Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Niat Menggunakan Mobile...

8
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Niat Menggunakan Mobile payment Dengan Pendekatan Extended The Unified Theory of Acceptance and Use of Technology Priyatmoko Nugroho 1 , Wing Wahyu Winarno 2 , Rudy Hartanto 3 1 Mahasiswa Pascasarjana Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, UGM 2,3 Dosen Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, UGM Jl. Grafika 2, Yogyakarta, Indonesia 55281 [email protected] 1 , [email protected] 2 , [email protected] 3 AbstractTechnological advances in wireless communications has increased the number of users of mobile devices, it also has accelerated the growth of mobile commerce. Rapidly growing mobile commerce business and increasing consumers to make payments using mobile devices more and strengthen the role of mobile payment as an important application to make payments in this business. Mobile payment now received more attention from consumers in making payments to the merchants as an alternative to using cash or credit cards. The use of mobile payment services provide practicality, convenience, speed and provide comfort in transacting anytime and anywhere. This study aims to determine the factors that influence the intention to use of mobile payment services based on the identification of factors in Extended The Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT2) model. This study developed a model of the proposed merger UTAUT2 models with perceived risk constructs. The research model was tested using the 165 respondents of the online survey in Indonesia. Data were analyzed using Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM). The results of this study indicate facilitating conditions and price value has an influence on the intention to use mobile payment. Keywords-Mobile payment, UTAUT2, Perceived Risk, PLS-SEM IntisariKemajuan teknologi dalam dunia komunikasi nirkabel telah meningkatkan jumlah pengguna perangkat mobile, hal ini juga telah mempercepat pertumbuhan mobile commerce. Tumbuh pesatnya bisnis mobile commerce dan semakin tingginya konsumen melakukan pembayaran dengan menggunakan perangkat mobile semakin menguatkan peran mobile payment sebagai aplikasi penting untuk melakukan pembayaran pada bisnis ini. Mobile payment sekarang ini mendapat perhatian lebih dari konsumen dalam melakukan pembayaran pada merchant sebagai alternatif dari menggunakan uang tunai atau kartu kredit. Penggunaan layanan mobile payment memberikan kepraktisan, kemudahan, kecepatan serta memberikan kenyamanan dalam bertransaksi kapan dan dimana saja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi niat menggunakan layanan mobile payment berdasarkan identifikasi faktor- faktor pada model Extended The Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT2). Penelitian ini mengembangkan model dengan mengusulkan penggabungan model UTAUT2 dengan construct perceived risk. Model penelitian ini diuji menggunakan 165 tanggapan responden dari survei online di wilayah Indonesia. Data dianalisis menggunakan Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Hasil penelitian ini menunjukkan facilitating conditions, dan price value memiliki pengaruh terhadap niat menggunakan mobile payment. Kata Kunci-Mobile payment, UTAUT2, Perceived Risk, PLS-SEM I. PENDAHULUAN Perkembangan sektor bisnis saat ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Penggunaan teknologi jaringan telekomunikasi nirkabel untuk menjalankan kegiatan bisnis menjadi tren saat ini. Semakin populernya perangkat mobile seperti smartphone, laptop, netbook dan komputer tablet serta adanya dukungan jaringan koneksi kuat 3G dan 4G, bisnis melalui teknologi jaringan telekomunikasi nirkabel menjadi fenomena bisnis baru dan menjadi pasar dengan potensial besar [1]. Segala kegiatan bisnis yang dijalankan dengan menggunakan jaringan telekomunikasi nirkabel dikenal dengan mobile commerce [2]. Tumbuh pesatnya bisnis mobile commerce di Indonesia sejalan dengan semakin meningkatnya pengguna internet yang telah mencapai 132,7 juta dan ada 63,1 juta atau 47,6% pengguna menggunakan perangkat mobile mereka dalam mengakses internet [3]. Fenomena ini sangat didukung dengan berkembangnya kepemilikan ponsel pintar atau smartphone mencapai 71 juta orang dari 217.8 juta populasi penduduk Indonesia yang menggunakan ponsel [4]. Data survei kerja sama MARS Indonesia, Majalah SWA dan iDEA juga mengemukakan bahwa 29% dari pengguna internet di Indonesia telah merasakan berbelanja secara online [5] dan saat ini setiap hari, semakin banyak konsumen menggunakan perangkat mobile mereka untuk melakukan pembelian secara online [6]. Berkembangnya bisnis mobile commerce dan semakin tingginya perilaku pengguna melakukan pembelian dengan menggunakan perangkat mobile semakin menguatkan peran mobile payment sebagai salah satu aplikasi yang paling penting untuk melakukan pembayaran pada bisnis mobile commerce [7]. Dahlberg ISSN: 2085-6350 Yogyakarta, 27 Juli 2017 CITEE 2017 226 Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, FT UGM

Transcript of Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Niat Menggunakan Mobile...

Page 1: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Niat Menggunakan Mobile ...citee.ft.ugm.ac.id/2017/download51.php?f=38... · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Niat Menggunakan Mobile payment Dengan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Niat Menggunakan Mobile

payment Dengan Pendekatan Extended The Unified Theory of

Acceptance and Use of Technology

Priyatmoko Nugroho1, Wing Wahyu Winarno2, Rudy Hartanto3

1Mahasiswa Pascasarjana Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, UGM 2,3Dosen Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, UGM

Jl. Grafika 2, Yogyakarta, Indonesia 55281

[email protected], [email protected], [email protected]

Abstract— Technological advances in wireless

communications has increased the number of users of

mobile devices, it also has accelerated the growth of mobile

commerce. Rapidly growing mobile commerce business and

increasing consumers to make payments using mobile

devices more and strengthen the role of mobile payment as

an important application to make payments in this business.

Mobile payment now received more attention from

consumers in making payments to the merchants as an

alternative to using cash or credit cards. The use of mobile

payment services provide practicality, convenience, speed

and provide comfort in transacting anytime and anywhere.

This study aims to determine the factors that influence

the intention to use of mobile payment services based on the

identification of factors in Extended The Unified Theory of

Acceptance and Use of Technology (UTAUT2) model. This

study developed a model of the proposed merger UTAUT2

models with perceived risk constructs. The research model

was tested using the 165 respondents of the online survey in

Indonesia. Data were analyzed using Partial Least Squares

Structural Equation Modeling (PLS-SEM). The results of

this study indicate facilitating conditions and price value

has an influence on the intention to use mobile payment.

