EVALUASI PROGRAM YAYASAN RAUDLATUL MAKFUFIN (TAMAN...
Transcript of EVALUASI PROGRAM YAYASAN RAUDLATUL MAKFUFIN (TAMAN...
EVALUASI PROGRAM YAYASAN RAUDLATUL MAKFUFIN
(TAMAN TUNANETRA) DALAM MENINGKATKAN POTENSI
KAUM TUNANETRA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi
persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos. I)
OLEH:
SITI NOVITA SARI
NIM : 107053002435
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011 M/1432 H
EVALUASI PROGRAM YAYASAN RAUDLATUL MAKFUFIN
(TAMAN TUNANETRA) DALAM MENINGKATKAN POTENSI
KAUM TUNANETRA
Skripsi ini diajukan ksepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk
memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sosial (S.Sos.I)
Oleh:
SITI NOVITA SARI
NIM: 107053002435
Di bawah bimbingan
H. Mulkanasir, BA, SPd, MM
NIP : 19550101983021001
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011 M/1432 H
EVALUASI PROGRAM YAYASAN RAUDLATUL MAKFUF'IN(TAMAN TUNANETRA) DALAM MENINGKATKAN POTENSI
KAUM TUNAII-ETRA
Skripsi ini diajukan ksepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untukmemenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sosial (S.Sos.I)
Oleh:
SITI NOVITA SARI
NIM: 107053002435
H. Nlulkanasir. BA, SPd, MM
NIP : 19s50101983021001
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUIIIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERT SYARIF HIDAYATULLAII
JAKARTA
20ttMft432IJ:
PENGESAIIAN PANITIA UJIAN
skripsi berjudul EVALUASI pRocRAM YAYASAN RAUDLATULMAKFUFIN (TAMAN TUNANETRA) DALAM MENINGKATKAN POTENSIKAUM TUNANETRA telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas IlmuDakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Hari Jum'at,tanggal 17 Juni 201I, Skripsi telah diterima sebagai salah satu syarat memperolehgelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I) pada Jurusan Manajemen Dakwah.
Jakarta, 17 Juni 2011
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota Sekretari
Drs. Cecep Castrawijaya. M.ANIP. 19670818 199803 1 002
Anggota,
Penguji I
Drs. Yusra Kilun. M. Pd
NrP. 19570605 199103 1 004
H. Mulkanasir. BA. S.Pd. M.M
NIP. 19550101 198302 1 001
Drs. Ir4. Hudri. M.AgNIP. 19720606 199803 I 003
Penguji II
NIP. 19600803 199703 1 006
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan
hasil jiplakan dari orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 17 Juni 2011
Siti Novita Sari
i
ABSTRAK
Siti Novita Sari, Evaluasi Program Yayasan Raudlatul Makfufin (Taman
Tunanetra) Dalam Meningkatkan Potensi Kaum Tunanetra, di bawah
bimbingan H. Mulkanasir BA, SPd, MM.
Allah SWT menciptakan manusia sebagai makhluk yang mulia, yang
memiliki fitrah suci, rasa keadilan, dan lain sebagainya. Pada diri manusia tertumpuk
berbagai macam potensi, baik itu positif maupun negative. Selain itu, salah satu
anugrah Tuhan yang diberikan pada manusia adalah memiliki kesempurnaan baik itu
dari segi fisik maupun mental.
Kecacatan pada diri seseorang merupakan hambatan dan gangguan di dalam
beraktivitas bagi penyandangnya. Hal tersebut dapat menghambat perluasan
pengalaman, gangguan emosi, dan perkembangan intelegensinya. Untuk itu
dibutuhkan cara-cara khusus dalam pemberdayaannya. Sehubung dengan itu, yayasan
Raudlatul Makfufin bertujuan untuk membantu kaum tunanetra dalam menyalurkan
potensi dirinya dengan pengetahuan agama, karena bagi tunanetra merupakan terapi
kejiwaan (media rehabilitasi mental) yang paling tepat bagi tunanetra yang
mengalami penderitaan atau kendala dalam hidupnya.
Skripsi ini menjelaskan, peran yayasan Raudlatul Makfufin dalam
meningkatkan potensi tunanetra yang sangat dibutuhkan. Dengan program-program
yang bermutu menuju tunanetra mandiri yang dapat diperhitungkan dengan
potensinya selama mereka menjalani program-program yang dilaksanakan oleh
yayasan.
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui evaluasi program
dalam meningkatkan potensi tunanetra, peran tersebut tentunya ditujukan kepada
program-program yayasan yang dampaknya dapat dilihat, sejauh mana program
yayasan berperan penting terhadap potensi tunanetra
Penelitian ini menggunakan metode atau pendekatan kualitatif, untuk
mendapati data yang dibutuhkan, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan
data seperti observasi dan wawancara kepada pihak yang dipandang perlu, terakhir
adalah studi dokument sebagai pelengkap atau sumber sekunder, ketika data tidak
bisa diperoleh dari hasil interview dan observasi.
Hasil penelitian menjelaskan sbahwa yayasan memiliki program yang
dicanangkan guna meningkatkan potensi tunanetra. Hasil penelitian tersebut
menggunakan evaluasi input, proses, dan output. Sehingga penulis menyimpulkan
program yang dicanangkan ini belum dapat diaplikasikan karena faktor pengahambat
yaitu kurangnya donatur dan kepedulian pemerintah terhadap tunanetra.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis penjatkan ke Hadirat-Mu Ya Allah, kiranya
demikianlah yang dapat penulis ucapkan menyertai rampungnya penulisan skripsi. Penulis
sempat mengalami stagnasi dalam penuyusunannya disebabkan beberapa hal, keraguan dan
putus asapun sempat terbesit akan terselesaikannya skripsi ini. Akan tetapi berkat petolongan-
Nya yang telah memberikan taufik, hidayah serta berbagai macam nikmat lahir maupun batin
dan hanya karena Allah jualah yang telah memberikan bimbingan, kemampuan serta membekali
suatu kemuliaan yang tak ternilai harganya berupa sedikit ilmu dan wawasan kepada penulis
sebagai hamba-Nya yang fakir dan dha’if, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
Shalawat dan salam semoga Allah limpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, yang
telah menapaki seluruh hidupnya dengan perjuangan yang panjang dan konsisten demi tegaknya
kalimat Allah di muka bumi. Juga kepada para keluarganya, para sahabatnya dan para
pengikutnya hingga akhir zaman.
Penulis menyadari, penulisan skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa adanya
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. H. Arief Subhan MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN “ Syarif Hidayatullah” Jakarta, beserta seluruh jajaran Dekanat.
2. Drs. Cecep Castrawijaya MA, selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah, yang telah
banyak membantu dan membimbing selama menempuh studi di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, khususnya di Jurusan Manajemen Dakwah.
iii
3. H. Mulkanasir BA, SPd, MM selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah dan dosen
pembimbing dalam penyususnan skripsi ini, yang telah meluangkan waktunya di sela-
sela kesibukannya untuk membimbing, mengarahkan dan mengoreksi serta memberikan
motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.
4. Pimpinan yayasan Raudlatul Makfufin Bapak Drs. Nur Kholiq, SQ yang telah member
izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian pada lembaga yang di pimpinnya,
untuk Kak Ade Ismail dan Bang Wahyu yang telah membantu penulis dalam memberikan
data dan informasi selama penelitian berlangsung.
5. Kawan-kawan ku peserta pesantren mingguan yayasan Raudlatul Makfufin Abdurahman,
Mustakhim, yang bersedia meluangkan waktunya di sela-sela perkuliahannya untuk
membantu penulis dalam melengkapi penulisan ini, dan kawan-kawan yang lain peserta
pesantren mingguan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas
bantuannya.
6. Segenap dosen yang telah membimbing dan memberikan ilmunya kepada penulis selam
menempuh perkuliahan di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan
Manajemen Dakwah.
7. Pimpinan perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, Fakultas Tarbiyah, Universitas Muhammadiyah Jakarta, dan
Universitas Terbuka Pondok Cabe segenap karyawannya, yang telah membantu penulis
serta memberikan fasilitas dalam pengumpulan bahan-bahan tulisan berupa kepustakaan.
8. Keluarga besar, Ayahanda Bapak Kaelani Ma’az yang telah mencurahkan kasih sayang,
do’a, dan kesabaran ketika menghadapi penulis yang sempat ngedrop selama penulisan
ini,( Almh) Mama tersayang yang selalu membuat penulis semangat ketika penulis
iv
merindukan diri mu, Kak Sita yang telah memberikan bantuan kepada penulis baik moril
maupun materil, dan Adik-adik ku Ria, Afiah dan Babang Zyawal yang selalu
memberikan penulis hiburan selama pengetikan skripsi ini.
9. Ikhlas Al’ala yang selalu memberikan dukungan, perhatian, kesabaran untuk menemani
penulis dalam merampungkan skripsi ini.
10. Kartika Rahayu, teman yang selalu memotivasi dan membantu penulis dalam melengkapi
skripsi ini.
11. Untuk semua sahabat yang kompak selalu dengan disertai keceriaan dan canda yang
selalu setia membantu penulis selama masa perkuliahan hingga penulisan skripsi ini Dwi,
Itoh, Fitri (makasih atas bantuan doa dan dukungannya) dan kawan-kawan seperjuangan
Jurusan MD A&B, dan teman-teman KKN “10” yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
tak terlupa pula terima kasih sebesar-besarnya untuk Iin Irnawati yang memberikan solusi
tentang judul skripsi kepada penulis.
Kiranya demikianlah, hanya ucapan terima kasih yang dapat penulis berikan
kepada semua pihak yang telah turut membantu dalam penulisan skripsi ini. Mudah-
mudahan Allah SWT membalas segala budi baik dan bantuan semua pihak yang telah
diberikan kepada penulis.
Ciputat,9 Juni 2011
PENULIS
SITI NOVITA SARI
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL………………………………………………………………. vii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Fokus dan Pembatasan Masalah ............................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 6
D. Metodologi Penelitian .............................................................. 7
E. Tinjauan Pustaka……………………………………………...10
F. Sistematika Penulisan .............................................................. 11
BAB II. TINJAUAN TEORITIS TENTANG EVALUASI, PROGRAM DAN
POTENSI ....................................................................................... 13
A. Evaluasi .................................................................................... 13
1. Pengertian Evaluasi .............................................................. 13
2. Tujuan Evaluasi .................................................................... 15
v
3. Macam-Macam Evaluasi ...................................................... 16
B. Program .................................................................................... 19
1. Pengertian Program .............................................................. 19
2. Tujuan Program .................................................................... 20
3. Aspek-Aspek Program ........................................................ 20
C. Potensi ...................................................................................... 22
1. Pengertian Potensi ................................................................ 22
2. Macam-Macam Potensi Diri ................................................ 23
3. Peningkatan Potensi Diri ...................................................... 24
BAB III. GAMBARAN UMUM YAYASAN RAUDLATUL MAKFUFIN
(TAMAN TUNANETRA) ............................................................. 27
A. Latar Belakang Berdirinya Yayasan Raudlatul Makfufin
(Taman Tunanetra) ................................................................... 27
B. Visi, Misi danTujuan Yayasan Raudlatul Makfufin
(Taman Tunanetra) ................................................................... 31
C. Program-program Yayasan Raudlatul Makfufin
(Taman Tunanetra) ................................................................... 32
D. Struktur Organisasi Yayasan Raudlatul Makfufin
(Taman Tunanetra) ................................................................... 34
vi
BAB IV. ANALISIS EVALUASI PROGRAM YAYASAN RAUDLATUL
MAKFUFIN (TAMAN TUNANETRA) DALAM MENINGKATKAN
POTENSI KAUM TUNANETRA) ............................................... 37
A. Analisis evaluasi Program Yayasan Raudlatul Makfufin
( Taman Tunanetra )
dalam Meningkatkan Potensi Kaum Tunanetra ....................... 37
B. Program-Program Yang Dicanangkan……………………….. 52
C. Faktor Pendukung dan Penghambat Program Yayasan Raudlatul
Makfufin (Taman Tunanetra) dalam Meningkatkan Potensi Kaum
Tunanetra .................................................................................. 54
BAB V. PENUTUP ...................................................................................... 60
A. Kesimpulan ............................................................................... 60
B. Saran- Saran ............................................................................ 61
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 62
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
TABEL 1 NAMA PESERTA PESANTREN MINGGUAN YAYASAN
RAUDLATUL MAKFUFIN ........................................................ 39
TABEL 2 NAMA STAF PESANTREN MINGGUAN ................................ 42
TABEL 3 DAFTAR STAF PENGADAAN AL QUR’AN BRAILLE
DAN ENTRY DATA BUKU KE ISLAMAN ............................. 43
TABEL 4 DATA-DATA JUDUL BUKU DAN AL QUR’AN BRAILLE SIAP
CETAK ......................................................................................... 45
TABEL 5 DAFTAR PENGURUS YAYASAN RAUDLATUL MAKFUFIN
...................................................................................................... 56
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Allah SWT telah memberikan panca indera kepada makhluk hidup
(manusia dan hewan ) agar bisa merespon maupun melaksanakan segala
sesuatu yang ada di alam raya. Dengan panca indera, manusia dan hewan bisa
beradaptasi dan bisa bertahan hidup. Kemampuan merasakan sesuatu bisa
bekerja dengan sempurna kalau ada stimulus yang merangsang panca indera.
Hanya saja kemampuan panca indera kita kadang-kadang tidak terlalu peka.
Hal ini disebabkan beberapa faktor baik bersifat eksternal maupun internal.1
Salah satu anugerah yang diberikan Tuhan pada manusia adalah
memiliki kesempurnaan baik segi fisik maupun mental. Dengan keduanya itu,
seseorang dapat melakukan aktivitasnya dengan baik, dan dengan
kesempurnaan juga manusia dapat dengan mudah berkomunikasi,
bersosialisasi dan belajar yang pada akhirnya dapat digunakan secara optimal.
Pada umumnya kekurangan fisik itu akan sangat berpengaruh pada
perubahan mental dan perubahan sosial pada diri penyandang. Tidak sedikit
orang yang berada di sekitar mereka bersikap meremehkan bahkan terkadang
terkesan tidak menyenangkan.2
1 M Utsman Najati, Psikologi dalam Tinjauan Hadist Nabi (Jakarta: Mustakim, 2003) h.
165 2 Masri Singarimbun, Penduduk & Perubahan (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996) h.
194
2
Kecacatan pada diri seseorang merupakan hambatan dan gangguan di
dalam aktivitas bagi penyandangnya. Hal tersebut dapat menghambat
perluasan pengalamannya, gangguan emosionalnya, dan perkembangan
intelegensinya. Selain itu, cacat mental maupun fisik juga merupakan salah
satu kendala dalam melakukan suatu kegiatan.
Jika seseorang tunanetra yang terlahir tanpa penglihatan
memungkinkan tidak bisa merespon maupun melaksanakan salah satu
kegiatan yang ada di alam raya ini. Walaupun kecacatan pada pengllihatan,
tetapi tunanetra memiliki kelebihan dari segi pengingatannya yang tidak
kalah dengan orang normal lainnya. Maka perlu adanya sarana dan prasarana
yang mendukung sesuai dengan kebutuhan tunanetra yang tentunya tidak sama
dengan orang awas.
Perlu kita ketahui bahwa tunanetra adalah seseorang yang mengalami
ganguan penglihatan, hambatan fisik maupun psikologis yang berbeda dengan
orang yang memiliki kondisi tubuh yang tidak cacat atau normal. Tunanetra
juga tidak mampu memfungsikan tubuh dalam keadaan normal hal ini bisa
terjadi karena berbagai sebab seperti cacat lahir, cacat akibat penyakit, cacat
akibat kecelakaan.
Sarana dan prasana merupakan faktor penting dalam meningkatkan
potensi yang ada pada diri manusia, Menurut Conny Semiawan, pengertian
potensi diri adalah merupakan kemampuan bawaan yang masih perlu
dikembangkan atau dilatih yang akan menghasilkan bakat seseorang,
kemampuan yang dimiliki setiap pribadi (individu) yang mempunyai
3
kemungkinan untuk dikembangkan dalam berprestasi.3 Allah SWT
menciptakan manusia sebagai makhluk yang mulia, yang memiliki fitrah suci,
rasa keadilan dan sebagainya. Pada diri manusia terpupuk potensi-potensi baik
itu positif maupun negatif, sesuai dengan kedudukannya yang mulia, Allah
SWT menciptakan manusia dalam bentuk fisik yang bagus dan seimbang
sebagaimana firman Allah SWT dalam surat At-Tin ayat :4 sebagai berikut :
"Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya ." ( Q.S. At-Tin : 4).4
Walaupun manusia dibentuk dengan bentuk sebaik-baiknya namun
manusia tetap mengalami banyak kekurangan dan keterbatasan dalam segi
kemampuan. Faktor inilah yang mendorong kehidupan manusia untuk saling
membantu dan saling mengisi atas kekurangan dan keterbatasannya itu.
Masalah ketunanetraan sesungguhnya bukan hanya menjadi masalah
bagi penyandangnya, melainkan juga masalah bagi seluruh komponen
masyarakat dan bangsa, karena sesungguhnya penyandang cacat tunanetra
merupakan bagian dari kesatuan masyarakat Indonesia, penyandang tunanetra
ternyata juga mempunyai bakat dan kemampuan yang tidak jauh berbeda
dengan orang normal lainnya, dan ternyata pula bahwa kemampuan dan
3 Conny Semiawan, A.S. Munandar & S. C. Utami Munandar, Memupuk Bakat &
Kreativitas Siswa Sekolah, Petunjuk bagi guru & orang tua (Jakarta:Gramedia,1990) h. 1 4 Depag RI, Al-Qur’an & terjemahannya, Syamil Special For Woman ( Jakarta :Sygma,
2007 ) h. 597
4
potensi penyandang tunanetra dapat diberdayakan dan dikembanagkan dengan
sebaik-baiknya.
Potensi-potensi positif yang ada dalam diri manusia haruslah
dikembangkan dan disalurkan tidak terkecuali bagi kaum tunanetra.
