F07mftewfew

download F07mftewfew

of 123

Transcript of F07mftewfew

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    1/123

    SKRIPSI

    APLIKASI STATISTICAL PROCESS CONTROL(SPC) DALAM

    PENGENDALIAN BOBOT BERSIH SUSU UHT (ULTRA HIGH

    TEMPERATURE) REAL GOOD SEREAL STRAWBERRY

    DI PT. GREENFIELDS INDONESIA, KABUPATEN MALANG

    Oleh :

    MUHAMMAD FACHRIAL TALIB

    F24103092

    2007

    DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

    FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    BOGOR

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    2/123

    APLIKASI STATISTICAL PROCESS CONTROL(SPC) DALAM

    PENGENDALIAN BOBOT BERSIH SUSU UHT (ULTRA HIGH

    TEMPERATURE) REAL GOOD SEREAL STRAWBERRY

    DI PT. GREENFIELDS INDONESIA, KABUPATEN MALANG

    SKRIPSI

    Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

    Pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan

    Fakultas Teknologi Pertanian

    Institut Pertanian Bogor

    Oleh :

    MUHAMMAD FACHRIAL TALIB

    F24103092

    2007

    DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

    FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    BOGOR

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    3/123

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

    APLIKASI STATISTICAL PROCESS CONTROL(SPC) DALAM

    PENGENDALIAN BOBOT BERSIH SUSU UHT (ULTRA HIGHTEMPERATURE) REAL GOOD SEREAL STRAWBERRY

    DI PT. GREENFIELDS INDONESIA, KABUPATEN MALANG

    SKRIPSI

    Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

    Pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan

    Fakultas Teknologi Pertanian

    Institut Pertanian Bogor

    Oleh

    MUHAMMAD FACHRIAL TALIB

    F24103092

    Dilahirkan pada tanggal 6 April 1985

    Di Bogor, Jawa Barat

    Tanggal lulus : 30 Agustus 2007

    Menyetujui,

    Bogor, 1 September 2007

    Ir. Budi Nurtama, M.Agr.

    Dosen Pembimbing

    Mengetahui,

    Dr. Ir. Dahrul Syah, MSc., Agr.

    Ketua Departemen ITP

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    4/123

    Muhammad Fachrial Talib. F24103092. Aplikasi Statistical Process Control

    (SPC) dalam Pengendalian Bobot Bersih Susu UHT (Ultra High

    Temperature) Real Good Sereal Stroberi di PT. Greenfields Indonesia,Kabupaten Malang. Di bawah bimbingan : Ir. Budi Nurtama, M.Agr.

    RINGKASAN

    Pengendalian proses statistikal adalah suatu metodologi pengumpulan dan

    analisis data mutu, serta penentuan dan interpretasi pengukuran-pengukuran yang

    menjelaskan tentang proses dalam sistem suatu industri. Pengendalian proses

    statistikal bertujuan meningkatkan mutu produk yang dihasilkan guna memenuhi

    kebutuhan dan ekspektasi atau kepuasan pelanggan. Tujuan utama pengendalian

    proses secara statistik adalah pengurangan variasi yang sistematik dalam

    karakteristik mutu kunci produk.

    Pengendalian proses yang dikaji selama melakukan kegiatan magang di PT.

    Greenfields Indonesia adalah bobot bersih produk susu UHT Real Good serealstrawberry. Tujuan dari kegiatan magang ini adalah mengkaji penyimpangan

    bobot bersih produk susu UHT Real Good sereal strawberry dengan

    menggunakan bagan kendali, serta menganalisis penyebab-penyebab

    penyimpangan tersebut.

    Metode yang dilakukan adalah observasi lapang yang mencakup

    pengamatan dan wawancara, studi pustaka, pengambilan data, dan analisis data.

    Proses pengambilan dan pengukuran contoh yang dilakukan sesuai dengan

    prosedur yang dilakukan di PT. Greenfields Indonesia. Analisis data dilakukan

    dengan menggunakan bagan kendali (control chart) X-bar dan R. Sedangkan

    untuk mengetahui faktor-faktor yang mungkin berpengaruh terhadap

    ketidaksesuaian bobot bersih produk digunakan diagram sebab akibat.

    Hasil analisis bagan kendali X-bar dan R yang dilakukan terhadap mesinD, E, dan G menunjukkan bahwa karakteristik mutu bobot bersih produk belum

    terkendali secara statistik. Nilai CL (Central Line) bagan kendali X-bar untuk

    ketiga mesin tersebut menggunakan standar yang ditetapkan perusahaan, yaitu

    sebesar 192,98. Sedangkan untuk bagan kendali R, mesin D memiliki nilai CL

    sebesar 4,11, mesin E sebesar 3,971, dan mesin G sebesar 4,126. Hasil analisis

    diagram sebab akibat menunjukkan bahwa faktor-faktor utama yang berpengaruh

    terhadap variasi bobot bersih produk adalah mesin, manusia, metode, dan

    manajemen.

    Berdasarkan analisis dengan why-why analisis, saran tindakan

    pengendalian yang dapat dilakukan adalah : 1) melakukan proses produksi sesuai

    SOP untuk mengurangi terjadinya stopmesin saat produksi, karena kondisi stop

    mesin dapat menyebabkan fluktuasipressure produk, 2) settingvolume flapagarmenghasilkan berat produk sesuai standar, terutama pada mesin G, 3) harus

    ditekankan untuk dilakukan penimbangan produk pada waktu inspeksi, 4)

    memindahkan timbangan ke tempat yang tidak dipengaruhi tiupan angin dari

    blower, dan 5) menyusun jadwal produksi yang memperhitungkan jumlah pekerja

    sesuai kebutuhan produksi.

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    5/123

    Melalui analisis dengan diagram Pareto dapat ditentukan urutan prioritas

    untuk melakukan tindakan perbaikan berdasarkan urutan frekuensi dan jenis yang

    paling banyak menyebabkan breakdown/stop mesin. SA (Strip Applicator) yang

    keluar jalur, tersangkut, atau putus merupakan penyebab stop mesin utama dengan

    jumlah frekuensi 19 kali dan persentase sebesar 25 % dari keseluruhan penyebab

    stop mesin yang ada.

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    6/123

    RIWAYAT HIDUP PENULIS

    Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 6 April 1985.

    Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara putra

    pasangan Dr. Ir. Chalid Talib, MSc dan Dr. Ir. Nuril Hidayati,

    MSc. Penulis memulai pendidikan formalnya pada tahun 1989-

    1991 di TK Akbar Bogor. Pendidikan SD ditempuh pada tahun

    1991-1997 si SDN Polisi 5 Bogor. Pada tahun 1997-2000

    penulis melanjutkan pendidikannya di SLTPN 1 Bogor. Selepas SLTP, penulis

    melanjutkan pendidikannya di SMUN 1 Bogor hingga tahun 2003. Pada tahun

    yang sama, penulis diterima sebagai mahasiswa IPB pada Jurusan Teknologi

    Pangan dan Gizi (yang saat ini menjadi Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan),Fakultas Teknologi Pertanian IPB melalui jalur SPMB (Seleksi Penerimaan

    Mahasiswa Baru).

    Selama kuliah penulis pernah aktif di HIMITEPA (Himpunan Mahasiswa

    Ilmu dan Teknologi Pangan) sekaligus mengikuti berbagai macam kepanitiaan

    yang diadakan oleh organisasi tersebut. Selama menjadi mahasiswa di IPB penulis

    pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah penerapan komputer pada tahun

    2005 dan menjadi administrator laboratorium komputer CCFT (Computer Center

    of Food Technology).

    Sebagai syarat memperoleh gelar sarjana, penulis melakukan kegiatan

    magang selama empat bulan di PT. Greenfields Indonesia, Gunung Kawi,

    Kabupaten Malang, Jawa Timur. Hasil kegiatan tersebut disusun dalam bentuk

    skripsi dengan judul Aplikasi Statistical Process Control (SPC) Dalam

    Pengendalian Bobot Bersih Susu UHT (Ultra High Temperature) Real Good

    Sereal Strawberry si PT. Greenfields Indonesia, Kabupaten Malang di bawah

    bimbingan Ir. Budi Nurtama, M.Agr.

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    7/123

    i

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat

    serta karunia sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu penulis

    mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam

    penyelesaian skripsi ini :

    1. Ir. Budi Nurtama, M.Agr. atas bimbingannya selama penulis menjadi

    mahasiswa di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB.

    2. Eva Yuliana Ari Wardhani, ST selaku pembimbing lapang yang telah

    meluangkan waktunya dan memberikan perhatian selama penulis magang di

    PT. Greenfields Indonesia, Kabupaten Malang.

    3. Bapak Sunarko dan Bapak Wahjoe B. J. yang telah memberikan kesempatanpada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir di PT. Greenfields Indonesia,

    Kabupaten Malang.

    4. Tjahja Muhandri, STP, MT dan Dias Indrasti, STP atas kesediaannya menguji

    penulis saat ujian akhir sarjana serta atas saran-saran yang berguna untuk

    perbaikan skripsi ini.

    5. Keluarga penulis, Papi, Mami dan adik-adikku yang selalu memberikan

    dorongan dan mendukung penulis.

    6. Keluarga besar di Surabaya terutama Mbah dan Mak, Bude Lu, Mas Gian,

    Mas Dovi, Mba Kia, Mba Ilun, Mas Dayat, Bude Zila, Mas Isal yang selalu

    mendukung dan memberikan bantuan pada penulis.

    7. Ni Wayan Tri Wulandari sebagai mahasiswa satu bimbingan yang selalu

    mendukung dan memberikan semangat.

    8. Para MT di PT. Greenfields Indonesia Mas Yono, Pak Imam, Mas Bayu, dan

    Mbak Woro yang selalu membantu penulis.

    9. Pak Deddy, Pak Budi, Pak Lanang, Pak Gatot, Pak Loekman, Mas Sutris,

    Mbak Vita, Pak Narkum, Pak Minto, Mas Frysa, Mas Birda, Mas Budi, dan

    staf QC lainnya terutama QC monitoring yang telah membantu penulis selama

    magang.

    10. Keluarga besar PT. Greenfields Indonesia lainnya yang telah membantu

    penulis selama magang.

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    8/123

    ii

    11. Para admin LabKom Im, Kid, Konk, Qky, Ados, Dj, Hans, Farid, dan Kani

    atas bantuannya selama penulis menjadi administrator di CCFT.

    12. Mba Diaz, Mba Darsi, dan Mas Dodi selaku petinggi-petinggi LabKom,

    terima kasih atas bantuannya selama ini.

    13. Anak-anak malam TPG Meiko, Babeh, Steph, Aca, Widhi, Iin, Teddy, dan

    Henky yang selalu memberikan semangat dan kebersamaannya saat penulis

    membutuhkan penyegaran dalam membuat tugas akhir.

    14. Teman-teman gamerz Andal, Agus, dan Hendy yang selalu memberikan

    warna di LabKom.

    15. Susanto yang selalu menjahili, curhat, dan petuah-petuahnya yang kadang-

    kadang aneh namun selalu memberikan penyegaran saat penulis

    membutuhkannya.16. Teman-teman satu kelompok praktikum Indi, Litha, Arie, dan Lala serta

    teman-teman Praktikum golongan C lainnya atas kebersamaannya di Lab

    selama ini.

    17. Teman-teman futsal TPG 40 yang selalu asik dan kompak di lapangan, terima

    kasih atas pertandingan-pertandingan yang seru selama ini.

    18. Teman-teman angkatan 40 lainnya yang telah melalui masa kuliah bersama-

    sama selama empat tahun.

    19. Teman-teman 1-2 yang solid Nanda, Ucup, Teddy, Indra, Aung, Lucky, Abah,

    Zoel, Resky, Ade, dan Mamat atas dukungan yang diberikan selama ini.

    20. Repala, Taqin, Ren, Ilham, Bonang, Jimmy, dan Coco yang selalu

    memberikan penyegaran selama penulis menyelesaikan tugas akhir.

