DIALOG JUM'AT AL-AZHAR,12 JUNI 2009
-
Upload
al-azhar-peduli-ummat -
Category
Documents
-
view
224 -
download
0
Transcript of DIALOG JUM'AT AL-AZHAR,12 JUNI 2009
8/9/2019 DIALOG JUM'AT AL-AZHAR,12 JUNI 2009
http://slidepdf.com/reader/full/dialog-jumat-al-azhar12-juni-2009 1/1
JUMAT, 12 Juni 2009
D
alam riwayat Bukhari
Muslim, Rasulullah SAW
berpesan, ''Kemiskinan,
kebodohan, dan penyakit,erupakan musuh Islam. Ketiganya
apat menggoyah sendi kehidupan,
enghancurkan ketentraman,
enghalangi ukhuwah, serta
eruntuhkan kemuliaan dan kejayaan
angsa''.
Wasiat itu, maknanya dalam.
emiskinan, tak hanya mengancam
dividual, tapi akan melibas kehidupan
asyarakat. Baik memporak-porandakan
gi akidah-iman, akhlak-moral, maupun
erusak cara bersikap dan berpikir.
Islam sangat menentang kemiskinan.
amun Islam, menuntun umatnya agar
sa merasai makna miskin. Puasa
amadhan misalnya, mengingatkan agar
buh ini bisa merasai ''nikmatnya''
par. Jika makan sehari cukup dua kali,
engapa mulut ini tak pernah bisa
erhenti mengunyah? Bila kita pantas
erbusana yang terjangkau, mengapa
arus memaksa mengenakan yang
ewah? Artinya kalau Islam meneladani
esederhanaan, mengapa justru kita
rus berlebihan?
Dalam keteladanan beragama
ta, Khalifah Umar bin Abdul Azis
dalah cermin hebat, bagaimana
emperlakukan sebuah kekayaan
an kekuasaan. Menjadi pemimpin
ada umur 35, Umar bin Abdul Azis,
emimpin muda yang yang mampu
elalui godaan duniawi. Ia mengubah
cara hidup seorang khalifah sebelumnya yang
royal pada duniawi. Umar mengikat diri untuk
tidak silau pada harta, singgasana, pakaian,
dan minyak wangi. Sikap ini menurun hingga
keluarga intinya.
Hidup keluarga Umar, sederhana. Anaknya
menutup mulut, karena hanya makan bawang.
Perhiasan istrinya diserahkan ke Baitul Mal.
Pakaiannya dijemur sembari dikenakan, karena
baju satunya robek. Dia tidak perlu pengawal,
tak butuh dihormati dengan berdiri, dan selalu
berwasiat pada para gubernur sebelum pergi
bertugas. Padahal ia manusia yang kaya raya
dalam harta.
Tuntunan agar bisa merasakan lapar
dan kesederhanaan, ternyata menjadi kata
kunci. Dengan lapar atau kekurangan, kita
dipaksa menghayati kondisi serba sulit.
Dalam posisi begitu, apapun yang diperbuat
punya konsekuensi panjang. Seorang anggota
dewan misalnya, akan malu untuk menerima
cinderamata cincin emas senilai Rp 5 miliar.
Sementara rakyatnya masih banyak yang
kelaparan.
Lihatlah, kuli bangunan, dari pagi hingga
sore, ia peras peluh hanya untuk beberapa
lembar ribuan. Jika sakit saja, habislah sumber
nafkahnya hari itu. Jasa rentenir diterima, maka
tamat riwayatnya. Inilah dampak kemiskinan,
lingkaran setan yang terus membelit.
Kemiskinan, jelas berimbas ke masyarakat.
Jika miskin karena langkanya sumber daya
alam, keamanan masih relatif baik. Namun,
bila dipicu oleh pendapatan tak merata
dan pemimpin yang tidak adil, keamanan
masyarakat telah dipertaruhkan. Berita
kriminal yang banyak dilansir media, menjadi
bukti bahwa penyebabnya banyak berakar pada
masalah perut.
Dalam keseharian, berdirinya banyak rumah
megah kerap menggusur lahan satu-satunya
milik orang lain. Kompleks rumah ini, tampak
demikian kontras berdiri di lingkungan miskin.
Tanpa disadari, arogansinya menjadi lebih kental
karena tidak pernah mengindahkan tetangga.