Pengembangan potensi pada tunanetra dapat dilakukan melalui dukungan
program-program yang telah dipilih dan sarana atau prasarana yang ada
sebagai jembatan untuk menyalurkan potensi. Usaha pengembangan potensi
pada tunanetra tersebut memungkinkan kaum tunanetra bisa dikenal oleh
lapisan masyarakat karena mereka memiliki kemampuan yang tidak kalah
dengan kemampuan orang normal lainnya. Program adalah sederetan rencana
kegiatan yang akan dilaksanakan oleh seseorang atau sekelompok organisasi
lembaga.
Jika program sudah dimiliki oleh sebuah lembaga maka dapat dilihat
sejauh mana program tersebut berjalan lalu dievaluasi. Evaluasi terhadap
program-program organisasi maupun lembaga adalah suatu usaha untuk
mengukur dan memberi nilai secara obyektif pencapaian hasil-hasil yang telah
direncanakan dan diprogramkan. Hasil-hasil evaluasi dimaksudkan menjadi
umpan balik bagi organisasi atau lembaga untuk merencanakan program-
program berikutnya. Keberhasilan rencana kegiatan, rencana program hanya
dapat dibuktikan dengan evaluasi. Dengan demikian evaluasi haruslah
5
dikembangkan secara melembaga dan membudaya agara pelaksanaan
kegiatan, rencana program dapat lebih berhasil, bermanfaat dan berdayaguna.5
Program pengembangan potensi diri bagi para tunanetra pada yayasan
Raudlatul Makfufin juga haruslah dievaluasi melalui pengukuran-pengukuran
dan pemberian kegiatan dengan pelaksanaan program dapat lebih berhasil.
Evaluasi program ini sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan peningkatan
potensi diri. Suatu program dapat berjalan dengan baik dimana sebuah potensi,
khususnya potensi positif ini dapat berdaya guna dan berhasil guna sehingga
dapat mewujudkan tujuan yang telah direncanakan pada setiap tahapannya.
Berdasarkan paparan latar belakang masalah di atas, penulis sangat
tertarik untuk memilih judul “Evaluasi Program Yayasan Raudlatul
Makfufin (Taman Tunanetra) Dalam Meningkatkan Potensi Kaum
Tunanetra”.
B. Fokus dan Pembatasan Masalah
1. Fokus Masalah
Agar penulis fokuskan skripsi ini lebih terpusat, maka perumusan masalah
ini terbatas pada upaya dalam menkaji “Evaluasi Program Yayasan
Raudlatul Makfufin dalam Meningkatkan Potensi Kaum Tunanetra”.
2. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah pada :
a. Evaluasi program peningkatan potensi kaum tunanetra?
5 Drs. Firman B. Aji & Drs. S. Marthin Sirat, (PDE ) Perencanaan dan Evaluasi : suatu
sistem untuk proyek pembangunan , (Jakarta: Bumi Aksara, 1990) h. 30
6
b. Apa program-program yang dicanangkan oleh yayasan Raudlatul
Makfufin (Taman Tunanetra) dalam meningkatkan potensi kaum
Tunanetra?
c. Apa saja faktor pendukung dan penghambat program Raudlatul
Makfufin (Taman Tunanetra) dalam meningkatkan potensi kaum
Tunanetra?
C. Tujuan dan manfaat penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian ini
adalah:
a. Untuk mengevaluasi program peningkatan potensi kaum tunanetra.
b. Untuk mengetahui apa program-program yang dicanangkan Yayasan
Raudlatul Makfufin (Taman Tunanetra) dalam meningkatkan potensi
kaum Tunanetra.
c. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat
program Raudlatul Makfufin (Taman Tunanetra) dalam meningkatkan
potensi kaum Tunanetra.
2. Manfaat Penelitian
a. Secara Akademis
Secara akademis, penelitian skripsi ini agar bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan berkenaan dengan evaluasi terhadap
program-program organisasi atau lembaga,
b. Secara praktis
7
1). Untuk bahan masukan (input) bagi pihak Yayasan Raudlatul
Makfufin, sebagai tindakan program guna meningkatkan potensi
tunanetra.
2). Untuk bahan masukan ( input) bagi Fakultas Dakwah dan komunikasi
dalam hal penelitian evaluasi program sebagai upaya peningkatan
potensi.
c. Rekomendasi
Sebagai bahan masukan (input) bagi pihak-pihak yang terkait dalam
program-program yayasan Raudlatul Makfufin dalam meningkatkan
potensi kaum tunanetra
D. Metodelogi penelitian
1. Metode penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode Kualitatif yaitu
dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis dari orang atau perilaku yang dapat diamati. Untuk
memahami istilah penelitian kualitatif perlu kiranya dikemukakan
beberapa definisi yang diantaranya:
Pertama, Boqdan dan Taylor (1975) mendefinisikan yang dikutip
dalam bukunya Lexy J. Moleong yaitu “ metode kualitatif “ sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.6
6 Lexy J. Moleong, Metodelogi PenelitianKkualitatif, (Bandung,: Remaja Rosdakarya,
2000) hal.3
8
Penelitian tersebut berupa wawancara dengan Ketua Umum
yayasan Raudlatul Makfufin, Pengurus yayasan Raudlatul Makfufin dan
Peserta Pesantren Tunanetra. Meraka merupakan sumber akurat dalam
penelitian evaluasi program yang penulis lakukan.
Penelitian evaluasi input yang dikemukakan oleh Peitrizak, Ramler
dan Gilbert dalam buku Isbandi Rukminto yaitu 3 ( tiga ) tipe jenis
evaluasi guna mengawasi suatu program secara lebih seksama, yaitu :
evaluasi input, evaluasi proses dan evaluasi hasil.7
Penelitian evaluasi input penulis memfokuskan pada klien, staf dan
program yayasan.Pada evaluasi proses penulis memfokuskan pada aktifitas
yang melibatkan interaksi antara klien dengan staf yang merupakan pusat
dari penyampaian tujuan program, sedangkan pada evaluasi output
mengukur tingkat keberhasilan dari suatu program yang telah dilakukan.
2. Teknik pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data penulis menggunakan beberapa teknik
atau cara data, yaitu :
a. Observasi
Observasi yaitu penelitian yang dilakukan penulis dengan cara
mengamati pelaksanaan program-program yayasan Raudlatul
Makfufin, baik secara langsung maupun tidak langsung.
7 Isbandi Rukminto, pemberdayaan, pengembangan masyarakat & intervensi komunitas
( pengantar pada pemikiran & pendekatan praktiss ), ( Jakarta : FEUI Press ), cet ke-3, edisi
revisi h189
9
b. Wawancara (Interview)
Yaitu berupa percakapan dengan maksud tertentu yang
dilakukan oleh dua pihak pewawancara (interviewier) dan pihak yang
diwawancarai (interview). Dengan tujuan mengetahui tentang
kejadian, kegiatan, organisasi dan lain-lain. Dalam melakukan
wawancara penulis menggunakan sistem wawancara langsung dengan
Pimpinan Yayasan, Pengurus Yayasan Raudlatul Makfufin dan Semua
peserta pesantren tunanetra Yayasan Raudlatul Makfufin.
c. Studi dokumen
Studi dokumentasi digunakan sebagai pelengkap atau sumber
primer, ketika data tidak bisa diperoleh dari hasil interview dan
observasi.
4. Teknik Analisis Data
Setelah data-data yang diperlukan telah dikumpulkan, penulis
melakukan klarifikasi dari hasil temuan yang didapat. Kemudian
melakukan analisis dari hasil temuan tersebut dengan menyesuaikan antara
temuan dan teori yang seharusnya, sehingga penulis dapat menyimpulkan
penelitian ini berdasarkan hasil analisis temuan yang telah dilakukan dan
berdasarkan analisa deskriptif. Teknik penulisan skripsi ini berpedoman
pada buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, Disertasi yang diterbitkan
oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007.
5. Lokasi Penelitian
10
Lokasi penelitian adalah dilaksanakan di Yayasan Raudlatul
Makfufin (Taman Tunanetra), yang berlokasi di JL. Raya Puspitek, Gg.
Rais Kp. Jati Rt 02/05 Kel. Buaran- Kec. Serpong Kota Tangerang
Selatan, Prop. Banten 15315. Telp./ Fax. 021-74700157, email :
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penulisan skripsi ini, penulis belum menemukan skripsi yang
berjudul Evaluasi Program Yayasan Raudlatul Makfufin dalam Meningkatkan
Potensi Kaum Tunanetra. Penulis hanya menemukan skripsi dari mahasiswa/i
sebelumnya yang membahas tentang evaluasi program namun
permasalahannya sangat jauh berbeda. Oleh karena itu, untuk menghindari
hal-hal yang tidak diinginkan seperti “menjiplak” hasil karya orang lain,
maka penulis perlu mempertegas perbedaan antara masing-masing judul
masalah yang dibahas yaitu sebagai berikut:
1. Muhammad Nurseha “Evaluasi program Pemerdayaan Ekonomi
Komunitas Proklamasi Yayasan Nuraini Dunia dikelurahan
Pegangsaan Menteng Jakarta Pusat”, skripsi ini disusun oleh
mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan llmu Komunikasi, Jurusan
Manajemen Dakwah, NIM: 1020540793, Tahun 2009.
2. Faisal “Evaluasi Program Kampung Ternak Dompet Dhua’fa dalam
mengembangkan potensi ternak local di Desa Lebak Sari Sukabumi
Jawa Barat”, skripsi ini disusun oleh mahasiswa Fakultas Ilmu
11
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam,
NIM: 0053019899, Tahun 2008.
Penelitian yang penulis lakukan dengan judul Evaluasi Program Yayasan
Raudlatul Makfufin dalam Meningkatkan Potensi Kaum Tunanetra
menggunakan tiga evaluasi yaitu evaluasi input, proses dan output.
Sedangkan karya-karya di atas tidak mengunakan tiga evaluasi, karya tulis ini
bertujuan memberikan penilaian secara kritis tentang program dan sekaligus
memaparkan antara teori dengan realitas yang terjadi di lapangan.
E. Sistematika penulisan
Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu satu bab pendahuluan,
tiga bab pembahasan dan satu bab penutup. Sistematika penyusunan tersebut
sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan. Dalam bab ini memuat Latar Belakang Masalah,
Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat
Penlitian, Metodelogi Penelitian, Tinjauan Pustaka, Sistematika
Penulisan.
BAB II Tinjauan Teoritis. Dalam bab ini akan dijelaskan Evaluasi,
Pengertian Evaluasi, Tujuan Evaluasi, Macam-macam Evaluasi.
Program, Pengertian Program, Tujuan Program, Aspek-aspek
Program, dan Potensi, Pengertian potensi, Macam-macam Potensi
Diri, Peningkatan Potensi Diri
BAB III Gambaran umum Yayasan Raudlatul Makfufin. Latar Belakang
berdirinya , Visi, Misi dan Tujuan Yayasan Raudlatul Makfufin ,
12
Program-Program Yayasan Raudlatul Mafufin, Program yang
terlaksana , Struktur Organisasi Yayasan Raudlatul Makfufin.
BAB IV Anlisis Evaluasi program Yayasan Raudlatul Makfufin ( Taman
Tunanetra ) dalam meningkatkan potensi kaum Tunanetra.
Evaluasi Program Yayasan Raudlatul Makfufin (Taman
Tunanetra) dalam meningkatkan Potensi Kaum Tunanetra.
Program-Program Yang Dicanangkan. Faktor Pendukung dan
Penghambat Program Yayasan Raudlatul Makfufin (Taman
Tunanetra) dalam Mengembangkan Potensi Kaum Tunanetra
BAB V Penutup. Merupakan bab terakhir dari tulisan ini, yang berisi
kesimpulan dan saran-saran
Terakhir adalah daftar pustaka yang merupakan referensi penulis
dalam menulis skripsi ini
13
BAB II
TINJAUAN TEORITIS TENTANG EVALUASI,
PROGRAM DAN POTENSI
A. Evaluasi
1. Pengertian Evaluasi
Secara etimologi evaluasi adalah penaksiran, perkiraan keadaan dan
penentuan nilai. Sedangkan secara pengertian evaluasi adalah mengkritis suatu
program dengan melihat kekurangan, kelebihan, pada kontek, input, proses
dan produk pada sebuah program.1
Sedangkan secara terminologi pengertian evaluasi menurut Casley dan
Kumar, evaluasi adalah suatu penilaian berkala terhadap relevansi, kinerja,
efisiensi dan implikasi dari suatu proyek dikaitkan denga tujuan-tujuan yang
telah ditetapkan. Sementara Fink dan Kosecoff sebagaiman di kutip oleh
Fredy S. Nggao memberikan definisi evaluasi, adalah merupakan serangkaian
prosedur untuk menilai mutu sebuah program dan menyediakan tentang
tujuan, aktivitas, hasil, dampak, dan biaya program.2
Evaluasi sebagai suatu fungsi manajemen berusaha untuk
mempertanyakan efektifitas dan efesiensi pelaksanaan dari suatu rencana
sekalipun mengukur subyektif hasil-hasil pelaksanaan itu dengan ukuran-
ukuran yang dapat diterima pihak-pihak yang mendukung suatu perencanaan.3
1 Nurul Hidayati S. Ag. Metodologi Penelitian Dakwah, (Jakarta : UIN Jakarta Press,
2006) Cet. 1. h.123 2 Fredy S. Nggao. Evaluais program. (Jakarta : Nusa Madani , 2003) h.15
3 Zaini Muchtarom MA. Dasar-dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta ; Al-Amin Press
& IKFA, 1996) H.53
14
Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan memberi nilai secara
obyektif pencapain hasil-hasilnya yang telah direncanakan. Hasil-hasil
evaluasi dimaksudkan menjadi umpan balik untuk perencanaan kembali.
Keberhasilan rencana kegiatan, rencana program hanya dapat dibuktikan
dengan evaluasi. Dengan demikian evaluasi haruslah dikembangkan secara
melembaga dan membudaya agar pelaksanaan kegiatan, rencana program
dapat lebih berhasil, bermanfaat dan berdayaguna.4
Menurut H.D. Sudjana, evaluasi merupakan kegiatan penting untuk
mengetahui apakah tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai, apa
pelaksanaan program sesuai dengan rencana dan dampak apa yang terjadi
setelah program dilaksanakan.5
Mempelajari beberapa pengertian evaluasi di atas dapatlah
dikemukakan beberapa unsur evaluasi sebagai berikut :
a. Seraingkaian prosedur untuk memilih
b. Mempertanyakan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan program
c. Pengukuran dan penilaian secara obyektif
d. Membandingkan tujuan dan hasil kerja
e. Menetapka: nilai, kualitas, kadar kepentingan, jumlah, derajat dan
keadilan
f. Meringkas berdasarkan analisis evaluasi.
4 Firman B. Aji & S. Marthin Sirat ,(PDE) Perencanaan dan Evaluasi : suatu sistem
untuk proyek pembangunan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996) h. 30 5 H.D. Sudjana, Manajemen program pendidikan untuk pendidikan luar sekolah dan
pengembangan SDM, (Bandung : Falah Production, 2000) h. 281
15
Kegiatan evaluasi tidaklah mutlak dilaksanakan hanya pada akhir
pelaksanaan program saja akan tetapi juga bisa dilakukan pada perencanaan
dan pertengahan program kegiatan jikalau ditemukan indikasi-indikasi
kejanggalan atau penyimpangan yang tidak sesuai dengan sasaran yang telah
ditentukan . Hal ini didasarkan pada pertimbangan jika evaluasi hanya
dilakukan pada akhir kegiatan. Maka kesalahan-kesalahan dan kekurangan-
kekurangan pada proses pelaksanaan melalui evaluasi terhadap kekurangan
dari yang kecil ini akan lebih mudah pemecahannya dan tidak akan
menggangu kelancaran proses dan tahapan kegiatan berikutnya.
2. Tujuan Evaluasi
Evaluasi pada hakikatnya bertujuan menguji dan memberi nilai pada
suatu rencana atau pedoman yang telah ada.6
Menurut Isbandi Rukminto, dengan mengutip pendapat Feuriskin,
sekalipun tidak secara langsung menyebut sebagai tujuan dari pelaksanaan
evaluasi. Namun dia menyatakan bahwa ada 10 alasan, mengapa suatu
evaluasi perlu dilakukan, yaitu:
a. Untuk melihat apa yang sudah dicapai
b. Melihat kemajuan, diakitkan dengan objektif ( tujuan ) program.
c. Agar tercapai manajemen yang baik
d. Mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan. Untuk memeperkuat
program.
