E- Newsletter Universitas Padjadjaran GENTRA · PDF fileKeunggulan lain, insitusi ini menjadi...

8
GENTRA Online Newsletter Edisi 13, Sabtu, 30 September 2017 E- Newsletter Universitas Padjadjaran UNIVERSITAS 1 Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad menandatangani naskah kerja sama Memorandum of Understanding (MoU) dengan Preisden Presiden Gachon University Gil Medical Center Gun Lee, di Kantor Gachon University Gil Medical Center, Korea Selatan, Rabu (27/09). Dalam penandatanganan tersebut, turut hadir Ketua Majelis Wali Amanat Unpad Ir. Rudiantara, MBA. (Foto: Istimewa)* D alam upaya pemanfaat teknologi informasi untuk peningkatan layanan kesehatan masyarakat, Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Tri Hanggono Achmad menandatangani naskah kerja sama Memorandum of Understanding (MoU) dengan Presiden Gachon University Gil Medical Center Gun Lee. Penandatanganan dilakukan di kantor Gachon University Gil Medical Center, Korea Selatan, Rabu (27/09). Acara penandatanganan ini dilakukan di sela lawatan Rektor ke Korea Selatan untuk mengikuti ITU Telecom World 2017, 25 – 28 September. Sebagai perguruan tinggi yang memiliki program studi bidang kesehatan, Unpad memiliki peran meningkatkan sektor pengobatan dan pelayanan kesehatan masyarakat, khususnya di Jawa Barat. “Guna mendukung program pemerintah, dimana pada 2019 jaminan asuransi kesehatan harus meliputi seluruh penduduk, Unpad harus berkolaborasi dan mengembangkan jaringan secara internasional guna peningkatan kualitas kapasitas pelayanan dan standar kesehatan masyarakat,” ujar Rektor dikutip dari laman Kumparan. Didukung Ketua Majelis Wali Amanat Unpad Ir. Rudiantara, MBA, yang juga hadir dalam acara tersebut, kerja sama Unpad dengan Gil Medical Center ini diharapakan menjadi prototipe pengembangan kualitas bagi pusat layanan kesehatan di Indonesia. Berbagai rumah sakit dan fasilitas kesehatan yang dikelola Unpad harus terintegrasi dengan teknologi informasi. Rudiantara mengatakan, upaya peningkatan layanan kesehatan masyarakat Indonesia menjadi prioritas pemerintah saat ini. Ia menilai, kerja sama yang dibangun Unpad dan Gil Medical Center dapat mendukung prioritas tersebut. “Unpad dan Gil Medical Center memiliki track record yang sangat baik. Saya yakin dapat mendukung program pemerintah dalam menciptakan layanan kesehatan bagi masyarakat secara komprehensif,” kata Rudiantara. Di sisi lain, kerja sama ini diharapkan dapat terjalin berbagai aktivitas lebih erat untuk memperkuat kapasitas dan bobot kedua institusi ke depannya. Sementara itu, Gun Lee mengatakan, Gil Medical Center merupakan satu dari empat institusi medis yang telah mendapatkan akreditasi dari Pemerintah Korea Selatan sebagai Excellent Hospital Serving Foreign Patients. Memiliki rekam jejak yang baik, institusi ini dinobatkan sebagai rumah sakit terbesar kelima dan terbaik ketiga sebagai rumah sakit riset di Korea Selatan. Keunggulan lain, insitusi ini menjadi institusi medis pertama yang mengoperasikan pelayanan medical helicopter. Didukung Gachon University dan BioNano Research Institute, Gil Medical Center menjadi “Comprehensive Medical Complex” yaitu integrasi aktivitas pengobatan, penelitian dan pendidikan dalam satu tempat. “Kami bukan hanya dikenal sebagai the First Regional Emergency Medical Center and Trauma Center, tapi juga yang pertama ditunjuk oleh pemerintah sebagai Cancer Center di antara Rumah Sakit Universitas Swasta di Korsel,” ujar Gun Lee.* UNPAD JALIN KERJA SAMA DENGAN GACHON UNIVERSITY GIL MEDICAL CENTER KOREA SELATAN

Transcript of E- Newsletter Universitas Padjadjaran GENTRA · PDF fileKeunggulan lain, insitusi ini menjadi...

G E N T R AOnline NewsletterEdisi 13, Sabtu, 30 September 2017

E- Newsletter Universitas Padjadjaran

U N I V E R S I TA S 1

Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad menandatangani naskah kerja sama Memorandum of Understanding (MoU) dengan Preisden Presiden Gachon University Gil Medical Center Gun Lee, di Kantor Gachon University Gil Medical Center, Korea Selatan, Rabu (27/09). Dalam penandatanganan tersebut, turut hadir Ketua Majelis Wali Amanat Unpad Ir. Rudiantara, MBA. (Foto: Istimewa)*

Dalam upaya pemanfaat teknologi informasi untuk peningkatan layanan kesehatan masyarakat, Rektor Universitas Padjadjaran

Prof. Tri Hanggono Achmad menandatangani naskah kerja sama Memorandum of Understanding (MoU) dengan Presiden Gachon University Gil Medical Center Gun Lee.

Penandatanganan dilakukan di kantor Gachon University Gil Medical Center, Korea Selatan, Rabu (27/09). Acara penandatanganan ini dilakukan di sela lawatan Rektor ke Korea Selatan untuk mengikuti ITU Telecom World 2017, 25 – 28 September.

Sebagai perguruan tinggi yang memiliki program studi bidang kesehatan, Unpad memiliki peran meningkatkan sektor pengobatan dan pelayanan kesehatan masyarakat, khususnya di Jawa Barat.

“Guna mendukung program pemerintah, dimana pada 2019 jaminan asuransi kesehatan harus meliputi seluruh penduduk, Unpad harus berkolaborasi dan mengembangkan jaringan secara internasional guna peningkatan kualitas kapasitas pelayanan dan standar kesehatan masyarakat,” ujar Rektor dikutip dari laman Kumparan.

Didukung Ketua Majelis Wali Amanat Unpad Ir. Rudiantara, MBA, yang juga hadir dalam acara tersebut, kerja sama Unpad dengan Gil Medical Center ini diharapakan menjadi prototipe pengembangan kualitas bagi pusat layanan kesehatan di Indonesia. Berbagai rumah sakit dan fasilitas kesehatan yang dikelola Unpad harus terintegrasi dengan teknologi informasi.

Rudiantara mengatakan, upaya peningkatan layanan kesehatan masyarakat Indonesia menjadi prioritas pemerintah saat ini. Ia menilai, kerja sama yang dibangun Unpad dan Gil Medical Center dapat mendukung prioritas tersebut.

“Unpad dan Gil Medical Center memiliki track record yang sangat baik. Saya yakin dapat mendukung program pemerintah dalam menciptakan layanan kesehatan bagi masyarakat secara komprehensif,” kata Rudiantara.

Di sisi lain, kerja sama ini diharapkan dapat terjalin berbagai aktivitas lebih erat untuk memperkuat kapasitas dan bobot kedua institusi ke depannya.

