Ergo Nomi
-
Upload
robby-hermawan -
Category
Documents
-
view
227 -
download
0
description
Transcript of Ergo Nomi
ERGONOMI ( INTERIOR )
> 1SUMBER UTAMA :
- Eko Nurmianto, (2003), Ergonomi ; konsep dasar dan aplikasinya,
Sby : Guna Widya.
- Julius Panero, AIA, ASID. Dan Martin Zelnik, AIA, ASID. , (1979),
Dimensi Manusia & Ruang Interior, Jkt: Erlangga.
- Robert Arndt, Ph.D., (1993) , Ergonomics and Office Design.,
Haworth. USA.
- Grandjean, E. (1986). Fitting the task to the man. London : Taylor
& Francis.
- Flynn, John E. (1988). Architectural Interior Systems, NY : Van
Nostrand Reinhold.
- Nuckolls, James L., (1976). Interior Lighting for Environmental
Designers, NY : John Wiley & Sons.
Apakah ergonomi itu ?
Definisi sederhana ‘ergonomi’ adalah ‘studi tentang hubungan antara
manusia dengan lingkungan kerjanya’. Kata tersebut berasal dari bahasa
Yunani ‘ergos’ yang berarti kerja, dan ‘nomos’ yang berarti peraturan-
peraturan / hukum alam.
Didalam ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem, dimana manusia, fasilitas
kerja dan lingkungannya, saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu
menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya. Ergonomi disebut juga
sebagai ‘Human Factor’.
Secara ideal, lingkungan kerja sebaiknya cukup fleksibel untuk menampung
tuntutan kebutuhan-kebutuhan dari masing-masing individual.
Walaupun mahluk hidup mempunyai kemampuan yang sangat menakjubkan
untuk beradaptasi, bahkan dengan kondisi yang sangat ekstrim merugikan
sekalipun, prestasi dapat dicapai.
DOKUMEN2004\AS2004\MW\ERGONOMI
ERGONOMI ( INTERIOR )
Jika lingkungan kerja tidak didesain, pekerjalah yang harus menyesuaikan
diri. Tetapi hal tersebut akan berdampak pada menurunnya tingkat
kesehatan, keselamatan kerja, dan penurunan produktivitas, dan pada
akhirnya akan berdampak pada peningkatan biaya.
Sebenarnya semua faktor dalam lingkungan kerja merupakan pemikiran
dalam ilmu ergonomi, yang pada umumnya penerapan ergonomi merupakan
aktivitas rancang bangun (desain) ataupun rancang ulang (re-desain), antara
lain menyangkut :
- Lingkungan fisik ;(contoh ; temperatur, pencahayaan, kebisingan, peralatan
dan furniture, alat peraga, dll.);
Memberikan peranan penting dalam meningkatkan faktor keselamatan, ke-
nyamanan dan kesehatan kerja, misalnya: mengurangi rasa nyeri dan ngilu
pada sistem kerangka - otot manusia, mengurangi ketidak nyamanan visual,
dan mengurangi kelelahan.
- Tugas-tugas dan organisasi kerja; Ergonomi dapat berperan juga sebagai
desain pekerjaan pada suatu organisasi, misalnya : penentuan jumlah jam
istirahat, pemilihan jadwal penggantian waktu kerja (shift kerja), meningkat-
kan jenis-jenis pekerjaan, dan lain-lain. Yang pada umumnya untuk memi-
nimumkan resiko-resiko pekerjaan, sehingga didapatkan optimasi, efisiensi
dan hilangnya resiko kesehatan akibat metoda kerja yang kurang tepat.
- Lingkungan psikososial ( tuntutan kerja, hubungan antar personal, dan
hubungan kerja).
Penerapan faktor ergonomi lainnya yang tidak kalah penting, adalah untuk
desain dan evaluasi produk agar dapat dengan mudah dan aman digunakan
pada sejumlah populasi masyarakat tertentu, tanpa mengakibatkan bahaya
resiko dalam penggunaannya.
DOKUMEN2004\AS2004\MW\ERGONOMI
ERGONOMI ( INTERIOR )
ERGONOMI : Sebuah Pendekatan Sistem .
LINGKUNGAN
KERJA
D
A
MANUSIA
B C
AKTIVITAS FASILITAS
Sumber : Arndt, 1991
Prinsip lainnya yang penting dalam ergonomi adalah pertimbangan dari
seluruh sistem. Faktor-faktor lingkungan kerja dan karakteristik-karakteristik
dari pekerja, seluruhnya harus menjadi pertimbangan sebagai bagian dari
keseluruhan sistem dan saling berinteraksi satu dengan lainnya.
Yang dimaksud dengan lingkungan kerja disini bukan hanya lingkungan
sekitar dimana ia bekerja, tetapi termasuk juga alat, perkakas, bahan, metode
kerja, penataan pekerjaan baik sebagai orang-perorang (individu), maupun
dengan rekan sekelompok kerjanya ; Yang berkaitan juga dengan watak,
kecakapan, kapasitas serta keterbatasan dari manusianya.
Jadi (sebagai contoh) ; sebuah kursi tidak hanya harus sesuai dengan
individu pemakainya, tetapi harus sesuai juga dengan tuntutan tugas dan
lingkungan yang akan menggunakannya. Semua situasi harus
dipertimbangkan sebagai sebuah sistem yang unik (khas). Oleh karena itu
sangat sulit untuk menyediakan aturan yang spesifik, atau panduan yang
dapat digunakan dalam semua situasi.
Ergonomi membutuhkan prinsip-prinsip penggunaan, berdasarkan pada
informasi mengenai kebutuhan-kebutuhan fisikal dan psikologikal dari
pekerja/pelaku suatu pekerjaan.
