e---Journal ee Peternakan Tropika - simdos.unud.ac.id filepenulis dan nama instansi/institusi,...
Transcript of e---Journal ee Peternakan Tropika - simdos.unud.ac.id filepenulis dan nama instansi/institusi,...
eeee----JournalJournalJournalJournal
Peternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science
email: [email protected]
email: [email protected]
eeee----journal journal journal journal
FAPET UNUDFAPET UNUDFAPET UNUDFAPET UNUD Universitas Universitas Universitas Universitas
UdayanaUdayanaUdayanaUdayana
Elektronik Jurnal Peternakan Tropika
dipublikasikan oleh:
Fakultas Peternakan Universitas Udayana
Jl. P. B. Sudirman, Denpasar. Gedung Agrokompleks Lantai 1
Telp. 0361-235231/222096
email: [email protected]
email: [email protected]
Volume Nomor Tahun
V 3 2017
SUSUNAN DEWAN REDAKSI
E-JOURNAL PETERNAKAN TROPIKA
REDAKTUR / KETUA EDITOR
I Made Mudita, S.Pt., MP
EDITOR
Prof. Dr. Ir. I Gede Mahardika, MS
Prof. Dr. I Komang Budaarsa, MS
Prof. Dr. I Gusti Nyoman Bidura, MS
Ir. Desak Putu Mas Ari Candrawati, MSi
Eny Puspani, SPt., MSi
I Wayan Wirawan, SPt., MP
Anak Agung Putu Putra Wibawa, SPt., MSi
Dr. Ir. Tjokorda Gde Belawa Yadnya, MS
Dr. Ir. Ni Wayan Siti, MSi
Dr. Ir. Ni Putu Mariani, MSi
Ir. Ni Putu Sarini, MSc
Dr. Budi Rahayu Tanama Putri, SPt, MM
I Wayan Sukanata, SPt., MSi
ALAMAT REDAKSI:
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS UDAYANA Jl. P.B. Sudirman Denpasar. GedungAgrokompleks Lantai 1
Telp. 0361- 222096 / 235231
Email: [email protected]
Email: [email protected]
www.ojs.unud.ac.id
PANDUAN BAGI PENULIS
Ketentuan Umum
1. Naskah yang dikirim merupakan naskah asli/orisinil dan belum pernah diterbitkan
(Naskah dari mahasiswa untuk penyelesaian tugas akhir dalam level S1, S2, S3 minimal
berasal dari naskah seminar yang telah disahkan/Acc oleh tim penguji dan pembimbing,
sedangkan untuk penulis lain naskah disesuaikan dengan aturan ilmiah yang berlaku
umum)
2. Lingkup ejurnal ini memuat hal-hal yang menyangkut dunia peternakan dalam bentuk
hasil penelitian, kajian pustaka dan/atau gagasan dengan topik aktual.
3. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris sesuai dengan format yang
ditentukan
4. Penulis mengirim 2 (dua) eksemplar naskah ke redaksi yang dilengkapi dengan softcopy
(berupa CD) atau naskah dapat pula dikirim via email dalam bentuk program Microsoft
Word.
5. Naskah dan Softcopy (CD) dikirim kepada:
Redaksi eJournal Peternakan Tropika
d.a Fakultas Peternakan Universitas Udayana
Gedung Agrokompleks Lantai 1 Kampus UNUD Denpasar
Jl. P. B. Sudirman Denpasar, Bali
Telp. 0361-222096 / HP. 081338791005
Email: [email protected]
Email: [email protected]
Standar Penulisan
1. Naskah diketik menggunakan program Microsoft Word dengan jarak 1.5 spasi kecuali
Judul, Abstrak, Judul Tabel, Judul Gambar, dan lampiran yang diketik 1 spasi. Naskah
dicetak pada kertas ukuran A4, dengan huruf Time New Roman berukuran 12 point;
margin atas dan margin kiri berukuran 3 cm, sedangkan margin kanan dan margin
bawah berukuran 2,5 cm.
2. Judul dari Makalah, Abstrak, Abstract, bab (Pendahuluan, Materi dan Metode, Hasil
dan Pembahasan, Simpulan dan Saran, Ucapan Terima Kasih), dan Daftar Pustaka
ditulis dengan Huruf Kapital. 12 point (Bold). Font Time New Roman.
