EVALUASI PENGENDALIAN PELAKSANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK ...
Transcript of EVALUASI PENGENDALIAN PELAKSANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK ...
PROKONS: Jurnal Teknik Sipil ISSN: 1978-1784
Vol. 10, No. 1 (Februari), Halaman 1 – 10
EVALUASI PENGENDALIAN PELAKSANAAN DAN PENJADWALAN
PROYEK PERPIPAAN DI KOTA MALANG
Adiman Fariyadin1, M. Ruslin Anwar
2, Indradi Wijatmiko
3
1,2,3
Program Magister Teknik, Minat Manajemen Konstruksi Universitas Brawijaya Malang
Jl. MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
Abstract
The construction project is a series of activities carried out only one time and is generally short-term. In a series
of activities, there is a process that is processing the project resources becoming an activity results in the form of
the building. The process that occurs in a series of these activities would involve related parties, either directly or
indirectly. The definition of project management according to Ervianto (2005) is all the planning, execution, control
and coordination of a project from the beginning (the idea) to berakhirya project to ensure the timely
implementation of the project, right cost and right quality. The results of the analysis of cost control, time and
resources on a pipeline project Malang using Earned Value indicates delays in the work on the planned time, but
the cost is still below the budgeted costs or in other words, the project did not suffer losses, the project can be
completed by the time work 20 weeks or later 42 days from the planned time and 12 days later than the time of
realization. While the lower cost Rp. 398,159,830 of the budgeted costs. The results of the project's working time
scheduling with Repetitive scheduling method that the project can be completed on day 62 or 16 days sooner than
the planned time.
Keywords: Repetitive scheduling Method, Evaluation Control, Scheduling, Earned Value
Pendahuluan
Pada masa sekarang ini, industri konstruksi
merupakan suatu industri ekonomi nasional yang
berhubungan dengan persiapan lahan dan
pembangunan, percepatan dan perbaikan bangunan,
struktur dan properti lain. Atas dasar itu, industri
konstruksi merupakan salah satu industri yang paling
berkembang diseluruh dunia. Pertumbuhan konstruksi
industri sejalan dengan pertumbuhan di suatu negara.
Menurut Halpin (1998) yang dikutip oleh Widiasanti
& Lenggogeni, sektor-sektor berbeda dari industri
konstruksi menunjukkan pola pertumbuhan yang
berbeda diseluruh dunia seperti industri konstruksi
menyumbangkan nilai yang sangat besar pada
pendapatan per kapita dunia, yaitu sekitar 1/10 dari
GDP dunia.
Proyek pemerintah adalah semua kegiatan
pengadaan barang/jasa pemerintah yang dibiayai
dengan APBN/APBD. Bagi pihak pemerintah sendiri,
kegiatan-kegiatan ini umumnya tidak berorientasi
profit karena hakikatnya ditujukan untuk mendukung
kelancaran tugas-tugas pemerintah, memperlancar dan
meningkatkan mutu pelayanan publik, serta untuk
menyelesaikan berbagai persoalan yang telah, sedang
dan akan terjadi pada masyarakat. Dengan demikian
melalui peran masing–masing, baik pemerintah
maupun masyarakat sangat berkepentingan untuk
memberikan kontribusi terbaik dalam setiap
pelaksanaan pengadaan barang/jasa tersebut.
Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis pengendalian biaya, waktu serta
penggunaan sumber daya pada proyek perpipaan di
kota Malang dengan menggunakan Earned Value
Concept.
2. Membuat jadwal waktu kerja pada proyek
perpipaan di kota Malang dengan menggunakan
Repetitive Scheduling Method (RSM).
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Analisis kinerja biaya, waktu dan penggunaan
sumber daya menggunakan perhitungan metode
Earned Value.
2. Analisis besarnya perkiraan biaya akhir proyek dan
perkiraan waktu penyelesaian yang dibutuhkan
untuk dibandingkan dengan kondisi sesungguhnya.
Pada tahap ini dilakukan dua kondisi, yaitu pada
minggu dengan kondisi kemajuan pekerjaan
dibawah 50% dan diatas 50%.
3. Dalam penelitian ini menggunakan metode
Repetitive Scheduling Method (RSM) untuk
membuat penjadwalan waktu kerja proyek.
4. Pada penjadwalan dengan menggunakan Repetitive
Scheduling Method (RSM) tidak membahas biaya
proyek.
5. Analisis dilakukan pada proyek perpipaan dengan
paket pekerjaan di daerah kota Malang.
Evaluasi Pengendalian Pelaksanaan dan ….
2
Manajemen Proyek
Definisi manajemen proyek menurut Ervianto
(2005) adalah semua perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian dan koordinasi suatu proyek dari awal
(gagasan) hingga berakhirya proyek untuk menjamin
pelaksanaan proyek secara tepat waktu, tepat biaya
dan tepat mutu. Sedangkan menurut H. Kerzner
(1982) yang dikutip Iman Soeharto (1999),
manajemen proyek adalah merencanakan,
mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan
sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran
jangka pendek yang telah ditentukan.
