DS-1 Bahasa

70
DS-1™, Third Edition, Volume 3, Drill Stem Inspection TH Hill Associates, Inc Standard DS-1™ Volume 3 Drill Stem Inspection Third Edition January, 2004 This translation to Bahasa Indonesia has been completed for Tuboscope Inspection Personnel. Any discrepancies will be resolved using the Original English Version.

Transcript of DS-1 Bahasa

Page 1: DS-1 Bahasa

DS-1™, Third Edition, Volume 3, Drill Stem Inspection

TH Hill Associates, Inc

Standard DS-1™ Volume 3

Drill Stem Inspection

Third Edition

January, 2004

This translation to Bahasa Indonesia has been completed for Tuboscope Inspection Personnel.

Any discrepancies will be resolved using the Original English Version.

Page 2: DS-1 Bahasa

T H Hill Associates, Inc.

20 DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL

3.4 Inspeksi Pipa Secara Visual

3.4.1 Ruang Lingkup: Prosedur ini meliputi pemeriksaan visual terhadap permukaan bagian luar dan dalam dari pipa bor untuk mengetahui kondisi umumnya.

3.4.2 Peralatan Inspeksi: Diperlukan spidol cat, pit depth gage, pengukur thickness ultrasonik, dan lampu yang mampu menerangi seluruh permukaan bagian dalam dari pipa.

3.4.3 Persiapan:

a. Semua pipa harus diberi nomor berurutan.

b. Permukaan pipa harus bersih sehingga permukaan logam bisa kelihatan dan tidak ada partikel permukaan yang besarnya 1/8 inci dalam dimensi sembarang bisa dilepaskan dengan kuku.

3.4. Prosedur dan Kriteria Penerimaan:

a. Permukaan bagian luar harus diperiksa dari bagian perrnukaan satu ke bagian permukaan lainnya. Permukaan yang rusak yang menembus permukaan pipa normal harus diukur dan kedalaman dari kerusakan tersebut harus dikurangi dengan ketebalan rata-rata dinding yang berdekatan untuk menentukan wall thickness yang tersisa pada dinding yang rusak tersebut. Kerusakan permukaan yang menyebabkan wall thickness yang tersisa menjadi kurang dari kriteria penerimaan yang terdaftar pada Tabel 3.5.1 atau 3.5.2 harus diganti. Rata-rata wall thickness yang berdekatan harus ditentukan oleh pembacaan wall thickness rata-rata dari kedua sisi yang berlawanan pada dinding yang rusak. Penonjolan logam diatas permukaan normal bisa dipindahkan untuk memudahkan pengukuran kedalaman perembesan.

b. Pipa yang mengalami kenaikan logam secara luas di daerah slip harus ditarik dan disingkirkan tanpa inspeksi lebih lanjut pada kebijaksanaan inspeksi perusahaan dan pelanggan.

c. Pipa yang digunakan untuk snubbing tidak boleh terdapat penonjolan logam diatas permukaan normal. Logam yang menonjol bisa dipindahkan jika diizinkan oleh kustomer dan pemilik pipa.

d. Permukaan ID yang disinari harus diperiksa secara visual dari setiap upsetnya. Cekungan ID dalamnya tidak boleh melebihi 1/8 inci ketika diukur atau diperkirakan secara visual untuk Klas Premium, atau tidak boleh melebihi 3/16 inci untuk kelas 2.

Page 3: DS-1 Bahasa

DS-1™, Third Edition, Volume 3, Drill Stem Inspection

DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL 21

e. Pipa tidak boleh nampak melengkung.

f. Permukan ID dari pipa yang diberi pelapis di dalamnya harus diperiksa dari adanya tanda-tanda pelapukan pelapisnya dan digolongkan sesuai dengan figur 3.4.1 sampai 3.4.4. Nomer acuankondisi dari pelapis ID harus dilaporkan pada pelanggan. Pipa dengan AcuanKondisi Pelapis 3 atau 4 harus diapkir kecuali jika dilepaskan oleh pelanggan.

3.5 Inspeksi Pipa dengan OD Gage

3.5.1 Ruang Lingkup: Prosedur ini mencakup pengukuran mekanis secara lengkap terhadap pipa dari adanya variasi diameter luar

3.5.2 Peralatan Inspeksi:

a. Pengukur dengan pembacaan langsung atau go-no-go bisa digunakan untuk menemukan daerah-daerah pengurangan OD. Pengukur (gage) harus mampu mengidentifikasi diameter luar dari pipa yang diperbolehkan.

b. Segala peralatan elektronik, dial, atau vernier yang digunakan untuk mengeset atau mengkalibrasi OD gage harus dikalibrasi terlebih dahulu dalam waktu 6 bulan sesuai standar yang ditentukan oleh National Institute of Standards and Technology (NIST), atau lembaga sejenis. Sebuah stiker atau label harus ditempelkan pada peralatan kalibrasi sebagai bukti kalibrasinya.

c. Setting baku yang pasti untuk pemakaian di lapangan harus diverifikasi hingga tingkat akurasi ±0,002 inci dengan menggunakan salah satu peralatan diatas

3.5.3 Persiapan:

a. Semua pipa harus diberi nomor urut.

b. Permukaan OD dari pipa harus bebas dari sisikan atau pelapis yang tebalnya melebihi 0,010 inci.

3.5.4 Kalibrasi:

a. Kalibrasi pengukur OD (OD gage) harus diverifikasi dengan nilai OD maksimum dan minimum yanq tertera nada Tabel 3.6.1 atau 3.6.2, yang mana yang dapat diaplikasikan.

b. Kalibrasi pengukur (gage) harus diverifikasi:

• Pada awal masing-masing inspeksi. • Setelah panjangnya 25. • Ketika variant OD melbihi batas yang bias

diterima. • Ketika pengukur (gage) tersebut dicurigai

telah rusak.

• Setelah selesai inspeksi.

c. Jika diperlukan penyetelan pada OD gage, seluruh panjang yang diukur sejak pemeriksaan kalibrasi terakhir yang sah harus diukur ulang.

3.5.5 Prosedur dan Kriteria Penerimaan:

a. Badan pipa harus diukur secara mekanis dari upset ke upset dengan menarik pengukur ke sepanjang pipa sambil memutar pipa dan menempelkan perpendikular dari pengukur pada pipa. Pipa tersebut harus menggelinding sekurang-kurangnya satu putaran untuk tiap-tiap 5 kaki panjang yang diinspeksisi.

b. Pipa dengan pengurangan atau pertambahan OD melebihi nilai yang tertera dalam Tabel 3.6.1 atau 3.6.2 (yang mana yang dapat diaplikasikan) harus diapkir.

3.6 Inspeksi Wall Thickness dengan Ultrasonik

3.6.1 Ruang Lingkup: Prosedur ini mencakup pengukuran ultrasonik terhadap wall thickness pipa di dekat tengah-tengah pipa dan pada bagian yang memiliki keausan yang nyata.

3.6.2 Peralatan Inspeksi dan Kalibrasi:

a. Instrumen ultrasonik harus dari jenis pulse-echo dengan tampilan digital atau analog.

b. Transducer harus memiliki elemen pengirim dan penerima yang terpisah. Transducer yang telah usang hingga cahaya bisa nampak dibawah permukaannya pada saat diletakkan pada standar acuan tanpa couplant harus digelontorkan atau diganti.

c. Kalibrasi terhadap linieritas. Instrumen harus dikalibrasi terhadap linieritas dengan interval 0.100 inci sampai 2.000 inci setelah perbaikan dilakukan terhadap instrument tersebut atau setidaknya setiap 6 bulan. Kalibrasi harus diindikasi dengan stiker atau label yang disematkan pada unit, menunjukkan tanggal kalibrasi, tanggal jatuh tempo, dan tanda tangan serta nama perusahaan dari orang yang melakukan kalibrasi.

d. Couplant jenis yang sama harus digunakan untuk kalibrasi dan pengukuran (gaging).

e. Standar acuan lapangan harus terbuat dari baja dan memiliki sekurang kurangnya dua ketebalan yang memenuhi ketentuan berikut ini:

• Bagian yang Tebal = dinding nominal, +0.050, -0 inci

• Bagian yang tipis = 70% dari dinding nominal, +0, -0.050 inci.

Page 4: DS-1 Bahasa

T H Hill Associates, Inc.

22 DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL

f. Standar acuan lapangan harus diverifikasi

dengan ketebalan +0.002 inci seperti ketebalan yang ditunjukkan oleh mikrometer, atau vernier atau dial caliper. Peralatan verifikasi sendiri harus sudah dikalibrasi dalam waktu enam bulan terakhir hingga mencapai standar yang bisa dilacak sesuai dengan National Instiute of Standars Technology (NIST), atau lembaga sejenis

g. Setelah penyetelan kalibrasi lapangan, pengukur (gage) tersebut akan mengukur kedua ketebalan pada standar hingga akurasi ± 0.001 inci

h. Kalibrasi lapangan harus diverifikasi dengan frekuensi sebagai berikut

• Pada permulaan masing-masing inspeksi. • Setiap mencapan 25 batang • Ketika pengukuran meunjukkan pipa bisa

diapkir. • Setiap kali instrumen tersebut dihidupkan. • Ketika pengukur (gage) tersebut dicurigai

telah rusak. • Ketika probe, kabel, operator, atau berat pipa

berubah. • Setelah selesai masing-masing pekerjaan

inspeksi.

i. Jika akurasi dari kalibrasi lapangan yang sebelumnya tidak bisa diverifikasi, seluruh area yang dites sejak kalibrasi terakhir yang sah harus diukur ulang setelah membetulkan kalibrasi.

3.6.3 Persiapan:

a. Semua pipa harus diberi nomor urut.

b. Permukaan pipa bagian luar dimana bacaan pengukuran tersebut diambil harus dibersihkan

3.6.4 Prosedur:

a. Garis pemisah antara elemen transmit dan penerima pada transducer dua elemen harus dipegang tegak lurus pada sumbu longitudinal dari pipa.

b. Setelah penggunaan couplant, pengukuran ketebalan harus dilakukan di sekeliling bundaran pipa dengan kenaikan maksimum 1 inci.

c. Pembacaan pengukuran harus dilakukan dalam jarak satu kaki dari tengah masing-masing pipa. Pengukuran tambahan bisa dilakukan dengan cara yang sama di bidang lain yang dipilih oleh inspektur atau pelanggan representative.

d. Inspektur akan men-scan permukaan dengan radius 1 inci dari pembacaan terendah untuk memastikan atau merubah nilai tersebut.

3.6.5 Kriteria Penerimaan: Pipa yang tidak memenuhi ketentuan yang berlaku dalam Tabel 3.6.1 atau 3.6.2 (yang mana yang dapat diaplikasikan).

3.7 Inspeksi Elektromegnetik 1

3.7.1 Ruang Lingkup : Prosedur ini meliputi scanning dari upset-ke upset terhadap steel drill pipe dari kerusakan melintang dengan menggunakan peralatan flux leakage. (Prosedur 3.8 mencakup unit inspeksi elektromagnetik yang juga melibatkan sistim pengukuran wall thickness dengan menggunakan sinar gamma.)

3.7.2 Peralatan Inspeksi:

a. Unit EMI harus dilengkapi dengan koil DC dan harus dirancang untuk dilakukannya inspeksi lapangan longitudinal aktif terhadap permukaan pipa dari upset ke upset. Unit tersebut harus menghasilkan catatan permanent dari inspeksi pipa dan standarisasi.

b. Standar rujukannya harus standar lubang yang di bor melalui dinding yang dibuat dari sebatang pipa dengan diameter nominal yang sama dengan pipa yang diinspeksisi. Ukuran lubangnya adalah berdiameter 1/16 inci, ±1/64 inci. Standarnya bisa memiliki satu lubang untuk tiap-tiap detektor, dengan lubang yang diatur dengan pola spiral.

3.7.3 Persiapan:

a. Semua pipa harus diberi nomor urut.

b. Semua permukaan dari upset ke uupset harus bersih sehingga permukaan logam bisa dilihat dan permukaan pipa tidak lengket pada saat tersentuh. Lapisan cat dan lacquer yang bening dengan ketebalan kurang dari 0.010 inci bisa diterima. Segala kondisi yang mengganggu jalannya detektor pada pipa harus dibetulkan.

3.7.4 Standardisasi:

a. Peralatan harus disetel agar menghasilkan amplitudo acuan yang lazim (minimum 10 mm) dari setiap detektor jika lubang yang dibor atau notch di-scan. Sinyal minimum terhadap rasio suara adalah 3 banding 1.

b. Setelah penyetelan standarisasi, standar acuan harus di scan secara dinamis sebanyak empat kali pada kecepatan yang harus digunakan untuk inspeksi, dengan tanpa perubahan pada

Page 5: DS-1 Bahasa

DS-1™, Third Edition, Volume 3, Drill Stem Inspection

DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL 23

setting peralatan.Setiap channel sinyal harus memberikan indikasi paling sedikit 80% dari amplitudo acuan yang ditentukan dalam 3.7.4a, dengan sinyal minimum terhadap rasio suara 3 banding 1.

c. Detektor harus disesuaikan ukurannya untuk pipa yang akan diinspeksisi dan harus menempel diatas permukaan pipa tanpa adanya jarak yang kelihatan.

d. Unit yang harus distandarisasikan atau distandarisasi ulang:

• Pada saat setiap dimulai inspeksi. • Setelah 50 batang. • Setiap kali unit tersebut dihidupkan. • Setiap kali terjadi perubahan mekanis atau

elektronis atau dilakukan penyesuaian setting standardisasi.

• Jika validitas standardisasi yang terakhir diperkirakan.

• Setiap kali selesai inspeksi. Standarisasi ulang harus dilakukan sebelum membuat penambahan pada arus DC coil. Fungsi kalibrasi otomatis harus dimatikan selama standarisasi ulang.

e. Jika standardisasi gagal diantara satu dari

interval diatas, semua pipa yang diinspeksisi sejak standardisasi terakhir yang sah harus diinspeksisi kembali

f. Standardisasi harus berjalan dengan urutan yang benar sesuai dengancatatan produksi

3.7.5 Prosedur Inspeksi :

a. Setiap panjang harus di scan dari upset ke upset.

b. Informasi berikut ini akan tercatan pada chart untuk setiap joint yang diinspeksisi:

• Nomor pipa. • Upset dimana scanning dimulai (pin atau box). • Penandaan untuk indikasi yang harus

dievaluasi. c. Rate-nya harus sama untuk produksi dan

standardisasi, dan harus didokumentasikan pada inspeksi report. Pada unit EMI jenis buggy kepala inspeksi harus didorong mendekat tool joint dengan didahului detektor, kemudian kepalanya berputar dan digerakkan sepanjang pipa mendekati tool joint.

d. Pada permulaan inspeksi, setiap indikasi yang melebihi 50% dari tingkat standar acuanisasi harus ditandai, sampai minimal 10 daerah ditandai.

e. Setiap daerah yang ditandai harus dibuktikan dengan menggunakan pengukuran mekanis, visual, partikel magnetik, uitrasonik, atau tekhnik lainnya seperti yang diperlukan untuk identifikasi, jika mungkin, jenis kecacatan, kedalamannya, orientasi dan kedekatan ke permukaan OD. (standarisasi ulang harus dilakukan berdasarkan hasil pembuktian jika inspektur maupun pelanggan representative menyarankan demikian). Ambang batas harus ditentukan, yang merupakan sinyal amplitudo yang menjamin evaluasi dari semua indikasi di masa yang akan datang pada pipa tersebut. Ambang batas tidak boleh melebihi 80% dari tingkat acuan yang ditentukan di ayat 3.7.4a Operator harus mengawasi perubahan pada respon sinyal atau kondisi pipa yang mengharuskan penyetelan dan atau standarisasi ulang terhadap ambang batas. Ambang batas harus dicatat pada inspeksi logs.

f. Daerah yang menghasilkan indikasi yang lebih besar daripada ambang batas harus proved up.

3.7.6 Kriteria Penerimaan:

a. Pipa dengan kecacatan melebihi batas yang ditentukan pada Tabel 3.5.1 atau 3.5.2 (yang mana yang dapat diaplikasikan). Tabel 3.6.1 atau 3.6.2 (yang mana yang dapat diaplikasikan) harus diapkir.

b. Bidang dimana indikasinya melebihi tingkat acuan tetapi tidak ditemukan kecacatan harus di scan ulang. Pengulangan dari indikasi tersebut harus merupakan alasan pengapkiran.

3.7.7 Catatan-catatan : Penyimpanan lembaran grafik dan/atau data elektronik dari seluruh inspeksi maupun standarisasi yang dijalankan harus dipelihara oleh perusahaan inspeksi minimum selama satu tahun. Catatan-catatan ini harus tersedia sebagai tinjauan bagi pelanggan atau perwakilan yang ditunjuk sesuai permintaan.

3.8 nspeksi Elektromagnetik 2

3.8.1 Ruang Lingkup: Prosedur ini mencakup scanning dari upset ke upset terhadap steel drill pipe untuk menemukan retakan melintang dengan menggunakan peralatan deteksi kebocoran aliran, dan penentuan wall thickness pipa dengan menggunakan peralatan radiasi sinar gamma, magnetic wall atau peralatan monitor ultrasonic wall.

3.8.2 Peralatan Inspeksi: Unit deteksi kebocoran aliran yang digunakan untuk mendeteksi transverse flaw harus menggunakan koil DC. Unit tersebut harus dirancang untuk memungkinkan dilakukannya

Page 6: DS-1 Bahasa

T H Hill Associates, Inc.

24 DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL

ispeksi bidang longitudinal field dari permukaan pipa dari upset ke upset. Unit akan menghasilkan catatan permanen dari inspeksi dan standarisasi pipa.

3.8.3 Persiapan: Semua permukaan dari upset ke upset harus bersih hingga permukaan logamnya nampak dan tidak lengket jika disentuh. Lapisan cat dan pernis bening kurang dari 0.010 inci bisa diterima. Semua kondisi yang mengganggu jalannya detektor pada pipa harus dibetulkan

3.8.4 Standar Acuan Kebocoran Aliran : Standar acuan untuk unit deteksi transverse flaw dengan kebocoran aliran harus berupa standar yang dibor melalui dinding yang dibuat dari sebatang pipa dengan diameter nominal yang sama dengan pipa yang diinspeksisi. Ukuran lubangnya harus 1/16 inci, dengan diameter ±1/64 inci. Standamya bisa memiliki satu lubang untuk masing-masing detektor, yang tersusun dengan pola spiral.

3.8.5 Standar Acuan Wall thickness : Standar wall thickness harus terbuat dari baja dengan diameter dan nominal wall thickness yang sama dengan pipa yang akan diinspeksisi. Standar tersebut harus memiliki dua ketebalan yang diketahui dari 80% sampai 100% dari nominal wall thicknessnya serta harus memiliki selisih lebih dari 5% dari wall thickness nominal. Standar ketebalan harus diverifikasi dengan pengukur ketebalan ultrasonik atau mikrometer sehingga alat itu sendiri sudah dikalibrasi sesuai dengan standar yang ditentukan oleh National Institute of Standards and Technology (NIST), atau lembaga sejenis.

3.8.6 Standarisasi Peralatan Pengukuran Kebocoran Aliran:

a. Peralatannya harus disetel agar menghasilkan amplitudo acuan yang umum (minimum 10 mm) dari masing-masing detektor ketika sebuah lubang atau notch di scan. Sinyal pada rasio suara minimum harus 3 banding 1.

b. Setelah penyetelan standarisasi selesai, standar acuannya harus di scan secara dinamis empat kali dengan kecepatan yang digunakan untuk inspeksi dengan tanpa perubahan pada waktu-settingnya.

Tiap-tiap channel sinyal harus menghasilkan indikasi sekurang-kurangnya 80% dari amplitudo acuan yang tercantum pada 3.8.6 a, dengan sinyal minimum pada rasio suara sebesar 3 banding 1.

c. Detektor harus memiliki ukuran yang pas dengan pipa yang akan diinspeksisi dan harus menempel pada permukaan pipa tanpa adanya celah yang nampak.

d. Unit tersebut harus distandarisasi ulang sesuai dengan prosedur pada 3.8.6b:

• Pada saat setiap dimulai inspeksi. • Selesai 50 batang. • Setiap kali unit tersebut dihidupkan. • Setiap kali terjadi perubahan mekanis atau

elektronis atau dilakukan penyetelan. • Setiap selesai pergantian shift. • Setiap kali selesai inspeksi. Re-standarisasi harus dilakukan sebelum membuat penambahan pada koil arus DC. Fungsi kalibrasi secara otomatis harus dimatikan selama proses re-standarisasi.

e. Jika akurasi dari standarisasi yang terdahulu tidak bisa diverifikasi, semua pengukuran pipa sejak standarisasi terakhir yang sah harus diinspeksisi ulang setelah membetulkan standarisasinya.

f. Catatan hasil standarisasi harus nampak pada urutan dari catatan produksinya.

3.8.7 Kalibrasi Peralatan Pengukuran Wall thickness:

a. Unit wall thickness harus dikalibrasi dengan menggunakan standar acuan yang memenuhi ketentuan pada ayat 3.8.5.

b. Linearitas dari unit wall thickness harus ditunjukkan dengan mengukur ketebalan dinding (wall thicknesses) yang diketahui baik dalam model dinamis maupun statis. Unit seharusnya mempunyai titik acuan yang merepresentasikan minimum wall thickness yang dapat diterima. Pada buggy tipe unit EMI, inspection head harus digerakkan sampai mendekati akhir tool joint dengan detektor di depannya, kemudian head/kepalanya diputar dan digerakkan sampai panjang keseluruhan sampai pada tool joint yang berlawanan.

c. Kalibrasi unit harus diverifikasi dengan frekwensi yang sama dengan standarisasi unit kebocoran aliran. Jika poin acuan telah berubah melebihi ekuivalen ±4% dari wall thickness nominal pipa, semua pengukuran sejak kalibrasi terakhir yang sah harus diinspeksisi ulang setelah membetulkan kalibrasinya.

3.8.8 Prosedur Inspeksi:

a. Informasi berikut ini akan tereatat pada chart untuk setiap joint yang diinspeksisi:

• Nomor urut pipa. • Upset dimana scanning dimulai (pin atau box).

Page 7: DS-1 Bahasa

DS-1™, Third Edition, Volume 3, Drill Stem Inspection

DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL 25

• Tanda indikasi yang harus dievaluasi

b. Seluruh panjang pipa harus discan dari upset ke

upset. Kecepatan scanning harus sama antara produksi dan pengukuran kalibrasi/standarisasi dan harus didokumentasikan pada laporan inspeksi.

c. Pada inspeksi dimulai, tiap-tiap indikasi dari peralatan kebocoran aliran yang melebihi 50% dari tingkat acuan harus ditandai sampai minimum 10 indikasi telah ditandai.

d. Tiap-tiap bidang yang ditandai harus dipastikan dengan cara pengukuran visual dan mekanis, partikel magnetik, ultrasonik, atau teknik lain yang diperlukan untuk mengidentifikasi, jika memungkinkan, jenis kecacatan, kedalaman, arah dan kedekatannya pada permukaan OD. (Kalibrasi ulang / standarisasi harus dilakukan berdasarkan pada hasil pembuktian jika inspektur atau wakil pelanggan menilai bahwa hal ini perlu). Ambang batas harus ditentukan, yang merupakan amplitudo sinyal yang memastikan evaluasi dari semua indikasi yang akan datang pada pipa tersebut. Ambang batas untuk unit kebocoran aliran tidak boleh melebihi 80% dari tingkat acuan yang ditentukan pada ayat 3.8.6a. Ambang batas untuk unit sinar gamma harus merupakan tingkat sinyal sebesar 85% dari wall thickness nominal yang baru. Operator harus memperhatikan perubahan pada respon sinyal atau kondisi pipa yang mungkin memerlukan penyetelan dan, atau kalibrasi ulang/standarisasi. Ambang batas harus dicatat pada lembar catatan atau catatan inspeksi.

e. Pada sambungan selebihnya, pembuktian diperlukan apabila indikasinya lebih besar dari pada ambang batas yang ditentukan untuk peralatan sinar gamma.

3.8.9 Kriteria Penerimaan:

a. Pipa dengan kecacatan wall thickness yang tidak memenuhi kriteria yang diterima yang tercantum pada Tabel 3.5.1 atau 3.5.2 (yang mana yang dapat diaplikasikan) serta Tabel 3.6.1 atau 3.6.2 (yang mana yang dapat diaplikasikan) harus diapkir.

b. Daerah dimana indikasi kebocoran aliran melebihi ambang batas tetapi tidak ditemukan adanya cacat harus di scan ulang. Pengulangan indikasi semacam itu harus merupakan alasan untuk mengapkir.

3.8.10 Catatan-catatan: Penyimpanan dari strip charts dan/atau data elektronik dari semua inspeksi dan kalibrasi yang dijalankan harus dipelihara oleh perusahaan inspeksi untuk minimum periode satu tahun. Catatan-catatan ini harus tersedia sebagai

tinjauan bagi pelanggan atau representasi yang ditunjuk sesuai permintaan.

3.9 MPI Slip/lnspeksi Upset

3.9.1 Ruang Lingkup: Prosedur ini mencakup inspeksi terhadap slip dan upset permukaan ekstemal dari steel drill pipe bekas untuk memeriksa adanya cacat melintang dan tiga dimensi, dengan menggunakan teknik dry magnetik partikel dengan medan listrik AC aktif atau teknik partikel magnetik fluorescent basah. Daerah yang diinspeksisi meliputi 36 inci pertama dari pin shoulder tool joint dan 48 inci pertama dari box shoulder. Jika metode ini diterapkan pada HWPD, daerahnya juga rnencakup 36 inci pertama dari pipa pada kedua sisi dari lantak tengah (center upset).

3.9.2 Peralatan Inspeksi:

a. Untuk inspeksi dry powder: Permukaan pipa harus diberi medan magnet dengan AC yoke atau Koil AC.

b. Untuk inspeksi fluorescent basah:

• Koil DC, AC yoke atau koil AC bisa digunakan untuk memberikan medan magnet pada permukaan pipa.

• Medium berbasis petrolium yang menampakkan fluorescent pada blacklight tidak boleh digunakan. Bahan bakar diesel dan gasolin tidak boleh dipakai.

• Medium berbasis air bisa dipakai jika medium tersebut membasahi permukaannya tanpa celah yang jelas. Jika terjadi pembasahan yang tidak merata, mungkin diperlukan pembersihan tambahan, pencucian partikel baru, atau penambahan bahan pembasah.

• Peralatan lain. Diperlukan meter pengukur intensitas blacklight, penyangga dan pipa sentrifugal, dan lampu penerang dengan bohlam uap dengan ukuran sekurang-kurangnya 100 watt. Meter pengukur intensitas blacklight harus memiliki label atau stiker yang ditempel yang menunjukkan kalibrasinya enam bulan terakhir. Label atau stiker tersebut harus menunjukkan tanggal kalibrasi, tanggal jatuh tempo untuk kalibrasi selanjutnya, dan juga perusahaan atau orang yang melakukan kalibrasi. Magnetik particle field Indicator (MPFI) juga diperlukan.

(Catatan: Jika AC yoke dipergunakan untuk kedua proses tersebut, kapasitas dari yoke untuk mengangkat beban sepuluh pon harus ditunjukkan dalam enam bulan terakhir. Untuk adjustable pole yoke, pengujEannya harus sudah dilakukan dengan penguluran tiang maksimum. Label atau stiker harus ditempelkan pada yoke tersebut yang

Page 8: DS-1 Bahasa

T H Hill Associates, Inc.

26 DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL

menunjokkan tanggal pengujian dan tanggal jatuh tempo untuk pengujian selanjutnya dan juga perusahaan dan orang yang melakukan penguMian tersebut).

3.9.3 Persiapan:

a. Semua pipa harus diberi nomor berurutan.

b. Permukaan pipa harus bersih sehingga logamnya kelihatan. Untuk inspeksi dengan dry powder, permukaannya juga harus kering jika disentuh.

3.9.4 Prosedur dan Kriteria Penerimaan:

a. Perrnukaan luar yang tersebut pada ayat 3.9.1 harus diinspeksisi dengan menggunakan medan longitudinal. Medan tersebut harus terus diaktifkan selama penggunaan partikel.

b. Magnetik Particle Field Indicator (MPFI) harus digunakan untuk memverifikasi besar dan arah medan yang sesuai.

c. Untuk inspeksi dengan fluorescen basah:

• Intensitas sinar ultraviolet harus diukur pada permukaan yang diinspeksisi dan harus sekurang-kurangnya 1000 mikro-watts/cm2.

• Konsentrasi dari bubuk besi pada larutan partikel harus sebesar 0.1 - 0.4/100 ml dari volume.

d. Daerah dengan indikasi yang meragukan harus dibersihkan dan diinspeksisi ulang.

e. Semua retakan merupakan alasan untuk pengapkiran kecuali retakan hairline pada permukaan yang keras bisa diterima sepanjang retakan tersebut tidak sampai ke logam dasamya. Penggerindaan untuk menghilangkan retak tidak diperbolehkan.

f. Kecacatan lain tidak boleh melebihi batas yang telah ditentukan pada Tabel 3.5.1 atau 3.5.2 (yang mana yang dapat diaplikasikan) atau Tabel 3.6.1 atau 3.6.2 (yang mana yang dapat diaplikasikan) untuk drill pipe.

3.10 Inspeksi Daerah Slip/Lantak dengan Ultrasonik (UT)

3.10.1 Ruang Lingkup : Prosedur ini meliputi pemeriksaan gelombang ultrasonik pemotongan terhadap steel drill pipe bekas dan daerah slip/lantak HWDP. Metode ini digunakan untuk mendeteksi transverse flaw dan tiga dimensi pada permukaan pipa bagian dalam dan luar. Daerah yang diinspeksisi meliputi dari tool joint taper hingga 36 inci dari shoulder pin tool joint dan 48 inci dari box shoulder. Jika metode ini digunakan pada

HWDP, daerah yang diinspeksisi juga termasuk 36 inci dari pipa pada semua sisi dari lantak tenqah.

3.10.2 Peralatan Inspeksi:

a. Instrumen ultrasonik untuk scanning dan pembukffan harus dari jenis pulse echo dengan tampilan scan dan gain control increment tidak lebih dari 2 db. Unit tersebut harus memiliki alarm yang bisa terdengar dan terlihat.

b. Kalibrasi Linieritas. Instrumen ini harus dikalibrasi dalam hal linierKasnya sesuai dengan ASTM E-317 sekurang-kurangnya enam bulan sekali. Kalibrasi linieritas harus ditunjukkan dengan stiker atau label yang dHempel pada unitnya, yang menunjukkan tanggal kalibrasi, tanggal jatuh tempo untuk kalibrasi selanjutnya, dan tanda tangan dan nama perusahaan dari orang yang melakukan kalibrasi.

c. Standar acuan bidang untuk standarisasi bidang harus memiliki notches yang melintang luar dan dalam yang memenuhi ketentuan berikut ini:

• Kedalaman = 5% dari dinding nominal, ±0.004 inci, dengan kedalaman minimum sebesar 0.012 inci

• Lebar = 0.040 inci max. • Panjang = 1/2 inci max

d. Standar acuan bidang harus terbuat dari baja dan memiliki wall thickness dan diameter luar dan radius curvature yang sama dengan pipa yang diinspeksisi.

e. Jenis couplant yang sama harus digunakan untuk standarisasi dan juga insneksi.

3.10.3 Persiapan :

a. Semua pipa harus diberi nomor urut.

b. Permukaan yang tersebut pada ayat 3.10.1 harus bersih hingga logamnya kelihatan dan perrnukaannya tidak lengket bila disentuh.

c. Semua logam yang menonjol yang mengganggu jalannya transducer di daerah yang sedang diinspeksisi hanus digerinda dari pemmuakaan pipa atau pipa tersebut harus diapkir.

Page 9: DS-1 Bahasa

DS-1™, Third Edition, Volume 3, Drill Stem Inspection

DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL 27

3.10.4 Standarisasi Medan: a. Response dari notch intemal harus diset tidak

kurang dari 80% full screen height (FSH) dengan sinyal pada rasio suara sekurang-kurangnya 3 banding 1 untuk masing-masing transducer. Response dari notch OD tidak boleh kurang dari 60% FSH dengan sinyal pada rasio suara sekurang-kurangnya 3 banding 1 untuk masing-masing transducer. Buangan (reject) dan kontrol elektronik Distance Amplitude Correction (DAC) harus dimatikan untuk standarisasi dan inspeksi.

b. Ambang batas harus di set pada 6 dB kurang dari level acuan yang ditentukan pada ayat 3.10.4a. (Lihat ayat 3.10.5a untuk penuntun penambahan ambang batas).

c. Unit tersebut harus distandarisasi medan:

• Pada awal inspeksi • Setelah tiap-tiap panjang 25. • Setiap kali instrumen tersebut dihidupkan. • Bila isntrumen atau transducer rusak. • Bila transducer, kabel, operator, atau benda

yang diinspeksisi berubah. • Bila akurasi dari standarisasi terakhir

diperkirakan. • Setelah selesai pekerjaan.

d. Semua upset yang diinspeksisi sejak standarisasi medan terakhir yang sah harus diinspeksi ulang bila diperlukan penyetelan instrumen yang melebihi 2 db untuk mendapatkan response dari notches standar acuan agar kembali pada tingkat acuan.

e. Titik permulaan untuk scanning harus ditandai pada permukaan pipa.

f. Untuk pembuktian, kurva Distance Amplitude Correction (DAC) harus ditentukan diantara respon dari OD dan notches standar acuan ID.

3.10.5 Prosedur :

a. Setelah standarisasi dan penyiapan permukaan, alur couplant harus ditentukan dan kepala inspeksi ditempatkan pada pipa minimum 36 inci dari pin shoulder atau 48 inci dari box shoulder. Untuk pengukuran scanning dengan tangan, permukaannya harus selalu dibasahi atau digunakan couplant cair yang akan membuat suaranya menyatu dengan pipanya.

b. Kepala atau probe harus discan ke arah upset pipa. Scanning harus berjalan ke arah lantak dan menuju ke tool joint taper sampai coupling menghilang. Instrument gain bisa ditambah untuk scanning.

c. Prosedur scanning harus diulang sampai 100% dari permukaan telah diinspeksisi.

d. Pada level acuan gain setting, indikasi yang melebihi ambang batas yang ditentukan pada ayat 3.10.4b harus ditandai sebagai pembuktian.

e. Semua indikasi yang ditandai pada operasi scanning harus dibuktikan dengan unit yang distandarisasi seperti yang dijelaskan pada ayat 3.10.4a.

f. Acuan level gain harus digunakan untuk membuktikan indikasinya.

g. Borescope dan inspeksi partikel magnetik bisa juga digunakan untuk membuktikan indikasinya.

h. Ambang batas dapat ditambahkan jika ada bukti yang cukup bahwa indikasi yang ditemukan adalah tidak relevan. Level ambang batas harus ditentukan selama pembuktian untuk menjamin evaluasi untuk indikasi selanjutnya pada pipa. Ambang batas tidak boleh dalam interval 3 dB dari titik acuan yang ditentukan pada ayat 3.10.4a. Inspector harus mengamati perubahan dalam respon sinyal untuk menjamin penambahan ambang batas dan/atau re-standarisasi. Level ambang batas harus dicatat pada inspection log.

