e d i s i enam tiga - news.unika.ac.idnews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-Edisi-63.pdf ·...

8
Demikian diungkapkan Rektor Unika Soegijapranata Prof. Dr. Budi Widianarko dalam sambutan berbahasa Inggrisnya di acara pembukaan Pembekalan Terpadu Mahasiswa Baru (PTMB) 2014. Lanjutnya, “It is indeed a straightforward and explicit quote, however, it's quite challenging -if not too difficult - to realize. And one of the primary tasks of a university is exactly that - namely to groom young men and women to become responsible citizens who can think and act independently - by utilizing their knowledge and upholding a set of good values. Starting from today, all of you - the new students - are belong to a campus which has a special motto "Talenta pro patria et Mahasiswa Baru Unika Soegijapranata mengikuti Pembekalan Terpadu yang diselenggarakan pada 13 - 15 Agustus 2014 Kemerdekaan Membangun Kemanusiaan 01 19 Agustus 2014 KRONIK EDISI 63/TH.XII Seeing a large crowd of students, it reminds me of a famous quote about education by Henry Brougham: "Education makes a people easy to lead, but difficult to drive; easy to govern but impossible to enslave". [Pendidikan membuat manusia mudah dipimpin, tetapi sulit untuk diperbudak] edisi enam tiga th. XII /19 Agustus 2014

Transcript of e d i s i enam tiga - news.unika.ac.idnews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-Edisi-63.pdf ·...

Page 1: e d i s i enam tiga - news.unika.ac.idnews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-Edisi-63.pdf · Soegijapranata adalah : 1. Nasionalisme. Kecintaan Mgr. A. Soegijapranata pada tanah

Demikian diungkapkan Rektor Unika Soegijapranata Prof. Dr. Budi Widianarko dalam sambutan berbahasa Inggrisnya di acara pembukaan Pembekalan Terpadu Mahasiswa Baru (PTMB) 2014.

Lanjutnya, “It is indeed a straightforward and explicit quote, however, it's quite challenging -if not too difficult - to realize. And one of the primary tasks of a university

is exactly that - namely to groom young men and women to become responsible c i t i zens who can th ink and act independently - by utilizing their knowledge and upholding a set of good values.

Starting from today, all of you - the new students - are belong to a campus which has a special motto "Talenta pro patria et

Mahasiswa Baru Unika Soegijapranata mengikuti Pembekalan Terpadu yang diselenggarakan pada 13 - 15 Agustus 2014

Kemerdekaan Membangun Kemanusiaan

0119 Agustus 2014KRONIK EDISI 63/TH.XII

Seeing a large crowd of

students, it reminds me of a

famous quote about education

by Henry Brougham: "Education

makes a people easy to lead, but

difficult to drive; easy to govern

but impossible to enslave".

[Pendidikan membuat manusia

mudah dipimpin, tetapi sulit

untuk diperbudak]

e d i s i

enamt i g ath.XII/19 Agustus

2014

Page 2: e d i s i enam tiga - news.unika.ac.idnews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-Edisi-63.pdf · Soegijapranata adalah : 1. Nasionalisme. Kecintaan Mgr. A. Soegijapranata pada tanah

humanitate - Talents for the country and humanity - Talenta untuk tanah air dan kemanusiaan". It is, of course, not a coincidence if the theme of this year's orientation week (PTMB) is "membangun kemanusiaan" or "Nurturing humanity".

If we look at what happened in the world right now, clearly, we are witnessing many many challenges for humanity, including – among other – the Gaza never-ending conflict, the rise of a new form of terrorism – as represented by the ISIS in Iraq and Syria, the South China Sea tension, the Ebola outbreak in africa, and – not to forget – the presidential race dispute in our own “backyard”, just to name a few. The dispute over the result of last moth’s presidential race has shifted from a mere political problem to a wider spectrum of humanuty crisis. We can see clearly that this political crisis is actually rooted in the very essence of human nature particularly power-greediness, honesty, fairness, anger and envy.

Soegijapranata dan Nurturing Humanity.

Dalam materi pembekalannya Dr. Octavianus Digdo (pak Oky) menjelaskan b a n y a k h a l t e n t a n g N i l a i - N i l a i Soegijapranata kaitannya dengan tema Nurturing Humanity.

Sebagai seorang Uskup yang sekaligus Pahlawan Nasional, setiap ucapan dan tindakan Mgr. Soegijapranata layak menjadi perhatian dan bahkan teladan bagi banyak orang, tidak hanya umat katolik tetapi juga masyarakat luas.

Ajaran nilai (value of education) yang telah diwariskan oleh Mgr. Soegijapranata yang pantas kita kembangkan guna mendukung seluruh proses pendidikan di Unika Soegijapranata adalah :

1. Nasionalisme.

Kecintaan Mgr. A. Soegijapranata pada tanah air Indonesia inilah yang kemudian melahirkan sebuah slogan yang sangat terkenal hingga saat ini, yaitu “menjadi 100% Katolik dan 100% Indonesia”. Artinya, sebagai uskup, beliau mendorong umatnya untuk tidak pernah setengah-setengah dalam menjalani hidup, baik sebagai anggota gereja maupun bangsa. Nilai ini tidak hanya beliau ucapkan (verbalistis) tetapi telah benar-benar beliau tunjukkan dalam tindakan nyata b e r u p a p e r j u a n g a n u n t u k m e m p e r t a h a n k a n ke m e r d e k a a n Indonesia.

2. Kejujuran.

Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan bagi pembentukan integritas diri. Pribadi yang berintegritas

dituntut untuk bisa dan berani berkata jujur dan transparan, tidak berdusta, baik pada diri sendiri maupun orang lain.

Kejujuran dalam berucap, bersikap, dan bertindak hendaknya terus kita jadikan landasan bagi pembentukan integritas pribadi kita sebagai mahasiswa. Kita harus menjauhi setiap bentuk kebohongan. Kebohongan itu melelahkan karena selalu diperlukan kebohongan baru untuk mendukung kebohongan terdahulu dan semakin banyak kita berbohong maka kita akan semakin jauh dari pribadi yang berintegritas (integrited peresonality).

3. Kesederhanaan.

“Pada umumnya setiap keluarga haruslah hidup dari pencaharian isi rumah tangganya. Dalam pendapatan itu h e n d a k n y a a n g g a r a n b e l a n j a diselenggarakan dengan cermat dan seksama, sehingga dipenuhilah keperluan hidup sehari-hari yang amat perlu seperti makanan, pakaian dan perumahan. Jikalau keperluan hidup yang amat penting dan kurang penting seperti penghiburan, sedap-sedapan, kesukaan yang seimbang dengan penghasilan dan kedudukan keluarga, untuk memelihara dan memperkembangkan hidupnya secara manusia sepatutnya telah terjamin, maka sisa dari penghasilan hendaknya disimpan atau ditabung sebagai uang cadangan bagi biaya yang waktu pembayarannya tidak tentu berlangsungnya atau tak tersangka adanya dan mendadak datangnya” (Surat Gembala 24 November 1957).

4. Kepedulian

Mgr Soegijapranata, dalam kapasitas sebagai pemimpin umat Katolik Indonesia pada pokoknya selalu berusaha memimpin

u m a t n y a a g a r m e r e k a b e r a n i mengintegrasikan diri dalam masyarakat mereka berada, tidak menjadi umat yang hidup dalam isolemen dan tertekan. Beliau mendorong agar umat katolik berani memberikan sumbangannya dalam pembangunan masyarakat serta berani sungguh sungguh mengabdikan dirinya sekaligus pada Nusa Bangsa dan Gereja, sehingga umat Katolik mempunyai kedudukan yang baik ditengah-tengah masyarakat.