Keywords-Mobile payment, UTAUT2, Perceived Risk,

PLS-SEM

Intisari— Kemajuan teknologi dalam dunia komunikasi

nirkabel telah meningkatkan jumlah pengguna perangkat

mobile, hal ini juga telah mempercepat pertumbuhan mobile

commerce. Tumbuh pesatnya bisnis mobile commerce dan

semakin tingginya konsumen melakukan pembayaran

dengan menggunakan perangkat mobile semakin

menguatkan peran mobile payment sebagai aplikasi penting

untuk melakukan pembayaran pada bisnis ini. Mobile

payment sekarang ini mendapat perhatian lebih dari

konsumen dalam melakukan pembayaran pada merchant

sebagai alternatif dari menggunakan uang tunai atau kartu

kredit. Penggunaan layanan mobile payment memberikan

kepraktisan, kemudahan, kecepatan serta memberikan

kenyamanan dalam bertransaksi kapan dan dimana saja.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

faktor-faktor yang mempengaruhi niat menggunakan

layanan mobile payment berdasarkan identifikasi faktor-

faktor pada model Extended The Unified Theory of

Acceptance and Use of Technology (UTAUT2). Penelitian ini

mengembangkan model dengan mengusulkan

penggabungan model UTAUT2 dengan construct perceived

risk. Model penelitian ini diuji menggunakan 165 tanggapan

responden dari survei online di wilayah Indonesia. Data

dianalisis menggunakan Partial Least Squares Structural

Equation Modeling (PLS-SEM). Hasil penelitian ini

menunjukkan facilitating conditions, dan price value

memiliki pengaruh terhadap niat menggunakan mobile

payment.

Kata Kunci-Mobile payment, UTAUT2, Perceived

Risk, PLS-SEM

I. PENDAHULUAN

Perkembangan sektor bisnis saat ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Penggunaan teknologi jaringan telekomunikasi nirkabel untuk menjalankan kegiatan bisnis menjadi tren saat ini. Semakin populernya perangkat mobile seperti smartphone, laptop, netbook dan komputer tablet serta adanya dukungan jaringan koneksi kuat 3G dan 4G, bisnis melalui teknologi jaringan telekomunikasi nirkabel menjadi fenomena bisnis baru dan menjadi pasar dengan potensial besar [1]. Segala kegiatan bisnis yang dijalankan dengan menggunakan jaringan telekomunikasi nirkabel dikenal dengan mobile commerce [2]. Tumbuh pesatnya bisnis mobile commerce di Indonesia sejalan dengan semakin meningkatnya pengguna internet yang telah mencapai 132,7 juta dan ada 63,1 juta atau 47,6% pengguna menggunakan perangkat mobile mereka dalam mengakses internet [3]. Fenomena ini sangat didukung dengan berkembangnya kepemilikan ponsel pintar atau smartphone mencapai 71 juta orang dari 217.8 juta populasi penduduk Indonesia yang menggunakan ponsel [4]. Data survei kerja sama MARS Indonesia, Majalah SWA dan iDEA juga mengemukakan bahwa 29% dari pengguna internet di Indonesia telah merasakan berbelanja secara online [5] dan saat ini setiap hari, semakin banyak konsumen menggunakan perangkat mobile mereka untuk melakukan pembelian secara online [6].

Berkembangnya bisnis mobile commerce dan semakin tingginya perilaku pengguna melakukan pembelian dengan menggunakan perangkat mobile semakin menguatkan peran mobile payment sebagai salah satu aplikasi yang paling penting untuk melakukan pembayaran pada bisnis mobile commerce [7]. Dahlberg

ISSN: 2085-6350 Yogyakarta, 27 Juli 2017 CITEE 2017

226 Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, FT UGM

Page 2: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Niat Menggunakan Mobile ...citee.ft.ugm.ac.id/2017/download51.php?f=38... · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Niat Menggunakan Mobile payment Dengan

et.al [8] mendefinisikan Mobile payment sebagai pembayaran untuk barang, jasa dan tagihan menggunakan perangkat mobile menggunakan teknologi jaringan komunikasi nirkabel dan teknologi komunikasi lainnya. Penggunaan layanan mobile payment untuk melakukan pembayaran pada bisnis berbasis mobile commerce akan memberikan kemudahan dan kecepatan dalam bertransaksi [9]. Layanan mobile payment tidak hanya memberikan kemudahan dan kecepatan, tetapi juga memungkinkan pengguna untuk menyelesaikan pembayaran dengan lebih aman dan memberikan kenyamanan lebih dalam bertransaksi kapan dan dimana saja [6].

Terlepas dari manfaat menggunakan layanan mobile payment, adopsi penggunaan layanan mobile payment masih rendah. Data survei dari MasterCard Mobile payments Readiness Index (MMPRI) pada tahun 2012 menunjukkan Indonesia menempati posisi ke-33 dari 34 negara pada survei kesiapan penggunaan mobile payment, konsumen di Indonesia berada di bawah rata-rata dalam keakraban, frekuensi, dan kemauan menggunakan mobile payment [10]. Hal ini juga tercermin pada masih sedikitnya ketersediaan opsi metode pembayaran menggunakan mobile payment atau uang elektronik berbasis server (server based) di pasar online.

Ketersediaan opsi metode pembayaran menggunakan mobile payment yang masih sedikit dan rendahnya penggunaan layanan mobile payment karena konsumen masih menyukai metode pembayaran standar menggunakan kartu kredit atau debit, transfer bank serta melakukan transaksi secara tunai. Belum terbiasa menggunakan perangkat mobile untuk melakukan pembayaran dan adanya persepsi kurang nyaman menggunakan smartphone dengan layar kecil untuk melakukan transaksi serta adanya kekhawatiran akan faktor keamanan masih menjadi pertimbangan dasar seseorang untuk melakukan transaksi non tunai [11]. Hal ini juga disampaikan oleh Mallat [12] bahwa penilaian atas risiko yang terlibat menjadi hambatan terbesar dalam adopsi mobile payment. Dari masalah tersebut penggunaan mobile payment untuk bertransaksi masih perlu ditingkatkan, penggunaan mobile payment secara teori harusnya lebih praktis seperti memberikan kemudahan, kecepatan, fleksibilitas waktu dan tempat untuk menyelesaikan suatu transaksi. Oleh karena itu, perlu untuk diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi niat menggunakan layanan mobile payment. Faktor-faktor yang mempengaruhi niat menggunakan mobile payment pada penelitian ini didasarkan pada identifikasi faktor-faktor pada model Extended The Unified Theory of Acceptance and Use of Technology dengan penambahan variabel perceived risk.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi niat menggunakan layanan mobile payment berdasarkan identifikasi faktor-faktor pada model UTAUT2 dengan penambahan construct perceived risk. Pada bahasan selanjutnya menjelaskan konsep dari mobile payment, teori saat ini yang menjelaskan penerimaan suatu teknologi oleh konsumen dan penelitian-penelitian terdahulu tentang mobile payment. Model penelitian, metodologi dan hasil dipaparkan pada bahasan selanjutnya, diikuti diskusi hasil

penelitian, implikasi practical, dan implikasi teori. Paper ditutup dengan memberikan saran untuk penelitian selanjutnya.

