Dasar Dasar Pemetaan1

download Dasar Dasar Pemetaan1

of 106

Transcript of Dasar Dasar Pemetaan1

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    1/106

    DASAR-DASAR PEMETAAN

    TTS241 - 2011

    Universitas Katholik Parahyangan Fakultas Teknik - Jurusan Teknik Sipil

    Prof. Dr. Ir. Ishak Hanafiah Ismullah, DEA

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    2/106

    BUKU REFERENSI

    1. Ilmu Ukur Tanah - Soetomo W

    2. Ilmu Ukur Tanah - Jacub Rais

    3. Introd. To Modern Photogrammetry - E. M. Mikhail

    4. Remote Sensing & Image Interpretation - Lillesand

    5. Surveying for Civil Engineering - P. Kissam

    6. Surveying for construction - W. Irvine

    7. Terrain Analysis & Remote Sensing - Townshend

    8. Surveying Practice - P. Kissam

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    3/106

    DATA (GE0)-SPASIAL (PETA)

    PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

    Pengguna

    Manjemen Data

    Data

    Sumber

    Informasi untuk

    Pengambilan

    Keputusan

    Analisis

    Pemilihan Data

    Analysis

    Pengukuran/pengum

    pulan data

    Data masukan

    REAL WORLD - 1

    REAL WORLD - 2

    Tindakan

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    4/106

    DATA & INFORMASI

    Data ? bahan dasar yang diolah/diproses sehingga menjadi suatuinformasi

    Informasi (mungkin saja) diproseskembali menjadi bentuk data baru

    untuk keperluan membuat informasilain

    Data dapat dikumpulkan, disimpan dandimanipulasi.

    Sumber data: peta, buku statistik, bukutelpon, survey lapangan, komputer,dsb.

    DATA dan INFORMASI

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    5/106

    KONVERSI & VISUALISASI DATA / INFORMASI

    TEKSTUAL KE DALAM BENTUK GRAFIK / GAMBAR

    (Statistik , Tabel, Buku dll)

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    6/106

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    7/106

    Propinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara550' - 750' LS dan 10448' - 10448" BT denganbatas-batas wilayahnya sebelah utara berbatasandengan Laut Jawa bagian barat dgn DKI Jakarta danPropinsi Banten, sebelah timur berbatasan dengan

    Propinsi Jawa Tengah. Terdiri atas daratan dan pulau-pulau kecil (48 Pulau di Samudera Indonesia, 4 Pulau diLaut Jawa), luas wilayah Jawa Barat 44.354,61 Km2atau4.435.461 Ha.

    Kondisi geografis yang strategis ini merupakankeuntungan bagi daerah Jawa Barat terutama dari segikomunikasi dan perhubungan. Kawasan utaramerupakan daerah berdataran rendah, sedangkankawasan selatan berbukit-bukit dengan sedikit pantaiserta dataran tinggi bergunung-gunung ada di kawasan

    tengah.

    JAWA BARAT

    Informasi Geografis:

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    8/106

    INFORMASI DESKRIPTIF DILENGKAPI DENGANGAMBAR (PETA)

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    9/106

    orbit: 149,600,000 km (1.00 AU) from Sun diameter: 12,756.3 kmmass: 5.972e24 kg

    http://seds.lpl.arizona.edu/nineplanets/nineplanets/data.htmlhttp://seds.lpl.arizona.edu/nineplanets/nineplanets/help.htmlhttp://seds.lpl.arizona.edu/nineplanets/nineplanets/data1.htmlhttp://seds.lpl.arizona.edu/nineplanets/nineplanets/data1.htmlhttp://seds.lpl.arizona.edu/nineplanets/nineplanets/data1.htmlhttp://seds.lpl.arizona.edu/nineplanets/nineplanets/data1.htmlhttp://seds.lpl.arizona.edu/nineplanets/nineplanets/help.htmlhttp://seds.lpl.arizona.edu/nineplanets/nineplanets/data.html
  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    10/106

    http://www.fourmilab.ch/earthview/nopan.map
  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    11/106

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    12/106

    0

    0

    equator

    SISTEM PROYEKSI/KOORDINAT

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    13/106

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    14/106

    0

    0

    equator

    SISTEM PROYEKSI/KOORDINAT

    Posisi suatu unsur geografik di permukaan bumi dapat

    dinyatakan oleh nilai lintang (

    latitude

    ) dan bujur (

    longitude

    )

    unsur tersebut dengan unit satuan derajat.

