cara pembuatan simplisia yang baik

- Mengidentifikasi bahan baku simplisia

2. Pengamatan amilum secara mikroskopik

- Mengidentikasi simplisia yang mengandung amilulm secara mikroskopik

- Mengetahui cara pemeriksaan mikroskopik pada berbagai jenis amilum

3. Pengamatan simplisia umum secara mikroskopik

- Mengidentikasi berbagai jenis simplisia secara organoleptik

- Mengetahui cara pemeriksaan mikroskopik pada berbagai jenis simplisia

4. Identifikasi Pendahuluan

Memahami cara mengidentifikasi kandungan senyawa aktif pada simplisia

Page 8: FARMAKOGNOSI 123

I.4. Prinsip Percobaan

Pembuatan simplisia dilakukan melalui tahapan yaitu

pengumpulan bahan baku, sortasi basah, pencucian, perubahan bentuk

(perajangan), pengeringan, sortasi kering, pengepakan, dan penyimpanan.

Identifikasi tipe stomata dari simplisisa amilum oryzae, anilum

manihot, dan amylum maydis secara organoleptik yang dilarutkan dalam

aquadest dan diamati pada mikroskop.

Identifikasi dan pemeriksaan mikroskopik pada berbagai jenis

simplisia dilakukan dengan pengamatan terhadap bau, rasa, dan bentuk

kemudian diamati secara mikroskopik dengan meneteskan larutan kloralhidrat

LP 10% pada simplisia dan diamati dengan mikroskop.

Identifikasi kandungan kimia pada simplisia dilakukan dengan

melakukan preparasi-preparasi pada serbuk simplisia dangan menambahkan

zat maupun melarutkan zat pada reagen rof yang sesuai kemudian dilakukan

pengamatan terhadap keberadaan senyawa aktif alkaloid, saponin, dan

glikosida antarkuinon yang terdapat pada simplisia.

Page 9: FARMAKOGNOSI 123

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Deskripsi Tanaman

Mengandung pigmen klorofil untuk fotosintesis.Sorus merupakankumpulan

dari spora.Indusium adalah suatu lapisan pelindung untuk melindungi

sporangium terutama yang masih muda.Spora adalah struktur pembiakan halus

yang dihasilkan oleh paku – pakis.Spora berbentuk bulat, menempel pada

permukaan bawah daun.Silinder pusat terdiri dari xilem dan floem.Fase

sporofit menghasilkan spora haploid melalui pembelahan meiosi.Spora

tumbuh melalui bagian selnya menjadi gametofit.Gametofit menghasilkan

gamet melalui pembelahan mitosis.

Daun berupa daun majemuk, menyirip, lanset, tepi bergerigi, ujun runcing,

pangkal tumpul, panjang 5-6 cm, lebar 1-2 cm, tangkai silindris, berambut,

pertulangan menyirip, hijau. Ental yang muda ditutupi oleh sisik berwarna

coklat muda. Tersusun atas 15 pasang anak-anak daun panjangnya 40 cm dan

lebarnya 8 cm. Tekstur daun agak kaku dengan tepi bergigi berwarna hijau

gelap.Batang terlihat tegak dan berkayu, berbentuk bulat, panjang, permukaan

kasar, terdapat rambut-rambut uniseluler yang berwarna coklat muda agak

kehitaman dan mudah lepas saat disentuh yang melekat pada batangnya.

Panjang batang mencapai 2-3 m bahkan bisa lebih dengan diameter mencapai

sekitar 5 cm, mempunyai percabangan, dan berwarna hitam kecoklatan.

Batangnya kebanyakan bercabang, berkarang dan jelas kelihatan berbuku-

buku dan beruas-ruas.Pada buku-buku batangnya terdapat karangan daun yang

hanya menyerupai sisik saja.Akar serabut. Sorus yaitu spora (sarus) yang

terletak di bawah daun, bentuknya beraturan seperti jala, membentuk seperti

huruf V yang berbentuk garis zig-zag dan hampir membuat bentukan seperti

segitiga. Pada tangkai daun terdapat bentukan seperti bunga atau biji yang

berwarna merah dan berukuran agak besar.pada ketiak anak daun tumbuh

tunas untuk perbanyakan diri.