6 Hasanudin, MA, Manajemen Dakwah, (Jakarta : UIN Pers, 2005).cet. 1.h.151
16
e. Melihat perbedaan apa yang sudah terjadi setelah diterapkan suatau
program
f. Untuk merencanakan kegiatan program tersebut lebih baik
g. Agar memberikan dampak positif yang lebih luas
h. Memberikan kesempatan untuk mendapatkan masukan dari
masyarakat.
i. Melihat apakah usaha yang dilakukan secara efektif
j. Melihat apakah biaya yang dikeluarkan cukup rasionable.7
Adapun tujuan evaluasi program menurut Edi Soeharto dalam bukunya
yang berjudul Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat adalah
sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi tingkat pencapaian tujuan
b. Mengukur dampak langsung yang terjadi pada kelompok sasaran
c. Mengetahui dan menganalisis konsekuensi-konsekuensi lain yang
mungkin terjadi diluar rencana (externalities).8
3. Macam-macam Evaluasi
Dalam melakukan evaluasi, biasanya dikaitkan dengan model-model
evaluasi, yang akan digunakan, Ada beberapa jenis evaluasi, yang dalam hal
ini penulis menggunakan model evaluasi yang digunakan untuk mengawasi
suatu program, yaitu :
7 Isbandi Rukminto, Pengembangan Masyarakat & Intervensi Komunitas pengantar
pada pemikiran & pendekatan praktis, (Jakarta : FEUI Press), cet ke-3, edisi revisi, 2003 h.187-
188 8 Edi Soeharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat,(Bandung, PT Refika
Aditama, 2005 ), cet ke-1) h. 119
17
a. Evaluasi input, evaluasi ini dilakukan pada berbagai unsur yang masuk
dalam pelaksanaan suatu program, setidaknya ada variabel utama yang
masuk dalam evaluasi ini, yaitu masyarakat ( peserta program ), tim
atau staf dan program. Terkait dengan evaluasi ini ada untuk kriteria
yang perlu dikaji : tujuan program, penilaian terhadap kebutuhan
program, dan standar suatu praktek yang terbaik dengan biaya untuk
pelaksanaan program
b. Evaluasi proses, menurut Pietrizak dikutip dalam buku Isbandi
Rukminto, evaluasi proses adalah memfokuskan diri pada aktifitas
program yang melibatkan interaksi langsung antara klien dengan staf
terdepan (line staf) yang merupakan pusat dari penyampaian tujuan
(objektif) program.
c. Evaluasi hasil, masih menurut Pietrizak dikutip dalam buku Isbandi
Rukminto, evaluasi hasil adalah diarahkan pada evaluasi keseluruhan
implikasi ( overall impcat ) dari suatu program terhadap penerimaan
layanan ( recipients ). Evaluasi ini juga digunakan untuk mengukur
keberhasilan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Data yang
dihasilkan akan sangat berguna bagi administrator dalam menentukan
apakah program diteruskan, dimodifikasi atau dihentikan.9
Sedangkan menurut Nurul Hidayati dalam bukunya metodologi
penelitian dakwah, bahwa macam-macam evaluasi yaitu:
9 Isbandi Rukminto, Pengembangan Masyarakat & Intervensi Komunitas pengantar pada
pemikiran & pendekatan praktis, (Jakarta : FEUI Press), cet ke-3, edisi revisi, 2003 h.189
18
a. Ditinjau dari tujuannya apabila tujuan evaluasinya ingin memperbaiki
program, maka evaluasi yang tepat digunakan adalah evaluasi proses
atau evaluasi input. Pada evaluasi input peneliti dapat mengecek
persiapan-persiapan yang ada. Pada evaluasi proses dapat melihat
bagaiman rencana-rencana program tersebut dilaksanakan
b. Ditinjau dari tujuan evaluasi berkaitan dengan keputusan program
tersebut berlanjut atau tidak, maka evaluasi yang digunakan adalah
evaluasi hasil. Dengan evaluasi hasil dapat dilihat efektifitas, atau
hasilnya ( output ), atau manfaatnya ( outcomest), atau dampaknya.
c. Apabila tujuan evaluasinya agar dapat meramalkan program tersebut
masa mendatang, sehingga hasilnya dapat membantu dalam membuat
strategi baru, maka evaluasinya menggunakan teknik SWOT (
strength, weekness, opurtunity, treath). Dengan teknik SWOT dapat
meliahat kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dari suatu
program.10
Namun dalam pembahasan skripsi ini penulis tidak akan
membahas melalui analisis SWOT karena hal ini lebih kepada
pengambilan keputusan strategi sementara yang menjadi titik tekan
dalam dalalm pembahasan ini adalah evaluasi berdasarkan pengertian-
pengertian diatas.
10 Nurul Hidayati S. Ag. Metodologi Penelitian Dakwah. 2006. Jakarta : UIN Jakarta
Press. Cet. 1. h. 124
19
B. Program
1. Pengertian Program
Adapun program memiliki pengertian sebagai berikut, yakni rancangan
mengenai asas-asas serta usaha-usaha ( dalam ketatanegaraan, perekonomian
dan sebagainya ) yang akan dijalankan.11
Suharsimi Arikinto mengemukakan
program sebagai berikut, program adalah sederetan rencana kegiatan yang
akan dilaksanakan oleh seseorang atau sekelompok organisasi, lembaga
bahkan negara. Jadi seseorang sekelompok organisasi, lembaga bahkan negara
mempunyai suatu program.12
Program merupakan pernyataan tertulis tentang sesuatu yang harus
dimengerti dan diusahakan. Program menggambarkan tentang apa yang perlu
dilaksanakan dan mengapa hal ituperlu dilaksanakan. Program dapat
digambarkan berupa sesuatau pernyataan tertulis tentang situasi, tujuan-tujuan
yang hendak dicapai, masala-masalh yang hendak dipecahkan, dan cara
pemecahannya.13
Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan
untuk mencapai kegiatan tertentu.
Suatu program terdiri dari rencana umum, rencana kerja dan jadwal
kerja. Dari rencana umum akan muncul kegiatan-kegiatan yang perlu
dilaksanakan agar program itu dapat diwujudkan. Kegiatan-kegiatan itu akan
11 Departement Pendidikan dan Kebudayaan,, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta :
Balai Pustaka, 1997) cet. Ke-9, h. 414 12
Suharsimi Arikunto, PenilaianPprogram Pendidikan , (Yogyakarta : Bina Aksara,
1998) h.34 13
I Gede Suyatno, Program Pengabdian pada Masyarakat Bentuk, Jenis, dan Sifatnya
dalam Metodologi PPM, ( Lampung : Universitas Lampung, 1986) h.88
20
tertuang didalam rencana kerja lengkap dengan ketentuan bagaimana
melakukannya, siapa pelakunya, siapa khalayak sasarannya, dimana akan
dilakukan dan kapan dilaksanakan. Bila perlu dapat pula dicakup sarana-
sarana yang diperlukan untuk pelaksanaanya, termasuk dana yang diperlukan
kemudian rencanak kerja dijalankan secara kronologis menjadi jadwal kerja.14
2. Tujuan program
“Tujuan program merupakan suatu yang pokok dan harus dijadikan
pusat perhatian oleh elavator. Jika suatu program tidak mempunyai tujuan
yang tidak bermanfaat maka program tersebut tidak perlu dilaksanakan.
Tujuan menentukan apa yang akan diraih.”Tujuan umum dan tujuan khusus (
obyektif). Tujuan umum biasanya menunjukan output dari program jangka
panjang sedangkan jangka khusus outputnya jangka pendek. 15
3. Aspek-Aspek Program
Aspek-aspek program, yaitu ditinjau dari:
a. Tujuan, ada yang bertujuan mencari keuntungan, maka ukurannya
adalah seberapa banyak program tersebut telah memberikan
keuntungan dan jika program tersebut bertujuan sukarela, maka
ukurannya adalah seberapa banyak program tersebut bermanfaat bagi
orang lain
14 Ibid, h. 88
15 Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan ,(Yogyakarta : Bina Aksara,
1998), h. 35
21
b. Jenis, ada program pendidikan, program koperasi, program
kemasyarakatan dan sebagainya. Klasifikasi tersebut tergantung dari
isi program bersangkutan
c. Jangka waktu, ada program jangka pendek, jangka menengah dan
jangka panjang
d. Keluasan, ada program sempit ada program luas. Program sempit hanya
menyangkut program terbatas sedangkan program luas menyangkut
banyak variabel
e. Pelaksanaanya, ada program kecil dan ada program besar, program
kecil hanya dilaksanakan beberapa orang, sedangkan program besar
dilaksanakan oleh orang banyak
f. Sifatnya, ada program penting dan ada program kurang penting.
Program penting yang dampaknya menyangkut orang banyak,
menyangkut hal-hal yang vital sedangkan program kurang penting
adalah sebaliknya.16
Dapat ditarik kesimpulan bahwa program yang direncanakan haruslah
sesuai dengan aspek-aspek yang sudah dipaparkan diatas yaitu tujuan
program yang direncanakan bertujuan mencari keuntungan, atau bertujuan
sukarela. Jika bertujuan mencari keuntungan maka ukurannya adalah
seberapa banyak program tersebut telah memberikan keuntungan dan jika
program bertujuan sukarela, maka ukurannya adalah seberapa banyak program
tersebut bermanfaat bagi orang lain. Jenis program yang direncanakan
16 Ibid, h. 2-3
22
program pendidikan, program koperasi, program kemasyarakatan dan
sebagainya. Klasifikasi tersebut tergantung dari isi program bersangkutan.
Kemudian dapat ditinjau dari jangka waktu program, yaitu jangka pendek,
jangka menengah atau jangka panjang. Dan sifat program yang akan
dilaksanakan yaitu program penting atau program kurang penting. Program
penting yang dampaknya menyangkut orang banyak, menyangkut hal-hal yang
vital sedangkan program kurang penting adalah sebaliknya. Suharsimi
Arikinto menegaskan dalam bukunya penilaian program pendidikan bahwa
macam-macam program dapat bermacam-macam wujud, jika ditinjau dari
aspek-aspek yang sudah dipaparkan diatas.17
Maka ketika aspek-aspek program tersebut sudah jelas maka program
akan siap dilaksanakan oleh lembaga atau organisasi sehingga tujuan dari
lembaga tersebut dapat tercapai.
C. Potensi
1. Pengertian Potensi
Potensi berasal dari kata dalam bahasa Inggris “ to potent “ yang
berarti kuat atau keras.18
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia potensi
adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan.19
Menurut Conny Semiawan, pengertian potensi diri adalah merupakan
kemampuan bawaan yang masih perlu dikembangkan atau dilatih yang akan
17 Ibid, h. 2
18 John M Echol, Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama,2006) h. 440 19
Departement Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai
Pustaka 2007) edisi ke-3. h. 890
23
menghasilkan bakat seseorang, kemampuan yang dimiliki setiap pribadi
(individu) yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan dalam
berprestasi.20
Seseorang yang memiliki potensi tinggi adalah orang berbakat
dan unggul yang membuat mereka mampu berbuat sesuatu dengan tinggat
tertinggi (pada bidang tertentu seperti seni, kreativitas, kepemimpinan, ilmu
sastra).21
Sedangkan menurut Dewa Ketut Sukardi, perwujudan dari potensi
biasanya bergantung bukan saja pada kemampuan belajar individu dalam
bidang itu, tetapi juga pada motivasi dan kesempatan-kesempatannya untuk
memanfaatkan kemampuannya.22
2. Macam-Macam Potensi Diri
Macam-macam Potensi yang terdapat pada diri manusia dapat dilihat
dari tingkat kecerdasan atau inteligensi yang dimilki.23
Adapun macam-
macam potensi diri sebagai berikut :
a. Potensi Mental Intelektual ( Intellectual Quotient )
Merupakan potensi kecerdasan yang ada pada otak manusia ( terutama
otak sebelah kiri ). Fungsi potensi tersebut adalah untuk merencanakan
sesuatu, menghitung dan menganalisis.
20 Conny Semiawan, A.S. Munandar & S. C. Utami Munandar, Memupuk Bakat &
Kreativitas Siswa Sekolah, Petunjuk bagi guru & orang tua, (Jakarta:Gramedia,1990) h. 1 21
Ibrahim Muhammad Al Maghazi, Menumbuhkan Krativitas Anak (Jakarta: Cendikia
Sentra Muslim,2005) h. 74-75 22
Drs. Dewa Ketut Sukardi, Analisis Tes Psikologis. 2003 (Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Cet. 2) h.106 23
S.C. Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah
(Petunjuk Bagi Para Guru dan Orang Tua), (Jakarta :Gramedia Widiasarana Indonesia,1992) h.19
24
c. Potensi Sosial Emosional ( Emotional Quotient )
Merupakan potensi kecerdasan yang ada pada otak manusia (
terutama otak sebelah kanan ). Kecerdasan emosional merupakan
kemampuan seperti kempuan untuk memotivasi diri sendiri dan
bertahan menghadapi frustasi : mengendalikan dorongan hati dan
menjaga beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berfikir,
berempati dan berdoa. Seseorang memerlukan kecakapan emosional
untuk memanfaatkan potensi bakat mereka secara penuh. Cenderung
seseorang tidak dapat mencapai potensi maksimum karena tidak dapat
menjaga kecakapan emosinya.24
d. Potensi Mental Spiritual ( Spiritual Quotient )
kecerdasan spiritual sangat beragam. Jika yang menjadi obyek
kecerdasan ini adalah alam semesta dan fenomena yang terjadi
padanya, hasil dari kecerdasan ini berupa karya-karya kreatif, seperti
penemuan hukum-hukum, rumus-rumus dan penjelasan baru, yang
membantu memudahkan umat manusia dalam memanfaatkan potensi-
potensi alam semesta, kecerdasan ini merupakan aktualisasi, fitrah itu
sendiri25
3. Peningkatan Potensi Diri
Ketika membicarakan tentang potensi, kita membicarakan semua
aspek peningkatan potensi seseorang. Jadi, potensi ini meliputi semua
24 Hamzah B. Uno, Mpd, Orientasi baru dalam psikologi pembelajaran, (Jakarta : Bumi
Asara. 2008)h.68-69 25
Arief Rachman, Mpd, Mencerdaskan Anak (Jakarta: Insiasi Press,2002) H.51
25
yang dimiliki seseorang yang memungkinkannya dapat meningkat, yaitu
sebagai berikut:26
a. Aspek kognisi, aspek kepercayaan, ilmu pengetahuan, tradisi,
budaya, lingkungan pergaulan dan pengalaman hidup. Semua itu
merupakan faktor yang menentukan meningkatnya potensi diri
seseorang.
b. Aspek emosi merupakan faktor penentu perilaku atau kepribadian
seseorang (behavior). Menentukan bagaimana seseorang
mengambil atau menentukan suatu rencana tindakan. Pola pikir
akan menentukan respon terhadap segala sesuatu yang terjadi di
dalam diri (inner world) maupun lingkungan sosial dan lingkungan
alamnya. Pola pikir setiap individu dipengaruhi oleh tingkat
kesadarannya. Tingkat kesadaran ditentukan oleh pengalaman
pribadi, lingkup pergaulan, ilmu pengetahuan, sistem kepercayaan,
mitologi, dan kebudayaan.
c. Aspek sosial adalah faktor yang menentukan tata cara berinteraksi,
bertindak, berbuat atau penentu perbuatan terhadap dunia luar,
lingkungannya, atau segala sesuatu peristiwa di dalam diri maupun
lingkungan sosialnya.27
Secara pribadi bahwa setiap manusia itu perlu meningkatkan potensi
diri yaitu dengan cara terus memupuk keyakinan, begitu pula biasakanlah
berfikir positif, berlapang dada, tidak membiarkan diri terjerat dalam masalah-
26 Lusi Nuryani, Psikologi Anak, (Jakarta: PT. Indeks, 2008) h. 55-56
27 http://wihans.web.id/tips-tune-up-potensi-diri
26
masalah yang sepele, misalnya : mudah tersinggung, tidak dapat bekerja sama
dengan orang lain, selalu berusaha melakukan latihan untuk menguasai seni
mengatur keuangan dan lain-lain. Keberhasilan meningkatkan dan menggali
potensi diri adalah dengan melakukan pembiasaan-pembiasaan misalnya
membiasakan berfikir tentang hal-hal yang memberikan wawasan luas, tidak
sebaliknya berfikir tentang kegagalan. Selanjutnya juga harus membiasakan
berfikir bahwa sesungguhnya saya adalah seseorang yang mampu meraih cita-
cita dan kesuksesan, karena pada hakikatnya adalah bahwa orang yang sukses
adalah mereka yang mempunyai keyakinaan dan cita-cita.28
Jelas dari paparan diatas bahwa potensi diri adalah sesuatu
kemampuan yang ada di diri manusia tapi belum tersalurkan, kemampuan
yang dimiliki setiap pribadi (individu) yang mempunyai kemungkinan untuk
dikembangkan dalam berprestasi, kemampuan yang terpendam pada diri setiap
orang, dan setiap orang memilikinya.
28 La Rose, Menggali Potensi Diri, Citra Pribadi Berkualitas, ( Jakarta : Pustaka Kartini.
1996 ) h. 20-21
27
BAB III
GAMBARAN UMUM YAYASAN RAUDLATUL MAKFUFIN
A. Latar Belakang Berdirinya Yayasan Raudlatul Makfufin
Yayasan Raudlatul Makfufin (Taman Tunanetra) adalah organisasi
sosial yang bergerak dalam bidang pembinaan agama dan mental serta
kesejateraan sosial bagi tunanetra muslim. Yayasan ini dulu sempat berdiri di
Pulogadung, Jakarta Timur dan beberapa kali pindah tempat, awalnya yayasan
ini adalah majelis taklim pengajian tunanetra, dan hanya beberapa orang saja
yang mengikuti pengajian tersebut karena pengajian pada saat itu adalah
pengajian keliling tidak menetap disuatu tempat. Karena pada saat itu belum
adanya lembaga-lembaga diluar pemerintah yang khusus memperhatikan
pendidikan keagamaan, bermula dari majelis taklim kemudian memiliki suatu
ide agar lebih dilegalkan.
Hingga tahun 1983 di Jakarta diusulkan untuk pengajian menetap di
Pulogadung yaitu dikediaman Bapak Halim Sholeh yang mendirikan yayasan
ini.1Organisasi ini didirikan pada tanggal 26 Nopember 1983 di Jakarta. Tetapi
sempat berpindah tempat lagi yaitu di JL. Raya Bekasi km. 17 RT. 007 RW 03
Kelurahan Jatinegara Kecamatan Cakung Jakarta Timur dengan akte Notaris
No. 142 yang ditanda tangani oleh Notaris H. Zawir Simon, SH. Pada saat itu
tidak memadainya sumber daya dan dana serta nama mengakibatkan terseok-
seoknya yayasan, berpindah dari satu tempat ketempat lain. Dalam kondisi
1 Ade Ismail. Pengurus dan peserta yayasan Raudlatul Makfufin, Wawancara Pribadi,
Tangerang, 4 April 2011
27
28
sedemikian rupa yayasan masih mampu melaksanakan program-programnya
walaupun tidak prima.
Ternyata kehadiran yayasan ini disambut hangat oleh rekan-rekan
tunanetra terbukti semakin meningkatnya jumlah kelayan (client) beberap
tahun setelah pendiriannya. Setiap perlombaan yang diselenggarakan oleh
yayasan memperoleh tanggapan positif. Yang lebih membesarkan hati cukup
banyak peserta didik yang berhasil menjuarai perlombaan-perlombaan
keagamaan tingkat propinsi seperti MTQ, yang dapat dilihat pada lampiran.
