David Harmadhoni Fst

download David Harmadhoni Fst

of 69

description

buku

Transcript of David Harmadhoni Fst

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    1/69

    ANALISIS MEKANISME FOKUS GEMPA DI

    BLITAR-JAWA TIMUR 17 MEI 2011

    Skripsi

    Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains

    pada Fakultas Sains dan Teknologi

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

    Oleh

    DAVID HARMADHONI

    NIM : 107097003388

    PROGRAM STUDI FISIKA

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2011 M / 1433 H

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    2/69

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    3/69

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    4/69

    iii

    LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI

    Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi ini merupakan karya tulis saya

    sendiri dan bukan merupakan tiruan, salinan atau duplikat dari Skripsi yang telah

    dipergunakan untuk mendapatkan gelar kesarjanaan baik dilingkungan Universitas

    Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta maupun diperguruan tinggi lain, serta belum

    pernah dipublikasikan.

    Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta

    bersedia menerima segala resikonya jika ternyata pernyataan diatas tidak benar.

    Jakarta, 05 Desember 2011

    DAVID HARMADHONI

    NIM: 107097003388

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    5/69

    iv

    ABSTRAK

    Indonesia merupakan daerah yang dilalui oleh pertemuan tiga lempeng besardunia yaitu Indo-Australia bergerak ke Utara, Asia Pasifik ke Timur dan Eurasia keSelatan. Kondisi inilah yang menyebabkan Indonesia sering terjadi gempa. Metode

    fokal mekanisme salah satu metode yang sering digunakan untuk mengetahuimekanisme pusat gempa. Pada penelitian ini digunakan Analisis data polaritas awal

    gelombang P yang dihasilkan oleh gempa tektonik Blitar, Jawa Timur pada tanggal17 Mei 2011 dengan Magnitude 6.1 SR untuk mendapatkan parameter sesar yaitu

    Strike, Dip dan Rake. Sehingga dapat ditentukan orientasi bidang sesar atau patahandan mengetahui jenis patahan yang terjadi berdasarkan data arah gerakan awal

    gelombang P. Penentuan mekanisme pusat gempa dapat ditentukan dengan datapolaritas gelombang P dengan program komputer AZMTAK. Hasil dari solusi

    mekanisme pusat gempa Blitar, Jawa Timur menunjukkan bahwa sesar yang terjadisesar turun dengan nilai bidang nodal pertama Strike 122, Dip 60 dan Rake -78.

    Sedangkan pada bidang nodal kedua memiliki Strike 279, Dip 32 dan Rake -109.Hasil dari penampang melintang zona Blitar yaitu segmen B-B PenyebaranHiposenter mencapai kurang lebih 151km, penyebaran Shallow Dip membentuk

    sudut sekitar 26 terhadap Horisontal sampai kedalaman kurang lebih 110km.

    Kata Kunci : fokal mekanisme, Strike, Dip, dan Rake, AZMTAK, Shallow Dip.

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    6/69

    v

    ABSTRACT

    Indonesia is an area that is traversed by the confluence of three major plates ofthe world is the Indo-Australian move to the North, East Asia Pacific and Eurasia to

    the South. This condition often causes the Indonesia earthquake. Method of focalmechanisms is often one of the methods used to determine the mechanism of the

    epicenter. In this study used analysis of the initial P wave polarity data generated bytectonic earthquake Blitar, East Java on 17 May 2011 with Magnitude 1.6 SR to get

    the parameters section of Strike, Dip and Rake. So it can be determined theorientation of the field of fault or faults, and know what type of fracture that occurs

    based on the data direction of movement of the early wave of P. Determination of themechanism of the epicenter can be determined by the P wave polarity data with

    computer programs AZMTAK. The results of the solution mechanism epicenterBlitar, East Java showed that the fault that occurred fault down to the value field of

    the first Nodal 122 Strike, Dip and Rake 60 -78 . While in the second nodal areashave 279 Strike, Dip and Rake 32 -109 . The results of the cross section of

    segment Blitar zone B-B 'Spread hypocenter reached more than 151km, the spread ofShallow Dip to form an angle of about 26 to the horizontal to a depth of

    approximately 110km.

    Keyword: focal mechanisms, Strike, Dip, and Rake, AZMTAK, Shallow Dip.

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    7/69

    vi

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirahmanirrahim,

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

    rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul

    ANALISA MEKANISME FOKUS GEMPA DI BLITAR-JAWA TIMUR 17

    MEI 2011 dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu syarat kelulusan

    menempuh perkuliahan jenjang Sarjana (S1) di Program Studi Fisika, Jurusan

    Geofisika - Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai

    pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih kepada:

    1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis Selaku Dekan Fakultas Sains danTeknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah - yang telah

    memberikan izin penulisan skripsi.

    2. Bapak Drs. Sutrisno, M.Si. selaku Ketua Jurusan Program Studi FisikaUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang telah memberikan izin,

    bimbingan dan arahan kepada penulis.3. Ibu Tati Zera, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing II yang dengan sabar

    membimbing, mengarahkan, memberikan saran kepada penulis sampai selesai

    penulisan skripsi ini.

    4. Orang tua dan beserta keluarga atas doa dan dukunganya yang tak terhinggasehingga terselesaikanya skripsi dan kuliah di UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta.

    5. Mas Bayu,S.Si yang telah membimbing di BMKG sehingga skripsi ini dapatselesai.

    6. Sahabat-sahabat setia Satria, andri,fajar,tio,pangki, romi,pendi,away,adam,ozyatar, Qolby, dan Destri yang bersama - sama dalam suka duka menjalani

    kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    7. Bapak Wahyudi Yang telah memberikan ruangan untuk mengerjakan skripsi

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    8/69

    vii

    8. Teman - teman Fisika UIN angkatan 2006, 2007 dan 2008 yang tidak bisadisebutkan disini yang dengan kebersamaan dan kekompakanya selama

    dalam menjalani perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Penulis berharap semoga pihak yang telah membantu dalam penyusunan

    skripsi ini mendapatkan balasan kebaikan dari Allah Subhanahu Wa Taala.

    Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna karena

    keterbatasan kemampuan dan pengetahuan saya sendiri. Penulis hanya berharap

    semoga karya kecil ini dapat memberikan kemanfaatan bagi kehidupan, dan

    menambah kebaikan ketika menghadapi hari pembalasan. Untuk perbaikan skripsi

    ini, penulis mengharapkan kritik, saran dan pendapat yang membangun.

    Jakarta, 05 Desember 2011

    David Harmadhoni

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    9/69

    viii

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.. i

    LEMBAR PENGESAHAN UJIAN... ii

    LEMBAR PERNYATAAN... iii

    ABSTRAK.... iv

    ABSTRACT. v

    KATA PENGANTAR. vi

    DAFTAR ISI viii

    DAFTAR GAMBAR... x

    BAB 1 PENDAHULUAN... 1

    1.1 Latar Belakang. 1

    1.2 Rumusan Masalah 3

    1.3 Batasan Masalah.. 3

    1.4 Tujuan Penelitian.. 4

    1.5 Manfaat Penelitian... 4

    1.6 Sistematika Penulisan... 5

    BAB II DASAR TEORI.. 6

    2.1 Teori Gempa Bumi... 6

    2.2 Macam-Macam Gempa Bumi.. 8

    2.3 Gelombang Seismik.. 11

    2.4 Teori Pegas Elastis 14

    2.5 Teori Dasar Mekanisme Fokus. 15

    2.5.1 Teori Kopel Ganda.. 15

    2.5.2 Diagram Mekanisme Pusat Gempa. 17

    2.6 Teori Mekanisme Dengan Metode Impuls Pertama Gelombang

    Primer (P). 25

    2.7 Penentuan Tipe Sesar 28

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    10/69

    ix

    2.8 Kondisi Seismotektonik Blitar, Jawa Timur Dan Sekitarnya... 31

    BAB III METODE PENELITIAN 33

    3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian. 33

    3.2 Alat Dan Bahan 33

    3.3 Pengolahan Dan Analisa Data.. 34

    3.4 Prosedur Kerja.. 37

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 39

    4.1 Penyebaran Pusat Gempa Bumi... 39

    4.2 Penampang Melintang.. 41

    4.3 Solusi Mekanisme Sumber Gempa Bumi 43

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 47

    5.1 Kesimpulan.. 47

    5.2 Saran 48

    DAFTAR PUSTAKA. 49

    LAMPIRAN................................................................................................ 50

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    11/69

    x

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1 Pola TektonikKepulauan Indonesia 1Gambar 2.1 Batas-Batas Lempeng Tektonik.. 8