3. Nama Penulis, Sub Bab, Institusi, Judul Tabel/Gambar/Ilustrasi lainnya. ditulis dengan
diawali dengan Huruf Kapital. 12 point. Time New Roman. Institusi penulisan tidak di
Bold, sedangkan Nama Penulis, Sub Bab, Judul Tabel/Gambar/Ilustrasi lainnya,
penulisan di Bold
4. Naskah ditulis maksimum 20 halaman dan setiap halaman diberi nomor secara
berurutan.
5. Naskah hasil penelitian disusun dengan urutan judul, nama penulis dan nama instansi,
alamat korerspondensi (email dan No. Telpon/HP), abstrak (dalam bahasa Inggris dan
Bahasa Indonesia), pendahuluan, metode (sosial ekonomi) atau materi dan metode
(eksakta), hasil dan pembahasan, simpulan (+ saran), ucapan terima kasih, dan daftar
pustaka.
Sedangkan naskah kajian pustaka/gagasan aktual disusun dengan urutan judul, nama
penulis dan nama instansi/institusi, alamat korespondensi (email dan No. Telpon/HP),
abstrak (dalam bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia), pendahuluan, masalah dan
pembahasan, ucapan terima kasih, dan daftar pustaka.
TATA CARA PENULISAN NASKAH
1. JUDUL, harus singkat, spesifik dan informatif yang menggambarkan isi naskah,
maksimal 20 kata. Untuk kajian pustaka, dibelakang judul agar ditulis: Suatu kajian
Pustaka. Untuk gagasan Aktual, dibelakang judul agar ditulis: Suatu Gagasan Aktual.
Judul ditulis dengan hurup kapital. Time New Roman berukuran 12 point (Bold), jarak
1 (satu) spasi dan terletak ditengah-tengah tanpa titik.
2. Nama Penulis, ditulis nama lengkap tanpa gelar akademis. Artikel yang ditulis oleh
Mahasiswa melibatkan juga pembimbing dan/atau orang yang terlibat dengan
penelitian/artikel yang ditulis. Sedangkan penulis dari kalangan umum, penulis
mencerminkan pemilik dari artikel/penelitian/gagasan yang akan dimuat. Penulisan
nama penulis pertama artikel dimulai dari nama utama yang akan dimuat, diikuti
dengan pendukung (nama urutan kelahiran/marga/dll) sedangkan penulisan nama
penulis ke-2 dan selanjutnya disusun sesuai dengan urutan nama bersangkutan. Nama
utama ditulis utuh, sedangkan nama pendukung disingkat dengan satu huruf/singkatan
umum yang berlaku.
3. Nama Lembaga/Instansi/Institusi, nama lembaga/institusi ditulis secara lengkap
disertai alamat.
4. Alamat Korespondensi (No. Telpon dan email), No. Telp dan alamat email yang
ditulis adalah yang aktif untuk memudahkan komunikasi terkait artikel yang akan
dipublikasikan
5. ABSTRAK, ditulis dalam Bahasa Indonesia (ABSTRAK) dan Bahasa Inggris
(ABSTRACT). Abstrak ditulis dalam 1 (satu) paragraf yang berisikan tujuan
penelitian, metode, hasil dan simpulan. Abstrak tidak lebih dari 250 kata. diketik satu
spasi
6. Kata Kunci (key Word), diketik miring, maksimal 5 kata yang merupakan kata-kata
utama dari artikel, 1 (dua) spasi setelah abstrak + 12 pt setelah abstrak.
7. PENDAHULUAN. Berisi latar belakang permasalahan, fakta/data dari pustaka
mendukung, solusi/alternative solusi serta tujuan penulisan. Dalam mengutip pendapat
orang lain dipakai sistem nama penulis dan tahun. Contoh: Udayana (2005); Quan et
al. (2002)
8. MATERI DAN METODE. ditulis lengkap dan terperinci terutama desain penelitian.
Metode pelaksanaan penelitian mengikuti acuan yang berlaku dengan mencantumkan
sumbernya.
