FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI KADER …

18
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No. 3 September 2016 60 Hermiyanty & Nurdiana, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan ... FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI KADER DALAM KEGIATAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONGGALA KECAMATAN BANAWA KABUPATEN DONGGALA (The Factors Related to the Participation of Cadres in Posyandu Activities in the Working Area Health Center Donggala, Sub-district Banawa, District Donggala) Hermiyanty*, Nurdiana** * Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan ** Bagian Promosi Kesehatan, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Tadulako, Jl. Soekarno Hatta KM 9, Palu 94116, Indonesia. E-mail: [email protected] ABSTRACT Cadres is a volunteers recruited from , by and for the community , which is assigned to assist the smooth running of health services. Cadres are active in several posyandu there is only one person cadre course , there is even one that does not have a posyandu cadre's . Basically within one (1) posyandu shall have five (5 ) cadres that Posyandu activities run smoothly . This study aimed to identify factors associated with the participation on cadres in Posyandu activities in Clinic Donggala the sub district of Banawa, Donggala. This type of research is survey cross sectional analytic approach. The population in this study were all cadres Posyandu in Clinic Donggala, account of to 161 people with a total sample of 115 people who are determined by random sampling. Data were analyzed using Chi Square test, with a confidence level of 95% (ρ < 0.05). Results showed that was a significant relationship between knowledge, needs cadres, respect, the role of community leaders, and the role of health workers where ρ-value of the these five variable are 0.000 cadres participation Clinic Donggala the subdistrict of Banawa, Donggala. The clinic and the health centers Donggala can develop policies that can increase the participation od cadres in Posyandu activities such as maximizing refreshing cadres, providing the latest infoemation on heath and nutrition additional health workers ini Posyandu activities. Keywords: Award, Cadres Needs, Knowledge Cadres, The Role of Community Leaders, The Role of Health Personnal

Transcript of FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI KADER …

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI KADER …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No. 3 September 2016

60 Hermiyanty & Nurdiana, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan ...

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI KADER

DALAM KEGIATAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

DONGGALA KECAMATAN BANAWA KABUPATEN DONGGALA

(The Factors Related to the Participation of Cadres in Posyandu Activities in the

Working Area Health Center Donggala, Sub-district Banawa, District Donggala)

Hermiyanty*, Nurdiana**

* Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

** Bagian Promosi Kesehatan, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Tadulako, Jl. Soekarno Hatta KM 9, Palu 94116, Indonesia. E-mail: [email protected]

ABSTRACT

Cadres is a volunteers recruited from , by and for the community , which is assigned to

assist the smooth running of health services. Cadres are active in several posyandu there is

only one person cadre course , there is even one that does not have a posyandu cadre's .

Basically within one (1) posyandu shall have five (5 ) cadres that Posyandu activities run

smoothly . This study aimed to identify factors associated with the participation on cadres

in Posyandu activities in Clinic Donggala the sub district of Banawa, Donggala. This type

of research is survey cross sectional analytic approach. The population in this study were

all cadres Posyandu in Clinic Donggala, account of to 161 people with a total sample of

115 people who are determined by random sampling. Data were analyzed using Chi

Square test, with a confidence level of 95% (ρ < 0.05). Results showed that was a

significant relationship between knowledge, needs cadres, respect, the role of community

leaders, and the role of health workers where ρ-value of the these five variable are 0.000

cadres participation Clinic Donggala the subdistrict of Banawa, Donggala. The clinic and

the health centers Donggala can develop policies that can increase the participation od

cadres in Posyandu activities such as maximizing refreshing cadres, providing the latest

infoemation on heath and nutrition additional health workers ini Posyandu activities.

Keywords: Award, Cadres Needs, Knowledge Cadres, The Role of Community

Leaders, The Role of Health Personnal

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI KADER …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No. 3 September 2016

61 Hermiyanty & Nurdiana, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan ...

ABSTRAK

Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk masyarakat, yang

bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan. Kader yang aktif di beberapa

posyandu ada hanya memiliki satu orang kader saja, bahkan ada salah satu posyandu yang

tidak memiliki kader posyandu. Pada dasarnya dalam 1 (satu) posyandu harus mempunyai

5 (lima) orang kader agar kegiatan posyandu berjalan dengan lancar. Penelitian ini

bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi kader

dalam kegiatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Donggala Kecamatan Banawa

Kabupaten Donggala. Jenis penelitian ini adalah Survey Analitik dengan pendekatan Cross

Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua kader posyandu di Wilayah Kerja

Puskesmas Donggala Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala yang berjumlah 161 orang

dengan jumlah sampel sebanyak 115 orang yang ditentukan dengan random sampling.

Data dianalisis dengan menggunakan uji Chi Square, dengan derajat kepercayaan 95% (ρ <

0,05). Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan,

kebutuhan kader, penghargaan, peran tokoh masyarakat, dan peran petugas kesehatan

dimana ρ-value dari kelima variabel tersebut adalah 0,000 dengan partisipasi kader

posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Donggala Kecamatan Banawa Kabupaten

Donggala. Pihak puskesmas maupun Dinas Kesehatan Kabupaten Donggala dapat

menyusun kebijakan yang dapat meningkatkan partisipasi kader dalam kegiatan posyandu

seperti memaksimalkan refreshing kader, memberikan informasi-informasi terkini

mengenai kesehatan dan penambahan tenaga kesehatan gizi dalam kegiatan posyandu.

Kata Kunci: Kebutuhan Kader, Pengetahuan Kader, Penghargaan, Peran Tokoh

Masyarakat, Peran Petugas Kesehatan

PENDAHULUAN

Posyandu merupakan salah satu

bentuk Upaya Kesehatan bersumber Daya

Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan

diselenggarakan dari, oleh, untuk dan

bersama masyarakat dalam

penyelenggaraan pembangunan

kesehatan, guna memberdayakan

masyarakat dan memberikan kemudahan

kepada masyarakat dalam memperoleh

pelayanan kesehatan dasar untuk

mempercepat penurunan angka kematian

ibu dan bayi[1]

.