    Selain itu dapat juga dinyatakan dalam sistem proyeksi peta;

    mis. Mercator, Transvers Mercator, dll.

    Indonesia menganut sistem proyeksi Tranvers Mercator (TM

    6

    o

    ) dengan sistem koordinat UTM (Universal Tranvers

    Mercator).

    Yang dipakai

    di Indonesia

    SISTEM PROYEKSI/KOORDINAT

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    15/106

    SISTEM PROYEKSI/KOORDINAT

    Dalam sistem UTM dikenal adanya sistem pembagian zona

    koordinat. Setiap zona mempunyai lebar 6

    o

    sepanjang garis

    Bujur.

    UTM ZONE 48UTM ZONE 47 UTM ZONE 49 UTM ZONE 50 UTM ZONE 51 UTM ZONE 52 UTM ZONE 53

    108 11410296 126120 138132

    0

    6

    6

    0

    6

    6

    108 11410296 126120 138132

    DI INDONESIA

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    16/106

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    17/106

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    18/106

    Pemetaan

    Suatu pekerjaan yang tujuan akhirnya adalah visualisasi

    informasi :

    umumnya dikenal dalam bentuk lembar peta, disertai dengan kelengkapan ( simbol, warna,

    tulisan/texts, keterangan) sesuai dengan bidang

    aplikasinya

    Teknologi pemetaan:

    Terestrial, Airborne/Fotogrametri dan Spaceborne

    Hasil pekerjaan pemetaan adalah

    dokumen statis

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    19/106

    LUAS AREA PEMETAAN

    a. Untuk Pekerjaan Teknik Sipil umumnya luas area pemetaan

    relatif kecil / sempit dibandingkan pekerjaan Tata ruang

    atau Tata wilayah ( < 36 km x 36 km ), sehingga area yang

    dipetakan dapat dianggap bidang datar. Dengan demikian

    koreksi-koreksi akibat kelengkungan bimi dapat diabaikan.

    b. Untuk wilayah yang luas, ( > 36 km x 36 km ) distori harus

    diperhitungkan, baik distorsi jarak maupun arah.

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    20/106

    PETA KARAKTERISTIK-NYA

    Pemodelan (dalam bentuk gambar)

    Sebagian atau seluruh permukaan bumi ke dalam

    suatu bidang yang dipilih, misalnya bidang datar

    atau yg dapat didatarkan dengan skala tertentu

    dan sistem proyeksi dipilih.

    Karakteristik/ketentuan peta:

    Skala

    Sistem Proyeksi/KoordinatSistem Penyimpanan

    Sistem Visualisasi

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    21/106

    SKALA PETA

    Jarak merupakan bagian penting dalam hal hubungan spasial diantara

    unsur-unsur geografik. Jarak sering perlu diketahui/dihitung.

    Untuk mengetahui ukuran (jarak) di peta haruslah diketahui perbandingan

    jarak di peta dengan jarak di lapangan (real world).

    Perbandingan jarak di peta dengan jarak di lapangan didefinisikan sebagai

    skala peta.

    grafis

    0 5 10 15 20 25 km

    perbandingan angka --- 1:100.000kesamaan nilai --- 1 cm sama dengan 100.000 Cm

    Pada sistem digital skala ini terkait dengan resolusi yaitu kep t n

    informasi unit satuan luas tertentu.

