EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB...

59
EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS TIMUR PROVINSI LAMPUNG (Studi Kasus Ruas 003, 004, 005, 006, dan 007) (Skripsi) Oleh AGUNG SATRIA KURNIAWAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2017

Transcript of EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS TIMURPROVINSI LAMPUNG

(Studi Kasus Ruas 003, 004, 005, 006, dan 007)(Skripsi)

Oleh

AGUNG SATRIA KURNIAWAN

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG2017

Page 2: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

ABSTRACT

EVALUATION OF DEVELOPMENT EASTERN HIGHWAY IN PROVINCEOF LAMPUNG

ByAGUNG SATRIA KURNIAWAN

Indonesian transport system is still dominated by ground transportation, it makes theroad has an important role in economic growth. Road in the province of lampung isconsists of national roads, provincial roads, and district/city roads. Eastern highwayhas been operating since 2000, consists of two primary arterial road which are section001 and 002 as well as five primary collector roads, they are sections 003, 004, 005,006, and 007.

To find out the development of eastern highway in lampung province in terms of across-roads, the value of roads condition , and transformation of land use along asinformation to policy maker

The development of road condition pre-construction up to 2015, the decliningcondition of the section 003 and 004 with the condition were 7 km and 9,4 km.Section 005, 006, and 007 increased in 2015, dandy condition on each section are 51km, 55 km, and 32,9 km. Condition of stability section 003 in the amounth of 100%,section 004 in the amounth of 99,78%, section 005 in the amounth of 100%, section006 in the amounth of 99,46%, and section 007 in the amounth of 100%.Transformation of land use along the eastern highway from 2002 to 2015 showed amodification by each classification include: residence growth 203.70 %, vegetationgrowth 108.20 %, agriculture growth 66.94 %, and plantation growth 58.99 %.

Keywords : Eastern Highway, The value of road condition, Land use

Page 3: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

ABSTRAK

EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS TIMUR PROVINSI

LAMPUNG

Oleh

AGUNG SATRIA KURNIAWAN

Sistem transportasi Indonesia masih didominasi oleh transportasi darat membuat jalan

memiliki peran yang penting dalam pertumbuhan ekonomi. Jalan Provinsi Lampung

terdiri dari jalan nasional, jalan provinsi dan jalan kabupaten/kota. Jalan lintas timur

telah beroperasi sejak tahun 2000 terdiri dua ruas jalan arteri primer yaitu ruas 001

dan 002 dan lima ruas jalan kolektor primer yaitu ruas 003, 004, 005, 006 dan 007.

Untuk mengetahui perkembangan jalan lintas timur Provinsi Lampung ditinjau dari

penampang jalan, nilai kondisi jalan, dan perubahan tata guna lahan serta sebagai

informasi kepada pengambil kebijakan.

Perkembangan kondisi jalan pra konstruksi hingga tahun 2015, kondisi menurun pada

ruas 003 dan 004 dengan kondisi sedang 7 km dan 9.4 km. Ruas 005, 006, dan 007

meningkat pada tahun 2015. Kondisi baik masing-masing 51 km, 55 km, dan 32.9

km. Kondisi kemantapan ruas 003 senilai 100%, ruas 004 senilai 99.78%, ruas 005

senilai 100%, ruas 006 senilai 99.46%, dan ruas 007 senilai 100%. Perubahan tata

guna lahan di sepanjang lintas timur dari tahun 2002 hingga 2015 menunjukan

perubahan dengan klasifikasi masing-masing meliputi: permukiman tumbuh

203.70%, vegetasi tumbuh 108.20%, pertanian tumbuh 66.94%, dan perkebunan

tumbuh 58.99%.

Kata kunci: Jalan Lintas Timur, Nilai Kondisi Jalan, Tata Guna Lahan

.

Page 4: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS TIMUR PROVINSI

LAMPUNG

(Studi kasus ruas 003, 004, 005, 006 dan 007)

Oleh

AGUNG SATRIA KURNIAWAN

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA TEKNIK

Pada

Jurusan Teknik SipilFakultas Teknik Universitas Lampung

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

Page 5: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi
Page 6: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi
Page 7: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi
Page 8: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Agung Satria Kurniawan lahir di Kejadian pada tanggal 25

Agustus 1993, merupakan anak pertama dari pasangan

Bapak Muchyar dan Ibu Sunarsih.

Penulis memiliki tiga orang saudara laki-laki yang bernama

Surya Christian Hadi, Bima Satria Pamungkas, dan Duta

Gresandi Maskur.

Penulis menempuh pendidikan dasar di SDN 2 Kejadian, Kab. Mesuji yang

diselesaikan pada tahun 2005. Pendidikan tingkat pertama ditempuh di SMPN 5

Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2008. Kemudian melanjutkan

pendidikan tingkat atas di SMA Bhakti Utama Bandar Lampung yang

diselesaikan pada tahun 2011.

Penulis diterima menjadi mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,

Universitas Lampung pada tahun 2011. Pada saat menjadi Mahasiswa Penulis

mengikuti salah satu tri darma perguruan tinggi yaitu pengabdian terhadap

masyarakat di Kampung Sukanegeri kecamatan Gunung Labuhan Kab. Way

Kanan serta mengikuti Kerja Praktik Lapangan dalam proyek lanjutan perluasan

Apron 80 x 120 m, Taxiway, dan Fillet termasuk Marking Bandar Udara Radin

Inten II Lampung.

Page 9: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

Penulis juga mengikuti Organisasi Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil (Himateks)

sebagai anggota advokasi tahun 2011-2012, staf internal Badan Eksekutif

Mahasiswa Fakultas Teknik (BEM FT) Unila 2012-2013, anggota Bidang

Kaderisasi Himateks tahun 2013-2014, kepala Dinas Kesekretariatan dan

Kewirausahaan BEM FT Unila 2013-2014.

Page 10: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

MOTTO

“Cobalah untuk tidak menjadi orang yang sukses,tetapi menjadi orang yang bernilai”

(Albert Einstein)

“Bermimpilah setinggi langit, jika engkau jatuh…engkau akan jatuh di antarabintang - bintang”

(Ir. Soekarno)

“Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar”(Khalifah ‘Umar)

“Sesungguhnya dibalik kesukaran itu ada kemudahan”(Al-Quran : Al-ayat)

”Yang menempa mu selama ini kecil ataupun besar akan menentukan siapadirimu di masa depan”

(Agung Satria Kurniawan)

Page 11: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

Persembahan

Sebuah karya kecil buah pemikiran dan kerja keras untuk,

Ayahandaku tercinta Alm. Muchyar,

Ibundaku tercinta Sunarsih, ,

Adinda Surya Christian Hadi,

Adinda Bima Satria Pamungkas,

Adinda Duta Gresandi Maskur,

Serta saudara seperjuangan Teknik Sipil Angkatan 2011

SIPIL JAYA !!!!!

Page 12: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

SANWACANA

Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

Subhanahu Wa Ta’ala yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya,

sehingga skripsi dengan judul Evaluasi Perkembangan Jalan Lintas Timur

Provinsi Lampung (studi kasus ruas 003, 004, 005, 006, dan 007) dapat

terselesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana

Teknik pada program reguler Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Lampung.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa pada penulisan skripsi ini masih banyak

terdapat kekurangan dan kesalahan, oleh sebab itu penulis mohon maaf dan

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulusnya

kepada :

1. Prof. Drs. Suharno, M.sc., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas

Lampung.

2. Gatot Eko Susilo, S.T., M.Sc., Ph.D selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil,

Fakultas Teknik, Universitas Lampung.

3. Ir. Yohannes Martono Hadi, M.T. selaku Dosen Pembimbing I skripsi..

4. Ir. Idharmahadi Adha, M.T. selaku Dosen Pembimbing II skripsi.

Page 13: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

ii

5. Ir. Dwi Herianto, M.T. selaku Dosen Penguji skripsi.

6. Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A. Selaku Dosen Pembimbing Akademis

7. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Lampung.

8. Kedua orang tua penulis (Alm. Muchyar dan Sunarsih) yang telah

memberikan restu dan doanya, Adikku (Surya, Bima, Duta).

9. Teman seperjuangan skripsi (Tuti Alawiya, S.T. dan Ratih Diah Permani).

10. Untuk Desy Rahmawati Romlah, terima kasih telah menjadi penyemangat

buat ku, serta Agustin dan Ummi yang telah membantu hingga skripsi ini

terselesaikan.

11. Teman sekaligus para sahabat (Ikra, Bakti, Fikri, Sukamto, Septian, Jefri,

Adit, Avin, Angga, Ucup, Cindy, Nikmah, Novri, Suhardi, Barkah, dll).

