DocPLC_-_S7300

76
S7-300 PLC TRAINING BASIC LEVEL

description

s7 300

Transcript of DocPLC_-_S7300

  • S7-300 PLC TRAINING

    BASIC LEVEL

  • Pre-Requisites : None

    Duration : 2 days 5 hour per day

    Description : Basic of PLC Operation and Programming

    Technology : - S7300

    - PC

    - Step 7 Simatic Manager Software

    Target Audience : All person that are required to deal with PLC circuits and

    PLC programming

    Contents : Lesson 1 :

    Digital Signal

    Digital Input Device

    Digital Output Device

    PLC Components

    PLC Wiring

    Lesson 2 :

    Simatic Manager Step 7 Software

    Hardware Configuration

    Tipe Memory

    Ladder Logic

    Download Program dan Monitor

    Latihan

    Lesson 3 :

    Timers

    1. On Delay

    2. Off Delay

    Latihan

    Lesson 4 :

    Counters

    Latihan

    Lesson 5 :

    Upload Existing PLC

    Diagnostic

  • Lesson 1 Introduction PLC I

    Digital Signal

    Digital Input Devices

    Digital Output Devices

    PLC Components

    PLC Wiring

  • Digital Signal I.1

    Definisi dari digital signal adalah :

    Sinyal elektrik yang terdiri dari diskrit ON (24 VDC) dan OFF (0 VDC)

    Digital signal hanya dikirim dari pulsa elektrik yang menunjukkan status 1/true/on dan

    0/false/off

    Nilai digital ditulis dengan format 0 atau 1, bukan dengan angka seperti 0,1,2,3.

  • Digital Input Devices I.2

    Inputs datang dari sensor yang mengubah dari besaran fisis menjadi sinyal elektrik.

    Tipe sensor dibawah ini yang sering digunakan di industry :

    Inductive Proximity

    Menggunakan induksi arus oleh medan magnet untuk mendeteksi obyek logam. Inductive

    sensor menggunakan coil atau kumparan untuk menghasilkan medan magnet seperti

    gampar dibawah.

    Cara Kerja :

    jika ada obyek logam/metal mendekat kumparan, maka medan magnet di kumparan

    tersebut akan berubah yang akan menyebabkan pula perubahan arus listrik, perubahan

    arus listrik tersebut yang dideteksi menunjukkan ada benda logam yg mendekat

    Capacitive Proximity

    Capacitive sensor bisa digunakan untuk mendeteksi kebanyakan material dengan jarak

    beberapa cm. Sensor tersebut menggunakan dua plat yang dihubungkan ke sumber

    tegangan. Dielektrik konstanta disekitar plat tersebut akan mempengaruhi kapasitansi dari

    plat, hal tersebut dilakukan untuk mendeteksi adanya material yang mendekati sensor.

  • Sensor tersebut akan bekerja dengan baik pada bahan insulator (seperti plastik) yang

    memiliki nilai dielektrik yang besar.

    Optical (Photoelectric) Sensor

    Optical sensor terdiri dari sumber cahaya (emitter) dan detector. Emitter akan

    memproduksi cahaya secara terlihat dan tidak terlihat menggunakan LED atau laser

    diode. Detector biasanya dibuat dari photodiode atau phototransistor. Emitter dan

    Detector diposisikan sedemikian rupa, sehingga obyek akan memantulkan atau menahan

    cahaya.

    Penjelasan gambar diatas, cahaya akan dihasilkan oleh sisi sebelah kiri, dan diterima oleh

    sisi detector (sebelah kanan). Jika ada obyek yang menghalang maka sinyal cahayanya

    putus dan dideteksi sebagai indicator adanya obyek yang dekat.

  • Digital Output Devices I.3

    Digital Output devices contohnya : solenoid, valve, relay, contactor

    Solenoid

    Solenoid adalah aktuator yang paling banyak digunakan. Prinsip kerjanya adalah menggerakkan

    piston yang bergerak masuk kedalam kumparan/coil. Ketika tegangan sumber aktif, kumparan

    akan berubah menjadi medan magnet yang akan menarik piston, dan ketika tegangan tidak aktif,

    maka piston akan ditarik kembali oleh pegas/spring.

