ECONOMICS BOSOWA JOURNAL EDISI XXXI JULI S/D …

12
27 Vol 5, No. 003 (2019) Sarwiani Masuru ECONOMICS BOSOWA JOURNAL EDISI XXXI JULI S/D SEPTEMBER 2019 ANALISIS ARUS KAS BEBAS DAN KOMITE AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PT SEMEN INDONESIA (Persero) Tbk Oleh : Sarwiani Masuru Email : [email protected] Pembimbing I : Faridah Email : [email protected] Pembimbing II : Indrayani Nur Email : [email protected] Program Studi Akuntasi Fakultas Ekonomi Universitas Bosowa Makassar ABSTRACT SARWIANIMASURU.2018.Skripsi.Free Cash Flow Analysis and Audit Committee Against earnings management at PT Semen Indonesia (Persero) Jl. Veteran Gresik 61122 East Java, Indonesia supervised by Faridah, SE., M.Sc., Ak., CA and Indrayani Nur, S.Pd., SE., M.Sc. The purpose of the study was (1) to prove the existence of free cash flow on earnings management and (2) to prove the influence of the audit committee on earnings management at PT Semen Indonesia (Persero) Tbk The research object is PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. The Analysis Tool used is Descriptive Analysis. The results of the study indicate that earnings management by free cash flow. This means to be a large free cash flow so that companies can make earnings management by lowering profits. Audit committee produced by earnings management. -------------- Keywords: Free Cash Flow, Audit Committee, Earnings Management.

Transcript of ECONOMICS BOSOWA JOURNAL EDISI XXXI JULI S/D …

Page 1: ECONOMICS BOSOWA JOURNAL EDISI XXXI JULI S/D …

27 Vol 5, No. 003 (2019) Sarwiani Masuru

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL

EDISI XXXI JULI S/D SEPTEMBER 2019

ANALISIS ARUS KAS BEBAS DAN KOMITE AUDIT TERHADAP

MANAJEMEN LABA PADA PT SEMEN INDONESIA (Persero) Tbk

Oleh :

Sarwiani Masuru

Email : [email protected]

Pembimbing I :

Faridah

Email : [email protected]

Pembimbing II :

Indrayani Nur

Email : [email protected]

Program Studi Akuntasi Fakultas Ekonomi

Universitas Bosowa Makassar

ABSTRACT

SARWIANIMASURU.2018.Skripsi.Free Cash Flow Analysis and Audit Committee

Against earnings management at PT Semen Indonesia (Persero) Jl. Veteran Gresik 61122

East Java, Indonesia supervised by Faridah, SE., M.Sc., Ak., CA and Indrayani Nur,

S.Pd., SE., M.Sc.

The purpose of the study was (1) to prove the existence of free cash flow on earnings

management and (2) to prove the influence of the audit committee on earnings

management at PT Semen Indonesia (Persero) Tbk

The research object is PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. The Analysis Tool used is

Descriptive Analysis.

The results of the study indicate that earnings management by free cash flow. This means

to be a large free cash flow so that companies can make earnings management by

lowering profits. Audit committee produced by earnings management.

--------------

Keywords: Free Cash Flow, Audit Committee, Earnings Management.

Page 2: ECONOMICS BOSOWA JOURNAL EDISI XXXI JULI S/D …

28 Vol 5, No. 003 (2019) Sarwiani Masuru

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL

EDISI XXXI JULI S/D SEPTEMBER 2019

PENDAHULUAN

Di zaman yang sudah memasuki era globalisasi, laporan keuangan menjadi

salah satu sumber informasi yang cukup untuk menggambarkan tentang keadaan

dan kinerja suatu perusahaan. Informasi tersebut menyangkut posisi keuangan,

kinerja perusahaan selama periode yang bersangkutan serta perubahan posisi

keuangan yang terjadi selama periode tersebut.

Laporan keuangan merupakan salah satu media bagi manajemen

perusahaan untuk membuktikan kinerjanya. Hal ini disebabkan karena informasi

yang ada pada laporan keuangan tersebut selanjutnya diserahkan kepada

pemangku kepentingan perusahaan yang selanjutnya akan digunakan untuk

menunjukan keefektifan pencapaian tujuan dan untuk melaksanakan fungsi

pertanggungjawaban dalam perusahaan. Informasi tersebut menyangkut posisi

keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan dan

bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi

(Agustia, 2013).