    21. Pihak-pihak lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah

    membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

    Bogor, September 2007

    Penulis

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    9/123

    iii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    KATA PENGANTAR . i

    DAFTAR ISI iii

    DAFTAR TABEL vi

    DAFTAR GAMBAR ... vii

    DAFTAR LAMPIRAN viii

    I. PENDAHULUAN.. 1

    A. LATAR BELAKANG . 1

    B. TUJUAN 2

    1. Umum . 2

    2. Khusus 2

    C. MANFAAT 3

    II. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN . 4

    A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN.. 4

    B. LOKASI DAN TOPOGRAFI 5

    C. STRUKTUR ORGANISASI. 6

    D. KETENAGAKERJAAN 7

    E. JENIS PRODUK 9

    III. KEGIATAN PRODUKSI . 10

    A. BAHAN BAKU. 10

    1. Bahan Baku Utama . 10

    2. Bahan Baku Tambahan 12

    3. Bahan Baku Penolong 13

    B. PROSES PENGOLAHAN . 14

    1. Penerimaan Susu Segar dan Termisasi 14

    2. Separasi dan Termisasi 15

    3. MixingdanBlending.. 16

    4. Sterilisasi . 16

    5. Fillingdan Packaging 17

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    10/123

    iv

    Halaman

    C. CIP (Clean In Place) . 19

    D. UTILITAS. 19

    1. Water Treatment. 20

    2. Pengadaan Uap (Steam) 21

    3. Cooling System 21

    4. Udara Bertekanan 22

    5. Listrik dan Generator .. 23

    6. Waste Water Treatment.. 23

    E. PROJECTDANMAINTENANCE 24

    F. SUPPLY CHAIN 26

    IV. SISTEM PENGENDALIAN MUTU .. 28

    A. PENGAWASAN MUTU BAHAN BAKU .. 28

    B. PENGAWASAN MUTU PROSES PRODUKSI.. 30

    C. PENGAWASAN MUTU PRODUK AKHIR .. 31

    V. TINJAUAN PUSTAKA ... 33

    A. SUSU UHT (Ultra High Temperature). 33

    B. MUTU 33

    C. PENGENDALIAN PROSES SECARA STATISTIK .. 34

    D. BAGAN KENDALI ..... 36

    E. DIAGRAM SEBAB AKIBAT (Fishbone Diagram) 39

    F. DIAGRAM PARETO .......................................................................... 40

    G. KAPABILITAS PROSES . 41

    VI. METODOLOGI 43

    A. OBSERVASI LAPANG 44

    B. PENGUMPULAN DATA 44

    C. TEKNIK PENYUSUNAN TOOLS SPC .................................. 45

    1. Bagan Kendali X-bar dan R 45

    2. Kapabilitas Proses ... 46

    3. Diagram Sebab Akibat (Fishbone Diagram) ................................. 47

    4. Why-Why Analisis ........................................................................... 47

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    11/123

    v

    Halaman

    5. Diagram Pareto ............................................................................... 47

    D. STUDI PUSTAKA 48

    VII. HASIL DAN PEMBAHASAN 49

    A. OBSERVASI TERHADAP PERMASALAHAN. 49

    B. ANALISIS BAGAN KENDALI... 51

    C. IDENTIFIKASI FAKTOR PERMASALAHAN.. 58

    1. Mesin... 60

    2. Manusia ... 62

    3. Metode 64

    4. Manajemen ..................................................................................... 65

    D. SARAN TINDAKAN PENGENDALIAN ... 65

    E. ANALISIS DIAGRAM PARETO ........................................................ 72

    VIII. KESIMPULAN DAN SARAN.. 74

    A. KESIMPULAN . 74

    B. SARAN . 75

    DAFTAR PUSTAKA .. 76

    LAMPIRAN. 78

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    12/123

    vi

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 1.Jenis-jenis produk PT. Greenfields Indonesia 9

    Tabel 2.Syarat mutu susu segar beserta variasi dan rataannya ....................... 10

    Tabel 3. Daftar KUD pemasok susu segar PT. Greenfields Indonesia 11

    Tabel 4.Standar keputusan berdasarkan indeks kapabilitas proses ................. 42

    Tabel 5.Spesifikasi produk susu UHT Real Good sereal strawberry.. 49

    Tabel 6.Why-whyanalisis untuk menentukan saran tindakan pengendalian 66

    Tabel 7. Jenis stop mesin secara hierarkis ....................................................... 73

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    13/123

    vii

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 1.Pemahaman mengenai mutu .. 34

    Gambar 2.Gambar bagan kendali ................................................................... 36

    Gambar 3. Diagram alir penggunaan bagan-bagan kendali ............................ 37

    Gambar 4.Struktur diagram sebab-akibat ....................................................... 39

    Gambar 5.Diagram alir kegiatan magang 43

    Gambar 6.Bagan kendali X-bar dan R mesin D . 52

    Gambar 7.Bagan kendali X-bar dan R mesin E . 54

    Gambar 8.Bagan kendali X-bar dan R mesin G . 55

    Gambar 9.Diagram sebab akibat variasi bobot bersih produk susu UHT Real

    Good sereal strawberry.................. 59

    Gambar 10. Diagram Pareto penyebab stop mesin ........................................ 73

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    14/123

    viii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran 1.Denah PT. Greenfields Indonesia 78

    Lampiran 2.Struktur Organisasi divisi milk processingPT. Greenfields

    Indonesia . 79

    Lampiran 3.Proses penerimaan susu segar dan termisasi .. 80

    Lampiran 4.Proses pengolahan produk susu UHT Real Good sereal

    strawberry 81

    Lampiran 5.Struktur bahan pengemas produk UHT .. 82

    Lampiran 6.Pengawasan mutu selama proses produksi . 83

    Lampiran 7.Konstanta bagan kendali . 84

    Lampiran 8.Berat produk Real Good Sereal Strawberrymesin D.. 85

    Lampiran 9.Berat produk Real Good Sereal Strawberrymesin E.. 87

    Lampiran 10.Berat produk Real Good Sereal Strawberrymesin G 89

    Lampiran 11. Jumlah breakdown/stop mesin . 91

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    15/123

    1

    I. PENDAHULUAN

    A.

    LATAR BELAKANG

    Pertumbuhan industri pangan tidak terlepas dari pengembangan

    penguasaan teknologi, kemampuan inovasi dalam bidang proses dan produk

    baru, serta pengendalian dan penguasaan mutu yang dikehendaki. Sejalan

    dengan pengembangan IPTEK serta dalam rangka menghadapi era

    perdagangan bebas, pasar perdagangan akan semakin ketat dan kompetitif.

    Orientasi konsumen saat ini bukan terhadap harga produk yang murah saja,

    tetapi produk tersebut juga harus bermutu.

    Mutu pada industri manufaktur, selain menekankan pada produk yang

    dihasilkan, juga perlu diperhatikan mutu pada proses produksi. Hal yang lebih

    baik adalah apabila perhatian pada mutu bukan pada produk akhir, namun

    pada proses produksinya atau produk yang masih ada dalam proses (work in

    process), sehingga bila ada kesalahan masih dapat diperbaiki. Dengan

    demikian, produk akhir yang dihasilkan adalah produk yang bebas cacat dan

    tidak ada lagi pemborosan karena produk tersebut harus dibuang atau

    dilakukan pengerjaan ulang (rework).

    Salah satu teknik pengendalian mutu yang dapat digunakan suatu

    industri adalah pengendalian mutu secara statistik (statistical process control).

    Statistical process control adalah suatu cara pengendalian proses yang

    dilakukan melalui pengumpulan dan analisis data kuantitatif selama

    berlangsungnya proses produksi. Selanjutnya dilakukan penentuan dan

    interpretasi hasil-hasil pengukuran yang telah dilakukan, sehingga diperoleh

    gambaran yang menjelaskan baik tidaknya suatu proses untuk peningkatan

    mutu produk agar memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan (Gasperz,

    1998).

    Mutu memerlukan suatu proses perbaikan yang terus menerus

    (continuous improvement). Perbaikan mutu dapat dilakukan dengan baik jika

    indikator keberhasilannya merupakan suatu nilai yang terukur.

    Ketidaksesuaian karakteristik mutu seperti bobot bersih produk akan

    berdampak kerugian pada salah satu pihak, yaitu produsen atau konsumen.

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    16/123

    2

    Apabila suatu karakteristik mutu melebihi spesifikasi, pihak produsen akan

    dirugikan, demikian pula sebaliknya.

    PT. Greenfields Indonesia belum pernah menerapkan bagan kendali

    (control chart) sebagai cara pengendalian mutu dalam unit pengolahan susu

    yang dimilikinya. Pengendalian bobot bersih produk susu UHT (Ultra High

    Temperature) Real Good sereal strawberry dilakukan sebagai langkah awal

    penerapan SPC menggunakan bagan kendali. Pengukuran dilakukan terhadap

    bobot, bukan volume produk, karena disesuaikan dengan standar yang terdapat

    di dalam perusahaan. Selain itu, terdapat mesin filling yang baru diinstalasi

    dan memiliki kapasitas yang lebih besar dibandingkan dengan mesin terdahulu

    yang ingin diketahui kinerjanya di dalam proses produksi.

    B. TUJUAN

    Tujuan dari kegiatan magang di PT. Greenfields Indonesia, Malang

    adalah sebagai berikut :

    1. Umum

    a. Mendapatkan gambaran nyata dunia industri beserta permasalahan

    yang ada di dalamnya.

    b. Meningkatkan keterampilan, sikap kooperatif, serta kemampuan dalam

    berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat.

    c. Mengembangkan pengetahuan, sikap dan kemampuan profesionalisme

    mahasiswa melalui penerapan ilmu dan latihan langsung yang

    diterapkan di lapangan sesuai dengan bidang keahliannya.

    2. Khusus

    a. Menerapkan bagan kendali untuk mengendalikan bobot bersih produk

    susu UHT Real Good sereal strawberrydi PT Greenfields Indonesia,

    Malang.

    b.

    Menyusun diagram sebab-akibat untuk mengetahui faktor-faktor yang

    berpeluang menjadi penyebab ketidaktepatan bobot bersih produk susu

    UHT Real Good sereal strawberry di PT Greenfields Indonesia,

    Malang.

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    17/123

    3

    c.

    Menghitung kapabilitas proses (process capability) apabila proses

    sudah terkendali secara statistik.

    C.

    MANFAAT

    1. Mengenalkan bagan kendali (control chart) kepada pihak perusahaan.

    2.

    Mengetahui kinerja mesin fillingyang digunakan dalam proses produksi

    susu UHT Real Good sereal strawberry.

    3. Perusahaan tidak dirugikan dengan banyaknya kelebihan bobot pada

    produk.

    4.

    Konsumen mendapatkan produk yang sesuai dengan spesifikasinya.

    5. Jika perusahaan menerapkan SPC, kebijakan manajemen dapat diambil

    lebih cepat dalam mengendalikan mutu produk.

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    18/123

    4

    II. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

    A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN

    PT. Greenfields Indonesia pada awalnya bernama PT. Prima Japfa Jaya.

    Perusahaan ini didirikan pada tanggal 14 Maret 1997 dengan arah bisnis

    sebagai produsen dan pengolah susu. Saham di dalam perusahaan dimiliki

    oleh koperasi Bina Mitra Sentosa dan PT. Santosa Agrindo. PT. Greenfields

    Indonesia dan PT. Santosa Agrindo berada di dalam wadah Austasia Grup,

    hanya saja PT. Santosa Agrindo bergerak di dalam bisnis sapi potong.

    Pada bulan Maret 1997 dibuka peternakan sapi perah yang bertempat di

    Desa Babadan, Kecamatan Ngajum, Gunung Kawi, Kabupaten Malang-Jawa

    Timur. Peternakan tersebut digunakan untuk memelihara sapi Fressian

    Holsteinyang berasal dari Australia. Pada awal didirikan, produksi susu sapi

    baru mencapai 12 liter/ekor/hari, tetapi dengan adanya perbaikan manajemen

    pakan, produksi susu sapi telah dapat ditingkatkan hingga mencapai 27

    liter/ekor/hari. Susu segar yang dihasilkan PT. Prima Japfa Jaya merupakan

    produksi terbesar dan terbaik se-Jawa Timur. Hal ini disebabkan penggunaan

    sistem pemerahan modernBou Maticdari Amerika.

