E11dpu-3.pdf

download E11dpu-3.pdf

of 143

description

strategy

Transcript of E11dpu-3.pdf

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    1/143

    STRATEGI PEMASARAN WISATA ALAM

    DI KECAMATAN BAYAH, KABUPATEN LEBAK,

    PROVINSI BANTEN

    DEWI PUSPITASARI

    DEPARTEMEN

    KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

    FAKULTAS KEHUTANAN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2011

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    2/143

    RINGKASAN

    DEWI PUSPITASARI. Strategi Pemasaran Wisata Alam Di Kecamatan

    Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Dibimbing oleh EVA

    RACHMAWATI dan JONO M. MUNANDAR.

    Kecamatan Bayah adalah salah satu kecamatan yang terdapat di

    Kabupaten Lebak, Provinsi Banten yang memiliki potensi sumberdaya alam yang

    dapat dikembangkan menjadi kawasan wisata alam, tetapi belum terlalu dikenal

    oleh masyarakat luas. Oleh karena itu diperlukan suatu strategi pemasaran yang

    tepat agar dapat dikenal oleh masyarakat luas.

    Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi dan mengidentifikasi

    potensi objek wisata alam menggunakan metode analisis deskriptif, kemudian

    mengetahui permintaan pasar menggunakan kuisioner, setelah itu menentukan

    strategi pemasaran wisata alam menggunakan metode Fishbein, IFE, EFE,

    SWOT, IE dan AHP.Penelitian dilakukan di Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak

    Provinsi Banten pada bulan Juni - Juli 2011. Alat dan bahan yang digunakan

    adalah voice recorder, buku lapang, kamera, alat tulis menulis pedoman

    wawancara, kuisioner dan peta-peta kawasan wisata alam di Kecamatan Bayah.

    Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara (90 pengunjung) dan penyebaran

    kuisioner (lima pengelola), kemudian melalui observasi lapang dan studi literatur.

    Kawasan wisata alam Kecamatan Bayah memiliki tiga objek wisata alam,

    yaitu Pantai Karang Taraje, Pantai Pulau Manuk dan Sawarna (Pantai Ciantir,

    Tanjung Layar dan Goa Lalay). Pengunjung berasal dari Jabodetabek, umumnya

    berkunjung pada hari libur nasional dengan tujuan rekreasi dan hiburan. Aktivitas

    yang dilakukan yaitu menikmati pemandangan alam dengan obyek yang disukaiadalah pantai. Sebagian besar pengunjung mendapatkan informasi mengenai

    kawasan dari keluarga. Hasil analisis menunjukan lima strategi yang dinilai baik

    yaitu: (1) memperluas promosi ke segmen lain dengan cara memperluas promosi

    secara geografi melalui media, pameran dan pemilihan saija dan adinda sebagai

    duta pariwisata Kabupaten Lebak; (2) penguatan brand wisata alam Kecamatan

    Bayah sebagai wisata yang unik dan alami; (3) melakukan promosi visit Banten

    bersama dengan tempat wisata berbasis alam lain; (4) melakukan promosi wisata

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    3/143

    alam dengan menonjolkan keunikan dan kepekaan sumberdaya alam; (5)

    pengembangan kegiatan wisata pendidikan dan ilmu pengetahuan, jelajah alam

    dan interpretasi. Strategi yang memiliki nilai tertinggi yaitu memperluas promosi

    ke segmen lain dengan nilai serbesar 0,249.

    KATA KUNCI: Wisata Alam, Kecamatan Bayah, Strategi, Pemasaran

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    4/143

    SUMMARY

    DEWI PUSPITASARI. Marketing Strategy of Nature-based Tourism at

    Bayah Sub-district, Lebak Regency, Banten Province. Under Supervision of

    EVA RACHMAWATI and JONO M. MUNANDAR.

    Bayah sub-district was one of sub-district that located in Lebak Regency

    of Banten Province, which has potential natural resources to be developed into

    nature-based tourism area. However, ther are only a small number of people who

    knew it. Therefore, marketing strategy should be developed in order to promote

    Bayah to a broader community.

    The objective of this research was to inventory and identify the potential

    of nature-based tourism using descriptive analysis method; to identify market

    demand using questionnaire; and to determine the marketing strategy of nature-

    based tourism by using Fishbein, IFE, EFE, SWOT, IE and AHP methods. This

    research was conducted at Bayah Sub-district of Lebak Regency, Banten Province

    from June to July 2011. Materials and equipments used were voice recorder, field

    book, camera, stationery, interview guideline, questionnaire and ecotourism site

    map of Bayah Sub-district. Data was collected through interview (to five

    managers), questionnaire (dissemination to 90 visitors) field observation and

    literature review.

    nature-based tourism area of Bayah Sub-district had three ecotourism

    objects, those were Karang Taraje Beach, Pulau Manuk Beach and Sawaarna

    (Ciantir Beach, Tanjung Layar and Lalay Cave). Most visitors came from

    Jabodetabek area, mainly at national holiday with main purpose to have recreation

    and entertainment. Most preferred activity was to enjoy natural scenery withbeach as the most preferred object. Their information source was from family.

    The analysis resulted in five strategies, which were: 1) expanding promotion to

    other market segments, which means to expand the promotion geographically,

    using media, exhibition and also the saija and adinda election nature-based

    tourism ambassador of Lebak Regency; 2) nature-based tourism brand

    reinforcement of Bayah Sub-district as an unique and natural tourism; 3)

    promoting visit Banten along with other nature-based tourism; 4) promoting

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    5/143

    ecotourism by emphasizing the uniqueness and sensitivity of natural resources;

    and 5) developing of educational and scientific tourism, nature exploration and

    interpretation. The strategy which had the highest score was the first strategy; that

    was expanding the promotion to other market segments, with a score of 0,249.

    Keywords: Nature-based Tourism, Bayah Sub-district, Strategy, Marketing

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    6/143

    STRATEGI PEMASARAN WISATA ALAM

    DI KECAMATAN BAYAH, KABUPATEN LEBAK,

    PROVINSI BANTEN

    DEWI PUSPITASARI

    Skripsi

    Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SarjanaKehutanan pada Departemen Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

    Fakultas Kehutanan Institut Pertanian ogor

    DEPARTEMEN

    KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

    FAKULTAS KEHUTANAN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2011

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    7/143

    PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Strategi

    Pemasaran Wisata Alam di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi

    Banten adalah benar-benar hasil kerja Saya sendiri dengan bimbingan dosen

    pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan

    tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari

    karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan

    dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

    Bogor, September 2011

    Dewi Puspitasari

    NRP E34070045

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    8/143

    Judul Skripsi :Strategi Pemasaran Wisata Alam di Kecamatan Bayah,

    Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

    Nama : Dewi Puspitasari

    NIM : E34070045

    Menyetujui:

    Komisi Pembimbing

    Pembimbing I, Pembimbing II

    Eva Rachmawati, S.Hut, M.Si Dr. Ir. Jono M Munandar, M.Sc

    NIP. 19770321 200501 2 003 NIP.19610123 198601 1 002

    Mengetahui,

    Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

    Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

    Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, M.S.

    NIP. 19580915 198403 1 003

    Tanggal Lulus:

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    9/143

    i

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum Wr.Wb.

    Alhamdulillah. Penulis mengucapkan puji syukur dan terimakasih kepada

    Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW atas selesainya karya ilmiah ini. Skripsi

    ini merupakan hasil dari penelitian yang dilakukan penulis sejak Juni hingga Juli

    2011, yang berjudul Strategi Pemasaran Wisata Alam di Kecamatan Bayah,

    Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

    Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    Sarjana Kehutanan pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan

    Ekowisata, Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari bahwa masih terdapat

    kekurangan di dalam skripsi strategi pemasaran ini. Oleh karena itu, penulis

    membutuhkan saran-saran yang bersifat membangun dari pembaca, sehingga

    menjadi lebih baik.

    Akhir kata semoga Allah SWT melimpahkan rakmat dan hidayah-Nya,

    serta membalas semua pihak yang telah memberikan doa, bantuan dan

    dukungannya kepada penulis. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat

    bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkannya.

    Wassalamualaikum Wr.Wb.

    Bogor, September 2011

    Penulis

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    10/143

    RIWAYAT HIDUP

    Penulis (Dewi Puspitasari) dilahirkan di

    Rangkasbitung (Lebak, Banten) pada tanggal 19 Mei 1989.

    Penulis adalah putri kedua dari tiga bersaudara, pasangan

    Bapak Purwadi dan Ibu Sudarti.

    Riwayat pendidikan penulis adalah SD Negeri Bayah

    Barat II, SMP Negeri I Bayah, SMA Negeri I Bayah dan lulus seleksi masuk IPB

    melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2007. Penulis

    melanjutkan pendidikan S1 mayor Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan

    dan Ekowisata.

    Penulis aktif pada organisasi kemahasiswaan yaitu staf pengurus

    Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

    (HIMAKOVA) periode 2008-2010. Penulis juga pernah mengikuti kegiatan Studi

    Konservasi Lingkungan (SURILI) di Taman Nasional Sebangau-Kalimatan

    Tengah pada tahun 2010, serta penulis juga pernah mengikuti kegiatan Eksplorasi

    Flora, Fauna dan Ekowisata Indonesia (RAFFLESIA) di Cagar Alam Rawa

    Danau dan Gunung Tukung Gede Timur-Banten pada tahun 2009. Penulis juga

    pernah melakukan Praktek Kerja Lapang Profesi (PKLP) di Taman Nasional

    Sebangau-Kalimantan Tengah pada tahun 2011. Untuk memperoleh gelar Sarjana

    Kehutanan IPB, penulis menyelesaikan skripsi dengan judul Strategi Pemasaran

    Wisata Alam di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

    Penulis dibimbing oleh Eva Rachmawati S.Hut, M.Si dan Dr. Ir. Jono M

    Munandar M.Sc.

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    11/143

    UCAPAN TERIMAKASIH

    Alhamdulillaahirobbilalamin. Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih

    dan Maha Penyayang atas anugerah sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

    Penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada:

    1. Keluarga besar penulis: Purwadi (Ayah), Sudarti (Ibu), Eko Nugroho (Kakak)dan Rinda Tri Utami (Adik).

    2. Dosen pembimbing: Ibu Eva Rachmawati S.Hut, M.Si (Pembimbing I) danBapak Dr. Ir. Jono M Munandar M.Sc. (Pembimbing II).

    3.

    Dosen penguji: Ir. Muhdin, M. Sc4. Ketua siding: Ir. Rachmad Hermawan, M.Sc5. Pimpinan dan staf Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata

    (Disporabudpar) Kabupeten Lebak.

    6. Pimpinan dan staf KPH Banten bagian BKPH Bayah.7. Divisi-divisi Pemerintah Provinsi Banten: Dinas Budaya dan Pariwisata

    (Disbupar) Provinsi Banten dan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten.

    8. Pengelola Kawasan Wisata Alam : Pantai Karang Teraje, Pantai Pulau Manukdan Pantai Sawarna.

    9. Teman-temanku, Resi, Anin, Mprit, Rurun, Adit, Yunda, Meli, Nazmi atasbantuannya selama menyusun skripsi ini.

    10.Teman-teman seperjuangan di lab RAE atas kerjasama dan dukungannyaselama ini.