Salah satu hal penting dalam laporan keuangan yang harus diperhatikan

oleh managemen adalah laba. Hal ini disebabkan karena informasi laba yang

dimiliki perusahaan maka kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dan kemudian

dinilai.Informasi laba pada suatu perusahaan merupakan elemen yang digunakan

pihak pengguna laporan keuangan untuk menilai kinerja manajemen suatu

perusahaan.Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) nomor 1

menyebutkan bahwa laba merupakan faktor penting dalam menaksir kinerja atau

pertanggung jawaban manajemen dan informasi laba tersebut membantu pemilik

atau pihak lain melakukan penaksiran atas kemampuan laba perusahaan di masa

yang akan datang.

Agency theory menyatakan bahwa hubungan agensi muncul ketika satu

pihak (principal) mempekerjakan pihak lain(agent) Anthony dan Govindarajan

(2005). Principal kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan

kepada agen. Teori keagenan mengemukakan bahwa antara pihak prinsipal dan

agen seringkali memiliki kepentingan yang berbeda. Agency theory sendiri

memiliki asumsi bahwa masing masing individu semata-mata termotivasi oleh

Page 3: ECONOMICS BOSOWA JOURNAL EDISI XXXI JULI S/D …

29 Vol 5, No. 003 (2019) Sarwiani Masuru

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL

EDISI XXXI JULI S/D SEPTEMBER 2019

kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara

prinsipal dan agen. Masalah keagenan muncul karena adanya perilaku

oportunistik dari agen, yaitu perilaku manajemen untuk memaksimumkan

kesejahteraannya sendiri yang berlawanan dengan kepentingan principal yang

memiliki kepentingan untuk mengembangkan perusahaan yang dimiliki. Salah

satu contoh masalah keagenan muncul manakala manajer memiliki dorongan

untuk memilih dan menerapkan metode akuntansi yang dapat memperlihatkan

kinerjanya yang baik untuk tujuan mendapatkan bonus dari prinsipal (Watts dan

Zimmerman dalam Halim dkk, 2005).

Masalah keagenan juga muncul karena keberadaannya sebagai pengelola

perusahaan, manajer sebagai agen lebih banyak mengetahui informasi internal dan

prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik (pemegang

saham). Permasalahan timbul ketika kedua belah pihak mempunyai persepsi dan

sikap yang berbeda dalam hal pemberian informasi yang digunakan prinsipal

untuk memberikan insentif kepada agen. Agen yang mempunyai informasi

tentang operasi dan kinerja perusahaan secara riil dan menyeluruh, tidak akan

memberikan informasi yang kurang menguntungkan, sehingga menimbulkan

informasi yang tidak simetris (Ujiyantho & Pramuka, 2007). Informasi yang tidak

simetri antara agen dan prinsipal dapat memberikan kesempatan kepada agen

untuk melakukan manajemen laba (earnings management).

Salah satu upaya untuk menghindari atau mengurangi praktik manajemen

laba banyak dilakukan oleh emiten adalah dengan melakukan antisipasi risiko

dengan cara meningkatkan pengawasan terhadap manajemen. Salah satu caranya

adalah dengan keberadaan komite audit. Hal ini dimaksudkan agar perilaku

oportunistik manajer dapat diminimalkan (Bedard, Chtourou dalam Bukit dan

Iskandar 2009). (Jensen dalam Arief Ujiyantho & Pramuka 2007) menyatakan

bahwa komite audit yang mempunyai kompetensi dan independensi akan dapat

meningkatkan kualitas pelaporan keuangan, sehingga akan mengurangi manajer

dalam melakukan manajemen laba.

Penelitian ini diharapkan dapat mendapatkan bukti bahwa masalah

keagenan berupa tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen

Page 4: ECONOMICS BOSOWA JOURNAL EDISI XXXI JULI S/D …

30 Vol 5, No. 003 (2019) Sarwiani Masuru

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL

EDISI XXXI JULI S/D SEPTEMBER 2019

dengan memanfaatkan arus kas bebas dapat diminimalkan atau berkurang dengan

adanya komite audit.Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengambil judul

“Analisis Arus Kas Bebas dan Komite Audit Terhadap Managemen Laba

Pada PT Semen Indonesia (Persero) Tbk".

