DL ORTODONTIA.pdf
-
Upload
riska-nurprilaely -
Category
Documents
-
view
24 -
download
0
Transcript of DL ORTODONTIA.pdf
-
BLOK PREVENTIVE DENTISTRYDISCOVERY LEARNING
REKAM MEDIK ORTODONTIA
Disusun Oleh :Riska Nurprilaely
G1G012010
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATANJURUSAN KEDOKTERAN GIGI
PURWOKERTO
2014
-
REKAM MEDIK ORTODONTIA
Diagnosis ortodontik bertujuan untuk penentuan problem klinis danperencanaan perawatan tindakan berikutnya. Untuk menegakkan diagnosisdiperlukan beberapa analisis yaitu analisis umum, analisis lokal, analisisfungsional, analisis model, dan analisis sefalometri. Dengan dilakukan analisisakan didapatkan data pasien berupa riwayat kesehatan pasien, pemeriksaanlangsung intraoral, model studi, radiografi lokal maupun panoramik dansefalometri serta foto wajah. Semua data dicatat pada rekam medis ortodontik(Rahardjo, 2011).
A. Analisis Umum
1. Identitas pasienIdentitas pasien terdapat pada bagian awal terdiri dari nama, jenis
kelamin, umur dan alamat pasien. Jenis kelamin dan umur berpengaruhkarena ada kaitannya dengan perbedaan perkembangan gigi (Rahardjo,2011).
2. Keluhan utama
Keluhan utama adalah yang dirasakan pasien sehingga datang keklinik. Dalam ortodontik keluhan utama pasien biasanya tentang keadaansusunan giginya yang dirasakan kurang baik sehingga menggangguestetik wajah dan mempengaruhi status sosial serta fungsi pengunyahan(Rahardjo, 2011).
3. Riwayat kesehatanPada bagian ini berisi riwayat kesehatan pasien sejak dilahirkan
sampai pasien datang untuk perawatan. Pertanyaan yang diajukan sepertiapakah dilahirkan secara normal atau tidak, cara persalinan, pernahtidaknya melakukan tindakan operasi, ada tidaknya kelainan endokrin,ada atau tidaknya penyakit sistemik, ada atau tidaknya alergi, sertapenyakit yang pernah/sedang diderita (Rahardjo, 2011).
4. Berat badan dan tinggi badan
-
Informasi mengenai berat dan tinggi badan bertujuan untuk mengetahuipertumbuhkembangan pasien normal sesuai dengan umur dan jeniskelaminnya (Rahardjo, 2011).
5. RasInformasi mengenai ras bertujuan untuk mengetahui ciri fisik pasienkarena setiap ras memiliki karakteristik fisik tertentu. Penetapan ras
didasarkan pada anamnesis yang meliputi ras ayah-ibu, kakek-nenek, danseterusnya (Rahardjo, 2011).
6. Bentuk skeletBentuk skelet memiliki hubungan dengan pertumbuhkembangan. Bentukskelet dibedakan menjadi 3 yaitu ektomorfik, mesomorfik danendomorfik.a. Ektomorfik dengan ciri tubuh yang langsing dengan sedikit jaringan
lemak dan otot.b. Mesomorfik dengan ciri tubuh langsing dengan otot yang berkembang
dengan baik.c. Endomorfik dengan ciri tubuh pendek, otot yang kurang berkembang,
dan memiliki banyak jaringan lemak.
Seseorang dengan bentuk skelet ektomorfik mencapai kematangan lebihlambat dibandingkan dengan bentuk skelet lain (Rahardjo, 2011)..
7. Ciri keluarga
Ciri keluarga merupakan ciri-ciri yang selalu ada pada keluarga.Contohnya seperti kelainan skelet berupa prognati mandibula. Cirikeluarga ini berupa keadaan yang selalu ada turun-temurun pada keluarga(Rahardjo, 2011).