Sementara itu, Gun Lee mengatakan, Gil Medical Center merupakan satu dari empat institusi medis yang telah mendapatkan akreditasi dari Pemerintah Korea Selatan sebagai Excellent Hospital Serving Foreign Patients. Memiliki rekam jejak yang baik, institusi ini dinobatkan sebagai rumah sakit terbesar kelima dan terbaik ketiga sebagai rumah sakit riset di Korea Selatan.

Keunggulan lain, insitusi ini menjadi institusi medis pertama yang mengoperasikan pelayanan medical helicopter. Didukung Gachon University dan BioNano Research Institute, Gil Medical Center menjadi “Comprehensive Medical Complex” yaitu integrasi aktivitas pengobatan, penelitian dan pendidikan dalam satu tempat.

“Kami bukan hanya dikenal sebagai the First Regional Emergency Medical Center and Trauma Center, tapi juga yang pertama ditunjuk oleh pemerintah sebagai Cancer Center di antara Rumah Sakit Universitas Swasta di Korsel,” ujar Gun Lee.*

UNPAD JALIN KERJA SAMA DENGAN GACHON UNIVERSITY GIL MEDICAL CENTER KOREA SELATAN

U N I V E RS I TASGE N T RAEdisi 13, Sabtu 30 September 2017

2

PEMBANGUNAN GEDUNG PENGELOLA KAWASAN SAINS DAN TEKNOLOGI UNPAD RESMI DIMULAI

Pembangunan Kawasan Sains dan Teknologi di kampus Universitas Padjadjaran mulai dilakukan. Momentum ini diwujudkan dengan

pembangunan Gedung Pengelola di wilayah yang telah ditetapkan sebagai area Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Unpad di Kampus Jatinangor.

Pembangunan Gedung Pengelola KST ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad bersama Sekretaris Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti Kemenristekdikti Dr. Ir. Agus Indarjo, M.Phil., Direktur Kawasan Sains dan Teknologi Kemenristekdikti Dr. Ir. Lukito Hasta P., M.Sc., dan Ketua KST Unpad Prof. Dr. Edy Sunardi, Ir., M.Sc, di kampus Jatinangor, Kamis (21/09).

Dalam kesempatan tersebut Rektor mengatakan, KST merupakan fasilitasi untuk mengimplementasikan berbagai gagasan yang dihasilkan dari aktivitas riset peneliti Unpad. “Termasuk juga, bukan hanya ide atau riset yang dihasilkan, tetapi juga membangun network kuat dengan para praktisi lainnya, khususnya ke masyarakat Sumedang,” kata Rektor.

Rancangan pembangunan KST Unpad telah mengemuka sejak 2015. Melalui tim review Masterplan dan penyusunan Detail Engineering Design (DED) yang diketuai Prof. Edy, KST dikembangkan sebagai wahana implementasi berbagai riset unggulan sekaligus mendekatkannya ke pihak industri dan masyarakat.

Selain itu, KST juga akan menjadi wahana pe-ngembangan inkubasi bisnis yang ada di Unpad serta sentra pengembangan UMKM di Jawa Barat. “Ini fasilitasi juga untuk mahasiswa, karena proses pembelajaran berkaitan kuat dengan riset dan juga hilirisasinya,” ujarnya.

Berbagai usaha rintisan (startup) yang mengemuka dewasa ini sebagian besar berasal dari kalangan mahasiswa. Untuk itu, Rektor berupaya mendorong penguatan bisnis ini melalui integrasi dengan aktivitas riset dan pembelajaran. Pada akhirnya, KST menjadi wahana bagi mahasiswa untuk berkontribusi dalam penguatan ekonomi.

Lebih lanjut Rektor menekankan, konektivitas dengan masyarakat menjadi kunci dikembangkannya KST. Ia menilai, jika riset yang tidak bermanfaat langsung ke masyarakat, maka kadar kualitasnya belum teruji.

Gedung Pengelola KST dibangun di area utara kampus Jatinangor, lokasi yang telah ditetapkan sebagai wilayah KST secara keseluruhan. Secara teknis, gedung ini dibangun dua lantai di atas lahan seluas 1,7 hektar.

Menggunakan dana APBN yang difasilitasi Kemenristekdikti, pelaksana pembangunan ini dilakukan PT. Ghories, sedangkan pengawas pembangunan dilakukan PT. Bumi Madani.

Prof. Edy Sunardi mengatakan, dibangunnya KST di area utara Kampus Jatinangor didasarkan pada potensi aksesibilitas KST oleh masyarakat. Ada tiga potensi utama pembangunan wilayah Jawa Barat yang mendukung aksesibilitas KST, yakni pembangunan Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) yang dekat dengan wilayah utara kampus Jatinangor, pembangunan bandara internasional di Kertajati, serta rencana reaktivasi jalur kereta api di wilayah Jatinangor.

Secara keseluruhan, KST Unpad dibangun di atas lahan seluas 1,7 dan 5 hektar. Ada empat fungsi utama dari KST, yaitu transfer teknologi, pengembangan teknologi, inkubasi, dan pengelolaan big data processing.

Sesuai implementasi PP 51 Tahun 2015 tentang Statuta Unpad, KST ini akan dikelola oleh Badan Usaha bentukan Unpad. Badan usaha ini nantinya menghimpun tiga unit utama pengelolaan KST, yaitu unit pengelolaan teknologi, unit layanan teknis, dan unit inkubasi bisnis. Badan usaha ini dikembangkan ke arah perusahaan baru berbasis teknologi (PBBT).

KST Unpad akan mengembangkan empat klaster penelitian unggulan yang ada di Unpad meliputi klaster agribisnis; herbal, ilmu kedokteran, dan teknologi; nanoteknologi; serta pengelolaan sumber daya air.

“Dari ratusan produk unggulan Unpad, kita sudah melakukan seleksi dan perhitungan. Yang masuk

ke dalam KST adalah produk yang Tingkat Kesiapan Teknologinya di atas 8,” kata Prof. Edy.

Untuk unit inkubasi, KST menghimpun berbagai inkubasi bisnis yang ada di Unpad dan melibatkan UMKM yang ada di sekitar kampus. Dalam unit inkubasi ini pula, ada inkubasi teknologi yang dihasilkan dari para peneliti Unpad.

“Target 2025, kita sudah mencakup jejaring global market,” kata Prof. Edy.

Sementara itu, Dr. Agus Indarjo mendorong Unpad untuk segera mewujudkan riset komersial. Perguruan tinggi harus mampu menghasilkan riset yang utuh, yaitu riset yang menghasilkan inovasi, teknologi terbaru, maupun modifikasi sehingga terwujud produk yang bisa di-scale up, diberikan kepada masyarakat, dan diproduksi masal.

“Kalau riset itu canggih tapi belum utuh, maka belum komersial. Tantangannya dari KST adalah riset komersial,” kata Agus.

