DEPENDENCY SEDIMENT ACCUMULATED WITH CURRENT...

13
DEPENDENCY SEDIMENT ACCUMULATED WITH CURRENT VELOCITY AT THE WATERS WEST TANJUNGP INANG RIAU ARCHIP ELAGO PROVINCE Ishardiansyah College Student of Marine Science, FIKP UMRAH, [email protected] Arief Pratomo Lecture of Marine Science, FIKP UMRAH, [email protected] Chandra Joei Koenawan Lecture of Marine Science, FIKP UMRAH, [email protected] Abstract The research was determine on Juny 2016 July 2016 located at the water West Tanjungpinang, Riau Archipelago Province. This research focus in five location at the water Teluk Keriting, Tugu pensil, Tepi Laut, Pelabuhan Sri Bintan Pura dan Rimba Jaya. Location determine method use purposive sampling. The determination of each point of the station using ArcGIS. Taking sediment sample and waters parameter at each station. Sediment sample was analysed in laboratory. The result analysis sediment accumulated and sediment weight accumulated with current velocity contained in the waters west Tanjungpinang, Riau Archipelago Province appointed that has significant dependence or strong depedence. The result analysis of average total rate of sediment volume accumulated at the water west Tanjungpinang are 0.0866 (ml/cm2/day), and average total rate of sediment weight accumulated at the water west Tanjungpinang are 0.1481 (gram/cm2/day). Sedimentation at the water west Tanjungpinang subdistrict Riau Archipelago Province can probably antrophogenic and ocean activity . Keywords : The rate of sediment Accumulates, current velocity, Tanjungpinang waters west.

Transcript of DEPENDENCY SEDIMENT ACCUMULATED WITH CURRENT...

DEPENDENCY SEDIMENT ACCUMULATED WITH CURRENT VELOCITY AT THE

WATERS WEST TANJUNGPINANG RIAU ARCHIPELAGO PROVINCE

Ishardiansyah

College Student of Marine Science, FIKP UMRAH, [email protected]

Arief Pratomo

Lecture of Marine Science, FIKP UMRAH, [email protected]

Chandra Joei Koenawan

Lecture of Marine Science, FIKP UMRAH, [email protected]

Abstract

The research was determine on Juny 2016 – July 2016 located at the water West

Tanjungpinang, Riau Archipelago Province. This research focus in five location at the water Teluk

Keriting, Tugu pensil, Tepi Laut, Pelabuhan Sri Bintan Pura dan Rimba Jaya. Location determine

method use purposive sampling. The determination of each point of the statio n using ArcGIS.

Taking sediment sample and waters parameter at each station. Sediment sample was analysed in

laboratory. The result analysis sediment accumulated and sediment weight accumulated with

current velocity contained in the waters west Tanjungpinang, Riau Archipelago Province

appointed that has significant dependence or strong depedence. The result analysis of average total

rate of sediment volume accumulated at the water west Tanjungpinang are 0.0866 (ml/cm2/day),

and average total rate of sediment weight accumulated at the water west Tanjungpinang are 0.1481

(gram/cm2/day). Sedimentation at the water west Tanjungpinang subdistrict Riau Archipelago

Province can probably antrophogenic and ocean activity .

Keywords : The rate of sediment Accumulates, current velocity, Tanjungpinang waters west.

KETERKAITAN LAJU SEDIMEN TERAKUMULAS I DENGAN KECEPATAN ARUS DI

PERAIRAN TANJUNGPINANG BARAT PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Ishardiansyah

Mahasiswa Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, [email protected]

Arief Pratomo

Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, [email protected]

Chandra Joei Koenawan

Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, [email protected]

Abstrak

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 sampai dengan Juli 2016 yang berlokasi di

perairan Tanjungpinang Barat, Provinsi Kepulaun Riau. Penelitian ini difokuskan pada lima lokasi

yaitu di perairan Teluk Keriting, Tugu pensil, Tepi Laut, Pelabuhan Sri Bintan Pura dan Rimba

Jaya. Penentuan lokasi menggunakan metode purposive sampling. Penentuan masing – masing

titik stasiun tersebut menggunakan ArcGIS. Pengambilan sampel sedimen dan parameter perairan

dilakukan di masing masing stasiun. Analisis sampel sedimen dilakukan di laboratorium. Dari

hasil analisis laju sedimen terakumulasi dan laju berat sedimen terakumulasi dengan kecepatan

arus yang terdapat di perairan Tanjungpinang Barat, Provinsi Kepulaun Riau menunjukkan bahwa

memiliki hubungan yang signifikan atau hubungannya kuat. Hasil analisis jumlah rata -rata total

laju volume sedimen terakumulasi di perairan Tanjungpinang Barat yaitu 0.0866 (ml/cm2/hari),

dan jumlah rata-rata total laju berat sedimen terakumulasi di perairan Tanjungpinang Barat yaitu

0.1481 (gram/cm2/hari). Sedimentasi yang terjadi di perairan Tanjungpinang Barat, Provinsi

Kepulaun Riau dapat diduga berasal dari aktivitas antrophogenik dan aktivitas oseanografi.