Page 10: FARMAKOGNOSI 123

II.2. Uraian Bahan

1. Aquades ( FI III: 96)

Nama Resmi : AQUA DESTILLATA

Nama Lain : Air suling

RM/BM : H2O/18,02

Pemerian : cairan jernih, tak berwarna, tidak berbau, tidak

mempunyai rasa

Kelarutan : -

Khasiat : -

Kegunaan : sampel

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

2. Amilum oryzae (FI III: 93)

Nama Resmi : AMYLUM ORYZAE

Nama Lain : Pati Beras

RM/BM : -

Pemerian : Serbuk sangat halus, putih, tidak berbau, tidak berasa

Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dingin, dan dalam etanol

(95%)

Khasiat : Zat tambahan

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk dan kering

3. Amilum Solani (FI III: 94)

Nama Resmi : AMYLUM SOLANI

Nama Lain : Pati Kentang

RM/BM : -

Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau

Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol

(95%)

Khasiat : Zat tambahan

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Page 11: FARMAKOGNOSI 123

4. Amilum Manihot (FI III: 93)

Nama Resmi : AMYLUM MANYHOT

Nama Lain : Pati Singkong

RM/BM : -

Pemerian : Serbuk ablur, kadang-kadang berupa gumpalan kecil,

putih, tidak berbau, tidak berasa

Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dingin

Khasiat : Zat tambahan

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

5. Kloralhidrat (FI III: 142)

Nama resmi : CHLORALIHYDRAS

Nama Lain : Kloralhidrat

RM/BM : C2H3Cl3O3/161,40

Pemerian : Hablur, transparan, tidak meleleh basah, tidak berwarna,

bau tajam dan khas, rasa kaostik dan agak pahit, melebur

pada suhu lebih kurang 35˚ dan perlahan-lahan menguap

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam minyak zaitun,

mudah larut dalam etanol (95%), dalam kloroform dan

dalam eter

Khasiat : Hipnotikum, Sedativum

Kegunaan : pelarut

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya,

ditempat sejuk

6. Asam Sulfat (FI III: 58)

Nama Resmi : ACIDUM SULFURICUM

Nama Lain : Asam Sulfat

RM/BM : H2SO4/98,07

Pemerian : cairan kental seperti minyak, korosif, tidak berwarna. Jika

ditambahkan kedalam air menimbulkan panas

Page 12: FARMAKOGNOSI 123

Kelarutan : sangat mudah larut dalam air

Khasiat : Zat tambahan

Kegunaan : Pelarut

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

7. Besi Klorida (FI III: 659)

Nama Resmi : FERROSI CHLORIDUM

Nama lain : Besi (III) Klorida

RM/BM : FeCl3/162,2

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, hitam kehijauan, bebas warna

jingga dari garam hidrat yang telah terpengaruh oleh

kelembaban

Kelarutan : Larut dalam air, larutan berupa lensasi berwarna jingga

Khasiat : Zat tambahan

Kegunaan : Pereaksi

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

8. Asam Klorida (FI III: 140)

Nama resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM

Nama Lain : Asam Klorida

RM/BM : HCl/36,46

Pemerian : cairan tidak berwarna, berasap, bau merangsang, jika

diencerkan 2 bagian volume air, asap hilang

Kelarutan : -

Khasiat : Zat tambahan

Kegunaan : Pereaksi

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Page 13: FARMAKOGNOSI 123

II.3. Uraian Sampel

1. Kentang(www.plantamor.com)

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Solanes

Famili : Solanoceae

Genus : Solanum

Spesies : Solanum tuberosum L.

2. Jagung(www.plantamor.com)

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Poales

Famili : Poaceae

Genus : Zea

Spesies : Zea mays L.

3. Mengkudu(www.plantamor.com)

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Rubiales

Famili : Rubiaceae

Genus : Morinda

Spesies : Morinda citrifolia L.

Page 14: FARMAKOGNOSI 123

4. Mangga(www.plantamor.com)

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Sapindales

Famili : Anacardiaceae

Genus : Mangifera

Spesies : Mangifera Indica

5. Benalu Mangga(www.plantamor.com)

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Santales

Famili : Dendropthae

Genus : Loranthaceae

Spesies : Denthroptoe pandra

6. Daun Teh Arab(www.plantamor.com)

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Calestrales

Famili : Calestreceae

Genus : Catha

Spesies : Catha ecluis L.

Page 15: FARMAKOGNOSI 123

7. Pandan(www.plantamor.com)

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Acrada

Famili : Acradaceae

Genus : Pandanus

Spesies : Pandanus amarylifolius

8. Kedondong Hutan(www.plantamor.com)

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Anacardia

Famili : Anacardiaceae

Genus : Spordias

Spesies : Spordias pinnata

9. Pare(www.plantamor.com)

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Violales

Famili : Cucurbiteceae

Genus : Momordica

Spesies : Momordica charantia L.