Untuk itu, ia mengharapkan pengelola KST Unpad untuk selektif memilih riset-riset yang berpotensi komersial. Pemerintah sebagai penyedia anggaran pembangunan mendorong agar KST dapat menghasilkan beragam produk luaran yang bisa dimanfaatkan langsung ke masyarakat.

“Setiap supporting dari kelembagaan harus dipastikan output-nya,” tandas Agus.

Peletakan batu pertama ini dihadiri pula Sekretaris Ditjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti yang juga Guru Besar FEB Unpad Prof. Dr. Rina Indiastuti, S.E., MSIE, Ketua Dewan Profesor Unpad Prof. Dr. Sutyastie Soemitro, M.S., para pimpinan universita dan fakultas di lingkungan Unpad, tim pengelola KST, perwakilan Kemenristekdikti, serta perwakilan konsultan pembangunan.*

Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Tri Hanggono Achmad, saat peletakan batu pertama pembangunan Gedung Pengelola Kawasan Sains dan Teknologi Unpad di Jatinangor, Kamis (21/09). (Foto: Tedi Yusup)*

U N I V E R S I TA S

FA K U LTA S 3

Penetrasi media massa dalam perkembangan bangsa Indonesia saat ini tidak dapat diabaikan. Untuk itu, proses seleksi suatu

media terkait konten yang akan dipublikasikan (gatekeeping) menjadi sangat penting dilakukan. Namun pada praktiknya proses ini tidak dilakukan oleh media demi memenuhi kepentingan pemilik modal.

Dr. Hj. Siti Karlinah, M.Si., mengatakan, kepentingan ekonomi menjadikan penyeleksi informasi (gatekeeper) media kerap mengabaikan kepentingan publik. Hal ini terjadi pada sebagian besar media yang mengabaikan idealismenya demi mementingkan aspek bisnis atau politik.

“Ini berimbas pada gatekeeper masing-masing media dalam menjalankan fungsinya.

Di satu sisi dia harus memenuhi kepentingan pemilik media, di sisi lain dia harus memenuhi tanggung jawabnya pada khalayak,” ujar Dr. Siti saat memberikan orasi ilmiah berjudul “Gatekeeper Media di Tengah Keberagaman Masyarakat Indonesia” pada acara Peringatan Dies Natalis ke-57 Fikom Unpad di Auditorium Gedung Pascasarjana Fikom, Jatinangor, Senin (18/09).

Ada tiga tantangan besar yang dihadapi gatekeeper media, yaitu kepentingan ekonomi, luasnya rentang heterogenitas khalayak, serta tuntutan melaksanakan fungsi media sesuai dengan Undang-undang.

Menyitir UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers Nasional dan UU No. 2 tahun 2002 tentang Penyiaran, disebutkan bahwa media memiliki fungsi pertama sebagai media informasi, pendidikan,

hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial, sedangkan fungsi kedua sebagai alat ekonomi.

“Kenyataannya, tidak bisa dipungkiri beberapa media massa cenderung mengutamakan fungsi kedua, yakni sebagai bisnis dan atau politik,” kata Dr. Siti.

Pengaruh ekonomi dan politik dalam gatekeeper media ternyata berimbas signifikan. Dr. Siti menyebut, kepentingan ekonomi pada media akan melahirkan iklan yang tidak proporsional, perolehan rating, pengabaian verifikasi, keraguan akan objektivitas atau netralitas berita, hingga pembingkaian (framing) terhadap suatu isu tertentu. Di sisi lain, gatekeeper juga telah melakukan

penulisan yang subjektif, tidak melibatkan unsur cover both side sehingga menjadi tidak berimbang.

Media di Tengah KeragamanMenjawab tantangan kebinekaan

Bangsa Indonesia, gatekeeper media tetap memiliki kesadaran bahwa Indonesia dibangun dari masyarakat yang beragam. Dr. Siti mengemukakan, Pancasila seharusnya mampu memengaruhi konten media.

Bagi media yang memiliki jangkauan dan jejaring nasional, keragaman budaya menjadi modal kuat untuk menentukan arah program yang dapat mengakomodasi kekayaan yang dimiliki masyarakat Indonesia. Keberagaman ini seharusnya menghindarkan media

memberikan porsi yang tidak berimbang terhadap suku, etnik, maupun budaya tertentu.

Upaya gatekeeper dalam menjalankan kembali fungsi utama media perlu mendapat kepercayaan dan dukungan masyarakat. Para gatekeeper media perlu dilindungi dari kepentingan ekonomi yang berlebihan serta ambisi penguasa.

Kelompok akademisi juga harus memberikan dukungan. Dr. Siti menjelaskan, akademisi berperan mengajak masyarakat untuk membangun literasi media bersama-sama. Jika dukungan ini terealisasi dengan baik, Dr. Siti optimis media Indonesia akan menjadi rujukan yang sehat bagi masyarakatnya.*

MEDIA DI ANTARA IDEALISME, KERAGAMAN, DAN PEMILIK MODAL

Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad Dr. Hj. Siti Karlina, M.Si., saat menyampaikan orasi ilmiah bertajuk ““Gatekeeper Media di Tengah Keberagaman Masyarakat Indonesia” pada acara Peringatan Dies Natalis ke-57 Fikom Unpad di Auditorium Gedung Pascasarjana Fikom, Jatinangor, Senin (18/09). (Foto: Tedi Yusup)*

Pemanfaatan jamu dan obat-obatan herbal lainnya hingga saat ini masih banyak digunakan orang. Badan Kesehatan Dunia pada 2004

mencatat, hampir 80% masyarakat yang tinggal di negara berkembang mengandalkan obat-obatan herbal sebagai sumber utama perawatan kesehatan.

Direktur Leiden Ethnoscience and Development Programme Faculty of Science Leiden University, Prof. Dr. L. Jan Slikkerveer optimis pengobatan herbal menjadi salah satu masa depan kesehatan dan kesejahteraan bangsa Indonesia. Hal ini tentunya butuh integrasi antar seluruh pemangku kepentingan.

Saat menjadi pembicara kunci dalam “The 2nd International Seminar and Expo on Jamu” yang digelar Fakultas Farmasi Unpad di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Selasa (26/09), Prof. Jan mengatakan, pengesahan berbagai jenis obat, aromatik, dan kosmetik (medicinal, aromatic, cosmetic) herbal setidaknya perlu mengintegrasikan 3 aspek, yaitu pemerintah, perguruan tinggi, dan industri.

Integrasi ini dilakukan agar ragam herbal dapat menghasilkan berbagai penelitian dan aman digunakan oleh masyarakat. Saat ini, ragam herbal dikategorikan digunakan untuk pengobatan tradisional, pengobatan gabungan antara modern dan tradisional, hingga untuk pengobatan modern.

Meski demikian, ada aturan dan uji klinik agar obat herbal bisa terintegrasi dengan kedokteran modern. Maya Gustina Andarini dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)

mengungkapkan, uji klinik terhdap berbagai obat herbal ini juga bertujuan agar obat herbal dapat diterima oleh dokter dan menjamin keamanannya untuk masyarakat.