DOKUMEN2004\AS2004\MW\ERGONOMI
ERGONOMI ( INTERIOR )
Oleh karena itu, maksud dari pemahaman ergonomi ini antara lain untuk:
- memberikan sebuah pemahaman mengenai prinsip-prinsip
- landasan informasi tentang kebutuhan-kebutuhan dari pekerjaan
tertentu
- dan metoda untuk menganalisa dan menentukan lingkungan kerja
yang dibutuhkan oleh pekerja / pelaku.
DOKUMEN2004\AS2004\MW\ERGONOMI
ERGONOMI ( INTERIOR )
> 2Dasar Keilmuan Dari Ergonomi
Penerapan ergonomi sebagian besar masih berdasarkan prinsip yang
sederhana. Hal ini terjadi karena ergonomi belum sepenuhnya dapat diterima
sebagai alat untuk proses desain. Karakteristik fungsional dari manusia
seperti kemampuan penginderaan, waktu respon / tanggapan, daya ingat,
posisi optimum dari bagian-bagian tubuh untuk efisiensi kerja otot, dan lain-
lain ; adalah hal yang belum sepenuhnya dipahami oleh masyarakat awam.
Agar pendekatannya tidak hanya sekedar coba-coba (‘trial and error’), maka
harus ada pendekatan secara ilmiah.
Ilmu-ilmu yang banyak berhubungan dengan fungsi tubuh manusia adalah
anatomi dan fisiologi (ilmu faal/tubuh), psikologi, pengetahuan tentang sistem
syaraf (neurologi), Ilmu mekanika pergerakan manusia yang disebut
‘Kinesiologi’, Biomekanika (aplikasi ilmu mekanika teknik untuk analisis sistem
kerangka-otot manusia), dll.
Disamping itu, antropometri (kalibrasi tubuh manusia) merupakan dasar yang
penting untuk penerapan ergonomi secara ilmiah. Sedangkan dalam
aplikasinya, data antropometri digabungkan dengan ilmu statistik.
DOKUMEN2004\AS2004\MW\ERGONOMI
ERGONOMI ( INTERIOR )
> 3
ANTROPOMETRI : Kalibrasi Dimensi Tubuh Manusia.
Antropometri meliputi pengukuran populasi dimensi tubuh manusia, dalam
rangka untuk mendapatkan suatu perancangan yang optimum dari suatu
ruang dan fasilitas akomodasi. Antara lain berkaitan dengan dimensi tubuh
manusia, baik dalam posisi statis maupun dinamis ; Berat dan pusat
gravitasi / titik tumpu dari suatu bagian tubuh ; Bentuk tubuh ; Jarak untuk
pergerakan tangan, kaki, dan lain-lain.
Yang dimaksud dengan posisi statis disini ialah posisi tubuh standar (keadaan
diam) baik berdiri maupun duduk, disebut juga dimensi struktural. Sedangkan
posisi dinamik ialah posisi ketika seseorang sedang bekerja / melakukan
pergerakan tertentu atau disebut juga sebagai dimensi fungsional.
Untuk mendapatkan data yang seteliti mungkin, dibutuhkan beberapa
alternatif jawaban dari beberapa pertanyaan berikut ini :
- Berapa besar jumlah sampel yang harus diukur ?
- Haruskah sampel tersebut hanya terbatas pada kalangan masyarakat
tertentu saja ?
- Apakah data yang didapat nanti akan diterapkan juga pada jenis
populasi masyarakat tertentu yang lain ?
BEBERAPA SUMBER VARIABILITAS.
- Keacakan : Distribusi frekuensi secara statistik dapat diperkirakan
dengan menggunakan Distribusi Normal, dengan menggunakan data
percentil, yaitu jika Mean (rata-rata) dan SD (standar deviasi) nya
telah dapat diestimasi.
- Jenis kelamin : Secara distribusi statistik ada perbedaan yang
signifikan antara dimensi tubuh pria dan wanita. Pria dimensi segmen
badannya dianggap lebih panjang dibanding dengan wanita, oleh
DOKUMEN2004\AS2004\MW\ERGONOMI
ERGONOMI ( INTERIOR )
karenanya data antropometri untuk kedua jenis kelamin tersebut selalu
disajikan secara terpisah.
- Suku bangsa (Ethnic Variability) :
- Usia : Digolongkan atas beberapa kelompok usia yaitu ; balita, anak-
anak, remaja, dewasa, dan lanjut usia.
- Jenis Pekerjaan : Beberapa jenis pekerjaan tertentu menuntut adanya
persyaratan dalam seleksi stafnya. Seperti : buruh dermaga, pilot,
militer dan sebagainya.
- Faktor kehamilan pada wanita.
- Cacat tubuh secara fisik.
( tugas 1. )
DOKUMEN2004\AS2004\MW\ERGONOMI
ERGONOMI ( INTERIOR )
> 4
LINGKUNGAN KERJA PADA UMUMNYA.
Ergonomi meliputi seluruh lingkungan kerja. Semua aspek lingkungan harus
di pertimbangkan sebagai satu sistem. Masing-masing lingkungan kerja
dipertimbangkan secara unik. Oleh karena itu setiap situasi harus
dipertimbangkan tersendiri. Beberapa contoh dapat disajikan untuk
menggambarkan maksud dari hubungan lingkungan fisik ini :
- selembar kain yang nyaman dalam sebuah lingkungan yang dingin,
mungkin menjadi tidak nyaman dalam sebuah lingkungan yang
hangat / panas.
- Ketinggian pencahayaan yang direkomendasikan untuk ruang kerja
yang memakai VDT (Video Display Terminal) harus lebih rendah dari
kantor “tradisional” yang menggunakan kertas.