Page 16: FARMAKOGNOSI 123

10. Sembung (www.plantamor.com)

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Asterales

Famili : Asteraceae

Genus : Blumea

Spesies : Blumea balsamifera

11. Puring (www.plantamor.com)

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Euphoribales

Famili : Euphorblacea

Genus : Codiaeum

Spesies : Codiaeum Veriegatum Bi

12. Lobak (www.plantamor.com)

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Capparales

Famili : Brassicacene

Genus : Raphanus

Spesies : Raphanus satuvus var hertensis L

Page 17: FARMAKOGNOSI 123

13. Hiptis, Rumput Knop (www.plantamor.com)

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnolipsida

Ordo : Lamiales

Famili : Lamiaceae

Genus : Hyptis

Spesies : Hyptis Cabitata Jacq

14. Bunga Terompet (www.plantamor.com)

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Gennanales

Famili : Apocynaceae

Genus : Mandevilla

Spesies : Mandevilla sandevir

15. Orok-orok (www.plantamor.com)

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae

Genus : Crotalaria

Spesies : Crotalaria anagyroides kunt

Page 18: FARMAKOGNOSI 123

16. Tikusan (www.plantamor.com)

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Sapindales

Famili : Rutaceae

Genus : Clausena

Spesies : Clausena exacawata burm. F.

17. Benalu (www.plantamor.com)

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Santalales

Famili : Loranthaceae

Genus : Loranthus

Spesies : Loranthus pandra

Page 19: FARMAKOGNOSI 123

BAB III

METODOLOGI KERJA

III.1. Waktu dan Tempat

III.1.1. Waktu

17 Oktober 2014 – 05 November 2014

III.1.2. Tempat

Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia

Desa salubumba, kecamatan banawa tengah, kabupaten Donggala

III.1 Alat Dan Bahan

III.1.1 Alat

- Pisau/catter

- Gunting

- Karung

- Blender

- Mikroskop

- Deck gelas

- Objek gelas

- Botol semprot

- Pipet tetes

- Tabung reaksi

- Cawan porselin

- Gelas ukur

- Neraca analitik

- Sendok tanduk

- Hot plate

- Gelas kimia

Page 20: FARMAKOGNOSI 123

III.1.2 Bahan

- Kantong Plastik

- Kertas Label

- Pot plastic

- Sampel Tanaman Daun Paku Sepat (Neoproplopiscordifolia)

- Koran

- Kardus

- Karung

- Aquades

- Lap kasar

- Lap halus

- Amilum

- Amilum Solanum

- Amilum Manihot

- Amilum Maydis

- Tissue

- Klohidrat P 10 %

- Eter

- Kloroform

- Hcl

- NaOH

- Kertas Saring

- Kertas Perkamen

- FeCl3

Page 21: FARMAKOGNOSI 123

III.3.Prosedur Kerja

Percobaan I

1. Disiapkan alat yang akan digunakan

2. Pemilihan bahan baku yang akan di gunakan sebagai sampel pembuatan

simplisia (tanaman yang di ambil adalah tanaman liar)

3. Dilakukan sortasi basah ketika tanaman masih segar

4. Dilakukan pencucian pada tanaman tersebut

5. Dilakukan pengubahan bentuk dari tanaman tersebut

6. Dikeringkan tanaman tersebut dengan tidak terkena cahaya sinar matahari

langsung

7. Dilakukan sortasi kering

8. Penyimpanan atau Pengepakan

Percobaan II :

1. Identifikasi tiap amilum secara organoleptik

2. Siapka alat dan bahan

3. Ambil amilum dengan sendok tanduk, lalu letakan diatas objek gelas

4. Tteteskan satu tetes aquades lalu tutup dengan deck gelas

5. Amati sampel dengan menggunakan mikroskop

6. Gambar hasil pengamatan yang di peroleh dan lengkapi dengan

keterangan (disciptrio) masing-masing sampel

Percobaan III :

1. Ambil serbuk simplisia yang telah dibuat, letakan diatas dek gelas

2. Ditetesi dengan klorihidrat LP 10% lalu difikusi dengan pemanasan

3. Ditutup dengan objek gelas

4. Amati secara makroskopik dan mikroskopik serta bandingkan dengan

gambarfragmen yang terdapat pada literature. Gambar pada gambar kerja

yang telahdi sediakan.

Page 22: FARMAKOGNOSI 123

Percobaan IV :

a. Identifikasi Alkaloid

1. Lakukan penyarian pada serbuk simplisia dengan campuran eter

dan kloroform. Saring

2. Pindahkan 1-2 ml filtrate dan cawan

3. Tambahkan pereaksi mayer LP, amati perubahan yang terjadi

b. Identifikasi Saponin

1. Masukan 0,5 gram serbuk yang diperiksa dalam tabung reaksi

2. Tambahkan 10 ml air panas dinginkan kemudian kocok kuat-kuat

selama 10 detik

3. Keberadaan saponin akan di tandai dengan terbentuknya buih yang

mantap selama tidak kurang 10 menit setinggi 1-10 cm, dengan

penambahan HCL 3N buih tidak hilang.

c. Identifikasi tannin dan polifenol

1. Menambahkan sampel dengan aquades panas, kemudian mengaduk

dan mendinginkan

2. menambahkan 5 tetes Nacl 10 % kemudian di saring

3. Filtrat di bagi menjadi 3 bagian, A,B,C

4. Filtrat A digunakan sebagai blanko

5. Menambahkan 3 tetes pereaksi Fecl3

6. Menambahkan larutan gelatin kedalam filtrate

7. Menbgamati perubahan yang terjadi pada filtrate B dan C

8. Jika terbentuk endapan pada filtrate C maka terdapat tannin.

9. Jika terbentuk warna hijau kehitaman pada filtrate B menunjukan

adanyatannin terhidrolisa jika terbentuk warna hijau kecoklatan

padafiltrate Bmanunjukan adanya tannin terkondensasi. Jika

terbentukwarna-warna lainselain warna ini, menunjukan senyawa

polifenol.