    Gambar 2.2 Skematik Dari Proses Terjadinya Gempa Bumi Tektonik.. 9

    Gambar 2.3 Sifat Penjalaran Gelombang Seismik.. 12

    Gambar 2.4 Penjalaran Gelombang P & S Didalam Bumi. 13

    Gambar 2.5 Mekanisme Gempa Bumi Yang Menjadi Sumber Gempa.. 14

    Gambar 2.6 Sistem Gaya Kopel Ganda.. 16

    Gambar 2.7 Bola Pusat Gempa Yang Menggambarkan Hiposenter... 18

    Gambar 2.8 Gambar Tiga Dimensi Radiasi Gelombang Gempa Model

    Kopel Ganda... 19

    Gambar 2.9 Proyeksi Bola Pusat Gempa di Bidang Equatorial. 19

    Gambar 2.10 Orthogonalitas Dua Bidang Nodal... 20

    Gambar 2.11 Bidang Proyeksi Luasan Sama (Stereografis)... 21

    Gambar 2.12 Pengukuran Strike dan Dip Pada Diagram 22

    Gambar 2.13 Penentuan Sumbu P dan T 45 Dua Kutub Pada Garis. 23

    Gambar 2.14 Penentuan Sudut Rake Pada Reverse Fault (Kiri) dan Normal

    Fault (Kanan). 25

    Gambar 2.15 Sistem Gaya Kopel Ganda. 26

    Gambar 2.16 Impuls Gelombang P dan Bola Fokus 26

    Gambar 2.17 Parameter Orientasi Bidang Sesar.. 29

    Gambar 2.18 Sesar Turun. 29

    Gambar 2.19 Sesar Naik... 30

    Gambar 2.20 Sesar Mendatar... 30Gambar 2.21 Sesar Obliq. 30

    Gambar 2.22 Peta Seismotektonik Pulau Jawa 32

    Gambar 3.1 Diagram Alir Pembuatan Peta Seismisitas dan Penampang

    Melintang. 37

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    12/69

    xi

    Gambar 3.2 Diagram Alir Penentuan Solusi Mekanisme Sumber Gempa

    Bumi. 38

    Gambar 4.1 Penyebaran Pusat Gempa Bumi di Blitar, Jawa Timur dan

    Sekitarnya 39

    Gambar 4.2 Irisan Penampang Melintang... 41

    Gambar 4.3 Penampang Melintang Segmen A-A. 42

    Gambar 4.4 Penampang Melintang Segmen B-B.. 42

    Gambar 4.5 Penampang Melintang Segmen C-C.. 43

    Gambar 4.6 Solusi Mekanisme Sumber Gempa Bumi Blitar,Jawa Timur.. 44

    Gambar 4.7 Hasil Solusi Mekanisme Dari USGS.. 45

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    13/69

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang PenelitianIndonesia dikenal sebagai wilayah yang mempunyai tatanan

    geologi unik dan rumit. Hal ini dikarenakan, Indonesia merupakan jalur

    pertemuan tiga lempeng besar yaitu lempeng Indo-Australia yang relative

    bergerak ke Utara, lempeng Eurasia yang relative bergerak ke Selatan,dan

    lempeng Pasifik yang relative bergerak ke Barat. Pertemuan antar lempeng

    menyebabkan sering terjadi gempa bumi karena tumbukan atau pergeseran

    lempeng. Oleh karena itu, Indonesia merupakan daerah yang secara

    tektonik bersifat labil dan merupakan kawasan pinggir benua yang paling

    aktif didunia.

    Gambar 1.1Pola tektonik kepulauan Indonesia

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    14/69

    2

    Kompleksnya proses tektonik dan tingginya tingkat seismisitas di

    Blitar, Jawa Timur maka perlu dilakukan penelitian. Penelitian yang

    dilakukan adalah menganalisis seismotektonik di Blitar, Jawa Timur dan

    sekitarnya berdasarkan pola penyebaran hiposenter dan mekanisme

    sumber gempa bumi. Bentuk atau pola penunjaman serta mekanisme dari

    lempeng dapat diestimasi dari penyebaran hiposenter dan analisis

    mekanisme sumber gempa bumi. Data gempa bumi yang digunakan

    diperoleh dari USGS ( United States Geological Survey). Metode yang

    dilakukan adalah mengeplot hiposenter dan membuat penampang

    melintang ( Cross Section ) hiposenter yang arahnya tegak lurus trench,

    dari rangkaian penampang melintang akan diketahui pola penyebaran

    hiposenter dan gambaran model tektonik serta penunjamannya. Penentuan

    mekanisme sumber gempa bumi menggunakan polaritas gerakan pertama

    gelombang P. Mekanisme sumber gempa bumi merupakan metode yang

    digunakan untuk mengidentifikasi sesar dan pergerakannya dengan cara

    menentukan parameter-parameter sesar berupastrike, dip, dan rake.

    Salah satu zona yang mempunyai aktifitas gempa bumi di

    Indonesia adalah Jawa Timur, hal ini karena Jawa Timur merupakan salah

    satu daerah dengan kondisi tektonik yang sangat kompleks. Propinsi Jawa

    Timur yang terletak di 111 derajat 0-114 derajat 4 Bujur Timur dan 70

    derajat 12-80 derajat 48 Lintang Selatan, memang berada di daerah rawan

    terjadi gempa salah satunya adalah jalur tumbukan lempengan Eurasia dan

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    15/69

    3

    Indo-Australia di bagian Selatan Jawa Timur dan pergeseran lempeng

    inilah yang menyebabkan gempa tektonik.

    Gempa Blitar terjadi karena tumbukan lempeng Indo Australia dan

    lempeng Eurasia, tubrukan antar lempeng itu karena lempeng Indo -

    Australia bergerak menuju ke utara mengarah ke lempeng Eurasia yang

    bergerak dari timur ke barat.

    1.2 Rumusan PermasalahanBerdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah

    sebagai berikut:

    1. Bagaimana mengetahui cara penentuan mekanisme fokal gempa diBlitar, Jawa Timur ?

    2. Bagaimana mengetahui karateristik (pola dan tipe patahan) gempaberdasarkan mekanisme fokal gempa di Blitar, Jawa Timur pada

    tanggal 17 mei 2011 gempa bumi kedalaman < 25km ?

    3. Bagaimana mengetahui sebaran (seismisitas) gempa dangkal (25 km)di Blitar, Jawa Timur pada tanggal 17 mei 2011 ?

    4. Bagaimana mengetahui kemiringan (dip) dari penampang melintangseismisitas untuk gempa dangkal di daerah Blitar, Jawa Timur ?

    1.3 Batasan MasalahPenelitian ini dilakukan dengan membatasi permasalahan pada:

    1. Parameter-parameter bidang sesar / patahan yang dicari berupa nilaistrike, dip, dan rakedengan menggunakan polaritas awal gelombang P.

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    16/69

    4

    2. Masalah pendugaan pola sesar / mekanisme fokal dari gempa kuat diBlitar, Jawa Timur dengan magnitudo 6,1 Skala Ritcher dan

    kedalaman 25 km dengan metode polarisasi pertama gelombang P

    pada tanggal 17 mei 2011.

    3. Daerah penelitian di Blitar, Jawa Timur khususnya pada laut Selatandari koordinat 9.55 Lintang Selatan112.55 Bujur Timur.

    1.4 Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah:

    1. Mengetahui cara penentuan mekanisme fokal gempa di Blitar, JawaTimur.

    2. Mengetahui karateristik (pola tipe patahan ) gempa berdasarkanmekanisme fokal gempa di Blitar, Jawa Timur sehingga dapat

    diketahui parameter-parameter pola bidang sesar dari gempa tersebut

    antara lain arah jenis sesar (strike), besar kemiringan (dip), besar sudut

    pergeserannya (rake) sehingga dengan parameter tersebut dapat

    disimpulkan jenis patahan / pola sesarnya.

    3. Menganalisis seismotektonik zona Blitar, Jawa Timur dan sekitarnyaberdasarkan penampang melintang seismisitas dan mekanisme sumber

    gempa bumi.

    1.5 Manfaat Penelitian1. Mengetahui potensi dan kekuatan gempa yang terjadi di daerah

    penelitian, sebagai langkah awal untuk pengembangan lebih lanjut.

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    17/69

    5

    2. Merevisi pemetaan tektonik dari suatu daerah dengan informasimekanisme sumber gempa.

    3. Mitigasi terhadap bencana gempa bumi di zona subduksi dan sesaryang ada di Blitar, Jawa timur.

    4. Sebagai rujukan dalam perencanaan pembangunan daerah di Blitar,Jawa Timur dan sekitarnya.

    1.6 Sistematika PenulisanTugas akhir ini terdiri dari lima bab dengan rincian sebagai berikut:

    BAB I : Pendahuluan

    Merupakan pendahuluan yang menjelaskan latar belakang penulisan,

    tujuan, manfaat, perumusan masalah, dan sistematika penulisan.

    BAB II : Landasan Teori

    Menjelaskan teori dasar yang menunjang pembahasan atau interpretasi

    data yang di dapat dari lapangan.

    BAB III : Metode Penelitian

    Menjelaskan tentang waktu dan tempat penelitian, alat dan bahan,

    prosedur pengambilan dan pengolahan data.

    BAB IV : Hasil dan Pembahasan

    Berisi tentang hasil pengolahan data, pemodelan, dan pembahasan

    interpretasi data.

    BAB V : Kesimpulan dan Saran

    Mengenai kesimpulan dan saran untuk pengembangan penelitian

    berikutnya.

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    18/69

    6

    BAB II

    DASAR TEORI

    2.1 Teori Gempa Bumi

    Di Indonesia gempabumi yang sering menimbulkan kerugian dan korban

    adalah gempa bumi tektonik. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh pergeseran

    lempeng-lempeng tektonik. Menurut teori lempeng tektonik kerak bumi terpecah-

    pecah menjadi bagian yang disebut lempeng bumi (plate). Lempeng-lempeng

    tersebut bergerak dengan arah dan kecepatan berbeda. Menurut teori konveksi

    pergerakan ini disebabkan oleh arus konveksi. Maksudnya bumi yang terdiri dari

    lithosfer dan Asthenosfer yang bersuhu tinggi timbul arus yang disebut arus

    konveksi.

