eritromisin.pdf
-
Upload
ellam-embong-bulan -
Category
Documents
-
view
215 -
download
0
Transcript of eritromisin.pdf
-
8/18/2019 eritromisin.pdf
1/12
*) Hj. Dian Saraswati, S.Pd., M.Kes, Moh. Adam Mustapa, S.Si., M.Sc
UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN
TAKOKAK ( Solanum torvum) TERHADAP BAKTERI
Puspita Rasyid, Dian Saraswati, Mohammad Adam Mustapa *) *)Jurusan Farmasi, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas
Negeri Gorontalo
Email: [email protected]
ABSTRAK
Takokak merupakan salah satu tanaman yang dijadikan obat tradisional olehmasyarakat yang secara empiris dapat bermanfaat sebagai obat demam, luka, bisul, dankoreng. Takokak mengandung flavonoid yang berdasarkan penelitian berkhasiat sebagaiantibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Efektivitas antibakteri ekstraketanol daun Takokak ( Solanum torvum ) terhadap bakteri. Penelitian dilakukan dengan
proses ekstraksi dengan menggunakan metode maserasi, pemilihan metode maserasididasarkan atas sampel berjenis daun. Pengujian efektivitas antibakteri dilakukan denganmetode difusi cakram menggunakan cakram kertas. Sampel terbagi dalam lima kelompok
perlakuan, yaitu kontrol negatif dengan Etanol, kontrol positif dengan Eritromisin untuk bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dan larutan ekstrak daun Takokakdengan empat konsentrasi, yaitu 10%, 15%, 20%, dan 25%. Hasil skrining fitokimia dauntakokak diduga menunjukkan adanya senyawa flavonoid. Hasil uji Efektivitas antibakterimenunjukkan bahwa ekstrak etanol daun takokak dapat menghambat pertumbuhan
bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli pada konsentrasi 25% dengandiameter daerah hambat masing-masing sebesar 20 mm menunjukkan respon penghambatan kuat dan 17 mm menunjukkan respon penghambatan sedang. Konsentrasihambat minimum ekstrak etanol daun takokak pada konsentrasi 10%, memberikandiameter daerah hambatan sebesar 13 mm yang sama untuk bakteri Staphylococcusaureus dan bakteri Escherichia coli menunjukkan penghambatan yang sedang apabiladibandingkan dengan tabel klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri menurutClinical and Laboratory Standard Institute (CLSI). Jadi Ekstrak etanol daun takokakmemiliki efektivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichiacoli.
Kata kunci : Efektivitas, Daun takokak, Staphylococcus aureus, Escherichia coli
-
8/18/2019 eritromisin.pdf
2/12
47
PENDAHULUANLebih dari 2000 jenis tumbuhan
obat tumbuh dan berkembang diIndonesia. Namun, 1000 jenis saja yang
sudah didata dan sekitar 300 jenis yangsudah dimanfaatkn untuk pengobatantradisional (Arief Hariana, 2013).
Penggunaan tumbuhan obat diIndonesia sebenarnya sudah mulai darizaman nenek moyang bangsa Indonesia.Akan tetapi, penggunaannya ditengahmasyarakat baru dimulai saat penjajahanBelanda. Pengenalan dan penggunaantanaman obat dimulai berkat jasa NyonyaJ. Kloppenburg-Versteegh (1995) yangmenginventarisasi cara-cara penggunaanobat tradisional Indonesia, kemudiandilanjutkan oleh-oleh pakar-pakar lainnya,serta Departemen Kesehatan RepublikIndonesia pada masa itu (Arief Hariana,2013).
Saat ini ilmu pengetahuan danteknologi semakin berkembang, tetapitidak mampu menghilangkan penggunaanobat tradisional. Penggunaan obattradisional semakin banyak dikembangkandan disukai oleh masyarakat. Hal inidisebabkan oleh khasiat tumbuhan obatyang tidak kalah jika dibandingkan denganobat sintesis bahkan khasiatnya bisadisejajarkan dengan pengobatan modern.Penyebab lain adalah bahwa pengobatanmodern banyak menimbulkanketergantungan pada penderita seumurhidup terutama dalam pemakaian obatkimia tertentu. Selain itu, harga obat kimia
pun relatif mahal sehingga tidakterjangkau oleh sebagian masyarakat(Mahendra dan Rahmat, 2005).
