Dry-Wet Reference Leg; Level Instrument

10
8/27/13 Dry-Wet Reference Leg; Level Instrument | Comautoment Community novakurniawan.wordpress.com/2009/04/07/dry-wet-reference-leg-level-instrument/ 1/10 Comautoment Community Dry-Wet Reference Leg; Level Instrument Posted on April 7, 2009 by novakurniawan I remember somebody discussed about wet & dry leg for level instrument few years ago. I searched in google and wikipedia and found very difficult explanation to get it. Finally I found very simple explanation about wet & dry reference leg application to measure a liquid level where gas or vapor existing on the top of vessel. Vessel means it is not open to atmospher. The top of vessel where gas or vapor existing is pressurized. It means if differensial pressure method level measurement shall be applied, both side; minimum detectable level and maximum detectable level shall be measured to find resultant of head pressure which equivalent to liquid level. Where is wet & dry reference leg shall be used? Here the novel is. Terminologi dry & wet leg ditemukan pada pengukuran level dengan metode differensial pressure pada non atmospheric vessel. Differensial Pressure instrument mengukur Hi-side dan Lo-side suatu vessel dan dicari selisih atau perbedaan pressurenya agar didapatkan pressure head atau hydrostatic pressure yang benar-benar hanya disebabkan oleh liquid level. Dry referense leg digunakan untuk pengukuran ketinggian liquid di dalam vessel yang memilki gas atau vapor kering pada bagian atas vessel. Wet reference leg digunakan untuk pengukuran liquid di dalam vessel yang memiliki gas atau vapor basah di bagian atas vessel dan bisa terkondensasi di reference leg. Dibawah ini adalah skematik dari Dry Reference Leg Liquid Level Instrument:

description

Dry

Transcript of Dry-Wet Reference Leg; Level Instrument

Page 1: Dry-Wet Reference Leg; Level Instrument

8/27/13 Dry-Wet Reference Leg; Level Instrument | Comautoment Community

novakurniawan.wordpress.com/2009/04/07/dry-wet-reference-leg-level-instrument/ 1/10

Comautoment Community

Dry-Wet Reference Leg; Level Instrument

Posted on April 7, 2009 by novakurniawanI remember somebody discussed about wet & dry leg for level instrument few years ago. I searchedin google and wikipedia and found very difficult explanation to get it. Finally I found very simpleexplanation about wet & dry reference leg application to measure a liquid level where gas or vaporexisting on the top of vessel. Vessel means it is not open to atmospher. The top of vessel where gas orvapor existing is pressurized. It means if differensial pressure method level measurement shall be

applied, both side; minimum detectable level and maximum detectable level shall be measured tofind resultant of head pressure which equivalent to liquid level. Where is wet & dry reference legshall be used? Here the novel is.

Terminologi dry & wet leg ditemukan pada pengukuran level dengan metode differensial pressurepada non atmospheric vessel. Differensial Pressure instrument mengukur Hi-side dan Lo-side suatuvessel dan dicari selisih atau perbedaan pressurenya agar didapatkan pressure head atauhydrostatic pressure yang benar-benar hanya disebabkan oleh liquid level. Dry referense legdigunakan untuk pengukuran ketinggian liquid di dalam vessel yang memilki gas atau vaporkering pada bagian atas vessel. Wet reference leg digunakan untuk pengukuran liquid di dalamvessel yang memiliki gas atau vapor basah di bagian atas vessel dan bisa terkondensasi di reference

leg.

Dibawah ini adalah skematik dari Dry Reference Leg Liquid Level Instrument:

Gas atau Vapour di bagian atas vessel harus benar-benar kering jika ingin menggunakan dry

Page 2: Dry-Wet Reference Leg; Level Instrument

8/27/13 Dry-Wet Reference Leg; Level Instrument | Comautoment Community

novakurniawan.wordpress.com/2009/04/07/dry-wet-reference-leg-level-instrument/ 2/10