    Teori tektonik lempeng menyatakan bahwa kerak bumi tersusun atas

    beberapa lempeng tektonik besar . lempeng tektonik adalah litosfer bumi yang

    terdiri dari mantel dan kerak bumi yang mengapung diatas asthenosfer yang cair

    dan panas . Adanya gaya tektonik yang timbul akibat arus konveksi di dalam

    mantel bumi, maka lempeng tektonik akan saling bergerak, bertumbukan serta

    bergeser satu sama lain. Oleh karena itu timbul tekanan yang menyebabkan

    lempeng-lempeng tersebut terpecah-pecah atau patah menjadi lempeng-lempeng

    tektonik yang lebih kecil.

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    19/69

    7

    Batas-batas lempeng merupakan suatu daerah yang secara tektonik sangat

    aktif. Secara umum batas-batas lempeng terdiri dari tiga jenis:

    1. Zona KonvergenZona ini ditandai dengan adanya dua lempeng yang berbatasan, bergerak

    dengan arah yang saling mendekati. Zona konvergen dapat dibedakan menjadi

    dua jenis yaitu:

    a. Zona TumbukanPada zona ini kedua lempeng bergerak saling mendekati sehingga pada

    batas-batas kedua lempeng cenderung melipat ke atas dan membentuk

    pegunungan lipatan.

    b. Zona SubduksiPada zona ini ke dua lempeng saling bertumbukan (lempeng benua dan

    lempeng samudera). Lempeng yang lebih berat (lempeng samudera)

    akan menunjam di bawah lempeng yanglebih ringan (lempeng benua).

    Hasil aktifitas tektonik semacam ini berupa rangkaian gunung api.

    2. Zona DivergenZona ini ditandai dengan adanya dua lempeng yang berbatasan bergerak

    dengan arah saling menjauhi sehingga membentuk pegunungan (ridge)

    yang terdapat di tengah samudera. Zona ini ditandai dengan pembentukan

    materi-materi lempeng.

    3. Zona SinggunganZona ini ditandai dengan dua lempeng yang saling bergerak relatif sejajar

    satu dengan yang lain sehingga terjadi gesekan pada bidang batas

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    20/69

    8

    lempeng. Akibat gesekan ini akan timbul gempa-gempa dangkal yang

    dapat membawa bencana.

    Gambar 2.1Batas-batas lempeng Tektonik

    2.2 Macam- Macam Gempa Bumi

    Gempabumi adalah hentakan atau gerakan tanah tiba-tiba akibat pelepasan

    energi yang terakumulasi atau tersimpan dalam bentuk gelombang seismik. Pada

    tahun 1978 di Jerman, R.Hoernes mengemukakan pembagian macam-macam

    gempabumi yang sampai sekarang masih tetap berlaku yaitu :

    1. Gempabumi TektonikGempabumi ini terjadi akibat adanya pergeseran-pergeseran atau patahan

    dari lapisan batuan secara tiba-tiba di dalam bumi. Menurut penyelidikan 90%

    dari jumlah gempabumi yang ada di dunia akibat dari gempabumi tektonik.

    Gempabumi tektonik yang kuat sering mengakibatkan kerusakan fisik diatas

    kulit bumi. Getaran gempabumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian

    bumi dan dapat tercatat oleh Seismograf di seluruh dunia.

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    21/69

    9

    Gambar 2.2Skematik dari proses terjadinya gempabumi tektonik.

    2. Gempabumi Vulkanik atau Gempabumi Gunung ApiGempabumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma gas di dalam dapur

    magma (batholite), dan jika gejala vulkanis tersebut meningkat maka dapat

    menyebabkan timbulnya ledakan yang juga diikuti dengan gempabumi.

    Gempabumi ini hanya dirasakan pada daerah sekitar gunung berapi itu saja.

    3. Gempa Runtuhan atau Tanah LongsorGempabumi ini terjadi karena adanya pergerakan permukaan tanah

    (longsor), gua runtuh dan lain sebagainya yang menimbulkan getaran-getaran.

    Pada umumnya terjadi pada daerah-daerah dimana terdapat runtuhan-runtuhan

    di dalam tanah, misalnya di daerah kapur atau daerah pertambangan. Seperti

    yang diketahui, batuan kapur mudah larut dalam air sehingga akan terjadi

    rongga-rongga (gua) di dalam tanah yang menyebabkan runtuhnya bagian atas

    dari gua ini, juga di daerah-daerah dimana terdapat endapan garam, gejala ini

    terjadi karena sifat garam yang mudah larut.

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    22/69

    10

    Ada juga jenis gempa yang lain, namun sangat jarang terjadi diantaranya :

    1. Gempa karena Tumbukan Meteor.2. Gempa Buatan, misalnya karena ledakan dinamit atau nuklir.

    Berdasarkan kedalaman sumber gempa bumi, gempa bumi dibedakan

    menjadi:

    Gempa bumi dangkal (kedalaman 060 km)Gempa bumi dangkal menimbulkan efek goncangan yang lebih

    dahsyat di bandingkan gempa bumi dalam, karena letak fokus lebih

    dekat ke permukaan.

    Gempa bumi menengah (kedalaman 61300 km)Gempa bumi menengah terletak pada kedalaman di bawah kerak

    bumi, sehingga digolongkan sebagai gempa bumi yang tidak

    berasosiasi dengan penampakan retakan atau patahan di

    permukaan, namun gempa bumi ini masih dapat diperkirakan

    mekanisme terjadinya.

    Gempa bumi dalam (kedalaman > 300 km)Gempa bumi dalam ini sebenarnya relatif sering terjadi, namun

    karena berada pada kedalaman lebih dari 300 km maka manusia

    tidak merasakan getarannya.

    Berdasarkan parameter , parameter sumber gempa bumi antara lain:

    Waktu terjadinya gempa bumi (origin time) adalah waktuterlepasnya akumulasi tekanan (stress) yang berbentuk penjalaran

    gelombanggempa bumi.

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    23/69

    11

    Hiposenter yaitu lokasi terjadinya gempa bumi (pusat gempa bumi) Episenter yaitu proyeksi hiposenter ke permukaan bumi (lintang,

    bujur)

    Magnitudo (kekuatan gempa bumi) yaitu ukuran energi yangterpancarkan oleh sumber gempa bumi, biasanya dinyatakan dalam

    Skala Richter (SR)

    Intensitas yaitu skala dampak kerusakan yang dialami dipermukaan bumi akibat gempa bumi, biasanya dinyatakan dalam

    skala MMI (Modified Mercally Intencity) dengan skala terendah I

    dan akala tertinggi VII.

    2.3Gelombang SeismikMekanisme gempabumi dikontrol oleh pola penjalaran gelombang seismik

    di dalam bumi. Pola mekanisme ini tergantung pada medium penjalaran atau

    keadaan struktur kulit bumi serta distribusi gaya atau stress yang terjadi.

    Gelombang seismik adalah gelombang elastis yang menjalar di dalam bumi.

    Gelombang seismik dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu

    gelombang badan (body wave) dan gelombang permukaan (surface wave).

    1. Gelombang badan (body wave) adalah gelombang yang merambat melaluilapisan dalam bumi.

    Gelombang ini terdiri dari 2 macam gelombang yaitu :

    a. Gelombang Longitudinal (P) yaitu gelombang yang arah rambatnyasearah dengan arah getar partikel medium yang dilewatinya.

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    24/69

    12

    b. Gelombang Transversal (S) yaitu gelombang yang arah rambatnyategak lurus terhadap arah gerak partikel medium yang dilewatinya.

    2. Gelombang Permukaan yaitu gelombang yang menjalar sepanjangpermukaan atau pada suatu lapisan dalam bumi, gelombang ini terdiri dari:

    a. GelombangLove(LQ) dan gelombangRayleigh(LR) yaitu gelombangyang menjalar melalui permukaan yang bebas dari bumi.

    b. Gelombang Stonely, seperti gelombang Rayleigh (LR) tetapimenjalarnya melalui batas dua lapisan di dalam bumi.

    c. Gelombang Channel, yang menjalar melalui lapisan yang berkecepatanrendah di dalam bumi.

    Gambar 2.3Sifat penjalaran gelombang seismik

    Gelombang primer merupakan gelombang longitudinal atau gelombang

    kompresional, gerakan partikelnya sejajar dengan arah perambatannya. Sedang

    gelombang sekunder merupakan gelombang transversal atau gelombang shear,

    gerakan partikelnya terletak pada suatu bidang yang tegak lurus dengan arah

    penjalarannya.

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    25/69

    13

    Gelombang kompresional disebut gelombang primer (P) karena

    kecepatannya paling tinggi diantara gelombang yang lain dan tiba pertama kali.

    Sedang gelombang shear disebut gelombang sekunder (S) karena tiba yang kedua

    setelah gelombang P. Gelombang sekunder terdiri dari dua komponen, yaitu

    gelombang SH dengan gerakan partikel horizontal dan gelombang SV dengan

    gerakan partikel vertikal.

    Sifat penjalaran gelombang P yang langsung adalah bahwa gelombang ini

    akan menjadi hilang pada jarak lebih besar dari 130, dan tidak terlihat sampai

    dengan jarak kurang dari 140. Hal tersebut disebabkan karena adanya inti bumi.

    Gelombang langsung P akan menyinggung permukaan inti bumi pada jarak 103

    dan pada jarak yang akan mengenai inti bumi pada jarak 144. Gelombang P akan

    timbul kembali yaitu gelombang yang menembus inti bumi dengan dua kali

    mengalami refraksi. Menghilangnya gelombang P pada jarak 103 memungkinkan

    untuk menghitung kedalaman lapisan inti bumi.