Dengan adanya pengembangan potensi obat tradisional ini, diharapkanketergantungan terhadap pemakaian obatsintetik yang mempunyai banyak efeksamping dapat dikurangi dan biaya
pengobatan dapat dijangkau olehmasyarakat luas.
Salah satu jenis tumbuhan yang
sering digunakan masyarakat sebagai obattradisional adalah tumbuhan takokak
(Solanum torvum ). Tumbuhan ini jugamengandung banyak khasiat bagikesehatan dan termasuk salah satutanaman obat yang selain buahnya, daun
dan bunganya juga dapat dimanfaatkan.Solanum torvum digunakan untuk
pengobatan demam, luka, bisul, korengdan kerusakan gigi (Ndebia et al, 2007).Takokak pun mampu melancarkansirkulasi darah, menghilangkan rasa sakit(analgetik) dan menghilangkan batuk(antitusif) (Menurut Rahmat, 2009).
Selama ini tumbuhan takokak banyak tumbuh di hutan-hutan, di tepisungai, di ladang, di kebun, kadang-kadang dibudidayakan di halaman.Tumbuhan takokak tumbuh dengan baik di
berbagai jenis tanah dengan karakteristiklahan yang tidak terlalu berair, ternaungisedang atau tersinar matahari, dan padaketinggian tempat 1-1800 m (Heyne 1987,Zuhud et al . 2003).
Di daerah Gorontalo khususnya diKecamatan Lemito Kabupaten Pohuwato,tanaman takokak tumbuh liar di semak danhutan-hutan terbuka. Masyarakatmenggunakan tanaman takokak sebagaitanaman tradisional untuk pengobatan
penyakit kulit seperti bisul, panu ataukurap, serta koreng. Namun yang menjadimasalah dalam penggunaan obattradisional ini adalah kurangnya informasiatau pengetahuan mengenai tumbuhantakokak yang dipakai sebagai obattradisional dalam pengobatan penyakitkulit. Penyakit infeksi dapat disebabkan
oleh empat kelompok besar hama penyakit, yaitu bakteri, jamur, virus, dan parasit (Jawetz et al ., 1996).
Salah satu bakteri Staphylococcusyang penting dan banyak berhubungandengan manusia adalah S. aureus . Bakteriini dapat memfermentasi laktosa, bersifat
proteolitik, memproduksi koagulase,memproduksi pigmen, lipase danmenghasilkan zone hemolisis aerobic pada
piringan agar darah serta tumbuh pada
media yang mengandung natrium klorida0,9 %. Bakteri S. aureus biasanya
-
8/18/2019 eritromisin.pdf
3/12
48
ditemukan pada kulit membran sertamenimbulkan suatu penyakit tertentu.Bakteri ini dapat menyebabkan bisul,
borok dan nanah pada luka. Sumberinfeksinya pada kulit dan saluran
pencernaan. Hampir setiap orang pernahmengalami berbagai infeksi Staphylococcus aureus selama hidupnya,dari keracunan makanan yang berat atauinfeksi kulit yang kecil, sampai infeksiyang tidak bisa disembuhkan (Jawetz etal ., 2001).
Tumbuhan takokak memilkigolongan senyawa polifenol sepertiflavonoid dan tanin (Kusirisin W, 2009).Golongan senyawa ini dilaporkan sebagaikomponen antimikrobial. Hasil beberapa
penelitian menyebutkan bahwa takokakmemiliki aktivitas antimikroba yang cukup
baik. Sivapriya et al . (2011) menunjukkan bahwa jumlah kandungan metabolit,seperti polifenol dan flavonoid padaekstrak takokak, berkaitan erat denganefektivitas penghambatan bakteri.