II. LANDASAN TEORI

A. Mobile payment

Mobile payment memungkinkan konsumen

menghilangkan kebutuhan menggunakan uang tunai atau

cash [13], dan menawarkan kenyamanan dan kecepatan

dalam bertransaksi [9]. Mobile payment merupakan

metode pembayaran elektronik alternatif untuk barang,

jasa dan tagihan. Metode pembayaran ini menggunakan

perangkat mobile seperti mobile phone, smartphone,

personal digital assistant dengan memanfaatkan

teknologi jaringan komunikasi nirkabel atau teknologi

komunikasi yang lain seperti Bluetooth, radio frequency

identification (RFID), dan near field communication

(NFC) [8]. Semakin meluasnya penggunaan perangkat

mobile dan semakin meningkatnya kebutuhan pengguna

untuk melakukan pembayaran dengan nyaman dan tepat

waktu, mobile payment diharapkan menjadi saluran

penting untuk melakukan transaksi keuangan [7].

Donner dan Tellez [14] mengemukakan bahwa mobile

payment dan mobile banking adalah sama merujuk secara

kolektif untuk suatu aplikasi yang memungkinkan orang

menggunakan mobile phone mereka untuk mengakses dan

menggunakan akun bank, transfer dana, dan melakukan

pembayaran pada toko. Lebih lanjut Slade et.al [15]

mengemukakan meskipun mobile payment dan mobile

banking adalah dua cabang yang berbeda dari layanan

mobile financial beberapa karakteristiknya tumpang

tindih, misalnya transfer uang secara langsung dari

rekening ke rekening dan sumber dana untuk mobile

payment, semua dilakukan melalui perangkat mobile.

Oliveira et.al [16] menambahkan bahwa mobile payment

dan mobile banking adalah sistem yang khas dalam

jumlah pemain yang terlibat; mobile banking merupakan

hubungan langsung sederhana antara konsumen dan bank

sedangkan mobile payment adalah proses tiga pihak antara

konsumen, merchant dan bank. Saat ini ada tambahan

pihak baru yaitu operator seluler dan produsen

smartphone - seperti Apple dan Samsung dengan Apple

pay dan Samsung pay-nya.

B. Penelitian Mobile payment

Penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan

dengan penggunaan atau adopsi mobile payment telah

dilakukan, Morosan dan DeFranco [17] meneliti adopsi

mobile payment khususnya near field communication

(NFC) pada konsumen hotel dengan menggunakan model

dasar UTAUT2 yang dikembangkan oleh Venkatesh et.al

[18]. Hasil penelitian menemukan bahwa performance

expectancy adalah predictor tertinggi dari niat

menggunakan NFC mobile payment, sementara social

influence, hedonic motivations, dan habit memiliki efek

yang lebih rendah dalam niat menggunakan mobile

payment. Sementara variabel effort expectancy¸ general

privacy¸ dan perceived security tidak signifikan. Lebih

lanjut Oliveira et.al [16] mengusulkan penggabungan

model UTAUT2 dengan model Diffusion of Innovation

CITEE 2017 Yogyakarta, 27 Juli 2017 ISSN: 2085-6350

Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, FT UGM 227

Page 3: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Niat Menggunakan Mobile ...citee.ft.ugm.ac.id/2017/download51.php?f=38... · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Niat Menggunakan Mobile payment Dengan

(DOI) serta penambahan construct perceived technology

security dan intention to recommend untuk meneliti

faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi mobile payment

dan niat untuk merekomendasikan teknologi mobile

payment pada social network di Portugal. Hasil penelitian

menemukan bahwa variabel construct compatibility,

perceived technology security, performance expectancy,

innovativeness, dan social influence mempengaruhi

adopsi mobile payment dan intention to recommend

teknologi mobile payment. Penelitian ini berfokus pada

niat untuk mengadopsi mobile payment, namun segala

aktivitas dari end-user yang berhubungan dengan mobile

payment tidak dianggap.

Slade et.al [19] melakukan penelitian dengan

mengeksplorasi model UTAUT2 dengan penambahan

construct trust dan risk pada pengguna ponsel yang bukan

merupakan pengguna NFC Mobile payment (NFC MPs)

dengan 244 responden di United Kingdom (UK). Data

dianalisis menggunakan analisis regresi dengan alat

analisis SPSS 20.0. Penelitian ini membandingkan model

dasar UTAUT2 dengan modifikasi model UTAUT2

dengan penambahan construct trust dan risk. Hasil

penelitian menemukan bahwa model UTAUT2 dengan

penambahan construct trust dan risk lebih baik

menjelaskan niat bukan pengguna untuk mengadopsi NFC

MPs dengan nilai 58,4% berbanding 52,7%. Construct

performance expectancy, social influence, habit, risk dan

trust ditemukan secara signifikan mempengaruhi

behavioral intention untuk mengadopsi NFC MPs.

Sementara construct effort expectancy, facilitating

conditions, price value, dan hedonic motivation tidak

signifikan.

C. Model Adopsi

1) UTAUT2

UTAUT2 merupakan pengembangan model

penerimaan dan penggunaan teknologi UTAUT dengan

menambahkan tiga variabel; hedonic motivation, nilai

price value, serta kebiasaan habit. Model UTAUT2

sebagaimana terlihat dalam Gambar 1 dikembangkan

oleh Venkatesh et.al [18].

Pada model UTAUT2 terdapat tujuh variabel

independen yang mempengaruhi niat berperilaku

(behavioral intention) terhadap teknologi secara langsung.

Ketujuh variabel tersebut adalah performance expectancy,

effort expectancy, social influence, facilitating condition,

hedonic motivation, price value, dan habit. Faktor

demografi age (umur), gender (jenis kelamin), dan

experience (pengalaman) digunakan sebagai moderasi

efek construct terhadap behavioral intention dan usage

behavioral.