9. HASIL DAN PEMBAHASAN. Menyajikan uraian hasil penelitian dan pembahasan
hasil secara jelas dan komprehensif
Ilustrasi (Tabel, Grafik, Histogram, Sketsa, Gambar)
a. Judul Tabel, grafik, histogram, sketsa, dan/atau gambar diberi nomor urut, judul
singkat tetapi jelas beserta satuan-satuan yang dipakai. Judul ditulis menggunakan
huruf Times New Roman berukuran 12 point (Bold), awal kata menggunakan hurup
kapital (kecuali kata penghubung), dengan jarak 1 (satu) spasi
b. Isi Tabel/Ilustrasi lain ditulis dengan Font Time New Roman 11 - 12 point
(disesuaikan dengan ukuran/isi table). Isi item Tabel/Ilustrasi lain yang
disingkat/istilah khusus dapat diisi notasi baik berupa huruf/angka yang
selanjutnya wajib diberi keterangan terkait notasi tersebut
c. Keterangan Tabel/Ilustrasi ditulis dari disebelah kiri bawah menjulur ke kanan (bisa
dipisah setiap notasi atau menjalur terus untuk kesemua notasi), menggunakan
huruf Times New Roman berukuran 11 point, dengan jarak 1 (satu) spasi + 6 pt
setelah Ilustrasi. Penulisan tanda atau notasi untuk data yang dianalisis dengaan
analisis statistik menggunakan superskrip berbeda pada baris/kolom yang sama
yang menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05) atau berbeda sangat nyata (P<0,01)
d. Penulisan angka desimal dalam tabel untuk bahasa Indonesia dipisahkan dengan
tanda koma ( , ), untuk bahasa Inggris digunakan titik ( . ).
e. Grafik, gambar dan Foto:
- Grafik dibuat dalam program excel
- Gambar baik berupa gambar biasa/foto harus tajam dengan resolusi tinggi
f. Satuan pengukuran menggunakan sistem internasional (SI)
g. Nama Latin, Yunani, atau Daerah dicetak miring. Istilah asing/khusus diberi tanda
petik
10. SIMPULAN DAN SARAN (bila diperlukan). ditulis secara singkat dan jelas
11. UCAPAN TERIMA KASIH. disampaikan kepada berbagai pihak yang membantu
sehingga penelitian/artikel dapat dihasilkan, misalnya pemberi gagasan, pemilik
proyek/penyandang dana, dll
12. DAFTAR PUSTAKA. Memuat nama pengarang yang dirujuk dalam naskah, disusun
menurut abjad pengarang dan tahun penerbitan. Untuk buku dicantumkan semua nama
penulis, tahun, judul buku, penerbit dan tempat. Untuk jurnal dicantumkan nama
penulis, tahun, judul tulisan, nama jurnal, volume, nomor publikasi dan halaman.
Artikel dalam buku dcicantumkan nama penulis, tahun, judul tulisan, editor, judul
buku, penerbit dan tempat. Artikel internet dicantumkan nama penulis, tahun dibuat,
judul tulisan, alamat web, waktu akses.
eeee----JournalJournalJournalJournal
Peternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan Tropika
eeee----journal journal journal journal
FAPET UNUDFAPET UNUDFAPET UNUDFAPET UNUD
PENURUNAN EMISI POLUTAN SAPI BALI
PERTANIAN
LIGNOSELULOLITIK
Wibawa, A. A. P. P., I G. L. O. Cakra, I M. Mudita, I. B. G. Partama
Fakultas Peternakan Universitas Udayana
HP. 081338791005
A Research had been carried out to
diet based on agricultural
termites lignocellulolytic bacteria
experiment. Three selective ino
2015 were used in this research for production biosupplement.
Randomized Block Designed with four treatments and
diet based on agricultural waste with
other three treatments were
(B), fed biosupplement produced with
biosupplement third superior inocullant/
superior lignocellulolytic bacteria
based on totally VFA, concentration and production of fecal
production urine amonia.
emmission on bali cattle fed
Key word: Bali Cattle, Fermentation, Local Waste, Rumen Liquor
Pemanfaatan limbah dalam pengembangan usaha peternakan merupakan salah satu
kebijakan nasional dalam memperkuat sistem ketahanan pakan (Ilham, 2006). Namun
pengembangan usaha peternakan berbasis limbah inkonvensional tanpa di
teknologi pengolahan limbah dapat meningkatkan resiko pencemaran lingkungan akibat
meningkatnya produksi green house gas/GHG
H2S) yang bersumber dari fermentasi rumen maupun limbah kotoran ternak (Hegarty, 2001;
Mudita dan Wibawa, 2008;
Submitted Date: Desember 23, 2017 Editor-Reviewer Article;: I Made Mudita dan
JournalJournalJournalJournal
Peternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan TropikaJournal of Tropical Animal Science
email: [email protected]
email: [email protected]
509
PENURUNAN EMISI POLUTAN SAPI BALI YANG DIBERI PAKAN LIMBAH
MELALUI PEMBERIAN BIOSUPLEMEN BAKTERI
IGNOSELULOLITIK UNGGUL RUMEN DAN RAYAP
Oleh:
Wibawa, A. A. P. P., I G. L. O. Cakra, I M. Mudita, I. B. G. Partama
Fakultas Peternakan Universitas Udayana, JL. P.B. Sudirman Denpasar
HP. 081338791005 email:[email protected]
ABSTRACT
A Research had been carried out to reduce the pollutant emission of Bali cattle
agricultural waste (fermented rice straw) through given
termites lignocellulolytic bacteria biosupplement. Twelve Bali cattle were used in this
Three selective inocullant (BR23T14; BR24T13; BR34T12) which
used in this research for production biosupplement.