Polifenol biasanya ditemukan padatumbuhan. Senyawa – senyawa Polifenol
berperan sebagai antioksidan yang baikuntuk tubuh. Fenol termasuk flavonoidmempunyai fungsi sebagai antioksidanyang berfungsi sebagai pereduksi radikal
bebas, selain itu juga mempunyai peranan penting dalam menghambat mikroba atausebagai antibiotik (Ramos,2007). Secaraumum jumlah kandungan fenol (termasukflavonoid) yang dominan, akanmenunjukkan adanya aktivitas darisenyawa fitokimia yang berfungsi
menghancurkan mikroba terutama padakelompok bakteri.Penelitian (Arifatur Rokhmawati,
2014) tentang Daya Antibakteri EkstrakBuah Takokak ( Solanum torvum Swartz)terhadap Pertumbuhan Streptococcusmutans menunjukkan bahwa ekstrak buahtakokak mempunyai daya antibakteridalam menghambat pertumbuhanmikroorganisme tersebut. Hal inidikarenakan adanya kandungan polifenol
dan flavonoid dalam jumlah yang cukup besar yakni 59,4 dan 29,7 mg/gram ekstrak
buah takokak. Hasil penelitian yang didapat bahwa ekstrak buah takokak mampumenghambat pertumbuhan S. mutans .Konsentrasi terkecil dari ekstrak buahtakokak yang masih mampu menghambat
pertumbuhan S. mutans adalah 12,5%.Ekstrak buah takokak konsentrasi 12,5 %,25 %, 50 %, dan 100 % memilikikemampuan yang lebih rendah dan tidaksetara dengan chlorhexidine dalammenghambat pertumbuhan S. mutans.
Muthezhilan et al, 2012mengatakan banyak asam lemak yangterdapat pada tanaman takokak diketahuimemiliki sifat antibakteri dan antijamur(Russel, 1991). Dimana bagian yang
berbeda dari tanaman yang digunakansebagai obat pencernaan, batuk dan pilek(Yuanyuan et al., 2009). Dari data yang
berkaitan dengan potensi antibakteritanaman ekstrak S. torvum hasilnyamenunjukkan bahwa ekstrak etanolSolanum torvum memiliki aktivitasantibakteri terhadap penghambatan untukkedua gram negatif dan gram positive
bakteri. Zona inhibisi diameter berkisarantara 7 mm menjadi 19,3 mm denganzona tinggi nilai-nilai yang diamati dalamekstrak akar terhadap Bacillus sp (19,3mm), ekstrak pericarp terhadap K.
pneumonia (17,0 mm) dan batang ekstrakterhadap Bacillus sp (16,9 mm).
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang UjiEfektivitas Antibakteri Ekstrak EtanolDaun Takokak Terhadap Bakteri.
Apakah ekstrak etanol dauntakokak ( Solanum torvum ) memilikiefektivitas sebagai antibakteri terhadap
bakteri Staphylococcus aureus dan bakteri Eschericia coli ?
Adapun tujuan yang ingin dicapaidalam penelitian ini dapat dikemukakansebagai berikut :
Untuk mengetahui ekstrak etanoldaun takokak ( Solanum torvum ) dalam
menghambat bakteri Staphylococcusaureus dan bakteri Eschericia coli.
-
8/18/2019 eritromisin.pdf
4/12
49
Untuk mengetahui bataskonsentrasi optimal ekstrak etanol dauntakokak dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Staphylococcus aureus dana bakteri Eschericia coli pada konsentrasi10%, 15%, 20% dan 25%.1. Untuk menambah wawasan,
pengetahuan mahasiswa terutamadalam bidang perkembangan obattradisional serta dapat memberikangambaran tentang konsentrasi maksimal
ekstrak daun takokak sebagaiantibakteri terhadap bakteri.
2. Dapat memberikan pengetahuan kepada peneliti tentang efektivitas ekstrak dauntakokak sebagai antibakteri serta dapat
memberikan gambaran tentangkonsentrasi maksimal ekstrak dauntakokak sebagai antibakteri.
3. Memberikan informasi ilmiah kepadamasyarakat tentang manfaat tanamantakokak ( Solanum torvum ) sebagaiantibakteri
METODE PENELITIANPenelitian ini dilaksanakan pada
bulan Januari-April 2015 di LaboratoriumFitokimia dan Mikrobiologi JurusanFarmasi Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan danKeolahragaan Universitas NegeriGorontalo.
Penelitian ini dilakukan secaraeksperimental laboratorium untuk melihathasil pengukuran diameter zona hambatandibandingkan dengan klasifikasi responhambatan pertumbuhan bakteri. Perlakuandilakukan dengan variasi konsentrasi 10%,15%, 20%, 25% ekstrak etanol dauntakokak ( Solanum torvum ) terhadap
pertumbuhan bakteri kemudian hasildibandingkan dengan kelompok kontrol
positif (Eritromisin) dan kontrol negatif(Etanol). Dimana penelitian dilakukandengan metode difusi cakram.