Jalan kampung malah ditutup, agar warga yang
lain tak leluasa hilir mudik. Tiba-tiba saja, tembok
telah mengelilingi kompleks, memutus jalur
transportasi, komunikasi, dan hubungan sosial.Dalam kondisi begini, warga miskin mudah
dipicu untuk tak mau tahu tentang negara.
Sebab, selama ini mereka mengurus nasibnya
sendiri. Saat lahan hidup mereka digusur, mereka
menghadang maut tanpa pembelaan, seakan tidak
ada negara. Pedagang kecil tungganglanggang
diusir Satpol PP, penguasa juga membisu.
Kemuliaan dan kejayaan bangsa, seperti yang
diingatkan Nabi Muhammad SAW, memang telah
dirongrong kemiskinan. Lantas, masihkah kita
menatap kemiskinan hanya sebagai dagangan
politik semata? Selalu jadi primadona tatkala
musim kampanye partai politik dan pemilihan
presiden? Kemudian tercampak, tatkala kekuasaan
itu telah digenggam. Wallahu’alam
Titian Gemilang
BOGOR – Mereka menikmati suasanapagi itu penuh riang. Berbagai ekpresikegembiraan ditumpahkan, dalam suasanabersahabat dan penuh kekeluargaan.Nuansa menyenagkan itu, terasa dalamPesantren Alam untuk anak-anak korbanSitu Gintung yang diadakan Al-AzharPeduli Ummat, di Pusdiklat YPI Al-Azhar,Cigombong, Bogor, Sabtu, (6/6).
Menurut Manager Program Al-AzharOeduli Ummat, Agus Na, acara inisudah dirancang sejak jauh hari, sebagairangkain program bantuan kemanusiaanuntuk korban jebolnya Situ Gintung.Pesantren alam ini, diikuti 61 anak yangberasal dari empat titik posko, yaituKertamukti I, Kertamukti II, RT 03,dan RT 04. Kegiatan ini juga melibatkanExperiential Learning Through AdventurePrograms (ELTAPS) sebagai fasilitator.
Dalam kegiatan yang dilaksanakandua hari, 6-7 Juni, peserta disuguhi
berbagai macam permainan, baik di dalam maupunluar ruangan. Permainannya, seperti memindahkankelereng, wall climbing, multi line, estafet kelereng,bamboo trape, dan hajar aswad, yaitu memindahkansegelas air dengan media terpal secara berkelompok.Maka ketegangan, tantangan, kebersamaan, danrasa fun membaur menjadi satu. Filosonya, setiaplangkah adalah tantangan yang harus dijalani dalam
kondisi apapun meski hanya sebatas simulasi.Selain permainan, mereka juga diberi bimbingan
spiritual. Peserta digembleng dengan berbagai acarakeagamaan, melalui shalat fardlu berjamaah tepatwaktu, shalat sunnah rawatib, shalat malam, danmuhasabah. Ada pula pendidikan tata krama yangdisebut dengan 3SR, salam, sapa, senyum, danramah serta 3TBR yang merupakan kependekan daritertib, teratur, tepat waktu, bersih dan rapi yangharus dipraktikkan selama di lokasi. D i akhir acara,para peserta diberikan voucher belanja di toko bukuGunung Agung, senilai Rp 100 ribu.
Bagi Joko Sugiarto, salah satu orang tua pesertayang mengikuti acara tersebut dari awal sampai akhir,program semacam ini sangat membantu anak-anak karena diyakini mampu membuang rasa trauma
“Dari awal sampai akhir mereka riang seperti tak pernah terjadi apa-apa,” aku warga RT 04 Cirendeuini. Hal senada juga diakui o leh para peserta.
“Selain fun kami merasa terhibur dan bisa berbagipengalaman satu sama lain,” kata Diana gadis yangbaru mau masuk SMU.
“Ini hal baru yang asyik banget,” timpal Elshasiswa kelas 2 SMP ini. Must
Pesantren Alam Anak Situ Gintung
Oleh: Rusydan al Faruqi
DIALOG JUMAT
Oleh : M. Anwar Sani
Direktur Al-Azhar Peduli Ummat
MBANGUNAN JID AL-FURQAN
MBANGUNAN JID AL-FURQAN
di pulau Nias
Ancaman KemiskinanMembantu
yang Totalitas
DENGAN suara penuh tekanan,
lelaki itu menghubungi
saya melalui telepon, pekanlalu. Dia mencurahkan
ketidakberdayaannya, untuk
menebus biaya perawatan istrinya di RS Islam JakaRp 2,8 juta. Bagi sebuah keluarga miskin, saki t, lalubak kiamat. Jangankan untuk berobat, mencari pe
hari-hari saja, mereka sulit.