Semangat kami terpacu setelah Menteri Agama RI. Memberikan dukungannya
dengan mengibahkan gedung seluas 418 m pada tahun 1992 , sesuai dengan
berita acara serah terima gedung dan ijin penggunaan tanah Departemen
Agama RI. Sertifikta No. 2 tahun 1985 No. MA/231 A/1992 pada tanggal 28
November 1992 diserahkan sebuah gedung di JL. Pemda/Kertamukti No. 70
Pisangan Ciputat di atas tanah seluas 700 m dari Menteri Agama RI. Pada
waktu itu H. Munawir Syadzali, MA. Dengan berbagai hambatan YARFIN
Alhamdulillah tetap bertahan, dan sejak tanggal 28 Agustus 2009 resmi
berdomisili di daerah Tangerang selatan tepatnya di JL. Raya Puspitek Gg.
Rais, Kp Jati Rt. 02/05 Kel. Buaran Kec. Serpong Kota Tengerang Selatan.
Perlu diketahui bahwa kepindahan YARFIN ke Tangerang Selatan tersebut
atas bantuan pihak UIN (Universitas Islam Negeri) Syarif Hidayatullah.
Yayasan ini diresmikan oleh Prof. Drs. Komarudin Hidayat, serta wakaf tanah
dari Bapak Marjuki Usman.2
2 Dokumentasi yayasan Raudlatul Makfufin
29
Pengrekrutan peserta didik bersamaan dengan tahun ajaran baru. Pada
saat yayasan masih di Kertamukti, Ciputat, prioritas adalah yayasan ini
didirikan untuk tunanetra yang masih bersekolah dengan alasan agar lebih
dekat dengan sekolahnya, karena yayasan pada saat itu sangat strategi
lokasinya dengan kampus UIN Syarif Hidayatullah, Universitas
Muhammadiyah Jakarta, UHAMKA dan SLB. Bahkan salah satu anak didik
yayasan yang berkuliah di Universitas Nasional Jakarta sehingga bertempat
tinggal di yayasan. Pada saat yayasan masih bertempat di Ciputat beberapa
anak bertempat tinggal diyayasan, 10-15 anak yang menempati yayasan.
Berbeda jauh setelah yayasan dipindahkan di Serpong, Tangerang Selatan.
Yayasan hanya dihuni 4 orang saja karena faktor tempat yang jauh dari
sekolahan, kurang startegisnya tempat dari area umum dan susahnya
transportasi merupakan faktor penghambatnya para tunanetra berkegiatan di
yayasan.Yayasan memiliki tenaga pengajar yaitu sekitar 5 (lima) orang normal
hanya 1 (satu) Bapak Muhyi dan sisanya adalah tunanetra. Fasilitas dan sarana
prasaran yayasan sudah mendukung tetapi sumber daya manusianya yang
sangat minim.3 Adapun alasan mendirikan yayasan tersebut adalah :
1. Tunanetra tidak lepas dari kewajiban beragama serta menuntut ilmu
pengetahuan
2. Pengetahuan agama dapat merupakan terapi kejiwaan ( media rehabilitasi
mental ) yang paling tepat bagi tunanetra yang mengalami penderitaan
atau kendala dalam hidupnya.
3 Nur Kholiq, SQ. Pimpinan yayasan Raudlatul Makfufin, Wawancara Pribadi,
Tangerang, 21 Maret 2011
30
3. Bidang agama dapat menjadi alternatif profesi dan wahana pengabdian
masyarakat
4. Pembinaan agama mutlak dibutuhkan tunanetra. Agar tunanetra lebih
efektif menyerap ilmu agama, diperlukan suatu lembaga pendidikan agama
yang khusus melayani tunanetra dengan metode dan sarana yang sesuai
dengan kemampuan dan ketidak mampuan mereka.4
Yayasan berharap dapat memberikan apresiasi dengan kreatif
keterampilan dan keagamaan kepada para tunanetra sebagai peserta didik agar
selepas mereka dari yayasan dapat berinteraksi dengan masyarakat, sementara
masyarakat juga memberikan apresiasi, kepada kaum tunanetra sebagai alumni
yang karena mereka memiliki kemampuan atau kompeten bukan karena
kasihan. Dengan demikian, diberikannya pendidikan agama dan keterampilan
bagi kaum tunanetra itu mempunyai manfaat yang sangat penting, salah
satunya adalah sebagai terapi sarana bagi penguatan kejiwaam para
penyandang cacat dan peningkatan keterampilan untuk mempertahankan misi
dan tujuan yayasan sebagai upaya peningkatan potensi bagi para tunanetra,
Yayasan tidak menampung para lansia, namun diprioritaskan bagi mahasiswa
atau siswa yang masih sekolah, Dengan alasan relatif mahasiswa atau siswa
itu mudah untuk dibimbing, dikembangkan dan diarahkan dengan
memberikan keterampilan agar dapat mencari penghidupan.5
B. Visi , Misi dan Tujuan Yayasan Rudlatul Makfufin
4 Dokumentasi yayasan Raudlatul Makfufin
5 Nur Kholiq, SQ. Pimpinan yayasan Raudlatul Makfufin, Wawancara Pribadi,
Tangerang, 21 Maret 2011
31
Visi yayasan Raudlatul Makfufin adalah wahana jasa untuk pembinaan
agama islam dan kesejahteraan sosial tunanetra muslim agar memperoleh
kebahagiaan dunia dan akhirat.
Misi yayasan Raudlatul Makfufin adalah :
a. menyelenggarakan pendidikan dan kursus-kursus keagamaan dan da’wah.
b. menyediakan buku-buku sumber agama dalam huruf braille atau rekaman
dan penyiapan tenaga pelaksana yang profesional.
c. menyelenggarakan kursus keterampilan usaha.
d. mengupayakan bantuan sosial bagi tunanetra yang membutuhkan.6
Tujuan yayasan Raudlatul Makfufin adalah :
Dengan diberikannya pendidikan agama disamping kegiatan
keterampilan yayasan memiliki tujuan, yaitu :
a. Pendidikan agama itu mempunyai manfaat yang sangat penting salah
satunya adalah sebagai saran, terapi saran kejiwaan bagi para penyandang
cacat dan penyandang cacat pada umumnya dengan diajarkan pemahaman
pada agamanya. Maka dia akan menyadari bahwa musibah atau ujian yang
diberikan Allah SWT kepada kita bukan merupakan akhir.
b. Harapan yayasan ini supaya lepas dari yayasan bisa interaksi dengan
masyarakat tapi dengan satu catatan bahwa ketika interaksi dengan
masyarakat, masyarakat memberikan apresiasinya bukan karena kasihan
tapi karena kapebel, kemampuan, dan kompetennya.
6 Dokumentasi yayasan Raudlatul Makfufin
32
c. Kepentingan agama bagi tunanetra adalah alternatif profesi, saingannya
adalah orang awas.7
C. Program-Program Yayasan Raudlatul Makfufin
1. Program Pesantren Tunanetra
Tujuan dari program pesantren tunanetra adalah untuk
meningkatkan kemampuan tunanetra muda dalam mengendalikan diri,
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman keagamaan di kalangan
tunanetra sebagai modal mengarungi kehidupan, dan memberikan tempat
yang kondusif bagi pelajar dan mahasiswa tunanetra.
a. Kegiatan pesantren mingguan :
Sasaran : Tunanetra muda, dewasa dan usia lanjut yang tergabung
dalam IKJAR
Waktu : Setiap Ahad, pkl 09.00-12.00 WIB
Materi : Pembelajaran Al-Qur’an, aqidah, fiqih ( ibadah dan
muamalah), Akhlaq.
b. Pengadaan Al-Qur’an Braille dan Entry data buku-buku agama islam
dalam huruf Braille
Sarana dan layanan dalam bentuk pembuatan Alqur’an Braille dan
buku-buku sumber agama dalam huruf Braille untuk tunanetra muslim.
Buku Braille ini dibuat dengan system komputerisasi dengan
pertimbangan keuntungan sebagai berikut :
a. Dapat digandakan dalam jumlah yang relatif tidak terbatas
7 Drs. Nur Kholiq, SQ. Pimpinan yayasan Raudlatul Makfufin, Wawancara Pribadi,
Tangerang, 21 Maret 2011
33
b. Menyediakan penggandaan berupa kertas yang murah dan mudah
didapat
c. Upaya pengeditan atau revisi mudah dan dapat dilakukan
Mengenai Al Qur’an Braille, yayasan Raudlatul Makfufin telah
menerbitkan AlQuran Braille beserta terjemahnya untuk pertama kalinya
pada tahun 1999, Al-Qur’an Braille beserta terjemahnya ( 30 juz ) terbitan
Yayasan Raudlatul Makfufin telah mendapat sertifikasi tashih dari
DEPAG RI. Saat ini, data tersebut tersimpan dalam disk komputer
tunanetra muslim.8yang memiliki hak paten terhadap percetakan huruf
Braille adalah Yayasan, DEPAG RI tidak punya percetakan. Yang
memiliki percetakan di Indonesia ada 3, yaitu : di Yogyakarta, Bandung
dan Jakarta, di Jakarta adalah Yayasan Raudlatul Makfufin. Percetakan Al-
Qur’an masih berjalan sesuai orderan.9 Entry data buku-buku agama islam
dalam huruf Braille
Untuk melengkapi khazanah keilmuan dan bahasa baca braille,
Yayasan Raudlatul Makfufin melakukan upaya entry data buku-buku
lainnya, seperti hadits, fiqih, dan lain-lain, baik sifatnya umum maupun
buku sekolah. Untuk program ini, dibutuhkan dukungan dana untuk
petugas entry data dan pencetakannya.10
2. Program yang dicanangkan Yayasan Raudlatul Makfufin
a. Training Leadership
8 Dokumentasi yayasan Raudlatul Makfufin
9 Nur Kholiq, SQ. Pimpinan yayasan Raudlatul Makfufin, Wawancara Pribadi,
Tangerang, 21 Maret 2011 10
Dokumentasi yayasan Raudlatul Makfufin
34
Tujuan program ini adalah meningkatkan kualitas SDM
tunanetra dengan keterampilan berbasis pendidikan
b. Program perpustakaaan buku-buku agama Islam bagi tunanetra
Tujuan adanya program ini berkaitan dengan kegiatan
pengadaan Al Qur’an Braille dan entry data buku-buku sumber
agama bagi tunanetra, dengan harapan sebagai pusat sumber buku-
buku agama bagi tunanetra, terciptanya pesantren yan inklusi (
dengan adanya pengadaan sarana belajar berupa buku Braille
tentang agama bagi santri tunanetra di pesantren.
D. Struktur Organisasi dan Personalia Yayasan Raudlatul Makfufin
Struktur organisasi merupakan elemen yang penting untuk
mempertahankan kelanggengan dan perkembangan sebuah lembaga atau
organisasi, karena aspek ini akan menjadi dasar dari pembagian dan
mekanisme tugas dan tenggung jawab para personil yang terlibat dan
selanjutnya akan sangat berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas program
yang dihasilkan.
Yayasan Raudlatul Makfufin memiliki struktur organisasi yang terdiri
dari Pembina setelah Pembina kemudian Ketua Umum, Ketua Umum
memiliki Sekretaris Umum dan Bendahara Umum. Sekretaris Umum memiliki
Sekretaris I dan Bendahara Umum memiliki bendahara I. Ketua I yaitu Bidang
Pendidikan dan Dakwah, pada Bidang Pendidikan dan Dakwah memiliki seksi
Dakwah dan seksi Pendidikan. Ketua II yaitu Bidang Kesejahteraan Umat
dengan seksi Bantuan Sosial dan seksi Kesehatan. Kemudian terakhir adalah
35
ketua III Bidang Sumber Daya Organisasi, dengan seksi Pengembangan
Alqur’an dan buku Braille dan seksi Kerumah Tanggan. Untuk lebih lengkap
gambar struktur terdapat pada lampiran 15.
Susunan personalia Yayasan Raudlatul Makfufin
Masa Bakti 2011-2015
Pembina
1. drg. Hj. Oktini Watti Hatta Radjasa
2. Drs. Bambang Basuki
Ketua Umum : Drs. Nur Kholiq, SQ.
Sekertaris Umum : Ahmad Joni W.
Sekertaris 1 : Drs. Triyanto, M. Pd.
Bendahara Umum : Drs. Ngatidjo Atmosiswoyo.
Bendahara 1 : Ilma Khazanah, S. Ag
Ketua 1
Bidang pendidikan dan dakwah : Drs. Muhyi Chairuddin.
- Seksi Dakwah : Sapto Wibowo
- Seksi Pendidikan : Mudzakir
Ketua II
Bidang kesejahteraan Umat : Heriyadi.
- Seksi Bantuan Sosial : H. Abas Sukadi, BA.
- Seksi Kesehatan : Drs. Abdul Wahab.
Ketua III
- Bidang Sumber Daya Organisasi : M. Zainal Abidin
36
Seksi Pengembangan Al-Qur’an : Ade Ismail
Dan Buku Braille
- Seksi Kerumah Tanggaan : Surya B. Diparaharja11
11
Dokumentasi Yayasan Raudlatul Makfufin
37
BAB IV
ANALISIS EVALUASI PROGRAM YAYASAN RAUDLATUL
MAKFUFIN (TAMAN TUNANETRA) DALAM MENINGKATKAN
POTENSI KAUM TUNANETRA
A. Analisis evaluasi program yayasan Raudlatul Makfufin dalam
meningkatkan potensi kaum tunanetra.
Pada analisis evaluasi program yayasan Raudlatul Makfufin dalam
meningkatkan potensi kaum tunanetra, maka penulis akan menganalisis
program berdasarkan model teori evaluasi input, evaluasi proses, dan evaluasi
output(hasil).
1. Evaluasi input dapat diuraiakan dan di jelaskan pada tiga unsur yaitu : klien,
staf, dan program.
a. Karakteristik klien
Sebagaimana model teori evaluasi input yang telah dijelaskan pada
bab dua bahwa salah satu unsur (variabel) utamanya yaitu klien, yang
menjelaskan bahwa variabel klien meliputi karakteristik demografi klien.
Maka dibawah ini akan menjelaskan klien sebagai salah satu variable.
Adapun untuk mengetahui ada atau tidaknya kesesuaian karakteristik
klien (peserta) yayasan Raudlatul Makfufin dengan tujuan program
meningkatkan potensi kaum tunanetra. Maka penulis terlebih dahulu
akan menguraikan karakteristik-karakteristik klien dan menyimpulkan
hasil kajian mengenai ada atau tidaknya kesesuaian karakteristik klien
38
dengan tujuan program dalam meningkatkan potensi kaum tunanetra
tersebut. Untuk mempermudah pengkajian, sengaja penulis sajikan dalam
bentuk tabel-tabel.
1). Latar belakang klien (peserta) pesantren mingguan
Pada latar belakang klien yayasan Raudlatul Makfufin dalam
meningkatkan potensi diri, penulis memfokuskan pada tiga aspek, yaitu :
status, usia, dan tingkat pendidikannya. Aspek pada tingkat pendidikan
adalah hal yang amat sangat signifikan sekali dalam kehidupan manusia,
karena hal ini adalah salah satu faktor yang dapat membentuk
kepribadian dan pola pikir manusia dalam menjalani kehidupan. Salah
satu tujuan dari pendidikan adalah menjadikan sumber daya manusia
yang berpotensi. Oleh karena itu, dalam hal upaya apapun manusia tidak
terlepas dari pendidikan.
Pendidikan merupakan keterkaitan dengan status peserta yang
masih mahasiswa atau pelajar, dengan alasan relatif mahasiswa atau
pelajar itu mudah untuk dibimbing, dikembangkan dan diarahkan dengan
memberikan keterampilan agar nantinya dapat mencari penghidupan.
Begitupula dengan tempat tanggal lahir merupakan pernyataan mengenai
daerah asal mereka, sehingga dapat diartikan bahwa program ini sangat
dibutuhkan oleh seluruh kaum tunanetra di Indonesia.
Tabel.1
NAMA-NAMA PESERTA PESANTREN MINGGUAN YAYASAN
RAUDLATUL MAKFUFIN
39
No NAMA TEMPAT
TANGGAL
LAHIR
STATUS LEMBAGA
PENDIDIKAN
01 Abdurahman Jakarta, 18 Maret
1986
Mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah
02 Diah
Rahmawati
Jakarta, 2 April 1985 Mahasiswa UHAMKA
03 Wijaya Jakarta, 8 Maret
1990
Mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah
04 Nur Isnaini Palu, 22Juli 1993 Pelajar SLB A Pembina
Tingkat
Nasional, Lebak
Bulus
05 Juanda Lampung, 19 Januari
1992
Pelajar Darul Ma’arif
06 Angga Saputra Jakarta, 16 Maret
1989
Pelajar SLB A Pembina
Tingkat
Nasional, Lebak
Bulus
07 Arif Faisal Pekalongan, 28 Juli
1993
Pelajar SLB A Pembina
Tingkat
Nasional, Lebak
Bulus
08 Indar Yono Bengkulau, 04 Maret
1986
Pelajar SLB A Pembina
Tingkat
Nasional, Lebak
Bulus
09 Nurul Hakim Tasikmalaya, 26
Maret 1997
Pelajar SLB A Pembina
Tingkat
Nasional, Lebak
Bulus
10 M. Noval Anif Jakarta, 25 Januari
1997
Pelajar SLB A Pembina
Tingkat
Nasional, Lebak
Bulus
11 A. Mustahim Jakarta, 06 Februari
1988
Mahasiswa UNINDAR
Sumber : Hasil Wawancara
Alasan mereka mengikuti program pesantren tunanetra pada
kegiatan pesantren mingguan adalah untuk membekali mereka
mengenai ke agamaan, yaitu membaca Al Qu’ran Braille karena
yayasan Raudlatul Makfufin adalah pesantren tunanetra yang
40
memfokuskan mengenai keagamaan untuk tunanetra. Bagi mereka
dengan adanya komunitas ini mereka dapat bersosialisasi dengan
teman-teman lain yang mengalami ketunanetraan juga. Pada program
pesantren tunanetra bagi mereka sudah mewakili sebagian dari potensi
diri mereka. Yaitu sebagian potensi pada bidang keagamaan, seperti
memperdalam membaca Al Qur’an dan memperlancar membaca Al
Qur’an agar dapat menjadi Qori’ dan tidak hanya mendalami Al
Qur’an saja tetapi potensi lain pun dapat di salurkan seperti potensi
bernyanyi. Yayasan merupakan wadah bagi mereka dalam meyalurkan
potensi-potensi yang mereka miliki. Yayasan Raudlatul Makfufin
merupakan wadah satu-satunya di Jakarta yang memiliki program
untuk tunanetra khususnya pada segi keagamaan.1
Mereka sangat antusias dan sangat menyambut baik program
pesantren tunanetra dalam kegiatan pesantren mingguan, mereka dapat
bersosialisasi dan mempererat tali silahturahmi. Disamping mendalami
dan mempelancar membaca Al Qur’an dan tidak hanya tergelumit pada
mendalami Al Qur’an saja tetapi potensi mereka pada seni bermusik
dapat pula tersalurkan tentunya tetap pada koridor keagamaan.