Organisasi Proyek Pemerintah
Sesuai dengan aturan yang berlaku untuk
menyeleggarakan proyek konstruksi dibentuk
organisasi yang disebut Tim Pengelola Proyek yang
dipimpin oleh Pimpinan Proyek atau Pemimpin
Bagian Proyek. Tim Pengelola Proyek berfungsi
membantu sekaligus mewakili Departemen atau
Lembaga Pemegang Mata Anggaran (PMA) dalam
melaksanakan pengelolaan kegiatan konstruksi pada
setiap tahap penyelenggaraan, baik ditingkat program
maupun operasional. Selanjutnya ditentukan pula
bahwa didalam struktur organisasi Tim Pengelola
Proyek, Pemimpin Proyek dibantu oleh jajaran staf
yang terdiri dari para pengelola keuangan,
administrasi, dan teknis proyek (Dipohusodo, 1996).
Pengendalian Proyek
Menurut R.J Mocker (1972) yang dikutip oleh
Husen, pengendalian didefinisikan sebagai usaha yang
sistematis untuk menentukan standar yang sesuai
dengan sasaran dan tujuan perencanaan, merancang
system informasi, membandingkan pelaksanaan
dengan standar, menganalisis kemungkinan
penyimpangan, kemudian melakukan tindakan koreksi
yang diperlukan agar sumber daya dapat digunakan
secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai
sasaran dan tujuan.
Kinerja Proyek
Kinerja proyek adalah bagaimana cara kerja
proyek tersebut dengan membandingkan hasil kerja
dengan perkiraan cara kerja pada kontrak kerja yang
disepakati oleh pihak pemilik dan kontraktor
pelaksana. Untuk mengetahui kinerja proyek baik atau
tidak maka diperlukan tindakan pengendalian. Salah
satu cara untuk mengukur kinerja proyek dapat
digunakan metode identifikasi varians atau Earned
Value Method (Metode Nilai Hasil).
Konsep Nilai Hasil (Earned Value)
Salah satu dalam melaksanakan pengendalian
biaya dan jadwal dikenal dengan metode Konsep Nilai
Hasil atau Earned Value Method. Konsep ini
merupakan suatu konsep perhitungan anggaran biaya
sesuai dengan pekerjaan yang telah diselesaikan
(budgeted cost of work performed).
Ada 3 (tiga) elemen dasar yang menjadi acuan
dalam menganalisis kinerja dari proyek berdasarkan
Metode Earned Value. Ketiga elemen tersebut adalah
sebagai berikut:
1. BCWS (budgeted cost of work scheduled)
2. BCWP (budgeted cost of work performed)
3. ACWP (actual cost of work performed)
Eelemen-elemen tersebut dapat digunakan untuk
menganalisis kinerja proyek, yang meliputi:
- Varians biaya dan jadwal
- Indeks produktivitas
- Prakiraan penyelesaian proyek
Repetitive Scheduling Method (RSM)
Adalah suatu metode penjadwalan yang pada
umumnya dipergunakan untuk proyek yang memiliki
kegiatan berulang. Penjadwalan RSM dipresentasikan
oleh grafik seperti dalam pembuatan rencana X-Y dari
seri produksi garis yang mungkin atau bias
memisahkan satu sama lain atau bertemu tergantung
pada relatif kemiringannya. RSM juga memperkenal-
kan deretan pengontrol kegiatan yang menjadi konsep
baru untuk faktor yang menentukan lama proyek.
Deretan ini termasuk kegiatan antara control point
(Cp) dalam urutan unit produksi garis dan
memperpanjang dari dimulainya proyek sampai
proyek selesai. Metode ini mampu memperlihatkan
pemanfaatan sumber daya, baik berupa tenaga kerja,
peralatan maupun bahan tanpa terputus.
METODE PENELITIAN
Obyek dan Lokasi Penelitian
Adapun yang menjadi obyek dalam penelitian ini
adalah proyek perpipaan di kota Malang. Adapun
lokasinya yaitu di Buring KH Malik Dalam, Jl.
Mayjend Sungkono, Jl. Raya Sempal Wadak, Jl.
Sawahan sanan tlogowaru selatan – kedungkandang,
Puri cempaka putih, Jl. Kolonel sugiono (mergosono)
Gg. V RW 03 Kec. Kedungkandang.
Teknik Analisa Data
Dalam penelitian ini, teknik analisis data diuraikan
sebagai berikut:
1. Kinerja biaya, waktu dan penggunaan sumber daya
pada proyek perpipaan di kota Malang dianalisis
dengan menggunakan metode Earned Value.
Adapun elemen dasar yang menjadi acuan dalam
menganalisis kinerja dari proyek berdasarkan Metode
Earned Value adalah:
- BCWS=budgeted cost of work scheduled
BCWS Perminggu = % Bobot Rencana Mingguan
x Nilai Kontrak
- BCWP=budgeted cost of work performed
BCWP Perminggu = % Bobot Realisasi Mingguan
x Nilai Kontrak
- ACWP = actual cost of work performed
Evaluasi Pengendalian Pelaksanaan dan ….