Randomized Block Designed with four treatments and three blocks. The first treatment was
waste with biosupplement without selective inocullant
other three treatments were fed biosupplement produced with first superior inocullant/
(B), fed biosupplement produced with second superior inocullant
d superior inocullant/BR34T12 (D). The result showed that
nocellulolytic bacteria inoculant has reduce (P<0,05) rumen methane emmission
based on totally VFA, concentration and production of fecal amonia
. Fed first superior biosupplement (treatment B) has lowest
ed agricultural waste basal diet
Key word: Bali Cattle, Fermentation, Local Waste, Rumen Liquor
PENDAHULUAN
Pemanfaatan limbah dalam pengembangan usaha peternakan merupakan salah satu
kebijakan nasional dalam memperkuat sistem ketahanan pakan (Ilham, 2006). Namun
bangan usaha peternakan berbasis limbah inkonvensional tanpa di
teknologi pengolahan limbah dapat meningkatkan resiko pencemaran lingkungan akibat
green house gas/GHG (gas rumah kaca) (CO2, CH
dari fermentasi rumen maupun limbah kotoran ternak (Hegarty, 2001;
Mudita dan Wibawa, 2008; Wibawa et al, 2009).
Accepted Date: : I Made Mudita dan I Wayan Wirawan
Peternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan Tropika
Universitas Universitas Universitas Universitas
UdayanaUdayanaUdayanaUdayana
YANG DIBERI PAKAN LIMBAH
BIOSUPLEMEN BAKTERI
DAN RAYAP
Wibawa, A. A. P. P., I G. L. O. Cakra, I M. Mudita, I. B. G. Partama
JL. P.B. Sudirman Denpasar
pollutant emission of Bali cattle fed basal
through given selective rumen and
Bali cattle were used in this
) which result first research
used in this research for production biosupplement. This experimen used a
blocks. The first treatment was basal
without selective inocullant (A), while the
first superior inocullant/BR23T14
inocullant/BR24T13 (C), and fed
The result showed that fed biosupplement
inoculant has reduce (P<0,05) rumen methane emmission
amonia, concentration and
(treatment B) has lowest pollutant
Pemanfaatan limbah dalam pengembangan usaha peternakan merupakan salah satu
kebijakan nasional dalam memperkuat sistem ketahanan pakan (Ilham, 2006). Namun
bangan usaha peternakan berbasis limbah inkonvensional tanpa diikuti dengan aplikasi
teknologi pengolahan limbah dapat meningkatkan resiko pencemaran lingkungan akibat
, CH4, NH3, NOx, maupun
dari fermentasi rumen maupun limbah kotoran ternak (Hegarty, 2001;
Accepted Date: Desember 27 2017
Wibawa et al. Peternakan Tropika Vol. 5 No. 3 Th. 2017: 509– 515 Page 510
Penurunan emisi gas rumah kaca (GHG) dalam pengembangan peternakan sapi
khususnya sapi Bali yang berbasis limbah sangat penting mengingat pemberian pakan kualitas
rendah akan meningkatkan produksi GHG (Suryahadi, 2002 disitasi Nurtjahya, 2006).
Greenhouse and Agriculture Australia Greenhouse office (2006) telah merekomendasikan strategi
penurunan emisi GHG yang disebut Best Practice Development, diantaranya melalui peningkatan
kualitas nutrisi, optimalisasi feed intake dan kecernaan pakan serta manipulasi rumen. Aplikasi
teknologi biofermentasi dan suplementasi memanfaatkan konsorsium bakteri lignoselulolitik
unggul rumen sapi bali dan rayap dapat dijadikan salah satu solusi dalam upaya mengatasi
kendala pengembangan usaha peternakan pola simantri. Disisi lain berbagai sumber daya asal
limbah seperti limbah isi rumen, molasses, cassava, batang pisang, enceng gondok daun apu,
maupun limbah lainnya mempunyai kandungan nutrien available cukup tinggi dan tersedia
berlimbah sehingga potensial dimanfaatkan sebagai bahan suplemen (Wanapat 2000;
Kristinadewi et al., 2013-2014).