2). Latar belakang klien Program Training Leadership
Klien pada program ini adalah klien yang memiliki dasar
pengetahuan tentang arab Braille, dan wakil tunanetra dari setiap
wilayah kabupaten/kotamadya di Indonesia. Klien yang diharapkan
1 Hasil wawancara kepada seluruh peserta pesantren mingguan, 24 mei 2011
41
berasal dari wilayah Tangerang Selatan (Provinsi Banten),
Jabodetabek, dan daerah lain (seperti Kalimantan timur dan Sulawesi
Selatan. Kedua daerah ini dianggap sebagai daerah dengan pergerakan
tunanetra yang cukup dinamis).
3). Latar belakang klien perpustakaan Braille
Klien perpustakaan Braille adalah para tunanetra yang mencari
referensi buku-buku keagamaan, mereka dapat mencarinya di yayasan
Raudlatul Makfufin.
b. Karakteristik staf yayasan Raudlatul Makfufin
Kualifikasi staf yang dianalisis dalam evalusi input terdiri dari yaitu
1). Latar belakang staf program pesantren Tunanetra pada kegiatan
pesantren mingguan. Dapat dilihat pada 2 (dua) aspek yaitu, jabatan,
dan pendidikan terakhir. Jabatan merupakan hal yang menyatakan
kesesuain antara kemampuan yang dimiliki dengan program yang
dijalankan. Begitupula dengan pendidikan yang menyatakan bahwa
jabatan diberikan karena kemampuan yang dimiliki sesuai dengan
pendidikan yang disandangnya.
TABEL. 2
NAMA STAF PESANTREN MINGGUAN
NO NAMA JABATAN PENDIDIKAN
TERAKHIR
1 Ade Ismail Seksi pengembangan
Alqur’an dan buku
braille
Sarjana pendidikan UNJ
(S.Pd)
2 Sapto Wibowo Seksi Da’wah Sarjana Pendididkan
Islam UIN Syarif
42
Hidayatullah, Jakarta
(S.Pd.I)
Sumber : Hasil Wawancara dan Dokumentasi
Menjadi staf pada kegiatan pesantren mingguan memang
diperlukan alasan yang konkrit, karena berbagai cara seseorang dapat
mengekspresikan pengalaman yang didapat untuk mengelolah kegiatan
yang diadakan tersebut seperti staf pesantren mingguan ini yang
sebelumnya adalah peserta yang akhirnya sekarang adalah staf atau
pengajar. Alasan menjadi staf karena sebagian dari tujuan pesantren
tunanetra yaitu untuk meningkatkan kemampuan tunanetra muda
dalam mengendalikan diri, meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman keagamaan di kalangan tunanetra sebagai modal
mengarungi kehidupan dan membantu mengajar merupakan hal yang
mulia sehingga ini merupakan alasan menjadi staf karena kemampuan
dalam membaca Al Qur’an dapat dikatakan mahir.2
Menjadi staf pesantren mingguan karena rasa saling membantu,
karena membagi ilmu adalah sifat yang mulia dan karena bagian dari
tujuan pesantren tunanera.
2). Latar belakang staf kegiatan pengadaan Al Quran Braille dan entry data
buku-buku sumber ke Islaman, berdasarkan usia, jabatan dan
pendidikan terakhir. Usia merupakan faktor produktifitasnya seseorang
dalam menjalani suatu program. Sedangkan jabatan adalah suatu
2 Ade Ismail, hasil wawancara staf pesantren mingguan, 25 April 2011
43
kedudukan yang disandang atau didapat karena sesuai dengan potensi
yang dimiliki.
Staf program pengadaan Al Quran Braille dan entry data sumber ke
Islaman terdiri dari 2 (dua) orang, yaitu dapat dilihat pada tabel.
TABEL. 3
DAFTAR STAF PENGADAAN AL QUR’AN BRAILLE DAN
ENTRY DATA BUKU KE ISLAMAN
NO NAMA USIA JABATAN PENDIDIKAN
TERAKHIR
1 Ade Ismail 28
Tahun
Seksi
Pengembangan Al
Qur’an Braille
Sarjana Pendidikan
(S.Pd)
2 A. Wahyudi 25
Tahun
Pengurus Amd. Manajemen
Informatika
Sumber : Hasil Wawancara
Staf pada pengadaan Al Quran Braille dan data buku-buku sumber
ke Islaman, mereka staf yang memilik kualitas dan pendidikan yang sesuai
dengan bidangnya. Pada kualifikasi staf pengadaan Al Qur’an Braille serta
entry bukuk-buku sumber ke Islaman. Memiliki pendidikan terakhir yang
tertera diatas merupakan aspek yang sesuai dengan program yang
dijalankan, dapat dilihat bahwa staf pada program kegiatan pengadaan Al
Qur’an Braille merupakan staf yang berkualitas dan memiliki potensi
sesuai dengan bidangnya.
Staf pada pengadaan Al Qur’an Braille serta entry buku-buku
sumber ke Islaman. Karena Al Qur’an Braille dengan system
komputerisasi hanya yayasan Raudlatul Makfufin yang memiliki hak
44
paten, sesungguhnya pengerjaan Braille ini tidaklah sulit karena yayasan
menggunakan system komputerisasi modern memang sesuai bidang yang
mereka miliki sedangkan kesulitan terletak pada teman-teman tunanetra
yang baru belajar, kesulitan terletak pada perabaan.3
Alasan mereka tentunya terletak pada potensi yang dimiliki karena,
sesuai yang tertera pada tabel latar belakang staf yaitu pendidikan terakhir
merupakan kemudahan mereka untuk menjalani program pengadaan Al
Qur’an Braille ini yang sesuai dengan bidang mereka sehingga mereka
tidak mengalami kesulitan dalam pengerjaan Al Qur’an Braille ini.
Sedangkan kesulitan terletaak pada tunanetra yang baru belajar untuk
pencetakan Braille.
Berikut ini adalah tabel daftar buku-buku Braille siap cetak. Yang
dihasilkan oleh kegiatan pengadaan Al Qur’an Braille serta entry sumber
buku-buku ke Islaman.
TABEL . 4
DATA-DATA JUDUL BUKU DAN AL QUR’AN BRAILLE
SIAP CETAK
No Nama Buku Halaman
1 Al Qur'an Braille 2996
2 Risalah Tuntunan Sholat 216
3 Fiqh Islam 1680
4 Kitab Nahwu Jurumiyah 178
5 Kamus Mahmud Yunus 1536
6 Hadist Arbain an Nawawiyah 82
7 Rawy lengkap 262
3 Hasil wawancara kepada seluruh peserta pesantren mingguan, 24 mei 2011
45
8 Do'a-do'a Pilihan 162
9 150 Hadist Pilihan 136
10 Tajwid 60
11 Iqra Braille 62
Sub total Halaman 7370
Sumber : Dokumentasi
3). Latar belakang staf program Training Leadership
Staf untuk program ini adalah orang-orang yang terkait pada
program ini yaitu para donatur (pemda masing masing daerah atau
donatur yang tidak tetap), lembaga ketunanetraan di wilayah masing-
masing dan Pemda setempat dan sumber daya manusia yang berkualitas
yaitu pengurus yayasan Raudlatul Makfufin.
4). Latar belakang staf program Perpustakaan Braille
Pada program ini dibagi dalam 2 (dua) tahap, tahap pertama yaitu
rekruitmen tenaga pembraillean (staf pembraillean) untuk buku-buku
agama Islam yang memuat tulisan arab Braille. Karena relative sulitnya
bahan pembraillean, maka reikrutmen staf pembraillean harus memenuhi
kualifikasi, yaitu memiliki pengetahuan dasar tata bahasa Arab dan
kaidah penulisan Arab Imla’I, memiliki pengetahuan dasar
pengoperasian computer dan mengenal huruf Braille latin.
Tahap ke 2(dua) yaitu entry data bahwa target untuk hasil dari
pembraille buku itu dapat dicapai 5 buku perbulan dengan jumlah
halaman per buku kurang lebih 400 lembar dan dikerjakan oleh 5 orang
staf entry data. dan program ini lebih mempermudah lagi dengan adanya
KEBIL (Komunitas Elektronik Braille Indonesia) ketika tunanetra
membutuhkan buku-buku bacaan tinggal klik saja, ada softwarenya ada
46
hardwarenya. Sehingga tunanetra diluar daerah Jakarta ketika
membutuhkan buku-buku ke Islaman tidak perlu berkunjung ke yayasan
cukup hanya tinggal copy saja, dan print outnya tentu huruf Braille.
c. Tujuan Program
Program pesantren tunanetra adalah program yang memiliki
kegiatan pesantren mingguan dan pengadaan Al Qur’an Braille serta entry
data sumber buku-buku ke Agamaan. Kedua kegiatan ini memiliki tujuan
meningkatkan kemampuan tunanetra dalam menjalani kehidupannya,
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman keagamaan di kalangan
tunanetra sebagai modal mengarungi kehidupan, dan memberikan tempat
yang kondusif bagi pelajar dan mahasiswa tunanetra. Disamping
memberikan tempat yang kondusif bagi pelajar dan mahasiswa tetapi
diberikan juga keterampilan dalam mencetak Alqur’an dan buku-buku
sumber ke agamaan Braille, sehingga pengadaan Alqur’an Braille
ditangani oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Dan tujuan dari
program yang dicanangkan adalah menciptakan kader-kader tunanetra
yang berkualitas dengan potensi yang dimilikinya.
Bentuk program yayasan pesantren tunanetra dengan kegiatan
pesantren mingguan dan program-program yang dicanangkan adalah
bentuk meningkatkan potensi diri kaum tunanetra. Karena untuk
meningkatkan suatu potensi diri harus didukung oleh lingkungan
pergaulan dan sosial sehingga terbentuklah prilaku yang dapat
meningkatnya potensi diri seseorang, sehingga dengan potensi yang di
47
salurkan itu dapat menjadikan kaum tunanetra tidak lagi dipandang
sebelah mata karena kekurang fisiknya, tetapi dibalik kekurangan fisik
terdapat kelebihan yang sama dengan orang normal lainnya. Dan
masyarakat memberikan apresiasi kepada kaum tunanetra karena potensi
yang dimiliki. Program ini sebuah wadah yang dibentuk oleh yayasan
Raudlatul Makfufin dalam meningkatkan potensi yang ada pada kaum
tunanetra
2. Evaluasi proses
Pada evaluasi proses ini penulis memfokuskan diri pada aktifitas yang
melibatkan interaksi langsung antara klien dengan staf yang merupakan
pusat dari penyampaian tujuan program.
Program yayasan Raudlatul Makfufin memiliki program pesantren
tunanetra dengan kegiatan pesantren mingguan dan pengadaan Al Qur’an
Braille serta entry data sumber buku ke Islaman, dan program yang
dicanangkan yaitu Training Leadership dan Perpustakaan Braille. Program
pesantren tunanetra dengan Kegiatan pesantren mingguan berjalan sesuai
dengan jadwalnya yaitu setiap hari minggu pada pukul 09.00 s/d 12.00,
dengan materi Pembelajaran Al-Qur’an, aqidah, fiqih (ibadah dan
muamalah), Akhlaq. Sesungguhnya program pesantren tunanetra
diprioritaskan untuk mahasiswa atau pelajar tetapi untuk kegiatan pesantren
mingguan di buka untuk umum, tidak hanya pelajar atau mahasiswa.
Kegaiatan pesantren mingguan dilaksanakan di masjid Al-Ikhlas Cireunde,
48
Pondok Cabe Karena tempat yang strategi untuk tunanetra berkegiatan
disana.
Pada kegiatan pengadaan Al-Qur’an Braille serta entry data buku
sumber Ke Islaman di laksanakan jika adanya pesanan Al Qur’an Barille
dan jika adanya pembiayaan (donatur) untuk melakukan pembraillean buku-
buku sumber ke Islaman. Sedangkan program yang dicanangkan adalah
perpustakaan Braille dan Training Leadership program ini merupakan
pengembangan kegiatan yayasan yang sudah berjalan yaitu pesantren
mingguan dan pengadaan Al-Qur’an braille.
Perpustakaan Braille dilaksanakan di yayasan, karena saran prasana
untuk menjalankan program ini sudah mendukung seperti mesin ketik manual
maupun modern, dengan komputerisasi tersedia,beserta print khusus huruf
Braille dan gedung yang sangat layak untuk dijadikannya sebuah perpustakaan
yang nyaman. Sehingga, tentunya kegiatan ini dilakukan di yayasan.
Program ini dibutuhkan rekruitmen tenaga (staf) dan entry data, pada
rekruitmen staf pembraille buku agama adalah untuk pembuatan buku-buku
agama Islam (yang memuat tulisan Arab Braille). Sehingga rekruitmen calon
staf harus memenuhi kualifikasi yaitu, memiliki pengetahuan dasar tata bahasa
arab dan kaidah penulisan Arab imla’I, memiliki pengetahuan dasar
pengoperasian computer dan mengenal huruf Braille latin. Sedangkan untuk
entry data targetnya adalah 5 (lima) buku perbulan dengan jumlah halaman per
buku kurang lebih 400 lembar yang dikerjakan oleh 5 orang staf entry data.
Program perpustakaan Braille ini tentunya sangat diperlukan oleh kaum
49
tunanetra dalam mencari referensi buku-buku ke Islaman. Untuk pendanaan,
yayasan mengundang berbagai pihak untuk ikut berpartisipasi dalam
terselenggaranya program ini, mengingat rata-rata tunanetra hidup dalam
tingkat ekonomi menengah ke bawah.
Sedangkan pada program Training Leadership ini sasaran atau
kliennya adalah tunanetra yang memliki dasar pengetahuan tentang Arab
Braille, wakil tunananetra dari setiap wilayah Kabupaten/Kotamadya di
Indonesia. Pada tahap awal jumlah peserta adalah 20 orang yang diharapkan
berasal dari wilayah Tangerang Selatan (provinsi Banten), Jabodetabek,
(Kalimantan Timur) dan Sulawesi Selatan. Karena daerah ini dianggap
sebagai daerah dengan pergerakan tunanetra yang cukup dinamis. Program ini
dilaksanakan dengan jangka waktu 1(satu) tahun, yang dibagi dalam 2(dua)
tahap, yaitu teori dan praktek. Dengan materi yaitu baca tulis Al Qur’an
Braille (tajwid dan fashohah), pendalam agama, kepemimpinan dan
manajerial, Bahasa Inggris dan komputer bicara. Tujuan program ini
menjadikan motivator dan innovator di kalangan tunanetra khususnya dan
masyarakat luas pada umumnya di daerah masing-masing, mengembangkan
kemampuan dalam baca tulis Al Qur’an Braille pengetahuan agama di daerah
asalnya, sehingga pemerintah daerah setempat tidak perlu mencari SDM dari
luar daerah karena sudah memiliki SDM berkualitas yang sudah terlatih di
yayasan. Untuk perekrutan peserta program Training Leadrship ini yaitu
bekerja sama dengan lembaga ketunanetraan di wilayah masing-masing dan
50
Pemda setempat. Untuk pendanaan diharapkan berasal dari Pemda masing-
masing daerah dan donatur lain yang bersifat tidak mengikat.
Dalam setiap kegiatannya, yayasan Raudlatul Makfufin selalu
mementingkan adanya partisipasi masyarakat agar mereka mempunyai rasa
memiliki terhadap program yang dijalankan. Namun, dalam rangka upaya
meningkatkan potensi diri kaum tunanetra adalah merupakan agenda besar
yayasan yang tidak bisa ditunda dan merupakan visi dan tujuan yayasan.
Maka kata kunci meningkatkan potensi kaum tunanetra adalah
menyelenggarakan pendidikan dan kursus-kursus keagamaan, menyediakan
buku-buku sumber agama dalam huruf braille atau rekaman dan penyiapan
tenaga pelaksana yang professional, menyelenggarakan kursus keterampilan
usaha, dan mengupayakan bantuan sosial bagi tunanetra yang
membutuhkan. Dimana dengan pola ini menjadi formula yayasan Raudlatul
Makfufin dalam upaya menjadikan kemampuan kaum tunanetra dapat
diterima di msayarakat.
3. Evaluasi output
Evaluasi output merupakan suatu cara untuk mengukur tingkat keberhasilan
dari suatu program yang telah dilakukan, bahwa evaluasi hasil diarahkan
pada evaluasi keseluruhan dampak (overall input) dari suatu program
terhadap penerima layanan (recipients), sehingga penulis menganalisis
melalui :
51
a. Pencapaian hasil program Yayasan Raudlatul Makfufin dalam
meningkatkan potensi kaum tunanetra
Program pesantren tunanetra merupakan program yang
pencapaiannya dapat dikatakan berhasil karena dari program itu terdapat
dua kegiatan yaitu pesantren mingguan yang selalu diadakan pada hari
mingguan, kegiatan ini tidak diadakan di Yayasan Raudlatul Makfufin
tetapi diadakan dimasjid Al-Ikhlas Cireunde, Pondok Cabe. Sehingga
memudahkan tunanetra untuk mengikuti kegiatan tersebut dengan lokasi
yang strategis.