Alat yang diperlukan untuk penelitian ini adalah alat-alat gelas,autoklaf (Fisons), blender (Philips),cakram kertas (diameter 6 mm), inkubator
(Memmert), jangka sorong, jarum ose,kamera digital (Samsung), kompor Listrik ,lemari pendingin (Toshiba), oven (Shelllab), penangas air, pinset, pipet mikro(Eppendorf), rotary evaporator (Haake D),timbangan digital (Kern).
Bahan yang diperlukan untuk penelitian ini adalah Ekstrak daunTakokak ( Solanum torvum ), Nutrien agar(NA), Bakteri Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli , Aquades, etanol, kertas
cakram, eritromisin.
Daun takokak yang telahdikumpulkan disortasi basah yaitumemisahkan daun Takokak dari bagianlain tumbuhan daun Takokak yangterambil, kotoran-kotoran atau bahan asinglainnya, kemudian daun takokak yangtelah terkumpul ditimbang, lalu dicuciuntuk menghilangkan debu yang melekat.Pencucian dilakukan dengan air keranyang mengalir, ditiriskan, dikeringkandengan cara diangin-anginkan diudaraterbuka (terlindung dari sinar mataharilangsung). Proses pengeringan dilakukansampai daun Takokak mudah diremukkan.Simplisia yang telah kering disortasikering yaitu memisahkan benda asingseperti pengotoran-pengotoran lain yangterjadi selama pengeringan, kemudianditimbang kembali. Simplisia selanjutnyadiserbuk dengan menggunakan blender.Serbuk simplisia dimasukkan ke dalamkantung plastik dan disimpan ditempatyang terlindung dari sinar matahari.
Proses ekstraksi dilakukan
dilaboratorium Fitokimia FarmasiUniversitas Negeri Gorontalo. Pada tahapini sampel diekstraksi dengan metodemaserasi yaitu dengan cara sampel DaunTakokak direndam menggunakan pelarutetanol pada maserator.
Sampel daun Takokak ( Solanumtorvum ) terlebih dahulu ditimbangsebanyak 200 gram, kemudian sampeldirendam menggunakan pelarut etanolyang di tempatkan pada maserator, sampai
serbuk terendam semua (volume etanol ± 2L), diaduk dengan menggunakan magnetik
-
8/18/2019 eritromisin.pdf
5/12
50
stirer selama ± 2 jam. Setelah itu sampeldidiamkan selama 3 x 24 jam dengansesekali diaduk. Selanjutnya sampel disaring menggunakan kertas saring, Hinggadi dapatkan ekstrak cair. Residu yang
tertinggal ditambah lagi dengan etanol (1L) dan diberikan perlakuan yang samakemudian diulangi lagi. Selanjutnya semuaEkstrak cair yang didapat dikumpulkanmenjadi satu untuk dievaporasi sampaiagak kental. Setelah agak kental, diuapkandiatas waterbath suhu 50 0 C untukmendapatkan ekstrak yang lebih pekat.Ekstrak kental yang didapatkan kemudiandihitung persen rendemen, yaitu :
Rendemen = ℎ
× 100%
Sampel serbuk daun takokaksebanyak 200 mg diekstrak dengan 5 mletanol dan dipanaskan selama 5 menitdidalam tabung reaksi. Selanjutnyaditambahkan beberapa tetes pereaksi
NaOH. Apabila terbentuk warna merah tuaatau kuning menunjukkan adanya senyawaflavonoid (Harbone, 1987).
Alat-alat yang digunakan dalam uji
aktivitas antibakteri ini, disterilkan terlebihdahulu sebelum dipakai. Alat-alat gelasdisterilkan di dalam oven pada suhu 170°Cselama 1 jam. Media disterilkan diautoklaf pada suhu 121°C selama 15menit. Jarum ose dan pinset dipijar denganlampu Bunsen (Lay, 1994).
Koloni bakteri diambil denganmenggunakan jarum ose steril, laluditanam pada media nutrient agar miringdengan cara menggores. Kemudiandiinkubasi dalam inkubator pada suhu 36-37°C selama 18-24 jam (Ditjen POM,1995).