Page 23: FARMAKOGNOSI 123

BAB IV

HASIL HDAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil Pengamatan

1. Pembuatan Simplisia Tanaman

No. Gambar Perlakuan

1.Proses pengumpulan bahan

baku

2.

Proses perajangan atau

pengubahan bentuk

sebelum dikeringkan

3.Hasil simplisia alus yang

telah dikeringkan

Page 24: FARMAKOGNOSI 123

2. Pengamatan Amilum Secara Mikroskopik

No.Nama

Amilum

Gambar

Pengamatan

Gambar

Literatur

Tipe

Stomata

1.Amilum

Manihot

Tipe

Bidastin

2.Amilum

Oryzae

Tipe

Akhnonistin

3.Amilum

Solani

Tipe

Parastin

3. Pengamatan Simplisia Umum Secara Mikroskopik

No. Sampel Gambar Keterangan

1. Jambu Biji

Bau: khas teh

Bentuk: majemuk,

runcing

Rasa: pahit

2. Kayu Jawa

Bau: khas teh

Bentuk: menjari,

licin

Rasa: hambar

Page 25: FARMAKOGNOSI 123

3.Kedondong

Hutan

Bau: khas lemah

Bentuk: bulat,

ujung runcing

Rasa: hambar,

sepat

4. Sambang Getih

Bau: kas tanah

Bentuk: bulat telur

Rasa: hambar, pahit

5. Pandan

Bau: khas

Bentuk: panjang,

sejajar

Rasa: pahit

6. Jambu Mente

Bau: khas kayu

Bentuk: bulat telur

Rasa: hambar

7. Mangga

Bau: khas

Bentuk: lebar,

kasar

Rasa: hambar,

sepat

8. Kopi

Bau: khas

Bentuk: lonjong,

panjang

Rasa: pahit

Page 26: FARMAKOGNOSI 123

9. Iles-iles

Bau: khas teh

Bentuk: menjari,

licin

Rasa: hambar

10.Jambu

Tangkala

Bau: khas teh

Bentuk: oval

Rasa: hambar

11. Jarak Pagar

Bau: khas tanah

Bentuk: berjari

lima

Rasa: pekat,

hambar

12. Tapak Liman

Bau: pedis, sejuk

Bentuk: mengarah

ke akar

Rasa: pahit

13. Jarak Merah

Bau: khas teh

Bentuk: menjari

Rasa: hambar

14. Putri Malu

Bau: khas teh

Bentuk: majemuk,

lancip

Rasa: pahit

15. Tembelekan Bau: khas

Bentuk:

berhadapan

Page 27: FARMAKOGNOSI 123

Rasa: pahit

16. Girang

Bau: khas rumput

Bentuk: majemuk

Rasa: pahit

17. Mengkudu

Bau: khas teh

Bentuk: jorong

lanset

Rasa: pahit, sepat

18. Kelor Hutan

Bau: khas rumput

Bentuk: panjang,

lonjong

Rasa: hambar

19. Paparekurun

Bau: khas rumput

Bentuk: majemuk

Rasa: pahit

20. Ketepeng Cina

Bau: khas teh

Bentuk: menyirip,

bulat

Rasa: manis, pedis

21. Bandotan

Bau: khas minyak

ikan

Bentuk: bergerigi

Rasa: pahit, pedas

22. Bunga

terompet

Bau: khas

Bentuk: lonjong,

bulat

Page 28: FARMAKOGNOSI 123

Rasa: pahit

23. Angsana

Bau: khas teh

Bentuk: meruncing

Rasa: pahit, pekat

24.Belimbing

Wuluh

Bau: khas

Bentuk: runcing

Rasa: hambar,

25. Pala

Bau: bau khas

lemah

Bentuk: meruncing,

Rasa: sepat, agak

pedas

26. Teh arab

Bau: khas teh

Bentuk: bulat

lonjong

Rasa: manis,

hambar

4. Identifikasi Pendahuluan

No

.Sampel

Pengamatan

Alkaloid SaponinFlavonoi

dTanin

Polifeno

l

1. Daun Paku

Sepa

t(Nephroplo

pis

+ + - - +

Page 29: FARMAKOGNOSI 123

2.

3.

4.

5.

6.

