“Dana Liar”
date post
02-Feb-2017Category
Documents
view
226download
0
Embed Size (px)
Transcript of “Dana Liar”
Dana Liar
Konsekuensi Pembalakan Liar dan Korupsi di Sektor
Kehutanan Indonesia pada Hak Asasi Manusia
Copyright 2009 Human Rights Watch All rights reserved. Printed in the United States of America ISBN: 1-56432-572-5 Cover design by Rafael Jimenez Human Rights Watch 350 Fifth Avenue, 34th floor New York, NY 10118-3299 USA Tel: +1 212 290 4700, Fax: +1 212 736 1300 [email protected] Poststrae 4-5 10178 Berlin, Germany Tel: +49 30 2593 06-10, Fax: +49 30 2593 0629 [email protected] Avenue des Gaulois, 7 1040 Brussels, Belgium Tel: + 32 (2) 732 2009, Fax: + 32 (2) 732 0471 [email protected] 64-66 Rue de Lausanne 1202 Geneva, Switzerland Tel: +41 22 738 0481, Fax: +41 22 738 1791 [email protected] 2-12 Pentonville Road, 2nd Floor London N1 9HF, UK Tel: +44 20 7713 1995, Fax: +44 20 7713 1800 [email protected] 27 Rue de Lisbonne 75008 Paris, France Tel: +33 (1)43 59 55 35, Fax: +33 (1) 43 59 55 22 [email protected] 1630 Connecticut Avenue, N.W., Suite 500 Washington, DC 20009 USA Tel: +1 202 612 4321, Fax: +1 202 612 4333 [email protected] Web Site Address: http://www.hrw.org
Desember 2009 1-56432-572-5
Dana Liar Konsekuensi Pembalakan Liar dan Korupsi di Sektor Kehutanan
Indonesia pada Hak Asasi Manusia
Ringkasan ................................................................................................................................... 1
Metodologi ................................................................................................................................. 7
Rekomendasi ............................................................................................................................. 8
Untuk pemerintah Indonesia ................................................................................................. 8
Untuk Mitra Dagang Utama Indonesia, termasuk China, Jepang, Malaysia, Korea Selatan,
Amerika Serikat dan Uni Eropa ............................................................................................ 10
Untuk Donor Internasional termasuk Bank Dunia, Australia, Uni Eropa dan Amerika Serikat 10
I. Latar Belakang: Tinjauan Singkat Sektor Kehutanan Indonesia ...............................................11
Desentralisasi Pengawasan Hutan ...................................................................................... 13
II. Hilangnya Kayu Indonesia ..................................................................................................... 16
Analisis Selisih Kayu ........................................................................................................... 17
III. Menguapnya Pendapatan Indonesia Atas Kayu .................................................................... 21
Kalimantan Barat: Provinsi Kaya Hutan, Miskin Pendapatan ................................................ 25
IV. Anatomi Korupsi pada Sektor Kehutanan ............................................................................ 28
Korupsi di Instansi Kehutanan ............................................................................................. 28
Korupsi dalam Penegakan Hukum ....................................................................................... 31
Korupsi di Peradilan ............................................................................................................ 32
Sebuah Operasi Penertiban Pembalakan Liar di Kalimantan Barat ....................................... 33
V. Upaya Reformasi Kehutanan dan Pemberantasan Korupsi Saat Ini ....................................... 35
Komisi Pemberantasan Korupsi: Kemajuan dan Ancaman ................................................... 36
VI. Dampak Pada Hak Asasi Manusia ......................................................................................... 44
Kegagalan Peradilan ........................................................................................................... 44
Kesalahan Menteri Dalam Melakukan Interpretasi Atas Undang-Undang Kehutanan Berakibat
Lolosnya Pembalak Liar Dari Cengkeraman Hukum ............................................................. 49
Kegagalan Transparansi ...................................................................................................... 52
Dana untuk Layanan Kesehatan Dasar Mengalir ke Kantong Pembalak Liar dan Pejabat Korup .. 60
Kalimantan Barat: Industri Kehutanan Melimpah Tapi Kekurangan Dana Kesehatan ........... 66
Hak atas Kesehatan Menurut Hukum Internasional ............................................................ 68