    Valves

    Aliran air dan udara dapat dikendalikan dengan solenoid valve. Sebuah contoh dari valve

    solenoid dikendalikan ditunjukkan pada gambar dibawah. Solenoid dipasang di samping, ketika

    ditekan itu akan mendorong piston ke kiri. Bagian atas valve memiliki dua port yang akan

    dihubungkan ke perangkat seperti contohnya silinder hidrolik, bagian bawah dari badan katup

    memiliki garis tekanan tunggal di tengah dengan dua pembuangan angin ke samping.

  • PLC Components I.4

    Umumnya komponen PLC terdiri dari :

    Input/ Output Modul

    Input modul berfungsi untuk merubah sinyal yang datang dari sensor/ transducer menjadi sinyal

    yang dapat diproses oleh PLC melalui CCU. Sinyal yang datang merupakan informasi hasil

    deteksi oleh sensor. Sedangkan output modul berfungsi mengubah sinyal keluaran PLC menjadi

    sinyal yang dapat dimengerti oleh actuator.

    Input Modul memiliki fungsi:

    Mendeteksi sinyal dari luar system

    Melakukan pengubahan dari control voltage ke logic voltage

    Melindungi komponen elektronik yang sensitive dari external voltage

    Sceening sinyal akibat adanya interferensi

    Output Modul memiliki fungsi:

    Melakukan pengubahan dari logic voltage ke control voltage

    Melindungi komponen elektronik yang sensitive dari voltage controller

    Memberikan power yang cukup untuk menggerakkan actuator.

    Perlindungan terhadap hubungan pendek dan overload

    Program PLC

    Berdasarkan standart IEC 1131-3, terdapat 5 bahasa pemrogrman yang digunakan pada PLC.

    Bahasa tersebut adalah Ladder Diagram, Function Block Diagram, Statement List, Structured

    Text, dan Sequential Function Chart.

  • Ladder Diagram

    Ladder Diagram mempunyai bentuk seperti rangkaian listrik. Sebuah Ladder diagram terdiri dari

    power rail pada sisi kanan dan kiri diagram, dihubungkan dengan rung oleh switching element

    dan coil element tertentu.

    Function Block Diagram (FBD)

    Pada FBD, fungsi dan blok fungsi digambarkan dengan grafik dan dihubingkan melalui jaringan.

    FBD berasal daro logic diagram pada sirkit elektronik.

    Statement List (STL)

    Statement List merupakan bahasa assembler yang disusun dari instruksi kontrol yang terdiri dari

    operator dan operand.

    Contoh Statement List:

    LD Part_typeA

    OR Part_typeB

    AND Part_presentD

    AND Drill_OK

    ST Sleeve_on

    I0.0 I0.2 F0.0I0.1

    Switching

    element

    Coil

    Power rail Power rail

    ORAND

    Part_TypeA

    Part_TypeB

    Part_present

  • Structured Text (ST)

    Structured Text merupakan bahasa tingkat tinggi berbasis Pascal, yang terdiri dari ekspresi dan

    instruksi.

    Contoh Structured Text:

    Sleeve_on:=(Part_TypeA OR Part_TypeB) AND Part_present AND Drill_OK

    Sequential Function Chart

    SFC merupakan language resource untuk membentuk sequence oriented control program.

    Elemen dari SFC meliputi step, transition, alternative dan parallel branching. Tiap step

    menunjukkan status yang diproses pada control program, baik dalam keadaan aktif atau tidak.

    Central Control Unit (CCU)

    Central Control Unit terdiri dari mikroprosesor sebagai puat operasi matematik dan operasi

    logika, memory sebagai penyimpan data, dan power supply. Dalam pengoperasiannya CCU

    melibatkan aplikasi counter dan timer.

    Counter dan timer pada PLC juga tidak memiliki bentuk fisik, jadi hanya berupa program yang

    berfungsi sebagai counter. Meskipun hanya berupa program, counter pada PLC juga dapat

    digunakan untuk perhitungan maju (1,2,3, ) dan atau perhitungan mundur( 3, 2, 1).

    Output relay menhubungkan PLC dengan dunia luar dan berfungsi mengirim sinyal on/ off.

    Output relay mempunyai bentuk fisik, biasanya berupa transistor, relay, atau triac.

    Data storage digunakan untuk penyimpanan tetap yang digunakan untuk keperluan matematika

    dan manipulasi data. Selain itu juga digunakan untuk menyimpan data pada saat tidak ada power

    pada PLC.