Kegiatan kedua yang berhasil hingga sekarang yaitu kegiatan
kegiatan pengadaan Al Qur’an Braille serta entry data buku sumber Ke
Islaman di laksanakan jika adanya pesanan Al Qur’an Barille dan jika
adanya pembiayaan (donatur) untuk melakukan pembraillean buku-buku
sumber ke Islaman. Pada pencapaian program yang dicananangkan oleh
yayasan Raudlatul Makfufin yatiu program Training Leadership dan
perpustakan Braille, hinggga saat ini pencapaian hasil program tersebut
belum dapat terealisasikan oleh para peserta pesantren yayasan Raudlatul
Makfufin.
b. Keberlanjutan program Yayasan Raudlatul Makfufin dalam meningkatkan
potensi kaum tunanetra
Pada program pesantren tunanetra yaitu kegiatan pesantren
mingguan dan pengadaan Al Qur’an Braille akan tetap dilaksanakan oleh
yayasan Karena kegiatan ini merupakan wadah tunanetra dalam
52
meningkatkan potensi mereka. Pesanttren mingguan akan tetap berjalan
karena lokasi pemindahan kegiatan ini yang cukup strategi untuk para
tunantetra dalam melaksankan pengajian. Dan pada program Training
Leadership dan perpustakaan Braille akan menjadi program yang
dicanangkan oleh yayasan karena program ini merupakan pengembangan
dari program-program yayasan yang sudah berjalanan.
B. Program-program yang dicanangkan
Yayasan Raudlatul Makfufin memiliki program yang dicanangkan
dalam meningkatkan potensi kaum tunanetra, program yang dicanangkan oleh
yayasan adalah perpustakaan buku-buku agama Islam bagi tunanetra
(perpustakaan Braille) dan Training Leadership.4
Pada program-program yang dicanangkan diatas maka akan muncul
aspek-aspek yang dapat ditinjau dari program tersebut, sehingga dapat
diketahui program yang akan dilaksanakan. Yaitu tujuan program yang
direncanakan bertujuan sukarela, karena ukurannya adalah sangat bermanfaat
bagi kaum tunanetra dan memberikan peluang kaum tunanetra untuk
meningkatkan potensinya. Jenis program kemasyarakatan (pendidikan dan
keterampilan). Kemudian dapat ditinjau jangka waktunya, program ini
berjangka panjang karena Training Leadership dan Perpustakaan Braille suatu
program yang dicanangkan yayasan dengan tujuan meningkatkan pengetahuan
dan pemahaman keagamaan dikalangan tunanetra sebagai modal mengarungi
4 Nur Kholiq, SQ. Pimpinan yayasan Raudlatul Makfufin, Wawancara Pribadi, Tangerang, 21
Maret 2011
53
kehidupan. Program ini adalah suatu program luas karena menyangkut banyak
hal yaitu, kaum tunanetra, pengurus atau staf dan , para donatur.
Program yang dicanangkan ini adalah sebuah program besar yang
dilaksanakan oleh orang banyak yaitu, para kaum tunanetra, pengurus
yayasan, dan para pemberi dana atau donatur dan pemerintah terkait. Program
yang akan dilaksanakan merupakan program yang dampaknya menyangkut
orang banyak dan penting karena program ini merupakan harapan masyarakat
guna penyaluran potensi kaum tunanetra. Diantara upaya meningkatkan
potensi kaum tunanetra adalah mendidik mereka agar berfikir positif,
berlapang dada, seslalu berusaha untuk menguasai seni mengatur keuangan,
tidak membiarkan diri terjerat dalam masalah-masalah yang sepele,diantara
masalah-masalah sepele yang harus ditinggalkan adalah sifat-sifat, misalnya :
mudah tersinggung, tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, inilah
peluang bagi mereka melalui keterampilan dan pengembangan potensi diri.
program yang dicanangkan ini akan diusahakan oleh pimpinan yayasan
agar terlealisasi pada tahun 2011 karena program memiliki tujuan dalam
meningkatkan potensi tunanetra dan menjadikan para tunanetra menjadi
tunanetra yang mandiri walaupun dengan kecacatan dalam penglihatan tetapi
tidak menyurutkan prestasi yang dimilikinya.
C. Faktor pendukung dan penghambat program yayasan Raudlatul
Makfufin dalam meningkatkan potensi kaum tunanetra.
1. Faktor pendukung
54
Faktor pendukung merupakan sumber daya yang memiliki
keunggulan khusus yang mampu memberikan kekuatan kepada yayasan
Raudlatul Makfufin untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan. Factor
pendukung tersebut adalah:
a). Tersedianya sarana dan prasarana
Sesuai lampiran 17 (Tujuh Belas) sarana dan prasaran yang
terdapat di yayasan Raudlatul Makfufin, Yaitu gedung yang memadai
yang berlokasi di jalan Raya Puspitek, Gg. Rais, Kp. Jati Kel. Buaran Kec.
Serpong, kota Tangerang Selatan Propinsi Banten 15315. Dengan2 (dua)
ruang kelas untuk putra dan putri, terdapat ruang kantor dan ruang
pengurus untuk kegiatan pengurus, ruangan ini sebagai pembatas antara
ruang tidur putra dan ruang tidur putri, terdapat 2 (dua) toilet, tolilet
tersebut dekat dengan ruang tidur masing-masing putra dan putri, terdapat
pula ruang sholat lengkap dengan tempat wudhu khusus putra dan putri.
Terdapat dapur dan ruang makan, untuk kegiatan mencuci pakaian tersedia
pula ruang mencuci pakaian yang terpisah untuk puttra dan putri.
Sedangkan fasilitas untuk kegiatan belajar mengajar, sesuai dengan
lampiran yaitu alat tulis untuk kaum tunanetra yaitu riglet, mesin ketik
manual dan komputerisasi dengan printer khusus, buku-buku bacaan
mengenai ke Islaman dan 1 set Alqur’an Braille. Dan alat musik marawis
untuk memperdalam hobi mereka dalam kegiatan bermusik.
Hasil dari fasilitas yang lengkap ini mempermudah tunanetra
dalam menjalani program yang dilaksanakan, yaitu program yang
55
berkaitan dengan pendidikan sehingga menambah pengetahuan peserta
dengan cukup tersedianya buku-buku ke islaman Braille dan alat-alat tulis
untuk tunanetra. Mereka diajarkan pula dalam pengetikannya dengan alat
ketik manual atau alat ketik modern dengan system komputerisasi dan
terakhir adalah penyaluran potensi mereka dalam kegiatan music. Potensi
mereka dapat tersalur dalam bermusik karena didukung oleh alat music
marawis yang memadai, sehingga hasil dari potensi mereka dapat diraih
pada kejuaran lomba-lomba marawis, gambar hasil potensi mereka tertera
pada lampiran.
b). Sumber Daya Manusia
Yayasan Raudlatul Makfufin memiliki SDM yang berkompeten,
dengan SDM yang berkompeten ini yayasan berani mengadakan program-
program yang berkaitan dengan penyaluran potensi tunanetra, selepas dari
yayasan mereka dapat mengarungi kehidupannya dengan bersaing dengan
orang normal lainnya, karena setiap orang pasti memiliki potensi tidak
terkecuali kaum tunanetra. Walaupun tunanetra kekurangan fisik dari segi
penglihatan tetapi bukan hambatan untuk mengarungi kehidupannya
dengan potensi yang mereka miliki, seperti SDM yayasan Raudlatul
Makfufin sebagai berikut sesuai dengan bidang dan pendidikan terakhir.
TABEL. 5
DAFTAR PENGURUS YAYASAN RAUDLATUL MAKFUFIN
Nama Jabatan Bidang yang
digeluti
Pendidikan
terakhir
Nur Kholik Pimpinan Ahli dalam Sarjana Qur’an
56
Yayasan
Raudlatul
Makfufin
bidang Al Qur’an (SQ)
A.Wahyudi Pengurus
pengadaan Braille
Ahli dalam
bidang
komputerisasi
Amd.
Manajemen
Informatika
Ade Ismail Pengajar dan
seksi
pengembangan
Alquran Braille
Ahli dalam
bidang
komputerisasi dan
pendidikan
Sarjana
Pendidikan
(S.Pd)
Sapto
Wibowo
Pengajar dan
Seksi Da’wah
Ahli dalam
bidang
pendidikan ke
agamaan
Sarjana
Pendidikan
Islam (S.Pd.I)
Sumber : Hasil Dokumentasi
Dari ke 4 (empat) pengurus yayasan yang mengalami
ketunanetraan adalah Ade Ismail dan Sapto Wibowo mereka berdua adalah
lulusan dari perguruan tinggi dengan gelar (S.Pd) yang disandang oleh Ade
Ismail dengan jabatan di yayasan sebagai pengajar dan seksi
pengembangan Al Qur’an braille dan gelar (S.Pd.I) disandang oleh Sapto
Wibowo dengan jabatan diyayasan sebagai pengajar dan seksi da’wah.
Mereka memiliki keahlian dalam bidang komputerisasi dan pendidikan,
tentunnya dapat dilihat bahwa mereka sebanding dan sama halnya dengan
orang normal lainnya, seperti ketua umum yayasan Raudlatul Makfufin
yaitu Nur Kholliq dengan gelar pendidikan Sarjanan Qur’an (SQ) dan A.
Wahyudi dengan gelar pendidikan terakhir Amd. Manajemen Informatika.
Tidak ada bedanya tunanetra dengan orang normal lainnya dari segi
pendididkan dan bidang yang digelutinya. Maka dapat diambil kesimpulan
bahwa SDM yayasan ini adalah SDM yang berkualitas karena tuanetra itu
sesungguhnya memang sama dengan orang normal lainnya dari segi
57
potensinya. Maka program-program yayasan pun diharapkan dapat
berkualitas bagi tunanetra.
2. Faktor penghambat
Selain faktor pendukung sebagaimana yang telah diuraikan diatas
terdapat pula faktor-faktor yang menghambat jalannya program dalam
meningkatkan potensi kaum tunanetra. Adapun faktor penghambat program
yaysan Raudlatul Makfufin dalam meningkatkan potensi kaum tunanetra,
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Tidak adanya transportasi dan akses jalan yang memadai
Tidak adanya transportasi merupakan penghambat program
yayasan, yayasan berada pada lokasi yang jauh dari lalu-lalangnya
angkutan umum sehingga untuk mencapai lokasi harus naik ojek atau
berjalan kaki dengan jarak yang jauh sekitar 1 Km. Sementara kondisi
jalan belum diaspal, masih beralaskan tanah sehingga apabila hujan
dapat mengakibatkan terjatuh. Transportasi yang sulit merupakan
penghambat mobilitas kegiatan-kegiatan yayasan. Sementara para
tunanetra mengalami kesulitan menuju yayasan, apalagi ketika datang
hujan. Karena akses yang jauh menuju yayasan sehingga kegiatan
pesantren mingguan di adakan di Masjid Al-Ikhlas, Cireundeu. Karena
akses menuju masjid untuk berkegiatan dapat dijangkau oleh tunanetra.
b. Kurangnya donatur
Kurangnya donatur merupakan faktor yang dapat
mengakibatkan program itu dapat berjalan atau tidak. Tentunya
58
donatur untuk yayasan pada saat ini sangat berkurang hal ini
disebabkan karena yayasan dipinsdahkan dari Ciputat pada tanggal 28
Agustus 2009 ke Serpong. Barang kali berkurangnya donatur karena
masalah tempat jauh dan kurang strategis. Berkurangnya donatur
mengakibatkan program yang dicanagkan yaitu perpustakaan Braille
dan Training Leadership tidak berjalan.
c. Tidak adanya kepedulian dari pemerintah
Karena sesungguhnya kaum tunanetra sama halnya dengan
yayasan lainnya seperti yayasan anak jalanan, yayasan yatim piatu
yang perlu juga untuk diperhatikan dan disentuh. Tetapi kenyataannya
yayasan ini tidak mendapatkan perhatian pemerintah dari Dinas social
maupun dari Kementrian Agama, akibatnya program yang diharapkan
dapat berjalan untuk menyalurkan potensi tidak dapat terlaksana
seperti program Training Leadership, sesungguhnya program ini
outputnya memberikan kontribusi bagi pemerintah daerah dalam hal
rehabilitas dalam hal pembinaan mental agama khussusnya bagi para
tunanetra dan menjadi motivator dan innovator di kalangan tunanetra
khususnya dan masyarakat luas pada umumnya di daerah masing-
masing. Akibatnya dengan tidak adanya sentuhan dari pemerintah
potensi yang dimiliki kaum tunanetra tidak dapat disalurkan.
Untuk memecahkan dan mencari solusi atas hambatan-hambatan
tersebut, kiranya ketua umum yayasan beserta pihak-pihak pengurus
yayasan harus lebih bekerja keras dalam mengusahakan pendanaan untuk
59
program-program yang belum terealisasikan yaitu perpustakaan Braille
dan Training Leadership dengan pihak-pihak yang terkait dalam program
tersebut. Karena program ini merupakan program terbaru yang ditunggu-
tunggu oleh para peserta tunanetra dan diharapkan dapat dilaksanakan oleh
para tunanetra secepatnya.
60
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan penelitian langsung di Yayasan Raudlatul
Makfufin maka penulis dapat menyimpulkan hasil evaluasi input, proses, dan
output. Program yang penulis dapatkan sebagai berikut :
1. Hasil penelitian yang penulis dapatkan pada analiasi evaluasi
program, bahwa terdapat program yang dicanangkan yaitu
perpustakaan Braille dan Training Leadership yang merupakan
pengembangan program pesantren tunanetra dan pengadaan Al Qur’an
Braille serta entry sumber buku ke Islaman. Program yang
dicanangkan ini program yang belum terealisasikan .
2. Program yang dicanangkan yaitu Perpustakaan Braille dan Training
Leadership.
3. Adapun hal yang menjadi faktor pendukung untuk menjalankan
program yayasan Raudlatul Makfufin yaitu, tersedianya sarana dan
prasarana, SDM yang berkompeten. Dan hal yang menjadi factor
penghambat program yang dicanangkan tidak dapat berjalan yaitu
disebabkan akses jalan yang tidak memadai sehingga berkurangnya
donatur potensial, dan kurangnya kepedulian pemerintah terhadap
potensi tunanetra.
B. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis merasa perlu untuk
menyampaikan saran-saran sebagai berikut:
1. Saran untuk yayasan Raudlatul Makfufin
Berusaha lebih giat lagi untuk menarik donatur dan menarik simpatik
pemerintah terhadap program-program yang dicanangkan, sehingga
program ini dapat terealisasikan, dan membuat suatu program yang lebih
menarik lagi sehingga dapat menarik tunanetra lebih banyak lagi untuk
bergabung menjadi peserta yayasan Raudlatul Makfufin.
2. Saran untuk masyarakat
Memberi kesempatan tunanetra dalam mengembangkan potensinya.
Karena sesungguhnya potensi yang dimiliki oleh orang-orang tunanetra
sama halnya dengan orang normal lainnya, sehingga ketunanetraan mereka
bukan halangan untuk dapat meraih prestasi di masyarakat luas.
61
DAFTAR PUSTAKA
Al Maghazi, Muhammad Ibrahim Al Maghazi, Menumbuhkan Krativitas Anak,
Jakarta: Cendikia Sentra Muslim,2005.
Arikunto, Suharsimi , Penilaian Program Pendidikan, Yogyakarta : Bina Aksara,
1998.
Departement Agama RI, Al-Qur’an & Terjemahannya, Syamil Special For Woman ,
Jakarta :Sygma, 2007.
Departement Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta :
Balai Pustaka, 1997, cet ke-9.
Echol, M Jhon & Shadily Hasan, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama, 2006.
Firman Aji,B Firman & Sirat S. Marthin, (PDE ) Perencanaan dan Evaluasi : suatu
sistem untuk proyek pembangunan, Jakarta : Bumi Aksara, 1990.
Hasanudin, Manajemen Dakwah, Jakarta : UIN Pers, 2005, cet ke-1.
Hidayati, Nurul S. Ag. Metodologi Penelitian Dakwah, Jakarta : UIN Jakarta Press,
2006, cet ke-1.
Moleong , J Lexy, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2000.
Muchtarom, Zaini, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, Yogyakarta ; Al-Amin Press
& IKFA, 1996.
62
Munandar, Utami S.C, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah
(Petunjuk Bagi Para Guru dan Orang Tua), Jakarta :Gramedia Widiasarana
Indonesia,1992.
Najati, M Utsman, Psikologi dalam tinjauan Hadist Nabi, Jakarta: Mustakim, 2003.
Nggao, S. Fredy, Evaluais program, Jakarta : Nusa Madani , 2003.
Nuryani, Lusi, Psikologi Anak, Jakarta: PT. Indeks, 2008.
Rachman, Arief, Mencerdaskan Anak, Jakarta : Insani Press, 2002.
Rose,La, Menggali Potensi Diri, Citra Pribadi Berkualitas, Jakarta : Pustaka Kartini,
1996.
Rukminto, Isbandi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat & Intervensi
Komunitas ( Pengantar Pada Pemikiran & Pendekatan Praktis), Jakarta :
FEUI Press, 2003, cet ke-3.
Semiawan, Conny , Munandar A.S. & Munandar,S. C. Utami , Memupuk Bakat &
Kreativitas Siswa Sekolah, Petunjuk Bagi Guru & Orang Tua,
Jakarta:Gramedia,1990.
Singarimbun, Masri, Penduduk & Perubahan Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996.
Soeharto, Edi, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung, PT Refika
Aditama, 2005, cet ke-1.
Sudjana, H.D, Manajemen Program Pendidikan Untuk Pendidikan Luar Sekolah dan
Pengembangan SDM. Bandung : Falah Production, 2000.
63
Sukardi, Ketut Dewa, Analisis Tes Psikologis, Jakarta : PT. Rineka Cipta. Cet. 2,
2003.
Suyatno, Gede I, Program Pengabdian Pada Masyarakat Bentuk, Jenis, dan Sifatnya
dalam Metodologi PPM, Lampung : Universitas Lampung, 1986.