8. Penyakit anakPerlu diketahui penyakit anak yang dapat mengganggu
pertumbuhkembangan normal seorang anak, seperti panas badan tinggi,penyakit sistemik, kelahiran prematur, dan lain-lain (Rahardjo, 2011).
9. Alergi
-
Riwayat alergi yang perlu diketahui oleh operator adalah apakahpasien alergi terhadap obat-obatan, logam, produk kesehatan (contohlateks) atau lingkungan. Karena piranti ortodontik mengandung bahan-bahan yang dapat menyebabkan alergi (Rahardjo, 2011).
10. Kelainan endokrinKelainan endokrin yang terjadi ketika pralahir dapat menyebabkan
hipoplasia gigi sedangkan kelainan endokrin pascalahir dapatmenyebabkan percepatan atau hambatan pertumbuhan muka,mempengaruhi derajat pematangan tulang, penutupan sutura, resorpsi akargigi sulung, dan erupsi gigi permanen. Perawatan ortodontik merupakankontraindikasi pada pasien dengan penyakit metabolisme tulangdikarenakan adanya resorpsi yang banyak dan pembentukan tulang hanyasedikit (Rahardjo, 2011).
11. Tonsil
Tonsil yang besar dapat mempengaruhi posisi lidah dan dapatmembentuk lengkung geligi menjadi seperti huruf V (Rahardjo, 2011).
12. Kebiasaan burukBernapas melalui mulut, menggigit kuku, menjulurkan lidah
merupakan contoh kebiasaan buruk yang dapat menyebabkan maloklusi(Rahardjo, 2011).
B. Analisis Lokal
1. Analisis ekstraoral
a. Bentuk kepala
1) Dolikosefalik (panjang dan sempit)Bentuk kepala ini membentuk muka sempit, panjang, dan protrusif(muka leptoprosop); lengkung maksila dan palatum sempit,panjang, dan dalam.
2) Mesosefalik (rata-rata)3) Brakisefalik (lebar dan pendek)
-
Bentuk kepala ini membentuk muka yang lebih besar dan kurangprotrusif (muka euriprosop); lengkung maksila dan palatum lebar,pendek, dan lebih dangkal (Rahardjo, 2011).
Menentukan bentuk kepala dapat dilakukan dengan pengamatandan perhitungan dengan rumus:Indeks Sefalik = Lebar kepala x 100Panjang kepalaIndeks untuk tipe dolikosefalik adalah 0,75; mesosefalik adalahantara 0,76-,79; sedangkan brakisefalik 0,80 (Rahardjo, 2011).
b. Simetri wajahPada dasarnya wajah manusia tidak simetri secara bilateral namun
tidak mencolok sehingga terlihat simetri. Menentukan wajahseseorang asimetris atau tidak dapat dilakukan dengan carapemeriksaan wajah dari arah depan (Rahardjo, 2011).
c. Tipe wajahTipe wajah terbagi 3 yaitu muka sempit (leptoprosop) yang
dibentuk oleh bentuk kepala dolikosefalik, muka lebar (euriprosop)dibentuk oleh bentuk kepala brakisefalik, dan muka sedang(mesoprosop) (Rahardjo, 2011).
d. Tipe profilTipe profil dibagi dalam 3 tipe yaitu cekung, lurus dan cembung.
Profil muka cekung mengarah ke maloklusi kelas III yang dapatdisebabkan maksila lebih porterior atau mandibula lebih anterior.Sedangkan profil muka cembung mengarah ke maloklusi kelas II yangdisebabkan maksila lebih ke anterior atau mandibula yang lebihposterior (Rahardjo, 2011).
e. BibirBibir memiliki peranan yang penting dalam membentuk lengkung
gigi. Letak bibi dan pipi lebih berpengaruh daripada kekuatan yangbersifat sementara yang dihasilkan oleh kekuatan otot. Pasiendikatakan memiliki bibir yang kompeten apabila dapat menutup mulut
-
dengan mudah. Bibir yang tidak kompeten dapat disebabkan olehhipotonus maupun hipertonus baik bibir atas maupun bawah(Rahardjo, 2011).
f. Fungsi bicaraDokter gigi sebaiknya terbiasa dengan beberapa teknik sederhana
untuk menganalisa cara bicara seorang pasien sehingga pasien anakdengan gangguan bicara dapat dirujuk ke terapis yang lebih kompeten(Rahardjo, 2011).
