Dental Abscess
-
Upload
edwinnirwana -
Category
Documents
-
view
29 -
download
2
description
Transcript of Dental Abscess
ABSES GIGI
Pembimbing :
drg. Luciana Maria K.D.
Disusun oleh :
Edwin Nirwana ( 1015147 )
Bagian Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut
Rumah Sakit Immanuel
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha
Bandung
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Abses (Latin : abscessus) adalah kumpulan nanah (neutrofil) yang telah terakumulasi dalam jaringan karena suatu proses inflamasi yang disebabkan proses infeksi (bakteri atau parasit) atau bahan asing lainnya. Abses adalah reaksi defensif jaringan untuk mencegah penyebaran infeksi ke bagian lain dari tubuh.
Gejala klinis abses pada umumnya adalah adanya rasa sakit, pembengkakan kelenjar lymph regional dan trismus apabila telah menyangkut otototot pengunyahan. Suhu tubuh sedikit meningkat, begitu pula leukosit. Infeksinya sendiri biasanya akan berhenti dengan terjadinya drainase spontan. Namun pada beberapa kasus dapat menyebar ke jaringan sekitarnya serta masuk kedalam rongga-rongga didaerah mulut dan rahang menimbulkan penyakit yang lebih parah.
Sebagai penyebab infeksi biasanya campuran dari mikroorganisme aerob dan anaerob (Megran, dkk 1984). Von Konow (1981) dan Newman (1984) dalam penelitiannya menemukan bahwa secara klinis maupun bakteriologis bakteri, anaerob selalu dijumpai pada setiap isolat yang diambil dan pasien yang menderita abses odontogen, sedangkan bakteri aerob hanya dijumpai pada sepertiga isolat tersebut dan selalu disertai adanya bakteri anaerob.
Dari bakteri aerob yang dominan ialah Stafilokokus aureus, Stafilokokus epidermidis, Streptokokus viridans, sedangkan golongan anaerob ialah Peptokokus, Peptostreptokokus, Bacteroides gram positif batang, Gram negatif kokus. Obat pilihan untuk abses dentogen ialah penisilin (Gerico 181) Tetapi dari tahun ke tahun obat ini menimbulkan resistensi terhadap bakteri, sehingga pada saat ini sudah banyak bakteri yang resisten terhadap penisilin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Abscess
Kumpulan yang telah terakumulasi dalam jaringan karena suatu proses inflamasi yang disebabkan proses infeksi (bakteri atau parasit) atau bahan asing lainnya, dimana proses ini merupakan reaksi perlindungan jaringan untuk mencegah perluasan infeksi ke bagian lain dari tubuh.
Etiologi
Bakteri aerob yang dominan ialah Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus viridans, sedangkan golongan anaerob ialah Peptococcus, Peptostreptococcus, Bacteroides gram positif batang, Gram negatif kokus.
Jenis jenis Abses :
1. Abses periapikal
Abses periapikal atau disebut juga abses alveolar akut yang dimulai di daerah periapikal disebabkan oleh pulpa nekrotis. Abses ini terjadi segera setelah trauma pada jaringan pulpa atau dapat juga setelah periode laten lama yang kemudian secara mendadak berkembang menjadi infeksi akut dengan simptom inflamasi seperti rasa sakit yang hebat tanpa disertai dengan pembengkakan. Tetapi infeksi dapat menjalar menembus tulang alveolar keluar dan menimbulkan abses subperiostal atau supraperiostal. Sebelun menimbulkan abses-abses ini, infeksi dapat menimbulkan selulitis pada regio jaringan yang bersangkutan. Jaringan lunak menjadi padat dan keras pada palpasi, keadaan demikian disebut iridant Selama ini pasien merasakan keadaan yang sangat tidak nenyenangkan sampai terbentuknya abses.
2. Abses Periodontal
Abses berkembang dan infeksi periodontal yang disebabkan oleh bakteri pyogen. Pus yang terbentuk di dalam soket akan dikeluarkan melalui saku periodontal. Tapi pada suatu saat gusi pada permukaan saku menutup sehingga pus yang berada di dalam saku gusi tidak dapat keluar menimbulkan suatu abses periodontal dengan gejala - gejala klinis gigi sakit pada sentuhan, gigi terasa memanjang, gigi goyang, pembengkakan pada gusi sekitar gigi tersebut, eritema, pembengkakan kelenjar limf regional yang sakit pada perabaan.
3. Abses Perikoronal
Abses pericoronal sering timbul pada masa bayi, anakanak dan dewasa muda. Pada bayi dan anak-anak abses perikoronal berhubungan dengan erupsi gigi. Yang paling sering ialah infeksi perikoronal pada orang dewasa muda yaitu pada molar ketiga bawah. Simptom penyakit bervariasi dan sering pasien merasakan sebagai infeksi di daerah tonsil atau teggorokan sehingga pasien mencari pengobatan kepada dokter umum. Yang menarik dari infeksi pericoronal ini ialah simpton dan tanda - tandanya seperti abses peritonsilar dan infeksi streptokokal tenggorokan sehingga pasien dirawat untuk diagnosa penyakit itu dan berulang - ulang. Sampai suatu saat gigi nolar ketiga dapat didiagnosa sebagai penyebab penyakit tadi.