    Meskipun pada sistem digital secara visual peta adalah scale-less, namun

    kulitas informasi (mis. Ketelitian geometrik) tetap terkait dengan resolusi

    data pada saat dilakukan pengukuran (acquisition).

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    22/106

    SISTIM PROYEKSI

    a. Bidang Datar

    Azimuthal Normal, Miring, Transversal

    Proyeksi ini biasanya hanya digunakan

    untuk wilayah kutub (selatan maupun

    utara)

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    23/106

    b. Bidang yang dapat didatarkan

    - Kerucut Normal, Miring, Transversal

    - Selinder Normal Miring, Transversal

    Proyeksi ini biasanya hanya digunakan untuk

    wilayah (negara) yang berlokasi di lintang

    tertentu

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    24/106

    Proyeksi ini umumnya digunakan untuk negara-

    negara di ekuator ( Normal dan Transversal)

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    25/106

    SISTIM KOORDINAT

    a. Sistim Koordinat Cartesian- 2 Dimensi

    - 3 Dimensi

    X

    Y Setiap posisi dinyatakan

    dalam X dan Y

    Contoh : P ( Xp , -Yp)

    P

    0

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    26/106

    Y

    X

    Z

    0

    P

    Posisi setiap titik dinyatakan

    dalam X, Y dan Z

    Contoh : P (-Xp, Yp, Zp)

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    27/106

    b. Koordinat Polar

    U

    p

    P

    Setiap titik dinyatakandalam jarak dan azimuth

    Contoh : P ( Sp, p )

    Sp

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    28/106

    c. Koordinat Geografi

    P

    Setiap titik dinyatakandalam Lintang dan

    Bujur.

    Contoh : P ( p, p )

    Gr

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    29/106

    UNIT SATUAN YANG DIGUNAKAN

    DALAM PEMETAAN

    1. Panjang/Jarak

    - Metrik : Km, Hm, Dm, M, dm, cm, mm

    - Non Metrik : Mil, Yard, Feet, Inch

    2. Sudut

    - Sistim Sexagesimal, Derajat, Menit, Detik

    - Sistim Centisimal, Grade, Centigrade, CcG

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    30/106

    PENGERTIAN KUADRAN

    I

    II

    IV

    III

    0/360

    90/100

    180/200

    270/300

    0/400

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    31/106

    HITUNGAN KOORDINAT, AZIMUTH/ARAH

    DAN JARAK

    P(Xp,Yp)

    Q(Xq,Yq)

    X

    Y

    0

    pqDpq

    pq = Azimuth/arah P ke Q

    qp = Azimuth/arah Q ke P

    Dpq = Jarak dari P ke Q

    P(Xp,Yp) = Koordinat ttk P

    Q(Xq,Yq) = Koordinat ttk Q

    qp

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    32/106

    Pemetaan

    Suatu pekerjaan yang tujuan akhirnya

    adalah visualisasi informasi :

    umumnya dikenal- dalam bentuk lembarpeta,

    disertai dengan kelengkapan (simbol, warna,

    tulisan/texts, keterangan) sesuai dengan

    bidang aplikasinya

    Teknologi pemetaan:

    terestrial, fotogrametri dan dijital

    Hasil pekerjaan pemetaan adalah

    dokumen statis

    PETA TOPOGRAFI

    SPACE MAP

    (Peta hasil pencitraan satelit)

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    33/106

    Data Geografik

    Data geografik adalah semua obyek atau unsur geografik

    geographic features) baik yang dibawah, diatas dan di

    permukaan bumi.

    Di peta (yang punya geo-referensi) obyek geografik

    diperlihatkan / digambar dalam bentuk:

    Titik

    (untuk obyek yang memperlihatkan satu lokasi dalam ruang

    seperti titik kontrol geodesi, titik tinggi, kota, dsb)

    Garis

    (untuk obyek yang bentuknya linier seperti sungai, jalan,

    batas administrasi, dsb)

    Luas / Area

    (untuk obyek yang bentuknya tertutup seperti persil,

    kecamatan, kabupaten, dsb).