    Gambar 2.4Penjalaran Gelombang P & S di dalam bumi

    Walaupun gelombang body dapat menjalar ke segala arah di permukaan

    bumi, namun tetap tidak dapat menembus inti bumi sebagai gelombang

    transversal. Keadaan ini membuktikan bahwa inti luar bumi berupa fluida. Untuk

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    26/69

    14

    penelitian tetap diasumsikan keadaan homogen, yaitu bagian luar bumi dan inti

    bumi (dua media homogen yang berbeda).

    2.4 Teori Pegas Elastis

    Proses terjadinya gempabumi tektonik dapat didefinisikan sebagai berikut.

    Misalkan dua lempeng yang saling bergerak relatif terhadap sesamanya,

    pergerakan ini menimbulkan gesekan di sepanjang bidang batas kedua lempeng

    tersebut. Gesekan kedua lempeng tersebut diasumsikan bersifat elastis, dapat

    menimbulkan suatu energi yang disebut energi elastis. Kalau hal ini terjadi terus

    menerus, maka terjadi akumulasi energi yang besar, pada saat kondisi tertentu

    dimana batuan tersebut tidak mampu menahan lagi stress/tekanan/gaya yang

    ditimbulkan oleh gerakan relatif tersebut, energi elastis yang terakumulasi akan

    dilepaskan secara tiba-tiba dalam bentuk gelombang elastis yang menjalar ke

    segala arah. maka gempabumi tersebut terjadi dan dirasakan sebagai suatu

    getaran. Terjadinya gempabumi dapat dijelaskan dengan teori pegas elastis

    (Elastic Rebond Theory)pada gambar 2.2

    .

    Gambar 2.5 Mekanisme gempabumi yang menjadi sumber gempa tektonik. Garis

    tebal vertikal menunjukan pecahan atau sesar pada bagian bumi yang padat.

    Pada keadaan I menunjukan suatu lapisan yang belum terjadi perubahan

    bentuk geologi. Karena di dalam bumi terjadi gerakan yang terus-menerus, maka

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    27/69

    15

    akan terdapat stress yang lama kelamaan akan terakumulasi dan mampu merubah

    bentuk geologi dari lapisan batuan.

    Keadaan II menunjukan suatu lapisan batuan telah mendapat dan

    mengandung stress dimana telah terjadi perubahan bentuk geologi. Untuk daerah

    A mendapat stress ke atas, sedang daerah B mendapat stress ke bawah. Proses ini

    berjalan terus sampai stress yang terjadi (dikandung) di daerah ini cukup besar

    untuk merubahnya menjadi gesekan antara daerah A dan daerah B. Lama

    kelamaan karena lapisan batuan sudah tidak mampu lagi untuk menahan stress,

    maka akan terjadi suatu pergerakan atau perpindahan yang tiba-tiba sehingga

    terjadilah patahan. Peristiwa pergerakan secara tiba-tiba ini disebut gempabumi.

    Pada keadaan III menunjukan lapisan batuan yang sudah patah, karena

    adanya pergerakan yang tiba-tiba dari batuan tersebut. Gerakan perlahan-lahan

    sesar ini akan berjalan terus, sehingga seluruh proses diatas akan diulangi lagi dan

    sebuah gempa akan terjadi lagi setelah beberapa waktu lamanya, demikian

    seterusnya.

    2.5 Teori Dasar Mekanisme Fokus

    2.5.1 Teori Kopel Ganda

    Gaya kopel ganda menyatakan sumber gempa bekerja empat gaya sama

    besar dan berlawanan arah yang berlaku sebagai sepasang momen gaya yang

    saling tegak lurus. Sistem ini dapat menerangkan posisi gaya yang bekerja pada

    akhir proses patahnya atau bergesernya suatu lapisan sesuai teori pegas elastis

    (Elastis Rebound Theory). Teori ini dapat juga menerangkan polaritas gelombang

    P dari tempat gempa bumi alami.

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    28/69

    16

    Model kopel ganda Model equivalen force Sumber sesar sebenarnya Pola radiasi gelombang S

    Gambar 2.6 Sistem gaya Kopel ganda

    Karakteristik model kopel ganda :

    a. Asumsi sumber titik : Dengan asumsi bahwa sumber gempa adalah sebuahtitik. Hal ini cocok apabila jarak hyposenter dan stasiun lebih besar dari

    ukuran sesar.

    b. Konfigurasi sistem gaya kopel ganda : Model ini mempunyai dua pasanggaya yang masing-masing mempunyai magnitude yang sama dan

    berlawanan arah.

    c. Ekuivalen sistem gaya kopel ganda dengan dislokasi geser (gerak sesar):Sistem gaya kopel ganda menghasilkan medan perpindahan yang sama

    terhadap sumber gempa seperti yang sama berkenaan dengan dislokasi

    geser (shear dislocation) disepanjang sesar.

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    29/69

    17

    Salah satu dari dua orientasi kopel ganda merupakan orientasi dari sesar,

    sehingga kopel ganda menghasilkan dua orientasi bidang sesar yang mungkin

    terjadi.

    2.5.2 Diagram Mekanisme Pusat Gempa

    Studi mekanisme pusat gempa bertujuan untuk menentukan model sesar

    gempa berdasarkan bidang nodal dari hasil pengamatan polaritas gelombang P

    yang dipancarkan oleh hiposenter. Jika stasiun seismograf yang melingkupi pusat

    gempa cukup banyak maka dengan mudah dapat dipisahkan antara kelompok

    stasiun yang merekam kompresi dan kelompok stasiun yang merekam dilatasi.

    Kadang-kadang jumlah stasiun tidak cukup sehingga tidak semua gempa dapat

    ditentukan solusi mekanisme pergerakan pusat gempanya.

    Untuk menggambarkan distribusi polaritas gerakan awal gelombang P

    secara global dapat digunakan prosedur grafik untuk menentukan dua bidang

    nodal. Hiposenter diasumsikan sebagai bola dengan radius sangat kecil yang

    disebut bola pusat gempa (gambar 2.7). Gelombang gempa mencapai stasiun

    seismograf S meninggalkan bola pusat gempa dengan sudut elevasi i dan azimuth

    . Ditentukan S pada bola pusat gempa dengan polaritas gelombang P kompresi

    atau dilatasi yang diamati di stasiun seismograf S. Prosedur ini dilakukan untuk

    semua stasiun yang merekam getaran gempa sehingga diperoleh polaritas

    gelombang P secara global yang yang dipancarkan dari hiposenter. Metode ini

    didasarkan pada kenyataan bahwa polaritas gerakan awal gelombang langsung P

    tidak berubah selama penjalarannya sehingga polaritas pada bola pusat gempa

    masih sama dengan polaritas pada hiposenter.

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    30/69

    18

    Untuk kasus gelombang seismik refleksi seperti gelombang P, polaritas

    gerakan awal akan berubah sebaliknya setelah meninggalkan bidang refleksi.

    Karena bola pusat gempa merupakan bentuk dimensi ruang maka polaritas

    gerakan awal gelombang P akan terdistribusi dalam tiga dimensi.

    Hal ini sangat sulit untuk diinterpretasikan secara visual (gambar 2.8). Untuk

    mengatasi masalah tersebut perlu dibuat proyeksi dari bentuk tiga dimensi ke

    bentuk dua dimensi yang disebut sebagai diagram mekanisme pusat gempa yang

    lebih mudah dibuat interpretasinya secara visual (gambar 2.9).

    = Sudut yang dibentuk dari Episenter searah jarum jam ( )

    I = Sudut keberangkatan sinar atau take off ( )

    S = Hiposenter gempa

    Gambar 2.7Bola pusat gempa yang menggambarkan hiposenter

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    31/69

    19

    Gambar 2.8 gambaran tiga dimensi radiasi gelombang gempa model kopel

    ganda.

    Gambar 2.9Proyeksi bola pusat gempa ke bidang equatorial.

    Sebelum membuat diagram mekanisme pusat gempa perlu ditentukan lebih

    dahulu bagaimana cara menginterpretasikannya. Gambar 2.9 menunjukkan cara

    memproyeksikan dari bola pusat gempa ke diagram pusat gempa. Pada model

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    32/69

    20

    kopel ganda pola radiasi gelombang seismik simetri dengan hiposenter sehingga

    yang dapat diproyeksikan hanya setengah bola pusat gempa. Bola pusat gempa

    dibelah menjadi dua (bagian atas dan bawah) oleh bidang horizontal yang melalui

    hiposenter. Polaritas data S (kompresi atau dilatasi) pada belahan bola bagian

    bawah diproyeksikan ke titik pada diagram. Polaritas data pada belahan bola

    bagian atas simetri dengan data yang ada di belahan bola bagian bawah.

    Dua bidang nodal dinyatakan pada diagram sebagai dua garis (gambar

    2.10) Karena dua bidang tersebut tegak lurus satu sama lain maka masing-masing

    bidang saling berpotongan melalui pusatnya. Pusat ini merupakan vektor yang

    tegak lurus bidang. Arah vektor yang menjauhi hiposenter ditandai dengan titik

    potong antara vektor dan bola pusat gempa yang dinyatakan titik pada diagram.

    Gambar 2.10 menunjukkan titik potong tersebut sebagai titik A dan B pada garis

    nodal b dan a.

    Gambar 2.10Orthogonalitas dua bidang nodal.