Ekstrak daun takokak ditimbang0,5 g dan disuspensikan dengan etanolhingga 10 ml maka konsentrasi ekstrak
adalah 5% kemudian dibuat pengenceranselanjutnya sampai diperoleh ekstrakdengan konsentrasi 10%, 15%, 20% dan25%.
Dimasukkan 0,1 ml inokulum
kedalam cawan petri, kemudianditambahkan 20 ml media nutrient agar(NA) steril yang telah dicairkan,dihomogenkan dan dibiarkan sampaimedia memadat. Selanjutnya kertascakram (diameter 6 mm) direndam kedalam larutan uji dengan berbagaikonsentrasi, dikeringkan dan diletakkan diatas permukaan media agar. Kemudiandiinkubasi pada suhu 36-37°C selama 18-24 jam. Selanjutnya diameter daerahhambat di sekitar kertas cakram diukurdengan menggunakan jangka sorong.Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali(Ditjen POM, 1995).
Hasil pengukuran diameter zonahambatan dibandingkan dengan klasifikasirespon hambatan pertumbuhan bakteriseperti yang ditujukan pada tabelklasifikasi respon hambatan pertumbuhan
bakteri menurut Clinical and LaboratoryStandard Institute (CLSI) (Poeloengan,2010)
Tabel 3.10. Klasifikasi Responhambatan Pertumbuhan bakteri
Diameter ZonaTerang
ResponHambatan
Pertumbuhan ≥18 mm Kuat
13-17 mm Sedang
≤ 12 mm Resisten
Sumber: (Poeloengan,2010)
HASIL DAN PEMBAHASANPersentase Rendamen
Rendemen adalah persentase produk yang didapatkan darimenbandingkan berat awal bahan dengan
berat akhirnya. Sehingga dapat di ketahui
kehilangan beratnya proses pengolahan.Rendamen didapatkan dengan cara(menghitung) menimbang berat akhir
bahan yang dihasilkan dari prosesdibandingkan dengan berat bahan awalsebelum mengalami proses.
-
8/18/2019 eritromisin.pdf
6/12
51
Tabel 4.1.1 Hasil Perhitungan BeratEkstrak Etanol daun takokakBeratSampel(g)(Simplisia
DaunTakokak)
PelarutEtanol
(ml)
BeratEkstrak
(g)
Persentase(%)
200 3000 25,33 12,7 %
Tabel 4.1.1 menunjukkansampel daun takokak sebanyak 200 g diekstraksi dengan 3000 ml pelarut etanolmenghasilkan ekstrak kental daun takokaksebanyak 25,33 g dengan persen rendamen
12,7%.
Skrining FitokimiaBerdasarkan uji skrining
fitokimia, diketahui bahwa ekstrak etanoldaun takokak mengandung senyawaFlavonoid. Hal ini dapat dilihat dari
perubahan warna yang terjadi pada saat penambahan larutan NaoH yaitu berwarnakuning Menurut Harborne (1987) bahwakandungan flavonoid dalam tumbuhandiuji dengan menggunakan pereaksi NaOHyang nantinya akan memberikan warnamerah muda, merah bata atau kuning.
Tabel 4.1.2 Hasil Uji skriningFitokimia Senyawa Aktif Antimikroba
Senyawa Pereaksi Hasil
Flavonoid NaOH LapisanKuning (+)Tabel 4.1.2 menunjukkan
ekstrak daun takokak ditambahkan beberapa tetes pereaksi NaOHmenghasilkan perubahan warna menjadiwarna kuning yang berarti positifmengandung senyawa flavonoid.