12. Seluruh keluarga besar Jurusan Teknik Sipil, Universitas Lampung,

khususnya angkatan 2011.

Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu

dan memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis sangat

berharap karya kecil ini dapat bermanfaat bagi pembaca, terutama bagi penulis

sendiri.

Bandar Lampung, Januari 2017

Penulis,

Agung Satria Kurniawan

Page 14: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

DAFTAR ISI

HalamanDAFTAR TABEL .......................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vi

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang ............................................................................... 1B. Rumusan Masalah .......................................................................... 3C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 4E. Batasan Masalah............................................................................. 5

II. TINJAUAN PUSTAKAA. Gambaran Umum Wilayah Study ................................................ 6B. Jalan .............................................................................................. 7C. Evaluasi Jalan ............................................................................... 13D. IRMS (Integrated Road’s Management System) .......................... 14E. RCI (Road Condition Index) ......................................................... 7F. IRI (International Roughness Index) ............................................ 20G. Tingkat Pelayanan Jalan................................................................ 20H. Tata Guna Lahan ........................................................................... 21

III. METODOLOGI PENELITIANA. Lokasi Penelitian ........................................................................... 25B. Peralatan Penelitian........................................................................ 26C. Tahapan Penelitian ......................................................................... 26D. Tahapan Persiapan ......................................................................... 27E. Survei Lapangan ............................................................................ 27F. Pengumpulan Data ......................................................................... 28G. Analisis Data dan Hasil ................................................................. 28H. Diagram Alir Metode Penelitian .................................................... 35

Page 15: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

iv

HalamanIV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Rekapitulasi Data .......................................................................... 36B. Hasil Pengolahan Data ................................................................... 45

V. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan .................................................................................... 104B. Saran .............................................................................................. 106

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

DAFTAR TABEL

HalamanTabel 1. Ruas jalan lokasi penelitian................................................................ 6

Tabel 2. Nilai kondisi permukaan jalan secara visual berdasarkan nilai RCI.. 18

Tabel 3. Penilaian kondisi jalan ....................................................................... 29

Tabel 4. Perkembangan jenis perkerasan jalan lintas timur Provinsi Lampung 43

Tabel 5. Perkembangan ruas jalan lintas timur Provinsi Lampung menurutSurat Keputusan Menteri ................................................................... 46

Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi Lampung pada masakonstruksi hingga tahun 2015 ........................................................... 47

Tabel 7. Kondisi jalan lintas timur Provinsi Lampung pada masa prakonstruksi (2000) ............................................................................... 55

Tabel 8. Hasil Sinkronisasi data ANDAL dan SK Menteri PUPR tahun 2015 56

Tabel 9. Nilai kondisi jalan lintas timur pada Desember 2012 ........................ 58

Tabel 10. Nilai kondisi jalan lintas timur pada Juni 2013................................ 60

Tabel 11. Nilai kondisi jalan lintas timur pada Juni 2014................................ 62

Tabel 12. Nilai kondisi jalan lintas timur pada Desember 2014 ...................... 64

Tabel 13. Nilai kondisi jalan lintas timur pada Mei 2015................................ 66

Tabel 14. Nilai kondisi jalan lintas timur pada November 2015 ..................... 68

Tabel 15. Perkembangan tata guna lahan......................................................... 100

Page 17: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

DAFTAR GAMBAR

HalamanGambar 1. Peta lokasi penelitian..................................................................... 25

Gambar 2. Bagan Alir Metode Penelitian ....................................................... 35

Gambar 3. Peta Jaringan Jalan Nasional Provinsi Lampung .......................... 38

Gambar 4. Sketsa Jaringan Jalan Nasional Provinsi Lampung....................... 39

Gambar 5. Peta existing perkerasan pra konstruksi (2000)............................. 40

Gambar 6. Peta existing perkerasan masa konstruksi (2001-2004) ............... 41

Gambar 7. Peta existing perkerasan tahun 2015 ............................................ 42

Gambar 8. Existing penampang jalan lintas timur Provinsi Lampung masapra konstruksi ................................................................................ 48

Gambar 9. Existing penampang jalan lintas timur Provinsi Lampung masapasca kontruksi .............................................................................. 49

Gambar 10. Existing penampang jalan lintas timur Provinsi Lampungtahun 2015..................................................................................... 50

Gambar 11. Existing penampang jalan lintas timur Provinsi Lampungtahun 2015 (lanjutan) .................................................................... 51

Gambar 12. Pertumbuhan jumlah jembatan pada ruas jalan lintas timurProvinsi Lampung ........................................................................ 53

Gambar 13. Lintas timur nilai kondisi jalan pra kontruksi/tahun 2000 .......... 57

Gambar 14. Lintas timur nilai kondisi jalan Desember 2012 .......................... 59

Gambar 15. Lintas timur nilai kondisi jalan Juni 2013.................................... 61

Gambar 16. Lintas timur nilai kondisi jalan Juni 2014.................................... 63

Page 18: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

vii

HalamanGambar 17. Lintas timur nilai kondisi jalan Desember 2014 .......................... 65

Gambar 18. Lintas timur nilai kondisi jalan Mei 2015 ................................... 67

Gambar 19. Lintas timur nilai kondisi jalan September 2015 ......................... 69

Gambar 20. Treatment lintas timur nilai kondisi jalan ruas 003...................... 71

Gambar 21. Treatment lintas timur nilai kondisi jalan ruas 004...................... 74

Gambar 22. Treatment lintas timur nilai kondisi jalan ruas 005...................... 77

Gambar 23. Treatment lintas timur nilai kondisi jalan ruas 006...................... 80

Gambar 24. Treatment lintas timur nilai kondisi jalan ruas 007...................... 83

Gambar 25. Treatment lintas timur nilai kondisi jalan ruas 003-007 ............. 86

Gambar 26. Peta administrasi kecamatan di sepanjang lintas timur................ 88

Gambar 27. Peta penggunaan lahan ruas 003 tahun 2002 ............................... 89

Gambar 28. Peta penggunaan lahan ruas 004 tahun 2002 ............................... 90

Gambar 29. Peta penggunaan lahan ruas 005 tahun 2002 ............................... 91

Gambar 30. Peta penggunaan lahan ruas 006 tahun 2002 .............................. 92

Gambar 31. Peta penggunaan lahan ruas 007 tahun 2002 ............................... 93

Gambar 32. Peta penggunaan lahan ruas 003 tahun 2015 ............................... 94

Gambar 33. Peta penggunaan lahan ruas 004 tahun 2015 ............................... 95

Gambar 34. Peta penggunaan lahan ruas 005 tahun 2015 ............................... 96

Gambar 35. Peta penggunaan lahan ruas 006 tahun 2015 ............................... 97

Gambar 36. Peta penggunaan lahan ruas 007 tahun 2015 ............................... 98

Gambar 37. Perkembangan tata guna lahan jalan Lintas Timur ProvinsiLampung........................................................................................ 99

Gambar 38. Hubungan tyical cross hasil analisis dengan hasil survei (a) ....... 100

Gambar 39. Hubungan tyical cross hasil analisis dengan hasil survei (b) ....... 101

Page 19: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

viii

HalamanGambar 40. Hubungan tyical cross hasil analisis dengan hasil survei (c) ....... 102

Page 20: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dalam menunjang

keberhasilan pembangunan terutama dalam bidang perekonomian di suatu

Negara khususnya Indonesia. Sistem transportasi membantu meningkatkan

pelayanan mobilisasi masyarakat, baik untuk kebutuhan barang maupun jasa.

Sistem transportasi Indonesia yang masih didominasi oleh transportasi darat

membuat jalan memiliki peran yang lebih dominan dalam pertumbuhan

ekonomi. Kondisi sarana dan prasarana jalan juga mendorong pertumbuhan

perekonomian antar daerah yang terkoneksi oleh jaringan infrastruktur,

sehingga diharapkan di berbagai daerah terjadi pertumbuhan yang merata.

Provinsi Lampung sebagai provinsi terdepan dan pintu gerbang arus

mobilisasi ke Pulau Sumatera memiliki peran yang penting dalan kelancaran

distribusi barang maupun jasa. Kebutuhan jalan berkaitan erat dengan

pertumbuhan pembangunan di berbagai sendi kehidupan masyarakat karena

jalan merupakan bagian yang terpenting sebagai sarana pendukung

pergerakan lalu lintas khususnya bagi para pengguna jalan.

Page 21: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

2

Kondisi jalan di Provinsi Lampung saat ini terdiri dari jaringan jalan

Nasional, jalan Provinsi dan jalan Kabupaten/Kota. Jaringan jalan ini masih

ditambah lagi dengan jalan khusus yaitu jalan yang dikelola/ditangani oleh

suatu pengelola berupa badan/intansi/perusahaan seperti jalan kompeks, jalan

inspeksi, jalan perkebunan dan sebagainya.