3
Adalah jumlah biaya aktual dari pekerjaan yang
telah dilaksanakan
Elemen-elemen tersebut adalah untuk menganalisis
kinerja proyek yang meliputi:
- Varians:
a. Biaya (Cost Variance – CV)
CV = EV - AC atau
CV = BCWP – ACWP
b. Jadwal (Schedule Variance - SV)
SV = EV – PV atau
SV = BCWP – BCWS
- Indeks Kinerja:
a. Biaya (Cost Performance Index – CPI)
CPI = EV / AC atau
CPI = BCWP / ACWP
b. Waktu (Schedule Performance Index – SPI)
SPI = EV / PV atau
SPI = BCWP / BCWS
- Perkiraan biaya total tersebut dinyatakan dalam
rumus:
EAC = AC + ETC
Untuk penyelesaian pekerjaan masih dibawah
50%, maka:
ETC = (BAC – EV)
Bila penyelesaian pekerjaan pada saat pelaporan
sudah lebih dari 50%, maka:
ETC = (𝐵𝐴𝐶−𝐸𝑉)
𝐶𝑃𝐼
Dimana:
BAC = Basic of Budgeted Cost at Completion
(Biaya akhir yang dianggarkan)
ETC = Estimate to Complete (Biaya untuk
pekerjaan yang tersisa)
CPI = Cost Performance Indeks (Indeks
Knerja Biaya)
- Perkiraan Waktu Penyelesaian Proyek (Time
Estimate /TE)
TE = 𝐴𝑇𝐸 + [𝑂𝐷− 𝐴𝑇𝐸𝑥𝑆𝑃𝐼 ]
𝑆𝑃𝐼
Dimana:
TE = Time Estimated (Perkiraan Waktu
Penyelesaian)
ATE = Actual Time Expended (Waktu Yang
Telah Ditempuh)
OD = Original Duration (Waktu Yang
Direncanakan)
2. Penjadwalan waktu kerja pada proyek perpipaan di
kota Malang dianalisis dengan menggunakan
Repetitive Scheduling Method (RSM).
Adapun langkah-langkahnya adalah menentukan
hubungan antar setiap kegiatan pada setiap unit
terlebih dahulu, dapat digunakan metode CPM atau
PDM. Setelah itu kegiatan-kegiatan tersebut
digambarkan dalam bentuk bar-chart, sehingga urutan
kegiatan dengan jelas dipahami. Dan terakhir barchart
yang sudah terbentuk digambarkan pada diagram
RSM.
Analisis Earned Value Method
Analisis Pengendalian Biaya dan Waktu
Proyek perpipaan di Kota Malang dikerjakan pada
tahun 2013. Pada saat dilakukan penelitian pekerjaan
tersebut sudah selesai dikerjakan. Berdasarkan data-
data yang diperoleh dilapangan berupa RAB, Laporan
kemajuan pekerjaan, dan buku kas proyek maka hasil
analisis BCWS, BCWP, dan ACWP proyek perpipaan
di Kota Malang adalah sebagai berikut:
1. BCWS
Tabel 1. BCWS Proyek Perpipaan di Kota Malang (dalam rupiah)
Bulan Minggu
ke Periode
Bobot BCWS
Rencana
Mingguan
Rencana
Komulatif
Per Minggu
(Rp) Komulatif (Rp)
September 1 26 - 2 0,09 0,09 14,682,500 14,682,500
Oktober 2 3 - 9 0,29 0,39 46,929,497 61,611,997
3 10 - 16 2,65 3,04 423,374,516 484,986,513
4 17 - 23 7,21 10,25 1,150,289,766 1,635,276,279
5 24 - 30 10,22 20,47 1,630,530,956 3,265,807,235
November 6 31 - 6 11,39 31,86 1,817,184,360 5,082,991,596
7 7 - 13 11,38 43,24 1,816,299,974 6,899,291,570
8 14 - 20 13,18 56,43 2,103,667,019 9,002,958,588
9 21 - 27 13,13 69,56 2,095,503,258 11,098,461,846
Desember 10 28 - 4 12,86 82,42 2,051,568,045 13,150,029,891
11 2 - 8 15,84 98,26 2,527,535,487 15,677,565,378
12 9 - 15 1,74 100 277,881,720 15,955,447,098
13 16 - 22 0,00 100 0,00 15,955,447,098
(Sumber: Data PT. Kartika Ekayasa dan Hasil Perhitungan)
Evaluasi Pengendalian Pelaksanaan dan ….