“Uji klinis ini semata-mata untuk menjamin kesehatan masyarakat,” ujar Maya.

Wakil Rektor Bidang Riset, Pengabdian pada Masyarakat, Kerja Sama, dan Korporasi Akademik Unpad Dr. Keri Lestari, M.Si., Apt., saat membuka seminar mengungkapkan, Unpad berkontribusi dalam pengembangan obat herbal di Indonesia. Upaya ini diwujudkan dengan hadirnya pusat riset herbal yang ada di Laboratorium Sentral Unpad.

Selain itu, dalam rangka pengembangan Kawasan Sains dan Teknologi (KST), Unpad bekerja sama dengan Martha Tilaar Group mengembangan program Teaching Industry. Program ini sebagai wahana pengembangan keilmuan khususnya produk-produk herbal bagi civitas academica Unpad.

Seminar internasional ini menghadirkan pembicara kunci para akademisi dan praktisi di bidang herbal dari beberapa negara. Selain menggelar seminar, acara juga diisi dengan presentasi panel, pameran poster, dan pameran produk herbal.

Dalam kesempatan yang sama, dilakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Konsorsium Keilmuan Penemuan dan Pengembang-an Obat antara Fakultas Farmasi Unpad dan beberapa perguruan tinggi di Indonesia.*

PENGEMBANGAN HERBAL PERLU INTEGRASI PEMERINTAH, PERGURUAN TINGGI, DAN INDUSTRI

Direktur Leiden Ethnoscience and Development Programme Faculty of Science Leiden University, Prof. Dr. L. Jan Slikkerveer Saat menjadi pembicara kunci dalam “The 2nd International Seminar and Expo on Jamu” yang digelar Fakultas Farmasi Unpad di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Selasa (26/09). (Foto: Tedi Yusup)*

GE N T RAEdisi 13, Sabtu 30 September 2017FA KU LTAS

ADDRESSCisangkuy 62, Bandung, 40114Phone: (022) 205 235 [email protected]

WORKING HOURS10:00 am to 11:00 pm on Weekdays11:00 am to 11:30 pm on Weekends

BOOK NOW !

www. thesixtytwo.com/

Empat mahasiswa Universitas Padjadjaran menjadi delegasi dalam acara ASEAN Islamic Student Summit 2017 di International Islamic

University of Malaysia, Kuala Lumpur, 21- 24 September lalu.

Empat mahasiswa tersebut yakni, Faris Mujahid (Hubungan Internasional), Muhammad Fida (D3 Diploma Akuntansi), Widhyka F (Ekonomi Islam) dan Denok Aulia Ulfah (Ekonomi Islam) ditambah satu mahasiswa dari perguruan tinggi lain di Kota Bandung mengikuti kegiatan yang diselenggarakan Lembaga Dakwah Kampus Jamaah Salahuddin Universitas Gadjah Mada itu.

Dalam rilis yang diterima Humas Unpad, delegasi mengikuti berbagai acara yang dielenggarakan, seperti focus group discussion tentang potensi umat Islam khususnya di wilayah Asia tenggara, presentasi makalah, serta kunjungan ke tempat bersejarah di Malaysia.

Dengan berkunjung ke tempat yang berkaitan dengan perkembangan Islam di Malaysia, para delegasi juga belajar banyak dari para pakar dan ahli disana.

“Kami mendapat banyak wawasan baru tentang dunia Islam Asia Tenggara dalam kegiatan ini. Selesai acara ini kami akan mencoba membangun konektivitas yang produktif antara setiap pemuda

muslim yang ada di dalam negara ASEAN,” ujar Faris.

Selain mendapat berbagai ilmu, delegasi Unpad juga berhasil meraih prestasi di ajang itu. Adalah Faris Mujahid terpilih sebagai Delegasi Terbaik. Kelompok yang terdiri dari Faris, Widhyka, dan Fida juga terpilih sebagai kelompok Presentasi Terbaik.*

MAHASISWA UNPAD JADI DELEGASI TERBAIK DAN PRESENTASI TERBAIK DI ASEAN ISLAMIC STUDENT SUMMIT 2017, MALAYSIA

Delegasi mahasiswa Unpad yang berhasil meraih prestasi di acara ASEAN Islamic Student Summit 2017 di International Islamic University of Malaysia, Kuala Lumpur, 21- 24 September lalu.*

Tiga mahasiswa Fakultas Farmasi Unpad, yaitu Riyadi, Ellena Maggyvin, dan Ernestine Ariandita Pranasti berhasil meraih juara I pada National

Avicena Competition 2017 yang di selenggarakan di Universitas Udayana Bali, 9 – 10 September 2017.

National Avicena Competition adalah kompetisi tahunan yang kali ini mengangkat tema “Menggali Potensi Obat Tradisional Dalam Upaya Peningkatan Kesehatan Masyarakat Berbasis Kearifan Lokal Manusia”, yang memperlombakan beberapa kategori kejuaraan seperti lomba gagasan tertulis, lomba esai, LKTI, lomba debat, lomba kording, lomba poster digital, lomba poster lukis dan lomba cerdas cermat.

Perwakilan mahasiswa Farmasi Unpad kali ini menyabet juara I pada Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) dengan membawakan tulisan ilmiah dengan judul “Eco-Friendly Lemon Peel Based Electrode, Chip Pendeteksi Merkuri Dalam Kosmetik” dibawah bimbingan Dr. Aliya Nur Hasanah, M.Si, Apt. dan Driyanti Rahayu, ST, MT.*

MAHASISWA FARMASI UNPAD JUARA DI NATIONAL AVICENA COMPETITION 2017

Delegasi Fakultas Farmasi Unpad yang meraih juara di National Avicenna Competition 2017, 9 – 10 September lalu.*

4 M A H A S I SWA

M A H AS I SWA

www.kandaga.unpad.ac.id

Kandaga /kan.da.ga/ - (Bahasa Sunda) Tempat untuk menyimpan sesuatu yang sangat berharga

Gedung Rektorat Universitas Padjadjaran Lt.1Jl. Raya Bandung-Sumedang KM. 21 Jatinangor

Sumedang Jawa Barat 45363(022) 842 888 88 (ext. 1603)

Untuk info kerjasama media partnere-mail : [email protected]

ONLINE STREAMINGradio.unpad.ac.id

BELANJA SEKARANG!www.kkiammart.com

BELANJA DI KKIA MARTHemat belanjanya Hebat SHU-nya

GE N T RAEdisi 13, Sabtu 30 September 2017

R AG A M

RAGA M GE N T RAEdisi 13, Sabtu 30 September 2017

5

WUJUD KERJA SAMA INSTITUSI, BANK INDONESIA RESMIKAN “BI CORNER” DI PERPUSTAKAAN FEB UNPAD

Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Padjadjaran kini memiliki wahana baru untuk mendukung pembelajaran. Fasilitas ini

berupa gerai khusus dari Bank Indonesia (BI) yang menyediakan berbagai referensi pembelajaran dan penelitian di bidang ekonomi dan kebanksentralan.