2) Perceived Risk

Perceived risk didefinisikan secara umum sebagai

perasaan ketidakpastian tentang kemungkinan adanya

konsekuensi negatif dari penggunaan produk atau layanan.

Perceived risk merupakan potensi kerugian dalam

mengejar hasil yang diinginkan dalam menggunakan e-

service [20]. Masalah keamanan informasi yang

mempengaruhi penggunaan teknologi telah ditemukan

oleh penelitian-penelitian terdahulu. Adanya masalah

keamanan informasi membuat pembeli skeptis [21].

Hoffman et.al [22] menemukan bahwa masalah keamanan

sebagai penghalang utama adopsi e-commerce. Lebih

lanjut penelitian yang lain menyimpulkan bahwa masalah

keamanan merupakan penghambat pertumbuhan dalam

niat untuk mengadopsi teknologi dimana informasi

keuangan dikelola [23], [24]. Chang [25] juga

menemukan bahwa masalah keamanan pelanggan sebagai

penghalang utama untuk penggunaan dan adopsi mobile

payment. Penelitian ini menambahkan variabel perceived

risk yang diusulkan oleh Featherman dan Pavlou [20].

III. MODEL PENELITIAN

Model penelitian ditunjukkan pada Gambar 2, model penelitian ini menggabungkan model UTAUT2 dengan construct perceived risk. Penelitian ini memasukkan enam construct dari model UTAUT2 (performance expectancy, effort expectancy, social influence, facilitating conditions, hedonic motivation, dan price value). Penelitian ini tidak menggunakan variabel moderasi (age, gender dan experience), variabel use behavior, dan variabel habit pada model UTAUT2 didasari pada layanan mobile payment merupakan teknologi yang relatif baru yang belum digunakan secara luas dikalangan konsumen untuk menghasilkan kebiasaan [16], dan penelitian ini berfokus pada pengguna potensial atau calon pengguna. Karena mobile payment melibatkan informasi keuangan yang bersifat pribadi dan sensitif, masalah keamanan dapat menjadi penghalang adopsi teknologi [26]. Selanjutnya penelitian ini memasukkan construct perceived risk pada model penelitian untuk mengetahui pengaruhnya terhadap adopsi mobile payment.

A. UTAUT2 Variabel

Performance expectancy didefinisikan sebagai sejauh mana menggunakan teknologi akan memberikan manfaat kepada konsumen dalam melakukan kegiatan tertentu [18]. Individu sebagai konsumen memiliki persepsi bahwa dengan menggunakan mobile payment akan memberikan

Gambar 1. Model UTAUT2 [18]

ISSN: 2085-6350 Yogyakarta, 27 Juli 2017 CITEE 2017

228 Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, FT UGM

Page 4: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Niat Menggunakan Mobile ...citee.ft.ugm.ac.id/2017/download51.php?f=38... · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Niat Menggunakan Mobile payment Dengan

manfaat membantu dalam menyelesaikan proses pembayaran mereka dengan cepat, akan menaikkan produktivitas dan akan mengembangkan kinerja sehingga performance expectancy dapat mempengaruhi behavioral intention untuk menggunakan mobile payment.

H1: performance expectancy berpengaruh secara positif terhadap behavioral intention untuk menggunakan mobile payment.

Effort expectancy didefinisikan sebagai tingkat kemudahan terkait dengan penggunaan teknologi oleh konsumen [18]. Ketika pengguna merasa bahwa mobile payment mudah digunakan dan tidak memerlukan banyak usaha, mereka memiliki harapan yang tinggi atas kinerja yang diharapkan [16].

H2: effort expectancy berpengaruh secara positif terhadap behavioral intention untuk menggunakan mobile payment.

Social influence didefinisikan sebagai sejauh mana konsumen merasa bahwa orang lain yang penting (misalnya keluarga dan teman) percaya bahwa mereka harus menggunakan teknologi tertentu [18]. Hal ini mencerminkan bahwa penggunaan teknologi dipengaruhi faktor lingkungan seperti pendapat dari teman-teman dan keluarga yang menggunakan, ketika mereka berpendapat positif atau mendukung, itu dapat mendorong pengguna untuk mengadopsi layanan mobile payment.

H3: Social influence berpengaruh secara positif terhadap behavioral intention untuk menggunakan mobile payment.

Facilitating conditions mengacu pada persepsi konsumen terhadap sumber daya dan dukungan yang tersedia untuk menggunakan teknologi [18]. Jika infrastruktur operasional ada, pengetahuan yang diperlukan untuk menggunakan mobile payment ada, dan adanya dukungan penggunaan mobile payment, niat perilaku untuk mengadopsi mobile payment akan meningkat.

H4: Facilitating Conditions berpengaruh secara positif terhadap behavioral intention untuk menggunakan mobile payment.

Hedonic motivation didefinisikan sebagai kesenangan atau menyenangkan yang diperoleh dari menggunakan suatu teknologi [18]. Mobile payment merupakan cara baru melakukan transaksi keuangan, ketika pengguna merasa senang, enjoyable, dan merasa terhibur menggunakan mobile payment maka akan memiliki kecenderungan untuk terus menggunakan mobile payment.

H5: Hedonic Motivation berpengaruh secara positif terhadap behavioral intention pada penggunaan mobile payment.

Price value didefinisikan sebagai tingkatan kesadaran konsumen atas trade-off antara manfaat yang dirasakan dari menggunakan teknologi dan biaya yang dalam menggunakan teknologi [18]. Ketika pengguna menerima manfaat dari menggunakan mobile payment dirasakan lebih besar dari pada biaya yang ditanggung maka

cenderung akan memotivasi niat pengguna untuk mengadopsi layanan mobile payment.

H6: Price Value berpengaruh secara positif terhadap behavioral intention untuk menggunakan mobile payment.