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    33/69

    21

    Dua garis nodal membagi diagram ke dalam empat kuadran kompresi dan

    dilatasi gelombang seismik. Kuadran kompresi biasanya dinyatakan dengan

    gambar arsiran. Pada diagram dapat dibaca parameter bidang nodal yang terdiri

    dari sudut strike, dip, dan rake (slip). Penting untuk diketahui bahwa salah satu

    dari bidang nodal merupakan sesar/patahan gempa.

    Gambar 2.11 Bidang proyeksi luasan sama (bidang stereografis).

    Gambar 2.11 digunakan untuk menentukan parameter bidang sesar/patahan

    dari diagram mekanisme pusat gempa. Bagian kanan gambar tersebut digunakan

    untuk menggambar garis nodal. Sedangkan bagian kiri digunakan untuk

    menentukan azimuth dan sudut busur pada garis nodal. Garis horizontal

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    34/69

    22

    digunakan untuk menentukan sudut atau bidang nodal yang diukur dari garis

    vertikal. Gambar 2.12 ; 2.13 dan 2.14 menunjukkan cara bagaimana menentukan

    strike, dip, rake, lokasi (plunge dan azimuth) sumbu P dan T pada diagram yang

    merupakan parameter bidang sesar.

    Prosedur untuk menentukan parameter bidang sesar dapat dijelaskan sebagai

    berikut :

    1. Untuk menentukanstrike, posisi hanging walldi sebelah kanan arahstrikedan diukur searah jarum jam dari arah utara (gambar 2.12).

    2. Dip diukur dengan menggunakan setengah lingkaran bagian kanan(gambar 2.12).

    Gambar 2.12 Pengukuran sudut strike dan dip pada diagram.

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    35/69

    23

    3. Sumbu tekanan P dan sumbu tarikan T terletak pada titik 450dari dua titikA dan B (gambar 2.13). Sumbu P di kuadran dilatasi dan sumbu T di

    kuadran kompresi dengan gambar arsiran. Perpotongan antara dua garis

    nodal disebut sumbu N (null) yang merupakan arah stress nol. Sumbu P,

    T, dan N ditentukan oleh azimuth (diukur searah jarum jam dari arah

    utara) dan plunge (diukur ke arah bawah dari horizontal). Kedua sudut

    tersebut diukur dengan menggunakan kertas stereografis. Tekanan dan

    tarikan menunjukkan arah gaya yang bekerja pada hiposenter, sedangkan

    kompresi dan dilatasi merupakan arah gerakan awal gelombang P

    seismogram.

    Gambar 2.13 Penentuan sumbu P dan T 450dari dua kutub pada garis

    nodal.

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    36/69

    24

    Jika pusat diagram (hiposenter) berada di kuadran kompresi (arsiran) maka

    sesar gempa disebut reverse faultdan jika berada di kuadran dilatasi maka

    disebut normal fault. Dengan kata lain bila sumbu T berada pada satu

    kuadran dengan pusat diagram akan diperoleh reverse fault. Sebaliknya

    bila sumbu P berada dalam kuadran yang sama dengan hiposenter maka

    akan dihasilkan normal fault. Jika pusat diagram berada pada atau dekat

    dua garis nodal maka akan dihasilkanstrike slip fault.

    4. Vektor slip untuk satu bidang nodal tegak lurus pada bidang nodal lainnyasehingga vektor slip untuk bidang nodal berhubungan dengan kutub vektor

    bidang nodal lainnya. Rake dari vektor slip didefinisikan dengan sudut

    antara arah strike dan vektor slip (kutub vektor) (gambar 2.14). Atau

    dengan kata lain :

    i. Untuk normal fault, rakedari bidang nodal ditandai dengan [sudutantarastrikebidang dan kutub bidang yang lain].

    ii. Untuk reverse fault rakebidang nodal diperoleh dengan 1800[sudutantarastrikebidang dan kutub bidang yang lain].

    Sudut rake diukur menggunakan setengah lingkaran bagian gambar

    stereografis.

    Sudut rake negatif untuk normal fault karena sudut rake negatif

    menunjukkan bahwa hangingwall blockbergerak turun secara relatif terhadap

    footwall block. Untuk reverse faultbila vektor slip menunjuk ke arah atas dan

    diukur sudut antara arahstrikedan kutub pada setengah lingkaran bagian atas.

    Untuk membuat diagram mekanisme pusat gempa digunakan setengah bola

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    37/69

    25

    bagian bawah kemudian mengkonversi sudut yang telah diukur pada setengah

    bola bagian bawah ke sudut rake dengan mengurangkan sudut tersebut dari

    1800.

    Gambar 2.14Penentuan sudut rake pada reverse fault (kiri) dan normal

    fault (kanan).

    2.6 Teori Mekanisme Dengan Metode Impuls Pertama Gelombang Primer (P)

    Ketika gempabumi terjadi maka gelombang gempa bumi akan

    terpancarkan ke segala arah berbentuk phase gelombang. Fase awal yang tercatat

    lebih dahulu ialah gelombang P, karena memiliki kecepatan terbesar dari pada

    gelombang yang lainnya.

    Arah gerakan pertama impuls dari gelombang P inilah yang kemudian di

    amati untuk mempelajari fokal mekanisme. Hal ini dapat disebabkan karena

    gelombang P yang paling jelas pembacaannya. dan alat yang digunakan pada

    umumnya ialah seismograf tipe vertikal sehingga pembacaan gelombang S

    menjadi sulit. Selain untuk menetukan gerakan awal gempa dan studi solusi

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    38/69

    26

    bidang sesar, metode ini penting untuk menetukan gerakan dari plate tektonik dan

    penting untuk menetukan gerakan relative dari Lithiosfer.

    Solusi untuk menentukan arah dan orientasi menyebabkan terjadinya

    bidang sesar yang disebut sebagai Fault Plane Solution. Ada beberapa

    ketentuan dalam mempelajari solusi bidang sesar ini.:

    a. Arah gerak awal gelombang P harus dianggap sama atau sesuai denganarah gaya kopel yang bekerja di sumber gempa

    Teori kopel ganda menyatakan bahwa pada sumber gempa bekerja empat

    gaya yang sama besar dan berlaku sebagai pasangan momen gaya yang saling

    tegak lurus.

    Gambar 2.15 Sistem gaya kopel ganda

    b. Fokus harus dianggap berbentuk bola didalam bumi dimana bumidianggap homogen isotropis.

    Gambar 2.16Impuls gelombang P dan bola fokus

    Sistem radiasi sistem kopel ganda

    P

    P

    P

    P

    Earth surface

    Impuls pertama gelombang P

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    39/69

    27

    Pada dasarnya solusi bidang sesar adalah mencari dua bidang nodal

    orthogonal (orthogonal nodal plane) yang memisahkan gerakan pertama

    gelombang dalam kuadran kompresi dan dilatasi pada bola fokusnya.

    Bola fokus adalah suatu ilustrasi dari sebuah bola yang berpusat di sumber

    gempa. Bola fokus meliputi jejak seismik yang menjalar dari sumber gempa

    sampai ke stasiun penerima. Untuk menetukan posisi suatu titik pada bola fokus

    yang memuat informasi impuls pertama gelombang primer (P) kompresi atau

    dilatasi, maka yang dipergunakan koordinat sudut sinar (i,), I menyatakan

    sudut keberangkatan gelombang yang lazim disebut incident angel. Dapat

    dihitung dari persamaan :

    Dimana :

    P = Parameter Gelombang Gempa (detik)

    V(h) = Kecepatan gelombang pada kedalaman h (met/det)

    R = Jari-jari bumi (m)

    h = Kedalaman Sumber Gempa (m)

    i = Sudut Keberangkatan Gelombang ( )

    adalah azimuth stasiun penerima yang diukur dari titik utara episenter

    ke stasiun penerima searah jarum jam. Dari hasil pengukuran dan i serta

    penentuan fase gelombang P, kemudian diplot pada bola fokus.

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    40/69

    28

    2.7 Penentuan Tipe Sesar

    Sebuah sesar merupakan batas yang menghubungkan dua blok tektonik

    yang berdekatan. Sesar biasanya dipresentasikan secara geometri seperti pada

    gambar. Bidang sesar (fault plane) adalah sebuah bidang yang merupakan bidang

    tektonik antara dua blok tektonik. Sudut kemiringan sesar (Dip Angel) adalah

    sudut yang dibentuk antara bidang sesar dengan bidang horizontal. Vektor

    kemiringan (Dip Vektor) adalah vektor yang searah dengan kemiringan bidang

    sesar, sedangkan Vektor strike (Strike vector) adalah vektor yang sejajar dengan

    arah strike sesar.

    Arah pergerakan sesar secara umum dapat dibedakan menjadi 3 jenis,

    yaitu :

    1. Dip Slip Movement : Pergerakan sesar terjadi dalam arah sejajar dengansudut kemiringan sesar. Pergerakan yang dominan adalah arah vertical.

    2. Strike Slip Movement : Pergerakan dasar terjadi dalam arah sejajar dengansudut strike sesar. Pergerakan yang dominan adalah arah horizontal.

    3. Kombinasi antaraDip Slip Movementdan Strike Slip Movement.Orientasi sesar ditentukan oleh parameter bidang sesar yang terdiri dari :

    1. Strike : Adalah sudut yang dibentuk oleh jurus sesar dengan arah utara.Strikediukur dari arah utara kearah timur searah dengan jarum jam hingga

    jurus patahan 3600 .

    2. Dip : Adalah sudut yang dibentuk oleh bidang sesar dengan bidanghorisontal dan diukur pada bidang vertical dengan arahnya tegak lurus

    jurus patahan 900 .