(Catatan: Untuk probe tunggal pada hand scanning, perpindahan transducer harus dipelihara selama pada sumbu longitudinal pada pipa, + 5o dan minimum 110% wall coverage harus dicapai.)

3.10.6 Kriteria Penerimaan:

a. Indikasi yang tidak terjangkau (yaitu yang terletak di tempat dimana tidak bisa dilakukan pengukuran secara mekanis) dengan sinyal amplitudo yang melebihi kurva DAC (dengan gain di set pada level acuan) hanus merupakan alasan untuk pengapkiran.

b. Retak harus merupakan alasan pengapkiran Tidak peduli dengan sinyal amplitudo yang dihasilkannya.

c. Kecacatan lain tidak boleh melebihi batas yang telah ditentukan pada Tabel 3.5.1 atau 3.5.2 (yang mana yang dapat diaplikasikan) atau Tabel 3.6.1 atau 3.6.2 (yang mana yang dapat diaplikasikan) pada drill pipe.

Page 10: DS-1 Bahasa

T H Hill Associates, Inc.

28 DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL

3.11 Inspeksi Sambungan Visual

3.11.1Ruang Lingkup: Prosedur ini mencakup pemeriksaan visual terhadap sambungan dengan shoulder putar untuk menentukan grade dari pipa; untuk mengevaluasi kondisi seal, ulir, hardfacting dan bevel; dan untuk mendapatkan bukti pembengkakan kotak (box swell) dan peregangan pin. Pada drill colar dan komponen BHA lainnya, pemeriksaan visual terhadap sifat-sifat stres relief dari sambungan juga dibahas.

3.11.2 Peralatan Inspeksi: Penggaris logam 12 inci dengan rentang 1/64 inci, straightedge logam, pengukur profil yang digerinda dan dikeraskan serta OD Caliper juga diperlukan. Lead gage dan lead setting standar juga diperlukan dan harus dibuktikan dengan kalibrasi selama 6 bulan terakhir, mengikuti National Institute of Standards and Technology (NIST) atau lembaga sejenis.

3.11.3 Persiapan:

a. Semua pipa harus diberi nomor berurutan.

b. Sambungan harus bersih sehingga tidak ada sisik, lumpur, atau pelumas bisa dibersihkan dari permukaan ulir atau shoulder dengan serbet yang bersih.

3.11.4 Prosedur dan Kriteria Penerimaan:

a. Berat atau grade stensil : grade dan berat stensil harus ditandai pada slot pin atau leher pin sesuai dengan gambar 3.11.1.. Jika ditandai pada kedua lokasinya, tanda pada leher pin harus sesuai dengan tanda pada slot mill. Jika tidak ada tanda, sambungan tersebut harus diapkir kecuali jika dapat ditemukan grade dan berat dari sambungan tersebut yang didapatkan melalui nomor seri sambungan dari pabrik.

b. Hardbanding : Jika ada, pelapisan keras/hardbanding harus mencakup tidak lebih dari 3/16 inci diatas permukaan tool joint dengan daerah yang patah atau hilang tidak lebih dari 1/2 inci pada dimensi utamanya. Retakan kecil pada pelapisan keras diperbolehkan sepanjang retakan tersebut tidak sampai pada logam dasarnya. Serpihan atau butiran karbit yang menonjol tidak diperbolehkan kecuali diijinkan oleh end user. Jika terdapat konflik antara spesifikasi ini dengan ketentuan inspeksi lapangan dari fabrikasi hardbanding, ketentuan inspeksi lapangan dari fabrikasi hardbanding harus diterapkan.

c. Retak : Semua sambungan dan badan tool joint harus bebas dari retak yang kelihatan secara visual dan retakan akibat panas, kecuali bahwa retakan kecil (hairline) pada pelapisan keras bisa diterima jika retakan tersebut tidak sampai

pada logam dasarnya. Penggerindaan untuk menghilangkan retakan tidak diperbolehkan.

3.11.5 API dan Sambungan Tidak Sejenis yang sama : Sebagai tambahan pada ketentuan-ketentuan pada ayat 3.11.4, API dan sambungan tidak sejenis yang sama harus memenuhi ketentuan-ketentuan berikut :

a. Lebar bevel : Pada sekitar 45 derajat OD bevel dengan lebar sekurang-kurangnya 1/32 inci harus nampak untuk untuk seluruh lingkar pin dan box.

b. Permukaan ulir : Permukaan ukir harus bebas dari lubang atau cacat lain yang dalamnya melebihi 1/16 inci atau diametemya 1/8 inci, yang menembus hingga dibawah akar ulir, atau yang menempati lebih dari 1-2 inci panjangnya pada lingkaran ulir tersebut. Benjolan harus dihilangkan dengan kikir tangan atau gerinda buffing (non metalik) “soft". Profil ulir harus diperiksa sesuai dengan ayat setelah dilakukan buffing atau penggerindaan ulir.

c. Box-swell : Straightedge harus dipasang pada sumbu longitudinal dari box tool joint. Jika terdapat celah antara straight edge dan tool joint, maka OD nya harus diukur menggunakan calipers. Bandingkan OD pada bevel dengan OD 2 inci ± 1/2 inci dari bevel. Jika OD pada bevel melebihi 1/32 inci atau lebih, sambungan tersebut harus diapkir.

d. Permukaan seal : Permukaan seal harus bebas dari benjolan logam atau timbunan karat yang terdeteksi secara visual atau dengan meraba sisik logam atau kuku di sepanjang permukaannya. Lubang atau cacat pada permukaan seal yang diperkirakan dalamnya 1/32 inci atau terjadi pada lebih dari 20% dari lebar seal pada lokasi tertentu adalah bisa diapkir. Tambalan pada shoulder seal tidak diperbolehkan.

e. Perbaikan permukaan : Jika diperlukan perbaikan permukaan hanya bahan secukupnya yang diperlukan untuk memperbaiki kerusakan tersebut yang harus dibuang. Batas perbaikan permukaan (refacing) adalah 1/32 inci pada setiap buangan dan seperenambelas inci secara kumulatif. Jika acuan yang ada menunjukkan bahwa shouldernya telah diperbaiki permukaannya melebihi batas maksimum, sambungan tersebut harus diapkir.

f. Profil ulir pin : Pengukur profil harus berhubungan dengan beban ulir dan dengan step-flank sehingga tidak ada cahaya yang nampak pada akar ulir atau flank. Celah yang nampak diperkirakan tidak lebih besar dari 1/16 inci atau tidak lebih dari dua ulir masih diperbolehkan. Keausan flank yang seragam diperkirakan kurang dari 0.010 inci diperbolehkan.

Page 11: DS-1 Bahasa

DS-1™, Third Edition, Volume 3, Drill Stem Inspection

DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL 29

Page 12: DS-1 Bahasa

T H Hill Associates, Inc.

30 DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL

Tetapi celah yang nampak pada ulir flank akan memerlukan pengukuran pin lead sesuai dengan ayat 3.11.4 g dibawah ini. Pemeriksaan profil ulir 90 derajat ± 10 derajat harus dibuat pada masing-masing sambungan.

g. Pin Lead : Jika pengukur profil menunjukkan bahwa pinnya teregang, pin lead harus diukur pada interval dua inci mulai dari ulir pertama yang terdekat dengan shoulder. Peregangan pin tidak boleh melebihi 0.006 inci pada panjang 2 inci. Dua pemeriksaan lead 90 derajat pada kurang lebih ±10 derajat harus dilakukan.

h. Permukaan Pelepas Tekanan dari sambungan BHA dan sambungan HWDP : Karat yang menumpuk harus dibuang dari permukaan ini dengan kertas gosok atau flapper wheel untuk menentukan kondisi permukaannya. Lubang yang diukur atau diperkirakan lebih dalam dari 1/32 inci harus merupakan alasan untuk mengapkir.

i. Senyawa Ulir dan Pelindung : Sambungan yang bisa diterima harus dilapisi dengan senyawa API Tool joint pada semua permukaan ulir dan shouldernya dan juga pada upset pin. Pelindung ulir harus dipakai dan dikencangkan dengan torque 50-100 ft-lbs. Pelinding ulir harus bebas dari serpihan. Jika inspeksi tambahan terhadap ulir atau shoulder akan dilakukan sebelum pemindahan pipa, penggunaan Senyawa Ulir dan Pelindung bisa ditunda sampai selesainya inspeksi tambahan tersebut.

3.11.6 HI Torque®, eXtreme™ Torque dan Grant Prideco Double Shoulder™ : Sebagai tambahan pada ketentuan-ketentuan dari ayat 3.11.4, sambungan-sambungan Grant Prideco HI Torque®, eXtreme™ Torque dan Grant Prideco Double Shoulder™ harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

(Catatan: Jika terdapat konflik antara spesifikasi berikut dengan ketentuan fabrikasi, ketentuan-ketentuan dari fabrikasi harus diaplikasikan).

a. Persiapan : semua ulir, make-up shoulder dan permukaan seal harus dibersihkan secara cukup untuk dilakukannya visual inspection. Untuk XTTM dan XT-MT, ulir awal dari sambungan pin dan box harus dibersihkan dengan menggunakan “roda lunak” atau metode buffing yang lain.

b. Shoulder Utama (Tutup) : Permukaan seal harus bersih dari lecet/terkelupas, torehan, cucian, sirip dan kondisi yang lain yang melebihi kedalaman 1/32 inci serta menyilang lebih dari 30% dari jari-jari tutup.

c. Shoulder Kedua (Stop secara mekanis) : Shoulder kedua bukanlah tutup. Shoulder ini harus bersih dari logam yang terkumpul atau ketidaksempurnaan yang lain yang dapat mencegah make-up yang tidak layak,

kemampuan di-drift, atau penyebab galling. Kerusakan pada shoulder kedua dapat diperbaiki dengan menggunakan kikir tangan dan harus digunakan untuk menghilangkan logam yang menonjol.

d. Perbaikan Permukaan (refacing) : jika diperlukan perbaikan permukaan, jarak dari shoulder pertama dan kedua harus dijaga seperti yang ditentukan pada dimensional 2 Inspeksi. Batas perbaikan permukaan adalah 1/32 inci pada semua pembersihan dan 1/16 inci secara kumulatif. Jika kondisi yang sudah ada mengindikasikan bahwa telah dilakukan perbaikan terhadap permukaan shoulder diatas maksimum, sambungan tersebut harus diapkir.

e. Ulir : Ulir pada sisi permukaan harus bebas dari kerusakan yang melebihi 1/16 inci dalam atau 1/8 inci diameter. Akar ulir harus bebas dari kerusakan sampai dibawah radius akar ulir. Material yang menonjol diatas profil ulir harus dihilangkan dengan menggunakan round cornered triangle hand file ataupun roda buffing yang lunak.

(Catatan: Untuk sambungan-sambungan XTTM dan XT-MTM, stab flank digunakan untuk menaikkan radius putaran pada 5 ulir pertama selama masa break in dan operasi normal. Kondisi ini dadalah normal dan tidak berakibat pada kegunaan dari sambungan tersebut. Permukaan sisi ulir yang mengalami kerusakan melebihi 1/16 inci dalam serta 1/8 inci diameter dapat diterima pada 5 ulir pertama.

f. Profil Ulir : Profil ulir harus diverifikasi selama seluruh panjang dari ulir keseluruhan pada 2 lokasi setidaknya terpisah sejauh 90o. Pengukur profil harus bertautan rata pada ulir dan menunjukkan kontak normal. Jika pengukur profil tidak bertautan rata pada ulir, pengukuran terhadap lead harus dilakukan.

g. Lead : Jika pengukur profil mengindikasikan peregangan ulir telah terjadi, lead harus diukur pada lebih dari interval 2 inci. Regangan ulir tidak boleh melebihi 0.006 inci untuk panjang lebih dari 2 inci.

h. Coating : Ulir dan shoulder/shoulder yang direparasi dengan mengisi atau memperbaiki permukaannya harus dilapisi phospate atau dilapisi dengan copper sulfate.

i. Dimensional : Untuk Grant Prideco HTTM, XTTM, XT-MTM dan GPDSTM, Dimensional 2 (ayat 3.13.5 atau 3.13.6, yang mana yang dapat diaplikasikan) adalah diperlukan untuk sambungan-sambungan drill pipe serta Dimensional 3 (ayat 3.14.5 atau 3.14.6, yang mana yang dapat diaplikasikan) adalah diperlukan untuk HWDP, drill collar serta sambungan-sambungan sub.

Page 13: DS-1 Bahasa

DS-1™, Third Edition, Volume 3, Drill Stem Inspection

DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL 31

Figur 3.11.2 XT-MTM permukaan seal untuk box dan

3.11.7 XT-M™ : Sebagai tambahan untuk ketentuan-ketentuan pada ayat 3.11.6, sambungan-sambungan Grant Prideco XT-MTM harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a. 15o Seal : Penutup permukaan besi ke besi 15o diijinkan mengandung cacat tipe round pit pada area kontak pada permukaan seal sampai dengan 1/32 inci diameter dan tidak melebihi 1/32 inci kedalaman. Multiple pit pada tipe ini dapat diterima dan yang disediakan adalah setidaknya terpisah 1 inci melingkar diantara pit tersebut. Garis-garis melingkar atau tanda-tanda dapat diterima pada permukaan yang disediakan tidak dapat dideteksi oleh penggosokan dengan menggunakan kuku melintasi permukaan. Diagram “SealPin” dan “SealBox” berikut menunjukkan area-area dari sealyang mungkin mengalami kerusakan diatas yang disebuntukan pada prosedur sebelumnya. Area dari sealdidalam 0.060 inci pada diameter minor pin nose adalah bukan merupakan kontak permukaan dan kerusakan pada area ini tidak berakibat pada penutupan. Area pada pin didalam 0.060 inci pada diameter major pin nose juga mengandung kerusakan. Kerusakan-kerusakan serta lubang (pitting) didalam kedua area tersebut pada sealpin masih diijinkan disediakan secara seimbang pada kontak permukaan sealpin memenuhi ketentuan-ketentuan dari prosedur ini. Hal yang sama , area pada sealbox didalam 0.188 incidari diameter major box cylinder mengandung bagian non-contact dari sealbox. Kerusakan-kerusakan serta lubang (pitting) di area dari sealbox masih disediakan secara seimbang pada area kontak permukaan sealbox memenuhi ketentuan dari section ini.

b. Perbaikan Permukaan (refacing) : Metode perbaikan permukaan di lapangan pada prosedur ini tidak diaplikasikan untuk sambungan-sambungan XT-MTM, yang mana membutuhkan perbaikan permukaan dengan menggunakan mesin yang dilisensi oleh Grant Prideco.

3.11.8 Omsco TuffTorq™ : Sebagai tambahan pada ketentuan-ketentuan dari ayat 3.11.4, sambungan-sambungan Omsco TuffTorq™ harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

(Catatan: Jika terdapat konflik antara spesifikasi berikut dengan ketentuan fabrikasi, ketentuan-ketentuan dari fabrikasi harus diaplikasikan).

a. Persiapan : semua ulir, make-up shoulder dan permukaan seal harus dibersihkan secara cukup untuk dilakukannya visual inspection.

b. Lebar Bevel/siku : Kurang lebih 45o OD bevel setidaknya 1/32 inci luas harus ada untuk seluruh lingkaran pada baik box maupun pin.

c. Box Swell : Sebuah straightedge harus ditempatkan sepanjang sumbu longitudinal pada box tool joint. Jika nampak terdapat celah antara straightedge dan tool joint, OD tersebut harus diukur dengan menggunakan caliper. Bandingkan OD pada bevel/siku dengan OD 2 inci, + 1/2 inci jauhnya dari bevel. Jika OD pada bevel lebih besar dari 1/32 inci atau lebih, sambungan-sambungan tersebut harus diapkir.

d. Shoulder Utama (Seal) : Permukaan seal harus bersih dari lecet/terkelupas, torehan, cucian, sirip dan kondisi yang lain yang melebihi kedalaman 1/32 inci serta menyilang lebih dari 30% dari jari-jari seal.

e. Shoulder Kedua (Stop secara mekanis) : Shoulder kedua bukanlah seal. Shoulder ini harus bersih dari logam yang terkumpul atau ketidaksempurnaan yang lain yang dapat mencegah make-up yang tidak layak, kemampuan di-drift, atau penyebab galling. Kerusakan pada shoulder kedua dapat diperbaiki dengan menggunakan kikir tangan dan harus digunakan untuk menghilangkan logam yang menonjol.

f. Perbaikan Permukaan (refacing) : jika diperlukan perbaikan permukaan, jarak dari shoulder pertama dan kedua harus dijaga seperti yang ditentukan pada dimensional 2 Inspeksi. Batas perbaikan permukaan adalah 1/32 inci pada semua pembersihan dan 1/16 inci secara kumulatif. Jika kondisi yang sudah ada mengindikasikan bahwa telah dilakukan perbaikan terhadap permukaan shoulder diatas maksimum, sambungan tersebut harus diapkir.

g. Ulir : Ulir pada sisi permukaan harus bebas dari kerusakan yang melebihi 1/16 inci dalam atau 1/8 inci diameter. Akar ulir harus bebas dari kerusakan sampai dibawah radius akar ulir. Material yang menonjol diatas profil ulir harus dihilangkan dengan menggunakan round cornered triangle hand file ataupun roda buffing yang lunak.

h. Profil Ulir : Profil ulir harus diverifikasi selama seluruh panjang dari ulir keseluruhan pada 2 lokasi setidaknya terpisah sejauh 90o. Pengukur profil harus bertautan rata pada ulir dan menunjukkan kontak normal. Jika pengukur profil tidak bertautan rata pada ulir, pengukuran terhadap lead harus dilakukan.

Page 14: DS-1 Bahasa

T H Hill Associates, Inc.

32 DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL

i. Lead : Jika pengukur profil mengindikasikan peregangan ulir telah terjadi, lead harus diukur pada lebih dari interval 2 inci. Regangan ulir tidak boleh melebihi 0.006 inci untuk panjang lebih dari 2 inci.

j. Coating: Ulir dan shoulder/shoulder yang direparasi dengan mengisi atau memperbaiki permukaannya harus dilapisi phospate atau dilapisi dengan copper sulfate.

k. Senyawa Ulir dan Pelindung: Sambungan yang bisa diterima harus dilapisi dengan senyawa API Tool joint pada semua permukaan ulir dan shouldernya dan juga pada upset pin. Pelindung ulir harus dipakai dan dikencangkan dengan torque 50-100 ft-lbs. Pelinding ulir harus bebas dari serpihan. Jika inspeksi tambahan terhadap ulir atau shoulder akan dilakukan sebelum pemindahan pipa, penggunaan Senyawa Ulir dan Pelindung bisa ditunda sampai selesainya inspeksi tambahan tersebut.

3.11.9 Hydril Wedge Thread™: Sebagai tambahan pada ketentuan-ketentuan dari ayat 3.11.4, sambungan-sambungan Hydril Wedge Thread™ harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

a. Ketidak-bulatan (Out-Of-Roundness) : Sambungan-sambungan harus dievaluasi

secara visual untuk bentuk kebundarannya. Jika sebuah sambungan diidentifikasi jauh dari bulat, diameter dari box counterbore (D1 dan D2) harus diukur dan dievaluasi sesuai dengan langkah pada 3.13.7d dari prosedur pada Dimensional 2.

b. Indikator Kerataan Ulir (Thread Wear Indicator) : Indikator kerataan ulir harus diinspeksisi secara visual untuk deformasi dan indikasi dari kontak dengan permukaan box. Sambungan pin yang menunjukkan deformasi pada indikator kerataan, tanda scoring pada shoulder pin atau burnish patterns pada shoulder pin harus diapkir. Sambungan box yang menunjukkan tanda penomoran pada permukaan box harus diapkir.

c. OD Wear : Sambungan WTTM harus diinspeksisi secara visual dan diapkir jika OD dipakai dibawah diameter bevel untuk total 120 derajat dari lingkaran.

d. Permukaan ulir : Permukaan ukir harus bebas dari lubang atau cacat lain yang dalamnya melebihi 1/16 inci atau diametemya 1/8 inci, yang menembus hingga dibawah akar ulir, atau yang menempati lebih dari 1-2 inci panjangnya pada lingkaran ulir tersebut. Benjolan harus dihilangkan dengan kikir tangan atau gerinda buffing (non metalik) “soft". Profil ulir harus diperiksa sesuai dengan ayat setelah dilakukan buffing atau penggerindaan ulir.

e. Beberapa pertimbangan khusus :

• Hydril Wedge ThreadTM tidak menutupi pada shoulder pin atau permukaan box. Kerusakan pada area ini tidak memerlukan perbaikan permukaan secara mekanis atau peng-apkiran dari panjang.

• Permukaan ulir harus dikikir atau digerinda sebelum dilakukan inspeksi.

• Area yang penyok atau tertumbuk pada ulir yang dapat dihaluskan dengan menggunakan tangan sampai rata adalah seharusnya tidak menyebabkan peng-apkiran.

• Benjolan pada ulir yang mana dapat dihaluskan dengan menggunakan tangan sampai rata adalah seharusnya tidak menyebabkan peng-apkiran.

• Galling atau scoring pada ulir yang mana dapat dihaluskan dengan menggunakan tangan sampai rata adalah seharusnya tidak menyebabkan peng-apkiran.

f. Senyawa Ulir dan Pelindung : Sambungan yang bisa diterima harus dilapisi dengan senyawa API Tool joint pada semua permukaan ulir dan shouldernya dan juga pada upset pin. Pelindung ulir harus dipakai dan dikencangkan dengan torque 50-100 ft-lbs. Pelinding ulir harus bebas dari serpihan. Jika inspeksi tambahan terhadap ulir atau shoulder akan dilakukan sebelum pemindahan pipa, penggunaan Senyawa Ulir dan Pelindung bisa ditunda sampai selesainya inspeksi tambahan tersebut.

3.12 Inspeksi Dimensional 1

3.12.1 Ruang Ligkup : Prosedur ini mencakup pengukuran dimensional terhadap tool joint OD, ID, lebar box shoulder, tong space, dan box swell untuk API dan yang sejenis, serta non-proprietary rotary shouldered connections. Dianggap bahwa Inspeksi Sambungan secara Visual dilakukan sekaligus dalam inspeksi ini. Jika Inspeksi Sambungan secara Visual tidak akan dilakukan, langkah 3.11.5c dan 3.11.5f serta 3.11.5g harus ditambahkan pada prosedur ini. Sambungan-sambungan sejenis tidak dapat diinspeksisi menggunakan Prosedur Dimensional 1. Dimensional 2 harus diaplikasikan untuk semua sambungan sejenis.

Page 15: DS-1 Bahasa

DS-1™, Third Edition, Volume 3, Drill Stem Inspection

DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL 33

3.12.2 Peralatan Inspeksi : Diperlukan penggaris baja 12 inci dengan rentangan ukuran 1/64 inci, straightedge logam, dan jangka/caliper ID dan OD.

3.12.3 Persiapan :

a. Semua pipa harus diberi nomor berurutan.

b. Tool joint harus bersih sehingga tidak ada yang mengganggu pengukuran pada semua dimensi.

3.12.4 Prosedur dan Kriteria Penerimaan:

a. Diameter luar (OD) dari tool joint box : OD dari tool joint box harus diukur 3/8 inci ± 1/8 inci dari shouldernya. Sekurang-kurangnya dua pengukuran harus dilakukan pada interval 90 ± 10 derajat. OD dari box harus memenuhi ketentuan seperti tercantum pada tabel 3.7.1, 3.7.8 atau 3.7.9 yang mana yang bisa diaplikasikan.

b. Pin ID : Pin ID harus diukur dibawah ulir terakhir yang terdekat dengan shoulder (± 1/4 inci) dan harus memenuhi ketentuan dari tabel 3.7.1, 3.7.8 atau 3.7.9 yang mana yang bisa diaplikasikan.

c. Lebar box shoulder (Box shoulder width) : Lebar box shoulder harus diukur dengan meletakkan sraight edge secara longitudinal di sepanjang tool joint menjulur melalui permukaan shoulder, dan kemudian mengukur ketebalan shoulder dari sambungan ini pada counter bore (termasuk ID bevel). Lebar shoulder harus diukur pada titik ketebalan minimumnya. Bacaan pengukuran yang tidak memenuhi ketentuan lebar shoulder minimum pada tabel 3.7.1, 3.7.8 atau 3.7.9 yang mana yang bisa diaplikasikan, harus menyebabkan tool joint tersebut diapkir.

d. Tong Space : Box dan pin tong space (tidak ternasuk OD bevel) harus memenuhi ketentuan yang tercantum pada tabel 3.7.1, 3.7.8 atau 3.7.9 yang mana yang bisa diaplikasikan. Pengukuran tong space pada komponen dengan lapisan keras harus dibuat dari bevel hingga pinggir pelapisan keras.

e. Senyawa Ulir dan Pelindung : Sambungan yang bisa diterima harus dilapisi dengan senyawa API tool joint pada semua permukaan ulir dan shouldernya dan juga upset dari pinnya. Pelindung ulir harus dipakai dan dikencangkan dengan torque 50-100 ft-lbs. Pelindung ulir harus bebas dari serpihan. Jika Inspeksi tambahan terhadap ulir akan dilakukan sebelum pemindahan pipa, penggunaan senyawa dan pelindung untuk ulir bisa ditunda sampai diselesaikannya inspeksi tambahan tersebut.

3.13 Inspeksi Dimensional 2

3.13.1 Ruang Lingkup : Prosedur ini mencakup pengukuran dimensional tambahan diluar pengukuran yang diperlukan pada inspeksi dimensional 1.

3.13.2 Peralatan Inspeksi :

a. API dan Sambungan tak Sejenis yang Sama : Sebuah penggaris logam 12 inci dengan rentang 1/64 inci, straightedge logam, pengukur profil yang digerinda dan dikeraskan serta OD Caliper juga diperlukan. Lead gage dan lead setting standar juga diperlukan dan harus dibuktikan dengan kalibrasi selama 6 bulan terakhir, mengikuti National Institute of Standards and Technology (NIST) atau lembaga sejenis.

b. Sambungan-sambungan Grant Prideco HI TORQUE®, eXtremeTM Torque, XT-MTM dan Grant Prideco Double ShoulderTM : Sebagai tambahan untuk ketentuan pada ayat 3.13.2a, selama tembakkan depth micrometer, setting standar untuk depth micrometer dan jepitan dial caliper yang diperpanjang diperlukan. Peralatan ukur harus dibuktikan dengan kalibrasi selama 6 bulan terakhir, mengikuti National Institute of Standards and Technology (NIST) atau lembaga sejenis. Gambar inspeksi lapangan terakhir dari ukuran sambungan yang diinspeksisi adalah direkomendasikan, yang mana disediakan oleh Grant Prideco, web site mereka ataupun macine shop Grant Prideco yang telah mempunyai lisensi. Dimensi-dimensi yang tersedia pada tabel 3.7.2 – 3.7.5 dan 3.7.10 – 3.7.11 digolongkan ekuivalen dengan dimensi yang disediakan oleh gambar inspeksi lapangan Grant Prideco pada saat dokumen ini dikeluarkan. Tanggung jawab untuk memastikan bahwa dimensi-dimensi tersebut adalah ekuivalen padagambar inspeksi lapangan Grant Prideco edisi terakhir untuk sambungan yang diaplikasikan adalah dengan inspector.

c. Sambungan-sambungan OMSCO TuffTorqTM : Sebagai tambahan untuk ketentuan pada ayat 3.13.2a, selama tembakkan depth micrometer, setting standar untuk depth micrometer dan jepitan dial caliper yang diperpanjang diperlukan. Peralatan ukur harus dibuktikan dengan kalibrasi selama 6 bulan terakhir, mengikuti National Institute of Standards and Technology (NIST) atau lembaga sejenis.

d. Sambungan-sambungan Hydrill Wedge ThreadTM : Sebuah penggaris logam 12 inci dengan rentang 1/64 inci, straightedge logam, serta ID dan OD Caliper juga diperlukan. Sebuah ID micrometer dan setting standar jugadiperlukan dan harus dibuktikan dengan kalibrasi selama 6 bulan terakhir, mengikuti

Page 16: DS-1 Bahasa

T H Hill Associates, Inc.

34 DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL

National Institute of Standards and Technology (NIST) atau lembaga sejenis.

3.13.3 Persiapan :

a. Semua pipa harus diberi nomor urut.

b. Tool joint harus bersih sehingga tidak ada yang mengganggu pengukuran.

3.13.4 Prosedur dan Kriteria Penerimaan API dan Sambungan tidak sejenis yang sama : Prosedur-prosedur ini seperti yang diilustrasikan pada figur 3.13.1. Dianggap bahwa Inspeksi Sambungan secara Visual dilakukan sekaligus dalam inspeksi ini. Jika Inspeksi Sambungan secara Visual tidak akan dilakukan, langkah 3.11.5c dan 3.11.5f serta 3.11.5g harus ditambahkan pada prosedur ini.

a. Diameter Luar (OD) dari tool joint box : OD dari tool joint box harus diukur 3/8 inci ± 1/8 inci dari shoulder. Sekurang-kurangnya dua pengukuran harus dilakukan dan diberi jarak dengan interval 90 ± 10 derajad. OD dari box harus memenuhi ketentuan pada tabel 3.7.1, 3.7.8 atau 3.7.9 yang mana yang dapat diaplikasikan.

b. Diameter Dalam (ID) dari pin : ID pin harus diukur dibawah ulir terakhir yang terdekat dengan (±1/4 inci) dan harus memenuhi ketentuan shoulder pada tabel 3.7.1, 3.7.8 atau 3.7.9 yang mana yang dapat diaplikasikan.

c. Lebar box shoulder (Box shoulder width) : Box Shoulder Width harus diukur dengan meletakkan straightedge (mistar pelurus) secara longitudinal di sepanjang tool joint menjulur melalui permukaan shoulder, dan kemudian mengukur ketebalan shoulder dari sambungan ini pada counter bore (tidak termasuk ID bevel).

Lebar shoulder harus diukur pada titik ketebalan minimumnya. Bacaan pengukuran yang tidak memenuhi ketentuan lebar shoulder minimum pada tabel 3.7.1, 3.7.8 atau 3.7.9 yang mana yang dapat diaplikasikan, harus menyebabkan tool joint tersebut diapkir.

d. Tong Space : Box dan pin tong space (tidak termasuk OD bevel) harus memenuhi ketentuan yang tercantum pada tabel 3.7.1, 3.7.8 atau 3.7.9 yang mana yang dapat diaplikasikan. Pengukuran tong space pada komponen dengan lapisan keras harus dibuat dari bevel hingga pinggir pelapisan keras.

e. Kedalaman Box Counterbore : Kedalaman counterbore harus diukur (termasuk ID bevel). Kedalaman counterbore tidak boleh kurang dari 9/16 inci.

f. Diameter Box Counterbore : Diameter Box counterbore harus diukur sedekat mungkin ke shoulder (tetapi tidak termasuk ID bevel atau logam yang digulung) pada diameter 90 derajat ± dengan jarak 10 derajat. Diameter counterbore tidak boleh melebihi dimensi counterbore maksimum yang ditunjukkan pada tabel 3.7.1, 3.7.8 atau 3.7.9 yang mana yang dapat diaplikasikan.

g. Diameter bevel : Diameter bevel pada box maupun pin tidak boleh melebihi nilai maksimum yang diberikan pada tabel tabel 3.7.1, 3.7.8 atau 3.7.9 yang mana yang dapat diaplikasikan.

h. Lebar Box Seal : Lebar Box seal harus diukur pada titik yang paling kecil dan harus sama dengan atau melebihi nilai minimum yang tercantum pada tabel 3.7.1, 3.7.8 atau 3.7.9 yang mana yang dapat diaplikasikan.

Page 17: DS-1 Bahasa

DS-1™, Third Edition, Volume 3, Drill Stem Inspection

DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL 35

i. Panjang Leher Pin (Pin neck) : Panjang leher pin (jarak dari 90 derajad shoulder pin hingga persimpangan flensa dari ulir dengan kedalaman penuh yang pertama dengan leher pin) harus diukur. Panjang leher pin tidak boleh melebihi 9/16 inci.

j. Shoulder flatness (Kerataan shoulder) : Kerataan box shoulder harus diverifikasi dengan menempatkan straightedge melintang pada diameter dari permukaan tool joint dan memutari straightedge setidaknya 180o sepanjang bidang dari shoulder tersebut. Semua celah yang nampak harus menyebabkan untuk diapkir. Prosedur ini harus diulang pada pin dengan straightedge ditempatkan melintang penghubung permukaan shoulder. Semua celah yang nampak antara straightedge dan permukaan shoulder harus menyebabkan untuk diapkir.

k. Senyawa Ulir dan Pelindung : Sambungan yang bisa diterima harus dilapisi dengan senyawa API Tool Joint di seluruh ulir dan permukaan shoulder termasuk juga upset pin. Pelindung ulir harus dioleskan dan kencangkan dengan torsi sebesar 50 hingga 100 ft-lbs. Pelindung ulir harus bebas dari serpihan. Jika akan dilakukan inspeksi tambahan terhadap ulir atau shoulder sebelum pemindahan pipa, pemakaian senyawa ulir dan pelindung bisa ditunda sampai diselesaikannya inspeksi tambahan tersebut.

3.13.5 Prosedur dan Kriteria Penerimaan untuk sambungan-sambungan Grant Prideco HI TORQUE®, eXtremeTM Torque dan XT-MTM : Prosedur-prosedur ini seperti yang diilustrasikan pada figur 3.13.2. Sebagai tambahan pada ketentuan-ketentuan sambungan visual pada ayat

3.11.6, sambungan-sambungan Grant Prideco HI TORQUE®, eXtremeTM Torque dan XT-MTM harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

(Catatan: Jika terdapat konflik antara spesifikasi berikut dengan ketentuan fabrikasi, ketentuan-ketentuan dari fabrikasi harus diaplikasikan).

a. Tool Joint Box Outside Diameter (OD) : Diameter luar dari tool joint box harus diukur antara 3 dan 4 inci dari shoulder utama. Pengukuran harus diambil di sekitar lingkaran untuk menentukan diameter minimum. Diameter minimum box harus memenuhi ketentuan-ketentuan pada tabel 3.7.2 – 3.7.4 atau 3.7.10 – 3.7.11, yang mana yang dapat diaplikasikan.

b. Pin Inside Diameter (ID) : pin ID harus diukur dibawah ulir terakhir yang terdekat dengan shoulder (+ 1/4 inci) dan harus memenuhi ketentuan-ketentuan pada tabel 3.7.2 – 3.7.4 atau 3.7.10 – 3.7.11, yang mana yang dapat diaplikasikan.

c. Box Counterbore (CBore) Wall Thickness : Box CBore wall thickness harus diukur dengan menempatkan straightedge secara longitudinal sepanjang tool joint, sepanjang melewati permukaan shoulder, dan kemudian mengukur wall thickness dari perpanjangan ini ke counterbore. CBore wall thickness harus diukur pada titik ketebalan minimumnya. Semua pembacaan yang tidak memenuhi ketentuan CBore wall thickness minimum pada tabel 3.7.2 – 3.7.4 atau 3.7.10 – 3.7.11, yang mana yang dapat diaplikasikan, harus menyebabkan tool joint untuk diapkir.

Page 18: DS-1 Bahasa

T H Hill Associates, Inc.

