Diagnosis Fisik

49
DIAGNOSIS FISIK PENYAKIT DALAM Dr. Pandji Moeljono, Sp.PD KEMD FINASIM Subdep Kitlam – Rumkital Dr. Ramelan Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Transcript of Diagnosis Fisik

Page 1: Diagnosis Fisik

DIAGNOSIS FISIKPENYAKIT

DALAM

DIAGNOSIS FISIKPENYAKIT

DALAMDr. Pandji Moeljono, Sp.PD KEMD FINASIM

Subdep Kitlam – Rumkital Dr. RamelanFakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma

Surabaya

Dr. Pandji Moeljono, Sp.PD KEMD FINASIM

Subdep Kitlam – Rumkital Dr. RamelanFakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma

Surabaya

Page 2: Diagnosis Fisik

The proper managementThe proper management Evaluation to Establish a DiagnosisEvaluation to Establish a Diagnosis

Minimize Morbidity and MortalityMinimize Morbidity and Mortality

1.1. HistoryHistory

2.2. Physical findingsPhysical findings

3.3. Laboratory dataLaboratory data

4.4. Imaging testsImaging tests

DO IT RIGHT FROM THE START

Page 3: Diagnosis Fisik

I. DATA PRIBADI

II. KELUHAN UTAMA

III. ANAMNESIS (Autoanamnesis – Heteroanamnesis)III. 1. Anamnesis khusus :

- Riwayat peny. sekarang- Riwayat peny. diagnosis banding

III. 2. Anamnesis medik dan penyakit dahuluAnamnesis penyakit keluargaAnamnesis psikososial (pendidikan & sosio-

ekonomi)Anamnesis makanan (keadaan gizi)Anamnesis umum (review of sistim).

IV. PEMERIKSAAN FISIK (Infeksi, Auskultasi , Palpasi, dan Perkusi)IV. 1. Keadaan umumIV. 2. Kepala dan leherIV. 3. Payudara dan aksilaIV. 4. Jantung dan paruIV. 5. Abdomen IV. 6. Genetalia-anus-rectumIV. 7. Ekstremitas

Page 4: Diagnosis Fisik

V. LABORATORIUM (Diagnosis Kimiawi)

VI. PEMERIKSAAN KHUSUS

VII. DIAGNOSIS dan atau DIAGNOSIS BANDING

VIII. PENGOBATAN

IX. KOMPLIKASI

X. PROGNOSIS

Page 5: Diagnosis Fisik

PENGELOLAAN PENYAKIT

• NON MEDIKAMENTOSAi• Diet/perencanaan makan• Edukasi• Bed rest relatip/absolut/aktifitas• MEDIKAMENTOSA• Drug of choise• Drug of supportif/conservatifT• TINDAKAN

Page 6: Diagnosis Fisik

ALAT-ALAT UNTUK DIAGNOSTIK FISIK

1. Stetoskop2. Otoskop3. Flash light4. Tongue5. Termometer6. Jam tangan7. Tensi meter8. Sarung tangan karet & lubricant9. Reflex Hammer10. Garpu tala11. Spidol.

Page 7: Diagnosis Fisik

ANAMNESA

PERTAMA HADAPI PASIEN

Perhatikan : Paras muka Bentuk badan Tinggi badan Cara jalan Sikap badan Pakaian Suara Bahasa Jabat tangan

Berikutnya : ANAMNESA dengan tujuan untuk mendapat keterangan mengenai :A. Gambaran penyakitnyaB. Keadaan badan seluruhnyaC. Keadaan dan kesehatan keluargaD. Kebiasaan/kesenangan.