Semakin meluasnya pengaruh kehidupan kota yang bersifat individualistis, akan menurunkan kesadaran sosial yang sudah menjadi tradisi sejak lama. Maka yang menjadi pemikiran Mgr Soegijapranata adalah begaimana caranya untuk menanamkan semangat sosial yang tepat pada umatnya, namun sekal igus menanamkan semangat ekonomis, artinya orang tidak menjadi kikir tetapi juga tidak menjadi manusia yang tanpa perhitungan ekonomis. Mgr juga selalu menekankan pada umatnya agar jangan menjadi manusia yang materialistis, yang hanya menge jar har ta kekayaan tanpa memperhatikan kepentingan masyarakat.

5. Anti Kekerasan.

Pada saat aksi militer pertama Belanda tanggal 21 Juli 1947, Mgr Soegijapranata menyampaikan pidato di Radio Republik di Yogyakarta mengenai ekskalasi perang. Beliau menyatakan bahwa kekerasan bersenjata selalu meningkatkan perasaan benci dan curiga, dan beliau menyerukan solusi damai. Beliau juga menyatakan bahwa aksi kekerasan akan menimbulkan penderitaan bagi ribuan orang dan menghambat kerjasama masa depan atas dasar keadilan dan kesetaraan. Suatu

02 03

Rektor Unika didampingi Wakil Rektor I menyematkan PIN sebagai tanda dimulainya acara Pembekalan Terpadu Mahasiswa Baru Unika Soegijapranata 2014.

rekonsiliasi yang dipaksakan melalui ke ke ra s a n s e l a l u b e r b a u d a ra h m e n g g u m p a l d a n s e r i n g k a l i membangkitkan dendam dan menjadi sumber permusuhan dan kepahitan, sumber kegeraman dan kebencian.

6. Kemandirian.

Kemandirian akan membentuk karakter yang kuat pada diri kita agar kita tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian akan m e m u n g k i n k a n k i t a u n t u k mengoptimalkan daya pikir kita secara efektif. Mahasiswa yang memiliki jiwa kemandirian kuat tidak akan takut menghadapi apapun, termasuk ujian-ujian yang paling sulit sekalipun.

7.Kerja Keras.

Mgr. Soegijapranata tak pernah berhenti mendorong umatnya untuk terus bekerja keras agar bisa bertahan dan bertumbuh-kembang dengan baik. Hal ini bisa dimengerti karena masa itu adalah masa perjuangan yang penuh keterbatasan. Jika tidak memiliki etos kerja maka menjadi l e m a h d a n b a h k a n m a t i . M g r. Soegijapranata sendiri membuktikannya dengan terus-menerus melakukan kunjungan kerja kepada umat katolik dan masyarakat umum untuk memberi dorongan agar mereka mau bekerja keras.

8.Kedisiplinan.

Dalam beberapa surat kegembalaannya, Mgr. Soegijapranata menegaskan bahwa umat harus memiliki kedisiplinan dalam bekerja maupun kegiatan-kegiatan lainnya. Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan konsistensi s e r t a ke t a n g g u h a n u n t u k t e r u s mengembangkan potensi diri akan m e m b u a t o r a n g s e l a l u m a m p u memberdayakan diri dalam menjalankan

tugasnya. Semua ini memerlukan kedisiplinan. Sebagai seorang imam Jesuit, Mgr. Soegijapranata sangat terlatih dalam hal kedisiplinan karena kedisiplinan ini menjadi tuntutan mutlak dalam komunitas Jesuit. Kedisiplinan ini pula yang mendorong beliau tetap “ngotot” melaksanakan tugasnya ke luar negeri (Vatican, Italia) meskipun beliau sedang sakit, bahkan beliau akhirnya wafat di Belanda ketika sedang menjalankan tugas-tugasnya.

Kedisiplinan juga menjadi syarat mutlak bagi setiap mahasiswa yang harus menuntaskan tugas-tugas belajarnya di perguruan tinggi. Tanpa kedisiplinan maka sulit mengharapkan seorang mahasiswa akan sukses dalam belajar. Sebaliknya, k e d i s i p l i n a n a k a n m a m p u memberdayakan mahasiswa untuk terus berkembang dengan prinsip “efek bola salju” (snowball effect). Ketika bola salju digelindingkan dari puncak bukit maka bola itu akan semakin besar karena salju-salju yang dilewatinya menempel sehingga bola menjadi besar. Demikian pula kedisiplinan akan mendorong mahasiswa untuk semakin berkembang dan berdaya (empowered).

9. Persaudaraan.

Kampus Unika Soegijapranata bisa dikatakan seperti “Indonesia mini” yang penuh dengan keragaman tetapi merupakan satu kesatuan (unity). Agar kita bisa belajar dengan tenang, nyaman, dan aman maka kita dituntut mampu mengembangkan semangat persaudaraan seperti yang diteladankan oleh Mgr. Soegijapranata. Persaudaraan bersifat s i n e r g i s , a r t i n y a a k a n m a m p u menggandakan kekuatan kita. Dalam matematika, satu ditambah satu adalah

dua, tetapi dalam sinergitas persaudaraan, satu ditambah satu bisa empat, enam, delapan, atau bahkan sepuluh! Karena itu, pembangunan persaudaraan adalah mutlak dalam kampus kita yang terdiri dari berbagai macam latar-belakang.

10. Komitmen dan tanggung Jawab.

Mahasiswa bisa dikatakan telah dewasa. Pribadi yang dewasa dan utuh serta mengenal diri sendiri dengan baik akan selalu menyadari bahwa keberadaan dirinya di dunia ini adalah untuk melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Setiap t i n d a k a n k i t a h a r u s k i t a pertanggungjawabkan kepada Tuhan, masyarakat, dan bangsa kita.

Mgr. Soegi japranata berulangkal i mengajarkan agar umatnya selalu memiliki tanggungjawab, baik sebagai orang katolik maupun sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Ungkapan terkenal “menjadi 100% Katolik dan 100% I n d o n e s i a ” a d a l a h c o n t o h d a r i keprihatinan beliau akan tanggungjawab yang harus dimiliki oleh umatnya. Sebagai mahasiswa kita juga dituntut untuk mengembangkan tanggungjawab agar kita benar-benar menjadi pribadi yang mandiri dan terbebas dari tindakan-tindakan tercela yang akan merugikan diri sendiri, lembaga di mana kita belajar, maupun masyarakat pada umumnya.

Dalam Materi Lain Dr. Rika Pratiwi dan Theo Sudimin menjelaskan, Menjadi mahasiwa adalah awal seseorang memasuki lingkungan kaum intelektual tertentu. Intelektual dari kata intellectus yang berati pemahaman, pengertian dan kecerdasan. Dapat dipahami sebagai kemampuan yang komprehensif yang meliputi cerdas, berakal dan berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan atau seseoarang yang memiliki kecerdasan t i n g g i s e h i n g g a j u g a m e n j a d i cendekiawan. Dengan demikian memiliki totalitas kesadaran, terutama menyangkut pemikiran dan pemahaman. Dengan demikian intelek bukan soal cerdas semata namun terkandung kepedulian, karena mampu memahami secara lengkap dan benar sehingga mampu bertindak sebagai sikap individu.

M a h a s i swa ya n g P E D U L I a d a l a h mahasiswa yang dapat mewujudkan Talenta pro patria et humanitate (talenta untuk bangsa dan kemanuasiaan) yang memang akan terwujud sebagai manusia yang terlahir dari kampus Universitas Katolik Soegijapranata.

19 Agustus 2014KRONIK EDISI 63/TH.XIIKRONIK EDISI 63/TH.XII19 Agustus 2014

Pembekalan tentang “Nurturing Humanity” dalam kebersamaan mahasiswa baru lintas fakultas, dengan harapan semua mahasiswa tidak hanya mengenal teman-teman se-fakultas saja.