    1

    2

    3

    Initial Position

    Cylinder 1.0 to advance

    Cylinder 1.0 to retract

    S

    S

    S

    Step

    silinder majutransisi

    Status

  • Memory pada PLC CPU dibagi dalam dua jenis, yaitu fixed memory dan alterable memory.

    Fixed memory mengandung program yang dibuat oleh manufacturer. Operating system program

    ini disimapan di dalam ROM (read only memory) dan tidak dapat dihapus selama CPU dalam

    kondisi operasi maupun pada saat tidak ada power. Alterable memory disimpan di random access

    memory (RAM) chip. Informasi ynag tersimpan di RAM dapat dimodifikasi oleh user.

    Berdasarkan bagaimana CCU dihubungkan dengan input/ output, maka PLC dapat dibagi dalam

    2 (dua) tipe yaitu:

    1. Compact PLC

    Pada compact PLC, modul input , output, dan CCU berada dalam satu housing.

    Contoh :

    S7-200

    S7-1200

    Omron CQM1H

    MicroLogix 1200

    Panasonic FPSigma

    2. Modular PLC

    Pada modular PLC, modul input, output dan CCU tidak tergabung dalam satu housing,

    tapi diletakkan pada rak dengan masing masing dihubungkan melalui bus system.

    Contoh :

    S7-300

    S7-400

    Beckhoff

    B&R

    Pengenalan Pemrograman On-Off

    Input merupakan salah satu komponen dari PLC. Salah satunya adalah sensor. Output pada PLC

    biasanya berupa coil , indicator, motor, dan lain sebagainya. Coil pada PLC program

    berhubungan dengan sinyal output yang dikirim ke eksternal device. Tidak semua coil yang

    digunakan pada PLC program berhubungan dengan output fisik, beberapa adalah internal logic.

    Relay Logic

  • Connection Diagram

    Ladder Diagram

    PLC Connection Pemrograman On Off

    Proses Scanning pada PLC

    Proses scanning terdiri dari tiga bagian, input scan, program scan, dan output scan. Total waktu

    yang dibutuhkan tergantung pada kecepatan processor dan panjang program.

    Selama input scan, dilakukan pembacaan pada input terminal dan peng-update-an status input.

    Setelah input scan, dilakukan program scan. Selama program scan, data pada input status table

    diaplikasikan ke program, eksekusi program dan update output status table. Pada output scan,

    data diasosiasikan dengan output status table dan ditransfer ke output terminal.

    Operational Cycle

  • PLC Scanning

    Pada ladder diagram, scanning dilakukan dari kiri ke kanan untuk tiap rung dan dari atas

    kebawah untuk antar rung.

    PLC Scanning Sequence

  • PLC Wiring I.5

    Berikut contoh wiring digital module PLC S7-300 :

    SM 321 ; DI 16 x DC 24 V

    16 channel digital input

    Bekerja pada tegangan 24 VDC

    Module input tidak membutuhkan supply 24 VDC

    Bisa untuk sensor 2,3,4 wires

  • SM 322 ; DO 16 x DC 24 V / 0.5 A

    16 channel digital output

    Bekerja pada tegangan 24 VDC

    Output arus 0.5 A

    Module input membutuhkan supply 24 VDC

    Bisa untuk solenoid valves, relay, DC kontaktor, signal lamp

  • Lesson 2 Step7 Software & ON OFF Programming II

    Simatic Manager Step7 Software

    Hardware Configuration

    Memory Map

    Ladder Logic

    Download Program dan Monitor

    Latihan

  • Simatic Manager Step7 Software II.1

    Software programming untuk Siemens S7-300 adalah Simatic Manager Step7. Step7 sudah under

    windows yang bisa digunakan untuk menulis program dan download ke PLC atau

    mensimulasikannya.

    Creating Project

    Double klik di icon Simatic Manager untuk menjalankan Step7 software

    Startup screen akan tampil seperti dibawah ini

    Untuk membuat project baru, pilih File - New

    Kemudian tulis nama projectnya, contoh : Test

  • Karena kita menggunakan S7-300 ;

    klik kanan > Insert New Object > Simatic 300 station

  • Kita udah berhasil membuat project baru untuk S7-300 dengan nama Test

  • Hardware Configuration II.2

    Setelah membuat project baru di Step7, langkah selanjutnya adalah konfigurasi hardware.