7.

cordifolia

Jambu

Tenggalak

(Belischa

axmanthera)

Iles-Iles

(Tacea

perrata)

Sambang

Getih

(Hemigroph

is coleata)

Belimbing

Wulu

h(Avverhoa

bilimbi)

Daun Kopi

(Coffea

arabica)

Tembolikan

(Lantana

carana)

-

+

_

+

_

-

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

_

+

+

+

+

+

+

+

-

-

-

-

-

-

Page 30: FARMAKOGNOSI 123

IV. 2 Pembahasan

Pada percobaan pertama ini adalah pembuatan simplisia.Simplisia

adalah bentuk jamak dari kata simplek yang berasal dari kata simpleks,

berate suatu obat sederhana. Istilah simplisia di pakai untuk menyebut

bahan-bahan obat alam yang masih berada dalam wujud aslinya atau belum

mengalami perubahan bentuk. Departemen kesehatan RI membuat letusan

tentang simplisia ialah bahan alam yang digunakan untuk obat dan belum

mengalami perubahan proses apapun, dan kecuali dinyatakan lain umumnya

berupa bahan yang telah dikeringkan.

Berdasarkan hal itu maka simplisia yang dapat berupa tanaman

utuh, bagian tanaman, eksudat tanaman, atau gabungan antara

ketigannya.Misalnya datura folium dan peprisi nigri fructus.Eksudat

tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari selnya.Simplisia

dibedakan menjadi simplisia nabati, simplisia hewani, dan simplisia mineral

atau pelican.

Page 31: FARMAKOGNOSI 123

Adapun beberapa perlakuan yang kita lakukan didalam

laboratorium adalah pertaman pemilihan bahan baku, dalam pemilihan

bahan baku di pilih tanaman yang benar-benar yang segar lalu dilakukan

sortasi basah dengan tujuan memisahkan bagian tanman yang akan dijadikan

simplisia lalu pengubahan bentuk didalamnya mencakupi pemilipan,

pemotongan, lalu dilakukan perajangan dan pengupasan dan pada

pengeringan dilakukan tidak boleh terkena sinar matahari langsung karena

tidak baik bagi tanaman tersebut lalu dilakukan sortasi kering dan

penyimpanan tanaman tersebut dimasukan kedalam toples dan diberi label.

Adapun factor-faktor yang mempengaruhi proses pengeringan

simplisia adalah

1. Waktu pengeringan

2. Suhu pengeringa

3. kelembaban udara di sekitanya dan kelembaban bahan atau kandungan

air bahan

4. ketebalan bahan yang di keringkan

5. sirkulasi udara

6. luas permukaan bahan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengepakan dan penyimpanan

simplisia ialah

1. Cahaya

2. Oksigen atau sirkulasi udara

3. Reaksi kimi yan terjadi antara kandungan aktif tanaman dengan wadah

4. Penyerapan air

5. Kemungkinan terjadinya proses dehidrasi

6. Pengotoran dan atau pencemaran, baik yang diakibatkan oleh serangga,

kapang, bulu-bulu tikus atau binatang lain.

Sedangkan persyaratan wadah yang akan digunakan sebagai

pembungkus simplisia harus memenuhi syarat sebagai berikut:

1. Harus inert, artinya tidak mudah bereaksi dengan bahan lain

Page 32: FARMAKOGNOSI 123

2. Tidak beracum bagi bahan simplisia dan bagi manusia yang

menanganinya

3. Mampu melindungi bahan simplisia dari cemaran mikroba, kotoran dan

serangga

4. Mampu melindungi bahan simplisia dari penguapan kandungan aktif

5. Mampu melindungi bahan simplisia dari pengaruh cahaya, oksigen, dan

uap air.

Pada percobaan kedua hasil praktikum yang dapat dibahas adalah

sebagai berikut: Amilum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat

dialam, yaitu sebagian besar tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang

daun, dan biji-bijian.

Simplisia merupakan bahan alami yang digunakan sebagai obata

yang belum mengalami pengolahan apapun dan juga kecuali dinyatakan lain,

berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia terbagi dua jenis, yaitu

simplisia nabati, dan simplisia hewani. Simplisia nabati adalah simplisia

yang berupa tanaman utuh bagian dari tanaman atau isi sel dengan cara

tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat kimia murni.

Sedangkan simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh,

bagian hewan, atau zat-zat berguna yang dihasilkan pleh hewan dan belum

berupa zat kimia murni. Selain itu juga terdapat simplisia pelican (mineral)

yaitu simplisia yang berupa bahan-bahahn pelican/mineral yang belum

diolah atau telah diolah tetapi di olah dengan cara sederhana dan belum

berupa zat kimia murni.