Menurut Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

tahun 2015, khususnya jalan Nasional Provinsi Lampung memiliki panjang

total 1.292,21 km yang terdiri dari jalan Lintas Timur, jalan Lintas Tengah,

jalan Lintas Barat, jalan Lintas Dalam Kota, jalan Feeder Timur – Tengah,

jalan Feeder Tengah – Barat dan jalan Feeder Tegineneng – Sukadana, dan

jalan Nasional Baru.

Jalan Lintas Timur adalah jalan yang telah beroperasi sejak tahun 2000 dan

merupakan salah satu jalan nasional yang memiliki peran penting dalam

mobilisasi barang dan jasa baik masuk maupun keluar Pulau Sumatera,

membantu pertumbuhan ekonomi di Pulau Sumatera khususnya Provinsi

Lampung. Jalan Lintas Timur terdiri dari tujuh ruas jalan, dua ruas

merupakan jalan arteri primer yaitu ruas 001 dan ruas 002 dan lima ruas

merupakan jalan kolektor primer yaitu ruas 003, ruas 004, ruas 005, ruas 006

dan ruas 007. Untuk itu, jalan Lintas Timur ini dievaluasi perkembangannya

menggunakan Integrated Road’s Management System (IRMS).

IRMS merupakan suatu sistem yang digunakan untuk perencanaan,

inventarisasi dan penyusunan program jalan. Direktorat Jederal Bina Marga

Page 22: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

3

selama 10 (sepuluh) tahun terakhir ini telah menggunakannya yang diadopsi

dari HDM III (Highway Design and Maintenance, Version III).

Selain berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi jalan juga berpengaruh

terhadap perubahan sosial masyarakat, perubahan lingkungan dan perubahan

tata guna lahan. Begitupun dengan jalan Lintas Timur Provinsi Lampung

yang telah beroperasi sejak tahun 2000. Khususnya perubahan tata guna

lahan, jalan Lintas Timur Provinsi Lampung mengakibatkan terjadinya alih

fungsi lahan dibeberapa wilayah. Untuk melihat perubahan tata guna lahan

perlu dilakukan analisis menggunakan gambar citra satelit.

Oleh sebab itu, melihat begitu berpengaruh dan pentingnya jalan Lintas

Timur sebagai salah satu akses ke Pulau Sumatera khususnya Provinsi

Lampung, maka diperlukan evaluasi perkembangan untuk melihat struktur

perkerasan, nilai kondisi jalan tersebut serta melihat pengaruhnya terhadap

perubahan tata guna lahan. Evaluasi tersebut dimaksudkan untuk mengetahui

perkembangan Jalan Lintas Timur Provinsi Lampung baik penampang jalan,

kondisi jalan serta perubahan tata guna lahan selama beroperasi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diuraikan beberapa

permasalahan, yaitu :

1. Provinsi Lampung merupakan jalan pintu gerbang daratan Sumatera dari

pulau jawa menuju ke provinsi-provinsi yang ada di pulau Sumatera,

maupun sebaliknya sehingga beban lalu lintas pada jaringan jalan

nasional Propinsi Lampung lebih tinggi.

Page 23: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

4

2. Jalan Lintas Timur Sumatera sebagai jalan nasional telah beroperasi sejak

tahun 2000, diperlukan evaluasi untuk mengetahui perkembangan jalan

dan tata guna lahan.

3. IRMS merupakan suatu sistem yang digunakan untuk perencanaan,

inventarisasi dan penyusunan program jalan yang dikembangkan oleh

Departemen Pekerjaan Umum untuk mengelola aset jalan (Highway

Asset Management) di Indonesia.

4. citra landsat merupakan gambar atau foto yang diambil dari satelit

menggunakan periode waktu tertentu.

5. evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan penampang

jalan, kondisi jalan, dan perubahan tata guna lahan Jalan Lintas Timur

Provinsi Lampung selama beroperasi.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan Jalan

Lintas Timur Provinsi Lampung ditinjau perkembangan penampang jalan,

nilai kondisi Jalan, dan perubahan tata guna lahan serta sebagai informasi

kepada pengambil kebijakan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini yaitu :

1. bagi Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga,

khususnya Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional III Palembang

(BBPJN), diharapkan evaluasi perkembangan jalan dapat memberikan

Page 24: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

5

informasi tentang yang telah terjadi pada Jalan Lintas Timur Provinsi

Lampung (Simpang Bujung Tenuk – Simpang Bakauheni).

2. dapat digunakan sebagai bahan kajian studi tentang kondisi jalan oleh

peneliti lainnya.

E. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. pada penelitian ini penulis hanya akan membahas tentang Evaluasi

Perkembangan Jalan Lintas Timur Provinsi Lampung (Simpang Bujung

Tenuk – Simpang Bakauheni) ditinjau perkembangan penampang jalan,

kondisi jalan dan perubahan tata guna lahan dari tahun 2000 hingga tahun

2015.

2. lokasi penelitian ini di Jalan Lintas Timur Provinsi Lampung dengan

rincian ruas jalan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum

dan Perumahan Rakyat 2015 dapat dilihat pada Tabel 1.

3. Data yang telah didapatkan adalah :

a. data sekunder berupa data IRMS Desember 2012, Juni 2013, Juni

2014, Desember 2014 dan Mei 2015, serta Dokumen ANDAL Lintas

Timur Provinsi Lampung dan data yang berkaitan dengan penelitian.

b. data sekunder berupa Shape file jalan dan Shape file kecamatan

Provinsi Lampung, interprestasi citra landsat 7 tahun 2002 dan 2015

(Path 123 row 63 dan Path 123 row 64) Provinsi Lampung.

c. data primer berupa dokumentasi video, foto dan formulir standar

kondisi jalan beraspal.

Page 25: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Gambaran Umum Wilayah Study

Menurut Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Tahun 2015, jaringan

jalan nasional di provinsi Lampung yang terdiri dari Jalan Lintas Timur, Jalan

Lintas Tengah, Jalan Lintas Barat dengan total panjang 1.292,21 Km.

Adapun rincian ruas lokasi survey penelitian berada di Jalan Lintas Timur

Provinsi Lampung yang terbagi menjadi beberapa ruas sebagai berikut.

Tabel 1. Ruas jalan lokasi penelitian

No NomorRuas

Nama Ruas Panjang(Km)

1 003 Sp. Bujung Tenuk - Bts. Kab. Lampung Tengah/Kab. Tl.Bawang

18,96

2 004 Bts. Kab. Lampung Tengah/Kab. Tl. Bawang - Bts. Kab.Lampung Tengah/Kab. Lampung Timur

45,43

3 005 Bts. Kab. Lampung Tengah/Kab. Lampung Timur – WayJepara

51,81

4 006 Way Jepara – Way Skp. Bunut 55,855 007 Way Skp. Bunut – Sp. Bakauheni 33,15

Sumber. Surat Keputusan Menteri PUPR 2015

Dari tabel diatas ruas Jalan Lintas Timur Provinsi Lampung yang di survey

memiliki total panjang 205,188 Km.

Page 26: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

7

B. Jalan

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 dan

Undang – Undang Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan, jalan umum dapat

diklasifikasikan dalam sistem jaringan jalan, fungsi jalan, status jalan, dan

kelas jalan. Adapun uraiannya sebagai berikut :

1. Klasifikasi menurut fungsi pada sistem jaringan jalan

Klasifikasi jalan berdasarkan fungsi pada sistem jaringan jalan adalah

sebagai berikut:

a. Sistem jaringan jalan primer

Sistem jaringan jalan primer terdiri dari jalan arteri primer, jalan

kolektor primer, jalan lokal primer, dan jalan lingkungan primer,

dimana disusun berdasarkan rencana tata ruang dan pelayanan

distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di

tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi

yang berwujud pusat-pusat kegiatan sebagai berikut:

1. menghubungkan secara menerus pusat kegiatan nasional, pusat

kegiatan wilayah, pusat kegiatan lokal sampai ke pusat kegiatan

lingkungan

2. menghubungkan antarpusat kegiatan nasional

Sistem jaringan primer disusun mengikuti ketentuan pengaturan

tata ruang dan struktur pengembangan wilayah tingkat Nasional

yang menghubungkan simpul - simpul jasa distribusi sebagai

berikut:

Page 27: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

8

1. Jalan arteri primer

Jalan ini menghubungkan secara berdaya guna antarpusat kegiatan

nasional atau antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan

wilayah, dengan persyaratan teknis sebagaimana diatur dalam PP

No. 34 tahun 2006, sebagai berikut:

a. didesain paling rendah dengan kecepatan 60 km/jam

b. lebar badan jalan paling sedikit 11 meter

c. kapasitas lebih besar daripada volume lalu lintas rata-rata

d. lalu lintas jarak jauh tidak boleh terganggu oleh lalu lintas

ulang-alik, lalu lintas lokal dan kegiatan lokal

e. jumlah jalan masuk, ke jalan arteri primer, dibatasi secara

effisien sehingga kecepatan 60 km/jam dan kapasitas besar

tetap terpenuhi

f. jalan arteri primer yang memasuki kawasan perkotaan dan/atau

kawasan pengembangan perkotaan tidak boleh terputus

2. Jalan kolektor primer

Merupakan jalan yang menghubungkan secara berdaya guna

antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lokal,

antarpusat kegiatan wilayah, atau antara pusat kegiatan wilayah

dengan pusat kegiatan lokal. Adapun persyaratan teknis dari jalan

ini, sebagai berikut:

a. didesain paling rendah dengan kecepatan 40 km/jam

b. lebar badan jalan paling sedikit sembilan meter

c. kapasitas lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata

Page 28: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

9

d. jumlah jalan masuk dibatasi, dan direncanakan sehingga dapat

dipenuhi kecepatan paling rendah 40 km/jam

e. jalan kolektor primer yang memasuki kawasan perkotaan tidak

boleh terputus

3. Jalan lokal primer

Merupakan jalan yang menghubungkan secara berdaya guna pusat

kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lingkungan, pusat

kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lingkungan, antarpusat

kegiatan lokal, atau pusat kegiatan lokal dengan pusat kegiatan

lingkungan, serta antarpusat kegiatan lingkungan. Adapun

persyaratan teknis dari jalan ini, sebagai berikut:

a. didesain paling rendah dengan kecepatan 20 km/jam

b. lebar badan jalan paling sedikit 7,5 meter

c. jalan lokal primer yang memasuki kawasan pedesaan tidak

boleh terputus.

4. Jalan lingkungan primer

Merupakan jalan yang menghubungkan antarpusat kegiatan di

dalam kawasan perdesaan dan jalan di dalam lingkungan kawasan

perdesaan. Adapun persyaratan teknis dari jalan ini, sebagai

berikut:

a. didesain paling rendah dengan kecepatan 15 km/jam

b. lebar badan jalan paling sedikit 6,5 meter

c. jalan lingkungan primer yang tidak diperuntukkan bagi

kendaraan

Page 29: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

10

d. bermotor beroda tiga atau lebih harus memiliki lebar badan

jalan paling sedikit 3,5 meter

b. Sistem jaringan jalan sekunder

Sistem jaringan jalan sekunder disusun berdasarkan rencana tata ruang

wilayah kabupaten/kota dan pelayanan distribusi barang dan jasa

untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan yang menghubungkan

secara menerus kawasan yang mempunyai fungsi primer, fungsi

sekunder kesatu, fungsi sekunder kedua, fungsi sekunder ketiga, dan

seterusnya sampai ke persil. Fungsi jalan pada sistem jaringan jalan

sekunder terdiri dari:

1. Jalan Arteri Sekunder

Jalan ini menghubungkan menghubungkan kawasan primer

dengan kawasan sekunder kesatu, kawasan sekunder kesatu

dengan kawasan sekunder kesatu, atau kawasan sekunder kesatu

dengan kawasan sekunder kedua. Adapun persyaratan teknisnya,

sebagai berikut:

1. didesain berdasarkan kecepatan paling rendah 30 km/jam;

2. kapasitas sama atau lebih besar dari volume lalu lintas rata-

rata;

3. lebar badan jalan paling sedikit 11 meter;

4. pada jalan arteri sekunder, lalu-lintas cepat tidak boleh

terganggu oleh lalu-lintas lambat;

5. persimpangan sebidang dengan pengaturan tertentu harus

memenuhi kecepatan tidak kurang dari 30 km/jam

Page 30: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

11

2. Jalan kolektor sekunder

Jalan ini menghubungkan menghubungkan kawasan sekunder

kedua dengan kawasan sekunder kedua atau kawasan sekunder

kedua dengan kawasan sekunder ketiga. Adapun persyaratan

teknisnya, sebagai berikut:

a. didesain berdasarkan kecepatan paling rendah 20 km/jam;

b. lebar badan jalan paling sedikit 9 meter;

c. memiliki kapasitas yang lebih besar dari volume lalu lintas

rata-rata;

d. lalu lintas cepat tidak boleh terganggu oleh lalu lintas lambat;

e. persimpangan sebidang dengan pengaturan tertentu harus

memenuhi kecepatan tidak kurang dari 20 km/jam

3. Jalan lokal sekunder

Jalan ini menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan

perumahan, kawasan sekunder kedua dengan perumahan, kawasan

sekunder ketiga dan seterusnya sampai ke perumahan. Adapun

persyaratan teknisnya, sebagai berikut:

a. didesain berdasarkan kecepatan paling rendah 10 km/jam

b. lebar badan jalan tidak kurang dari 7,5 meter

4. Jalan lingkungan sekunder

Jalan ini menghubungkan antar persil dalam kawasan perkotaan.

Adapun persyaratan teknisnya, sebagai berikut:

a. didesain berdasarkan kecepatan paling rendah 10 km/jam,

diperuntukkan bagi kendaraan bermotor beroda tiga atau lebih

Page 31: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

12

b. lebar badan jalan tidak kurang dari 6,5 meter

c. jalan yang tidak diperuntukkan bagi kendaraan bermotor

beroda tiga atau lebih harus mempunyai lebar badan jalan

paling sedikit 3,5 meter

2. Klasifikasi menurut status jalan

Berdasarkan PP No. 34 tahun 2006 Pasal 25 sampai 30, jaringan jalan

yang diklasifikasikan menurut statusnya dibedakan menjadi 5 (lima) jenis,

yaitu sebagai berikut:

a. Jalan Nasional

Jalan yang diklasifikasikan dalam Jalan Nasional adalah jalan arteri

primer; jalan kolektor primer yang menghubungkan antar ibukota

provinsi; jalan tol; serta jalan strategis Nasional.

b. Jalan Provinsi

Jalan yang diklasifikasikan dalam Jalan Provinsi adalah jalan kolektor

primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota

kabupaten/kota, jalan kolektor primer yang menghubungkan antar

ibukota kabupaten/kota, jalan strategis provinsi, serta jalan di Daerah

Khusus Ibukota Jakarta, kecuali jalan sebagaimana dimaksud dalam

Jalan Nasional.

c. Jalan Kabupaten

Jalan yang diklasifikasikan dalam Jalan Kabupaten adalah jalan

kolektor primer yang tidak termasuk dalam jalan nasional dan

kelompok jalan provinsi, jalan lokal primer yang menghubungkan

ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, ibukota kabupaten

Page 32: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

13

dengan pusat desa, antar ibukota kecamatan, ibukota kecamatan

dengan desa, dan antar desa; jalan sekunder lain, selain sebagaimana

dimaksud sebagai jalan nasional, dan jalan provinsi; serta jalan yang

mempunyai nilai strategis terhadap kepentingan kabupaten.

d. Jalan Kota

Jalan yang diklasifikasikan dalam Jalan Kota adalah jaringan

jalan sekunder di dalam kota

e. Jalan Desa

Jalan yang diklasifikasikan dalam Jalan Desa adalah jalan lingkungan

primer dan jalan lokal primer yang tidak termasuk jalan kabupaten di

dalam kawasan pedesaan, dan merupakan jalan umum yang

menghubungkan kawasan dan/atau antar pemukiman di dalam desa.

C. Evaluasi Jalan

Evaluasi perkerasan jalan harus dilakukan secara teratur untuk mengetahui

kinerja sebuah perkerasan pada titik tertentu dan pada masa yang akan

datang. Evaluasi ini akan menentukan kemampuan sebuah perkerasan jalan

dalam memenuhi tiga fungsi dasar perkerasan jalan (keamanan, kenyamanan,

dan efesiensi pelayanan). Evaluasi jalan ini akan mencatat karakteristik–

karakteristik yang mampu menggambarkan kinerja perkerasan melalui

beberapa indeks. Berdasarkan pada karakteristik yang disurvei, evaluasi jalan

dapat diklasifikasikan menjadi evaluasi fungsional dan evaluasi struktural

(Christopher Bennet, 2007).

Page 33: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

14

a. Evaluasi fungsional, yaitu evaluasi berupa informasi tentang karakteristik

perkerasan jalan yang secara langsung memenuhi keselamatan dan

kenyamanan pengguna jalan serta pelayanan jalan. Karakteristik utama

yang disurvei pada evaluasi fungsional ini adalah dalam hal keamanan

berupa kekesatan permukaan jalan (skid resistance) dan tekstur

permukaan jalan (surface texture), serta ketidakrataan jalan (road

roughness), dalam hal pelayanan (serviceability).

b. Evaluasi structural, yaitu evaluasi berupa informasi tentang kinerja

struktur perkerasan terhadap beban lalul lintas dan kondisi lingkungan.