    Karena S7-300 adalah PLC modular, diperlukan untuk merangkai semua komponen dari PLC,

    seperti CPU, rack/rail, modul input , dan modul output.

    Klik Simatic 300 di layout sebelah kiri, maka akan muncul icon Hardware

    Double klik di icon Hardware , maka akan muncul window baru

  • Lihat layout catalog overview di sebelah kanan, kemudian pilih Simatic 300 > Rack300

    > Rail

    Double klik di Rail , maka akan muncul di layout sebelah kiri

  • Pilih CPU PLC, Simatic 300 > CPU300 > CPU 313C > 6ES7313-5BE01-0AB0

    Double klik di CPU tersebut , maka akan muncul di layout sebelah kiri di slot 2 (default

    CPU S7300)

  • Setting MPI Address di CPU tersebut, defaultnya 2

    Double klik di CPU313C, kemudian pilih Properties di Interface

    Pilih MPI di Subnet dengan address 2, kemudian klik OK

  • Setelah Rail dan CPU, selanjutnya adalah module DI dan DO

    Untuk module DI, sebelumnya klik slot 4 di layout rail/rack , kemudian pilih SM-300

    DI-300 SM 321 DI16xDC24V

    Untuk part number sesuaikan dengan yang terpasang, dalam kasus ini part numbernya

    adalah 6ES7 321-1BH02-0AA0

  • Double klik di module DI tersebut, maka akan bertambah di rack

    Slot default dari S7-300 adalah :

    Slot 1 : untuk Power Supply 24 VDC

    Slot 2 dan Slot 3 : untuk CPU PLC

    Slot 4 sampai Slot 11 : untuk module DI dan DO

  • Dengan langkah yang sama, ulangi untuk module DO, sebelumnya klik slot 5 di layout

    rail/rack , kemudian pilih SM-300 DO-300 SM 322 DO16xDC24V/0.5A

    Untuk part number sesuaikan dengan yang terpasang, dalam kasus ini part numbernya

    adalah 6ES7 322-1BH01-0AA0

  • Double klik di module DO tersebut, maka akan bertambah di rack slot 5

    Langkah terakhir untuk hardware config adalah save and compile , setelah itu close

    window HW Config

  • Tipe Memory II.3

    Dalam belajar PLC, kita harus mengetahui tipe memory S7-300, memory dari S7-300 terbagi

    menjadi beberapa bagian, dengan ciri dan fungsi tersendiri.

    I Q Input dan Output Image

    Memory ini hanya untuk input dan output fisik, untuk input image hanya bisa diubah melewati

    hardware, jika kita inject 24 VDC di address I0.0 , maka bit I0.0 akan ON.

    Contoh :

    I0.0 Input dengan point 0.0 di PLC

    Q4.0 Output dengan point 4.0 di PLC

    M Auxiliary Relay

    Memory ini hanya untuk input dan output yang tidak nyata, bisa diubah dari programming atau

    software instruksi.

    Contoh :

    M0.0 Internal imagine input atau output di PLC

    M10.7 Internal imagine input atau output di PLC

    DB Data Block

    Memory yang ini sama dengan M, tapi untuk DB nilainya akan disimpan meski PLC OFF dan

    ON lagi.

    Contoh :

    DB1.DBX0.0 Internal imagine input atau output di PLC

    DB2.DBX1.7 Internal imagine input atau output di PLC

  • Ladder Logic II.4

    Ladder logic adalah bahasa pemrograman utama yang paling sering digunakan di PLC, dasarnya

    adalah prinsip kerja relay.

    Relay adalah device sederhana yang menggunakan medan magnet untuk mengendalikan suatu

    switch/kontak, prinsip kerjanya adalah ketika voltage diaplikasikan ke input coil, arus yang

    keluar menghasilkan medan magnet yang akan menarik kontak .

    Contoh :

    Dari sirkuit diatas, coil akan di energized ketika menjadi rangkaian tertutup. Kita bisa

    mensimulasikan rangkaian tersebut menjadi ladder diagram software. Ladder diagram terdiri dari

    individual rung, setiap rung terdiri dari satu atau lebih input dan satu atau lebih output. Berikut

    ladder diagram untuk rangkaian relay diatas :

    Untuk selanjutnya, kita akan mencoba membuat ladder diagram langsung di Step7.