Pemeriksaan mutu simplisia dilakukan pada waktu penerimaan

atau pembelian dari pengumpul/pedagang simplisia. Pemeriksaan

organoleptik dan mikroskopik dilakukan dengan menggunakn indra

manusia. Pemeriksaan mikroskopik dilakukan dengan menggunakan

mikroskop dengan mengamati cirri-ciri anatomi histology terutama untuk

menegaskan keaslian simplisia dan pemeriksaan untuk menetapkan mutu

berdasarkan senyawa aktifnya umumnya meliputi pengamatan terhadap

serbuk.

Page 33: FARMAKOGNOSI 123

Identifikasi amilum secara mikroskopis dan secara kimawi.Sampel

yang digunakan pada percobaan kali ini adalah amilum manihot, amilum

maydis, amilum solanum, dan amilum oryzae.Identifikasi secara kimiawi

kandungan amilum bertujuan untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya

amilum dalam sampel.

Adapun beberapa perlakuan yang dilakukan didalam laboratorium

adalah pertama menyiapkan alat dan bahan, lalu diambil amilum dan

diletakkan diatas objek gelas, lalu ditetesi aquades dan ditutup dengan deck

gelas, lalu diamati dibawah mikroskop.

Pembahasan pada percobaan ketiga ialah Simplisia adalah bentuk

jamak dari kata simpleks yang berasal dari kata simpleks, berate suatu obat

sederhana. Istilah simplisia di pakai untuk menyebut bahan-bahan obat alam

yang masih berada dalam wujud aslinya atau belum mengalami perubahan

bentuk. Departemen kesehatan RI membuat letusan tentang simplisia ialah

bahan alam yang digunakan untuk obat dan belum mengalami perubahan

proses apapun, dan kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang

telah dikeringkan.

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat

yang belum mengalamipengolahan apapun juga kecuali dinyatakan lain

simplisia merupakan bahan yang dikeringkan. Simplisia dapat berupa

simplisia nabati, hewani, pelican (mineral).

Berdasarkan hal iktu maka simplisia yang dapat berupa tanaman

utuh, eksudat tanaman, atau gabungan antara ketigannya.Misalnnya datura

folium dan peprisi nigri fructus.Eksudat tanaman ialah isi sel yang secara

spontan keluar dari selnya.

Adapun Alat-alat dan bahan-bahan yang kita pergunakan pada saat

praktikum ini antara lain yaitu Mikroskop, karena pengamatan yang harus

kita lakukan ada dua yaitu Mikroskopoik dan Makroskopik maka

digunakanlah mikroskop untuk melihat keberadaan sel-sel atau jaringan-

jaringan dari tumbuhan tersebut. Lalu deck gelas dan objek gelas merupakan

alat pelengkap dari mikroskop deck gelas sebagai tempat penyimpanan

Page 34: FARMAKOGNOSI 123

sampel sedangkan objek gelas untuk menutup sampel, dan digunakan juga

pipet tetes yang didalam pipet tetes tersebut diisi dengan klorohidrat P 10 %

yang ditetesi paa bagian sampel yang akan diteliti. Dan adapun bahan-bahan

yang digunakan adalah seluruh sampel tanaman simplisia yang telah

dikeringkan dan dihaluskan dan larutan klorohidrat P 10% yang ditetesi

pada sampel tanaman yang akan diamati.

Adapun cirri-ciri simplisia atau tanaman yang akan dijadikan

simplisia yaitu, pada saaat pengeringan atau selesai pengeringan bau dari

tanaman trsebut masih memiliki bau yang khas, atau pada cirri-ciri fisik

pada saat pengamatan sampel-sampel yang diambil benar-benar berasal dari

tanaman yang baik yang daunnya tidak layu, dan tidak berlubang.

Pada saat praktikum, bau, rasa, dan warna dari tanaman

Nephroplopis cordifolia atau biasa disebut daun Paku Sepat.Berdasarkan

hasil pengamatan diperoleh data dari simplisia yaitu memiliki bau khas

seperti teh, dengan rasa hambar dan warna hijau kecoklatan akibat

pengeringan.

Melalui hasil pengamatan secara mikroskopik, diperoleh data

bentuk daunnya, yaitu berbentuk daun majemuk, menyirip, lanset, tepi

bergerigi, ujung runcing dan pertulangan menyirip. Pengidentifikasiansecara

mikroskopik dilakukan dengan meneteskan larutan kloralhidarat sehingga

mudah diamati dan dilakukan pengamatan melalui mikroskop sehingga

diperoleh bentuk dari sel.

Manfaat dari percobaan ini ialah kita dapat mengetahui simplisia

yang baik dan tidak untuk di buat obat, dan juga sel-sel dan jaringa-jaringan

dari tumbuhan tersebut, oleh karena itu penting dilakukan praktikum ini.

Pembahasan pada percobaan keempat ini ialah mengidentifikasi

jenis-jenis senyawa aktif yang terdapat pada simplisia.