Page 3: e d i s i enam tiga - news.unika.ac.idnews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-Edisi-63.pdf · Soegijapranata adalah : 1. Nasionalisme. Kecintaan Mgr. A. Soegijapranata pada tanah

humanitate - Talents for the country and humanity - Talenta untuk tanah air dan kemanusiaan". It is, of course, not a coincidence if the theme of this year's orientation week (PTMB) is "membangun kemanusiaan" or "Nurturing humanity".

If we look at what happened in the world right now, clearly, we are witnessing many many challenges for humanity, including – among other – the Gaza never-ending conflict, the rise of a new form of terrorism – as represented by the ISIS in Iraq and Syria, the South China Sea tension, the Ebola outbreak in africa, and – not to forget – the presidential race dispute in our own “backyard”, just to name a few. The dispute over the result of last moth’s presidential race has shifted from a mere political problem to a wider spectrum of humanuty crisis. We can see clearly that this political crisis is actually rooted in the very essence of human nature particularly power-greediness, honesty, fairness, anger and envy.

Soegijapranata dan Nurturing Humanity.

Dalam materi pembekalannya Dr. Octavianus Digdo (pak Oky) menjelaskan b a n y a k h a l t e n t a n g N i l a i - N i l a i Soegijapranata kaitannya dengan tema Nurturing Humanity.

Sebagai seorang Uskup yang sekaligus Pahlawan Nasional, setiap ucapan dan tindakan Mgr. Soegijapranata layak menjadi perhatian dan bahkan teladan bagi banyak orang, tidak hanya umat katolik tetapi juga masyarakat luas.

Ajaran nilai (value of education) yang telah diwariskan oleh Mgr. Soegijapranata yang pantas kita kembangkan guna mendukung seluruh proses pendidikan di Unika Soegijapranata adalah :

1. Nasionalisme.

Kecintaan Mgr. A. Soegijapranata pada tanah air Indonesia inilah yang kemudian melahirkan sebuah slogan yang sangat terkenal hingga saat ini, yaitu “menjadi 100% Katolik dan 100% Indonesia”. Artinya, sebagai uskup, beliau mendorong umatnya untuk tidak pernah setengah-setengah dalam menjalani hidup, baik sebagai anggota gereja maupun bangsa. Nilai ini tidak hanya beliau ucapkan (verbalistis) tetapi telah benar-benar beliau tunjukkan dalam tindakan nyata b e r u p a p e r j u a n g a n u n t u k m e m p e r t a h a n k a n ke m e r d e k a a n Indonesia.

2. Kejujuran.

Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan bagi pembentukan integritas diri. Pribadi yang berintegritas

dituntut untuk bisa dan berani berkata jujur dan transparan, tidak berdusta, baik pada diri sendiri maupun orang lain.

Kejujuran dalam berucap, bersikap, dan bertindak hendaknya terus kita jadikan landasan bagi pembentukan integritas pribadi kita sebagai mahasiswa. Kita harus menjauhi setiap bentuk kebohongan. Kebohongan itu melelahkan karena selalu diperlukan kebohongan baru untuk mendukung kebohongan terdahulu dan semakin banyak kita berbohong maka kita akan semakin jauh dari pribadi yang berintegritas (integrited peresonality).

3. Kesederhanaan.

“Pada umumnya setiap keluarga haruslah hidup dari pencaharian isi rumah tangganya. Dalam pendapatan itu h e n d a k n y a a n g g a r a n b e l a n j a diselenggarakan dengan cermat dan seksama, sehingga dipenuhilah keperluan hidup sehari-hari yang amat perlu seperti makanan, pakaian dan perumahan. Jikalau keperluan hidup yang amat penting dan kurang penting seperti penghiburan, sedap-sedapan, kesukaan yang seimbang dengan penghasilan dan kedudukan keluarga, untuk memelihara dan memperkembangkan hidupnya secara manusia sepatutnya telah terjamin, maka sisa dari penghasilan hendaknya disimpan atau ditabung sebagai uang cadangan bagi biaya yang waktu pembayarannya tidak tentu berlangsungnya atau tak tersangka adanya dan mendadak datangnya” (Surat Gembala 24 November 1957).

4. Kepedulian

Mgr Soegijapranata, dalam kapasitas sebagai pemimpin umat Katolik Indonesia pada pokoknya selalu berusaha memimpin

u m a t n y a a g a r m e r e k a b e r a n i mengintegrasikan diri dalam masyarakat mereka berada, tidak menjadi umat yang hidup dalam isolemen dan tertekan. Beliau mendorong agar umat katolik berani memberikan sumbangannya dalam pembangunan masyarakat serta berani sungguh sungguh mengabdikan dirinya sekaligus pada Nusa Bangsa dan Gereja, sehingga umat Katolik mempunyai kedudukan yang baik ditengah-tengah masyarakat.

Semakin meluasnya pengaruh kehidupan kota yang bersifat individualistis, akan menurunkan kesadaran sosial yang sudah menjadi tradisi sejak lama. Maka yang menjadi pemikiran Mgr Soegijapranata adalah begaimana caranya untuk menanamkan semangat sosial yang tepat pada umatnya, namun sekal igus menanamkan semangat ekonomis, artinya orang tidak menjadi kikir tetapi juga tidak menjadi manusia yang tanpa perhitungan ekonomis. Mgr juga selalu menekankan pada umatnya agar jangan menjadi manusia yang materialistis, yang hanya menge jar har ta kekayaan tanpa memperhatikan kepentingan masyarakat.

5. Anti Kekerasan.

Pada saat aksi militer pertama Belanda tanggal 21 Juli 1947, Mgr Soegijapranata menyampaikan pidato di Radio Republik di Yogyakarta mengenai ekskalasi perang. Beliau menyatakan bahwa kekerasan bersenjata selalu meningkatkan perasaan benci dan curiga, dan beliau menyerukan solusi damai. Beliau juga menyatakan bahwa aksi kekerasan akan menimbulkan penderitaan bagi ribuan orang dan menghambat kerjasama masa depan atas dasar keadilan dan kesetaraan. Suatu

02 03

Rektor Unika didampingi Wakil Rektor I menyematkan PIN sebagai tanda dimulainya acara Pembekalan Terpadu Mahasiswa Baru Unika Soegijapranata 2014.

rekonsiliasi yang dipaksakan melalui ke ke ra s a n s e l a l u b e r b a u d a ra h m e n g g u m p a l d a n s e r i n g k a l i membangkitkan dendam dan menjadi sumber permusuhan dan kepahitan, sumber kegeraman dan kebencian.

6. Kemandirian.

Kemandirian akan membentuk karakter yang kuat pada diri kita agar kita tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian akan m e m u n g k i n k a n k i t a u n t u k mengoptimalkan daya pikir kita secara efektif. Mahasiswa yang memiliki jiwa kemandirian kuat tidak akan takut menghadapi apapun, termasuk ujian-ujian yang paling sulit sekalipun.

7.Kerja Keras.

Mgr. Soegijapranata tak pernah berhenti mendorong umatnya untuk terus bekerja keras agar bisa bertahan dan bertumbuh-kembang dengan baik. Hal ini bisa dimengerti karena masa itu adalah masa perjuangan yang penuh keterbatasan. Jika tidak memiliki etos kerja maka menjadi l e m a h d a n b a h k a n m a t i . M g r. Soegijapranata sendiri membuktikannya dengan terus-menerus melakukan kunjungan kerja kepada umat katolik dan masyarakat umum untuk memberi dorongan agar mereka mau bekerja keras.

8.Kedisiplinan.