TINJAUAN PUSTAKA

Teori Keagenan

Agency Theory menekankan pentingnya pemilik perusahaan (pemegang

saham) menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada tenaga-tenaga professional

(disebut agent) yang lebih mengerti dalam menjalankan bisnis sehari-hari.Tujuan

dipisahkannya pengelolaan dari kepemilikan perusahaan, yaitu agar pemilik

perusahaan memperoleh keuntungan semaksimal mungkin dengan biaya yang

seefesien mungkin dengan dikelolanya perusahaan oleh tenaga-tenaga

professional.Agent bertugas untuk kepentingan perusahaan dan memiliki

keleluasaan dalam menjalankan manajemen perusahaan sehingga dalam hal ini

manager berperan sebagai agen-nya pemegang saham. Semakin besar perusahaan

yang dikelolah memperoleh laba, semakin besar pula keuntungan yang didapatkan

agen.Sementara pemilik (principal) hanya bertugas mengawasi dan memonitor

jalannya perusahaan yang dikelolah oleh managemen serta mengembangkan

sistem bagi pengelola manajemen untuk memastikan bahwa mereka bekerja demi

kepentingan perusahaan (Adrian Sutedi, 2011). Eisenhardt dalam Agustia (2013)

menggunakan tiga asumsi sifat dasar manusia guna menjelaskan tentang teori

agensi yaitu (1) manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri (self interest),

(2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang

(bounded rationality), dan (3) manusia selalu menghindari resiko (risk averse).

Tiga hal tersebut yang menimbulkan sifat oportunistik yang kemudian akan

menimbulkan konflik keagenan. Ketiga sifat tersebut menyebabkan informasi

yang dihasilkan manusia untuk manusia lain selalu dipertanyakan reabilitasnya

dan informasi yang disampaikan biasanya diterima tidak sesuai dengan kondisi

perusahaan yang sebenarnya atau lebih dikenal sebagai informasi yang tidak

simetris atau assymerty information (Ujiyantho & Pramuka, 2007), sehingga hal

Page 5: ECONOMICS BOSOWA JOURNAL EDISI XXXI JULI S/D …

31 Vol 5, No. 003 (2019) Sarwiani Masuru

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL

EDISI XXXI JULI S/D SEPTEMBER 2019

tersebut memberikan kesempatan kepada manajer untuk melakukan manajemen

laba.

Manajemen Laba

Manajemen laba merupakan sebagai suatu proses mengambil langkah yang

disengaja dalam batas prinsip akuntansi yang berterima umum baik itu didalam

maupun diluar batas General Accepted Accouting Principle (GAAP). Copeland

(1968:10) dalam utami (2005) mendefinisikan manajemen laba sebagai “some

ability to increase or decrease reported net income at will”.ini berarti bahwa

manajemen laba mencakup usaha manajemen untuk memaksimumkan atau

meminimumkan laba termasuk perataan laba, sesuai dengan keinginan manajer.

Manajemen laba dapat terjadi karena penyusunan laporan keuangan

menggunakan basis akrual.Basis akrual membuat perusahaan dapat menunda

pendapatan periode berjalan menjadi pendapatan periode berikutnya. Selain itu

perusahaan dapat mengakui pendapatan pada periode tertentu walaupun kas akan

baru diterima pada periode selanjutnya. Akibat dari praktik manajemen laba,

angka akuntansi yang dilaporkan perusahaan tidak mencerminkan kondisi

ekonomi perusahaan yang kemudian akan mengakibatkan keputusan yang tidak

maksimal dari perusahaan yang kemudian akan berdampak negatif kepada

perkembangan perusahaan.