36 DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL

d. Tong Space : Box dan pin tong space (termasuk bevel OD) harus memenuhi ketentuan-ketentuan pada tabel 3.7.2 – 3.7.4 atau 3.7.10 – 3.7.11, yang mana yang dapat diaplikasikan. Pengukuran tong space pada komponen yang dikeraskan permukaannya harus dibuat dari permukaan shoulder utama sampai pada tepi dari pengerasan muka.

e. Kedalaman Box Counterbore : Kedalaman box counterbore harus diukur (termasuk semua ID bevel) dan harus memenuhi ketentuan-ketentuan pada tabel 3.7.2 – 3.7.4 atau 3.7.10 – 3.7.11, yang mana yang dapat diaplikasikan.

f. Diameter Bevel : Diameter bevel pada box dan pin harus diukur dan harus memenuhi ketentuan-ketentuan pada tabel 3.7.2 – 3.7.4 atau 3.7.10 – 3.7.11, yang mana yang dapat diaplikasikan.

g. Panjang Sambungan Box : Jarak antara primary dan secondary make-up shoulder harus diukur pada 2 lokasi, terpisah 180 derajat serta bebas dari kerusakan mekanis. Jarak tersebut harus memenuhi ketentuan-ketentuan pada tabel 3.7.2 – 3.7.4 atau 3.7.10 – 3.7.11, yang mana yang dapat diaplikasikan. Jika panjang sambungan melebihi kriteria spesifik, perbaikan mungkin dibuat pada permukaan (re-facing) shoulder utama. Jika panjang sambungan kurang dari kriteria spesifik, perbaikan permukaan (re-facing) pada shoulder kedua mungkin cukup untuk memperbaiki sambungan. Batas perbaikan permukaan adalah sama dengan yang dikerjakan untuk permukaan shoulder yang rusak.

h. Diameter Pin Nose : Sambungan untuk HTTM dan XTTM, diameter luar pada pin nose harus diukur dan harus memenuhi ketentuan-ketentuan pada tabel 3.7.2 – 3.7.3 atau 3.7.10 – 3.7.11, yang mana yang dapat diaplikasikan. Hal ini tidak berlaku untuk sambungan XT-MTM.

i. Panjang Sambungan Pin : Jarak antara primary dan secondary make-up shoulder harus diukur pada 2 lokasi, terpisah 180 derajat serta bebas dari kerusakan mekanis. Jarak tersebut harus memenuhi ketentuan-ketentuan pada tabel 3.7.2 – 3.7.4 atau 3.7.10 – 3.7.11, yang mana yang dapat diaplikasikan. Jika panjang sambungan melebihi kriteria spesifik, perbaikan mungkin dibuat pada permukaan (re-facing) shoulder kedua (pin nose). Jika panjang sambungan kurang dari kriteria spesifik, perbaikan permukaan (re-facing) pada shoulder utama mungkin cukup untuk memperbaiki sambungan. Batas perbaikan permukaan adalah sama dengan yang dikerjakan untuk permukaan shoulder yang rusak.

j. Diameter Pin Cylinder : Diameter pin cylinder harus diukur dan harus memenuhi ketentuan-ketentuan pada tabel 3.7.2 – 3.7.4 atau 3.7.10 – 3.7.11

k. Senyawa Ulir dan Pelindung : Sambungan yang bisa diterima harus dilapisi dengan senyawa API Tool Joint di seluruh ulir dan permukaan shoulder termasuk juga upset pin. Pelindung ulir harus dioleskan dan kencangkan dengan torsi sebesar 50 hingga 100 ft-lbs. Pelindung ulir harus bebas dari serpihan. Jika akan dilakukan inspeksi tambahan terhadap ulir atau shoulder sebelum pemindahan pipa, pemakaian senyawa ulir dan pelindung bisa ditunda sampai diselesaikannya inspeksi tambahan tersebut.

l. Re-threading : Metode ini harus digunakan untuk memperbaiki sambungan yang gagal memenuhi ketentuan yang disebuntukan pada prosedur ini setelah perbaikan lapangan selesai. Performa dari operasi ini membutuhkan pemotongan pada sambungan dibelakang fatigue crack (retak lelah). Penghilangan menyeluruh pada profil ulir tidak diperlukan jika sambungan tidak terdapat fatigue crack dan kecukupan material dapat dihilangkan untuk memenuhi ketentuan produk baru. Dalam kasus ini, sambungan tidak harus di “reblanked”, meskipun semua torgue shoulder, seal permukaan dan semua elemen ulir harus dijadikan 100% “bright metal” dengan mesin. Setelah rethreading, sambungan harus dilapisi dengan phospate. Cooper Sulfate bukanlah pengganti untuk pelapisan phospate pada sambungan-sambungan yang diulir kembali.

3.13.6 Prosedur dan Kriteria Penerimaan untuk sambungan-sambungan Grant Prideco Double ShoulderTM dan OMSCO TuffTorqTM : Prosedur-prosedur ini seperti yang diilustrasikan pada figur 3.13.3. Sebagai tambahan pada ketentuan-ketentuan sambungan visual pada ayat 3.11.6 atau 3.11.8, yang mana yang dapat diaplikasikan, sambungan-sambungan Grant Prideco Double ShoulderTM dan OMSCO TuffTorqTM harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

(Catatan: Jika terdapat konflik antara spesifikasi berikut dengan ketentuan fabrikasi, ketentuan-ketentuan dari fabrikasi harus diaplikasikan).

a. Tool Joint Box Outside Diameter (OD) : Untuk GPDSTM, diameter luar dari tool joint box harus diukur antara 3 dan 4 inci dari shoulder utama. Untuk TuffTorqTM, diameter luar dari tool joint box harus diukur 2 inci + 1/4 inci dari shoulder utama. Pengukuran harus diambil di sekitar lingkaran untuk menentukan diameter minimum. Diameter minimum box harus memenuhi ketentuan-ketentuan pada tabel 3.7.5 atau 3.7.6, yang mana yang dapat diaplikasikan.

Page 19: DS-1 Bahasa

DS-1™, Third Edition, Volume 3, Drill Stem Inspection

DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL 37

b. Pin Inside Diameter (ID) : pin ID harus diukur dibawah ulir terakhir yang terdekat dengan shoulder (+ 1/4 inci) dan harus memenuhi ketentuan-ketentuan pada tabel 3.7.5 atau 3.7.6, yang mana yang dapat diaplikasikan.

c. Lebar Box Shoulder (juga direferensikan sebagai sambungan Box Counterbore (CBore) Wall Thickness untuk GPDSTM) : Lebar box shoulder harus diukur dengan menempatkan straightedge secara longitudinal sepanjang tool joint, sepanjang melewati permukaan shoulder, dan kemudian mengukur tebal shoulder dari perpanjangan ini ke counterbore. Lebar shoulder harus diukur pada titik ketebalan minimumnya. Semua pembacaan yang tidak memenuhi ketentuan lebar shoulder minimum pada tabel 3.7.5 atau 3.7.6, yang mana yang dapat diaplikasikan, harus menyebabkan tool joint untuk diapkir.

d. Tong Space : Box dan pin tong space (termasuk bevel OD untuk sambungan GPDSTM dan tidak termasuk bevel OD untuk sambungan Omsco TuffTorqTM) harus memenuhi ketentuan-ketentuan pada tabel 3.7.5 atau 3.7.6, yang mana yang dapat diaplikasikan. Pengukuran tong space pada komponen yang dikeraskan permukaannya harus dibuat dari permukaan shoulder utama sampai pada tepi dari pengerasan muka.

e. Diameter Box Counterbore : Diameter Box counterbore harus diukur dan harus memenuhi ketentuan-ketentuan pada tabel 3.7.5 atau 3.7.6, yang mana yang dapat diaplikasikan.

f. Diameter Bevel : Diameter bevel pada box dan pin harus diukur dan harus memenuhi ketentuan-ketentuan pada tabel 3.7.5 atau 3.7.6, yang mana yang dapat diaplikasikan.

g. Panjang Sambungan Box : Jarak antara primary dan secondary make-up shoulder harus diukur pada 2 lokasi, terpisah 180 derajat serta bebas dari kerusakan mekanis. Jarak tersebut harus memenuhi ketentuan-ketentuan pada tabel 3.7.5 atau 3.7.6, yang mana yang dapat diaplikasikan. Jika panjang sambungan melebihi kriteria spesifik, perbaikan mungkin dibuat pada permukaan (re-facing) shoulder utama. Jika panjang sambungan kurang dari kriteria spesifik, perbaikan permukaan (re-facing) pada shoulder kedua mungkin cukup untuk memperbaiki sambungan. Batas perbaikan permukaan adalah sama dengan yang dikerjakan untuk permukaan shoulder yang rusak.

h. Diameter Pin Nose (hanya untuk GPDSTM) : diameter luar pada pin nose harus diukur dan harus memenuhi ketentuan-ketentuan pada tabel 3.7.5.

i. Panjang Sambungan Pin : Jarak antara primary dan secondary make-up shoulder harus diukur pada 2 lokasi, terpisah 180 derajat serta bebas dari kerusakan mekanis. Jarak tersebut harus memenuhi ketentuan-ketentuan pada tabel 3.7.5 atau 3.7.6, yang mana yang dapat diaplikasikan. Jika panjang sambungan melebihi kriteria spesifik, perbaikan mungkin dibuat pada permukaan (re-facing) shoulder kedua (pin nose). Jika panjang sambungan kurang dari kriteria spesifik, perbaikan permukaan (re-facing) pada shoulder utama mungkin cukup untuk memperbaiki sambungan. Batas perbaikan permukaan adalah sama dengan yang dikerjakan untuk permukaan shoulder yang rusak.

Page 20: DS-1 Bahasa

T H Hill Associates, Inc.

38 DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL

j. Diameter Pin Cylinder (hanya untuk GPDSTM) : Diameter pin cylinder harus diukur dan harus memenuhi ketentuan-ketentuan pada tabel 3.7.5.

k. Senyawa Ulir dan Pelindung : Sambungan yang bisa diterima harus dilapisi dengan senyawa API Tool Joint di seluruh ulir dan permukaan shoulder termasuk juga upset pin. Pelindung ulir harus dioleskan dan kencangkan dengan torsi sebesar 50 hingga 100 ft-lbs. Pelindung ulir harus bebas dari serpihan. Jika akan dilakukan inspeksi tambahan terhadap ulir atau shoulder sebelum pemindahan pipa, pemakaian senyawa ulir dan pelindung bisa ditunda sampai diselesaikannya inspeksi tambahan tersebut.

l. Re-threading : Metode ini harus digunakan untuk memperbaiki sambungan yang gagal memenuhi ketentuan yang disebuntukan pada prosedur ini setelah perbaikan lapangan selesai. Performa dari operasi ini membutuhkan pemotongan pada sambungan dibelakang fatigue crack (retak lelah). Penghilangan menyeluruh pada profil ulir tidak diperlukan jika sambungan tidak terdapat fatigue crack dan kecukupan material dapat dihilangkan untuk memenuhi ketentuan produk baru. Dalam kasus ini, sambungan tidak harus di “reblanked”, meskipun semua torgue shoulder, permukaan seal dan semua elemen ulir harus dijadikan 100% “bright metal” dengan mesin. Setelah rethreading, sambungan harus dilapisi dengan phospate. Cooper Sulfate bukanlah pengganti untuk pelapisan phospate pada sambungan-sambungan yang diulir kembali.

3.13.7 Prosedur dan Kriteria Penerimaan untuk sambungan-sambungan Hydril Wedge ThreadTM: Prosedur-prosedur ini seperti yang diilustrasikan pada figur 3.13.4. Sebagai tambahan pada ketentuan-ketentuan sambungan visual pada ayat 3.11.9, sambungan-sambungan Hydril WTTM harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

a. Tool Joint Box Outside Diameter (OD) : Diameter luar dari tool joint box harus diukur 2 inci + 1/4 inci dari shoulder. Setidaknya dua pengukuran harus diambil pada penempatan interval 90 + 10 derajat. Pengukuran box OD hanya sebagai data acuansaja.

b. Pin Inside Diameter (ID) : pin ID harus diukur dibawah ulir terakhir yang terdekat dengan shoulder (+ 1/4 inci). Pengukuran pin ID hanya sebagai data acuansaja.

c. Tong Space : Box dan pin tong space (tidak termasuk bevel OD) harus memenuhi ketentuan-ketentuan pada tabel 3.7.7. Pengukuran tong space pada komponen yang dikeraskan permukaannya harus dibuat dari bevel sampai pada tepi dari pengerasan muka.

d. Diameter Box Counterbore : Ukur diameter box counterbore pada permukaan box D1, serta pada diameter counterbore segera kemudian dibelakang langkah ulir yang besar, D2. Pengukuran harus diambil pada diameter 90 + 10 derajat jauhnya. Diameter counterbore tidak boleh melebihi dimensi maksimum counterbore yang ditunjukkan pada tabel 3.7.7.

e. Senyawa Ulir dan Pelindung. Sambungan yang bisa diterima harus dilapisi dengan senyawa API Tool Joint di seluruh ulir dan permukaan shoulder termasuk juga upset pin. Pelindung ulir harus dioleskan dan kencangkan dengan torsi sebesar 50 hingga 100 ft-lbs. Pelindung ulir harus bebas dari serpihan. Jika akan dilakukan

Page 21: DS-1 Bahasa

DS-1™, Third Edition, Volume 3, Drill Stem Inspection

DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL 39

inspeksi tambahan terhadap ulir atau shoulder sebelum pemindahan pipa, pemakaian senyawa ulir dan pelindung bisa ditunda sampai diselesaikannya inspeksi tambahan tersebut.

3.14 lnspeksi Dimensional 3

3.14.1 Ruang Lingkup : Prosedur ini meliputi inspeksi dimensional terhadap sambungan bekas bershoulder putar pada drill collars, komponen BHA dan Heavy Weight Drill. Dimensinya digambarkan pada gambar 3.13.4, 3.14.1 dan 3.14.2

3.14.2 Peralatan Inspeksi :

a. API dan Sambungan tak Sejenis yang Sama : Sebuah penggaris logam 12 inci dengan rentang 1/64 inci, straightedge logam, pengukur profil yang digerinda dan dikeraskan serta OD Caliper juga diperlukan. Lead gage dan lead setting standar juga diperlukan dan harus dibuktikan dengan kalibrasi selama 6 bulan terakhir, mengikuti National Institute of Standards and Technology (NIST) atau lembaga sejenis.

b. Sambungan-sambungan Grant Prideco HI TORQUE®, eXtremeTM Torque, XT-MTM dan Grant Prideco Double ShoulderTM : Sebagai tambahan untuk ketentuan pada ayat 3.14.2a, selama tembakkan depth micrometer, setting standar untuk depth micrometer dan jepitan dial caliper yang diperpanjang diperlukan. Peralatan ukur harus dibuktikan dengan kalibrasi selama 6 bulan terakhir, mengikuti National Institute of Standards and Technology (NIST) atau lembaga sejenis. Gambar inspeksi lapangan terakhir dari ukuran sambungan yang diinspeksisi adalah direkomendasikan, yang mana disediakan oleh Grant Prideco, web site

Page 22: DS-1 Bahasa

T H Hill Associates, Inc.

40 DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL

mereka ataupun macine shop Grant Prideco yang telah mempunyai lisensi. Dimensi-dimensi yang tersedia pada tabel 3.9.2 – 3.9.5 digolongkan ekuivalen dengan dimensi yang disediakan oleh gambar inspeksi lapangan Grant Prideco pada saat dokumen ini dikeluarkan. Tanggung jawab untuk memastikan bahwa dimensi-dimensi tersebut adalah ekuivalen padagambar inspeksi lapangan Grant Prideco edisi terakhir untuk sambungan yang diaplikasikan adalah dengan inspector.

c. Sambungan-sambungan OMSCO TuffTorqTM : Sebagai tambahan untuk ketentuan pada ayat 3.14.2a, selama tembakkan depth micrometer, setting standar untuk depth micrometer dan jepitan dial caliper yang diperpanjang diperlukan. Peralatan ukur harus dibuktikan dengan kalibrasi selama 6 bulan terakhir, mengikuti National Institute of Standards and Technology (NIST) atau lembaga sejenis.

d. Sambungan-sambungan Hydrill Wedge ThreadTM : Sebuah penggaris logam 12 inci dengan rentang 1/64 inci, straightedge logam, serta ID dan OD Caliper juga diperlukan. Sebuah ID micrometer dan setting standar juga diperlukan dan harus dibuktikan dengan kalibrasi selama 6 bulan terakhir, mengikuti National Institute of Standards and Technology (NIST) atau lembaga sejenis.

3.14.3 Persiapan :

a. Semua produk harus diberi nomor urut. Nomor seri harus dicatat dan didokumentasikan pada semua laporan.

b. Sambungan harus bersih sehingga tidak ada sisik, Lumpur, atau pelumas bisa diusap dari permukaan ulir atau shoulder dengan serbet yang bersih.

3.14.4 Prosedur dan Kriteria Penerimaan untuk API dan Sambungan sejenis yang tidak sama : Dianggap bahwa Inspeksi Sambungan secara Visual dilakukan sekaligus dalam inspeksi ini. Jika Inspeksi Sambungan secara Visual tidak akan dilakukan, langkah 3.11.5c dan 3.11.5f serta 3.11.5g harus ditambahkan pada prosedur ini.

a. OD box sambungan: OD dari box sambungan harus diukur sepanjang 4 inci, ±1/4 inci dari shoulder. Sekurang - kurangnya dua pengukuran harus dilakukan diberikan spasi pada interval 90 derajad ± 10 derajad. Untuk HWDP, OD dari box seharusnya memenuhi ketentuan yang tercantum pada tabel 3.9.1 Untuk drill collar, Diameter Luar (OD) dari box (bersama kombinasi dengan Diameter Dalam (ID)) harus menghasilkan BSR yang berada dalam rentangan yang ditentukan oleh pelanggan. Dimensi untuk rentang BSR yang biasanya ditentukan diberikan pada tabel 3.8.

b. Diameter Dalam (ID) dari Pin: Pin ID harus diukur pada ulir terakhir yang terdekat dengan shoulder ±1/4 inci. Untuk HWDP, Pin ID harus memenuhi ketentuan dari tabel 3.9.1 Untuk drill collar, Pin ID (digabungkan dengan Box OD) harus menghasilkan BSR yang berada pada rentang yang telah ditentukan oleh pelanggan. Dimensi untuk rentang BSR yang biasanya ditentukan diberikan pada tabel 3.8.

c. Diameter Box Counterbore : Diameter Box Counterbore harus diukur sedekat mungkin dengan shoulder (tetapi tidak termasuk ID bevel atau logam gulungan) pada diameter 90 derajad dengan jarak ± 10 derajat. Diameter counterbore tidak boleh melebihi dimensi counterbore maksimum yang ditunjukkan pada tabel 3.8 untuk drill collar dan tabel 3.9.1 untuk HWDP

d. Kedalaman Box Counterbore : Kedalaman counterbore harus diukur (termasuk ID bevel) pada drill collar. Kedalaman counterbore tidak boleh kurang dari nilai yang ditunjukkan pada tabel 3.8.

e. Pin stress relief grove : Diameter dan lebar dari API pin stress relief groove tika ada) harus diukur dan harus memenuhi ketentuan pada tabel 3.8 untuk drill collar atau tabel 3.9.1 untuk HWDP.

f. Boreback : Diameter dan panjang silinder boreback (jika ada) harus diukur dan harus memenuhi ketentuan dari tabel 3.8 untuk drill collar atau tabel 3.9.1 untuk HWDP.

g. Diameter bevel : Diameter bevel harus diukur pada pin dan pada box (box) dan harus memenuhi ketentuan dari tabel 3.8 untuk drill collar dan tabel 3.9.1 untuk HWDP. (lihat catatan pada bagian bawah tabel 3.8 untuk klarifikasi dari kriteria diameter bevel yang “lama” dan “baru”.)

h. Lebar SealBox : Untuk HWDP, lebar sealbox harus diukur pada titik terkecilnya dan harus sama atau lebih dari nilai minimum pada tabel 3.9.1.

i. Panjang Pin Drill Collar : Untuk drill collar, Panjang pin sambungan harus diukur dan harus memenuhi ketentuan pada tabel 3.8.

j. Panjang Pin Neck : Panjang leher pin (jaraknya dari 90 derajad dari shoulder pin dengan persimpangan dari flensa dari ulir dengan kedalaman penuh yang pertama dengan leher pin) harus diukur. Panjang leher pin tidak boleh lebih dari kedalaman counterbore dikurangi 1/16 inci.

Page 23: DS-1 Bahasa

DS-1™, Third Edition, Volume 3, Drill Stem Inspection

DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL 41

k. Kedataran Shoulder (Shoulder Flatness) : Kedataran shoulder harus diverifikasi pada box dengan menempatkan mistar pelurus pada diameter permukaan tool joint dan memutar mistar pelurus (straightedge) tersebut sekurang-kurangnya 180 derajat di sepanjang permukaan shoulder. Celah yang nampak harus merupakan penyebab untuk diapkir. Prosedur ini harus diulang untuk pin dengan mistar pelurus diletakkan pada garis permukaan shoulder yang terdekat dengan leher pin. Celah yang nampak antara mistar pelurus dan permukaan shoulder harus merupakan penyebab untuk penaankiran.

l. Bagian Tengah HWDP : Diamater luar (OD) dari bagian tengah (center upset) pada HWDP harus memenuhi ketentuan dari tabel 3.9.1 Jika tinggi bagian tengah berbeda melebihi 1/8 inci dari sisi yang tertipis ke sisi yang tertebal, maka pipa tersebut harus diapkir.

m. Tong Space : HWDPTong space dari box dan pin (tidak termasuk bevel) harus memenuhi ketentuan dari tabel 3.9. Pada box dan pin yang dilantakkan, pengukuran tong spacenya harus tidak termasuk pelantakan (hardfacing). Pada kerah spiral, tong space dari box dan pin harus diukur antara bevel shoulder dan pengurangan diameter yang terdekat dan tidak boleh kurang dari 10 inci.

n. Senyawa Ulir dan Pelindung : Semua sambungan yang bisa diterima harus dilapisi dengan senyawa API tool joint pada seluruh ulirnya dan permukaan shouldernya, termasuk upset dari pin. Pelindung ulir harus dioleskan dan dikencangkan dengan menggunakan torque 50 - 100 ft-lbs. Pelindung ulir harus bebas dari serpihan-serpihan.

3.14.5 Prosedur dan Kriteria Penerimaan untuk sambungan-sambungan Grant Prideco HI TORQUE®, eXtremeTM Torque dan XT-MTM : Sebagai tambahan pada ketentuan-ketentuan sambungan visual pada ayat 3.11.6, sambungan-sambungan Grant Prideco HI TORQUE®, eXtremeTM Torque dan XT-MTM harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

(Catatan: Jika terdapat konflik antara spesifikasi berikut dengan ketentuan fabrikasi, ketentuan-ketentuan dari fabrikasi harus diaplikasikan).

a. Tool Joint Box Outside Diameter (OD) : Diameter luar dari tool joint box harus diukur antara 3 dan 4 inci dari shoulder utama. Pengukuran harus diambil di sekitar lingkaran untuk menentukan diameter minimum. Diameter minimum box harus memenuhi ketentuan-ketentuan pada tabel 3.9.2 – 3.9.4, yang mana yang dapat diaplikasikan. (Catatan : ketentuan-ketentuan untuk sambungan box OD adalah sama untuk HWDP dan semua sambungan BHA.)

b. Pin Inside Diameter (ID) : pin ID harus diukur dibawah ulir terakhir yang terdekat dengan shoulder (+ 1/4 inci) dan harus memenuhi ketentuan-ketentuan pada tabel 3.9.2 – 3.9.4, yang mana yang dapat diaplikasikan.

c. Box Counterbore (CBore) Wall Thickness : Box CBore wall thickness harus diukur dengan menempatkan straightedge secara longitudinal sepanjang tool joint, sepanjang melewati permukaan shoulder, dan kemudian mengukur wall thickness dari perpanjangan ini ke counterbore. CBore wall thickness harus diukur pada titik ketebalan minimumnya. Semua pembacaan yang tidak memenuhi ketentuan CBore wall thickness minimum pada tabel 3.9.2 – 3.9.4, yang mana yang dapat diaplikasikan, harus menyebabkan tool joint untuk diapkir.

d. Tong Space : Box dan pin tong space (termasuk bevel OD) harus memenuhi ketentuan-ketentuan pada tabel 3.9.2 – 3.9.4, yang mana yang dapat diaplikasikan. Pengukuran tong space pada komponen yang dikeraskan permukaannya harus dibuat dari permukaan shoulder utama sampai pada tepi dari pengerasan muka.

e. Kedalaman Box Counterbore : Kedalaman box counterbore harus diukur (termasuk semua ID bevel) dan harus memenuhi ketentuan-ketentuan pada tabel 3.9.2 – 3.9.4, yang mana yang dapat diaplikasikan.

f. Diameter Bevel : Diameter bevel pada box dan pin harus diukur dan harus memenuhi ketentuan-ketentuan pada tabel 3.9.2 – 3.9.4, yang mana yang dapat diaplikasikan.

g. Panjang Sambungan Box : Jarak antara primary dan secondary make-up shoulder harus diukur pada 2 lokasi, terpisah 180 derajat serta bebas dari kerusakan mekanis. Jarak tersebut harus memenuhi ketentuan-ketentuan pada tabel 3.9.2 – 3.9.4, yang mana yang dapat diaplikasikan. Jika panjang sambungan melebihi kriteria spesifik, perbaikan mungkin dibuat pada permukaan (re-facing) shoulder utama. Jika panjang sambungan kurang dari kriteria spesifik, perbaikan permukaan (re-facing) pada shoulder kedua mungkin cukup untuk memperbaiki sambungan. Batas perbaikan permukaan adalah sama dengan yang dikerjakan untuk permukaan shoulder yang rusak.

h. Diameter Pin Nose : Sambungan untuk HTTM dan XTTM, diameter luar pada pin nose harus diukur dan harus memenuhi ketentuan-ketentuan pada tabel 3.9.2 – 3.9.4, yang mana yang dapat diaplikasikan. Hal ini tidak berlaku untuk sambungan XT-MTM.

Page 24: DS-1 Bahasa

T H Hill Associates, Inc.

42 DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL

i. Panjang Sambungan Pin : Jarak antara primary dan secondary make-up shoulder harus diukur pada 2 lokasi, terpisah 180 derajat serta bebas dari kerusakan mekanis. Jarak tersebut harus memenuhi ketentuan-ketentuan pada tabel 3.9.2 – 3.9.4, yang mana yang dapat diaplikasikan. Jika panjang sambungan melebihi kriteria spesifik, perbaikan mungkin dibuat pada permukaan (re-facing) shoulder kedua (pin nose). Jika panjang sambungan kurang dari kriteria spesifik, perbaikan permukaan (re-facing) pada shoulder utama mungkin cukup untuk memperbaiki sambungan. Batas perbaikan permukaan adalah sama dengan yang dikerjakan untuk permukaan shoulder yang rusak.

j. Diameter Pin Cylinder : Diameter pin cylinder harus diukur dan harus memenuhi ketentuan-ketentuan pada tabel 3.9.2 – 3.9.4.

k. Senyawa Ulir dan Pelindung : Sambungan yang bisa diterima harus dilapisi dengan senyawa API Tool Joint di seluruh ulir dan permukaan shoulder termasuk juga upset pin. Pelindung ulir harus dioleskan dan kencangkan dengan torsi sebesar 50 hingga 100 ft-lbs. Pelindung ulir harus bebas dari serpihan. Jika akan dilakukan inspeksi tambahan terhadap ulir atau shoulder sebelum pemindahan pipa, pemakaian senyawa ulir dan pelindung bisa ditunda sampai diselesaikannya inspeksi tambahan tersebut.

l. HWDP Center Upset : Diameter luar dari HWDP center upset harus harus memenuhi ketentuan-ketentuan pada tabel 3.9.2 – 3.9.4, yang mana yang dapat diaplikasikan.

m. Re-threading : Metode ini harus digunakan untuk memperbaiki sambungan yang gagal memenuhi ketentuan yang disebuntukan pada prosedur ini setelah perbaikan lapangan selesai. Performa dari operasi ini membutuhkan pemotongan pada sambungan dibelakang fatigue crack (retak lelah). Penghilangan menyeluruh pada profil ulir tidak diperlukan jika sambungan tidak terdapat fatigue crack dan kecukupan material dapat dihilangkan untuk memenuhi ketentuan produk baru. Dalam kasus ini, sambungan tidak harus di “reblanked”, meskipun semua torgue shoulder, permukaan seal dan semua elemen ulir harus dijadikan 100% “bright metal” dengan mesin. Setelah rethreading, sambungan harus dilapisi dengan phospate. Cooper Sulfate bukanlah pengganti untuk pelapisan phospate pada sambungan-sambungan yang di ulir kembali.

3.14.6 Prosedur dan Kriteria Penerimaan untuk sambungan-sambungan Grant Prideco Double ShoulderTM dan OMSCO TuffTorqTM : Sebagai tambahan pada ketentuan-ketentuan sambungan visual pada ayat 3.11.6 atau 3.11.8, yang mana yang dapat diaplikasikan, sambungan-sambungan Grant Prideco Double ShoulderTM dan

Omsco TuffTorqTM harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

(Catatan: Jika terdapat konflik antara spesifikasi berikut dengan ketentuan fabrikasi, ketentuan-ketentuan dari fabrikasi harus diaplikasikan).

a. Tool Joint Box Outside Diameter (OD) : Untuk GPDSTM, diameter luar dari tool joint box harus diukur antara 3 dan 4 inci dari shoulder utama. Untuk TuffTorqTM, diameter luar dari tool joint box harus diukur 2 inci + 1/4 inci dari shoulder utama. Pengukuran harus diambil di sekitar lingkaran untuk menentukan diameter minimum. Diameter minimum box harus memenuhi ketentuan-ketentuan pada tabel 3.9.5 atau 3.9.6, yang mana yang dapat diaplikasikan. (Catatan : ketentuan-ketentuan untuk sambungan box OD adalah sama untuk HWDP dan semua sambungan BHA.)

b. Pin Inside Diameter (ID) : pin ID harus diukur dibawah ulir terakhir yang terdekat dengan shoulder (+ 1/4 inci) dan harus memenuhi ketentuan-ketentuan pada tabel 3.9.5 atau 3.9.6, yang mana yang dapat diaplikasikan.

c. Lebar Box Shoulder (juga direferensikan sebagai sambungan Box Counterbore (CBore) Wall Thickness untuk GPDSTM) : Lebar box shoulder harus diukur dengan menempatkan straightedge secara longitudinal sepanjang tool joint, sepanjang melewati permukaan shoulder, dan kemudian mengukur tebal shoulder dari perpanjangan ini ke counterbore. Lebar shoulder harus diukur pada titik ketebalan minimumnya. Semua pembacaan yang tidak memenuhi ketentuan lebar shoulder minimum pada tabel 3.9.5 atau 3.9.6, yang mana yang dapat diaplikasikan, harus menyebabkan tool joint untuk diapkir.

d. Tong Space : Box dan pin tong space (termasuk bevel OD untuk sambungan GPDSTM dan tidak termasuk bevel OD untuk sambungan Omsco TuffTorqTM) harus memenuhi ketentuan-ketentuan pada tabel 3.9.5 atau 3.9.6, yang mana yang dapat diaplikasikan. Pengukuran tong space pada komponen yang dikeraskan permukaannya harus dibuat dari permukaan shoulder utama sampai pada tepi dari pengerasan muka.

e. Diameter Box Counterbore : Diameter Box counterbore harus diukur dan harus memenuhi ketentuan-ketentuan pada tabel 3.9.5 atau 3.9.6, yang mana yang dapat diaplikasikan.

f. Diameter Bevel : Diameter bevel pada box dan pin harus diukur dan harus memenuhi ketentuan-ketentuan pada tabel 3.9.5 atau 3.9.6, yang mana yang dapat diaplikasikan.

Page 25: DS-1 Bahasa

DS-1™, Third Edition, Volume 3, Drill Stem Inspection

DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL 43

g. Panjang Sambungan Box : Jarak antara primary dan secondary make-up shoulder harus diukur pada 2 lokasi, terpisah 180 derajat serta bebas dari kerusakan mekanis. Jarak tersebut harus memenuhi ketentuan-ketentuan pada tabel 3.9.5 atau 3.9.6, yang mana yang dapat diaplikasikan. Jika panjang sambungan melebihi kriteria spesifik, perbaikan mungkin dibuat pada permukaan (re-facing) shoulder utama. Jika panjang sambungan kurang dari kriteria spesifik, perbaikan permukaan (re-facing) pada shoulder kedua mungkin cukup untuk memperbaiki sambungan. Batas perbaikan permukaan adalah sama dengan yang dikerjakan untuk permukaan shoulder yang rusak.

h. Diameter Pin Nose (hanya untuk GPDSTM) : diameter luar pada pin nose harus diukur dan harus memenuhi ketentuan-ketentuan pada tabel 3.9.5.

i. Panjang Sambungan Pin : Jarak antara primary dan secondary make-up shoulder harus diukur pada 2 lokasi, terpisah 180 derajat serta bebas dari kerusakan mekanis. Jarak tersebut harus memenuhi ketentuan-ketentuan pada tabel 3.9.5 atau 3.9.6, yang mana yang dapat diaplikasikan. Jika panjang sambungan melebihi kriteria spesifik, perbaikan mungkin dibuat pada permukaan (re-facing) shoulder kedua (pin nose). Jika panjang sambungan kurang dari kriteria spesifik, perbaikan permukaan (re-facing) pada shoulder utama mungkin cukup untuk memperbaiki sambungan. Batas perbaikan permukaan adalah sama dengan yang dikerjakan untuk permukaan shoulder yang rusak.

j. Diameter Pin Cylinder (hanya untuk GPDSTM) : Diameter pin cylinder harus diukur dan harus memenuhi ketentuan-ketentuan pada tabel 3.9.5.

k. Senyawa Ulir dan Pelindung. Sambungan yang bisa diterima harus dilapisi dengan senyawa API Tool Joint di seluruh ulir dan permukaan shoulder termasuk juga upset pin. Pelindung ulir harus dioleskan dan kencangkan dengan torsi sebesar 50 hingga 100 ft-lbs. Pelindung ulir harus bebas dari serpihan. Jika akan dilakukan inspeksi tambahan terhadap ulir atau shoulder sebelum pemindahan pipa, pemakaian senyawa ulir dan pelindung bisa ditunda sampai diselesaikannya inspeksi tambahan tersebut.

l. HWDP Center Upset : Diameter luar dari HWDP center upset harus harus memenuhi ketentuan-ketentuan pada tabel 3.9.5 – 3.9.6, yang mana yang dapat diaplikasikan.

m. Re-threading : Metode ini harus digunakan untuk memperbaiki sambungan yang gagal memenuhi ketentuan yang disebuntukan pada prosedur ini setelah perbaikan lapangan selesai.