4
2. BCWP
Tabel 2. BCWP Proyek Perpipaan di Kota Malang (dalam rupiah)
Bulan Minggu
ke Periode
Bobot BCWP
Realisasi
Mingguan
Realisasi
Komulatif
Per Minggu
(Rp) Komulatif (Rp)
September 1 26 - 2 0,00 0,00 0,00 0,00
Oktober 2 3 - 9 0,08 0,08 12,764,358 12,764,358
3 10 - 16 0,00 0,08 0,00 12,764,358
4 17 - 23 0,01 0,09 1,595,545 14,359,902
5 24 - 30 1,45 1,54 231,353,983 245,713,885
November 6 31 - 6 4,03 5,57 643,004,518 888,718,403
7 7 - 13 22,86 28,43 3,647,415,207 4,536,133,610
8 14 - 20 29,54 57,97 4,713,239,073 9,249,372,683
9 21 - 27 4,86 62,83 775,434,729 10,024,807,412
Desember 10 28 - 4 10,03 72,86 1,600,331,344 11,625,138,756
11 2 - 8 11,53 84,39 1,839,663,050 13,464,801,806
12 9 - 15 3,93 88,32 627,049,071 14,091,850,877
13 16 - 22 2,13 90,45 339,851,023 14,431,701,901
14 23- 29 1,10 91,55 175,509,918 14,607,211,819
Januari 15 30 - 5 0,00 91,55 0,00 14,607,211,819
16 6 – 12 0,56 92,11 89,350,504 14,696,562,322
17 12 - 18 2,14 94,25 341,446,568 15,038,008,890
18 19 - 25 5,75 100 917,438,208 15,955,447,098
(Sumber: Data PT. Kartika Ekayasa dan Hasil Perhitungan)
3. ACWP
Tabel 3. ACWP Proyek Perpipaan di Kota Malang (dalam rupiah)
Bulan Minggu
ke Periode
ACWP
Per Minggu
(Rp)
Komulatif
(Rp)
September 1 26 - 2 1,200,000 1,200,000
Oktober 2 3 - 9 13,550,000 14,750,000
3 10 - 16 3,008,900 17,758,900
4 17 - 23 9,987,600 27,746,500
5 24 - 30 287,652,000 315,398,500
November 6 31 - 6 1,450,945,000 1,766,343,500
7 7 - 13 3,987,245,000 5,753,588,500
8 14 - 20 3,567,235,000 9,320,823,500
9 21 - 27 887,095,000 10,207,918,500
Desember 10 28 - 4 900,450,000 11,108,368,500
11 2 - 8 1,687,950,000 12,796,318,500
12 9 - 15 765,006,500 13,561,325,000
13 16 - 22 145,687,000 13,707,012,000
14 23- 29 268,977,500 13,975,989,500
Januari 15 30 - 5 76,321,000 14,052,310,500
16 6 – 12 145,000,650 14,197,311,150
17 12 - 18 465,432,100 14,662,743,250
18 19 - 25 765,008,900 15,427,752,150
(Sumber: Data PT. Kartika Ekayasa dan Hasil Perhitungan)
Berdasarkan hasil perhitungan BCWS, BCWP dan
ACWP maka dapat diketahui kinerja proyek yaitu
biaya dan waktu saat pelaporan. Hasil perhitungan
besarnya nilai Varian Biaya (CV) dan Varian Waktu
(SV) dapat dilihat pada Tabel 4.
Evaluasi Pengendalian Pelaksanaan dan ….
5
Tabel 4. Cost Varians dan Schedule Varians Proyek Perpipaan di Kota Malang (dalam rupiah)
Bulan Minggu
ke Periode BCWS BCWP ACWP CV SV
September 1 26 - 2 14,682,500 0,00 1,200,000 -1200000 -14682500
Oktober 2 3 - 9 61,611,997 12,764,358 14,750,000 -1985642 -48847639
3 10 - 16 484,986,513 12,764,358 17,758,900 -4994542 -472222156
4 17 - 23 1,635,276,279 14,359,902 27,746,500 -13386598 -1620916377
5 24 - 30 3,265,807,235 245,713,885 315,398,500 -69684615 -3020093350
November 6 31 - 6 5,082,991,596 888,718,403 1,766,343,500 -877625097 -4194273192
7 7 - 13 6,899,291,570 4,536,133,610 5,753,588,500 -1217454890 -2363157960
8 14 - 20 9,002,958,588 9,249,372,683 9,320,823,500 -71450817 246414095
9 21 - 27 11,098,461,846 10,024,807,412 10,207,918,500 -183111088 -1073654434
Desember 10 28 - 4 13,150,029,891 11,625,138,756 11,108,368,500 516770256 -1524891135
11 2 - 8 15,677,565,378 13,464,801,806 12,796,318,500 668483306 -2212763572
12 9 - 15 15,955,447,098 14,091,850,877 13,561,325,000 530525877 -1863596221
13 16 - 22 15,955,447,098 14,431,701,901 13,707,012,000 724689901 -1523745198
14 23- 29 15,955,447,098 14,607,211,819 13,975,989,500 631222319 -1348235280
Januari 15 30 - 5 15,955,447,098 14,607,211,819 14,052,310,500 554901319 -1348235280
16 6 – 12 15,955,447,098 14,696,562,322 14,197,311,150 499251172 -1258884776
17 12 - 18 15,955,447,098 15,038,008,890 14,662,743,250 375265640 -917438208
18 19 - 25 15,955,447,098 15,955,447,098 15,427,752,150 427694948 0,00
(Sumber: Data PT. Kartika Ekayasa dan Hasil Perhitungan)
Berdasarkan Tabel 4, maka prosentase hasil
perhitungan CV dan SV dapat dijelaskan berikut ini:
Tabel 5. Prosentase hasil CV dan SV
Dari hasil perhitungan diatas, dapat kita lihat bahwa
ada 8 minggu atau 44,44% pekerjaan nilai SV
negative dan CV negative, 1 minggu atau 5,56%
pekerjaan nilai SV positive dan CV negative, 8
minggu atau 44,44% pekerjaan nilai SV negative dan
CV positive, 1 minggu atau 5,56% pekerjaan nilai SV
sama dengan nol dan CV positive. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa mayoritas pekerjaan mengalami
keterlambatan dan untuk pengeluaran di minggu ke 1
sampai minggu ke 9 lebih besar dari pada anggaran.