Kerusakan perkerasan secara tidak langsung akan mempengaruhi

masalah fungsional jalan seperti kegemukan pada jalan (pavement

bleeding) akan mempengaruhi kekesatan permukaan jalan (skid

resistace), dan retak pada sambungan jalan yang akan mempengaruhi

ketidakrataan jalan (road roughness).

D. IRMS (Integrated Road’s Management System)

Integrated Road’s Management System atau disingkat IRMS adalah suatu

sistem terpadu yang digunakan untuk membantu pengambil kebijakan jalan

dalam menghimpun data dan merencanakan program pemeliharaan jalan

nasional dan provinsi. Selain menjadi alat perencanaan program, perangkat

lunak ini juga dirancang untuk menjadi alat pemantau kondisi jalan yang dapat

digunakan baik ditingkat pusat maupun di tingkat daerah.

Page 34: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

15

Latar belakang program IRMS ini dibuat sebagai berikut :

Aset jaringan jalan yang ada harus dapat terus dipelihara. Pemeliharaan asset

jalan memerlukan dana yang cukup dan bersifat kontinu. Dana yang

dialokasikan tidak mencukupi untuk memenuhi seluruh kebutuhan

penanganan jalan yang diperlukan dan harus didistribusikan secara

proporsional. Pengambilan keputusan (manajemen) memerlukan alat bantu

untuk melaksanakan manajemen jalan secara optimal berdasarkan kaidah

teknis dan ekonomi.

IRMS sendiri terdiri dari sistem pangkalan data, sistem perencanaan

pemeliharaan jalan, sistem pemrograman pemeliharaan jalan, dan sistem

penganggaran pemeliharaan jalan. Sistem IRMS menerapkan fungsi, yang

berguna untuk proses validasi otomatis sehingga dapat menjamin akurasi data,

keamanan data didalamnya, dan memudahkan pemeliharaan database. IRMS

menyediakan fasilitas berupa hak pengguna sistem yang dapat dibagi kedalam

3 unit terkait (P2JJ, Balai, dan Pusat).

IRMS menerapkan fasilitas sistem yang berkemampuan menjaga keutuhan

database utama berupa daftar ruas jalan yang telah disesuaikan dengan

ketetapan ruas jalan sesuai Keputusan Menteri Pekerjaan Umum.

Data–data utama yang dipakai dalam pemrograman IRMS, adalah sebagai

berikut :

1. Data Titik Referensi (STR/DRP)

Survei data titik referensi disingkat STR (Data Reference Point Survei,

DRP) dimaksudkan untuk menentukan titik–titik referensi pada satu ruas

Page 35: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

16

jalan yang akan digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan survey

jalan lainnya.

2. Data Inventarisasi Jalan (RNI)

Survei Inventaris Jalan disiingkat SIJ (Road Network Inventory, RNI)

dimaksudkan untuk menginventarisasi atau mencatat keadaan jalan saat ini

dan juga saat yang lampau sebagai data sejarah perkembangan jalan

tersebut dalam bentuk table tekstur. Periode survey adalah 5 tahun sekali

dan apabila ruas jalan yang ada penanganannya maka harus disurvei

kembali, mengingat badan jalan ketika ada penanganan akan mengalami

perubahan.

3. Data Kondisi Jalan (RCS)

Maksud dan tujuan survey kondisi jalan disingkat SKJ (Road Condition

Survey, RCS) adalah untuk mendapatkan data kondisi dan bagian–bagian

jalan yang mudah berubah baik untuk jalan aspal, maupun jalan

tanah/kerikil sesuai kebutuhan untuk penyusunan rencana dan program

pembinaan jaringan jalan.

4. Dokumentasi (Foto dan Video)

Pembuatan foto dokumen jalan dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan

bagi petugas survei jalan dalam pembuatan foto–foto dokumen jalan

dengan kamera digital agar terdapat keseragaman dalam pelaksanaannya.

Data–data yang diperoleh dari survei–survei diatas menjadi masukan

dalam sistem perencanaan teknis jalan dan program pembinaan jaringan

jalan. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa hasil keluaran perangkat

lunak IRMS ini merupakan pedoman awal pada perencanaan penanganan

Page 36: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

17

jalan, sedangkan pemrograman penanganan jalan ditetapkan berdasarkan

pengamatan kondisi lapangan yang mutahir. Survei IRMS dilakukan oleh

tim dari P2JN (Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional) di masing–

masing provinsi sebanyak dua kali setahun. Data hasil IRMS masing–

masing provinsi kemudian dilaporkan ke Balai Pelaksanaan Jalan Nasional

yang menaungi provinsi tersebut untuk diverifikasi. Lalu dari Balai

Pelaksanaan, data dari masing – masing provinsi akan dikirim kepusat

untuk digunakan sebagai dasar perencanaan penanganan jalan nasional ke

depan.

E. RCI (Road Condition Index)

RCI (Road Condition Index) atau indeks kondisi jalan adalah salah satu

kinerja fungsional perkerasan yang dikembangkan oleh American Assosiation

of State Highway Officials (AASHO) pada tahun 1960an. Indeks kondisi jalan

dapat digunakan sebagai indicator tingkat kenyamanan dari suatu ruas jalan

yang dapat diestimasi dari ketidakrataan permukaan jalan. Indeks kondisi

jalan dapat juga ditentukan dengan pengamatan langsung secara visual di

lapangan oleh beberapa orang ahli. Indeks kondisi jalan (Road Condition

Index=RCI) adalah skala dari tingkat kenyamanan atau kinerja dari jalan,

dapat diperoleh dari pengukuran dengan cara visual. Skala angka RCI

bervariasi dari nilai 2-10, yang dapat dilihat pada Tabel 2.

Page 37: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

18

Tabel 2. Nilai kondisi permukaan jalan secara visual berdasarkan nilai RCI

No.

Diskripsi Jenis Permukaan Diskripsi Kondisi Nilai

Jalan Dilihat Secara Visual Lapangan Dilihat Secara RCI

Visual

1 Jalan tanah dengan drainase yang jelek,dan semua tipe permukaan yang tidakdiperhatikan sama sekali.

Tidak bisa dilalui 0 – 2

2 Semua tipe perkerasan yang tidakdiperhatikan sejak lama (4 – 5 tahun ataulebih)

Rusak berat, banyak lubang danseluruh daerah permukaan.

2 – 3

3 PM (Pemeliharaan Berkala) lama,Latasbum Lama, Batu Kerikil.

Rusak bergelombang, banyaklubang.

3 – 4

4 PM (Pemeliharaan Berkala) setelahpemakaian 2 tahun, Latasbum lama

Agak rusak, kadang – kadangada lubang, permukaan tidakrata.

4 – 5

5 PM (Pemeliharaan Berkala) baru,Latasbum Baru, Lasbutag setelahpemakaian2 tahun.

Cukup tidak ada atau sedikitsekali lubang, permukaan jalanagak tidak rata.

5 – 6

6 Lapis Tipis Lama dari Hotmix, LatasbumBaru, Lasbutag Baru.

Baik 6 – 7

7 Hotmix setelah 2 tahun, Hotmix Tipisdiatas PM (Pemeliharaan Berkala)

Sangat baik, umumnya rata. 7 – 8

8 Hotmix Baru (Lataston, Laston),peningkatan dengan menggunakan lebihdari 1 lapis.

Sangat rata dan teratur. 8 – 10

Sumber. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 13/PRT/M/2011

Dalam penentuan jenis pemeliharaan, yang dilakukan adalah mengidentifikasi

jenis juga besar atau kerusakan yang terjadi, adapun skala kerusakan dari tiap

kategori kerusakan yang ditinjau berdasarkan metode bina marga adalah :

1. Keretakan (Cracking), jenis keretakan yang ditinjau adalah retak kulit,

acak, melintang, memanjang (dengan skala kerusakan 5, 4, 3, 1), dengan

ketentuan lebar retakan 2 mm, 1 – 2 mm, < 1 mm (dengan skala kerusakan

3, 2, 1), serta luasan kerusakan > 30%, 10 – 30 %, < 10 % (dengan skala

kerusakan 3, 2, 1). Masing – masing keadaan skala menunjukan kondisi

mulai dari rusak berat sampai ringan.

Page 38: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

19

2. Alur (Rutting), diukur berdasarkan kedalaman kerusakan mulai dari skala

> 20 mm, 11 – 20 mm, 6 – 10 mm, 0 – 5 mm (dengan skala kerusakan 7,

5, 3, 1). Masing – masing keadaan skala menunjukan kondisi mulai dari

rusak berat sampai ringan.