Diameter Zona Hambat BakteriDiameter zona hambatan
pertumbuhan bakteri menunjukansensitifitas bakteri terhadap zat antibakteri.Selanjutnya dikatakan bahwa semakin
tebar diameter zona hambatan yang
terbentuk bakteri tersebut semakin sensitif(Hastowo, 1992).Tabel 4.2 Hasil Rata-Rata DiameterZona Hambat Bakteri
Kelom pokPerlakuan
Diameter Daerah Hambatan
(mm)S.aureus
DayaHambat
E.coli
DayaHam
batKontrol
Negatif(Etanol)
- Tidakada -Tidakada
KonsentrasiEkstrak10 %
13mm Sedang
13mm
Sedang
KonsentrasiEkstrak15 %
15mm Sedang
15mm
Sedang
KonsentrasiEkstrak20 %
18mm Kuat
16mm
Sedang
Konsen
trasiEkstrak25 %
20mm Kuat 17mm Sedang
KontrolPositif(Eritromisin)
21mm Kuat
21mm Kuat
Pembahasan Pada penelitian kali ini digunakan
sampel berupa daun takokak yang akan
diujikan daya hambatnya terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcusaureus dan bakteri Escherichia coli .Pertama-tama daun takokak diolah dalam
bentuk simplisia. Dimana daun takokak inidiperoleh di Kecamatan Lemito Kabupaten
pohuwato. Setelah daun takokakdikumpulkan, kemudian dilakukan sortasi
basah yaitu untuk memisahkan bahan- bahan asing lainnya dari bahan simplisia, bahan-bahan asing disini seperti tanah,kerikil, rumput, bunga, batang, rimpang
-
8/18/2019 eritromisin.pdf
7/12
-
8/18/2019 eritromisin.pdf
8/12
53
etanol daun takokak dengan konsentrasi25% memiliki respon hambatan yang kuatterhadap bakteri Staphylococcus aureusdan respon hambatan yang sedang untuk
bakteri Escherichia coli . Untuk hasil
respon hambatan Eritromisin sebagaikontrol positif terhadap kedua bakteri ujiyaitu Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli mempunyai responhambatan sama dan memiliki responhambatan yang sangat kuat dengandiameter 21 mm, yang berarti masihmemiliki efektivitas antibakteri yang kuatdibanding ekstrak etanol daun takokakkonsentrasi 25%.
Antibiotik eritromisin merupakanantibiotik pilihan pertama untuk infeksi
bakteri karena daerah kerjanya yang luasyang mampu menghambat bakteri gram
positif maupun negatif, yang kerjanyadengan cara menghalangi sintesa lengkapdari polimer penyusun jaringan
peptidoglikan, yaitu polimer dari senyawaamino dan gula yang saling terikat satudengan yang lain atau di sebut murein.Bila sel tumbuh dan plasmanya bertambahatau menyerap air dengan jalan osmosis,maka dinding sel yang tak sempurna ituakan pecah dan bakteri musnah (T.H Tjaydan K. Rahardja, 2007). Antibiotikeritromisin juga dapat menghambatsintesis protein. Dalam dosis rendahsampai sedang, obat ini mempunyai efek
bakteriostatik dan dengan dosis tinggiefeknya bakteriostatik dan dengan dosistinggi efeknya bakterisidal.
Antibiotik eritromisin dibuat oleh
streptomyces erythreus dan secara kimiawimerupakan cincin lakton makrositik.Sering golongan antibiotika ini disebutsebagai makrolida. Eritromisin jugatermasuk golongan makrolida.
Mekanisme kerja golonganmakrolida menghambat sintesis protein
bakteri pada ribosomnya dengan jalan berikatan secara reversibel denganRibosom subunit 50S. Sintesis proteinterhambat karena reaksi-reaksi translokasi
aminoasil dan hambatan pembentuk awalsehingga pemanjangan rantai peptida tidak
berjalan. Makrolida bisa bersifat sebagai bakteriostatik atau bakterisida, tergantungantara lain pada kadar obat serta jenis
bakteri yang dicurigai (Soekardjo, 1995).Berdasarkan uji senyawa yang
telah dilakukan, golongan senyawa aktifyang teridentifikasi dalam daun takokakdiduga mengandung senyawa flavonoid.Daya antibakteri dari ekstrak etanol dauntakokak disebabkan oleh kandungan zataktif flavonoid daun takokak.
Menurut kusirisin (2009)tumbuhan takokak memilki golongansenyawa polifenol seperti flavonoid.Golongan senyawa ini dilaporkan sebagaikomponen antimikroba. Hasil beberapa
penelitian menyebutkan bahwa takokakmemiliki aktivitas antimikroba yang cukup
baik. Sivapriya et al . (2011) menunjukkan bahwa jumlah kandungan metabolit,seperti polifenol dan flavonoid padaekstrak takokak, berkaitan erat denganefektivitas penghambatan bakteri. Hal inidikarenakan adanya kandungan polifenoldan flavonoid pada tanaman takokak.