Tahun 2013 terdapat 280.225

Posyandu di Indoensia. Jumlah tersebut

terdiri dari posyandu pratama sebanyak

32,7% posyandu madya sebanyak 29,1%

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI KADER …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No. 3 September 2016

62 Hermiyanty & Nurdiana, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan ...

posyandu purnama sebanyak 29,9% dan

posyandu mandiri sebanyak 8,3%[2]

.

Posyandu sangat tergantung pada

peran kader, mereka inilah yang memiliki

andil besar dalam memperlancar proses

pelayanan kesehatan primer. Namun

keberadaan kader relatif labil karena

partisipasinya bersifat sukarela sehingga

tidak ada jaminan bahwa para kader akan

tetap menjalankan fungsinya dengan baik

seperti yang diharapkan. Jika ada

kepentingan keluarga atau kepentingan

lainnya maka Posyandu akan

ditinggalkan[3]

.

Terdapat lima kegiatan posyandu

yaitu Kesehatan Ibu dan Anak (KIA),

Keluarga Berencana (KB), imunisasi,

peningkatan gizi, dan penanggulangan

diare Ambarwati dan Rismintari[4]

. Peran

kader sangat dibutuhkan dalam kegaitan

ini, seperti mengundang dan

menggerakkan masyarakat yaitu dengan

memberitahu ibu-ibu untuk datang ke

posyandu serta melakukan pendekatan

dengan tokoh-tokoh masyarakat yang

dapat memotivasi masyarakat untuk

datang ke posyandu, menilai hasil

kegiatan dan merencanakan kegiatan hari

posyandu bulan berikutnya, melakukan

kegiatan kunjungan rumah dan tindak

lanjut terhadap sasaran yang tidak datang

dalam kegiatan posyandu [5]

.

Kader adalah seorang tenaga

sukarela yang direkrut dari, oleh dan

untuk masyarakat, yang bertugas

membantu kelancaran pelayanan

kesehatan. Keberadaan kader sering

dikaitkan dengan pelayanan rutin di

posyandu. Sehingga seorang kader

posyandu harus mau bekerja secara

sukarela dan ikhlas, mau dan sanggup

melaksanakan kegiatan posyandu, serta

mau dan sanggup menggerakkan

masyarakat untuk melaksanakan dan

mengikuti kegiatan posyandu[6]

. Kader di

Indonesia merupakan sosok insan yang

menarik perhatian khalayak

Kesederhanaannya dan asalnya yang dari

masyarakat setempat, telah membuat

kader begitu dekat dengan masyarakat.

Keberadaannya yang selalu dekat dengan

masyarakat membuat ahli pengetahuan

dan keterampilan dari kader kepada

tetangganya demikian mudah.

Kedekatannya dengan petugas puskesmas

telah membuat mereka menjadi

penghubung yang handal antara petugas

kesehatan dengan masyarakat. Melejitnya

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI KADER …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No. 3 September 2016

63 Hermiyanty & Nurdiana, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan ...

jumlah dan peran posyandu dalam

keberhasilan program keluarga berencana

dan kesehatan, telah turut mengangkat

kepopuleran kader posyandu di

Indonesia[7]

.

Salah satu permasalahan yang

berkaitan dengan kader ini adalah

tingginya drop out kader. Persentase

kader aktif secara nasional adalah 69,2%,

sehingga angka drop out kader sekitar

30,8%. Kader drop out adalah

mekanisme yang alamiah, karena

pekerjaan yang didasari sukarela tentu

saja secara kesisteman tidak mempunyai

ikatan yang kuat[7]

. Dinas Kesehatan

Sulawesi Tengah menemukan bahwa

jumlah kader yang aktif di posyandu

antara 2-3 orang atau sebanyak 77.3%,

sebaliknya pengguna mencapai 97.9%[8]

.

Berdasarkan studi pendahuluan yang

dilakukan di posyandu yang berada di

wilayah kerja puskesmas donggala

peneliti menemukan bahwa kader

posyandu dibekali dengan pelatihan dan

buku pedoman dari puskesmas sebagai

dasar penuntun mereka bekerja. Berbasis

pendidikan SD dan SMP kader

memberikan pelayanan secara sukarela

dan hanya mendapat insentif sebesar Rp.

20.000,- tiap bulan. Selain itu, ada

beberapa posyandu hanya memiliki 1

kader yang aktif yaitu Posyandu

Kampung Baru, Posyandu Gunung Bale,

dan Posyandu Lumbu Ganti. Bahkan ada

salah satu posyandu yang tidak memiliki

kader yaitu Posyandu Lanta. Pada

dasarnya dalam 1 posyandu harus

mempunyai 5 orang kader agar kegiatan

posyandu berjalan dengan lancar.

Berdasarkan permasalahan diatas

maka peneliti ingin meneliti tentang apa

saja faktor-faktor yang berhubungan

dengan partisipasi kader dalam kegiatan

posyandu di wilayah kerja Puskesmas

Donggala Kacamatan Banawa Kabupaten

Donggala.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan

adalah penelitian survei analitik.

Mengenai cara pendekatan terhadap

subjek penelitian ini menggunakan

pendekatan Cross Sectional. Dalam

penelitian ini survei analitik digunakan

untuk mengetahui faktor-faktor yang

berhubungan dengan partisipasi kader

dalam kegiatan posyandu.yang

dilaksanakan pada bulan Mei sampai

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI KADER …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No. 3 September 2016

64 Hermiyanty & Nurdiana, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan ...

bulan Juli 2015. Populasi dalam

penelitian ini adalah semua kader

Posyandu di wilayah Puskesmas

Donggala Kecamatan Banawa Kabupaten

Donggala yang berjumlah 161 kader.