    Permukaan surface) (untuk obyek berbentuk 3 dimensi)

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    34/106

    Bentuk Penyajian Data Geografik

    Negara Irak (luas/area))

    Kota Suci Mekkah (titik)

    Batas administrasinegara Saudi Arabiadengan Yaman Selatan(garis)

    Permukaan (bentuk 3dimensi)

    Mekkah

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    35/106

    TEKNOLOGI PEMETAAN

    1. TERESTERIAL

    Pengukuran langsung ke lapangan ( In Situ )

    - Pengukuran Jarak

    - Pengukuran Sudut

    - Pengukuran beda tinggi

    - Pengukuran Posisi horisontal

    - Pengukuran posisi vertikal (tegak )

    2. AIRBORNE / Pesawat Terbang

    Penggunaan Foto udara sebagai data masukan, sering disebut

    dengan Teknologi Fotogrametri

    3. SPACEBORNE / Pesawat Antariksa (Satelit dsb )

    Penggunaan citra satelit sebagai data masukan.

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    36/106

    1. TERESTERIAL

    a. Pengukuran Jarak

    Jarak yang digunakan dalam pemetaan /hitungan adalah

    jarak mendatar, sehingga semua hasil pengukuran jarak

    harus dikonversi / di-ubah menjadi jarak datar.

    A

    B

    Sab

    Sab

    Sab = Jarak miring

    Sab= Jarak mendatar

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    37/106

    Peralatan yang digunakan :

    - Mistar ukur (baja , kayu, plastik, fiber glass )

    - Rantai ukur

    - Pita Ukur ( baja, plastik, )

    - Teodolit ( sering disebut dgn jarak optis )

    - EDM ( Electronic Distance meter/measurement )

    Mana yang pal ing tel i t i ?

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    38/106

    ba

    bb

    bt

    TEODOLIT , tampak pada lensa okuler dan

    rambu / mistar ukur

    ba = benang atas

    bt = benang tengah

    bb = benang bawahLensa Okuler

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    39/106

    Pengukuran jarak optis dengan Teodolit

    ba

    bb

    bt

    ba

    bb

    bt

    D

    ip

    D 100 (babb ) ?

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    40/106

    E D M - Electronic Distence Meter / Measurement

    D = .C . t

    C = Kecept. Cahaya

    t = Waktu yg diperlukan,

    pergi - pulang

    D

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    41/106

    TEODOLIT dan Prinsip penggunaannya

    Sb-1

    Sb-2

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    42/106

    Berbagai jenis Teodolit dan pembuatnya

    1. WILD / LEICA - T0, T1, T2, T3, T4

    - Total Station / Digital Teodolit

    2. Sokisha / SOKIA - Th16, Th02

    3. Topcon

    4. Nikon

    5. Zeiss

    6. Kern

    7. Breithaupt

    8. D L L

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    43/106

    SEBELUM MELAKUKAN PENGUKURAN

    DENGAN TEODOLIT

    Harus dipenuhi hal-hal sebagai berikut :

    1. Sumbu I harus benar-benar tegak

    2. Sumbu II harus benar-benar mendatar

    3. Garis bidik harus tegak-lurus sumbu II

    PENGUKURAN SUDUT MENDATAR / HORISONTAL

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    44/106

    PENGUKURAN SUDUT MENDATAR / HORISONTAL

    bki

    bka

    = bka - bki

    Perputaran teropong mengelilingi sumbu I (sumbu vertikal )

    Sb-I

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    45/106

    METODA PENGUKURAN SUDUT MENDATAR

    Untuk setiap sudut selalu dilakukan pengukuran dengan

    posisi Biasa ( B ) dan Luar biasa ( LB )

