EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN …

37
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN METODE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh: Is Mardhiyati NIM. 15600022 HALAMAN JUDUL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2019

Transcript of EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN …

Page 1: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN …

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN

METODE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN MOTIVASI BELAJAR

SISWA

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat Sarjana S-1

Diajukan oleh:

Is Mardhiyati

NIM. 15600022

HALAMAN JUDUL

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2019

Page 2: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN …

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Page 3: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN …

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Page 4: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN …

iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Page 5: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN …

v

MOTTO

Man Jadda WaJada

“Barangsiapa bersungguh-sungguh, maka ia akan berhasil”

“However difficult life may seem, there is always something you can

do and succeed at. It matters that you don’t just give up”

-Stephen Hawking-

Page 6: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN …

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

Ibu dan Bapakku tercinta

“Ibu Sutarti dan Bapak Margino”

Untuk segala do’a dan kerja kerasnya

Adik-adikku

“Supriyanti dan Tri Nur Ujiyanto”

Untuk segala semangat dan harapannya

Serta

ALMAMATERKU

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 7: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN …

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu

Alhamdulillahi Rabbil’alamin, segala puji syukur kehadirat Allah

SWT sang penguasa alam semesta, yang telah memberikan kehidupan

yang penuh rahmat, hidayah dan karunia tak terhingga kepada seluruh

makhluk-Nya secara umum, dan secara khusus kepada penulis hingga

dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam senantiasa

tercurah kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah

memberikan jalan bagi umatnya dengan secercah kemuliaan dan kasih

sayang serta ilmu pengetahuan yang tiada ternilai untuk menjalani

kehidupan yang lebih berkah.

Penulis menyadari masih banyak hal yang belum sepenuhnya

dikuasai dengan baik oleh penulis, sehingga penulisan skripsi ini dapat

terwujud berkat bantuan, bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak.

Untuk itu dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Dr. Murtono, M.Si., selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

2. Bapak Mulin Nu’man, M.Pd. selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Matematika Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta.

3. Ibu Sri Utami Zuliana, Ph.D., selaku dosen pembimbing skripsi.

Terima kasih atas kesabaran, keikhlasan, saran, bimbingan,

dorongan, dan arahan kepada penulis dalam setiap bimbingan,

perjalanan penelitian, dan penyusunan skripsi ini.

Page 8: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN …

viii

4. Ibu Dr. Hj. Khurul Wardati, S.Sc., M.Sc. selaku dosen penasihat

akademik. Terima kasih atas segala saran, masukan, serta arahan

kepada penulis selama penulis menempuh pendidikan S-1.

5. Bapak/Ibu Dosen Pendidikan Matematika Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

6. Ibu Endang Sulistyowati, M.Pd.I., Ibu Luluk Mauluah, M.Si., M.

Pd., dan Ibu Dra. Dewi Indrapangastuti selaku validator soal tes

kemampuan berpikir kritis yang telah bersedia memberikan

banyak masukan untuk menghasilkan instrumen penelitian yang

baik.

7. Bapak Sumarno, M.Pd selaku Kepala SMA Negeri 1 Sewon yang

telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk melakukan

penelitian di sekolah tersebut.

8. Ibu Dra. Dewi Indrapangastuti, M.Pd selaku guru matematika

kelas X MIPA SMA Negeri 1 Sewon yang telah membantu

pelaksanaan penelitian ini.

9. Siswa-siswi kelas X MIPA 3 dan X MIPA 4 SMA Negeri 1 Sewon

tahun ajaran 2018/2019 yang telah bersedia bekerjasama demi

kelancaran proses pembelajaran selama penelitian.

10. Bapak Ibu, Paklik, Bulik, dan adik-adikku terkasih dan tersayang

selalu menanyakan kapar skripsi penulis, selalu memberi

dukungan baik moril maupun materiil.

11. Teruntuk Kakak Sepupuku Mas Bambang dan saudara jauhku Nur

Aishah, yang mau menyediakan sarana untuk penulis demi

terselesaikannya tugas akhir ini.

Page 9: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN …

ix

12. Teman-teman satu bimbingan Olief, Zahroh, Ulya, Isni, dan Tika

yang selalu memberikan semangat, bantuan, dan masukan kepada

penulis.

13. Teruntuk Husna, Diana, Fatimah, Veni, Sinta, Ani yang membantu

penulis dalam proses penyelesaian tugas akhir ini.

14. Olief, Rita, Fatimah, Rizqy, Tika, Dedek, Fina, Isni, Rina, Nurhul

terima kasih untuk waktu bersamanya.

15. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Matematika angkatan

2015

16. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu

yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih

terdapat banyak kesalahan, baik dalam segi pengetikan, pemilihan kata,

dan lainnya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari

pembaca sangat diharapkan demi perbaikan penyusunan karya ilmiah

selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan semoga segala

bantuan, bimbingan, dan motivasi yang berbagai pihak berikan kepada

penulis apat dibalas dengan pahala dari Allah SWT. Amin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhu

Yogyakarta, 19 Mei 2019

Penulis

Is Mardhiyati

NIM. 15600022

Page 10: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................... iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ......................... iv

HALAMAN MOTTO ................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................. x

DAFTAR TABEL ......................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................. xv

ABSTRAK .................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................. 1

A. Latar Belakang ..................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................. 7

C. Batasan Masalah .................................................................. 8

D. Rumusan Masalah ................................................................ 8

E. Tujuan Penelitian ................................................................. 9

F. Asumsi Dasar ....................................................................... 9

G. Manfaat Penelitian ............................................................... 10

H. Definisi Operasional ............................................................ 10

1. Efektivitas Pembelajaran ................................................. 10

2. Pembelajaran Model Inquiry dengan Metode Team

Assisted Individualization (TAI) ..................................... 11

3. Model Pembelajaran Inquiry ........................................... 13

Page 11: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN …

xi

4. Metode Team Assisted Individaulization (TAI) .............. 13

5. Model Pembelajaran Konvensional ................................. 14

6. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa .................................. 14

7. Motivasi Belajar Siswa .................................................... 14

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ............................................. 15

A. Landasan Teori ..................................................................... 15

1. Efektivitas Pembelajaran ................................................. 15

2. Model Pembelajaran Inquiry ........................................... 17

3. Metode Team Assisted Individaulization (TAI) .............. 20

4. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa .................................. 21

5. Motivasi Belajar Siswa .................................................... 23

6. Pembelajaran Konvensional ............................................ 24

7. Aturan Sinus dan Cosinus ................................................ 24

B. Kerangka Berpikir ................................................................ 28

C. Penelitian yang Relevan ....................................................... 30

D. Hipotesis Penelitian .............................................................. 31

BAB III METODE PENELITIAN ................................................ 32

A. Jenis Penelitian ..................................................................... 32

B. Desain Penelitian .................................................................. 32

C. Variabel Penelitian ............................................................... 33

1. Variabel Bebas ................................................................. 33

2. Variabel Terikat ............................................................... 34

D. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 34

E. Populasi dan Sampel ............................................................ 34

1. Populasi ........................................................................... 34

2. Sampel ............................................................................. 35

F. Instrumen Penelitian............................................................. 36

Page 12: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN …

xii

1. Instrumen Pengumpulan Data ......................................... 36

2. Instrumen Pembelajaran .................................................. 38

G. Teknik Analisis Instrumen ................................................... 38

1. Uji Validitas .................................................................... 39

2. Hasil Uji Validitas ........................................................... 40

3. Uji Reliabilitas ................................................................. 40

H. Prosedur Penelitian .............................................................. 42

1. Tahap Pra Eksperimen ..................................................... 42

2. Tahap Eksperimen ........................................................... 43

3. Tahap Pasca Eksperimen ................................................. 43

I. Teknik Analisis Data ........................................................... 44

1. Uji Normalitas ................................................................. 44

2. Uji Homogenitas.............................................................. 45

3. Analisis Data dengan Uji t Dua Sampel Independen ...... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............. 51

A. Hasil Penelitian .................................................................... 51

1. Pelaksanaan Penelitian .................................................... 51

2. Keefektifan Model Pembelajaran Inquiry dengan

Metode TAI ..................................................................... 51

3. Keefektifan Pembelajaran Konvensional ........................ 55

4. Analisis Data ................................................................... 56

B. Pembahasan ......................................................................... 70

BAB V PENUTUP ........................................................................ 83

A. Kesimpulan .......................................................................... 83

B. Saran .................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 84

Page 13: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indikator berpikir kritis ............................................... 22

Tabel 2.2 Penelitian yang relevan ............................................... 30

Tabel 3.1 Nilai UAS untuk pengambilan sampel ....................... 36

Tabel 4.1 Deskriptif data pretest kemampuan berpikir kritis

siswa ........................................................................... 57

Tabel 4.2 Tabel normalitas data pretest kemampuan berpikir

kritis siswa .................................................................. 59

Tabel 4.3 Uji homogenitas nilai pretest kemampuan berpikir

kritis siswa .................................................................. 60

Tabel 4.4 Uji kesamaan rata-rata pretest kemampuan berpikir

kritis siswa .................................................................. 61

Tabel 4.4 Uji normalitas posttest kemampuan berpikir kritis ..... 62

Tabel 4.5 Hasil uji Mann Whitney .............................................. 63

Tabel 4.6 Deskripsi skor prescale dan postscale motivasi

belajar siswa................................................................ 65

Tabel 4.7 Normalitas data prescale motivasi belajar siswa ........ 66

Tabel 4.8 Homogenitas skor prescale motivasi belajar siswa .... 67

Tabel 4.9 Uji t skor prescale motivasi belajar siswa .................. 67

Tabel 4.10 Uji normalitas data postscale motivasi belajar siswa . 68

Tabel 4.11 Uji homogenitas data postscale motivasi belajar ........ 68

Tabel 4.12 Perbedaan rata-rata postscale motivasi belajar siswa . 69

Page 14: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Segitiga Lancip ABC ................................................. 25

Gambar 2.2 Segitiga Tumpul ABC ............................................... 27

Page 15: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN …

xv

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 PRA PENELITIAN .............................................. 89

Lampiran 1.1 Hasil observasi kemampuan berpikir kritis dan

motivasi belajar siswa ........................................... 90

Lampiran 1.2 Pedoman dan hasil wawancara studi pendahuluan

.............................................................................. 94

Lampiran 1.3 Lembar validasi soal pretest dan posttest

kemampuan berpikir kritis .................................... 97

Lampiran 1.4 Hasil validasi skala sikap motivasi belajar siswa . 99

Lampiran 1.5 Hasil analisis validasi ........................................... 101