Menurut penelitian sebelumnyatanaman takokak diketahui memiliki sifatantibakteri. Dari data yang berkaitandengan potensi antibakteri tanamanekstrak S. torvum hasilnya menunjukkan
bahwa ekstrak etanol Solanum torvum memiliki aktivitas antibakteri terhadap
penghambatan untuk kedua gram negatifdan gram positif bakteri (Muthezhilan etal, 2012).
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun takokak dapat
menghambat bakteri gram positifdibandingkan gram negatif, artinya bakterigram positif yaitu Staphylococcus aureuslebih efektif terhadap senyawa-senyawakimia dibandingkan gram negatif yaitu
Escherichia coli . Hal ini disebabkan oleh perbedaan komposisi dan struktur dindingsel pada bakteri gram positif dan gramnegatif. Struktur dinding sel bakteri gram
positif berlapis tunggal (mono) dengankandungan lipid yang rendah (1-4%)
sedangkan bakteri gram negatif berlapistiga (multi) yang terdiri dari lapisan luar
-
8/18/2019 eritromisin.pdf
9/12
54
lipoprotein, lapisan tengahlipopolisakarida, dan lapisan dalam berupa
peptidoglikan dengan kandungan lipidyang tinggi (11-12%) (Jawetz, 2001).
PENUTUP
Hasil uji efektivitas antibakterimenunjukkan bahwa ekstrak etanol dauntakokak ( Solanum torvum ) dapatmenghambat pertumbuhan bakteriStaphylococcus aureus dan bakteri
Escherichia coli pada konsentrasi 25%dengan diameter daerah hambat masing-masing sebesar 20 mm dan 17 mm.1. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat
melakukan isolasi dan karakterisasi
senyawa golongan Flavonoid yangterkandung dalam daun takokak(Solanum torvum )
2. Diharapkan peneliti selanjutnya dapatmenguji efektivitas ekstrak etanol terhadap
jenis bakteri lain dan jamur.
DAFTAR PUSTAKA
Ansel H. C. 1989. Pengantar BentukSediaan Farmasi . Edisi 4.Diterjemahkan oleh Farida Ibrahim,UI-Press, Jakarta.
Arief & Hariana. 2013. Tumbuhan Obatdan Khasiatnya . Penebar Swadaya.Jakarta
Chah KF, dkk. 2000. Antimicrobial Activity of Methanolic Extract ofSolanum torvum Fruit . Fitoterapia71: 187-189.
Chusnie, Lamb AJ. 2005. Antimicrobial Activity of Flavonoid . Int JAntimicrobiol Agents: 343-356.
Direja, HE. 2007. Kajian Aktivitas Antimikroba Ekstrak Jintan Hitam(Nigella sativa L.) Terhadap Bakteri
Patogen dan Perusak Pangan [skripsi]. Bogor: Departemen Ilmu
dan Teknologi Pangan., Fakultas
Teknologi Pertanian, InstitutPertanian Bogor.
Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia .Edisi IV. Jakarta: Depkes RI.
Djide, N dan Sartini. 2006. Mikrobiologi Farmasi Dasar . Makassar :Laboratorium Mikrobiologi FarmasiFMIPA Universitas Hasanuddin
Dwidjoseputro, D. 1987. Dasar-Dasar Mikrobiologi . Cetakan kesembilan.Jakarta: djambatan.
Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi . Edisi IV Jakarta:Gramedia
Harborne JB. 1996. Metode Fitokimia. Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan .Terjemahan. K. Padmawinata dan I.Soediro. Penerbit ITB, Bandung
Lida, Y. Yanai, M. Ono, T. Ikeda and T. Nohara, 2005. Three unusual 22-_-O-23-Hydroxy-(5_)-spirostanolGlycosides from the Fruits ofSolanum torvum . Chem. Pharma.Bull., 53: 1122-1125.
Irianto, K. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme . Bandung :Yrama Widya
Ismaini, L. 2011. Aktivitas Antifungi Ekstrak (Centella asiatica (L.)Urban terhadap Fungi Patogen
pada Daun Anggrek (Bulbophyllum flavidiflorum Carr) . JurnalPenelitian Sains. Vol 14 No 1.