Sampel ditentukan dengan teknik random

sampling yang berjumlah 115 kader.

1. Hubungan Pengetahuan dengan

Partisipasi Kader

Hubungan antara tingkat pengetahuan

dan partisipasi kader menunjukkan bahwa

jumlah responden yang aktif

berpartisipasi dan berpengetahuan baik

yaitu sebanyak 53 orang atau 70,7%,

sedangkan responden yang tidak aktif

berpartisipasi dan berpengetahuan kurang

baik yaitu sebanyak 40 orang atau 100%.

Berdasarkan hasil uji statistic Chi-Square

diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05 sehingga

Ho pada penelitian ini ditolak. Dengan

demikian menunjukkan bahwa ada

hubungan antara tingkat pengetahuan

dengan partisipasi kader posyandu di

wilayah kerja Puskesmas Donggala

Kecamatan Banawa Kabupaten

Donggala.

2. Hubungan Kebutuhan Kader

dengan Partisipasi Kader

Hubungan antara kebutuhan kader

dan partisipasi kader menunjukkan bahwa

responden yang aktif berpartisipasi dan

merasa buruh yaitu sebanyak 53 orang

atau 94,6%, sedangkan responden yang

tidak aktif berpartisipasi dan merasa tidak

butuh yaitu sebanyak 59 orang atau

100%. Berdasarkan hasil uji statistic Chi-

Square diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05

sehingga Ho pada penelitian ini ditolak.

Dengan demikian menunjukkan bahwa

ada hubungan antara kebutuhan kader

dengan partisipasi kader posyandu di

wilayak kerja Puskesmas Donggala

Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala

3. Hubungan Penghargaan dengan

Partisipasi Kader Hubungan antara penghargaan dan

partisipasi kader menunjukkan bahwa

responden yang aktif dalam berpartisipasi

dan yang merasa diberi penghargaan

yaitu sebanyak 49 orang atau 94,2%,

sedangkan responden yang tidak aktif

berpartisipasi dan tidak merasa diberi

penghargaan yaitu sebanyak 59 orang

atau 53,9%. Berdasarkan hasil uji statistic

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI KADER …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No. 3 September 2016

65 Hermiyanty & Nurdiana, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan ...

Chi-Square diperoleh nilai p = 0,000 <

0,05 sehingga Ho pada penelitian ini

ditolak. Dengan demikian menunjukkan

bahwa ada hubungan antara penghargaan

dengan partisipasi kader posyandu di

wilayak kerja Puskesmas Donggala

Kecamatan Banawa Kabupaten

Donggala.

4. Hubungan Peran Tokoh

Masyarakat dengan Partisipasi

Kader

Hubungan antara peran tokoh masyarakat

dan partisipasi kader menunjukkan bahwa

responden yang aktif berpartisipasi dan

merasa adanya peran dari tokoh

masyarakat yaitu sebanyak 36 orang atau

75,0%, sedangkan kader yang tidak aktif

berpartisipasi dan merasa tidak adanya

peran dari tokoh masyarakat yaitu

sebanyak 50 orang atau 74,6%.

Berdasarkan hasil uji statistic Chi-Square

diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05 sehingga

Ho pada penelitian ini ditolak. Dengan

demikian menunjukkan bahwa ada

hubungan antara peran tokoh masyarakat

dengan partisipasi kader posyandu di

wilayak kerja Puskesmas Donggala

Kecamatan Banawa Kabupaten

Donggala.

5. Hubungan Peran Petugas

Kesehatan dengan Partisipasi

Kader

Hubungan antara peran petugas kesehtaan

dan partisipasi kader menunjukkan bahwa

kader yang aktif berpartisipasi dan

merasakan adanya peran dari petugas

kesehatan yaitu sebanyak 53 orang atau

75,7%, sedangkan kader yang tidak aktif

berpartisipasi dan merasa tidak adanya

peran dari petugas kesehatan yaitu

sebanyak 45 orang atau 100%.

Berdasarkan hasil uji statistic Chi-Square

diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05 sehingga

Ho pada penelitian ini ditolak. Dengan

demikian menunjukkan bahwa ada

hubungan antara peran tenaga kesehatan

dengan partisipasi kader posyandu di

wilayak kerja Puskesmas Donggala

Kecamatan Banawa Kabupaten

Donggala.

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI KADER …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No. 3 September 2016

66 Hermiyanty & Nurdiana, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan ...

PEMBAHASAN

1. Hubungan Pengetahuan dengan

Partisipasi Kader

Pengetahuan merupakan hasil dari

tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu

objek tertentu. Penginderaan, penciuman,

rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang

(overt behavior) [9]

.

Berdasarkan hasil penelitian

menunjukkan bahwa, terdapat hubungan

antara pengetahuan dengan partisipasi

kader dengan nilai ρ 0,000 atau nilai ρ <

0,05. Ini berarti semakin baik

pengetahuan kader tentang posyandu

maka semakin tinggi tingkat partisipasi

kader dalam kegiatan posyandu,

sebaliknya apabila pengetahuan kader

kurang baik maka partisipasinya akan

kurang dalam kegiatan posyandu di

wilayah kerja Puskesmas Donggala

Kecamatan Banawa Kabupaten

Donggala.

Perilaku dimulai dengan adanya

pengetahuan dan pengamatan belajar

yang di dapat, kemudian akan timbul

persepsi yang selanjutnya akan terbentuk

sikap yang merupakan dorongan terhadap

terjadinya perilaku. Kader posyandu yang

memiliki pengetahuan rendah akan

memiliki rasa tidak percaya diri yang

berdampak menjadi tidak aktif dalam

meja penyuluhan[10]

.