LAMPIRAN 2 INSTRUMEN PENELITIAN ............................... 103

Lampiran 2.1 Kisi-kisi soal pretest kemampuan berpikir kritis

siswa ..................................................................... 104

Lampiran 2.2 Soal pretest kemampuan berpikir kritis siswa ...... 108

Lampiran 2.3 Alternatif penyelesaian pretest kemampuan

berpikir kritis siswa .............................................. 110

Lampiran 2.4 Pedoman penskoran .............................................. 113

Lampiran 2.5 Kisi-kisi prescale motivasi belajar siswa ............. 117

Lampiran 2.6 Soal prescale motivasi belajar siswa .................... 118

Lampiran 2.7 Soal posttest kemampuan berpikir kritis siswa ..... 121

Lampiran 2.8 Alternatif penyelesaian posttest kemampuan

berpikir kritis siswa .............................................. 123

LAMPIRAN 3 INSTRUMEN PEMBELAJARAN ...................... 126

Lampiran 3.1 Lembar keterlaksanaan RPP ................................. 127

Lampiran 3.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas

eksperimen ............................................................ 132

Page 16: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN …

xvi

Lampiran 3.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas

kontrol .................................................................. 141

Lampiran 3.4 Lembar Kerja Peserta Didik ................................. 150

LAMPIRAN 4 DATA DAN OUTPUT HASIL PENELITIAN ... 167

Lampiran 4.1 Data skor pretest dan posttest kemampuan

berpikir kritis siswa .............................................. 168

Lampiran 4.2 Output analisis data kemampuan berpikir kritis

siswa ..................................................................... 175

LAMPIRAN 5 SURAT IJIN PENELITIAN................................. 197

LAMPIRAN 6 CURRICULUM VITAE ........................................ 199

Page 17: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN …

xvii

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN

METODE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN MOTIVASI BELAJAR

SISWA

Oleh: Is Mardhiyati

15600022

ABSTRAK

Penggunaan model pembelajaran sangat diperlukan dalam

pembelajaran matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

keefektifan penggunaan model pembelajaran inquiry dengan metode

TAI dibandingkan model pembelajaran konvensional dalam

pembelajaran matematika terhadap kemampuan berpikir kritis dan

motivasi belajar siswa.

Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan

desain Nonequivalent Control Group Design. Variabel penelitian ini

terdiri dari variabel bebas yaitu penggunaan model pembelajaran

inquiry dengan metode TAI dan variabel terikat yaitu kemampuan

berpikir kritis dan motivasi belajar siswa. Populasi penelitian ini adalah

siswa kelas X MIPA SMA N 1 Sewon Tahun Ajaran 2018/2019,

sedangkan sampel penelitiannya adalah siswa kelas X MIPA 4 sebagai

kelas eksperimen dan siswa kelas X MIPA 3 sebagai kelas kontrol.

Instrumen dalam penelitian ini adalah soal pretest-posttest kemampuan

berpikir kritis siswa, prescale-postscale motivasi belajar siswa, RPP,

dan LKPD. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji-

t dan uji Mann Whitney. Analisis data dilakukan dengan bantuan SPSS

23.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model

pembelajaran inquiry dengan metode TAI lebih efektif dibandingkan

dengan pembelajaran konvensional terhadap kemampuan berpikir kritis

namun tidak lebih efektif terhadap motivasi belajar siswa. Hal itu

dikarenakan faktor sosial, di mana siswa mengisi lembar skala sikap

Page 18: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN …

xviii

bukan berdasarkan dari diri mereka sendiri namun dipengaruhi oleh

teman sebaya

Kata Kunci: Inquiry, Team Assisted Individualization (TAI),

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa, Motivasi Belajar

Siswa.

Page 19: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia sangat memperhatikan bidang pendidikan, sebagai

salah satu upaya menjadi negara maju. Upaya perbaikan maupun

perubahan supaya bisa menjadi negara maju selalu dilakukan oleh

pemerintah Indonesia terutama dalam bidang pendidikan (Munirah,

2015). Salah satu upaya memperbaiki pendidikan adalah pembuatan

kurikulum. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pasal 37 Ayat 1 menyatakan bahwa,

“Kurikulum pendidikan dasar sampai menengah wajib

memuat: pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan,

bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan

sosial, seni dan budaya, pendidikan jasmani dan olahraga,

keterampilan/kejuruan, dan muatan lokal.”

Matematika adalah mata pelajaran yang wajib diajarkan sejak

pendidikan dasar sampai menengah, seperti dijelaskan di atas,

karena beberapa hal. Pelajaran matematika memiliki peran penting

bagi siapa saja yang mempelajarinya (Cockroft dalam jurnal

Andriani dkk 2016). Mata pelajaran matematika diharapkan mampu

membentuk dan mengembangkan keterampilan berpikir nalar, logis,

sistematis, dan kritis. (Eny Sulistiani, 2016). Cockroft dalam jurnal

Andriani (2016), mengemukakan bahwa matematika perlu diajarkan

kepada peserta didik karena matematika selalu digunakan dalam

segala segi kehidupan, matematika menjadi salah satu keterampilan

yang harus dimiliki peserta didik untuk mempelajari semua bidang

studi yang ada, dan juga matematika merupakan sarana komunikasi.