2. Analisis intraoral
a. Mukosa
Pemeriksaan mukosa terdiri dari mukosa dasar mulut, pipi, lidahdan palatum (Rahardjo, 2011).
b. LidahPemeriksaan lidah meliputi ukuran, bentuk dan fungsi. Lidah
bersifat individual, karena lidah besar seseorang belum tentu besarbagi orang lain. Tanda seseorang berlidah besar (makroglosi) terhadaplengkung giginya yaitu adanya scalloping yaitu cetakan sisi lingualgigi pada lidah (Rahardjo, 2011).
c. Palatum
Palatum yang sempit, panjang dan dalam terjadi pada seseorangyang berbentuk kepala dolikosefalik sedangkan seseorang berbentukkepala brakisefalik memiliki palatum lebar, pendek dan dangkal(Rahardjo, 2011).
d. Kebersihan mulutSeseorang dengan kebersihan mulut yang buruk tidak dapat
dilakukan perawatan ortodontik karena bila kebersihan mulut buruk,dengan pemakaian piranti maka akan memper parah keadaan, danbelum tentu ada kerjasama yang baik dengan pasien (Rahardjo, 2011).
-
C. Analisis Fungsional1. Free way space
Jarak pada oklusal gigi maksila dan mandibula pda saat kondisirahang beristirahat (Rahardjo, 2011).
2. Path of closureArah gerakan mandibula dari posisi istirahat ke oklusi sentrik (Rahardjo,2011).
3. Displacement mandibulaDispacement mandibula terjadi dalam bidang sagital dan transversal.Displacement mandibula dapat terjadi akibat adanya gigi silang posterior.Jika lengkung gigi atas dan bawah sama lebarnya, displacementdiperlukan untuk mencapai oklusi maksimum. Sedangkan pada jurusansagital dapat terjadi karena adanya kontak prematur pada daerah INSISIF,pada kondisi ini umumnya didapatkan over closure mandibula. Padakasus gigitan edge to edge (maloklusi kelas III ringan), mandibula perlubergeser ke anterior untuk mendapatkan oklusi di daerah bukal (Rahardjo,2011).
4. Sendi temporomandibula
D. Analisis Model1. Bentuk lengkung gigi
Model dilihat dari oklusal dan diamati bentuk lengkung giginya.Lengkung gigi yang normal berbentuk parabola. Kelainan pada lengkunggigi yang lebar, menyempit di daerah anterior dan sebagainya. Lengkunggigi berhubungan dengan bentuk kepala. Seseorang dengan tipebrakisefalik cenderung memiliki lengkung gigi yang lebar (Rahardjo,2011).
2. Diskrepansi pada modelDiskrepansi adalah perbedaan jarak yang tersedia (available)
dengan jarak yang dibutuhkan (required). Diskrepansi dibutuhkan untukmenentukan macam perawatan, apakah disertai dengan pencabutan gigiatau tanpa pencabutan gigi permanen (Rahardjo, 2011).
-
3. Kurva spee
Lengkung yang menghubungkan insisal INSISIF dengan bidangoklusal molar terakhir rahang bawah. Dalam keadaan normal kurva speekedalamannya tidak melebihi 1,5 mm (Rahardjo, 2011).
4. Diastema
Ruang atau celah diantara dua gigi yang berdekatan. Diastemdianggap normal jika terjadi pada saat fase gigi pergantian, namun jikadiastem terdapat pada fase gigi permanen maka perlu diperiksa lebihlanjut (Rahardjo, 2011).