Penelitian ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Suhat dan

Hasanah, dimana menunjukkan bahwa

terdapat hubungan pengetahuan kader

dengan keaktifan kader dalam kegiatan

posyandu. Kader yang berpengetahuan

kurang akan beresiko untuk pasif

dibandingkan dengan kader yang

berpengetahuan baik[11]

.

Salah satu faktor yang

mempengaruhi partisipasi kader adalah

pengetahuan. Hasil analisis data yang

dilakukan dalam penelitian ini dari 115

kader posyandu terdapat 53 kader yang

berpartisipasi dalam kegiatan posyandu

dan berpengetahuan baik. Dari 53 kader

ini didominasi oleh kader yang

mempunyai pendidikan terakhir cukup

baik yakni SMA sebanyak 28 orang

(52,8%) dan Perguruan Tinggi 1 orang

(1,9%). Hal ini akan lebih memudahkan

kader memahami dan mengetahui tugas-

tugasnya sebagai kader untuk masyarakat

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI KADER …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No. 3 September 2016

67 Hermiyanty & Nurdiana, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan ...

dan akan lebih mudah memahami suatu

informasi yang diberikan.

Berdasarkan kuesioner yang

diberikan kepada kader posyandu di

wilayah kerja Puskesmas Donggala

Kecamatan Banawa Kabupaten

Donggala, rata-rata dari mereka sudah

mengetahui tugas kader dalam kegiatan

posyandu. Hal ini dikarenakan

pengetahuan kader sering diperbaharui

melalui kegiatan yang dilaksanakan oleh

pemerintah setempat yang

mengikutsertakan kader. Kegiatan

tersebut seperti refreshing kader yang

dilaksanakan di awal tahun, lomba-lomba

posyandu antar desa atau kelurahan

dimana kegiatan tersebut dapat

meningkatkan pengetahuan kader

posyandu, sehingga kader lebih

termotivasi untuk belajar lebih banyak

mengenai posyandu.

Penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Prang dkk

yang diperoleh ρ 0,000 itu artinya

terdapat hubungan antara pengetahuan

dengan keaktifan kader posyandu[12]

.

Demikian penelitian yang dilakukan oleh

Harisman dan Nuryani yang menyatakan

bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

pengetahuan terhadap keaktifan kader

posyandu dimana ρ 0,017[13]

. Namun

berbeda yang diungkapkan oleh Suryati B

yang mengatakan bahwa tidak ada

hubungan pengetahuan dengan keaktifan

kader posyandu. Hal ini memperlihatkan

bahwa walaupun kader mempunyai

pengetahuan rendah tetapi di dalam

kegiatan-kegiatan posyandu bekerja aktif

dan menunjukkan kader mau memberikan

pelayanan kesehatan yang tinggi[14]

.

Walaupun demikian, seorang kader harus

mempunyai pengetahuan mengenai

kegiatan-kegiatan di posyandu, seperti

mengetahui tugas-tugas kader dalam

kegiatan posyandu sehingga bisa

memberikan layanan optimal kepada

masyarakat di wilayah kerjanya.

Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan atau perilaku

seseorang. Dari pengalaman terbukti

bahwa perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng

daripada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan. Kurangnya pengetahuan

akan posyandu akan berakibat baik secara

langsung maupun tidak langsung

terhadap perilaku kepatuhan untuk kader

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI KADER …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No. 3 September 2016

68 Hermiyanty & Nurdiana, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan ...

berpartisipasi dalam kegiatan

posyandu[15]

.

2. Hubungan Kebutuhan Kader

dengan Partisipasi Kader

Kebutuhan kader adalah kebutuhan yang

bermanfaat untuk pemenuhan kebutuhan

umum atau orang banyak. Kebutuhan

kader merupakan kebutuhan yang erat

hubungannya dengan kesejahteraan,

ketertiban, keamanan, keindahan dan

kemakmuran masyarakat[16]

. Pada

penelitian ini menunjukkan bahwa kader

yang aktif berpartisipasi lebih banyak

merasa membutuhkan posyandu yaitu

sebanyak 53 orang, sedangkan kader

yang tidak aktif berpartisipasi lebih

banyak merasa tidak membutuhkan

posyandu yaitu sebanyak 59 orang. Dari

hasil analisis bivariat penelitian ini

menunjukkan bahwa terdapat hubungan

antara kebutuhan kader dengan partisipasi

kader dengan nilai ρ 0,000 atau nilai ρ <

0,05. Ini berarti semakin kader merasa

butuh posyandu maka semakin tinggi

partisipasi kader dalam kegiatan

posyandu, sedangkan kader yang tidak

merasa butuh partisipasinya akan kurang

dalam kegiatan posyandu di wilayah

kerja Puskesmas Donggala Kecamatan

Banawa Kabupaten Donggala. Hasil

kuisioner menunjukkan bahwa dengan

mengikuti kegiatan posyandu, kader

merasa mendapat manfaat yakni dengan

adanya informasi yang diterima pada saat

kegiatan berlangsung. Seiring dengan

berjalannya waktu kader semakin merasa

bahwa mengikuti kegiatan posyandu

menjadi sebuah kebutuhan untuk dirinya.

Selain itu, menjadi seorang kader dapat

meningkatkan citra diri kader di mata

masyarakat.

Berdasarkan hasil analisis data pada

penelitian ini, menunjukkan bahwa kader

yang aktif dalam kegiatan posyandu dan

merasa butuh dengan posyandu, sebagian

besar dari mereka mengurus rumah

tangga yakni 47 orang (88,7%).