Kesetaraan Akses ................................................................................................................ 70
Hak Perempuan atas Kesehatan .......................................................................................... 71
VII. Konsekuensi Internasional .................................................................................................. 73
Penegakan Peraturan Perbankan dan Mendapatkan Kembali Hasil Korupsi ......................... 73
Undang-Undang Lacey di Amerika Serikat ........................................................................... 75
Kesepakatan Kemitraan Sukarela dengan Uni Eropa ............................................................ 76
Pasar Penyeimbang Karbon ................................................................................................. 78
VIII. Lampiran: Metodologi Penghitungan Kerugian Pendapatan Kayu ...................................... 81
Royalti dan Dana Reboisasi ................................................................................................. 81
Harga Transfer ..................................................................................................................... 83
IX. Ucapan Terima Kasih............................................................................................................ 85
1 Human Rights Watch | Desember 2009
Ringkasan
Sebagai negara yang memiliki salah satu sisa wilayah hutan terbesar di dunia, Indonesia
juga merupakan salah satu negara yang mengalami laju penggundulan hutan tercepat dari
semua negara yang mempunyai hutan. Dalam tahun 2007, nilai ekspor sektor perkayuan
Indonesia tercatat sebesar 6,6 milyar dolar Amerika yang menempatkan posisi Indonesia
nomor dua setelah Brazil serta 2 milyar dolar lebih besar dibandingkan nilai ekspor
gabungan dari negara-negara Afrika dan Amerika Tengah. Namun dalam beberapa tahun
terakhir, hampir setengah dari seluruh kayu bulat di Indonesia ditebang secara liar. Pada
akhirnya hal ini menimbulkan dampak kerugian secara luas terhadap kesejahteraan
masyarakat serta perekonomian negara.
Dalam laporan ini Human Rights Watch akan memaparkan kerugian-kerugian tersebut serta
dampak yang ditimbulkan terhadap hak asasi manusia (HAM). Dengan menggunakan
metodologi industri yang telah dibakukan, kami memperkirakan bahwa pada tahun
2006, pemerintah Indonesia telah kehilangan 2 milyar dolar Amerika pertahun akibat
pembalakan liar, korupsi dan salahkelola. Jumlah tersebut berasal dari pajak dan royalty
yang tidak dapat dipungut terhadap kayu ilegal, defisit akibat subsidi siluman yang
diberikan secara besar-besaran kepada industri kehutanan (termasuk penerapan pajak yang
didasari oleh manipulasi harga pasar dan nilai tukar mata uang sehingga lebih rendah dari
harga riil) dan kerugian akibat penghindaran pajak oleh para eksportir yang melakukan
rekayasa harga transfer. Ringkasan dari temuan kami tergambar pada gambar berikut:
Gambar ringkasan (a):
dana liar 2
Walaupun jumlah kehilangan diatas terlihat sangat besar, perhitungan kami masih belum
mencakup kehilangan akibat penyelundupan, perilaku penghindaran pajak lainnya seperti
pajak pendapatan serta pungutan yang tidak dilakukan atas kayu legal yang telah
diperhitungkan pajaknya. Lebih dari itu, perhitungan kehilangan dari kegiatan pembalakan
liar juga belum mencakup sejumlah besar industri penggergajian kayu, dimana
penggergajian yang memiliki kapasitas produksi kurang dari 6.000 meter kubik pertahun
tidak diwajibkan melapor konsumsi kayu mereka ke Departemen Kehutanan (Dephut).
Kehilangan pendapatan pemerintah dan salahkelola sektor kehutanan memiliki
konsekuensi domestik yang sangat luas. Hal ini telah terdokumentasi dengan baik dimana
perilaku korupsi dan salahkelola telah memberikan dampak yang sangat merusak terhadap
hutan alamiah yang sudah sangat terbatas serta mata pencarian penduduk miskin
pedesaan yang menggantungkan kehidupannya terhadap hutan-hutan tersebut.
Dalam laporan ini, kami mendokumentasikan akibat kerusakan yang sering terabaikan yaitu
efek limpahan korupsi yang sangat buruk pada tata kelola dan HAM. Para oknum penyebab
kerugian tersebut jarang dituntut pertanggungjawabannya karena sebagian dari aparat
penegak hukum dan pejabat pengadilan juga terbebat dalam kepentingan pembalak liar.
Pembiaran ini jelas mencederai rasa hormat terhadap HAM. Hal tersebut ditambah oleh
ketidakmampuan warga negara untuk meminta pertanggungjawaban pemerintah karena
kurangnya akses terhadap informasi publik.
Lebih dari itu, hilangnya kesempatan disebabkan pendapatan yang menguap sungguh
sangat besar: kucuran