- Tingkat kebisingan yang diperbolehkan untuk satu tugas (contoh :
pemasukan data/data entry) mungkin menjadi berlebihan untuk pe-
kerjaan lainnya (contoh : percakapan tlp, pekerjaan kreatip, dll.).
Contoh-contoh tersebut hanya sebagian kecil dari hal-hal yang berkaitan
dengan aspek-aspek interaksi lingkungan dengan lingkungan lainnya dan
daerah kerja itu sendiri.
Beberapa karakteristik lingkungan akan dibicarakan terpisah dibawah.
Perhatian yang khusus akan diberikan untuk pencahayaan yang seharusnya
untuk masalah-masalah khusus yang ditemukan di perkantoran yang
memakai VDTs.
DOKUMEN2004\AS2004\MW\ERGONOMI
ERGONOMI ( INTERIOR )
A. Temperatur / ventilasi / kelembaban udara.
Salah satu sumber yang menjadi keluhan dari para pekerja kantor
menyangkut kondisi – kondisi klimatik (yang berkaitan dengan cuaca) seperti
temperatur, pergerakan udara dan kelembaban udara. Walaupun terdapat
perbedaan individual yang besar dalam pilihan kenyamanan thermal,
ASHRAE (American Society of Heating, Refrigeration and Air Conditioning
Engineers) telah menetapkan standar untuk kenyamanan thermal yang dapat
diterima oleh 80 % dari jumlah populasi.
Ketentuan tersebut antara lain :
(1) temperatur antara 73 -79 derajat Fahrenheit untuk dipakai rata-rata
perorangan pada musim panas dan antara 68 – 74,5 derajat di musim
dingin.
(2) kelembaban relatif sepanjang tahun, antara 30 – 60 persen.
(3) rata-rata kecepatan udara dalam ruang antara .15 s/d .25 m/detik.
Sebagian besar perkantoran menggunakan sistem ventilasi mekanik yang
terpusat yang dibuat secara terintegrasi dalam satu sistem bangunan.
Akibatnya, suasana masing-masing ruang menjadi saling bergantung.
Perubahan aktivitas, atau penambahan personal atau peralatan dalam satu
ruang akan berakibat pada ketidak seimbangan dalam lokasi tersebut atau
ditempat lain yang mungkin tidak mudah untuk dapat dikoreksi.
Ventilasi biasanya tersedia dalam sistem yang sama, yang dapat membuat
masalah ketika udara bergerak dan bercampur dengan udara panas.
Kelembaban udara yang rendah akan menimbulkan iritasi pada kulit dan
mata.
DOKUMEN2004\AS2004\MW\ERGONOMI
ERGONOMI ( INTERIOR )
KENYAMANAN SUHU. ( Thermal Comfort ).
Pokok pembahasan mengenai “thermal comfort” meliputi : (a) dasar fisiologi
suatu kenyamanan, (b) efek sampingan dari suatu ketidak nyamanan,
(c) daerah temperatur secara fisiologi, (d) rentang temperatur yang nyaman,
(e) empat faktor klimatik.
(a) Dasar fisiologi suatu kenyamanan
Jika kita perhatikan “internal climate” suatu ruangan, selama masih dalam
batas kenyamanan maka tidak akan ada masalah, namun jika sudah berada
diluar batas kenyamanan maka akan menjadi sebuah bahasan tersendiri.
Ketidak nyamanan dapat menjadi sebuah gangguan dan akan menimbulkan
efek-efek psikologis atau nyeri secara fisiologis tergantung pada level dari
proses pertukaran panasnya.
Bagi mahluk yang berdarah panas, ketidak nyamanan tersebut merupakan
suatu proses biologis yang sederhana untuk menstimulasi suatu langkah
perbaikan (restorasi) atau membangun kembali pertukaran panas. Untuk
memodifikasi lingkungannya supaya mendapatkan kenyamanan suhu,
mahluk lain (binatang) hanya akan mencari tempat yang lebih panas atau
lebih dingin, dan berbeda dengan manusia yang akan menggunakan pakaian
atau teknologinya..
(b) Efek sampingan ketidak nyamanan suhu.
Ketidaknyamanan akan mengakibatkan perubahan fungsional pada organ
yang bersesuaian pada tubuh manusia. Menurut Grandjean (1986) kondisi
panas sekeliling yang berlebihan akan mengakibatkan rasa letih dan kantuk,
mengurangi kestabilan dan meningkatnya jumlah angka kesalahan kerja.
Sebaliknya dengan kondisi dingin yang berlebihan, akan mengakibatkan rasa
malas, mengurangi kewaspadaan dan konsentrasi, terutama dengan
pekerjaan yang menuntut kesiarpan mental.
Jadi dipeliharanya kenyamanan didalam suatu ruang pesawat terbang adalah
merupakan hal yang penting, untuk mendapatkan maksimum efisiensi dari
tubuh yang sehat wal afiat ( well-being).
DOKUMEN2004\AS2004\MW\ERGONOMI
ERGONOMI ( INTERIOR )
(c) Daerah temperatur secara fisiologi.
Jika seseorang ditempatkan pada suatu ruangan dan diberikan temperatur
yang berbeda-beda, maka akan dapat ditemukan rentang pertukaran panas
yang menyatakan kondisi tubuh dalam keadaan kesetimbangan. Kondisi
tersebut disebut sebagai daerah aturan vasomotor (zone of vasomotor
regulation), karena dalam rentang ini pertukaran panas akan dapat dijaga
dengan mengalirnya darah keseluruh organ tubuh. Untuk orang yang sedang
beristirahat pada waktu musim dingin, daerah ini berada sekitar temperatur
20-23 derajat Celsius.