5. Simetri gigiMengetahui simetri gigi senama dalam jurusan sagital maupun
transversal dapat dilakukan dengan cara membandingkan letak gigipermanen senama kiri dan kanan menggunkan alat pemeriksaan sepertitransparent ruled grid atau simetroskop yang dapat dibuat sendiri(Rahardjo, 2011).
6. Malposisi gigiTujuan mengetahui kelainan letak gigi secara individu maka dapat
direncanakan perawatan untuk mengembalikan posisi gigi pada letaknyayang benar (Rahardjo, 2011).
7. Pergeseran midlinePergeseran midline lengkung gigi terhadap median wajah dapat
dilihat dari letak INSISIF sentral kiri dan kanan. Jika titik kontak INSISIFsentral terletak disebelah disebelah kiri garis median wajah maka midlinebergeser ke kiri begitupun sebaliknya (Rahardjo, 2011).
8. Relasi gigi posterior
Relasi gigi adalah hubungan gigi atas dan bawah dalam keadaanoklusi. Gigi yang dilihat adalah molar pertama permanen dan kaninuspermanen. Pemeriksaan dalam jurusan sagital, transversal, dan vertikal(Rahardjo, 2011).
-
E. Analisis SefalometriRekam sefalometri berguna dalam perawatan ortodontik karena berfungsi
dalam menentukan kelainan skeletal, letak gigi, profil dan lain-lain.Sefalometri dilakukan dengan cara mengidentifikasi titik-titik penting padakranium, lalu dengan penerangan yang cukup dilakukan tracing ataumenghubungkan dua titik atau lebih menjadi sebuah garis, dua garis yangbersinggungan menjadi sudut. Setelah itu dilihat pada besar sudutnya apakahsuatu struktur anatomi normal atau menyimpang dari normal (Rahardjo,2011).
Titik-titik yang perlu diketahui adalah:1. S (Sella): terletak di tengah sela tursika2. N (Nasion): terletak pada perpotongan bidang sagital dengan sutura
frontonasalis.
3. SNA (Spina Nasalis Anterior): ujung spina nasalis anterior4. SNP (Spina Nasalis Posterior): ujung spina nasalis posterior5. A (Subspinale): titik paling dalam pada kurvatura alveolaris rahang atas,
atau merupakan bata tulang basal maksila dan tulang alveolaris.6. B (Supramentale): titik paling dalam pada kurvatura alveolaris rahang
bawah, atau merupakan batas tulang basal mandibula dan tulangalveolaris.
7. Go (Gonion): titik tengah pada lengkungan sudut mandibula diantararamus dan korpus.
8. Me (Menton): titik terendah pada dagu (Rahardjo, 2011).
F. Diagnosis klasifikasi maloklusi
Klasifikasi maloklusi yang umum dipakai adalah klasifikasi menurutAngle, yaitu (Rahardjo, 2011):1. Kelas 1
Maloklusi kelas 1 ditandai dengan hubungan normalanteroposterior antara lengkung rahang maksila dan mandibula.
-
2. Kelas 2
Maloklusi kelas 2 ditandai dengan lengkung gigi pada mandibulaterletak lebih ke posterior daripada lengkung gigi pada maksila(retrognati) dan profil skeletal cembung. Maloklusi kelas 2dikelompokkan menjadi 3 divisi yaitu:a. Divisi 1 : gigi insisif sentral atas mengalami proklinasi (kemiringan
anterior ke labial) dan overjet besar.b. Divisi 2 : gigi insisif sentral atas mengalami retrusi dan overbite
insisal besar.3. Kelas 3
Maloklusi kelas 3 ditandai dengan lengkung gigi pada mandibulaterletak lebih ke anterior daripada lengkung gigi pada maksila.
-
DAFTAR PUSTAKA
Rahardjo, P., 2011, Diagnosis Ortodontik, Airlangga University Press, Surabaya.