Uno,B Hamzah, Mpd. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta : Bumi
Asara. 2008.
http://wihans.web.id/tips-tune-up-potensi-diri
64
LAMPIRAN I
TRANSKIP WAWANCARA
Nama : Drs. Nur Kholiq, SQ
Jabatan : Ketua Umum Yayasan Raudlatul Makfufin
Hari/Tanggal : Senin, 21 Maret 2011
P : Apa saja program-program yang ada di YARFIN, Pak?
J : Program kami,berkaitan dengan keagamaan, ada percetakan Al-
Qur’an masih berjalan. Mesin cetak lagi diservice sudah jadi lagi
mau diantar kesini, itu dbrosur lengkap
P : Percetakan disini ya Pak?
J : Iya, percetakan disini
P : Jadi Al-qur’an Braille ini pesanan gitu pak?
J : Iya, pesanan, Tahu Riglet?
P : Tidak tahu Pak?
: Riglet itu alat tulisnya tunanetra yang manual, jadi alat tulisnya
ada riglet dan pena, Riglet itu seperti lempengan terbuat dari plastik
atau seng, terus ada Penanya kaya gitu ( menunjuk pulpen yang
penulis pegang) tapi tidak seperti itu, kemudian ada mesin ketik, ini
mesin ketiknya ( mengambilkan mesin ketik dari dalam lemari )
P : Ini mesin ketik khusus ya, Pak?
J : Ini mesin ketik Manual, kemudian ini pedoman menulisnya (
katua Yarfin memberikan pedoman menulis Braille kepada penulis)
nulisnya dari kiri kekanan, bacanya dibalik. Itu arab yang satunya
huruf latin.
P : Kalau Al-qur’annya Pa, sama dari kiri kekanan?
J : Kalau qur’annya,emm.. maksudnya?
P : Penulisannya sama atau tidak dengan orang normal?
J : Sama dengan orang normal, tetap
P : Pak, kira-kira kalau kaum tunannetra ini sudah memiliki potensi,
emm.. saya sempat bertemu dengan kak Ade ternyata kak Ade
lulusan UNJ, beratikan kak Ade ini sudah memiliki potensi ya, pak.
Ada tidak dari yayasan menyalurkan potensi yang kakak miliki?
J : Emm.. kita masih kearah sana, berusaha untuk kearah sana sesuai
bidangnya, tapi begini untuk tunanetra sedikit sekali bidangnya.
Alhamdulillah untuk kak Ade ini mempunyai potensi bisa IT, jadi
dibeberapa tempat membutuhkan dia untuk trainning tentang
komputer.
P : Kaum tunanetra adanya hari apa saja,Pak ?
J : Yang banyak dihari minggu kalau hari-hari biasa ada 3 atau 4
orang saja di yayasan, pada sekolah dan kuliah, tidak menampung
orang-orang yang LANSIA jadi memang diprioritaskan bagi
mahasiswa atau siswa, karena relatif mudah untuk di arahkan.
Kalau tuakan lebih konsumtif, tapi kalau muda kan mudah
diarahkan. Ada beberapa teman di lain sekolah juga dilatih tentang,
apa..emm..OP (Operator Telpon) jadi ada beberapa perusahaan
untuk operator telpon, penulis biografi, terus juga ada sebagian
teman di UIN lulusan terbaik tahun 2007. itu proses, tinggal disini
sekolah diluar, diberi keterampilan tambahan dan keagamaan,
bidang keagamaan seperti Tahfidzul Qur’an terus Qiratul Qur’an
dengan lagu-lagu, tajwid, fiqih. Harapan yayasan bahwa teman-
teman,emm..supaya lepas dari yayasan bisa interaksi dengan
masyarakat tapi dengan catatan bahwa ketika berinteraksi dengan
masyarakat, masyarakat memberikan apresiasi bukan karena
kasihan tapi karena kemampuannya. Tunanetra bisa ceramah
kemudian memimpin tahlil, bisa adzan dan seni budaya islam yaitu
marawis, kita disini punya seni marawis
P : Seni marawis, ada disini Pak?
J : Iya, ada seluruhnya tunanetra
P : Apakah masih berjalan Pak?
J : Iya, masih berjalan sesuai order.ha..ha..ha. semua kegiatan masih
berjalan, buku-buku, percetakan Al-qur’an prioritas, karena
referensi buku-buku itu kita masih mencetak selama masih ada
order,emm..terus kegiatan hari minggu masih tetap berjalan. Tapi
yang jelas kita harapkan bahwa ketika terjun di masyarakat sudah
tidak minder, apa yang dibutuhkan masyarakat bisa dilayani. Mijit
ya mijit
P : Yang mijit seperti itu ada pak?
J : Ada, tetapi tidak melatih tapi kita ikutkan, kita fasilitasi ketika dia
punya minat dan potensi kearah sana maka akan kita fasilitasi.
Karena lembaga tunanetra ini kita harapkan, emm…semacam,
pengkaflinganlah dari berbagai fungsi. Kalo agama ia, disini, kalo
keterampilan ya, disana. Kalo pendidikan formal ya di SLB, tentang
prinsip-prinsip tempatnya dimana. Di Makfufin ini adalah
segmentasi tentang keagamaan, tapi bukan berati keterampilan lain
tidak diajarkan tapi bukan prioritas.
P : Kalau masalah donatur, ada yang donatur tetap tidak pak?
J : Ensidental, ada yang tetap.emm..ada yang tetap tapi tidak banyak.
Terus kalo rutin adalah pemasukan yayasan, kalo ada pesanan
produk. Biaya operasional biaya produksi, sisanya biaya opersional
untuk konsumsi anak-anak. Asli tidak ada biaya dari pemerintah.
P : Tidak ada sama sekali dari pemerintah atau dinas sosial, kan kalau
yayasan yatim piatu dapat kemudian yayasan anak jalan, kalau
YARFIN bagaimana pak dapat atau tidak?
J : Tidak ada sama sekali, dinas sosial tidak juga, maka ruhnya
nyawanya yayasan ini ada ditangan ummat. Inikan semacam model-
model keagamaan, Kalau keagamaan kan ada kecemburuan.
P : Apakah ada untuk tahun-tahun ini pengajuan donatur Pak?
J : Saya usahakan untuk tahun-tahun ini. Kitakan sekarang PemProv
TangSel, dulukan kita PemProv DKI, pemindahan tempat ini
menyebabkan donatur potensial menjauh karena transportasi,
biasanya kan donatur langsung, strategis tempatnya dekat gedung
psikologis otomatiskan, sekarang kan kalian tahu sendiri.
Ha..ha..maka itukan sekarang siapa yang mau. Maka dari itu kita
konsentrasi buat jaringan di TangSel kita kontek-kontek PemProv
yang terkait yang profesional, bisa diharapkan tahun-tahun ini di
TangSel kan belum ada.
P : Saya sempat ngobrol dengan kak Ade kendalanya salah satunya
adalah tempatnya, ada upaya tidak Pak, transportasi antar jemput?
J : Sebenarnya ini sudah dijanjikan oleh PemProv untuk pengaspalan
jalan ini. otomatis, kalau jalannya bagus maka kegiatan akan
berjalan. Kalo sekarang bagaimana kalau becek tunanetra tidak tau,
mana yang berlumpur dan berlubang apalagi kalau gelap, wong
dia.. jangankan tunanetra kita saja kalau gelap ada lubang kita juga
tidak tau.ha..ha..
P : Untuk transportasi mobil saja tidak bisa masuk ya Pak?
J : Pada saat kemarin pembangunan gedung ini, Walikota PemProv.
Sempat ngomong bahwa bulan april tahun lalu kemarin, rencana
mau diaspal dan ada jalur angkot untuk Serpong-Ciater. Biasalah
suasana politik.ha..ha..ha..
P : Bagaimana masalah pengrekrutanPak?
J : Biasanya pengrekrutan, bersamaan dengan tahun ajaran baru
karena tahun dulu, sebelum pindah disini, emm..prioritasnya adalah
yayasan ini didirikan untuk kepentingan tunanetra yang ketika ke
kampus atau sekolahnya jauh maka bisa tinggal disini, waktu disana
bahkan 10 sampai 15 anak yang tinggal di yayasan. Karena dekat
dengan UIN, UMJ, SLB, LIMO bahkan UNJ, itu kak Ade sudah
disitu, terkumpul disitu. Di barengi dengan tahun ajaran baru.
Untuk kedua kalinya bulan syawal biasanya kegiatan keagamaan
bulan syawal malam , Mulai kegiatan awal malam bulan syawal.
P : Kalau boleh tahu tenaga pengajarnya ada berapa?
J : Sekarang tenaga pengajarnya 5 orang, Cuma 1 yang normal yaitu
pak Muhyi dan sisanya semua tunanetra
P : Bisa dijelaskan pengembangan Al-qur’an Braille ini, Pak?
J :untuk Alqur’an braille yang punya hak paten itu kita, DEPAG
tidak punya percetakan. Yang punya percetakan central di
Indonesia ada tiga titik yaitu, di Jogja, di Bandung dan di Jakarta. di
Jakarta yaitu kita yang sistem komputerisasi modern adalah kita
P : Untuk fasilitas mendukung ya pak, Cuma hanya terbentur oleh
donatur saja ya Pak dan transportasi?
J : Iya fasilitas disini mendukung, Harapan kita kan turun tangan dari
Depag sebagai pencontohan pesantren tunanetra di Indonesia,
Depagkan belum ada untuk tunanetra. Ketika kita ajukan kesana
alasan mereka model-model begini ke sosial, maksudnyakan bukan
begitu, maksudnya saya supaya dalam konteks kepedulian kita
kepada umat, sebagai anggaran plain project, akan mulia terangkat
derajatnya, tapi tidak direspon. Pesantren tunanetra pengelolahnya
orang-orang yang sudah punya SDM yang ok, disinikan sudah siap
semua SDMnya, siap gedungnya, tinggal pembiayaan. Jika
pemerintah agama mengutus setiap wilayahnya setiap provinsi 2
orang saja terus kalo 20 provinsi sudah 40 orang, tidak usah 40
oranglah, 2 gelombanglah. Saya buat 1 (satu ) proyek semacam
Training Leadership, bisa dikatakan semacam TOT (Training Of
Trainner) untuk kader-kader tunanetra supaya bisa mandiri
diwilayahnya, dengan manajemen yang bagus, keilmuan yang ok.
Kita latih disini selama setahun dengan materi-materi yang unggul
yang kearah sana, kemudian kemudian kita kembalikan lagi ke
Pemdanya. Pemda membuat lembaga untuk mengelolah masyarakat
tunanetra sebangsanya, bahwa program ini sangat diharapkan oleh
tunanetra, dengan program ini Pemerintah Daerah asal para
tunanetra tidak perlu mencari sumber daya manusia dari luar
daerahnya lagi, karena sudah memiliki SDM yang berkualitas yang
terlatih di yayasan Raudlatul Makfufin sehingga Pemerintah Daerah
asal tunanetra tidak lagi mengeluar pembiayaan yang besar karena
sudah memiliki SDM yang berkualitas dari daerah asalnya, seperti
itu
P : Cuma itu belum berjalan ya pak?
J : Kurang cerdas pemimpin kita, inikan ketika menentukan anggaran
di Pemprov, 1 (satu) program saja ada bagian politik dengan
anggota-anggota dewan di daerahnya, itu yang males pemerintah
yang eksekutif, itu karena ada kepentingan-kepentingan tertentu.
Program yang kita canangkan adalah TOT dan perpustakaan braille,
perpustakaan bagi seluruh tunanetra, jadi ketika tunanetra literatur
mencari referensi tentang ke Islaman dia langsung ke Makfufin .
huruf-huruf Arab dengan huruf Arab braille. Jadi ketika orang lain
butuh buku-buku ke Islaman disini tempatnya. Yang kita canangkan
Perpustakaan Braille bagi tunanetra yang goodfight
P : Program itu Pak, yang dicanangkan?
J : Iya, karena sesuai dengan visi,tujuan dan misi yayasan. Pendanaan
sedng kami usahakan untuk tahun-tahun ini.
P : YARFIN ada kerja samanya tidak pak?
J : Karena segmentasi jadi ada kerja samanya, yaitu segmentasi
keagamaan dengan adanya KEBIL (Komunitas Elektronik Braille
Indonesia) ketika tunanetra membutuhkan buku-buku bacaan
tinggal klik saja, ada softwarenya ada hardwarenya ga usah ke
Jakarta tinggal copy saja, print outnya tentu huruf braille makin
kesini makin canggih
P : Jadi program-program ini berkaitan dengan potensi yang dimiliki
tunanetra ya, pak?
J : Iya, jadi kenapa kita kaitkan pada pendidikan nasional karena
pendidikan agama bagi kaum tunanetra itu mempunyai manfaat
yang sangat penting salah satunya adalah sebagai sarana, terapi
kejiwaan para penyandang cacat dengan diajarkan pemahaman pada
agamanya. Maka dia menyadari bahwa musibah atau ujian yang
diberikan Allah kepada kita bukan merupakan akhir. Kemudian
sebagai sarana interaksi pada masyarakat, masyarakat memberikan
apresiasinya bukan karena kasihan tapi karena kapebel,
kemampuan, dan kompetennya, jadi kalau pembacaan doa teman-
teman tunanetra, si itu lho..jadi tewas orang awas..ha..ha. seperti
Sapto Wibowo baca Alqur’annya bagus sekali orang awas belum
tentu bisa. Kepentingan agama bagi tunanetra adalah alternatif
profesi tapi saingannya orang awas
Tangerang, 26 Mei 2011
Penulis Ketua Umum
Yayasan Raudlatul Makfufin
Siti Novita Sari Drs. Nur Kholiq, SQ
Lampiran 2
TRANSKIP WAWANCARA
Nama : Ade Ismail, S.Pd (28 Tahun)
Jabatan : Staf yayasan Raudlatul Makfufin Bid. Pengembangan Alqur’an
Braille
Hari/Tanggal : Senin, 14 April s/d 25 April 2011
P : Kebetulan kan saya sudah sempet membaca di brosur. Kakak
termasuk pengurus pengembangan Alqur’an braille, jadi ada
kesulitan tidak ka, dalam mengembangkan buku braille ini,
maksudnya kendalanya apa ka?
J : Kalau kendalanya ya. Karena kita braille Arab ya, kita sumber
daya manusianya masih kurang,emm.. Arab itu ya, tenaganya masih
kurang kita punya hanya 1 (satu) orang saja, masih apa ya..di
Jakarta juga satu-satunya. Jadi masih banyak tenaga yang belom
bisa untuk melakukan pembraillean bahasa Arab, sebenarnya
permintaan banyak dari masyarakat untuk buku-buku doa,hadits-
hadits. Ya tetapi ya itu, tenaganya kurang. Yang kedua biasalah,
masalah umum, ya..emm..pendanaan. pembraillean ini ya, biayanya
masih susah, karena kertas yang kita pakai, ya.. agak mahal
P : Kalau masalah sejarah berkembangnya yayasan itu seperti apa ya
kak?
J : Tempatnya semepet berpindah ya mba, berapa kali. Pendiriannya
dulu di Pulo Gadung, kalo awalnya sih ini yang saya tau ya,
mba.awalnya dulu majelis taklim pengajian tunanetra, Cuma berapa
orang gitu, waktu itu masih pengajian-pengajian keliling.
Cikalbakalnya, masa itu belum ada lembaga-lembaga diluar
pemerintah yang khusus memperhatikan pendidikan keagamaan.
Mula dari majelis taklim kemudian memiliki ide itu
lebih..apasih..di..legalkan, dibentuk pendiriannya tahun 1983 sejak
itu skeretariatannya masih dipulo gadung dan sempet beberapa kali
pindah ya..
P : Kenapa di Pulo Gadung kak, apa karena banyak yang mengikuti
pengajian di situ?
J : Itu karena sendiri yayasan almarhum pak Halim Sholeh tinggal di
Pulo Gadung kan waktu itu belum punya tempat yang pasti,
sebenarnya di Pulo Gadung itu empet berapa kali pindah ya..di Pulo
Gadung sempet agak lama, karena dulu sempet di Kampung sawah,
di Jatinegara itu. Karena di Pulo Gadung agak lama dirumah
almarhum pak Halim Sholeh dirumah beliau, dibuat tempat
kegiatan kemudian pada tahun 1992 ya.. pindah di Ciputat.
Ceritanya kita dapat peminjaman tanah guna pakai dari mentri Pak
Munawir, pembangunan yayasan dari umat dari masyarakat. Dan
dari Depag juga bangun dan ditambah dari lain-lain. Agak lama
disana ya..sampai tahun 2009
P :Di Ciputat program semua berjalan Kak?
J : Iya, memang waktu diCiputat berjalan ya. Ya, memang setelah
memasuki tahun 2000 itu, program agak sedikit mundur memang
banyak kendalanya juga. Pertama, pengajian-pengajian waktu itu
sudah agak banyak di daerah lain, kemudian transportasi sekitar
tahun 2000 itu kan, agak mulai mahal dan teman-teman juga agak
kesulitan untuk transportasi untuk kegiatan
P : Bukannya YARFIN menampung peserta didik kak, atau hanya
untuk kegiatan saja kak?
J : Ada yang menampung, ada yang datangkan. Emm.. kalo dulukan
ada santri jadi setiap hari ada kegiatan. Kalo sabtu minggu kita ada
majelis taklim umum untuk teman-teman tunanetra dari mana aja
P : Apa yang kakak dapat dari program-program YARFIN?
J : Ya, banyak sih ya. Seiring berjalan ya bisa baca Alqur’an braille
dan bisa mengajarkan juga dan pengetahuan agama yang lain.
Kemudian Alqur’an braille sudah lebih mudah didapat tidak seperti
dulu, sekitar tahun 90-80an kalau sekarang relatif lebih mudah
P : Jadi apakah yayasan berperan penting terhadap potensi yang ada
di teman-teman tunanetra?
J : Ya alhamdulillah potensi kita ya, cenderung keagamaan , seperti
ceramah, mengajar Alqur’an menjadi imam masjid, menjadi Qori.