Jika berada pada tingkat yang lebih tinggi diatas daerah “comfort” ini, maka
bagian permukaan tubuh akan cenderung lebih panas dan meningkatkan
jumlah perspirasi (proses keluarnya keringat). Daerah ini disebut sebagai
daerah pengendali evaporasi (evaporation control).
Jika panas terus meningkat dan melebihi batas level tertentu (the limit of
tolerance), maka “temperature core” akan meningkat secara drastis dan
dalam waktu yang singkat akan membawa kematian karena adanya “heat
stroke”.
Temperatur dibawah “zone of vasomotor regulation” ditandai oleh pertukaran
panas negatif. Oleh karena banyak panas yang hilang daripada yang
dihasilkan dan daerah ini disebut sebagai “zone of bodily cooling”.
(d) Rentang Temperatur yang Nyaman.
Dari hasil pertanyaan terhadap subyek yang diuji (pada bahasan diatas)
ketika merasa nyaman, jawaban terhadap rentang kenyamanan tersebut
sangatlah sempit yaitu sekitar 2-3 derajat Celsius. Manusia hanya akan
merasakan kenyamanan hanya ketika sistem keteraturan vasomotor
(vasomotor regulation system) tidak terlalu banyak terbebani, yaitu ketika
fluktuasi sirkulasi darah kearah kulit tidak lebih dari fluktuasi yang normal.
Sebaliknya pada pertukaran panas negatif maupun positif (misalnya deficit
atau akumulasi panas dalam kulit) tubuh akan terasa tidak nayaman.
Rentang temperatur ketika manusia merasakan kenyamanan sangat
bervariasi. Variasi tersebut sangat bergantung, pertama dari jenis pakaian
DOKUMEN2004\AS2004\MW\ERGONOMI
ERGONOMI ( INTERIOR )
(e) Empat faktor klimatik
Menurut Grandjean iklim dalam ruang adalah suatu kondisi fisik sekeliling
tempat kita melakukan aktivitas tertentu yang meliputi hal-hal sebagai
berikut ; temperatur udara, temperatur permukaan sekeliling, kelembaban
udara, dan aliran perpindahan / pergerakan udara.
Karena masalah iklim dalam ruangan berkaitan dengan tingkat kenyamanan
yang berkaitan dengan tubuh manusia, pembahasan hal tersebut juga akan
berkaitan dengan keteraturan panas dalam tubuh manusia yang meliputi :
1. Temperatur badan,
2. Pengendalian proses panas,
3. Transportasi panas oleh aliran darah,
4. Keringat, gerakkan otot yang cepat dan pertukaran panas.
e1. Temperatur badan .
Dalam keadaan normal temperatur tubuh manusia selalu konstan (tetap). Di
bagian dalam otak, jantung, dan didalam perut, temperaturnya berfluktuasi
sekitar 370 (derajat) Celsius yang disebut sebagai temperatur inti (core
temperature). Yang merupakan persyaratan untuk fungsi normal dari fungsi
vital yang paling penting.
Sebaliknya yang berlawanan dengan “core temperature” terdapat didalam
otot, tangan, kaki dan diseluruh bagian kulit (disebut shell temperature)
menunjukkan beberapa variasi tertentu. Secara psikologis dikatakan oleh
Grandjean (1986) bahwa jika temperatur sekeliling sangatlah dingin maka
akan ada perbedaan temperatur yang menyolok (sleep temperature gradient)
pada bagian kulit yaitu dari bagian dalam kulit kearah luar kulit. Kapasitas
untuk beradaptasi ini membuat manusia mudah untuk mentelorir kekurangan
panas secara temporer yang berjumlah ratusan kilokalori pada seluruh tubuh.
Begitu juga dengan otot, tangan, dan kaki yang menunjukkan fluktuasi
temperatur beberapa derajat pada saaat tertentu ( saat beraktivitas atau
istirahat).
DOKUMEN2004\AS2004\MW\ERGONOMI
ERGONOMI ( INTERIOR )
e2. Pengendalian proses panas (pada tubuh)
Pusat panas yang terletak pada bagian otak, berfungsi mengatur aliran darah
melalui pembuluh-pembuluh kulit seperti keluarnya keringat misalnya.
Mekanisme antara kedua hal tersebut diatas akan mengatur keseimbangan
panas didalam tubuh tergantung dari kondisi luar dan dalam tubuh.
Informasi tentang temperatur yang melalui tubuh diterima oleh sel-sel syaraf
dari pusat pengendali panas, yang selanjutnya transmisi gelombang
rangsangan secara fisiologis melelui sel syaraf akan menghasilkan suatu
gerakan (misalnya gerakan otot). Yang lebih jauh, pengendalikan produksi
panas dalam tubuh, sistem sirkulasi panas, dan panas yang hilang dengan
keluarnya keringat; Inilah yang disebut sebagai “Pengendalian Proses
Panas”.
e3.Transportasi panas oleh aliran darah.
Transportasi panas oleh aliran darah merupakan proses yang paling penting
didalam pengaturan panas tubuh, yaitu melalui pembuluh darah, terutama
pembuluh kapiler yang bertindak sebagai distributor panas dari jaringan yang
hangat ke jaringan yang dingin. Pada proses ini darah memindahkan panas
dari bagian tubuh ke daerah permukaan kulit yang telah terlebih dahulu
didinginkan oleh temperatur diluar tubuh. Demikian juga sebaliknya ; jika
bagian luar tubuh telah panas maka panas akan dipindahkan ke bagian
dalam tubuh yang lain.
e4.1 Berkeringat
Mekanisme yang kedua yang diatur oleh pusat pengendalian panas adalah
keluarnya keringat melalui kulit, yang juga dikendalikan oleh sel syaraf.
e4.2 Gerakan otot yang cepat.