Arus Kas Bebas (Free Cash Flow)

Menurut (Peni R. Pramono 2008) Arus kas bebas adalah uang tunai yang benar-

benar bisa disediakan oleh perusahaan untuk para investornya setelah perusahaan

bisa memiliki aktiva tetap dan memiliki cukup modal kerja untuk menunjang

kegiatan bisnisnya termasuk memelihara aktiva tetapnya.Menurut (Jensen, 1986

dalam Faisal, 2004) aliran kas bebas merupakan kelebihan yang diperlukan untuk

mendanai semua proyek yang mempunyai net present value positif setelah

membagi deviden.Semakin besar arus kas yang ada, semakin besar fleksibilitas

aliran kas bebas tersebut. Oleh karena itu pengertian aliran kas bebas adalah

adanya dana yang berlebih, yang seharusnya didistribusikan kepada para

pemegang saham, dan keputusan tersebut dipengaruhi oleh kebijakan manajemen.

Kas biasanya menimbulkan konflik kepentingan antara manajer dan pemegang

Page 6: ECONOMICS BOSOWA JOURNAL EDISI XXXI JULI S/D …

32 Vol 5, No. 003 (2019) Sarwiani Masuru

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL

EDISI XXXI JULI S/D SEPTEMBER 2019

saham.(Jensen, 1986 dalam Bukit dan Iskandar, 2009) menyatakan bahwa jika

arus kas bebas dalam sebuah perusahaan tidak dioperasikan secara maksimal

dalam memaksimalkan kepentingan pemegang saham, maka dapat menimbulkan

masalah keagenan.Manajer biasanya memilih untuk menginvestasikan dananya

dalam proyek yang tidak menguntungkan (sesuai kepentingan manajer). Akibat

dari hal tersebut, pertumbuhan perusahaan akan menjadi rendah. Akibat dari

pemilihan investasi yang tidak menguntungkan yang dilakukan oleh manajer yang

menyebabkan pertumbuhan perusahaan menjadi rendah, maka manajer melakukan

manajemen laba guna menyembunyikan efek negatif dari pengambilan keputusan

dalam penggunaan surplus arus kas bebas yang ada di perusahaan.

Komite Audit

Komite audit bertugas membantu dewan komisaris untuk memonitor proses

pelaporan keuangan oleh manajemen untuk meningkatkan kredibilitas laporan

keuangan (Bradbury et al. 2004).

Komite audit dibentuk untuk memeriksa pertanggungjawaban keuangan direksi

perusahaan kepada pemegang saham. Laporan keuangan yang telah diaudit oleh

komite audit dapat dipercaya jika komite audit memiliki kompetensi dan

independensi. Dengan melaksanakan fungsi dan tanggung jawab yang diberikan,

diharapkan komite audit dapat berperan untuk mengurangi perilaku opportunistic

yang dilakukan oleh para manajer, akan tetapi jika kompetensi dan independensi

komite audit tidak dapat terpenuhi maka perilaku earnings management tidak

dapat dihindarkan.

METODE PENELITIAN

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Analisis

Deskriptif. Menurut (Sugiyono 2012:27) “Metode deskriptif adalah metode yang

digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi

tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.”Dengan

menggunakan metode penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan

antara variabel yang diteliti sehingga kesimpulan yang akan memperjelas

gambaran mengenai objek yang diteliti.

Page 7: ECONOMICS BOSOWA JOURNAL EDISI XXXI JULI S/D …

33 Vol 5, No. 003 (2019) Sarwiani Masuru

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL

EDISI XXXI JULI S/D SEPTEMBER 2019

HASIL DAN PEMBAHASAN

Arus Kas Bebas PT Semen Indonesia (Persero) Tbk

Arus kas bebas atau free cash flow sangat penting bagi perusahaan karena

memungkinkan perusahaan memanfaatkan peluang yang bisa meningkatkan nilai

pemegang saham (Guinan, 2010: 131).

Dengan mengetahui Arus Kas Bebas kita akan melihat proyeksi

pertumbuhan/kesehatan suatu perusahaan dengan menghitung lima tahun terakhir

laporan keuangan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Kita bisa menyajikan Arus

Kas Bebas sebagai berikut :

Tabel 1

Perhitungan Arus Kas Bebas Pada PT SEMEN INDONESIA (Persero) Tbk

Tahun Arus Kas Operasi Belanja Modal Arus Kas Bebas

2012 5.591.864.816 (3.362.686.906) 2.229.177.910

2013 6.047.147.495 (2.548.758.346) 3.498.389.149

2014 6.721.170.878 (2.581.061.518) 4.140.109.360

2015 7.288.586.537 (5.168.034.789) 2.120.551.748

2016 5.180.010.976 (5.065.208.221) 114.802.755

Sumber : Laporan Keuangan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk

Dari tabel di atas kita bisa melihat dari tahun ke tahun posisi Arus Kas

Bebas selalu positif. Ini tandanya penghasilan (penjualan jasa/produk) dari

perusahaan mampu menunjang usaha. Dengan mengetahui arus kas bebas, kita

bisa menganalisa bagaimana sebuah perusahaan memanfaatkan kasnya.