Salah satu faktor yang

mempengaruhi partisipasi kader adalah

pekerjaan. Pekerjaan mempengaruhi

seseorang terhadap peran serta

masyarakat meliputi keadaan waktu yang

tersedia untuk kegiatan sosial. Semakin

sedikit waktu seseorang untuk

bersosialisasi karena banyaknya

pekerjaan menyebabkan menurunnya

tingkat kesadaran dan tanggung jawab

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI KADER …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No. 3 September 2016

69 Hermiyanty & Nurdiana, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan ...

mereka terhadap kegiatan sosial, salah

satunya adalah berperan aktif menjadi

kader kesehatan di lingkungannya [11]

.

Kader posyandu di wilayah kerja

Puskesmas Donggala Kecamatan Banawa

Kabupaten Donggala yang aktif sebagian

besar mengurus rumah tangga dimana

mereka mempunyai waktu yang fleksibel

untuk melaksanakan kegiatan posyandu.

Mereka dapat mengatur waktu dengan

baik, sehingga mereka dapat

melaksanakan kegiatan posyandu tanpa

mengorbankan urusan rumah tangga

masing-masing. Selain itu, mereka

beranggapan kalau kegiatan posyandu

hanya dilakukan 1 kali dalam 1 bulan,

jadi tidak masalah meluangkan waktu

untuk mendapat manfaat dari kegiatan

posyandu.

Kegiatan posyandu juga dilakukan

di waktu yang telah disepakati antara

kader dengan petugas kesehatan,

sehingga waktu mengurus rumah tangga

mereka tetap berjalan. Hal ini

dikarenakan kader lebih memahami

masyarakatnya atau lebih mengetahui

waktu luang dari masyarakatnya.

Berdasarkan fakta dilapangan butuhnya

kader terhadap kegiatan posyandu,

dikarenakan kader juga sering dilibatkan

dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan

oleh Badan Kependudukan Keluarga

Berencana Nasional (BKKBN) dan

Badan Pusat Statistik (BPS) seperti

mendata jumlah kepala keluarga (KK)

yang ada di wilayahnya. Kader yang

mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut

maka akan sering mendapatkan insentif

dari BKKBN dan BPS. Maka kader tidak

hanya mendapatkan informasi mengenai

kesehatan dari tenaga kesehatan tetapi

mendapatkan informasi juga dari

BKKBN.

Penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Alfiah A

yang menyatakan bahwa ada pengaruh

pekerjaan terhadap menurunnya jumlah

kader dalam kegiatan posyandu. Kader

yang tidak bekerja lebih aktif dalam

pemanfaatan posyandu dibandingkan

dengan kader yang bekerja[17]

. Namun

berbeda dengan yang diungkapkan oleh

Mursalin yang mengatakan bahwa tidak

ada pengaruh antara pekerjaan kader

dengan kinerja kader (0,32 > 0,05). Hal

ini memberikan suatu fenomena dimana

kader yang tidak bekerja justru

mempunyai kinerja yang kurang, artinya

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI KADER …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No. 3 September 2016

70 Hermiyanty & Nurdiana, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan ...

pekerjaan bukan menentukan hasil kerja

sebagai kader posyandu[18]

.

3. Hubungan Penghargaan dengan

Partisipasi kader

Penghargaan adalah semua

pendapatan yang berbentuk uang, barang

langsung atau tidak langsung yang

diterima karyawan sebagai imbalan atau

jasa yang diberikan kepada perusahaan

[19].

Berdasarkan hasil analisis bivariat

pada penelitian ini menunjukkan bahwa

ada hubungan antara penghargaan dengan

partisipasi kader dengan nilai ρ 0,000

atau nilai ρ < 0,05. Ini berarti semakin

kader diberi penghargaan maka akan

tinggi partisipasinya dalam kegiatan

posyandu, sebaliknya apabila kader

merasa kurang diberi penghargaan maka

tingkat partisipasinya akan kurang dalam

kegiatan posyandu di wilayah kerja

Puskesmas Donggala Kecamatan Banawa

Kabupaten Donggala. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Djuhaeni

dkk yang mengatakan bahwa

penghargaan mempunyai kontribusi

positif dan bermakna dalam membentuk

motivasi internal[20]

.

Penghargaan yang diberikan kepada

kader posyandu di wilayah kerja

Puskesmas Donggala Kecamatan Banawa

Kabupaten Donggala berupa pemberian

insentif atau uang untuk biaya

transportasi kader sebesar Rp. 25.000

untuk kegiatan posyandu yang diberikan

kepada kader setelah posyandu

dilakukan. Selain itu setiap masukan yang

diberikan kader kepada petugas kesehatan

selalu di dengar, baik setelah kegiatan

posyandu berlangsung maupun saat

pertemuan yang dilaksanakan oleh

puskesmas terkait posyandu diadakan.

Pemberian pengobatan gratis

untuk kader posyandu di wilayah kerja

Puskesmas Donggala Kecamatan Banawa

Kabupaten Donggala di bidan desa

berlaku hanya untuk kader menjadi

wujud dari rasa terima kasih bidan desa

atas partisipasi kader dalam kegiatan

posyandu. Hal ini yang mendorong kader

untuk aktif dalam kegiatan posyandu.

Jaminan Kesehatan untuk kader tidak ada

dalam aturan pemerintah. Jaminan

Kesehatan hanya boleh dilakukan pada

peserta penerima bantuan iuran dan

peserta bukan penerima bantuan iuran

sebagaimana tercantum dalam Perpres RI

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI KADER …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No. 3 September 2016

71 Hermiyanty & Nurdiana, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan ...

No 12 Tahun 2013 tentang Jaminan

Kesehatan. Oleh karena itu pengobatan

gratis yang didapatkan kader posyandu di

wilayah kerja Puskesmas Donggala

Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala

hanya sampai di bidan desa tidak sampai

di Puskesmas Donggala.