3. Lubang (Potholes) dan tambalan (Patching), ukuran berdasarkan luasan

kerusakan yang terjadi yang dimulai dari skala > 30 %, 20 – 30%, 10 –

20%, < 10 % (dengan skala kerusakan 3, 2, 1, 0). Masing – masing

keadaan skala menunjukan kondisi mulai dari rusak berat sampai ringan.

4. Kekasaran permukaan, jenis kerusakan yang ditinjau adalah pengelupasan

(Desintegration), pelepasan butiran (raveling), kekurusan (hungry),

kegemukan (fatty/bleeding), dan permukaan rapat (close texture). Dengan

skala kerusakan 4, 3, 2, 1, 0.

5. Amblas (Depression), diukur berdasarkan kedalaman kerusakan yang

terjadi dimulai dari skala >5/100 m, 2 – 5/100 m, 0 – 2/100 m (dengan

skala kerusakan 4, 2, 1). Masing – masing keadaan skala menunjukan

kondisi mulai dari kerusakan berat sampai ringan.

6. Dari hasil pengamatan tersebut, maka didapat nilai dari tiap jenis

kerusakan yang diidentifikasi, sehingga untuk menentukan penilaian

kondisi jalan didapat dengan cara menjumlahkan seluruh nilai kerusakan

perkerasan yang terjadi, dapat diketahui bahwa semakin besar angka

kerusakan komulatif maka akan semakin besar pula nilai kondisi jalan,

yang berarti bahwa jalan tersebut memiliki kondisi yang buruk sehingga

membutuhkan pemeliharaan yang lebih baik.

Page 39: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

20

F. IRI (International Roughness Index)

IRI (International Roughness Index) dikembangkan oleh Bank Dunia pada

tahun 1980. IRI digunakan untuk menentukan karakteristik profil memanjang

dari jalur yang dilewati roda kendaraan untukmenentukan suatu pengukuran

tingkat kekasaran permukaan yang standar. Satuan yang biasanya digunakan

adalah meter per kilometer (m/km) atau millimeter per meter (mm/m).

pengukuran IRI didasarkan pada perbandingan akumulasi pergerakan

suspense kendaraan standar (dalam mm, inchi, dll) dengan jarak yang

ditempuh oleh kendaraan selama pengukuran berlangsung (dalam m, km, dll).

IRI adalah parameter ketidakrataan yang dihitung dari jumlah komulatif naik

turunnya permukaan arah profil memanjang diibagi dengan jarak / panjang

permukaan yang diukur. Sayer et al (1986) telah mengembangkan nilai IRI

untuk berbagai umur perkersasan dan kecepatan. Untuk ketidak rataan

permukaan jalan baru nilai IRI < 4 m/km yang dapat ditempuh pada kecepatan

100 km/jam dan untuk jalan lama nilai IRI < 6 m/km dengan kecepatan sekitar

80 km/jam. Keluar dari hasil survei ini adalah kondisi jalan yang dibagi

menjadi 4 tipe yaitu, baik, sedang, rusak ringan, dan rusak berat, dengan

pembagian kategori mantap untuk rusak ringan dan rusak berat.

G. Tingkat Pelayanan Jalan

Perkerasan jalan harus mampu memberikan kenyamanan, keamanan,

pelayanan yang efisien kepada pengguna jalan, dan memiliki struktural yang

mampu mendukung berbagai beban lalu lintas diatasnya, tingkat pelayanan

selalu berkorelasi dengan waktu tempuh mengemudi. Semakin cepat waktu

Page 40: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

21

yang ditempuh maka kinerja suatu perkerasan jalan semakin baik. Perkerasan

dapat memberikan pelayanan yang diberikan kepada pengguna selama kurun

waktu perencanaan.

H. Tata Guna Lahan

1. Definisi dan dasar tata guna lahan

Tata guna lahan adalah sebuah pemanfaatan lahan yang di dipergunakan

untuk menunjang kebutuhan manusia yang penataannya disesuaikan

dengan existing alam. Menurut Chapin dan Kaiser (1979, dalam

Priyandono,2001:5) kebutuhan penggunaan lahan dalam struktur tata

ruang kota/wilayah berkaitan dengan 3 sistem yang ada:

a. sistem kegiatan, manusia dan kelembagaannya untuk memenuhi

kebutuhannya yang berinteraksi dalam waktu dan ruang

b. sistem pengembangan lahan yang berfokus untuk kebutuhan manusia

dalam aktivitas kehidupan

c. sistem lingkungan berkaitan dengan kondisi biotik dan abiotik dengan

air, udara dan material

Tata guna lahan juga tercantum dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

no. 06/PRT/M/2007 tentang Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

(RTBL). RTBL merupakan panduan rancang bangun suatu

lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan

pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat

materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana

umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian

Page 41: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

22

rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan

lingkungan/kawasan. Selain itu, juga diatur oleh undang-undang no. 26

tahun 2007 tentang penataan ruang.

2. Klsifikasi penggunaan tata guna lahan

Atas dasar kebutuhan system kegiatan, pengembangan lahan dan

lingkungan klasifikasi penggunaan tata guna lahan dapat berupa:

a. Kawasan permukiman

Kawasan permukiman ini ditandai dengan adanya perumahan yang

disertai prasana dan sarana serta infrastrukutur yang memadai.

Kawasan permukiman ini secara sosial mempunyai norma dalam

bermasyarakat. Kawasan ini sesuai pada tingkat kelerengan 0-15%

(datar hingga landai).

b. Kawasan perumahan

Kawasan perumahan hanya didominasi oleh bangunan-bangunan

perumahan dalam suatu wilayah tanpa didukung oleh sarana dan

prasarana yang memadai. Kawasan ini sesuai pada tingkat kelerengan

0-15% (datar hingga landai).

c. Kawasan perkebunan

Perkebunan ini ditandai dengan dibudidayakannya jenis tanaman yang

bisa menghasilkan materi dalam bentuk uang. Kawasan ini sesuai pada

tingkat kelerengan 8-15% (landai).

d. Kawasan pertanian

Kawasan pertanian ditandai oleh adanya jenis budidaya satu tanaman

saja. Kawasan ini sesuai pada tingkat kelerengan 8-15% (landai).

Page 42: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

23

e. Kawasan ruang terbuka hijau

Kawasan terbuka hijau ini dapat berupa taman yang hanya ditanami

oleh tumbuhan yang rendah dan jenisnya sedikit. Namun dapat juga

berupa hutan yang didominasi oleh berbagai jenis macam tumbuhan.

Kawasan ini sesuai pada tingkat kelerengan 15-25% ( agak curam ).

f. Kawasan perdagangan

Kawasan perdagangan ini biasanya ditandai dengan adanya bangunan

pertokoan yang menjual berbagai macam barang. Kawasan ini sesuai

pada tingkat kelerengan 0-8% ( datar ).

g. Kawasan industri

Kawasan industri ditandai dengan adanya proses produksi baik dalam

jumlah kecil maupun dalam jumlah besar. Kawasan ini sesuai pada

tingkat kelerengan 8-15% ( hingga landai ).

h. Kawasan perairan

Kawasan perairan ini ditandai oleh adanya aktifitas perairan, seperti

budidaya ikan, pertambakan, irigasi, dan sumber air bagi wilayah dan

sekitarnya.

3. Perubahan tata guna lahan

Menurut Sandy (1960, dalam Rolobessy,1999:19) suatu daerah yang

mempunyai jumlah penduduk persatuan wilayah lebih banyak akan

mempunyai intensitas kegiatan ekonomi lebih besar dibandingkan dengan

daerah lain yang penduduknya lebih sedikit. Hal ini dikarenakan adanya

konsentrasi kegiatan cenderung terpusat pada lahan yang dapat

memberikan kesempatan hidup lebih besar untuk memenuhi kebutuhan

Page 43: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

24

hidup manusia, maka perubahan guna lahan dapat saja terjadi pada

pinggiran wilayah yang mempunyai kualitas yang lebih dibanding dengan

yang lain.

Menurut Sandy (1960) perubahan penggunaan lahan dapat saja terjadi

apabila adanya perubahan/perbedaan nilai fungsi lahan sebelumnya dan

sesudahnya yang bernilai ekonomi lebih tinggi dari sebelumnya. Salah satu

pendorongnya adalah peningkatan jumlah penduduk dan kegiatan lainnya

dapat menimbulkan perubahan dalam penggunaan lahan.

Page 44: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini berada pada ruas jalan Simpang Bujung Tenuk –

Simpang Bakauheni dengan panjang 205,188 km. Peta lokasi penelitian dapat

dilihat pada Gambar 1.