Kata kunci : Laju Sedimen Terakumulasi, Kecepatan Arus, Perairan Tanjungpinang Barat.

I. PENDAHULUAN

Kota Tanjungpinang adalah Ibu kota

dari Provinsi Kepulauan Riau, secara

geografis Kota Tanjungpinang terletak

antara 0º 51’ 30” - 0º 59’ 8” Lintang Utara

dan 104º 24’ - 104º 34’ Bujur Timur dengan

luas wilayah 239,5 km2. Kota

Tanjungpinang terdiri dari empat Kecamatan

yaitu Kecamatan Bukit Bestari, Kecamatan

Tanjungpinang Timur, Tanjungpinang Kota,

dan Tanjungpinang Barat (Pemko

Tanjungpinang, 2015).

Aktifitas pesisir merupakan salah

satu penyebab sedimentasi atau

pendangkalan, sedimentasi merupakan

fenomena pengendapan dan pengaruh

aktivitas manusia dan alam. Sedimentas i

telah memberikan data yang penting

terhadap hal-hal spesifik yang diikuti oleh

material hasil berbagai macam dampak

pesisir, konversi alam, pemukiman,

pengembangan wilayah pesisir, eksplorasi

sumberdaya lautan dan daratan, yang

dimasukkan ke dalam lingkungan dan proses

alami yang mengubah fungsi ekosistem

(Rifardi, 2012).

Proses sedimentasi yang terjadi di

pantai sangat dipengaruhi oleh faktor fisik,

baik yang berasal dari darat maupun dari

laut. Pengamatan arus pada suatu kawasan

perairan merupakan informasi penting untuk

mengetahui pola pergerakan arus dari waktu

ke waktu. Kecepatan arus dapat digunakan

untuk memperkirakan besarnya energi yang

bekerja di dasar perairan yang mampu

memindahkan sedimen dari suatu tempat ke

tempat yang lain. Perpindahan sedimen ini

akan mengakibatkan terjadinya erosi (abrasi)

atau sedimentasi (Poerbandono dan

Djunarsjah, 2005).

Arus sangat berperan terhadap laju

sedimen terakumulasi. Arus laut merupakan

bagian dari hidrodinamika laut selain

gelombang dan pasang surut. Arus yang

terjadi di lautan merupakan arus yang terdiri

dari berbagai jenis yang pada umumnya di

kelompokkan menjadi arus pasang surut dan

arus non pasang surut. Penelitian tertarik

melakukan terhadap laju sedimen

terakumulasi yang berhubungan dengan

kecepatan arus yang terdapat di daerah

Perairan Tanjungpinang Barat.

Adapun Tujuan dari penelitian ini

adalah mengetahui Keterkaitan Laju

Sedimen Terakumulasi dengan Kecepatan

Arus di perairan Tanjungpinang Barat

Provinsi Kepulauan Riau dan mengetahui

total keseluruhan berat dan volume sedimen

terakumulasi.

Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat

memberi informasi mengenai keterkaitan

laju sedimen terakumulasi dengan kecepatan

arus di perairan Tanjungpinang Barat dan

sebagai acuan pengelolaan lingkungan

perairan sehingga dapat diambil langkah-

langkah yang bijaksana untuk penanganan

masalah dimasa yang akan datang.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Arus Laut permukaan merupakan

pencerminan langsung dari pola angin yang

tertiup pada waktu itu. Jadi arus permukaan

ini digerakkan oleh angin. Air dilapisan

bawahnya ikut terbawa, karena adanya gaya

coriolis (coriolis force), yakni gaya yang

diakibatkan oleh perputaran bumi, maka

arus dipermukaan laut berbelok kekanan dari

arah angin dan arus di lapisan bawahnya

akan berbelok lebih kekanan lagi dari arah

arus permukaan. Ini terjadi di belahan bumi

Utara. Di belahan bumi Selatan terjadi hal

sebaliknya (Romimahtarto, 2009).