Performa dari operasi ini membutuhkan pemotongan pada sambungan dibelakang fatigue crack (retak lelah). Penghilangan menyeluruh pada profil ulir tidak diperlukan jika sambungan tidak terdapat fatigue crack dan kecukupan material dapat dihilangkan untuk memenuhi ketentuan produk baru. Dalam kasus ini, sambungan tidak harus di “reblanked”, meskipun semua torgue shoulder, permukaan seal dan semua elemen ulir harus dijadikan 100% “bright metal” dengan mesin. Setelah rethreading, sambungan harus dilapisi dengan phospate. Cooper Sulfate bukanlah pengganti untuk pelapisan phospate pada sambungan-sambungan yang diulir kembali.

3.15 Inspeksi Sambungan Blacklight

3.15.1 Ruang Lingkup : Prosedur ini mencakup pemeriksaan sambungan ferromagnetik untuk menemukan kecacatan permukaan yang melintang dengan menggunakan teknik partikel magnetik fourescent basah (blacklight).

3.15.2 Peralatan Inspeksi :

a. Medium Particle Bath

• Medium berbasis petroleum yang memancarkan fluorescence alamiah saat terkena blacklight tidak boleh digunakan. Solar dan bensin tidak boleh dipakai.

• Medium berbasis air boleh dipakai jika medium tersebut membasahi permukaan tanpa adanya celah yang nampak. Jika terjadi pembasahan yang tidak merata, mungkin diperlukan pembersihan tambahan, bath dengan partikel baru, atau tambahan bahan pembasah yang lebih banyak.

b. Peralatan Blacklight. Diperlukan bolam uap dengan rating listrik sekurang-kurangnya 100 watts dan meter pengukur intensitas blacklight. Meter pengukur intensitas blacklight harus ditempeli label atau stiker yang menunjukkan kalibrasinya dalam enam bulan terakhir. Label atau stiker tersebut harus menunjukkan tanggal kalibrasi, tanggal jatuh tempo kalibrasi selanjutnya, dan juga nama perusahaan dan nama orang yang melakukan kalibrasi.

c. Diperlukan Tabung centrifugal ASTM dan penyangga.

d. Coil (Kumparan). Diperlukan kumparan DC dengan kemampuan menginduksi medan magnet longitudinal yang bisa distel sekurang-

Page 26: DS-1 Bahasa

T H Hill Associates, Inc.

44 DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL

kurangnya 1200 amp-putaran per inci dari sambungan OD.

e. Diperlukan sebuah Magnetik Particle Field Indicator (MPFI) termasuk juga magnetometer saku dan selain itu magnetic flux indicator strip atau magnetic penetrameter (pie gauge).

f. Sebuah cermin harus digunakan untuk mengamati box thread roots.

g. Bilik atau terpal harus digunakan untuk membuat tempatnya gelap jika perlu.

h. Sebuah AC Yoke diperlukan, yang mana telah membuktikan kapasitasnya untuk mengangkat 10 pon berat dalam 6 bulan terakhir. Sebagai tambahan pada kutub yoke, tes harus dilakukan dengan jarak kutub maksimum. Label atau stiker harus dilampirkan pada yoke yang menunjukkan tanggal tes, tanggal jatuh tempo dan tanda tangan serta nama perusahaan dari orang yang melakukan kalibrasi.

3.15.3 Persiapan: Seluruh permukaan yang diinspeksisi harus dibersihkan hingga permukaan logamnya yang mengkilap kelihatan dan tidak ada noda grease atau dobe untuk ulir (thread dobe) bisa dideteksi dengan mengusapnya dengan lap kertas putih /tissue kering yang bukan bekas. Permukaan ini mencakup semua daerah yang di fabrikasi pada pin dan box, termasuk keseluruhan pin ID untuk panjang melebihi panjang ulir, minimum 1 inci diluar ulir terakhir pada non-stressed relieved box, dan permukaan luar pada box drill pipe tool joint dari shoulder ke taper.

3.15.4 Prosedur dan Kriteria Penerimaan:

a. Konsentrasi partikel harus memiliki rentang antara 0.1 sampai 0.4 ml/100 ml bila diukur dengan menggunakan tabung centrifugal ASTM 100 ml, dengan waktu yang disetel minimum selama 30 menit pada media berbasis air atau 1 jam pada media berbasis minyak.

b. Intensitas blacklight harus diukur dengan meter pengukur sinar ultraviolet setiap kali lampunya dinyalakan, setiap seteiah 8 jam operasi dan setelah pekerjaan tersebut selesai. Intensitas minimum harus 1000 mikro watt/cm2 pada jarak 15 inci dari sumber cahaya atau pada jarak yang digunakan untuk inspeksi, yang mana saja yang lebih besar.

c. Tentukan polaritas dari medan magnet yang ada (jika ada) pada tiap-tiap upset yang dites menggunakan magnetometer saku. Beri tanda tiap-tiap upset dengan "N" (north) atau "S" (South pole), yang mana yang sesuai. Kumparan pemasok medan magnet harus ditempatkan pada sambungan sehingga b,isa mendorong (bukan melawan) medan magnet yang sudah ada. Aktivasi arus magnetikasi dan penggunaan larutan partikel magnetik harus dilakukan secara bersamaan. Larutan tersebut

harus didistribusikan ke seluruh area yang digambarkan pada 3.15.3. a. Arus magnetikasi harus tetap hidup selama sekurang-kurangnya 2 detik setelah larutan tersebut didistribusikan. Larutan tersebut harus diaduk sebelum masing-masing pemakaian.

d. Besar dan arah medan magnet yang benar harus diverifikasi pada blacklight baik dengan menggunakan magnetic indikator strip atau magnetic penetrameter yang diletakkan pada permukaan bagian dalam dari masing-masing sambungan ketika larutan sedang dipergunakan dan listrik akan dihidupkan.

e. Permukaan inspeksi dari tiap-tiap sambungan harus diperiksa dibawah blacklight. Kecuali jika pipanya vertikal, masing-masing pipa harus digelindingkan untuk memungkinkan pemeriksaan 360 derajad dan untuk memungkinkan daerah dibawah larutan yang “menggenang" bisa diinspeksisi. Sebuah cermin harus digunakan untuk memeriksa box thread roots. Perhatian khusus harus diberikan pada akar ulir terakhir yang terkait dari pin dan box.

f. Permukaan luar pada box tool joint harus diinspeksisi dengan menggunakan medan transverse/melintang. Medan magnet harus terus diaktifkan menggunakan AC Yoke selama partikel diaplikasikan. Kekuatan medan yang layak serta arahnya harus diverifikasi pada permulaan setiap shift dengan menggunakan magnetic flux indicator ataupun magnetic penetrameter.

g. Segala bentuk retak pada area yang difabrikasi pada pin dan box atau dalam 1 inci pada bagian belakang non-stress relieved box, harus menyebabkan pengapkiran. Penggerindaan untuk menghilangkan retak tidak diperbolehkan, tetapi daerah dengan indikasi yang meragukan bisa dibersihkan ulang dengan roda penyikat non-abrasif dan non-logam dan kemudian diinspeksisi ulang. Jika indikasinya muncul kembali, sambungan tersebut harus diapkir.

h. Pengecekan retak akibat panas pada permukaan box tool joint, tidak termasuk hardbanding, adalah diapkir jika memenuhi kriteria berikut :

• Indikasi relevan mencakup 30% atau lebih pada permukaan tool joint melingkar atau total area.

• Semua indikasi relevan yang sama atau lebih dari 1/8 inci panjang.

• Semua indikasi relevan yang dilokasikan dalam 1/2 inci dari bevel.

i. Senyawa Ulir dan Pelindung : Semua sambungan yang bisa diterima harus dilapisi dengan senyawa API Tool Joint di seluruh ulirnya dan permukaan shouldernya, termasuk upset dari pin. Pelindung ulir harus digunakan

Page 27: DS-1 Bahasa

DS-1™, Third Edition, Volume 3, Drill Stem Inspection

DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL 45

dan dikencangkan dengan menggunakan torque 50 -100 ft-lbs. Pelindung Ulir harus bebas dari serpihan.

3.16 Inspeksi Penghubung UT

3.16.1 Ruang Lingkup : Prosedur ini mencakup pemeriksaan rotary shouldered connections untuk menemukan transverse flaw dengan menggunakan teknik gelombang kompresi.

3.16.2 Peralatan Inspeksi :

a. Instrumen ultrasonik harus dengan type pulse-echo dengan tampilan scan A.

b. Kalibrasi Linieritas. Instrumen tersebut harus dikalibrasi untuk mendapatkan linieritas sekurang-kurangnya satu kali tiap enam bulan. Kalibrasi harus ditunjukkan dengan stiker atau label, yang ditempel pada unitnya, menunjukkan tanggal kalibrasi, tanggal jatuh tempo, dan tanda tangan dan nama perusahaan dan orang yang melakukan kalibrasi.

c. Baji bisa digunakan untuk mengukur sudut sinar transducer terhadap sudut dari tirus ulir

d. Couplant dengan type yang sama harus digunakan untuk standarisasi dan inspeksi. Senyawa untuk ulir tidak boleh digunakan sebagai counlant.

3.16.3 Persiapan :

a. Box shoulder dan upset pin harus bersih hingga seluruh permukaan logam nampak.

b. Kontak permukaan dengan lubang, cekungan, atau tonjolan logam mungkin akan mengganggu inspeksi. Pengikiran terhadap upset pin atau perataan box shoulder mungkin diperlukan sebelum inspeksi, asalkan toleransi dimensional tetap dipertahankan.

3 16 4 Standarisasi Medan :

a. Unit ultrasonik harus dilakukan standarisasi medan dengan menggunakan standar baja untuk mengetahui iarak dan sensitivitas.

b. Standar Acuan Jarak : Standar acuan jarak bisa dalam segala bentuk yang memungkinkan penataan instrumen untuk menunjukkan jarak minimum sama dengan paniang pin ditambah 1 inci.

c. Standar Acuan Sensitivitas:

• Standar acuan sensitivitas harus merupakan keseluruhan atau bagian dari sambungan box atau pipa dengan wall thickness minimum sebesar 1/2 inci. Standamya minimum harus 1" lebih panjang dari pada panjang pin.

• Standar acuan sensitivitas harus memiliki sebuah transverse notch. Notch tersebut harus ditempatkan pada standar dengan jarak sama dengan panjang pin ditambah 1-2 inci, minus 0 dari permukaan scanning. Jika digunakan standar sambungan box, notch tersebut harus ditempatkan pada akar ulir dengan jarak yang sama. Notch harus memenuhi ketentuan berikut ini:

Dalam = 0.080 inci ± 0.005 inci Lebar = 0.040 inci maksimum Panjang = 0.500 inci + 0.500 inci – 0.125 inci

d. Standar jarak dan sensitivitas bisa digabungkan

menjadi satu untuk mempermudah.

e. Kontrol pengapkirsn dan koreksi amplitudo jarak elektronik (DAC) harus dimatikan untuk standarisasi dan scanning.

f. Standarisasi jarak: layar CRT harus distandarisasi sehingga garis horisontalnya menunjukkan jarak yang sama dengan panjang pin ditambah 1 inci minimum ditambah 3 inci maksimum.

g. Standarisasi sensitivitas. Amplitudo sinyal yang dihasilkan dengan scanning terhadap notch harus disetel hingga sekurang-kurangnya 80% tinggi layar penuh (full screen height) dengan sinyal minimum terhadap rasio suara sebesar 3 banding 1. Amplitudo sinyal ini harus digunakan sebagai tingkat acuan untuk inspeksi selanjutnya.

h. Unit tersebut harus distandarisasi medan :

• Pada permulaan inspeksi. • Setelah tiap-tiap 25 sambungan. • Setiap instrumen tersebut dihidupkan. • Ketika instrumen atau transducer tersebut

dicurigai telah rusak. • Ketika transducer, kabel, operator atau

material yang diinspeksisi berubah. • Ketika validitas dari standarisasi yang terakhir

diperkirakan. • Setelah selesainya pekerjaan inspeksi.

i. Semua sambungan yang diinspeksisi sejak standarisasi medan terakhir yang sah harus diinspeksisi ulang bila penyetelan amplitudo sinyal pada instrumen tersebut lebih dari 2 db diperlukan selama standarisasi ulang.

Page 28: DS-1 Bahasa

T H Hill Associates, Inc.

46 DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL

3.16.5 Prosedur dan Kriteria Penerimaan: a. Couplant harus didistribusikan pada permukaan

yang bersentuhan.

b. Gain mungkin bisa ditingkatkan diatas tingkat acuan untuk scannina.

c. Masing-masing sambungan harus discan seluruhnya 360 derajat. Kecepatan scanning tidak boleh melebihi 1 inci per detik.

d. Indikasi yang terdeteksi selama scanning harus dievaluasi dengan setting standarisasi untuk perolehan (gain).

e. Indikasi yang melebihi tingkat acuan harus diapkir tanpa evaluasi lebih lanjut.

f. Indikasi antara 50-100% dari tingkat acuan harus mendapatkan inspeksi Sambungan Blacklight (ayat 3. 15) untuk sambungan ferromagneffk atau inspeksi Sambungan Penetrant Cair (Liquid Penetrant Connection) (ayat 3.17) untuk sambungan non-ferromagnetik, atau bagian tersebut harus diapkir. Indikasi retakan yang ditunjukkan oleh metode ini adalah merupakan penyebab untuk pengapkiran.

g. Senyawa Ulir dan Pelindung: Semua sambungan yang bisa diterima harus dilapisi dengan senyawa API Tool Joint pada seluruh permukaan ulir dan shouldernya, termasuk upset dari pin. Pelindung ulir harus digunakan dan dikencangkan dengan menggunakan torque 50-100 ft-lbs. Pelindung ulir harus bebas dari serpihan.

3.17 Inspeksi Penetrant Cair

3.17.1 Ruang Lingkup : Prosedur ini mencakup pemeriksaan terhadap sambungan bershoulder rotari (rotary shouldered connection) dan permukaan di dekatnya pada peralatan BHA non-magnetik untuk menemukan cacat permukaan. Teknik water-washable, solvent-removable atau fluorescent water-washable, serta self developing penetrant dapat digunakan

3.17.2 Peralatan Inspeksi :

a. Penetrant dan pengembang harus dari pabrik yang sama. Pemberian label pada bahan penetrant harus menyatakan bahwa bahan tersebut memenuhi ketentuan sulfur dan halogen dari ASTM E 165.

b. Developer dry powder atau yang berbasis solvent mungkin digunakan untuk teknik yang nampak.

c. Kualitas bahan penetrant dan prosedur inspeksi harus diverifikasi dengan menguji bidang ,test retakan. Bidang pengujiannya bisa berupa Liquid Penetrant Comparator seperti yang digambarkan pada Bagian V, ASME Boiler and Pressure Vessel Code atau retak akibat pendinginan pada balok setebal 3/8 inci dari plat aluminium alloy 2024-T3.

d. Peralatan Blacklight : Sebuah blacklight dengan daya rata-rata setidaknya 1000 watt dan sebuah alat pengukur sinar ultraviolet diperlukan. Ultraviolet intensitas meter harus mempunyai stiker atau label yang dilampirkan yang menunjukkan kalibrasi dalam 6 bulan terakhir. Label harus menunjukkan tanggal kalibrasi, batas akhir kalibrasi selanjutnya serta nama perusahaan dan orang yang melakukan kalibrasi. Intensitas blacklight harus diukur dengan ultraviolet meter setiap kali lampu dinyalakan, setelah setiap 8 jam operasi dan pada saat pekerjaan selesai. Intensitas minimum harus 1000 microwatts/cm2 pada 15 inci dari sumber lampu atau pada jarak yang digunakan untuk inspeksi, yang mana yang lebih besar.

e. Kaca pembesar diperlukan untuk pengamatan ulir box dan pin ID.

3.17.3 Persiapan:

a. Semua permukaan yang diinspeksisi (termasuk bidang pengujian) harus dibersihkan hingga nampak permukaan logamnya yang mengkiiat dan tidak ada noda grease atau bahan oles untuk ulir yang bisa dideteksi dengan mengelapnya dengan kertas handuk/tissue putih yang baru dan kering. Permuakaan yang harus dibersihkan meliputi selunuh bidang yang dibuat dengan mesin pada pin dan box, dan minimum 1 inci diluar ulir terakhir pada non- stress relieved box , dan permukaan bagian dalam dari pin ke pin tip ke pin shoulder. Permukaan bagian dalam pada peralatan dengan pin ID 2 inci atau lebih kecil, dibebaskan dari dilakukannya inspeksi. Jika terlihat adanya aliran residu dari kecacatan, daerah yang diinspeksisi harus dibersihkan kembali.

b. Pembersihan harus dilakukan dengan salah satu metode berikut ini:

• Uap air panas (steam) atau air panas dan deterjen.

• Mineral spirits • Larutan Penetrant Komersial

c. Setelah pembersihan, permukaan yang diinspeksisi hanus dikeringkan hingga kertas handuk atau tissue baru yang kering yang diusapkan pada permukaannya ffdak menyerap uap air. Jika digunakan selain larutan penetrant komersial, permukaan tersebut harus dilakukan

Page 29: DS-1 Bahasa

DS-1™, Third Edition, Volume 3, Drill Stem Inspection

DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL 47

pembersihan akhir dengan acetone, methyl-ethyl ketone, atau pelarut sejenisnya.

d. Langkah langkah proses dan pembersihan yang sama harus dilakukan pada sambungan dan bidang yang diuji. Temperatur bidang uji harus 5 derajad Fahrenheit dari temperatur bagian yang diuji.

3.17.4 Penggunaan Penetrant :

a. Bidang yang diuji hanus diinspeksisi sebelum ulirnya. Jika retakan pada bidang yang diuji tidak kelihatan, inspeksinya tidak boleh dilakukan pada ulir tersebut. Penyebab dari kegagalan harus dibetulkan dan bidang yang diuji, harus diuji ulang hingga berhasil sebelum diteruskan lebih lanjut.

b. Penetrant harus dipakai pada daerah yang diidentifikasi pada ayat 3.17.3a.

c. Cermin harus digunakan untuk memeriksa keseluruhan ulir box.

d. Penetrant tidak boleh dibiarkan menjadi kering. Tambahan penetrant bisa diberikan untuk mencegah agar tidak kering tetapi bagian tersebut harus dibersihkan kembali jika penetrant-nya kering.

e. Waktu tinggal (lamanya penetrant tetap berada di permukaan bagian tersebut) minimum harus 10 menit dan maksimum 60 menit kecuali jika terdapat konflik terhadap rekomendasi dari fabrikasi penetrant. Dalam kasus ini, rekomendasi dari fabrikasi harus digunakan. Untuk temperatur ambien diantara 40 derajat F dan 50 derajat F, waktu tinggal harus minimum 20 menit. Tes penetrant tidak boleh dilakukan jika temperatur ambien atau temperatur komponen kuran dari 40 derajat F atau lebih besar dari 125 derajat F.

3.17.5 Pembersihan Kelebihan Penetrant :

a. Sistim Visible Water Washable : Kelebihan bahan penetrant harus diberslhkan dengan semprotan air bertekanan rendah (maksimum 40 psi). Bagian tersebut harus dikering udarakan (air-dried) atau dikeringkan dengan menggunakan kain bebas lint yang kering. Jika digunakan udara hangat bertekanan untuk mengeringkan bagian tersebut, temperatur udara bertekanan pada permukaan bagian tersebut tidak boleh melebihi 120 derajat F.

Untuk fluorescent penetrant, untuk mencegah kelebihan pencucian, sebuah blacklight harus digunakan dan penyemprotan dihentikan segera setelah latar belakang dibersihkan.

b. Sistim Visible Solvent Removable : Permukaan bagian tersebut harus terlebih dahulu dilap dengan kain bebas lint yang kering. Larutan kemudian disemprotkan pada kain sejenis dan kain yang digunakan untuk membersihkan penetrant yang tersisa di permukaan. Langkah-langkah ini mungkin harus diulang. Akhirnya, permukaan bagian tersebut harus dilap dengan kain bebas lint yang kering. CATATAN: Bahan pelarut tidak boleh disemprotkan atau dioleskan secara langsung pada permukaan yang diuji.

c. Cermin pembesar harus digunakan untuk memeriksa bahwa kelebihan penetrant sudah dibersihkan seluruhnya dari ulir box

3.17.6 Aplikasi Developer : (Langkah a dan b tidak diperlukan untuk self-developing penetrant.)

a. Developer harus digunakan lima menit setelah selesainya operasi pengeringan pasca pembilasan.

b. Metode penggunaan bahan developer harus memungkinkan cakupan yang merata secara visual di seluruh perrnukaan yang diperiksa.

c. Waktu pengembangan harus selama satu setengah dari waktu tinggal penetrant yang diperbolehkan, tetapi tidak kurang dari 7 dan tidak iebih dari 30 menit.

3.17.7 Pemeriksaan dan Kriteria Penerimaan :

a. Pemeriksaan pendahuluan untuk mendeteksi seluruh kecacatan dan kontaminasi pada permukaan harus dilakukan selama satu menit setelah penggunaan bahan pengembang.

Sebuah blacklight harus digunakan selama inspeksi menggunakan fluorescent penetrant.

b. Pemeriksaan akhir harus dilakukan setelah waktu pengembangan yang sepenuhnya.

c. Semua daerah yang ditargetkan harus diperiksa dari adanya indikasi keretakan. Akar ulir terakhir dari pin dan box yang masih terkait harus mendapatkan perhatian khusus. Sebuah cermin harus digunakan untuk menginspeksi permukaan di dalam box.

d. Retakan: Segala retakan harus menjadi penyebab untuk pengapkiran.

e. Indikasi: bagian dengan indikasi yang meragukan harus dibersihkan kembali dan diinspeksisi ulang. Indikasi yang berulang-ulang harus merupakan penyebab untuk pengapkiran. Penggerindaan atau penggosokan terhadap indikasi tidak diperbolehkan.

Page 30: DS-1 Bahasa

T H Hill Associates, Inc.

48 DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL

f. Setelah inspeksi, penetrant dan bahan pengembang harus dibersihkan dengan semprotan air atau pelarut. Dengan penetrant fluorescent, harus digunakan blacklight untuk memeriksa apakah pembersihan telah dilakukan secara menyeluruh.

g. Kompon dan pelindung ulir: Semua sambungan yang bisa diterima harus dilapisi dengan kompon API Tool Joint di seluruh permukaan ulir dan shouldernya termasuk upset dari pin. Pelindung ulir harus digunakan dan dikencangkan dengan menggunakan torque sebesar 50-100 ft-lbs. Pelindung ulir harus bebas dari serpihan.

3.18 Inspeksi Alur Elevator (Elevator Groove)

3.18.1 Ruang Lingkup : Prosedur ini mencakup verifikasi dimensional dari Diameter Luar (OD) drill collar, elevator dan kedalaman dan panjang ceruk alur slip (slip groove recess) dan juga inspeksi visual terhadap shoulder elevator pada kerah yang dilengkapi dengan fitur ini. Ketentuan pelanggan harus diberlakukan dalam semua kasus dalam hal untuk penerimaan/pengapkiran final dari elevator/slip grooves yang tidak memenuhi prosedur ini.

3.18.2 Peralatan Inspeksi : Diperlukan penggaris logam 12 inci dengan jenjang kenaikan 1/64 inci, mistar logam pelurus dan jangka diameter luar (OD).

3.18.3 Persiapan : Daerah alur (groove areas) harus bersih sehingga nampak permukaan logamnya pada seluruh permukaan alur.

3.18.4 Prosedur dan Kriteria Penerimaan:

a. Diameter Luar (OD) Drill collar: Diameter luar drill collar harus diukur 1 inci ±1/4 inci ke arah box

dari shoulder elevator. Dua pengukuran dengan jarak 90 derajad ± 10 derajad harus dilakukan. Semua bacaan harus sama dengan Diameter Luar drill collar yang telah ditentukan (+1/16 inci, -0 inci) atau kerah tersebut harus diapkir.

(Pemakainya akan tahu bahwa ketentuan diatas tidak rnemungkinkan adanya toleransi keausan pada Diameter Luar (OD) drill collar untuk kerah yang dilengkapi dengan alur pengangkat elevator. Ketentuan tersebut sama dengan ketentuan pada DS-1™ edisi pertama. Setelah mempertimbangkan, komite teknis kelompok sponsor DS1™ telah memutuskan untuk mempertahankan ketentuan ini karena keausan yang diperbolehkan dan pengembangan pada elevator tidak memungkinkan pengurangan diameter drill collar sementara masih mempertahankan daerah shoulder bearing muatan yang memadai).

b. Dimensinya harus seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.18.1

c. Kedalaman celah : Kedalaman dari slip atau ceruk alur elevator harus ditentukan dengan cara menempatkan pistar pelurus di sepanjang permukaan OD di atas ceruk alur pada ketiga lokasi 120 derajad dengan jarak ± 10 derajad dan pengukuran terhadap kedalaman permukaan ceruk. Kedalaman dari slip atau celah alur elevator harus memenuhi ketentuan yang tercantum di bawah ini

Collar OD Kedalaman Celah (inci, +1/32, -0) (inci) Celah Slip Celah Elevator

4 - 4-5/8 5/32 3/16 4 –3/4 – 5 5/8 5/32 7/32 5-3/4 – 6-5/8 7/32 9/32 6-3/4 – 8 5/8 7/32 11/32 ≥8-3/4 7/32 13/32

Page 31: DS-1 Bahasa

DS-1™, Third Edition, Volume 3, Drill Stem Inspection

DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL 49

d. Drill collar 8-3/4 inci dan yang lebih besar, harus memiliki radius ceruk elevator antara 1/8 dan 1/4 inci. Pojok luar dari shoulder elevator pada semua kerah tidak boleh aus lebih dari radius 1/8 inci.

e. Seluruh permukaan bagian luar dari slip grooves dan elevator grooves harus diinspeksisi untuk melihat adanya retak akibat tekanan sesuai dengan prosedur 3.9, "inspeksi MPI slip/upset”. Harus diberi perhatian khusus kepada pojok bagian dalam atas dari elevator groove recess (celah ceruk elevator) dan slip notches. Segala bentuk retak harus menjadi penyebab pengapkiran.

3.19 Inspeksi Shop Terhadap Drilling Jar

3.19.1 Ruang Lingkup : Prosedur ini mencakup inspeksi bengkel (shop inspection) terhadap drilling jar.

3.19.2 Peralatan : Peralatan berikut ini harus tersedia untuk inspeksi: manual bengkel paberik, spidol cat, pengukur cekungan atau gage, lampu yang bisa menyinari seluruh permukaan bagian dalam, timbangan logam, meteran, kikir datar atau piringan gerinda (dish grinder).

3.19.3 Persiapan : Catat nomor seri perkakas dan deskripsi dari perkakas. Apkir perkakas jika tidak ada nomor seri yang ditemukan kecuali pelanggan memaklumi ketentuan ini. Bongkar perkakas sesuai dengan manual shop dari pabrik.

3.19.4 Fitur Peringan Tegangan yang Diperlukan: Kecuali dimaklumi oleh pelanggan, semua sambungan upset NC38 dan yang lebih besar pada jar dan pada kedua upset saver sub harus dilengkapi dengan ceruk peringan tegangan pin (pin stress relieve groove) dan boreback boxes. Sambungan upset adalah sambungan yang menghubungkan pada komponen tali bor yang selanjutnya di atas dan di bawah jar. Pada jar yang dilengkapi dengan saver sub, sambungan upset adalah sambungan yang menghubungkan saver subs.

3.19.5 Saver Subs : Periksa saver subs, jika ada, sesuai dengan prosedur 3.25, lnspeksi Sub kecuali jika ketentuan untk pemberian tanda pada ayat 3.25.8 b dari prosedur tersebut tidak berlaku.

3.19.6 Inspeksi Sambungan secara Visual :

a. Periksa sambungan upset sesuai dengan prosedur 3.11, Inspeksi Sambungan secara Visual, dengan menghilangkan langkah 3.11.3a dan 3.11.4a.

b. Periksa Midbody sesuai dengan manual pabrik dan sebagai berikut. (Jika terdapat

pertentangan antara kedua prosedur, maka yang berlaku adalah peryaratan pada manual shop dari fabrikasi ) :

• Permukaan Seal: Jika sambungan midbody merupakan seal tekanan, permukaan seal harus bebas dari logam yang menonjol atau timbunan karat yang menonjol yang terdeteksi secara visual atau dengan meraba logamnya atau menggunakan kuku pada permukaan tersebut. Lubang atau gangguan pada permukaan seal yang diperkirakan dalamnya melebihi 1/32 inci atau menempati 20% dari lebar seal. Di lokasi tertentu adalah merupakan alasan untuk pengapkiran. Pembuangan logam dibawah permukaan seal tidak diperbolehkan.

• Permukaan ulir: permukaan ulir dan shoulder

torque harus bebas dari cekungan atau kecacatan permukaan lainnya yang nampak melebihi 1/16 inci dalamnya atau berdiameter 1/8 inci, yang menembus hingga kebawah akar ulir atau yang menempaff lebih dari 1- 1/2 inci panjangnya pada lingkar ulir. Tonjolan harus dihilangkan dengan kikir tangan atau roda penggosok nonlogam yang lembut.

3.19.7 Inspeksi Dimensional 3 : periksa sambungan upset sesuai dengan prosedur 3.14, inspeksi dimensional 3, dengan menggunakan dimensi dari tabel 3.8 untuk kriteria yang dapat diterima

3.19.8 Inspeksi Sambungan Blacklight : Periksa semua sambungan upset dan tengah (mid body) sesuai dengan prosedur 3.15, Inspeksi Sambungan Blacklight.

3.19.9 Inspeksi Perangkat Keras Internal Dan Body Secara Visual :

a. Periksa secara visual komponen-komponen kotak perkakas dari adanya kerusakan mekanis. Semua sobekan lobang atau kecacatan sejenisnya yang lebih dalam dari 10% dinding di dekatnya harus menyebabkan barang tersebut diapkir. Lepaskan sisik yang terlepas dan benjolan logam sebelum menqukur kedalaman kecacatan tersebilt

b. Lubang, erosi, sobek dan cekungan ke dalam dan keluar dari daerah yang berlapis chrom, atau kepingan, terkelupasnya chrom harus merupakan penyebab untuk pengapkiran.

3.19.10 Inspeksi Body Partikel Magnetik : Periksa permukaan luar perkakas dari shoulder ke shoulder sesuai dengan prosedur 3.9, Inspeksi Partikel Magnetik terhadap Daerah Slip/Upset. Berikan perhatian khusus pada daerah di sekitar terminal penyetelan beban dan lubang oli eksternal yang mungkin merupakan penyebab peningkatan

Page 32: DS-1 Bahasa

T H Hill Associates, Inc.

50 DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL

tekanan. Segala bentuk retak merupakan penyebab pengapkiran.

3.19.11 Perakitan dan Pengujian Fungsi :

a. Rakitlah jar dengan menggunakan prosedur seperti yang digambarkan pada manual perakitan Shop. Ganti ring O yang sudah usang dan seal yang sudah lembek dengan yang baru sebelum perakitan kembali.

b. Susunlah sambungan Mid body dengan menggunakan nilai torque seperti Wyang diminta oleh manual perakitan shop.

Peralatan untuk aplikasi torque harus mempunyai stiker atau label terpasang yang menunjukkan kalibrasi dalam setahun.

c. Jalankan dan matikan jar untuk gerakan ke atas (Up stroke) dan ke bawah (down stroke) selama sekurang-kurangnya 3 kali untuk masing-masing arah. Jar tersebut harus mati (trip) pada rentangan yang ditentukan oleh manual pengoperasian.

Peralatan tes beban harus menunjukkan bukti kalibrasi sesuai dengan ketentuan fabrikasi atau kalibrasi tahunan, yang mana yang lebih ketat.

d. Hidrolik jar tidak boleh ada kebocoran oli selama pengujian.

3.19.12 Ketentuan Pasca Inspeksi : Bersihkan dan keringkan sambungan dan pelindung ulir. Gunakan kompon ulir dan pelindung ulir. Buatlah band putih dengan cat selebar 2 inci pada perkakas yang bisa diterima. Band cat tersebut harus berjarak 12 inci ± 2 inci dari upset boxnya. Dengan menggunakan spidol cat permanen pada permukaan luar dari perkakas, tuliskan kata-kata "DS-1™ Jar Inspection”, tanggal, dan nama perusahaan yang melakukan inspeksi.

3.20 Inspeksi Kelly 3.20.1 Ruang Lingkup: Prosedur ini mencakup ketentuan inspeksi dan kriteria penerimaan untuk Kelly.

3.20.2 Peralatan: Peralatan berikut ini harus tersedia untuk inspeksi Busur derajat masinist atau sejenisnya, spidol cat, pengukur cekungan, lampu yang mampu menerangi seluruh permukaan bagian dalam, penyusik logam, meteran pengukur, kikir datar atau gerinda piringan, tali yang dianyam dengan panjang 40 kaki, pengukur presisi kelurusan.

3.20.3 Persiapan: Catat nomor seri kelly dan deskripsinya. Apkir kelly tersebut jika nomor serinya tidak ada kecuali jika pelanggan memaklumi ketentuan ini.

3.20.4 Saver Subs: Periksa saver subs, jika ada sesuai dengan prosedur 3.25, Inspeksi Sub.

3.20.5 IInspeksi Sambungan Secara Visual: Penksa sambungan kelly sesuai dengan prosedur

3.11, Inspeksi Sambungan secara Visual, dengan menghilangkan bagian 3.11.3 a dan 3.11.4 a.

3.20.6 Inspeksi Dimensional - Sambungan Atas : Pada sambungan kely atas, lakukan pemeriksaan berikut ini :

a. Diameter Luar (OD) Box. Ukur diameter luar (OD) box dari tool joint pada point 3/8 inci, ±1/8 inci dari shoulder. Box OD harus sama atau lebih dari nilai yang ditunjukkan di bawah ini.

b. Tong Space. Tong space dari box dan pin (tidak termasuk OD bevel) harus-sekuranq-kuranqnea 8.0 inci.

c. Box Swell. Ukur box counterbore pada permukaan yang terdekat dengan shoulder, tidak termasuk ID bevel. Dua pengukuran harus diambil pada diameter 90 derajad ± dengan jarak 10 derajat. Diameter counterbore tidak boleh melebihi dimensi counterbore maksimum di bawah ini.

d. Diameter bevel. Diameter bevel tidak boleh melebihi nilai yang diberikan di bawah ini

Sambungan Kelly Atas Dimensi 4 1/2 Reg 6 5/8 Reg Min. Box OD (in) 5-21/32 7-21/32 Max. Diameter Bevel (in) 5-7/16 7-15/32 Max Counterbore (in) 4-3/4 6-1/8

3.20.7 Inspeksi Dimensional - Sambungan Bawah : Periksa sambungan kelly bawah sesuai dengan prosedur 3.11.3, Inspeksi dimensional 2.

30.20.8 Inspeksi Sambungan Blacklight : Periksa sambungan atas dan bawah sesuai dengan prosedur 3.15, Inspeksi Sambungan Blacklight.

Page 33: DS-1 Bahasa

DS-1™, Third Edition, Volume 3, Drill Stem Inspection

DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL 51

30.20.9 Inspeksi Kelurusan (Straightness Inspection) : Letakkan kelly pada penyangga dengan sekurang-kurangnya 3 daerah topangan. Putar kelly 360 derajad dan secara visual cari dan perhatikan daerah-daerah yang kelurusannya diperkirakan. Bentangkan tali yang dianyam dengan kencang dari upset ke upset dari belakang taper masing-masing tool joint sehingga tali tersebut menjangkau lokasi yang diperkirakan. Ukur jarak maksimum antara tali dan bagian kelly drive. Apkir kelly bila ditemukan kondisi-kondisi berikut ini

a. Bengkok pada bagian drive yang melebihi satu inci pada bagian sepanjang tiga kaki.

b. Bengkok pada bagian drive lebih dari 1/16 inci pada panjang 2 kaki di dekat masing-masing tool ioint.

c. Jika kelly tersebut nampak bergelombang.