    11.Teman-teman Kelompok Pemerhati Ekowisata (KPE) atas ilmu danpengalaman.

    12.Keluarga besar KOAK 44 DKSHE, Fakultas Kehutanan, Institut PertanianBogor.

    13.Seluruh pihak dan rekan-rekan yang telah membantu dari awal hinggaselesainya tugas akhir penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

    Terimakasih.

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    12/143

    ii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    KATA PENGANTAR................................................................................. i

    DAFTAR ISI................................................................................................ ii

    DAFTAR TABEL....................................................................................... vi

    DAFTAR GAMBAR................................................................................... viii

    DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... x

    BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1

    1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1

    1.2 Tujuan ...................................................................................... 2

    1.3 Manfaat .................................................................................... 2

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................. 3

    2.1 Wisata Alam ............................................................................. 3

    2.2 Objek dan Daya Tarik Wisata .................................................. 3

    2.3 Permintaan Pasar ..................................................................... 4

    2.4 Segmentasi Pasar ..................................................................... 6

    2.5 Strategi Promosi ....................................................................... 7

    2.6 Analisis SWOT ........................................................................ 9

    2.7 MetodeAnalytical Hierarchy Process (AHP) ......................... 10

    BAB III METODOLOGI........................................................................... 12

    3.1 Kerangka Penelitian ................................................................. 12

    3.2 Lokasi dan Waktu .................................................................... 13

    3.3 Alat dan Bahan ......................................................................... 13

    3.4 Jenis Data ................................................................................. 13

    3.4.1 Data Primer ..................................................................... 14

    3.4.2 Data Sekunder ................................................................. 14

    3.5 Pengumpulan Data ................................................................... 15

    3.5.1 Observasi Lapang ........................................................... 15

    3.5.2 Wawancara ...................................................................... 15

    3.5.3 Studi literatur .................................................................. 15

    3.6 Analisis Data ............................................................................ 16

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    13/143

    iii

    3.6.1 Analisis Fishbein ............................................................. 16

    3.6.2 Analisis Faktor Internal dan Eksternal (IFE - EFE) ........ 17

    3.6.3 Analisis Matriks InternalEksternal (IE) ...................... 20

    3.6.4 Analisis SWOT ............................................................... 21

    3.6.5 Analisis Bayes ................................................................. 21

    3.6.6 Analisis AHP .................................................................. 23

    BAB IV KONDISI UMUM........................................................................ 30

    4.1 Administrasi Pemerintahan ...................................................... 30

    4.2 Letak dan Luas ......................................................................... 30

    4.3 Kondisi Fisik ............................................................................ 30

    4.4 Potensi Kawasan ...................................................................... 31

    BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................... 33

    5.1 Potensi Kawasan Wisata Alam Kecamatan Bayah .................. 33

    5.1.1 Pantai Karang Taraje ....................................................... 33

    5.1.1.1 Daya Tarik Fisik ................................................. 33

    5.1.1.2 Daya Tarik Biologi ............................................. 34

    5.1.1.3 Daya Tarik Sosial Budaya................................... 34

    5.1.1.4 Sarana dan Prasarana .......................................... 35

    5.1.1.5 Aksesibilitas Kawasan ........................................ 35

    5.1.2 Pantai Pulau Manuk ........................................................ 36

    5.1.2.1 Daya Tarik Fisik ................................................. 36

    5.1.2.2 Daya Tarik Biologi ............................................. 37

    5.1.2.3 Daya Tarik Sosial Budaya................................... 38

    5.1.2.4 Sarana dan Prasarana .......................................... 38

    5.1.2.5 Aksesibilitas Kawasan ........................................ 395.1.3 Sawarna ........................................................................... 39

    5.1.3.1 Daya Tarik Fisik ................................................. 39

    5.1.3.2 Daya Tarik Biologi ............................................. 41

    5.1.3.3 Daya Tarik Sosial Budaya................................... 42

    5.1.3.4 Sarana dan Prasarana .......................................... 42

    5.1.3.5 Aksesibilitas Kawasan ........................................ 43

    5.2 Pengelolaan .............................................................................. 44

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    14/143

    iv

    5.3 Permintaan Pasar Wisata .......................................................... 44

    5.3.1 Karakteristik Wisatawan/Pengunjung ............................. 45

    5.3.2 Preferensi Pengunjung .................................................... 48

    5.4 Analisis Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kepercayaan........ 52

    5.4.1 Analisis Tingkat Kepentingan (ei) .................................. 53

    5.4 2 Analisis tingkat Kepercayaan (bi) ................................... 53

    5.4.3 Analisis Sikap Konsumen ............................................... 54

    5.5 Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal ................................ 55

    5.5.1 Analisis Faktor Internal ................................................... 55

    5.5.2 Analisis Faktor Eksternal ................................................ 56

    5.5.3 Matriks Faktor Internal dan Eksternal ............................ 57

    5.5.3.1 Matriks IFE ......................................................... 58

    5.5.3.2 Matriks EFE ........................................................ 59

    5.5.3.3 Matriks IE (Internal - Eksternal) ......................... 60

    5.5.4 Analisis Matriks SWOT .................................................. 61

    5.5.4.1 Strategi SO (Strengths-Opportunities) ................ 62

    5.5.4.2 WO (Weaknesses-Opportunities) ........................ 63

    5.5.4.3 ST (Strengths-Threats) ........................................ 64

    5.5.4.4 WT (Weaknesses-Threats) .................................. 65

    5.5.5 Pemilihan Strategi dari Matriks SWOT dan Matriks

    Internal-Eksternal ........................................................... 66

    5.6 Analisis Pengambilan Keputusan Pemasaran Wisata Alam

    di Kecamatan Bayah Menggunakan Analsis Hirarki Proses

    (AHP) ....................................................................................... 68

    5.6.1 Faktor yang Berpengaruh dalam Penyusunan StrategiPemasaran ...................................................................... 69

    5.6.1.1 Aktor .................................................................. 69

    5.6.1.2 Tujuan ................................................................ 69

    5.6.1.3 Alternatif Strategi .............................................. 69

    5.7 Hasil Pengolahan Data ............................................................. 70

    5.7.1 Pengolahan Horizontal .................................................... 71

    5.7.2 Pengolahan Vertikal ........................................................ 73

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    15/143

    v

    5.8 Implikasi Manajerial ................................................................ 76

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.................................................... 78

    6.1 Kesimpulan .............................................................................. 78

    6.2 Saran ........................................................................................ 79

    DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 80

    LAMPIRAN................................................................................................. 82

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    16/143

    vi

    DAFTAR TABEL

    No. Halaman

    1. Jumlah Objek Wisata di Provinsi Banten ............................................... 12. Data Potensi Wisata Alam ...................................................................... 143. Data Pengunjung ..................................................................................... 144. Data Sekunder yang Dikumpulkan ......................................................... 145. EFE ......................................................................................................... 186. IFE ........................................................................................................... 197. Penentuan Bobot Faktor Strategis dalam Analisis SWOT ..................... 198. Rating Faktor Strategis dalam Analisis SWOT ...................................... 209. Matriks SWOT ........................................................................................ 2110.TabelPay Off Matrix.............................................................................. 2211.Nilai Banding Berpasangan ................................................................... 2412.Nilai Evaluasi Kepentingan terhadap Atribut-Atribut Wisata Alam

    di Kecamatan Bayah ............................................................................... 53

    13.Nilai Evaluasi Kepercayaan Atribut-Atribut Kawasan Wisata AlamKecamatan Bayah ................................................................................... 54

    14.Nilai Sikap Responden terhadap Atribut Wisata Alam di KecamatanBayah ...................................................................................................... 55

    15.Skala Penilaian Sikap Konsumen terhadap Atribut Wisata Alamdi Kecamatan Bayah ............................................................................... 55

    16.Matriks IFE ............................................................................................. 5817.Matriks EFE ............................................................................................ 5918.Matriks SWOT ........................................................................................ 6119.Bobot untuk Masing-Masing Kriteria ..................................................... 6620.Hasil Pembobotan untuk Masing-Masing Strategi Pemasaran

    Wisata Alam di Kecamatan Bayah ......................................................... 67

    21.Bobot Hasil Pengolahan Horizontal pada Tingkat 3 ............................... 7122.Bobot Hasil Pengolahan Horizontal pada Tingkat 4 ............................... 7223.Bobot Hasil Pengolahan Horizontal pada Tingkat 5 ............................... 7324.Bobot Faktor secara Vertikal .................................................................. 73

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    17/143

    vii

    25.Bobot Aktor secara Vertikal ................................................................... 7426.Bobot Tujuan secara Vertikal ................................................................. 7527.Bobot Alternatif secara Vertikal ............................................................. 76

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    18/143

    viii

    DAFTAR GAMBAR

    No. Halaman

    1. Bagan Kerangka Penelitian ..................................................................... 122. Peta Lokasi Penelitian ............................................................................. 133. Skor Bobot Total IE ................................................................................ 214. Struktur Hirarki Pemilihan Strategi Pemasaran ...................................... 235. Matriks Pendapat Individu ...................................................................... 256. Matriks Pendapat Gabungan ................................................................... 267. Pantai Karang Teraje ............................................................................... 338. Daya Tarik Biologi Pantai Karang Teraje............................................... 349. Sarana dan Prasarana Karang Teraje ...................................................... 3510.Pantai Pulau Manuk....................................................................................... 3711.Daya Tarik Biologi Pantai Pulau Manuk .................................................... 3712.Sarana dan Prasarana Pulau Manuk ........................................................ 3813.Pantai Sawarna ........................................................................................ 4014.Pantai Ciantir .......................................................................................... 4015.Tanjung Layar ......................................................................................... 4116.Gua Lalay ................................................................................................ 4117.Daya Tarik Biologi Pantai Sawarna ........................................................ 4218.Sarana dan Prasarana Sawarna ................................................................ 4319.Karakteristik Kelas Umur Pengunjung ................................................... 4520.Karakteristik Asal Pengunjung ............................................................... 4621.Karakteristik Asal Pengunjung dari Propinsi Banten ............................. 4622.Karakteristik Jenis Kelamin Pengunjung ................................................ 4623.Karakteristik Pendidikan Pengunjung ..................................................... 4724.Karakteristik Pekerjaan Pengunjung ....................................................... 4725.Karakteristik Profesi Pengunjung ........................................................... 4826.Karakteristik Pendapatan Pengunjung .................................................... 4827.Preferensi Tujuan Pengunjung ................................................................ 4928.Preferensi Aktivitas Pengunjun ............................................................... 4929.Preferensi Waktu Kunjungan .................................................................. 50

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    19/143

    ix

    30.Preferensi Asal Informasi........................................................................ 5031.Preferensi Informasi yang Dicari ............................................................ 5032.Preferensi Obyek Wisata ......................................................................... 5133.Preferensi Biaya yang Dikeluarkan......................................................... 5134.Preferensi Lama Kunjungan.................................................................... 5235.Matriks IE Wisata Alam di Kecamatan Bayah ....................................... 6136.Struktur AHP pada Wisata Alam di Kecamatan Bayah .......................... 77

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    20/143

    x

    DAFTAR LAMPIRAN

    No. Halaman

    1. Panduan Wawancara ............................................................................... 832. Kuisioner kepada Pengunjung ................................................................ 843. Kuisioner kepada Pihak Pengelola .......................................................... 894. Kuisioner Penilaian terhadap Kriteria Pemilihan Strategi ...................... 965. Kuisioner Penilaian terhadap Bobot Pemilihan Strategi ......................... 986. Kuisioner Penentuan Strategi Pemasaran Menggunakan Perbandingan

    Berpasangan ............................................................................................ 103

    7. Data Hasil Rating IFE dan EFE Wisata Alam di Kecamatan Bayah ...... 1158. Data Hasil Metode Bayes ........................................................................ 1179. Data Hasil Pemilihan Strategi Metode Bayes ......................................... 11810.Data Hasil AHP Pengolahan Horizontal ................................................. 12111.Data Hasil Pengelolaan AHP Vertikal .................................................... 123

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    21/143

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar BelakangPeraturan pemerintah tentang Otonomi Daerah (UU No. 22 dan No. 25

    Tahun 1999) membawa harapan baru pada pelayanan publik. Selain itu juga dapat

    membuka peluang bagi pemerataan pembangunan dan peningkatan perekonomian

    Pemerintah Daerah (PEMDA) serta peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

    Namun kebijakan yang disusun harus sesuai dengan harapan semua lapisan

    masyarakat terlebih pada pemanfaatan Sumberdaya Alam (SDA). Salah satu

    bentuk peran pemerintah dalam peningkatan perekonomian Pemerintah Daerah

    (PEMDA) dan peningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yaitu dengan cara

    mengembangkan suatu daerah yang memiliki sumberdaya alam dan keindahan

    alam yang menarik menjadi suatu kawasan wisata alam.