Page 8: Diagnosis Fisik

A. GAMBARAN PENYAKITNYA

Tentukan sumber keluhan dengan pertanyaan-pertanyaan :

1. Lokasi (dimana ?)Contoh : Sakit perut/pinggang

Batuk Asth Br / Pnemonia / Decomcordis

2. Kwalitas (bagaimana jenis keluhan ?)Contoh : sakit, nyeri Ureter

Empedu Coroner

mencret Ca colon Malabsorbsi Infeksi

3. Kwantitas (berapa hebatnya keluhan ?)Contoh : seperti tidur / tidak, ke dokter dsb.

Page 9: Diagnosis Fisik

4. Kronologi (bila timbul, bagaimana perkembangannya ?)

a. Bila timbul pertama kali ?Contoh : muntah-muntah menit – 1 jam

keracunan makanan

6 jam toxin 12 – 24 jam infeksi

b. Berapa lama keluhan mengganggu ?Contoh : - angina pektoris iskemia / mI

- kejang st epileptikus / epilepsis- batuk dengan nyeri bbrp detik. pleura terangsang.

c. Kerapkah keluhan tersebut ?Contoh : nyeri epigastr – 3 x sehari

diarhae Ca Colon – periodik 3-5 hari.

d. Bagaimana perkembangan selanjutnya ? memberi gambaran jenis ggn tsb.

- aktif / progresif- tak aktif- neoplasma, dsb.

Page 10: Diagnosis Fisik

5. Onset : (bagaimana permulaan timbulnya keluhan) – penting

Contoh : CVA, HNP, dll.

6. Hal-hal meringankan / memperberat keluhanContoh : - nyeri dada aktive gerak iskemia

- nyeri dada waktu berbaring- nyeri dada waktu berdiri hernia/esofagus.

7. Gejala apakah yang menyertai keluhan-keluhanContoh : ikterus - hepatitis

ikterus – cholilithiosis.

B. EVALUASI KEADAAN BADAN SELURUHNYA

1. Sistim badan berhubungan2. Buat pertanyaan-pertanyaan sederhana :

penyakit / kelainan organ kulit, mata, hidung, dsb.

Page 11: Diagnosis Fisik

C. EVALUASI KEADAAN KESEHATAN KELUARGA

~ keturunan-kah~ penularan-kah~ lingkungan / kekeluargaan.

D. KEBIASAAN / KESENANGANDst.

Page 12: Diagnosis Fisik

MATA (Eyes)Spontan 4Dengan perintah 3Dengan rangsangan nyeri 2Nihil 1

BICARA (Visual)Orientasi 5Membingungkan 4Tak tepat / kacau 3Suara saja 2Nihil 1

MOTORIKPatuhi perintah 6Melokalisir / menolak 5Menghindar 4Sikap fleksi 3Sikap ekstensi 2Nihil 1

Page 13: Diagnosis Fisik

IV. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan : INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI dan AUSKULTASI.

IV.1. KEADAAN UMUM

Kesan penyakit : (Apparent State of Health) : ringan, sedang, berat, akut, kronik.

Kesadaran : komposmentis, apatik, somnolen, sporous, prekoma, koma, suara-bicara : misalnya pada hipotiroidi, bicaranya serak dan pelan, penderita dengan

hemiparese dextra seringkali disertai aphasia atau gangguan bicara.

Page 14: Diagnosis Fisik

Gizi :- Kurang, cukup, baik- Biasanya ditentukan dengan rumus :

% RBW = x 100%

- % RBW = Persentage of Relative Body Weight,TB (cm), BB (kg)

RBW < 90% (kurus, RBW 90-110% (normal), RBW > 110% (gemuk), RBW > 120% (obesitas).

Obesitas adalah gemuk, tetapi gemuk belum tentu obesitas.

- Obesitas ringan (RBW 120-130%), obesitas sedang (RBW 130-140%), obesitas berat (RBW > 140%).

Bisa juga dengan BMI (Body Mass Index) normal antara 21-24

Bila BMI < 19 : under nutrisi.

- Tentukan : malnutrisi atau under nutrisi dengan rumus RBW atau BMI.

BBTB - 100

Page 15: Diagnosis Fisik

Status & Habitus :- Piknik, atletik, astenik- Marfan’s Syndrome, Kleinefelter’s Syndrome, Gigantisme, Turner’s Syndrome, Cretinisme.

Posisi dan aktivitas : aktif, pasif, cara berjalan, mobilitas.