    Sebelum PT. Prima Japfa Jaya memiliki pabrik sendiri, semua hasil

    produksi susu segar dijual langsung ke PT. Nestl Indonesia. Namun sejak

    bulan April 1999, sudah mulai dilakukan pemrosesan mandiri dengan

    pendirian unit pengolahan susu yang diresmikan oleh Menteri Pertanian dan

    Gubernur Jawa Timur. Fasilitas ini menggunakan mesin dan peralatan modern

    yang didatangkan langsung dari Eropa dan Amerika serta mulai dioperasikan

    pada bulan Juni 2000. Unit pengolahan susu dihubungkan langsung dengan

    area pemerahan di peternakan, sehingga susu sapi dapat segera diproses tanpa

    sentuhan tangan manusia sama sekali. Hal ini merupakan jaminan tingkat

    higien yang superior bagi produk-produk susu yang dihasilkan.

    Pada awal bulan Juni 2000, PT. Prima Japfa Jaya meluncurkan produk

    perdananya. Produk ini berupa susu cair UHT (Ultra High Temperature)

    dengan merk dagang Yahuii. Produk ini dikemas dengan kemasan TWA

    (Tetra Wedge Aseptic) 200 ml dalam tiga rasa, yaitu putih manis, cokelat, dan

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    19/123

    5

    stroberi. Pada saat ini, produk Yahuii sudah diproduksi oleh ISAM yang

    bertempat di Bandung, sebagai kontrakpackingdengan perusahaan.

    Produk-produk yang dihasilkan saat ini adalah susu ESL (Extended

    Shelf Life), susu UHT, dan whipping cream yang dikemas dalam kemasan

    TBA (Tetra Brik Aseptic) dan TFA (Tetra Fino Aseptic). Produk-produk lokal

    akan didistribusikan melalui PT. Supra Sumber Cipta, produk ESL baik lokal

    maupun ekspor didistribusikan melalui Santori, dan produk-produk ekspor

    akan didistribusikan melalui Japfa Food Singapore. Selain menghasilkan

    produk dengan merk sendiri, perusahaan juga membuat produk dengan sistem

    kontrakpackingdengan Fonterra (New Zealand Milk).

    Program ekspor ke mancanegara yang digalakkan oleh pihak

    manajemen sudah terealisasi ke beberapa negara seperti Hongkong,Singapura, Malaysia, dan Filipina. Kegiatan ekspor tersebut menyebabkan

    pihak manajemen mengubah nama perusahaan. PT. Prima Japfa Jaya diubah

    menjadi PT. Greenfields Indonesia pada tanggal 1 Agustus 2002. Selama

    perkembangannya, PT. Greenfields Indonesia pernah meraih penghargaan

    sebagai pemenang Indo Livestock 2004 kategori budidaya dan sertifikat

    HACCP (Hazard Analysis Critical Control Points) pada tahun 2006 dari M-

    Brio.

    PT. Greenfields Indonesia juga ikut berpartisipasi dalam program

    peningkatan minat mengkonsumsi susu dengan pemerintah daerah setempat.

    Setiap seminggu sekali, PT. Greenfields Indonesia membagikan 67 karton

    (2412 kemasan produk Real Good) kepada anak-anak SD di sekitar lokasi

    pabrik dan di beberapa wilayah di Indonesia. Sebelum susu dibagikan, tinggi

    dan berat badan anak diukur untuk dipantau perkembangannya. Hasil

    pengamatan selama ini menunjukkan hasil yang positif karena pembagian susu

    dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan anak.

    B. LOKASI DAN TOPOGRAFI

    Sejak pertama didirikan, PT. Geenfields Indonesia bertempat di Desa

    Babadan, Kecamatan Ngajum, Gunung Kawi, Kabupaten Malang-Jawa Timur.

    Perusahaan terletak di atas lahan dengan luas areal 25,2 ha (hektar) pada

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    20/123

    6

    ketinggian 1200 m dpl (dari permukaan laut). Lokasi perusahaan dikelilingi

    oleh persawahan penduduk disekitarnya. Alasan pemilihan lokasi diantaranya

    adalah : 1) memiliki kondisi ideal untuk pemeliharaan sapi, 2) dekat dengan

    bahan baku dan sumber air, dan 3) kemudahan penanganan limbah.

    Pengaturan ruang untuk penempatan fasilitas produksi dan fasilitas

    lainnya ditata sedemikian rupa agar memudahkan proses produksi. Pengaturan

    fasilitas-fasilitas tersebut menggunakan tipeproduct layout, yaitu penempatan

    fasilitas produksi sesuai dengan alur proses produksi. Hal ini dilakukan untuk

    efisiensi proses produksi dan agar tercipta ruang yang terlihat rapi. Selain itu,

    juga terdapat tiga buah bis untuk mengantar jemput karyawan dan staf setiap

    harinya. Bangunan penunjang terdiri atas kantin dan musola di setiap divisi,

    dormitori sebagai tempat tinggal di lingkungan perusahaan untuk levelmanajer, single manuntuk staf, messbarak untuk karyawan, dan sebuah multi

    purpose hall sebagai aula berbagai acara dan pertemuan. Denah perusahaan

    secara lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran 1.

    C. STRUKTUR ORGANISASI

    Berdasarkan wewenang, tanggung jawab, dan hubungan kerja di dalam

    organisasi, PT. Greenfields Indonesia menggunakan sistem organisasi garis

    dan staf. Wewenang dari pimpinan tertinggi disalurkan kepada manajer-

    manajer yang memimpin unit organisasi untuk selanjutnya diteruskan kepada

    masing-masing bagian di bawahnya. Hal ini juga berlaku untuk masalah

    tanggung jawab. Para karyawan bertanggung jawab kepada masing-masing

    kepala departemen untuk diteruskan pada pemimpin unit dan pimpinan

    tertinggi.

    Secara keseluruhan, PT. Greenfields Indonesia terbagi menjadi dua

    divisi, yaitu Dairy Farm Divisiondan Milk Processing Division. Divisi Milk

    Processing dikepalai oleh seorang Operational Manager. Dalam

    melaksanakan tugasnya, Operational Manager dibantu oleh Finance and

    Accounting Departement ManagerdanHuman Resources and General Affairs

    Departement Manager. Operational Managermembawahi Quality Assurance

    Departement Manager, Procurement Departement Manager, dan Plant

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    21/123

    7

    Manager. Plant Managermembawahi beberapa Section Head, yaitu : 1) FIL

    (filling), 2) UHT (proses), 3) PCM (Project Construction and Maintenance),

    4) UTL (utility), 5) QCD (Quality Control), dan 6) SCP (Supply Chain and

    Planning). Sistem organisasi divisi milk processingselengkapnya dapat dilihat

    pada Lampiran 2.

    D. KETENAGAKERJAAN

    Jumlah tenaga kerja (staf dan karyawan) di perusahaan sebanyak 483

    orang yang terdiri atas karyawan kontrak dan karyawan tetap. Mayoritas

    tenaga kerja adalah pria (95%), berasal dari daerah sekitar, berpendidikan

    SMU/STM, dan sebagian berpendidikan Diploma III (D3) dan Strata 1 (S1).

    Karyawan kontrak terdiri atas 82 orang karyawan harian kontrak dan 6

    orang karyawan bulanan kontrak. Tenaga kerja bulanan diberikan sistem

    pembayaran gaji setiap bulan, sedangkan tenaga kerja harian dengan sistem

    pembayaran gaji setiap minggu. Karyawan tetap terdiri atas 255 orang

    karyawan harian tetap dan 140 orang karyawan bulanan tetap.

    Tenaga kerja tetap akan mendapatkan masa training selam 3 bulan

    sebelum diperkerjakan secara resmi, sedangkan bagi yang berstatus kontrak

    dapat langsung diperkerjakan. Tenaga kerja kontrak bulanan memiliki masa

    kerja selama satu tahun, sedangkan tenaga kerja kontrak harian memiliki masa

    kerja selama tiga bulan, keduanya bisa diperpanjang apabila diperlukan.

    Disamping itu, juga terdapat tenaga harian lepas yang ditempatkan di

    lagoon/project maupun kandang dengan sistem pembayaran gaji setiap

    minggu.

    Jumlah jam kerja setiap staf adalah 40 jam kerja/minggu dengan lima

    hari kerja. Untuk staf di dalam kantor, hari dan jam kerja adalah hari Senin-

    Jumat dari pukul 08.00-17.00 WIB dengan satu jam istirahat, sedangkan

    karyawan memiliki 42 jam kerja/putaran shiftyang terbagi ke dalam tiga shift

    setiap hari dengan masing-masing satu jam istirahat. Shift 1 mulai pukul

    06.00-14.00 WIB, shift 2 mulai pukul 14.00-22.00 WIB, dan shift 3 mulai

    pukul 22.00-06.00 WIB. Pergantian shift dilakukan setiap dua hari sekali

    sekali secara berurutan dari shift1-3 kemudian libur dua hari.

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    22/123

    8

    Kesejahteraan karyawan sangat penting untuk mendukung kelancaran

    proses produksi. Oleh karena itu, PT. Greenfields Indonesia memberikan

    fasilitas dan sarana penunjang dengan harapan dapat menambah motivasi dan

    kesejahteraan karyawan. Fasilitas yang diberikan diantaranya adalah

    tunjangan, cuti, dan pakaian.

    Tunjangan yang diberikan adalah THR (Tunjangan Hari Raya),

    melahirkan, kesehatan, dan asuransi dari JAMSOSTEK. Setiap karyawan

    berhak atas cuti selama 12 hari dalam satu tahun. Selain itu juga ada cuti

    melahirkan bagi karyawan wanita selama tiga bulan, dan cuti sakit maksimal

    tiga hari yang dilengkapi dengan surat keterangan dari dokter. Cuti sakit dapat

    ditambah jika diperlukan dengan terlebih dahulu mengurus perizinan ke

    bagian umum yang menangani absensi. Setiap karyawan juga memperoleh duapasang seragam dan penutup kepala serta sepasang sepatu boot. Seragam akan

    diberikan sesuai dengan bidang kerja masing-masing karyawan. Kebijakan

    pengupahan yang dikeluarkan perusahaan sesuai dengan UMP (Upah

    Minimum Propinsi) Jawa Timur dan ditambah upah lembur bagi yang bekerja

    lembur dengan perhitungan yang telah ditetapkan pihak perusahaan.

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    23/123

    9

    E. JENIS PRODUK

    Produk-produk yang dihasilkan oleh PT. Greenfields Indonesia adalah

    susu ESL (Extended Shelf Life), susu UHT, dan whipping cream, termasuk di

    dalamnya kontrak packingdengan perusahaan asing. Produk-produk tersebut

    dipasarkan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Jenis-jenis produk

    yang dihasilkan oleh perusahaan dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.

    Tabel 1.Jenis-jenis produk PT. Greenfields Indonesia.

    Merk Dagang Jenis Kemasan

    Greenfields

    (skim, low fat, full cream,

    choco malt)

    ESLTetra Brik Aseptic(TBA)

    300 ml dan 1000 ml

    Mountain View

    (full cream, cokelat)ESL

    Tetra Brik Aseptic(TBA)

    1000 ml

    Greenfields

    (skim, low fat, full cream,

    choco malt, whipping

    cream)

    UHTTetra Brik Aseptic(TBA)

    1000 ml

    S & K

    (full cream) UHT

    Tetra Brik Aseptic(TBA)

    1000 ml

    Real Good

    (sereal, sereal vanila,

    sereal stroberi, sereal

    choco,full cream)

    UHTTetra Fino Aseptic (TFA)

    180 ml

    Sumber : Departemen UHT PT. Greenfields Indonesia.

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    24/123

    10

    III. KEGIATAN PRODUKSI

    A. BAHAN BAKU

    Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi susu UHT Real Good

    sereal strawberry terdiri atas bahan baku utama, bahan baku tambahan, dan

    bahan baku penolong. Bahan baku utama yang digunakan adalah susu sapi

    segar. Bahan baku tambahan yang digunakan adalah gula pasir, Anhydrous

    Milk Fat (AMF) atau minyak sawit (palm oil), bubuk kuning telur (egg yolk

    powder), emulsifier, ekstrak malt dan vanila, flavor, serta pewarna. Bahan

    baku penolong yang digunakan adalah air yang khusus digunakan di dalam

    proses produksi.

    1. Bahan Baku Utama

    Bahan baku utama yang digunakan untuk memproduksi susu UHT

    Real Good adalah susu sapi segar. Susu merupakan sumber protein yang

    sangat tinggi (3,5%) dengan kadar lemak 3,0-3,8%. Susu ternyata miskin

    akan mineral, khususnya besi, tetapi merupakan sumber fosfor yang baik

    dan sangat kaya akan kalsium. Disamping itu susu mengandung vitamin A

    yang larut dalam lemak dalam jumlah yang tinggi (Winarno, 1993). Syarat

    mutu susu segar beserta variasi dan rataannya dapat dilihat pada Tabel 2

    berikut ini.