Sumber. P2JN T.A. 2014

Gambar.1. Lokasi penelitian

Page 45: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

26

Lokasi penelitian terdiri dari lima ruas jalan lintas timur, terdiri dari :

a. Simpang Bujung Tenuk – Batas Kabupaten Lampung Tengah/Kabupaten

Tulang Bawang .................................................................... (18,96 km)

b. Batas Kabupaten Lampung Tengah / Kabupaten Tulang Bawang – Batas

Kabupaten Lampung Tengah / Kabupaten Lampung Timur (45,43 km)

c. Batas Kabupaten Lampung Tengah / Kabupaten Lampung Timur – Way

Jepara (51,81 km)

d. Way Jepara – Way Sekampung Bunut................................. (55,85 km)

e. Way Sekampung Bunut – Simpang Bakauheni ................... (33,15 km)

B. Peralatan Penelitian

Adapun peralatan yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut :

1. Kamera

Digunakan untuk melakukan dokumentasi di tempat penelitian yang akan

dilakukan, dokumentasi tersebut berupa foto melintang jalan dan video.

2. Formulir standar penilaian jalan aspal

Digunakan untuk menilai kondisi jalan di tempat penelitian, formulir

tersebut digunakan sebagai data dasar untuk di input kedalam Integrated

Road’s Management System (IRMS) dan digunakan sebagai data

pembanding.

C. Tahapan Penelitian

Secara umum tahapan penelitian dilakukan dalam 4 (empat) tahan yaitu :

1. Tahapan persiapan

Page 46: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

27

2. Tahapan survei lapangan

3. Tahapan pengumpulan data

4. Tahapan analisis data dan hasil

D. Tahapan Persiapan

Sebelum melakukan semua kegiatan pelaksanaan penelitian, maka perlu

dilakukan pekerjaan persiapan. Adapun hal - hal yang perlu dipersiapkan

antara lain :

1. Mencari dan mengumpulkan informasi yang berkaitan tentang topik

penelitian sebanyak mungkin untuk memudahkan pekerjaan analisis

selanjutnya, seperti : artikel, karya ilmiah, dan lain – lain.

2. Mengumpulkan literatur pendukung yang akan digunakan dalam proses

analisis baik secara manual maupun menggunakan sistem komputerisasi,

seperti : buku dan lain – lain.

3. Mempersiapkan peta jaringan jalan nasional Provinsi Lampung tahun

2015.

E. Survei Lapangan

Survei lapangan dilakukan guna mendapatkan informasi mengenai kondisi

aktual di lapangan. Survey ini di lakukan pada tanggal 7 november 2015 dan

19 november 2015 untuk mendapatkan dokumentasi, video dengan

menggunakan formulir standar pemakaian jalan untuk melihat kondisi jalan

yang sebenarnya di ruas jalan yang akan diteliti. Survei dilakukan dengan

menggunakan kamera yang diletakkan di depan mobil untuk merekam kondisi

Page 47: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

28

jalan dengan interval jarak pada setiap 100 m, dilakukan pencatatan dan

pengisian Form.

F. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan meminta data – data sekunder di intansi

– intansi terkait, seperti Perencana dan Pengawas Jalan Nasional (P2JN)

Provinsi Lampung dan lain sebagainya. Sedangkan untuk data primer didapat

melalui survei penelitian. Adapun data - data yang digunakan sebagai berikut:

a. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari instansi pemerintah antara

lain data IRMS Desember 2012, Juni 2013, Juni 2014, Desember 2014

dan Mei 2015, Dokumen ANDAL The Sumatera East Coast Highway

Project - Lampung dan data yang berkaitan dengan penelitian.

b. Data sekunder shape file jalan, peta administrasi kabupaten/kota, peta

administrasi kecamatan, citra landsat path 123 row 63 dan path 123 row

64 tahun 2002 dan 2015 Provinsi Lampung.

c. Data primer berupa dokumentasi foto, video dan formulir standar kondisi

jalan aspal yang dilakukan penulis.

G. Analisis Data dan Hasil

Pada tahap ini data yang telah didapat selanjutnya akan dianalisa. Dalam

menganalisis data ini bisa di lihat nilai kondisi ruas jalan meliputi :

1. Niai kondisi ruas jalan dapat dinilai dengan ketentuan pada Tabel 3.

Page 48: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

29

Tabel 3. Penilaian kondisi jalan

KondisiJalan

NilaiKerusakanPermukaan Program Penanganan

IRI SDI (%)Baik IRI≤ 4 SDI≤ 50 < 6% Pemeliharaan Rutin

Sedang IRI≤ 4 100 ≥ SDI >50

6 - <11% Pemeliharaan Rutin/Berkala

8 ≥ IRI >4

SDI≤ 100

RusakRingan

IRI≤ 8 150 ≥ SDI >100

11 - <15% Pemeliharaan Rehabilitasi

12 ≥ IRI> 8

SDI ≥ 150

RusakBerat

IRI > 12 SDI ≥ 0 >15%Ronstruksi/Peningkatan

StrukturIRI ≤ 12 SDI > 150

Sumber. P2JN dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no.13/PRT/M/2011

2. Cara input data Roads Condition Surveys (RCS)

Untuk mendapatkan dengan kategori – kategori diatas, analisis data survei

menggunakan program Microsoft Excel. Data hasil survei dimasukan

kedalam tabel dengan pengelompokan berdasarkan tipe–tipe kerusakannya

berdasarkan formulir RCS.

3. Formulir RCS

Merupakan formulir yang digunakan untuk menilai kondisi jalan beraspal,

adapun didalamnya terdapat berbagai item penilaian, diantaranya:

a. Permukaan Perkerasan

1. Susunan

- 1. Baik

- 2. Kasar

2. Kondisi/ Keadaan

- 1. Baik/Tidak ada kelainan

- 2. Aspal berlebihan

- 3. Lepas – lepas

Page 49: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

30

- 4. Hancur

3. Persen penurunan

- 1. Tidak ada

- 2. <10% luas

- 3. 10-30% luas

- 4. >30% luas

4. Persen tambalan

- 1. Tidak ada

- 2. <10% luas

- 3. 10-30% luas

- 4. >30% luas

b. Retak – retak

1. Jenis

- 1. Tidak ada

- 2. Tidak berhubungan

- 3. Saling berhubungan (berbidang luas)

- 4. Saling berhubungan (berbidang himpit)

2. Lebar

- 1. Tidak ada

- 2. Halus < 1mm

- 3. Sedang 1 – 5 mm

- 4. Lebar > 5 mm

3. Persen luas

- 1. Tidak ada

Page 50: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

31

- < 10% luas

- 10-30% luas

- >30% luas

c. Kerusakan lain

1. Jumlah lubang

- 1. Tidak ada

- 2. < 10/km

- 3. 10 – 50/km

- 4. > 50/km

2. Ukuran lubang

- 1. Tidak ada

- 2. Kecil – dangkal

- 3. Kecil – dalam

- 4. Besar – dangkal

- 5. Besar – dalam

3. Bekas roda

- 1. Tidak ada

- 2. < 1 cm dalam

- 3. 1 – 3 cm dalam

- 4. > 3 cm dalam

4. Kerusakan tepi kiri dan kanan

- 1. Tidak ada

- 2. Ringan

- 3. Berat

Page 51: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

32

d. Bahu, saluran samping dan lain – lain

1. Kondisi bahu kanan dan kiri

- 1. Tidak ada

- 2. Baik/rata

- 3. Bekas roda/erosi ringan

- 4. Bekas roda/erosi berat

2. Permukaan bahu kanan dan kiri

- 1. Tidak ada

- 2. Diatas permukaan jalan

- 3. Rata dengan permukaan jalan

- 4. Dibawah permukaan jalan

- 5. > 10 cm dibawah permukaan jalan

3. Kondisi saluran samping kanan dan kiri

- 1. Tidak ada

- 2. Bersih

- 3. Tertutup/tersumbat

- 4. Erosi

4. Kerusakan lereng kanan dan kiri

- 1. Tidak ada

- 2. Longsor/runtuh

5. Trotoar kanan dan kiri

- 1. Tidak ada

- 2. Baik/aman

- 3. Berbahaya

Page 52: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

33

4. Cara penilaian Road’s Condition Survey (RCS) dengan nilai SDI

merupakan nilai yang tetapkan dan dipakai untuk masing – masing kondisi

jalan, dengan pengelompokan berdasarkan kategori dan jenis kerusakan

yang terjadi seperti berikut ini:

a. Retak luas

- Kondisi 1 = 0

- Kondisi 2 = 5

- Kondisi 3 = 20

- Kondisi 4 = 40

b. Retak lebar

- Kondisi 1 = 0

- Kondisi 2 = 0

- Kondisi 3 = 0

- Kondisi 4 = Retak luas x 2

c. Jumlah lubang

- Kondisi 1 = 0

- Kondisi 2 = 15

- Kondisi 3 = 75

- Kondisi 4 = 225

d. Bekas roda

- Kondisi 1 = 0

- Kondisi 2 = 5 x 0,5

- Kondisi 3 = 5 x 2

- Kondisi 4 = 4 x 5

Page 53: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

34

Nilai SDI dalam 100 m dipilih yang terbesar dari 4 (empat) kategori diatas.