Konsorsium bakteri lignoselulolitik adalah sekelompok bakteri pendegradasi lignoselulosa
(lignin, selulosa dan hemiselulosa) yang menghasilkan kompleks enzim lignoselulase yang terdiri
dari enzim lignase, enzim selulase dan enzim hemiselulase yang secara sinergis mendegradasi
setiap komponen dari lignoselulosa. Disamping itu konsorsium bakteri lignoselulolitik dapat
menjadi sumber protein serta probiotik bagi ternak. Sarkar et al. (2011) mengungkapkan
konsorsium bakteri nyata meningkatkan kualitas biodegradasi limbah dapur dengan mempercepat
waktu degradasi dan meniadakan bau busuk.
Tahun 2013, tim peneliti berhasil mengisolasi 28 isolat bakteri lignoselulolitik unggul limbah
rumen sapi bali dan 27 isolat asal rayap, serta telah berhasil dipilih isolat bakteri lignoselulolitik
berkualitas dengan kemampuan degradasi substrat dan aktivitas enzim yang tinggi yaitu: dari
limbah isi rumen sapi bali terpilih isolat dengan kode BCR5.1Mix (bakteri pendegradasi
lignoselulosa) yaitu Pseudomonas aeruginosa strain GRD16, BCR1.2AT (bakteri pendegradasi
lignin) yaitu Bacillus subtilis strain EXWB4-09. BCR2.1CMC (bakteri pendegradasi selulosa)
yaitu Bacillus subtilis strain H1 dan BCR3Xy (bakteri pendegradasi xylanosa) yaitu
Paenibacillus dendritiformis strain PP, sedangkan dari rayap, terpilih isolat BR2Mix
(Aneurinibacillus sp XT-25); BR6AT (Aneurinibacillus sp. Bac270); BR3.3CMC (Bacillus sp.
strain SAUF201), BR2.1Xy (Bacillus sp. strain Sueda B-003). Isolat-isolat tersebut mempunyai
aktivitas enzim lignase sebesar 0,05–0,06 U/ml, selulase 0,07-0,08 U/ml, silanase 20,38–37,80
Wibawa et al. Peternakan Tropika Vol. 5 No. 3 Th. 2017: 509– 515 Page 511
U/ml.
Formulasi bakteri lignoselulolitik unggul asal rumen sapi bali dan rayap menjadi inokulan
konsorsium bakteri sebagai starter dalam produksi biosuplemen telah berhasil memilih 3 inokulan
unggul yang mampu menghasilkan biosuplemen berkualitas. Hasil penelitian Tahap Pertama
(2015) telah menghasilkan 3 inokulan unggul yaitu BR23T14 (inokulan yang diproduksi
menggunakan bakteri Bacillus subtilis strain EXWB4-09 dan Bacillus subtilis strain H1 asal isi
rumen sapi bali serta bakteri Aneurinibacillus sp. XT-25 dan Bacillus sp. strain Suaeda B-003
asal rayap), BR24T13 (inokulan yang diproduksi menggunakan bakteri Bacillus subtilis strain
EXWB4-09 dan Paenibacillus dendritiformis strain PP asal rumen sapi bali serta bakteri
Aneurinibacillus sp. XT-25 dan Bacillus sp. strain SAUF201 asal rayap), BR34T12 (inokulan
yang diproduksi menggunakan bakteri Bacillus subtilis strain H1 dan Paenibacillus
dendritiformis strain PP asal rumen sapi bali serta bakteri Aneurinibacillus sp. XT-25 dan
Aneurinibacillus sp. Bac270 asal rayap) yang mempunyai kualitas dan efektivitas tinggi sebagai
inokulan fermentor biosuplemen berbasis limbah pertanian.