    Tabel 2.Syarat mutu susu segar beserta variasi dan rataannya.

    Komponen Utama Variasi (%) Rataan (%)

    Air 85,5 89,5 87,5

    Total padatan

    Lemak

    Protein

    Karbohidrat

    Mineral

    10,5 14,5

    2,5 6,0

    2,9 5,0

    3,6 5,5

    0,6 0,9

    13,0

    3,9

    3,4

    4,8

    0,8

    Sumber : Tetra Pak Processing Systems(1995).

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    25/123

    11

    Susu segar yang diperoleh PT. Greenfields Indonesia dipasok setiap

    hari dari beberapa sumber. Susu segar yang dipasok diantaranya berasal

    dari peternakan sendiri (farm) serta dari koperasi (KUD) dan berbagai

    peternak (kemitraan).

    Susu segar yang berasal dari peternakan sendiri (farm) memiliki

    kapasitas rata-rata 30.000 liter per hari. Susu segar tersebut diperoleh dari

    proses pemerahan (milking) yang dilakukan sebanyak tiga kali dalam

    setiap hari.

    Susu segar yang dipasok dari KUD (Koperasi Unit Desa) berasal dari

    15 buah koperasi yang telah menjalin kerjasama dengan pihak perusahaan.

    Susu segar didatangkan dengan truk-truk yang dilengkapi dengan tanki

    pendingin. Koperasi-koperasi yang memasok susu segar kepada pihakperusahaan dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.

    Tabel 3.Daftar KUD pemasok susu segar PT. Greenfields Indonesia.

    Nomor Kode Nama KUD

    1 A Sekar Tanjung

    2 B Sri Serdang

    3 C Pamudji

    4 D Jabung

    5 E Tani Wilis

    6 F Gondang Legi

    7 G Karang Ploso

    8 H Sido Dadi

    9 I Jaya Abadi

    10 J Turen

    11 K Mitra Utama

    12 L Sumber Makmur

    13 M Sri Wigati

    14 N Batu

    15 O Pujon

    Sumber : Departemen QCD PT. Greenfields Indonesia.

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    26/123

    12

    2. Bahan Baku Tambahan

    Bahan baku tambahan sangat diperlukan untuk mendukung

    kelancaran proses produksi dalam menghasilkan suatu produk yang sesuai

    dengan tujuan dan sasaran yang diinginkan perusahaan. Bahan pembantu

    merupakan bahan-bahan yang diperlukan untuk membantu terlaksananya

    proses produksi, tetapi bahan tersebut tidak tampak pada hasil akhir.

    Bahan tambahan yang digunakan, jika belum dibuka, akan

    dikelompokkan dan disimpan di dalam gudang yang dilengkapi dengan

    bloweruntuk sirkulasi udara dan sebuah alat penangkap serangga. Bahan-

    bahan yang sudah dibuka akan disimpan di dalam ember-ember yang

    sudah diberi label nama untuk masing-masing jenis bahan. Bahan-bahan

    yang ditempatkan di ember tersebut disimpan di dalam ruangan yangdilengkapi dengan timbangan dan pendingin ruangan pada suhu 16-18

    0C.

    Setiap jenis bahan-bahan tersebut harus tersedia maksimal dua hari

    sebelum proses produksi dilakukan. Bahan baku tambahan yang

    digunakan adalah gula pasir, Anhydrous Milk Fat (AMF) atau minyak

    sawit (palm oil), bubuk kuning telur (egg yolk powder), emulsifier, ekstrak

    malt dan vanila, flavor, serta pewarna.

    a.

    Gula Pasir

    Menurut Buckle, et., al. (1987), gula adalah suatu istilah umum

    yang sering diartikan bagi setiap karbohidrat yang digunakan sebagai

    pemanis, tetapi dalam industri pangan biasanya digunakan untuk

    menyatakan sukrosa. Sukrosa adalah gula utama yang digunakan dalam

    industri pangan dan sebagian besar didapat dari tebu. Gula pasir

    ditambahkan sebagai pemanis.

    b.Minyak Sawit (Palm Oil) atauAnhydrous Milk Fat(AMF)

    Minyak sawit atau AMF ditambahkan untuk mendapatkan kadar

    lemak susu yang diinginkan. Minyak sawit merupakan lemak nabati

    yang digunakan sebagai pengganti lemak susu/AMF (Anhydrous Milk

    Fat), karena lebih ekonomis dan mempunyai sifat yang hampir serupa

    dengan lemak susu.

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    27/123

    13

    c.Bubuk Kuning Telur (Egg Yolk Powder)

    Digunakan dalam pembuatan UHT Real Good sereal strawberry.

    Bubuk kuning telur mengandung lesitin yang dapat berfungsi sebagai

    emulsifieruntuk membantu pembentukan emulsi susu.

    d.Emulsifier

    Emulsifier dapat menurunkan tegangan permukaan dari dua fase

    yang berbeda.Emulsifiermenghasilkan distribusi sistem yang halus dari

    kedua fase yang awalnya belum tercampur (Spreer, 1998). Emulsifier

    ditambahkan pada produk susu UHT Real Good sereal strawberryuntuk

    membantu pembentukan emulsi susu.

    e.

    Ekstrak Malt dan Vanila

    Ekstrak malt dapat membentuk warna (misalnya karena reaksiMaillard), flavor, maupun cita rasa produk tergantung pada tujuan

    penggunaannya (Hickenbottom, 2007). Namun, di dalam proses

    pengolahan susu, ekstrak malt dan vanila terutama ditambahkan untuk

    memberikan cita rasa sereal dan wangi vanila.

    f.

    Flavor

    Flavoradalah sensasi yang sangat kompleks yang diciptakan oleh

    aroma dan rasa, juga dipengaruhi oleh respon taktil serta suhu (Heath

    dan Reineccius, 1986). Selain sebagai alasan ekonomis, flavor

    ditambahkan untuk mempertajam cita rasa produk yang dihasilkan.

    g.Pewarna

    Pewarna ditambahkan untuk memberikan warna produk sesuai

    dengan tujuan yang diinginkan. Penambahan pewarna dilakukan pada

    produk susu UHT Real Good sereal strawberry untuk memberikan

    warna khas strawberry.

    3. Bahan Baku Penolong

    Bahan baku penolong yang digunakan adalah air yang khusus

    digunakan untuk proses (air proses). Air berfungsi sebagai pencampur dan

    pelarut bahan-bahan yang akan ditambahkan ke dalam susu. Air yang

    digunakan di PT. Greenfields Indonesia berasal dari mata air. Sebelum

    digunakan dalam proses pengolahan, air diberikan perlakuan (treatment)

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    28/123

    14

    terlebih dahulu sehingga memenuhi syarat yang ditentukan oleh

    departemen QC agar dapat digunakan di dalam proses produksi.

    B. PROSES PENGOLAHAN

    Susu UHT Real Good sereal strawberrymerupakan jenis susu cair UHT

    yang paling sering diproduksi oleh PT. Greenfields Indonesia. Proses

    pengolahan susu UHT Real Good sereal strawberry meliputi beberapa

    tahapan, yaitu : 1) penerimaan susu segar dan termisasi, 2) separasi dan

    termisasi, 3) mixing dan blending, 4) sterilisasi, serta 5)fillingdanpackaging.

    Proses pengolahan produk susu UHT Real Good sereal strawberry

    selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 4.

    1. Penerimaan Susu Segar dan Termisasi

    Susu segar yang digunakan dalam proses pengolahan susu di PT.

    Greenfields Indonesia berasal dari tiga sumber, yaitu susu segar yang

    dihasilkan dari peternakan sendiri (Dairy Farm), susu segar yang berasal

    dari koperasi (KUD), dan susu segar kemitraan dari peternak-peternak

    daerah sekitar pabrik. Susu segar diperiksa terlebih dahulu oleh

    Departemen QC (Quality Control) untuk disesuaikan kualitasnya dengan

    spesifikasi perusahaan. Sebelum memasuki tahap pengolahan, susu-susu

    tersebut akan disimpan terlebih dahulu di dalam tiga buah reception tank

    dengan suhu maksimum 40C.

    Susu yang berasal dari peternakan sendiri akan disimpan di dalam

    reception tank 1 dan 2 dengan kapasitas masing-masing 15.000 L,

    sedangkan susu segar dari koperasi dan kemitraan disimpan di dalam

    reception tank3 dengan kapasitas 20.000 L. Sebelumnya, untuk susu segar

    dari farm dimasukkan terlebih dahulu ke dalam balance tank. Namun,

    untuk susu segar dari kemitraan, terlebih dahulu disaring dengan filter

    berukuran 200 mikron lalu dimasukkan dalam cooling tankdengan suhu

    maksimum 40C yang dilengkapi dengan cooling jacketuntuk penyesuaian

    suhu. Susu segar yang berasal dari peternakan sendiri boleh disimpan di

    dalam reception tank maksimum selama 72 jam, sedangkan susu segar

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    29/123

    15

    yang berasal dari koperasi dan kemitraan hanya boleh disimpan

    maksimum selama 36 jam.

    Susu segar dari reception tankkemudian disaring menggunakan slot

    filterberukuran 105 mikron agar kotoran-kotoran yang terlarut di dalam

    susu segar dapat dipisahkan kemudian susu dialirkan menuju balance tank.

    Selanjutnya sebagian susu segar akan melalui prosespreheatingpada suhu

    750C dan dilakukan proses homogenisasi dua tahap pada tekanan 150/50

    bar. Lalu dilakukan proses termisasi pada suhu 850C selama 20 detik,

    kemudian dilakukan pendinginan awal hingga suhu 500C dan dilanjutkan

    hingga suhu turun sampai 40C. Setelah itu, dilakukan penyimpanan di

    dalam storage tankdengan suhu maksimum 40C. Termisasi merupakan

    istilah yang digunakan oleh PT. Greenfields Indonesia terhadappemanasan susu dengan suhu pasteurisasi.

    2. Separasi dan Termisasi

    Sebagian susu segar lainnya akan mengalami proses preheating

    dengan suhu 55-600C dan dilakukan separasi untuk dipisahkan antara

    bagian skim dan krimnya menggunakan separator. Pemisahan dengan

    separator menggunakan gaya sentrifugal, sehingga bagian dengan berat

    jenis yang lebih besar akan berada pada bagian yang paling luar. Bagian

    krim akan berada di tengah-tengah pusat rotasi karena memiliki berat jenis

    yang lebih ringan daripada skim, sedangkan bagian skim akan berada di

    luar pusat rotasi. Selanjutnya, skim dan krim yang telah terpisah tersebut

    akan memasuki tahap termisasi. Untuk krim, sebelum dilakukan termisasi,

    akan terlebih dahulu dimasukkan ke dalam cream tank yang dilengkapi

    dengan agitator scrapperuntuk mengatur aliran krim dan agar krim tidak

    menempel pada dinding tanki.

    Proses termisasi diawali dengan proses pemanasan pada suhu 850C

    (75 0C untuk krim) selama 20 detik lalu dilakukan pendinginan awal

    hingga suhu 500C dan dilanjutkan hingga suhu turun sampai 4

    0C. Setelah

    itu, dilakukan penyimpanan di dalam storage tankdengan suhu maksimum

    40C. Skim dapat disimpan di dalam storage tankmaksimum selama 72

    jam, sedangkan krim disimpan maksimum selama 168 jam.

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    30/123

    16

    3. MixingdanBlending

    Pencampuran bahan (mixing) dilakukan di ruangan dengan tangki

    yang terpisah dengan susu (bredo mixer), sedangkan untuk mencampurkan

    bahan dalam jumlah kecil digunakan mixer module. Bahan-bahan

    dimasukkan dalam tangki pencampur lalu ditambah air panas dengan suhu

    900C. Setelah itu bahan-bahan tersebut dialirkan ke dalam blending tank.

    Susu termisasi dari storage tankjuga dialirkan ke dalam blending tank.

    Seandainya digunakan susu skim, maka dalam bahan digunakan

    minyak sawit. Seandainya digunakan susu segar, maka minyak sawit tidak

    perlu ditambahkan. Bahan-bahan dan susu kemudian diaduk (blending) di

    dalam blending/storage tank dan disimpan sementara pada suhu 40C.