Gerakan yang terjadi merupakan

hasil resultan dari berbagai macam gaya

yang bekerja pada permukaan, kolom, dan

dasar perairan. Hasil dari gerakan massa air

adalah vector yang mempunyai besaran

kecepatan dan arah. Pada dasarnya, arus laut

terjadi diakibatkan oleh suhu dan udara

diatas permukaan laut.

Faktor – faktor yang dapat menyebabkan

terjadinya arus :

1. Gaya dorong angin

2. Gaya coriolis

3. Gerakan thermohaline

4. Pasang surut

5. Turbulensi lapisan laut

Arus dipengaruhi topografi dasar

perairan, sehingga distribusi fraksi sedimen

akan sangat tergantung pada bentuk dasar

perairan terutama kedalaman yang akan

mempengaruhi bentuk dan pola arus

(Panggabean dalam Tampubolon, 2010).

Adanya sedimen kerikil menunjukan bahwa

arus pada daerah itu relatif kuat sehingga

sedimen kerikil umumnya ditemukan pada

daerah terbuka, sedangkan sedimen lumpur

terjadi akibat arus yang tenang dan dijumpai

pada daerah dimana arus terhalang oleh

pulau (Ompi et. al, dalam Tampubolon,

2010).

Thruman dalam Tampubolon (2010)

menyatakan bahwa pergerakan sedimen

dipengaruhi oleh kecepatan arus dan ukuran

butiran sedimen. Semakin besar ukuran

butiran sedimen tersebut maka kecepatan

arus yang dibutuhkan juga akan semakin

besar untuk mengangkut partikel sedimen

tersebut.

Arus juga merupakan kekuatan yang

menentukan arah dan sebaran sedimen.

Kekuatan ini juga yang menyebabkan

karakteristik sedimen berbeda sehingga pada

dasar perairan disusun oleh berbagai

kelompok populasi sedimen. Secara umum

partikel berukuran kasar akan diendapkan

pada lokasi yang tidak jauh dari sumbernya,

sebaliknya jika halus akan lebih jauh dari

sumbernya (Rifardi, 2008)

Friedman dalam Mukminin (2009)

memberikan pengertian sedimen adalah

kerak bumi yang ditranspormasikan dari

suatu tempat ke tempat lain baik secara

vertikal maupun secara horizontal. Menurut

Rifardi (2008) ukuran butir sedimen dapat

menjelaskan hal-hal berikut : 1)

menggambarkan daerah asal sedimen, 2)

perbedaan jenis partikel sedimen, 3)

ketahanan partikel dari bermacam-macam

komposisi terhadap proses weathering, erosi,

abrasi dan transportasi serta 4) jenis proses

yang berperan dalam transportasi dan

deposisi sedimen.

Sedimen adalah partikel organik dan

anorganik yang terakumulasi secara bebas

(Duxbury et al, dalam Robby. A, 2014).

sedimen adalah kerak bumi yang

ditranspormasikan dari suatu tempat ke

tempat lain baik secara vertikal maupun

secara horizontal (Friedman dalam Robby.

A, 2014).

Sedimen didefinisikan sebagai

material-material yang berasal dari

perombakan batuan yang lebih tua atau

material yang berasal dari proses weathering

batuan dan ditransportasikan oleh air, udara

dan es, atau material yang diendapkan oleh

proses-proses yang terjadi secara alami

seperti precitipasi secara kimia atau sekresi

oleh organisme, kemudian membentuk suatu

lapisan pada permukaan bumi Rifardi

(2008).

Menurut Rifardi (2012) Istilah

partikel digunakan untuk semua material

sedimen termasuk material yang

ditransportasi secara fisika sebagai material

padat sebelum diendapkan.Dalam hal ini

termasuk transportasi secara fisika material-

material yang berkembang/tumbuh secara

biologi dan kimia di dasar perairan sampai

pada tempat pengendapan akhir.

Partikel sedimen dapat dikelompokkan

menjadi dua kelompok besar yaitu:

1. Pecahan padat dari endapan yang lebih

tua.

2. Partikel yang bukan merupakan

pecahan padat dari endapan yang lebih

tua.

Partikel-partikel yang bukan

merupakan pecahan padat dari endapan yang

lebih tua adalah partikel-partikel yang

berasal dari letusan gunung berapi dan yang

berasal dari proses biologi dan kimia dan

akhirnya ditransportasi secara fisika sebagai

material padat (Friedman dan Sander, 1978

dalam Rifardi 2012).