    Bila pengukuran pada posisi ( B ) = B

    Maka hasil bacaan ( LB ) akan = B + 180

    AB C

    D

    P

    1. REPETISI

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    46/106

    2. REITERASI

    AB

    C

    D

    Q

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    47/106

    3. SCHRIBER

    R

    AB

    C

    D

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    48/106

    PENGUKURAN SUDUT TEGAK - VERTKAL

    Perputaran teropong mengelilingi sumbu II - ( Sb. Horisontal )

    Bila pada posisi teropong mendatar, bacaan = 90 maka

    yang terbaca adalah sudut Zenith = z

    Bila pada posisi teropong mendatar, bacaan = 0 makayang terbaca adalah sudut tegak = h

    Z

    h

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    49/106

    PENGUKURAN BEDA TINGGI

    Alat Ukur Beda Tinggi

    1. Sipat Datar ( Waterpass )

    2. Teodolit ( Metoda Trigonometris )

    3. Barometer ( Metoda Barometris )

    4. GPS (Global Positioning Systems)

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    50/106

    ALAT UKUR SIPAT DATAR - WATERPASS

    Pada alat ukur ini, hanya ada sumbu-1 ( vertikal)

    Teropong mengelilingi sumbu ini

    PENGUKURAN BEDA TINGGI

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    51/106

    PENGUKURAN BEDA TINGGI

    a. Dengan Sipat Datar

    Alat diantara 2 rambu ukur

    Alat diluar 2 rambu ukur

    Alat diluar 2 rambu atau dgn Tinggi garis

    bidik ( Tgb )

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    52/106

    Pengukurun beda tinggi memanjang

    (Sering disebut dgn sipat datar memanjang)

    1h 2

    h3

    h4

    hA B

    Tinggi titik B = Tinggi A + ih

    a bc

    KETELITIAN PENGUKURAN SIPAT DATAR

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    53/106

    KETELITIAN PENGUKURAN SIPAT DATAR

    MEMANJANG

    A. Bila pengukuran dilakukan antara dua titik yang tidak diketahuitingginya, maka dikatakan

    Pengukuran tingkat 1 , bila pengukuran PP berbeda sebesar ( 2 Skm) mm

    Pengukuran tingkat 2 , bila pengukuran PP berbeda sebesar ( 3 Skm) mm

    Pengukuran tingkat 3 , bila pengukuran PP berbeda sebesar ( 6 Skm) mm

    B. Untuk pengukuran yang dilakukan yang diikat oleh 2 titik

    yang diketahui tingginya, maka,

    Pengukuran tingkat 1, bilahasilnya berbeda sebesar ( 2 2Skm ) mm

    Pengukuran tingkat 2, bila hasilnya berbeda sebesar ( 3 3Skm ) mm

    Pengukuran tingkat 3, bila hasilnya berbeda sebesar ( 6 6Skm ) mm

    Pengukuran beda tinggi Trigonometris

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    54/106

    h

    h = SabSin h

    h

    Pengukuran beda tinggi Trigonometrismenggunakan Teodolit dengan mengukursudut tegak h dan jarak Sab

    Jarak Sab biasanya diukurdengan memasang EDM diatas

    Teodolit

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    55/106

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    56/106

    Hasil gambar profil memanjang denganskala mendatar dan skala tegak tertentu

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    57/106

    B. Profil Melintang

    Pengukuran dilakukan melintang terhadap posisi

    profil memanjang.

    Cara pengukuran sama dengan pengukuran profil

    memanjang.