Pernafasan :- DM, uremia, koma hepatikum, infeksi mulut, infeksi paru, intoksikasi alkohol, helatosis.- Dyspnoe, Orthropnoe, Kussmaul, Cheyne-Stokes,

Paroxysmal Nocturnal Dyspnoe.

Kulit :Tonus & turgor kulit, perdarahan (phetechiae, purpura,

ecchymosen), warna (hipo-hiperpigmentasi, icterus, anemia, sianosis)

Pertumbuhan rambut, cicatrix, kuku, luka (khronik), bulat, hyperkeratosis, varises, sklerosis.

Page 16: Diagnosis Fisik

Suhu tubuh :- Oral (8 menit)- Rectal (3 menit)- Aksiler (5 menit)- Harus diketahui macam-macam febris : sub febris, f.

kontinua, f. reminten, f. interminten, FUO (Febris of Unknown

Origin), Hypotermia, Hipertermia.

Page 17: Diagnosis Fisik

IV.2. KEPALA dan LEHERIV.2.1. KEPALA

Kesan umumHidrosefalus, mikrosefalus, ekspresi muka (depresi,

takut, gembira, gelisah), bentuk muka (kloasma, butterfly appearance), akromegali dahi menonjol, (Paget’s disease, rambut (tipis, mudah dicabut, alopecia), dasar akar rambut (seborrhea, psoriasis), hyperpigmentasi (penyakit Addison, Cirrhosis Hepatis), Aene, Odema.

MATAAlis1/3 lateral hilang mungkin miksedema (hipotiroidi)

Bola MataExopthalmus (apabila penonjolan bola mata lebih dari 16

mm dari sudut lateral kelopak mata), emopthalmus tekanan bola mata (glaucoma : tekanan bola mata meningkat), nistagmus, strabismus.

Page 18: Diagnosis Fisik

Kelopak MataEdema lid retraction, prosis, xanthelasma (gejala dari

hiperlipidemia atau dislipidemia).

Gld. Laerimalis Lakrimasi

ConjunctivaAnemia, hiporemis, perdarahan, conjunctivitis sicca.

SkleraIcterus, perdarahan, ptyrigium

PupilBentuk, isokor-anisokor, refleks cahaya, miosis,

midriasis, refleks kovergensi.

CorneaAreus senilis, band keratopati, Kaiser-Fleisher Ring

(lingkaran kuning kehijauan akibat dari gangguan metabolisme copper : Peny. Wilson = Hepato-lenticular degeneration), kadang- kadang berwarna keemasan.

Page 19: Diagnosis Fisik

LensaKatarak (kerusakan lensa mata) bila timbul pada umur

kurang dari 35 tahun kemungkinan disebabkan oleh DM (katarak diabetik).

VirusTentukan dengan cara counting finger, hand movement,

light perception.

TelingaBentuk, kista sebaceeus, tefi, darwin’s tuberele, lubang

telinga, canalis auditorius exterma, furuncle, proc. Mastoideus, pendengaran.

Hidung :Bentuk, besar (acromegali), septum lendir, bahu,

perdarahan, daya penciuman, anosmia.

Page 20: Diagnosis Fisik

Mulut :Bibir (pigmentasi, sianosis, opthae, edema, cheilo-schizis, chilosis acromegali).Contoh : pigmentasi bibir dapat ditemukan pada Peny. Addison (bibir menebal pada acromegali).

Gigi (caries, karang gigi, pulpitis, goyah)

Gusi (warna, edema, ulcus, perdarahan, benjolan).

Periodentium (periodontitis goyah) : Periodentitis diabetik menyebabkan gigi goyah, dan pada keadaan tertentu kelainan ini reversible

dengan terawatnya DM yang sempurna.