Kategori Minggu
Ke
Jumlah
Minggu Prosentase Penjelasan
SV Negatif,
CV Negatif
1-7, 9 8 44,44 Pekerjaan selesai
terlambat dan menelan
biaya lebih tinggi
daripada anggaran
SV Positif,
CV Negatif
8 1 5,56 Pekerjaan terlaksana
lebih cepat dengan
biaya lebih kecil dari
pada anggaran
SV Negatif,
CV Positif
10-17 8 44,44 Pekerjaan selesai
terlambat dan menelan
biaya lebih rendah
daripada anggaran.
SV Nol,
CV Positif
18 1 5,56 Pekerjaan terlaksana
tepat waktu dengan
biaya lebih rendah dari
anggaran
Evaluasi Pengendalian Pelaksanaan dan ….
6
Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Tabel 6. Indeks Kinerja Biaya (CPI) dan Indek Kinerja Waktu (SPI)
Bulan Minggu
ke Periode BCWS (Rp) BCWP (Rp) ACWP (Rp) CPI SPI
September 1 26 - 2 14,682,500 0,00 1,200,000 0 0
Oktober 2 3 - 9 61,611,997 12,764,358 14,750,000 0.865 0.207
3 10 - 16 484,986,513 12,764,358 17,758,900 0.719 0.026
4 17 - 23 1,635,276,279 14,359,902 27,746,500 0.518 0.009
5 24 - 30 3,265,807,235 245,713,885 315,398,500 0.779 0.075
November 6 31 - 6 5,082,991,596 888,718,403 1,766,343,500 0.503 0.175
7 7 - 13 6,899,291,570 4,536,133,610 5,753,588,500 0.788 0.657
8 14 - 20 9,002,958,588 9,249,372,683 9,320,823,500 0.992 1.027
9 21 - 27 11,098,461,846 10,024,807,412 10,207,918,500 0.982 0.903
Desember 10 28 - 4 13,150,029,891 11,625,138,756 11,108,368,500 1.047 0.884
11 2 - 8 15,677,565,378 13,464,801,806 12,796,318,500 1.052 0.859
12 9 - 15 15,955,447,098 14,091,850,877 13,561,325,000 1.039 0.883
13 16 - 22 15,955,447,098 14,431,701,901 13,707,012,000 1.053 0.905
14 23- 29 15,955,447,098 14,607,211,819 13,975,989,500 1.045 0.916
Januari 15 30 - 5 15,955,447,098 14,607,211,819 14,052,310,500 1.039 0.916
16 6 – 12 15,955,447,098 14,696,562,322 14,197,311,150 1.035 0.921
17 12 - 18 15,955,447,098 15,038,008,890 14,662,743,250 1.026 0.943
18 19 - 25 15,955,447,098 15,955,447,098 15,427,752,150 1.034 1
(Sumber: Data PT. Kartika Ekayasa dan Hasil Perhitungan)
Dari hasil perhitungan diatas, dapat kita lihat bahwa
ada 8 minggu atau 44,44% pekerjaan nilai SPI < 1 dan
CPI <1, 1 minggu atau 5,56% pekerjaan nilai SPI > 1
dan CPI <1, 8 minggu atau 44,44% pekerjaan nilai
SPI < 1 dan CPI > 1, 1 minggu atau 5,56% pekerjaan
nilai SPI = 1 dan CPI > 1. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa mayoritas pekerjaan mengalami keterlambatan
dan untuk pengeluaran di minggu ke 1 sampai minggu
ke 9 lebih besar dari pada anggaran.