    Kecamatan Bayah adalah salah satu kecamatan yang terdapat di

    Kabupaten Lebak dan merupakan bagian dari Provinsi Banten. Daerah tersebut

    memiliki potensi sumberdaya alam yang menarik yang dapat dikembangkan

    menjadi kawasan wisata alam, namun pengembangan wisata alam di daerah

    tersebut masih belum terarah. Oleh karena itu dibutuhkan pengembangan kawasan

    melalui aspek pemasaran agar kawasan dapat lebih dikenal luas oleh masyarakat.

    Tabel 1 Jumlah obyek wisata di Provinsi Banten

    Kabupaten Pantai Tempat bersejarahKawasan pelestarian

    alam

    Pandeglang 4 6 2

    Lebak 8 6 1

    Tangerang 5 18 -Serang 35 - 1

    Cilegon 10 1 -

    Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Banten (2010).

    Usaha untuk memperkenalkan suatu obyek wisata akan memerlukan

    waktu yang relatif lama, karena langkah pemasaran yang dilancarkan tidak serta

    merta diikuti hasil penjualan dalam waktu singkat. Hal itu dipengaruhi oleh

    strategi yang dipakai untuk memasarkan obyek wisata itu sendiri, apalagi sasaran

    produknya berorientasi pada pasar manca negara.

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    22/143

    2

    Pertumbuhan jumlah pengunjung yang melakukan perjalanan wisata ke

    Banten mengalami penurunan. Menurut data dari BPS Banten 2010, jumlah

    pengunjung yang datang ke Banten pada tahun 2007 sebanyak 880.148 ribu

    wisatawan, pada tahun 2008 meningkat menjadi 939.971 ribu wisatawan, tetapi

    pada tahun 2009 dan 2010 mengalami penurunan menjadi 49.967 ribu wisatawan

    dan 173.967 ribu wisatawan.

    Strategi pemasaran merupakan suatu cara yang cukup menentukan dalam

    memasarkan suatu obyek wisata. Untuk memberikan informasi yang lebih

    lengkap dan lebih menarik diperlukan suatu alternatif pemasaran yang dapat

    memudahkan obyek wisata yang akan dipasarkan sesuai dengan keinginan para

    calon wisatawan baik wisatawan lokal maupun wisatawan manca negara. Oleh

    karena itu diperlukan suatu strategi pemasaran yang tepat agar pengunjung yang

    datang lebih banyak sehingga target dari pemasaran akan tercapai.

    1.2 TujuanTujuan penelitian ini adalah:

    1. Inventarisasi dan identifikasi potensi obyek wisata alam di KecamatanBayah.

    2. Mengetahui permintaan pasar wisata alam di Kecamatan Bayah.3. Menentukan strategi pemasaran wisata alam di Kecamatan Bayah.

    1.3 ManfaatPenelitian ini diharapkan dapat memberikan saran dan masukan bagi pihak

    pengelola wisata alam Kecamatan Bayah dalam menentukan bentuk strategi

    pemasaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi saat ini sehingga dapat

    dipergunakan untuk sekarang dan masa yang akan datang dalam memasarkan

    kawasan wisata, serta sebagai bahan perbandingan bagi pengelola dengan

    mengambil hal-hal yang bermanfaat.

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    23/143

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Wisata AlamWisata alam adalah bentuk kegiatan wisata yang memanfaatkan

    sumberdaya alam dan tata lingkungan (Suwantoro 2002). Sedangkan menurut

    Yoeti (2000) wisata alam adalah kegiatan perjalanan sebagian dari kegiatan

    tersebut dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara, untuk menikmati

    gejala keunikan dan keindahan alam. Sedangkan menurut PHKA (2003) wisata

    alam adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang

    dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati keunikan dan

    keindahan alam di taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam.

    Berbeda dengan wisata konvensional, ekowisata merupakan wisata yang menaruh

    perhatian besar terhadap kelestarian sumberdaya pariwisata (Damanik 2006).

    Ekowisata dapat dilihat dari tiga perspektif, yaitu (1) Produk, mencakup semua

    atraksi yang berbasis pada sumberdaya alam, (2) Pasar, yaitu perjalanan yang

    diarahkan pada upaya-upaya pelestarian lingkungan, dan (3) Pendekatan

    pengembangan, meliputi metode pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya

    pariwisata secara ramah lingkungan(Damanik 2006).

    Kegiatan wisata alam adalah kegiatan rekreasi dan pariwisata pendidikan,

    penelitian, kebudayaan dan cinta alam yang dilakukan di dalam obyek wisata

    (Suwantoro 2002). Menurut Suwantoro (2002) menyebutkan bahwa obyek wisata

    alam adalah sumber daya alam yang berpotensi dan berdaya tarik bagi wisatawan

    serta ditujukan untuk pembinaan cinta alam, baik dalam kegiatan alam maupun

    setelah pembudidayaan. Tujuan pengembangan wisata alam adalah

    memanfaatkan dan mengalokasikan potensi ekonomis berbagai sumber daya alam

    yang ada di dalam kawasan wisata alam untuk kepariwisataan dengan efisien,

    tanpa meninggalkan prinsip pelestarian sumber daya alam tersebut (Suwantoro

    2002).

    2.2 Obyek dan Daya Tarik WisataObyek dan daya tarik wisata adalah sumber daya alam dan tata lingkungan

    yang menjadi dasar sasaran wisata di taman nasional, taman hutan raya, taman

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    24/143

    4

    wisata alam, taman buru, taman wisata laut, serta kawasan hutan lainnya (Yoeti

    2000). Sedangkan menurut Darsoprajitno (2002) menyatakan bahwa obyek daya

    tarik wisata adalah rangsangan atau daya tarik sumberdaya alam yang kemudian

    dikembangkan untuk kepentingan kepariwisataan. Obyek dan daya tarik wisata

    merupakan suatu potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu

    daerah tujuan wisata (Suwantoro 2002). Menurut Suwantoro (2002) terdapat

    banyak jenis daya tarik wisata dan dibagi dalam beberapa macam sistem

    klasifikasi daya tarik. Secara garis besar daya tarik wisata diklasifikasikan ke

    dalam tiga klasifikasi yaitu:

    1. Obyek dan daya tarik wisata alam.2. Obyek dan daya tarik wisata budaya.3. Obyek dan daya tarik wisata minat khusus.

    Undang-Undang Republik Indonesia No. 9 Tahun 1990 tentang

    kepariwisataan pada pasal 1 ayat 6 menyatakan bahwa obyek dan daya tarik

    wisata adalah segala sesuatu yang sasarannya adalah wisata. Berdasarkan pasal 4

    disebutkan bahwa yang termaksuk obyek dan daya tarik wisata yaitu:

    1. Obyek dan daya tarik wisata ciptaan tuhan Yang Maha Esa, yangberwujud keadaan alam, flora dan fauna.

    2. Obyek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum,peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro,

    wisata tirta, wisat petualangan, taman rekreasi dan tempat hiburan.

    Pengertian obyek dan daya tarik wisata dapat disimpulkan berdasarkan

    penjelasan dan ciri-ciri yang telah di jelaskan di atas. Obyek dan daya tarik wisata

    adalah segala sesuatu baik berupa tempat atau wilayah yang memiliki daya tarik

    untuk dikunjungi wiasatawan yang merupakan cipataan Tuhan Yang Maha Esamaupun hasil karya manusia.

    2.3 Demand (Permintaan) PasarPermintaan pasar adalah sejumlah barang ekonomi yang akan dibeli

    konsumen dengan harga tertentu dalam suatu waktu atau periode tertentu (Yoeti

    2003). Sedangkan menurut Damanik (2006) permintaan pasar wisata adalah

    wisatawan dan penduduk lokal yang menggunakan sumberdaya (produk dan jasa)

    wisata. Pengaruh harga terhadap permintaan hanya berlaku bagi barang-barang,

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    25/143

    5

    tetapi terhadap produk industri pariwisata berbeda. Banyak faktor yang dapat

    mempengaruhi orang untuk melakukan perjalanan wisata pada suatu daerah

    wisata (DTW) tertentu. Faktor-faktor tersebut yaitu pendapatan, waktu senggang,

    teknologi, jumlah keluarga, keamanan dan aksesibilitas (Yoeti 2003).

    Permintaan terhadap wisata dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu

    permintaan yang potensial dan permintaan nyata atau sebenarnya. Permintaan

    potensial adalah sejumlah orang yang secara potensial yang sanggup dan mampu

    melakukan perjalanan wisata, sedangkan permintaan nyata (aktual) adalah orang-

    orang yang sebenarnya berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata, artinya

    sejumlah wisatawan yang nyata-nyata datang berkunjung pada suatu daerah tujuan

    wisata (Yoeti 2003). Menurut Damanik (2006) perubahan-perubahan yang terjadi

    dalam kehidupan wisatawan berdampak langsung pada kebutuhan wisata, dalam

    hal ini yaitu permintaan pasar.