Gas atau Vapour di bagian atas vessel harus benar-benar kering jika ingin menggunakan dryreference leg. Fungsi reference leg adalah sebagai pengurang untuk menentukan besar staticpressure dari liquid. HP pada instrument mengukur pressure pada bottom level vessel. Yangterukur pada HP = Head Liquid Pressure + Vapor/Gas Pressure. Untuk mendapatkan pressure dariliquid maka pressure dari vapor/gas harus dihilangkan dengan dikurangkan. Oleh karennyagas/vapor harus diukur dengan instrument yang sama pada LP. Vapor/gas yang kering akanmemberikan tekanan yang sama ke segala arah termasuk ke sensor LP. Jadi tekanan yangdirasakan oleh LP = Vapor/Gas Pressure di permukaan liquid. Sehingga head liquid static pressureDP = HP – LP atau DP = Head Liquid Pressure ditemukan. Vapor/Gas pressure akan salingmenghilangkan ketika dikurangkan. Ketika liquid kosong 0% didapatkan DP = 0; ketika liquidpenuh 100% di dapatkan DP = HP – LP. Sehingga equivalensi linear dengan DP maka level 0-100% didapatkan. Jika tidak ingin menggunakan satuan level percentage tapi menggunakansatuan ketinggian maka differensial pressure lebih baik diukur dalam InchH2O atau mmH2O.Baca Artikel InH2O; Liquid Level Instrument.

Nah, apa yang terjadi jika vapor/gas-nya basah atau condensable maka reference leg akan terisiliquid. Akibatnya tekanan yang terukur pada LP tidak sama dengan tekanan di permukaan liquid.LP sudah ketambahan pressure dari condensate yang jatuh jadi liquid di sisi LP sehingga metodedi atas tidak applicable. Maka metode pengukuran lain perlu diperkenalkan. Sebagai lawan konsepDry Reference Leg di atas maka Wet Reference Leg Level Measurement perlu digunakan.

Dibawah ini adalah skematik dari Wet-Reference Leg:

Reference leg kalau dibiarkan akan terus ketambahan condensate. Agar tidak ketambah-tambahanliquid maka reference leg-nya dipenuhi aja dengan liquid yang sama dengan liquid dalam vessel.Metode pengukuran inilah yang disebut Wet Reference Leg Level Instrument. Reference legdihubungkan dengan HP dari instrument karena nilai pressurenya adalah maksimum. SedangkanLP dihubungkan ke vessel. Nilai HP selalu tetap sebagai reference sedangkan nilai LP menikutiketinggian level. Tekanan yang dirasakan oleh HP = Max Head Pressure + Vapor/Gas Pressure,tekanan yang dirasakan oleh LP = Liquid Head Pressure + Vapor/Gas Pressure. Bagaimana caramendapatkan Liquid Head Pressure saja?. DP = HP – LP atau DP = Max Head Pressure – LiquidPressure. Vapor/Gas pressure-nya saling menghilangkan. Dengan perbandingan ekuivalensi ketikalevel liquid kosong 0% maka DP = Max Head Pressure, sedangkan ketika level liquid maksimum100% maka DP = 0. Dengan ekuivalensi linear dengan DP maka level 0-100% didapatkan.

Page 3: Dry-Wet Reference Leg; Level Instrument

8/27/13 Dry-Wet Reference Leg; Level Instrument | Comautoment Community

novakurniawan.wordpress.com/2009/04/07/dry-wet-reference-leg-level-instrument/ 3/10

Nova Kurniawan

I am working at multinational EPCI company, I get BEng degree from Engineering Physics ITB

Filed under: Engineering Tagged: | Dry Reference Leg, Level Instrument, Wet Reference Leg

« 4-20 mA; A Myth Turbulent Flow for Hydraulic Filtering »

20 Responses

andy, on April 11, 2009 at 9:24 am said:mas nova,

Apakah setiap kita instal wet leg maka sisi Low pada transmitter harus terkoneksi ke vessel ya?Bagaimana kalau high transmitter kita koneksi ke vessel trus impulse line low-nya kita isidengan oli atau apapun yang punya SG lebih besar daripada SG liquid di vessel?apakah metodenya tetap sama ya?