Dalam beberapa surat kegembalaannya, Mgr. Soegijapranata menegaskan bahwa umat harus memiliki kedisiplinan dalam bekerja maupun kegiatan-kegiatan lainnya. Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan konsistensi s e r t a ke t a n g g u h a n u n t u k t e r u s mengembangkan potensi diri akan m e m b u a t o r a n g s e l a l u m a m p u memberdayakan diri dalam menjalankan

tugasnya. Semua ini memerlukan kedisiplinan. Sebagai seorang imam Jesuit, Mgr. Soegijapranata sangat terlatih dalam hal kedisiplinan karena kedisiplinan ini menjadi tuntutan mutlak dalam komunitas Jesuit. Kedisiplinan ini pula yang mendorong beliau tetap “ngotot” melaksanakan tugasnya ke luar negeri (Vatican, Italia) meskipun beliau sedang sakit, bahkan beliau akhirnya wafat di Belanda ketika sedang menjalankan tugas-tugasnya.

Kedisiplinan juga menjadi syarat mutlak bagi setiap mahasiswa yang harus menuntaskan tugas-tugas belajarnya di perguruan tinggi. Tanpa kedisiplinan maka sulit mengharapkan seorang mahasiswa akan sukses dalam belajar. Sebaliknya, k e d i s i p l i n a n a k a n m a m p u memberdayakan mahasiswa untuk terus berkembang dengan prinsip “efek bola salju” (snowball effect). Ketika bola salju digelindingkan dari puncak bukit maka bola itu akan semakin besar karena salju-salju yang dilewatinya menempel sehingga bola menjadi besar. Demikian pula kedisiplinan akan mendorong mahasiswa untuk semakin berkembang dan berdaya (empowered).

9. Persaudaraan.

Kampus Unika Soegijapranata bisa dikatakan seperti “Indonesia mini” yang penuh dengan keragaman tetapi merupakan satu kesatuan (unity). Agar kita bisa belajar dengan tenang, nyaman, dan aman maka kita dituntut mampu mengembangkan semangat persaudaraan seperti yang diteladankan oleh Mgr. Soegijapranata. Persaudaraan bersifat s i n e r g i s , a r t i n y a a k a n m a m p u menggandakan kekuatan kita. Dalam matematika, satu ditambah satu adalah

dua, tetapi dalam sinergitas persaudaraan, satu ditambah satu bisa empat, enam, delapan, atau bahkan sepuluh! Karena itu, pembangunan persaudaraan adalah mutlak dalam kampus kita yang terdiri dari berbagai macam latar-belakang.

10. Komitmen dan tanggung Jawab.

Mahasiswa bisa dikatakan telah dewasa. Pribadi yang dewasa dan utuh serta mengenal diri sendiri dengan baik akan selalu menyadari bahwa keberadaan dirinya di dunia ini adalah untuk melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Setiap t i n d a k a n k i t a h a r u s k i t a pertanggungjawabkan kepada Tuhan, masyarakat, dan bangsa kita.

Mgr. Soegi japranata berulangkal i mengajarkan agar umatnya selalu memiliki tanggungjawab, baik sebagai orang katolik maupun sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Ungkapan terkenal “menjadi 100% Katolik dan 100% I n d o n e s i a ” a d a l a h c o n t o h d a r i keprihatinan beliau akan tanggungjawab yang harus dimiliki oleh umatnya. Sebagai mahasiswa kita juga dituntut untuk mengembangkan tanggungjawab agar kita benar-benar menjadi pribadi yang mandiri dan terbebas dari tindakan-tindakan tercela yang akan merugikan diri sendiri, lembaga di mana kita belajar, maupun masyarakat pada umumnya.

Dalam Materi Lain Dr. Rika Pratiwi dan Theo Sudimin menjelaskan, Menjadi mahasiwa adalah awal seseorang memasuki lingkungan kaum intelektual tertentu. Intelektual dari kata intellectus yang berati pemahaman, pengertian dan kecerdasan. Dapat dipahami sebagai kemampuan yang komprehensif yang meliputi cerdas, berakal dan berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan atau seseoarang yang memiliki kecerdasan t i n g g i s e h i n g g a j u g a m e n j a d i cendekiawan. Dengan demikian memiliki totalitas kesadaran, terutama menyangkut pemikiran dan pemahaman. Dengan demikian intelek bukan soal cerdas semata namun terkandung kepedulian, karena mampu memahami secara lengkap dan benar sehingga mampu bertindak sebagai sikap individu.

M a h a s i swa ya n g P E D U L I a d a l a h mahasiswa yang dapat mewujudkan Talenta pro patria et humanitate (talenta untuk bangsa dan kemanuasiaan) yang memang akan terwujud sebagai manusia yang terlahir dari kampus Universitas Katolik Soegijapranata.

19 Agustus 2014KRONIK EDISI 63/TH.XIIKRONIK EDISI 63/TH.XII19 Agustus 2014

Pembekalan tentang “Nurturing Humanity” dalam kebersamaan mahasiswa baru lintas fakultas, dengan harapan semua mahasiswa tidak hanya mengenal teman-teman se-fakultas saja.

Page 4: e d i s i enam tiga - news.unika.ac.idnews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-Edisi-63.pdf · Soegijapranata adalah : 1. Nasionalisme. Kecintaan Mgr. A. Soegijapranata pada tanah

04 0519 Agustus 2014KRONIK EDISI 63/TH.XIIKRONIK EDISI 63/TH.XII19 Agustus 2014

SelintasSelamat Datang di Unika, Mari Membangun Kemanusiaan

Sebanyak 1.790 mahasiswa baru pada har i Rabu, 13 Agustus mula i membanjiri Plaza Albertus Unika Soegijapranata. Mereka yang memilih Unika sebagai sandaran selama beberapa waktu kedepan untuk belajar tentang keilmuan sesuai pilihan mereka akan diharapkan juga mengerti tentang nama besar dan p e n g e t a h u a n t e n t a n g M g r. SOEGIJAPRANATA.

Ko n s e p Pe m b e ka l a n Te r p a d u Mahasiswa Baru (PTMB) 2014 adalah Kesederhanaan, kerendahan hati, mau melayani, dan berkomitmen tinggi. konsep ini mengacu pada nilai-nilai y a n g d i b e r i k a n o l e h M g r. Soegijapranata.

Sebagai kesatuan pemahaman terhadap konsep di atas, maka “Membangun Kemanusiaan” adalah pil ihan tema yang tepat yang diterapkan dalam PTMB kali ini.

Dari tema tersebut diharapkan seluruh mahasiswa diajak untuk belajar

menumbuhkan, mengembangkan dan berbagi nilai-nilai luhur kemanusiaan ke dalam kehidupan nyata antara lain kesederhanaan, kerendahaan hati, kemauan untuk melayani, serta komitmen atau kesediaan untuk setia pada prinsip-prinsip kebaikan dan

kebenaran.

Tema PTMB tahun ini masih memiliki benang merah terhadap tema karya PTMB sebelumnya seperti 'Kasih akan Tanah Airku' (2011), 'Sekolah Hati Pijari Negeri' (2012) dan Integrity for Humanity (2013).

“Kegiatan ini merupakan wahana yang tepat dalam menerapkan semangat membangun nilai-nilai kemanusiaan, dimana ada banyak dari kita yang berasal dari luar kota, luar provinsi atau luar pulau. Baru sekarang hidup terpisah dari orang tua dan bertemu dengan rekan baru di Unika, sehinga dapat melaksanakan pola-pola kehidupan yang benar-benar baru, p e n u h d e n g a n t o l e r a n s i , kebersamaan, kesederhanaan, mau menolong dan dapat menerapkan nilai-nilai sosial yang saat ini sudah mulai memudar,” papar Dr. Ridwan Sanjaya, Wakil Rektor I Unika Soegijapranata

Dr. Ridwan Sanjaya mengutip ajaran Mgr. Soegijapranata, mengingatkan kita untuk dapat menjadi garam hidup bagi sesama sehingga keterlibatan kita dapat memberikan dampak yang baik bagi kehidupan masyarakat sekitar.