3.20.10 Keausan Bagian Drive : Lebar dan sudut kontak dari pola keausan dari bagian kelly drive menunjukkan jarak antara kelly dan drive bushing selama pemakaian yang terdahulu.

a. Pola keausan yang lebar disertai dengan sudut kontak yang rendah adalah optimum. Pola ini menunjukkan bahwa jarak yang dekat selalu dipertahankan pada penggunaan sebelumnya.

b. Sudut kontak yang tinggi menunjukkan bahwa jarak yang dekat tidak dipertahankan selama pemakaian yang terdahulu. Pola keausan yang lebih luas pada sudut kontak yang tinggi menunjukkan bahwa keausan yang lebih parah telah terjadi pada jarak yang tinggi.

c. Pola keausan yang sempit disertai dengan sudut kontak yang rendah wmenunjukkan kelly dioperasikan dengan jarak yang dekat tetapi pola keausannya belum terjadi sepenuhnya.

3.20.11 Batas Keausan Bagian Drive : Ukur sudut kontak dari pola keausan pada sekurang - kurangnya enam lokasi yang nampak representatif bagi kondisi keausan secara umum dari bagian kelly drive. Jika sudut kontak rata-ratanya melebihi perkiraan sudut maksimum di bawahnya, beritahukan pada pelanggan sehingga dia bisa mengurangi jarak operasi dan memaksimalkan sisa masa pakai dari kelly.

Sudut Kontak Maksimum untuk Bagian Kelly Drive

Ukuran Kelly (inci)

Kelly Segi Empat (derajat)

Kelly Hexagonal (derajat)

2-1/2 3

3-1/2 4-1/4 5-1/4

6

17 16 15 14 13 -

- 12 11 10 9 8

3.20.12 Inspeksi Body Partikel Magnetik : Periksa permukaan luar dari tool dari shoulder ke shoulder sesuai dengan prosedur 3.9, lnspeksi Partikel Magnetik terhadap daerah Slip/Upset. Segala bentuk retak merupakan penyebab untuk pengapkiran.

3.20.13 Ketentuan Pasca Inspeksi : Bersihkan dan keringkan sambungan dan pelindung ulir. Gunakan kompon ulir dan pelindung ulir. Pasang band cat putih selebar 2 inci di sekeliling ± 2 inci perkakas yang bisa diterima. Gunakan cat permanen pada permukaan luar tool dan tuliskan kata-kata “DS-1™ Kelly Inspection", tanggal, dan nama perusahaan yang melakukan inspeksi.

3.21 Inspeksi Shop terhadap Perkakas (tool) MWD/LWD

3.21.1 Ruang Lingkup : Prosedur ini mencakup ketentuan inspeksi shop untuk Peralatan LWD dan MWD.

3.21.2 Peralatan : Peralatan berikut ini harus tersedia : Manual Pabrik, Spidol cat, pit gage, lampu yang mampu menerangi seluruh permukaan bagian dalam, penyisik logam, meteran, kikir datar atau gerinda piringan.

3.21.3 Persiapan : Catat nomor seri kelly dan deskripsinya. Apkir kelly tersebut jika nomor serinya tidak ada kecuali jika pelanggan memaklumi ketentuan ini. Bongkar tool sesuai dengan manual dari pabrik.

3.21.4 Fitur Pengurang Tekanan yang diperlukan: Kecuali dimaklumi oleh pelanggan, semua sambungan akhir NC38 dan yang lebih besar pada tool dan pada kedua upset saver subs harus dilengkapi dengan Pin Stress Relief Grooves dan boreback boxes. Sambungan upset adalah sambungan yang menghubungkannya pada komponen tali bor yang selanjutnya di atas dan di bawah tool. Pada tool yang dilengkapi dengan saver subs, sambungan upset adalah sambungan yang menghubungkan saver subs.

3.21.5 Saver Subs : Periksa saver subs, jika ada, sesuai dengan prosedur 3.25, “lnspeksi Sub", kecuali jika ketentuan untuk penand,aan pada ayat 3.25.8 b pada kedua prosedur tidak berlaku.

3.21.6 Inspeksi Sambungan Secara Visual :

a. Periksa sambungan akhir tool sesuai dengan prosedur 3.11, Inspeksi Sambungan secara Visual, dengan tidak menyertakan ayat 3.11.3 a dan 3.11.4 a.

b. Jika tool tersebut memiliki sambungan midbody, periksa sambungan tengah tersebut sebagai berikut :

Page 34: DS-1 Bahasa

T H Hill Associates, Inc.

52 DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL

• Permukaan Seal : Jika sambungan tengah merupakan seal tekanan, permukaan seal harus bebas dari tonjolan logam atau timbunan karat yang menonjol yang bisa terdeteksi secara visual atau dengan mengusapkan penyisik logam atau kuku di permukaan tersebut. Semua cekungan dan gangguan pada permukaan seal yang diperkirakan dalamnya melebihi 1/32 inci atau mencakup 20% dari lebar seal pada lokasi tertentu adalah merupakan penyebab untuk pengapkiran. Pembuangan logam dibawah sisi permukaan seal tidak diperbolehkan.

• Permukaan Ulir : Permukaan ulir dan shoulder torque harus bebas dari lubang atau kecacatan permukaan yang lain yang nampak melebihi 1/16 tinci dalamnya dan 1/8 inci diametemya, yang menembus hingga dibawah akar ulir, atau yang menempati lebih dari 1-1/2 inci panjangnya disepanjang lingkaran ulir. Benjolan harus dihilangkan dengan kikir tangan atau roda penggosok (non-logam) yang "lembut".

3.21.7 Inspeksi dimensional 3: Periksa sambungan upset sesuai dengan prosedur 3.14, Inspeksi dimensional 3, dengan menggunakan dimensi dari tabel 3.8 untuk kriteria mana bisa diterima.

3.21.8 Inspeksi Sambungan Cairan Penetrant : Periksa sambungan upset dan midbody, jika ada, sesuai dengan prosedur 3.17, Inspeksi Sambungan Cairan Penetran. (Catatan : Jika tool terbuat dari bahan ferromagnetik, gantikan prosedur 3.15, Inspeksi Sambungan Blacklight untuk prosedur 3.17, Inspeksi Sambungan dengan Cairan Penetrant).

3.21.9 Inspeksi Body secara Visual : Periksa secara visual permukaan luar tool dari shoulder ke shoulder dari adanya kerusakan mekanis. Goresan, lubang atau kecacatan sejenisnya yang dalamnya lebih dari 10% dari dinding yang ada di dekatnya merupakan penyebab untuk pengapkiran.

3.21.10 Inspeksi Body dengan Cairan Penetran : Pada tool yang non-magnetik, periksa permukaan luar dari kulit struktural dari tool sesuai dengan prosedur 3.17, Inspeksi dengan Cairan Penetrant. Dengan memberikan perhatian khusus kepada daerah port dan di bubut. Semua bentuk retak merupakan alasan untuk pengapkiran. (Jika tool terbuat dari bahan ferro-magnetik, gantikan prosedur 3.9, “MPI daerah Slip/Upset," untuk prosedur 3.17).

3.21.11 Perakitan dan Pengujian Fungsi : Rakit dan lakukan pengujian fungsi tool sesuai petunjuk pada manual shop. Ganti ring O dan seal yang lembek dengan yang baru sebelum perakitan kembali. Susun midbody dengan menggunakan nilai torque yang ditentukan oleh manual perakitan tool. Aplikasi torque equipment harus mempunyai

label kalibrasi yang menunjukkan kalibrasi dalam setahun.

3.21.12 Ketentuan Pasca-lnspeksi : Bersihkan dan keringkan sambungan dan pelindung ulir. Gunakan kompon ulir dan pelindung ulir. Beri band cat putih di sekeliling tool yang bisa diterima. Band cat tersebut harus 12 inci dan ±2 inci dari upset box. Dengan menggunakan spidol cat permanen pada permukaan luar tool, tuliskan atau cap kata-kata “DS-1™ MWD/ LWD Inspection," tanggal, dan nama perusahaan yang melakukan inspeksi.

3.22 Inspeksi Shop terhadap Motor dan Turbin

3.22.1 Ruang Lingkup: Prosedur ini mencakup inspeksi shop motor dan turbin lumpur.

3.22.2 Peralatan: Peralatan berikut ini harus tersedia untuk inspeksi : Manual Pabrik, Spidol cat, pit gage, lampu yang mampu menerangi seluruh permukaan bagian dalam, penyisik logam, meteran, kikir datar atau gerinda piringan.

3.22.3 Persiapan : Catat nomor seri kelly dan deskripsinya. Apkir kelly tersebut jika nomor serinya tidak ada, kecuali jika pelanggan memaklumi ketentuan ini. Bongkar tool sesuai dengan manual dari pabrik.

3.22.4 Fitur Pengurang Tekanan yang diperlukan: Kecuali dimaklumi oleh pelanggan, semua sambungan akhir NC38 dan yang lebih besar pada motor dan pada kedua upset saver subs harus dilengkapi dengan Pin Stress Relief Grooves dan boreback boxes. Sambungan upset adalah sambungan yang menghubungkannya pada komponen tali bor yang selanjutnya di atas dan di bawah tool. Pada motor yang dilengkapi dengan saver subs, sambungan upset adalah sambungan yang menghubungkan saver subs. Ketentuan ini tidak berlaku pada mata bor atau sub bawah pada motor dan turbin jika sub tersebut dilengkapi dengan ceruk khusus yang dimensinya tidak kompatibel dengan boreback box.

3.22.5 Saver Subs dan Stabilizers : Periksa saver subs, jika ada, sesuai dengan prosedur 3.25, "Inspeksi Sub", kecuali jika ketentuan untuk penandaan pada ayat 3.25.8 b pada kedua prosedur tidak berlaku. Jika motor dilengkapi dengan stabilizer yang bisa dilepas, periksa stabilizer tersebut sesuai dengan prosedur 3.24.

3.22.6 Inspeksi Sambungan Secara Visual :

a. Periksa sambungan akhir tool sesuai dengan prosedur 3.11, Inspeksi Sambungan secara Visual, dengan tidak menyertakan ayat 3.11.3a dan 3 11.4a.

b. Periksa sambungan midbody sebagai berikut :

Page 35: DS-1 Bahasa

DS-1™, Third Edition, Volume 3, Drill Stem Inspection

DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL 53

• Permukaan Seal : Jika sambungan tengah merupakan seal tekanan, permukaan seal harus bebas dari tonjolan logam atau timbunan karat yang menonjol yang bisa terdeteksi secara visual atau dengan menggesekkan penyisik logam atau kuku di permukaan tersebut. Semua cekungan dan gangguan pada permukaan seal yang diperkirakan dalamnya melebihi 1/32 inci atau mencakup 20% dari lebar seal pada lokasi tertentu adalah merupakan penyebab untuk pengapkiran. Pembuangan logam dibawah sisi permukaan seal tidak diperbolehkan.

• Permukaan Ulir : Permukaan uiir dan shoulder torque harus bebas dari lubang atau kecacatan permukaan yang lain yang nampak melebihi 1/16 inci dalamnya dan 1/8 inci diametemya, yang menembus hingga dibawah akar ulir, atau yang panjangnya menempati lebih dari 1-1/2 inci disepanjang lingkaran ulir. Benjolan harus dihilangkan dengan kikir tangan atau roda penggosok (non-logam) yang “lembut".

3.22.7 Inspeksi dimensional 3: Periksa sambungan upset sesuai dengan prosedur 3.14, Inspeksi dimensional 3, dengan menggunakan dimensi dari tabel 3.8 untuk knteria yang bisa diterima.

3.22.8 Inspeksi Sambungan dengan Blacklight : Periksa sambungan upset dan midbody, jika ada, sesuai dengan prosedur 3.15, Ispeksi Sambungan dengan Blacklight. (Catatan : Jika tool terbuat dari bahan non magnetik, gantikan prosedur 3.17, Inspeksi Sambungan dengan Cairan Penetran untuk prosedur 3.17, Inspeksi Sambungan dengan Blacklight).

3.22.9 Inspeksl Body secara Visual : Periksa secara visual permukaan luar tool dari shoulder ke shoulder dari adanya kerusakan mekanis. Goresan, lubang atau kecacatan sejenisnya yang dalamnya lebih dari 10% dari dinding yang ada di dekatnya merupakan penyebab untuk pengapkiran.

3.22.10 Inspeksi Blade dengan Ring Gage : Jika motor atau turbin dilengkapi dengan stabilizer yang permanen (non-detachable), periksa blade stabilizer apakah memiliki diameter yang sesuai dengan menggelindingkan ring gage pada ukuran panjangnya. Diameter Intemal (ID) dari gage harus memiliki diamater blade nominal seperti yang seharusnya +0, -1/32 inci. Gage tersebut harus bisa jalan dengan lancar pada blade tersebut. Celah antara gage dengan blade tidak boleh melebihi 1/16 inci atau tool tersebut harus diapkir.

3.22.11 Inspeksi Body Partikel Magnetik : Periksa permukaan luar tool sesuai dengan prosedur 3.9, Inspeksi Partikel Magnetik terhadap daerah Slip/Upset. Selain itu juga periksa rotor dan las yang berkaitan. Segala bentuk retak, tidak peduli kemanapun arahnya harus diapkir. (Jika tool atau bagian dari tool terbuat dari bahan non-

magnetik, gantikan prosedur 3.17, aInspeksi dengan Cairan Penetrant" untuk mengganti prosedur 3.9, pada komponen yang non-magnetik).

3.22.12 Perakitan dan Pengujian Fungsi : Rakit tool tersebut dengan mengikuti manual perakitan shop. Ganti ring O dan seal yang lembek dengan yang baru sebelum perakitan kembali. Susun midbody dengan menggunakan nilai torque yang ditentukan oleh manual perakitan tool. Peralatan pemakaian torque harus terpasang stiker yang menunjukkan kalibrasi selama setahun terakhir. Lakukan pengujian fungsi sesuai dengan petunjuk manual perakitan shop.

3.22.13 Ketentuan Pasca-lnspeksi : Bersihkan dan keringkan sambungan dan pelindung ulir. Gunakan kompon ulir dan pelindung ulir. Pasang band cat putih selebar 2 inci di sekeliling tool yang bisa diterima. Sabuk cat tersebut harus 12 inci ± 2 inci dari upset box. Dengan menggunakan spidol cat permanen pada permukaan luar tool, tuliskan atau cap kata-kata “DS-1™ Motor Inspection," tanggal, dan nama perusahaan yang melakukan inspeksi.

3.23 Inspeksi Shop untuk Underreamers, Hole Openers & Roller Reamers

3.23.1 Ruang Lingkup : Prosedur ini mencakup ketentuan inspeksi dan kriteria penerimaan untuk underreamer, roller reamer, hole opener dan casing scrader.

3.23.2 Peralatan: Peralatan berikut ini harus tersedia untuk inspeksi : Manual shop dari Pabrik, Spidol cat, pit gage, lampu yang mampu menerangi seluruh permukaan bagian dalam, penyisik logam, meteran, kikir datar atau gerinda piringan.

3.23.3 Persiapan: Catat nomor seri tool dan deskripsinya. Apkir tool tersebut jika nomor serinya tidak ada, kecuali jika pelanggan memaklumi ketentuan ini. Bongkar tool dan lepaskan pemotong, roller, lengan scraper dan pin sebelum inspeksi.

3.23.4 Fitur Pengurang Tekanan yang diperlukan: Kecuali dimaklumi oleh pelanggan, semua sambungan akhir NC38 dan yang lebih besar pada tool dan pada kedua upset saver subs harus dilengkapi dengan Pin Stress Relief Grooves dan boreback boxes. Sambungan upset adalah sambungan yang menghubungkannya pada komponen tali bor yang selanjutnya di atas dan di bawah tool. Pada tool yang dilengkapi dengan saver subs, sambungan upset adalah sambungan yang menghubungkan saver subs.

3.23.5 Inspeksi Sambungan Secara Visual :

a. Periksa sambungan sesuai dengan prosedur 3.11, dengan menghilangkan ayat 3.11.3a dan 3.11.4a.

Page 36: DS-1 Bahasa

T H Hill Associates, Inc.

54 DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL

b. Periksa midbody sebagai berikut :

• Permukaan Seal : Jika sambungan tengah merupakan seal tekanan, permukaan seal harus bebas dari tonjolan logam atau timbunan karat yang menonjol yang bisa terdeteksi secara visual atau dengan menggesekkan metal scale atau kuku di permukaan tersebut. Semua cekungan dan gangguan pada permukaan seal yang diperkirakan dalamnya melebihi 1/32 inci atau mencakup 20% dari lebar seal pada lokasi tertentu adalah merupakan penyebab untuk pengapkiran.

• Permukaan Ulir : Permukaan ulir harus bebas dari lubang atau kecacatan permukaan yang lain yang nampak melebihi 1/16 inci dalamnya dan 1/8 inci diameternya, yang menembus hingga dibawah akar ulir, atau yang panjangnya menempati lebih dari 1-1/2 inci disepanjang lingkaran ulir. Benjolan harus dihilangkan dengan kikir tangan atau roda penggosok (non-logam) yang “lembut". Pembuangan logam di bawah sisi permukaan seal tidak diperbolehkan.

3.23.6 Inspeksi dimensional 3: Periksa sambungan upset sesuai dengan prosedur 3.14, Inspeksi dimensional 3, dengan menggunakan dimensi dari tabel 3.7 untuk kriteria penerimaan.

3.23.7 Inspeksi Sambungan dengan Blacklight: Periksa sambungan upset dan midbody, jika ada, sesuai dengan prosedur 3.15, Inspeksi Sambungan dengan Blacklight.

3.23.8 Inspeksi Body secara Visual:

a. Periksa permukaan luar tool case, lengan, roller, pemotong, pin, dan komponen lain dari adanya kerusakan mekanis. Goresan, lubang atau kecacatan sejenisnya pada tool case atau shaft yang dalamnya lebih dari 10% dari dinding yang ada di dekatnya merupakan penyebab untuk pengapkiran. Kerusakan pada komponen lain yang melebihi batas yang telah dHentukan pada manual shop dari Pabrik harus merupakan penyebab untuk pengapkiran.

b. Bottleneck tool harus memiliki panjang fishing neck minimum 18 inci diukur dari shoulder ke taper. Tong space minimum adalah 7 inci atau jika tidak tool tersebut harus diapkir.

c. Tool yang terbukti telah di las strap harus diapkir kecuali jika ketentuan tersebut dimaklumi oleh pelanggan.

3.23.9 Inspeksi Body Partikel Magnetik: Periksa pins, lengan, seluruh permukaan luar struktur tool box dan kelompok bearing muatan yang lain sesuai dengan prosedur 3.9, Inspeksi Partikel Magnetik terhadap daerah Slip/Upset. Periksa kembali semua

komponen kecuali box struktural tool dengan medan magnet yang diarahkan ke garis vertikal dengan scan yang pertama.

3.23.10 Perakitan dan Inspeksi Ring Gage :

a. Rakit kembali dan lumasi tool tersebut sesuai dengan prosedur yang ada pada manual shop. Ganti ring O dan seal yang lembek dengan komponen yang baru. Peralatan pemakaian torque yang digunakan untuk merakit sambungan tengah harus terpasang label yang menunjukkan kalibrasi dalam setahun terakhir.

b. Buka secara manual dan seallengan atau blade yang bisa digerakkan sekurang-kurangnya tiga kali. Putar cutter dan roller. Semua komponen yang bisa digerakkan harus bisa bergerak dengan bebas tanpa gerakan yang berlebihan.

c. Periksa diameter cutter atau roller dengan menggelindingkan ring gage pada roller dan/atau cutter. Diameter dalam gage harus memiliki diameter nominal yang diinginkan +0, -1/32 inci. Gage tersebut harus bisa lewat dengan lancar pada cutter atau roller. Celah antara gage dan blade tidak boleh lebih dari 1/16 inci atau jika lebih maka tool tersebut harus diapkir. Untuk tool yang bisa dimekarkan, mekarkan cutter hingga diameternya penuh dan ulangi pengujian tersebut.

d. Lakukan pengecekan fungsi-fungsi lainnya yang disebuntukan pada buku manual

3.23.11 Ketentuan Pasca-lnspeksi : Bersihkan dan keringkan sambungan dan pelindung ulir. Gunakan kompon ulir dan pelindung ulir. Pasang band cat putih selebar 2 inci di sekeliling tool yang bisa diterima. Sabuk cat tersebut harus 12 inci dan ± 2 inci dari upset box. Dengan menggunakan spidol cat permanen pada permukaan luar tool, tuliskan atau, cap kata-kata ”DS-1™ Inspection," tanggal, dan nama perusahaan yang melakukan inspeksi.

3.24 Inspeksi Stabilizer

3.24.1 Ruang Lingkup: Prosedur ini mencakup ketentuan inspeksi dan kriteria penerimaan untuk stabilizer. Termasuk juga komponen ferromagnetik dan non-magnetik.

3.24.2 Peralatan: Peralatan berikut ini harus tersedia untuk inspeksi : Spidol cat, Penyisik logam, meteran, lampu yang mampu menerangi seluruh permukaan bagian dalam, kikir datar atau gerinda piringan, stabilizer ring gage.

Page 37: DS-1 Bahasa

DS-1™, Third Edition, Volume 3, Drill Stem Inspection

DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL 55

3.24.3 Persiapan: Catat nomor seri tool dan deskripsinya. Apkir tool tersebut jika nomor serinya tidak ada, kecuali jika pelanggan memaklumi ketentuan ini.

3.24.4 Fitur Pengurang Tekanan yang diperlukan: Kecuali dimaklumi oleh pelanggan, semua sambungan akhir NC38 dan yang lebih besar pada stabilizer harus dilengkapi dengan Pin Stress Relief Grooves dan boreback boxes.

3.24.5 Inspeksi Sambungan Secara Visual: Periksa sambungan, termasuk midbody dan sambungan sleeve pada stabilizer lengan sesuai prosedur 3.11, Inspeksi Sambungan secara Visual, dengan mengabaikan ayat 3.11.3 a dan 3.11.4 a.

3.24.6 Inspeksi Dimensional:

a. Periksa sambungan sesuai dengan prosedur 3.14, Inspeksi dimensional 3. Gunakan kriteria sambungan yang bisa diterima untuk drill collar .

b. Ukur panjang leher stabilizer pada pin dan upset box. Panjang leher tidak boleh kurang dari dua kali diameter luar body stabilizer atau 12 inci, yang mana saja yang lebih besar. Pengecualian dari yang diatas adalah pada yang dekat dengan bit stabilizer. Dalam hal ini minimum tong space pada sambungan bawah adalah 7 inci atau tool tsb harus diapkir.

c. Crossover stabilizer harus memiliki panjang fishing neck minimum 18 inci shoulder yang diukur pada taper.

3.24.7 Inspeksi dengan Blackight : Periksa sambungan upset sesuai dengan prosedur 3.15, Inspeksi Sambungan dengan Blacklight. Jika tool tersebut dari bahan non-magnetik, gantikan prosedur 3.17, Inspeksi Sambungan dengn Cairan Penetran untuk menggantikan Inspeksi Sambungan dengan Blacklight.

3.24.8 Inspeksi Body secara Visual : Periksa secara visual permukaan luar tool dari shoulder ke shoulder dari adanya kerusakan mekanis. Goresan, lubang atau kecacatan sejenisnya yang dalamnya lebih dari 10% dari dinding yang ada di dekatnya harus diapkir.

3.24.9 Inspeksi Blade dengan Pengukur Ring (Ring Gage) : Periksa diameter blade stabilizer dengan menggelindingkan ring gage pada blade tersebut. Diameter Internal (ID) dari blade harus sebesar diameter blade nominal seperti yang seharusnya +0, -1/32 inci. Gage tersebut harus bisa jalan dengan lancar pada blade tersebut. Celah antara gage dengan blade tidak boleh melebihi 1/16 inci atau tool tersebut harus diapkir.

3.24.10 Inspeksi Body Partikel Magnetik: Periksa permukaan luar dari shoulder ke shoulder (termasuk pengelasan pada blade stabilizer yang di las) sesuai dengan prosedur 3.9, Inspeksi MPI terhadap daerah Slip/Upset. (Sebagai alternatif untuk langkah ini, daerah cakupan dari inspeksi dengan Blacklight dari langkah 3.24.5 mungkin bisa diperluas untuk mencakup seluruh permukaan luar dari stabilizer). Prosedur manapun yang digunakan, inspeksi las pada blade stabilizer yang dilas harus menggunakan AC yoke untuk magnetikasi dan harus dua kali, dengan medan kedua diarahkan tegak lurus terhadap yang pertama. Semua bentuk retak merupakan penyebab untuk pengapkiran, kecuali hairline crack pada pelantakan diperbolehkan jika retak tersebut tidak mencapai logam dasarnya. Jika stabilizer tersebut dari bahan non-magnetik, prosedur 3.17, “Inspeksi Cairan Penetrant” harus digunakan untuk menggantikan Inspeksi Partikel Magnetik.

3.24.11 Ketentuan Pasca-lnspeksi : Bersihkan dan keringkan sambungan dan pelindung ulir. Gunakan kompon ulir dan pelindung ulir. Pasang band cat putih selebar 2 inci di sekeliling tool yang bisa diterima. Sabuk cat tersebut harus 12 inci dan ±2 inci dari upset box. Dengan menggunakan spidol cat permanen pada permukaan luar tool, tuliskan atau cap kata-kata “DS-1™ Stab Inspection," tanggal, dan nama perusahaan yang melakukan inspeksi.

3.25 Inspeksi Sub

3.25.1 Ruang Lingkup: Prosedur ini mencakup ketentuan inspeksi dan kriteria penerimaan untuk rotary drilling subs. Termasuk juga komponen ferromagnetik dan non-magnetik.

3.25.2 Persiapan: Catat nomor seri tool dan deskripsinya. Apkir tool tersebut jika nomor serinya tidak ada, kecuali jika pelanggan memaklumi ketentuan ini.

3.25.3 Peralatan Yang Diperlukan: Peralatan berikut ini harus tersedia untuk inspeksi Spidol cat, pit gage, lampu yang mampu menerangi seluruh permukaan bagian dalam, Penyisik logam, meteran, kikir datar atau gerinda piringan.

3.25.4 Fitur Pengurang Tekanan yang diperlukan pada BHA Subs: Bit subs dan subs yang menghubungkan sambungan BHA lainnya, dengan sambungan NC38 dan yang lebih besar, harus memiliki Pin Stress Relief Grooves dan boreback boxes atau jika tidak maka harus diapkir. (Catatan: Subs khusus mungkin memerlukan diameter dalam yang tidak bisa menampung boreback box. Bila ini terjadi, kriteria dimensi khusus yang bisa diterima dari pabrik khusus sub harus digunakan.)

Page 38: DS-1 Bahasa

T H Hill Associates, Inc.

56 DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL

3.25.5 Inspeksi Sambungan Secara Visual: Periksa sambungan sesuai dengan prosedur 3.11, Inspeksi Sambungan secara Visual, dengan tidak menyertakan ayat 3.11.3 a dan 3.11.4 a.

3.25.6 Inspeksi Dimensional:

a. Periksa sambungan bit subs dan subs yang akan menghubungan sarnbungan BHA lain sesuai dengan prosedur 3.14, Inspeksi dimensional 3, kecuali bahwa diameter bevel harus memenuhi ketentuan pada langkah b-d di bawah ini, yang manapun yang berlaku.

b. Bit subs dan subs lain yang akan menghubungkan komponen BHA, kecuali HWDP : Gunakan diameter bevel dari table 3.7.

c. Sambungan sub yang menghubungkan HWDP : Gunakan diameter bevel dari tabel 3.9.1-3.9.6 yang mana dapat diaplikasikan.

d. Untuk sambungan bit sub yang menghubungkan bits : Gunakan diameter bevel dengan rentangan di bawah iini.

Diameter Bevel (in)

Sambungan Minimum Maksimum 2-3/8 Reg 3-1/32 3-1/16 2-718 Reg 3-19/32 3-5/8 3-1/2 Reg 4-3/32 4-1/8 4-1/2 Reg 5-5/16 5-11/32 6-5/8 Reg 7-11/32 7-318 7-5/8 Reg 8-29/64 8-31/64 8-5/8 Reg 9-17/32 9-9/16

e. Periksa sambungan dari subs yang akan

menghubungkan sambungan pipa bor atau sambungan kelly bawah sesuai dengan prosedur 3.13, Inspeksi dimensional 2.

f. Tong space : Tong space minimum harus 7 inci.

g. Diameter Dalam (Inside Diameter) : Sub dengan sambungan yang sama di atas dan di bawah harus memiliki bore lurus dengan diameter dalam (ID) tidak lebih besar dari ID pin yang terbesar dengan mana pin tersebut akan dihubungkan. Sub dengan sambungan berbeda atas dan bawah bisa dilengkapi dengan step bores. Pada subs ini, kapasitas torsi dari pin dengan ID yang lebih besar tidak akan lebih kecil dari pada kapasitas torsi dari sambungan pada upset lain dari sub.

h. Radius Pojok : Radius pojok pada subs type B harus diantara 1.5 dan 2 inci untuk sub yang difabrikasi sesuai dengan API spesifikasi & edisi 39. Peralatan yang difabrikasi pada edisi sebelumnya harus dapat diterima dengan radius 1 inci.

Page 39: DS-1 Bahasa

DS-1™, Third Edition, Volume 3, Drill Stem Inspection

DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL 57

i. Panjang : Ukur panjang keseluruhan shoulder ke shoulder. Ukur panjang leher pada sub type B. Subs harus memenuhi ketentuan panjang di bawah ini atau jika tidak harus diapkir.

Type Panjang Keseluruhan minimum

(inci)

Panjang Neck minimum

(inci) A (box x box) A (pin x pin) A (box x pin)

B C

24 12

16 lihat dibawah

7

- - - 8 -

Hanya untuk type B subs : Ketentuan panjang keseluruhan minimum tidak diaplikasikan. Fishing neck lengthe minimum 18 inci dan tong space minimum 7 inci. OD taper angle maksimum tidak boleh lebih dari 45 derajat.

j. Dimensi Fioat bore: Pada bit subs yang dilengkapi dengan float bores, dimensi float bore harus memenuhi dimensi floatbore pada gambar 3.25.2 dan berikut ini:

Dimensi (dalam Inci)

R A Sambungan (+1 /64, -0) (+ 1/16) 2-3/8 Reg 1-11/16 9-1/8 2-7/8 Reg 1-15/16 10 3-1/2 Reg 2-7/16 10-1/2 4-1/2 Reg 3-1/2 12-13/16 6-5/8 Reg 4-13/16 17 7-5/8 Reg - 17-1/4 8-5/8 Reg - 17-3/8 8-5/8 Reg 5-23/32 17-3/8 NC23 1-11/16 9-1/8 NC26 1-15/16 9-1/2 NC31 2-7/16 10-1/4 NC38 3-5/32 14-1/4 NC44 3-1/2 13-1/16 NC46 3-11/16 13-1/4 NC50 3-29/32 14-1/2 5 ½ FH - 17 NC61 - 17-1/4

Dalam kasus dimana 2 atau lebih float valves dikenali, inspektur harus berkonsultasi dengan pelanggan untuk menentukan ukuran mana yang digunakan sebelum dilakukan inspeksi.

3.25.7 Inspeksi dengan Blacklight: Periksa sambungan upset sesuai dengan prosedur 3.15, Inspeksi Sambungan dengan Blacklight. Jika sub tersebut dari bahan non-magnetik, gunakan prosedur 3.17, Inspeksi Sambungan dengan Cairan Penetrant untuk menggantikan Inspeksi Sambungan dengan Blacklight.

3.25.8 Inspeksi Body secara Visual :

a. Kondisi Permukaan: Periksa secara visual permukaan luar sub dari shoulder ke shoulder dari adanya kerusakan mekanis. Goresan, lubang atau kecacatan sejenisnya yang dalamnya lebih dari 10% dari dinding yang ada di dekatnya harus diapkir.

b. Penandaan: Sub harus memiliki marking recess yang menunjukkan nama pabrik atau merek, kata-kata “SPEC 7," sambungan sub atas dan bawah dan diameter dalam dari sub. Informasi yang terdapat pada merk harus sesuai dengan ID yang sebenamya dan sambungan pada sub. (Sub yang tidak menunjukkan merk ini tidak sesuai dengan API Spesifikasi 7).

3.25.9 Magnetic Particle Body Inspection: Inspeksi diameter luar dari shoulder ke shoulder sesuai dengan prosedur 3.9, Inspeksi MPI slip/upset. Semua indikasi retak, tanpa mempertimbangkan arah, harus diapkir. Jika sub difabrikasi dari materi non-magnetik, prosedur 3.17, Inspeksi Liquid Penetrant, harus digantikan dengan Inspeksi Magnetic Particle.

3.25.10 Ketentuan Pasca-lnspeksi: Bersihkan dan keringkan sambungan dan pelindung ulir. Gunakan kompon ulir dan pelindung ulir. Pasang band cat putih selebar 2 inci di sekeliling tool yang bisa diterima. Sabuk cat tersebut harus 12 inci dan ±2 inci dari upset box. Dengan menggunakan spidol cat permanen pada permukaan luar tool, tuliskan atau cap kata-kata “DS-1™ Sub Inspection," tanggal, dan nama perusahaan yang melakukan inspeksi.

3.26 Inspeksi Shop pada Surface Safety Valves, Kelly Valves, dan Inside Blowout Preventer

3.26.1 Ruang Lingkup : Prosedur ini mencakup ketentuan inspeksi dan kriteria penerimaan untuk Kelly valves, safety valves dan inside blowout preventer, (IBOP's).

3.26.2 Peralatan : Peralatan berikut ini harus tersedia untuk inspeksi: Manual Shop dari Pabrik, Spidol cat, pengukur cekungan (pit gage), lampu yang mampu menerangi seluruh permukaan bagian dalam, metal scale, meteran, kain, emery, kikir datar atau gerinda piringan.

Page 40: DS-1 Bahasa

T H Hill Associates, Inc.

58 DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL

3.26.3 Persiapan:

a. Tentukan dari pelanggan tekanan kerja dari yang diperlukan dari tool tersebut dan apakah diperlukan H2S trim. Juga tentukan sambungan upset yang diperlukan, ID minimum dan OD maksimum. Jika spesifikasi dari valve tidak memenuhi spesifikasi pelanggan, jangan melanjuntukan inspeksi. Beritahu pelanggan.

b. Bongkar tool seluruhnya, dengan melepas semua sambungan tengah dan melepas semua bola, colokan, dudukan, backup seal, pegas dan allen plug.