    Susu ini hanya boleh disimpan maksimum selama 12 jam sebelumselanjutnya dilakukan proses sterilisasi.

    4. Sterilisasi

    Sterilisasi dilakukan untuk membunuh semua mikroba, terutama

    bakteri-bakteri tahan panas pembentuk spora seperti Bacillus

    stearothermophillus. Sterilisasi susu dapat dilakukan menggunakan VTIS

    (Vacuum Thermal Instant Sterilizer) maupun TA-Flex.

    VTIS merupakan teknik sterilisasi secara langsung (direct system),

    yaitu dengan menginjeksikan uap panas (steam) sehingga bersentuhan

    secara langsung dengan susu/produk. Tahapan sterilisasi VTIS diawali

    dengan penyaringan susu menggunakan slot filterberukuran 177 mikron

    lalu susu dialirkan menuju balance tank. Selanjutnya susu disterilisasi

    dengan injeksi uap panas dengan suhu 1380C selama 5 detik. Uap panas

    yang dialirkan sebelum diinjeksikan memiliki suhu sekitar 85-1100C.

    Setelah itu, dilakukan flash coolinguntuk menurunkan suhu susu sampai

    900C. Kemudian susu dihomogenisasi dua tahap pada tekanan 150/50 bar.

    Kebutuhan steam barrier dalam proses homogenisasi sebesar 85 0C.

    Selanjutnya dilakukan pendinginan awal hingga suhu 500C dan

    dilanjutkan hingga suhu turun sampai 25-300C.

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    31/123

    17

    Sterilisasi dengan TA-Flexmerupakan teknik sterilisasi secara tidak

    langsung (indirect system), yaitu menggunakan THE (Tubular Heat

    Exchanger) yang dipanaskan dengan air sehingga susu/produk tidak

    bersinggungan secara langsung dengan sumber panas. Tahapan sterilisasi

    TA-Flex diawali dengan penyaringan susu menggunakan slot filter

    berukuran 200 mikron lalu susu dialirkan menuju balance tank. Berbeda

    dengan sterilisasi VTIS, tahap homogenisasi TA-Flexdilakukan sebelum

    proses sterilisasi. Homogenisasi susu dilakukan secara dua tahap pada

    tekanan 150/50 bar. Selanjutnya susu disterilisasi di dalam THE pada suhu

    1330C selama 5 detik. Setelah itu dilakukan pendinginan awal hingga

    suhu 500C dan dilanjutkan hingga suhu turun sampai 25-30

    0C.

    Setelah dilakukan proses sterilisasi, susu akan ditampung di dalamaseptic tank. Aseptic tank yang terdapat berjumlah dua buah, masing-

    masing dengan kapasitas 10.000 L dan 30.000 L Produk susu UHT Real

    Good akan ditampung dan diturunkan suhunya hingga 25-300C sebelum

    dilakukan proses pengisian (filling) dan pengemasan (packaging).

    5. FillingdanPackaging

    Susu yang disimpan di dalam aseptic tank kemudian dialirkan

    menuju AFM (Aseptic Filling Machine) untuk dilakukan proses pengisian

    dan pengemasan produk. AFM selalu dibersihkan setiap sebelum dan

    setelah digunakan. Proses pembersihan yang dilakukan sama dengan yang

    dilakukan pada proses pengolahan susu yaitu dengan teknik CIP. CIP yang

    dilakukan meliputi CIP intermediate dan CIP final. CIP intermediate

    berlangsung selama 45 menit dan dilakukan apabila produk masih berada

    di dalam valve produk, sedangkan CIP finalberlangsung selama 1,5 jam

    dan dilakukan setiap sebelum dan setelah prosesfilling.

    Mesin filling untuk produk UHT Real Good terdiri atas dua jenis,

    yaitu A1 Fino dan TFA (Tetra Fino Aseptic). A1 Fino terdapat sebanyak

    tiga unit dengan kapasitas masing-masing 10.700 pak/jam, sedangkan TFA

    terdapat sebanyak dua unit dengan kapasitas 4.500 pak/jam. Sebelum

    dilakukan proses pengisian produk, kemasan primer (paper) produk akan

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    32/123

    18

    disterilisasi terlebih dahulu. Struktur bahan pengemas yang digunakan

    dapat dilihat pada Lampiran 5.

    Untuk mesin TFA, salah satu sisi paper akan ditempelkan dengan

    strip khusus melalui elemen SA (Strip Aplicator) pada suhu 1700C dengan

    tekanan 1,6 kPa. Selanjutnya paper disterilisasi dengan cara dilewatkan

    pada rol yang setengah bagiannya tercelup larutan H2O2 35 % lalu

    dikeringkan dengan squee gee roller (steam barrier 1300C). Kemudian

    paper dilewatkan pada elemen LS (Longitudinal Sealing) pada suhu dan

    tekanan yang sama dengan elemen SA, sehingga paperberbentuk silinder.

    Setelah itu baru dilakukan proses pengisian melalui pipa produk yang

    dilengkapi dengan tube heaterpada suhu 4600C.

    Untuk mesin A1 Fino, pemanasan elemen SA dengan pemanas suhu240

    0C agar strip menempel sebagian pada papersetelah dilewatkan pada

    rol pengepres. Selanjutnyapaperdicelupkan ke dalam larutan H2O235 %

    lalu dikeringkan di dalam heating chamber dengan suhu 93-2000C.

    Sebelum menuju aseptic chamber, sisa-sisa larutan H2O2 yang mungkin

    masih menempel dikeringkan juga dengan squee gee roller. Aseptic

    chamberdisterilisasi dengan menggunakan udara steril bersuhu 130-150

    0C dan larutan H2O2yang disemprotkan. Kemudianpaperdilewatkan pada

    elemen LS dengan suhu 2700

    C dan tekanan 0,1 bar sehingga paper

    berbentuk silinder. Setelah itu baru dilakukan proses pengisian secara

    aseptik dan dilakukan transversal sealing pada bagian atas dan bawah

    paper.

    Produk dari AFM kemudian disalurkan melalui belt conveyor

    menuju ruang packaging sekaligus diberikan waktu kadaluwarsa dengan

    menggunakan mesin domino. Waktu kadaluwarsa yang diberikan meliputi

    tanggal, bulan, dan tahun. Produk UHT Real Good memiliki masa

    kadaluwarsa 6 bulan setelah diproduksi. Produk dikemas dengan kemasan

    sekunder berupa karton dengan jumlah 36 pak/karton. Karton-karton

    kemudian ditumpuk dengan tumpukan maksimal 7 karton diatas palet

    dengan jumlah 112 karton/palet. Hal ini dilakukan agar produk tidak

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    33/123

    19

    bersentuhan secara langsung dengan lantai dan memudahkan penanganan

    produk untuk penyimpanan dan pengangkutan.

    C. CIP (Clean In Place)

    CIP (Clean In Place) merupakan proses pembersihan mesin-mesin dan

    peralatan yang digunakan di dalam proses pengolahan susu tanpa harus

    memindahkan atau membongkar mesin atau peralatan yang digunakan. CIP

    dilakukan setiap sebelum dan setelah melakukan proses produksi. CIP yang

    ada di PT. Greenfields Indonesia memiliki tiga buah linepembersihan, yaitu :

    1) CIPprocessing line, 2) CIP storage line, dan 3) CIP aseptic line. Selain itu

    juga terdapat lini CIP sendiri yang terintegrasi dengan mesin untuk bagian

    sterilisasi VTIS dan TA-flex.

    CIP yang dilakukan terdiri atas dua jenis, yaitu CIP intermediatedan CIP

    final. CIP intermediate berlangsung selama 45 menit dan dilakukan ketika

    mesin mengalami masalah/trouble. CIPfinalberlangsung selama 1,5 jam dan

    dilakukan pada saat awal dan akhir proses produksi. CIP dilakukan melalui

    beberapa tahapan, yaitu : 1) pencucian dengan air suhu 500C, 2) pencucian

    dengan soda kaustik (NaOH) 2-2,5 % suhu 850C, 3) pembilasan dengan air

    suhu 600C, 4) pencucian dengan asam nitrit (HNO3) 1-1,5 % suhu 70

    0C, 5)

    pembilasan dengan air suhu 60 0C, 6) sirkulasi dengan air panas suhu 85 0C,

    dan 7) pembilasan dengan air suhu 300C. CIP intermediatedilakukan hanya

    sampai tahap pencucian dengan soda kaustik kemudian dibilas dengan air.

    D. UTILITAS

    Jenis-jenis utilitas yang digunakan dalam menunjang proses produksi

    dan perusahaan adalah pengadaan air/water treatment, pengadaan uap/steam,

    sistem pendinginan, pangadaan udara bertekanan/compressed air, dan instalasipengolahan limbah/waste water treatment. Semuanya harus selalu siap dan

    berada dalam kondisi beroperasi penuh setiap hari agar aktivitas perusahaan

    dapat berjalan dengan baik.

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    34/123

    20

    1. Water Treatment

    Pengadaan air bersumber dari sebuah sumur bor (deep well) yang

    dibuat oleh PDAM. Air dari sumur dialirkan melalui pipa ke dalam tiga

    buah holding tankdengan kapasitas masing-masing sebesar 25.000 liter.

    Sebelum digunakan untuk berbagai keperluan, air akan diberi perlakuan

    terlebih dahulu agar layak untuk digunakan. Air yang ditampung

    sementara di dalam holding tank kemudian dialirkan menuju sand filter

    (pasir silika) dengan kecepatan 30 m3/jam untuk disaring dengan ukuran

    10 mikron. Setelah itu, lini perlakuan terbagi menjadi dua, yaitu air

    berklorin (chlorinated water) serta air proses dan soft water.

    Air berklorin dengan injeksi klorin berupa larutan kaporit 2 %

    melalui chlorine dosing pumpdengan kecepatan 10 L/jam. Air selanjutnyadialirkan ke dalam dua buah chlorine water tankdengan kapasitas masing-

    masing 15.000 liter dan 20.000 liter untuk disimpan sementara hingga

    dicapai residual klorin sebesar 2 ppm. Air berklorin dihasilkan setiap

    harinya dengan kapasitas 45 m3/jam. Air ini digunakan untuk keperluan

    toilet, CIP, dan pembersihan-pembersihan lainnya.

    Soft waterdan air proses dihasilkan dengan sebelumnya disaring lagi

    setelah melalui sand filter. Penyaringan dilakukan dengan menggunakan

    sepasang cartridge filterberukuran 5 mikron dengan kecepatan 11 m3

    /jam.

    Setelah itu, air diberikan softenerberupa resin Cation IR 120 Na. Apabila

    resin telah jenuh, maka akan dinetralkan kembali menggunakan larutan

    garam NaCl. Setelah proses softening, sebagian air akan dikeluarkan dan

    ditampung dalam tanki dengan kapasitas 5.000 liter. Air yang dihasilkan

    setelah proses softening disebut sebagai soft water dan digunakan untuk

    keperluan peralatan seperti boiler, chiller, atau cooling tower.

    Sebagian air lainnya akan disaring lagi menggunakan cartridge filter

    dengan ukuran yang sama seperti penyaringan sebelumnya. Selanjutnya air

    disterilisasi dengan menggunakan dua buah lampu uv dengan kecepatan

    aliran masing-masing 15 m3/jam dan disimpan sementara sebelum

    didistribusikan. Air yang dihasilkan disebut sebagai air proses (processed

    water) serta digunakan untuk keperluan air minum dan pencampuran

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    35/123

    21

    bahan. Soft waterdan air proses dihasilkan setiap harinya dengan kapasitas

    20 m3/jam.

    2. Pengadaan Uap (Steam)

    Uap banyak digunakan dalam berbagai keperluan yang berkaitan

    dengan proses produksi seperti sterilisasi dan pengeringan. Kebutuhan uap

    untuk sterilisasi mencapai 700 kg/m3. Steam dihasilkan dari dua buah

    boiler dengan kapasitas masing-masing 5 ton. Uap yang dihasilkan oleh

    boiler berasal dari soft water dan air kondensat. Soft water dialirkan

    melalui feed water pump, sedangkan air kondensat dialirkan dari

    condensate tank. Air kondensat adalah air dari steam yang telah digunakan

    dalam proses pengolahan dan telah mengalami kondensasi.