B. Perceived Risk

Perceived risk didefinisikan secara umum sebagai perasaan ketidakpastian tentang kemungkinan adanya konsekuensi negatif dari penggunaan produk atau layanan. Perceived risk merupakan potensi kerugian dalam mengejar hasil yang diinginkan dalam menggunakan e-service [20]. Masalah keamanan informasi yang mempengaruhi penggunaan teknologi telah ditemukan oleh penelitian-penelitian terdahulu. Adanya masalah keamanan informasi membuat pembeli skeptis [21]. Hoffman et.al [22] menemukan bahwa masalah keamanan sebagai penghalang utama adopsi e-commerce. Perceived risk merupakan construct multidimensional dengan construct dimensi performance risk, financial risk, dan privacy risk. Performance risk terkait dengan kemungkinan produk rusak dan tidak melakukan seperti yang dirancang dan di iklankan karena itu gagal untuk memberikan manfaat yang diinginkan [27]. Performance risk yang dirasakan pengguna terkait dengan faktor buruk yang dianggap mempengaruhi pada kinerja mobile payment. Financial risk didefinisikan sebagai potensial kerugian moneter yang akan dialami oleh konsumen ketika memakai teknologi dari awal pembelian sampai pemeliharaan [27]. Financial risk yang dirasakan pengguna berhubungan dengan penggunaan mobile payment berpotensi penipuan, bisa mengakibatkan kerugian keuangan, dan bisa menghilangkan uang (saldo). Privacy risk didefinisikan sebagai potensi kehilangan kontrol atas informasi pribadi, seperti ketika informasi tentang Anda digunakan tanpa sepengetahuan atau seizin Anda [20]. Privacy risk yang dirasakan pengguna berhubungan dengan hilangnya kontrol atas privasi informasi dari pembayaran, penyalahgunaan informasi pribadi, pengambilalihan rekening oleh internet hacker.

H7: Perceived risk merupakan second order factor dari performance risk, financial risk, dan privacy risk.

H7a: Perceived risk berpengaruh secara positif terhadap Performance risk.

H7b: Perceived risk berpengaruh secara positif terhadap financial risk.

H7c: Perceived risk berpengaruh secara positif terhadap privacy risk.

H8: Perceived risk berpengaruh secara positif terhadap behavioral intention untuk menggunakan mobile payment.

IV. METODOLOGI

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner yang disebar kepada pengguna perangkat mobile sebagai responden. Kuesioner penelitian yang digunakan dalam survei menggunakan construct dan indikator dari literatur (Tabel 3). Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner ini disebarkan kepada responden secara

CITEE 2017 Yogyakarta, 27 Juli 2017 ISSN: 2085-6350

Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, FT UGM 229

Page 5: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Niat Menggunakan Mobile ...citee.ft.ugm.ac.id/2017/download51.php?f=38... · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Niat Menggunakan Mobile payment Dengan

online menggunakan jaringan internet dengan memanfaatkan Google forms online.

A. Instrumen Pengukuran

Item-item pertanyaan dalam kuesioner untuk performance expectancy, effort expectancy, social influence, facilitating condition, hedonic motivation, dan price value diadopsi dari Venkatesh et.al [18]; item-item pertanyaan untuk performance risk, financial risk, dan privacy risk diadopsi dari Featherman dan Pavlou [20]. Setiap item pertanyaan diukur menggunakan Lima poin skala Likert, mulai dari sangat tidak setuju (1) hingga sangat setuju (5). Dua pertanyaan demografis (usia dan jenis kelamin) juga dimasukkan dalam kuesioner.

B. Data

Seratus delapan puluh Lima (185) pengguna perangkat mobile berdomisili di Indonesia menjadi responden. Survei secara online dilakukan pada Januari 2017 dengan memanfaatkan Google form online. Kuesioner layak untuk dianalisis berjumlah 165. Responden laki-laki lebih banyak daripada responden perempuan yaitu 96 laki-laki (58,18%) dan perempuan 69 (41,82%). Mayoritas responden berusia antara 26-34 tahun. Responden dengan pendidikan Strata 1 merupakan responden terbanyak yang mengisi kuesioner. Pengambilan sampel menggunakan metode convenience sampling dan snowball sampling

V. ANALISIS DATA DAN HASIL

Structural Equation Modeling (SEM) adalah suatu teknik statistika untuk menguji dan mengestimasi

hubungan kausal dengan mengintegrasikan analisis faktor dan analisis jalur [28]. Proses pemodelan dalam SEM terdiri atas dua tahapan, yaitu tahapan evaluasi model pengukuran (measurement model) yang menggambarkan hubungan antara construct dengan indikator-indikatornya dan tahapan evaluasi model struktural (structural model) yang menggambarkan hubungan kausalitas antar construct. Penelitian ini menggunakan partial least square-structural equation modeling (PLS-SEM). Smart PLS 2.0 M3 [29] software yang digunakan untuk menganalisis model penelitian ini.

A. Model Pengukuran (Measurement Model)

Model pengukuran digunakan untuk mengevaluasi data untuk menentukan validitas dan reliabilitas. Hubungan construct dengan indikator-indikatornya pada penelitian ini bersifat reflektif (reflective measurement models). Dalam pengujian model pengukuran reflektif ada dua pengujian validitas, yaitu convergent validity dan discriminant validity.

1) Uji Convergent Validity

Convergent Validity pada evaluasi model

pengukuran dilihat dari hasil nilai outer loadings (Tabel

1), dan menggunakan parameter AVE atau Communality.

2) Uji Discriminant Validity

Item yang dijadikan patokan sebagai parameter

pengujian adalah membandingkan nilai cross loading

dengan nilai outer loading pada setiap indikator. Nilai

outer loading indikator pada construct harus lebih besar

daripada nilai cross loading nya.

3) Uji Reliabilitas

Item yang dijadikan patokan sebagai parameter

pengujian reliabilitas adalah nilai Cronbach’s alpha dan

composite reliability (Tabel 2).

B. Model Struktural (Structural Model)

Gambar 3 menunjukkan hasil analisis

menggunakan PLS-SEM. Model penelitian ini

menunjukkan construct dalam model menjelaskan niat

menggunakan mobile payment sebesar 45,5%. Model

struktural memberikan konfirmasi dua dari delapan

hipotesis yang dirumuskan. Hipotesis signifikan mempengaruhi behavioral intention adalah H4, H6, dan hipotesis H1, H2, H3, H5 dan H8 tidak mempengaruhi behavioral intention. H7 merupakan Construct multidimensional yang dibentuk dari Construct first order hal ini ditunjukkan dari nilai t-statistic semua Construct first order lebih besar dari 1,65. Diantara Construct yang signifikan dalam menjelaskan niat perilaku untuk mengadopsi mobile payment, price value adalah Construct yang paling dominan (2,54>1,65) diikuti oleh facilitating condition (2,22 >1,65).

VI. DISKUSI

Hasil penelitian menunjukkan bahwa facilitating

condition (H4) dan price value (H6) pada model

penelitian signifikan mempengaruhi niat menggunakan

mobile payment, ini sesuai dengan penelitian-penelitian

sebelumnya oleh Venkatesh et.al [18] dan berbagai

penelitian lainnya [16], [17], [19], [30], [31].