    Undang-Undang Republik Indonesia No. 9 tahun 1990 menyatakan bahwa

    wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata. Sedangkan menurut

    Muljadi (2009) wisatawan adalah setiap orang yang bertempat tinggal di suatu

    negara tanpa memandang kewarganegaraannya, berkunjung ke suatu tempat pada

    negara yang sama untuk jangka waktu lebih dari 24 jam yang tujuan

    perjalanannya dapat di klasifikasikan sebagai berikut:

    1. Memanfaatkan waktu luang untuk berekreasi, liburan, kesehatan,pendidikan, keagamaan dan olah raga.

    2. Bisnis/ mengunjungi kaum keluarga.Seseorang atau kelompok orang yang melakukan suatu perjalanan wisata

    disebut dengan wisatawan (tourist), jika lama tinggalnya sekurang-kurangnya 24

    jam di daerah atau negara yang dikunjungi. Dan apabila mereka tinggal di daerahatau negara yang dikunjungi dengan waktu kurang dari 24 jam mereka disebut

    pelancong (excursionist). Yang dimaksud dengan pengunjung (visitor) yaitu

    setiap orang yang berkunjung ke suatu negara atau tempat tinggal lain dan

    biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk melakukan pekerjaan yang

    menerima upah (Suwantoro 2002). Adapun faktor-faktor yang penting yang

    menentukan kepergian untuk berwisata antara lain yaitu:

    1. Dorongan kebutuhan untuk berlibur dan berekreasi.

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    26/143

    6

    2. Dorongan kebutuhan pendidikan dan penelitian.3. Dorongan kebutuhan keagamaan.4. Dorongan kebutuhan kesehatan.5. Dorongan atas minat terhadap kebudayaan dan kesenian.6. Dorongan kepentingan keamanan.7. Dorongan kepentingan hubungan keluarga.8. Dorongan kepentingan politik.

    Motivasi pengunjung datang ke kawasan wisata alam juga perlu diketahui

    untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pengunjung (Mujaldi 2009). Menurut

    Mujaldi (2009) menyatakan bahwa motivasi pengunjung melakukan perjalanan

    mempunyai dampak pada sendi-sendi kehidupan orang dan masyarakat, antara

    lain sosial ekonomi, sosial budaya, politik dan lingkungan hidup. Adapun syarat

    utama yang harus dipenuhi untuk mengadakan perjalanan yaitu:

    1. Kebutuhan fisiologis, seperti istirahat.2. Kebutuhan akan keamanan dan rasa nyaman.

    2.4 Segmentasi Pasar/ PengunjungSegmentasi adalah proses membagi-bagi pasar sesuai dengan sifat dan

    karakteristik pasar atau kelompok orang yang diharapkan menjadi konsumen

    produk yang akan kita tawarkan atau dengan kata lain membagi pasar sesuai

    perilaku konsumen yang terdapat dalam pasar (Yoeti 2003). Sedangkan menurut

    Yoeti (2005) Segmentasi pasar adalah komponen utama dalam perencanaan

    pemasaran strategis. Kriteria segmentasi pasar dapat dibagi menjadi empat

    katagori besar seperti: secara geografi, sosio-ekonomi, demografi, psikologi dan

    perilaku. Menurut David (2009) segmentasi pasar merupakan sebuah variabel

    penting dalam penerapan strategi paling tidak untuk tiga alasan, pertama strategi

    seperti pengembangan pasar, pengembangan produk, penetrasi pasar dan

    diversifikasi membutuhkan peningkatan penjualan melalui pasar dan produk yang

    baru.

    Sebuah produk wisata akan memiliki keunggulan kompetitif jika produk

    wisata tersebut menawarkan atribut-atribut determinan (yang penting dan dinilai

    unik oleh pasar/ pengunjung). Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan

    menyediakan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan tiap segmen

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    27/143

    7

    pasar yang akan dimasuki (Yoeti 2005). Adapun manfaat segmentasi pasar

    menurut (Yoeti 2005) diantaranya yaitu:

    1. Untuk mendapatkan gambaran dari keinginan dan kebutuhan konsumen.2. Untuk mementukan potensi penjualan dan profit3. Untuk menentukan intensitas persaingan.

    2.5 Strategi PemasaranStrategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang yang hendak

    dicapai (David 2009). Strategi suatu daya tarik wisata harus mencangkup semua

    strategi, baik untuk daya tarik wisata itu sendiri maupun untuk perusahaan-

    perusahaan kelompok industri pariwisata yang terdapat dan terlibat dalam

    kegiatan pariwisata di daya tarik wisata tersebut (Yoeti 2005). Pemasaran wisata

    adalah suatu proses manajemen yang dilakukan oleh organisasi pariwisata

    nasional atau perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam kelompok industri

    pariwisata untuk melakukan identifikasi terhadap wisatawan yang mempunyai

    keinginan untuk melakukan perjalanan wisata dengan jalan melakukan

    komunikasi dengan mereka, mempengaruhi keinginan, kebutuhan,

    memotivasinya, terhadap apa yang disukai dan yang tidak disukainya, pada

    tingkat daerah-daerah lokal, regional, nasional ataupun internasional dengan

    menyediakan obyek dan atraksi wisata agar wisatawan memperoleh kepuasan

    optimal (Yoeti 2005).

    Pemasaran wisata sangat kompleks sifatnya dibandingkan dengan

    pemasaran barang-barang yang dihasilkan perusahaan manufaktur yang biasa kita

    kenal, dan produk yang ingin dipasarkan sangat terkait dengan suplier yang

    menghasilkannya, instansi, organisasi atau lembaga pariwisata yang mengelolanya

    (Yoeti 2005). Pada dasarnya, pemasaran wisata adalah usaha yang dilakukan

    suatu Organisasi Pariwisata Negara (OPN) atau Organisasi Pariwisata Daerah

    (OPD) untuk menarik wisatawan (wisman dan wisnus) lebih banyak datang, lebih

    lama tinggal dan lebih banyak membelanjakan dolar atau rupiahnya pada DTW

    yang dikunjungi. Dalam strategi pemasaran pariwisata, promosi mempunyai

    fungsi untuk merangsang transaksi (Yoeti 2005).

    Strategi pemasaran adalah suatu komponen analisis situasi (situation

    analysis) dalam hal ini dapat dibagi atas dua bagian penting, masing-masing yaitu

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    28/143

    8

    analisis lingkungan dan analisis sumber daya. Analisis tersebut dapat menilai

    kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunities) dan

    ancaman (Threats). Sedangkan dalam bidang strategi pemasaran ada empat

    variabel yang dapat dipermainkan untuk memenangkan persaingan yaitu

    segmentasi pasar, bauran pemasaran, anggaran pemasaran dan ketepatan waktu

    (Yoeti 2005). Menurut Kotler (2008) strategi pemasaran adalah logika pemasaran

    dan berdasarkan itu unit bisnis diharapkan dapat mencapai sasaran-sasaran

    pemasarannya.

    Analisis pemasaran berhubungan dengan analisis bauran pemasaran.

    Bauran pemasaran adalah suatu strategi untuk mempengaruhi calon konsumen

    melakukan pembelian (Yoeti 2003). Menurut Lovelock (2007) bauran pemasaran

    dibagi menjadi delapan komponen, yaitu produk (product), tempat dan waktu

    (place and time), proses (process), orang (people), produktivitas dan kualitas

    (productivity and quality), promosi (promotion), bukti fisik (physical evidence)

    dan harga (price).

    1. Produk (product)Semua komponen kinerja jasa yang merupakan nilai bagi pelanggan.

    2. Tempat dan waktu (place and time)Keputusan manajemen tentang kapan, dimana dan bagaimana

    menyampaikan jasa kepada pelanggan.

    3. Proses (process)Metode pengoprasian atau serangkaian tindakan tertentu yang umumnya

    berupa langkah-langkah yang diperlukan dalam suatu urutan yang telah

    ditetapkan.

    4. Orang (people)Karyawan dan pelanggan yang terlibat dalam proses produksi.

    5. Produktivitas dan kualitas (productivity and quality)Produktivitas adalah seberapa efisien pengubahan input jasa menjadi

    output yang menambah nilai bagi pelanggan. Kualitas adalah sejauh mana

    suatu jasa memuaskan pelanggan dengan memenuhi kebutuhan, keinginan

    dan harapan mereka.

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    29/143

    9

    6. Promosi (promotion)Semua aktivitas dan alat yang menggugah komunikasi yang dirancang

    untuk membangun preferensi pelanggan terhadap jasa dan penyedia jasa

    tertentu. Bauran promosi (promotion mix) yang dapat dilakukan oleh suatu

    daerah sebagai DTW, diantaranya adalah Advertising, Sales Promotion,

    Personal Selling, Brochures Printing, Public Relations, Publicity,

    Exhibitions dan Trade Promotions.

    7. Bukti fisik (physical evidence)Petunjuk visual atau berwujud lainnya yang memberikan bukti atas

    kualitas jasa.

    8. Harga (price)Pengeluaran uang dan usaha oleh pelanggan untuk membeli dan

    mengkonsumsi jasa.

    2.6 Analisis SWOTSetiap strategi pemasaran mempunyai kekuatan-kekuatan dan kelemahan-

    kelemahan. Strategi pemasaran tersebut dapat ditentukan oleh kombinasi faktor

    internal dan eksternal yang harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT.

    Menurut Damanik (2006) analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities,

    Threats) adalah suatu analisa lingkungan internal dan eksternal. Sedangakan

    menurut David (2009) analisis SWOT adalah sebuah alat pencocokan yang

    penting yang membantu para manajer mengembangkan empat jenis strategi :

    strategi SO (kekuatan-peluang), strategi WO (kelemahan-peluang), strategi ST

    (kekuatan-ancaman) dan strategi WT (kelemahan-ancaman).

    Analisa internal lebih menitikberatkan pada kekuatan dan kelemahan yang

    dimiliki organisasi, sedangkan analisa eksternal digunakan untuk menggali dan

    mengidentifikasi semua peluang yang ada dan yang akan datang serta ancaman

    dari pesaing dan calon pesaing sehingga strategi pemasaran membuat kelebihan-

    kelebihan tiap komponen tersebut didesain dalam bauran pemasaran (Damanik

    2006). Sehingga manajemen pemasaran akan memperoleh keuntungan dengan

    menggabungkan komponen-komponen pemasaran ke dalam suatu strategi terpadu

    untuk berkomunikasi dengan para pembeli dan orang lain yang mempengaruhi

    keputusan-keputusan membeli (David 2009).

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    30/143

    10

    2.7 Metode Analytical H ierarchy Process (AHP)Proses Hirarki Analitik (Analytical Hierarchy Process -AHP) merupakan

    suatu metode yang pertama kali dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, ahli

    matematika dari Universitas Pisburgh, Amerika Serikat pada awal tahun 1970-an.

    Dengan menggunakan AHP, suatu persoalan akan diselesaikan dalam suatu

    kerangka pemikiran yang terorganisir, sehingga dapat diekspresikan untuk

    mengambil keputusan yang efektif atas persoalan tersebut (Saaty dalamMarimin

    2010). Dalam metode ini, ada tiga prinsip dalam memecahkan persoalan dengan

    analisa logis eksplisit, yaitu:

    1. Penyusunan Hirarki (menggambarkan dan menguraikan secara hirarki).Penyusunan hirarki dilakukan dengan cara mengidentifikasi pengetahuan

    atau informasi yang sedang diamati. Penyusunan tersebut dimulai dari

    permasalahan yang kompleks yang diuarikan menjadi elemen pokoknya,

    elemen pokok ini diuraikan lagi ke dalam bagian-bagiannya lagi, dan

    seterusnya secara hirarki. Jumlah bagian ini berkisar antara lima sampai

    Sembilan. Dalam struktur hirarki lengkap, jumlah tingkatan faktor-faktor

    tergantung pada pemilihan peneliti, secara umum unsur yang digunakan

    pada hirarki adalah faktor, aktor, tujuan dan alternatif.