Dari sudut pandang teori akuntansi, manajemen laba sangat ditentukan

oleh motivasi manajer perusahaan. Motivasi yang berbeda akan menghasilkan

besaran manajemen laba yang berbeda, seperti antara manajer yang juga akan

dapat melakukan pelaporan laba yang lebih rendah manakala arus kas bebas yang

dimiliki perusahaan dalam posisi yang besar. Dalam hal ini manajer nampaknya

akan memiliki alasan bahwa arus kas tersebut akan digunakan sebagai bagian dari

investasi perusahaan atau untuk bentuk-bentuk pendanaan lain yang dapat

Page 8: ECONOMICS BOSOWA JOURNAL EDISI XXXI JULI S/D …

34 Vol 5, No. 003 (2019) Sarwiani Masuru

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL

EDISI XXXI JULI S/D SEPTEMBER 2019

dilakukan oleh manajer. Dengan demikian posisi arus kas bebas yang besar dapat

dilakukan oleh manajer dengan menggunakan laba yang seharusnya dilaporkan

oleh manajer untuk dimasukkan dalam arus kas pendanaan maupun arus kas

investasi.

Ketika free cash flow tersedia, manajer disinyalir akan menghamburkan

free cash flow tersebut sehingga terjadi inefisiensi dalam perusahaan atau akan

menginvestasikan free cash flow dengan return yang kecil (Smith dan Kim dalam

Zuhri, 2011). Manajer akan menerapkan prosedur akuntansi yang meningkatkan

laba yang dilaporkan untuk menyembunyikan dampak negatif dari proyek

tersebut. Dalam hal ini manajer akan melakukan manajemen laba (Chung et al,

2005). Dan pernyataan tersebut diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh

Wijaya (2015) yang menyatakan Manajer tidak memberikan arus kas yang

terproyeksi secara internal untuk beberapa investasi. Sebagai hasil dari

keuntungan pribadi, manajer akan menyiapkan perkiraan arus kas dan laba

yang diproyeksikan. Pilihan untuk membuat investasi yang lemah akan

mengurangi laba masa depan.

Hal ini sesuai dengan temuan Freund, Prezas dan Vasudevan dalam

Negrea,et.al, (2009) menunjukkan adanya kinerja keuangan yang lebih rendah

di masa depan pada perusahaan dengan arus kas bebas yang tinggi. Begitupula

Menurut temuan Nwaeze, Yang dan Yin dalam Negrea,et.al, (2009) juga

menemukan bahwa arus kas bebas dalam jumlah yang besar juga dapat

memfasilitasi manajer atas manajemen investasi diskresioner, hutang dan

dividen yang dibayarkan.

Olehnya pengaruh arus kas bebas terhadap manajemen laba pada PT. Semen

Indonesia (Persero) berpengaruh positif. Hal ini didukung oleh temuan (Bukit dan

Iskandar 2009) bahwa Arus kas bebas (Free Cash Flow) perusahaan yang tinggi

tanpa adanya pengawasan yang memadai bisa terjadi karena pihak manajer tidak

memanfaatkan secara optimal kas yang tersedia secara tepat, atau

menggunakannya untuk investasi yang menguntungkan dirinya sendiri. Hal ini

berdampak pada peningkatan praktik manajemen laba untuk meningkatkan

pelaporan laba, sehingga adanya ketidakefisienan dalam penggunaan arus kas

Page 9: ECONOMICS BOSOWA JOURNAL EDISI XXXI JULI S/D …

35 Vol 5, No. 003 (2019) Sarwiani Masuru

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL

EDISI XXXI JULI S/D SEPTEMBER 2019

tersebut bisa tertutupi.bahwa free cash flow berpengaruh secara signifikan

terhadap manajemen laba.