Selaput lendir (anemis, pigmentasi, hiperemis, moniliasis)

Page 21: Diagnosis Fisik

Lesser degrees of neuromuscular excitability (eg, serum calcium 7—9 mg/clL) produce latent tetany, which can be elicited by testing for Chvostek’s and Trousseau’s signs. Chvostek’s sign is elicited by rapping the facial nerve about 2 cm anterior to the earlobe, just below the zygoma. The response is a contraction of facial muscles ranging from twitching of the angle of the mouth to hemifacial contractions. The specificity of the test is low; about 25% of normal individuals have a mild Chvostek sign. Trousseau’s sign is elicited by inflating a blood pressure cuff to about 20 mm Hg above systolic pressure for 3 minutes. A positive response is carpal spasm. Trousseau’s sign is more specific than Chvostek’s, but 1—4% of normals have positive Trousseau signs

Page 22: Diagnosis Fisik

IV.2.2. LEHERHarap diperiksa simetris atau tidak, apakah terdapat

tumor, cicatrix tbc : scrophuloderma.Apakah terdapat kaku kuduk (misalnya : typhus

abdominalis) atau kekakuan otot leher (rematism), cercical root syndrome, shoulder hand syndrome.

KELENJARHarus relaxed, leher flexi sedikit kedepan.

1. K. Preauricular2. K. Posteroauricular3. K. Occipitalis4. K. Tonsilar5. K. Submaxillaris6. K. Submental7. K. Cervicalis

Supervicialis8. K. Cervicalis

Posterior9. K. Cervicalis

Profunda10.K. Supraclavicularis

Page 23: Diagnosis Fisik

Lidah : makro-mikroglosia, strofi-hypertrofi papil, hiperemia, anestesi (gangguan pada rasa lidah), lidah tifoid

(tremor, kotor, tepi merah, acromegali (lidah hipertrofi).

Kerongkongan :Tonsil (tonsillitis, peritonsilar abscess)Polatum : anemis, icterus

(jangan diperiksa dengan flash-light)

Foetor ex oris : bau mulut karena higiene rongga mulut jelek.

Halitosis : bau mulut karena kelainan dari lambung.

Page 24: Diagnosis Fisik

Tentukan : besar, bentuk, soliter-multipel, pergerakan, konsistensi, nyeri

Radang : kelenjar nyeri tekan, karena terdapat periodenitis.

Misalnya : Limfadenopati tbc akan menunjukkan nyeri tekan.

Malignitas : kelenjar keras, tidak nyeri pada perabaan, Misalnya : pada limfoma atau limfosarkoma.

Ingat dan bedakan : Limfa denopati

Page 25: Diagnosis Fisik

TRACHEA dan TIROID

Deviasi Trachea (tujuh jari pada sternal notch)Tiroid : - inspeksi (struma)

- palpasi (dari muka, belakang, lobus kanan & kiri)

- auskultasi (bruit karena hipertiroid).

Sifat (waktu palpasi) : besar, bentuk, simetri, nyeri, difus, nodul, konsistensi, pergerakan, thrill, rasa panas, denyutan.

Bedakan : struma difusa, s. nodusa, s. multinodusa, tiroiditis.

A. CAROTIS dan V. JUGULARIS

Pulsasi A. Carotis, distensi V. Jugularis, CVPAuskultasi Carotid Bruits(pada bifurcatio, terletak submandibular)

Page 26: Diagnosis Fisik

IV.3. PAYUDARA dan AKSILAIV.3.1. PAYUDARA

INSPEKSI

Bentuk, simetri, ginekomasti (Kleinefelter’s syndrome, cirrhosis hepatis, intoksikasi, obat yang mengandung estrogen)

Retraksi papilla mammae (bila unilateral : kemungkinan radang, atau malignitas).

Page 27: Diagnosis Fisik

Eczem kering (paget’s disease)

Hiperpigmentasi areola mammae + palmar manus + buku-buku + mukosa mulut : pikirkan Peny. Addison.

Peau d’orange (orange peel) : mungkin proses malignitas.

Kulit : edema, warna, vena (edema atau increased venous pattern pada suatu tempat, mungkin suatu proses malignitas).

Spidernevi : bercak merah dengan gambaran radial, dan apabila ditekan hilang (akibat estrogen berlebihan : cirrhosis hepatis).