3.26.4 Tekanan Kerja/ Verifikasi Trim: Catat nomor seri dari tool dan deskripsinya. Jika tidak bisa ditemukan nomor serinya, apkir tool tersebut kecuali dimaklumi oleh pelanggan. Verifikasi tekanan kerja dari tool dengan salah satu cara berikut ini:

a. Tanda permanen pada body valve.

b. Catatan tertulis dari pabrik peralatan aslinya bisa dilacak dengan menggunakan nomor seri yang unik. (Informasi pada tanda di body valve dan pada catatan tertulis harus sesuai, jika tidak maka valve tersebut harus diapkir).

3.26.5 Inspeksi Sambungan Secara Visual:

a. Periksa sambungan sesuai dengan prosedur 3.11, dengan tidak menyertakan ayat 3.11.3a dan 3.11.4a

b. Periksa midbody sebagai berikut:

• Permukaan Seal : Jika sambungan midbody merupakan seal tekanan, permukaan seal harus bebas dari logam yang menonjol atau timbunan karat yang menonjol yang terdeteksi secara visual atau dengan meraba logamnya dengan penyisik logam atau menggunakan kuku pada permukaan tersebut. Lubang atau gangguan pada permukaan seal yang diperkirakan dalamnya melebihi 1/32 inci atau menempati 20% dari lebar seal di lokasi tertentu adalah merupakan alasan untuk pengapkiran. Pembuangan logam dibawah permukaan seal tidak diperbolehkan.

• Permukaan ulir : permukaan ulir dan shoulder torque harus bebas dari cekungan atau kecacatan permukaan iainnya yang nampak melebihi 1/16 inci dalamnya atau berdiameter 1/8 inci, yang menembus hingga kebawah akar ulir atau yang menempati lebih dari 1-1/2 inci panjangnya pada lingkar ulir. Tonjolan harus dihilangkan dengan kikir tangan atau roda penggosok non-logam yang “lembut".

3.26.6 Inspeksi Sambungan Dimensional: Periksa sambungan upset sesuai dengan prosedur 3.13, Inspeksi dimensional 2, dengan menggunakan dimensi pada tabel 3.7.1 – 3.7.11 yang mana dapat diterapkan untuk penerimaan.

3.26.7 Inspeksi dengan Blacklight: Periksa sambungan upset dan sambungan tengah sesuai dengan prosedur 3.15, Inspeksi Sambungan dengan Blacklight. Perluas cakupan inspeksi blacklight semua permukaan bagian dalam dan luar yang terjangkau dari valve bisa diperiksa.

3.26.8 Inspeksi Body Dimensional/ Visual dan Perangkat Keras Internal:

a. Periksa secara visual permukaan luar tool dari shoulder ke shoulder dari adanya kerusakan mekanis. Goresan, lubang atau kecacatan sejenisnya yang dalamnya lebih dari 10% dari dinding yang ada di dekatnYa harus diankir.

b. Bersihkan dan periksa selongsongnya dan komponen intemalnya. Lubang, keropos, pecah dan cekungan tidak diperbolehkan di daerah seal pada dudukan (seat), pelor (balls), colokan, atau tangkai operasi. Berikan perhatian khusus pada seal bores pada lubang tangkai operasi, dan di daerah dimana seal yang lembut harus bergerak ketika valve sedang dioperasikan tekanan di selongsongnya. Daerah ini harus dari logam yang mengkilat dan bebas dari seqala macam cerukan.

c. Tong space shell minimum harus 7 inci atau jika tidak tool tersebut harus diapkir. Tong space tidak boleh memiliki lubang tangkai operasi (operating stem hole) maupun sambungan tengah (midbody connection).

3.26.9 Perakitan:

a. Tool harus dirakit sesuai dengan prosedur tertulis untuk perakitan dari pabrik, dengan torque yang benar pada semua sambungan tengah. Peralatan pemakaian torque harus memasang stiker kalibrasi dalam setahun.

Semua ring O, seal lembek lain dan pegas yang sudah "bergelombang” yang dipasanq harus baru.

b. Untuk valve yang memerlukan H2S trim, semua komponen harus diverifikasi yang sesuai untuk H2S service berdasarkan nomor part atau nomor seri. Part yang kecil, seperti seal dan pegas (spring), yang tidak memiliki nomor identifikasi harus diganti dengan part yang baru yang diketahui sesuai untuk H2S service.

Page 41: DS-1 Bahasa

DS-1™, Third Edition, Volume 3, Drill Stem Inspection

DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL 59

c. Setelah merakit kelly dan safety valve yang memiliki terminal berulir untuk pengisian gemuk, pasang sementara sambungan pengisian gemuk dan Iumasi valvenya pada saat mengoperasikan pelomya. Teruskan hingga gemuk (grease) terlihat di dalam valve. Lepaskan sambungan grease dan pasang colokan yang sesuai pada terminal berulir (threaded port). Operasikan pelot tersebut beberapa kali untuk memastikan bahwa alat itu berfungsi dengan lancar.

d. Periksa bahwa indikator posisi pada tangkai operasi menunjukkan penunjukan posisi 'buka' dan 'tutup' pada valve dengan benar.

3.26.10 Ketentuan Pengujian Tekanan Hidrostatis: Kelly valve, safety valve, dan inside BOPs harus dilakukan uji-hydro selongsong (sheel hydrotested) dan uji-hydro differensial (diflerentially hydrotested pada tekanan rendah dan tekanan tinggi.

Perhatian: Sebelum memasok tekanan hydrotest, pastikan bahwa part yang ditest diisolasi dibelakang barikade dengan ukuran dan kekuatan yang memadai untuk, mencegah cidera apabila terjadi kebocoran atau pecahnya selongsong. Pastikan bahwa semua udara sudah dikeluarkan dari sistim penguiian sebelum diberi tekanan. Ikuti semua prosedur keselamatan lain yang telah diberlakukan pada fasilitas bengkel.

a. Block dan Pembuangan (bleed) diperlukan: Setelah memberikan tekanan pada alat yang ditest pada semua pengujian di bawah ini, sumber tekanannya harus diisolasi dan selang tekanan antara sumbemya dan alat yang ditest harus dibuang hingga nol. Waktu pengujian hidro tidak boleh dimulai hingga tahap-tahap ini telah dilaksanakan.

b. Kriteria penerimaan: Waktu untuk menahan tekanan minimum pada tiap-tiap pengujian adalah 5 menit . Penurunan telianan yang drastis atau kebocoran melalui batang valve atau di sekitar tangkai pengoperasian valve harus merupakan penyebab untuk pengapkiran valve.

c. Kalibrasi Pengukur (Gage): Pengukur tekanan (pressure gage) yang digunakan untuk hidrotesting harus menunjukkan stiker kalibrasi selama 6 bulan terakhir.

d. Pengujian Diferensial dari bawah: (Berlaku untuk kelly valve, safety valve dan IBOPs)

• Pasang upset (pin) bawah dari valve pada sambungan yang diuji. Valve harus pada posisi “tertutup” dengan tidak ada penutup atau colokan pada upset box bagian atas.

• Berikan tekanan 200 psig dari upset (pin) bawah dari valve. Blok dan alirkan sumber tekanan. Tahan tekanan selama 5 menit sambil mengamati pelor (ball), tangkai operasi dan sambungan tengah dari adanya kebocoran. Amati pengukur tekanan apakah terjadi penurunan tekanan.

• Setelah valve lolos pengujian 200 psig, naikkan tekanan hingga tekanan maksimal dari valve dan ulangi pengujian seperti yang sebelumnya.

• Buang tekanan hingga nol.

e. Pengujian diferensial dari atas: (Hanya berlaku untuk kelly valve 2 arah)

• Pasang upset (box) bawah dari valve pada sambungan yang diuji. Valve harus pada posisi “tertutup" dengan tidak ada penutup atau colokan pada upset pin bagian bawah.

• Berikan tekanan 200 psig dari upset (box) atas dari valve. Blok dan alirkan sumber tekanan. Tahan tekanan selama 5 menit sambil mengamati pelor (ball), tangkai operasi dan sambungan tengah dari adanya kebocoran. Amati pengukur tekanan apakah terjadi penurunan tekanan.

• Setelah valve lolos pengujian 200 psig, naikkan tekanan hingga 5000 psig, atau tekanan maksimal dari valve (yang mana saja yang lebih rendah) dan ulangi pengujian seperti yang sebelumnya.

• Buang tekanan hingga nol.

f. Pengujian Selongsong (Shell Test: (Berlaku untuk kelly valve, safety valve dan IBOPs)

• Pasang upset (pin) bawah dari valve pada sambungan yang diuji. Valve harus pada posisi "terbuka” dengan valve lain, penutup atau colokan pada upset (box) atas.

• Berikan tekanan kerja yang ditentukan dari upset (pin) bawah dari valve. Blok dan alirkan sumber tekanan. Tahan tekanan selama 5 menit sambil mengamaff pelor (ball), tangkai operasi dan sambungan tengah dari adanya kebocoran. Amati pengukur tekanan apakah terjadii penurunan tekanan.

Page 42: DS-1 Bahasa

T H Hill Associates, Inc.

60 DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL

• Pada kely valve dan safety valve, sambil mempertahankan tekanan nenquiian, buka dan sealbola sekurang-kurangnya tiga kali sambil mengamati tangkai operasi dari adanya kebocoran. Tidak boleh terjadi kebocoran. Biarkan valve pada posisi terbuka. Buang tekanan hingga nol.

3.26.11 Ketentuan Pasca-lnspeksi :

a. Bersihkan dan keringkan sambungan berulir. Lakukan inspeksi visual pada ulir dan permukaan seal sesuai dengan ayat 3.11.5b dan 3.11.5d untuk memastikan tidak terjadi kerusakan pada tes plug selama hydrostatic pressure test. Gunakan senyawa ulir yang sesuai. Pasang pelindung ulir.

b. Pasang kantong part pada valve. Kantong part harus berisi sekurang-kurangnya satu kunci (wrench) operasi (untuk safety valve dan kely valve) atau alat pembuka (untuk inside BOP's). Untuk tool, yang dilengkapi dengan perkakas ini, kantong part-nya juga harus berisi allen wrench untuk melepas sumbat (plug) dari lubang sambungan gemuk (grease fitting) dan dipasang pada sekurang-kurangnya dua grease fitting.

c. Pasang pita cat putih selebar 2 inci di sekeliling tool yang bisa diterima. Pita cat tersebut harus 6 inci dan +2 inci dari upset box. Dengan menggunakan spidol cat permanen pada permukaan luar tool, tuliskan atau cap kata-kata “DS-1™ SV Inspection," tanggal, dan nama perusahaan yang melakukan inspeksi.

3.27 Inspeksi Medan terhadap Specialty Tools

3.27.1 Ruang Lingkup: Prosedur ini mencakup inspeksi medan terhadap specialty tool seperti jar, motor, MWD dan peralatan lainnya dengan prosedur perusahaan ditempat lainnya dengan standar ini. Sedangkan inspeksi penuh terhadap peralatan ini memerlukan pelepasan shop, pada kesempatan yang diperlukan untuk melakukan inspeksi medan yang bisa dicapai tanpa melepas peralatan tersebut. Inspeksi medan bisa mengidentifikasi masalah dengan hubungan akhir dan masalah struktur peralatan, tetapi pemakai harus mengingat bahwa ketentuan lain tentang peralatan tersebut tidak akan dievaluasi selama inspeksi medan yang dipersingkat ini.

3.27.2 Peralatan: Peralatan berikut ini harus tersedia: Spidol cat, pengukur ketebalan ultrasonik (ultrasonik thickness gage), pengukur lubang (pit gage), lampu yang mampu menerangi permukaan bagian dalam peralatan, penyisik logam, meteran, kikir datar atau gerinda piringan.

3.27.3 Persiapan:

a. Catat nomor seri tool dan deskripsinya. Letakkan peralatan di rak dengan paling sedikit tiga penyangga dan ruangan untuk menggelindingkan peralatan tersebut paling sedikitnya 360 derajat.

b. Bersihkan sambungan yang terekspos. Bersihkan permukaan peralatan bagian luar dan dalam yang terkena.

3.27.4 Fitur Pengurang Tekanan yang diperlukan pada Sub BHA: Kecuali dimaklumi oleh pelanggan, bit sub dan sambungan sub lain yang berhubungan dengan sambungan BHA, dengan sambungan akhir NC38 dan yang lebih besar pada stabilizer harus dilengkapi dengan API Pin Stess Relief Grooves dan boreback boxes, jika tidak maka harus dibuang. (Catatan: sub tujuan-khusus memerlukan diameter bagian dalam yang tidak memuat sebuah boreback boxes. Jika hal ini terjadi, kriteria penerimaan dimensional khusus dari pabrik sub khusus harus dipakai.)

3.27.5 Inspeksi Body Secara Visual: Periksa permukaan luar peralatan dari shoulder ke shoulder terhadap kerusakan mekanis. Setiap potongan, tercungkil, atau kecacatan serupa yang kedalamannya melebihi 10% dari dinding didekatnya harus diganti.

3.27.6 Inspeksi Sambungan Secara Visual: Periksa sambungan yang terekspos sesuai dengan prosedur 3.11. dengan tidak menyertakan ayat 3.11.3a 3.11.4a

3.27.7 Inspeksi Sambungan Dimensional: Periksa sambungan sesuai dengan prosedur 3.13, Inspeksi dimensional 2 atau dimensional 3, yang mana yang dapat diaplikasikan.

3.27.8 Inspeksi sambungan dengan Blacklight : Periksa sambungan upset sesuai dengan prosedur 3.15, “Inspeksi Sambungar dengan Blacklight”. Jika tool tersebut dari bahan non-magnetik, gantikan prosedur 3.17, Inspeksi Sambungan dengn Cairan Penetran untuk menggantikan Inspeksi Sambungan dengan Blacklight.

3.27.9 Inspeksi Body dengan Partikel Magnetik : Periksa permukaan luar tool dari shoulder ke shoulder sesuai dengan prosedur 3.9, tentang Inspeksi Partikel Magnetik di daerah Slip/Upset. Adanya celak harus merupakan penyebab pengapkiran. Jika peralatan bukan non-magnetik, maka, prosedur 3.17 Inspeksi Penetran dengan Cairan harus menggantikan Inspeksi Partikel Magnetik.

3.27.10 Ketentuan Pasca-lnspeksi: Bersihkan dan keringkan sambungan dan pelindung ulir.

Page 43: DS-1 Bahasa

DS-1™, Third Edition, Volume 3, Drill Stem Inspection

DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL 61

Gunakan kompon ulir dan pelindung ulir. Pasang band cat putih selebar 2 inci di sekeliling tool yang bisa diterima. Sabuk cat tersebut harus 6 inci dan +2 inci dari upset box. Dengan menggunakan spidol cat permanen pada permukaan luar tool, tuliskan atau cap kata-kata “DS-1™ Field Inspection," tanggal, dan nama perusahaan yang melakukan inspeksi.

3.28 Inspeksi Kualifikasi Personil

3.28.1 Ruang Lingkup : Bagian ini mencakup pelatihan/training, sertifikasi, dan ketentuan pandangan/visi bagi individu yang melakukan prosedur inspeksi dengan standar ini.

3.28.2 Pendahuluan : Personil inspeksi yang melakukan inspeksi menurut standar ini harus disertifikasi oleh perusahaannya. Perusahaan harus memiliki suatu program tertulis yang menggambarkan program sertifikasi tersebut. Ketentuan program ini terdapat pada ayat 3.28.3 sampai 3.28.5.

3.28.3 Program Pelatihan : Personil inspeksi harus mendapat training tentang inspeksi yang akan mereka lakukan. Training tersebut harus meliputi instruksi didalam dasar-dasar metode, operasi peralatan dan kalibrasi peralatan, serta tahap-tahap prosedural. Waktu yang dihabiskan dalam pelaksanaan hari ke hari (day-to-day performance) dari metode inspeksi tersebut tidak dihitung ke dalam ketentuan training.

a. Ujian Metode Inspeksi: Personil inspeksi harus mengikuti ujian tertulis dan ujian praktik (operasi) tentang ketentuan berikut ini untuk metode yang diterapkan:

• Ujian Tertulis : Prinsip-prinsip metode, operasi peralatan dan kalibrasi peralatan, dan tahap-tahap prosedural.

• Ujian Praktik : Setup peralatan, kalibrasi dan operasi, tahap-tahap prosedural, disposisi bahan, dan pelaporan pekeriaan.

b. Ketentuan Visi : Personil inspeksi harus memenuhi ketentuan berikut ini untuk ketaiaman Penalihatan dan Perbedaan wama.

• Ketajaman Penglihatan Dekat : Personil inspeksi harus mendemonstrasikan kemampuan untuk membaca minimun huruf Jaeger Nomor 2 atau huruf dengan ukuran dan jenis yang sepadan pada jarak 12 inci atau jarak yang lebih besar pada peta tes Jaeger standar. Tes ini harus diberikan setiap tahun.

• Perbedaan warna : Personil inspeksi harus mendemonstrasikan kemampuan untuk membedakan perbedaan warna-warna yang digunakan dalam metode inspeksi yang dilakukan. Tes ini harus diberikan setiap interval sertifikasi.

3.28.4 Catatan: Perusahaan inspeksi harus menjaga catatan berikut ini untuk semua pengawas:

a. Dokumen Sertifikasi : Dokumen ini atau salinannya harus berada pada lokasi kerja. Dokumen tersebut harus mencantumkan nama pengawas, jenis pelatihan/training yang diperoleh, jumlah jam peiatihan, tanggal sertifikasi, dan tanggal mulai bekeria.

b. Catatan Ujian: Ujian inspektur, nilai, dan catatan ujian penglihatan harus diiaaa selama waktu hubungan kerja dengan perusahaan.

3.28.5 Sertifikasi:

a. Tanggungjawab : Sertifikasi dari inspektur merupakan tanggungjawab dari perusahaan inspeksi yang mempekerjakan mereka, meskipun agen-agen diluar bisa dikontrak untuk memberikan administrasi program dan pelatihan.

b. Ketentuan minimum untuk sertifikasi inspektur adalah :

• Selesainya ketentuan training dan ujian pada bagian ini dan program tertulis perusahaan inspeksi.

• Dilakukannya ujian penglihatan yang bisa diterima.

c. Resertifikasi: Seorang inspektur harus disertifikasi kembali:

• Jika inspektur tidak melakukan metode yang bisa diterapkan selama periode satu tahun.

• Jika inspektur berganti perusahaan.

• Setelah jangka waktu tiga tahun dengan perusahaan yang sama.

3.28.6 Registrasi Vendor : Bagian 4 dari standar ini memberikan ketentuan pilihan untuk registrasi inspeksi dan vendor ulir.

Page 44: DS-1 Bahasa

T H Hill Associates, Inc.

62 DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL

3.29 Shop Inspection of Fishing Tools

3.29.1 Ruang Lingkup dan Tujuan : Prosedur ini mencakup ketentuan inspeksi dan kriteria penerimaan untuk fishing tools. Inspeksi yang dimaksudkan dalam prosedur ini bertujuan untuk membantu menjamin akan structural soundness dari fishing tools. Prosedur ini tidak bertujuan untuk membahas kegunaan atau daya tahan dari tools.

Dibandingkan dengan sebagian besar komponen drill stem lainnya yang dibahas dalam standar ini, fishing tools mempunyai keunikan dalam beberapa aspek :

a. Berasal dari berbagai variasi geometris/ bentuk dan berkonfigurasi mekanis.

b. Juga sering berhubungan dengan proses pengelasan, pinned-on atau bolted-on/ dalam sub-components dan bagian-bagian lain yang semuanya di operasikan dalam tekanan yang tinggi.

c. Pengelasan dan pelapisan hardsurface area umumnya terdapat pada fishing tool dan sub-komponen.

d. Tools sering dibuat untuk penggunaan khusus dan tidak tercakup oleh standard yang dipakai di industri besar atau standar pabrik.

Karena sifat-sifatnya, adalah tidak mungkin untuk membuat sebuah prosedur singkat tertulis yang dapat mecakup semua konfigurasi dan menjawab semua pertanyaan yang mungkin timbul selama inspeksi fishing tool. Bagaimanapun, telah diusahakan untuk membuat prosedur ini sesuai/ cocok untuk berbagai variasi dari bermacam tools, dan dalam banyak kasus, prosedur ini akan cukup berguna untuk inspektur yang membutuhkan. Jika instruksinya jelas, inspektur diminta untuk mengikutinya secara langsung dari prosedur ini. Bagaimanapun, karena variasi dan beraneka ragamnya fishing tools, inspektur terkadang dihadapkan dengan pilihan keputusan diterima/diapkir yang tidak secara jelas tercantum dalam prosedur ini. Seandainya terjadi, inspektur

Page 45: DS-1 Bahasa

DS-1™, Third Edition, Volume 3, Drill Stem Inspection

DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL 63

harus memberikan saran kepada pelanggan, menjelaskan situasi yang sebenarnya, dan pelanggan akan memutuskan apakah dapat diterima atau harus diapkir.

3.29.2 Definisi : Definisi berikut akan digunakan dalam prosedur ini:

3.29.2.1 Kriteria Penerimaan : Kriteria-kriteria untuk menentukan apakah sebuah fishing tool tidak layak untuk dipergunakan berdasarkan standar ini. Acceptance criteria dibuat sangat ketat untuk structural base metal dan weld metal, dan tidak begitu ketat pada hardsurfacing metal. Acceptance Criteria untuk non structural base metal adalah diantara 2 kondisi ekstrim diatas.

3.29.2.2 Pelanggan : Pihak yang berkepentingam dengan hasil inspeksi tool. Ketika pemilik fishing tool mempekerjakan perusahaan inspeksi untuk menginspeksi tools dalam inventory miliknya, pelanggan-nya adalah permilik tool itu sendiri. Bila tool yang sedang diperiksa adalah untuk antisipasi kemungkinan digunakan dalam sebuah/beberapa lubang sumur, maka pelanggan adalah pemilik sumur dimana tools tersebut akan dipergunakan.

3.29.2.3 End connection : sambungan bagian ujung yang disambungkan dari sebuah fishing tool ke rangkaian pemboran/drill string komponen yang lain yang ada diatas dan/atau dibawah tool.

3.29.2.4 Incidental components : Komponen fishing tool seperti spring, washers, baut, screws, pin, seals, jepitan dan sebagainya, yang tidak sesuai/ terdapat dari salah satu definisi tertera pada ayat 3.29.2.5, Metals.

3.29.2.5 Metals : metal pada prosedur ini diklasifikasikan berdasarkan penggunaannya pada fishing tool . Ada 5 (lima) perbedaan klasifikasi yang dikenal.

a. Base Metal (structural) : definisi umum: Sebuah bagian dari tool yang mana, jika fail/rusak/tak berfungsi, dapat mengakibatkan terpisahnya atau hilangnya semua atau bagian penting dari komponen yang di-pinned-on/ sambungan memakai pin atau bolted-on/sambungan memakai baut. Structural base metal secara spesifik mencakup seluruh semua metal yang sesuai dengan di bawah ini:

• Semua metal yang terdapat dalam satu proyeksi imaginary cylinder/ gambaran bayangan sebuah silinder yang encircling/ mengelilingi ujung dari connection atau beberapa

Page 46: DS-1 Bahasa

T H Hill Associates, Inc.

64 DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL

connection. (figur 3.29.1) Jika dua ujung connections pada sebuah tool mempunyai perbedaan outside diameter, atau jika tool mempunyai hanya satu ujung/ end connection dan body outside

• diameter mempunyai perbedaan dengan ujung connection outside diameter, dua imaginary cylinder harus diproyeksikan untuk membentuk structur base metal (figur 3.29.2).

• Midbody dari sambungan yang beroda diluar imaginari sililinder tersebut di atas (misal: stabilizer tipe sleeve dengan thread ditengah untuk memasang blade/bukan tipe welded stabilizer).

• Pin-pin atau baut-baut yang menempel pada komponen-komponen secara pinned-on atau bolted-on pada sebuah tool body.

• Bagian-bagian dari sebuah tool atau komponen yang berada dalam radius diameter dua (2) kali besarnya lubang dari sebuah pin atau baut (figur 3.29.3).

• Metal lain apapun yang, dalam pendapat inspektur, sesuai dengan definisi umum untuk structural base metal di ayat 3.29.2.5.a diatas.

b. Base Metal (Non Structural) : Definisi umum: Metal yang jika terjadi kerusakan tidak akan menghasilkan terpisahnya atau hilangnya semua atau bagian penting dari komponen pinned-on atau bolted-on. Non-structural base metal secara spesifik mencakup semua metal yang sesuai dengan dibawah ini

• Sebuah komponen metalik yang menempel dengan pengelasan pada structural base metal (seperti sebuah blade pada sebuah welded-blade stabilizer atau mill) tetapi tidak termasuk weld-metal atau hardsurface metal (figur 3.29.2).

• Metal berlokasi diluar proyeksi dari sebuah silinder atau silinder yang mengelilingi ujung dari sambungan, kecuali seperti metal yang sesuai/cocok dengan ketentuan untuk structural base metal diatas (figur 3.29.1).

c. Hardsurface metal : Tumpukan metal pada base metal dengan welding/brazing, dan dimaksudkan guna untuk meningkatkan daya tahan atau kemampuan dari fishing tool.

d. Other Metal : metal apapun yang tidak secara jelas sesuai/cocok dengan 1 (satu) dari definisi untuk base metal, weld metal, hardsurface metal atau incidental component.

e. Weld Metal : Tumpukan metal selama proses pengelasan dengan maksud untuk menempelkan satu (1) komponen ke komponen lainnya, tidak termasuk hardsurface metal. Weld metal terutama dimaksudkan untuk menguatkan structural support antara dua (2) komponen metalik (figur 3.29.2).

3.29.2.6. Tap Wickers : Potongan ulir-ulir pada fishing taps untuk kegunaan grasping (menangkap) sasaran yang sedang di-fishing.

3.29.2.7. Strap Welding : Prosedur pengelasan sebuah/beberapa strip dari metal sepanjang connection untuk mencegah lepasnya sambungan.

3.29.3. Peralatan : Berikut adalah peralatan yang harus tersedia untuk inspeksi : manual fabrikasi tool yang sedang diinspeksisi, cat sebagai marker, pit depth gage, OD ring gage, drift, sebuah lampu yang bisa menyinari semua permukaan internal dari tool dan subkomponenya, metal scale, tape measure dan sebuah kikir rata atau disk grinder. Tool direferensikan dalam prosedur 3.11, Visual Connection Inspection, 3.14 Inspeksi Dimensional 3, 3.15, Black Light Connection Inspection, and 3.9 Magnetic Particle Inspection dari Slip/Upset Areas juga diperlukan.

3.29.4. Persiapan : Catatan dari serial number tool dan deskripsinya. Tool diapkir jika serial number-nya tidak ditemukan.

3.29.5 Disassembly : Lepas tool dan keluarkan semua komponen dalamnya. Semua permukaan yang akan diinspeksisi harus bersih, bekas thread dope dan benda-benda asing harus secara keseluruhan dipisahkan dari thread roots.

3.29.6 Stress Relief Features Tools dengan : End connections NC38 dan tools yang lebih besar seperti yang terdapat table 3.1, harus mempunyan pin stress relief dan boreback boxes. Fitur stress relief pada end connection yang lebih kecil dari NC38 tidak dipersyaratkan.

3.29.7. Incidental components : Lakukan inspeksi secara visual pada incidental components seperti springs, washer, nuts, bolts, pins, seal dan sebagainya dari keausan atau rusak. Jika acceptance criteria keausan dan kerusakan diberikan dalam prosedur (tercakup oleh DS-1), maka prosedur tersebut harus dipakai. Jika tidak ada kriteria acceptance dalam prosedur ini (DS-1), tetapi ada manual fabrikasi, maka manual fabrikasi akan digunakan.. Jika kedua-duanya tidak ada, inspektur harus me-reject komponen apapun

Page 47: DS-1 Bahasa

DS-1™, Third Edition, Volume 3, Drill Stem Inspection

DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL 65

berdasarkan pendapat inspektur, yang didasari kemungkinan/bisa berakibat kerusakan fungsi dari tool disebabkan oleh keausan atau kerusakan.

Jika incidental subcomponents teridentifikasi oleh part number atau adanya tanda deskripsi lainnya,

maka maka cocokkan marking atau part number tersebut dengan permintaan manufactur shop/assembly manual-nya.

3.29.8 Inspeksi Sambungan secara Visual:

3.29.8.1 End connentions-except pada washpipe : Lakukan inspeksi pada end connections (kecuali wash pipe) sesuai dengan prosedur 3.11 kecuali bagian 3.11.3a dan 3.11.4a.

3.29.8.2 Mid-Body Connections dan end connections untuk washpipe: Lakukan inspeksi seperti berikut ini:

a. Seal Surface: Jika sambungan midbody membentuk sebuah pressure seal, permukaan seal harus bebas dari munculnya metal atau timbulnya timbunan korosi dideteksi dari penampakan visual atau dengan menyeka permukaan metal atau dengan kuku telunjuk disepanjang permukaan. Pitting atau interruption dari permukaan seal yang secara visual terestimasi melebihi 1/32 inci (dalamnya) atau menempati lebih dari 20% dari lebar seal yang diperlihatkan dilokasi manapun akan menyebabkan diapkir.

b. Threads (tidak termasuk tap wickers): Permukaan thread harus bebas dari pit atau ketidaksempurnaan yang nampak dengan kedalaman melebihi 1/16 inci atau 1/8 inci diameternya yang mengarah kebawah dari thread root, atau menempati lebih dari 1-1/2 inci disepanjang lingkaran ulir. Munculnya

tonjolan keluar dapat dihilangkan dengan sebuah kikir atau buffing wheel “lunak” .Penghilangan metal dibawah

plane dari permukaan ulir tidak diijinkan.

3.29.8.3. Tap Wickers: wicker area dari taps harus tidak tertarik atau ulir-nya tergores dalam bagian area “penangkap fish” (sebagaimana disebuntukan dalam manual fabrikasi/perakitan) dan keluar hingga 2 inci pada kedua sisi area “penangkap fish”. Wickers harus bersih/bebas dari cerukan/goresan yang nampak melebihi 1/16 inci dalamnya atau 1/8 inci diameternya, atau adanya penetrasi di bawah thread root, atau menempati lebih dari 1-1/2 inci sepanjang thread helix.

3.29.9. Inspeksi Sambungan Dimensional 3 :

Lakukan inspeksi pada end connection semua tool (kecuali wash pipe end connection) sesuai dengan prosedur 3.14, Inspeksi Dimensional 3, dengan menggunakan dimensi dari table 3.8 untuk penerimaan. Tools, yang mana akan disambung dengan tools mempunyai sedikit diameter bevel, harus mempunyai diameter bevel dalam interval seperti tercantum pada tabel 3.25.6d .

3.29.10. Inspeksi Sambungan Blacklight:

Lakukan inspeksi pada end connections (termasuk washpipe end connection) dan midbody connections sesuai dengan prosedur 3.15, Inspeksi Sambungan Blacklight.

3.29.11. Inspeksi Body Visual/Dimensional :

3.29.11.1 Cuts, gouges and similar flaw-except pada wash pipe : Berpedoman pada manual dari fabrikasi/perakitan untuk menentukan batasan sesuai rekomendasi

Page 48: DS-1 Bahasa

T H Hill Associates, Inc.

66 DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL

fabrikasi pembuat untuk memeriksa cuts, gouges dan flaws sejenis. Periksa permukaan luar dari tool case, arms, rollers, cutters, pins dan komponen lainnya dari kerusakan yang terjadi. Sebuah cuts, gouge atau similar flaw pada permukaan structural base metal seharusnya akan menyebabkan diapkir pada sebuah komponen jika kerusakan/ keretakan :

a. Lebih dalam 15% dari wall thickness yang didekatnya/disekitarnya untuk komponen tubular seperti tool bodies.

b. Lebih dalam 15% dari ketebalan komponen untuk komponen yang solid/padat/pejal seperti cutter arms. Ketebalan dari solid component didefinisikan sebagai jarak terdekat antara 2 (dua) permukaan yang berseberangan, diukur dari titik terpendek/tipis (lihat gambar 3.29.4 sebagai contoh).

c. Lebih besar dari 0.25 inci kedalamanya untuk odd-shaped components.

d. Melebihi batas yang ditentukan oleh manual fabrikasi/perakitan untuk tool tersebut.

Dalam kasus dimana ukuran keretakan melebihi batas a hingga c diatas, tetapi tidak melebihi batas spesifikasi dari manual fabrikasi/perakitan, atau tidak ditemukan ukuran batasan dari keretakan yang dibuat oleh fabrikasi/perakitan, manufaktur engineering departemen boleh lebih jauh mengevaluasi dan meng-accept komponen yang retak asalkan dilakukan secara tertulis dengan acuan pada spesifikasi keretakan yang masih dalam pertanyaan. Jika engineering manufactur department mengevaluasi dan meng-accept indikasi keretakan secara tertulis, toll harus di-accept, dan acceptansi tertulis harus menjadi bagian dari laporan inspeksi kepada pelanggan. Jika terjadi hal sebaliknya, maka benda yang diinspeksisi harus diapkir.

3.29.11.2 Cuts, gouges and flaws sejenis pada wash pipe : Kriteria acceptance bodi secara visual untuk wash pipe tercantum pada table 3.2

3.29.11.3 Neck length pada bottleneck fishing subs : Bottle neck crossover sub yang digunakan secara hanya khusus untuk fishing harus mempunyai panjang minimum fishing neck (leher) 10 inci, diukur dari shoulder bevel hingga taper dan minimum tong space adalah 7 inci (lihat gambar 3.29.5). Ketentuan diatas hanya berlaku hanya pada bottleneck crossover subs, dikarenakan beberapa fishing tool didesain dengan fishing neck dan tong space yang lebih pendek.

Subs yang akan digunakan untuk keperluan rotary drilling/pemboran harus sesuai dengan ketentuan dari Prosedur 3.25.

3.29.11.4 Strap welding: Tools yang didapatkan terbukti telah dilas strap welded harus di-reject terkecuali ketentuan ini diterima oleh pelanggan.

3.29.12 Inspeksi Body dengan Magnetic Particle : Inspeksi permukaan sisi luar dari tools dan komponenya termasuk daerah las-lasan, pin dan arms sesuai dengan prosedur 3.9, MPI slip/upset area. Inspeksi harus dilakukan dengan sebuah AC yoke untuk magnetikasi dan harus dilakukan 2 kali dimana orientasi medan magnet yang ke 2 tegak lurus dari yang pertama. Cracks harus dievaluasi sesuai dengan ayat 3.29.15.

Permukaan yang secara praktis tidak dapat dimagnetikasi dengan AC yoke harus diinspeksisi dengan residual magnet sesuai dengan Prosedur 3.30, Residual Magnetic Particle Inspection Method.