Saponin adalah jenis glikosida yang banyak ditemukan dalam

tumbuhan.Saponin memiliki karasteristik berupa buih. Sehingga ketika

direaksikan dengan air dan dikocok maka akan terbentuk buih yang dapat

bertahan lama. Saponin memiliki rasa pahit menusuk dan menyebabkan

Page 35: FARMAKOGNOSI 123

bersin serta iritasi pada selaput lendir.Saponin diklasifikasikan menjadi dua

yaitu saponin steroid dan saponin tritenoid, kedua jenis saponin mudah larut

dalam eter.Saponin memiliki peran penting sebagai antiinflamasi yaitu

dengan menghambat pembentukan eksudat dan menghambat kenaikan

permeabilitas vascular.

Alkaloid dari tanaman kebanyakan merupakan senyawa amina

tersier dan yang lainnya terdiri dari nitrogen primer, sekunder, dan

quartener.Semua alkaloid mengandung paling sedikit satu atom nitrogen ini

yang biasanya bersifat basa dan sebagian besar atom nitrogen ini merupakan

cincin aromatis.

Tanin merupakan gambaran umum untuk senyawa golongan

polimer fenolik.

Glikosida adalah glikosida yang aglikonnya berupa sapogenin.

Glikosida bias berupa saponin steroid maupun maupun saponin tritopenoid,

saponin bila terhidrolisis akan menghasilkan aglikon yang disebut

sapogenin. Ini merupakan satu senyawa yang mudah dikristalkan lewat

asetilasi dapat dimurnikan dan dipelajari lebih lanjut.Saponin yang

berpotensi keras atau beracun seringkali disebut sebagai sapotoksin.

Simplisia yang diperoleh dari wadah yang baik dan disimpan pada

tempat yang dapat menjamin terpeliharanya mutu simplisia.Wadah terbuat

dari plastic tebal atau gelas yang berwarna gelap dan tertutup kedap

memberikan suatu jaminan yang memadai terhadap isinya, wadah dari

logam tidak dianjurkan agar tidak berpengaruh terhadap simplisia.Ruangan

simplisia harus diperhatikan suhu, kelembaban udara dan sirkulasi udara

naungannya.

Adapun perlakuan yang kita lakukan didalam praktikum adalah

menyiapkan alat dan bahan yang di lakukan dan disediakan pada saat

praktikum adalah tabung reaksi yang berfungsi untuk menyimpan larutan

yang simplisia yang dilarutkan dengan aquades.Hot plate berfungsi untuk

memanaskan larutan simplisia yang telah di larutkan dengan aquades untuk

menunjuka ada tidaknya buih yang menunjukan adanya saponin. Sendok

Page 36: FARMAKOGNOSI 123

tanduk yang digunakan untuk mengambil sedikit simplisia yang akan

dilarutkan dengan aquades, neraca analitik berfungsi untuk menimbang

simplisia yang akan di amati saponin, tannin, dan alkaloid. Gelas ukur

digunakan untuk mengukur banyaknya larutan aquades yang akan

digunakan untuk melarutkan simplisia. Corong pisah digunakan untuk

menyaring larutan murni dari simplisia agar larutan yang didapatkan larutan

murni tidak terbawah dengan simplisia yang telah dikeringkan.

Pada mengidentifikasi alkaloid pertama dicampurkan simplisiaa

dengan campuran eter dan kloroform kemudian disaring. Pindahkan 1-2 ml

piltrate dalam cawan, kemudian ditambahkan pereaksi mayer LP diamati

perubahan yang terjadi dan pada tanaman yang tidak mengandung alkaloid.

Pada pembuatan saponin pertama dimasukkan 0,5 gram serbuk

yang diperiksa dalam tabung reaksi, tambahkan 10 Ml air panas dinginkan

kemudian dikocok kuat-kuat selama 10 detik lalu di amati dan pada

pengamatan pada tanamanterdapat saponin.

Pada pengamatan tannin dan polifenol, sampel ditambahkan

dengan aquades panas kemudian di aduk dan didinginkan.Lalu ditambahkan

5 tetes Nacl 10 % kemudian disaring. Lalu filtrate dibagi menjadi 3 filtrat

pertama digunakan sebagai blanko dan tabung kedua ditetesi 3 tetes Fecl3

dan pada tabung ketiga ditambahkan larutan gelatin lalu diamati perubahan

warnanya dan pada tanaman terdapat Tanin dan tidak terdapat polifenol.

Berdasarkan literatur Morfologi Tumbuhan daun paku sepat

mengandung senyawa saponin, kardenolin, flavonoid, dan tanin. Pada

identifikasi saponin dan tanin, telah sesuai dengan literatur. Namun pada

identifikasi flavonoid, tidak ditemukan senyawa flavonoid karena sampel

yang digunakan pada saat identifikasi hanya sedikit. Pada identifikasi

alkaloid dan polifenol tidak ditemukan senyawa tersebut dan hal tersebut

telah sesuai dengan literatur.