    2. Penilaian Setiap LevelPenilaian setiap hirarki dinilai melalui perbandingan berpasangan.

    Menurut Saaty dalam Marimin (2010) untuk berbagai persoalan, skala 1

    sampai 9 adalah skala terbaik dalam mengekspresikan pendapat. Skala 1-9

    ditetapkan sebagai pertimbangan dalam membandingkan pasangan elemen

    di setiap level hirarki terhadap suatu elemen yang berada diatasnya. Skala

    dengan Sembilan satuan dapat menggambarkan derajat sampai mana kitamampu membedakan intensitas tata hubungan antarelemen. Perbandingan

    berpasangan ini dilakukan dalam sebuah matriks. Matriks merupakan tabel

    untuk membandingkan elemen satu dengan elemen lain terhadap suatu

    kriteria yang ditentukan. Matriks memberikan kerangka untuk menguji

    konsistensi, membuat segala pembandingan yang mungkin dan

    menganalisis kepekaan prioritas menyeluruh terhadap perubahan dalam

    pertimbangan.

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    31/143

    11

    3. Penetuan PrioritasSetiap level hirarki, perlu dilakukan perbandingan berpasangan (pairwise

    comparisons) untuk menentukan prioritas. Sepasang elemen dibandingkan

    berdasarkan kriteria tertentu dan menimbang intensitas preferensi

    antarelemen. Hubungan antarelemen dari setiap tingkatan hirarki

    ditetapkan dengan membandingkan elemen itu dalam pasangan. Hubungan

    menggambarkan pengaruh relatif elemen pada tingkat hirarki terhadap

    setiap elemen pada tingkat yang lebih tinggi. Perbandingan berpasangan

    diulangai lagi untuk semua elemen dalam tiap tingkat. Langkah terakhir

    adalah dengan memberi bobot setiap vektor dengan prioritas sifatnya.

    4. Konsistensi LogisSemua elemen dikelompokan secara logis dan diperingatkan secara

    konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis. Penilaian yang

    mempunyai konsisten tinggi sangat diperlukan dalam persoalan

    pengambilan keputusan agar hasil keputusannya akurat. Konsistensi

    sampai batas tertentu dalam menetapkan prioritas sangat diperlukan untuk

    memperoleh hasil-hasil yang akurat dalam dunia nyata. AHP mengukur

    konsistensi menyeluruh dari berbagai pertimbangan melalui suatu rasio

    konsistensi. Nilai rasio konsistensi harus 10 persen atau kurang. Jika lebih

    dari 10 persen, maka penilaian masih acak dan perlu diperbaiki.

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    32/143

    BAB III

    METODOLOGI

    3.1 Kerangka PenelitianKerangka penelitian dibutuhkan dalam merencanakan suatu penelitian.

    Kerangka penelitian bertujuan untuk mempermudah dalam pencapaian tujuan.

    Berikut ini kerangka penelitian Strategi Pemasaran Wisata Alam di Kecamatan

    Bayah Kabupaten Lebak Propinsi Banten.

    Gambar 1 Bagan Kerangka Penelitian.

    Inventarisasipotensi wisata

    Pengunjung

    Karakteristik

    pengunjungBentuk obyek

    wisata

    Evaluasi kondisi

    terakhir

    Perumusan strategi

    pemasaran

    Analisis SWOT dan IE

    Rekomendasi

    strategi pemasaran

    Fishbein

    IFE + EFE

    AHP

    Bayes

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    33/143

    13

    3.2 Lokasi dan WaktuPenelitian dilaksanakan di Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak Provinsi

    Banten. Kegiatan ini dilakukan selama 2 bulan, yaitu dari bulan Juni sampai bulan

    Juli 2011.

    Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian (Sumber: http://4.bp.blogspot.com/-

    i3d1mVEjyW4/TfbOmF1Vt5I/AAAAAAAAAsY/jLtTg2CkZXI/

    s1600/peta+banten.jpg).3.3 Alat dan Bahan

    Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah voice recorder, buku

    lapang, kamera dan alat tulis menulis. Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini

    adalah pedoman wawancara, kuisioner dan peta-peta kawasan wisata alam di

    Kecamatan Bayah.

    3.4 Jenis DataJenis data yang dikumpulkan adalah data primer (Tabel 2 dan Tabel 3) dan

    data sekunder (Tabel 4). Data primer diperoleh dari pengamatan langsung di

    lapangan serta hasil wawancara dan kuisioner. Sedangkan data sekunder diperoleh

    dari studi literatur.

    LOKASI

    PENELITIAN

    http://4.bp.blogspot.com/-i3d1mVEjyW4/TfbOmF1Vt5I/AAAAAAAAAsY/jLtTg2CkZXI/s1600/peta+banten.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-i3d1mVEjyW4/TfbOmF1Vt5I/AAAAAAAAAsY/jLtTg2CkZXI/s1600/peta+banten.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-i3d1mVEjyW4/TfbOmF1Vt5I/AAAAAAAAAsY/jLtTg2CkZXI/s1600/peta+banten.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-i3d1mVEjyW4/TfbOmF1Vt5I/AAAAAAAAAsY/jLtTg2CkZXI/s1600/peta+banten.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-i3d1mVEjyW4/TfbOmF1Vt5I/AAAAAAAAAsY/jLtTg2CkZXI/s1600/peta+banten.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-i3d1mVEjyW4/TfbOmF1Vt5I/AAAAAAAAAsY/jLtTg2CkZXI/s1600/peta+banten.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-i3d1mVEjyW4/TfbOmF1Vt5I/AAAAAAAAAsY/jLtTg2CkZXI/s1600/peta+banten.jpg
  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    34/143

    14

    3.4.1 Data PrimerTabel 2 Data potensi wisata alam

    No. Data Rincian data Metode pengumpulan data

    1 Fisik Kondisi tapak, sarana dan prasarana, aksesibilitas. Observasi lapang danwawancara

    2 Biologi Flora dan fauna yang unik dan khas lokasi

    setempat, fenomena alam, sejarah obyek wisata

    Observasi lapang, studi

    literatur, wawancara

    3 Sosekbud Atraksi budaya, jenis cinderamata. harga, asal. Observasi lapang dan

    wawancara

    Tabel 3 Data pengunjung

    No. Data Rincian dataMetode

    pengumpulan data

    1 Karakteristik Nama, jenis kelamin, umur, daerah asal,

    pendidikan, pekerjaan, profesi dan pendapatan.

    Kuisioner dan

    wawancara

    2 Tujuan datangberwisata

    Tujuan utama pengunjung datang berwisata Kuisioner danwawancara

    3 Waktu berwisata Waktu saat pengunjung datang berwisata Kuisioner dan

    wawancara

    4 Informasi yang

    diinginkan

    Informasi yang ingin dicari oleh pengunjung Kuisioner dan

    wawancara

    5 Preferensi Obyek wisata alam yang lebih disukai oleh

    pengunjung

    Kuisioner dan

    wawancara

    6 Obyek wisata yangdisukai

    Daya tarik utama pengunjung Kuisioner danwawancara

    7 Sumber informasi Sumber informasi mengenai obyek wisata yangdidapatkan oleh pengunjung

    Kuisioner danwawancara

    8 Sikap pengunjungterhadap atribut wisata

    alam (evaluasi kondisi

    terakhir wisata alam)

    Tingkat kepentingan atau evaluasi dan tingkatkepercayaan.

    Kuisioner

    3.4.2 Data SekunderData sekunder adalah data yang mendukung atau melengkapi data primer

    atau mendukung kegiatan yang dilakukan. Data sekunder juga dapat diartikan

    sebagai data yang diperoleh secara tidak langsung dari laporan-laporan atau

    dokumen atau dengan pihak-pihak yang tidak langsung berkaitan dengan obyek

    kajian.

    Tabel 4 Data sekunder yang dikumpulkan

    No. Data Rincian dataMetode

    pengumpulan data

    1 Kondisi umum

    lokasi penelitian

    Sejarah, letak dan luas, topografi,

    hidrologi, iklim dan cuaca hujan,kehidupan sosial dan agama

    Studi literatur dan

    wawancara.

    2 Dinas PariwisataKabupaten Lebak

    Rencana pengembangan dan pengelolaanwisata, data pengunjung lima tahun

    terakhir dan bentuk promosi yang sudah,

    sedang dan akan dilakukan.

    Studi literatur danwawancara.

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    35/143

    15

    3.5 Pengumpulan DataCara pengumpulan data adalah sebagai berikut:

    3.5.1 Observasi LapangObservasi lapang yang dilakukan yaitu mengamati dan mencatat secara

    langsung bentuk-bentuk potensi sumberdaya alam yang dijadikan obyek kawasan

    wisata alam, serta mengamati pola kebiasaan pengunjung.

    3.5.2 WawancaraWawancara yang dilakukan yaitu dengan mencatat semua hasil wawancara

    terhadap responden dan informan yang terpilih dengan menggunakan daftar

    pertanyaan (kuisioner) yang telah dipersiapkan dan secara langsung wawancara

    dengan responden tersebut. Hal ini untuk mengetahui aspek pemasaran wisata

    yang mempengaruhi responden dalam melakukan kegiatan wisata. Responden

    yang dipilih adalah pengunjung dan pengelola kawasan wisata alam.

    1. PengunjungPengambilan contoh dilakukan secara acak dengan jumlah sample

    pengunjung yang diambil menggunakan metode slovin (Umar 2005).

    Jumlah kuisioner yang berhasil disebarkan sebanyak 90 orang pada tiga

    lokasi wisata, dengan proporsi masing-masing setiap tempat wisata adalah

    sebanyak 30 kuisioner.

    2. PengelolaMetode yang digunakan dalam melakukan wawancara adalah metode

    sampling bertujuan atau Purposive sampling (sampel diambil dengan

    maksud atau tujuan tertentu). Responden yang digunakan adalah key

    informanpengelola yaitu pengelola wisata alam Karang Taraje, pengelola

    wisata alam Pulau Manuk, pengelola wisata alam Sawarna, pengelola

    Perum Perhutani BKPH Bayah dan bagian pemasaran dari Disporabudpar

    serta pihak yang terkait langsung dan memiliki andil pada wisata alam

    Kecamatan Bayah.

    3.5.3 Studi Pustaka/Studi LiteraturStudi literatur yang dilakukan yaitu dengan mencatat dan mempelajari

    studi yang telah dilakukan dan berhubungan erat dengan penelitian. Data yang

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    36/143

    16

    dikumpulkan seperti data jumlah pengunjung dan informasi lain yang dibutuhkan

    yang berhubungan dengan penelitian.

    3.6

    Analisis DataMetode analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini disajikan

    secara deskriptif dan dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis kualitatif

    digunakan untuk mengetahui sikap pengunjung terhadap atribut wisata alam di

    Kecamatan Bayah, untuk mengetahui lingkungan internal dan eksternal untuk

    mendukung analisa kuantitatif yang menggunakan analisis IE dan AHP.