H8

UTAUT2 [18] Performance

Expectancy

Effort

Expectancy

Social

Influence

Facilitating

Condition

Hedonic

Motivation

Price

Value

H1

H2

H3

H4

H5

H6

Behavioral

Intention

PR [20] Perceived

Risk

Performance

Risk

Financial

Risk

Privacy

Risk

H7a H7b H7c

Gambar 2. Model Penelitian

ISSN: 2085-6350 Yogyakarta, 27 Juli 2017 CITEE 2017

230 Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, FT UGM

Page 6: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Niat Menggunakan Mobile ...citee.ft.ugm.ac.id/2017/download51.php?f=38... · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Niat Menggunakan Mobile payment Dengan

TABEL 1. NILAI OUTER LOADINGS DAN AVE

Nilai Outer Loadings Final

Variabel

Laten Indikator

Outer

Loadings AVE

PE PE1 0,833 0,654

PE2 0,821

PE3 0,763

PE4 0,816

EE EE1 0,808 0,753

EE2 0,890

EE3 0,897

EE4 0,874

SI SI1 0,866 0,718

SI2 0,882

SI3 0,791

FC FC1 0,876 0,787

FC2 0,909

FC3 0,876

HM HM1 0,921 0,799

HM2 0,955

HM3 0,798

PV PV1 0,824 0,755

PV2 0,878

PV3 0,903

PFMR PFMR1 0,798 0,679

PFMR3 0,862

PFMR5 0,810

FR FR1 0,806 0,726

FR2 0,859

FR3 0,866

FR4 0,876

PVR PVR1 0,922 0,760

PVR2 0,920

PVR3 0,764

PR FR1 0,756 0,699

FR2 0,835

FR3 0,836

FR4 0,868

PVR1 0,885

PVR2 0,829

BI BI1 0,861 0,798

BI2 0,910

BI3 0,908

TABEL 2. NILAI CRONBACH’S ALPHA DAN COMPOSITE

RELIABILITY

CONSTRUCTS COMPOSITE

RELIABILITY

CRONBACH’S

ALPHA

Performance Expectancy (PE) 0,883 0,826

Effort Expectancy (EE) 0,924 0,891

Social Influence (SI) 0,884 0,802

Facilitating Conditions (FC) 0,917 0,865

Hedonic Motivation (HM) 0,922 0,872

Price Value (PV) 0,902 0,837

Perceived Risk (PR) 0,933 0,913

Performance Risk (PFMR) 0,864 0,763

Financial Risk (FR) 0,914 0,874

Privacy Risk (PVR) 0,904 0,842

Behavioral Intention (BI) 0,922 0,873

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa performance expectancy (H1), effort expectancy (H2), social influence (H3), hedonic motivation (H5), dan perceived risk (H8) bukanlah predictor signifikan yang mempengaruhi niat menggunakan mobile payment.

A. Implikasi Praktikal

Penelitian ini mengidentifikasi dua bidang yang mempengaruhi niat menggunakan mobile payment sesuai dengan hasil yang di dapat; (i) biaya dan manfaat yang diperoleh dari menggunakan mobile payment, (ii) sumber daya dan dukungan fasilitas yang tersedia. Bidang pertama mencakup biaya dan manfaat yang diperoleh dari menggunakan mobile payment. Penelitian ini menemukan biaya dan manfaat yang diperoleh dari menggunakan mobile payment menjadi faktor penting dalam menjelaskan niat menggunakan mobile payment. Pelanggan yang merasakan biaya murah, wajar dan sesuai dengan manfaat yang diperoleh cenderung akan mengadopsi mobile payment. Pemasaran dengan menekankan kombinasi kepraktisan menggunakan mobile payment yaitu belanja lebih cepat, transaksi aman, bisa dilakukan dimana pun dan kapan pun-dengan biaya murah yang ditanggung pengguna mungkin akan semakin memperkuat penerimaan akan mobile payment. Bidang kedua mencakup sumber daya dan dukungan fasilitas yang tersedia. Pelanggan yang memiliki sumber daya perangkat mobile dan mendapat dukungan fasilitas koneksi internet jaringan cepat 3G dan 4G serta adanya dukungan opsi metode pembayaran mobile payment oleh merchant akan berniat menggunakan mobile payment. Sangat penting bagi penyedia layanan untuk meningkatkan dukungan fasilitas yang tersedia untuk memperbaiki adopsi dan mengembangkan layanan mobile payment.

B. Implikasi Teori

Semakin meningkatnya popularitas smartphone dan

aplikasi mobile, penggunaan mobile payment

diperkirakan akan semakin pesat. Untuk memahami

UTAUT2 [18]

Behavioral

Intention

Performance

Expectancy

Effort

Expectancy

Social

Influence

Facilitating

Condition

Hedonic

Motivation

Price

Value

0,08

(0,74)

0,13

(0,89)

-0,08

(0,97)

0,28

(2,22)

0,09

(0,62)

0,32

(2,54)

R2= 45,5%

R2= 41% R2= 93,7% R2= 79,4%

Gambar 3. Model Struktural

0,01

(0,16)

PR [20] Perceived

Risk

Performance

Risk

Financial

Risk

Privacy

Risk

0,81

(17,63)

0,93

(50,74) 0,90

(35,74)

CITEE 2017 Yogyakarta, 27 Juli 2017 ISSN: 2085-6350

Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, FT UGM 231

Page 7: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Niat Menggunakan Mobile ...citee.ft.ugm.ac.id/2017/download51.php?f=38... · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Niat Menggunakan Mobile payment Dengan

TABEL 3. KUESIONER

Constructs Indikator Referensi

Performance

Expectany

PE1-Menggunakan mobile payment mempunyai manfaat dalam menyelesaikan proses pembayaran saya Venkatesh et.al [18]

PE2-Menggunakan mobile payment akan menyelesaikan proses pembayaran saya dengan cepat

PE3-Menggunakan mobile payment mempermudah, membantu dan mendukung pekerjaan saya

PE4-Menggunakan mobile payment akan meningkatkan kinerja saya

Effort

Expectancy

EE1-Saya mampu dan mengerti dengan jelas dalam menggunakan mobile payment

EE2-Mudah bagi saya untuk terampil dalam menggunakan mobile payment

EE3-Mobile payment mudah untuk digunakan.

EE4-Belajar mengoperasikan mobile payment akan mudah bagi saya

Social

Influence

SI1-Orang-orang yang mempengaruhi perilaku saya mempengaruhi saya untuk menggunakan mobile payment.