3.29.13 Verifikasi Dimensi kritis tertentu : Pelanggan mungkin mempunyai spesifikasi dimensi dari tool yang kritikal untuk mengantisipasi operasinya. Hal tersebut mungkin termasuk maksimum OD, minimum OD atau dimensi lainnya. Jika seperti itu, pelanggan harus menyediakan sebuah daftar dari tools dan kritikal dimensi dan toleransi diserahkan ke inspektur untuk verifikasi. Kecuali diberitahu inspektur tidak diminta untuk memverifikasi dimensi apapun selain dari yang terlampir di prodedur. Jika diberitahu inspektur harus mengukur dimensinya sebagai berikut:

3.29.13.1 Diameter Luar (OD) :

a. OD tools yang mempunyai permukaan silindris harus di ukur dengan caliper spring dan steel rule. Setidaknya dua pengukuran harus diambil pada 90 derajat dengan interval ± 10 derajat, dengan mengambil OD yang terbesar. Tanpa dispesifikasi oleh pelanggan, OD harus diukur nominal tool OD +1/32,-1/8 inch.

b. Untuk tools yang permukaanya mempunyai OD tidak silindris, seperti stabilizer dan mills, atau tools dengan expandable arms atau cutter, OD harus diukur menggunakan ring gages. Jika tools mempunyai arms atau cutter harus di buka/dikeluarkan secara penuh selama pengukuran. Tanpa dispesifikasi oleh pelanggan, ring gage diameter harus nominal OD +0, -1/32 inch. Gage harus pass smoothly melewati arms or cutter. Jarak antara gage dan arms/cutter harus tidak melebihi 1/16 inch.

Page 49: DS-1 Bahasa

DS-1™, Third Edition, Volume 3, Drill Stem Inspection

DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL 67

3.29.13.2 Diameter Dalam (ID): ID tools harus diverifikasi dengan sebuah drift mandrel sepanjang tools. Tanpa dispesifikasi oleh pelanggan, drift mandrel harus mempunyai panjang minimum 18 inci dan diameter sebanding dengan minimum tools yang diminta ID -0, +1/32 inci. Catatan: kecuali selain disebuntukan oleh pelanggan secara spesifik, minimum ketentuan ID harus diameter luar dari peralatan untuk dijalankan melalui fishing tool.

3.29.13.3 Panjang : Tanpa ditentukani oleh pelanggan, panjang kritikal harus diukur parallel pada sumbu tools. Spesifikasi panjang kritikal hingga 12 inci harus diukur dengan menggunakan steel rule. Panjang lebih besar daripada 12 inci harus diukur dengan steel tape. Tanpa dispesifikasi oleh pelanggan, toleransi pada panjang kritikal harus ± 1/16 inci untuk panjang kurang dari atau sama dengan 12 inci, dan ±1/8 inci untuk panjang lebih besar dari 12 inci.

3.29.14 Reassembly : Perakitan kembali dan uji fungsi dari tool ini harus sesuai dengan standar pembuatnya atau buku panduan perakitannya.

3.29.15. Kriteria Penerimaan untuk Crack dan Indikasi seperti Crack :

3.29.15.1. Hardsurfaced metal : indikasi crack adalah acceptable pada hardsurface metal dengan lebar tidak lebih besar dari 3/32 inci, dan panjang crack tidak melebihi 0.25 inci or 10% dari panjang metal yang permukaannya dikeraskan, yang mana yang lebih besar.

3.29.15.2. Non-Structural Base Metal – selain untuk cutter knives : indikasi crack pada non structural base metal adalah terbatas pada yang berasal dari hardsurfaced region dan mempunyai panjang tidak lebih ¼ inci dan panjangnya tidak lebih dari 0.25 inci.

3.29.15.3 Non-Structural Base Metal- untuk cutter knives : Crack di non-structural di cutter knives: Cracks di base metal non structural pada cutter knives harus berasal di hardsurface metal dan tidak boleh lebih panjang atau lebih dalam dari 0.5 inci atau 25% dari ketebalan non-struktural base metal yang diukur secara pararel pada crack. Pada saat mengukur kedalaman, ukur dari permukaan luar pada hardsurface metal sampai ujung dari crack. Jika permukaan luar hardsurface metal tidak beraturan, ukur dari titik yang akan menghasilkan crack terbesar.

3.29.15.4 Structural Base Metal : Semua cracks di struktural base metal akan menyebabkan rejected, kecuali cracks yang

berasal dari water course di mills Cracks di mills tersebut masih acceptable hingga maksimum 0.5 inci, diukur dari cracks yang terpanjang.

3.29.15.5 Weld Metal, other metal and incidental components : Cracks tidak diijinkan di weld metal, other metal dan incidental components.

3.29.15.6 Indeterminate metal : Jika lokasi crack relevan (mempunyai hubungan / kedekatan) dengan acceptance atau rejection dari sebuah komponen, tetapi jenis metal disekitar crack-nya masih belum jelas/ membingungkan, inspektur harus menggunakan criteria acceptance dari lokasi yang lebih keras.

3.29.15.7 Acuan Foto : Untuk membantu inspector, figur 3.29.6 sampai 3.29.17 menunjukkan contoh kondisi yang bisa diterima atau diapkir.

3.29.16 Perbaikan Cracks : Kecuali untuk hal-hal berikut ini, cracks and crack-like indications yang menyebabkan rejection boleh direparasi dengan las yang sesuai dengan WPS (Weld Procedure Specification) tertulis dari pemilik tool. Prosedur tersebut dan dokumen pendukung seperti PQR (Procedure Qualification Report) dan kualifikasi tukang las harus tersedia dan disimpan oleh pelanggan atau wakilnya yang ditunjuk pada saat diminta. Cracks yang tidak boleh direparasi dengan proses pengelasan adalah:

3.29.16.1 Fatique crack (kelelahan metal) atau crack apapun juga di base metal yang tidak berasal dari weld metal ataupun hardsurface metal.

3.29.16.2 Crack di structural base metal dengan panjang 2 kali diameter dari sebuah pin atau lubang baut.

3.29.17 Removal dari non-repairable Cracks : Crack atau crack-like indications yang memenuhi 2 hal diatas adalah tidak bisa direparasi dengan di las. Jika dapat dilakukan, cracks mungkin di hilangkan dengan cara cropping (maksudnya, melokalisasi daerah cracks dengan cara menghilangkan cracks dimana cracks terdapat) dan setelah cropping selesai bagian tersebut dihaluskan hingga pada kondisi yang usable state (diijinkan untuk dipakai). Grinding untuk membuang defects tidak diijinkan.

3.29.18 Re-inspection dari Cracks yang telah Diperbaiki : setelah reparasi atau membuang rejectable cracks dan crack-like indications, benda yang direparasi harus di periksa kembali untuk memverifikasi bahwa defect telah betul-betul hilang.

Page 50: DS-1 Bahasa

T H Hill Associates, Inc.

68 DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL

Page 51: DS-1 Bahasa

DS-1™, Third Edition, Volume 3, Drill Stem Inspection

DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL 69

Page 52: DS-1 Bahasa

T H Hill Associates, Inc.

70 DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL

Page 53: DS-1 Bahasa

DS-1™, Third Edition, Volume 3, Drill Stem Inspection

DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL 71

Page 54: DS-1 Bahasa

T H Hill Associates, Inc.

72 DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL

3.30 Metode Inspeksi dengan Residual Magnetic Particle

3.30.1 Tujuan dan Ruang Lingkup : Prosedur ini dimaksudkan hanya untuk inspeksi permukaan ferromagnetic dimana active field tidak dapat digunakan. Tujuan dari prosedur ini untuk mendeteksi transverse, longitudinal dan oblique flaws dengan menggunakan wet fluorescent residual magnetic particle technique atau dry visible residual magnetic particle technique.

3.30.2 Peralatan Inspeksi :

3.30.2.1 Peralatan Umum :

a. Sebuah sumber Direct Current (DC) dan konduktor diperlukan untuk memagnetikasi permukaan yang akan diinspeksisi.

b. Diperlukan Magnetic Particle Field Indicators (MPFI) termasuk pocket magnetometer (gambar 3.30.1) dan sebuah Burmah-Castrol strip atau sebuah magnetic penetrameter (pie gauge).

c. Sebuah cermin diperlukan untuk pengujian pada bagian permukaan yang tersembunyi.

3.30.2.2 Metode Wet fluorescent : Berikut adalah peralatan yang diperlukan jika wet fluorescent method digunakan.

a. Sebuah tabung sentrifugal ASTM berikut kakinya.

b. Particle bath berukuran sedang dan fluorescent particle.

• Petroleum base mediums yang memperlihatkan flurescent alami dibawah blacklight harus tidak digunakan. Solar dan bensin tidak diperbolehkan.

• Water base mediums dapat digunakan jika tidak menimbulkan visible gaps .

Jika terjadi pembasahan tidak menyeluruh, pembersihan, particle bath baru atau penambahan pembasahan boleh dilakukan.

c. Intensitas meter untuk blacklight yang telah dikalibrasi pada 6 bulan terakhir. Sebuah tag atau stiker harus dilampirkan ke alat pengukur, tanggal kalibrasi, tanggal jatuh tempo untuk kalibrasi selanjutnya dan perusahaan dan orang yang melakukan kalibrasi.

d. Sebuah blacklight dengan sebuah mercury-vapor bulb dengan daya minimum 100 watt.

e. Sebuah dark room, kamar portable, atau tarp (terpal gelap atau kain hitam) harus tersedia untuk mengontrol ambient sinar disekitarnya jika inspeksi dilakukan selama siang hari.

3.30.2.3 Metode Dry Visible : Jika dry visible method digunakan, partikel kering magnetic harus mempunyai kontras warna dengan benda yang diinspeksisi dan harus bersih dari karat, gemuk, cat, kotoran dan atau benda kontaminasi yang mungkin akan mengganggu pada karakteristik partikel.

3.30.3 Preparation/ Persiapan

3.30.3.1 Pembersihan : Semua permukaan yang akan diinspeksisi harus dibersihkan pada tingkat dimana permukaan metal terlihat dan bebas dari kontaminasi (seperti kotoran, cat, gemuk, karatan yang lepas, pasir, scale, dan cat yang akan menghalangi pergerakan partikel). Kontaminan yang terdeteksi dengan pengelapan menggunakan white paper towel atau tisu kering pada permukaan yang akan diinspeksisi harus di hilangkan. Untuk inspeksi dengan powder kering, permukaan harus kering pada saat disentuh.

3.30.3.2 Metode Wet fluorescent : Jika wet magnetic particle digunakan, verifikasi konsentrasi partikel dan intensitas dari blacklight sebagai berikut:

a. Uji konsentrasi partikel : Konsentrasi partikel harus mempunyai jangkauan antara 0.1 hingga 0.4/100 ml jika diukur dengan sebuah 100 ml tabung sentrifus ASTM, dengan minimum waktu pengendapan 30 menit pada water based carriers atau 1 jam pada oil based carriers. Ulangi pengujian ini kapanpun solusion ini dibuat atau ketika partikel ditambahkan. Kocok solusion dengan baik sebelum setiap kali dilakukan pengujian.

Page 55: DS-1 Bahasa

DS-1™, Third Edition, Volume 3, Drill Stem Inspection

DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL 73

b. Uji intensitas blacklight: Ukur intensitas blacklight denga sebuah UV meter. Minimum intensitas harus 1000 microwatts/cm² pada jarak 15 inci dari sumber sinar atau pada jarak yang akan digunakan pada saat inspeksi, mana yang lebih besar jaraknya.

Ulangi pengujian ini setiap kali lampu dimatikan, setelah 8 jam beroperasi dan setiap pekerjaan telah diselesaikan.

3.30.4. Memberi Magnet pada Komponen : memagnetisasi sebuah benda / komponen harus diselesaikan dengan cara yang sama, apakah menggunakan wet fluorescent atau dry visible method.

3.30.4.1 Periksa Kondisi Medan Sebelumnya: Cek permukaan untuk melihat apakah sebelumnya sudah ada medan magnet atau tidak dan arah dari residual magnet field tersebut dengan menggunakan pocket magnetometer.

3.30.4.2 Induksikan Medan Pertama : Jika residual field terdeteksi pada tahap sebelumnya, lilitkan magnetizing conductor sehingga dengan cara tersebut akan memperkuat medan magnet yang sudah ada dan lakukan magnetikasi. (jika tidak ada

residual magnet, umumnya lebih disukai untuk melilitkan konduktor sehingga medan magnet yang pertama akan menjadi searah dengan sumbu yang terpendek dari benda yang akan diinspeksisi). Jumlah lilitan, arus dan jumlah pulsa untuk menginduksi sebuah residual field pada arah yang diinginkan dan kekuatan yang cukup akan bervariasi dengan ukuran benda, bentuk, dan jenis material yang akan diinspeksisi.

3.30.4.3. Verifikasi Medan Pertama : Melakukan verifikasi residual magnetic field (medan magnet sisa) dan arahnya dengan menggunakan Burmah Castrol® atau magnetic penetrameter. Melakukan verifikasi medan magnet di area yang mungkin sedikit medan magnetnya setelah dimagnetikasi (seperti area terjauh dari konduktor dan atau sedikit terkena orientasi dari konduktor). Jika medan magnet tidak timbul di permukaan benda yang akan diinspeksisi, ulangi magnetikasi dengan merubah seting dari arus, menambah pulsa, atau merelokasi konduktor. Cek kembali timbulnya medan magnet secukupnya sebelum melanjuntukan langkah selanjutnya. Bila menggunakan wet fluorescent method, diperlukan penggunaan booth or tarp (kamar atau terpal) untuk mempergelap area jika jumlah ambient light/sinar disekitar menghalangi penampakan dari indikasi buatan pada sebuah MPFI. Jika hal itu terjadi, area inspeksi harus dipergelap hingga pada tingkat yang sama dengan saat penginspeksian berlangsung.

3.30.4.4 Aplikasi dan Pengujian Powder Pertama :

a. Wet fluorescent particles : Basahi benda yang akan diuji dengan fluorescent particle solution dengan cara sprai atau mengalirkan solusion diseluruh bagian yang akan diinspeksisi. Kocok solution sebelumnya untuk meyakinkan bahwa distribusi partikel telah merata. Setelah pembasahan selesai, permukaan yang akan diinspeksisi harus mempunyai solution yang kontinyu dan film / lapisan merata.

b. Aplikasi Dry particle: taburkan dry partikel dengan cara sprai atau dusting/ditabur secara langsung ke area tempat inspeksi.

c. Pengujian : Berikan perhatian yang lebih pada stress area (seperti dasar/landasan dari blades, pada thru-wall holes, grooves, dan pengelasan. Gunakan sebuah cermin untuk menginspeksi area dimana pandangan dari mata tidak dimungkinkan/ terhalang.

Page 56: DS-1 Bahasa

T H Hill Associates, Inc.

74 DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL

• Pengujian Wet fluorescent : Pengujian dari inspeksi permukaan dibawah blacklight setelah wet fluorescent telah diaplikasikan/dibasahkan. Mata inspektur harus diijinkan untuk beradaptasi di lingkungan gelap setidaknya 1 menit sebelum inspeksi dilakukan pada benda yang akan diinspeksisi. Hindari kontak antara permukaan yang diinspeksisi dengan kamar atau terpal. Jika terjadi particle bath puddles di recess area, benda yang akan diinspeksisi harus diposisikan sehingga genangan akan mengalir dan kemudian area bisa diinspeksisi.

• Pengujian Dry visible: Pengujian pada permukaan yang akan diinspeksisi bersamaan dengan aplikasi/penaburan menggunakan dry particle.

3.30.4.5 Induksi Medan Kedua : Lilitkan konduktor sehingga menginduksi sebuah medan magnet tegak lurus pada first field/ induksi yang pertama kali. Jika inspeksi suatu permukaan dengan bentuk tak beraturan sehingga, perbaikan orientasi medan magnet tegak lurus pada sisi satu dengan sisi lainnya akan sulit. Bagaimanapun, orientasi pada medan magnet yang kedua seharusnya setidaknya 60 derajat dari yang pertama.

3.30.4.6 Aplikasi dan Pengujian Powder Kedua: Ulangi langkah 3.30.4.2 (verifikasi medan magnet) dan 3.30.4.3 (aplikasi powder dan examination) dengan medan magnet residual yang kedua pada benda yang akan diuji.

3.30.5 Kriteria Penerimaan : Kriteria penerimaan untuk crack dan crack-like indications adalah spesifik pada benda yang sedang diinspeksisi. Masing masing benda yang diinspeksisi tersebut diterapkan prosedur peralatan inspeksi tersendiri.

3.30.6 Post-Inspection Steps: Dengan seksama hilangkanlah solution/larutan dan powder dari part/benda yang diinspeksisi. Berikan perhatian penuh pada threads dan seals, karena residu (sisa bahan inspeksi yang tertinggal) dapat menyebabkan kerusakan karena korosi jika area-area tersebut ditinggalkan begitu saja. Aplikasikan kembali thread compound dan thread protectors jika protektor tersebut telah dilepas sebelumnya pada saat persiapan untuk inspeksi.

3.31 Full Length Ultrasonic (FLUT) 1 Inspection

3.31.1 Ruang Lingkup : Prosedur ini mencakup FLUT inspeksi dari drill pipe tubes yang digunakan untuk mendeteksi diskontinu transverse dan wall loss menggunakan compressive waves dan shear wave ultrasonic teknik. Untuk eksternal upset drill pipe, inspeksi harus mencakup seluruh tube volume

antara box dan pin joint tapers. Adanya panjang dari tube yang tidak tercakup oleh inspeksi FLUT harus dicakup oleh kedua MPI Slip/Upset Inspection (3.9) dan Ultrasonic (UT) Slip/Upset Area Inspection(3.10).

3.31.2 Perlengkapan Inspeksi:

3.31.2.1 Automated pulse-echo penuh type ultrasonic scanning system adalah diperlukan. Unit harus :

a. Mampu untuk mendeteksi, memberi tanda dan melaporkan lokasi dari indikasi trasverse dan excessive wall loss. Akurasi dari automated marking system harus dikonfirmasi pada ketidaksempurnaan yang diketahui dalam standar acuan (3.31.2.2). Pengukuran akurat harus mendefinisikan area minimum untuk prove-up indikasi (3.31.6). FLUT unit yang tidak dilengkapi dengan automated marking system adalah diterima selama indikasi secara manual ditandai.

b. Termasuk audible dan visible alarm dan multi–channel recorder dengan sufficient response rate untuk menyimpan aktifitas tiap array atau arah dari transducer.

c. Lakukan inspeksi pada frekuensi antara 1 MHz dan 5 MHz.

d. Termasuk pencapaian control atenuasi yang mengijinkan pengaturan dalam penambahan dari 2 dB atau kurang.

e. Dapat memonitor scanning helix dan/atau rotasional dan kecepatan garis (carriage) selama field sandarisasi dan inspeksi. FLUTS unit yang tidak mampu secara langsung memonitor scanning helix dapat diterima selama rotational dan line speeds dimonitor dan verifikasi secara fisik.

f. Telah dikalibrasi untuk linearitas sesuai dengan ASTM E-317 dalam 6 bulan terakhir selama perbaikan yang membutuhkan kalibrasi ulang. Linearitas kalibrasi harus diindikasikan oleh sebuah label terlampir, tanggal kalibrasi, jatuh tempo dari kalibrasi selanjutnya serta tanda tangan dan perusahaan dari orang yang melakukan kalibrasi.

g. Tidak dalam tipe dari hand–held ultrasonic unit.

3.31.2.2 Suatu standar acuan diperlukan untuk field standarisasi. Standar acuan harus diidentifikasi dengan serial nomer yang unik dan harus :

a. Disiapkan dari suitable length pipa dengan kecepatan akustik sejenis pada pipa yang akan diinspeksisi.

Page 57: DS-1 Bahasa

DS-1™, Third Edition, Volume 3, Drill Stem Inspection

DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL 75

Standar acuan diameter luar (OD) harus sama dengan nominal OD dari pipa yang akan diinspeksisi. Standar acuan wall thickness harus dalam 10% dari nominal wall thickness pipa yang akan diinspeksi.

b. Bebas dari indikasi yang dapat mengganggu kalibrasi.

c. Mengandung reduced wall section yang sama dengan penerimaan minimum wall thickness yang diminta oleh pelanggan. Jika tidak diminta, reduced wall section harus 80% dari nominal wall thickness. Ketebalan dari reduce wall section harus dibuktikan menggunakan alat ultrasonic compression wave yang sesuai dengan ketentuan dalam 3.6.2.

d. Mengandung minimum dari one transverse OD notch dan one transverse diameter dalam (ID) notch. Toleransi pada notch oriental harus +2 derajat. Notch dimensi dan spacing harus sebagai berikut :

• Panjang : 0.500 inch max.

• Lebar : 0.40 inch max.

• Kedalaman : 5% dari nominal wall +0.004 inch,dengan minimum depth 0.012 inch.

• Spasi : Pemisahan notch harus cukup untuk membedakan dengan jelas tiap ketidaksempurnaan.

e. Telah melakukan verifikasi ultrasonic notch. Suatu sertifikat verifikasi notch harus tersedia untnk pelanggan /perwakilan dari pelanggan dan mereferensikan standar nomer serinya.

3.31.2.3 Liquid couplant, seperti air, dapat mengkonduksi ultrasonic vibrations dari transducer ke dalam pipa yang sedang diinspeksi diperlukan. Couplant yang sama harus digunakan untuk kedua standarisasi dan inspeksi.

3.31.2.4 Peralatan Inspeksi Prove-up :

a. Peralatan Inspeksi Ultrasonic : Untuk prove-up dari wall thickness dan indikasi laminer, suatu alat compression wave diperlukan dan harus sesuai dengan

ketentuan dalam 3.6.2. Untuk prove-up dari indikasi yang tidak laminar di alam seperti seams, laps, crack, porosity dan inclusion, suatu alat shear wave diperlukan dan disesuaikan pada ketentuan dalam 3.10.2 dan 3.10.4, dengan jarak koreksi amplitude / Distance Amplitude Correction (DAC) diperlukan dalam 3.31.6.1c menggantikan ketentuan DAC 3.10.4f.

b. Wet fluorescent atau alat dry magnetic particle inspection harus sesuai dengan ketentuan 3.9.2.

c. Inspeksi alat liquid penetrant harus disesuaikan dengan ketentuan dalam 3.9.2.

3.31.3 Persiapan:

3.31.3.1 Semua pipa harus diberi nomer secara urut.

3.31.3.2 Tube OD dan dasar ID harus bebas dari baja dan kontaminasi seperti kotoran, semen, pasir, minyak, oli dan cat yang dapat merintangi jalannya tranducer dan mencegah proper shoe-ride/mengubah sinyal respon ultrasonic.

3.31.3.3 Adanya metal harus dipindahkan / groundflush deangan dasar pipa. Jika tidak pipa harus diapkir.

3.31.4 Standarisasi Field :

3.31.4.1 Arah Transducer :

a. Determinasi proper helix scanning berdasar pada effective tranducer beam width yang menyediakan 100% volumetric inspeksi dari tube wall dengan minimum 10% overlap. Unit harus mendemonstrasi kemampuan untuk menjaga keakuratan scanning helix atau overlap harus ditambah untuk mengijinkan variasi. Jika mungkin buktikan scanning helix dengan menandakan dan mengukur axial translation saat 3 consecutive helical period dan membandingkan ukuran untuk penterjemahan axial secara teoritis.

b. Konfigurasikan transducer array untuk mendeteksi semua notches dalam kedua leading dan arah trailing.

3.31.4.2 Standarisasi Statis :

a. Langkahi posisi shear wave untuk standarisasi : Untuk tiap saluran, sinyal respon dari ID acuan notch harus standarisasikan menggunakan 1/2 lompatan pertama atau 1-1/2 posisi lompatan. 1-1/2 posisi lompatan pertama digunakan untuk thin wall material/jika

Page 58: DS-1 Bahasa

T H Hill Associates, Inc.

76 DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL

kebisingan berlebih dijumpai pada 1/2 posisi lompatan. Untuk tiap saluran, respon sinyal dari OD acuan notch harus distandarisasikan menggunakan posisi lompatan penuh yang pertama.

b. Pengaturan level acuan untuk first channel: Pilih suatu singgel channel dan masukkan standar acuan dalam unit. Pilih acak penggapaian seting. Tanpa pengaturan penambahan acak seting, bandingkan sinyal respon dari ID notch menggunakan pertama 1/2 atau 1-1/2 posisi lompatan (seperti 3.31.4.2a) pada OD notch menggunakan posisi lompatan pertama. Atur penambahan hingga bawah respon sinyal ID notch atau OD notch adalah minimum 80% full screen height (FSH).

c. Memposisikan First Channel Gate : Maksimalkan respon dari ID notch dalam pertama 1/2 atau 1-1/2 posisi lompatan (seperti 3.31.4.2a) dan posisi ID gate seperti indikasi lengkap dengan gate. Maksimalkan respons dari OD notch dalam posisi lompatan pertama OD gate seperti lengkapnya melewati gate.

d. Channel sisa : Set acuan level dan posisi gate dengan mengulangi langkah b dan c untuk tiap chanel.

3.31.4.3 Pengaturan inspeksi threshold :

a. Pengesetan threshold awal : Set tiap gate threshold ke 6 dB kurang dari acuan koresponden level dimuat dalam ayat 3.31.4.2b.

b. Penambahan threshold : Atur tiap gate threshold jika cukup prove-up (3.31.6)menyesuaikan indikasi yang ditemukan tidak relevan disediakan. Threshold level harus dibuat saat prove-up yang menjamin evaluasi semua gambar indikasi pada pipa. Gate threshold levels harus tdak dalam 3 dB dari acuan level dibuat dalam ayat 3.31.4.2b. Operator harus mengawasi perubahan sinyal respon atau pipa kondisi yang dapat menjamin pengaturan threshold dan/restandarisasi. Level threshold harus disimpan pada inspection logs.

3.31.4.4 Standarisasi Dinamis : Scan standar acuan pada kecepatan produksi 3 kali. Sinyal respon amplitude dari tiap standar acuand notch harus mencapai kemampuan threshold pada semua dynamic runs.

3.31.4.5 Unit harus distandarisasi di field :

a. Pada awal inspeksi.

b. Setelah tiap 50 panjang atau kurang.

c. Sekurangnya tiap 4 jam inspeksi yang berlanjut.

d. Jika alat / transducer rusak.

e. Jika transducer, kabel, operator/materi yang akan diinspeksi harus diganti.

f. Jika keakuratan dari harga terakhir standarisasi dipertanyakan.

g. Pada penyelesaian tugas.

3.31.4.6 Jika 3.31.4.4 tidak menjumpai interval yang diperlukan oleh 3.31.4.5, semua pipa yang diinspeksi sejak last valid field standardization harus diinspeksi ulang.

3.31.5 Prosedur :

3.31.5.1 Simpan serial nomer, OD dan wall thickness dari standar acuan.

3.31.5.2 Distribusikan couplant pada kontak dasar melalui standarisasi dan proses inspeksi.

3.31.5.3 Batasi rotasi pipa da line speeds saat inspeksi ke kecepatan yang digunakan untuk dynamic standarisasi.

3.31.5.4 Kenaikan akan bertambah diatas tingkat acuan saat scaning untuk menambah sensitifitas.

3.31.5.5 Indikasi yang melampaui threshold level harus ditandai dan prove-up menggunakan metode dalam 3.31.6.

3.31.6 Metode Prove-up :

3.31.6.1 Inspeksi prove-up Ultrasonic :

a. Shear wave ultrasonicinspeksi harus digunakan untuk prove-up semua indikasi dan compression wave ultrasonic harus digunakan untuk prove-up dari low wall readings.

b. Alat inspeksi dan standarisasi teknik harus disesuaikan pada ketentuan 3.31.2.4a.

Page 59: DS-1 Bahasa

DS-1™, Third Edition, Volume 3, Drill Stem Inspection

DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL 77

c. Untuk shear wave inspection, jarak lengkung amplitude correction (DAC) harus dibuat antara respon dari ID standar acuan notch pada pertama ½ lompatan dan 1-1/2posisi lompatan shear wave seperti terlihat pada gmb 3.31.1.

d. Area inspeksi harus termasuk lokasi yang diperkirakan dan sekitar area seperti yang disebutkan pada marking system accuracy 3.31.2.1a, tetapi tidak kurang dari 6 inchi dari lokasi yang diperkirakan.

e. Transducer harus dipindahkan dalan bentuk zig-zag dengan area inspeksi untuk memastikan terpenuhinya secara keseluruhan.

3.31.6.2 Inspeksi prove-up Wet fluorescent / dry magnetic particle :

a. Penerimaan hanya untuk prove-up dari indikasi yang memecah dasar OD pada pipa ferromagnetic.

b. Untuk wet fluorescent dan dry magnetic particle metode, alat inspeksi, persiapan dan procedure harus disesuaikan pada ketentuan dalam 3.31.2.4b, 3.9.3 dan 3.9.4a-d, masing-masing , kecuali area yang akan dibersihkan dan diinspeksi harus termasuk lokasi yang diperkirakan dan sekitar area didefinisikan oleh marking system accuracy pada 3.31.2.1a, tetapi tidak kurang dari 6 inch dari lokasi yang diperkirakan.

c. Untuk wet visible method, alat inspeksi , persiapan dan prosedur harus disesuaikan ke ketentuan 3.9.2, 3.9.3 dan 3.9.4a-d,masing-masing, kecuali catatan dibawah dan daerah untuk dibersihkan dan diinspeksi harus termasuk lokasi yang diperkirakan dan sekitar area didefinisikan oleh marking system accuracy pada 3.31.2.1a, tetapi tidak kurang dari 6 inch dari lokasi yang diperkirakan.Konsentrasi bath harus dalam jangkauan 1.2 sampai 2.4 ml partikel per 100ml bath, menggunakan 100ml centrifuge tube (dengan a 1.5 ml stem dengan 0.1 ml divisions).

d. Magnetik dengan AC yoke. Pertahankan kelanjutan magnetic aktif field saat aplikasi partikel.

3.31.6.3 Inspeksi prove-up liquid penetrant :

a. Penerimaan hanya untuk prove-up dari indikasi pecah dasar OD.

b. alat inspeksi, persiapan dan procedure harus disesuaikan pada ketentuan dalam 3.31.2.4c, 3.17.3 dan 317.4,dan sampai 3.17.7 masing-masing , kecuali area yang akan dibersihkan dan diinspeksi harus termasuk lokasi yang diperkirakan dan sekitar area didefinisikan oleh marking system accuracy pada 3.31.2.1a, tetapi tidak kurang dari 6 inch dari lokasi yang diperkirakan.

3.31.6.4 Hasil dari inspeksi prove-up harus disimpan dalam prove-up laporan inspeksi. Penerimaan atau pengapkiran harus jelas dicatat dalam laporan inspeksi untuk tiap lokasi yang diperkirakan.

3.31.7 Kriteria Penerimaan :

3.31.7.1 Adanya retak menyebabkan pengapkiran. Grinding untuk memindahkan retak tidak diijinkan.

3.31.7.2 Kecuali jika disebutkan, wall thickness pada suatu daerah bebas diskontinuitas adalah sama dengan atau lebih besar dari 8% dari spesifik drill pipe nominal wall adalah dapat diterima.

3.31.7.3 Kecuali jika disebutkan, sisa wall thickness pada daerah dimana indikasi telah dipindahkan adalah sama dengan atau lebih besar dari 8% dari spesifik drill pipe nominal wall adalah dapat diterima.

3.31.7.4 Kecuali jika disebutkan, mid-wall dan dasar diskontinuitas dengan indikasi respon tingkat sama atau lebih besar dari 5% ID notch indikasi tingkat respon (3.10.4a) adalah diapkir.

3.31.8 Catatan : Retensi dari strip charts dan/atau data elektronik dan catatan standarisasi harus dipertahankan oleh perusahaan inspeksi untuk minimum periode 1 tahun. Penyimpanan ini harus dapat diperlihatkan untuk review pelanggan atau perwakilan sesuai permintaan.

Page 60: DS-1 Bahasa

T H Hill Associates, Inc.

78 DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL

3.32 Full Length Ultrasonic (FLUT) 2 Inspection

3.32.2 Ruang Lingkup : Prosedur ini mencakup FLUT inspeksi dari drill pipe tubes yang digunakan untuk mendeteksi diskontinu transverse dan wall loss menggunakan compressive waves dan shear wave ultrasonic teknik. Untuk eksternal upset drill pipe, inspeksi harus mencakup seluruh tube volume antara box dan pin joint tapers. Adanya panjang dari tube yang tidak tercakup oleh inspeksi FLUT harus dicakup oleh kedua MPI Slip/Upset Inspection (3.9) dan Ultrasonic (UT) Slip/Upset Area Inspection (3.10).

3.32.2 Peralatan Inspeksi :

3.32.2.1 Automated pulse-echo penuh tipe ultrasonic scaning system diperlukan. Unit harus :

a. Mampu mendeteksi, menandakan dan melaporkan lokasi indikasi transverse, longitudinal dan oblique dan tube wear yang berlebih. Keakuratan dari automated marking system harus dikonfirmasikan pada ketidaksempurnaan yang telah diketahui dalam standar acuan (3.32.2.2). Pengukuran akurat harus menyebutkan minimum area untuk prove-up inspeksi (3.32.6). FLUTS unit tidak dilengkapi dengan automated marking systems diterima selama indikasi secara manual ditandai.

b. Termasuk audible dan visible alarm dan suatu multi-channel penyimpan dengan kadar respon cukup untuk menyimpan aktifitas tiap array atau orientasi dari transducer.

c. Lakukan inspeksi pada frekuensi antara 1 MHz dan 5 MHz.

d. Termasuk pencapaian control atenuasi yang mengijinkan pengaturan dalam penambahan dari 2 dB atau kurang.

e. Dapat memonitor scanning helix dan/atau rotasi dan kecepatan line (carriage) selama field standarisasi dan inspeksi. FLUT unit dapat secara langsung dimonitor scanning helix adalah dapat diterima selama rotasi dan line speeds dimonitor dan dibuktikan secara fisik.

f. Telah dikalibrasi untuk linearitas dalam aturan ASTM E-317 dalam 6 bulan dan selama perawatan akan diperlukan kalibrasi ulang. Linearitas kalibrasi harus ditunjukkan oleh stiker yang ditempel pada unit, terdapat tanggal kalibrasi, due

date dari kalibrasi selanjutnya dan tanda tangan dan perusahaan dari kalibrasi tampilan individual.

g. Belum ada tipe hand–held unit ultrasonic.

3.32.2.2 Suatu standar acuan diperlukan untuk filed standarisasi. Standar acuan harus diidentifikasi dengan serial nomer yang unik dan harus :

a. Disiapkan dari suitable length pipa dengan kecepatan akustik sejenis pada pipa yang akan diinspeksisi. Standar acuan diameter luar (OD) harus sama dengan nominal OD dari pipa yang akan diinspeksisi. Standar acuan wall thickness harus dalam 10% dari nominal wall thickness pipa yang akan diinspeksi.

b. Bebas dari indikasi yang dapat mengganggu kalibrasi.

c. Mengandung reduced wall section sama untuk minimum penerimaan wall thickness yang diminta pelanggan. Jika tdak spesifikasi reduced wall seksion harus 80% dari nominal wall thickness. Thickness dari reduced wall section harus terbukti menggunakan suatu alat ultrasonic compression wave yang menyesuaikan diri pada ketentuan dalam 3.6.2.

d. Mengandung minimum 8 OD dan 8 inner diameter (ID) notches. Orientsi notch, dimensi dan spacing harus sbb:

• Arah : 1 longitudinal, 1 transverse, 3 fight-hand oblique dan 3 left-hand oblique notches harus ada pada kedua OD dan ID dasar(total 16 notches). Oblique nothes harus orientasi pada 11,22 dan 45 derajat dari longitudinal axis pipa. Toleransi pada notch orientasi harus + 2 derajat.

• Panjang : 0.500 inch max.

• Lebar : 0.40 inch max.

• Kedalaman : 5% dari nominal wall +0.004 inch,dengan minimum depth 0.012 inch.