    Proses perumusan strategi dilakukan melalui empat tahap, yaitu tahap

    pertama dengan menggunakan analisis Fishbein, tahap kedua yaitu analisis

    lingkungan internal dan eksternal, tahap ketiga yaitu tahap pencocokan

    menggunakan matriks SWOT, IE dan tahap keempat yaitu pengambilan

    keputusan dengan menggunakan alat AHP untuk menentukan strategi alternatif

    mana yang paling baik untuk dipilih. Penjelasan metode-metode tersebut

    diuraikan dibawah ini:

    3.6.1 Analisis FishbeinAnalisis ini digunakan untuk menjelaskan sikap terhadap obyek wisata.

    Metode ini menyatakan bahwa sikap konsumen terhadap suatu obyek akan

    dibentuk oleh sikapnya terhadap berbagai atribut yang dimiliki oleh obyek

    tersebut. Metode ini menggambarkan bahwa sikap konsumen terhadap suatu

    produk atau merek ditentukan oleh evaluasi pentingnya atribut dari produk

    tersebut (komponen ) dan kepercayaan terhadap atribut yang dimiliki produk

    atau merek (komponen ).

    Kepentingan (evaluasi) menggambarkan pentingnya suatu atribut atau

    karakteristik bagi pengunjung. Pengunjung akan mengidentifikasi atribut atau

    karakteristik yang dimiliki oleh suatu objek yang akan dievaluasi. Pengunjung

    menganggap tiap atribut memiliki tingkat kepentingan berbeda, kemudian

    pengunjung mengevaluasi tingkat kepentingan atribut tersebut. Kepercayaan

    merupakan kekuatan kepercayaan bahwa suatu obyek memiliki atribut atau

    karakteristik objek wisata. Pengunjung akan mengungkapkan kepercayaan

    terhadap berbagai atribut atau karakteristik yang dimiliki oleh suatu objek wisata

    yang dievaluasinya (Engel 1994).

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    37/143

    17

    Keterangan:

    = sikap terhadap obyek

    = kekuatan kepercayaan bahwa obyek memiliki atribut i

    = evaluasi mengenai atribut i

    n = jumlah atribut yang menonjol

    3.6.2 Analisis Faktor Internal dan Eksternal (IFE - EFE)Analisis digunakan untuk menentukan strategi yang tepat bagi kawasan

    wisata alam dengan menganalisis faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan)

    dan eksternal (peluang dan ancaman) obyek wisata alam di Kecamatan Bayah.

    Data internal dapat diperoleh di dalam kawasan wisata itu sendiri, seperti analisis

    manajemen produksi dan operasional, analisis manajemen sumberdaya manusia,

    analisis manajemen keuangan dan analisis manajemen pemasaran. Sedangkan

    untuk data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan di luar kawasan wisata,

    seperti analisis pasar, analisis kompetitor, analisis komunitas dan analisis

    pemerintah.

    a. Matrik faktor strategi eksternalSebelum membuat matrik faktor strategi eksternal, kita perlu mengetahui

    terlebih dahulu faktor strategi eksternal. Berikut ini adalah cara-cara

    penentuan faktor strategi eksternal:

    1. Buatlah daftar faktor-faktor eksternal utama, dan susunlah dalamkolom. Pada kolom 1 masukan 1 sampai 10 faktor, termaksuk peluang

    dan ancaman.

    2. Berilah pada kolom 2 setiap faktor tersebut bobot yang berkisar dari0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (sangat penting). Bobot itu

    mengindikasikan signifikansi relatif dari suatu faktor terhadap

    keberhasilan kawasan wisata.

    3. Berilah peringkat pada kolom 3 antara 1 sampai 4 pada setiap faktoreksternal utama untuk menunjukan seberapa efektif strategi kawasan

    wisata saat ini dalam merespons faktor tersebut, untuk peluang bobot

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    38/143

    18

    yang diberikan adalah di mana 4= responsnya sangat bagus, 3=

    responsnya di atas rata-rata, 2= responsnya rata-rata, dan 1=

    responsnya di bawah rata-rata. Peringkat didasarkan pada keefektifan

    strategi kawasan wisata. Sementara bobot dilangkah nomor 2 untuk

    ancaman adalah sebaliknya, di mana 1= responsnya sangat bagus, 2=

    responsnya di atas rata-rata, 3= responsnya rata-rata, dan 4=

    responsnya di bawah rata-rata.

    4. Kalikan bobot setiap faktor dengan peringkatnya untuk menentukanskor bobot pada kolom 4.

    5. Jumlahkan skor rata-rata untuk setiap variabel guna menentukan skorbobot total untuk organisasi.

    Tabel 5 EFEFaktor-faktor strategis

    eksternalBobot Rating Bobot x Rating

    1. Peluanga.

    b.2. Ancaman

    a.b.

    Total

    b. Matrik faktor strategi internalSebelum membuat matrik faktor strategi internal, kita perlu mengetahui

    terlebih dahulu faktor strategi internal. Berikut ini adalah cara-cara

    penentuan faktor strategi internal:

    1. Buatlah daftar faktor-faktor internal utama, dan susunlah dalam kolom.Pada kolom 1 masukan 1 sampai 10 faktor, termaksuk kekuatan dan

    kelemahan.2. Berilah pada kolom 2 setiap faktor tersebut bobot yang berkisar dari

    0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (semua penting). Bobot yang diberikan

    pada suatu faktor tertentu menandakan signifikansi relatif faktor

    tersebut bagi keberhasilan industri kawasan wisata.

    3. Berilah peringkat pada kolom 3 antara 1 sampai 4 pada setiap faktoruntuk mengindikasikan apakah faktor tersebut sangat lemah (peringkat

    1), lemah (peringkat 2), kuat (peringkat 3), atau sangat kuat (peringkat

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    39/143

    19

    4). Dengan memperhatikan bahwa kekuatan harus mendapat peringkat

    3 atau 4 dan kelemahan harus mendapat peringkat 1 atau 2.

    4. Kalikan bobot setiap faktor dengan peringkatnya untuk menentukanskor bobot bagi masing-masing variabel pada kolom 4.

    5. Jumlahkan skor bobot masing-masing variabel untuk memperoleh skorbobot total organisasi.

    Tabel 6 IFEFaktor-faktor strategis

    internal

    Bobot Rating Bobot x Rating

    1. Kekuatana.

    b.2. Kelemahan

    a.b.

    Total

    c. Penentuan bobotBerdasarkan pendapat responden melalui kuisioner dan wawancara

    terhadap faktor-faktor strategis terpilih, dibuat tabulasi data sebagai

    berikut:

    Tabel 7 Penentuan bobot faktor strategis dalam analisis SWOTFaktor-faktor

    strategis

    Bobot Menurut Pendapat Responden Bobot Rata-rata

    Bobot padamatrik

    EFAS/IFASResponden

    1

    Responden

    2

    Responden

    3

    Faktor 1 X11 Bf1 Bm1

    Faktor 2 X21 Bf2 Bm2

    Faktor 3 Xy1 Xyi Bfy Bmy

    Total rata-rata bobot (BF) Bf

    Bobot pada kolom 2 matrik EFE dan IFE ditentukan sebagai berikut:

    1. Bobot rata-rata dihitung dengan persamaan sebagai berikutBfy =

    Bfy : bobot rata-rata faktor strategis y

    Xyi : bobot faktor strategis y menurut responden i

    i : jumlah responden

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    40/143

    20

    2. Bobot pada matriks EFE/ IFE dihitung sebagai berikutBmy =

    Bmy : bobot faktor strategis y pada matriks EFE/ IFE

    Bf : total rata-rata bobot

    d. Penentuan ratingPenentuan rating pada matriks EFE/ IFE dilakukan dengan cara yang sama

    dengan penentuan bobot. Berdasarkan pendapat responden melalui

    kuisioner dan wawancara terhadap faktor-faktor strategis terpilih dibuat

    tabulasi data sebagai berikut

    Tabel 8 Rating faktor strategis dalam analisis SWOTFaktor-faktor

    strategis

    Rating menurut pendapat responden Rating rata-

    rata

    Responden 1 Responden 2 Responden

    3

    Faktor 1 X11 Rm1

    Faktor 2 X21 Rm2

    Faktor 3 Xy1 Xyi Rmy

    Rating pada kolom 3 matriks EFE/ IFE ditentukan sebagai berikut

    Rmy =

    Rmy : rating rata-rata faktor strategis y

    Xyi : rating faktor strategis y menurut responden i

    i : jumlah responden

    3.6.3 Analisis Matriks Internal Eksternal (IE)Matriks ini memposisikan berbagai divisi dalam Sembilan sel. Mariks IE

    didasarkan pada dua dimensi kunci yaitu skor bobot IFE total pada sumbu x dan

    skor bobot EFE total pada sumbu y. Pada sumbu x dari matriks IE skor bobot IFE

    total 1,0 sampai 1,99 menunjukan posisi internal yang lemah, skor 2,0 sampai

    2,99 dianggap sedang, dan skor 3,0 sampai 4,0 adalah tinggi.

    Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga bagian besar yang membuat

    implikasi strategi berbeda-beda. Pertama, ketentuan untuk divisi-divisi yang

    masuk dalam sel I, II, IV dapat digambarkan sebagai tumbuh dan membangun.

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    41/143

    21

    Kedua, divisi-divisi yang masuk dalam sel III, V atau VII dapat ditangani melalui

    strategi menjaga dan mempertahankan (hold and maintain). Ketiga ketentuan

    umum untuk divisi yang masuk dalam sel VI, VIII atau IX adalah panen atau

    divestasi.

    I II III

    IV V VI

    VII VIII IX

    Gambar 3 Skor Bobot Total IE (David, 2009).

    3.6.4 Analisis SWOTAlat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis kawasan wisata

    adalah matriks SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana

    peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi kawasan wisata dapat disesuaikan

    dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Matriks ini dapat menghasilkan

    empat set kemungkinan alternatif strategis.

    Tabel 9 Matriks SWOTIFE

    EFE

    Strengths (S)

    Tentukan faktor kekuatan

    internal

    Weakness (W)

    Tentukan faktor kelemahan

    internal

    Opportunies (O)Tentukan faktor peluang

    eksternal

    Strategi SOCiptakan strategi yang

    menggunakan kekuatan

    untuk memanfaatkan peluang

    Strategi WOCiptakan strategi yang

    meminimalkan kelemahan

    untuk memanfaatkan peluang

    Threats (T)

    Tentukan faktor ancaman

    eksternal

    Strategi ST

    Ciptakan strategi yang

    menggunakan kekuatan

    untuk mengatasi ancaman

    Strategi WT

    Ciptakan strategi yang

    meminimalkan kelemahan

    dan menghindari ancaman

    3.6.5 Analisis BayesMetode Bayes merupakan teknik yang digunakan untuk melakukan

    analisis dalam pengambilan keputusan terbaik dari sejumlah alternatif. Persamaan

    Kuat (3,0-4,0) Sedang (2,0-2,99) Lemah (1,0-1,99)

    SKOR BOBOT

    TOTAL EFE

    Tinggi (3,0-4,0)

    Sedang (2,0-2,99)

    Rendah (1,0-1,99)

    SKOR BOBOT TOTAL IFE

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    42/143

    22

    Bayes yang digunakan untuk menghitung nilai setiap alternatif disederhanakan

    menjadi:

    Keterangan :

    Total nilai i : nilai akhir dari alternatif ke-i

    Nilai ij : nilai dari alternatif ke-i pada kriteria ke-j

    Krit j : tingkat kepentingan (bobot) kriteria ke-j

    i : 1, 2, 3,..n; n = jumlah alternatif

    j : 1, 2, 3,..n; n = jumlah kriteria

    Nilai peluang didapatkan dari suatu informasi awal yang dapat bersifat

    subjektif maupun objektif. Nilai peluang ini dapat diperbaiki dengan adanya

    informasi tambahan yang didapat dari sejumlah percobaan. Informasi awal

    tentang nilai peluang ini disebut pionir, sedangkan nilai peluang yang sedang

    diperbaiki dengan informasi tambahan yang didapat dari sejumlah percobaan.