SI2-Orang-orang yang penting bagi saya (seperti keluarga, teman, dan pasangan) mempengaruhi saya untuk

menggunakan mobile payment.

SI3-Orang-orang dengan pendapat yang saya nilai lebih, mempengaruhi saya untuk menggunakan mobile

payment.

Facilitating

Conditions

FC1-Saya memiliki sumber daya/fasilitas (seperti smartphone, koneksi internet dengan dukungan jaringan 3G

dan atau 4G, merchant dengan opsi metode pembayaran mobile payment) yang diperlukan untuk menggunakan

mobile payment

FC2-saya memiliki pengetahuan yang diperlukan untuk menggunakan mobile payment

FC3-mobile payment kompatibel dengan sistem lain yang saya gunakan

FC4-saya bisa mendapatkan bantuan dari orang lain ketika saya mengalami kesulitan menggunakan mobile

payment

Hedonic

Motivation

HM1-Menggunakan mobile payment menyenangkan

HM2-Menggunakan mobile payment sangat nyaman

HM3-menggunakan mobile payment sangat menghibur

Price Value PV1-Biaya menggunakan mobile payment murah

PV2-Biaya menggunakan mobile payment wajar

PV3-Biaya menggunakan mobile payment, sesuai dengan manfaat yang diperoleh

Performance

Risk

PFMR1-Mobile payment kemungkinan error dan menciptakan masalah pada transaksi saya Featherman dan

Pavlou [20] PFMR2-Sistem keamanan yang dibangun pada mobile payment masih memiliki kelemahan

PFMR3-Akan ada kesalahan dengan performa mobile payment

PFMR4- Mempertimbangkan tingkat kinerja yang diharapkan dari mobile payment, akan beresiko bagi saya

untuk mendaftar dan menggunakannya

PFMR5-Kemungkinan akan terjadi kesalahan pada server mobile payment

Financial

Risk

FR1-Anda akan kehilangan uang jika anda menggunakan mobile payment

FR2-Menggunakan mobile payment untuk pembayaran tagihan Anda, berpotensi penipuan

FR3-Menggunakan mobile payment akan mengakibatkan kerugian keuangan bagi saya

FR4-Menggunakan mobile payment untuk pembayaran tagihan Anda, mempunyai risiko keuangan

Privacy Risk PVR1-Menggunakan mobile payment akan menyebabkan anda kehilangan kontrol atas privasi informasi dari

pembayaran anda

PVR2-Menggunakan mobile payment akan menyebabkan hilangnya privasi saya karena informasi pribadi saya

akan digunakan tanpa sepengetahuan saya

PVR3-Internet hacker mungkin mengambil kendali dari rekening saya jika saya menggunakan mobile payment?

Behavioral

Intention

BI1-saya berniat untuk terus menggunakan mobile payment di masa mendatang Venkatesh et.al [18]

BI2-saya akan selalu mencoba untuk menggunakan mobile payment dalam kehidupan sehari-hari

BI3-saya berencana untuk terus menggunakan mobile payment berkali-kali

penerimaan dan penggunaan mobile payment, penelitian

ini mengembangkan model UTAUT2 dengan

penambahan construct perceived risk. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa model yang diusulkan hanya

mampu menjelaskan niat konsumen untuk mengadopsi

mobile payment sebesar 45,5%. Bagi peneliti, penelitian

ini memberikan kontribusi pada model penerimaan dan

penggunaan suatu teknologi untuk penelitian selanjutnya.

Identifikasi faktor-faktor yang relevan mempengaruhi

niat menggunakan mobile payment perlu dianalisis lebih

lanjut pada penelitian selanjutnya.

C. Keterbatasan dan Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini memiliki keterbatasan yang

memberikan dorongan untuk penelitian lebih lanjut di

bidang mobile payment. Pertama, Penelitian ini hanya

fokus meneliti niat menggunakan mobile payment pada

pengguna potensial atau calon pengguna bukan pengguna

yang sudah menggunakan mobile payment, jadi segala

aktivitas pengguna yang berhubungan dengan

penggunaan mobile payment tidak dianggap. Perbedaan

perilaku antara non pengguna dan pengguna mungkin

signifikan. Kedua, Variabel moderator usia (age), jenis

kelamin (gender) dan pengalaman (experience) serta

construct habit dari model UTAUT2 tidak dimasukkan,

yang memungkinkan memiliki pengaruh terhadap efek

dari construct laten terhadap behavioral intention. Ketiga

Penelitian ini hanya mempertimbangkan konteks

konsumen, tingkat niat menggunakan juga tergantung

dari ketersediaan opsi metode pembayaran yang

disediakan oleh merchant, oleh karena itu penelitian

selanjutnya seharusnya melihat juga dari sudut pandang

merchant. Keempat model penelitian baru menjelaskan

niat menggunakan mobile payment sebesar 0,455 atau

45,5%, sehingga perlu menambahkan faktor lain diluar

yang diusulkan yang belum diteliti. Penelitian selanjutnya

dapat dibangun berdasarkan pengujian model ini dengan

menambahkan faktor predictor lainnya serta

memasukkan usage behavior pada model penelitian

selanjutnya untuk meneliti penggunaan mobile payment

secara langsung serta memasukkan faktor demografi usia,

jenis kelamin dan pengalaman sebagai variabel moderasi.

ISSN: 2085-6350 Yogyakarta, 27 Juli 2017 CITEE 2017

232 Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, FT UGM

Page 8: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Niat Menggunakan Mobile ...citee.ft.ugm.ac.id/2017/download51.php?f=38... · Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Niat Menggunakan Mobile payment Dengan

VII. DAFTAR PUSTAKA

[1] L. Zhang, J. Zhu, and Q. Liu, “A meta-analysis of mobile

commerce adoption and the moderating effect of culture,”

Comput. Human Behav., vol. 28, no. 5, pp. 1902–1911,

2012.

[2] K. C. C. Yang, “Exploring factors affecting the adoption

of mobile commerce in Singapore,” Telemat. Informatics,

vol. 22, no. 3, pp. 257–277, 2005.

[3] A. P. J. I. Indonesia, “Infografis Penetrasi dan Perilaku

Pengguna Internet Indonesia Survey 2016,” 2016.

[4] J. Sugiarsono, “Lanskap E-Commerce Indonesia Terkini:

Berkembang Pesat dan Seru,” Majalah SWA, PT

Swasembada Media Bisnis, p. 31, 2016.