Gerai bertajuk “BI Corner” ini terletak di Perpustakaan FEB Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung. Diresmikan oleh Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo, PhD, bersama Wakil Rektor Bidang Riset, Pengabdian pada Masyarakat, Inovasi, dan Korporasi Akademik Unpad Dr. Keri Lestari, M.Si., Apt., Rabu (27/09), gerai “BI Corner” menyediakan referensi pembelajaran dalam bentuk fisik maupun online.

Peresmian ini dihadiri pula Dekan FEB Unpad Nury Effendi, PhD, pimpinan, dosen dan tenaga kependidikan FEB Unpad, serta perwakilan jajaran pimpinan dan staf Bank Indonesia.

Usai menggunting rangkaian melati peresmian, Perry menjelaskan, “BI Corner” menyajikan berbagai buku, laporan penelitian, publikasi dosen, hingga berbagai jurnal ilmiah yang diterbitkan Bank Indonesia. Selain berbentuk fisik, gerai menyediakan

satu komputer khusus yang memuat berbagai data, statistik, hingga publikasi ilmiah Bank Indonesia secara online.

Pihaknya juga membuka kesempatan bagi para dosen Unpad untuk memublikasikan hasil penelitiannya di aneka jurnal ilmiah Bank Indonesia. Jurnal yang dimiliki sebagian telah terakreditasi secara nasional. Pihaknya terus menggenjot agar jurnal ini dapat terindeks Scopus.

Sementara itu, Dr. Keri mengapresiasi penyediaan gerai “BI Corner” di Perpustakaan FEB Unpad. Menurutnya, gerai “BI Corner” ini tidak hanya diperuntukan bagi mahasiswa FEB saja. Luasnya potensi keilmuan di bidang kebanksentralan secara otomatis akan berkaitan dengan aspek keilmuan lainnya.

Peningkatan kompetensi lulusan diharapkan dapat didukung dengan adanya gerai ini. Dr. Keri mengungkapkan, melalui gerai semacam ini, Unpad dengan mudah mendapatkan gambaran bagaimana kebutuhan kompetensi lulusan dalam dunia kerja. Ia pun mengajak Bank Indonesia berpartisipasi dalam melakukan uji publik kurikulum khususnya di FEB Unpad.

“Kami harus berpijak pada selera pasar, kebutuh-an saat ini seperti apa, kemudian kompetensi apa yang dibutuhkan user. Ini menjadi konsentrasi kami untuk meningkatkan keunggulan, sehingga tidak ada lagi lulusan yang tidak siap pakai,” kata Dr. Keri.

Peresmian gerai “BI Corner” merupakan salah satu implementasi dari kerja sama antara Unpad dan Bank Indonesia. Kerja sama ini secara resmi dilakukan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman antara Perry Warjiyo dan Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad yang diwakili Dr. Keri.

Penandatanganan dilakukan di sela kegiatan Kuliah Umum Bank Indonesia “Prospek dan Bauran Kebijakan” di Aula kampus Magister Manajemen Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 46, Bandung, Rabu (27/09) siang.

Kuliah umum tersebut diisi pemaparan oleh Perry Warjiyo dan Anggota Komisi XI DPR RI Ecky Awal Mucharam. Kuliah umum ini dipandu moderator Guru Besar FEB Unpad Prof. Dr. Hj. Tati Suhartati Joesron, M.S.*

Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, PhD, (kanan) bersama Wakil Rektor Bidang Riset, Pengabdian pada Masyarakat, Inovasi, dan Korporasi Akademik Unpad Dr. Keri Lestari, M.Si., Apt., meresmikan “BI Corner” di Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Rabu (27/09). (Foto: Tedi Yusup)*

MAHASISWA ASING UNPAD IKUTI KEGIATAN ORIENTASI

Sebanyak 52 orang mahasiswa asing dari 17 negara mengikuti kegiatan Orientasi Mahasiswa Asing Universitas Padjadjaran Tahun Akademik

2017/2018. Para mahasiswa tersebut merupakan mahasiswa peserta program pertukaran mahasiswa, penerima beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB) dan penerima beasiswa Darmasiswa.

Orientasi tersebut berlangsung mulai hari ini, Selasa (19/9) hingga esok (20/9) yang meliputi pengenalan kampus, keimigrasian dan Kota Bandung.Direktur Tata Kelola dan Komunikasi Publik/Kepala Kantor Internasional Unpad, Ade Kadarisman, S.Sos., M.T., M.Sc., dalam sambutannya menyampai-kan ucapan selamat datang dan selamat bergabung menjadi mahasiswa Unpad. Beliau juga menjelaskan mengenai kiprah Unpad dalam berbagai bidang dan kerja sama yang dilakukan Unpad dalam mengembangkan jejaring dengan berbagai instansi.

“Dengan tagline Unpad ‘From West Java for Indonesia to the World Through Sustainable Develompment’, menjadi semangat bagi kami untuk senantiasa

memberi kontribusi kepada dunia,” ujarnya di Bale Rucita, Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Selasa (19/9).

Pada kesempatan tersebut, Sekretaris Kantor Internasional Ronny, dr., M.Kes., AIFO., Ph.D, juga memaparkan mengenai profil Unpad dan pelayanan Kantor Internasional. Ia juga berharap para mahasiswa asing yang baru bergabung di Unpad ini dapat turut berkontribusi dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan akademik di lingkungan Unpad.

Pada hari pertama orientasi, peserta juga mendapat pemaparan mengenai regulasi akademik

dan kegiatan kemahasiswaan di lingkungan Unpad. Pemaparan tersebut disampaikan oleh Sekretaris Direktorat Pendidikan dan Kemahasiswaan Ahmad Baehaqi, S.Si., MT. Tidak hanya itu, peserta diberi penjelasan mengenai penggunaan Padjadjaran Authentication System (Paus) Id dan Sistem Administrasi Terpadu (SIAT) Unpad untuk mahasiswa.

Terkait keimigrasian, perwakilan Kantor Imigrasi Kelas I Kota Bandung, James S.J. Sembel memaparkan mengenai kebijakan keimigrasian tentang visa dan izin tinggal bagi pelajar asing yang ada di Indonesia. Ia juga memaparkan kelengkapan administrasi, proses dan tahapan keimigrasian yang harus diketahui bagi para mahasiswa asing tersebut.

Diakhir acara, para peserta diajak untuk melakukan tur kampus dan kunjungan ke lokasi Unit Kegiatan Mahasiswa di lingkungan kampus Unpad, Jatinangor. Keesokan harinya mereka juga akan diajak mengunjungi berbagai lokasi di Kota Bandung seperti Museum Konferensi Asia Afrika dan Museum Geologi. Untuk memperkenalkan budaya Sunda, mereka juga diajak untuk menghadiri pertunjukan musik angklung di Saung Angklung Udjo.