Pemberian biosuplemen yang diproduksi memanfaatkan isolat bakteri lignoselulolitik
unggul akan dapat memperbaiki bioproses dalam tubuh ternak sehingga emisi polutan yang
dihasilkan akan berkurang. Mudita et al. (2009) mengungkapkan pemberian ransum berbasis
limbah terfermentasi cairan rumen akan meningkatkan kualitas ransum, ketersediaan nutrient
ready fermentable, optimalisasi bioproses dalam rumen serta menurunkan emisi polutan baik
hasil fermentasi rumen, feses maupun urine. Hasil simulasi rumen (in-vitro) Mudita dan Wibawa
(2008) menunjukkan, fermentasi ransum dengan cairan rumen 20–40 ml/kg ransum mampu
menurunan produksi methan sebesar 12,45-15,75% per total VFA yang dihasilkan. Hasil
penelitian Wibawa et al. (2009) pada kambing PE juga menunjukkan suplementasi dan
biofermentasi ransum berbasis limbah dengan cairan rumen mampu menurunkan kadar methan
sebesar 18,57-43,81% dan produksi amoniak feses sebesar 48,29-62,12%.
METODOLOGI
Evaluasi produksi polutan usaha peternakan sapi Bali yang diberi pakan limbah pertanian
(jerami padi terfermentai) dilaksanakan di kandang Kelompok Simantri 117 “Winangun Kertih”,
Desa dan Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung. Penelitian menggunakan Rancangan
Acak Kelompok (RAK) 4 perlakuan dan 3 kelompok sebagai ulangan. Keempat perlakuan yang
Wibawa et al. Peternakan Tropika Vol. 5 No. 3 Th. 2017: 509– 515 Page 512
diberikan adalah: 1) A yaitu pemberian biosuplemen yang diproduksi tanpa menggunakan
inokulan unggul, B yaitu pemberian biosuplemen yang diproduksi memanfaatkan inokulan
unggul 1 “BR23T14”, C yaitu pemberian biosuplemen yang diproduksi memanfaatkan inokulan
unggul 2 “BR24T13”, dan D yaitu pemberian biosuplemen yang diproduksi memanfaatkan
inokulan unggul 3 “BR34T12”. Tiap unit perlakuan menggunakan 1 ekor sapi Bali jantan dengan
rataan bobot hidup 211,72 + 13,01 kg.
Inokulan unggul yang dipergunakan pada penelitian ini merupakan hasil penelitian Tahap
pertama Tahun 2015 yaitu BR23T14 (inokulan yang diproduksi menggunakan bakteri Bacillus
subtilis strain EXWB4-09 dan Bacillus subtilis strain H1 asal isi rumen sapi bali serta bakteri
Aneurinibacillus sp. XT-25 dan Bacillus sp. strain Suaeda B-003 asal rayap), BR24T13
(inokulan yang diproduksi menggunakan bakteri Bacillus subtilis strain EXWB4-09 dan
Paenibacillus dendritiformis strain PP asal rumen sapi bali serta bakteri Aneurinibacillus sp. XT-
25 dan Bacillus sp. strain SAUF201 asal rayap), BR34T12 (inokulan yang diproduksi
menggunakan bakteri Bacillus subtilis strain H1 dan Paenibacillus dendritiformis strain PP asal
rumen sapi bali serta bakteri Aneurinibacillus sp. XT-25 dan Aneurinibacillus sp. Bac270 asal
rayap.
Pakan dasar yang diberikan adalah jerami padi terfermentasi inokulan BR23T14 yang
diberikan secara adlibitum. kandungan nutrien jerami padi terfermentasi BR23T14 tersebut
adalah 15,857% BK(% segar basis), 79,712% BO, 4,317% PK, 59,286% NDF, 39,749% ADF,
16,670 ADL, 23,079% selulosa, 19,537% hemiselulosa, 9,242% lignin insoluble, 7,428% silika.
Biosuplemen disusun dengan bahan bahan yang terdiri atas limbah isi rumen 40%,
molases 5%, dedak padi 24%, empok jagung 20%, kedele 5%, tepung tapioka 5%, garam dapur
0,5%, kapur 0,4% dan pignox 0,1%. Produksi biosuplemen dilaksanakan dengan teknik
fermentasi dan pengeringan bertingkat, dimana tiap 1 kg BK bahan biosuplemen difermentasi
menggunakan larutan inokulan yang terdiri dari 50 ml inokulan (sesuai perlakuan/jenis
biosuplemen), 50 ml molases dan 900 ml air bersih kemudian diinkubasi secara anaerob selama 1
minggu. Setelah bakalan bioinokulan matang dilanjutkan dengan pengeringan bertingkat dengan
suhu 39 – 42oC sampai kadar air 20 – 25% (umumnya dilaksanakan selama 3 – 4 hari). Setelah
itu biosuplemen siap dimanfaatkan
Wibawa et al. Peternakan Tropika Vol. 5 No. 3 Th. 2017: 509– 515 Page 513
Peubah pengamatan meliputi peubah utama terdiri dari; kadar methan cairan rumen,
konsentrasi emisi methan berdasarkan produksi VFA Total, kadar dan produksi amoniak (NH3)
feses maupun urine.