Simptom yang khas dari infeksi perikoronal molar tiga bawah ialah adanya limfadenopati, trismus, sakit pada regio molar tiga dan keadaan umum yang gelisah disertai kenaikan suhu tubuh. Simptom-simptom ini bervariasi dari setiap kasus yang timbul.
4. Abses Subperiosteal
Berawal dari periotitis dan berakhir dengan terkumpulnya pus dibawah periosteum.
Gejala dan pemeriksaan klinis :
Pembengkakan pada pipi dengan rasa sakit yang hebat sekali (karena jaringan periosteum mengandung banyak persarafan)
Demam dan lesu
Lymphadenopaty
Palpasi keras, sakit, dan agak hangat
Periodontitis
Biasanya hal ini berlangsung sebentar, kemudian jaringan periosteum pecah pus keluar dan tertimbun di bawah mukosa menjadi abses submukosa.
5. Abses Submukosa
Berasal dari abses subperiosteal.
Gejala dan pemeriksaan klinis :
Pembengkakan pipi seperti abses subperiosteal, tetapi rasa sakit berkurang
Demam
Formix (muco buccal fold) terangkat dan lunak
Fluktuasi (+)
Suhu di sekitar pembengkakan naik
6. Abses Subkutan
Gejala dan pemeriksaan klinis :
Menyerupai abses submukosa, hanya disini pus sudah hampir menembus ke kulit di extra oral, sehingga warnanya tampak sangat hiperemi.
7. Abses Perimandibular
Abses yang terlokasi di bawah insersi M. Buccinatorius
Gejala dan pemeriksaan klinis :
Pembengkakan di region angulus mandibula
Trismus rahang
Tepi mandibula tidak rata
Lymphadenitis akut
Demam
8. Abses Ginggiva
Peradangan lokal pada gingival yang berasal dari bagian apical atau marginal dimana pus terkumpul di bawah jaringan ginggiva, biasanya terjadi pada anak anak.
Gejala dan pemeriksaan klinis :
Oedem ginggiva
Fluktuasi (+)
Gigi menunjukan gejala periodontitis ringan
Extra oral belum memperlihatkan adanya kelainan
9. Abses Palatal
Jaringan ikat longgar di daerah palatum tipis sekali, sehingga jika ada pus maka akan terkumpul di bawah periosteum dan disebut abses subperiosteal - palatal.
10. Abses Infra Temporalis
Apabila abscess mengenai spatium infratemporal (di bawah arcus zygomaticus) dapat terjadi trismus. Kausa : karena penjalaran dari gigi atas yang menyebar di atas M. Buccinatorius
Gejala dan pemeriksaan klinis :
Oedem kelopak mata
Trismus rahang
Sakit hebat saat membuka mulut
Rasa tertekan di regio pterygoideus dan ramus mandibula
11. Abses Fossa Canina
Pus berkumpul di sekitar fossa canina
Penyebab tersering adalah akibat penyebaran dari gigi caninus dan premolar rahang atas dan akar bukal gigi M1 rahang atas.
Gejala dan pemeriksaan klinis :
Oedem muka
Lipatan nasolabialis hilang
Oedem kelopak mata menutupi mata
Kulit tegang dan memerah
12. Abses Submandibula
Penyebaran radang dari gigi-gigi molar rahang bawah yang menembus tulang di bawah m.mylohyoideus
Gejala klinis :
Pembengkakan di region submandibula
Gigi biasanya dalam keadaan periodontitis
13. Abses Sublingual
Pada abses ini, infeksi berjalan kearah lingua dengan menembus tulang di atas m.mylohyoideus. Sering disebut juga abses submukosa sublingual karena pus terkumpul di dasar mulut.
Gejala dan pemeriksaan klinis :
Lidah terangkat dan terdorong ke sisi yang normal
Fluktuasi (+)
Demam dan lesu
Oedem sublingual
14. Abses Parafaringeal
Abses ini mudah menyebabkan penyebaran ke otak melalui foramina dan ke bawah yaitu ke mediastinum.
Gejala dan pemeriksaan klinis ;
Sakit waktu menelan
Trismus rahang
Pilar, tonsil dan uvula terdorong ke medial
Sakit hebat pada tenggorokan
15. Ludwigs angina peradangan pada jaringan longgar dengan pembentukan pus di dasar mulut. Hal ini paling sering disebabkan dari infeksi pada M2 dan M3 gigi bawah.
Gejala dan pemeriksaan klinis :
sistemik
demam
sesak nafas
takikardi
local :
pembengkakan di dasar mulut
hipersalivasi
trismus rahang
lidah terangkat
sulit makan dan bicara
Terapi
1. Obat Penahan nyeri
Dapat menggunakan ibuprofen atau paracetamol.
2. Antibiotik
3. Drainase Pus
DAFTAR PUSTAKA
http://www.nhs.uk/conditions/dental-abscess/Pages/Introduction.aspx
http://www.webmd.boots.com/oral-health/guide/dental-abscess
http://www.dental-health-index.com/toothabscess.html
http://sunardi.net/blog/2013/04/08/abses-di-rongga-mulut-dan-rahang/
Greenberg, M.S., & Glick,M. (2005). Burkets Oral Medicine Diagnosis and Treatment. Canada : Elsevier