Manfaat dari percobaan ini mahasiswa dapat mengetahui proses

pembuatan simplisia, tahapan pembuatan simplisia yang baik, pemilihan

tanaman yang baik untuk di buat simplisia, manfaat dari tanaman yang akan

Page 37: FARMAKOGNOSI 123

dibuat simplisia, pengamatan amilum dan simplisia secara organoleptis

meliputi mikroskopis dan makroskopis. Serta mengetahuicara

pengidentifikasian tannin, polifenol, saponin, dan alkaloid pada tanaman.

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Percobaan 1 :

Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa:

1. tahap-tahap pembuatan simplisia adalah :

- pengumpulan bahan baku

- sortasi basah

- pencucian

- pengubahan bentuk (perajangan)

- pengeringan

- sortasi kering

- pengepakan dan penyimpanan

Page 38: FARMAKOGNOSI 123

2. bahan aktif yang terdapat pada neprolepis codifolia ( paku sepat )

yaitu saponin kardenolin,flavonoid, dan tanin

Percobaan 2 :

Dari percobaan ini,dapat disimpulkan bahwa:

1. dari hasil pengamatan simplisia secara organoleptik dan

mikroskopik diperoleh tipe stomata pada masing-masing simplisia:

-amylum manihot : tipe bidioastin

-amylum oryzae : tipe aninonistik

-amylum solanum: tipe parasitin

2. pemeriksaan secara mikroskopik dilakukan dengan menggunakan

mikroskopik dilakukan dengan melihat perbedaan bentuk dari tiap

amylum

Percobaan 3 :

Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa

1. hasil identifikasi pada serbuk simplisia daun paku sepat

(nephrotepis lordifolia) diperoleh;

-bau : agak harum

-bentuk: daun majemuk menyirip fanset,tepi bergerigi,ujung

runcing,tangkaisilidris,pangkal tumpul,berambut,pertulangan daun

menyirip.

2. cara pemeriksaan mikroskopik simplisia dilakukan dengan cara

menetesi serbuk simplisia dengan larutan kloralhidrat 10%,difiksasi

dengan pemanasan dan pemanasan melalui mikroskop

Percobaan 4 :

Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa:

1. pada daun paku sepat terdapat kandungan kimia yaitu tanin

2. pada daun sepat terdapat kandungan senyawa aktif saponin

V.2 Saran

Page 39: FARMAKOGNOSI 123

Diharapkan dalam melakukan praktikum farmakognosi alat dan bahan

tersedia dengan baik agar semua praktikum bisa dapat terlaksana

DAFTAR PUSTAKA

Anonim Pom1979. Farmakope indonesia III. Depkes RI; jakarta

Ellis H,lioni.2010.berpacu melawan usia-rahasia awet muda tanpa obat

dan kosmetik. Andy; Yogjakarta

Frecdman.2003. fisika universitas. Erlangga;Jakarta

Mulyani,damin.1994. pengantar kimia. EGC; Yogjakarta

Ryzki, alfi.2012.Dasar-dasar farmakognosi. Gramedia; Jakarta

Setiawan.2008. 273 ramuan tradisional untuk mengatasi aneka penyakit.

Ayomedia pustaka; Jakarta

Sunarmiati.2008. cara benar meracik obat tradisional. Kasmus; Yogyakarta

Sutresna,nana.2001. cerdas belajar kimia. Grafido; Jakarta

Sri,mulyani,dkk.2004.morfologi tumbuhan. Gadjah mada university press;

Yogjakarta

Page 40: FARMAKOGNOSI 123

Syamsuni.2006. farmasetika dasar dan hitungan farmasi. EGC; Jakarta

Tjitrosoepomo,G,1994. Taksonomi tumbuhan obat-obatan. Gadjah mada

university press; Yogjakarta

Winangsih,H.2007.Antioksidan alami dan radikal bebas. Kansinius;

Yogjakarta

KETERANGAN BEBAS LABORATORIUM

Dengan ini menerangkan bahwa praktikan dibawah ini :

Nama : Wahyuni Mus

Stambuk : G 701 13 096

Kelompok : II

Telah memenuhi segala kewajiban laboratorium selama mengikuti

praktikum Farmakognosi.

Palu, 19 November 2014

Menyetujui,

No NAMA LABORAN LABORATORIUM TTD

1. Ian Santoso, AMKL Fitokimia-Farmakognosi

Page 41: FARMAKOGNOSI 123

2. Ni Wayan Madya N,S.Si Farmasetika

3. Wirahatni Farmakologi-Biofarmasi

4. Mardalena Kenyamu Kimia Farmasi

5. Deniarta Mikrobiologi Farmasi

Mengetahui,

Penanggung Jawab Praktikan

(Ririen Hardani, S.Farm.,S.Si., Apt) NIP