    A

    B

    1

    23

    4

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    58/106

    Global Positioning System

    G P S

    SATELIT NAVSTAR

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    59/106

    SATELIT NAVSTAR

    KONFIGURASI 24

    SATELIT MENGORBIT

    BUMI

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    60/106

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    61/106

    kelompok keilmuan geodesi fitb itb 2007

    Segmen Penyusun Sistem GPS

    Segmen penyusun GPS yaitu Segmen Satelit, Sistem Kontrol, dan Pengguna

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    62/106

    kelompok keilmuan geodesi fitb itb 2007

    Segmen Satelit

    Satelit GPS analoginya seperti stasiun radio di angkasa

    yang memancar pada 2 frekuensi sinyal

    Sistem ini dilengkapi dengan antena yang dapat

    menerima dan mengirim sinyal dalam spektrum L Band

    Dilengkapi dengan jam Atom dan solar panel di bagian

    sayapnya untuk energi bagi sistem satelit

    Satelit GPS diletakan dalam 6 orbit mendekati bentuklingkaran dengan tinggi dari permukaan bumi sekitar

    20200 km.

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    63/106

    kelompok keilmuan geodesi fitb itb 2007

    Segmen Satelit

    Orbit Satelit GPS mempunyai sudut inklinasi 55 derajat,

    serta periode orbit 12 jam.

    Dalam 1 orbit diletakkan 4 buah satelit yang disusun

    sedemikian rupa sehingga 4-10 satelit GPS selalu terlihat

    dimana saja dan kapan saja di batas horison di bumi ini.

    Jumlah nominal satelit sejak 1994 adalah 24 satelit.

    Kecepatan Satelit adalah 4 Km/detik.

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    64/106

    kelompok keilmuan geodesi fitb itb 2007kelompok keilmuan geodesi fitb itb 2007

    Segmen Sistem Kontrol

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    65/106

    modul 9 - 12

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    66/106

    kelompok keilmuan geodesi fitb itb 2007kelompok keilmuan geodesi fitb itb 2007

    Sinyal dan Data GPS

    Sumber : Hasanuddin .Z Abidin 1994

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    67/106

    modul 9 - 18

    P i i Pe e t Po i i de

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    68/106

    kelompok keilmuan geodesi fitb itb 2007kelompok keilmuan geodesi fitb itb 2007

    Prinsip Penentuan Posisi denganGPS

    modul 9 - 22

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    69/106

    kelompok keilmuan geodesi fitb itb 2007kelompok keilmuan geodesi fitb itb 2007

    Absolute Positioning

    *HANYA MEMERLUKAN 1 RECEIVER

    * BUKAN UNTUK MENENTUKAN POSISI

    SECARA TELITI (hanya 36 meter)

    * APLIKASI UTAMA : NAVIGASI

    Gambar deskr ipsi

    absolut positioning

    modul 9 - 23

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    70/106

    kelompok keilmuan geodesi fitb itb 2007kelompok keilmuan geodesi fitb itb 2007

    Differential Positioning

    * MINIMAL DIBUTUHKAN 2 RECEIVER

    * UNTUK MENENTUKAN POSISI SECARA TELITI ( sampai mm)

    Gambar deskr ipsi relati f

    (differential) positioning

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    71/106

    kelompok keilmuan geodesi fitb itb 2007kelompok keilmuan geodesi fitb itb 2007

    Aplikasi-Aplikasi Sistem GPS

    Aplikasi-aplikasi di bidang militer seperti navigasi

    pasukan, tracking, penuntun arah misil dan bom,

    penyelamatan (rescue) dan lain-lain.

    Aplikasi-aplikasi di bidang survey dan pemetaan (darat dan laut seperti)

    penentuan titik kontrol, tracking, ground control point, dan lain-lain.

    Aplikasi-aplikasi di bidang pertanahan seperti penentuan batas persil

    tanah, rekonstruksi persil tanah, penentuan lokasi tanah, dan lain-lain.

    Aplikasi-aplikasi di bidang geodesi, geodinamika, dan deformasi seperti

    pembangunan kerangka referensi global, pemantauan pergerakan lempeng,monitoring land subsidence, land slide, dan lain-lain

    Aplikasi-aplikasi di bidang Transportasi, seperti navigasi, VTS, ILS

    modul 9 - 29

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    72/106

    kelompok keilmuan geodesi fitb itb 2007kelompok keilmuan geodesi fitb itb 2007

    Aplikasi-Aplikasi Sistem GPS

    Aplikasi-aplikasi di bidang Pertanian dan perkebunan, seperti precise

    farming untuk penyiraman tumbuhan, penanaman bibit, dan lain-lain.