    Sebelum dipompa ke dalam boiler, air kondensat mengalami tahapdeaerasi untuk menghilangkan oksigen terlarut. Steamdihasilkan melalui

    pemanasan soft waterdan air kondensat di dalam boilerdengan tekanan

    sebesar 8,5-9 bar. Selanjutnya steam didistribusikan melalui header dan

    pipa-pipa untuk berbagai keperluan proses seperti CIP, sterilisasi,

    termisasi, dan lain-lain. Untuk keperluan sterilisasi di VTIS, steam

    disaring terlebih dahulu dengan filter 300 mikron dan melalui tahapan

    cullinary agar tidak ada partikel yang ikut terbawa steam dalam proses

    sterilisasi.

    3. Cooling System

    Sistem pendinginan dihasilkan dari dua buah cooling tower, yaitu

    cooling towerLBC 175 dan LBC 300. Cooling tower LBC 175 digunakan

    untuk mendinginkan produk dalam proses, seperti setelah disterilisasi,

    sedangkan cooling tower LBC 300 digunakan untuk mesin pendingin

    (chiller). Sistem pendinginan dilakukan dengan menggunakan lima buah

    kompresor dengan catu daya masing-masing sebesar 380 V AC untuk lini

    non-steril dan lini steril. Tiga buah kompresor dioperasikan untuk lini non-

    steril. Biasanya suplai sudah terpenuhi oleh satu buah kompresor dan

    sisanya sebagai back up.

    Lini steril dioperasikan dengan menggunakan dua buah kompresor

    yang dipompa dengan tekanan maksimum 7,5 bar. Dalam mesin pendingin

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    36/123

    22

    (chiller), yang didinginkan adalah refrigerant.Refrigerantyang digunakan

    adalah freon karena freon berupa senyawa non toksik, tidak berbau, dan

    tidak mudah terbakar/meledak. Sistem pendinginan digunakan untuk

    berbagai keperluan seperti AC, kulkas, cold storage, dan penyediaan ice

    waterdi dalam proses pengolahan.Ice wateradalah air dengan suhu 00C

    yang digunakan untuk pendinginan di dalam proses produksi. Agar ice

    water tidak membeku maka ditambahkan propilen glikol 25 %. Propilen

    glikol menyebabkan titik beku air turun menjadi -90C.

    Prinsip kerja sistem pendingin ini adalah sebagai berikut : kompresor

    akan mengkompresi refrigeranthingga menjadi gas dengan tekanan dan

    suhu tinggi. Refrigerant berwujud gas ini akan dialirkan ke kondensor.

    Kondensor akan mengkondensasi refrigerant pada kondisi suhu dantekanan tinggi.Refrigerantmulai berubah wujud menjadi cair. Selanjutnya

    refrigerant yang masih berwujud cair dan gas dialirkan ke expansion

    valve. Di expansion valve, refrigerantdikondisikan pada tekanan dan suhu

    rendah sehingga berubah wujud menjadi cair. Selanjutnya, refrigerant

    akan mengalir ke evaporator. Di evaporator, refrigerantdipaksa menguap

    dengan mengambil kalor dari lingkungan. Pertukaran kalor dari

    lingkungan ke sistem menyebabkan suhu lingkungan menjadi rendah dan

    suhu refrigerant tinggi. Karena suhu yang tinggi, refrigerant kembali

    berubah wujud menjadi gas dan dialirkan kembali menuju kompresor.

    4. Udara Bertekanan

    Penyediaan udara bertekanan dilakukan menggunakan kompresor tipe

    piston dan screw. Sama halnya dengan sistem pendingin, udara bertekanan

    juga memiliki lini steril dan non-steril. Disebut lini non-steril karena

    terdapat oli/pelumas yang bercampur dengan udara. Kandungan oli yang

    bercampur tersebut tidak boleh melebihi 0,01 ppm. Udara bertekanan dari

    lini non-steril digunakan untuk alat-alat pneumatik seperti katup/valve.

    Udara dari lini steril memiliki mekanisme pengaturan agar oli tidak

    bercampur dengan udara. Hal ini diperlukan karena udara dari lini steril

    digunakan untuk blowproduk dari aseptic tank menuju mesin filling dan

    untuk pengeringanpaper pada mesin A1 fino.

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    37/123

    23

    Prinsip kerja kompresor tersebut adalah dengan menyedot udara dari

    luar masuk ke dalam kompresor dengan tekanan 7-7,5 bar. Udara yang masuk

    akan disaring terlebih dahulu untuk meminimumkan kotoran-kotoran

    berpartikel besar yang kemungkinan ikut terbawa bersama udara. Setelah itu

    udara akan dikeringkan dan disaring lagi untuk mereduksi kandungan

    oli/pelumas yang ikut bercampur, terutama untuk lini non-steril. Selanjutnya

    udara akan didistribusikan sesuai dengan keperluan.

    5. Listrik dan Generator

    Sumber listrik diperoleh dari PLN dan generator/genset. Listrik yang

    dihasilkan dari PLN memiliki kapasitas sebesar 865 kVA (efektif 450

    kVA) dengan frekuensi 50 Hz. Listrik dari PLN disimpan di dalam gardu

    induk, kemudian dialirkan melalui travo untuk diturunkan teganganlistriknya baru kemudian didistribusikan untuk berbagai keperluan umum

    seperti lampu, komputer, kulkas, dan lain-lain. Listrik dari PLN tidak

    digunakan untuk keperluan proses karena dapat mengganggu proses

    seandainya terjadi down/mati listrik.

    Listrik untuk kebutuhan proses dijalankan dengan menggunakan tiga

    buah genset dengan kapasitas masing-masing 500 kVA (dua buah) dan

    750 kVA. Akan tetapi, dalam kebutuhan proses produksi, tegangan yang

    digunakan juga efektif 450 kVA. Jumlah tegangan efektif dapat dihasilkan

    dari dua buah genset, sedangkan genset sisanya stand by untuk

    mengantisipasi terjadinya down/mati listrik dari PLN. Genset yang akan

    digunakan untuk menyuplai listrik harus disinkronisasi terlebih dahulu

    antara satu dan yang lainnya jika akan digunakan secara bersamaan.

    Setelah tegangan listrik stabil, listrik baru dapat didistribusikan untuk

    keperluan proses produksi.

    6. Waste Water Treatment

    Limbah cair dihasilkan dari proses produksi, terutama yang berasal

    dari proses CIP. Limbah cair yang dihasilkan dialirkan menuju lagoon

    sebagai tempat IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah). Limbah cair

    mula-mula akan mengalami proses screening/penyaringan kemudian

    dialirkan menuju inlet somp. Setelah itu akan dilakukan proses flokulasi

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    38/123

    24

    dengan penambahan tawas 18 % di dalam equalization tank. Hal ini

    menyebabkan lemak yang terkandung akan mengalami koagulasi agar

    mudah dipisahkan setelah melewati fat trap. Selanjutnya air ditambahkan

    HCl dan NaOH agar diperoleh nilai pH antara 6,5-8,5. Jika pH kurang dari

    6,0 maka ditambahkan NaOH 1 % w/v, sedangkan jika pH melebihi 9,0

    ditambahkan HCl 2 % w/v.

    Setelah keluar dari equalization tank, air dialirkan menuju SBR

    (Sequencing Batch Reactor). SBR menggunakan proses aerobik dengan

    mekanisme lumpur aktif (active sludge) dan penambahan bakteri aerob

    BOD 5. Lumpur aktif dihasilkan dengan kecepatan 2 m3/jam. Setelah tanki

    SBR terisi 80 %, terjadi proses aerasi selama 16 jam dan penambahan

    TSP/urea sebagai nutrisi bagi bakteri. Aerasi dilakukan denganmengalirkan 7,69 kg O2/jam. TSP yang ditambahkan sebanyak 3,5 kg/hari,

    sedangkan urea sebanyak 2,3 kg/hari. Namun jika laju aliran mencapai

    maksimum, nutrisi ditambahkan sebanyak 10 kg/m3. Selanjutnya

    dilakukan proses sedimentasi selama 2-3 jam sehingga dihasilkan air

    dengan kondisi 50 % jernih. Air yang dihasilkan dari IPAL digunakan

    untukflushingkandang sapi di peternakan (Dairy Farm).

    E. PROJECTDANMAINTENANCE

    Project dilakukan berdasarkan job order dari departemen-departemen

    lain yang ada di divisi milk processing. Pengajuan projectdilakukan melalui

    formulir B yang ditujukan kepada pihak manajemen Gunung Kawi. Setelah

    disetujui, formulir tersebut dirujuk kepada kantor pusat di Jakarta untuk

    disahkan. Setelah itu, baruprojectdapat dilakukan.

    Improvement biasanya terkait dengan project, tetapi lebih ditujukan

    untuk meningkatkan fungsi bangunan yang sudah ada. Salah satu contohnya

    adalah improvementyang dilakukan pada ruangpackaging material. Ruangan

    tersebut dulunya masih berupa ruangan terbuka, sehingga rentan terkena

    cahaya matahari, hujan, atau debu secara langsung yang dapat menyebabkan

    barang di dalamnya lebih cepat rusak. Sekarang ruangan tersebut sudah

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    39/123

    25

    dilengkapi dengan dinding untuk melindungi barang yang disimpan di

    dalamnya.

    Improvement lainnya dilakukan terhadap lantai dan dinding di ruang

    produksi. Lantai ruang proses produksi harus dilengkapi dengan epoksi agar

    lebih tahan terhadap beban dan bahan-bahan kimia. Dinding ruang produksi

    dulunya juga dilapisi dengan menggunakan epoksi. Namun, karena epoksi

    merupakan senyawa kimia dari minyak (solvent base) dan dapat menimbulkan

    bau, maka dinding ruang produksi sekarang dilapisi dengan cat elastomerik

    (water base) agar lebih mudah dibersihkan dan tidak menimbulkan bau yang

    dapat mengontaminasi produk.

    Rencana improvement selanjutnya adalah perbaikan tempat sampah

    untuk pembuangan limbah padat seperti bahan pengemas, karton, maupunplastik. Selain itu, juga sedang direncanakan pembuatan covingantara lantai

    dan dinding yang ada di ruang produksi sehingga menjadi tidak bersudut. Hal

    ini dilakukan agar ruang produksi lebih mudah dibersihkan dan dapat

    meminimumkan residu kotoran yang kemungkinan dapat tertinggal di dalam

    ruangan.

    Maintenance adalah upaya yang dilakukan untuk menjaga bangunan

    dan peralatan yang ada agar dapat berfungsi secara optimal. Maintenance

    dilakukan terhadap bangunan dan peralatan seperti dinding, lantai, forklift,

    AC, lampu, cold storage, dan sebagainya. Maintenance forklift dilakukan

    setiap 6 bulan sekali dari kontraktor yang bersangkutan. Akan tetapi, sebagai

    upaya pencegahan, juga dilakukan maintenance mandiri setiap bulannya.

    Maintenance cold storage dan lampu di ruang proses produksi dilakukan

    setiap 3 bulan. Lampu di ruang proses produksi dilengkapi dengan cover

    akrilik yang biasanya diganti setiap 3 bulan.

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    40/123

    26

    F. SUPPLY CHAIN

    Sebelum dilakukan proses produksi, harus diperhitungkan beberapa hal

    pokok, yaitu :

    1.

    Jumlah permintaan dan/atau sales forecasttermasuk minimum order, baik

    untuk produk ekspor dan/atau lokal.

    2.

    Bahan-bahan yang diperlukan, meliputi raw material,packaging material,

    maupun kebutuhan CIP (chemical).

    3. Kapasitas produksi, meliputi kapasitas tanki, waktu mengalirkan produk,

    maupun kapasitas mesinfilling, dan

    4.

    Masalah-masalah lainnya seperti jumlah orang yang diperlukan.

    Rencana produksi biasanya dibuat satu bulan sebelumnya untuk

    produksi bulan berikutnya. Akan tetapi, karena permintaan adakalanya cukup

    mendadak, maka rencana produksi masih dapat ditoleransi untuk dibuat per

    setengah bulan sebelumnya. Rencana produksi biasanya dibuat bulanan

    (monthly schedule) lalu diperinci menjadi rencana produksi harian (daily

    schedule). Selain ditulis setiap hari pada papan jadwal harian, jadwal produksi

    harian juga dibagikan kepada masing-masing departemen. Jadwal produksi

    harian terdiri atas bagian plan (sesuai yang direncanakan) dan bagian aktual

    (sesuai dengan yang terjadi). Jadwal aktual kemudian dijadikan pedoman

    untuk menyusun jadwal hari berikutnya.