Analisis Perkiraan Akhir Proyek
Perkiraan Biaya Total
Pada saat penelitian dilakukan, pekerjaan proyek
perpipaan di Kota Malang telah selesai dikerjakan atau
sudah 100%. Untuk memperkirakan biaya total
proyek, maka perkiraan biaya yang tersisa (Estimate
to Complete/ ETC), akan ditinjau dalam dua kondisi,
yaitu saat prestasi mingguan pekerjaan mencapai
presentase dibawah 50% dan diatas 50%, dengan
besar total biaya rencana (Basic of Budgeted Cost at
Completion/ BAC) yang ditentukan sebesar
Rp._15,955,447,098. Maka hasil perhitungannya
adalah sebagai berikut:
a. Prestasi Mingguan Di bawah 50% (ETC = BAC – BCWP)
Tabel 7. Perkiraan Biaya Akhir Proyek (EAC) Dengan Kondisi Prestasi Mingguan Dibawah 50%
Bulan Minggu
ke
Prestasi
Komulatif BCWP ACWP ETC EAC
September 1 0,00 0,00 1,200,000 15,955,447,098 15,956,647,098
Oktober 2 0,08 12,764,358 14,750,000 15,942,682,741 15,957,432,741
3 0,08 12,764,358 17,758,900 15,942,682,741 15,960,441,641
4 0,09 14,359,902 27,746,500 15,941,087,196 15,968,833,696
5 1,54 245,713,885 315,398,500 15,709,733,213 16,025,131,713
November 6 5,57 888,718,403 1,766,343,500 15,066,728,695 16,833,072,195
7 28,43 4,536,133,610 5,753,588,500 11,419,313,488 17,172,901,988
(Sumber: Data PT. Kartika Ekayasa dan Hasil Perhitungan)
Evaluasi Pengendalian Pelaksanaan dan ….
7
b. Prestasi Mingguan Di atas 50% (ETC = (BAC – BCWP)/CPI)
Tabel 8. Perkiraan Biaya Akhir Proyek (EAC) Dengan Kondisi Prestasi Mingguan Diatas 50%
Bulan Minggu
ke
Prestasi
Komulatif BCWP (Rp) ACWP (Rp) ETC EAC
8 57,97 9,249,372,683 9,320,823,500 6,685,375,395 16,078,701,915
9 62,83 10,024,807,412 10,207,918,500 5,979,807,904 16,246,886,042
Desember 10 72,86 11,625,138,756 11,108,368,500 4,100,564,384 15,246,182,405
11 84,39 13,464,801,806 12,796,318,500 2,348,495,459 15,163,311,411
12 88,32 14,091,850,877 13,561,325,000 1,780,211,458 15,354,761,096
13 90,45 14,431,701,901 13,707,012,000 1,436,671,803 15,154,242,123
14 91,55 14,607,211,819 13,975,989,500 1,280,743,978 15,265,963,408
Januari 15 91,55 14,607,211,819 14,052,310,500 1,287,788,353 15,349,328,782
16 92,11 14,696,562,322 14,197,311,150 1,207,553,848 15,413,430,844
17 94,25 15,038,008,890 14,662,743,250 888,443,222 15,557,287,268
18 100 15,955,447,098 15,427,752,150 0.00 15,427,752,150
(Sumber: Data PT. Kartika Ekayasa dan Hasil Perhitungan)
Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui
bahwa minggu 1 sampai 9 nilai EAC>BAC,
sedangkan nilai EAC yang mendekati BAC adalah
pada minggu ke 17 dengan nilai prestasi mingguan
94,25% dan nilai CPI 1,026. Nilai EAC selain minggu
1 sampai 9 adalah lebih kecil dari BAC. Berdasarkan
hal tersebut maka dilakukan simulasi untuk
mengetahui perkiraan biaya tiap minggu dengan
menggunakan nilai EAC yang mendekati nilai BAC,
dengan asumsi bahwa
- Nilai EAC sebesar Rp. 15,557,287,268
- Nilai BAC sebesar Rp. 15,955,447,098
- Besar prestasi minggu ke 17 dan sebelumnya, nilai
ACWP, BCWP, ETC adalah sama dengan awal
- Selisih kenaikan prestasi tiap minggu diasumsikan
sebesar selisih prestasi minggu ke 17 dengan
minggu sebelumnya, yaitu sebesar 2,14% hingga
mencapai 100%
- Untuk prestasi mingguan di bawah 50% (ETC =
BAC – BCWP)
- Untuk prestasi mingguan di atas 50% (ETC =
(BAC – BCWP)/CPI)
Berdasarkan hasil simulasi, maka pelaksanaan
proyek dapat diselesaikan dalam waktu 20 minggu
atau atau 120 hari yaitu lebih lambat 42 hari dari
waktu yang direncanakan, dengan biaya lebih rendah
dari perencanaan yaitu Rp. 398,159,830.
Perkiraan Waktu Penyelesaian
Dengan asumsi bahwa kecendrungan angka kinerja
waktu yang terjadi pada saat pelaporan akan tetap
sampai akhir proyek, maka perkiraan waktu
penyelesaian proyek berdasarkan simulasi adalah
waktu penyelesaian yang tepat dengan durasi yang
ditetapkan yaitu 78 hari maka nilai SPI = 1 (minggu
ke 18). Sedangkan untuk mendapat waktu yang
kurang dari durasi yang direncanakan maka nilai SPI
= 1,027 maka nilai tersebut akan digunakan untuk
optimalisasi.