• Spasi : Pemisahan notch harus sufisien untuk membedakan dengan jelas tiap ketidaksempurnaan.

e. Telah melakukan verifikasi ultrasonic notch. Suatu sertifikat verifikasi notch harus tersedia untnk pelanggan /perwakilan dari pelanggan dan mereferensikan standar nomer serinya.

Page 61: DS-1 Bahasa

DS-1™, Third Edition, Volume 3, Drill Stem Inspection

DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL 79

3.32.2.3 Liquid couplant, seperti air, dapat mengkonduksi ultrasonic vibrations dari transducer ke dalam pipa yang sedang diinspeksi diperlukan. Couplant yang sama haru digunakan untuk kedua standarisasi dan inspeksi.

3.32.2.4 Peralatan Inspeksi Prove-up :

a. Peralatan Inspeksi Ultrasonic : Untuk prove-up dari wall thickness dan laminar indications, suatu alat compression wave butuhkan dan harus menyesuaikan pada ketentuan dalam 3.6.2. Untuk prove-up dari indikasi yang tidak laminar dalam nature seperti seams, laps, crack, porosity dan inclusion, suatu alat shear wave diperlukan dan disesuaikan pada ketentuan dalam 3.10.2 dan 3.10.4, dengan jarak amplitude correction (DAC) diperlukan dalam 3.31.6.1c menggantikan ketentuan DAC 3.10.4f.

b. Wet fluorescent atau alat dry magnetic particle inspection harus sesuai dengan ketentuan 3.9.2.

c. Inspeksi alat liquid penetrant harus sesuai dengan ketentuan dalam 3.9.2.

3.32.3. Persiapan :

3.32.3.1 Semua pipa harus diberi nomer secara urut.

3.32.3.2 Tube OD dan dasar ID harus bebas dari baja dan kontaminasi seperti kotoran,semen, pasir, minyak, oli dan cat yang dapat merintangi jalannya transducer dan mencegah proper shoe-ride/mengubah sinyal respon ultrasonic.

3.32.3.3 Adanya metal harus dipindahkan / groundflush deangan dasar pipa. Jika tidak pipa harus diapkir.

3.32.4 Standarisasi Field :

3.32.4.1 Arah tranducer :

a. Determinasi proper helix scanning berdasar pada effective tranducer beam width yang menyediakan 100% volumetric inspeksi dari tube wall dengan minimum 10% overlap. Unit harus mendemonstrasi kemampuan untuk menjaga keakuratan scanning helix atau overlap harus ditambah untuk mengijinkan variasi. Jika mungkin buktikan scanning helix dengan menandakan dan mengukur axial translation saat 3 consecutive helical period dan membandingkan ukuran untuk penterjemahan axial secara teoritis.

b. Konfigurasikan transducer array untuk mendeteksi semua notches dalam kedua leading dan arah trailing.

3.32.4.2 Standarisasi statis :

a. Langkahi posisi shear wave untuk standarisasi : Untuk tiap saluran, sinyal respon dari ID acuan notch harus distandarisasi menggunakan 1/2 lompatan pertama atau 1-1/2 posisi lompatan. 1-1/2 posisi lompatan pertama digunakan untuk thin wall material atau jika kebisingan berlebih dijumpai pada 1/2 posisi lompatan. Untuk tiap saluran, respon sinyal dari OD acuan notch harus distandarisasikan menggunakan posisi lompatan penuh yang pertama.

b. First channel reference level setting : Pilih suatu singgel channel dan masukkan standar acuan dalam unit. Pilih acak penggapaian seting. Tanpa pengaturan penambahan acak seting, bandingkan sinyal respon dari ID notch menggunakan pertama ½ atau 1-1/2 posisi lompatan (seperti 3.32.4.2a) pada OD notch menggunakan posisi lompatan pertama. Atur penambahan hingga bawah respon sinyal ID notch atau OD notch adalah minimum 80% full screen height (FSH).

c. Memposisikan First Channel Gate : Maksimalkan respon dari ID notch dalam pertama 1/2 atau 1-1/2 posisi lompatan (seperti 3.32.4.2a) dan posisi ID gate seperti indikasi lengkap dengan gate. Maksimalkan respons dari OD notch dalam posisi lompatan pertama OD gate seperti lengkapnya melewati gate.

d. Channel sisa : Set acuan level dan posisi gate dengan mengulangi langkah b dan c untuk tiap chanel.

Page 62: DS-1 Bahasa

T H Hill Associates, Inc.

80 DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL

3.32.4.3 Pengaturan inspeksi threshold :

a. Pengesetan threshold awal : Set tiap gate threshold ke 6 dB kurang dari acuan koresponden level dimuat dalam ayat 3.32.4.2b.

b. Penambahan threshold : Atur tiap gate threshold jika cukup prove-up (3.32.6) menyesuaikan indikasi yang ditemukan tidak relevan disediakan. Threshold level harus dibuat saat prove-up yang menjamin evaluasi semua gambar indikasi pada pipa. Gate threshold levels harus tdak dalam 3 dB dari acuan level dibuat dalam ayat 3.32.4.2b. Operator harus mengawasi perubahan sinyal respon atau pipa kondisi yang dapat menjamin pengaturan threshold dan/restandarisasi. Level threshold harus disimpan pada inspection logs.

3.32.4.4 Standarisasi Dinamis : Scan standar acuan pada kecepatan produksi 3 kali. Sinyal respon amplitude dari tiap standar acuand notch harus mencapai kemampuan threshold pada semua dynamic runs.

3.32.4.5 Unit harus distandarisasi di field:

a. Pada awal inspeksi.

b. Setelah tiap 50 panjang atau kurang.

c. Sekurangnya tiap 4 jam inspeksi yang berlanjut.

d. Setiap kali unit dinyalakan.

e. Jika alat / transducer rusak.

f. Jika transducer, kabel, operator/materi yang akan diinspeksi harus diganti.

g. Jika keakuratan dari harga terakhir standarisasi dipertanyakan.

h. Pada penyelesaian tugas.

3.32.4.6 Jika 3.32.4.4 tidak menjumpai interval yang diperlukan oleh 3.32.4.5, semua pipa yang diinspeksi sejak last valid field standardization harus diinspeksi ulang.

3.32.5 Prosedur :

3.32.5.1 Simpan serial nomer, OD dan wall thickness dari standar acuan.

3.32.5.2 Distribusikan couplant pada kontak dasar melalui standarisasi dan proses inspeksi.

3.32.5.3 Batasi rotasi pipa da line speeds saat inspeksi ke kecepatan yang digunakan untuk dynamic standarisasi.

3.32.5.4 Kenaikan akan bertambah diatas tingkat acuan saat scaning untuk menambah sensitifitas.

3.32.5.5 Indikasi yang melampaui threshold level harus ditandai dan prove-up menggunakan metode dalam 3.32.6.

3.32.6 Metode Prove-up:

3.32.6.1 Inspeksi prove-up Ultrasonic:

a. Shear wave ultrasonic inspeksi harus digunakan untuk prove-up semua indikasi dan compression wave ultrasonic harus digunakan untuk prove-up dari low wall readings.

b. Alat inspeksi dan standarisasi teknik harus disesuaikan pada ketentuan 3.32.2.4a.

c. Untuk shear wave inspection, jarak lengkung amplitude correction (DAC) harus dibuat antara respon dari ID standar acuan notch pada pertama ½ lompatan dan 1-1/2posisi lompatan shear wave seperti terlihat pada gmb 3.32.1.

d. Area inspeksi harus termasuk lokasi yang diperkirakan dan sekitar area seperti yang disebutkan pada marking system accuracy 3.32.2.1a, tetapi tidak kurang dari 6 inchi dari lokasi yang diperkirakan.

e. Transducer harus dipindahkan dalan bentuk zig-zag dengan area inspeksi untuk memastikan terpenuhinya secara keseluruhan.

Page 63: DS-1 Bahasa

DS-1™, Third Edition, Volume 3, Drill Stem Inspection

DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL 81

3.32.6.2 Inspeksi prove-up Wet fluorescent / dry magnetic particle :

a. Penerimaan hanya untuk prove-up dari indikasi yang memecah dasar OD pada pipa ferromagnetic.

b. Untuk wet fluorescent dan dry magnetic particle metode, alat inspeksi, persiapan dan procedure harus disesuaikan pada ketentuan dalam 3.32.2.4b, 3.9.3 dan 3.9.4a-d, masing-masing , kecuali area yang akan dibersihkan dan diinspeksi harus termasuk lokasi yang diperkirakan dan sekitar area didefinisikan oleh marking system accuracy pada 3.32.2.1a, tetapi tidak kurang dari 6 inch dari lokasi yang diperkirakan.

c. Untuk wet visible method, alat inspeksi , persiapan dan prosedur harus disesuaikan ke ketentuan 3.9.2, 3.9.3 dan 3.9.4a-d,masing-masing, kecuali catatan dibawah dan daerah untuk dibersihkan dan diinspeksi harus termasuk lokasi yang diperkirakan dan sekitar area didefinisikan oleh marking system accuracy pada 3.32.2.1a, tetapi tidak kurang dari 6 inch dari lokasi yang diperkirakan.Konsentrasi bath harus dalam jangkauan 1.2 sampai 2.4 ml partikel per 100ml bath, menggunakan 100ml centrifuge tube (dengan a 1.5 ml stem dengan 0.1 ml divisions).

d. Magnetik dengan AC yoke. Pertahankan kelanjutan magnetic aktif field saat aplikasi partikel.

3.32.6.3 Inspeksi prove-up Liquid penetrant :

a. Penerimaan hanya untuk prove-up dari indikasi pecah dasar OD.

b. alat inspeksi, persiapan dan procedure harus disesuaikan pada ketentuan dalam 3.32.2.4c, 3.17.3 dan 317.4,dan sampai 3.17.7 masing-masing , kecuali area yang akan dibersihkan dan diinspeksi harus termasuk lokasi yang diperkirakan dan sekitar area didefinisikan oleh marking system accuracy pada 3.32.2.1a, tetapi tidak kurang dari 6 inch dari lokasi yang diperkirakan.

3.32.6.4 Hasil dari prove-up inspeksi harus disimpan dalam prove-up laporan inspeksi. Penerimaan atau pengapkiran harus jelas dicatat dalam laporan inspeksi untuk tiap lokasi diperkirakan.

3.32.7 Kriteria Penerimaan :

3.32.7.1 Adanya retak menyebabkan pengapkiran. Grinding untuk memindahkan retak tidak diijinkan.

3.32.7.2 Kecuali jika disebutkan, wall thickness pada suatu daerah bebas diskontinuitas adalah sama dengan atau lebih besar dari 8% dari spesifik drill pipe nominal wall adalah dapat diterima.

3.32.7.3 Kecuali jika disebutkan, sisa wall thickness pada daerah dimana indikasi telah dipindahkan adalah sama dengan atau lebih besar dari 8% dari spesifik drill pipe nominal wall adalah dapat diterima.

3.32.7.4 Kecuali jika disebutkan, mid-wall dan dasar diskontinuitas dengan indikasi respon tingkat sama atau lebih besar dari 5% ID notch indikasi tingkat respon (3.10.4a) adalah diapkir.

3.32.8 Catatan : Retensi dari strip charts dan/atau data elektronik dan catatan standarisasi harus dipertahankan oleh perusahaan inspeksi untuk minimum periode 1 tahun. Penyimpanan ini harus dapat diperlihatkan untuk review pelanggan atau perwakilan sesuai permintaan.

3.33 Shop Repair and Gauging dari Rotary Shoulder Connections

3.33.1 Ruang Lingkup : Prosedur ini mencakup ketentuan – ketentuan untuk perbaikan dan gaging dari sambungan rotary shouldered (RSC).

3.33.2 Peralatan : Peralatan berikut diperlukan untuk :

3.33.2.1 Verifikasi dimensional lebih dahulu untuk diperbaiki :

a. 12 – inch mistar metal dibagi dalam tingkat – tingkat dalam penambahan 1/64-inch.

b. Tape measure

c. ID and OD caliper

3.33.2.2 Gaging dari recut RSC :

a. Ring dan plug gages yang dikalibrasi memenuhi ketentuan – ketentuan dari API Specification 7 (edisi terakhir).

b. Dial caliper yang telah dikalibrasi dalam waktu enam bulan berdasarkan standar pada National Institute of Standards Technology (NIST). Sebuah label atau stiker harus dilampirkan pada alat dan mengindikasikan tanggal kalibrasi,

Page 64: DS-1 Bahasa

T H Hill Associates, Inc.

82 DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL

tanggal jatuh tempo pada kalibrasi selanjutnya, dan perusahaan serta orang yang melakukan kalibrasi.

c. Internal dan eksternal gages lead dan standar lead template yang telah dikalibrasi dalam jangka waktu enam bulan untuk pelacakan standar pada NIST. Sebuah label atau stiker harus dilampirkan pada alat dan mengindikasikan tanggal kalibrasi, tanggal jatuh tempo pada kalibrasi selanjutnya, dan perusahaan serta orang yang melakukan kalibrasi.

d. Internal dan eksternal gages tapes yang telah dikalibrasi dalam jangka waktu enam bulan untuk pelacakan standar pada NIST. Sebuah label atau stiker harus dilampirkan pada alat dan mengindikasikan tanggal kalibrasi, tanggal jatuh tempo pada kalibrasi selanjutnya, dan perusahaan serta orang yang melakukan kalibrasi.

3.33.3 Persiapan :

3.33.3.1 Persiapan awal : bersihkan penghubung dan tool joint sehingga tidak mengganggu pengukuran.

3.33.3.2 Penandaan pin neck : Simpan semua tanda pin neck.

3.33.3.3 Verifikasi dimensional : Verifikasi semua dimensional tool joint yang akan disetujui sebagai hasil dari prosedur perbaikan untuk memastikan sambungan dimensi setelah diperbaiki akan memenuhi ketentuan API dan DS-1.

a. Apabila re-facing diajukan : pastikan bahwa :

• Sambungan belum di-reface diatas batas yang disebutkan pada 3.11.5e.

• Tong space akan memenuhi panjang minimum yang disyaratkan pada table 3.7.1, 3.7.8 atau 3.7.9 (yang mana dapat diaplikasikan) untuk drill pipe tool joints.

• Pin stress relief groove akan memenuhi ketentuan dari table 3.9.1 atau 3.8 (yang mana dapat diaplikasikan).

b. Apabila re-cutting diajukan : pastikan bahwa :

• Tong space akan memenuhi panjang minimum yang disyaratkan pada table 3.7.1, 3.7.8 atau 3.7.9 (yang mana dapat diaplikasikan) untuk drill pipe tool joints

• Semua dimensi yang terpengaruh harus memenuhi ketentuan dari 3.13, Inspeksi Dimensional 2, dan 3.14, Inspeksi Dimensional 3, yang mana dapat diaplikasikan.

3.33.4 Panduan Perbaikan :

3.33.4.1 Pembersihan fatigue crack : potong semua sambungan di belakang fatigue crack. Fatigue crack tidak boleh dibersihkan dengan menggosok, memotong kembali, chase – and – face atau pelaksanaan perbaikan lainnya.

3.33.4.2 Reface depth : Pastikan bahwa kedalaman dari pemotongan saat suatu pekerjaan re-facing tidak lebih dari 1/32-inch.

3.33.4.3 Alignment : Untuk memastikan kadar saat pengerjaan perbaikan, pastikan bahwa pembacaan total indicator (TIR) dari angular misalignment antara thread axis dan tool designaxis tidak mencapai 0.001 inches per inch dari axis yang diproyeksikan. Desain axis harus diasumsikan untuk memotong thread axis pada bahu bidang datar dari tool joint.

3.33.4.4 Stress relief features ( SRF) : Selain dibolehkan oleh pelanggan, alur mesin pin stress relief dan box boreback dalam semua sambungan akhir BHA dan HWDP NC-38 dan lebih besar. Dimensi box boreback harus sesuai dengan ketentuan dari API Specification 7 (edisi terakhir). Celah pin stress relief harus sesuai dengan ketentuan dari API Specification 7 (edisi terakhir), kecuali panjang harus 3/4 inci (-1/32 inci, +9/32 inci).

3.33.4.5 Diameter Bevel : mesin diameter bevel sesuai dengan ketentuan dari API Specification 7 (edisi terakhir).

3.33.5 Pengukuran dari Recut Connections : Recut connections harus diukur sesuai dengan API Specification 7 (edisi terakhir). Pengukuran harus dilakukan setelah sambungan selesai difabrikasi dan sebelum adanya anti-galling dan/atau cold working surface treatment dipasang ke penghubung. Proses harus termasuk dalam pengukuran berikut :

3.33.5.1 Thread standoff : ukur thread standoff menggunakan ring dan plug gage sesuai dengan ketentuan dalam 3.33.2.2a. Perawatan dan penggunaan gage harus sesuai aturan API Specification 7 (edisi terakhir). Setelah gage dipasang dengan kuat pada recut connection, ukur standorff menggunakan dial caliper sesuai ketentuan 3.33.2.2b.

Page 65: DS-1 Bahasa

DS-1™, Third Edition, Volume 3, Drill Stem Inspection

DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL 83

Pengukuran ini harus diambil pada minimum empat lokasi, 90 derajat jauhnya. Pengukuran standorff harus berada dalam batasan yang ditentukan oleh API Specification 7 (edisi terakhir).

3.33.5.2 Thread lead : Ukur lead dari ulir menggunakan lead gage sesuai ketentuan 3.33.2.2c. Perawatan gage, penambahan dan penggunaann harus sesuai API Specification 7 (edisi terakhir). Kesalahan pengukuran lead harus berada dalam toleransi sebagai berikut :

a. + 0.0015 inchi per inch untuk tiap inchi antara yang pertama dan full depth threads terakhir.

b. + 0.0045 inchi antara yang pertama dan terakhir full depth threads, atau jumlah dari 0.001 inchi untuk tiap inchi antara yang pertama dan full depth threads terakhir, yang mana lebih besar.

3.33.5.3 Thread taper : Ukur taper dari threads menggunakan sebuah taper cliper bertemu dengan ketentuan-ketentuan dalam 3.33.2.2d. Caliper care, pengaturan dan penggunaan harus berada dalam aturan menurut API Specification 7 (edisi terakhir). Pengukuran kesalahan taper harus dengan toleransi sebagai berikut :

a. Pin threads : +0.030, -0.000 inchi per foot rata-rata taper antara pertama dengan terakhir full depth threads.

b. Box threads : +0.000, -0.030 inchi per foot rata-rata taper antara pertama dengan terakhir full depth threads.

3.33.5.4 Kondisi shoulder : shoulder contact face harus :

a. Perkalian dari the thread axis : bandingkan nilai standoff yang diperoleh pada ayat 3.33.5.1. Perbedaan nilai antara dua standorff yang terpisah 180 derajat harus didalam 0.002 inci. Ini memastikan bahwa contact shoulder face adalah perkalian dengan thread axis dalam toleransi yang disebutkan oleh API Specification 7 (latest edition).

b. Flat : Pastikan kerataan box shoulder dengan menempatkan straightedge melintang pada diameter shoulder contact face dan rotasi straightedge sekurangnya pada 180 derajat sepanjang bidang datar dari shoulder. Pastikan kerataan pin shoulder dengan menaruh straightedge berseberangan dengan chord dari shoulder face dan rotasi straightedge dari thread axis sehingga semua shoulder face teruji. Batasan antara straightedge dan shoulder face harus tidak lebih besar

dari 0.002 inchi sebagaimana disebutkan dalam API Specification 7 (edisi terakhir).

3.33.6 Thread Root Cold Rolling : Cold rolling harus dilakukan pada semua sambungan BHA dan HWDP new dan re-cut dengan ulir berbentuk API. Prosedur ini tidak boleh digunakan pada stress relief groove atau exsternal fillets dari sambungan drill string. Prosedur ini berdasarkan pada pekerjaan dalam acuan 1 dan dikontribusi oleh Shell Exploration and Production, yang mensponsori pekerjaan. Prosedur alternatif diijinkan untuk selama telah disebutkan atau disetujui sebelumnya oleh pelanggan.

3.33.6.1 Persiapan permukaan : Ulir harus dibersihkan untuk menyingkirkan kotoran dan serpihan ulir dari operasi mesin. Scratch pada permukaan dan ketidaksempurnaan yang nampak yang diperkirakan lebih dalam dari 0.002 inch tidak diijinkan.

3.33.6.2 Ketentuan peralatan : Suatu standar mesin bubut untuk machining threads pada rotary shouldered connections dapat digunakan untuk operasi rolling. Roller harus dipasang pada lengan yang cukup panjang ke seluruh bagian berulir dari pin dan box.

Page 66: DS-1 Bahasa

T H Hill Associates, Inc.

84 DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL

Hydraulic cylinder yang dipasang pada lengan pengulung harus mampu menghasilkan kekuatan penggulung dalam jangkauan antara 900 sampai 3375 pounds ( lihat tabel 3.3). Silinder hidrolik harus dilengkapi dengan tekanan gauge yang telah dikalibrasi pada akurasi +5 persen dalam enam bulan. Sebuah label atau stiker harus dilampirkan pada alat dan mengindikasikan tanggal kalibrasi, tanggal jatuh tempo pada kalibrasi selanjutnya, dan perusahaan serta orang yang melakukan kalibrasi. Sistem hidrolik harus dilengkapi dengan suatu akumulator harus dilengkapi dengan kapasitas cukup untuk menjaga ketentuan tekanan hidrolik dan korespondensi roller force sebagai roller mengikuti taper sepanjang ulir saat proses cold rolling.

Roller harus memenuhi ketentuan berikut (lihat gambar 3.33.1) :

• Rekomendasi diameter roller (Dr) adalah 0.787 inci

• Material roller harus alat baja yang mempunyai kekerasan minimum 57 HRC. Ujung roller harus diasah sampai rata – rata maksimum kekasaran (Ra) adalah 16 µin.

• Sudut roller flank (θr) harus 5.0 derajat +derajat kurang dari sudut thread.

• Roller edge radius (rr) harus dalam 2% dari tabel spesifikasi 3.3 untuk tiap radius akar ulir.

3.33.6.3 Ketentuan Tekanan Hidrolis : Merujuk pada tabel 3.3 dan memperoleh ketentuan roller force untuk untuk penyambungan. Lihat spesifikasi fabrikasi untuk silinder hidrolik untuk menperoleh diameter piston.

Page 67: DS-1 Bahasa

DS-1™, Third Edition, Volume 3, Drill Stem Inspection

DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL 85

Merujuk pada tabel 3.4 dengan ketentuan roller force dan spesifikasi diameter piston untuk memperoleh tekanan hidrolik adalah diperlukan untuk meningkatkan spesifikasi roller force. Jika silinder hidrolik tidak mampu untuk mencapai ketentuan tekanan hidrolik (diperoleh dari tabel 3.4), maka harus diganti dengan rata-rata hidrolik silinder yang tepat.

3.33.6.4 Rolling Procedure : Rolling harus berawal ataupun akhir dari bagian threaded. Posisikan roller pada run – out thread seperti gambar 3.33.2 dan capailah kenaikan tekanan hidrolik silinder hingga ketentuan roller force dipenuhi. Rotasikan pipa pada 1 rpm melalui proses cold rolling. Ulangi prosedur rolling dua kali lagi sampai minimum tiga total fase terselesaikan.

3.33.6.5 Rolling Procedure : Setelah proses rolling, akar thread harus memperlihatkan tanda dari deformasi plastik. Gunakan suatu 10x magnifying glass untuk mengecek apakah akar thread telah terdeformasi secara plastis sebagai hasil dari proses cold rolling. Bukti dari plastic deformation secara normal dapat diidentifikasikan oleh penggosokan yang nampak pada dasar akar ulir, seperti jika dibandingkan dengan penampakan yang tidak digosok. Direkomendasikan bahwa root deformation diukur dengan dengan deep throat micrometer yang dicocokkan dengan tips anvil. Juga direkomendasi bahwa jumlah root deformation seperti ketinggian post cold rolling thread adalah minimum dari 0.004 inch lebih besar dari thread height sebelum dilakukannya proses cold rolling.

3.33.6.6 Rolling Procedure : Cold rolled threads harus ditandai dengan cap surat “CW”pada akhir muka dari pin nose dan / atau pada rintangan akhir dari box.

3.33.7 Ketentuan Setelah Perbaikan :

3.33.7.1 Anti-galling Treatment : Semua recut connections harus seperti yang diminta oleh pelanggan atau disetujui sebelumnya peralakuan anti-galling.

3.33.7.2 Penandaan Pin Neck : Re-stamp semua tanda pin neck untuk menyesuaikan yang tercatat dalam 3.33.3.2.

3.33.7.3 Senyawa Ulir dan Pelindung : Sambungan yang bisa diterima harus dilapisi dengan senyawa API Tool joint pada semua permukaan ulir dan shouldernya dan juga pada upset pin. Pelindung ulir harus dipakai dan dikencangkan dengan torque 50-100 ft-lbs. Pelinding ulir harus bebas dari serpihan. Jika inspeksi tambahan terhadap ulir atau shoulder akan dilakukan sebelum pemindahan pipa, penggunaan Senyawa Ulir dan Pelindung bisa ditunda sampai selesainya inspeksi tambahan tersebut.

3.34 Traceability

3.34.1 Ruang Lingkup : Prosedur ini mencakup ketentuan traceability untuk jasa kritikal pengeboran dan alat landing untuk menjamin bahwa tiap alat teridentifikasikan secara unik, traceable pada mill certificate(s) dan laporan tes materi, dan difabrikasi dari material sesuai yang disebutkan dalam spesifikasi material

3.34.2 Peralatan : Form pemesanan material, spesifikasi material, mill certificate, laporan-laporan tes material, dan yang mana bisa diaplikasikan, serialization log, serialization cross-reference log, dan bukti pembayaran materi diperlukan.

Page 68: DS-1 Bahasa

T H Hill Associates, Inc.

86 DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL

3.34.3 Definisi : Definisi berikut digunakan dalam prosedur ini.

3.34.3.1 Equipment Order Form (EOF) : Sebuah document yang disiapkan oleh penyedia alat yang menyediakan kuantitas dan deskripsi dari tiap alat yang dibutuhkan oleh pelanggan. Dokumen ini akan sering disewakan atau permintaan penjualan tergantung pada kondisi dari transaksi antara penyedia dan pelanggan.

3.34.3.2 Material Specifications (MS) : Sebuah dokumen yang menyebutkan ketentuan sifat fisik dan kimia untuk form material dari sebuah alat atau komponen rakitan difabrikasi. MS disebutkan oleh pelanggan untuk komponen yang akan digunakan. (Contoh : API Specification 5D, API Specification 7, dan DS-1™ Volume 1.)

3.34.3.3 Serialization Log (SL) : Sebuah dokumen yang disiapkan oleh fabrikasi drill pipe dan menghubungkan nomer seri dari setiap drill pipe yang dirakit pada heat number dan kode dari tube dan joint. Sebuah SL juga dikenal sebagai traceability log.

3.34.3.4 Serialization Cross – reference Log (SCL) : Sebuah dokumen yang disiapkan oleh penyedia alat dan menghubungkan nomer seri penyedia ke nomer seri atau heat number asli fabrikasi , yang dapat traceable ke mill certificate komponen dan material test report.

3.34.3.5 Bill of Materials (BOM) : Sebuah dokumen yang disiapkan oleh penyedia alat yang mendata komponen yang diperlukan untuk peralatan yang dirakit. Tiap komponen harus mempunyai nomer seri yang unik pada BOM.

Page 69: DS-1 Bahasa

DS-1™, Third Edition, Volume 3, Drill Stem Inspection

DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL 87

3.34.3.6 Mill Certificate (MC) : Sebuah dokumen yang disiapkan oleh stock material fabrikasi yang menyediakan komposisi kimia dari stok material yang mana peralatan atau komponen tertentu dibuat. MC harus mendata stock material heat nomer atau heat code.

3.34.3.7 Material Test Report (MTR) : Sebuah dokumen yang disiapkan oleh material testing facility yang menyediakan mechanical property dari stok material yang mana peralatan atau komponen tertentu dibuat. MTR harus mendata stock material heat nomer atau heat code.

3.34.3.8 Primary Load (PL) : Beban dominan yang digunakan pada peralatan pada saat loading yang mana mungkin ada beberapa beban. PL mungkin sebuah regangan, kompresi, beban torsional atau tekan tergantung dari kondisi pekerjaan.

3.34.3.9 Primary Load-bearing Component (PCL): Sebuah komponen rakitan yang didesain untuk mendukung primary load.

3.34.3.10 Type 1 Equipment : Drill pipe dengan pengelasan pada joint.

3.34.3.11 Type 2 Equipment : Alat non rakitan manufaktur dari bar stock seperti subs, integral pup joints dan drill collars.

3.34.3.12 Type 3 Equipment : Alat rakitan seperti safety valves, inside blowout preventers (IBOP), cement heads, circulation flow-back tools(CFT), diverter subs dan casing hanger running tools.

3.34.4 Prosedur : Gambar 3.34.1 memberikan pendekatan sistematis untuk verifikasi traceability perlengkapan.

3.35 Inspeksi Rig Floor Trip

3.35.1 Ruang Lingkup: Prosedur ini mencakup pengujian dimensional untuk drill pipe tube dan tool joint yang digunakan pada rig floor. Pengukuran termasuk tool joint OD dan minimum body wall thickness dekat pusat dari tube. Prosedur ini dirancang untuk diselesaikan oleh anggota kru rig atau inspektur, dan hanya bertujuan sebagai segregating pipe yang normalnya dapat diterima tetapi torsi dan kapasitas beban secara signifikan berkurang oleh pemakaian downhole. Semenjak meminimalkan rig time dan rig floor handling menjadi tujuan yang utama, banyak langkah secara rutin dikerjakan oleh inspektur yang mengoperasikan no-rig-driven produksi tekanan akan diabaikan. Untuk meminimalkan penanganan , prosedur normalnya dilakukan sambil menangani hole. Lebih jauhnya, hanya pipa yang telah dioperasikan secara keras akan diuji, dan jika tidak ditemukan pemakaian berlebih, dianggap bahwa pipa dioperasikan dibawah kondisi kerasnya akan dapat diterima tanpa pengujian. Sejak hanya tool joint OD dan tube wall thickness yang secara umum dipengaruhi oleh pemakaian drilling, hanya 2 atribut ini yg akan diuji.

3.35.2 Peralatan Inspeksi : Ultrasonic wall thickness gage yang dikalibrasi (lihat ayat 3.6.2) viscous couplant yang dapat bertahan pada permukaan tegak, OD caliper dan 12 inci mistar baja dibagi dalam 1/64 inci penambahan akan diperlukan.

3.35.3 Kriteria Penerimaan : Rig engineer, drill stem designer atau orang lain yg bertanggung jawab akan membuat penerimaan minimum wall thickness dan minimum penerimaan tool join OD, berdasarkan perkiraan untuk beban di kemudian hari (Lihat DS-1™ Third Edition, Volume 2, Chapter 2, Chapter 3 untuk instruksi seting criteria yg dapat diterima.)

3.35.4 Komponen yang diuji : Rig engineer, drill stem designer atau orang lain yg bertanggung jawab akan menentukan komponen mana yang akan diuji. Penentuan ini biasanya didasarkan pada komponen mana yang telah dioperasikan pada beban sisi terbesar, kondisi yang paling abrasif dan dengan waktu rotasi yang paling lama.

3.35.5 Prosedur Inspeksi dan Kriteria Penerimaan :

a. Tool Joint Box Outside Diameter (OD) : Set OD caliper pada nilai minimum yang dapat diterima yang disebutkan diatas .

Page 70: DS-1 Bahasa

T H Hill Associates, Inc.

88 DS-1™ TRANSLATION FOR TUBOSCOPE PERSONNEL

Sebagaimana subyek komponen yang melewati bagian atas dari rotary, berusaha untuk melewati caliper untuk setiap tool joint box-nya, membuat setidaknya 2 pengecekan ditempatkan kira-kira 90 derajat. Tool joint over lainnya yang mana caliper bisa melewatinya harus diapkir.

b. Pengukuran ultrasonic wall thickness : pengukuran wall thickness akan memerlukan waktu lebih dibandingkan pengecekan tool joint. Pada saat signifikan tool joint yang dipakai atau bukti dari wall kontak tidak ada, tidak mungkin tube yang terdekat akan dipakai secara signifikan. Oleh karenanya, untuk kepentingan penghematan waktu di rig, orang yang mengeluarkan kriteria penerimaan dan komponen yang dapat diaplikasikan diatas dapat memilih untuk memeriksa terlebih dahulu tube wall thickness, berdasarkan hasil dari inspeksi tool joint. Keputusan harus dibuat berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :

• Beban dan faktor beban yang diantisipasi : jika beban dominan kemudian dan faktor beban tertinggi adalah pada kasus peregangan, perhatian lebih harus diberikan pada wall thickness. jika beban dominan kemudian dan faktor beban tertinggi adalah pada kasus putaran, perhatian harus dikurangi pada wall thickness jika pipa dilengkapi dengan rotary shouldered connections pada ukuran standar. Jika pipa yang dilengkapi dengan high torsional capacity propietary connections dan torsional load factors adalah pendekatan pada ketidak-leluasaan desain, perhatian lebih harus diberikan pada wall thickness.

• Perpanjangan dari pemakaian tool joint : jika tool joint wear telah signifikan tetapi tidak cukup untuk menyebabkan pengapkiran pada komponen, perhatian lebih harus diberikan pada wall thickness, khususnya jika tool joint di hardband.

• Kemungkinan dari wall contact : kontak dengan dinding adalah lebih mungkin pada pipa yang dioperasikan pada Curvature Indices (CI) tinggi. Oleh karenanya , jika pipa telah dioperasikan pada CI tinggi, perhatian lebih harus diberikan pada pengukuran wall thickness. (Lihat DS-1TM Thirc edition, Volume 2, Chapter 4 untuk diskusi mengenai Curvature indeks.)

c. Sudah seharusnya orang yang bertanggung jawab untuk memeriksa tube wall thickness, wall thickness dari setiap panjang drill pipe yang digunakan harus diukur pada pusat tube yang diperkirakan, seperti berikut :

• Cleaning dan couplant : Jika perlu, bersihkan area untuk diukur dengan menyekanya menggunakan potongan kain. Aplikasikan couplant.

• Setelah aplikasi couplant, bawa pengukuran thickness pada setidaknya 4 kali lokasi yang ditempatkan disekitar lingkaran tube.

• Bacaan apapun yang tidak memenuhi ketentuan wall thickness minimum yang disebutkan diatas harus menyebabkan panjang untuk diapkir.

3.35.5 Disposisi dari Peng-apkiran : Panjang/length yang diapkir harus dipindahkan dari drill string.

Referensi :

1. Metode ini didasarkan pada pekerjaan oleh University College of London dan The Norwegian University of Science and Technology atas permintaan Shell Exploration and Production B.V. dan dikembangkan kemudian oleh Shell Exploration and Production B.V.

Para kontributornya adalah :

A.C. Pols, Shell Exploration and Production B.V. W.J.G. Keultjes, Shell Exploration and Production B.V. J-M Savignat, Shell Exploration and Production B.V. L. van der steen, Shell Exploration and Production B.V. F.P. Brennan, University College of London P.J. Haagensen, Norwegian University of Science and Technology