Proses sedimentasi meliputi proses

transportasi dan pengendapan sedimen,

termasuk dalam hal ini semua sumber energi

yang mampu mentranspor dan

mengendapkan seperti angin, air, es, dan

gravitasi (Selly, 1976 dalam Rifardi 2012).

Ada tiga proses yang mempengaruhi

sedimen yaitu proses fisika, biologi dan

kimia (Friedman dan Sander, 1978 dalam

Rifardi 2012).

Proses fisika berperan dalam

mentranspor dan mengendapkan sedimen,

terutama hubungan antara proses dan

produk. Transportasi dan pengendapan

sedimen dipengaruhi oleh hukum-hukum

fisika, terutama sekali peranan fluida dalam

transpor sedimen yaitu fluida mentransfer

energi untuk partikel -partikel dan

bagaimana metode transpor, suspensi dan

traksi sedimen.

Menurut Rifardi (2012) Kecepatan

sedimentasi adalah sedimen yang

mengendap di dasar perairan selama periode

waktu tertentu, biasanya dinyatakan dalam

satuan tebal pengendapan per waktu.

Kecepatan sedimentasi (laju pengendapan

sedimen) dapat ditentukan dengan berbagai

metode tergantung dari bentuk data yang

diinginkan. Ada dua bentuk kecepatan

sedimentasi yaitu kecepatan sedimentasi

relatif dan absolut.

Ada perbedaan prinsip antara

kecepatan sedimentasi (relatif dan absolut)

dan kecepatan akumulasi sedimen, yaitu

satuan kecepatan sedimentasi relatif adalah

persen (%), satuan kecepatan sedimentasi

absolut adalah ketebalan pengendapan per

waktu (mm/tahun) sedangkan satuan

akumulasi adalah satuan volume (ml/

volume sedimen trap /tahun) dan atau

beratper waktu (mg/ volume sedimen

trap/tahun) Rifardi (2012).

Selain istilah kecepatan sedimentasi,

ada istilah lain yaitu akumulasi sedimen

yang sering digunakan untuk menjelaskan

jumlah (volume dan berat) sedimen yang

mengendap persatuan luas area per waktu

Rifardi (2012)

III. METODE PENELITIAN

Gambar 1. Peta Lokasi Stasiun

Penelitian ini dilaksanakan pada

bulan 22 Juni 2016 – 1 Juli 2016.

Pengambilan sam pel sedimen dan

pengukuran kualitas perairan dilakukan di

perairan Tanjungpinang Barat Provinsi

Kepulauan Riau (Lampiran 1). Sedangkan

analisis sampel sedimen dilakukan di

Laboratorium Ilmu Kelautan Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas

Maritim Raja Ali Haji.

Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan

dalam Penelitian.

Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode survei, data

yang diperoleh berupa data primer dan data

sekunder . Data primer diperoleh di

lapangan, kemudian dianalisis di

laboratorium Ilmu Kelautan dan Perikanan

UMRAH. Sedangkan titik stasiun telah

ditetapkan sebelumnya, yang dianggap dapat

mewakili daerah perairan Tanjungpinang

Barat. Dan data sekunder diperoleh dari

instansi terkait dengan lokasi wilayah

penelitian. Untuk selanjutnya data diolah

dan dibahas secara deskriptif.

Penentuan Lokasi menggunakan

metode Purposive sampling dibagi atas 5

(titik) titik stasiun yang dianggap dapat

mewakili daerah penelitian. Masing-masing

posisi titik stasiun tersebut dengan

menggunakan ArcGIS . Kelima titik stasiun

tersebut adalah sebagai berikut:

a) Stasiun 1 (0° 54' 38.97" N - 104° 26'

18.79" E) terletak di perairan sekitar

pemukiman.

b) Stasiun 2 (0° 55' 6.40" N - 104° 26'

21.37" E) terletak di perairan jalur

transportasi laut baik itu ferry

maupun kapal.

c) Stasiun 3 (0° 55' 31.05" N - 104° 26'

12.99" E) terletak di perairan sekitar

pembukaan lahan taman tepi laut

yang sudah direklamasi.

d) Stasiun 4 (0° 55' 47.00" N - 104° 26'

19.48" E) terletak di perairan sekitar

pembukaan lahan taman tepi laut dan

Pelabuhan.

e) Stasiun 5 (0° 55' 54.50" N - 104° 27'

15.55" E) terletak di perairan yang

sudah lama terjadi reklamasi.