Kalau misalnya liquid propane yg kita ukur, jadi di high dan low transmitter terisi denganpropane donk ya? apakah transmitter bisa mengukur ya?

di tempat saya untuk tanki propane yg dulunya dry leg kemudian di ubah ke wet leg olehkontraktor karena sering terjadi kondensasi propane di impulse line lownya transmitter. Yangartinya high dan low terisi dengan propane toh.

tolong jelasin kenapa di tulisan mas nova itu harus diisi dengan liquid yg sama ya? apa karenataping high vessel di hubungkan dengan low-nya transmitter?

makasih

Reply

novakurniawan, on April 13, 2009 at 12:49 am said:Saya baca lagi pertanyaanya, maksudnya gini ya:Wet-Leg Hi-transmitter dikonek ke vessel, Lo-transmitter sebagai reference diisi oli dengan SGlebih besar dr liquid dalam vessel? Apakah Low-nya dihubungkan ke vessel bagian atas?

Saat vessel kosong maka transmitter akan baca minus. Jadi Range-nya – (x) to – (y). SG-nya dilow lebih berat kan?. Ketika vessel penuh bacaan masih negative. Btw. apakah wet leg-nyayang diisi oli dengan SG lebih besar itu terkena kondensasi juga? kalo iya ngaco ntarperhitungannya, kecampur.

Tp saya jd heran terus apa bedanya Dry-Wet Reference Leg dengan metode DP dengancapilary hi-lo? Karena prinsip dry-wet ref pertimbangan utamanya adanya kondensasi padaleg. Capilary nggak ada ngaruhnya dengan kondensasi.

Secara prinsip apapun liquidnya sensor harus bisa mengukur pressure di liquid tersebut baik di

About these ads (http://en.wordpress.com/about-these-ads/)

Page 4: Dry-Wet Reference Leg; Level Instrument

8/27/13 Dry-Wet Reference Leg; Level Instrument | Comautoment Community

novakurniawan.wordpress.com/2009/04/07/dry-wet-reference-leg-level-instrument/ 4/10

Secara prinsip apapun liquidnya sensor harus bisa mengukur pressure di liquid tersebut baik diHi atau Lo dan mendapat Differensial Pressure. Saya tidak melihat kejanggalan denganstatement bahwa Hi-Lo transmitter mengukur liquid yang sama. Silahkan kemukakan alasankejanggalannya.

Diisi dengan liquid yang sama untuk menhindari konversi specific gravity dengan liquidterukur dan juga vapor/gas bisa terkondensasi di leg tanpa berpengaruh ke penghitungan DPkarena liquidnya sama. Kalau leg-nya di seal (disekat) dan diisi liquid dengan SG yang lainsehingga kondensasi tidak masuk leg, ya tinggal dikonversi aja dengan komparasi SG. Tapibalik lagi ke keheranan saya, apa bedanya sama DP-Type yang pake kapilari, kalo kondensasigak ngaruh? Saya jadi curiga kalo DP-Type Level dengan kapilari itu adalah metode baruuntuk eliminate metode dry-wet leg (?)

Penggantian dry leg ke wet leg karena kondensasi adalah alasan awal kenapa ada konsep wet-dry leg.

Different idea please feel free to say

Reply

andy odank, on April 13, 2009 at 5:11 pm said:mas nova,sorry tulisan saya sepertinya kurang lengkap. Mksd saya begini, di dlm gbr 2, disitu terlihat LPtrasmitter di hubungkan ke bottom dari vessel sedangkan HP transmitter ke topnya vessel.Dengan metode seperti ini apakah rangenya menjadi positif ya?Yang saya tau selama ini utk wet leg, HP trasmitter tetap di hub ke bottom vessel, sdgkan LPtrasmitter ke top vessel dan tubingnya diisi dengan liquid (oli/glycol) sm spt gbr sehingga rangejd minus. Sama gak ya? saya msih sedikit awam mengenai ini.

untuk kasus tanki propane, tubing LP transmitter yg diisi dengan oli tentunya tidak akanterjadi kondensasi. Inilah alasan mengapa dipilih dengan SG yg berbeda. Pgalaman saya, kalauHP dan LP terisi dgn propane maka pembacaan akan ngawur krn tak ada beda tekanan.

utk beda Dry wet leg dan DP capilllary hi-lo, sepertinya mengacu pd liquid apa yg akan diukurtsb serta pergerakan level tsb sendiri apakah berubah dgn cepat atau lambat. Utk level propaneyg bergerak cpat karena dihisap compressor dari top vessel serta SG tiap level yg berbedasepertinya DP capillary dgn balance system mrupakan pilihan yg cocok dbanding DP dry legyg sdh psti LP akan terjadi kondensasi.