Mahasiswa asing yang mengikuti kegiatan orientasi ini sebagian besar berasal dari China (23 orang), Korea (5 orang), Jepang (3 orang), Jerman (3 orang), Vietnam (2 orang). Selebihnya berasal dari Filipina, Laos, Kamboja, Tanzania, Benin, Uganda, Azerbaijan, Tajikistan, Polandia, Belgia dan Fiji.*

Para mahasiswa asing Unpad Tahun Akademik 2017/2018 mengikuti kegiatan orientasi di Bale Rucita Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Selasa (19/9). (Foto: Tedi Yusup)

Saat ini negara kita sedang menghadapi berbagai perubahan yang antara lain disebabkan oleh adanya kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi (iptek) maupun tuntutan dari masyarakatnya sendiri. Salah satu yang dianggap semestinya paling siap menghadapi perubahan tersebut adalah perguruan tinggi dengan bekal pendidikan dan berbagai keilmuan yang dimilikinya. Untuk itu, perguruan tinggi dituntut untuk menghasilkan lulusan yang siap menghadapi segala perubahan tersebut.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad mengatakan salah satunya adalah dengan penerapan transformative education. Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu, kesiapan dan kesadaran bahwa perubahan itu ada dan tidak ada perubahan yang tidak menyinggung sektor lainnya.

“Kita harus siap berubah dengan pendekatan transdisiplin. Unpad sekarang sudah multikultur, kita juga dorong sikap internasionalisasi dan kemampuan leadership yang kuat,” ujar Rektor pada saat memberikan materi sekaligus membuka acara Asian Community Lectures di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Jumat (29/9) ini.

Untuk mencapai hal tersebut, Prof. Tri menyampaikan bahwa sejak awal kita harus membangun kompetensi dan serius serta profesional di bidang ilmu masing-masing. Tantangan ke depan justru harus bisa menyinergikan dengan bidang ilmu lain dengan pendekatan transdisiplin tersebut.

“Untuk itu kita harus punya keterbukaan sikap, mau keluar dari zona nyaman, harus siap gaul,” tegasnya.

Di perguruan tinggi, menurut Prof. Tri setidaknya ada beberapa ciri yang harus dimiliki oleh para akademisi untuk menjawab tantangan akibat perubahan tersebut. Ciri tersebut antara lain, harus mempunyai kekuatan besar dalam riset dan data.

“Kita harus mulai melihat dari bidang ilmu yang lain, mencoba memahami kekuatan dari bidang ilmu lain, jangan sombong dengan bidang ilmu kita sendiri. Bisa jadi hal yang baru kita temukan saat ini, sebetulnya sudah ditemukan jauh lebih dulu oleh bidang ilmu yang lain,” ujarnya.

Hal lain yang ditekankan bagi para akademisi adalah harus bersikap antisipatif. Hal ini perlu didukung dengan sikap kepemimpinan yang kuat dan tata kelola yang baik.

Asian Community LecturesKegiatan Asian Community Lectures ini

merupakan tahun ke-2 diselenggarakan di Unpad. Periode kali ini berlangsung mulai bulan September 2017 dan berakhir pada bulan Februari 2018 dengan mengangkat tema Development, Cultural, and Social Change in Asia. Ketua panitia kegiatan ini, Prof. Dede Mariana, mengatakan bahwa kegiatan ini diikuti

oleh sekira 150 orang mahasiswa dari berbagai fakultas di lingkungan Unpad. Kegiatan ini digagas oleh One Asia Foundation bekerja sama dengan berbagai perguruan tinggi dan menghadirkan pembicara berbagai akademisi dari dalam maupun luar negeri.*

PERGURUAN TINGGI BERSIAP HADAPI PERUBAHAN DENGAN TERAPKAN TRANSFORMATIVE EDUCATION

Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad saat menyampaikan materi pada acara Asian Community Lectures di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Jumat (29/9). (Foto: Purnomo Sidik)

Universitas Padjadjaran berkolaborasi dengan University of New South Wales (UNSW) Australia melaksanakan kegiatan “Research

Collaboration Initiatives” yang digelar di beberapa fakultas di lingkungan Unpad, Selasa (26/09). Kegiatan ini menghadirkan sekira 20 peneliti asing dari UNSW untuk membagikan hasil keilmuan dan penelitiannya kepada civitas academica Unpad.

Delegasi UNSW tersebut diterima secara resmi oleh Wakil Rektor Bidang Riset, Pengabdian pada Masyarakat, Kerja Sama, dan Korporasi Akademik Unpad Dr. Keri Lestari, M.Si., Apt., di ruang Executive Lounge Gedung II Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Selasa (26/09) pagi.

Dalam penerimaan tersebut turut hadir Direktur Riset, Pengabdian pada Masyarakat, dan Inovasi Unpad Rizky Abdullah, PhD, Sekretaris Kantor Internasional dr. Ronny, M.Kes., AIFO, PhD, serta beberapa dosen di lingkungan Unpad.

Sejumlah peneliti tersebut berkolaborasi dengan para dosen di lingkungan Unpad untuk membahas berbagai topik dari sudut pandang keilmuan dan penelitiannya. Ada empat tema utama dan 23 sub tema yang dibahas dalam kegiatan ini. Lima tema tersebut yaitu: Enabling Technologies & Sustainability; Law, Economics & Social Science; Health & Bio Technology; serta Food Science and Nutrition.

Digelar di sejumlah fakultas, kegiatan digelar dalam model workshop atau focus group discussion. Di kampus Dipati Ukur, kegiatan digelar untuk subtema “Alleviate Poverty” dengan menghadirkan Dr. Sarah Walker (UNSW), Dr. R. Muhamad Purnagunawan (FEB Unpad), dan Dr. Martin Daniel Siyaranamual (UNSW).

Di Bale Rucita Gedung Rektorat Jatinangor digelar untuk subtema Public Health Interdisciplinar Sociology & Health HIV, Hepatitis B & C” dengan pemateri Prof. Christy Newman (UNSW) dan Kusman Ibrahim, S.Kp., MNS, PhD (Fakultas Ilmu Keperawatan).

Di kampus FISIP Unpad, Jalan Bukit Dago Utara, digelar untuk subtema “Developmet & Urbanization, Sustainable Management of Natural Resources Impacts of Natural Resource Extraction” oleh Prof. Duncan McDuie-Ra (UNSW) dan Dr. Pichamon Yeophantong (UNSW).

Di kampus FK Unpad digelar untuk subtema “Point of Case Diagnostic” “HIV, AIDS, Poly Reserach & Prevention” dan “Optometry” oleh Dr. Fabio Lisi (UNSW), Dr. Simin Masouri (UNSW), Dr. Benjamin Bavinton (UNSW), Dr. Matt Baker (UNSW), Shelly, dr., SpKJ, PhD (FK Unpad), dan Fathul Huda, PhD (FK Unpad).