Prosedur pembuatan dan

pengoperasian sediment trap adalah sebagai

berikut:

Satu unit sediment trap terdiri dari

tiga tabung PVC (Polyvinyl

Chloride) sebagai perangkap

sedimen, pelampung, tiang

penyangga dan tiang penengak.

Tabung perangkap sedimen

berdiameter 2 cm dan panjang 11,5

cm.

Agar alat ini tetap berdiri konstant

maka besar pelampung dan

penyangga harus disesuaikan dengan

kondisi kekuatan arus dan

gelombang.

Sediment trap pada setiap stasiun

sampling dengan jarak 20 cm dari

dasar perairan.

Usahakan agar sediment trap tetap

pada keadaan berdiri karena jika

berada pada posisi miring, maka

sedimen tidak bisa tertangkap dan

sedimen yang sudah tertangkap akan

terlepas ke perairan.

Di letakkan 1 set pada setiap stasiun

penelitian selama 10 hari dengan 1

kali pengulangan. Sampel yang

terakumulasi di masukkan ke dalam

plastik untuk di analisis di

labolatorium.

Sketsa sedimen trap yang digunakan

pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar

2 berikut.

Gambar 2 . Sedimen Trap

1. Kecepatan Arus dan Arah Arus

Kecepatan arus dilakukan pada 5

stasiun. Setiap stasiun dilakukan 4 kali

pengukuran dalam sehari selama 10 hari.

Kecepatan arus (V) diukur dengan

memberikan tali pada current drouge dan

diletakkan pada permukaan perairan

kemudian diukur jarak tempuh current

drouge (s) tersebut dalam satuan waktu (t)

yaitu meter per detik (m/det) dari jarak awal

diletakkan tadi.

V = S / t

Dimana :

V : Kecepatan Arus (m/det)

S : Jarak (m)

T : Waktu (det)

Sedangkan arah arus itu sendiri

ditentukan dengan penunjuk arah berupa

jarum kompas.

2. Analisis Data Sampel

Analisis sampel sedimen akumulasi

yang dihitung adalah volume dan berat

sedimen yang terendapkan persatuan luas

area per waktu berdasarkan Rifardi (2008)

sebagai berikut :

Sedimen yang diperoleh dari

sediment trap masing-masing di

ambil dan di masukkan di wadah

plastik.

Kemudian keringkan sampel

tersebut dengan cara di jemur atau

dengan oven pengering dengan

suhu 1050C selama 24 jam..

Setelah dikeringkan timbang berat

sedimen dan catat hasil dari

penimbangan tersebut dalam satuan

gram.

Ukur volume sedimen dengan cara

memasukkan sedimen kering

kedalam tabung ukur 1 liter yang

telah diisi dengan air sebanyak 500

ml.

Kemudian lihat perubahan volume

air pada tabung ukur

Selisih antara volume air sebelum

dan sesudah sedimen masuk

merupakan nilai volume sedimen

terakumulasi.

Hitung laju sedimen terakumulasi

dengan jumlah volume sedimen per

luas penampang tabung per satuan

waktu (hari).

Akumulasi sedimen diukur dengan

menghitung volume per satuan luas area

per waktu dengan perhitungan sebagai

berikut (Idham, 2014).

Laju Volume Akumulasi =

Keterangan :

Laju Volume Akumulasi = (ml/cm2/hari)

V = Volume Sedimen (ml)

L = Luas Penampang Sediment trap (cm2)

T = Waktu Pemasangan Sediment trap

(hari)

Selain itu akumulasi sedimen yang

dihitung adalah berat sedimen yang

terendapkan persatuan luas area per waktu

dengan perhitungan sebagai berikut:

Laju Berat Akumulasi =

Keterangan :

Laju Berat Akumulasi = (gram/cm2/hari)

W = Berat Kering Sedimen (gram)

L = Luas Penampang Sedimen trap (cm2)

T = Waktu Pemasangan Sedimen trap

(hari)

3. Hubungan Laju Sedimen

Terakumulasi dengan kecepatan

Arus

Hubungan antara laju sedimen

terakumulasi dengan kecepatan Arus maka

digunakan regresi linier sederhana (Priyatno,

2010) dengan menggunakan Ms Excel dan

dengan model matematis :

Y = a + bx

Dimana :

Y = laju sedimen terakumulasi (ml/cm2/hari)

a dan b = konstanta

X= Kecepatan arus

4. Analisis Data

Sampel sedimen terakumulasi

dianalisis untuk memperoleh data ukuran

volume dan berat sedimen yang mengendap

persatuan luas area per waktu, secara umum

metode dan peralatan penentuaan tingkat

akumulasi sedimen biasa dipakai Sedimen

trap (Rifardi, 2008). Dimana pengendapan

sedimen terakumulasi yang dipengaruhi

kecepatan arus, sedangkan kecepatan arus

diukur langsung dilokasi sediment trap.