Ya.. di masyarakat kita lebih mudah diterima
.P : Apa yang melatar belakangi kaka, untuk menjadi staf pada bidang
pengadaan Alqur’an Braille dan entry buku-buku sumber ke
agmaan?
J : Mungkin alasannya sama dengan Wahyu
P : ada kendala tidak ka, dalam pengadaan Braille ini?
J : Mungkin sama seperti wahyu bahwa tidak ada kesulitan dan
sesuai potensi saya dalam komputerisasi, mungkin kesulitan pada
teman-teman tunanetra yang baru belajar, kesulitan terletak pada
perabaan. Tetapi kalau sudah biasa lebih menyesuaikan tangan dan
pengucapan, karena harus diraba satu persatu kata
P : Sedangkan, yang mealatarbelakangi kaka sebagai staf atau
pengajar pada pesantren mingguan itu apa ka?
J : Saya itu sebagai pengajar pemula, untuk peningkatnya kak Sapto,
ya mungkin karena saya sudah lebih agak meningkatlah lebih bisa,
dalam membaca. Ya, apa salahnya kalau saya ikut membantu untuk
mengajar
Tangerang,26 Mei 2011
Penulis Pengurus YARFIN
Siti Novita Sari Ade Ismail
Lampiran 3
Transkip Wawancara
Nama : A. Wahyudi, Amd (25 Tahun)
Jabatan : Pengurus pada bidang pengadaan Al Qur’an Braille dan entry buku-
buku sumber ke islaman
Hari /tanggal : Senin, 25 April 2011
P : Sejak kapan anda bergabung dalam kegiatan yayasan?
J : Saya bergabung sudah lama, sejak masih di Pulogadung. Ini kan yang
mengusulkan kakek saya, jadi sejak kecil saya sudah mulai ikut-ikutan.
P : Anda di yayasan menjabat sebagai apa?
J : Saya mah, gak ada jabatannya cuma bantu-bantu aja, paling ngga pada
pengadaan Alqur’an Braille dan entry buku-buku sumber ke Islaman.
P : Apa yang melatar belakangi anda sebagai staf pengadaan Alqur’an
Braille dan entry buku-buku?
J : Karena Al Qur’an Braille dengan system komputerisasi hanya
yayasan Raudlatul Makfufin yang memiliki hak paten, sesungguhnya
pengerjaan Braille ini tidaklah sulit karena yayasan menggunakan
system komputerisasi modern memang sesuai bidang yang saya miliki.
Tangerang, 26 Mei 2011.
Penulis Pengurus Pengadaan Braille
Siti Novita Sari A. Wahyudi
Lampiran 4
Transkip Wawancara
Nama : Diah Rahmawati
TTL : Jakarta, 02 April 1985
Status : Mahasiswa (UHAMKA)
Jabatan : Peserta pesantern Tunanetra
Hari/tanggal : Selasa, 26 April 2011
P : Apa yang melatar belakangi anda mengikuti pesantren tunanetra ini?
J : Banyak ya, yaitu lebih mendalami pembelajaran Al Qur’an Braille,
menambah wawasan pengetahuan tentang tunanetra, bersosialisasi
dengan teman-teman tunanetra.
P : Apakah ada kendala bagi anda untuk mengikuti program-program
yayasan?
J : Kendalanya ada si, akses yang jauh dan kendaraan yang sulit untuk
mencapai ke yayassan, berbeda pada saat yayasan masih di Ciputat.
Jadi, dari gang itu jauh untuk sampai di yayasan jadi harus naik ojek.
P : Apakah program yayasan sudah sesuai dengan potensi yang anda
miliki?
P : Apakah anda penerima Al Qur’an Braille?
J : Saya mendapatkan Al Qur’an Braille.
J : kebetulan dikampus mempelajari tentang pendidikan islam jadi sesuai
dengan kemapuan saya lah, jadi kalau ada yang saya tidak mengerti di
kampus saya tinggal bertanya diyayasan.
P : kira-kira apa harapan anda untuk program-program yayasan?
J : harapan saya, dulu eksis ko sekarang malah mundur, program-
program lebih dimodifikasi, sehingga dapat menarik tunanetra baru
Jakarta, 26 Mei 2011
Penulis Peserta YARFIN
Siti Novita Sari Diah Rahmawati
Lampiran 5
Transkip wawancara
Nama : Wijaya
TTL : Jakarta, 26 Januari 1990
Status : Mahasiswa (UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta)
Jabatan : peserta pesantren tunanetra
Hari/tangggal : Senin, 02 Mei 2011
P : Apa yang melatar belakangi anda mengikuti pesantren tunanetra ini?
J : Memperdalam agama dan memperlancar membaca Al Qur’an, dan
memperbanyak teman
P : Apakah ada kendala bagi anda untuk mengikuti program-program
yayasan?
J : Masalah transportasi kali ya, tempatnya agak terlalu dalam. Sekarang
yayasan tempatnya agak terpencil jadi sulit.
P : Apa program-program yayasan sesuai dengan potensi yang anda
miliki?
J : Program yayasan sesuai dengan potensi saya, khususnya dalam
bidang public speaking
P : Apakah anda penerima Al Qur’an Braille?
J : Iya, saya dapat Al Qur’an dari yayasan
P : Apa harapan anada kedepan untuk yayasan?
J : Harapan saya yayasan semoga, dapat berjalan kegiatan pelatihan-
pelatihan agama, program dapat lebih menarik lagi lah.
Tangerang, 26 Mei 2011
Penulis Peserta YARFIN
Siti Novita Sari Wijaya
Lampiran 6
Transkip Wawancara
Nama : Abdurahman
TTL : Tangerang, 08 Mei 1985
Status : Mahasiswa (UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta)
Jabatan : peserta pesantren tunanetra
Hari/tanggal : Senin, 02 Mei 2011
P : Apa yang melatar belakangi anda mengikuti pesantren tunanetra ini?
J : Demi kebutuhan kita untuk membaca Al Qur’an. Kan untuk dijakarta
wadahnya itu. Kira-kira seperti itu.
P : Apakah ada kendala bagi anda untuk mengikuti program-program
yayasan?
J : Masalah transportasi, akses yang jauh.
P : Apa program-program yayasan sesuai dengan potensi yang anda
miliki?
J : Ya, cukup sesuai. Tapi kan orang itu kan punya kesenangan tersendiri.
Dengan mempelajari AlQur’an bagi say ya, sudah cukup
P : Apakah anda penerima Al Qur’an Braille/
J : Iya, saya menerima
P : Apa harapan anda kedepan untuk yayasan?
J : Harapan saya yayasan lebih berkembang, mencari jama’ah diluar
daerah agar terlealisasi.
Tangerang, 26 Mei 2011
Penulis Peserta YARFIN
Siti Novita Sari Abdurahman
LAMPIRAN 7
Transkip Wawancara
Nama : Nur Isnaini
TTL : Palu, 22 Juli 1993
Status : Pelajar (SLB A Pembina Tingkat Nasional, Lebak Bulus)
Jabatan : peserta pesantren mingguan
Hari/tanggal : Selasa, 24 Mei 2011
P : Apa yang melatar belakangi anda mengikuti pesantren tunanetra ini?
J : karena saya mulai ikut tahun kemarin, terus karena kebetulan saya kan
ikut paduan suara, jadi waktu yayasan ada acara jadi saya di undang
untuk paduan suara
P : Apakah ada kendala bagi anda untuk mengikuti program-program
yayasan?
J : Alhamdulilah lancr-lancar aja, kan di Ciereunde pesantren
migguannya, mungkin kalo ke yayasannya jauh
P : Apa program-program yayasan sesuai dengan potensi yang anda
miliki?
J : Ya, ada karena saya hobi nyanyi jadi kan saya bisa salurkan ke
nasyidnya, terus potensi dalam mengaji juga.
P : Apakah anda penerima Al Qur’an Braille?
J : Saya mengajukan karena saya belum memiliki Al Qur’an Braille,
walaupun saya belum lama menjadi peserta, baru tahun kemarin tapi
saya mengajukan.
P : Apa harapan anda kedepan untuk yayasan?
J : Harapan saya agar program dapat dikembangkan lagi
Tangerang, 26 Mei 2011
Penulis Peserta YARFIN
Siti Novita Sari Nur Isnaini
LAMPIRAN 8
Transkip Wawancara
Nama : Juanda
Tempat/tanggal lahir : Lampung, 19 Januari 1992
Status : Pelajar (Da’arul Ma’arif)
Jabatan : Peserta pesantren mingguan
Hari/tanggal : Selasa, 24 Mei 2011
P : Apa yang melatar belakangi anda mengikuti pesantren tunanetra ini?
J : saya kan ikut dari tahun 2005, ya jadi pengen belajar baca Al Qur’an
P : Apakah ada kendala bagi anda untuk mengikuti program-program
yayasan?
J : kendala di ongkos.
P : Apa program-program yayasan sesuai dengan potensi yang anda
miliki?
J : tersalurkan karena saya paduan suara, jadi tersalurkan potensi saya
dalam menyanyi terus kan sering yayasan mengadakan lomba-lomba.
P : Apakah anda penerima Al Qur’an Braille?
J : tidak mengajukan karena sudah ada.
P : Apa harapan anda kedepan untuk yayasan?
J : semoga memeproduksi Braille lebih banyak lagi.
Tangerang, 26 Mei 2011
Penulis Peserta YARFIN
Siti Novita Sari Juanda
LAMPIRAN 9
Transkip Wawancara
Nama : Angga Saputra
Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 16 Maret 1989
Status : Pelajar (SLB A Pembina Tinngkat Nasional, Lebak Bulus)
Jabatan : peserta pesantren mingguan
Hari/tanggal : Selasa, 24 Mei 2011
P : Apa yang melatar belakangi anda mengikuti pesantren tunanetra ini?
J : Karena orang tua saya yang nyuruh saya ikut, dari tahun 2005
P : Apakah ada kendala bagi anda untuk mengikuti program-program
yayasan?
J : Tidak ada kendala kalau yang mingguan, tapi kalo ke yayasan jauh,
kendalanya tempatnya jauh
P : Apa program-program yayasan sesuai dengan potensi yang anda
miliki?
J : Tidak juga, karena yayasan terlalu ke agamaan
P : Apakah anda penerima Al Qur’an Braille?
J : Iya, saya penerima karena saya belum punya Al Qur’an Braille
P : Apa harapan anda kedepan untuk yayasan?
J : Biar kegiatan program-program yayasan berjalan lagi seperti di
Ciputat.
Tangerang, 26 Mei 2011
Penulis Peserta YARFIN
Siti Novita Sari Angga Saputra
LAMPIRAN 10
Transkip Wawancara
Nama : Arif Faisal
Tempat/tanggal lahir : Pekalongan, 28 Mei 1993
Status : Pelajar (SLB A Pembina Tinngkat Nasional, Lebak Bulus)
Jabatan : peserta pesantren mingguan
Hari/tanggal : Selasa, 24 Mei 2011
P : Apa yang melatar belakangi anda mengikuti pesantren tunanetra ini?
J : kan saya baru bulan ini ikut program-program yayasan, terus belajar
baca Al Qur’an di lagu-laguin gitu, Qori gitu.
P : Apakah ada kendala bagi anda untuk mengikuti program-program
yayasan?
J : Kendalanya ga ada buat ikut program yang mingguan, kalo yayasan
yang di Serpong saya belum tahu
P : Apa program-program yayasan sesuai dengan potensi yang anda
miliki?
J : Iya, tapi sesuai dari segi keagamaan
P : Apakah anda penerima Al Qur’an Braille?
J : Tidak, saya tidak mengajukan
P : Apa harapan anda kedepan untuk yayasan?
J : Biar lebih maju aja program-programnya
Tangerang, 26 Mei 2011
Penulis Peserta YARFIN
Siti Novita Sari Arif Faisal
LAMPIRAN 11
Transkip Wawancara
Nama : Indar Yono
TTL : Bengkulu, 04 Maret 1986
Status : Pelajar (SLB A Pembina Tinngkat Nasional, Lebak Bulus)
Jabatan : peserta pesantren mingguan
Hari/tanggal : Selasa, 24 Mei 2011
P : Apa yang melatar belakangi anda mengikuti pesantren tunanetra ini?
J : Dulukan tahun 2005 saya pindahan dari Bengkulu, SLB Bengkulu
terus saya disuruh tinggal di Yayasan
P : Apakah ada kendala bagi anda untuk mengikuti program-program
yayasan?
J : Kendalanya ditransportasi dan akses yang jauh menuju yayasan.
P : Apa program-program yayasan sesuai dengan potensi yang anda
miliki?
J : sesuai potensi saya pada bidang keagamaan
P : Apakah anda penerima Al Qur’an Braille?
J : Saya tidak menerima Al Qur’an Braille, karena sudah ada
P : Apa harapan anda kedepan untuk yayasan?
J : Programnya mungkin lebih dikembangkan lagi agar lebih menarik
tunanetra-tunanetra yang baru
Tangerang, 26 Mei 2011
Penulis Peserta YARFIN
Siti Novita Sari Indar Yono
LAMPIRAN 12
Transkip Wawancara
Nama : Nurul Hakim
TTL : Tasikmalaya, 26 Maret 1997
Status : Pelajar (SLB A Pembina Tinngkat Nasional, Lebak Bulus)
Jabatan : peserta pesantren mingguan
Hari/tanggal : Selasa, 24 Mei 2011
P : Apa yang melatar belakangi anda mengikuti pesantren tunanetra ini?
J : saya mah, ikut-kutan aja baru bulan ini ko
P : Apakah ada kendala bagi anda untuk mengikuti program-program
yayasan?
J : Saya pengen ngelancarin baca Al Qur’an
P : Apa program-program yayasan sesuai dengan potensi yang anda
miliki?
J : kalau potensi ya, sesuai dalam mmembaca Al Qur’an
P : Apakah anda penerima Al Qur’an Braille?
J : Saya tidak menerima Al Qur’an Braille karena sudah punya Al Qur’an
P : Apa harapan anda kedepan untuk yayasan?
J : Agar lebih maju aja program-programnya.
Tangerang, 26 Mei 2011
Penulis Peserta YARFIN
Siti Novita Sari Nurul Hakim
LAMPIRAN 13
Transkip Wawancara
Nama : M. Noval Anif
TTL : Jakarta, 25 Januari 1997
Status : Pelajar (SLB A Pembina Tinngkat Nasional, Lebak Bulus)
Jabatan : peserta pesantren mingguan
Hari/tanggal : Selasa, 24 Mei 2011
P : Apa yang melatar belakangi anda mengikuti pesantren tunanetra ini?
J : Sama dengan Nurul, Cuma ikut-ikutan aja baru bulan ini mulai ikut
P : Apakah ada kendala bagi anda untuk mengikuti program-program
yayasan?
J : Gak ada kendala kalo kegiatan mingguan, tapi kalau yayasan saya
belum tahu
P : Apa program-program yayasan sesuai dengan potensi yang anda
miliki?
J : Sesuai, Karena saya pengen mendalami membaca Al Qur’an apa lagi
bisa di lagu-laguin gitu bacanya.
P : Apakah anda penerima Al Qur’an Braille?
J : Saya, tidak penerima Braille, karena sudah punya
P : Apa harapan anda kedepan untuk yayasan?
J : Biar program-programnya lebih menarik lagi.
Tangerang, 26 Mei 2011
Penulis Peserta YARFIN
Siti Novita Sari M. Noval Anif
LAMPIRAN 14
Transkip Wawancara
Nama : A. Mustahim
TTL : Jakarta, 06 Februari 1988
Status : Mahasiswa (UNINDAR)
Jabatan : peserta pesantren mingguan
Hari/tanggal : Selasa, 24 Mei 2011
P : Apa yang melatar belakangi anda mengikuti pesantren tunanetra ini?
J : Sayakan mulai ikut tahun 2009, terus ingin belajar Al Qur’an terus
menjalin silahturahmi, bersosialisasi banyak teman
P : Apakah ada kendala bagi anda untuk mengikuti program-program
yayasan?
J : Kendala ditransportasi menuju ke yayasan , akses yang jauh tapi kalau
kegiatan pesantren mingguan tidak ada kendala
P : Apa program-program yayasan sesuai dengan potensi yang anda
miliki?
J : Program yayasan merupakan penyaluran potensi yang saya miliki
yaitu Qori, saya ingin dapat lebih mengasah potensi saya agar benar-
benar dapat menjadi Qori
P : Apakah anda penerima Al Qur’an Braille?
J : Saya memang tidak mengajukan menjadi penerima Al Qur’an Braille
waulupun saya sudah lama menjadi peserta karena saya sudah memiliki
Al Qur’an Braille dari sekolah, ya pikir saya tidak mengajukan, lebih
baik diberikan kepada teman-teman yang belum dapat
P : Apa harapan anda kedepan untuk yayasan?
J : harapan saya agar program lebih dikembangkan dan ditingkatkan,
berupaya untuk menarik tunanetra biar lebih semangat.
Tangerang, 26 Mei 2011
Penulis Peserta YARFIN
Siti Novita Sari A. Mustahim
LAMPIRAN 15
STRUKTUR ORGANISASI YAYASAN RAUDLATUL MAKFUFIN
Ketua Umum
Yayasan Raudlatul Makfufin
Drs. Nur Kholiq, SQ.
PEMBINA
KETUA UMUM
SEKRETARIS
UMUM
BENDAHARA
UMUM
SEKRETARIS I BENDAHARA I
KABID.SUMBER
DAYA
ORGANISASI
KABID.
KESEJAHTERAAN
UMAT
KABID.
PENDIDIKAN
DAN DAKWAH
SEKSI KESEHATAN SEKSI BANTUAN
SOSIAL
SEKSI KERUMAH
TANGGAN
SEKSI
PENGEMBANGAN
ALQUR’AN BRAILLE
SEKSI DAKWAH SEKSI PENDIDIKAN
LAMPIRAN 24
PRINTER BRAILLE DENGAN SISTEM KOMPUTERISASI
1 SET AL QUR’AN BRAILLE TERBITAN YAYASAN RAUDLATUL
MAKFUFIN
LAMPIRAN 25
PERLOMBAAN MARAWIS
KEGIATAN PESANTREN MINGGUAN