Komite Audit PT Semen Indonesia (Persero) Tbk

Keberadaan komite audit pada PT. Semen Indonesia (Persero) dapat memantau

perilaku manajemen dalam kaitannya pembuatan laporan keuangan, sehingga

dalam hal ini keberadaan komite audit dapat memperkecil upaya manajemen

untuk memanipulasi masalah data-data yang berkaitan dengan keuangan dan

prosedur akuntansi pada PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk, namun dengan

kewenangan Komite Audit dibatasi oleh fungsi komite sebagai alat bantu Dewan

Komisaris yang tidak memiliki otoritas eksekusi apapun dan hanya sebatas

rekomendasi kepada Dewan Komisaris, sehingga masih ada kondisi dimana

dengan keberadaan komite audit, perilaku manajemen laba masih dapat terjadi.

Selanjutnya adanya komite audit pada PT. Semen Indonesia (Persero) didukung

oleh pendapat Lin (2006) membuktikan bahwa semakin besar ukuran komite

audit maka kualitas pelaporan keuangan semakin terjamin. Sehingga besarnya

ukuran komite audit dapat meminimalisasi terjadinya manajemen laba.

Salah satu dari karakteristik komite audit yang dapat meningkatkan fungsi

pengawasan adalah independensi. Pihak PT. Semen Indonesia (Persero) ditinjau

dari anggota komite audit yang independen akan memastikan pelaporan

keuangan yang lebih berkualitas. Hal ini didukung oleh pendapat Ebrahim

(2007) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara

manajemen laba dengan komite audit yang terdiri dari anggota yang independen.

Karena semakin independen anggota tersebut dalam bekerja, maka kualitas

pelaporan keuangan oleh perusahaan lebih dapat dipercaya.

Berdasarkan analisa deskriptif menunjukkan bahwa komite audit terhadap

manajemen laba terdapat pengaruh yang positif. Penelitian ini membuktikan

bahwa komite audit akan memberikan pengawasan yang lebih efektif dalam

memonitor kinerja manajemen. Hasil penelitian ini didukung oleh temuan

penelitian yang dilakukan Nasution dan Setyawan (2007), Yermack (1996),

Beasley (1996) dan Jensen (1993) dalam Ujiyantho (2007) yang menemukan

Page 10: ECONOMICS BOSOWA JOURNAL EDISI XXXI JULI S/D …

36 Vol 5, No. 003 (2019) Sarwiani Masuru

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL

EDISI XXXI JULI S/D SEPTEMBER 2019

pengaruh positif signifikan komite audit terhadap manajemen laba

padaperusahaan. Olehnya itu pada PT. Semen Indonesia (Persero) terdapat

pengaruh yang positif antara komite audit dengan manajemen laba.

Keberadaan komite audit mengindikasikan bahwa ukuran komite audit

berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Hasil penelitian ini konsisten

dengan penelitian yang dilakukan oleh Siregar dan Utama (2005) yang

menyatakan bahwa komite audit berpengaruh positif namun tidak signifikan

terhadap manajemen laba. Hal ini disebabkan oleh pembentukan komite audit

yang didasari sebatas untuk pemenuhan regulasi, yang mensyaratkan perusahaan

harus mempunyai komite audit. Sehingga mengakibatkan kurang efektifnya peran

komite audit dalam memonitor kinerja manajemen. Keberadaan komite audit

pada PT. Semen Indonesia (Persero) akan dapat melindungi investasi pemegang

saham.Fungsi pengawasan yang dimilikinya dapat mengurangi manajemen

laba, yang selanjutnya dapat menurunkan masalah keagenan (Bedard dalam

Bukit dan Iskandar, 2009). Klein menemukan bahwa komite audit independen

memiliki pengaruh positif terhadap manajemen laba. Hasil ini menunjukkan

bahwa komite audit dapat secara efektif mengontrol praktik manajemen laba.