    Inventory controladalah pengaturan dan pengadaan raw material.Raw

    material yang dimaksud adalah semua bahan-bahan yang diperlukan dalam

    proses produksi seperti susu segar, susu skim bubuk, bahan pengemas, sampai

    bahan kebutuhan CIP. Selain itu juga harus memperhitungkan jumlah lossdan

    sampel, yaitu sebanyak 2,5 % dari jumlah produksi.

    Gudang transit raw material terdapat di lokasi pabrik. Raw material

    yang akan digunakan untuk proses produksi harus sudah terdapat di gudang

    tersebut maksimum dua hari sebelum produksi dilakukan. Sebelum

    dipindahkan, raw material disimpan di gudang Pakis Aji dan Genengan.

    Selain untuk raw material, kedua gudang tersebut juga digunakan untuk

    menyimpan FG (Finished Goods) selama waktu inkubasi. Kapasitas total

    kedua gudang tersebut adalah 1.100 palet, dengan kapasitas gudang Pakis Aji

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    41/123

    27

    sebesar 400 palet dan gudang Genengan sebanyak 700 palet. Sama halnya

    seperti raw material, gudang FG yang terdapat di pabrik hanya berfungsi

    sebagai gudang transit untuk menampung sementara FG dan bahan pengemas

    sekunder/karton. FG maksimum disimpan selama dua hari, sedangkan karton

    maksimum disimpan selama tiga hari.

    Setiap gudang menggunakan sistem FIFO (First In First Out),

    sedangkan untuk raw material diatur berdasarkan tanggal kadaluwarsanya,

    karena terdapat berbagai macam raw material dengan tanggal kadaluwarsa

    yang berbeda-beda. Pengaturan tanggal kadaluwarsa terhadap barang di dalam

    gudang juga diatur, misalnya, jika barang tersebut memiliki masa kadaluwarsa

    satu tahun, maka boleh ada di gudang minimum selama 9 bulan. Selain itu,

    terdapat pula formulir SOS (Stock Order Sheet) yang dibuat setiap akhir bulanuntuk bulan berikutnya. SOS dibuat guna mengatur stok dan minimum stok

    barang yang ada di dalam gudang.

    Jadwal shipment/pengiriman dibuat jika jadwal produksi telah rampung.

    Distribusi produk-produk ekspor ditangani oleh Japfa Food Singapore,

    sedangkan produk-produk lokal ditangani oleh Santori dan SSC (Supra

    Sumber Cipta). Produk ESL lokal dikirimkan menggunakan truk-truk

    berpendingin yang disewa oleh distributor. Produk UHT lokal dikirimkan

    langsung ke depo-depo yang tersebar di Indonesia Pengiriman dengan truk

    dilakukan terhadap depo-depo di Pulau Jawa, yaitu di Jakarta, Bandung,

    Tasikmalaya, Semarang, dan Surabaya. Pengiriman untuk depo di Medan dan

    Makasar dilakukan dengan menggunakan kontainer/kapal.

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    42/123

    28

    IV. SISTEM PENGENDALIAN MUTU

    Proses pengendalian mutu di PT. Greenfields Indonesia dilakukan oleh

    departemen QCD. Departemen QCD terdiri atas tiga bagian, yaitu QC kimia, QC

    mikrobiologi, and QC monitoring. QC kimia bertanggung jawab untuk melakukan

    analisis organoleptik, fisik, dan kimia, seperti viskositas, berat jenis, kandungan

    lemak, dan lain-lain. QC mikrobiologi bertanggung jawab untuk melakukan

    analisis kandungan mikrobiologi seperti TPC (Total Plate Count), uji kapang-

    kamir, uji koliform, dll. QC monitoringmemiliki dua tugas utama, yaitu linedan

    warehouse. Untuk line, QC monitoring adalah pihak yang memberikan sampel

    untuk analisis , sedangkan bagian warehouse untuk pengendalian mutu produk

    akhir.Pengendalian mutu dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan

    meliputi bahan baku, proses produksi, dan produk akhir (finished goods). Setiap

    alat ukur yang ada di dalam laboratorium QC (Quality Control) dikalibrasi

    terlebih dahulu setiap akan digunakan untuk analisis, tetapi ada juga kalibrasi

    eksternal yang dilakukan setiap tiga bulan sekali. Setiap sampel yang diuji

    diberikan kode sesuai dengan kondisi produksi produk yang bersangkutan untuk

    memudahkan penelusuran jika terjadi penyimpangan selama proses produksi

    maupun dalam menangani complaintdari konsumen.

    A. PENGAWASAN MUTU BAHAN BAKU

    Pengawasan mutu bahan baku susu segar dilakukan setiap ada yang

    diterima, baik dari dairy farm, KUD, maupun kemitraan. Pengujian susu segar

    meliputi uji alkohol, pH, suhu, SG (Specific Gravity)/berat jenis, kadar lemak,

    total solid, SNF (Solid Non Fat), kadar protein, laktosa, organoleptik, busa,

    antibotik, pemalsuan, TPC (Total Plate Count), TCC (Total Coliform Count),

    PBC (Psycrophylic Bacterial Count), total spora, dan total spora tahan panas.

    Uji alkohol didasarkan pada prinsip bahwa alkohol dapat bereaksi

    dengan asam yang terdapat di dalam susu. Keberadaan asam di dalam susu

    memberikan indikasi bahwa susu tersebut tidak layak untuk dikonsumsi

    karena sudah terkontaminasi/basi akibat peningkatan jumlah bakteri penghasil

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    43/123

    29

    asam. Hal ini dapat diketahui dengan terbentuknya gumpalan-gumpalan pada

    susu. Oleh karena itu, uji alkohol harus memberikan nilai negatif untuk

    pengujian susu segar. Uji alkohol susu segar sebenarnya dilakukan dengan

    alkohol konsentrasi 75 % dan 72 %. Walaupun begitu, setiap susu segar yang

    diuji di PT. Greenfields Indonesia dapat lolos uji alkohol 75 %.

    Sama halnya dengan uji alkohol, uji antibiotik juga harus memberikan

    nilai yang negatif terhadap hasil pengujian susu segar, karena keberadaan

    antibiotik pada susu segar dapat membahayakan manusia jika sampai

    dikonsumsi. Antibiotik merupakan obat yang diberikan kepada sapi yang sakit

    maupun sebagai tindakan preventif dengan tujuan meningkatkan sistem imun

    sapi. Residu antibiotik di dalam tubuh sapi tidak dapat langsung hilang,

    bahkan juga dapat terbawa ke dalam susu sapi yang dihasilkan. Oleh karenaitu, harus ditunggu hingga tiga hari setelah antibiotik diberikan agar tidak

    terdapat residu antibiotik lagi di dalam susu sapi.

    Uji antibiotik yang dilakukan dilakukan berdasarkan Beta Lactam test.

    Pengujian antibiotik didasarkan pada prinsip pengukuran dengan panjang

    gelombang 660 nm pada susu yang diinkubasi pada suhu 640C setelah

    disentrifusi dengan kecepatan 700 rpm selama tiga menit.

    Kualitas susu segar yang berasal dari dairy farmmemang jauh lebih baik

    daripada susu segar yang berasal dari KUD maupun kemitraan. Kandungan

    mikroba total (TPC) yang terdapat di dalam susu segar dari dairy farm

    memiliki nilai maksimal 5x104cfu/ml, sedangkan TPC susu segar dari KUD

    dan kemitraan memiliki nilai maksimal 3x106cfu/ml. Hal ini karena dilakukan

    pengontrolan yang ketat terhadap keadaan sapi di kandang hingga proses

    pemerahan. Produk-produk susu ESL/ultrapasteurisasi juga hanya diproduksi

    menggunakan bahan baku utama susu segar yang berasal dari dairy farm

    untuk menjamin kualitas produk, mengingat bahwa produk ESL merupakan

    produk unggulan dengan permintaan ekspor paling besar.

    Selain itu, juga dilakukan pengawasan mutu terhadap bahan baku

    tambahan. Pengawasan mutu yang dilakukan terdiri atas RM (Raw Material)

    bubuk, raw material cair, dan bahan pengemas. RM bubuk yang digunakan

    diantaranya adalah gula pasir, bubuk kuning telur, bubuk ekstrak malt dan

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    44/123

    30

    ekstrak vanila, emulsifier, dan pewarna. Pengawasan mutu terhadap RM

    bubuk dilakukan sesuai prosedur yang telah ditentukan meliputi uji fisik,

    kimia, dan mikrobiologi. Selain itu, juga dilakukan pengawasan mutu secara

    visual untuk melihat penyimpangan seperti : 1) kemasan rusak/kotor, 2) merk

    dan tipe yang tidak sesuai, termasuk matriks halal, 3) waktu kadaluwarsa

    maksimum tinggal 8 bulan untuk barang dengan masa kadaluwarsa 1 tahun,

    dan 18 bulan untuk barang dengan masa kadaluwarsa 2 tahun.

    Pengawasan mutu terhadap RM cair juga dilakukan sesuai prosedur yang

    telah ditetapkan. Selain itu, juga dilakukan pengamatan secara visual seperti

    pengawasan terhadap RM bubuk, hanya saja waktu kadaluwarsa maksimum

    yang dijinkan maksimum adalah 1 bulan. RM cair yang digunakan diantaranya

    adalah minyak sawit/palm oil, AMF, dan flavor. Pengawasan mutu terhadapbahan pengemas dilakukan secara visual untuk melihat kondisi kemasan masih

    baik atau tidak, kesesuaian jumlah kemasan dengan yang tertera pada label,

    serta tipe pengemas. Seandainya ditemukan penyimpangan-penyimpangan

    seperti yang telah disebutkan, maka barang tersebut akan ditolak.

    B. PENGAWASAN MUTU PROSES PRODUKSI

    Pengawasan mutu terhadap proses produksi dilakukan terhadap tahap-

    tahap produksi yang memungkinkan terjadinya penyimpangan, terutama yang

    berkaitan dengan masalah kesehatan (kemungkinan dapat terkontaminasi

    mikroba). Pengawasan mutu yang dilakukan selama proses produksi dapat

    dilihat pada Lampiran 6.

    Uji total solid(TS) yang dilakukan ada yang menggunakan oven dan ada

    yang menggunakan refraktometer. Uji TS menggunakan refraktometer

    menunjukkan konsentrasi sukrosa dalam produk sebagai persen sukrosa yang

    dinyatakan dalam0Brix. Oleh karena itu, uji TS dengan menggunakan

    refraktometer lebih ditujukan untuk mengukur derajat kemanisan produk

    akibat terdapatnya sukrosa. Sedangkan uji TS dengan oven dilakukan untuk

    mendapatkan nilai total padatan pada produk secara keseluruhan dan

    dinyatakan dalam satuan berat (g). Uji TS oven dilakukan untuk mendukung

    analisis lainnya yang memerlukan data TS dalam satuan berat. Walaupun

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    45/123

    31

    begitu, nilai TS yang diperoleh dari kedua jenis pengukuran tersebut tidak

    jauh berbeda (TS oven TS refraktometer).

    Uji berat jenis/specific gravity (SG) dilakukan menggunakan tiga jenis

    hydrometer/lactodensimeter. Produk-produk dengan flavor diukur berat

    jenisnya menggunakan hydrometer dengan kisaran nilai yang paling tinggi

    karena nilai densitas produk biasanya memang menjadi lebih tinggi akibat

    penambahan berbagai bahan tambahan. Produk-produk plain diukur

    menggunakan hydrometer dengan kisaran nilai sedang, sedangkan produk

    whipping creamdiukur menggunakan hydrometerdengan kisaran nilai yang

    paling rendah karena krim memiliki berat jenis yang lebih rendah dari susu

    (whole milk).

    Selain itu, juga dilakukan pengujian package integrity oleh QCmonitoringuntuk mengetahui keadaan bahan pengemas setelah diisi dengan

    produk. Pengujian dilakukan secara visual meliputi TS (Transversal Sealing),

    LS/SA (Longitudinal Sealing/Strip Applicator), ET (Electrolyte Test), dan

    dye.