Di kampus FMIPA Unpad digelar untuk subtema “Material Chemical”, “Engineering for Greenhouse Gases”, “Future Electricity Networks” “Nanomedicine Drug Delivery”, “Nanomedicine AntiMicrobial”, “3D Printing”, dan “Computational Science” oleh Dr. Hamid Arandiyan (UNSW), Dr. Georgias Konstatinou (UNSW), Dr. Sophia Zi Gu (UNSW), Dr. Edgar Wong (UNSW), Dr. Robert Utama (UNSW), Dr. Alireza Abbasi (UNSW), Prof. Dr. Toto Subroto, M.S., (FMIPA),

dan Dr. Setiawan Hadi, M.Sc.CS (FMIPA).Di kampus FPIK Unpad dan FTG digelar untuk

subtema “Coastal Management” dan “Environmental Impact of Geothermal” oleh Prof. Xiao Hua Wang (UNSW). Selanjutnya, di kampus Fakultas Psikologi digelar untuk subtema “Mobile Health App” dan oleh Dr. Nicholas Micallef. Terakhir, di kampus FTIP Unpad digelar untuk subtema “Food Science Nutrition” oleh Prof. Jayashree Arcot.*

KOLABORASI UNPAD – UNSW AUSTRALIA GELAR “RESEARCH COLLABORATION INITIATIVES”

Sejumlah peneliti University of New South Wales (UNSW) Australia melakukan kunjungan ke Universitas Padjadjaran, Selasa (26/09). Kunjungan dilakukan dalam rangka digelarnya “Research Collaboration Initiative” atas kerja sama Unpad dengan UNSW. (Foto: Tedi Yusup)*

6 R A G A M

RAGA MGE N T RAEdisi 13, Sabtu 30 September 2017

Perwakilan anggota Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Diponegoro melakukan kunjungan ke MWA Universitas Padjadjaran. Kunjungan

tersebut diterima secara resmi oleh Wakil Ketua MWA Unpad Prof. Dr. Obsatar Sinaga, M.Si., di Kantor Sekretariat MWA Unpad, Jalan Cimandiri Nomor 14, Bandung, Senin (25/09) siang.

Wakil Ketua MWA Undip Prof. Dr. Esmi Warasih Pudji Rahayu, S.H., M.H., mengatakan kunjungan kerja ini didasarkan adanya kesamaan antara Undip dengan Unpad, yaitu ditetapkan sebagai PTN Badan Hukum baru bersama Universitas Hasanudin dan Institut Teknologi Sepuluh November.

“Karena sama-sama baru lahir, kami ingin menjalin silaturahmi dengan Unpad, ITS, dan Unhas,” kata Prof. Esmi.

Dalam kesempatan tersebut, anggota MWA Undip yang hadir diantaranya Ketua Komite Audit Drs. Tarmizi Achmad, MBA, PHD, CPA, CA, Dra. Arsiani Sulaksmiwati, M.Pd., selaku anggota MWA dari unsur tenaga kependidikan, serta Fawaz Muhammad Sidiqi selaku anggota MWA dari unsur mahasiswa.

Selain memperkuat silaturahmi, agenda kunjungan lainnya adalah mengetahui bagaimana aktivitas yang telah dilakukan MWA Unpad dalam rangka menunjang kelembagaan perguruan tinggi. Hingga saat ini, kata Prof. Esmi, MWA Undip sudah

menyelesaikan struktur organisasi tata kelola dan kebijakan umum MWA.

Prof. Esmi melanjutkan, kebijakan umum MWA diutamakan karena menjadi payung hukum semua peraturan rektor Undip, termasuk berbagai aktivitas program di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Sementara Prof. Obsatar menyampaikan, sampai saat ini MWA Unpad juga telah menyelesaikan beberapa produk hukum menyangkut tata tertib MWA, Komite Audit, Hubungan Antar Organ, Sistem Perencanaan, Pengangkatan Anggota Kehormatan MWA, Pengukuhan Rektor, Sistem Kerjasama, Sistem Akuntansi dan Pelaporan, hingga Tata Cara Pemilihan Pengurus MWA.

“Banyak yang tadinya dilakukan tanpa peraturan, saat ini telah ditetapkan dengtan cara-cara yang dibuat oleh MWA Unpad,” kata Prof. Obsatar.

Dalam kesempatan tersebut, anggota MWA Unpad yang hadir terdiri dari Sekretaris Eksekutif MWA Prof. Dr. Erri N. Megantara, Ir. Chay Asdak, M.Sc., PhD, Dr. Dudi Aripin, drg., SpKG, Ir. Yudi Guntara Noor, Hikmat Kurnia, Slamet Suprapto, S.Sos, M.Si., Kodrat Wibowo, PhD, serta Novri Firmansyah.*

R AG A M

RAGA M GE N T RAEdisi 13, Sabtu 30 September 2017

7

ANGGOTA MWA UNIVERSITAS DIPONEGORO KUNJUNGI MWA UNPAD

Suasana kunjungan MWA Universitas Diponegoro ke Kantor Sekretariat MWA Unpad, Jalan Cimandiri No. 14, Bandung, Senin (25/09) siang. (Foto: Tedi Yusup)*

ANAK-ANAK DAN MASYARAKAT UMUM PADATI BULAN KESEHATAN GIGI NASIONAL 2017

Sejumlah siswa Sekolah Dasar dan masyarakat umum Kota Bandung melakukan pemeriksaan dan pengobatan gigi pada acara Bulan

Kesehatan Gigi Nasional 2017 di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Fakultas Kedokteran Gigi Unpad, Jalan Sekeloa Selatan No. 1, Bandung, Senin (25/09).

Kegiatan ini digelar atas kerja sama FKG Unpad dengan Pepsodent, Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (Afdokgi), dan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI). Menyasar target 1.000 peserta, BKGN 2017 di FKG Unpad ini melibatkan sekitar 300 tenaga medis yang digelar hingga Rabu (27/09) mendatang.

Mengusung tema besar “Merdeka dari Gigi Berlubang”, BKGN secara aktif mengajak keluarga Indonesia untuk memeriksakan gigi secara teratur. Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Dr. Nina Djustiana, drg., M.Kes., mengatakan, salah satu upaya menjaga kesehatan gigi selain menyikat gigi secara teratur adalah memeriksakan gigi ke Dokter setiap 6 bulan sekali.

“Memeriksakan gigi ke Dokter bukan hanya ketika sakit saja, tetapi ini justru akan mencegah dan

mendeteksi secara dini,” kata Dr. Nina.Berbagai persoalan kerusakan gigi

saat ini masih menjadi masalah serius di Indonesia. Tingginya konsumsi camilan manis dan lengket pada anak-anak saat ini berisiko meningkatkan permasalahan gigi. Bahkan, lanjut Dr. Nina, permasalahan ini sudah sampai ke tingkat pedesaan.

Hal ini ia temukan saat melakukan bakti sosial dalam rangkaian acara BKGN 2017 di SDN 3 Batur, kecataman Getasan, Semarang. Berada di area lahan pertanian, Dr. Nina menemukan angka kerusakan gigi pada anak-anak di sana relatif tinggi. Ini disebabkan camilan manis dan lengket rupanya telah banyak dikonsumsi hingga ke wilayah pedesaan.