Setelah nilai SDI terbesar didapatkan kemudian baru dapat dikelompokkan

dalam kondisi Baik, Sedang, Rusak Ringan, ataupun Rusak Berat.

Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui perkembangan tren kenaikan

dan penuruan kualitas jalan dengan cara membandingkan IRMS tahun

sebelumnya dengan IRMS hasil survei Jalan Lintas Timur Provinsi

Lampung selama beroperasi.

5. Perubahan tata guna lahan

Perubahan tata guna lahan dianalisa menggunakan data citra landsat path

123 row 63 dan path 123 row 64 yang dianalisis menggunakan program

ArcGIS. Hasil pengolahan yang diperoleh berupa peta sebaran penggunaan

lahan dan luas areanya.

Pada penelitian ini pengelompokan penggunaan lahan yang digunakan

sebagai berikut:

a. permukiman, didefinisikan sebagai tempat kegiatan sosial masyarakat

seperti: pasar, perumahan, perniagaan, dll

b. perkebunan, didefinisikan sebagai kegiatan pertanian yang

mengusahakan tanaman tertentu dengan menggunakan lahan yang

luas

c. pertanian, didefinisikan sebagai kegiatan bercocok tanam yang

menggunakan lahan yang cukup luas, mayoritas tanaman semusim

d. vegetasi, didefinisikan sebagai tumbuhan liar

Page 54: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

35

H. Diagram Alir Metode Penelitian

Gambar 2. Bagan alir metode penelitian

MULAI

PERSIAPAN PENELITIAN

1. Menetapkan lokasi studi2. Mengumpulkan informasi awal mengenai

denah studi3. Studi kepustakaan

SURVEI LAPANGAN

DATA SEKUNDER

Data IRMS Desember 2012,Juni 2013, Juni 2014, Desember2014 dan Mei 2015, dokumenAMDAL The Sumatera EastCoast Highway Project –Lampung.

Data shape file jalan, petaadministrasi kabupaten/kota,peta administrasi kecamatan,citra landsat 7 (Path 123 row 63dan Path 123 row 64) tahun2002 dan 2015 ProvinsiLampung

PENGOLAHAN DATA

ANALISIS

KESIMPULAN danSARAN

SELESAI

DATA PRIMER

Dokumentasi, video danformulir standar kondisi jalanaspal

Page 55: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Perkembangan penampang Jalan Lintas Timur Provinsi Lampung

Perkembangan lebar Damija cenderung tetap dengan lebar bervariasi

yaitu 15,18, 20 dan 35 m. Perkembangan jenis perkerasan dari masa pra

konstruksi berupa tanah Sub Grade, ATB dan AC menjadi perkerasan

AC pasca konstruksi dan pada tahun 2015 terdapat beberapa segmen

menggunakan rigid pavement. Perkembangan pada bahu jalan tetap 2 m

dan lebar jalan tetap 2 x 3,5 m serta jumlah jembatan meningkat 22.32 %

dari 112 unit menjadi 137 unit. Jumlah jembatan meningkat karena

penambahan dan duplikasi jembatan.

2. Nilai Kondisi Jalan Lintas Timur Provinsi Lampung

Perkembangan konstruksi jalan dari masa pra konstruksi mengalami

peningkatan hingga tahun 2015, namun kondisi menurun pada ruas 003

dan 004. Dengan kondisi sedang pada ruas 003 sejumlah 7 km dan ruas

004 sejumlah 9,4 km. Sedangkan untuk ruas 005, 006, dan 007 dari masa

pra konstruksi mengalami penurunan kondisi, namun meningkat kembali

hingga tahun 2015. Dengan kondisi baik pada ruas 005 sejumlah 51 Km,

ruas 006 sejumlah 55 Km, dan ruas 007 sejumlah 32,9 Km.

Page 56: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

105

3. Kondisi Kemantapan Jalan Lintas Timur Provinsi Lampung

Kondisi kemantapan jalan untuk melayani pergerakan arus lalu lintas

pada masing-masing ruas meliputi ruas 003, 004, 005, 006, dan 007

senilai 100%, 9.78%, 100%, 99.46%, 100% dengan jenis penanganan

perawatan rutin/berkala untuk kondisi baik. Kondisi tidak mantap pada

ruas 004 dan 006 senilai 0.22% dan 0.54% dengan jenis penanganan

rekonstruksi/rehabilitasi.

4. Terjadi perbedaan pola pada ruas 003 dan 004 yang masih turun di bulan

November 2015, ini diakibatkan beberapa faktor, diantaranya:

a. Terdapat pengaruh akibat rusaknya jembatan lempuyang yang

berakibat bertambahnya volume lalulintas pada ruas 003 dan 004

akibat pengalihan arus .

b. Masih berjalannya perbaikan dan pemeliharaan diakhir tahun.

c. Survei yang dilakukan hanya secara visual, dimana hasilnya

dipengaruhi oleh ketelitian pengamatan, pengambilan keputusan dalam

mengisi formulir survei.

5. Perubahan tata guna lahan di sepanjang lintas timur dari tahun 2002

hingga 2015 menunjukan perubahan yang tersebar di sepanjang jalan

lintas timur dengan perubahan menurut klasifikasi masing-masing

meliputi: permukiman yang tumbuh 203.70 %, vegetasi mengalami

pertumbuhan 108.20 %, pertanian mengalami penurunan 66.94 %, dan

perkebunan mengalami penurunan 58.99 %. perkembangan tersebut

terjadi dalam kurun waktu 13 tahun. Dengan demikian kondisi

Page 57: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

106

lingkungan wilayah di sepanjang jalan lintas timur mengalami alih fungsi

lahan yang didominasi karena pertumbuhan permukiman.

B. SARAN

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penyebab dan

karakteristik kerusakan jalan untuk mengetahui perilaku yang tepat untuk

menangani dan meminimalisir kerusakan yang terjadi pada jalan.

2. Untuk melihat perkembangan lainnya, perlu dilakukan analisis mengenai

pengaruh Jalan Tol Provinsi Lampung terhadap mobilitas yang terjadi

pada Jalan Lintas Timur Provinsi Lampung.

3. Evaluasi kondisi dan kualitas ruas jalan penulis sarankan untuk

melibatkan Akademis, dimana sumber daya teknologi maupun sumber

daya manusia cukup sekaligus sebagai bahan pembelajaran bagi

mahasiswa dalam memahami pengelolaan jaringan jalan secara

komperehensip.

Page 58: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

DAFTAR PUSTAKA

Chapin, F. Stuart, Jr & Kaiser, E.J., Urban Land Use Planning, Third Edition,University of Illionis Press, USA.

Martono,H.Y.dan Marsudi. 2014. Korelasi IRMS dan BMS Terhadap TingkatPelayanan Ruas Jalan Nasional Di Propinsi Lampung, UniversitasLampung.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 tentang PedomanUmum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2006 tentang Jalan.

Pasific Consutant Internatinal. 2001. Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)The Sumatera East Coast Highway Project-Lampung. DirektoratJenderal Pengembangan Prasarana Wilayah.

Rolobessy, Mike Yurnida, 1999, Implikasi Spasial Perkembangan Sektor Industridi Kartasura, Tesis MPKD-UGM.

Sandy, I.M., 1960, Esensi Tata Guna Tanah, Direktorat Tata Guna Tanah,Depdagri, Jakarta.

Undang-undang Nomor 38 tahun 2004 tentang Jalan.

Undang-undang no. 26 tahun 2007 tentang penataan ruang.

Universitas Lampung. 2012. Format Penulisan Karya Ilmiah UniversitasLampung. Unila Offset. Bandar Lampung.

https://balai3.wordpress.com/2011/06/07/pengenalan-program-irms-ver-ii/

Page 59: EVALUASI PERKEMBANGAN JALAN LINTAS …digilib.unila.ac.id/25840/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfSurat Keputusan Menteri ..... 46 Tabel 6. Perkembangan jalan lintas timur Provinsi

108

http://hadwinsaleh.blogspot.co.id/2013/01/tata-guna-lahan.html

http://perencanaankota.blogspot.co.id/2014/07/pengertian-lahan-dan-perubahan-

guna.html