Jawetz, E. 2001. Mikrobiologi Kedokteran .Penerjemah: Eddy Mudihardi,
-
8/18/2019 eritromisin.pdf
10/12
55
Kuntaman, Eddy Bagus Wasito, NiMade Mertaniasih, Setio Harsono,Lindawati Alimsardjono. Surabaya:Penerbit Salemba Medika.
Kusirisin W, Jaikang C, Chaiyasut C, Narongchai P. Effect of PolyphenolicCompounds from Solanum torvumon Plasma Lipid Peroxidation,Superoxide anion and Cytochrome
P450 2E1 in Human Liver Microsomes . Medicinal Chemistry.2009; 5 (6): 583-588.
Lay, B.W. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium . Jakarta: RajaGrafindo Persada
Lay, Bibiana W dan Sugyo Hastowo.1992. Mikrobiologi . Rajawali :Jakarta
Molero G, Díez-Orejas R, Navarro-GarcíaF, Monteoliva L, Pla J, Gil C,Sánchez- Pérez M dan Nombela C,1998. Candida albicans: genetics,dimorphism and pathogenicity .Intern Microbiol. 1:95 – 106
Mustapa. MA. 2010. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Antimikroba Herba Blumea mollis (D.Don) Merrdari Koleksi Taman NasionalGunung Merapi , Tesis, FakultasFarmasi Program Pasca Sarjana,Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta, hlm 158
Natta, L., Orapin., Krittika dan Pantip.2008. Essensial Oil from
Zingiberaceae for Anti Food-Borne Bacteria . International FoodResearch Journal.
Ndebia E.J., Kamgang R and Nkeh-ChungagAnye B.N. 2007. Analgesicand anti-inflammtory properties ofaqueous extract from the leaves of
Solanum torvum. (Solanaceae) . Afr.
J. Trad. Complim. Altern ; 42: 240-244
Nurwanto. (1997). Mikroba Pangan Hewan Nabati . Penerbit Kanisius :
Yogyakarta
Pelczar MJ, Chan ECS. 2005. Dasar- Dasar Mikrobiologi . Jakarta:Universitas Indonesia
Poelongan, M dan praptiwi. 2010. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garciniamangostana Linn). Artikel LitbangKeshatan. Vol 20. No. 2.
Pratiwi, S.T. 2008. Mikrobiologi Farmasi .Jakarta: Erlangga.
Price. A Sylvia. 2006.. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit . Edisi 6. Jakarta : EGC
Rahmat H. 2009 . “ Identifikasi Senyawa Flavonoid pada Sayuran Indigenous Jawa Barat .” Tidak Diterbitkan.Skripsi. Bogor: Institut PertanianBogor
Rosiska L, Widodo F.M, Eko N.D, 2012. Jurnal Aktivitas Antijamur Senyawa Bioaktif Ekstrak Gelidium LatifoliumTerhadap Candida albicans.
Jurusan perikanan . FPIK.Universitas diponegoro
Sirait N. 2009. Terong cepoka (Solanumtorvum) herba yang berkhasiat sebagai obat . Warta Penelitian danPengembangan Tanaman Industri15(1):10-12.
Siswandono, Soekardjo.1995. Kimia Medisinal .Surabaya:AirlanggaUniversity Press
Sivapriya M, Dinesha R, Harsha R, Gowda
SST, Srinivas L. AntibacterialActivity of Different Extracts of
-
8/18/2019 eritromisin.pdf
11/12
56
Sundakai ( Solanum torvum ) FruitCoat. Int J Biol Chem . 2011; 5 (1):1-5.
Subhisha, S. Dan A. Subramoniam. 2005.
Antifungal Activities of a Steroid From Pallavicinia lyellii, a Liverwort . Tropical Botanic Gardenand Research Institute, India.
Sudjadi. 1998. Metode Pemisahan .Yogyakarta: Kanisius
Tjay, T.H., dan Rahardja, K. 2002. Obat-obat Penting, Khasiat Penggunaandan Efek Sampingnya Edisi IV .Gramedia: Jakarta.
Tyasrini, E., Winata, T. & Susantina.2006. Hubungan antara sifat danmetabolit Candida spp. dengan
patogenesis kandidiasis. JurnalKedokteran Maranatha, Vol. 6, No.1.Available fromhttp://majour.maranatha.edu/index.php/jurnal-kedokteran/article/view/86[Accessed 18 januari 2015].
-
8/18/2019 eritromisin.pdf
12/12