Pada PT Semen Indonesia (Persero) telah membentuk struktur organisasi yang

memadai dan efektif dalam implementasi kerja GCG yang merupakan

sebagain kerja komite audit agar proses penerapan GCG dapat berjalan

dengan efektif dan optiomal melalui fungsi pengarahan, pengawasan dan

pengendalian dan pemantauan. Pada jajaran dewan komisaris PT Semen

Indonesia (Persero) telah dibentuk komite-komite fungsional untuk

memberdayakan fungsi pengawasan yang terdiri dari komite audio, komite

Nominasi dan Remunerasi serta komite manajemen resiko dan investasi

(SMRI). Demikian pula di jajaran direksi telah dibentuk unit kerja yang

mengendalikan, mengawasi dan bertanggung jawab atas implementasi GCG

dan juga bertugas sebagai mitra kerja komite-komite dibawah dewan

komisaris.

Page 11: ECONOMICS BOSOWA JOURNAL EDISI XXXI JULI S/D …

37 Vol 5, No. 003 (2019) Sarwiani Masuru

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL

EDISI XXXI JULI S/D SEPTEMBER 2019

KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil dan pembahasan di atas bahwa pengaruh arus kas

bebas dan komite audit teerghadap manajemen laba, maka dapat disimpulkan

bahwa:

1. Arus kas bebas berpengaruh terhadap manajemen laba pada PT. Semen

Indonesia (Persero), hal ini dikarenakan arus kas bebas merupakan

determinan penting dalam penentuan nilai perusahaan, sehingga manajer

perusahaan lebih terfokus pada usaha untuk meningkatkan arus kas bebas.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Bukit dan Iskandar (2009)

bahwa perusahaan dengan arus kas bebas yang tinggi juga cenderung

melakukan praktik manajemen laba dengan meningkatkan laba yang

dilaporkan untuk menutupi tindakan pihak manajer yang tidak optimal dalam

memanfaatkan kekayaanperusahaan.

2. Komite audit berpengaruh terhadap manajemen laba pada PT Semen

Indonesia (Persero) Tbk. Hal ini terbukti bahwa variabel komite audit dengan

ukuran dewan komisaris, independensi dewan komisaris, dan independensi

komite audit berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Penelitian ini

mempunyai keterbatasan yang diharapkan dapat diperbaiki pada penelitian

selanjutnya. Penggunaan model untuk mendeteksi manajemen laba dalam

penelitian ini mungkin belum mampu mendeteksi manajemen laba dengan

baik sehingga masih memerlukan justifikasi model lain.

Page 12: ECONOMICS BOSOWA JOURNAL EDISI XXXI JULI S/D …

38 Vol 5, No. 003 (2019) Sarwiani Masuru

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL

EDISI XXXI JULI S/D SEPTEMBER 2019

DAFTAR PUSTAKA

Adrian Sutedi (2011) Good Corporate Governance. Sinar Grafika. Jakarta

Agustia, Dian. 2013. “Pengaruh Faktor Good Corporate Governance, Free

CashFlow dan Leverage Terhadap Manajemen Laba”. Jurnal

Akuntansi dan Keuangan Vol. 15, No. 1, Mei 2013, hlm.27-42.

Anthony, Robert N. dan Vijay Govindarajan.2005. Management Control

Systems. Salemba Empat. Jakarta

Halim, dkk. 2005. “Pengaruh Manajemen Laba ada Tingkat Pengungkapan

Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Termasuk

dalam Indeks LQ-45”, SimposiumNasionalAkuntansi VII.

Peni R. Pramono. 2008. Menilai Kinerja Manajer Lewat Laporan Keuangan.

PT. Gramedia. Jakarta.

Siregar, S.V.N.P dan Utama, S. 2005. “Pengaruh Struktur Kepemilikan,

Ukuran Perusahaan, Dan Praktek Corporate Governance Terhadap

Pengelolaan Laba (Earnings Management)”. Simposium Nasional

Akuntansi VIII. Solo.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Ujiyantho, ArifMuh. dan B.A. Pramuka. 2007. Mekanisme Corporate

Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Simposium

Nasional Akuntansi X, Makasar, 26-28 Juli

Utami, W. 2005. Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Biaya Modal Ekuitas

(studi empiris pada perusahaan public sector manufaktur. Jurnal Riset

Akuntansi Indonesia, Vol 9 No.2, Hal 178-199