Mekanisme pengaturan yang ketiga adalah meningkatnya panas yang
diproduksi oleh tubuh. Peningkatan ini ditandai dengan meningkatnya
metabolisme panas pada otot dan organ tubuh yang lain. Perwujudan kondisi
ini ditandai dengan gerakan otot yang cepat atau shivering.
DOKUMEN2004\AS2004\MW\ERGONOMI
ERGONOMI ( INTERIOR )
e4.3 Pertukaran panas
Tubuh manusia merubah energi kimia menjadi energi mekanis dan energi
panas. Peruahan tersebut digunakan oleh tubuh untuk menjaga temperatur
inti (core temperature) agar tetap konstan dan mengurangi keluarnya panas
yang berlebihan pada sekeliling diluar tubuh. Oleh karenanya ada suatu
pertukaran panas yang tetap antara tubuh dengan kondisi sekelilingnya, baik
secara fisiologi maupun fisika.
Grandjean (1986) membagi proses fisika tersebut menjadi empat :
a. Konduksi
b. Konveksi
c. Evaporasi
d. Radiasi.
e4.3.a Konduksi panas
Pertukaran panas oleh konduksi bergantung pada konduktifitas obyek dan
material yang bersentuhan dengan kulit.
Konduktifitas panas sangat penting dalam pemilihan material untuk keperluan
suatu perancangan, misalnya : lantai, mebel, dan bagian-bagian peralatan
yang dipegang (handle) yang berada pada stasiun kerja.
e4.3.b Konveksi
Pertukaran panas melalui proses yang sepenuhnya tergantung pada
perbedaan temperatur antara kulit dan udara sekeliling, dan juga pada aliran
gerakan udara.
Pada kondisi yang normal, proses ini terhitung sampai 25-30 % dari total
proses perpindahan panas dalam tubuh manusia.
e4.3.c Evaporasi keringat
Hilangnya panas dengan proses keluarnya keringat dibagian kulit menguap /
evaporasi. Penguapan tersebut akan mengkonsumsi energi panas laten, yang
jumlahnya menurut Grandjean adalah 0.58 kcal per gram air yang menguap.
Pada kondisi yang normal setiap orang akan menguapkan sebanyak 1 (satu)
liter air perhari, yang berarti kehilangan sekitar 600 kcal. atau sekitar satu
perempat dari total panas yang hilang perharinya.
DOKUMEN2004\AS2004\MW\ERGONOMI
ERGONOMI ( INTERIOR )
Proses hilangnya panas yang dikarenakan penguapan keringat tersebut,
tergantung dari luasan kulit yang bersangkutan dan juga pada perbedaan
tekanan uap keringat yang berada antara udara dan kulit. Jadi kelembaban
relatif dari udara sekeliling merupakan faktor yang penting.
Pada temperatur sekeliling diatas 25O celsius, kulit manusia mampu untuk
kehilangan panas melalui proses konveksi atau radiasi, dan keluarnya
keringat adalah merupakan satu-satunya mekanisme yang ada. Dari sini
hilangnya panas karena proses penguapan keringat akan meningkat secara
drastis setelah dicapai temperatur kritis tertentu.
e4.3.d Radiasi panas
Menurut Grandjean, tubuh manusia yang panas akan meradiasikan
gelombang elektromagnetik dengan gelombang yang relatif panjang, yang
diabsorbsi oleh benda lain (obyek atau permukaan benda) dan dikonversikan
lagi dalam bentuk panas. Inilah yang disebut sebagai “radiasi infra-merah”
atau “panas radiant”, dan hal itu tidak tergantung sama sekali pada medium
material tertentu untuk mentransmisikannya. Kejadian tersebut sangat
berbeda dengan proses konduksi atau konveksi panas, yang pada prosesnya
membutuhkan medium material untuk transmisi panasnya.
Proses pertukaran melalui radiasi tersebut terjadi diantara tubuh manusia
dan lingkungan sekelilingnya (dinding, benda mati, binatang, dsb.) dalam
kedua arah sepanjang waktu, yang prosesnya dipengaruhi oleh temperatur,
kelembaban, dan aliran udara, juga bergantung sekali pada perbedaan
temperatur diantara kulit dan medium yang berdekatan dengan kulit.
Hilangnya panas melalui proses radiasi tidak menjadi masalah jika tidak
terlalu berlebihan, akan tetapi akan menambah ketidak nyamanan jika kita
berdiri didekat suatu permukaan / dinding yang dingin atau jendela yang
besar, meskipun temperatur udara cukup tinggi. Pada beberapa kasus,
hilangnya panas dapat diperhitungkan sekali, karena faktor “decisive” (yang
menentukan) bukanlah temperatur udaranya, tetapi perbedaan temperatur
diantara kulit dan permukaan yang dingin tersebut.
Jumlah panas radiant yang hilang dalam sehari oleh seseorang (pakaian
lengkap/sempurna) sangat bervariasi sekali bergantung dari kasusunya.
DOKUMEN2004\AS2004\MW\ERGONOMI
ERGONOMI ( INTERIOR )
Rata-rata panas yang hilang adalah sebesar 1000 -1500 kcal dalam sehari,
terhitung untuk 40-60% total panas yang hilang dari tubuh manusia.
Sebagai ringkasan dapat dikatakan bahwa empat faktor fisik berikut
merupakan variabel yang “decisive” (menentukan) yang secara umum
berpengaruh pada tingkat kenyamanan :
(a). Temperatur udara ( untuk pertukaran panas melalui proses konveksi ).
(b). Aliran udara ( juga untuk konveksi ).