    Informasi awal tentang nilai peluang ini disebut distributor prior, sedangkan nilai

    peluang yang sedang diperbaiki dengan informasi tambahan disebut peluang

    posterior.

    Pengambilan keputusan merupakan suatu pemilihan aksi a dari

    sekelompok aksi yang mungkin (A). Pemilihan aksi harus dengan mengetahui

    akibat dari aksi terpilih, yang biasanya merupakan fungsi dari status situasi (state

    of nature). Suatu status situasi q menggambarkan situasi atau keadaan nyata yang

    sebenarnya dimana aksi akan diaplikasikan. Nilai kinerja dari setiap aksi a dan

    status situasi q digambarkan dengan menggunakanpay off matrix.

    Tabel 10 TabelPay Off Matrixa

    X X

    X X

    .. .. ..

    .. ..

    Sumber : Marimin (2008)

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    43/143

    23

    Simbol adalah status situasi yang dapat berupa kondisi, kriteria seleksi

    atau persyaratan pemilihan, A dapat berupa aksi, strategi atau pemilihan,

    sedangkan x adalah nilai dari setiap aksi atau status situasi.

    3.6.6 Analisis AHPAnalisis AHP digunakan untuk mendapatkan hasil yang akurat mengenai

    prioritas program pemasaran mana yang tepat bagi kawasan wisata. Tahapan

    pengolahan data selanjutnya yaitu

    1. Membuat struktur hirarki dari sudut pandang manajemen secaramenyeluruh. Pada hirarki (Gambar 3), tersusun atas fokus (F) pada tingkat

    1, Dasar pemilihan (D) pada tingkat 2, Aktor (A) pada tingkat 3, Tujuan

    (T) pada tingkat 4, serta alternatif strategi pemasaran (P) pada tingkat 5.

    Gambar 4 Struktur Hirarki Pemilihan Strategi Pemasaran.

    2. Menyusun Matriks Pembandingan Berpasangan (MPB)Matriks Pembandingan Berpasangan (MPB) dimulai dari puncak hirarki

    yang merupakan dasar untuk melakukan pembandingan berpasangan antar

    elemen yang terkait yang ada di bawahnya. Pembandingan berpasangan

    pertama dilakukan pada elemen tingkat kedua terhadap fokus yang ada di

    puncak hirarki.

    Analsisi Pemilihan

    Strategi Pemasaran (F)

    D1 D4

    A2A1

    P2 P4P3

    A4 An

    D2 D3 Dn

    A3

    T1 T2 T3 T4 Tn

    P1 Pn

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    44/143

    24

    3. Mengumpulkan semua pertimbangan yang dilakukan dari hasilperbandingan yang diperoleh pada langkah 3.

    Melakukan pembandingan berpasangan antar setiap elemen pada kolom

    ke-i pada setiap elemen pada baris ke-j, yang berhubungan dengan fokus.

    Menurut perjanjian, suatu elemen yang ada di kolom sebelah kiri selalu

    dibandingkan dengan elemen-elemen yang ada di baris puncak.

    Pembandingan berpasangan antar elemen-elemen tersebut dilakukan

    dengan pertanyaan seberapa penting elemen beris ke-i mempengaruhi

    atau mendominasi fokus permasalahan, dibandingkan dengan kolom ke-

    j? Untuk mengisis MPB menggunakan skala banding yang terdapat pada

    tabel 11. Pengisian matriks hanya dilakukan untuk bagian di atas garis

    diagonal dari kiri atas ke kanan bawah.

    Tabel 11 Nilai Banding BerpasanganNilai Skala Definisis Penjelasan

    1 Kedua elemen sama

    pentingnya

    Dua elemen mempengaruhi sama kuat

    pada sifat itu

    3 Elemen yang satu sedikit lebihpenting dari lainnya

    Pengalaman atau pertimbangan sedikitmenyokong satu elemen atas lainnya

    5 Elemen yang satu jelas lebihpenting dibanding elemen

    lainnya

    Pengalaman atau pertimbangandengan kuat disokong dan

    dominasinya terlihat dalam praktek7 Satu elemen sangat jelas lebih

    penting disbanding elemen

    lainnya

    Satu elemen dengan kuat disokong dan

    dominasinya terlihat dalam praktek

    9 Satu elemen mutlak lebihpenting disbanding elemen

    lainnya

    Sokongan elemen yang satu atas yanglainnya terbukti memiliki tingkat

    penegasan tertinggi2,4,6,8 Nilai-nilai diantara kedua

    pertimbangan di atas

    Kompromi diperlukan diantara dua

    pertimbangan

    Kebalikan

    nilai-nilai

    di atas

    Bilai nilai-nilai diatas dianggap membandingkan antar elemen A dan B,

    maka nilai-nilai kebalikan (1/2, 1/3, 1/4,, 1/9) digunakan untuk

    membandingkan kepentingan B terhadap A

    4. Masukan nilai kebalikan beserta bilangan 1 sepanjang diagonal utama.Angka 1 sampai 9 digunakan bila F1 lebih mendominasi atau

    mempengaruhi sifat F (fokus) dibandingkan denga F2. Sedangkan F1

    kurang mendominasi atau kurang mempengaruhi identifikasi masalah

    dibandingkan dengan F2, maka digunakan angka kebalikannya. Matriks

    dibawah garis diagonal utama diisi dengan nilai kebalikannya. Misalnya,

    bila elemen F12memiliki nilai 8, maka nilai F21adalah 1/8.

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    45/143

    25

    5. Melaksanakan langkah 2,3, dan 4 untuk semua tingkat dan gugusan dalamhirarki tersebut.

    Pembandingan dilanjutkan untuk semua elemen di setiap tingkat hirarki,

    berkenaan dengan kriteria elemen diatasnya. Matriks pembandingan dalam

    model AHP dibandingkan menjadi Matriks Pendapat Individu (MPI) dan

    Matriks Pendapat Gabungan (MPG). MPI adalah matriks hasil

    pembandingan yang dilakukan individu. MPI memiliki elemen yang

    disimbolkan dengan , yaitu elemen matriks pada baris ke-i dan kolom

    ke-j (Gambar 5).

    G A1 A2 A3 An

    A1 a12 a13 a1n

    A2 a21 a22 a23 a2n

    A3 a31 a32 a33 a3n

    .. .. ..

    An an1 an2 an3 ann

    Gambar 5 Matriks Pendapat Individu.

    6. Mengitung rasio inkonsistensi pada setiap MPIPerhitungan rasio inkonsistensi pada kedua MPI dilakukan dengan

    menggunakan software expert choice 2000. Tujuannya adalah untuk

    mengetahui MPI mana yang tidak memenuhi persyaratan rasio

    inkonsistensi kurang dari atau sama dengan 10 persen.

    7. RevisiRevisi pendapat dilakukan jika rasio inkonsistensi pendapat cukup tinggi

    yaitu lebih besar dari 10 persen. Nilai yang tinggi ini, menunjukan nilai-

    nilai perbandingan antar elemen yang tidak logis. Nilai-nilai MPI dapat

    diubah-ubah oleh individu yang bersangkutan hingga diperoleh hasil yang

    memuaskan.

    8. Menyusun matriks gabunganMPG adalah susunan matriks baru yang elemennya ( ) berasal dari rata-

    rata geometriks pendapat-pendapat individu yang memenuhi persyaratan

    konsistensi, dan setiap elemen pada baris dan kolom yang sama dari MPI

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    46/143

    26

    yang satu dengan MPI yang lain tidak terjadi konflik. MPG dapat dilihat

    pada Gambar 6. Rata-rata geometrik dapat diperoleh dengan menggunakan

    rumus matematika

    =

    Dimana :

    = elemen MPG baris ke-i kolom ke-j

    = elemen baris ke-i kolom ke-j dari MPI ke-k

    k = indeks MPI dari individu ke-k yang memenuhi syarat

    m = jumlah MPI yang memenuhi syarat

    = akar pangkat m

    = perkalian dari elemen k=1 sampai k=m

    G G1 G2 G3 Gn

    G1 g12 g13 g1n

    G2 g21 g22 g23 g2n

    G3 g31 g32 g33 g3n

    .. .. ..

    Gn gn1 gn2 gn3 Gnn

    Gambar 6 Matriks Pendapat Gabungan.

    9. Mensintesisi prioritas untuk melakukan pembobotan vektor-vektorprioritas.

    Pengolahan matriks pendapat terdiri dari dua tahap, yaitu pengolahan

    horizontal dan pengolahan vertikal, yang dilakukan dengan menggunakan

    alat bantu hitung kalkulator. Pengolahan horizontal dilakukan setelah

    matriks pendapat yang akan diolah telah siap dan lengkap dengan

    elemennya.

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    47/143

    27

    a. Pengolahan horizontal. Tahapan perhitungan yang dilakukan padapengelolaan horizontal ini adalah:

    1. Jumlah setiap elemen dalam masing-masing kolom MPG yangtelah terisi, dan dapatkan vektor baris :

    =

    2. Jumlah baris MPG atau jumlah kolomnya, dihitung untukmemperoleh eigenvector/ vektor prioritas.

    3. Perhitungan nilai eigen maks ( maks) dengan rumus:dengan VP = vektor prioritas ; VA = ( )

    dengan VB = ( )

    dengan i= 1, 2, 3, , n

    VA= VB= Vektor antara

    4. Perhitungan Indeks Konsistensi (CI) dengan rumus:

    b. Pengolahan vertikal, yaitu menyususn prioritas pengaruh setiap elemenpada tingkat hirarki keputusan tertentu terhadap sasaran utama atau

    fokus. Pengolahan vertikal dilakukan setelah pengolahan horizontalselesai dilaksanakan. Hasil akhir dari pengolahan ini merupakan bobot

    prioritas pengaruh setiap elemen pada tingkat hirarki keputusan paling

    bawah terhadap sasaran utama. Apabila didefinisikan sebagai nilai

    prioritas pengaruh elemen ke-j pada tingkat ke-i terhadap sasaran

    utama, maka dapat diformulasikan :

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    48/143

    28

    Keterangan:

    : nilai prioritas pengaruh elemen ke-j pada tingkat ke-i

    : nilai prioritas elemen ke-i pada level ke-j terhadap

    elemen ke-t pada tingkat diatasnya (i-1), yang diperoleh

    dari pengolahan horizontal.