Kader yang aktif dan diberi

penghargaan dominan berusia 38-46

tahun sebanyak 25 orang (51,0%)

penghargaan seperti pengobatan gratis

yang di inginkan, karena diusia mereka

yang sudah tidak produktif lagi mereka

bisa mendapatkan pengobatan gratis

hanya dengan ikut berpartisipasi aktif

dalam kegiatan posyandu.

Berbeda dengan penelitian yang

dilakukan oleh Harisman dan Nuryani,

dimana ditemukan sebanyak 90% kader

diberi penghargaan namun tidak aktif

dalam kegiatan posyandu dan sebanyak

67,5% kader posyandu yang tidak

diberikan penghargaan tetap aktif dalam

kegiatan posyandu. Hal ini berkaitan

dengan dukungan keluarga serta petugas

dalam memberikan arahan pada kegiatan

kader posyandu[13]

.

Semua orang pasti ingin dihormati

dan ingin merasa berguna bagi orang lain.

Kebutuhan semacam ini tertuang pada

hirarki pada tahap keempat dalam

piramida Maslow (1943) yakni kebutuhan

percaya diri (Esteem).

Maslow menemukan bahwa setiap

orang memiliki dua kategori kebutuhan

akan penghargaan yaitu harga diri dan

penghargaan dari orang lain[21]

.

Penghargaan yang diberikan kepada

keder posyandu di wilayah kerja

Puskesmas Donggala Kecamatan Banawa

Kabupaten Donggala telah sesuai dengan

teori yang dikemukakan oleh Abraham

Maslow yaitu dihargai orang lain, dikenal

dan diakui, rasa percaya diri dan

berprestasi. Dapat dilihat dengan setiap

masukan-masukan yang diberikan oleh

kader selalu didengar oleh petugas

kesehatan dan dipercaya untuk mengikuti

lomba-lomba posyandu antar

desa/kelurahan.

4. Hubungan Peran Tokoh Masyarakat

dengan Partisipasi Kader

Menurut UU Nomor 2 Tahun 2002

pasal 39 ayat 2 Tentang Kepolisian

Negara Republik Indonesia menerangkan

bahwa tokoh masyarakat ialah pimpinan

informal masyarakat yang telah terbukti

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI KADER …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No. 3 September 2016

72 Hermiyanty & Nurdiana, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan ...

menaruh perhatian terhadap

kepolisian[22]

.

Pada peneltian ini ditemukan bahwa

kader yang aktif dan merasakan adanya

peran dari tokoh masyarakat sebanyak 36

orang (75,0%), dan kader yang tidak aktif

dan merasa tidak adanya peran dari tokoh

masyarakat sebanyak 50 orang (74,6%).

Mengembangkan peran serta

masyarakatapada program tertentu, para

tokoh masyrakat baik formal maupun non

formal sangat penting peranannya,

tertutama dalam mempengaruhi, memberi

contoh dan menggerakkan ketertiban

seluruh warga masyarakat lingkungannya

guna mendukung keberhasilan program.

Lebih-lebih dalam masyarakat pedesaan,

peran tersebut menjadi sangat

menentukan karena kedudukan para

tokoh masyarakat masih sangat kuat

pengaruhnya dan bahkan sering menjadi

tokoh panutan dalam segala kegiatan

hidup sehari-hari warga masyarakat[23]

.

Berdasarkan hasil analisis data pada

penelitian ini menunjukkan bahwa

terdapat hubungan antara peran tokoh

masyarakat dengan partisipasi kader

dengan nilai ρ 0,000 atau nilai ρ < 0,05.

Ini berarti semakin baik peran tokoh

masyarakat dalam kegiatan posyandu

maka semakin tinggi tingkat partisipasi

kader dalam kegiatan posyandu,

sedangkan kurangnya peran tokoh

masyarakat dalam kegiatan posyandu

maka tingkat partisipasi kader pun akan

kurang dalam kegiatan posyandu di

wilayah kerja Puskesmas Donggala

Kecamatan Banawa Kabupaten

Donggala.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Widagdo, dimana

menunjukkan ada hubungan yang

bermakna antara kepemimpinan tokoh

masyarakat dan kehadiran kader

posyandu dengan derajat kemaknaan

0,001. Tokoh masyarakat selalu

mengadakan peninjauan terhadap

pelaksanaan kegiatan posyandu dan

mengikuti kagiatan lain, sehingga kader

akan malu jika tidak turut serta[24]

.

Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan pada kader posyandu di

wilayah kerja Puskesmas Donggala

Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala

tokoh masyarakat sering mengadakan

pertemuan dengan kader di Balai Desa,

untuk membicarakan mengenai kegiatan

posyandu dan memberikan bantuan dana

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI KADER …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No. 3 September 2016

73 Hermiyanty & Nurdiana, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan ...

untuk dipergunakan dalam kegiatan

posyandu seperti pembelian bahan

makanan tambahan bagi balita yang

kekurangan gizi.

PKK beserta kader-kader posyandu

berargumentasi berdasarkan peraturan

pemerintah mengenail program

posyandu. Dalam hal ini PKK dan kader-

kader posyandu memprioritaskan

peraturan pemerintah yang berkaitan

dengan layanan kesehatan khususnya

posyandu sebagai instrument atau

pandangan dalam bertindak dan

melaksanakan program posyandu[25]

.

5. Peran Tenaga Kesehatan dengan

Partisipasi Kader

Menurut UU Nomor 36 Tahun

2014 tenaga kesehatan adalah setiap

orang yang mengabdikan diri dalam

bidang kesehatan serta memiliki

pengetahuan dan/atau keterampilan

melalui pendidikan di bidang kesehatan

yang untuk jenis tertentu memerlukan

kewenangan untuk melakukan upaya

kesehatan[26]

.