Page 20: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN …

2

Matematika sangat penting untuk dipelajari karena mampu

membangun konsep dan menyelesaikan masalah. Nikson

(Muliyardi, 2006) mengemukakan bahwa “pembelajaran

matematika adalah suatu upaya membantu peserta didik untuk

mengkonstruksi (membangun) konsep-konsep dan prinsip-prinsip

matematika dengan kemampuannya sendiri melalui proses

internalisasi sehingga konsep atau prinsip itu terbangun kembali”.

Matematika bisa dikatakan sebagai suatu cara manusia untuk

menyelesaikan maupun menemukan jawaban terhadap masalah

yang dihadapi melalui kemampuan pemikiran yang kritis

(Hasratuddin, 2014).

Kemampuan berpikir kritis menjadi salah satu hal yang perlu

dimiliki oleh siswa dalam belajar matematika karena akan malatih

ketrampilan membuat keputusan. Menurut Ennis (M. Royani, 2013),

berpikir kritis adalah berpikir yang masuk akal dan reflektif yang

berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau

dilakukan. Kemampuan berpikir kritis perlu dikembangkan dalam

pembelajaran matematika. Memiliki kemampuan berpikir kritis

sangat penting dimiliki oleh siswa dalam proses pembelajaran

matematika, karena dengan kemampuan berpikir kritis dapat

membantu siswa mampu bersikap rasional dan memilih alternatif

pilihan yang terbaik bagi dirinya (Jumaisyaroh, dkk, 2014: 2).

Motivasi adalah upaya yang mendorong seseorang untuk

bertingkah laku. Sardiman (2001) mendefinisikan motivasi sebagai

dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku.

Sedangkan Sumadi Suryabrata (2011), motivasi diartikan sebagai

Page 21: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN …

3

keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya

untuk melakukan aktifitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan.

Berdasarkan observasi di kelas, tidak mudah bagi guru

menerapkan metode pembelajaran yang telah direncanakan

sebelumnya. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan

berpikir kritis siswa belum terfasilitasi dengan baik dalam

pembelajaran matematika khususnya di sekolah menengah atas

(SMA). Hal tersebut didukung dengan hasil studi pendahuluan tes

kemampuan berpikir kritis yang dilakukan peneliti pada tanggal 18

s.d 20 Februari 2018 di SMA Negeri 1 Sewon Tahun Ajaran

2018/2019 menunjukkan kemampuan berpikir kritis siswa masih

sangat rendah. Hal tersebut salah satunya dapat saya lihat dari respon

siswa ketika diminta utuk mengerjakan soal. Misalnya saja, ketika

terdapat soal diketahui sin 𝛼 =3

5, dan 𝛼 terletak pada kuadran

ketiga. Dan yang ditanyakan adalah tentukan lima perbandingan

trigonometri lainnya. Ketika membaca soal tersebut, reaksi

mayoritas siswa adalah bertanya pada guru mengenai maksud dari

soalnya bagaimana, bukan berusaha terlebih dahulu untuk

memecahkan secara mandiri. Untuk mengajak siswa berpikir

tentang permasalahan yang disajikan, guru masih perlu memancing

siswa untuk membawa pikiran siswa menuju konsep yang berkaitan

dengan permasalahan yang telah disajikan tadi.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan salah satu guru

matematika siswa kelas X MIPA di SMA Negeri 1 Sewon Tahun

Ajaran 2018/2019 diperoleh gambaran mengenai situasi dan kondisi

pembelajaran matematika di kelas. Kurikulum yang digunakan

Page 22: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN …

4

adalah kurikulum 2013 revisi 2017. Dominasi metode pembelajaran

yang dilakukan guru adalah ceramah, latihan, dan penugasan. Guru

menjelaskan materi pelajaran, memberikan contoh soal, kemudian

memberikan tugas. Siswa dinilai kurang aktif dalam proses

pembelajaran. Siswa cenderung menghafal rumus, tanpa berusaha

memahami rumus tersebut. Hal itu berakibat saat ulangan harian

siswa kesulitan mengerjakannya. Ketika peneliti menanyakan

kepada siswa alasan kesulitan mengerjakan soal uangan adalah

siswa lupa akan materi yang sudah dipelajarinya.

Hasil observasi peneliti selama melaksanakan PLP (program

latihan profesi) di SMA Negeri 1 Sewon mendapatkan informasi

yang memperkuat hasil wawancara tersebut. Guru kurang

melibatkan siswa dalam proses pembelajarannya. Selama proses

pembelajaran masih banyak siswa yang pasif dan tidak fokus. Hal

itu terlihat ketika guru menjelaskan materi pelajaran, siswa

cenderung diam (pasif) dan bermain gadget. Walaupun sudah

diingatkan untuk tidak bermain gadget, siswa tetap melakukannya

secara diam-diam. Siswa merasa bosan saat pembelajaran

berlangsung. Inisiatif siswa untuk belajar matematika kurang,

karena siswa lebih memilih bermain gadget dan mengobrol daripada

memperhatikan penjelasan dari guru. Saat guru memberikan latihan

soal, mayoritas siswa tidak berusaha mengerjakannya sendiri tetapi

menunggu jawaban dari temannya.