    : nilai prioritas elemen ke-t pada tingkat ke (i-1),

    terhadap sasaran utama (fokus), yang diperoleh dari

    hasil pengolahan vertikal.

    s : jumlah elemen yang ada pada tingkat ke (i-1).

    i, j, t : 1, 2, 3, , n

    10.Mengevaluasi inkonsistensi untuk seluruh hirarkiLangkah terakhir adalah mengevalusi inkonsistensi untuk seluruh hirarki

    dengan mengalikan setiap indeks konsistensi dengan prioritas utama

    kriteria yang menjadi dasar pembandingan, dan menjumlahkan hasil

    kalinya. Hasil ini dibagi dengan pernyataan sejenis yang menggunakan

    indeks inkonsistensi acak yang sesuai dengan dimensi masing-masing

    matriks. Cara yang sama digunakan, dimana setiap indeks inkonsistensiacak juga dikalikan denga bobot berdasarkan prioritas kriteria yang

    menjadi dasar pembandingan, dan hasilnya dijumlahkan. Untuk

    memperoleh hasil yang baik, rasio inkonsistensi hirarki harus bernilai

    kurang dari atau sama dengan 10 persen.

    Hasil dari pengolahan data tersebut akan menunjukan mana yang menjadi

    prioritas untuk setiap tingkat hirarki, yang kemudian akan disusun strategi

    promosi yang sesuai untuk dijalankan. Setelah diperoleh strategi promosi yang

    sesuai, diharapkan akan memberikan hasil yang diinginkan oleh kawasan wisata.

    Pada penilaian jawaban hasil kuisioner dengan menggunakan metode AHP, dapat

    diketahui mana hasil jawaban yang konsisten dan yang tidak konsisten. Hal

    tersebut dapat diketahui dengan melihat nilai rasio inkonsistensinya. Rasio

    inkonsistensi diperoleh setelah matriks diolah secara horizontal dengan software

    komputerExpert Choice 2000. Apabila berada di batas normal, yaitu antara 0,00

    sampai 0,1 berarti kuisioner telah diisi dengan jawaban yang konsisten dan

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    49/143

    29

    menunjukan bahwa informasi yang diberikan dapat digunakan untuk penelitian.

    Namun, apabila berada di luar batas tersebut (lebih dari 0,1) maka perlu dilakukan

    pengulangan pengisian kuisioner untuk didapatkan hasil yang konsisten. Bila nilai

    rasio inkonsistennya adalah tepat 0,00, hal itu menunjukan hasil yang konsisten

    dan sempurna.

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    50/143

    BAB IV

    KONDISI UMUM LOKASI

    4.1 Administrasi PemerintahanKecamatan Bayah secara administrasi pemerintahan termasuk dalam

    wilayah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Pengelolaan kawasan wisata sebagian

    dikelola oleh Perum Perhutani Unit III (Jabar-Banten) Kesatuan Pemangkuan

    Hutan (KPH) Banten, Badan Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Bayah,

    Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Dan kawasan wisata lainnya di kelola oleh

    Pemerintah Daerah (PEMDA) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

    4.2 Luas dan LetakKecamatan Bayah memiliki luas wilayah adalah 15.553 Ha. Secara

    geografis kecamatan Bayah terletak pada 160,12-160,22 Bujur Timur (BT) dan

    60,55-70,1 lintang selatang (LS). Kecamatan Bayah terdiri dari 9 desa yaitu

    Bayah Barat, Bayah Timur, Darmasari, Sawarna, Cidikit, Pasir Gombong,

    Suwakan, Cimancak dan Cisuren. Sebelah Utara dan Barat Kecamatan Bayah

    berbatasan dengan Kecamatan Panggarangan, sebelah Timur Kecamatan Bayah

    berbatasan dengan Kecamatan Cibeber dan Cilograng, dan sebelah Selatan

    Kecamatan Bayah berbatasan dengan Samudra Hindia.

    4.3 Kondisi FisikKecamatan Bayah mempunyai mempunyai Fisiografi daratan, bukit

    lipatan dan vulkanis. Jenis tanah terdiri dari enam golongan yang terdiri dari tanah

    liat, pasir, batu kapur, vulkanis, abu pasir dan batu liat (gabungan dari seluruh

    jenis tanah). dari jenis tanah tersebut terdiri dari podolsik merah kuning, latosol,aluvial, andosol dan regosol.

    Kecamatan Bayah memiliki ketinggian 0-700 m di atas permukaan laut.

    Bentuk topografi wilayah Kecamatan Bayah adalah 20 % berbentuk dataran

    rendah dan sisanya 80% berbentuk perbukitan dan pegunungan. Penggolongan

    iklim menurut Schimidt Ferguson termasuk dalam iklim B (tanpa musim kering)

    dengan curah hujan rata-rata per tahun 1.300-2.100 mm serta suhu rata-ratanya

    bekisar antara 25C-30C.

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    51/143

    31

    Sumber air pada kawasan Kecamatan Bayah berasal dari pegunungan

    sangga Buana, Kendeng dan Sadapulang. Daerah Aliran Sungai (DAS) yang ada

    di Kecamatan Bayah adalah Cimadur (Ciwaru dan Cikumpay), Cimadur (Cidikit

    dan Cinangga), Cimadur (Cipamumbulan dan Cicalung), Cisawarna (Cisaem dan

    Cibarengkok), Cimadur (Cidikit, Cipanenjoan dan Cibenguk), Cimadur (Cikaret

    dan Cipalasari), Cimadur (Cibuntu dan Cimampang), Cimancak (Cimanceri) dan

    Cimadur (Cigeledug, Cipangasahan dan Cisuren).

    4.4 Potensi KawasanPotensi wisata alam di Kecamatan Bayah memiliki nilai ekonomi tinggi

    jika dikelola dengan baik. Obyek-obyek wisata tersebut diantaranya obyek wisata

    Pantai Ciantir, Tanjung Layar, Pulau Manuk, Karang Taraje, Legon Pari Sawarna,

    dan Gua Lalay. Serta situs bersejarah seperti Tapak Sikabayan, Makam Belanda

    dan Tugu Romusha, yang terdapat di dua desa yaitu Desa Bayah Barat dan

    Sawarna.

    Kawasan wisata alam di Kecamatan Bayah memiliki keanekaragaman

    hayati yang tinggi. Karena di Kawasan ini memiliki kawasan hutan yang termasuk

    dalam kelompok hutan gunung kembang dan hutan lindung. Selain itu kawasan

    tersebut memiliki keanekaragaman hayati yang berpotensi untuk dimanfaatkan di

    masa depan. Jenis flora yang dapat ditemukan di kawasan wisata alam adalah

    Ketapang (Terminalia cattapa), Cantigi (Gaulsharia fragantisisima), Cemara laut

    (Casaurina equisetifolia), Mahoni (Swetenia mahagoni), Pandan (Pandanus

    odora), Kelapa (Cocos nucifera), Sukun (Artocarpus communi), Nangka

    (Artocarpus heterophyllus), Terap (Artocarpus elasticus), Jabon (Anthocephalus

    cadamba), Rasamala (Altingia exelsa), Tariti, Ki hujan (Agathis borneensis),

    Huru (Macaranga rhizinoides), Jati (Tectona grandis), Akasia (Accacia

    mangium), Damar (Agathis damara), Puspa (Schima wallichii), Sengon

    (Paraserianthes falcataria), Sungkai (Peronema canescens), Nyamplung

    (Callophyllum inophyllum), Rengas (Glutha renghas), Pulei Pandak (Alstonia

    scholaris), Gaharu (Aquilaria malaccensis), Keben (Barringtonia asiatica), Waru

    (Hibiscus tiliaceus) dan Bintangur (Ipomoea pesceprae)

    Jenis Fauna yang dapat ditemukan adalah jenis mamalia, burung dan

    serangga. Untuk jenis mamalia yaitu Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis)

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    52/143

    32

    Lutung (Trachypithecus auratus), Kelelawar dan Babi hutan (Sus scrofa). Untuk

    jenis burung yaitu Walet linchi (Collocalia linchi), Tekukur (Streptopelia

    chinensis) Kuntul karang (Egretta sacra). Dan untuk jenis serangga terdapat

    Lipan (Thereuopoda sp.), Jangkrik (Ceuthophilus maculates), Kaki seribu

    (Arthropodasp.) dan Kecoa (Blattella sp.).

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    53/143

    BAB V

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    5.1 Potensi Kawasan Wisata alam Kecamatan BayahDaya tarik wisata merupakan suatu potensi yang menjadi pendorong

    kehadiran wisatawan ke daerah tujuan wisata (Suwantoro 2002). Daya tarik

    wisata alam di Kecamatan Bayah terdiri dari daya tarik fisik, daya tarik biologi,

    dan daya tarik sosial budaya.

    5.1.1 Pantai Karang Taraje5.1.1.1Daya Tarik Fisik

    Karang Taraje merupakan pantai yang memiliki bentangan karang panjang

    dan luas di sepanjang garis pantai (Gambar 7). Penamaan Karang Taraje berasal

    dari hamparan karang yang menyerupai tangga. Pada sela-sela karangnya terdapat

    beberapa cekungan yang berisi air dan ikan. Cekungan tersebut digunakan sebagai

    tempat memancing warga setempat. Selain tempat memancing, Karang Taraje

    juga menawarkan potensi wisata bagi pengunjung yang ingin menikmati

    pemandangan alam dan aktraksi ombak laut.

    Gambar 7 Pantai Karang Taraje.

    Karang Taraje terletak 4 km dari kantor Kecamatan Bayah dan dapat

    ditempuh selama 20 menit menggunakan minibus (mobil colt), angkutan desa dan

    ojeg. Karang Taraje dibuka untuk pengunjung setiap hari mulai pukul 06.00 WIB

    sampai 18.00 WIB. Harga karcis masuk Karang Taraje sebesar Rp. 3.500 dan

    berlaku hanya pada hari libur nasional seperti Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha dan

    Tahun Baru Hijriah. Kepadatan pengunjung di Karang Taraje terjadi pada hari

    libur nasional dan setiap akhir pekan (Sabtu dan Minggu). Pada hari libur nasional

  • 5/27/2018 E11dpu-3.pdf

    54/143

    34

    pengunjung dikenakan karcis masuk sedangkan pada akhir pekan pengunjung

    tidak dikenakan karcis masuk.

    5.1.1.2Daya Tarik BiologiJenis tumbuhan yang terdapat di Karang Taraje meliputi Ketapang

    (Terminalia cattapa), Cantigi (Gaulsharia fragantisisima), Cemara laut

    (Casaurina equisetifolia), Mahoni (Swetenia mahagoni), Pandan (Pandanus

    odora), Kelapa (Cocos nucifera), Sukun (Artocarpus communi) dan Nangka

    (Artocarpus heterophyllus). Jenis satwaliar yang terdapat di Karang Taraje

    meliputi Walet linchi (Collocalia linchi), Tekukur (Streptopelia chinensis) dan

    Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). Jenis-jenis satwaliar tersebut dapatdilihat pengunjung saat mengelilingi Karang Taraje. Beberapa jenis tumbuhan dan

    satwaliar diatas dapat dilihat pada Gambar 8.

    Sumber : Endang Sumber : Endang

    Gambar 8 (a) Cantigi; (b) Pandan;dan (c) Sukun; (d) Burung Tekukur.

    5.1.1.3Daya Tarik Sosial BudayaMasyarakat di sekitar kawasan wisata Karang Taraje memiliki kerajinan

    tangan dan kesenian yang khas. Kerajinan tangan yang adalah membuat makanan

    khas yaitu sale pisang, keripik pisang dan g