PALPASI

Manual, bimanual dengan 3 jari, tekan pada dinding thorax.

Lokasi, ukuran (cm), bentuk (teratur/tdk), konsistensi terhadap jaringan sekitar, nyeri, mobilitas.

Page 28: Diagnosis Fisik

Nodul keras, melekat pada kulit atau pada dasar, tepi tak rata, mungkin ca.

Niple discharge, dapat berupa :

A. Air susu : non-malignant, mungkin Hiperprolactinemia.B. Bloody discharge : intraductal papillomaC. Cairan jernih : CarcinomaD. Nanah : Abses

IV.3.2. AKSILA

INSPEKSI

Infeksi (Hidrodenitis suppurativa infeksi Sweat Glands yangbernanah, sering pada aksila).

PALPASI

Dengan ujung jariAxillary metastase dari ca mammaeLimfadenitis dari lengan atau tangan.

Page 29: Diagnosis Fisik

IV.4. JANTUNG dan PARU

Akan dikuliahkan tersendiri oleh seksi jantung & seksi paru.

IV.5. ABDOMEN

Ini adalah bagian dari DF yang juga sangat penting untuk diketahui, karena banyak penyakit yang dapat dikenal melalui DF abdomen.

Pemeriksaan abdomen meliputi : INSPEKSI, PALPASI, PERKUSI & AUSKULTASI.

Pembagian segmen :Right hypochondrium, epigastrium, left hypochondrium.Right flank, umbilical region, left blankRight iliac region, hypogastrium, left iliac region.

Page 30: Diagnosis Fisik
Page 31: Diagnosis Fisik
Page 32: Diagnosis Fisik

FORE GUT

MID GUT

HIND GUT

SITE OF PAIN

Page 33: Diagnosis Fisik

Distribution and direction of blood flow in anterior abdominal wall veins in portal venous obstruction (left) and in inferior vena caval obstruction

(right)(Sherlock 1950)

Page 34: Diagnosis Fisik

Colicky pain : crampy pain, dibedakan menjadi beberapa macam.

Menurut penyebabnya : biliary colic, small intestinal pain, colonic pain, renal colic, ureteral colic.

Nyeri dari “solid viscero” : hepar, pancreas, lien.

Harus dibedakan macam-macam faeces menurut penyebabnya : acholic stoois, melena, retal bleeding, colonic bleeding. Sifat melena (4 sifat) : faeces lembek, warna seperti petis, frekuen, bau busuk.

Perdarahan rongga mulut, pecahnya varices esofagus (hematemesis & melena), intestinal bleeding (pada thypus abdominalis), colonic bleeding (pada disentri amoeba atau ca colon) rectal bleeding (pada hemorrhoid atau ca. rectum)

Page 35: Diagnosis Fisik

INSPEKSI

Harus diperhatikan satu persatu yang tersebut dibawah ini :

Bentuk

Membuncit (penyebab : cairan-ascites, cystoma ovarii, obesitas) bedakan ketiganya.

Penonjolan setempat (hepar, lien, lambung, aneurisma aortae, caecum, retentic, urinae, sigmoid, hernia, prolapsus recti).

Peristaltik (kelihatan pada orang kurus, ileus) : pulsasi pada dinding perut.

Umbillicus

Hernia, caput medusae (CM ini bisa didapatkan apabila ada v. umbilicalis persisten), umbilicus tampak masuk merata atau menonjol keluar (pada ascites), umbilicus masuk kedalam pada orang gemuk.

Page 36: Diagnosis Fisik

Striae

Dapat disebabkan oleh karena perubahan berat badan, kehamilan Cushing’s disease, linea nigra.

Collateral : pada dinding perut, caput medusae.

Cicatrix : bekas operasi, menentukan organ apa yang dioperasi.

Keadaan kulit : mengkilat, atrofi akibat ascites yang berlangsung lama.

Tanda-tanda ascites dengan inspeksi :

Perut membuncit, umbilicus datar atau menonjol keluar. Mungkin : ada collateral, kulit mengkilat-atrofi, hernia, caput medusae (kolateral vena yang radier ke arah umbilicus).