(c). Temperatur permukaan yang berdekatan dengan tubuh manuasia :
dinding, langit-langit, lantai, furniture, dll. ( untuk pertukaran panas secara
radiasi ).
(d). Kelembaban udara relatif ( untuk hilangnya panas oleh karena evaporasi
keringat ).
Masing-masing faktor tersebut berperan dalam kesetimbangan (balance) nya
sendiri-sendiri, namun analisa kecepatan pendinginan tubuh sebagai indeks
kenyamanan hasilnya masih belum dapat diterapkan.
DOKUMEN2004\AS2004\MW\ERGONOMI
ERGONOMI ( INTERIOR )
Pengukuran “Thermal Comfort”.
Pengukuran kenyamanan termal dilakukan dengan menggunakan WBGT
(Welt Bulb Globe Temperature) untuk menghasilkan indeks tertentu.
Metode pengukuran ini menurut Stevenson (1989) banyak mendapat
dukungan dari Australian Departement of Science and technology.
Untuk suatu kondisi “indoor work” hanya akan ada dua pengukuran yang
dibutuhkan, yaitu :
(1) Twb = natural wet bulb temperature, diukur dengan termometer merkuri
sederhana, dengan “bulb” nya dibungkus dalam suatu pembungkus
transparan basah, yang dipengaruhi oleh temperatur, kelembaban dan
pergerakan udara.
(2) Tg = globe temperature, diukur dengan menggunakan termometer merkuri
sederhana dengan “bulb” nya dibungkus didalam bola terbuat dari perunggu
yang berdiameter 150 mm, dan berwarna hitam, dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
WBGT = 0.7 Twb + 0.3 Tg
dimana : Twb dipengaruhi oleh temperatur ambient (sekeliling), kelembaban
dan aliran udara ; sedangkan Tg dipengaruhi oleh temperatur radian.
(Hasil pengukuran / perhitungan pengukuran yang direkomendasikan lihat
tabel).
DOKUMEN2004\AS2004\MW\ERGONOMI
ERGONOMI ( INTERIOR )
Nilai maksimum WBGT yang direkomendasikan oleh NIOSH
(National Institute for Occupational Safety and Health).
( sumber : Stevenson, 1989 )
Treshold WBGT Level’s
(Two Hour Time Weighted Average Values)
Metabolic Costs Threshold WBGT
C O F O
Light work (less than 200 Kcal / hr) 30 86
Moderate work (200-299 Kcal / hr) 28 82
Heavy work (300-399) Kcal / hr) 26 79
Very heavy work (over 400 Kcal / hr) 25 77
*assumes : Adult male, normally clothed, acclimatized, physically fit, good health and nutrition.
Modification of Threshold WBGT
Factors Modification
WBGT O C WBGT O F
1. Unclimatized, not physically fit -2 -4
2. Air Velocity :
Velocity above 1.4 mps (300 fpm) and air
temperature below 35O C (95O F).
+2 +4
3. Clothing :
Shorts, semi nude,
Impermeable jacket or body armor*
Raincoats, fireman’s coat*
Completely enclosed suits*
+2
-2
-4
-5
+4
-4
-7
-9
4. Obese, elderly -1 to -2 -2 to -4
5. Female -1 -2
*Modification for increased air velocity not appropriate with imprevious clothing.
DOKUMEN2004\AS2004\MW\ERGONOMI
ERGONOMI ( INTERIOR )
Pencahayaan.
Menurut hasil riset, hampir 80% dari informasi yang diterima oleh otak kita
masuk melalui penglihatan mata. Proses ini hanya dapat terjadi bila ada
cahaya, baik cahaya alami dari sumber matahari langsung, yang dipantulkan
oleh bulan atau cahaya buatan. Selain itu cahaya matahari juga berpengaruh
terhadap ritme kehidupan kita, karena hormon-hormon pada tubuh sangat
tergantung terhadap sinar matahari tersebut ; tanpa cahaya matahari
kehidupan tidak dapat berkembang.
Cahaya adalah sinar elektromagnet yang hanya dibedakan oleh panjang
gelombang dan frekuensi dengan gelombang elektromagnet lainnya. Hal
tersebut dibuktikan pada tahun 1889 oleh Heinrich Hertz, bahwa cahaya
mempunyai sifat-sifat fisik yang sama dengan gelombang radio atau
gelombang rontgen.
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan supaya mata kita dapat melihat
dengan jelas dan nyaman, yang satu sama lain saling mempengaruhi dan
tidak dapat berdiri sendiri secara terpisah, karena masing-masing saling
bergantung dalam menghasilkan kualitas pencahayaan yang optimal. Kriteria
tersebut adalah :
a. Tingkat kuat penerangan. (illumination level) atau jumlah cahaya
yang jatuh pada permukaan tertentu, diukur dalam satuan “ lux “
(metric) atau foot – candles (english). Satu “lux” = 0,93 foot-candles,
atau untuk kepraktisan 10 lux = 1 foot-candles.
yang diukur secara horizontal dan vertikal untuk suatu ruangan atau
suatu bidang kerja ( biasanya diukur secara horizontal 75 cm diatas
lantai ).
Untuk faktor refleksi lantai dianjurkan minimum 15 %, langit-langit
minimum 60 %, dinding minimum 30 %, dan mebel minimum 20 %.
Tingkat kuat penerangan sangat bergantung pada jenis kegiatan yang
dilakukan. Kegiatan yang memerlukan banyak ketelitian memerlukan
penerangan dengan tingkat kuat penerangan yang lebih tinggi, yang
rata-rata secara garis besar untuk bidang kerja berkisar antara 250 –
1500 lux. Sebagai panduan umum lihat tabel.