Produksi methane (CH4) cairan rumen diestimasi menggunakan persamaan ∅rskov dan
Ryle, (1990) yaitu CH4 (mmol) = 0,5 Asetat – 0,25 Propianat + 0,5 Butirat. Kadar VFA parsial
(Asetat, Propionat dan Butirat) diukur dengan teknik kromatografi dengan AAS, Sedangkan
kadar VFA Total cairan rumen dihitung berdasarkan nilai total dari ketiga komponen VFA parsial
tersebut. Konsentrasi NH3 cairan rumen/feses maupun urine ditentukan dengan teknik mikro
difusi Conway (Department of Dairy Science, 1966). Sedangkan produksi amoniak feses maupun
urin ditentukan berdasarkan jumlah produksi urine atau feses dikalikan kadar amoniak feses atau
urine.
Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam dan apabila terdapat nilai berbeda
nyata (P<0,05), analisis dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ)/Honestly Significant
Difference/HSD (Sastrosupadi, 2000).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian biosuplemen bakteri lignoselulolitik
unggul rumen sapi bali dan rayap mampu menurunkan (P<0,05) emisi methan/CH4 cairan rumen
berdasarkan produksi VFA total, konsentrasi dan produksi amoniak/NH3 feses, dan konsentrsi
dan produksi amonia urin (Tabel 1). Hal ini menunjukkan biosuplemen bakteri lignoselulolitik
unggul mampu memperbaiki bioproses dalam tubuh ternak sehingga pemanfaatan nutrien akan
semakin efektif sehingga produktivitas ternak akan semakin baik.
Tabel 1. Produksi Polutan Sapi Bali Penggemukan Hasil Pemberian Ransum Penelitian
Peubah Perlakuan
1
SEM3
A B C D
1.- Methan Cairan Rumen (mmol) 24,42a 23,03a 24,87a 23,81a 0,69
- Emisi Methane (% VFA total) 27,96b 22,59a 24,71a 24,78a 0,60
2.- NH3 dalam Feses (ppm) 304,879b 273,078a 275,140a 285,564a 2,143
- Produksi NH3 Feses (g /hari) 477,328b 405,766a 426,973ab 427,898ab 10,432
3 - NH3 dalam Urine (ppm) 960,577a 847,134a 832,147a 844,73a4 37,820
- Produksi NH3 Urine (ml/hari) 8576,652b 6412,936a 6598,021a 6314,635a 361,307
Keterangan: 1)
Hurup yang sama pada baris sama, berbeda tidak nyata (P>0,05), 2)
SEM= Standard
Error of The Treatment Means
Wibawa et al. Peternakan Tropika Vol. 5 No. 3 Th. 2017: 509– 515 Page 514
Dihasilkannya emisi methan terrendah tiap mmol VFA total yang diproduksi serta
konsentrasi dan produksi amonia feses pada pemberian perlakuan B (biosuplemen BR23T14)
semakin menegaskan bahwa biosuplemen yang diproduksi memanfaatkan inokulan terbaik 1
hasil penelitian Tahun 2015 mampu menghasilkan biosuplemen terbaik yang mampu
mengoptimalkan pemanfaatan pakan berbasis limbah pertanian melalui optimalisasi bioproses
dalam tubuh ternak baik bioproses dalam rumen maupun pasca rumen serat proses metabolisme
tubuh secara keseluruhan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Hegarty, 1999
(disitasi Hegarty, 2001) yang menunjukkan pemberian ransum dengan kecernaan lebih tinggi
(75%) akan menghasilkan emisi methan (% digestibel energi) lebih rendah dibandingkan dengan
ransum dengan kecernaan lebih rendah (55% - 65%) yaitu 8% berbanding 10,3% -12,0%.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian biosuplemen bakteri
lignoselulolitik unggul rumen sapi bali dan rayap mampu menurunkan emisi polutan sapi bali
jantan yang diberi pakan dasar limbah pertanian
UCAPAN TERIMA KASIH
Makalah ini merupakan bagian dari hasil penelitian yang dibiayai RistekDikti melalui
Program Hibah Bersaing Tahun 2016. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Kelompok
Simantri 117 Banjarangkan Klungkung atas ijin penggunaan sarana dan prasarana penelitian.