Page 37: Diagnosis Fisik

PALPASI

Waktu palpasi harus diperhatikan satu-persatu beberapa hal dibawah ini :

Turgor dan tonus dinding perut, krepitasi dinding perut (adanya udara dibawah kulit), fenomena papan catur (chess board phenomena atau doughy phenomena) misalnya pada peritonitis tbc atau malignitas.

Umum (menyeluruh)

- Ballotement adanya kesan seolah-olah ada benda padat yang terapung diatas cairan).

- Nyeri lokal atau seluruh dinding perut.

- Kesan wooden like chess board, doughy like (seperti adonan roti).

- Rebound tenderness (nyeri waktu palpasi dilepas, misalnya : pada appendicitis).

Page 38: Diagnosis Fisik

- Tungging on the umbilicus : tarik kulit dibawah umbilicus ke atas. Bila nyeri setempat, peritoneal irritation, bila nyeri seluruh dinding perut : peritonitis (peritonum melekat dinding perut dibawah umbilicus).

- Fluid wave (fluctuasi, undulasi, adanya gelombang cairan yang dapat dirasakan dengan telapak tangan.

- Peristaltik.

Tanda-tanda cairan ascites dengan palpasi : adanya ballottement (bila lien membesar dan ada ascites yang cukup banyak), fluctuasi, undulasi.

Tanda-tanda udara bebas dalam rongga perut (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi). Sickle phenomena : yaitu dengan posisi duduk plain photo abdomen akan menunjukkan bayangan udara di bawah diafragma yang seperti sabit, ini salah satu tanda adanya perforasi usus, misalnya perforasi pada thypus abdominalis.

Page 39: Diagnosis Fisik

Hepar-vesica fellea :

- Bila teraba, tentukan sifat-sifat (berapa cm, tepi, permukaan, nyeri tekan, konsistensi, bising, dll). Palpasi hepar biasanya mengikuti mid clavicular line.

- Pembesaran lobus sinistra dapat sampai left hypochondrium, bila perlu gambarlah.

Courvoiser’s low (icterus, palpable gallbladder, ca. pancreas). Sifat: tak nyeri, karena kelainan gallbladder disini adalah sekunder. Bila kelainan primer pada sistem hepatobilier : nyeri waktu palpasi (misalnya batu empedu dengan radang).

Murphy’s sign : ibu jari tangan kiri letakkan dibawah arcus costae kanan, kemudian penderita ambil nafas dalam. Bila kandung empedu yang beradang teraba waktu inspirasi, maka disebut : positif (ada pembesaran kandung empedu).

Ingat sifat-sifat palpasi dari hepatitis, hepatoma, cirrhosis hepatis.

Page 40: Diagnosis Fisik

Lien :- Dapat bimanual- Pembesaran menurut Schuffner (I-VIII) : bila pembesaran ke arah umbilicus, pembesaranmenurut Hackett : bila pembesaran ke arah spina iliaca.- Tentukan sifat-sifatnya- Splenomegali sering didapatkan pada : malaria, CML

(dapat sampai S VII – VIII), hipertensi portal, dll.

Ginjal :- Palpasi bimanual, tentukan besar & sifat-sifatnya.- Ginjal teraba pada : hidronefrosis, neoplasma, polikistik.

Aorta :- Tekan perut keras-keras (bila perlu dengan jari II & III

pada daerah epigastrium agak ke kiri.- Bila terdapat pulsasi keras dengan expansi ke lateral…aneurisma aortae abd.- Normal : tanpa expansi ke lateral.

Page 41: Diagnosis Fisik

PERKUSI

Perhatikan satu-persatu yang tersebut dibawah ini.

Suara perkusi : timpanik, dullness (redup), flatness (pekak.

Timpanik (suara perkusi diatas udara, baik udara bebas atau dalam saluran usus), misalnya suara perkusi pada larynx, Traube’s semilunar space pada lambung, di daerah abdomen yang diatas cairan (adanya udara).