Hasil analisis data yang dilakukan dalam

penelitian ini, kader yang aktif

berpartisipasi dan merasakan adanya

peran dari petugas kesehatan yaitu

sebanyak 53 orang, sedangkan kader

yang tidak aktif berpartisipasi dan

merasakan tidak adanya peran dari

petugas kesehatan yaitu sebanyak 45

orang. Dari hasil analisis bivariat

penelitian ini menunjukkan bahwa

terdapat hubungan antara peran tenaga

kesehatan dengan partisipasi kader

dengan nilai ρ 0,000 atau nilai ρ < 0,05.

Ini berarti semakin baik peran tenaga

kesehatan kepada kader posyandu maka

semakin tinggi tingkat partisipasi kader

dalam kegiatan posyandu, sebaliknya

apabila peran tenaga kesehatan kurang

baik kepada kader maka tingkat

partisipasi kader akan kurang dalam

kegiatan posyandu. Penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh

Prang dkk tentang faktor-faktor yang

berhubungan dengan keaktifan kader

posyandu yang menunjukkan bahwa

76,5% kader posyandu yang aktif dengan

kategori pernah menerima pendampingan

dan pelatihan oleh tenaga profesional dan

61,9% kader posyandu yang kurang aktif

dengan kategori tidak pernah menerima

pendampingan dan pembinaan oleh

tenaga profesional. Dari hasil

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI KADER …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No. 3 September 2016

74 Hermiyanty & Nurdiana, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan ...

penelitiannya diketahui memang terdapat

hubungan antara pendampingan dan

pembinaan oleh tenaga profesional

dengan keaktifan kader posyandu[12]

.

Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan pada kader posyandu peran

tenaga kesehatan dalam kegiatan

posyandu seperti datang tepat waktu pada

saat kegiatan posyandu, memberikan

kesempatan kepada kader untuk

melakukan kegiatan posyandu sesuai

dengan tugasnya, memberikan pembinaan

kepada kader setiap akhir kegiatan

posyandu bagi kader yang belum

memahami cara melihat kartu menuju

sehat (KMS) bayi atau balita yang di

bawah garis merah (BGM) sehingga

diperlukan pemberian makanan

tambahan, mengikutsertakan kader untuk

mendatangi rumah bayi atau balita yang

tidak datang saat kegiatan posyandu

untuk mencatat berat badan, tinggi badan,

nama, nama orang tua, tanggal kelahiran,

alamat dan jenis kelamin bayi atau balita,

selain itu mereka melihat bahwa tenaga

kesehatan memberikan perhatian,

bersikap baik dan ramah terhadap

mereka. Sehingga kader mau aktif

berpartisipasi dalam kegiatan posyandu di

wilayah kerja Puskesmas Donggala

Kecamatan Banawa Kabupaten

Donggala.

Peran tenaga kesehatan dalam

kegiatan posyandu adalah sebagai

fasilitator dan lebih memberdayakan

masyarakat dalam kegiatan posyandu.

Kegiatan posyandu dikatakan meningkat

jika peran serta masyarakat semakin

tinggi yang terwujud dalam cakupan

program kesehatan seperti penimbangan,

pemantauan tumbuh kembang balita,

imunisasi, pemeriksaan ibu hamil dan KB

yang meningkat[27]

.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian

tentang “Faktor - Faktor yang

Berhubungan dengan Partisipasi Kader

Dalam Kegiatan Posyandu di Wilayah

Kerja Puskesmas Donggala Kecamatan

Banawa Kabupaten Donggala”, maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada hubungan antara tingkat

pengetahuan dengan partisipasi kader

posyandu di wilayah kerja Puskesmas

Donggala Kecamatan Banawa

Kabupaten Donggala.

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI KADER …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No. 3 September 2016

75 Hermiyanty & Nurdiana, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan ...

2. Ada hubungan antara tingkat

kebutuhan kader dengan partisipasi

kader posyandu di wilayah kerja

Puskesmas Donggala Kecamatan

Banawa Kabupaten Donggala. 3. Ada hubungan antara penghargaan

yang diterima dengan partisipasi kader

posyandu di wilayah kerja Puskesmas

Donggala Kecamatan Banawa

Kabupaten Donggala. 4. Ada hubungan antara peran tokoh

masyrakat dengan partisipasi kader

posyandu di wilayah kerja Puskesmas

Donggala Kecamatan Banawa

Kabupaten Donggala. 5. Ada hubungan antara peran tenaga

kesehatan dengan partisipasi kader

posyandu di wilayah kerja Puskesmas

Donggala Kecamatan Banawa

Kabupaten Donggala.

SARAN

Bagi Puskesmas/Dinas Kesehatan

Kabupaten Donggala Pihak puskesmas

maupun Dinas Kesehatan Kabupaten

Donggala dapat menyusun kebijakan

yang dapat meningkatkan partisipasi

kader dalam kegiatan posyandu.

Misalnya meningkatkan pengetahuan

kader dengan cara memaksimalkan

refreshing kader 2-3 kali dalam satu

tahun, meningkatkan rasa kebutuhan

kader dengan cara memberikan

informasi-informasi terkini mengenai

kesehatan, memberikan penghargaan

seperti mengikutsertakan kader dalam

perlombaan dan memberikan pengobatan

gratis kepada kader dan keluarga inti

sampai di fasilitas kesehatan tingkat

pertama, memaksimalkan pengawasan

dan menjalin kemitraan yang baik dengan

tokoh masyarakat dan ibu-ibu PKK

setempat agar lebih memotivasi kader

untuk aktif dalam kegiatan posyandu dan

setiap kegiatan posyandu berlangsung

tenaga kesehatan yang hadir tidak hanya

bidan tetapi ada tenaga kesehatan lain

seperti tenaga kesehatan bagian gizi.

2. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan

dapat menjadi referensi tambahan bagi

peneliti lain tentang faktor-faktor yang

berhubungan dengan partisipasi kader.