    Hasil-hasil pengujian yang dilakukan oleh QC kimia dapat diketahui

    pada saat itu juga, sedangkan hasil analisis QC mikro harus menunggu waktu

    inkubasi terlebih dahulu. Inkubasi dilakukan selama 2 hari dan 3 hari untuk

    bakteri pembentuk spora (18-24 jam untuk pewarnaan gram). Inkubasi

    dilakukan pada tiga jenis kondisi, yaitu : 1) inkubasi suhu 240C untuk

    mikroba psikrofilik (khusus produk ESL), 2) inkubasi suhu 300C untuk

    mikroba mesofilik, dan 3) inkubasi suhu 550C untuk mikroba termofilik.

    C. PENGAWASAN MUTU PRODUK AKHIR

    Pengujian yang dilakukan terhadap produk akhir meliputi uji pH, TS

    refraktometer, dan organoleptik. pH produk yang diijinkan harus memiliki

    nilai minimum 6,60. Penanganan terhadap produk akhir meliputi inkubasi dan

    keeping sample.

    Inkubasi merupakan waktu yang diperlukan untuk menguji apakah

    bakteri tumbuh atau tidak di dalam produk, sehingga hasil inkubasi digunakan

    untuk membuat keputusan dalam me-releaseproduk (dinyatakan aman untuk

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    46/123

    32

    dipasarkan). Inkubasi produk ESL dilakukan selama 1 hari pada suhu 240C,

    sedangkan inkubasi produk UHT dilakukan selama 5-7 hari pada suhu 300C

    dan 550C. Akan tetapi produk whipping creamhanya diinkubasi pada suhu 30

    0C saja, karena produk whipping cream didistribusikan pada suhu rendah.

    Inkubasi biasanya dilakukan selama 5 hari, yaitu perkiraan tumbuh 75 %

    mikroba di dalam produk. Sedangkan inkubasi selama 7 hari (perkiraan

    tumbuh 85 % mikroba) jarang dilakukan karena hasilnya tidak berbeda jauh

    dengan inkubasi selama 5 hari.

    Keeping sample adalah simulasi produk yang telah dipasarkan. Hal ini

    dilakukan sebagai tindakan preventif seandainya terjadi complaint dari

    konsumen. Keeping sample produk ESL dan whipping cream dilakukan di

    dalam cold storagedengan suhu 4

    0

    C, sedangkan produk UHT disimpan didalam suhu ruang. Pengecekan kondisi produk keeping sample dilakukan

    setiap 3 bulan sampai waktu kadaluwarsa produk habis.

    Produk yang sudah jadi kemudian disimpan di gudang dan diberikan

    status oleh QC monitoring. Status yang diberikan antara lain adalah : 1)

    release, berarti produk telah siap untuk dipasarkan, 2) hold, terjadi kesalahan

    teknis seperti sambungan paper yang kurang baik, atau belum diberi waktu

    kadaluwarsa, 3) reprocess, karena produk unsterille, dan 4) reject, karena

    terjadi penyimpangan seperti warna produk berubah, bocor setelah dikemas di

    dalam karton, maupun terdapat kandungan yang tidak sesuai.

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    47/123

    33

    V. TINJAUAN PUSTAKA

    SUSU UHT (Ultra High Temperature)

    Susu UHT adalah susu segar yang telah diproses dengan teknologi

    pemanasan menggunakan suhu yang sangat tinggi. Pada proses ini susu

    dipanaskan pada suhu antara 135-1500C yang dipertahankan selama 1-8 detik,

    sehingga dapat dihasilkan susu steril dengan sedikit perubahan warna, aroma,

    dan karakteristik-karaktristik fisiko-kimia lainnya (Adnan, 1984).

    Teknologi pengolahan susu dengan proses UHT pada intinya adalah

    pemanasan sampai 1250C selama 15 detik, 131

    0C selama 4 detik, atau 140

    0C

    selama 0,5 detik. Susu yang dihasilkan bersifat steril dan setelah dikemas

    secara aseptik dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama pada suhu

    kamar. Susu UHT ini berwarna lebih putih, sedikit rasa karamelnya, sedikit

    mengalami denaturasi, dan kandungan proteinnya masih tetap tinggi.

    D.

    Mutu

    Menurut perbendaharaan istilah ISO 8402 dan dari Standar Nasional

    Indonesia (SNI 19-8402-1991), mutu adalah keseluruhan ciri dan karakteristik

    produk dan jasa yang kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan, baik yang

    dinyatakan secara tegas maupun tersamar. Istilah mutu sangat penting bagi

    organisasi atau perusahaan karena mutu berdampak terhadap reputasi

    perusahaan, penurunan biaya, peningkatan pangsa pasar, pertanggungjawaban

    produk, dan dampak internasional. Menurut Juran (1989), terdapat dua definisi

    mutu yang umum digunakan oleh dunia, yaitu 1) mutu terdiri dari fitur produk

    yang disesuaikan dengan keinginan pelanggan dalam rangka memenuhi

    kepuasan pelanggan terhadap produk tersebut, dan 2) mutu terdiri atas

    kebebasan terhadap defisiensi. Menurut Feigenbaum (1989), mutu produkadalah keseluruhan atau gabungan karakteristik produk dari pemasaran,

    rekayasa, pembuatan dan pemeliharaan yang membuat produk tersebut

    memenuhi harapan-harapan konsumen.

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    48/123

    34

    Diagram mengenai pemahaman terhadap mutu dapat dilihat pada

    Gambar 1.

    Gambar 1. Pemahaman mengenai mutu (Muhandri dan Kadarisman, 2005).

    Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa mutu adalah kesesuaian serangkaiankarakteristik produk atau jasa dengan standar yang ditetapkan perusahaan berdasarkan syarat, kebutuhan dan

    keinginan konsumen (Muhandri dan Kadarisman, 2005).

    E.

    Pengendalian Proses Secara Statistik

    Menurut Gaspersz (1998), pengendalian proses statistikal adalah suatu

    metodologi pengumpulan dan analisis data mutu, serta penentuan daninterpretasi pengukuran-pengukuran yang menjelaskan tentang proses dalam

    sistem suatu industri untuk meningkatkan mutu produk yang dihasilkan guna

    memenuhi kebutuhan dan ekspektasi atau kepuasan pelanggan.

    Pengendalian proses statistikal bertujuan untuk 1) mengendalikan dan

    memantau terjadinya penyimpangan mutu produk, 2) memberikan peringatan

    dini untuk mencegah terjadinya penyimpangan mutu produk lebih lanjut, 3)

    memberikan petunjuk waktu yang tepat untuk segera melakukan tindakan

    koreksi dari proses yang menyimpang, dan 4) mengenali penyebab keragaman

    atau penyimpangan produk (Hubeis, 1997).

    Tujuan utama pengendalian proses secara statistik adalah pengurangan

    variasi yang sistematik dalam karakteristik mutu kunci produk. Pengendalian

    proses secara statistik akan menstabilkan proses dan mengurangi variasi,

    perusahaan

    membuat

    produk / jasa

    karakteristik

    standar

    sesuai

    konsumen

    -

    syarat

    -kebutuhan

    -keinginan

    menetapkan

    permintaan

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    49/123

    35

    sehingga menghasilkan biaya mutu yang lebih rendah dan mempertinggi

    posisi dalam kompetisi yang semakin ketat (Montgomery, 1996).

    Mengetahui variasi suatu proses dalam menghasilkan output sangat

    penting, agar dapat mengambil tindakan-tindakan perbaikan terhadap proses

    itu secara tepat. Metode statistik diperlukan untuk mengidentifikasi

    penyimpangan dan menunjukkan penyebab berbagai penyimpangan baik

    untuk proses produksi maupun bisnis, sehingga menyebabkan peningkatan

    produktivitas (Ryan, 1989).

    Pengendalian proses secara statistik berarti proses itu dikendalikan

    berdasarkan catatan data yang secara terus menerus dikumpulkan dan

    dianalisis agar menghasilkan informasi yang dapat digunakan dalam

    mengendalikan dan meningkatkan proses sehingga proses memilikikemampuan untuk memenuhi spesifikasi output yang diinginkan (Gaspersz,

    1998).

    Menurut Gaspersz (1998), teknik-teknik pengendalian proses yang dapat

    digunakan berupa : 1) lembar pemeriksaan (check sheet), 2) stratifikasi, 3)

    diagram Pareto, 4) diagram pencar (scatter diagram), 5) diagram sebab-akibat,

    6) histogram, dan 7) bagan kendali (control chart). Sedangkan Langkah-

    langkah pengendalian proses secara statistikal dapat diuraikan sebagai berikut

    : 1) merencanakan penggunaan alat-alat statistikal, 2) memulai menggunakan

    alat-alat statistikal, 3) mempertahankan atau menstabilkan proses dengan cara

    menghilangkan variasi penyebab khusus yang dianggap merugikan, 4)

    merencanakan perbaikan proses terus-menerus melalui pengurangan variasi

    penyebab umum, dan 5) mengevaluasi dan meninjau ulang terhadap

    penggunaan alat-alat statistikal tersebut.

    D. BAGAN KENDALI (CONTROL CHART)

    Bagan kendali pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Walter Andrew

    Shewhart dariBell Telephone Laboratories, Amerika Serikat, pada tahun 1924

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    50/123

    36

    dengan maksud untuk menghilangkan variasi tidak normal melalui pemisahan

    variasi yang disebabkan oleh penyebab khusus (special-causes variation) dari

    variasi yang disebabkan oleh penyebab umum (common-causes variation)

    (Gaspersz, 2001).

    Menurut Muhandri dan Kadarisman (2005), bagan kendali (control

    chart) merupakan grafik garis yang mencantumkan batas maksimum dan batas

    minimum yang merupakan daerah batas pengendalian. Menurut Gaspersz

    (1998), pada dasarnya setiap bagan kendali memiliki : 1) sumbu X

    melambangkan nomor contoh, 2) sumbu Y melambangkan karakteristik

    output, 3) garis tengah atau Central Line (CL), dan 4) sepasang batas

    pengendali, yaitu Batas Pengendali Atas (BPA) atau Upper Control Limit

    (UCL) dan Batas Pengendali Bawah (BPB) atauLower Control Limit(LCL).Secara umum bagan kendali dapat dilihat pada Gambar 2.

    Gambar 2.Gambar bagan kendali (Muhandri dan Kadarisman, 2005).

    Kegunaan bagan kendali yaitu : 1) meningkatkan produktivitas, 2)

    mencegah produk cacat, 3) mencegah pengaturan proses yang tidak perlu, 4)

    memberikan informasi tentang proses, dan 5) memberikan informasi tentang

    kapabilitas proses. Tujuan utama control chart berguna untuk mengetahui

    penyebab variasi spesifik hasil produksi (Dahlgaard, et al., 1998).

    Proses terkendali secara statistik dicirikan oleh bagan kendali yang

    semua titik-titik contohnya berada dalam batas-batas pengendalian (diantara

    UCL

    CL

    LCL

    Nomor Contoh

    K

    A

    RA

    K

    TE

    RI

    STIK

  • 7/25/2019 F07mftewfew

    51/123

    37

    batas pengendali atas dan batas pengendali bawah). Dengan demikian, apabila

    nilai-nilai yang ditebarkan pada bagan kendali jatuh diluar batas pengendali,

    maka dapat dinyatakan bahwa proses berada dalam keadaan tidak terkendali

    secara statistik (Gaspersz, 1998).

    Menurut Montgomery (1996), bila proses terkendali, hampir semua titik

    contoh akan berada diantara kedua batas pengendali. Titik yang berada diluar

    batas pengendali menandakan bahwa proses tidak terkendali, dalam hal ini

    perlu diadakan penyelidikan untuk menemukan penyebabnya dan perbaikan

    pada proses untuk menghilangkan penyebab tersebut.

    Menurut Gaspersz (2001), bagan kendali dapat digunakan sesuai

    kebutuhan seperti ditunjukkan melalui diagram alir penggunaan bagan-bagan

    kendali dalam Gambar 3.

    Gambar 3.Diagram alir penggunaan bagan-bagan kendali (Gaspersz, 2001).

    Tentukan karakteristik kualitas

    sesuai keinginan pelanggan

    Apakah datavariabel?

    Apakah data atributberbentuk proporsi atau

    persentase?

    Apakah data atributberbentuk