  • Studi kasus yang digunakan adalah rangkaian starter motor diatas , yaitu membuat program

    kendali motor dengan tombol start, dan bisa distop dengan menekan tombol stop atau jika

    overload.

    Input dan Output listnya :

    Tombol Start : I 0.0

    Tombol Stop : I 0.1

    Thermal Overload : I 0.2

    Kontaktor : Q 4.0

    Langkah langkah untuk membuat program di Step7 :

    Pilih Blocks OB1

    Double klik OB1 kemudian isi nama OB1 dengan Program

  • Setelah di OK, akan muncul tampilan kosong OB1 untuk programming

    Pilih normally open (NO) contact

  • Isi dengan address tombol start yaitu I 0.0

    Untuk memudahkan mengingat address dengan fisik device, absolute address bisa diganti

    dengan symbol, untuk I0.0 adalah tombol start. Cara mengganti simbolnya yaitu dengan

    klik kanan di address yang dimaksud edit symbols

  • Ketik Tombol Start di symbol dan klik OK

  • Hal yang sama dilakukan untuk Tombol Stop dan Thermal Overload

  • Untuk output kontaktor, dengan menambah coil

    Sesuaikan dengan address di IO list untuk kontaktor yaitu Q4.0

  • Kemudian yang terakhir yaitu membuat cabang NO kontak untuk latch output kontaktor

  • Yang terakhir jangan lupa di save

  • Download Program dan Monitor II.5

    Setelah membuat program, langkah selanjutnya adalah download program tersebut ke PLC.

    Istilah download adalah mentransfer program dari PC/Laptop ke PLC, sedangkan upload adalah

    mengambil program dari PLC ke PC/Laptop. Bisa dilihat dari ilustrasi dibawah :

    Langkah langkahnya yaitu :

    Set PG/PC Interface artinya kita menentukan protocol apa yang akan kita gunakan untuk

    berkomunikasi dengan PLC, protocol tersebut bisa via MPI , Profibus DP, atau Ethernet.

    Klik Option Set PG/PC Interface

  • Pilih PC Adapter (MPI) dan klik OK

    Kemudian selanjutnya download program dari PC ke PLC, klik symbol download yang

    dikotak merah

  • Klik YES OK YES

    PLC akan restart karena yang kita download adalah semua program termasuk hardware

    configuration

    Setelah download, step berikutnya adalah monitor ladder program yang telah kita buat,

    hal ini biasa dilakukan untuk troubleshooting dari suatu mesin atau process

  • Klik symbol kacamata untuk monitor status dari program

    Kondisi untuk monitoring online (garis hijau menandakan tegangan aktif/ON)

  • Kita coba simulasikan menekan tombol start, apa yang terjadi :

    Kontaktor akan aktif / ON ditandai dengan warna coil berwarna hijau

    Meskipun Tombol Start dilepas, kontaktor tetap ON, karena di kunci / latch oleh

    kontaknya sendiri

  • Kontaktor akan OFF jika kita tekan tombol stop

  • Latihan II.6

    1. Motor Direct OnLine (DOL)

    Latihan membuat starter motor DOL dengan dua mode , manual dan auto. Cara kerjanya

    yaitu : switch mode (ON untuk Auto dan OFF jika manual), serta dua tombol untuk

    manual start dan manual stop.

    Motor akan running jika :

    o Mode Manual dan tombol manual start ditekan, bisa distop setelah ditekan

    tombol stop.

    o Mode Auto jika ada inputan Auto Run

    I 0.0 : Manual Start

    I 0.1 : Manual Stop

    I 0.2 : Auto Run

    I 0.3 : Switch Mode (ON = Auto OFF = Manual)

    Q 4.0 : Kontaktor

  • 2. Annunciator

    Simulasi ini memperlihatkan testing berfungsinya suatu sistem (normal tidaknya), kondisi

    normal diperlihatkan indikasi lampu hijau, dan jika sistem bermasalah maka lampu

    kuning akan menyala dan alarm akan berbunyi. Jika sistem masih bermasalah tetapi

    operator telah menekan tombol accept maka alarm akan berhenti tapi lampu kuning tetap

    menyala .