Dimana data ini dianalisis untuk

menentukan keterkaitan laju sedimen

terakumulasi dengan kecepatan arus.

Keterkaitan laju sedimen

terakumulasi dengan kecepatan arus dibahas

secara deskriptif dan dianalisis di

laboratorium. Sedangkan hubungan

keterkaitan laju sedimen terakumulasi yang

dipengaruhi kecepatan arus diketahui

dengan menggunakan analisis regresi linear

sederhana melalui (Ms Excel dan Software).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Parameter Lingkungan Perairan

Parameter lingkungan perairan yang

diukur di penelitian ini meliputi Kecepatan

Arus dan Arah arus, kedalaman, kekeruhan

dan pasang surut. Sedangkan data pasang

surut didapatkan oleh Dinas hidro-

oseanografi TNI-AL (Lampiran). Kondisi

kualitas perairan bisa menyebabkan

terjadinya suatu sedimentasi di suatu

perairan.

1. Kecepatan Arus dan Arah Arus

Kondisi kecepatan Arus pada lokasi

penelitian saat pasang berada pada kisaran

0.0785 - 0.1261 m/detik, dengan rata – rata

kecepatan arus sebesar 0.1017 m/detik.

Kecepatan Arus pada saat Sebelum Surut

berada pada kisaran 0.1199 - 0.1434

m/detik, dengan rata – rata kecepatan arus

sebesar 0.1317 m/detik. Kecepatan Arus

pada lokasi penelitian saat Surut berada pada

kisaran 0.1365 - 0.1584 m/detik, dengan rata

– rata kecepatan arus sebesar 0.1483

m/detik. Kecepatan Arus pada lokasi

penelitian saat Sebelum Pasang berada pada

kisaran 0.1071 - 0.1385 m/detik, dengan rata

– rata kecepatan arus sebesar 0.1293

m/detik. Menurut Robbi, A (2014)

Kecepatan arus lebih cepat pada saat surut di

bandingkan pada saat pasang. Arus

umumnya merupakan parameter yang sangat

penting untuk menentukan sebaran sedimen

di perairan. Kondisi arus permukaan pada

setiap titik sampling berbeda - beda sesuai

dengan kondisi morfologi serta karakteristik

pesisirnya.

Sedimen Terakumulasi

Kecepatan akumulasi pada penelitian

ini dibedakan menjadi kecepatan volume

akumulasi (ml) dan berat akumulasi (gram)

persatuan luas permukaan (cm) sediment

trap selama 10 hari, dan diambil dalam

jangka waktu 10 hari

Jumlah total Laju Volume Sedimen

Terakumulasi di perairan Tanjungpinang

Barat adalah 0.4330 (ml/cm²/hari) dengan

Rata-rata laju volume akumulasi sedimen

dari adalah 0.0866 (ml/cm²/hari). Laju

volume tertinggi terdapat pada Stasiun 1

yaitu 0.1104 (ml/cm2/hari), sedangkan laju

volume akumulasi terendah terdapat pada

stasiun 2 dan stasiun 5 yaitu 0.0764

(ml/cm2/hari). Jumlah total Berat Volume

Sedimen Terakumulasi di perairan

Tanjungpinang Barat adalah 0.7408

(gram/cm²/hari) dengan Rata-rata laju berat

akumulasi sedimen dari adalah 0.1481

(ml/cm²/hari). Laju berat akumulasi tertinggi

terdapat pada Stasiun 1 yaitu 0.1871

(gram/cm2/hari), sedangkan laju berat

akumulasi terendah terdapat pada stasiun 5

yaitu 0.1148 (gram/cm2/hari).