Keberadaan lembaga zakat dan lembaga sosiakondisi begini ibarat oase. Tapi, dengan keterbata
yang dimiliki, kadang peran lembaga sosial baru s
menemani. Jumlah dana terhimpun, dengan must
yang mengajukan bantuan kerap tak sebanding. Jmustahiknya lebih banyak. Disini, pengelola harus
memenuhi rasa keadilan dan pemerataan untuk s
sisi lain, jika tidak dibantu sepenuhnya, problematmereka hadapi tak akan pernah putus.
Saya ingat nasehat seorang sahabat. Jika kita m
orang miskin, haruslah totalitas, apalagi kita bekelembaga yang menghimpun zakat, infak, dan sede
Maksud totalitas, bukan berarti seluruh biaya peng
ditanggung seluruhnya. Tapi kita harus meleburka
menjadi bagian dari mengurai masalah yang mereMaka, ketika kami tidak mampu melunasi Rp 2
itu, kami mengirim tim untuk mendampingi kelua
pasien. Kami melakukan pendekatan dengan piha
untuk mencari pemecahan yang arif dan tepat. Sekami juga menghubungi beberapa jaringan untuk
dalam membantu pasien ini. Hasilnya sangat efek
dalam berbagai sisi kehidupan, orang miskin tidakposisi tawar. Mereka lemah di hadapan kebijakan
berpihak. Peran advokasi langsung itulah yang san
perlukan dalam titik nadir.Dengan pendampingan ini, pasien itu dapat p
dari RS. Selain lembaga kami membantu sebagian
seorang donatur juga terlibat langsung membiaya
RS Islam Jakarta juga turut melunasi. Sebuah apreRS ini. Ada langkah panjang yang harus dilalui me
disitulah saya rasa hakikat pekerja sosial berperan
Maka, membantu yang totalitas itu, tidak diuknominalnya. Tapi peran menyeluruh yang dilakuka
membantu mustahik. Disitulah, saya memaknai m
dengan totalitas, sebagaimana nasehat sahabat sa
onatur APMN
o Donatur Donasi (Rp)10,000,000
125,0001,250,000
500,088300,000300,000
1,000,000150,000
I.D.ZAISuryaningsihDjonetKusumolarso Linggo
Hamba AllahSiti HaryatniEllyHamba Allah
No Donatur Donasi (Rp)
300,08850,000
500,0005,000,000
60 Yana Risaliana61 Hamba Allah62 Hamba Allah63 Setio Anggoro Dewo
Donatur RGI
36,692,760Donasi Sebelumnya
JUMLAH Rp 56,167,936
No Donatur Donasi (Rp)1,200,0001,000,000
200,00060,000,000
200,000
50,00015,000
800,0001,000,0001,000,000
3,310 Hamba Allah3,311 Bayu Wisnumurti3,312 Faysal Laya3,313 PT Hino Motors3,314 Rena Adiyati
3,315 Meldawati3,316 Syamsul Bahri3,317 Nurtinah3,318 M. Yunus T. Haris3,319 Kel. Rachmat Husein
No Donatur Donasi (2020
1,053020
5030
3,320 H. Sahim M3,321 Hamba Allah3,322 Majlis Ta’lim Rabu & Jumat pagi MAA3,323 SufalSiddikHarahap3,324 Wenny
3,325 Yani Yuliani3,326 Hamba Allah
694,07Donasi Sebelumnya
JUMLAH Rp
Peduli Ummat
Permata Bank Syariah 097 100 1666
Bank Syariah Mandiri 002 011 7001
Danamon Syariah 005 8340 324
BCA 070 303 1011
BNI Syariah 009 154 0697
Bank Muamalat 301 0000 910
BRI Syariah 723-31-16-00
Bank Mega Syariah 10000 03589
Bank Mandiri 126 000 711 1
Rekening ZAKAT an. YPI AlA
AL-AZHAR PEDULI UMMAT
Komplek Masjid Agung Al-Az
Jl. Sisingamangaraja Kebayor
Jakarta Selatan 12110
021-7221504