Pembelajaran matematika dengan model inquiry diharapkan

dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir

kritis mereka. Hal itu disebabkan karena dalam model inquiry ini,

siswa akan diberi suatu permasalahan oleh guru kemudian siswa

Page 23: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN …

5

bebas menyelidiki dan menarik kesimpulan dari permasalahan

tersebut. Sehingga pembelajaran akan lebih memotivasi siswa dan

siswa akan lebih paham terhadap konsep matematika tersebut.

Dalam penyelidikan permasalahan, siswa dapat menggunakan

pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk mendapatkan

pengetahuan baru.

Ennis (2006) menyebutkan indikator kemampuan berpikir

kritis di kelompokkan ke dalam lima kelompok, yaitu memberikan

penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar,

menyimpulkan, memberikan penjelasan lebih lanjut, dan

mengidentifikasi asumsi. Pada proses pembelajarannya siswa

diminta untuk mengidentifikasi setiap permasalahan yang diperoleh

dari guru kemudian dianalisis mengenai konsep yang harus

digunakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Berdasarkan paparan di atas, peneliti berasumsi bahwa salah

satu metode pembelajaran yang mampu memotivasi siswa untuk

akan digunakan pada penelitian ini untuk melihat kemampuan

berpikir kritis siswa adalah metode pembelajaran TAI. Metode TAI

merupakan metode pembelajaran secara kelompok di mana ada

seorang asisten membantu secara individual. Seorang siswa yang

lebih mampu berperan sebagai asisten yang bertugas membantu

secara individual siswa lain yang kurang mampu dalam

kelompoknya. Pada metode pembelajaran TAI dapat menghemat

waktu presentasi guru sehingga waktu pembelajaran lebih efektif

dan dapat menitikberatkan pada motivasi belajar siswa anak diajak

berkelompok kemudian masing-masing kelompok mendiskusikan

permasalahan-permasalahan yang ada kemudian dilakukan

Page 24: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN …

6

presentasi kelompok hasil diskusi. Di sini diharapkan siswa akan

lebih leluasa dalam berpikir karena asisten yang membantunya

adalah teman sendiri tanpa menghilangkan aspek kooperatif.

Langkah-langkah pembelajaran TAI adalah pertama, guru

meminta siswa secara individu untuk mempelajari materi yang akan

dibahas. Kedua, guru melakukan tes awal untuk penempatan

kelompok. Ketiga, guru membagi kelompok secara heterogen.

Keempat, di dalam kelompoknya, siswa mendiskusikan hasil belajar

individu untuk dikoreksikan dengan anggota kelompok yang lain.

Kelima, guru berkeliling dan menjadi fasilitator. Keenam, guru

memberikan tes individu untuk mengetahui pencapaian siswa dalam

diskusi. Ketujuh, guru memberikan reward pada kelompok yang

memiliki nilai tertinggi.

Tujuan pembelajaran mengacu pada indikator berpikir kritis

menurut Ennis (dalam M. Royani, 2013) yang dikelompokkan

dalam lima indikator: Pertama, memberikan penjelasan sederhana.

Kedua, membangun keterampilan dasar. Ketiga, menyimpulkan.

Keempat, memberikan penjelasan lanjut. Kelima, mengatur strategi

dan taktik. Indikator untuk motivasi belajar adalah siswa

mempunyai kemauan untuk berbuat, mampu mempersiapkan waktu

khusus untuk belajar, mampu merelakan tugas yang lain untuk

belajar, mengerjakan tugas lebih awal, selalu berusaha dan tidak

menyerah ketika menenmukan permasalahan yang sulit.

Model pembelajaran inquiry yang dipadukan dengan metode

TAI ini akan menuntut siswa aktif di dalam suatu kelompok dengan

seorang asistennya sehingga mereka merasa lebih percaya diri serta

leluasa dalam berpikir karena asisten yang mendampingi adalah

Page 25: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN …

7

teman sebaya dan termotivasi untuk menyampaikan pendapat juga

menanyakan konsep secara kritis tanpa mengandalkan penjelasan

dari guru saja. Selain itu, siswa juga akan lebih banyak berpendapat

dan bertukar pendapat dengan teman serta asisten mengenai materi

yang berkaitan dengan permasalahan yang telah mereka pelajari

secara individu. Hal tersebut yang dapat membantu siswa dalam

meningkatkan motivasi belajar mereka.

Berdasarkan uraian seperti di atas, untuk mendapatkan hasil

belajar yang maksimal dan proses pembelajaran yang kondusif,

motivasi siswa untuk belajar sangat diperlukan. Banyak faktor yang

dapat mempengaruhi motivasi siswa dalam belajar untuk mencapai

prestasi yang maksimal. Untuk itu, dalam kesempatan ini peneliti

ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi

motivasi belajar siswa tersebut. Dengan demikian, untuk

mengetahui bagaimana pengaruhnya dalam menumbuhkan

kemampuan berpikir kritis siswa disusunlah skripsi ini yang

berjudul efektivitas model pembelajaran inquiry dipadukan dengan

metode team assisted individualization (TAI) dalam pembelajaran

matematika terhadap kemampuan berpikir kritis dan motivasi

belajar siswa.

B. Identifikasi Masalah

1. Mayoritas siswa kurang berpartisipasi aktif dalam proses

pembelajaran.