    Aplikasi-aplikasi di bidang Fotogrametri dan Remote Sensing, serta Sistem

    Informasi Geografis (GIS) seperti Ground Control Point, Ground Check,

    Positioning Objek, Mapping, dan lain-lain.

    Aplikasi-aplikasi di bidang Kelautan seperti pengamatan pasut lepas pantai

    (GPS Buouy), pengamatan posisi bawah laut, penentuan titik dan lajur

    pemeruman (batimetri), pengamatan arus laut, TEWS, dan lain-lain.

    Aplikasi-aplikasi di bidang studi Atmosfer seperti penentuan kandungan

    Uap Air di Troposfer, Total Electron Content (Jumlah elektron-elektron

    bebas), Ionosfer disturbance (precursor gempa), dan lain-lain

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    73/106

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    74/106

    GPS Navigasi di kapal

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    75/106

    GPS Navigasi di kapal

    BERBAGAI JENIS GPS TELITI

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    76/106

    BERBAGAI JENIS GPS TELITI

    PENENTUAN POSISI

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    77/106

    PENENTUAN POSISI

    PLANIMETRIS ( X,Y )

    1. PENGIKATAN KEMUKA ( Intersection )

    2. PENGIKATAN KEBELAKANG ( Resection )

    3. POLIGON ( Traverse )

    4. GPS ( Global Posit ion ing Systems )

    5. DLL

    PENGIKATAN KEMUKA ( Intersection )

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    78/106

    ( )

    Syarat utama :

    1. Diketahui minimal 2 titik Koordinat Planimetris (X,Y)

    2. Dilakukan pengukuran sudut mendatar ke arah titik

    yang akan ditentukan koordinatnya, dari kedua titik

    yang diketahui koordinatnya

    A

    B

    P

    Titik A dan B diketahuikoordinatnya.

    Sudut dan diukur

    Koordinat titik P

    dihitung

    PENGIKATAN KEBELAKANG ( Resection )

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    79/106

    Syarat Utama :

    1. Diketahui minimum Posisi 3 ( tiga ) titik ( koordinatnya )

    2. Dilakukan pengukuran sudut dari titik yang akan ditentukan

    koordinatnya , kearah titik-titik yang diketahui koordinatnya

    A

    B

    C

    Titik A , B DAN C diketahui

    koordinatnya

    Sudut dan diukur

    Koordinat titik P dihitung

    A. METODA COLLINS

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    80/106

    A. METODA COLLINS

    A

    B

    C

    D

    P

    B METODA CASSINI

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    81/106

    B. METODA CASSINI

    A

    B

    C

    NM

    P

    POLIGON ( Traverse )

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    82/106

    POLIGON ( Traverse )

    PADA PENENTUAN POSISI DENGAN CARA POLIGON,DILAKUKAN PENGUKURAN SUDUT DAN JARAK DI TIAP

    TITIK.

    ALAT YANG DIGUNAKAN ADALAH

    1. Alat ukur sudut ( Teodolit )2. Alat Ukur Jarak

    Harus diperhatikan, bila alat ukur sudut yang diguna

    kan merupakan Teodolit teliti, maka alat ukur jarak

    yang digunakan juga alat ukur jarak teliti.

    JENIS - JENIS POLIGON

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    83/106

    JENIS - JENIS POLIGONA. Poligon Terbuka

    B. Poligon Terikat

    C. Poligon Tertutup

    DASAR TEORI POLIGON

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    84/106

    X

    Y

    P

    Q

    R

    S

    1

    2

    3 4

    d1d2

    d3

    d4

    d5

    Semua sudut diukur : P ; 1 ; 2 ; 3 ; 4 ; dan R

    Semua jarak diukur : d1 ; d2 ; d3 ; d4 ; dan d5Semua azimuth/Arah dihitung

    Semua koordinat dihitung, termasuk koreksinya.