Redup, misalnya suara perkusi pada cairan-ascites, suara perkusi pada limpa (splenic dullness).

Pekak, misalnya perkusi pada m. deltoideus.

Page 42: Diagnosis Fisik

Adanya kehamilan :1. Redup konvex keatas2. Ada detik jantung janin.

Adanya kehamilan :1. Redup konvex keatas2. Ada detik jantung janin.

Contoh Perkusi Redup Simpatik :

Adanya gas, misalnya : ileus (generalized tympany)

Adanya tumor (kista ovarii) : redup konvex keatas.

Contoh Perkusi Redup Simpatik :

Adanya gas, misalnya : ileus (generalized tympany)

Adanya tumor (kista ovarii) : redup konvex keatas.

Page 43: Diagnosis Fisik

Contoh Perkusi Pada Ascites:Contoh Perkusi Pada Ascites:

UmbilicusUmbilicus

Timpanik konkaf ke atas (tidak ada cairan)

Timpanik konkaf ke atas (tidak ada cairan)

Penonjolan kesamping (cairan ascites)

Penonjolan kesamping (cairan ascites)

Shifting dullness (ttk A

redup wkt terlentang, & timpanik wkt

miring ke kiri)

Shifting dullness (ttk A

redup wkt terlentang, & timpanik wkt

miring ke kiri)

RedupRedup

Page 44: Diagnosis Fisik

Adanya tumor lain : splenomegali, hepatomegali, tumor viscera usus, retentio urinae.

Menentukan adanya cairan atau ascites.Pantulan gelombang cairan (telapak kiri pemeriksa pada dinding perut penderita bagian kiri).

Shifting dullness : cairan bebas mengambil tempat terendah, sehingga suara dullness berpindah. Ambil satu tempat yang dullness (ttk A), kemudian penderita disuruh miring, maka ttk A menjadi timpanik, jadi sifting dullness positif (karena dullnessnya bergeser shifting).

Page 45: Diagnosis Fisik
Page 46: Diagnosis Fisik

Batas timpanik dan dullness waktu terlentang (perhatikan bentuk batas tersebut) bila ada cairan batas tsb. konkaf ke atas.DD : kista ovarium (batas tsb. Konvex ke atas).

Puddle sign, dilakukan apabila cairan didalam perut sedikit (yaitu apabila shifting dullness tdk jelas). Cara : waktu terlentang, perkusi sekitar umbilicus bersifat timpanik. Kemudian penderita dianjurkan “elbow knee position”, agar terjadi “puddle” (cekungan) dengan ttk pusat umbilicus dan tunggu beberapa saat, sekarang didapat perkusi dullness disekitar umbilicus tsb. krn. berisi cairan. Cairan minimal dalam cavum peritonel yang dapat dikenal dengan DF : 500 ml.

Page 47: Diagnosis Fisik

PERKUSI HATI

Menentukan bentuk/adanya hepatomegali.

Membentuk batas paru-hati, juga menentukan perubahan batas tsb. sewaktu inspirasi dalam.

Menentukan adanya udara bebas dalam rongga perut (misalnya pada perforasi usus : dullness pada hati hilang dan menjadi timpanik).

PERKUSI LIMPA

Menentukan adanya splenomegali, baik ke arah atas maupun bawah.

PERKUSI LAMBUNG dan USUS

ADANYA REBOUND TERDERNESS

Page 48: Diagnosis Fisik

AUSKULTASI

Perhatikan satu-persatu.

Adanya vernous hum sekitar pusat & epigastrium bising sistolik menunjukkan adanya aneurysma aortae abd.

Peristaltik usus : normal, hiperperistaltik, mengurang, menghilang (apabila sudah ditunggu 3 menit pada suatu tempat), atau suara tinkling (obstructive ileus).

Suara pantul dari gelombang cairan dalam cavum peritonel (sebelah kiri dinding perut penderita ditaruh corong stetoskop, sebelah kanan diadakan sentuhan ringan dengan jari).

Frictium rub di daerah lien & hepar.

Page 49: Diagnosis Fisik