DOKUMEN2004\AS2004\MW\ERGONOMI
ERGONOMI ( INTERIOR )
b. Distribusi kepadatan cahaya (luminance distribution). Luminance
atau kecerahan cahaya, adalah sebuah pengukuran jumlah pancaran
cahaya (kepadatan cahaya) atau jumlah cahaya yang dipantulkan dari
sebuah permukaan. Luminance diukur dalam candles/cm2 atau
foot-lambert.
c. Pembatasan agar cahaya tidak menyilaukan mata (limitation of
glare).
d. Arah pencahayaan dan pembentukan bayangannya (light
directionality and shadows).
e. Warna cahaya dan refleksi warnanya (light colour and colour
rendering).
f. Disamping itu yang juga cukup mempengaruhi tercapainya
pencahayaan yang optimal, yaitu kondisi dan iklim ruangan.
Kualitas Pencahayaan
Brigtness distribution ( distribusi kecerahan )
Suatu rasio kontras yang diinginkan untuk penerimaan visual secara detil.
Variasi yang berlebihan dapat menimbulkan masalah, karena bila cahaya
utama yang diterima sangat terang, akan menyulitkan mata untuk memeriksa
dengan cermat obyek-obyek yang lebih gelap dalam suatu obyek yang ter
ang, Misalnya :
- Sebuah simbol kecil gelap pada dinding terang atau menempel pada
kaca jendela.
- Sebuah layar VDU (video display unit) yang diletakkan berhadapan
dengan jendela.
Perbandingan terang cahaya dalam daerah kerja utama, sebaiknya sekitar 10
kali lebih besar dari latar belakang.
DOKUMEN2004\AS2004\MW\ERGONOMI
ERGONOMI ( INTERIOR )
Glare ( silau )
Cahaya yang menyilaukan terjadi jika cahaya yang berlebihan mencapai
mata, hal ini dibagi menjadi 2 (dua) kategori :
- Cahaya yang tidak menyenangkan ( discomfort glare ) ; Cahaya ini
mengganggu tetapi tidak seberapa mengganggu kegiatan visual.
Akan tetapi dapat meningkatkan kelelahan dan menyebabkan sakit
kepala.
- Silau yang mengganggu ( disability glare ) ; Cahaya ini secara berkala
mengganggu penglihatan dengan adanya penghamburan cahaya
dalam lensa mata. Orang-orang yang lanjut usia kurang dapat
menerima cahaya ini. Contohnya, berkendaraan menghadap matahari
yang berada pada garis horizon atau harus melihat ke sumber cahaya
tersebut.
Sumber-sumber kesilauan.
- Lampu-lampu tanpa pelindung, yang dipasang terlalu rendah.
- Jendela-jendela besar pada permukaan tepat pada mata.
- Lampu atau cahaya dengan terang yang berlebihan
- Pantulan dari permukaan yang terang.
Shadows ( Bayang-bayang )
Bayang-bayang yang tajam ( sharp shadow ) adalah akibat dari sumber
cahaya buatan ( artificial ) atau dari cahaya langsung matahari.
DOKUMEN2004\AS2004\MW\ERGONOMI
ERGONOMI ( INTERIOR )
BESARAN PENERANGANKELOMPOK BANGUNAN NAMA RUANGAN
BESAR PENERANGAN YANG DIANJURKAN ( LUX )
Tangga 60
Teras depan 60
Ruang makan 120 -250
Ruang tamu 120 -250
Ruang kerja 120 -250
Kamar tidur anak 120
PERUMAHAN Kamar tidur utama 250
Kamar mandi 250
Dapur 250
Gudang makanan 60
Ruang samping 60
Ruang cuci 250
Kantor dengan pekerjaan ringan 250
Ruang rapat 250
Bagian pembukuan 250
KANTOR Stenografi 250
Komputer 500
Bagian gambar 1000
Pengecatan 500
Pemasangan wall paper / karpet 250
KERAJINAN & Pemasangan dinding / tembok 250
PERTUKANGAN Pekerjaan glass mosaik 500
Salon 750
Pekerjaan kayu 250
Pengeleman, pasak, pemotongan 250
Industri kayu dng mesin 500
Open dan pengecoran besi dll. 120
INDUSTRI Ruang mesin 250
Bag. Kontrol dan pengukuran 1000
Reparasi arloji, grafir, kamasan 2000
Pemodelan / pembentukkan 250
Pabrik rokok dan cigaret 500
Pembungkusan 250
INDUSTRI Pekerjaan di dapur 500
MAKANAN Dekorasi penyortiran 750
Kontrol warna 500
Ruang kelas, aula, ruang musik 250
Laboratorium fisika, kimia 500
Pekerjaan tangan 500
SEKOLAHAN Perpustakaan 500
Sekolah SLB. 500
PPPK. 500
Ruang seminar besar 500
Kamar mandi, toilet, ganti 60
DOKUMEN2004\AS2004\MW\ERGONOMI
ERGONOMI ( INTERIOR )
pakaian
RUANG Tangga, gang / koridor 60
PENDUKUNG Hall dengan pengunjung sedikit 60
Hall dengan pengunjung banyak 120
Pameran, museum 250
Fair hall 500
RUANG PAMER DAN Ruang penjualan 250
PENJUALAN Super market 750
Shopping centre 500
Window display 1000
Gudang 120
Kamar hotel 120
H O T E L Self service restaurant 250
Hall / Koridor utama 250
Dapur hotel 500
KENYAMANAN PENDENGARAN
DOKUMEN2004\AS2004\MW\ERGONOMI
ERGONOMI ( INTERIOR )
Bila kita bandingkan kondisi hidup masa lalu yang relatif tenang, maka saat
sekarang baik didalam maupun diluar ruangan kita dihadapkan pada pertam-
bahan sumber-sumber dan intensitas kebisingan yang luar biasa, dengan pe-
ngaruh yang menguatirkan bahkan merusak.