2. Berdasarkan hasil observasi di kelas, dan kurangnya partisipasi

aktif siswa dalam belajar, maka kemampuan siswa dalam

Page 26: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN …

8

berpikir kritis dan motivasinya dalam belajar matematika siswa

kelas X MIPA di SMAN 1 Sewon masih perlu untuk difasilitasi.

3. Inovasi model dan metode pembelajaran dalam proses

pembelajaran matematika sangat diperlukan guna memfasilitasi

belajar siswa untuk membantu mereka pada proses berpikir

kritis dan memfasilitasi motivasi belajar siswa.

C. Batasan Masalah

Untuk menjaga agar proses penelitian sesuai dengan tujuan

yang ingin dicapai, maka peneliti memberikan batasan terhadap

permasalahan yang akan diteliti. Penelitian ini hanya difokuskan

pada efektivitas model pembelajaran inquiry dengan metode Team

Assisted Individualization (TAI) dalam pembelajaran matematika

terhadap kemampuan berpikir kritis dan motivasi belajar siswa.

D. Rumusan Masalah

1. Apakah pembelajaran menggunakan model inquiry dengan

metode Team Assisted Individualization (TAI) lebih efektif

dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran

konvensional terhadap kemampuan berpikir kritis siswa?

2. Apakah pembelajaran menggunakan model inquiry dengan

metode Team Assisted Individualization (TAI) lebih efektif

dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran

konvensional terhadap motivasi belajar siswa?

Page 27: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN …

9

E. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui keefektifan pembelajaran dengan model inquiry

dengan metode Team Assisted Individualization (TAI)

dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran

konvensional terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.

2. Mengetahui keefektifan pembelajaran dengan model inquiry

dengan menggunakan metode Team Assisted Individualization

(TAI) dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran

terhadap motivasi belajar siswa.

F. Asumsi Dasar

Asumsi dasar penelitian ini merupakan anggapan dasar yang

digunakan sebagai landasan berpikir dan bertindak dalam

melaksanakan penelitian (Ibrahim, dkk, 2015: 22). Asumsi dasar

pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran matematika dengan model pembelajaran inquiry

yang diterapkan oleh peneliti kepada kelas eksperimen sesuai

dengan RPP yang telah disusun oleh peneliti.

2. Proses pengerjakan soal pretest dan posttest materi sinus dan

cosinus siswa dilakukan secara jujur, serius, dan individual

sehingga hasil pretest dan posttest menggambarkan kemampuan

berpikir kritis siswa yang sebenarnya.

3. Siswa mengerjakan skala sikap motivasi belajar dengan jujur,

serius, dan individual, sehingga hasil skala sikap

menggambarkan motivasi belajar siswa yang sebenarnya.

Page 28: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN …

10

G. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai acuan untuk mengembangkan penelitian-penelitian

yang menggunakan model pembelajaran inquiry dengan

metode TAI.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

sebagai bahan kajian lebih lanjut dan lebih mendalam

tentang permasalahan yang berkaitan dengan topik

penelitian tersebut.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa

dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan

memotivasi siswa pada pembelajaran matematika,

khususnya pada materi aturan sinus dan cosinus.

b. Bagi guru, terutama guru mata pelajaran matematika

diharapkan dapat memberikan alternatif model

pembelajaran inquiry dengan metode TAI yang dapat

digunakan sebagai usaha untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kritis serta motivasi belajar siswa.

H. Definisi Operasional

1. Efektivitas Pembelajaran

Efektivitas pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah suatu ukuran tindakan keberhasilan siswa pada

penggunaan model pembelajaran inquiry dengan metode TAI

dalam mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran

inquiry dengan metode TAI dikatakan efektif terhadap

Page 29: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN …

11

kemampuan berpikir kritis dan motivasi belajar siswa adalah

sebagai berikut:

a. Model pembelajaran inquiry dengan metode TAI dikatakan

lebih efektif daripada model pembejaran konvensional jika

rata-rata skor posttest kemampuan berpikir kritis siswa

kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata skor

posttest kemampuan berpikir kritis siswa kelas kontrol.

b. Model pembelajaran inquiry dengan metode TAI dikatakan

lebih efektif daripada model pembejaran konvensional jika

rata-rata skor postscale motivasi belajar siswa kelas

eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata skor postscale

motivasi belajar siswa kelas kontrol.

2. Pembelajaran Model Inquiry dengan Metode Team Assisted

Individualization (TAI)

Model pembelajaran inquiry dengan metode TAI dalam

penelitian ini yaitu suatu pembelajaran kooperatif dengan

menyajikan permasalahan di mana masalah tersebut merupakan

suatu pengantar untuk menuju ke sebuah konsep matematika.

Penggunaan model pembelajaran model inquiry dengan metode

TAI mengajak siswa untuk belajar mengidentifikasi maupun

menganalisis suatu permasalahan dan bebas menyampaikan ide

untuk memberikan kesimpulan.

Langkah model pembelajaran inquiry dengan metode TAI

ini, di mana dalam setiap kelompok terdapat satu siswa yang

memiliki kemampuan lebih dibanding teman-temannya untuk

membantu anggota kelompoknya menyelesaikan permasalah

Page 30: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN …

12

yang terdapat dalam LKPD. Adapun langkah-langkah

pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Pembukaan

1) Guru membuka kelas

2) Guru meminta siswa berkelompok sesuai dengan

kelompok yang telah dibuatkan oleh guru.