Ucapan terima kasih juga disampaikan Staf dan analisis Lab Nutrisi dan Makanan Ternak
Fakultas Peternakan UNUD dan Lab. Analitik Universitas Udayana atas bantuannya dalam
pelaksanaan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Association of Official Analytical Chemist (A.O.A.C.). 1980. Official Method of Analysis. 13th
Ed., Washington, DC.
Arora, S.P.. 1995. Pencernaan Mikroba Pada Ruminansia. Terjemahan dari Microbial Digestion
In Ruminants. Oleh Retno Murwani. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Hegarty, R. .2001. Green House Gas Emission From The Australian Livestock Sector. What Do
We Know, What Can We Do. Australian Green House Office, Canberra ACT. ISBN: 1
876536 69 1. [cited 2007 Decembre 24]. Available from: URL:
http://www.greenhouse.gov.au/agriculture/publications/pubs/methane_emissions.pdf
Wibawa et al. Peternakan Tropika Vol. 5 No. 3 Th. 2017: 509– 515 Page 515
Hungate, R.E.. 1966. The Rumen and its Microbes. Academic Press, inc., New York
Jolley, A.. 2006. Technologies For Reducing Non-Energy- Related Emissions. Climate Change
Working Paper No. 10. Centre for Strategic EconomicStudies Victoria University, Australia.
Ilham, N.. 2006. Analisis Sosial Ekonomi dan Strategi Pencapaian Swasembada Daging 2010.
Materi presentasi Pada Koordinasi Teknis Direktorat Budidaya Ternak Ruminansia. Tanggal
27 April 2006, Bogor. [diakses 25 Februari 2007]. URL:
http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/pdffiles/ART4-2b.pdf
Kebreab, E., J. France, J. A. Mills, R. Allison and J. Dijkstra. 2002. A dynamic model of N
metabolism in the lactating dairy cow and an assessment of impact of N excretion on the
environment. J Anim Sci 2002. 80:248-259.[diakses 10 Juli 2008].URL: http://jas.fass.org
Mudita, I M. dan AA. P. P.Wibawa. 2008. Evaluasi Kualitas Dan Kecernaan Nutrien Secara In
Vitro Ransum Sapi Komplit Berbasis Bahan Lokal Asal Limbah yang Difermentasi Cairan
Rumen dan Enzim Optyzim. Laporan Penelitian Dosen Muda. Fakultas
Peternakan.Universitas Udayana, Denpasar
Mudita, I M., AA. P. P. Wibawa, G.L.O.Cakra, N. W. Siti. 2009. Penggunaan Cairan Rumen
Sebagai Bahan Bioinokulan Plus Alternatif Serta Pemanfaatannya Dalam Optimalisasi
Pengembangan Peternakan Berbasis Limbah Yang Berwawasan Lingkungan. Laporan
Penelitian Hibah Unggulan Udayana, Fakultas Peternakan Universitas Udayana, Denpasar.
Nurtjahya, E., S.D. Rumetor, J.F. Salamena, E. Hernawan, S. Darwati dan S. M. Zsoenarno. 2003.
Pemanfaatan limbah Ternak Ruminansia Untuk Mengurangi pencemaran Lingkungan .
Makalah Pengantar Falsapah Sains, Program Pasca Sarjana/S3. Institut Pertanian Bogor
∅rskov, E.R. and M. Ryle. 1990. Energy Nutrition in Ruminants. Elsevier Applied Science.
London.
Sastrosupadi, A.. 2000. Rancangan Percobaan Praktis Bidang pertanian. Edisi Revisi. Penerbit
Kanisius, Yogyakarta
Tillman, A.D ., S. Reksohadiprojo, S. Prawirokusumo dan S. Lebdosoekojo. 1982. Ilmu Makanan
Ternak Dasar. Gadjah Mada Unicersity Press. FakultasPetemakan UGM. Yogyakarta.
Wibawa, AA.P.P., I M. Mudita, G.L.O. Cakra, W. Wirawan. 2009. Aplikasi Teknologi
Suplementasi dan Biofermentasi dalam Wafer Ransum Komplit Berbasis Limbah
Inkonvensional dalam Pengembangan Peternakan Kambing Sustainable dengan Emisi
Polutan Rendah. Laporan penelitian Hibah Bersaing. Fakultas Peternakan Universitas
Udayana, Denpasar.