PTMB Delapan Warna

S ete l a h Pe m b e ka l a n Te r p a d u Mahasiswa Baru (PTMB) tingkat universitas selesai, dilanjutkan dengan PTMB tingkat fakultas yakni terdiri dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Teknologi Pertanian, Fakultas Psikologi, Fakultas Hukum dan Komunikasi, Fakultas Arsitektur dan Desain, Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Komputer dan Faculty of Language and Art. Tiap fakultas memiliki

runtutan acara masing-masing yang secara garis besar hampir sama m e l i p u t i p e n g e n a l a n d o s e n , pemberian materi dari dosen, pengumpulan tugas PTMB, dan dinamika dengan para panitia PTMB. Tetapi, hambatan yang dialami tiap-tiap fakultas berbeda-beda. Dimulai dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) yang mengalami masalah mengenai kedatangan para mahasiswa baru yang

masih mengalami keterlambatan. Kemudian, Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) yang mengalami miss c o m m u n i c a t i o n s e h i n g g a mengakibatkan kedatangan para m a h a s i s w a b a r u y a n g t i d a k bersamaan. Lalu, registrasi mahasiswa baru Fakultas Psikologi yang belum bisa tertata rapi. Kemudian, runtutan acara Fakultas Hukum dan Komunikasi yang sudah sesuai dengan rencana namun mengalami masalah mengenai kesehatan. Fakultas Ilmu Komputer m e n g a l a m i h a m b a t a n d a l a m pembagian kelompok kecil namun dapat dengan cepat ditangani. Dan untuk tiga fakultas lainnya yaitu Fakultas Teknik, Fakultas Arsitektur dan Desain, serta Faculty of Language and Art, kegiatan mereka seluruhnya berjalan sesuai rundown . Dari keseluruhan Acara yang dilaksanakan dalam PTMB 2014 ini tidak ada tindakan fisik yang diberikan kepada mahasiswa baru

Rangkaian Acara DIES NATALIS XXXII Unika

Selasa, 5 Agustus 2014, Selasar Thomas Aquinas yang biasanya dipadati oleh mahasiswa-mahasiswi nampak berbeda. Perbedaan ini disebabkan adanya perayaan DIES NATALIS UNIKA Soegijapranata Semarang yang ke-32.

Dalam perayaan DIES NATALIS yang dihadiri oleh jajaran rektorat, dosen, staff tenaga kependidikan, dan para undangan ini, Rektor UNIKA Prof. Budi Widianarko, dalam pidato tahunannya menyebutkan bahwa perayaan ini bukan hanya memperingati ulang

tahun UNIKA Soegijapranata ke-32 namun sekaligus 50 tahun sejarah berdirinya perguruan tinggi katolik di Semarang.

Salah satu agenda dalam acara ini adalah pemberian penghargaan UNIKA Soegijapranata kepada Alm. Brigjen. Purn. dr. A. Suroyo selaku rektor pertama UNIKA sekaligus salah satu tokoh yang turut serta dalam pendi r ian dan perkembangan beberapa universitas di Jawa Tengah yang diterima oleh putrinya Prof. Dr. A. Julianty Suroyo.

R e k t o r j u g a m e n y a m p a i k a n harapannya terkait pengembangan nilai-nilai organisasi dalam dunia perguruan tinggi sangatlah penting, terutama yang sejalan dengan nilai-nilai nasional yang kuat dan khas, maka dengan demikian infiltrasi nilai-nilai dari luar dapat disaring dengan baik dimana nilai-nilai yang baik dapat diserap untuk memperkuat nilai yang

Para mahasiswa berjajar berdasar kelompok Fakultasnya di Plaza Labertus untuk mengikuti upacara pembukaan PTMB 2014

Pembekalan terhadap nilai-nilai Mgr. Soegijapranata kepada mahasiswa baru dalam kelompok-kelompok gabungan antar fakultas.

Prof. Dr. A. Julianty Suroyo, mewakili Alm. Brigjen. Purn. dr. A. Suroyo menerima Penghargaan Unika Soegijapranata.

Page 5: e d i s i enam tiga - news.unika.ac.idnews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-Edisi-63.pdf · Soegijapranata adalah : 1. Nasionalisme. Kecintaan Mgr. A. Soegijapranata pada tanah

04 0519 Agustus 2014KRONIK EDISI 63/TH.XIIKRONIK EDISI 63/TH.XII19 Agustus 2014

SelintasSelamat Datang di Unika, Mari Membangun Kemanusiaan

Sebanyak 1.790 mahasiswa baru pada har i Rabu, 13 Agustus mula i membanjiri Plaza Albertus Unika Soegijapranata. Mereka yang memilih Unika sebagai sandaran selama beberapa waktu kedepan untuk belajar tentang keilmuan sesuai pilihan mereka akan diharapkan juga mengerti tentang nama besar dan p e n g e t a h u a n t e n t a n g M g r. SOEGIJAPRANATA.

Ko n s e p Pe m b e ka l a n Te r p a d u Mahasiswa Baru (PTMB) 2014 adalah Kesederhanaan, kerendahan hati, mau melayani, dan berkomitmen tinggi. konsep ini mengacu pada nilai-nilai y a n g d i b e r i k a n o l e h M g r. Soegijapranata.

Sebagai kesatuan pemahaman terhadap konsep di atas, maka “Membangun Kemanusiaan” adalah pil ihan tema yang tepat yang diterapkan dalam PTMB kali ini.

Dari tema tersebut diharapkan seluruh mahasiswa diajak untuk belajar

menumbuhkan, mengembangkan dan berbagi nilai-nilai luhur kemanusiaan ke dalam kehidupan nyata antara lain kesederhanaan, kerendahaan hati, kemauan untuk melayani, serta komitmen atau kesediaan untuk setia pada prinsip-prinsip kebaikan dan

kebenaran.

Tema PTMB tahun ini masih memiliki benang merah terhadap tema karya PTMB sebelumnya seperti 'Kasih akan Tanah Airku' (2011), 'Sekolah Hati Pijari Negeri' (2012) dan Integrity for Humanity (2013).

“Kegiatan ini merupakan wahana yang tepat dalam menerapkan semangat membangun nilai-nilai kemanusiaan, dimana ada banyak dari kita yang berasal dari luar kota, luar provinsi atau luar pulau. Baru sekarang hidup terpisah dari orang tua dan bertemu dengan rekan baru di Unika, sehinga dapat melaksanakan pola-pola kehidupan yang benar-benar baru, p e n u h d e n g a n t o l e r a n s i , kebersamaan, kesederhanaan, mau menolong dan dapat menerapkan nilai-nilai sosial yang saat ini sudah mulai memudar,” papar Dr. Ridwan Sanjaya, Wakil Rektor I Unika Soegijapranata

Dr. Ridwan Sanjaya mengutip ajaran Mgr. Soegijapranata, mengingatkan kita untuk dapat menjadi garam hidup bagi sesama sehingga keterlibatan kita dapat memberikan dampak yang baik bagi kehidupan masyarakat sekitar.