“Padahal, kita awalnya mengharapkan kondisi gigi di wilayah pertanian cenderung baik, karena jarang mengonsumsi makanan lengket,” imbuh Dr. Nina.

Untuk itu, dalam BKGN 2017 di FKG Unpad ini, selain menggelar pengobatan dan edukasi kesehatan gigi, masyarakat juga diberikan edukasi mengenai pemilihan asupan camilan yang tidak merusak kesehatan gigi.

Permasalahan gigi di masyarakat juga disinyalir dapat mengganggu aktivitas kerja. Dr. Nina mengungkapkan, berdasarkan hasil penelitian kinerja pegawai di tingkat pemerintahan, industri, hingga berbagai institusi, permasalahan gigi rupanya berdampak pada penurunan etos kerja pegawai sebanyak 40%.

Dr. Nina yang juga ketua Afdokgi mengatakan, cara sikat gigi yang salah juga menjadi salah satu penyebab rentannya kerusakan gigi. Kondisi ini menyebabkan Afdokgi dan PDGI tidak tinggal diam. “Mau tidak mau, FKG harus mampu promosikan dan informasikan tentang kesehatan gigi dan mulut ke masyarakat,” ujarnya.

Sadar akan pentingnya mengurai permasalahan kesehatan gigi, tahun ini 23 fakultas kedokteran gigi se-Indonesia berpartisipasi mendukung pelaksanaan BKGN. Sepanjang September hingga November mendatang, BKGN serentak dilaksanakan di kampus FKG dan kantor PDGI di 35 Kota di Indonesia.

Kelompok anak-anak diprioritaskan mengikuti kegiatan ini. Tujuannya agar anak-anak memiliki kesadaran sedini mungkin untuk menjaga kesehatan gigi. Untuk itu, pihaknya mengundang beberapa sekolah dasar binaan FKG Unpad, seperti SD Juara dan TK Bakti Asih, serta beberapa sekolah lainnya.

Ketua Pelaksana BKGN 2017, Dr. Hj. Meirina Gartika, drg., SpKGA, mengungkapkan, BKGN yang telah menginjak pelaksanaan ke-8 kali ini digelar untuk memberikan pelayanan kesehatan gigi optimal kepada masyarakat. Ia mengharapkan semakin banyak masyarakat mendapatkan perawatan sekaligus edukasi tentang menjaga kesehatan gigi dan mulut.

Pelaksanaan BKGN di RSGM FKG Unpad secara resmi dibuka Wakil Rektor bidang Tata Kelola, Perencanaan, dan Sistem Informasi Unpad Dr. Sigid Suseno, M.Hum. Pemeriksaan gigi di BKGN Unpad meliputi perawatan, penambalan gigi, pembersihan karang gigi, serta pencabutan gigi untuk anak-anak maupun orang dewasa.

Tekan Angka KariesSenior Brand Manager Pepsodent, Imelda Wira

mengatakan, melalui BKGN, pihaknya berupaya menekan jumlah penderita karies (infeksi yang menyebabkan gigi berlubang) di Indonesia. Senada dengan Dr. Nina, Imelda menyebut kebiasaan menyikat gigi yang tidak benar menjadi penyebab tingginya angka karies di Indonesia.

Kondisi ini terlihat dari hasil riset yang dilakukan Pepsodent. Beberapa responden terpilih diberikan sikat gigi yang telah terpasang chip. Chip ini bertujuan memonitor aktivitas menyikat gigi yang dilakukan responden setiap harinya.

Hasilnya ditemukan, sebagian besar responden hanya menyikat gigi satu kali sehari. Pagi hari menjadi waktu rutin responden dalam menyikat gigi. “Padahal, menyikat gigi yang baik maksimal 2 kali sehari, malam hari menjadi waktu efektif yang sering dilewatkan responden,” kata Imelda.

Dengan menyasar kelompok anak-anak, Imelda juga berharap anak-anak bisa jadi pelopor dalam menyikat gigi yang baik. “Tahun ini, kita ingin jangkau 60.000 masyarakat. Mudah-mudahan dengan semakin banyak berpartisipasi, semakin banyak masyarakat yang mendapatkan manfaat,” pungkasnya.*

Anak-anak Sekolah Dasar (SD) Juara mengikuti pemaparan menyikat gigi yang baik dan benar dari mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Unpad dalam acara Bulan Kesehatan Gigi Nasional 2017 di Rumah Sakit Gigi dan Mulut FKG Unpad, Jalan Sekeloa Selatan No. 1, Bandung, Senin (25/09). (Foto: Tedi Yusup)*

Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad meresmikan Masjid Al-Furqon di kampus Fakultas Kedokteran Gigi Unpad, Jl. Sekeloa Selatan I, Bandung, Jumat (29/9)*

Wakil Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri Irjen Pol Dr. H. Anton Charliyan, drs., MPKN saat menyampaikan materi pada acara kuliah umum bertema Kepemimpinan Berbasis Kearifan Lokal di Grha Sanusi Hardjadinata, Unpad, Jl. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Jumat (29/9).*

Duta Besar Afrika Selatan H. E Ambassador Pakasima Augustine Sifuba diterima oleh Dekan FISIP Unpad, Dr. R. Widya Setiabudi Sumadinata, SIP., SSi., MT., MSi (Han) saat mengunjungi Pusat Studi Asia-Afrika Unpad di Kampus FISIP Unpad, Jatinangor, Kamis (28/9).*

Fakultas Teknologi Industri Pertanian (FTIP) Unpad menggelar penanaman pohon di kampus Jatinangor, Kamis (14/09) lalu. Sebanyak 60 pohon ditanam di area kampus FTIP Unpad. Jumlah ini disesuaikan dalam rangka memperingati 60 tahun usia Unpad yang jatuh pada 11 September lalu.*

R E D A K S I G E N T R A

Telp. (022) 842 88888 Faks. (022) 842 88898

www.unpad.ac.id [email protected]

Pelindung : Rektor Universitas PadjadjaranPenasehat : Para Wakil Rektor Universitas PadjadjaranPenanggung jawab : Direktur Tata Kelola dan Komunikasi Publik/Kepala Kantor InternasionalPemimpin Umum : Sekretaris Direktorat Tata Kelola dan Komunikasi PublikWakil Pemimpin Umum : St. Intan Ratna DewiPemimpin Redaksi : MarliaReporter : Arief Maulana, Artanti Hendriyana, Winda Eka PutriFotografer : Tedi Yusup, Purnomo SidikSekretariat : Safa Annisaa, Derisa Ambar P, Rury RatnasariDistribusi : Atep Rustandi, Lilis Lisnawati

Direktorat Tata Kelola, Komunikasi Publik/Kantor InternasonalGedung Rektorat Universitas Padjadjaran

Jln. Raya Bandung – Sumedang Km. 21Jatinangor, Kab. Sumedang

G A L E R I

B U K U C I V I TA SAG E N D A