3) Guru membagikan LKPD dan menyampaikan tujuan

pembelajaran

b. Inti

1) Siswa secara berkelompok (team) menyelesaikan

permasalahan-permasalahan yang disajikan dalam

LKPD.

2) Merumuskan kemungkinan penyelesaian permasalahan.

Seorang siswa yang memiliki kemampuan lebih

mengajak anggota kelompoknya merumuskan

kemungkinan konsep apa yang dapat diperoleh dari

permasalahan yang disajikan (assisted

individualization).

3) Guru berkeliling untuk melihat proses siswa kemudian

memberikan arahan pada siswa dalam melakukan proses

penyelesaian masalah.

4) Setelah semua kelompok dipastikan selesai mengerjakn

LKPD, guru meminta kelompok yng menyelesaiakan

LKPD paling terakhir untuk mempresentasikan hasil

diskusi mereka.

5) Guru memberikan kesimpulan setelah siswa melakukan

presentasi.

Page 31: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN …

13

c. Penutup

1) Guru menyampaikan kesimpulan materi

2) Guru menutup kelas.

3. Model Pembelajaran Inquiry

Model pembelajaran inquiry yang dimaksud peneliti adalah

model pembelajaran yang dirancang untuk membimbing siswa

bagaimana meneliti masalah dan pertanyaan berdasarkan fakta,

yang di dalamnya terdapat enam langkah pembelajaran,

diantaranya: observasi atau pengamatan terhadap berbagai

fenomena alam, mengajukan pertanyaan tentang fenomena yang

dihadapi, mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban,

mengumpulkan data yang terkait dengan pertanyaan yang

diajukan, merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan

data.

4. Metode Team Assisted Individaulization (TAI)

Metode TAI yang dimaksud oleh peneliti yaitu suatu

metode pembelajaran secara kelompok di mana ada seorang

asisten (assisted) membantu secara individual pada setiap

kelompoknya. Seorang siswa yang lebih mampu berperan

sebagai asisten bertugas membantu secara individual siswa lain

yang kurang mampu dalam kelompoknya. Peneliti berharap

metode pembelajaran TAI akan memotivasi siswa saling

membantu anggota kelompoknya sehingga tercipta semangat

dalam sistem kompetisi dengan lebih mengutamakan peran

individu tanpa mengorbankan aspek kooperatif.

Page 32: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN …

14

5. Model Pembelajaran Konvensional

Model pembelajaran konvensional yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah model pembelajaran matematika yang biasa

digunakan oleh guru di SMA Negeri 1 Sewon yaitu

menggunakan metode ceramah, drill, dan penugasan dan diskusi

kelompok untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan

dalam model pembelajaran konvensional adalah RPP yang

dibuat oleh sekolah.

6. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Kemampuan berpikir kritis dalam penelitian ini adalah

suatu kemampuan yang ditunjukkan siswa melalui indikator

kemampuan berpikir kritis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Pertama, memberikan penjelasan sederhana. Kedua,

membangun keterampilan dasar. Ketiga, menyimpulkan.

Keempat, memberikan penjelasan lanjut. Kelima, mengatur

strategi dan taktik.

7. Motivasi Belajar Siswa

Motivasi belajar dalam penelitian ini adalah suatu

kemampuan yang dimiliki siswa yang mengacu pada indikator

bahwa, siswa mempunyai kemauan untuk berbuat, mampu

mempersiapkan waktu khusus untuk belajar, mampu merelakan

tugas yang lain untuk belajar, mengerjakan tugas lebih awal,

selalu berusaha dan tidak menyerah ketika menemukan

permasalahan yang sulit.

Page 33: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN …

83

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hipotesis penelitian, diperoleh beberapa kesimpulan

yaitu:

1. Penggunaan model pembelajaran inquiry dengan metode TAI

lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran

konvensional terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Terdapat

perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa menggunakan model

pembelajaran inquiry dengan metode TAI dibandingkan dengan

hasil pembelajaran konvensional.

2. Penggunaan model pembelajaran inquiry dengan metode TAI

kurang efektif dibandingkan dengan pembelajaran konvensional

terhadap motivasi belajar siswa.

B. Saran

1. Bagi guru matematika

a. Diharapkan guru mata pelajaran matematika menerapkan

model pembelajaran inquiry dengan metode TAI sebagai

variasi model pembelajaran pada materi aturan sinus dan

cosinus trigonometri.

b. Mengingat langkah pembelajaran model pembelajaran inquiry

dengan metode TAI membutuhkan waktu yang sedikit lama

dalam pengaplikasiannya, maka guru hendaknya menjelaskan

secara tegas di setiap langkah model pembelajaran tersebut

supaya keseluruhan langkah pembelajaran dapat terlaksana

sesuai dengan rencana.

Page 34: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN …

84

c. Guru memastikan bahwa setiap anggota kelompok dapat

bekerjasama dengan baik dengan siswa yang bertindak sebagai

assisted dan tidak menggantungkan jawabannya pada siswa

yang lain.

d. Pada pembagian kelompok untuk penerapan metode TAI harus

dipastikan terdapat satu siswa yang mampu menjadi asisten

yang tegas terhadap teman-temannya supaya proses diskusi

dapat berjalan sebagaimana mestinya.