    HITUNGAN LUAS

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    85/106

    HITUNGAN LUAS

    1

    2

    3

    4

    X

    Y LUAS (1234) = L.Tr.(1221) + L.Ir.(2332)

    - L.Tr.(1441) L.Tr.(4334)

    1

    2

    3

    4

    Y1 Y2 Y3 Y4 Y1

    2 LUAS (1234) = ---- ---- ---- ---- ----

    X1 X2 X3 X4 X1

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    86/106

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    87/106

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    88/106

    Z

    h

    H

    MSL

    B. ALTIMETER

    KAMERA UDARA

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    89/106

    Magasin

    C o n e

    Lens Systems

    KAMERA UDARA

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    90/106

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    91/106

    SKALA FOTO dan SISTIM KOORDINAT FOTO

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    92/106

    Skala Foto adalah perbandingan antara jarak di foto dengan jarak

    yang bersangkutan di lapangan.

    HZ

    hMSL

    c

    a b

    abH = Zh

    Skala Foto = ab/ab

    ~ c/(Z-h)

    SISTIM KOORDINAT FOTO

    Si i K di f d l h i i k di C i

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    93/106

    Sistim Koordint foto adalah sistim koordinat Cartesian,

    dimana salib sumbu x an y saling tegak lurus, dengan

    Pusat koordinat di titik utama foto.

    x

    y

    Untuk mendapatkan

    koordin at lapangan,

    harus di lakukan hi tungan

    transform asi koord inat

    kon form, dar i sist im

    koo rd inat foto menjadi

    s ist im koord inat lapangan

    TRANSFORMASI KOORDINAT KONFORM 2 - DIMENSI

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    94/106

    KONFORM : Bentuk

    sebelum dan sesudah

    transformasi , SAMA

    1

    2

    Perubahan yang terjadi :

    1. Skala

    2. Pergeseran kearah x

    dan y

    3. Rotasi

    a

    x

    y

    Y

    TRANSFORMASI KOORDINAT KONFORM

    2 DIMENSI (x y) (X Y)

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    95/106

    X

    Y

    P

    Xp

    Yp

    Jika : x,y adalah sistim koord. Fotodan X,Y Sistim koord. Tanah.

    Tentukan Xp , Yp (, S, x, y)

    2DIMENSI , (x,y) (X,Y)

    X

    Y

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    96/106

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    97/106

    AERIAL PHOTOGRAPHY

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    98/106

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    99/106

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    100/106

    b. Anagliph Systems

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    101/106

    Pseudoscopic Vision

    AERIAL PHOTO INTERPRETATION

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    102/106

    Mendifinisikan dan mengukur suatu obyek tanpa

    mendekati atau menyinggung obyek tersebut

    7 ( Tujuh ) kunci interpretasi foto udara

    - Shape

    - Size

    - Shadow

    - Pattern

    - Tone

    - Texture

    - Topographic Location

    FLIGHT PLANNING

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    103/106

    2 ( dua ) ASPEK UTAMAA. Aspek Administrasi

    - Security clearence

    - Flight permit

    B. Aspek Teknis

    Out put ?

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    104/106

    Out put ?

    1.Peta Garis

    2.Peta Foto

    3.Skala Peta Akhir

    4.Untuk keperluan tertentu

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    105/106

    Penyuluhan Perencanaan

  • 8/10/2019 Dasar Dasar Pemetaan1

    106/106

    Signalization/Premarking

    Pengukuran GCP

    erial Photography

    ATInterpretasi Foto Udara

    Restitusi Stereo Restitusi Foto Tunggal

    Plotting Orthofotografi Rektifikasi

    Pembuatan mosaik