    IP0 : I 0.0 : Kondisi plant alarm

    IP1 : I 0.1 : Operator menekan tombol accept

    IP2 : I 0.2 : Tombol lampu test

    OP0 : Q 4.0 : Lampu kuning

    OP1 : Q 4.1 : Lampu hijau

    OP2 : Q 4.2 : Audible alarm

  • Lesson 3 Timers III

    Timer On Delay

    Timer Off Delay

    Latihan

  • Timer On Delay III.1

    Tipe dari timers yang sering digunakan adalah

    Timer On Delay

    Timer Off Delay

    Timer On Delay

    Tipe dari timer ini adalah mendelay keluaran yang bernilai ON. Dengan kata lain, setelah input

    ON, ada delay tunggu waktu x detik sebelum mengaktifkan output.

    Langkah-langkah untuk memprogram Timer On Delay di Step7 programming :

    Yang pertama yaitu menampilkan semua function bawaannya S7 PLC

    Pilih View Overview

  • Semua function akan tampil dilayout sebelah kiri

  • Kemudian pilih folder Timers S_ODT

    Dan klik dua kali sehingga akan muncul di rung

  • Ketik nama timernya , kita mulai dari angka 0 T0

    Kemudian ketik untuk setpoint timernya dengan format S5T#_s ,untuk contoh

    menggunakan 1 second

  • Kemudian tambahkan Input disisi S dan Output disisi Q

    Download dan Monitor

  • Aktifkan I 0.0

    Saat I 0.0 aktif, maka Q 4.0 tidak langsung aktif, tapi menunggu Timer T0

    Setelah 1 detik

  • Jika I 0.0 OFF maka Q 4.0 langsung OFF

    Kesimpulan dari function Timer On Delay diatas, yang perlu diisi yaitu :

    S : Input mengaktifkan Timer

    Q : Keluaran dari Timer setelah x second

    TV : Setpoint Timer dengan format S5T#_S

  • Timer Off Delay III.2

    Timer Off Delay

    Tipe Timer Off Delay berkebalikan dengan Timer On Delay, untuk Timer Off Delay adalah

    menunda waktu off. Jika input terdeteksi maka output langsung aktif, setelah input berubah dari

    on ke off, maka output tidak langsung off, tapi masi ditahan di posisi on selama x second.

    Langkah langkah untuk memprogramming di Step7 Programming :

    Seperti S_ODT untuk S_OFFDT dipilih dari folder Timers

    Kemudian tambahkan Input disisi S dan Output disisi Q

  • Kita simulasikan dengan mengaktifkan Input I 0.0, maka Q 4.0 langsung aktif

    Saat I 0.0 berubah menjadi OFF lagi, maka Q 4.0 tidak langsung OFF

  • Setelah 1 second, barulah Q 4.0 berubah menjadi OFF

    Kesimpulan dari function Timer Off Delay diatas, yang perlu diisi yaitu :

    S : Input mengaktifkan Timer

    Q : Keluaran dari Timer

    TV : Setpoint Timer dengan format S5T#_S

  • Latihan III.3

    Buatlah program untuk menghidupkan dan mematikan system conveyor sebanyak 3 buah. Jika

    push button start ditekan urutan hidup conveyor mulai dari conveyor C , setelah conveyor C

    running 10 detik kemudian conveyor B running, setelah conveyor B running 20 detik kemudian

    conveyor A running.

    Jika push button stop ditekan, urutan mati conveyor dibalik, mulai dari conveyor A, setelah

    conveyor A mati, 5 detik kemudian conveyor B off, setelah conveyor B off 10 detik kemudian

    conveyor C yang off.

    I 0.0 : Tombol Start

    I 0.1 : Tombol Stop

    Q 4.0 : Conveyor A

    Q 4.1 : Conveyor B

    Q 4.2 : Conveyor C

  • Lesson 4 Counters IV

    Counter

    Latihan

  • Counter IV.1

    Tiga tipe counter yang umum digunakan :

    Up Counter

    Down Counter

    Up Down Counter

    Counter adalah fungsi sederhana untuk menghitung, untuk Up Counter menghitung maju

    1,2,3. Untuk Down Counter menghitung mundur 9,8,7, dan juga ada yang dinamakan Up

    Down Counter yang fungsinya menghitung maju dan mundur, misalnya 1,2,3,4,5,4,3,2,

    Yang akan kita contohkan di Step7 hanyalah untuk Up Counter, dengan langkah langkah

    sebagai berikut :