DP dry leg sepertinya lebih cocok utk mengukur level tanki timbun minyak atau gas dgnvapour yg kering.

Mas nova punya gak perhitungan utk level transmitter DP capillary dgn balance system,mksdnya posisi transmitter tepat berada di tengah2 tapping hi dan lo. Kalau punya atau pernahmenghitung rangenya bolehlah di share ke saya hehe…abis perhitungan saya gak pernahberhasil begitu saya aplikasikan ke lapangan.

Reply

Page 5: Dry-Wet Reference Leg; Level Instrument

8/27/13 Dry-Wet Reference Leg; Level Instrument | Comautoment Community

novakurniawan.wordpress.com/2009/04/07/dry-wet-reference-leg-level-instrument/ 5/10

novakurniawan, on April 14, 2009 at 12:29 am said:Mas Andy,

Menurut pendapat saya:Pemasangan LP / HP di Bottom atau Top hanya menyebabkan transmitter dalam rangenegative atau positive serta sedikit konversi SG karena di dalam tubing di isi oil/glycol yangberbeda dengan liquid dalam vessel. Ketika semua konversi dan perhitungannya tepat makatidak ada masalah dengan pengukuran.

Beda tekanan static di dalam storage tidak hanya disebabkan oleh liquidnya sama atau beda,tetapi oleh hydrostatic pressurenya. Hydrostatic pressure ditentukan oleh specific gravity danhead dari liquid. Ketika and amemiliki propane di dalam wet leg setinggi 100 Inchi maka HPmas Andi adalah 100 InPropane. Sedangkan di LP tekanannya adjustable sesuai denganpropane level dari liquid. Pimilihan ketinggian wet leg HP harus tepat sama dengan 100%propane level di dalam vessel. Jadi ketika Vessel kosong HP=100 InPropane, LP=0 InPropane,Ketika Vessel penuh HP=100 InPropane, LP=100 InPropane. Range yang didapatkan adalah100 InPropane (0%) to 0 InPropane (100%). Jadi kejanggalan bahwa liquid yang sama tidakbisa dideteksi perbedaan pressurenya pada HP/LP adalah tidak tepat.

Ketika kondensasi sudah bisa dieliminate dengan berbagai metode teknologi pengukuran (iedengan capilary) maka menurut saya terminologi dry/wet leg sudah tidak tepat lagi untukdibahas. Saya katakan ini sudah obsolete. Kalau ada rekans ada yang urun pendapat kenapaini masih perlu digunakan saya persilahkan.

Kalau diberikan pilihan DP capilary atau Wet/Dry Leg, saya fikir tanpa harus menganalisasecara teknis, DP Capilary pasti bisa take-over tugas Wet/Dry Leg. Dengan demikian tetap sayaberpendapat Dry/Wet Leg sudah obsolete dan ketinggalan jaman.

Prinsip perhitungan range secara prinsip ada di manual dulu itu di [email protected] , konsep dasarnya kan bagaimana menghitung hydrostaticpressure sebagai efek dari ketinggian dan specific gravity.