Perkiraan Rencana Terhadap Penyelesaian (The
To Complete Performance Indeks / TCPI)
Hasil perhitungan indeks prestasi penyelesaian pada
pekerjaan proyek perpipaan di Kota Malang
berdasarkan di minggu terakhir (minggu 18) adalah:
- BAC (biaya akhir yang dianggarkan) =
Rp._15,955,447,098
- BCWP minggu 18 = Rp. 15,955,447,098
- EAC minggu ke 18 = Rp. 15,427,752,150
- ACWP minggu ke 18=Rp. 15,427,752,150
TCPI = 𝐵𝐴𝐶−𝐵𝐶𝑊𝑃
𝐸𝐴𝐶−𝐴𝐶𝑊𝑃
= 15,955,445,098−15,955,447,098
15,427,752,150−15,427,752,150
= 1
Dengan hasil TCPI = 1, maka perkiraan rencana
mungkin terjadi terhadap penyelesaian pekerjaan.
Optimalisasi Kinerja Biaya dan Waktu Dengan
Earned Value Method
Untuk optimalisasi pekerjaan dilakukan pada saat
minggu pertengahan (minggu ke-7) dengan asumsi
pada minggu tersebut sudah diketahui terjadinya
keterlambatan pekerjaan dan harus segera diambil
langkah optimalisasi.
Perkiraan Biaya Total Proyek
Perkiraan Biaya Total Proyek di minggu ke-7
Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa prestasi
pekerjaan pada minggu ke-7 baru mencapai 28,43%
dari 43,24% prestasi yang direncanakan. Sehingga
pekerjaan tersisa (ETC) pada minggu ke-7 berikut:
BAC (biaya akhir yang dianggarkan)
= Rp. 15.955.447.098
EV / BCWP = Rp. 4,536,133,610
ETC = (BAC-BCWP)
= (15.955.447.098 – 4.536.133.610)
= 11.419.313.488
Dengan mengasumsikan bahwa kecendrungan
angka kinerja biaya yang terjadi pada saat minggu
Evaluasi Pengendalian Pelaksanaan dan ….
8
ke_7 akan tetap sampai akhir proyek, maka perkiraan
biaya total proyek adalah sebagai berikut:
AC Minggu ke 7 = Rp. 5,753,588,500
ETC = Rp. 11.419.313.488
EAC = AC + ETC
= 5,753,588,500 + 11.419.313.488
= 17.172.901.988
Dari perhitungan diatas dapat dilihat untuk biaya
akhir proyek justru jauh lebih besar dari pada
anggaran yang direncanakan atau dengan kata lain
proyek merugi sebesar Rp. 1217.454.890.
Perkiraan Biaya Tiap Minggu Dengan Nilai CPI =
1,026
Dengan mengacu hasil perhitungan sebelumnya
bahwa perkiraan biaya total proyek (EAC) yang
mendekati BAC adalah pada minggu ke 17 dengan
nilai CPI 1,026, maka dilakukan simulasi perkiraan
biaya tiap minggu yaitu minggu ke-7 hingga ke-13.
Dari hasil simulasi dapat diketahui bahwa prediksi
total biaya akhir pekerjaan dapat memenuhi prestasi
pekerjaan 100% di minggu ke-11 atau 66 hari yaitu
lebih cepat 12 hari dari yang direncanakan.
Perkiraan Waktu Penyelesaian Dengan SPI = 1,027
Bila mengacu hasil simulasi sebelumnya maka hasil
perkiraan penyelesaian proyek adalah sebagai berikut:
ATE = 36 hari
OD = 78 hari
SPI = 1,027
TE = 36 + (( 78 – (36 x 1,027)) / 1,027)
= 69 hari
Penjadwalan Waktu Kerja Dengan Menggunakan
Repetitive Scheduling Method (RSM)
Tabel 9. Hubungan Antara Kegiatan
Kegiatan Kode Durasi Constrain
Pek. Persiapan A 6 A-B (FS)
A-C (FS)
Pek. Tanah B 48 B-E (FS)
Pek. Pipa C 54 C-D (SS=6)
Pek. Pasangan D 36 D-E (FS)
Pengembalian
Jalan
E 18 E-F (FS)
Penyelesaian F 6
Setelah dibuat hubungan antara kegiatan maka dibuat
jaringan kerja dengan menggunakan metode PDM
seperti Gambar 1 berikut ini.
Keterangan: Jalur Kritis A,B,C,E,F
KEG = ID Pekerjaan EF = Early Finish
D = Durasi LS = Late Start
TF = Total Float LF = Late Finish
ES = Early Start
Gambar 1. Jaringan Kerja PDM
Tabel 10. Barchart Kegiatan
ID PEKERJAAN DURASI (MINGGU)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
A Pek. Persiapan
B Pek. Tanah
C Pek. Pipa
D Pek. Pasangan
E Pengembalian Jalan
F Penyelesaian
6
54
48 36
6 18
12
D
60
60 54
0 12
6
C
78
78 6
0 72
72
F
54
54 48
0 6
6
B
72
72 18
0 54
54
E 6
6 6
0 0
0
A
LF
EF D
U
R TF LS
ES
KEG
Evaluasi Pengendalian Pelaksanaan dan ….