PTMB Delapan Warna

S ete l a h Pe m b e ka l a n Te r p a d u Mahasiswa Baru (PTMB) tingkat universitas selesai, dilanjutkan dengan PTMB tingkat fakultas yakni terdiri dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Teknologi Pertanian, Fakultas Psikologi, Fakultas Hukum dan Komunikasi, Fakultas Arsitektur dan Desain, Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Komputer dan Faculty of Language and Art. Tiap fakultas memiliki

runtutan acara masing-masing yang secara garis besar hampir sama m e l i p u t i p e n g e n a l a n d o s e n , pemberian materi dari dosen, pengumpulan tugas PTMB, dan dinamika dengan para panitia PTMB. Tetapi, hambatan yang dialami tiap-tiap fakultas berbeda-beda. Dimulai dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) yang mengalami masalah mengenai kedatangan para mahasiswa baru yang

masih mengalami keterlambatan. Kemudian, Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) yang mengalami miss c o m m u n i c a t i o n s e h i n g g a mengakibatkan kedatangan para m a h a s i s w a b a r u y a n g t i d a k bersamaan. Lalu, registrasi mahasiswa baru Fakultas Psikologi yang belum bisa tertata rapi. Kemudian, runtutan acara Fakultas Hukum dan Komunikasi yang sudah sesuai dengan rencana namun mengalami masalah mengenai kesehatan. Fakultas Ilmu Komputer m e n g a l a m i h a m b a t a n d a l a m pembagian kelompok kecil namun dapat dengan cepat ditangani. Dan untuk tiga fakultas lainnya yaitu Fakultas Teknik, Fakultas Arsitektur dan Desain, serta Faculty of Language and Art, kegiatan mereka seluruhnya berjalan sesuai rundown . Dari keseluruhan Acara yang dilaksanakan dalam PTMB 2014 ini tidak ada tindakan fisik yang diberikan kepada mahasiswa baru

Rangkaian Acara DIES NATALIS XXXII Unika

Selasa, 5 Agustus 2014, Selasar Thomas Aquinas yang biasanya dipadati oleh mahasiswa-mahasiswi nampak berbeda. Perbedaan ini disebabkan adanya perayaan DIES NATALIS UNIKA Soegijapranata Semarang yang ke-32.

Dalam perayaan DIES NATALIS yang dihadiri oleh jajaran rektorat, dosen, staff tenaga kependidikan, dan para undangan ini, Rektor UNIKA Prof. Budi Widianarko, dalam pidato tahunannya menyebutkan bahwa perayaan ini bukan hanya memperingati ulang

tahun UNIKA Soegijapranata ke-32 namun sekaligus 50 tahun sejarah berdirinya perguruan tinggi katolik di Semarang.

Salah satu agenda dalam acara ini adalah pemberian penghargaan UNIKA Soegijapranata kepada Alm. Brigjen. Purn. dr. A. Suroyo selaku rektor pertama UNIKA sekaligus salah satu tokoh yang turut serta dalam pendi r ian dan perkembangan beberapa universitas di Jawa Tengah yang diterima oleh putrinya Prof. Dr. A. Julianty Suroyo.

R e k t o r j u g a m e n y a m p a i k a n harapannya terkait pengembangan nilai-nilai organisasi dalam dunia perguruan tinggi sangatlah penting, terutama yang sejalan dengan nilai-nilai nasional yang kuat dan khas, maka dengan demikian infiltrasi nilai-nilai dari luar dapat disaring dengan baik dimana nilai-nilai yang baik dapat diserap untuk memperkuat nilai yang

Para mahasiswa berjajar berdasar kelompok Fakultasnya di Plaza Labertus untuk mengikuti upacara pembukaan PTMB 2014

Pembekalan terhadap nilai-nilai Mgr. Soegijapranata kepada mahasiswa baru dalam kelompok-kelompok gabungan antar fakultas.

Prof. Dr. A. Julianty Suroyo, mewakili Alm. Brigjen. Purn. dr. A. Suroyo menerima Penghargaan Unika Soegijapranata.

Page 6: e d i s i enam tiga - news.unika.ac.idnews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-Edisi-63.pdf · Soegijapranata adalah : 1. Nasionalisme. Kecintaan Mgr. A. Soegijapranata pada tanah

tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Apabila Bung Karno, proklamator dan presiden pertama Republik Indonesia, menyatakan bahwa perikemanusiaan adalah jiwa yang merasakan manusia dengan lain manusia ada hubungannya, sehingga kalau kita berbuat sesuatu yang rendah dan membikin celaka kepada manusia lain, kita dapat mengatakan bahwa kita meianggar perikemanusiaan, dan Romo Kandjeng -Mgr. Albertus Soegijapranata SJ - menyatakan bahwa kemanusiaan itu satu meski berbeda bangsa, suku, dan

adat istiadatnya, maka pernyataan-pernyataan dari dua tokoh tersebut bukan saja merupakan bukti ketegasan hati, ketegasan sikap, dan prinsip hidup melainkan juga pesan dan harapan para 'Guru Bangsa' dan 'Guru' Kemanusiaan' yang dimiliki bangsa kita. Pesan dan harapan agar bangsa Indonesia dapat menempatkan kemanusiaan pada posisi sentral, sebagai dasar perjuangan bangsa y a n g t i d a k m e n g ko t a k - ko t a k a n perjuangan tersebut untuk kepentingan-kepentingan kelompok secara parokialistik. Kiranya pesan dan harapan tersebut sangat relevan dengan situasi dan kondisi bangsa Indonesia di masa kini meski sudah lebih dari setengah abad pesan-pesan dan harapan-harapan tersebut dinyatakan.

Selain kedua peristiwa tersebut, pada hari ini, warga dan civitas akademika Universitas Katolik Soegijapranata juga sedang merayakan peristiwa besarnya. Pada bulan dan hari ini Universitas Katolik Soegijapranata memasuki usia ke-32

tahun, atau catur windu, atau menurut penanggalan Jawa telah mengalami tumbuk alit. Oleh karena i tu , untuk merangka i harapan, usia ke-32 ini saya maknai sebagai windu yang keempat bagi Universitas katolik Soegijapranata, di mana windu tersebut memiliki sebutan sebagai Windu Sancaya. Dalam usia ke-32 tahun hingga delapan tahun ke depan - perjalanan w i n d u m e n g a l a m i pergeseran setiap delapan tahun - Universitas Katolik S o e g i j a p r a n a t a a k a n menghadapi tumbuhnya b e r b a g a i m a c a m persahabatan, menemukan makna 'memitran sejati', y a n g s e m u l a ' l a w a n ' menjadi kawan dan yang semula kawan menjadi saudara. Sahabat atau 'mitra sejati ' tersebut mewujud dalam berbagai bentuk, asos ias i atau perhimpunan atau apapun bentuknya, yang secara berbarengan dapat diajak untuk mengaktualisasikan karya-karya universitas sehingga semakin layak d i p e rs e m b a h ka n b a g i bangsa dan kemanusiaan, sejalan dengan motto: talenta pro patr ia et

tanggal 9 Juli 2014, sehingga di bulan Agustus ini bangsa Indonesia telah memiliki presiden baru. Pemilikan presiden baru pasti membawa harapan baru dari berbagai kalangan, mulai dari harapan individual hingga harapan komunal, mulai dari harapan tingkat regional hingga harapan tingkat nasional. Apapun harapan-harapan tersebut, harapan dari harapan-harapan tersebut adalah harapan-harapan yang dilandasi o leh t ingginya ' integr itas untuk kemanusiaan', harapan-harapan yang mengarah pada peningkatan harkat dan martabat bangsa Indonesia, harapan-harapan yang membawa bangsa Indonesia menuju habitus baru, kondisi yang lebih baik dan selalu membawa 'harapan baru' bagi bangsa dan kemanusiaan.

Kedua, kita musti berdoa agar pada tanggal 17 Agustus 2014 yang akan datang bangsa Indones ia dapat merayakan hari ulang tahun 'Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia' yang ke-69 dengan penuh makna. Hampir tujuh dasawarsa bangsa Indonesia telah menyatakan dirinya sebagai bangsa yang merdeka, bebas dari penjajahan yang

Dr. Thomas Budi Santoso memaparkan orasi ilmiah dalam acara DIES NATALIS XXXII Unika Soegijapranata.

Mengupas “INTEGRITAS” untuk Unika SOEGIJAPRANATA

Integritas kemanusiaan, pada tahun ini menjadi topik hangat bagi seluruh civitas akademika Unika Soegijapranata, dalam Orasi Ilmiahnya Dr. Thomas Budi Santoso mengupas kata “integritas” untuk mempertegas filosofi dan nilai-nilai Universitas ini. Dikutip dari buku orasinya kami sampaikan kupasan singkatnya.