Reply

wahyudi, on July 17, 2009 at 3:29 am said:mas Nova, bagaimana bila level tangki yang diukur tersebut sering mengandung lumpur, bilainstrumen existing nya pake metode Wet/Dry Leg, pasti nggak benar pengukurannya, sayapernah mempertimbangkan untuk memasang filter atau strainer di sisi bottom, tapi kan repotmembersihkannya…Dan tentang sistem DP Capilary, karena ditempat saya belum dijumpai, tolong pencerahannya,thanks

Reply

novakurniawan, on July 18, 2009 at 12:17 am said:Pak Yudi,

Menurut saya, lumpur pasti akan mengganggu pengukuran sisi bottom tangki. Apalagi

Page 6: Dry-Wet Reference Leg; Level Instrument

8/27/13 Dry-Wet Reference Leg; Level Instrument | Comautoment Community

novakurniawan.wordpress.com/2009/04/07/dry-wet-reference-leg-level-instrument/ 6/10

Menurut saya, lumpur pasti akan mengganggu pengukuran sisi bottom tangki. Apalagilumpurnya mengumpul dbottom tangki. Selain masalah fisik penyumbatan saya kiraakumulasi lumpur yang tidak terkontrol akan mengganggu perhitungan static pressurenya.Kecuali kalo pengaruh lumpur sudah diperhitungkan sedemikian rupa sehingga bs dilakukankonversi (perubahan setting SG misalnya dll) untuk mengkompenasasi keberadaan lumpur.Kalo pakai DP capillary pengaruh fisik lumpur terhadap penyumbatan sepertinya tidak akanterjadi. Hanya gangguan perhitungan static pressure pasti masih terjadi. Hmmm…. menurutpak Yudi bagaimana yahh?

Reply

wahyudi, on July 18, 2009 at 8:19 am said:dengan menggunakan sistem DP baik capillary maupun Dry/Wet leg sepertinya bukan pilihanyang baik ya….karena sifat lumpur nya kan bisa aja kental sekali atau setengah kental gitu,hehe…bagaimana dengan pilihan yang sedikit mahal, misalnya Ultrasonic, tapi kendalanya padatekanan, karena dengan metoda Ultrasonic sensornya tidak didisain untuk dipasang padatempat yang bertekanan, atau saya salah…?

Reply

novakurniawan, on July 21, 2009 at 12:20 am said:Pak Yudi,

Ultrasonic dipasang pada top vessel atau tank. Dia tidak mensensor tekanan, tapi mengirimultrasound signal dan menerima pantulannya. Saya belum pernah membaca bahwapressure di top vessel bisa mempengaruhi signal ultrasound. Sehingga saya fikir pressuretidak menyebabkan masalah.

Reply

wahyudi, on July 21, 2009 at 6:14 am said:betul sekali mas Nova, kami juga ada pasang beberapa buah untuk pengukuran levelsea water dan level sedimentation. Tapi untuk sistem di Vessel yang bertekanan tinggisaya pikir Ultrasonic tidak didisain untuk itu, karena connection thread nya juga terbuatdari bahan non baja.

endar, on July 19, 2009 at 1:50 am said:terima kasih mas. meskipun sudah lama pakai baru tahu prinsip kerjanya sekarang.

Reply

novakurniawan, on July 21, 2009 at 8:46 am said:Pak Yudi,

Ooo..problemnya pada connection threadnya. Saya fikir kalau masalahnya di connection

Page 7: Dry-Wet Reference Leg; Level Instrument

8/27/13 Dry-Wet Reference Leg; Level Instrument | Comautoment Community

novakurniawan.wordpress.com/2009/04/07/dry-wet-reference-leg-level-instrument/ 7/10

Ooo..problemnya pada connection threadnya. Saya fikir kalau masalahnya di connectionthreadnya, bisa saja connectionnya dirubah menjadi flange type. Materialnya dipesan yangcarbon steel atau stainless.Menurut saya tidak masalah.

Reply

andy odank, on August 25, 2009 at 11:27 pm said:Mau sharing lagi mas nova,

Di tempat saya ada tanki propane yg dibagi dua. Disetiap tanki dipasang level transmitter dgntype wet leg.Untuk setiap transmitter di isi dengan glycol di impulse line low utk menghindari propane ygter-kondensasi.

Masalah yg timbul adalah pembacaan setiap transmitter berbeda. Padahal semuakonstruksinya sama. Kadang bila pembacaan mulai tidak sesuai level glass, glycol di makeup,apabila kelebihan maka glycol di drain. Akan tetapi utk transmitter A, bila di make upglycol, pembacaan msh tidak sm dgn level glass. Transmitter lebih tinggi dr level glass.