[5] A. Putri, “Survei E-Commerce Indonesia I: Sikap dan

Perilaku Belanja Online Konsumen Indonesia,” Majalah

SWA, PT Swasembada Media Bisnis, p. 42, 2016.

[6] F. Liebana-Cabanillas, J. Sanchez-Fernandez, and F.

Munoz-Leiva, “Antecedents of the adoption of the new

mobile payment systems: The moderating effect of age,”

Comput. Human Behav., vol. 35, pp. 464–478, 2014.

[7] S. Yang, Y. Lu, S. Gupta, Y. Cao, and R. Zhang, “Mobile

payment services adoption across time : An empirical

study of the effects of behavioral beliefs , social

influences , and personal traits,” Comput. Human Behav.,

vol. 28, no. 1, pp. 129–142, 2012.

[8] T. Dahlberg, N. Mallat, J. Ondrus, and A. Zmijewska,

“Past , present and future of mobile payments research : A

literature review,” vol. 7, pp. 165–181, 2008.

[9] K.-T. Teo, Aik-Chaun; Tan, Garry Wei-Han; Ooi, Keng-

Boon; Hew, Teck-Soon; Yew, “The effects of

convenience and speed in m-payment,” Ind. Manag. Data

Syst., vol. 115, no. 2, pp. 311–331, 2015.

[10] MasterCard, “Mobile payments Readiness Index,” 2012.

[Online]. Available:

http://mobilereadiness.mastercard.com/the-index/.

[11] M. D. R. Putra, “Analisis Keberterimaan Aplikasi Mobile

Banking: Menggunakan Pendekatan Unified Theory of

Acceptane and Use of Technology (UTAUT) Yang

Dimodifikasi,” Universitas Gadjah Mada, 2015.

[12] N. Mallat, “Exploring consumer adoption of mobile

payments – A qualitative study,” vol. 16, pp. 413–432,

2007.

[13] T. T. T. Pham and J. C. Ho, “The effects of product-

related, personal-related factors and attractiveness of

alternatives on consumer adoption of NFC-based mobile

payments,” Technol. Soc., vol. 43, pp. 159–172, 2015.

[14] J. Donner and C. A. Tellez, “Mobile banking and

economic development: linking adoption, impact, and

use,” Asian J. Commun., vol. 18, no. 4, pp. 318–332,

2008.

[15] E. Slade, M. Williams, and Y. Dwivedei, “Extending

UTAUT2 To Explore Consumer Adoption Of Mobile

payments,” UK Acad. Inf. Syst. Conf. Proc., p. 23, 2013.

[16] T. Oliveira, M. Thomas, G. Baptista, and F. Campos,

“Mobile payment: Understanding the determinants of

customer adoption and intention to recommend the

technology,” Comput. Human Behav., vol. 61, no. 2016,

pp. 404–414, 2016.

[17] C. Morosan and A. DeFranco, “It’s about time: Revisiting

UTAUT2 to examine consumers’ intentions to use NFC

mobile payments in hotels,” Int. J. Hosp. Manag., vol. 53,

pp. 17–29, 2016.

[18] V. Venkatesh, J. Y. L. Thong, and X. Xu, “Consumer

Acceptance and Use of Information Technology :

Extending the Unified Theory,” MIS Q., vol. 36, no. 1, pp.

157–178, 2012.

[19] E. Slade, M. Williams, Y. Dwivedi, and N. Piercy,

“Exploring Consumer Adoption of Proximity Mobile

payments,” J. Strateg. Mark., vol. 23, no. 3, pp. 209–223,

2015.

[20] M. S. Featherman and P. a. Pavlou, “Predicting e-services

adoption: a perceived risk facets perspective,” Int. J.

Hum. Comput. Stud., vol. 59, no. 4, pp. 451–474, Oct.

2003.

[21] J. F. George, “Influences on the Intent to Make Internet

Purchases,” Internet Res., vol. 12, no. 2, pp. 165–180,

2002.

[22] D. L. Hoffman, T. P. Novak, and M. Peralta, “Building

Consumer Trust Online,” Commun. ACM, vol. 42, no. 4,

1999.

[23] T. C. E. Cheng, D. Y. C. Lam, and A. C. L. Yeung,

“Adoption of internet banking: An empirical study in

Hong Kong,” Decis. Support Syst., vol. 42, no. 3, pp.

1558–1572, 2006.

[24] A. G. P. Erspective, P. A. Pavlou, and A. G. Anderson,

“Understanding and Mitigating Uncertainty in Online

Exchange Relationships: A Principal-Agent Perspective,”

vol. 31, no. 1, pp. 105–136, 2007.

[25] T. Chang, “A Secure operational model for mobile

payments,” Sci. World J., vol. 2014, p. 14, 2014.

[26] A. Duane, P. O’Reilly, and P. Andreev, “Realising M-

Payments: Modelling consumers’ willingness to M-pay

using Smart Phones,” Behav. Inf. Technol., vol. 33, no.

June 2015, pp. 318–334, 2014.

[27] D. Grewal, J. Gotlieb, and H. Marmorstein, “The

Moderating Effects of Message Framing and Source

Credibility on the Price-percieved Risk Relationship,” J.

Consum. Res., vol. 21, no. 1, pp. 145–153, 1994.

[28] H. M. Jogiyanto, Konsep dan Aplikasi Structural

Equation Modeling Berbasis Varian Dalam Penelitian

Bisnis, 1st ed. Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2011.

[29] A. Ringle, Christian M., Wende, Sven, and Will,

“SmartPLS 2.0.M3,” Hamburg: SmartPLS, 2005. .

[30] Indrawati and N. Primasari, “Digital Advertising Media

Adoption in Consumer Goods Industry (An Indonesian

Perspective),” 2016 4Th Int. Conf. Inf. Commun.

Technol., vol. 4, no. c, 2016.

[31] R. de S. Abrahão, S. N. Moriguchi, and D. F. Andrade,

“Intention of adoption of mobile payment: An analysis in

the light of the Unified Theory of Acceptance and Use of

Technology (UTAUT),” RAI Rev. Adm. e Inovação, vol.

13, no. 3, pp. 221–230, 2016.

[32] V. Venkatesh, J. Y. L. Thong, and X. Xu, “Consumer

Acceptance and Use of Information Technology,” MIS

Quarterly, vol. 36, no. 1. pp. 157–178, 2012.

CITEE 2017 Yogyakarta, 27 Juli 2017 ISSN: 2085-6350

Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, FT UGM 233