Sebagai warga bangsa Indonesia, pada bulan Agustus ini kita musti bersyukur dan berdoa kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena ada dua peristiwa besar yang telah dan akan kita rayakan. Pertama, kita musti bersyukur karena kita telah melewati 'perhelatan demokrasi' dengan sukses, dalam wujud pemilihan presiden pada

Orasi Ilmiah - Perayaan DIES NATALIS XXXII

telah ada dan menolak yang tidak sesuai.

Selain menyampaikan harapan-harapan untuk UNIKA, rektor juga menekankan bahwa universitas adalah tempat untuk belajar, bukan sekedar mengisi ilmu pengetahuan untuk lulus dan kemudian bekerja, namun mahasiswa di kampus tidak hanya harus dapat memperoleh p e n g a l a m a n b e l a j a r y a n g m e m b a h a g i a ka n , t e t a p i j u ga membuat mereka lebih manusiawi. Dalam rangkaian DIES NATALIS XXXII juga dimeriahkan dengan acara pemutaran Film “Sokola Rimba” yang kemudian dilakukan diskusi dan mendalami pola-pola pendidikan dengan metode lain selain metode pendidikan formal.

Panitia DIES juga menyelenggarakan Bakti Sosial di Kelurahan Kemijen K e c a m a t a n S e m a ra n g T i m u r,

Pendalaman nilai Mgr. Soegijapranata dalam Soegijapranata Memorial Lecture dan penyelenggaraan Malam Keakraban bersama seluruh civitas akademika Unika dan masyarakat sekitar dengan pagelaran wayang kulit

semalam suntuk bersama dalang Ki FX. Suroko dari Semarang. Oleh sebab itu tema UNIKA Soegijapranata setelah DIES NATALIS yang ke-32 ini adalah MEMBANGUN KEMANUSIAAN. (MFB)

humanitate. Selama delapan tahun ke depan, seluruh warga dan civitas akademika Universitas Katolik Soegijapranata juga semakin memiliki komitmen kuat untuk mengembangkan bakat-bakat, talenta-talenta, dan kemampuan-kemampuan yang telah diberikan Allah kepada umat-Nya sebagai bekal dan modal untuk meningkatkan martabat bangsa dan kemanusiaan. Dirgahayu Universitas Katolik Soegijapranata..!

Penerima penghargaan dosen berprestasi dan Student of The Year 2014

06 0719 Agustus 2014KRONIK EDISI 63/TH.XIIKRONIK EDISI 63/TH.XII19 Agustus 2014

Page 7: e d i s i enam tiga - news.unika.ac.idnews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-Edisi-63.pdf · Soegijapranata adalah : 1. Nasionalisme. Kecintaan Mgr. A. Soegijapranata pada tanah

tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Apabila Bung Karno, proklamator dan presiden pertama Republik Indonesia, menyatakan bahwa perikemanusiaan adalah jiwa yang merasakan manusia dengan lain manusia ada hubungannya, sehingga kalau kita berbuat sesuatu yang rendah dan membikin celaka kepada manusia lain, kita dapat mengatakan bahwa kita meianggar perikemanusiaan, dan Romo Kandjeng -Mgr. Albertus Soegijapranata SJ - menyatakan bahwa kemanusiaan itu satu meski berbeda bangsa, suku, dan

adat istiadatnya, maka pernyataan-pernyataan dari dua tokoh tersebut bukan saja merupakan bukti ketegasan hati, ketegasan sikap, dan prinsip hidup melainkan juga pesan dan harapan para 'Guru Bangsa' dan 'Guru' Kemanusiaan' yang dimiliki bangsa kita. Pesan dan harapan agar bangsa Indonesia dapat menempatkan kemanusiaan pada posisi sentral, sebagai dasar perjuangan bangsa y a n g t i d a k m e n g ko t a k - ko t a k a n perjuangan tersebut untuk kepentingan-kepentingan kelompok secara parokialistik. Kiranya pesan dan harapan tersebut sangat relevan dengan situasi dan kondisi bangsa Indonesia di masa kini meski sudah lebih dari setengah abad pesan-pesan dan harapan-harapan tersebut dinyatakan.

Selain kedua peristiwa tersebut, pada hari ini, warga dan civitas akademika Universitas Katolik Soegijapranata juga sedang merayakan peristiwa besarnya. Pada bulan dan hari ini Universitas Katolik Soegijapranata memasuki usia ke-32

tahun, atau catur windu, atau menurut penanggalan Jawa telah mengalami tumbuk alit. Oleh karena i tu , untuk merangka i harapan, usia ke-32 ini saya maknai sebagai windu yang keempat bagi Universitas katolik Soegijapranata, di mana windu tersebut memiliki sebutan sebagai Windu Sancaya. Dalam usia ke-32 tahun hingga delapan tahun ke depan - perjalanan w i n d u m e n g a l a m i pergeseran setiap delapan tahun - Universitas Katolik S o e g i j a p r a n a t a a k a n menghadapi tumbuhnya b e r b a g a i m a c a m persahabatan, menemukan makna 'memitran sejati', y a n g s e m u l a ' l a w a n ' menjadi kawan dan yang semula kawan menjadi saudara. Sahabat atau 'mitra sejati ' tersebut mewujud dalam berbagai bentuk, asos ias i atau perhimpunan atau apapun bentuknya, yang secara berbarengan dapat diajak untuk mengaktualisasikan karya-karya universitas sehingga semakin layak d i p e rs e m b a h ka n b a g i bangsa dan kemanusiaan, sejalan dengan motto: talenta pro patr ia et

tanggal 9 Juli 2014, sehingga di bulan Agustus ini bangsa Indonesia telah memiliki presiden baru. Pemilikan presiden baru pasti membawa harapan baru dari berbagai kalangan, mulai dari harapan individual hingga harapan komunal, mulai dari harapan tingkat regional hingga harapan tingkat nasional. Apapun harapan-harapan tersebut, harapan dari harapan-harapan tersebut adalah harapan-harapan yang dilandasi o leh t ingginya ' integr itas untuk kemanusiaan', harapan-harapan yang mengarah pada peningkatan harkat dan martabat bangsa Indonesia, harapan-harapan yang membawa bangsa Indonesia menuju habitus baru, kondisi yang lebih baik dan selalu membawa 'harapan baru' bagi bangsa dan kemanusiaan.

Kedua, kita musti berdoa agar pada tanggal 17 Agustus 2014 yang akan datang bangsa Indones ia dapat merayakan hari ulang tahun 'Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia' yang ke-69 dengan penuh makna. Hampir tujuh dasawarsa bangsa Indonesia telah menyatakan dirinya sebagai bangsa yang merdeka, bebas dari penjajahan yang

Dr. Thomas Budi Santoso memaparkan orasi ilmiah dalam acara DIES NATALIS XXXII Unika Soegijapranata.

Mengupas “INTEGRITAS” untuk Unika SOEGIJAPRANATA

Integritas kemanusiaan, pada tahun ini menjadi topik hangat bagi seluruh civitas akademika Unika Soegijapranata, dalam Orasi Ilmiahnya Dr. Thomas Budi Santoso mengupas kata “integritas” untuk mempertegas filosofi dan nilai-nilai Universitas ini. Dikutip dari buku orasinya kami sampaikan kupasan singkatnya.

Sebagai warga bangsa Indonesia, pada bulan Agustus ini kita musti bersyukur dan berdoa kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena ada dua peristiwa besar yang telah dan akan kita rayakan. Pertama, kita musti bersyukur karena kita telah melewati 'perhelatan demokrasi' dengan sukses, dalam wujud pemilihan presiden pada

Orasi Ilmiah - Perayaan DIES NATALIS XXXII

telah ada dan menolak yang tidak sesuai.