Seharusnya bila di make up glycol, pembacaan turun mendekati level glass. Akan tetapi disiniglycol sdh penuh tetapi transmitter tdk bs turun. Transmitter udah pernah diganti dgn type ygsama tp hasilnya sama.

Saya pernah ganti koneksi tubing menggunakan tee 1/2″ dan disambung dgn pipe nipple dgntujuan volume glycol bertambah dan diharapkan bs menekan sensor sehingga DP jgbertambah. Akan tetapi hasilnya msih sama, tidak ada perubahan pada pembacaantransmitter.

Mas Nova ada saran..??

Reply

novakurniawan, on August 26, 2009 at 8:04 am said:Tangki Propane dibagi 2 maksudnya: Satu tangki disekat jd dua atas bawah? Satu tangkidisekat jadi 2 kiri dan kanan?

Glycol diisikan ke tubing 1/2″ dan dikoneksikan ke upper-side dari vessel? Ini vessel kan..bukantangki?

Apakah uap dari propane-nya bisa juga masuk ke tubing 1/2″? Atau ada sealnya?

Hanya ketinggian yang bisa merubah Differensial Pressure. Ketika volume ditambah tapiketinggian liquid yang menekannya sama, maka DP tidak berubah. Konsep dasar liquidpressure adalah berbicara ttg ketinggian liquid terhadap dasar yg hendak diukur. BukanVolume…

Reply

Page 8: Dry-Wet Reference Leg; Level Instrument

8/27/13 Dry-Wet Reference Leg; Level Instrument | Comautoment Community

novakurniawan.wordpress.com/2009/04/07/dry-wet-reference-leg-level-instrument/ 8/10

eko cahyo, on March 31, 2010 at 1:08 am said:salam kenal.mo numpang nanya mas.maklum, org awam di instrumentasi (background chem eng).di tmpat sy krja ad vessel yg namanya gas fuel scrubber.fungsinya agar fuel gas yg msk ke gasengine bener2 kering.nah yg mau saya tanyakan.1. sebaiknya memakai wet leg reference ato yg dry? skr kondisinya yg H ad di upper side vesselsedangkan yg L ad di lowerside vessel.2. apa bedanya dengan suction scrubber compressor (fungsinya jg mirip – agar gas yg mskkompressor benar2 kering). kok posisi L nya di upper, dan posisi H di lower?

Reply

novakurniawan, on March 31, 2010 at 6:40 am said:Mas Eko,Saya detailkan dulu equipmentnya apakah sbb:1. Fuel Gas scrubber berfasa liquid di bottom, berfasa gas dan bertekanan pada permukaanliquidnya ?2. Suction scrubber compressor; fasa-fasanya sama dengan fuel gas scrubber?Saya belom bisa menjawab kasusnya Mas Eko, karena saya tidak yakin bahwa yangdigunakan pada scrubber tersebut adalah transmitter dengan tipe dry/wet reference leg.Scrubber yang pernah saya kerjakan menggunakan level instrument dengan magnetic typedan menggunakan capillary type.Kalo boleh saya pelajari dulu P&ID dan Datasheetnya dulu…

Reply

Andi, on May 3, 2010 at 1:31 pm said:Pak Nova,saya sangat senang membaca ilmu dari artikel bapak.Ada masalah yg belum bisa saya menerti. Mohon pencerahannya.

konsep dasar tekanan dasar pada liquid kan antara rho, gravity dan ketinggian. kenapa faktorgravitasi-nya pada pengukuran DP bisa hilang?? apakah gravity dengan tekanan atmosfer itusama??

mohon bantuannya, terima kasih.