9
118001160011400 (D-6)1120011000 (A-6) (B-6) (C-6) (E-6)10800 (F-6)10600104001020010000980096009400 (D-5)9200 (E-5) (F-5)9000 (B-5)880086008400 (C-5)820080007800760074007200 (A-5)700068006600 (C-4)6400 (B-4) (E-4)6200 Berpotongan (F-4)6000 (A-4)5800 (C-4)5600540052005000 (E-3)4800 (A-3) (F-3)4600 (B-3) (C-3)4400 (D-3)420040003800 (A-2) (C-2) Berpotongan (E-2) (F-2)3600 (B-2) (D-2)340032003000 (A-1) (E-1)2800 (F-1)260024002200 (B-1)200018001600 (C-1) (D-1)140012001000800600400 (Cp, A-B,C) (Cp D-E) (Cp E-F)200
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78
A PERSIAPAN D PEKERJAAN PASANGANB PEKERJAAN TANAH E PEKERJAAN PENGEMBALIAN JALANC PEKERJAAN PIPA F PEKERJAAN PENYELESAIAN
LOKASI
1 (3409
m)
LOKASI 2
(540 m)
LOKASI
5 (3785
m)
Lokasi 6
(1285
m)
LOKASI
4 (1424
m)
LOKASI 3
(1270 m)
Langkah selanjutnya adalah mentransfer jadwal dari
diagram barchart ke diagram RSM seperti yang
terlihat pada Gambar 2 berikut ini.
Gambar 2. Diagram RSM Transfer Dari Barchart
Dari Gambar 2 diatas dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Arah X menunjukkan waktu kerja (hr) dan arah Y
menunjukkan panjang pipa (m).
2. Jumlah sumber daya dan grup pekerja yang
tersedia adalah:
- Mandor 1 orang
- Tukang 2 orang
- Pekerja 25 orang
- Operator 1 orang
- Alat penyambung pipa 2 buah
Peraturan utama dalam pembuatan jadwal dengan
metode ini adalah bahwa garis produksi kegiatan awal
dengan kegiatan setelahnya (successor) tidak boleh
saling berpotongan. Perpotongan dapat mengindikasi-
kan adanya kesalahan dalam urutan pada kegiatan-
kegiatan yang berpotongan tersebut. Apabila kegiatan
pendahulunya lebih besar dari kegiatan setelahnya,
maka kontrol untuk penentuan waktu pelaksanaan
kegiatan setelahnya dilakukan diakhir kegiatan
pendahulu. Apabila sebaliknya, maka kontrol
dilakukan diawal kegiatan pendahulu.
Jadi apabila kegiatan pendahulu mempunyai durasi
yang lebih panjang dari kegiatan penerusnya, maka
untuk menghindari perpotongan garis produksi
kegiatan penerusnya harus berakhir setelah kegiatan
pendahulunya berakhir. Sedangkan apabila kegiatan
pendahulunya berdurasi lebih pendek, maka kegiatan
penerusnya dapat dimulai segera setelah seksi pertama
dari kegiatan pendahulu berakhir.
Seperti yang kita lihat pada Gambar 2 diatas
kegiatan pendahulu (kegiatan C) durasinya lebih
panjang dari kegiatan penerusnya yaitu kegiatan D,
maka kegiatan D harus berakhir setelah kegiatan C
berakhir. Dengan mengacu pada aturan tersebut dan
durasi yang telah dihitung diatas serta hubungan antar
kegiatan maka dapat disusun diagram RSM seperti
pada Gambar 3 berikut ini.
Secara keseluruhan pekerjaan ini dapat
diselesaikan pada hari ke-62 yaitu lebih cepat 16 hari
dari jadwal rencana tanpa menggunakan penambahan
waktu kerja /lembur. Hal ini disebabkan karena dalam
metode RSM kita bisa lebih detail dalam mengontrol
perkembangan pekerjaan yang sudah terlaksana.
Evaluasi Pengendalian Pelaksanaan dan ….
10
Gambar 3. Diagram RSM
Kesimpulan
1. Hasil analisis pengendalian biaya, waktu dan
sumber daya pada proyek perpipaan Kota Malang
dengan menggunakan metode Earned Value
menunjukkan keterlambatan pekerjaan dari waktu
yang direncanakan, namun biaya yang dikeluarkan
masih dibawah biaya yang dianggarkan atau
dengan kata lain proyek tidak mengalami kerugian.
2. Hasil penjadwalan waktu kerja proyek dengan
Repetitive Schedulling Method yaitu proyek dapat
diselesaikan pada hari ke-62 atau lebih cepat 16
hari dari waktu yang direncanakan.
Daftar Pustaka
Dipohusodo, I. 1996. Manajemen Proyek Konstruksi.
Jilid 2. Kanisus, Yogyakarta.
Ervianto, Wulfram I. 2005. Manajemen Proyek
Konstruksi. CV ANDI Yogyakarta
Hegazy, T and K. Petzold, 2003. Genetik Optimation
fot Dynamic Project Control, Journal of
Construction Engineering and Management. ASC.
192. No.4
Wiranata, A.A. 2009. Penggunaan Metode
Penjadwalan Berulang (Repetitive Scheduling
Method) Pada Pengerjaan Proyek Perumahan
(Studi Kasus Pada Proyek Perumahan Beranda
Mumbul). Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 13, No.
2, Juli 2009