Peran seorang desainer dalam pengendalian lingkungan yang berhubungan
dengan akustik / pendengaran, baik didalam maupun diluar ruang sangatlah
penting karena akustik adalah salah satu faktor kenyamanan dari faktor-
faktor lainnya seperti pengendalian pencahayaan dan pengendalian thermal.
Pengendalian lingkungan saat ini dapat menjadi menciptakan lingkungan
buatan yang rumit dalam bangunan-bangunan yang telah memenuhi semua
persyaratan fisik, fisikologis dan psikologis penghuninya. Lingkungan buatan
ini dalam banyak hal lebih unggul dari keadaan alamiah, karena
lingkungannya dikondisikan ; udara, kelembaban, pencahayaan dan akustik
yang dikendalikan. Hal ini menjadi tugas yang tidak mungkin lagi hanya
dipikirkan oleh desainer seorang, tetapi memerlukan nasehat dari ahli lainnya.
Tugas desainer disini lebih kepada membangun kesadaran dan arahan dari
pengendalian faktor-faktor kenyamanan tersebut, baik yang terkait dengan
pemilhan bahan, bentuk ruang, dimensi spasial dan lain-lain, yang dapat
dikembangkan dalam pemecahan yang lebih akurat bersama-sama dengan
ahlinya.
Pada dasarnya pengendalian bunyi secara arsitekturan mempunyai dua
sasaran :
1. Menyediakan keadaan yang paling disukai untuk produksi, pe-
rambatan, dan penerimaan bunyi yang diinginkan di dalam ruang yang
digunakan untuk macam-macam tujuan mendengar (pembicaraan atau
musik). Pengendalian ini disebut akustik ruang.
2. Peniadaan atau pengurangan bising (bunyi yang tidak diinginkan) dan
getaran dalam jumlah yang cukup. Ini disebut pengendalian bising.
Jika bunyi tersebut diinginkan (pembicaraan atau musik), kondisi yang
menguntungkan untuk produksi – perambatan – penerimaan harus
DOKUMEN2004\AS2004\MW\ERGONOMI
ERGONOMI ( INTERIOR )
disediakan. Sumber bunyi harus diperkuat dengan menaikkannya dalam
jumlah cukup terhadap pendengar, dan jejak perambatan harus dibuat lebih
efektif dengan menguatkan pemantulan bunyi dan dengan menempatkan
pendengar sedekat mungkin ke sumber. Selain itu pendengar harus
dibebaskan dari semua pengalih perhatian yang mengganggu, yaitu bising
dari dalam maupun dari luar. Langkah-langkah ini berlaku untuk akustik ruang
maupun pengendalian bising.
Sebaliknya bila bunyi tidak diinginkan (bising dari sumber bunyi lain, lalu lintas
dll.), kondisi yang tidak menguntungkan untuk produksi – perambatan –
penerimaan gangguan tersebut harus disediakan. Langkah-langkah harus
diambil untuk menekan intensitas bising pada sumbernya; usaha harus
diadakan untuk memindahkan sumber bising sejauh mungkin dari penerima,
Kedayagunaan jejak perambatan harus dikurangi sebanyak mungkin dengan
menggunakan penghalang yang tahan bunyi atau tahan getaran dan
penerima harus dilindungi atau dibuat bertoleransi terhadap gangguan
tersebut, dengan menggunakan penyelubung bising (masking noise) atau
musik latar-belakang (background music). Semua tindakan ini termasuk
bidang pengendalian bising.
Bunyi mempunyai dua definisi :
1. Secara fisis, bunyi adalah penyimpangan tekanan pergeseran partikel
dalam medium elastik seperti udara. Ini adalah bunyi obyektif.
2. Secara fisiologis, bunyi adalah sensasi pendengaran yang disebabkan
penyimpangan fisis. Ini adalah bunyi subyektif.
Sensasi bunyi tercipta karena adanya tekanan gelombang bunyi yang
berubah mencapai telinga luar, getaran tersebut kemudian diperbesar oleh
tulang-tulang kecil di telinga tengah dan diteruskan lewat cairan keujung-
ujung saraf yang berada ditelinga dalam. Saraf akhirnya meneruskan impuls
ini ke otak, dimana proses “mendengar” tahap akhir terjadi.
Tingkat tekana bunyi minimum yang mampu membangkitkan sensasi
pendengaran telinga pengamat disebut “ambang kemampuan didengar”. Bila
DOKUMEN2004\AS2004\MW\ERGONOMI
ERGONOMI ( INTERIOR )
tekanan bunyi ditambah dan bunyi menjadi lebih keras, akhirnya ia mencapai
suatu tingkat dimana sensasi pendengaran menjadi tidak nyaman, dan jika
rangsangan bunyi minimum sampai pada rasa tidak nyaman yang me-
nyebabkan rasa sakit tertentu, kondisi ini disebut sebagai ambang rasa sakit.
Pada telinga normal jangkauan frekuensi yang dapat didengar (ditanggapi)
sekitar 20 sampai 20.000 Hz, yang disebut sebagai frekuensi audio dan
jangkauan frekuensi ini dipengaruhi oleh usia si pendengar.
Kebanyakan bunyi (pembicaraan, musik, bising) terdiri dari banyak frekuensi,
yaitu komponen-komponen frekuensi rendah-tengah-dan medium. Karena itu
sangat penting untuk memeriksa masalah-masalah akustik meliputi spektrum
frekuensi yang dapat didengar.
Jangkauan frekuensi sumber-sumber bunyi.
Sumber-sumber bising.
DOKUMEN2004\AS2004\MW\ERGONOMI