DAFTAR PUSTAKA

1. Prasetyawati A. E. 2012, Kesehatan

Ibu dan Anak (KIA) Dalam

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI KADER …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No. 3 September 2016

76 Hermiyanty & Nurdiana, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan ...

Millenium Development Goals

(MDGS), Yogjakarta, Nuha Medika.

2. Kementerian Kesehatan RI, 2014,

Profil Kesehatan Indinesia Tahun

2013, Jakarta, Kementerian

Kesehatan RI.

3. Aprillia, 2009, Posyandu

dimasyarakat, Jakarta, Madika Citra.

4. Ambarwati E. R dan Rismintari Y. S,

2011, Asuhan Kebidanan Komunitas,

Yogjakarta, Nuha Medika.

5. Yulifah R dan Johan T. A. Y, 2009,

Asuhan Kebidanan Komunitas,

Jakarta, Salemba Medika.

6. Ismawati C. S., Proverawati A., dan

Pebriyanti S, 2010, Posyandu dan

Desa Siaga. Yogyakarta, Nuha

Medika.

7. Adisasmito W, 2014, Sistem

Kesehatan Edisi Kedua, Jakarta,

Rajawali Pers.

8. Dinas Kesehatan Provinsi Sulteng,

2006, Profil Kesehatan Provinsi

Sulawesi Tengah Tahun 2006, Palu.

9. Notoatmodjo S, 2003, Pendidikan

dan Perilaku Kesehatan, Jakarta,

Rineka Cipta.

10. Sandiyani R A, 2011, Lama Menjadi

Kader, Frekuensi Pelatihan,

Pengetahuan Gizi, dan Sikap Kader

Posyandu Dengan Perilaku

Penyampaian Informasi Tentang

Pesan Gizi Seimbang, Artikel

Penelitian, Semarang, Universitas

Diponegoro.

11. Suhat dan Hasanah R, 2014, Faktor-

Faktor yang Berhubungan Dengan

Keaktifan Kader Dalam Kegiatan

Posyandu Studi di Puskesmas

Palasari Kabupaten Subang, Jurnal

Kesehatan Masyarakat, Vol. 10 No.

1.

12. Prang R, Pangemanan J. M, dan

Tilaar C, 2013, Faktor-Faktor yang

Berhubungan Dengan Keaktifan

Kader Posyandu di Wilayah Kerja

Puskesmas Tareran Kecamatan

Tareran Kabupaten Minahasa

Selatan, Jurnal, Manado, FKM

Universitas Samratulangi.

13. Harisman dan Nuryani D. D, 2012,

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Keaktifan Kader Posyandu Di Desa

Mulang maya Kecamatan Kotabumi

Selatan Kabupaten Lampung Utara

Tahun 2012, Jurnal.

14. Suryati B, 2010, Faktor-Faktor yang

Berhubungan Dengan Keaktifan

Kader Posyandu Dalam

Penanggulangan Diare Balita, Jurnal.

15. Notoatmodjo, 2005, Pendidikan dan

Perilaku Kesehatan, Jakarta, Rineka

Cipta.

16. Widayati Sri, 2010, Kebutuhan

Manusia Berdasarkan Subjek yang

Membutuhkan, Jakarta.

17. Alfiah A, 2013, Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Menurunnya Jumlah

Kader Dalam Kegiatan Posyandu di

Wilayah Kerja Puskesmas Gattareng

Kecamatan Gantarang Kabupaten

Bulukumba, Jurnal ISSN, Vol 3 No.

4.

18. Mursalin, 2009, Determinan Kinerja

Kader Posyandu Dalam Menuju

Revitalisasi Posyandu di Kecamatan

Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang

tahun 2009, Tesis, Medan, Sekolah

Pasca Sarnaja, Universitas Sumatera

Utara.

19. Hasibuan Malayu S.P, 2007,

Manajemen Sumber Daya Manusia.

Jakarta, Bumi Aksara.

20. Djuhaeni H., Gondodiputro S.,

Suparman R., 2010, Motivasi Kader

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI KADER …

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 3 No. 3 September 2016

77 Hermiyanty & Nurdiana, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan ...

Meningkatkan Keberhasilan

Kegiatan Posyandu, Jurnal MKB,

Vol 42 No. 4.

21. Maslow Abraham, 1943, A Theory of

Human Motivation, Psychological

Review, Vol. 50 No. 4.

22. Undang-Undang RI, 2002, No 2

Tahun 2002 Tentang Kepolisian

NKRI, Jakarta.

23. Wiratmoko Dheny, 2006, Persepsi

dan Paertisipasi Masyarakat

Terhadap Program Posyandu, Jurnal

Pelita, Vol 1 No.2.

24. Widagdo L, 2006, Kepala Desa dan

Kepemimpinan Persedaan: Persepsi

Kader Posyandu di Kecamatan

Mlonggo Kabupaten Jepara, Jawa

Tengah 2000, Jurnal Makara

Kesehatan, Vol. 10 No. 2.

25. Kurniasari Dhita dan Imron Ali,

2015, Kontruksi Masyarakat Desa

Sekar Terhadap Posyandu Sebagai

Unit Pelayanan Kesehatan, Jurnal

Paradigma, Vol 03 No.01.

26. Undang-Undang RI, 2014, No 36

Tahun 2014 Tentang Tenaga

Kesehatan, Jakarta.

27. Sucipto Edy, 2009, Berbagai faktor

yang Berhubungan dengan Praktik

Kader Posyandu dalam Penimbangan

Balita dan cakupan D/S di Posyandu

di Wilayah Puskesmas Geyer II

Kabupaten Grobogan, Tesis,

Semarang, Program Studi Magister

Promosi Kesehatan, Universitas

Diponegoro.