Reply

novakurniawan, on May 4, 2010 at 12:52 am said:Pak Andi,

Betul bahwa rho, gravity, dan level menghasilkan pressure. Pressure = Rho(kg/m3)*G(m/s2)*H(m). Kita urai satuannya menjadi Pressure = kg/(m.s2). Satuan pressure diatas kalau kita kalikan (m/m) artinya dikalikan 1 menjadi Pressure = (kg.(m/s2)/m2) =Newton/m2=Pascal. Bentuk terakhir ini meyakinkan kita pada konsep waktu kita di SMPbahwa pressure adalah Gaya per Satuan Luas.

Page 9: Dry-Wet Reference Leg; Level Instrument

8/27/13 Dry-Wet Reference Leg; Level Instrument | Comautoment Community

novakurniawan.wordpress.com/2009/04/07/dry-wet-reference-leg-level-instrument/ 9/10

Ketika pressure bersatuan inH2O, maka dimana gravitasinya, dimana satuan luasnya? Apakahtidak diperhitungkan? Apakah perlu dikonversi dulu menjadi bentuk Newton/m2=Pascal?Tidak perlu.

Specific gravity dari H2O adalah = 1. Arti specific gravity adalah perbandingan density liquiddengan density H2O. Maka jika H2O dicari Specific Gravitynya maka SGnya = 1.

Misal:Ketika kita memiliki minyak dengan SG = (density minyak) / (density H2O) = 800 / 1000 = 0.8.Pressure yang kita dapatkan pada dasar bejana sebesar 100 inH2O maka berapa ketinggianlevel minyak? Maka ketinggiannya adalah 100/0.8 = 125 inMinyak.

Ketika kita memiliki air dengan SG = (density air) / (density H2O) = 1000 / 1000 = 1. Pressureyang kita dapatkan pada dasar bejana sebesar 100 inH2O maka berapa ketinggian levelminyak? Maka ketinggiannya adalah 100/1 = 1 inAir.

Karena gravity pada tempat yang sama adalah sama. Sehingga perbandingan berat suatufluida hanya ditentukan oleh density. Maka dengan terminologi baru yang kita sebut SG(Specific Gravity) perbandingan berat hanya ditentukan oleh density liquid / density H2O.Dengan konsep SG gravity menjadi hilang.

Apa perlu jadi topik khusus ya?

Reply

Andi, on May 4, 2010 at 11:05 am said:Terima kasih Pak Nova, atas penjelasannya.

Reply

Deni Marantika, on May 29, 2010 at 4:06 am said:mas nova,

aq msh bingung mengenai wet leg ..mas bilang klo pas tanki kosong dp=max pressure sdngkanpas tanki full Hp-Lp=0 terus output transmitternya nnti gmn donk klo pas kosong sdh adapressure max ntar bacaannya tdk sesuai donk..?apa wktu kalibrasinya di reverse kah? mksdnyapas 100% dibikin 4mA dan pas 0% dibikin 20mA? mohon pencerahannya mas..thx sebelumnya

salam,

Deni Marantika

Reply

novakurniawan, on May 29, 2010 at 6:47 am said:Hi Deni,

Ini hanya masalah bolak-membalik garis yang dilinearisasi ke 4-20 mA. Kalau saya yang

Page 10: Dry-Wet Reference Leg; Level Instrument

8/27/13 Dry-Wet Reference Leg; Level Instrument | Comautoment Community

novakurniawan.wordpress.com/2009/04/07/dry-wet-reference-leg-level-instrument/ 10/10

Ini hanya masalah bolak-membalik garis yang dilinearisasi ke 4-20 mA. Kalau saya yangmelakukan kalibrasi maka pada saat tangki kosong 0% maka differensial pressure-nya sayabikin minus (-)DPmax InH2O. Pressurenya naik, minusnya makin berkurang. Ketika Level100% maka DP seharusnya 0 InH2O.

Kalau mau direverse? secara konsep bisa.

However, harus baca manual transmitternya dulu. Secara konseptual bisa, tetapi kalautransmitternya tidak memiliki fitur itu, maka ya nggak bisa.

Btw. yang saya tulis di blog ini adalah konsep-konsep. Bukan “how to” di lapangan. Jikapertanyaanya “how to” harus punya manual dulu.

Ok, den thanks

Reply

Blog at WordPress.com. The Digg 3 Column Theme.