Selain menyampaikan harapan-harapan untuk UNIKA, rektor juga menekankan bahwa universitas adalah tempat untuk belajar, bukan sekedar mengisi ilmu pengetahuan untuk lulus dan kemudian bekerja, namun mahasiswa di kampus tidak hanya harus dapat memperoleh p e n g a l a m a n b e l a j a r y a n g m e m b a h a g i a ka n , t e t a p i j u ga membuat mereka lebih manusiawi. Dalam rangkaian DIES NATALIS XXXII juga dimeriahkan dengan acara pemutaran Film “Sokola Rimba” yang kemudian dilakukan diskusi dan mendalami pola-pola pendidikan dengan metode lain selain metode pendidikan formal.

Panitia DIES juga menyelenggarakan Bakti Sosial di Kelurahan Kemijen K e c a m a t a n S e m a ra n g T i m u r,

Pendalaman nilai Mgr. Soegijapranata dalam Soegijapranata Memorial Lecture dan penyelenggaraan Malam Keakraban bersama seluruh civitas akademika Unika dan masyarakat sekitar dengan pagelaran wayang kulit

semalam suntuk bersama dalang Ki FX. Suroko dari Semarang. Oleh sebab itu tema UNIKA Soegijapranata setelah DIES NATALIS yang ke-32 ini adalah MEMBANGUN KEMANUSIAAN. (MFB)

humanitate. Selama delapan tahun ke depan, seluruh warga dan civitas akademika Universitas Katolik Soegijapranata juga semakin memiliki komitmen kuat untuk mengembangkan bakat-bakat, talenta-talenta, dan kemampuan-kemampuan yang telah diberikan Allah kepada umat-Nya sebagai bekal dan modal untuk meningkatkan martabat bangsa dan kemanusiaan. Dirgahayu Universitas Katolik Soegijapranata..!

Penerima penghargaan dosen berprestasi dan Student of The Year 2014

06 0719 Agustus 2014KRONIK EDISI 63/TH.XIIKRONIK EDISI 63/TH.XII19 Agustus 2014

Page 8: e d i s i enam tiga - news.unika.ac.idnews.unika.ac.id/wp-content/uploads/Kronik-Edisi-63.pdf · Soegijapranata adalah : 1. Nasionalisme. Kecintaan Mgr. A. Soegijapranata pada tanah

KRONIK EDISI 63/TH.XII 08

Ulang taunUnit Nama Tanggal info

OPEN REKRUITMENT KRONIK

Kronik Unika Soegijapranata membuka kesempatan bagi seluruh mahasiswa Unika Soegijapranata untuk

tergabung dalam Kru Kronik sebagai

Wartawan & Desainer.

Syarat dan ketentuannya adalah sebagai berikut :

1. Masih tercatat sebagai mahasiswa aktif Unika Soegijapranata Semarang.

2. Terbuka bagi seluruh angkatan dan fakultas.

3. Mengirimkan CV dengan menyertakan foto berwarna terbaru 4X6 (1 lembar) dan fotocopy KTM.

4. Memahami tata bahasa Indonesia

5. Mau belajar dan dapat membagi waktu dengan baik.

CV dapat dikirimkan ke Redaksi KRONIK di Humas Unika Soegijapranata Gd. Mikael lantai 2. Bila ada

pertanyaan dapat menghubungi reporter kami atau hubungi hum@s Unika atau dikirimkan melalui

alamat email

dengan subjek OPREK KRONIK.

[email protected]

SIDANG REDAKSI wakil rektor 4 unika, humas unika REDAKTUR PELAKSANA humas unika REPORTER anggun, ria, teo, joan, moli, wisnu LAYOUT @ndre

KANTOR REDAKSI Humas Unika Gedung Mikael Lt. 2 Telp. 024 - 8441 555 ext. 1434 email : [email protected]

19 Agustus 2014

ARSITEKTUR IM. TRI HESTI MULYANI. MT, IR 11-Agust-62

AKUNTANSI CLARA SUSILAW ATI, SE, M.SI 12-Agust-72

BAU - PARKIR AGUNG SUTRISNO 13-Agust-81

ILMU KOMPUTER ANTONIUS YULIANTO T.P. , ST, MT 13-Agust-68

CLT AGUSTIN HESTI PERTIW I 14-Agust-80

MANAJEMEN DRS RANU GUNAW AN, M.Si 14-Agust-46

PASCA W IW IEN VIERAGUSTIN MARIA 15-Agust-70

ARSITEKTUR AGUSTINUS DICKY, SIP 15-Agust-77

MANAJEMEN A . EVA MARIA SOEKESI, SE. , MM 16-Agust-70

ELEKTRO ANT. JUANG. SAKSONO 19-Agust-62

ILMU KOMPUTER TECLA BRENDA CHANDRAW ATI, ST. , MT 19-Agust-68

BAU INANG SARBONO 22-Agust-69

ARSITEKTUR ALOSIUS JUARDI 24-Agust-82

HUKUM AGUSTINUS JOKO PURW OKO . , SH. , M.HUM 25-Agust-69

SASTRA SRI SURYANINGSIH, DRA , MA 26-Agust-51

LPT AGUS SRIYONO 29-Agust-69

PASCA SETYO ADI PUTRANTO 29-Agust-63

PERPUSTAKAAN JP. DIDIT 29-Agust-59

BAU - DRIVER YULIAW AN 30-Agust-82

UNIKA BAKING COURSELab.

Nutrisi & Teknologi Kuliner

( NTK )

Unika Soegijapranata, Gedung Albertus Lt. 2

Jl. Pawiyatan Luhur IV/1 Bendan Dhuwur

Semarang

Tiap peserta akan mendapatkan modul, sertifikat, dan produk

Peserta terbatas ( 20 peserta tiap pelatihan ) Pendaftaran ditutup 4 hari sebelum waktu kursus Biaya kursus wajib dilunasi 3 hari sebelum waktu kursus melalui :

o Pembayaran cash

ke Mbak

April di lab NTK UNIKA

oTransfer ke rekening

a.n.

Christiana Retnaningsih 1-575-16708-0

Peserta dianggap mengundurkan diri apabila belum melunasi biaya kursus

pada waktu yang tersebut di atas

Peserta wajib hadir 15 menit sebelum pelatihan dimulai

Pelatihan akan dimulai tepat waktu

Produk : roti Manis & sus ragout

Pendaftaran :

Mbak April ( 089 8922 3292 )

( 024 8441555 ext . 1218 )

i

umum )

Mahasiswa diskon 20 %

Harga Promos

Rp. 75.000 / paket (

UNIKA

Karyawan UNIKA diskon 10 %

Kursus dilaksanakan pada

tanggal:

23 Agustus 2014 ( 09.00-11.30 )

27 Agustus 2014 ( 15.30-18.00 )

30 Agustus 2014 ( 09.00-11.30 )

PELATIHAN “MEMPERSIAPKAN

DIRI UNTUK TERJUN DI DUNIA KERJA “

SOEGIJAPRANATA STUDENT CAREER CENTRE (SSCC)UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG2014

Biaya Pendaftaran:Rp. 15.000

Include: Coffee Break,Makan siang,Sertifikat

https://wws.spaces.nexudus.com/en

PREPARE YOURSELF

TO COMPETE

IN THE REAL WORKING FIELD

PENDAFTARAN:IBU WULAN

Ruang SSCC, Unika Soegijapranata

Semarang Gd. Mikael, lantai 2

Jl.Pawiyatan Luhur IV /1 Bendan Dhuwur Semarang

Telp. 024-8441555 ext 1431

www.unika.ac.id

[email protected]

Jumat, 29 Agustus 2014

09:00 - 14:00 WIB

Rg. Rapat lantai 4

Gedung MikaelUnika Soegijapranata

Pembicara:Ferdinandus Hindiarto, S.Psi, M.Si

(Pakar Motivasi)

Penny Widyastuti, ST(Alumni, BranchManagerBank DanamonSemarang)