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    41/69

    29

    3. Rake : Adalah sudut yang dibentuk arah slip dan jurus patahan. Rakeberharga positif pada patahan naik (Thrust Fault) dan negative pada

    patahan turun (Normal Fault).(- 180180 ).

    Gambar 2.17Parameter orientasi bidang sesar

    Klasifikasi sesar berdasarkan gerak relatifnya sepanjang bidang batas sesar

    adalah :

    1. Sesar turun atau (normal fault), bila hanging wall pada sesar tersebutrelatif turun terhadap foot wall. Parameter sesar jenis ini akan memenuhi

    nilai = 0 dan = /2 ( = radian / 180) serta nilai terletak dalam

    rentang (-- 0)

    Gambar 2.18Sesar turun

    slipRake

    strike

    utara

    jurus

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    42/69

    30

    2. Sesar naik (thrust fault), bila hanging wallpada sesar tersebut relatif naikterhadapfoot wallparameter jenis ini memiliki nilai = 0 dan =/2 dan

    terletak dalam rentang (- 0)

    Gambar 2.19Sesar naik

    3. Sesar mendatar (strike slip fault) bila arah gerakan relatif masing-masingblok pada sesar tersebut sejajar dengan jurus (strike). Parameter jenis ini

    memiliki nilai =/2 dan = 0 atau . Sesar jenis ini dapat dibagi lagi

    menjadi dua jenis yaitu left-lateral slip fault bila nilai = 0 dan right-

    lateral slip faultbila nilai = ,

    Gambar 2.20Sesar mendatar

    4. Gerakan kombinasi antara sesar mendatar dengan sesar naik atau turundisebut oblique fault,

    Gambar 2.21 Sesar Obliq

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    43/69

    31

    Dalam menentukan solusi bidang sesar, dasar yang di gunakan adalah

    mencari dua bidang nodal orthogonal yang memisahkan gerakan-gerakan awal

    gelombang P dalam kuadrankuadran kompresi dan dilatasi pada bola fokus. Pada

    gambar, daerah yang diarsir merupakan daerah kompresi dan yang tidak diarsir

    adalah daerah dilatasi. Untuk menentukan tipe sesar dilakukan dengan cara

    mengamati dimana letak pusat lingkaran, di daerah yang diarsir atau tidak

    2.8 Kondisi Seismotektonik Blitar, Jawa Timur dan Sekitarnya

    Zona Blitar dan sekitanya termasuk mempunyai aktifitas gempa bumi

    yang tinggi, yaitu tumbukan lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Tumbukan antar

    lempeng tersebut lempeng Indo-Australia bergerak menuju utara mengarah ke

    lempeng Eurasia yang bergerak dari timur ke barat. Pesisir selatan Jatim dan Bali

    masuk dalam zona bahaya gempa yang berpotensi tsunami sebab di wilayah

    selatan Jatim terdapat patahan panjang mulai dari sebelah barat Sumatra, Selatan

    Jawa, Selatan NTT, sampai ke Papua.

    Tektonik Jawa di dominasi oleh tunjaman ke utara lempeng Australia di

    bawah lempeng Sunda yang relatif diam, lempeng Australia menunjam dengan

    kecepatan 100-200km di bawah pulau Jawa, jadi konsekuensi tunjaman lempeng

    tersebut mengakibatkan kegempaan yang tinggi.

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    44/69

    32

    Gambar 2.22Peta Seismotektonik Pulau Jawa

    Di pulau Jawa terdapat tiga patahan besar yakni sesar di Cimandiri (Jawa

    Barat), sesar Opak ( Daerah Istimewa Yogyakarta), dan sesar Grindulu (Pacitan,

    Jawa Timur). Sesar Grindulu yaitu patahan yang membelah Kabupaten Pacitan

    dan Kabupaten Ponorogo, sesar Grindulu merupakan jalur patahan lempeng benua

    yang membentuk pulau Jawa membentang di lima Kecamatan, yakni Kecamatan

    Bandar, Nawangan, Punung Arjosari, serta Donorojo. Salah satu sesar utama di

    pulau Jawa ini searah dengan jalur sungai Grindulu yang memanjang dari pantai

    selatan hingga daerah hulu di Kecamatan Bandar, jalur sesar ini sangat rawan

    karena menjadi area rambatan gempa apabila terjadi tumbukan antara lempeng

    Benua di pulau Jawa dengan lempeng Samudra di laut selatan.

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    45/69

    33

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

    Penelitian ini dimulai pada tanggal 1 Juni 2011 sampai dengan 15

    Agustus 2011 bertempat di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

    (BMKG) Pusat Jakarta khususnya di bidang Informasi Dini Gempa dan Tsunami.

    Pengolahan dan Interpretasi data dilakukan di BMKG Kemayoran Jakarta Pusat.

    Daerah penelitian adalah gempa Blitar, Jawa Timur 17 Mei 2011 dengan

    koordinat (9.55 LS112.55 BT) kedalaman (hiposentrum) 25 km , Magnitude 6.1

    SR, 170 km Tenggara Blitar, Jawa Timur.

    3.2 Alat dan Bahan

    Pada penelitian ini alat dan bahan yang digunakan dalam analisis

    mekanisme sumber gempa bumi zona Blitar, Jawa Timur berdasarkan seismisitas

    dan mekanisme sumber gempa bumi.

    Alat yang digunakan dalam proses pengolahan data adalah:

    1) Komputer personal Pentium 42) Software WinITDB3) Microsoft Office4) Note pad5) Software Arc View GIS Ver. 3.36) ProgramAZMTAKdalam bahasa pemrogramanFORTRAN7) ProgramPMAN dalam bahasa pemrogramanFORTRAN

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    46/69

    34

    Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

    1) Data gempa bumi Blitar, Jawa Timur dari USGS pada tanggal 17 Mei2011.

    2) Data polaritas gerakan pertama gelombang P gempa bumi Blitar, JawaTimur 17 Mei 2011.

    3.3 Pengolahan dan Analisa Data

    Tahapan awal penelitian ini adalah membuat peta seismisitas atau

    pengeplotan data gempabumi Blitar, Jawa Timur menggunakan software

    WinITDB. Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data gempabumi pada

    koordinat (-8o LS) (-12o LS) dan (111o BT )- (114o BT). Data gempabumi

    tersebut diperoleh dari rekaman United State Geological Survey (USGS) pada

    tanggal 17 Mei 2011 melalui jaringan internet. Data gempabumi yang digunakan

    meliputi waktu kejadian gempabumi, posisi lintang-bujur, kedalaman dan

    magnitudo. Magnitudo yang digunakan adalah 6.1 SR. Data gempabumi yang

    diperoleh dari rekaman USGS tidak dapat langsung diproses menggunakan

    software WinITDB, karena format data USGSberbeda dengan format data yang

    dapat diproses software WinITDB. Oleh karena itu, format data USGS harus

    dikonversi terlebih dahulu ke format data software WinITDB secara manual

    dengan program notepad. Data USGS yang telah dikonversi kemudian diproses

    menggunakan software WinITDB dan menghasilkan sebaran pusat gempabumi

    atau peta seismisitas. Data USGS yang telah dikonversi menjadi format data

    softwareWinITDB.

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    47/69

    35

    Langkah selanjutnya adalah membuat penampang melintang seismisitas

    untuk mengetahui bentuk atau pola penunjaman lempeng tektonik. Daerah

    penelitian dibagi menjadi beberapa segmen atau penampang melintang. Tahapan

    dalam pengeplotan hiposenter pada penampang melintang adalah sebagai berikut:

    1. Menentukan batas daerah pengeplotan hiposenter pada penampang melintangdengan memperhatikan hasil penyebaran hiposenternya .

    2. Menentukan garis penampang melintangnya yang memilih beberapa bagiandaerah yang diteliti. Penentuan garis penampang melintang tegak lurus

    trench.

    3. Membuat proyeksi masing-masing garis penampang melintang yang tegaklurus trench agar dapat ditentukan proyeksi penampang melintang

    hiposenternya.

    Proses berikutnya adalah menentukan solusi mekanisme sumber

    gempabumi menggunakan polaritas gerakan pertama gelombang P yang

    dinyatakan dalam kompresi (c) dan dilatasi (d). Data yang digunakan diperoleh

    dari hasil rekaman melalui jaringan internet. Data yang digunakan meliputi posisi

    lintang-bujur, magnitudo, kedalaman, nama stasiun dan data polaritas gerakan

    pertama gelombang P (kompresi atau dilatasi) yang dicatat oleh masing-masing

    stasiun. Data yang terkumpul selanjutnya diproses dengan langkah-langkah

    sebagai berikut:

    1. Menyusun format data input dengan urutan lintang, bujur, kedalaman, jumlahstasiun yang merekam, nama stasiun dan polaritas gerakan pertama

    gelombang P , notasi kompresi diubah menjadi 1 sedangkan notasi dilatasi

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    48/69

    36

    diubah menjadi -1. Data input yang sudah disusun disimpan dengan nama

    file(namafile.dat).

    2. Membuka programAZMTAK, kemudian menuliskan namafiledata input yangsesuai, nama file database stasiun yang digunakan dan nama file output.

    Dalam hal ini nama filedatabasestasiun yang digunakan dinyatakan sebagai

    file BMG_ALL.STA. Nama file output ber-ektention.out (nama file

    output.out). File output memuat data nama stasiun, gerak kompresi atau

    dilatasi, dataAzimuthdan take offhasil perhitungan.