    Sama seperti timer, untuk function counter bisa diambil dari layout sebelah kiri

  • Untuk contoh kita menggunakan Up Counter S_CU

    Double klik maka akan muncul di rung ladder

    Isi dengan C0

  • Tambahkan Input dan Output

    Disimulasikan I0.0 nya ON

    Terlihat CV_BCD nya bernilai 1, dan Q4.0 akan aktif jika jumlah hitungannya > 0

    I0.0 di off kemudian di on lagi, maka counter akan bernilai 2

  • Untuk memindahkan hitungan ke variable PLC, gunakan MW (memory word)

    Untuk contoh kali ini menggunakan MW10

    Nilai hitungan di MW10 tersebut bisa dimanfaatkan untuk proses yang lain, misalnya

    sebagai hitungan jumlah produk yang lewat, interlocking, dsb

    Untuk contoh kasus penggunaan counter, yang akan dicontohkan adalah : jika setelah 5

    hitungan maka output Q4.1 akan aktif

  • Pilih fungsi untuk compare , dalam hal ini menggunakan GE_I (Greater Equal Integer)

    atau dalam arti yang lain adalah >= untuk nilai bertipe integer

    Output Q4.1 akan on jika jumlah perhitungan (MW10) sudah lebih dari atau sama dengan

    setpointnya yaitu 5

  • Untuk mereset counter, tambahkan inputan di fungsi counternya

  • Saat counter di reset, MW10 balik menjadi 0 dan output Q4.1 off

  • Latihan IV.2

    Sistem parkir kendaraan secara otomatis.

    Apabila mobil mendekati pintu masuk maka sensor IP0 akan ON dan pintu masuk (OP3)

    akan terbuka/ON selama 3 detik dan akan menutup kembali.

    Kemudian setiap mobil yang masuk akan dihitung pada Count. Apabila mobil mendekati

    pintu keluar sensor IP1 akan ON dan pintu keluar parkir (OP4) akan terbuka/ON selama

    3 detik kemudian menutup kembali serta jumlah mobil yang parkir akan berkurang.

    Lampu Full (OP0) akan menyala apabila jumlah mobil yang parkir sebanyak 6 mobil atau

    memenuhi seluruh tempat parkir. Lampu Spaces (OP1) akan menyala apabila masih ada

    ruang/tempat untuk memarkir mobil. Lampu Empty (OP2) akan menyala apabila

    ruang/tempat parkir masih kosong.

    IP0 : I 0.0 : Sensor Masuk

    IP1 : I 0.1 : Sensor Keluar

    OP0 : Q 4.0 : Lampu Full

    OP1 : Q 4.1 : Lampu Spaces

    OP2 : Q 4.2 : Lampu Kosong

    OP3 : Q 4.3 : Pintu Masuk

    OP3 : Q 4.4 : Pintu Keluar

  • Lesson 5 Upload Existing PLC dan Diagnostic IV

    Upload Existing PLC

    Diagnostic

  • Upload Existing PLC V.1

    Hal penting selanjutnya yang harus diketahui oleh teknisi PLC untuk troubleshooting adalah

    bagaimana cara backup/upload program PLC yang udah terinstall untuk disave ke laptop/PC.

    Hal tersebut sangat penting jika nantinya PLC rusak, teknisi punya backup programnya sehingga

    tidak perlu lagi membuat program dari awal.

    Berikut langkah-langkah untuk backup/upload program dari PLC :

    Buat new project , untuk contoh ini saya beri nama upload

  • Pilih menu PLC Upload Station to PG

  • Setingan rack dan slot untuk S7-300 adalah rack 0 slot 2

  • Klik Update, akan muncul PLC yang online

    Hasil setelah di upload

  • Pilih menu Archive untuk menyimpan dalam bentuk zip file

    Pilih projectnya dan klik OK

  • Diagnostic V.2

    Diagnostic sangat penting untuk teknisi elektrik dalam melakukan troubleshooting PLC.

    Berikut langkah-langkah sederhana untuk diagnostic PLC :

    Klik kanan di object PLC pilih PLC Module Information

    Tampilan dari diagnostic online PLC, terlihat status PLC yang stop

  • Pilih Diagnostic Buffer

    Terlihat problemnya berasal dari module digital input di subrack 0 dan input address 0