2. Bagi Peneliti

a. Peneliti mampu menanamkan mindset siswa untuk memikirkan

pentingnya kemampuan berpikir kritis dan motivasi belajar.

b. Peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk

menyediakan jurnal belajar kepada siswa supaya dapat

memantai motivasi belajarnya.

c. Proses model pembelajaran inquiry yang harus mengajak siswa

untuk melakukan suatu percobaan membuktikan atau

menemukan suatu rumus supaya proses berpikir kritis siswa

dapat berkembang.

Page 35: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN …

85

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi.2009.Psikolgi Sosial.Jakarta:Rineka Cipta.

Anas Sudijono.1996.Pengantar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Andari, T. (2012). Efektifitas pembelajaran matematika menggunakan

model kontekstual terhadap prestasi belajar matematika ditinjau dari

kemampuan awal siswa kelas v sd se-kecamatan bangunrejo

kabupaten lampung tengah. JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan

Matematika), 1(1).

Ariani, S. R. D., Mulyani, B., & Yulianingrum, F. (2008). Penggunaan

Metode Pembelajaran Kooperatif TAI (Team Assisted

Individualization) Dilengkapi Modul dan Penilaian Portofolio untuk

Meningkatkan Prestasi Belajar Penentuan DH Reaksi Siswa SMA

Kelas XI Semester I.

Budiastuti, S. A., & Triyanto, T. (2013). Eksperimentasi Model

Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share dan Team Assisted

Individualization Pada Materi Trigonometri Ditinjau Dari Minat

Belajar Matematika Siswa SMK di Kabupaten Ponorogo Tahun

Pelajaran 2011/2012. Jurnal Pembelajaran Matematika, 1(4).

Ennis, R. H. (1985). A logical basis for measuring critical thinking

skills. Educational leadership, 43(2), 44-48.

Ennis, R. H. (1989). Critical thinking and subject specificity: Clarification

and needed research. Educational researcher, 18(3), 4-10.

Eralita, N., Redjeki, T., & Hastuti, B. (2012). Efektivitas model

pembelajaran kooperatif metode student teams achievement

divisions (STAD) dan team assisted individualization (TAI)

dilengkapi LKS terhadap prestasi dan motivasi belajar siswa pada

materi pokok koloid Kelas XI SMA N Kebakkramat Tahun Ajaran

2011/2012. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), 1(1), 59-66.

Halimah, U. (2012). Penerapan strategi pembelajaran inquiry berbasis

lesson study untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar

Page 36: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN …

86

biologi siswa kelas X SMAN 1 Kepanjen Malang. Penerapan

strategi pembelajaran inquiry berbasis lesson study untuk

meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar biologi siswa kelas

X SMAN 1 Kepanjen Malang/Umu Halimah.

https://ikhwahmedia.wordpress.com/2013/01/05/takharij-hadits-man-

jadda-wajada/ diakses pada 10 September 2019.

https://www.brainquote.com/search_results?q=however+difficult diakses

pada 10 September 2019.

Ibrahim dan Suparni. 2008. Strategi Pembelajaran Matematika.

Yogyakarta: Bidang Akademik .

Karim, A. (2011). Penerapan metode penemuan terbimbing dalam

pembelajaran matematika untuk meningkatkan pemahaman konsep

dan kemampuan berpikir kritis siswa sekolah dasar. Jurnal

Pendidikan, 1(1), 21-32.

Lindawati, S. (2013). Pembelajaran matematika dengan model inquiry

terbimbing untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dan

komunikasi matematis siswa sekolah menengah pertama. Jurnal

Pendidikan, 2(2).

Meidawati, Y. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran lnkuiri Tebimbing

Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Siswa SMP (Doctoral dissertation, Universitas Terbuka).

Mulyono Abdurrahman.2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitaan

Belajar.Jakarta:PT. Rineka Cipta, hal.253.

Nurajizah, Siti. 2018. Efektivitas Model Discovery Learning terhadap

Kemampuan Berpikir Kritis dan Kemandirian Belajar Siswa SMA

pada Pembelajaran Trigonometri. Skripsi. Universitas Islam Negeri

Sunan Kalijaga.

Jumanti, Lilas Priana. Pengaruh Penerapan Metode Inkuiri Terhadap

Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik dalam Pembelajaran PAI

di SMP Negeri 26 Makassar

Page 37: EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN …

87

Permendiknas No. 24 Tahun 2016.Standar Isi. Jakarta: Menteri Pendidikan

Nasional.

Muthohharoh, Nur Hayyi’.2016. Eksperimen Pembelajaran Matematika

dengan Strategi Brain Based Learning dan Problem Based Learning

Terhadap Hasil Belajar Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Kritis

Siswa Kelas VII MTs Negeri Ketanggung Tahun Ajaran 2015/2016

Redhana, I. W. (2013). Model pembelajaran berbasis masalah untuk

peningkatan keterampilan pemecahan masalah dan berpikir

kritis. Jurnal pendidikan dan pengajaran, 46(1).

Sardirman. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar.Jakarta: Rajawali

Pers.

Slameto.2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.

Jakarta: Rineka Cipta.

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Bumi

Aksara,2006).

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Yuniastuti, E. (2013). Peningkatan keterampilan proses, motivasi, dan hasil

belajar biologi dengan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing pada

siswa kelas VII SMP Kartika V-1 Balikpapan. Jurnal penelitian

pendidikan, 13(1).