    3. Membuka program PMAN, hasil output dari program AZMTAK digunakansebagai data input dan menghasilkan gambaran proyeksi sebaran data

    kompresi dan dilatasi pada bola fokus.

    4. Menentukan parameter mekanisme sumber gempabumi dengan menentukandua buah bidang nodal secara manual yang memisahkan antara daerah

    kompresi dan dilatasi pada bola fokus.

    5. Menentukan akurasi hasil parameter mekanisme sumber gempabumi denganmeminimalkan kesalahan data atau inkonsisten data. Hasil yang diambil

    adalah solusi mekanisme sumber gempabumi yang mempunyai tingkat

    kebenaran atau konsisten data 25%. Jika tingkat konsisten datanya < 25%

    maka dilakukan verifikasi data kompresi dan dilatasi.

    6. Menentukan jenis mekanisme sumber gempabumi dengan parameter bidangsesarnya berupastrike, dipdan rake.

    Hasil solusi mekanisme sumber gempabumi kemudian diplot menggunakan

    software ArcView Gis ver 3.3. Dalam bentuk diagram alir (flowchart).

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    49/69

    37

    3.4 Prosedur Kerja

    Gambar 3.1Diagram alir pembuatan peta seismisitas dan penampang melintang

    mulai

    Data gempa bumi Blitar, Jawa Timur dari USGS pada tanggal 17 Mei 2011 pada

    koordinat (-8LS)(-12 LS) dan (111BT)- (114BT) , semua kedalaman dan

    magnitudo

    Konversi format data gempa bumi USGS ke format data software

    Win ITDB

    Proses data gempa bumi yang sudah di konversi dengan software Win ITDB

    Peta seismisitas

    Membuat penampang melintang ( Cross section ) seismisitas tegak lurus trench

    Menganalisis seismotektonik zona penunjaman berdasarkan penampang melintang

    seismisitas

    Hasil analisis

    Selesai

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    50/69

    38

    Tidak

    ya

    Gambar 3.2Diagram alir penentuan solusi mekanisme sumber gempabumi.

    Mulai

    Data gempa bumi Blitar, Jawa Timur meliputi : nama stasiun, kompresi (c), dilatasi (d),

    pada koordinat (-8LS)-(-12LS) dan (111BT- 114BT, semua kedalaman dan

    magnitudo

    Menyusun format data input dengan urutan lintang, bujur, kedalaman, jumlah

    stasiun, nama stasiun, dan kompresi (1) atau dilatasi (-1)

    Menentukan sudut Azimuth dan take off menggunakan program AZMTAK

    Ploting sudut Azimuth dan take off menggunakan program PMAN

    Menentukan parameter mekanisme sumber gempa bumi dengan

    menentukan dua buah bidang nodal

    Konsisten data 25% ?

    Solusi mekanisme sumber gempa bumi menggunakan

    software Arc View GIS Ver. 3.3

    Peta seismotektonik

    Menganalisis seismotektonik berdasarkan mekanisme sumber gempa bumi

    Hasil analisis seimotektonik berdasarkan mekanisme sumber gempa bumi

    Selesai

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    51/69

    39

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Penyebaran Pusat Gempa Bumi

    Zona Blitar Blitar, Jawa Timur dan sekitarnya merupakan zona yang

    mempunyai tingkat seismisitas tinggi. Hasil pemetaan data gempa bumi Blitar,

    Jawa Timur dan sekitarnya menggunakan software Win ITDB yang mencakup

    batas koordinat (-8LS)-(-12LS) dan (111BT)-(114BT) dapat dilihat pada

    gambar 4.1 atau disebut peta seismisitas. Penyebaran pusat gempa bumi

    dibedakan menjadi tiga variasi kedalaman yaitu gempa bumi dangkal (0-60km)

    yang ditandai dengan warna merah, gempa bumi menengah (61-300km) ditandai

    dengan warna kuning dan gempa bumi dalam (>300km) ditandai dengan warna

    hijau.

    Gambar 4.1Penyebaran pusat gempa bumi di Blitar, Jawa Timur dan sekitarnya

    Pusat gempa

    PacitanBlitar

    LumajangJember

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    52/69

    40

    Peta di atas menunjukkan bahwa zona Blitar, Jawa Timur dan sekitarnya

    mempunyai aktivitas gempa bumi yang tinggi. Aktivitas gempa bumi yang tinggi

    berhubungan dengan aktivitas lempeng tektoniknya, terutama zona subduksi.

    Aktivitas tektonik zona Blitar, Jawa Timur adalah tumbukan lempeng Indo

    Australia dan Eurasia, tabrakan antar lempeng itu karena lempeng Indo Australia

    bergerak menuju utara mengarah ke lempeng Eurasia yang bergerak dari timur ke

    barat. Pesisir selatan Jatim dan Bali masuk dalam zona bahaya gempa yang

    berpotensi tsunami sebab diwilayah selatan Jatim terdapat patahan panjang mulai

    dari sebelah barat Sumatra,selatan Jawa, selatan NTT, sampai ke Papua.

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    53/69

    41

    4.2 Penampang Melintang

    Untuk mempermudah melihat struktur subduksi yang terjadi di Blitar,

    Jawa Timur dan sekitarnya maka zona penelitian ini dibagi menjadi beberapa

    penampang melintang, hasil penentuan batas melintang dapat dilihat pada gambar

    4.2. Dalam penelitian ini dibuat 3 penampang melintang yang diproyeksikan pada

    bidang AA, BB, dan CC. Penampang melintang tersebut dibuat secara vertikal

    dengan masing-masing penampang melintang melalui batas koordinat yang

    berbeda.

    Gambar 4.2Irisan penampang melintang

    A B C

    A B C

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    54/69

    42

    Gambar 4.3penampang melintang segmen A-A

    1.Segmen A-A

    Pada segmen ini, terlihat bahwa trend penyebaran hiposenter menunjukkan

    penunjaman. Penyebaran hiposenter mencapai kurang lebih 155km. penyebaran

    hiposenter pada daerah shallow dip membentuk sudut sekitar 25 terhadap

    horisontal sampai kedalaman kurang lebih 70km.

    Gambar 4.4Penampang melintang segmen B-B

    A

    B

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    55/69

    43

    2.Segmen B-B

    Pada segmen ini, terlihat bahwa trend penyebaran hiposenter menunjukkan

    penunjaman. Penyebaran hiposenter mencapai kurang lebih 151km. penyebaran

    hiposenter pada daerah shallow dip membentuk sudut sekitar 26 terhadap

    horisontal sampai kedalaman kurang lebih 110km.

    Gambar 4.5penampang melintang segmen C-

    C

    3.Segmen C-C

    Pada segmen ini, terlihat bahwa trend penyebaran hiposenter menunjukkan

    penunjaman. Penyebaran hiposenter mencapai kurang lebih 162km. penyebaran

    hiposenter pada daerah shallow dip membentuk sudut sekitar 23 terhadap

    horisontal sampai kedalaman kurang lebih 80km.

    4.3 Solusi Mekanisme Sumber Gempa Bumi

    Selain dengan membuat peta seismisitas dan penampang melintang, untuk

    dapat mengetahui gambaran pola tektonik suatu daerah dapat juga dilakukan cara

    lain dengan menentukan solusi mekanisme sumber gempa. Solusi mekanisme

    sumber gempabumi dapat menentukan orientasi sesar dan pergerakannya serta

    C

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    56/69

    44

    arah stress daerah sumber gempa. Secara umum ada tiga jenis sesar menurut

    mekanismenya yaitu selalu murni sesar naik, sesar turun, sesar mendatar, tetapi

    ada sesar campuran atau oblique faultyaitu variasi antara sesar mendatar dengan

    sesar naik atau turun. Untuk mengidentifikasi tipe sesar dapat menggunakan

    perbedaan nilai rake (). Selain sesar naik, sesar turundan sesar mendatar, pada

    kenyataannya sesar yang terjadi itu juga dapat ditentukan berdasarkan titik pusat

    dari diagram mekanisme sumber gempa bumi. Apabila posisi pusat diagram

    berada di luadran kompresi maka sesar naik, jika berada di kuadran dilatasi

    disebut sesar turun, jika pusat diagram berada pada atau dekat dua garis nodal

    maka akan diperoleh sesar mendatar.

    Gambar 4.6Solusi mekanisme sumber gempa bumi Blitar, Jawa Timur

    Pada gambar 4.4 adalah gambar solusi mekanisme sumber gempa bumi di

    Blitar, Jawa Timur yang jenis sesarnya adalah sesar turun. Sumbu P berada di

    tengah dengan plunge 73 dan azimuth 61, sedangkan pada sumbu T berada di

    selatan dengan plunge 14 dan azimuth -157. Bidang nodal pertama memiliki

    strike 122,dip60, dan rake-78. Sedangkan pada bidang nodal kedua memiliki

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    57/69

    45

    strike279,dip32, dan rake -109. Subduksi di Blitar, Jawa timur kemiringannya

    ke arah Tenggara. Sehingga bidang nodal kedua cenderung merupakan bidang

    sesar dan bidang nodal pertama adalah bidang bantu. Distribusi sumbu P

    (tekanan) terletak di tengah tengah antara utara timur selatan dan barat arahnya

    menyebar ke selatan. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan maksimum berasal dari

    arah utara yaitu lempeng Eurasia dan dari arah selatan lempeng Indo-Australia.

    Hasil analisis solusi mekanisme sumber gempa bumi di Blitar, Jawa

    timur menunjukkan bahwa sesar yang terjadi adalah sesar turun.