Hubungan Laju Sedimen Terakumulasi

dengan Kecepatan Arus di Perairan

Tanjungpinang Barat

Hubungan laju sedimen

terakumulasi dengan kecepatan Arus diuji

pada regresi linier sederhana. Hal ini untuk

melihat pengaruh serta hubungan antara

sedimen terakumulasi dengan Kecepatan

Arus. Tabel hubungan laju terakumulasi

dengan Kecepatan Arus dapat dilihat pada

tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2.Hubungan Laju Sedimen

Terakumulasi dengan Kecepatan Arus

stasiun Rata - rata laju rata - rata

sedimen

terakumulasi (Y)

kecepatan

arus (x)

1 0.1104 0.1105

2 0.0764 0.1252

3 0.0849 0.1273

4 0.0849 0.135

5 0.0764 0.1416

Sumber : Data Primer

Hasil analisis hubungan antara laju

sedimen terakumulasi dengan sedimen

kecepatan arus di gambarkan dalam grafik

seperti pada gambar 3 di bawah ini.

Gambar 3. Grafik hubungan Laju

Terakumulasi dengan kecepatan

Arus

Berdasarkan uji korelasi sederhana

regresi menunjukan negatif dan rendah nilai

R = 0.6747. Yang artinya sebesar 67.4 %

data yang diambil dapat menjelaskan

hubungan antara laju akumulasi dengan

kecepatan arus menunjukan pengaruh yang

kuat. Sisanya 32.6 % dipengaruhi oleh

faktor lain seperti pasang surut, kekeruhan.

Dari hal ini dapat dilihat bahwa laju

akumulasi dengan kecepatan arus memiliki

hubungan yang signifikan.

Persaman regresi untuk kedua

variabel adalah Y= -0.9797x + 0.2119,

artinya jika kecepatan arus mengalami

kenaikan 1 m/s maka nilai laju akumulasi

akan mengalami penurunan sebesar -0.9797.

y = -0.979x + 0.211 R² = 0.674

0

0.02

0.04

0.06

0.08

0.1

0.12

0 0.05 0.1 0.15

Laju

Ak

um

ula

si (m

l/cm

2/h

ari

) kecepatan Arus (m/detik)

Hubungan Laju Akumulasi dengan

Kecepatan Arus

Hubungan Laju Berat Sedimen

Terakumulasi dengan Kecepatan Arus di

Perairan Tanjungpinang Barat

Hubungan laju Berat sedimen

terakumulasi dengan kecepatan Arus diuji

pada regresi linier sederhana. Hal ini untuk

melihat pengaruh serta hubungan antara

sedimen terakumulasi dengan Kecepatan

Arus. Tabel hubungan laju terakumulasi

dengan Kecepatan Arus dapat dilihat pada

tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3.Hubungan Laju Berat Sedimen

Terakumulasi dengan Kecepatan Arus

stasiun

Rata - rata laju berat rata - rata

sedimen

terakumulasi (Y)

kecepatan

arus (x)

1 0.1871 0.1105

2 0.1343 0.1252

3 0.1430 0.1273

4 0.1616 0.135

5 0.1148 0.1416

Sumber : Data Primer

Hasil analisis hubungan antara laju

berat sedimen terakumulasi dengan

kecepatan arus di gambarkan dalam grafik

seperti pada gambar 4 di bawah ini.

Gambar 4. Grafik hubungan Laju Berat

Terakumulasi dengan kecepatan

Arus

Berdasarkan uji korelasi sederhana

regresi menunjukan negatif dan rendah nilai

R = 0.6003. Yang artinya sebesar 60 % data

yang diambil dapat menjelaskan hubungan

antara laju berat akumulasi dengan

kecepatan arus menunjukan pengaruh yang

kuat. Sisanya 40 % dipengaruhi oleh faktor

lain seperti pasang surut, kekeruhan. Dari

hal ini dapat dilihat bahwa laju berat

sedimen terakumulasi dengan kecepatan

arus memiliki hubungan yang signifikan.

Persaman regresi untuk kedua

variabel adalah Y=-1.8207x + 0.3811,

artinya jika kecepatan arus saat pasang

mengalami kenaikan 1 m/s maka nilai laju

akumulasi akan mengalami penurunan

sebesar -0.8207.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Laju rata-rata volume sedimen di

perairan Tanjungpinang Barat 0.0866

ml/cm²/hari dan laju rata-rata berat sedimen

0.1481 gram/cm2/hari.

Hasil uji korelasi regresi sederhana

menunjukan antara hubungan laju sedimen

terakumulasi dengan kecepatan Arus

menunjukkan hubungan yang negatif,

artinya semakin tinggi kecepatan arus, maka

semakin kecil pula nilai laju volume

sedimen terakumulasi.