    Gambar 4.7Hasil Solusi Mekanisme Dari USGS

    Analisis mekanisme sumber gempa USGS (United States Geological

    Survey) menunjukkan bahwa gempa utama sumbernya adalah pergerakan pada

    bidang patahan turun dengan nilai rake -1050 dan arah jurus/jenis sesar (strike)

    bidang N 279 dan miring landai/kemiringan (dip) sekitar 470. Lokasi centroid

    pada gempa Blitar adalah 9.55 LS dan 112.55 BT, dengan kedalaman 25 km.

    Sudut pergeseran (rake) pada nodal kedua adalah -750 dengan miring

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    58/69

    46

    landai/kemiringan (dip) 450 dan arah jurus/sesar (strike) sebesar 1200 dengan

    magnitudo 6.1 SR. Hasil analisis USGS menggunakan metode momen tensor

    centroid.

    Dapat dilihat bahwa penyelesaian kejadian gempa bumi yang telah

    diselesaikan baik oleh USGS memberikan tipe sesar yang sama dengan yang

    diselesaikan oleh penulis, tetapi memiliki nilai parameter-parameter fokus yang

    berbeda, sehingga memungkinkan kesalahan penentuan arah sesar.

    Dalam penggunaan gelombang seismik yang berbeda dalam setiap metode,

    dapat terjadi perbedaan, yaitu penulis menggunakan polaritas gelombang P,

    sehingga perbedaan yang terlihat tidak terlalu besar. USGS dengan momen tensor

    solution menggunakan gelombang permukaan, USGS pun melakukan penelitian

    dengan centroid momen tensor solution menggunakan gelombang badan

    (gelombang P dan S). Perbedaan kelajuan gelombang seismik menyebabkan

    waktu tiba setiap gelombang di stasiun pun berbeda.

    Dalam penggunaan gelombang seismik yang berbeda dalam metode-

    metode yang berbeda ini akan menghasilkan interpretasi yang berbeda pula, dan

    gelombang P dengan cepat rambat tercepat diharapkan memiliki interpretasi dan

    solusi yang lebih akurat, karena gelombang ini mudah ditentukan dan dibedakan

    dari gelombang lainnya pada seismogram.

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    59/69

    47

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis seismotektonik zona

    Blitar, Jawa timur dan sekitarnya berdasarkan seismisitas dan mekanisme sumber

    gempa bumi adalah sebagai berikut:

    1. Hasil Solusi Mekanisme Gempa Blitar, pada bidang nodal pertamamemiliki nilai rake -78 dan arah jurus /jenis sesar (strike) bidang N 122

    dan miring landai/ kemiringan (dip) sekitar 60, sudut pergeseran rakepada

    nodal kedua adalah -109 dengan landai / kemiringan (dip) 32 dan arah

    jurus/sesar (strike) sebesar 279 dengan magnitudo 6,1 SR.

    2. Jenis sesar pada hasil analisis mekanisme sumber gempa bumi Blitar, JawaTimur 17 Mei 2011 menunjukkan bahwa gempa utama sumbernya adalah

    sesar turun karena posisi pusat diagram berada di kuadran dilatasi.

    Distribusi sumbu P menyebar ke Selatan, Hal ini menunjukkan bahwa

    tekanan maksimum berasal dari arah utara yaitu lempeng Eurasia dan dari

    arah selatan lempeng Indo-Australia

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    60/69

    48

    5.2 Saran

    1. Hasil analisis yang diperoleh dengan penyesuaian data geologi dan kondisitektonik maka hasil bidang nodal pertama strike122, dip60, dan rake-

    78 serta bidang nodal keduastrike279, dip32 dan rake-109.

    2. Penentuan solusi mekanisme sumber gempa bumi dari bentuk gerakanpertama gelombang P Jenis sesar pada Blitar, Jawa Timur 17 Mei 2011

    adalah sesar turun.

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    61/69

    49

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Silangen P.M. 2005. Studi Anomali Perubahan Vp/Vs Gempabumi di SulawesiUtara.Jurnal meteorologi dan geofisika. Vol. 6, No. 3

    2. Subarja. 1991. Penentuan Arah Penunjaman Lempeng Indo-Australia terhadapLempeng Eurasia dan aktivitas seismic di daerah jawabarat (kaitannya dengan

    gempabumi, magnitude 8,1 SR thn 1903. Jakarta: UI.

    3. Rahmat T. 2008. Overview Gempabumi dan Tsunami. Jakarta: BMG4. Ginanjar S. 2007. Memahami Konsep Tektonik dan Mekanisme Gempa. Jakarta:

    BMG.

    5. Anonim. Seismology Fundamental. (on line).http://www/seismo.unr.edu.diaksestanggal 27 April 2009.

    6. Reid, H.F. 1982. Elastic Rebound Theory of Earthquake, BSSA. Vol 11 (98-100).7. Daisuke S. 1997. Source Mechanism Practice. Japan:IISE.8. Stein dan Wysession. 2000. Earthquake Focal Mechanisms. (on line).

    http://www/usgs.com. diakses 20 Juli 2009

    9. Hamilton W. 1979. Tectonics of the Indonesian Region. United StatesGeologicalSurvey. Professional Paper 1078

    10.Bjorn L. 2000. The Seismic Moment Tensor. (on line).http://www/geofys.uu.sediakses tanggal 27 April 2009.

    11.Anonim. 2006. Lempeng Tektonik. (on line). http://www/encarta.msn.com.diakses 21 Maret 2009.

    12.Boby A.M. 2009.Berita Gempa Bumi Nasional.(on line).http://www/hagi.or.id.diakses tanggal 27 April 2009.

    13.Borman,Peter;Bauhmach,Michael;Bock;Grosser,Helmut;Choy;Gheorge;Boatwright,john,LSeismic sourch And Source Paramaters.

    14.Harvad CMT catalog,1996,Schematic Diagram Of A Focal Mechanism,Unitedstated geological survey (USGS).

    15.Http://portal.vsi.esdm.go.id/joomla.16.Ismail,Sulaiman,1989.Pendahuluan Seismologi I,Bahan Diklat Meteorologi

    dan Geofisika,Jakarta.

    17.Suetsugu, Daisuke Source Mehanism Pratisce ,Eartquake InformationDivision,IISE.

    18.Blitarian.com.http://www.google.com19.A.SOEHAIMI 2008.Seismotektonik dan potensi kegempaan wilayah Jawa.Pusat

    survei Geologi..Badan Geologi, Bandung.(online) http:www.google.com

    20.Merdiani Rahmania,Thaqibul Fikri Niryatama,Ari Sungkowo,2010.PenentuanJenis sesar pada gempa bumi Sukabumi 2 September 2009, Universitas islam

    Negeri Sunan Kalijaga,Yogyakarta.

    21.Bahtiar,2009,Analisis Mekanisme Pusat Gempa Bumi Di Sulawesi Utara Tahun1989-2009,UIN Jakarta.

    http://www/seismo.unr.eduhttp://www/seismo.unr.eduhttp://www/seismo.unr.eduhttp://www/usgs.comhttp://www/usgs.comhttp://www/geofys.uu.sehttp://www/geofys.uu.sehttp://www/geofys.uu.sehttp://www/encarta.msn.com.%20diakses%2021%20Maret%202009http://www/encarta.msn.com.%20diakses%2021%20Maret%202009http://www/encarta.msn.com.%20diakses%2021%20Maret%202009http://www/hagi.or.idhttp://www/hagi.or.idhttp://www/hagi.or.idhttp://portal.vsi.esdm.go.id/joomlahttp://portal.vsi.esdm.go.id/joomlahttp://www.google.com/http://www.google.com/http://www.google.com/http://www.google.com/http://portal.vsi.esdm.go.id/joomlahttp://www/hagi.or.idhttp://www/encarta.msn.com.%20diakses%2021%20Maret%202009http://www/encarta.msn.com.%20diakses%2021%20Maret%202009http://www/encarta.msn.com.%20diakses%2021%20Maret%202009http://www/geofys.uu.sehttp://www/usgs.comhttp://www/usgs.comhttp://www/seismo.unr.edu
  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    62/69

    50

    LAMPIRAN

    Data Polaritas Gerakan Pertama Gelombang

    Contoh Data Polaritas gerakan pertama gelombang P pada mekanisme

    sumber gempa bumi Blitar 17 Mei 2011.

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    63/69

    51

    LAMPIRAN

    Hasil Out Put Program AZMTAK

    Contoh Out Put Hasil Program AZMTAK pada mekanisme sumber gempa

    bumi Blitar 17 Mei 2011.

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    64/69

    52

    LAMPIRAN

    Contoh Hasil Solusi Mekanisme Pusat Gempa Bumi Blitar MenggunakanProgram PMAN

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    65/69

    53

    LAMPIRAN

    Contoh Hasil Solusi Mekanisme Pusat Gempa Bumi Blitar Dari USGS

    Solusi Mekanisme Pusat Gempa Bumi Blitar Dari USGS

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    66/69

    54

    LAMPIRAN

    Contoh peta penyebaran gempa bumi Blitar, Jawa Timur

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    67/69

    55

    LAMPIRAN

    Contoh Hasil Penampang Melintang Dengan menggunakan software winITDB

    1. Penunjaman daerah Pacitan

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    68/69

    56

    2. Penunjaman daerah Blitar

  • 5/26/2018 David Harmadhoni Fst

    69/69

    57

    3.penunjaman Jember