Hasil uji korelasi regresi sederhana

menunjukkan antara laju berat sedimen

terakumulasi dengan kecepatan Arus

y = -1.8207x + 0.3811 R² = 0.6003

0

0.05

0.1

0.15

0.2

0 0.05 0.1 0.15La

ju B

era

t ak

um

ula

si

(g

ram

/cm

2/h

ari

)

kecepatan Arus (m/detik)

Hubungan Laju Berat Akumulasi dengan

Kecepatan Arus

menunjukkan hubungan yang negatif,

artinya semakin tinggi kecepatan arus, maka

semakin kecil pula nilai laju berat sedimen

terakumulasi.

Berdasarkan hasil analisis laju

sedimen terakumulasi dan laju berat sedimen

terakumulasi dengan Kecepatan Arus

menunjukkan bahwa memiliki hubungan

yang signifkan atau hubungannya kuat.

Penelitian mengenai Keterkaitan Laju

Sedimen terakumulasi dengan Kecepatan

Arus di perairan Tanjungpinang Barat

ditinjau dari sedimen terakumulasi dan

perhitungan pada kecepatan arus dapat

menggambarkan karakteristik sedimen pada

5 stasiun di perairan Tanjungpinang Barat.

Faktor kimia dan biologi yang belum diteliti,

faktor fisika hanya sebagian yang diteliti,

untuk itu disarankan perlu dilakukan

penelitian lanjutan mengenai sedimentasi

di perairan ditinjau dari faktor oseanografi

fisika, kimia dan biologi dalam upaya

memberikan informasi kepada berbagai

pihak terkait mengenai kondisi perairan

Tanjungpinang Barat. Agar nantinya

didapatkan data yang lebih lengkap dan

akurat, sehingga diharapkan bisa

memberikan informasi kepada berbagai

pihak terkait mengenai Laju sedimen

terakumulasi dengan Kecepatan Arus yang

terjadi di perairan Tanjungpinang Barat.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Daulay. A. B. 2014. Karateristik Sedimen di

Perairan Sungai Carang Kota

Rebah Kota Tanjungpinang

Provinsi Kepulauan Riau.

Universitas Maritim Raja Ali

Haji: Tanjungpinang.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi

Pengelolaan Sumber Daya dan

Lingkungan Perairan. Penerbit

Kanisius : Jakarta

Hutabarat, S .dan S. M. Evans. 1985.

Pengantar oseonografi. Penerbit

UI Press, Jakarta.

Idham. 2014. Studi Sedimentasi di Perairan

Pulau Dompak Kecamatan Bukit

Bestari Kota Tanjungpinang

Provinsi Keepulauan Riau.

Fakultas Ilmu Kelautan dan

Perikanan. Universitas Maritim

Raja Ali Haji. 104 hal. (Tidak

diterbitkan)

Mukminin, A, 2009. Proses Sedimentasi di

Perairan Pantai Dompak

Kecamatan Bukit Bestari Provinsi

Kepulauan Riau. Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Universitas Riau. 60 halaman.

(Tidak diterbitkan)

Pemerintahan Kecamatan Tanjungpinang

Barat, 2015. Data Kondisi Umum

Wilayah Kecamatan

Tanjungpinang Barat:

Tanjungpinang.

Poerbandono dan Djunarsjah, E. 2005.

Survei Hidrografi. Refika Aditama:

Bandung.

Priyatno, D. 2010. Paham Analisis Statistik

Data dengan SPSS. Yogyakarta.

MediaKom 128 hal.

Rifardi. 2008. Tekstur Sedimen Sampling

dan Analisis. Universitas Riau Press.

Rifardi.2012.Ekologi Sedimen Laut Modern .

Edisi Revisi.Pekanbaru.UNRI Press.

Robbi. A, 2014. Studi Sedimentasi Di

Perairan Tepi Laut Kota

Tanjungpinang Provinsi

Kepulauan Riau.

Skripsi.UniversitasMaritim Raja

Ali Haji;

Tanjungpinang.

Romimohtarto.K. dan Juwana. S. 2005.

Biologi Laut Ilmu Pengetahuan

Tentang Laut. Djambatan.

Jakarta.

Romimohtarto, 2007. Biologi Laut.

Penerbit Djambatan : Jakarta

Romimohtarto, Kasijan. 2009. Biologi Laut.

Penerbit Djambatan ; Jakarta.

Wibisono,M.S. 2005. Pengantar Ilmu

Kelautan. PT Gramedia

Widiasarana :Jakarta.